ii ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT SINOPSIS NOVEL REMAJA MELALUI METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
(PTK di Kelas VIII G SMP N 1 Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun Pelajaran 2012/2013)
oleh Hindun Supriati
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya belum menggunakan metode/strategi yang dapat menarik minat belajar siswa. Rendahnya minat belajar disebabkan metode yang digunakan hanya menggunakan metode ceramah, siswa tidak terbiasa menganalisa isi bacaan sehingga
Keterampilan Proses Membaca (KPM) siswa rendah. Rendahnya KPM berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Dengan penerapan pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Division) dapat memberikan pengalaman bagi siswa agar tertarik terhadap pelajaran Bahasa Indonesia dan dapat benar-benar memahami materi yang diberikan karena siswa melalui tahapan pembelajaran STAD.
iii
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Sekripsi : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT SINOPSIS
NOVEL REMAJA MELALUI METODE PEMBELAJARAN STUDEN TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD)
(PTK di Kelas VIII G SMP N 1 Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun Pelajaran 2012/2013)
Nama Mahasiswa : HINDUN SUPRIATI
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013076002
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyetujui 1. Komisi Pembimbing
Dr. Edi Suyanto, S.Pd, M.Pd. Drs. Ni Nyoman Wetty S, M.Pd NIP 19630713 199311 1 001 NIP 19510614 198103 2 002
2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
v
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Hindun Supriati
NPM : 1013076002
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Dengan ini menyatakan bahwa dalam Penelitia Tindakan Kelas (PTK) ini tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Januari 2013 Yang menyatakan
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 24 April 1960 dari pasangan Riman
Purnawairawan Angkatan Darat (Almarhum) dan Karyati yang merupakan putri ke satu (1) dari sebelas (11) bersaudara.
Pendidikan formal penulis diawali dari SD N Nomor 13 Kampung Sawah Brebes yang
diselesaikan pada tahun 1973. Pada tahun 1974 diterima di SKKP Rawalaut Bandar Lampung dan selesai pada tahun 1976. Kemudian melanjutkan ke SKKA Teluk Betung dan selesai pada tahu 1980. Masuk PG SMTPN Lampung Jurusan Bahasa Indonesia selesai pada tahun 1985 di Bandar Lampung.
Pada tahun 1986 diterima sebagai CPNS di SMP N 1 Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan sebagai guru bidang studi Bahasa Indonesia. 1 Maret 1986 diangkat sebagai PNS. Kemudian telah mengikuti ujian yang diselenggarakan Universitas Terbuka untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang D-3. FKIP Universitas Terbuka Bandar Lampung.
vii
PERSEMBAHAN
Sekripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Suami dan anak-anak tercinta
2. Teman-teman S1 dalam jabatan
viii MOTTO
Jangan Katakan Tidak Mungkin saat Kita Sedang Berusaha dan Berdoa (Nicholas Pane)
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, Tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.
ix
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini. Sekripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini karena adanya bantuan dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para pembantu Dekan FKIP Unila yang telah memberikan izin penelitian.
2. Bapak Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. 3. Bapak Dr. Edi Suyanto, S.Pd.,M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Pembimbing I atas bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Ni Nyoman Wetty S, M.Pd., selaku pembimbing II yang tak pernah bosan memberikan bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis.
5. Bapak Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd selaku Pembahas, terimakasih atas masukan dan dukungan yang telah diberikan.
6. Bapak/ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
x
8. Ibu Sri Wahyuni, S.Pd, selaku guru mitra yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di SMP N 1 Sidomulyo.
9. Siswa-siswi SMP N 1 Sidomulyo khususnya kelas VIII G selaku objek penelitian. 10. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
11. Teman-teman Program Studi S1 dalam jabatan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis minta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan sekripsi ini. Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bandar Lampung, November 2012 Penulis,
xi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……… ii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iv
PERNYATAAN SEKRIPSI MAHASISWA………... v
RIWAYAT HIDUP……….. vi
PERSEMBAHAN………. vii
MOTTO……….viii
SANWACANA………..ix
DAFTAR ISI………..,x
DAFTAR TABEL……….xii
DAFTAR GAMBAR………...xiii
DAFTAR LAMPIRAN………xiv
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1
1.2 Rumusan Masalah………. 4
1.3 Tujuan Penelitian……….. 4
1.4 Manfaat Penelitian………. 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ……… 5
II. LANDASAN TEORI 2.1 Model Pembelajaran..………..6
2.1.1 Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Division(STAD)……..6
2.1.2 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. .8
2.2 Pengertian Membaca………..11
2.2.1 Tujuan Membaca……….14
2.2.2 Metode Pengajaran Membaca……….14
2.2.3 Proses Membaca………..16
` 2.3 Hasil Belajar………18
2.4 Pengertian Sinopsis……….20
III. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian………25
3.2 Seting Peneltian………..25
3.3 Faktor yang diteliti……….25
3.4 Prosedur Penelitian……….26
3.5 Instrumen Penelitian………...29
3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data……….33
3.6.1 Data……….33
3.6.2 Metode Pengumpulan Data……….………33
xii
3.7.1 Kemampuan Membuat Sinopsis……….34
3.7.2 Data hasil Belajar………35
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.………..37
A. Hasil Penelitian ……….37
1. Siklus I ………37
a. Perencanaan ………37
b. Tindakan ……….38
c. Observasi ………39
d. Refleksi ………...41
2. Siklus II ………...42
a. Perencanaan ………42
b. Tindakan ……….42
c. Observasi ………43
d. Refleksi ………..45
B. Pembahasan ……….46
1. Deskripsi Keterampilan Proses Membaca ……….46
2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa ………49
3. Deskripsi Pengelolaan Pembelajaran ……….52
DAFTAR PUSTAKA…………...58
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Contoh Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Proses Membuat
Sinopsis………30
3.2 Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok ………30
3.3 Instrumen Observasi Guru Mengajar ………..31
4.1 Data Keterampilan Proses Membaca Siswa Siklus I ………..39
