ABSTRAK didirikan di Bojonegara, Banten. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, daerah pemasaran, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.
Pabrik direncanakan memproduksi T-Butyl Alcohol sebanyak 50.000 ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah Isobutene sebanyak 6.702,21 kg/jam dan Water sebanyak 14.120 kg/jam.
Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik T-Butyl Alcohol berupa pengadaan air, pengadaan steam, pengadaan listrik, kebutuhan bahan bakar, dan pengadaan air pendingin.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur organisasi line dan staff dengan jumlah karyawan sebanyak 132 orang.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 334.994.663.024 Working Capital Investment (WCI) = Rp 59.116.705.240
ABSTRACT
MANUFACTURE OF T-BUTYL ALCOHOL FROM ISOBUTENE AND WATER
CAPACITY OF 50.000 TONS / YEAR By
MELANIA YUSMINA CITRAWATI
Factory which is made by raw material isobutene and water, will be erected on Bojonegara, Banten. The factory was established by considering the availability of raw materials, marketing area, transportation facilities, readily available labor and environmental conditions.
The factory is planned to produce t-butyl alcohol of 50.000 tons / year, with operating time of 24 hours / day, 330 days / year. The raw materials used are much isobutene 6.702,21 kg/hrand water as much as 14.120 kg/hr.
Provision of utility plant needs t-butyl alcohol the provision of water, provision of steam, electricity supply, fuel requirements, and procurement of air cooling water.
The form is a Limited Liability company (PT) using a line and staff organizational structure and employs as many as 132 people.
From the economic analysis is obtained:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 334.994.663.024
PRARANCANGAN PABRIK
T-Butyl Alcohol
dari
ISOBUTENE
dan
Water
KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN
(Tugas khusus prarancangan Rektor (R-201)
Oleh
Melania Yusmina Citrawati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik
pada
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sleman, Yogyakarta pada tanggal 7
Desember 1989, sebagai putri pertama dari dua bersaudara
dari Pius Suwarsono dan Firmina Wirastuti.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 2
Pagelaran pada tahun 2002, SMP Xaverius Pagelaran pada
tahun 2005 dan SMAN 1 Pringsewu pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis
terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung melalui
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT. Semen Baturaja (Persero) pada tahun
2012. Pada tahun 2012 penulis menyelesaikan penelitiannya tentang bioplastik, dengan judul “Pengaruh Kecepatan Pengadukan dan Formulasi Pati Sorgum -
Kitosan terhadap Sifat Fisik dan Mekanik dalam Pembuatan Bioplastik” dan
dipublikasikan di Seminar Nasional AVoER UNSRI Fakultas Teknik, tahun 2012
dengan ISBN: 979-587-440-3.
Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah menjabat sebagai Anggota
Departemen Hubungan Luar Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia
(HIMATEMIA) pada Periode Kepengurusan 2009/2010 dan anggota Departemen
Kerohanian Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEMIA) Universitas
dan Bakat Forum Komunikasi Mahasiswa Kristiani Fakultas Teknik (FKMK-FT)
Periode Kepengurusan 2009/2010.
Selama menjadi mahasiswa penulis juga mengikuti beberapa pelatihan seperti
_Melania Yusmina Citrawati_
Persembahan
Sebuah Karya Hasil Perjuanganku…
Kupersembahkan dengan penuh bangga untuk Tuhanku
dan pertolonganNya yang luar biasa, juga untuk kedua
orang tua dan adik ku yang telah berjuang
bersamaku…
Juga untuk keluarga, dosen-dosen dan teman-teman yang
telah membantu…
Terimakasih atas dukungan dan doa nya selama ini
untuk keberhasilanku…
Dan tak lupa kupersembahkan kepada
MOTTO
“Jangan berfokus pada
kekuranganmu tetapi
lebih fokuslah pada
kelebihanmu”
“Jangan berfokus pada
hambatan dan masalahmu
tetapi fokuslah pada
apa yang bisa kau
lakukan”
“Apapun yang kamu
kerjakan, kerjakanlah
SANWACANA
Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas pertolongan,
rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir dengan judul “Prarancangan Pabrik T-Butyl Alcohol dari
Isobutene dan Water, Kapasitas 50.000 ton/tahun” ini disusun guna memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik pada jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
Selama penyusunan laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Prof.Drs.Suharno, MSc., Ph.D. selaku Dekan Teknik Unila;
2. Bapak Ir, Azhar, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia;
3. Ibu Yuli Darni, S.T., M.T., selaku Pembimbing Pertama juga selaku Dosen
Pembimbing Akademik, yang telah memberikan ilmu, bimbingan, saran, kritik
4. Bapak Taharuddin, S.T., M.T., selaku Pembimbing Kedua, atas segudang ilmu,
waktu dan bimbingannya selama kuliah khususnyaselama penulisan Tugas Akhir
ini. Semoga Bapak dan keluarga bahagia selalu.
5. Bapak Darmansyah, S.T., M.T., selaku Penguji Pertama pada ujian Tugas Akhir
yang telah memberikan saran, kritik dan waktunya dalam perbaikan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Elida Purba S.T.,M.Sc., selaku Penguji kedua pada ujian Tugas Akhir
yang telah memberikan saran, kritik dan waktunya dalam perbaikan skripsi ini.
Tuhan memberkati Ibu dan keluarga.
7. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan bekal
masa depan yang akan selalubermanfaat.
