• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Caring Perawat dalam Merawat Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Caring Perawat dalam Merawat Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan sosial ekonomi yang cepat dan situasi sosial politik yang tidak

menentu menyebabkan semakin meningkatnya gangguan jiwa. Penduduk yang

mengalami permasalahan dan tekanan hidup bisa menjadi stress berat dan

lama-kelamaan terganggu jiwanya. Sebagai akibatnya, muncul gejala skizofrenia dimana

jiwa dari individu menjadi terpecah antara pikiran dan kemauan.Skizofrenia masih

menjadi permasalahan kesehatan yang cukup banyak di jumpai dalam bidang

kesehatan jiwa.Skizofrenia termasuk penyakit psikosis dengan cirinya berupa

kekacauan dalam pikiran dan kepribadian yakni adanya fantasi, regresi, halusinasi,

delusi, dan penarikan diri dari lingkungan (Semiun, 2006).Biasanya pasien

skizofrenia mengalami penurunan kemampuan fungsional sehingga cenderung

memerlukan bantuan dan pertolongan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

(Saddock & Saddock, 2007).

World Health Organization (2015) telah memperkirakan jumlah penderita gangguan mental skizofrenia di Amerika 14.8 orang per 100.000 penduduk, di Afrika

1.7 orang per 100.000 penduduk, dan di Asia Tenggara 5.3 orang per 100.000. Di

Indonesia, prevalensi skizofrenia 0,3 - 1%. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200

juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta diantaranya menderita skizofrenia (Yosep,

(2)

Indonesia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang. Di Sumatera

Utara sendiri terdapat 3 orang per 1000 yang mengalami ganguan jiwa dan 50%

adalah akibat dari kehilangan pekerjaan, dengan demikian dari 32.952.040 penduduk

Sumatera Utara terdapat sekitar 98.856 orang yang mengalami gangguan jiwa (Riset

Kesehatan Dasar, 2013). Berdasarkan data rekam medik di Rumah Sakit Jiwa

Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu tahun 2015 di ruang rawat inap terdapat 2.174 orang

penderita skizofrenia (98,2%) dari 2.214 penderita gangguan jiwa dan tahun 2015

kunjungan rawat inap terdapat 11.336 orang penderita skizofrenia (81,6%) dari

13,899 pasien gangguan jiwa, di tahun 2016 yaitu dari bulan Januari sampai April

kunjungan rawat jalan terdapat 3.653 orang penderita skizofrenia (83,6%) dari 4.371

pasien gangguan jiwa.

Pasien skizofrenia sulit melakukan aktifitas sehari-hari.Perawatan yang

dilakukan pasien skizofrenia terdiri dari makan, mandi, dan toileting (Trihardani,

2009). Perawatan untuk pasien skizofrenia juga dapat diberikan berupa terapi. Salah

satunya adalah terapi psikososial. Terapi psikososial tersebut digunakan agar pasien

mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitar, mampu merawat diri dan tidak

tergantung pada orang lain. Sedangkan pada gangguan jiwa skizofrenia yang berulang

kali kambuh dan yang kronis selain diberi terapi psikososial juga diperlukan program

rehabilitas (Hawari, 2007). Program rehabilitas yang diberikan seperti, ketrampilan

belajar, ketrampilan bekerja, dan olahraga bersama.Program rehabilitas ini diberikan

supaya meningkatkan kemampuan dasar seperti, Activities of Daily Living (ADL)

(3)