4.2 Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus I ………...40
4.3 Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus I ………40
4.4 Data Keterampilan Proses Membaca Siklus II ………43
4.5 Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus II………...44
4.6 Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus II ………...45
4.7 Rata-Rata KPM Siswa Tiap Siklus .……….46
4.8 Distribusi KPM Siswa Tiap Siklus ………..47
4.9 Rata-Rata Hasil Belajar Sisa Tiap siklus ……….49
4.10 Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ………50
iv
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT SINOPSIS NOVEL REMAJA MELALUI METODE PEMBELAJARANSTUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
(PTK di Kelas VIII G SMP N 1 Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun Pelajaran 2012/2013)
(PROPOSAL)
Oleh:
HINDUN SUPRIATI NPM 1013076002
PROGRAM STUDI S-1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
iv
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT SINOPSIS NOVEL REMAJA MELALUI METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) SISWA KELAS VIII G SMPN 1 SIDOMULYO (PTK di Kelas VIII G SMP N 1 Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan
tahun Pelajaran 2012/2013)
(PROPOSAL)
Oleh:
HINDUN SUPRIATI NPM 1013076002
PROGRAM STUDI S-1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
iv
PENGESAHAN
Judul Sekripsi : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT SINOPSIS
NOVEL REMAJA MELALUI METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD)
(PTK di Kelas VIII G SMP N 1 Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun Pelajaran 2012/2013)
Nama Mahasiswa : HINDUN SUPRIATI
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013076002
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing
Dr. Edi Suyanto, S.Pd, M.Pd. Dra. Ni Nyoman Wetty S, M.Pd NIP 19630713 199311 1 001 NIP 19510614 198103 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
iv
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT SINOPSIS NOVEL REMAJA MELALUI METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
(PTK di Kelas VIII G SMP N 1 Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
HINDUN SUPRIATI
Skripsi
Sebagai Salah satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Edi Suyanto, M.Pd ………
Sekretaris : Dra. Ni Nyoman wetty S, M.Pd ………
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003
DAFTAR ISI
Halaman BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……….. 1
1.2 Rumusan Masalah………. 4
1.3 Tujuan Penelitian……….. 4
1.4 Manfaat Penelitian………. 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ……… 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model Pembelajaran..……….. 6
2.1.1 Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Division(STAD)…….. 6
2.1.2 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. ..8
2.2 Pengertian Membaca………. 11
2.2.1 Tujuan Membaca……… 14
2.2.2 Metode Pengajaran Membaca……… 14
2.2.3 Proses Membaca……… 16
` 2.3 Hasil Belajar……….. 18
2.4 Pengertian Sinopsis……… 20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian………25
3.2 Seting Peneltian………..25
3.3 Faktor yang diteliti……….25
3.4 Prosedur Penelitian……….26
3.5 Instrumen Penelitian………...29
3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data……….33
3.6.1 Data……….33
3.6.2 Metode Pengumpulan Data……….………33
3.7 Teknik Analisis Data……….34
3.7.1 Kemampuan Membuat Sinopsis……….34
3.7.2 Data hasil Belajar………35
DAFTAR TABEL
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 1999. Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta: Grafindo.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
Ali, Ikbal.2010.Student Teams Achievement Division. [On Line]
http://iqbalali.com/2010/01/31/stad-student-teams-achievement-divisions/
Huda, Ahmad.2010. Metode Pengajaran Membaca. [On Line]
http://www.mtsppiu.sch.id/bahasa-indonesia/metode-pengajaran-membaca.
http://www.scribd.com/doc/33832502/Karakteristik-STAD
Depdiknas. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas RI
Djamarah dan Zain. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar.2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyono. 2002. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Roestiyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Rahmat Widodo, http://wyw1d.wordpress.com/2009/12/25/cara-menyusun-sinopsis/
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Hindun Supriati
NPM : 1013076002
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Dengan ini menyatakan bahwa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Januari 2013 Yang menyatakan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 24 April 1960 dari pasangan Riman
Purnawairawan Angkatan Darat (Almarhum) dan Karyati yang merupakan putri ke satu (1) dari sebelas (11) bersaudara.
Pendidikan formal penulis diawali dari SD N Nomor 13 Kampung Sawah Brebes yang
diselesaikan pada tahun 1973. Pada tahun 1974 diterima di SKKP Rawalaut Bandar Lampung dan selesai pada tahun 1976. Kemudian melanjutkan ke SKKA Teluk Betung dan selesai pada tahu 1980. Masuk PG SMTP N Lampung Jurusan Bahasa Indonesia selesai pada tahun 1985 di Bandar Lampung.
Pada tahun 1986 diterima sebagai CPNS di SMP N 1 Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan sebagai guru bidang studi Bahasa Indonesia. 1 Maret 1986 diangkat sebagai PNS. Kemudian telah mengikuti ujian yang diselenggarakan Universitas Terbuka untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang D-3. FKIP Universitas Terbuka Bandar Lampung.
PERSEMBAHAN
Sekripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Suami dan anak-anak tercinta
2. Teman-teman S1 dalam jabatan
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini. Sekripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini karena adanya bantuan dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para pembantu Dekan FKIP Unila yang telah memberikan izin penelitian.
2. Bapak Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. 3. Bapak Dr. Edi Suyanto, S.Pd.,M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Pembimbing I atas bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Ni Nyoman Wetty S, M.Pd., selaku pembimbing II yang tak pernah bosan memberikan bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis.
5. Bapak Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd selaku Pembahas, terimakasih atas masukan dan dukungan yang telah diberikan.
6. Bapak/ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
7. Bapak Drs. Sarip Supriadi, selaku Kepala SMP N 1 Sidomulyo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
melaksanakan penelitian di SMP N 1 Sidomulyo.