8. Orang tua dan keluarga atas dukungan doa, nasehat dan semangatnya selama ini.
9. Mba’ Mutiara Dzikro selaku rekan dan sahabat seperjuangan saat suka dan duka
selama penyusunan Tugas Akhir yang telah banyak bekerja sama, memberikan
masukan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Teman-teman angkatan Santika (yang selalu setia, meskipun jauh tapi dukungan
dan semangatnya gak pernah putus), Yuli, Eva, Adel, Nina, Ipeh, Lisa, Wirna,
Ayi, Oky, Nofra, Reo, Dedi, Rizka, Eca, Fuzie, Ella, Anis, Dani, Niar, Arjun,
Adon, Irawan, Kriz, Alex, Hendro, Rido, Ajid, Harry. Serta adik tingkat Dery,
Tosty, Nuel, Mumu, Vian, Mega, Rizka dan teman-teman lainnya terimakasih atas
bantuan dan semangatnya selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini dan
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 15 Desember 2014
Penulis
i A. Latar Belakang Pendirian Pabrik ... 1
B. Kegunaan Produk ... 2
C. Kapasitas Rancangan ... 3
1. Kebutuhan Pasar ... 4
a. Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Indonesia ... 4
b. Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Thailand ... 6
c. Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Malaysia ... 7
2. Ketersediaan Bahan Baku ... 8
3. Kapasitas Minimum Pabrik ... 8
D. Harga Bahan Baku dan Produk ... 9
E. Lokasi Pabrik ... 9
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Macam-macam Proses ... 11
1T-Butyl Alcohol dengan Menggunakan Katalis Asam Sulfat ... 11
2T-Butyl Alcohol dengan Menggunakan Katalis Styrene Divinyl Benzene 12 B. Perbandingan Proses ... 12
1. Perhitungan Ekonomi Kasar ... 12
2. Kelayakan Teknis ... 16
C. Uraian Proses ... 21
III.SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK A. Bahan Baku ... 24
ii
C. Katalis ... 30
IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI A. Neraca Massa ... 31
B. Neraca Energi ... 35
V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses ... 39
B. Peralatan Utilitas ... 49
VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Pendukung Proses ... 73
B. Pengolahan Limbah ... 86
C.Laboratorium ... 87
D.Instrumentasi dan Pengendalian Proses ... 91
VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik ... 93
B. Tata Letak Pabrik ... 95
C. Prakiraan Area Lingkungan ...97
VIII.SISTEM MANAJEMEN DAN OPERASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan ... 101
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 104
C. Tugas dan Wewenang... 106
D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian ... 109
E. Pembagian Jam Kerja Karyawan ... 110
F. Jumlah Tenaga Kerja ... 112
G. Kesejahteraan Karyawan ... 115
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI A. Investasi ... 124
B. Evaluasi Ekonomi ... 127
C. Angsuran Pinjaman ... 129
D. Discounted Cash Flow ... 129
X. KESIMPULAN DAN SARAN ... 131 DAFTAR PUSTAKA
iii
1.4. Perusahaan yang Memproduksi T-Butyl Alcohol ... 8
1.5. Harga Bahan Baku dan Produk ... 9
2.1. Harga Bahan Baku, Katalis, dan Produk ... 12
2.2. Data Konstanta A, B, C, D untuk Cp cair dalam kj/kmol ... 17
2.3. Data Energi Pembentukan Standart ... 17
2.4. Data Energi Bebas Gibbs Standar ... 18
2.5. Energi Gibbs dan Entalpy Reaksi Pembentukan T-Butyl Alcohol ... 19
2.6. Perbandingan Proses Produksi T-Butyl Alcohol ... 20
3.1. Komposisi Raffinate C4Hydrocarbon (Major Isobutene) ... 24
iv
4.14. Neraca Energi DC-302 ... 37
4.15. Neraca Energi CO-401 ... 37
4.16. Perbandingan Beban Panas ... 38
4.17. Perbandingan Biaya Beban Panas ... 38
5.1. Spesifikasi Tangki Raffinate C4Hydrcarbon (ST-101) ... 39
5.2. Spesifikasi Tangki T-Butyl Alcohol (ST-401) ... 40
5.3. Spesifikasi Pompa Proses (P-101) ... 40
5.4. Spesifikasi Pompa Proses (P-102) ... 41
5.5. Spesifikasi Heater (HE-101) ... 41
5.6. Spesifikasi Heater (HE-102) ... 42
5.7. Spesifikasi Reactor (RE-201) ... 43
5.8. Spesifikasi Distillation Column (DC-301) ... 43
5.9. Spesifikasi Distillation Column (DC-302) ... 44
5.10. Spesifikasi Condensor (CD-301) ... 44
5.17. Spesifikasi Bak Sedimentasi (BS-401) ... 48
5.18. Spesifikasi Bak Penggumpal (BP-401) ... 48
5.19. Spesifikasi Clarifier (CF-401) ... 49
5.20. Spesifikasi Sand Filter (SF-401) ... 49
5.21. Spesifikasi Cooling Tower (CT-401) ... 49
5.22. Spesifikasi Cation Exchanger (CE-401) ... 50
5.23. Spesifikasi Anion Exchanger (AE-401) ... 51
5.24. Spesifikasi Deaerator (DA-401) ... 51
5.25. Spesifikasi Tangki Air Filter (TP-401) ... 52
5.26. Spesifikasi Tangki Air Demin (TP-402) ... 53
5.27. Spesifikasi Tangki Alum (TI-403).. ... 53
v
5.29. Spesifikasi Tangki Klorin (TI-405) …... 55
5.28. Spesifikasi Tangki Dispersant (TI-406) ... 55
5.29. Spesifikasi Tangki Inhibitor(TI-407) ...…………... 56
5.30. Spesifikasi Tangki Asam Sulfat (TI-408) ... 57
5.31. Spesifikasi Tangki Hydrazine (TI-409) ... 57
5.32. Spesifikasi Generator (G-501) ... 58
5.33. Spesifikasi Boiler (SG-501) ... 58
5.34. Spesifikasi Boiler (SG-502) ... 58
5.35. Spesifikasi Compressor (CP-401) ... 59
5.36. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-401) ... 59
5.37. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-402) ... 60
5.38. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-403) ... 60
5.39. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-404) ... 61
5.40. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-405) ……... 61
5.41. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-406) ... 62
5.42. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-407) ... 63
5.43. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-408) ... 63
5.44. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-409) ... 64
5.45. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-410) ... 64
5.46. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-411) ... 65
5.47. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-412) ... 66
5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-413) ... 66
5.49. Spesifikasi Pompa Injeksi (PI-401) ... 67
5.50. Spesifikasi Pompa Injeksi (PI-402) ... 67
5.51. Spesifikasi Pompa Injeksi (PI-403) ... 68
5.52. Spesifikasi Pompa Injeksi (PI-404) ... 69
5.53. Spesifikasi Pompa Injeksi (PI-405) ... 69
5.54. Spesifikasi Pompa Injeksi (PI-406) ... 70
5.55. Spesifikasi Pompa Injeksi (PI-407) ... 70
6.1. Peralatan yang Membutuhkan Air Pendingin ... 75
6.2. Kebutuhan Air Sungai Pabrik ... 79
vi
6.4. Pengendalian Variabel Utaman ... 91
7.1. Perincian Luas Area Pabrik T-Butyl Alcohol ... 96
8.1. Jadwal Kerja Masing-masing Regu ……... 111
8.2. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat ... 112
8.3. Penggolongan Jumlah Tenaga Kerja ……... 113
9.1. Fixed Capital Investment ... 125
9.2. Manufacturing Cost ... 126
9.3. General Expenses ... 127
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
6.1.Cooling Tower………... 78
6.2. Diagram Cooling Tower System ... 79
7.1.Peta Lokasi Pabrik ... 98
7.2.Tata Letak Alat Proses ... 99
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia semakin mengalami peningkatan.
Pemerintah telah melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik fisik dan
non-fisik. Salah satu wujud pembangunan itu adalah pembangunan industri di
Indonesia. Peningkatan pembangunan pada sektor ini diharapkan dapat
memberikan devisa bagi negara, menambah lapangan pekerjaan dan
mengurangi ketergantungan terhadap produk negara lain.
Industri kimia belakangan ini terus berkembang secara terintegrasi.
Perkembangan industri hilir dan juga industri bahan setengah jadi yang pesat
selama ini, merupakan pendorong dibangunnya industri-industri hulu. Dengan
kata lain, kebutuhan bahan baku atau penyedia bahan baku dalam sektor
industri saling terkait. Oleh karena itu, pembangunan industri kimia haruslah
seimbang antara industri hulu yang merupakan penyedia bahan baku, dengan
2
Sehubungan dengan hal di atas maka dibuatlah suatu prarancangan pabrik
pembuatan T-Butyl Alcohol. Sampai saat ini T-Butyl Alcohol belum diproduksi di Indonesia, sehingga semua kebutuhan di dalam negeri masih harus diimpor.
Meskipun dengan volume yang tidak terlalu besar, namun selama periode
2008–2012 impornya cenderung mengalami peningkatan (BPS, 2013). Maka di
Indonesia perlu didirikan pabrik T-Butyl Alcohol diharapkan nantinya dapat memasarkan produk-produk dari bahan baku T-Butyl Alcohol dengan harga yang lebih murah, sekaligus dapat mempertahankan pasar dalam negeri serta
dapat melakukan diversifikasi produk yang bernilai ekonomi lebih tinggi untuk
memperbaiki perekonomian dan menambah pendapatan bangsa. Pendirian
pabrik ini juga akan banyak menyerap tenaga kerja sehingga akan mengurangi
jumlah pengangguran yang ada di Indonesia dan akan membawa dampak yang
positif dari segi sosial, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
T-Butyl Alcohol merupakan salah satu dari empat isomer Butanol yang dikenal juga dengan nama T-Butyl Alcohol, 2-Methyl-2-Propanol, Trimethyl Carbinol, sering disingkat dengan nama TBA dan memiliki rumus molekul C4H9OH
(Kirk-Othmer, 1997).