Banyaknya jumlah penderita skizofrenia, maka peran perawat sangat

dibutuhkan.Peran perawat dibutuhkan dalam menentukan pelayanan kesehatan yang

optimal bagi penderita skizofrenia.Pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, salah satunya adalah pelayanan keperawatan.Salah satu bentuk pelayanan

keperawatan adalah perilaku caring perawat.Perilaku caring perawat ini merupakan inti dalam keperawatan (Anjaswarni, 2002).Perawat perlu memiliki kemampuan

untuk berhubungan terutama dengan klien dan keluarga untuk melaksanakan

pelayanan kesehatan yang optimal (Copel, L.C. 2007). Perilaku yang baik dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan akan lebih dituntut lagi apabila seorang perawat

tersebut berhadapan langsung dengan seorang yang mengalami gangguan jiwa

khususnya skizofrenia.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Simarmata (2010) Hasil penelitian

menunjukkan bahwa 58,3% responden menunjukkan perilaku caring yang cukup, dan

41,7% responden memperlihatkan perilaku caring yang baik dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provsu Medan. Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan harus lebih

memperhatikan pentingnya perilaku caring yang mengindikasikan kesepuluh faktor

karatif dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien untuk tercapainya

pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu.

Penelitian lain juga yang dilakukan Rahmad (2013) perilaku caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (52,9%), cukup

(4)

puas(65,5%), sangat puas (13,2%), tidak puas (20,6%), dan tidak puas (0,7%).

Semakin baik perilaku caring perawat maka akan semakin tinggi pula tingkat

kepuasan pasien.

Penelitian lain juga dilakukan Aedil (2013) hasil penelitian menunjukkan

bahwa tindakan petugas kesehatan dalam menciptakan suasana aman bagi pasien

skizofrenia dilakukan dengan cara pendekatan, pemindahan pasien ke ruangan lain,

pemberian obat dan juga tindakan fiksasi (pengikatan). Komunikasi terapeutik juga

diterapkan oleh perawat dengan berbagai macam cara, seperti pendekatan kepada

pasien dan memfiksasi pasien skizofrenia yang berperilaku kekerasan sambil

melakukan pendekatan. Perawat juga tetap membantu pasien untuk menjaga

kebersihan diri dan tetap melakukan pengawasan kepada pasien, namun karena

minimnya jumlah tenaga perawat dan terbatasnya fasilitas maka tindakan perawatan

tersebut tidak dapat dilakukan dengan maksimal.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa perawat memiliki peranan

yang sangat penting dalam menentukan tercapainya pelayanan kesehatan yang

optimal bagi penderita skizofrenia .Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya hal

tersebut dibutuhkan kemampuan perawat dengan klien dan keluarga, kemampuan

tersebut berupa perilaku caring perawat.Maka perlu dilakukan penelitian tentang

(5)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang menjadi pusat

perhatian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana

perilaku caring perawat dalam merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi perilaku caringperawat dalam

merawat pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian di

pendidikan untuk pengembangan ilmu perilaku caring perawat dalam

memberikan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.

1.4.2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Manfaat dari penelitian ini bagi praktik keperawatan diharapkan agar perawat

yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Muh.Ildrem Provsu dapat

menerapkan perilaku caring, dimana terbinanya hubungan teraupetik antara

perawat dengan pasien.

1.4.3. Bagi Penelitian Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan terhadap penelitian selanjutnya

yang berkaitan dengan perilaku caring yang baik dalam merawat pasien

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui profil motor ability pada peserta didik kelas V SDN 10 Trans Sejadis Kecamatan Ledo Kapupaten Bengkayang maka implikasi

[r]

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk menjual saham

Sistem informasi akuntansi usaha dagang merupakan aplikasi yang melakukan pencatatan transaksi jurnal khusus maupun jurnal umum perusahaan dagang sehingga dapat

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok

Pulau Sembilan merupakan satu diantara 17 Pulau yang terdapat di wilayah Pantai Timur Sumatera Utara.Hampir sepanjang pantai di Pulau Sembilan di tumbuhi oleh Mangrove.Pulau

 guru memberikan kesempatan pada siswa lain, apabila ada siswa yang mempunyai pemikiran yang beda antara siswa satu dengan siswa yang telah menyampaikan pendapatnya tadi..  guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Hutan Mangrove Pulau Sembilan terdapat 12 jenis burung yang terdiri dari 6 famili dengan jumlah individu sebanyak 132 individu dengan