9. Siswa-siswi SMP N 1 Sidomulyo khususnya kelas VIII G selaku objek penelitian. 10. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
11. Teman-teman Program Studi S1 dalam jabatan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis minta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan sekripsi ini. Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bandar Lampung, November 2012 Penulis,
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP umumnya belum menggunakan metode/stragi yang
menarik dan membangkitkan minat belajar siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP N
1 Sidomulyo sebagian masih menggunakan metode ceramah dan belum memanfaatkan
sumber belajar dan media pembelajaran secara optimal. Hal ini membuat siswa cepat merasa
bosan dan kurang tertarik dengan materi yang disampaikan.
Upaya untuk mengatasi kendala ini dengan jalan mengirim guru-guru dalam forum
Musyawarah Guru mata Pelajaran (MGMP) yang dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan,
bahkan SMP N 1 Sidomulyo merupakan sekolah binaan UNICEF untuk melaksanakan
program PAKEM, namun kegiatan tersebut cenderung menitikberatkan pada implementasi
tertulis atau berupa teori dalam perangkat pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap
penyampaian materi di kelas karena sebagian besar guru belum memahami kaidah- kaidah
pembelajaran yang harus dilakukan selama proses pembelajaran.
Upaya lain yang telah dilakukan oleh guru yaitu menyampaikan pembelajaran dengan
menggunakn media berupa gambar, audio visual, dan demonstrasi, tetapi hal ini tidak bisa
membantu lebih banyak untuk bisa menarik minat siswa belajar Bahasa Indonesia. Metode
yang dipakai selama ini adalah metode konvensional di mana guru masih mendominasi
2
variatif. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu, sarana dan prasarana yang kurang
mendukung, dan keterbatasan pengetahuan guru untuk merancang pembelajaran yang
menarik, khususnya pada kompetensi dasar Membuat sinopsis novel remaja. Dan dikaitkan
dalam kehidupan sehari-hari, Pada materi pembuatan sinopsis novel, seharusnya
pembelajaran bisa disampaikan dengan menarik karena kita ketahui rata-rata siswa malas
untuk membaca, penulis yakin dengan metode pembelajaran yang tepat dan menarik siswa
akan antusias untuk mengikuti pembelajaran tersebut dan akhirnya hasil belajar pun akan
meningkat.
Metode ceramah untuk materi seperti ini tidak cocok, dan siswa cenderung bosan, pokok
bahasan seperti ini lebih cocok menggunakan metode diskusi, semua siswa ikut terlibat untuk
memecahkan suatu permasalahan, siswa aktif terlibat dalam pembelajaran bukan guru yang
aktif, guru di sini hanya bertindak sebagai fasilitator dan transformator.
Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan selama ini sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Cara penyampaian materi yang tidak menarik dan monoton menyebabkan
siswa tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga berpengaruh pada
ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), berdasarkan pengalaman mengajar
selama ini pelajaran Bahasa Indonesia pada materi pembuatan sinopsis novel siswa kelas
VIII G SMP N 1 Sidomulyo Lampung Selatan masih rendah, dari 36 siswa, nilai yang belum
mencapai KKM sebanyak 31 siswa dan yang telah telah mencapai KKM 5 siswa sehingga
diperoleh rata-rata kelas 55. Angka ini belum mencapai KKM yang ditetapkan untuk
pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 65. Proses pembelajaran yang penulis lakukan selama ini
3
dibandingkan siswanya yang aktif, pembelajaran masih terpusat kepada guru. Aktivitas siswa
yang tinggi akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut, diantaranya adalah kurangnya
keterlibatan siswa selama proses belajar mengajar dan rendahnya pemahaman siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kurangnya keterlibatan siswa disebakan oleh keterbatasan
pengetahuan guru untuk memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran yang
bervariatif, dan guru kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Selain
itu, minat dan antusiasme belajar siswa juga tidak baik, sehingga proses pembelajaran tidak
optimal. Hal ini terlihat ketika guru sedang menjelaskan materi pembelajaran siswa kurang
memperhatikan dan sulit untuk memahami materi yang sedang diajarkan.
Model pembelajaran yang diharapkan adalah model pembelajaran yang lebih melibatkan
siswa atau mengedepankan ketrampilan proses siswa. Hal ini senada dengan tuntutan
kurikulum berbasis kompetensi, yaitu siswa dituntut memperoleh pengalaman secara
langsung dan menemukan sendiri pengetahuan yang terjadi di lingkungan sekitar.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah model pembelajaran STAD. Model
STAD digunakan untuk membantu siswa lebih memahami konsep atau materi dengan
berdiskusi dengan kelompoknya, dan untuk bisa lebih memahami materi dengan jalan
berdiskusi. Selain ini pembelajaran ini juga membiasakan siswa belajar mandiri sehingga
siswa lebih aktif selama proses pembelajaran di kelas dan juga diharapkan di luar kelas.
Dengan menerapkan pembelajaran model STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
4
Tindakan Kelas yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Membuat Sinopsis Novel Remaja
Melalui Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division(STAD) Siswa Kelas
VIII G SMP N 1 Sidomulyo Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah : Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa menggunakan
pembelajaran model STAD pada materi pokok pembuatan sinopsis novel remaja?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1) Memperbaiki proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1
Sidomulyo.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode Student teams Achievement
Division(STAD), pada materi pokok pembuatan sinopsis novel remaja.
1.4 Manfaat Penelitian
1) Bagi siswa
Penerapan pembelajaran model STAD pada materi pokok pembuatan sinopsis novel, dapat
meningkatkan ketrampilan membaca dan hasil belajar siswa dengan cara yang menarik
karena siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar
5
2) Bagi Guru
Penerapan pembelajaran model STAD pada materi pokok pembuatan sinopsis novel, dapat
menjadi salah satu model pembelajaran alternatif bagi guru dalam menyajikan materi Bahasa
Indonesia untuk meningkatkan ketrampilan membaca dan hasil belajar siswa SMP Negeri 1
Sidomulyo Lampung Selatan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah
yang akan diteliti, maka ruang lingkup penelitian ini adalah:
1) STAD, singkatan dari Student Teams-Achievement Division. Di dalam STAD siswa
diorganisasikan dalam bentuk kelompok kecil.
2) Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif.
Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi,
memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Semua yang
diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan seseorang mampu mempertinggi daya
pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya.
3) Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran
menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dicerminkan pada hasil tes pada
setiap akhir siklus yang dibatasi pada aspek kognitif. Pembagian kelompok didasarkan
pada kemampuan akademik, Skema pembagian kelompok dapat dilihat pada lampiran
4) Materi pembelajaran yang diberikan pada penelitian ini adalah pembuatan sinopsis novel
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar
yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM). Model pembelajaran yang menarik
dan variatif akan berimplikasi pada minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses
belajar mengajar di kelas.
2.1.1 Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Division(STAD)
STAD, singkatan dari Student Teams-Achievement Division. Di dalam STAD siswa
diorganisasikan dalam bentuk kelompok kecil. Secara singkat tahapan dalam melaksanakan
model pembelajaran STAD adalah sebagai berikut: 1) Penyajian kelas, 2) Belajar kelompok, 3)
Tes atau kuis, 4) Skor peningkatan individu, dan 5) Penghargaan kelompok.
STAD dianggap sebagai model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana Nurhadi
2004(dalam Ali Ikbal, 2011)
Dalam STAD, secara rinci langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Penyajian kelas (Class Presentations). Guru menyajikan materi di depan kelas secara klasikal
yang difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang akan dibahas saja. Selanjutnya siswa
disuruh belajar dalam kelompok kecil untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
2). Pembentukan kelompok belajar (Teams). Siswa disusun dalam kelompok yang anggotanya
heterogen (baik kemampuan akademiknya maupun jenis kelaminnya). Caranya dengan
7
sebelum pembelajaran kooperatif model STAD. Adapun fungsi dari pengelompokan ini
adalah untuk mendorong adanya kerjasama kelompok dalam memperlajari materi dan
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
3) Pemberian Tes atau kuis (Quizzes). Setelah belajar kelompok selesai diadakan tes atau kuis
dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampan belajar siswa terhadap materi
yang telah dipelajari. Dalam hal ini siswa sama sekali tidak dibenarkan untuk bekerjasama
dengan temannya. Tujuan tes ini adalah untuk memotivasi siswa agar berusaha dan
bertanggungjawab secara individual. Siswa dituntut untuk melakukan yang terbaik sebagai
hasil belajar kelompoknya. Selain bertanggungjawab secara individual, siswa juga harus
menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberi sumbangan yang
sangat berharga bagi kesuksesan kelompok. Tes ini dilakukan setelah satu sampai dua kali
penyajian kelas dan pembelajaran dalam kelompok.
4) Pemberian skor peningkatan individu (Individual Improvement Scores). Hal ini dilakukan
untuk memberikan kepada siswa suatu sasaran yang dapat dicapai jika mereka bekerja keras
dan memperlihatkan hasil yang baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Pengelola skor
hasil kerjasama siswa dilakukan dengan urutan berikut: skor awal, skor tes, skor peningkatan
dan skor kelompok.
5) Penghargaan kelompok (Team Recognition) Penghargaan kelompok ini diberikan dengan
memberikan hadiah sebagai penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama
belajar. Slavin,1995 (dalam Ali Ikbal, 2011)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa STAD ini mengukur skor ‘peningkatan individu’,
jadi tidak hanya sekedar menilai siswa dari seberapa banyak soal yang diselesaikannya pada saat
8
dengan demikian, siswa akan terpacu untuk belajar dengan giat dan berusaha semaksimal
mungkin untuk mengalahkan pencapaiannya sendiri pada pelajaran sebelumnya. Tidak hanya itu,
karena dalam STAD peningkatan siswa anggota kelompok juga berpengaruh terhadap
kesuksesan kelompok, maka dalam kelompok akan terjadi hubungan sosial yang bagus yang
bertujuan untuk saling membantu untuk meningkatkan kualitas masing-masing
anggotanya.Dalam STAD anggota kelompok diusahakan heterogen, karena dalam kelompok
akan saling berbagi dan mengisi.
2.1.2 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Student Teams Achievement Division(STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran
kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam
kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Seperti telah
disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama,
yaitu penyajian kelas, belajar kelompok,kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu
STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaranyang teratur.
Variasi Model STADLima komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:
a) Penyajian kelas.
b) Belajar kelompok.
c) Kuis.
d) Skor Perkembangan.
9
Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe StudentTeams Achievement
Division(STAD):
1. Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang
direncanakan.Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan
penyajian kelas.Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing
dari keseluruhan pelajaran dengan penekanandalam penyajian materi pelajaran.
a) Pembukaan
1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa
ingintahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau
cara lain.
2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau
merangsang keinginanmereka pada pelajaran tersebut.
3) Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.
b) Pengembangan
1) Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok.
2) Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan
hapalan.
3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.
c) Latihan Terbimbing
1) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan.
10
siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
3) Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau
dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
2. Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru
dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat
digunakan untukmelatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan
teman satu kelompok.Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu
memberikan bantuan dengancara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab
pertanyaan.Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1) Mintalah anggota kelompok memindahkan meja / bangku mereka bersama-sama dan pindah ke meja
kelompok.
2) Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok.
3)Bagikan lembar kegiatan siswa.
4) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada
tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus
mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat
mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika
siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara
teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
5) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok
dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan
11
kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan
siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum
bertanya guru.
6) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok
yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan
bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagainya.
3. Kuis kuis dikerjakan siswa secara mandiri.
Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam
kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai
perkembangan kelompok.