B.Kegunaan Produk
3
a. Solvent dalam pembuatan cat
Pada pembutan cat, T-Butyl Alcohol berperan melarutkan atau mendispersi komponen-komponen pembentuk film. T-Butyl Alcohol dipakai sebagai latent solvent pada cat jenis Nitro Cellulose. Pabrik cat yang meproduksi cat jenis Nitro Cellulose yaitu PT. Propane Raya (Tangerang), PT. Gajah Maju Jaya (Tangerang) (Susyanto, Hery, 2014).
b. Penghilang cat (thinner)
T-Butyl Alcohol merupakan salah satu campuran pada thinner yang dipakai untuk melarutkan resin dalam cat atau mengencerkan cat (Susyanto, Hery,
2014).
c. Denaturan untuk etanol
d. Pelarut non reaktif untuk reaksi kimia
e. Digunakan dalam pembuatan parfum untuk menghilangkan air
f. Penggerak oktan pada bensin tanpa timbal
C.Kapasitas Rancangan
Kapasitas produksi pabrik akan mempengaruhi perhitungan teknis maupun
ekonomis dalam perancangan pabrik. Semakin besar kapasitas produksi maka
kemungkinan keuntungan juga akan semakin besar. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan kapasitas produksi antara lain :
1. Kebutuhan pasar
2. Ketersediaan bahan baku
4
1. Kebutuhan Pasar
Analisis pasar dilakukan berdasarkan kebutuhan T-Butyl Alcohol di Indonesia, Thailand dan Malaysia. Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Indonesia selama ini terus mengalami peningkatan. Pemenuhan kebutuhan T-Butyl Alcohol dalam negeri sampai saat ini dengan melakukan impor dari negara Cina. Hal ini
dikarenakan tidak ada produsen T-Butyl Alcohol di Indonesia.
a. Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Indonesia
Tabel 1.1 Data Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Indonesia
Tahun Kebutuhan (Ton)
Grafik 1.1. impor T-Butyl Alcohol di Indonesia
y = 2287.x + 7921.
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
5
Keterangan :
Pada Grafik 1.1, sumbu-x merupakan tahun ke-n
Tahun 2006 = Tahun ke-1
Tahun 2007 = Tahun ke-2
Tahun 2008 = Tahun ke-3
dan seterusnya sampai Tahun 2018 = Tahun ke-13
Untuk menghitung kebutuhan impor tahun berikutnya maka menggunakan persamaan garis lurus :
y = ax + b
Keterangan : y = kebutuhan impor T-Butyl Alcohol ton/tahun
x = tahun ke-
b = intercept
a = gradien garis miring
Diperoleh persamaan garis lurus: y = 2287x + 7921 (ton/tahun)
Dari persamaan di atas diketahui bahwa kebutuhan Impor T-Butyl Alcohol di Indonesia pada tahun 2018 adalah :
y = 2287x + 7921
6
b. Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Thailand Tabel 1.2 Data T-Butyl Alcohol di Thailand
Tahun Kebutuhan (Ton)
Grafik 1.2.Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Thailand Diperoleh persamaan garis lurus :
y = 442.7x2 - 1045x + 4349 (ton/tahun)
Berdasarkan pada perhitungan seperti perhitungan kebutuhan T-Butyl Alcohol di Indonesia, maka dapat diprediksi kebutuhan T-Butyl Alcohol di Thailand pada tahun 2018 ( 31.497 ton) adalah sebesar 30.000 ton.
y = 442.7x2- 1045x + 4349
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
K
7
c. Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Malaysia
Tabel 1.3 Data Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Malaysia
Tahun Kebutuhan (Ton)
Grafik 1.3.Kebutuhan T-Butyl Alcohol di Malaysia
Diperoleh persamaan garis lurus :
y = -1622.x2 + 15761x + 13510 (ton/tahun)
Berdasarkan pada perhitungan seperti perhitungan kebutuhan T-Butyl Alcohol di Indonesia, maka dapat diprediksi kebutuhan T-Butyl Alcohol di Malaysia pada tahun 2018 (69.154 ton) adalah sebesar 60.000 ton.
y = -1622.x2+ 15761x + 13510
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
K
8
2. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada pabrik ini yaitu :
a. Isobutene dalam bentuk Raffinate Hidrokarbon C4 (major isobutene) diperoleh dari PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk, yang terletak di
Cilegon, Banten. Kapasitas produksi Raffinate Hidrokarbon C4 (major
isobutene) sebesar 90.000 ton/tahun.
b. Air diperoleh dari sungai yang dekat pendirian pabrik ini yaitu Sungai
Ciujung.
3. Kapasitas minimum pabrik
Selain meninjau kebutuhan dalam negeri, penentuan kapasitas pabrik juga
meninjau pabrik-pabrik di dunia yang memproduksi T-Butyl Alcohol.
Tabel. 1.4 Perusahan yang memproduksi T-Butyl Alcohol
No. Perusahaan Kapasitas Ton/tahun
1. Sinopec Qilu Co. 50.000
2. Shandong Jianlan 20.000
3. Sinopec Yanshan Co. 20.000
4. Sinopec Yazi-BASF 100.000
Sumber : Institute of Resources and Enviromental Information Engineering, 2012
9
D.Harga Bahan Baku dan Produk
Tabel 1.5. Harga Bahan Baku dan Produk
Bahan Harga (Rp/kg)
Produk* : T-Butyl Alcohol 54.680
Bahan Baku** : Raffinate Hidrocarbon C4
(major isobutene) 13.500
Sumber : * : icisprice, 2014
** : PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk, 2014
E.Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting dalam perancangan suatu pabrik
karena berhubungan langsung dengan nilai ekonomis dari pabrik yang akan
didirikan. Pertimbangan pemilihan lokasi pada umumnya sebagai berikut :
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pabrik T-Butyl Alcohol ini adalah Isobutene berupa Raffinate C4 Hidrokarbon (major isobutene) yang diperoleh dari PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk, Cilegon dan air
diperoleh dari laut. Maka direncanakan pendirian pabrik pembuatan T-Butyl Alcohol di Bojonegara, Provinsi Banten.
2. Pemasaran
Daerah merupakan kawasan industri. Hal ini berarti memperpendek jarak
10
3. Utilitas
Lokasi pabrik cukup dekat dengan sumber air. Kebutuhan air dapat
dipenuhi dengan mengolah air yang berasal dari Sungai Ciujung yang
terletak di daerah dekat lokasi pabrik.
4. Tenaga kerja
Tenaga kerja di Indonesia cukup banyak sehingga penyediaan tenaga kerja
tidak sulit untuk diperoleh. Tenaga kerja yang berpendidikan menengah
atau kejuruan dapat diambil dari daerah sekitar pabrik. Sedangkan untuk
tenaga kerja ahli dapat didatangkan dari kota lain. Disamping itu lokasi
pabrik mudah dijangkau untuk transportasi angkutan yang beroperasi
permanen pada daerah lokasi pabrik.
5. Transportasi
Lokasi pabrik mudah dijangkau karena dekat dengan Pelabuhan Merak
sehingga mudah dalam pengiriman bahan baku maupun pemasan produk
serta terdapat transportasi yang lancar baik darat maupun laut.