4. Penghargaan kelompok langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah
menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau
penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai
perkembangan individu dalam kelompoknya.
http://www.scribd.com/doc/33832502/Karakteristik-STAD
6 Agustus 2012, senin pukul 7.28 PM
2.2 Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut
reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan
pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan
memungkinkan seseorang mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya,
dan memperluas wawasannya Zuchdi dan Budiasih, 1996/1997:49 (dalam Huda Ahmad).
12
seseorang. Seseorang akan gagap teknologi dan gagap informasi apabila jarang atau tidak pernah
melakukan kegiatan membaca. Informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, politik,
sosial kemasyarakatan dan berbagai informasi aktual lainnya senantiasa berkembang pesat dari
hari ke hari. Segala macam informasi dan perkembangan zaman tersebut selain dapat diikuti dari
media elektronik (misalnya TV), juga dapat diikuti melalui media cetak dengan cara membaca.
Kedua macam media informasi tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Media elektronik dapat diakses dengan cara yang lebih santai karena tinggal menonton suatu
tayangan di TV. Kelemahannya, tayangan tersebut tidak dapat ditonton ulang apabila kita
membutuhkan informasi tersebut. Media cetak yang diakses dengan cara membaca mempunyai
kekurangan dari segi pembaca, yakni ketersediaan waktu yang kurang mencukupi dalam
membaca, kurangnya kemampuan memahami teks bacaan, rendahnya motivasi dalam membaca,
kurangnya kebisaaan membaca, dan sebagainya. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan
media elektronik (misalnya TV), kegiatan membaca mempunyai kelebihan yakni teks bacaan
tersebut dapat dibaca ulang apabila informasi dalam teks bacaan tersebut sewaktu-waktu
diperlukan.
Banyak definisi membaca yang dikemukakan oleh para ahli, baik membaca sebagai aktivitas
umum maupun sebagai aspek yang digunakan dalam pembelajaran bahasa. Menurut Smith, 1978
dalam Endang Fauziati, 2002: 139 (dalam Huda Ahmad) menerangkan bahwa membaca
merupakan suatu proses yang bersifat transformatif karena adanya pemindahan informasi dari
penulis kepada pembaca. Ia menjelaskan bahwa membaca secara pragmatik adalah sebagai suatu
pengertian pengiriman pesan oleh penulis melalui informasi visual dan non-visual. Membaca
merupakan kegiatan pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada si
13
Gusti Ngurah Oka, 1983: 129 (dalam Huda Ahmad) mengemukakan definisi dari para pakar
berbagai disiplin ilmu. Ia mengemukakan dari tiga sudut pandang para penganut disiplin ilmu
yang berbeda. Mereka memandang membaca sesuatu dengan dimensi keilmuannya
masing-masing, sehingga menghasilkan pengertian yang bervariasi. Mereka ada yang memandang,
bahwa membaca sebagai suatu keterampilan, membaca sebagai suati persepsi, dan membaca
sebagai suatu proses merekontruksi. Penganut teori keterampilan memandang membaca sebagai
suatu proses atau kegiatan menerapkan seperangkat keterampilan dalam mengolah tuturan
tertulis yang dibacanya untuk menangkap maknanya. Perangkat keterampilan ini antara lain
dimaksudkan keterampilan mengenal atau merekognisi kata, keterampilan menangkap makna
kalimat, keterampilan menangkap isi pokok bacaan, isi bagian, dan isi penjelas. Penganut
persepsi memandang membaca adalah kegiatan mempersepsi, yaitu memberikan respon
bermakna kepada simbol-simbol grafis yang telah dikenal. Penganut teori psikolinguistik
memandang membaca adalah proses merekontruksi pesan yang telah dituangkan pengarang ke
dalam tuturan tertulis.
Berdasarkan beberapa konsep membaca seperti yang telah dipaparkan di atas dapatlah
dikemukakan bahwa membaca bukan sekedar mengenl simbol-simbol yang tercetak tetapi
membaca merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif yang dilakukan dengan
tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses kegiatan secara aktif dan kreatif untuk
mengenal, mengolah dan memahami simbol-simbol bunyi (grafis) yang terdapat di dalam bahan
14
2.2.1 Tujuan Membaca
Perlu disepakati bahwa membaca harus mempunyai tujuan. Apabila membaca tidak
bertujuan, maka proses dan kegiatan membaca yang dilakukan tidak memiliki arti sama
sekali. Tujuan membaca dapat ditetapkan secara eksplisit ataupun implisit.
Menurut http://www.mtsppiu.sch.id/bahasa-indonesia/metode-pengajaran-membaca
Berdasarkan pengalaman yang dialami, ada beberapa tujuan membaca yang dapat
dikemukakan, di antaranya untuk:
a. Memahami aspek kebahasaan (kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana) dalam teks
b. Memahami pesan yang ada dalam teks
c. Mencari informasi penting dari teks
d. Mendapatkan petunjuk melakukan sesuatu pekerjaan atau tugas
e. Menikmati bacaan, baik secara tekstual maupun kontekstual.
2.2.2 Metode Pengajaran Membaca
Keterampilan membaca sangat perlu dikuasai oleh setiap siswa. Dalam penyelesaian studi bagi
setiap siswa, keterampilan membaca sangat diperlukan dalam mempelajari setiap mata pelajaran.
Setiap mata pelajaran pasti disajikan dalam buku teks yang harus dicerna oleh siswa. Dalam
kehidupan bermasyarakat di luar sekolah pun, keterampilan membaca tetap sangat diperlukan.
Misalnya membaca koran, majalah, buku buku ilmu pengetahuan, internet, dan sebagainya.