6. Perijinan
Lokasi pabrik dipilih pada daerah khusus untuk kawasan industri, sehingga
24
BAB III
SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
A.Bahan Baku
Bahan baku pembuatan T-Butyl Alcohol terdiri dari : 1. Raffinate C4Hidrocarbon (Major isobutene):
Tabel 3.1 Komposisi Raffinate C4Hidrocarbon (Major isobutene)
Komposisi Raffinate % massa Titik didih (°C)
i-C4H10(inert) 7,7 -11,72
i-C4H8 58,3 -6,26
1- C4H8 17,6 -6,25
n-C4H10(inert) 11,0 -0,5
c- C4H8 2,2 3,72
t- C4H8 3,3 3,72
Total 100
Sumber : PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk, 2014
a. Isobutene
Rumus molekul : C4H8
Gugus fungsi : CH3
CH3 C CH2
Berat molekul : 56,108 kg/kmol
25
Titik leleh : -140,34 °C
Titik didih : -6,90 °C
Temperatur kritis : 144,75 °C
Tekanan kritis : 39,48 atm ∆Hƒ°298 (1 atm) : -16,9 kJ/mol
∆Gƒ°298 (1 atm) : 58,11 kJ/mol
Sumber :Ullman’s, 2005
b. 1-Butene
Rumus molekul : 1-C4H8
Gugus fungsi : CH3 CH3
C
CH2Berat molekul : 56,108 kg/kmol
Wujud : Gas
Titik leleh : -185,35 °C
Titik didih : -6,25 °C
Temperatur kritis : 146,45 °C
Tekanan kritis : 39,67 atm ∆Hƒ°298 (1 atm) : -0,04 kJ/mol
∆Gƒ°298 (1 atm) : 71,38 kJ/mol
26
c. cis-2-Butene
Rumus molekul : c-C4H8
Berat molekul : 56,108 kg/kmol
Wujud : Gas
Titik leleh : -138,92 °C
Titik didih : 3,72 °C
Temperatur kritis : 162,43 °C
Tekanan kritis : 41,45 atm ∆Hƒ°298 (1 atm) : -6,91 kJ/mol
∆Gƒ°298 (1 atm) : 65,98 kJ/mol
Sumber :Ullman’s, 2005
d. trans-2-Butene
Rumus molekul : t-C4H8
Berat molekul : 56,108 kg/kmol
Titik leleh : -105,53 °C
Titik didih : 0,88 °C
Temperatur kritis : 155,48 °C
Tekanan kritis : 40,46 atm ∆Hƒ°298 (1 atm) : -11,1 kJ/mol
∆Gƒ°298 (1 atm) : 63,10 kJ/mol
Wujud : Gas
27
e. i-butane (inert)
Rumus molekul : i-C4H10
Gugus fungsi : CH3 CH3
C
CH2Berat molekul : 58,123 kg/kmol
Titik leleh : -159,61 °C
Berat molekul : 58,123 kg/kmol
Titik leleh : -138,29 °C
28
Warna : Tak berwarna
Wujud : Cair
Densitas : 1 gr/liter
Titik Didih : 100o C
Titik Beku : 0 oC
Temperatur kritis : 374 °C = 647,1 K
Tekanan kritis : 218 atm = 220,55 bar
∆Hƒ°298 : -285,830 kJ/mol
∆Gƒ°298 : -237,129 kJ/mol
pH : 7-8
(Yaws, 2008)
B. Produk
a. T-Butyl Alcohol (TBA)
Rumus molekul : C4H9OH
Gugus fungsi :
Nama lain : 2-Methyl-2-Propanol
Berat molekul : 74,124 Kg/Kmol
Warna : tidak berwarna
Wujud : Cair
Titik didih : 82,42 °C
Titik leleh : 25,82 °C
29
Tekanan kritis : 39,20 atm = 39,72 bar
Densitas : 0,775 g/mL
∆Hƒ°298 : −360,04 kJ/mol
∆Gƒ°298 : -375,2 kJ/mol
∆S°298 : 189,5 J/mol
(Kirk-Othmer, 1997)
b. Sec-Butyl Alcohol
Rumus molekul : C4H9OH
Gugus fungsi :
Nama lain :2-Butanol
Berat molekul : 74,124 Kg/Kmol
Warna : tidak berwarna
Wujud : Cair
Titik didih : 99,55 °C
Titik leleh : -114,7 °C
Temperatur kritis : 262,90 °C
Tekanan kritis : 4179 kPa
∆Hƒ°298 : -343,3 kj/mol
30
C. Katalis
Styrene Divinyl Benzene
Rumus molekul : C18H18O3S
Temperatur operasi maksimum : 393 K = 119,85 °C
Rumus molekul : C18H18O3S
Bentuk katalis : butiran
Diameter partikel katalis (Dp) : 6,3 mm = 0,63 cm
Densitas bulk katalis (ρB) : 1187 kg/m3
Porositas (ε) : 0,450
101
BAB VIII
SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN
A. Bentuk Perusahaan
Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasikan dan
dioperasikan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen agar
memperoleh keuntungan. Bila dilihat dari tanggung jawab pemiliknya, maka
perusahaan atau badan usaha dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Perseorangan yaitu badan usaha yang didirikan, dimiliki, dan
dimodali oleh satu orang. Pemilik juga bertindak sebagai pemimpin. Pemilik
bertanggung jawab penuh atas segala hutang/kewajiban perusahaan dengan
seluruh hartanya, baik yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta
pribadinya.
2. Perusahaan Firma
Perusahaan Firma yaitu badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh
beberapa orang dengan memakai satu nama (salah satu anggota atau nama
lain) untuk kepentingan bersama. Semua anggota firma bertindak sebagai
102
kewajiban/hutang firma dengan seluruh hartanya, baik harta yang ditanamkan
pada perusahaan maupun harta pribadinya.
3. Perusahaan Komanditer
Perusahaan Komanditer yaitu badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau
lebih dimana sebagian anggotanya duduk sebagai anggota aktif dan sebagian
yang lain sebagai anggota pasif. Anggota aktif yaitu anggota yang bertugas
mengurus, mengelola, dan bertanggung jawab atas maju mundurnya
perusahaan. Anggota aktif bertanggung jawab penuh atas kewajiban
perusahaan dengan seluruh harta bendanya, baik yang ditanamkan pada
perusahaan maupun harta pribadinya. Sedangkan anggota pasif yaitu anggota
yang hanya berperan memasukkan modalnya ke perusahaan.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas yaitu badan usaha yang modalnya didapatkan dari
penjualan saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh
perusahaan atau PT. Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab pada
sejumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan dan setiap pemegang
saham adalah pemilik perusahaan sedangkan pengurus perusahaan adalah
direksi beserta stafnya yang diawasi oleh dewan komisaris.
103
Bentuk perusahaan : Perseroan Terbatas (PT)
Lapangan Usaha : Industri T-Butyl Alcohol
Lokasi perusahaan : Kawasan industri Bojonegara, Banten.
Alasan dipilihnya bentuk Perseroan Terbatas berdasarkan atas beberapa
faktor:
1. Mudah mendapatkan modal dengan menjual saham perusahaan.
2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas sehingga kelancaran
produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan.
3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain.
4. Lapangan usaha lebih luas karena suatu PT dapat menarik modal yang
sangat besar dari masyarakat sehingga dengan modal ini PT dapat
memperluas usaha sehingga kelangsungan hidup perusahaan lebih
terjamin, karena tidak terpengaruh dengan berhentinya pemegang saham,
Manager beserta staff-nya dan karyawan perusahaan.
5. Kepemilikan dapat berganti-ganti dengan jalan memindahkan hak milik
dengan cara menjual saham kepada orang lain.
6. Efisiensi dari manajemen. Para pemegang saham dapat memilih orang
104
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Salah satu faktor yang menunjang kemajuan perusahaan adalah struktur
organisasi yang terdapat dan dipergunakan oleh perusahaan tersebut. Manfaat
adanya struktur organisasi sebagai berikut :
a. Menjelaskan dan menjernihkan persoalan mengenai pembatasan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan lain-lain.
b. Sebagai bahan orientasi untuk pejabat.
c. Penempatan pegawai yang lebih tepat.
d. Penyusunan program pengembangan manajemen.
e. Mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku bila terbukti
kurang lancar.