15
Terdapat beberapa metode pengajaran membaca, antara lain :
1. Metode Reseptif
Metode ini mengarah ke proses penerimaan isi bacaan maupun simakan baik tersurat maupun
tersirat. Metode tersebut sangat cocok diterapkan kepada siswa yang dianggap telah banyak
menguasai kosakata, frase, maupun kalimat. Yang dipentingkan bagi siswa dalam suasana
reseptif adalah bagaimana isi bacaan atau simakan diserap dengan bagus.
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap
tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam
tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai
sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistic
3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Artinya beberapa aspek
dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, mendengarkan diintegrasikan dengan
berbicara dan menulis. Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca.
4. Metode Partisipatori
Metode ini lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu
keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif,
siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bertindak sebagai pemandu atau fasilitator.
Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai
16
2.2.3 Proses Membaca
Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, diantaranya model
bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model bottom-upmenganggap bahwa pemahaman
proses membaca sebagai proses decoding yaitu menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi
simbol-simbol bunyi.
Pendapat itu menurut Harjasujana 1986:34 (dalam Huda Ahmad) sama dengan pendapat Flesch
1995 (dalam Huda Ahmad) yang mengatakan bahwa membaca berarti mencari makna yang ada
dalam kombinasi huruf-huruf tertentu.
Begitu juga menurut pendapat Fries dalam Harjasujana. 1986:34 (dalam Huda Ahmad) bahwa
membaca sebagai kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada
seperangkat pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis. Pendapat-pendapat di atas ternyata
ditentang oleh Goodman dalam Cox, 1998:270 (dalam Huda Ahmad) yang menyatakan bahwa
membaca sebagai proses interaksi yang menyangkut sebuah transaksi antara teks dan pembaca.
Pembaca yang sudah lancer pada umumnya meramalkan apa yang dibaca dan kemudian
menguatkan atau menolak ramalannya itu berdaarkan apa yang terdapat dalam bacaan, membaca
seperti disebut model top-down.
Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-updan model top-downakhirnya dipersatukan
oleh Rumelhart dengan nama model interaktif. Rumelhart dalam Harris dan Sipay, 1980:8
(dalam Huda Ahmad) menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses belajar
membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan pengetahuan yang berada dalam
17
Hal itu senada dengan pendapat Wilson dan Peters dalam Creary, 1992:284 (dalam Huda
Ahmad) bahwa membaca merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi dinamis di
antara pengetahuan pembaca yang telah ada dan informasi itu telah dinyatakan oleh bahasa tulis
dan konteks situasi pembaca.
Burns, dkk 1996:6 (dalam Huda Ahmad) menyatakan bahwa aktivitas membaca terdiri atas dua
bagian, yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada sembilan aspek
yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan komunikasi yang baik
antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan penulis itu berasal dari
pengkontruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
Lebih lanjut Burns, dkk 1996:8 (dalam Huda Ahmad) mengemukakan sembilan proses
membaca tersebut yaitu: 1) mengamati simbol-simbol tulisan, 2) menginterpretasikan apa yang
diamati, 3) mengikuti urutan yang bersfat linier baris kata-kata yang tertulis, 4) menghubungkan
kata-kata (dan maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, 5)
membuat inferensi dan evaluasi materi yang dibaca, 6) mengingat apa yang dipelajari
sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, 7) membangun asosiasi, 8)
menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan interesnya, dan 9)
mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk memahami materi yang dibaca.
Berdasarkan uraian di atas, proses membaca yang sesuai dengan strategi SQ3R adalah model
interaktif sebagaimana yang dikatakan Harjasujana 1986:323 (dalam Huda Ahmad) bahwa
18
pengajaran yang telah menunjukkan keberhasilannya, misalnya SQ3R memberikan dorongan
kepada siswa untuk mensurvei dan bertanya, membuat prakiraan dan membaca uji hipotesis.
2.3 Hasil Belajar
Proses pembelajaran yang dilaksanakan tentunya akan memperoleh suatu hasil yang dikatakan
sebagai hasil belajar. Siswa yang mempunyai daya serap dan kemampuan kognitif tinggi akan
memperoleh hasil yang berbeda dengan seorang siswa yang mempunyai kemampuan kognitif
rendah. Hal tersebut didukung oleh pendapat Abdurahman ( 1993: 3)
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar yang
dilakukan oleh penyaji pembelajar.
Keberhasilan proses belajar yang dilakukan dapat diukur dengan tolak ukur hasil belajar yang
diperoleh oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2006: 121)
Setiap proses belajar menagajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa
merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak
ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
Siswa yang memiliki kemampuan analisis, maka ia akan memecahkan suatu permasalahan teori
tertentu dengan menganalisis pengetahuan yang dilambangkan dengan kata-kata menjadi buah
pikiran. Hal tersebut didukung oleh pendapat Hamalik (2002: 19)
Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang didapat dari kegiatan belajar yang merupakan
kegiatan kompleks. Dengan memiliki hasil belajar, seseorang akan mampu mengartikan dan
menganalisis ilmu pengetahuan yang dilambangkan dengan kata-kata menjadi suatu buah pikiran
19
Hasil belajar yang dicapai siswa dalam suatu mata pelajaran dapat diperoleh dengan berusaha
mengamati, melakukan percobaan, memahami konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta mampu
untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari setelah siswa mempelajari pokok bahasan
yang diajarkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sardiman (2005: 21)
Hasil belajar dapat diperoleh dari berbagai usaha, misalnya aktif dalam kegiatan pembelajaran,
memahami eksperimen yang dilakukan, dan menganalisis hasil eksperimen dan menganalisis isi
buku. Seseorang yang mampu menguasai suatu materi keilmuan dapat dikatakan bahwa
seseorang tersebut memiliki prestasi.
Hasil belajar merupakan prestasi aktual siswa yang dapat didukung dengan berbagai aktivitas
pembelajaran. Hasil belajar yang baik akan diperoleh dengan usaha yang dilakukan oleh siswa.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Keller dalam Mulyono (2002: 45)
Hasil belajar adalah prestasi actual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha adalah
perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti bahwa besarnya usaha
adalah indicator dari adanya aktivitas, sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha
yang dilakukan oleh anak.