Pola hubungan kerja dan lalu lintas wewenang berdasarkan struktur dapat
dibedakan menjadi 3 sistem organisasi, yaitu :
1) Organisasi garis
Merupakan organisasi yang sederhana, jumlah karyawan sedikit dan
mempunyai hubungan darah. Pimpinan bersifat diktator.
2) Organisasi lineandstaff Merupakan organisasi yang memiliki 2 kelompok yang berpengaruh dalam
menjalankan organisasi.
a. Sebagai staff yaitu orang-orang yang melakukan tugas sesuai dengan keahliannya, dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran
105
b. Sebagai garis atau line yaitu orang-orang yang menjalankan tugas pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
3) Organisasi fungsional
Merupakan organisasi yang berdasarkan pembagian tugas dan kegiatannya
berdasarkan spesialisasi yang dimiliki oleh pejabat-pejabatnya.
Berdasarkan pedoman tersebut maka untuk memperoleh struktur organisasi yang
baik, maka dipilih sistem Line and Staff. Pada sistem ini, garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis. Demikian pula dalam pembagian tugas kerja seperti yang
terdapat dalam sistem organisasi fungsional, sehingga seorang karyawan hanya
akan bertanggung jawab pada seorang atasan saja. Bagan struktur organisasi
dapat dilihat pada Gambar 8.1.
Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dalam pelaksanaan tugas
sehari-harinya diwakili oleh Dewan Komisaris, sedangkan tugas untuk menjalankan
perusahaan dilaksanakan Direktur Utama dibantu oleh Direktur Teknik dan
Produksi serta Direktur Keuangan dan Umum, dimana Direktur Produksi
membawahi bagian teknik dan produksi. Sedangkan Direktur Keuangan dan
Umum membawahi bagian pemasaran, keuangan dan umum. Masing-masing
Kepala Bagian akan membawahi beberapa seksi yang dikepalai oleh Kepala Seksi
dan masing-masing seksi akan membawahi dan mengawasi para karyawan
106
Dalam struktur organisasi perusahaan, setiap bawahan hanya mempunyai satu
garis tanggung jawab kepada atasannya dan setiap atasan hanya memiliki satu
garis komando kepada bawahannya.
C. Tugas dan Wewenang
1. Pemegang Saham
Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan modal untuk
kepentingan pendirian dan berjalannya operasi perusahaan tersebut.
Kekuasaan tertinggi pada perusahaan yang mempunyai bentuk Perseroan
Terbatas (PT) adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS
tersebut para pemegang saham berwenang :
a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Direksi.
b.Mengesahkan hasil-hasil serta neraca perhitungan untung-rugi tahunan
dari perusahaan.
2. Dewan Direksi
a. Direktur Utama
Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap maju mundurnya perusahaan.
Direktur Utama bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris atas segala
107
Direktur Utama membawahi Direktur Teknik dan Produksi dan Direktur
Keuangan dan Umum.
Tugas Direktur Utama antara lain :
Melaksanakan kebijakan perusahaan dan mempertanggung jawabkan
pekerjaannya pada pemegang saham pada akhir masa jabatannya. Menjaga stabilitas organisasi perusahaan dan membuat kontinuitas
hubungan yang baik antara pemilik saham, pimpinan, konsumen dan
karyawan.
Mengangkat dan memberhentikan Kepala Bagian dengan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Mengkoordinir kerjasama dengan Direktur Teknik dan Produksi serta
Direktur Keuangan dan Umum.
b. Direktur
Secara umum tugas Direktur adalah mengkoordinir, mengatur dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai
dengan garis-garis yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Direktur
terdiri dari direktur Teknik dan Produksi, serta Direktur Keuangan dan
Umum yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Tugas Direktur Teknik dan Produksi antara lain :
Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang produksi
108
Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Manager yang menjadi bawahannya.
Tugas Direktur Keuangan dan Umum antara lain :
Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang keuangan,
pemasaran dan pelayanan umum.
Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Manager yang menjadi bawahannya.
c. Staff Ahli
Staff ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu Manager dalam menjalankan tugasnya baik yang berhubungan dengan teknik
maupun administrasi. Staff ahli bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Tugas dan wewenang Staff Ahli meliputi :
Memberikan nasehat dan saran dalam perencanaan pengembangan
perusahaan.
Mengadakan evaluasi bidang teknik dan ekonomi perusahaan.
Memberikan saran-saran dalam bidang hukum.
d. Manager
Secara umum tugas Manager adalah mengkoordinir, mengatur dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kepala-kepala
109
komando yang diberikan oleh Direktur Perusahaan. Manager terdiri dari
Manager Teknik dan Produksi, Manager Pemasaran dan Distribusi,
Manager Personalia dan Umum serta Manager Keuangan.
D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian
Pada pabrik T-Butyl Alcohol ini sistem penggajian karyawan berbeda-beda tergantung pada status karyawan, kedudukan, tanggung jawab dan keahlian.
1. Status Karyawan
a. Karyawan Tetap
Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan SK Direksi dan
mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa
kerja.
b. Karyawan Harian
Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan SK Direksi dan
mendapat upah harian yang dibayar tiap akhir pekan.
c. Karyawan Borongan
Yaitu karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja.
Karyawan ini menerima upah borongan untuk suatu perusahaan.
2. Penggolongan dan Gaji
a. Gaji bulanan
Gaji ini diberikan kepada karyawan tetap. Besarnya gaji sesuai dengan
110
b. Gaji harian
Gaji ini diberikan kepada karyawan tidak tetap atau buruh harian.
c. Gaji lembur
Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja yang
telah ditetapkan. Besarnya sesuai dengan peraturan perusahaan.
E. Pembagian Jam Kerja Karyawan
Pabrik T-Butyl Alcohol direncanakan beroperasi 330 hari selama satu tahun dan 24 jam perhari. Sisa hari yang bukan hari libur digunakan untuk perbaikan atau
perawatan dan shutdown. Sedangkan pembagian jam kerja karyawan
digolongkan dalam 2 golongan, yaitu :
1. Karyawan Non-Shift
Karyawan non-shift adalah para karyawan yang tidak menangani proses produksi secara langsung. Termasuk karyawan non-shift yaitu Direktur, Staff Ahli, Kepala Bagian, Kepala Seksi serta bawahan yang berada di kantor.
Karyawan non-shift dalam satu minggu akan bekerja selama 6 hari dengan pembagian jam kerja sebagai berikut :
Jam kerja :
Hari Senin - Jumat : jam 08.00 - 15.00
Hari Sabtu : jam 08.00 - 12.00
Jam istirahat :
Hari Senin – Kamis : jam 12.00 – 13.30
111
2. Karyawan Shift
Karyawan Shift adalah karyawan yang secara langsung menangani proses produksi atau mengatur bagian-bagian tertentu dari pabrik yang mempunyai
hubungan dengan masalah keamanan dan kelancaran produksi. Yang
termasuk karyawan Shift antara lain karyawan unit proses, utilitas, laboratorium, sebagian dari bagian teknis, bagian gudang dan bagian-bagian
yang harus selalu siaga untuk menjaga keselamatan serta keamanan pabrik.
Para karyawan shift akan bekerja bergantian sehari semalam, dengan pengaturan sebagai berikut :
Karyawan Produksi dan Teknik :
Shift pagi : jam 07.00 – 15.00
Shift siang : jam 15.00 – 23.00
Shift malam : jam 23.00 – 07.00
Karyawan Keamanan :
Shift pagi : jam 06.00 – 14.00 Shift siang : jam 14.00 – 22.00
Shift malam : jam 22.00 – 06.00
Untuk Karyawan Shift dibagi dalam 4 regu dimana 3 regu bekerja dan 1 regu istirahat dan dikenakan secara bergantian. Tiap regu akan mendapat giliran 3
112
Tabel 8.1. Jadwal kerja masing-masing regu
Tanggal seperti hari pertama, maka waktu siklus selama 13 hari.