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari interaksi kegiatan belajar mengajar. Hasil
belajar itu dapat berupa tingkah laku, ranah berfikir dan perasaan. Hal tersebut dikemukakan
oleh Anderson dalam Depdiknas (2004: 4)
Karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal
berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan
tipikal perasaan berkaitan dengan ranah efektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik
20
Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom dalam Sukari (2008: 75) membagi menjadi
tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal
akibat belajar, yaitu: (1)Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisisn, sintesis, dan evaluasi, (2) ranah afektif terdiri dari lima
perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, dan pembentukan pola hidup, (3) ranah
psikomotor terdiri dari tujuh perilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreatifitas.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil
yang diperoleh oleh siswa setelah siswa menerima pengetahuan, dimana hasil belajar mencakup
tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
2.4 Pengertian Sinopsis
1) Konsep Teoritis
Sinopsis adalah ikhtisar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan
karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu, atau ringkasan atau abstraksi (KBBI, 1988: 845).
Sinopsis mengandung tiga pengertian yaitu; ikhtisar karangan, ringkasan, atau abstraksi, Keraf
(1977: 84) menyatakan bahwa ringkasan sumarry précis adalah suatu cara yang efektif untuk
menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk pendek. Kata précis berarti memotong
atau meringkas. Dengan demikian meringkas ibarat memangkas sebatang pohon yang akhirnya
tinggal batang dan cabang-cabang yang terpenting.
Menurut Keraf( dalam Rahmat Widodo,
21
Keindahan gaya bahasa, ilustrasi serta penjelasan-penjelasan yang terperinci harus dihilangkan,
sari karangannya dibiarkan saja tanpa hiasan dan yang tinggal hanyalah pokok-pokoknya saja.
Namun demikian meskipun bentuknya ringkas, pikiran pengarang dan pendekatannya yang asli
masih tetap dipertahankan dan harus ada.
Penulisan ringkasan harus berbicara sesuai dengan tulisan pengarang. Oleh karena itu dalam
ringkasan, kalimat “Dalam alinea ini penulis mengatakan … “ atau “Penulis berpendapat … “
harus dihindari. Pernyataan demikian adalah suara penulis yang membuat ringkasan. Penulis
yang membuat ringkasan seyogyanya langsung menyusun ringkasan tersebut, yang dimulai
dengan meringkaskan kalimat-kalimat, alinea-alinea, bab-bab atau bagian-bagian yang lain dan
seterusnya. Tidak berbeda jauh pula dengan pengertian ikhtisar yang berarti pula sebagai
ringkasan. Hanya penggunaanya pada umumnya diarahkan pada buku-buku karya ilmiah.
Berbeda dengan abstraksi yang biasanya kita temukan dalam penyusunan skripsi dan tesis.
Abstraksi dalam pengertian ini pun berarti ringkasan, perbedaannya sangat tipis yaitu hanya pada
sisi tujuan penggunaannya. Ringkasan biasa dilakukakan terhadap objek karya sastra, maupun
nonsastra, atau dalam karya ilmiah maupun nonilmiah. Sinopsis seringkali dipergunakan dalam
karya yang bersifat sastra. Kalau pun ada sinopsis yang dikenakan pada karya nonsastra bahkan
pada karya ilmiah, itu merupakan model dan bentuk pengembangan. Berdasarkan hal tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa sinopsis adalah ringkasan yang mengarah pada karya-karya baik
fiksi maupun bukan fiksi, sedangkan sasaran ringkasannya adalah karya-karya ilmiah lebih kita
gunakan istilah abstraksi atau ringkasan itu sendiri.
Sinopsis bukanlah resensi, sebab resensi tidak hanya meringkas tetapi juga menyimpulkan baik
22
sesudah melakukan telaah. Umumnya penulis resensi menyeleksi buku-buku secara khusus, yaitu
hanya buku-buku yang baru terbit saja dan menarik untuk dikaji atau diresensi.
Postingan ini tidak akan membahas bentuk-bentuk atau perbedaan ikhtisar, resensi, dan sinopsis,
maupun abstraksi, tetapi membahas bagaimana menulis sebuah sinopsis. Oleh karena itu, marilah
kita samakan persepsi kita dalam memahami pengertian sinopsis. Persepsi kita sinopsis adalah
ringkasan yang berbicara susasana pengarang asli (pengarang buku yang diringkas) dengan
tetap mempertahankan bentuknya sebagai sebuah karangan.
2) Persiapan Menyusun Sinopsis
Sebelum kita mulai menyusun sinopsis, terlebih dahulu barlatihlah membuat ringkasan yang
diambil dari sebuah karya atau artikel. Hal ini sangat berguna untuk mengembangkan ekspresi
dan latihan menghemat kata. Latihan ini tidak cukup dilakukan secara intensif akan
mengembangkan daya konsentrasi, serta mempertajam dalam menangkap pemahaman isi bacaan
secara tepat, cermat, dan efektif.
Latihan menyusun sinopsis harus diawali dari membaca, maka berlatihlah secara terus menerus
akan mengembangkan kemampuan membaca cepat, tepat dan cermat. Membaca dengan cara
demikian amat diperlukan untuk membantu mempertajam gaya bahasa, serta menghindari
uraian-uraian yang panjang lebar. Dengan demikian penulis sinopsis harus terlebih dahulu
membekali diri dengan kemampuan membaca sebelum melakukan pekerjaan menyusun sipnosis.
Dalam kegiatan membaca, objek atau materi yang akan di susun menjadi sipnosis tak cukup
dibaca sekali. Materi tersebut perlu dibaca berulang kali, karena seluruh isi materi harus
23
3) Langkah-langkah Menyusun Sinopsis
1. Bacalah naskah asli berulang kali sampai benar-benar diketahui maksud dan pandangan
pengarang.