Kelancaran produksi dari suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh faktor
kedisplinan karyawannya. Untuk itu kepada seluruh karyawan diberlakukan
absensi dan masalah absensi ini akan digunakan pimpinan perusahaan sebagai
dasar dalam mengembangkan karir para karyawan dalam perusahaan.
F. Jumlah Tenaga Kerja
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur produksi yang berperan
113
Alcohol yang berkapasitas 50.000 ton/tahun, digunakan literatur (Ulrich, 1984) Tabel 6-2. hal 329. Jumlah karyawan harus ditentukan dengan tepat dengan cara
menghitung jumlah karyawan proses per unit regu, dan rincian karyawan yang
lain ditentukan, sehingga semua pekerjaan yang ada dapat diselengarakan dengan
baik dan efektif. Rincian jumlah karyawan serta jumlah operator yang bekerja di
pabrik T-Butyl Alcohol terdapat di Tabel 8.2 dan 8.3 di bawah ini :
Tabel 8.2 Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat
No. Alat Proses Koefisien Jumlah
114
Rincian jumlah karyawan yang bekerja di pabrik T-Butyl Alcohol pada tabel di bawah ini :
Tabel 8.3. Penggolongan jumlah tenaga kerja
Jabatan Jenjang Pendidikan Jumlah
Direktur Utama S1-S3 1
Direktur Teknik dan Produksi S1- S3 1
Direktur Keungan dan Umum S1- S3 1
115
G. Kesejahteraan Karyawan
Salah satu faktor dalam meningkatkan efektifitas kerja pada perusahaan ini adalah
kesejahteraan bagi karyawan. Kesejahteraan karyawan yang diberikan oleh
perusahaan pada karyawan antara lain berupa :
1. Tunjangan
a) Tunjangan berupa gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan
karyawan yang bersangkutan.
b) Tunjangan jabatan diberikan berdasarkan jabatan yang dipegang.
c) Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja diluar
jam kerja berdasarkan jumlah jam kerja.
d) Cuti
Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja
dalam 1 tahun.
Cuti sakit diberikan kepada karyawan yang menderita sakit
berdasarkan keterangan dokter.
e) Pakaian Kerja
Pakaian kerja diberikan kepada setiap karyawan sejumlah 3 pasang.
f) Pengobatan
Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang
diakibatkan oleh kerja ditanggung perusahaan sesuai dengan
116
Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit tidak
disebabkan oleh kecelakaan kerja diatur berdasarkan perusahaan.
g) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Asuransi tenaga kerja diberikan oleh perusahaan bila karyawannya lebih
dari 10 orang atau dengan gaji karyawan Rp. 1.000.000,00 per bulan.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja
antara lain : mengawasi keselamatan jalannya operasi proses, bertanggung
jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja, bertindak sebagai instruktur
safety, membuat rencana kerja pencegahan kecelakaan, membuat prosedur darurat agar penanggulangan kebakaran dan kecelakaan proses berjalan
dengan baik, mengawasi kuantitas dan kualitas bahan buangan pabrik agar
tidak berbahaya bagi lingkungan.
Pelaksanaan tugas dalam kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan : UU No. 1/1970
Menangani keselamatan kerja karyawan yang dikeluarkan oleh
Departemen Tenaga Kerja. UU No. 2/1951
Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh
117
Mengenai ketentuan pokok pengolahan lingkungan hidup yang
dikeluarkan oleh Menteri Negara Kelestarian Lingkungan Hidup PP No. 29/1986
Mengenai ketentuan AMDAL yang dikeluarkan oleh Menteri Negara
Kelestarian Lingkungan Hidup.
Dalam proses produksi, pabrik T-Butyl Alcoholini menggunakan bahan baku utama dan bahan baku penunjang yang mempunyai karakter berbeda-beda.
Beberapa karakter tersebut berpotensi menimbulkan bahaya. Karena itu
diperlukan usaha-usaha khusus agar keamanan dan keselamatan kerja
terjamin. Pengetahuan dan peraturan keamanan dan keselamatan kerja
diinformasikan secara intensif kepada para karyawan dan setiap orang yang
berada di lingkungan pabrik. Tim khusus dibentuk untuk menangani masalah
keamanan dan keselamatan kerja. Beberapa hal penting mengenai keamanan
dan keselamatan kerja di pabrik T-Butyl Alcohol ini :
a.Perusahaan bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan kerja di
lingkungan pabrik.
b.Perusahaan menyediakan perlengkapan perlindungan kerja sesuai
kebutuhan.
c.Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan dalam program
JAMSOSTEK sebagaimana tercantum dalam UU No.3/1992.
d.Perusahaan memasang rambu-rambu tanda bahaya dan menyusun petunjuk
118
Ada beberapa bahaya yang dapat terjadi di lingkungan pabrik ini, salah
satunya adalah bahaya kebakaran. Ada 3 unsur utama yang terlibat dalam
proses pembakaran, yaitu bahan bakar, udara, dan panas (berperan sebagai
pemicu awal kebakaran). Agar tidak terjadi kebakaran, unsur panas yang
harus ditiadakan di lingkungan pabrik, terutama di daerah-daerah yang
berpotensi timbul api. Beberapa unsur penyebab timbulnya panas adalah
percikan api, nyala api (seperti pemantik dan korek api), listrik, gesekan, dan
matahari.
Dalam usahanya mencegah bahaya, pabrik T-Butyl Alcohol ini telah membuat peraturan tentang keamanan dan keselamatan kerja. Setiap orang yang akan
memasuki lingkungan, khususnya daerah plant, diwajibkan memakai perlengkapan keselamatan seperti helm, safety glass, dan safety shoes. Bagi pegawai, pemakaian perlengkapan keselamatan tambahan seperti ear plug, sarung tangan, face shield, chemical suite, dan chemical pant jika bekerja di lingkungan yang mewajibkannya. Sarung tangan disesuaikan dengan
kebutuhan. Sarung tangan katun digunakan jika bekerja dengan benda licin,
119
Selain perlengkapan keselamatan kerja, setiap karyawan juga diwajibkan
mempunyai izin kerja. Tujuannya agar para pegawai mengenal dan dapat
meminimalisasi timbulnya bahaya yang mungkin timbul di lingkungan
kerjanya.
Izin-izin kerja yang terdapat di pabrik T-Butyl Alcohol ini adalah :
1.Cold work permit, merupakan izin untuk bekerja di lingkungan yang tidak menimbulkan api dan panas, termasuk alat-alat yang digunakan.
2.Hot work permit, merupakan izin untuk bekerja di lingkungan yang menggunakan api atau panas.
3.Confined space entry permit, merupakan izin untuk bekerja di ruang tertutup. Sebelumnya dilakukan pengujian terhadap kandungan gas-gas
berbahaya kadar oksigen dalam ruang tersebut.
4.Excavation work permit, merupakan izin untuk melakukan penggalian di lingkungan pabrik dengan kedalaman minimal 1,5 m dari permukaan tanah.
Sebelum melakukan penggalian, pekerja harus memastikan ada tidaknya
pipa bawah tanah di dalam daerah yang akan digali dengan membaca skema
pabrik.
5.Electrical work permit, merupakan izin untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik yang terpasang di pabrik.
6.Vehicle entry permit, merupakan izin untuk membawa masuk kendaraan ke dalam pabrik. Kendaraan yang diperbolehkan masuk ke dalam pabrik adalah
120
oleh petugas safety atau supervisor setempat. Bila perlu, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap gas buang kendaraan.
Selain itu, dilarang membawa peralatan elektronika yang tidak explosion prove (seperti handphone, kamera, dan lain-lain). Apabila terjadi kecelakaan, korban yang sakit harus dibawa ke klinik pabrik, sebelum dibawa ke rumah
sakit atau sarana kesehatan lain di luar lingkungan pabrik.
Dalam lingkungan pabrik terdapat divisi khusus yang disebut emergency response team. Divisi ini terdiri dari personil-personil fire safety, operasi keamanan, dan tim kesehatan. Pada saat terjadi keadaan yang membahayakan,
semua orang akan dipindahkan ke daerah evakuasi. Jika setelah didata ada
orang yang hilang, divisi ini akan mencari orang yang hilang tersebut. Dalam
lingkungan pabrik terdapat alarm dan beberapa alat dilengkapi dengan automatic shutdown system untuk mengantisipasi meluasnya bahaya.
H. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari manajemen perusahaan
yang fungsi utamanya adalah menyelenggarakan semua kegiatan untuk
memproses bahan baku menjadi produk, jadi dengan mengatur penggunaan
faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga proses produksi berjalan sesuai
dengan yang direncanakan. Manajemen produksi meliputi manajemen
121
produksi adalah mengusahakan agar diperoleh kualitas produksi yang sesuai
dengan rencana dan dalam jangka waktu yang tepat. Dengan meningkatnya
kegiatan produksi maka selayaknya untuk diikuti dengan kegiatan perencanaan
dan pengendalian agar dapat dihindarkan terjadinya
penyimpangan-penyimpangan yang tidak terkendali.
Perencanaan ini sangat erat kaitannya dengan pengendalian, dimana perencanaan
merupakan tolak ukur bagi kegiatan operasional, sehingga penyimpangan yang
terjadi dapat diketahui dan selanjutnya dikendalikan ke arah yang sesuai.
1. Perencanaan Produksi
Dalam menyusun rencana produksi secara garis besar ada dua hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu faktor eksternal dan internal. Yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor yang menyangkut kemampuan pasar terhadap jumlah produk yang dihasilkan, sedang faktor internal adalah kemampuan pabrik.
a. Kemampuan Pasar
Dapat dibagi menjadi dua kemampuan :
1) Kemampuan pasar lebih besar dibandingkan kemampuan pabrik, maka
rencana produksi disusun secara maksimal.
2) Kemampuan pasar lebih kecil dibandingkan kemampuan pabrik
Ada tiga alternatif yang dapat diambil, yaitu :
Rencana produksi sesuai dengan kemampuan pasar atau produksi
diturunkan sesuai dengan kemampuan pasar, dengan
122
Rencana produksi tetap dengan mempertimbangkan bahwa kelebihan
produksi disimpan dan dipasarkan tahun berikutnya.
Mencari daerah pemasaran lain dengan menggunakan fasilitas-fasilitas
pemasaran yang mudah diakses seperti menggunakan e-bussines. b. Kemampuan Pabrik
Pada umumnya kemampuan pabrik ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain :
1) Material (bahan baku)
Dengan pemakaian yang memenuhi kualitas dan kuantitas maka akan
mencapai target produksi yang diinginkan.
2) Manusia (tenaga kerja)
Kurang terampilnya tenaga kerja akan menimbulkan kerugian pabrik,
untuk itu perlu dilakukan pelatihan atau training pada karyawan agar keterampilan meningkat.
3) Mesin (peralatan)
Ada dua hal yang mempengaruhi kehandalan dan kemampuan
peralatan, yaitu jam kerja mesin efektif dan kemampuan mesin. Jam
kerja mesin efektif adalah kemampuan suatu alat untuk beroperasi
pada kapasitas yang diinginkan pada periode tertentu. Kemampuan
123
2. Pengendalian Produksi
Setelah perencanaan produksi dijalankan perlu adanya pengawasan dan
pengendalian produksi agar proses berjalan dengan baik. Kegiatan proses
produksi diharapkan menghasilkan produk yang mutunya sesuai dengan
standar dan jumlah produksi yang sesuai dengan rencana serta waktu yang
tepat sesuai jadwal. Untuk itu perlu dilaksanakan pengendalian produksi
sebagai berikut :
a. Pengendalian kualitas
Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan baku jelek, kesalahan
operasi dan kerusakan alat. Penyimpangan dapat diketahui dari hasil
monitor/analisa pada bagian laboratorium pemeriksaan.
b. Pengendalian kuantitas
Penyimpangan kuantitas terjadi karena kesalahan operator, kerusakan
mesin, keterlambatan pengadaan bahan baku, perbaikan alat terlalu lama
dll. Penyimpangan tersebut perlu diidentifikasi penyebabnya dan diadakan
evaluasi. Selanjutnya diadakan perencanaan kembali sesuai dengan
kondisi yang ada.
c. Pengendalian waktu
Untuk mencapai kuantitas tertentu perlu adanya waktu tertentu pula.
d. Pengendalian bahan proses
Bila ingin dicapai kapasitas produksi yang diinginkan, maka bahan untuk
proses harus mencukupi. Untuk itu diperlukan pengendalian bahan proses
BAB IX
INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain
keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik
merupakan dana atau modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik
yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang didirikan tidak hanya berorientasi pada perolehan profit, tapi juga berorientasi pada pengembalian modal yang dapat diketahui dengan melakukan uji kelayakan
ekonomi pabrik.
A. Investasi
Investasi total pabrik merupakan jumlah dari fixed capital investment, working capital investment, manufacturing cost dan general expenses.
1. Fixed Capital Investment (Modal Tetap)
Fixed Capital Investment merupakan biaya yang diperlukan untuk mendirikan fasilitas-fasilitas pabrik secara fisik. FCI terdiri dari biaya
125
Tabel 9.1 Fixed Capital Investment
Jenis Pengeluaran Biaya
Total Direct Cost Rp 224.209.026.433
2. Indirect Cost
- Engineering and supervision Rp 15.694.631.850 - Construction expenses Rp 33.631.353.965 - Contractor Fee Rp 11.210.451.322 - Biaya tak terduga Rp 33.499.466.302 - Plant start up Rp 16.749.733.151 Total indirect Cost Rp 110.785.636.591 Fixed Capital Investment (FCI) Rp 334.994.663.024
2. Working Capital Investment (Modal Kerja)
WCI industri terdiri dari jumlah total uang yang diinvestasikan untuk stok
bahan baku dan persediaan; stok produk akhir dan produk semi akhir
3. Manufacturing Cost (Biaya Produksi)
Modal yang digunakan untuk biaya produksi terbagi menjadi tiga macam
126
Biaya produksi langsung adalah biaya yang digunakan untuk pembiayaan
langsung suatu proses, seperti bahan baku, buruh dan supervisor,
perawatan dan lain-lain. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan
baik pada saat pabrik berproduksi maupun tidak, biaya ini meliputi
depresiasi, pajak dan asuransi dan sewa. Biaya tidak langsung adalah biaya
yang dikeluarkan untuk mendanai hal-hal yang secara tidak langsung
membantu proses produksi.
Tabel 9.2. Manufacturing cost
Direct manufacturing cost
- Raw Material Rp 1.229.345.845.200
- Utilitas Rp 238.961.034.031
- Maintenance and repair cost Rp 6.699.893.260
- Operating labor Rp 238.057.202.225
- Direct supervisory (pengawas) Rp 23.805.720.223
- Operating supplies Rp 669.989.326
- Laboratory charges Rp 23.805.720.223
Total Direct manufacturing cost Rp 1.761.345.404.488
Fixed Charges
Manufacturing cost Rp 2.167.173.363.867
4. General Expenses (Biaya Umum)
Selain biaya produksi, ada juga biaya umum yang meliputi administrasi,
127
Tabel 9.3. General Expenses
GENERAL EXPENSES
1. Administrative cost Rp 7.447.480.000 2. Distribution and Selling Cost Rp 119.028.601.113 3. Research and Development Cost Rp 47.611.440.445 4. Financing (interest) Rp 39.411.136.826 Total General Expenses Rp 213.498.658.384
5. Total Production Cost (TPC)
TPC = manufacturing cost + general expenses = Rp 2.380.672.022.251
B. Evaluasi Ekonomi
Evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik T-Butyl Alcohol dilakukan dengan menghitung return on investment (ROI), payout time (POT), break even point (BEP), shut down point (SDP), dan cash flow pabrik yang dihitung dengan menggunakan metode discounted cash flow (DCF).
1. Return On Investment (ROI)
Nilai Return on Investment (ROI) merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan keuntungan atau profitability dari sebuah investasi. Nilai ROI merupakan perbandingan antara persen net income terhadap investasi total atau kecepatan tahunan dari keuntungan untuk
mengembalikan modal. Besar ROI sebelum pajak adalah 90% dan setelah
128
2. Pay Out Time (POT)
Pay Back Period (PBP) atau Pay Out Time (POT) adalah lama waktu yang dibutuhkan pabrik sejak dari mulai beroperasi untuk melunasi investasi
awal dari pendapatan yang diperoleh. Waktu pengembalian modal pabrik
T-Butyl Alcohol adalah 2,3 tahun. Angka 2,3 tahun menunjukkan lamanya pabrik dapat mengembalikan modal dimulai sejak pabrik beroperasi.
3. Break Even Point (BEP)
BEP adalah titik di mana kapasitas produksi yang dihasilkan dapat
menutupi seluruh biaya produksi tanpa adanya keuntungan maupun
kerugian. Nilai BEP merupakan persentase kapasitas pabrik terhadap
kapasitas penuhnya. Nilai BEP pada prarancangan T-Butyl Alcohol ini adalah 52,5%. Nilai BEP tersebut menunjukkan pada saat pabrik
beroperasi 52,5%. dari kapasitas maksimum pabrik 100%, maka
pendapatan perusahaan yang masuk sama dengan biaya produksi yang
digunakan untuk menghasilkan produk sebesar 52,5%. tersebut.
4. Shut Down Point (SDP)
Shut down point adalah suatu titik dimana pada kondisi itu jika proses dijalankan maka perusahaan tidak akan memperoleh laba meskipun pabrik
masih bisa beroperasi. Jika pabrik beroperasi pada kapasitas di bawah SDP
129
kerugian jika beroperasi di bawah 30 % dari kapasitas produksi total.
Grafik BEP ditunjukkan pada Gambar 9.1. berikut :
Gambar 9.1. Grafik Analisis Ekonomi
C. Angsuran Pinjaman
Total pinjaman pada prarancangan pabrik T-Butyl Alcohol ini adalah 49% dari total investasi yaitu Rp 193.114.570.449. Angsuran pembayaran pinjaman
tiap tahun ditunjukkan pada Tabel Discounted Cash Flow (Lampiran E).
D. Discounted Cash Flow (DCF)
Metode discounted cash flow merupakan analisis kelayakan ekonomi yang berdasarkan aliran uang masuk selama masa usia ekonomi pabrik. Periode
130
pengembalian modal secara discounted cash flow ditunjukkan pada Tabel E.11 dan Gambar 9.2. Payout time pabrik T-Butyl Alcohol adalah 2,3 tahun dan interest rate of return pabrik T-Butyl Alcohol yaitu 61,01%
Gambar 9.2 Kurva Net Present Value Flow metode DCF
Hasil evaluasi atau uji kelayakan ekonomi pabrik T-Butyl Alcohol disajikan dalam Tabel. 9.4. berikut :
Tabel. 9.4. Hasil Uji Kelayakan Ekonomi
No Analisa Kelayakan Nilai Batasan Keterangan
BAB X
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap
Prarancangan Pabrik T-Butyl Alcohol dengan kapasitas 50.000 ton per tahun dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Percent Return on Investment (ROI) sesudah pajak sebesar 71,7 %. 2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak 2,3 tahun.
3. Break Even Point (BEP) sebesar 52,5 % dan Shut Down Point (SDP) sebesar 30% yakni batasan kapasitas produksi sehingga pabrik harus
berhenti berproduksi karena merugi.
4. Interest Rate of Return (IRR) sebesar 61,01%, lebih besar dari suku bunga bank saat ini, sehingga investor akan lebih memilih untuk
menanamkan modalnya ke pabrik ini daripada ke bank.
B. Saran
Berdasarkan pertimbangan hasil analisis ekonomi di atas, maka dapat diambil
DAFTAR PUSTAKA
Banchero, B.1955. Chemical Engineering Series. Mc Graw Hill in Chemical Engineering. New York.
Biegler, T.1997.Systematic Methods of Chemical Process Design. Prentice Hall International. London.
Brown, G.1950. Unit Operations.John Wiley and Sons. New York.
Brownell, L.E., Edwin, H.,Y.1959. Process Equipment Design.Wiley Eastern Limited.India.
Coulson, J.M., Ricardson, J.,F. 1983.Chemical Engineering,Vol 6. Pergamon Press Inc. New York.
Coulson, J.M., Ricardson, J.,F. 2005.Chemical Engineering,Vol 6.Elsevier. New York.
Fieser, L.F., K.L. Williamson. 1992. Organic Experiments, Seventh Edition. D.C. Heath and Company. USA.
Fogler, H.S. 1999.Elements of Chemical Reaction Engineering. Prentice Hall International Inc. New Jersey.
Himmelblau, D.M. 1989. Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering, Fifth Edition. Prentice Hall International. London.
Kern, D.Q. 1983.Process Heat Transfer. McGraw-Hill Book Company. New York.
Kirk, R.E., D. F. Othmer. 1998. Encyclopedia of Chemical Technology. John Wiley & Sons, Inc. USA.
Levenspiel, O. 1972.Chemical Reaction Engineering 2nd edition. John Wiley and Sons Inc. New York.
McCabe, W.L., Smith, J.C. 1985.Operasi Teknik Kimia. Erlangga. Jakarta.
Perry, R.H., Don W. Green. 1999. Chemical Engineers’ Handbook, Sevent Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. USA.
Peter, M.S., Timmerhause, K.D. 1991.Plant Design an Economic for Chemical Engineering 3ed. McGraww-Hill Book Company. New York.
Raju, 1995, Water Treatment Process, McGraw Hill International Book Company, New York
Smith, M.B., J. March. 2007. March’s Advanced Organic Chemistry Reaction, Mechanisms, and Structure. John Wiley $ Sons, Inc. USA.
Treyball, R.E. 1983. Mass Transfer Operation 3ed. McGraw-Hill Book Company. New York.
Ulmann, 2005. Ulmann’sEncyclopedia of IndustrialChemistry. VCH Verlagsgesell Scahft, Wanheim, Germany.
Ulrich, G.D. 1984.A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics. John Wiley & Sons Inc. New York.
US Patent Office, no. 3,950,442 “ Manufacture of Butanol”
US Patent Office, no. 7,002,050 B2 “ Process for Preparing Tert-Butanol from Isobutene-Containing Hydrocarbon Mixture”
Wallas. S.M. 1988.Chemical Process Equipment. Butterworth Publishers. Stoneham USA.
Yaws, C.L. 1990. Handbook of Chemical Compound Data for Process Safety. Gulf Publishing Company. Houston. Texas.
Yaws, C.L. 2003. Yaws' Handbook of Thermodynamic and Physical Properties of Chemical Compounds. Knovel, Norwich. New York.
Yaws, C.L. 2008. Thermophysical Properties of Chemicals and Hydrocarbons. William Andrew. Texas. USA.