2. Pada saat membaca perlu digaris bawahi atau dicatat ide sentralnya (pokok pikiran,
kalimat pokok/kalimat inti).
3. Kesampingkan dulu teks asli sesudah dicatat ide sentral atau hal-hal pokok yang telah
diketahui, kemudian kembangkan catatan-catatan tersebut dengan bahasa sendiri.
4. Pergunakanlah kalimat-kalimat tunggal, bila memungkinkan hindari pemakaian kalimat
majemuk atau mengulang kalimat, gnakan kalimat sederhana yang efektif.
5. Ringkaslah kalimat menjadi frase, dan frase menjadi kata.
6. Bila terdapat rangkaian ide atau gagasan dari beberapa alinea, maka ambilah ide
sentralnya saja atau pokok pikiran dan kalimat pokok/intinya.
7. Buanglah bebrapa alinea yang dapat diwakili dengan satu alinea saja, atau sebaliknya,
dan pertahankan alinea yang memang harus dipertahankan.
8. Pertahankanlah kalimat yang tidak memungkinkan untuk disederhanakan, sehingga
keaslian suara pengarang tetap dapat dipertahankan pula, yaitu kata kunci yang ada pada
kalimat tersebut.
9. Buanglah seluruh kata tugas yang memungkinkan untuk dibuang, tetapi pertahankanlah
susunan ide yang tersusun sesuai naskah aslinya.
Menyusun sinopsis sama dengan menyusun ringkasan karangan, menyusun ringkasan karangan
ibarat memangakas sebuah pohon besar menjadi pohon kecil yang padat dan berisi. Maka hasil
24
sederhana saja, sinopsis adalah sebuah karangan utuh diringkas menjadi sepertiganya atau
25
III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII G SMP N 1 Sidomulyo Lampung Selatan semester
ganjil tahun ajaran 2012/2013 menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) dengan proses kajian berdaur ulang yang terdiri dari empat tahapan, yaitu
Gambar 1. Alur penelitian tindakan kelas (Aqib, 2007: 30)
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII G SMP N 1 Sidomulyo Lampung Selatan tahun
2012/2013. Jumlah Siswa adalah 34 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan.
3.3 Faktor yang diteliti
Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas, ada beberapa faktor yang akan
diteliti pada penelitian ini, yaitu:
1) Kemampuan keterampilan membaca sinopsis novel remaja
2) Hasil belajar siswa pada materi pokok membuat sinopsis
TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI
26
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari beberapa siklus belajar dan setiap siklus dilaksanakan dengan beracuan
pada peningkatan yang ingin dicapai. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan prosedur berikut:
1) Perencanaan (Plan)
2) Pelaksanaan tindakan (action)
3) Evaluasi (Observe)
4) Refleksi (reflect)
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini untuk setiap siklus akan dijabarkan sebagai
berikut:
1. Siklus Pertama
a) Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:
1) Melakukan observasi awal di SMP N 1 Sidomulyo Lampung Selatan
2) Menentukan model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan berdasarkan masalah yang
terjadi di kelas.
3) Menentukan peringkat akademik siswa berdasarkan data hasil observasi awal yang nantinya
digunakan sebagai pedoman pembagian kelompok.
4) Menyesuaikan silabus dengan sintak pembelajaran inkuiri dengan metode STAD
5) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
6) Membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK)
7) Membuat lembar observasi ketrampilan proses membaca.
8) Membuat lembar observasi diskusi kelas.
27
10) Membuat lembar soal post-test
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan, yaitu sesuai dengan sintak pembelajaran metode STAD. Langkah
yang dilakukan pada pembelajaran metode STAD adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara memberikan masalah atau pertanyaan
yang berkaitan dengan konsep awal siswa berupa contoh novel. Atau dengan kata lain, guru
memunculkan konflik untuk memotivasi semangat belajar siswa, serta mengetahui konsep awal
siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Pada bagian ini guru sebaiknya mengungkapkan
tujuan dari pembelajaran yang dilakukan.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan pembelajaran yang ditempuh merupakan Tahapan atau fase pembelajarannya meliputi:
a) Guru memberikan tugas untuk membuat sinopsis novel remaja dan mengaitkan materi yang
mereka pelajari dengan menggunakan metode STAD.
b) Merumuskan masalah
Berdasarkan yang telah diberikan, guru membimbing siswa di dalam kelompoknya untuk
merumuskan masalah untuk dicarikan jawabannya melalui kegiatan membaca.
c) Menguji Hipotesis
Guru membimbing siswa untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan di awal pelajaran
d) Merumuskan Kesimpulan
28
Setelah semua tahapan dalam kegiatan pembelajaran inkuiri telah ditempuh, maka diadakan
diskusi, siswa akan memperoleh konsep-konsep yang relevan dari materi yang disampaikan
guru.
1) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup guru menegaskan konsep-konsep penting sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan menegaskan sekali lagi konsep yang benar dari konsep awal siswa yang
kurang relevan dengan teori yang ada. Pada bagian ini juga siswa dengan bimbingan guru
membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru memberikan
soal-soal latihan agar siswa memahami konsep secara bermakna bukan sekedar hafal .
c) Tahap Evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarakan lembar
observasi ketrampilan membaca siswa, lembar observasi diskusi kelas, lembar observasi
pengelolaan pembelajaran, dan hasil belajara siswa.
1) Tahap Refleksi
Langkah-langkah pada tahap ini yaitu:
a) Mengidentifikasi temuan-temuan, terutama temuan yang menjadi kendala atau masalah dalam
tahap pelaksanaa tindakan.
b) Menyusun rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan tersebut untuk
dilaksanakan dalam siklus berikutnya.
Refleksi dilaksanakan dengan menganalisis hasil evaluasi pada siklus satu langkah
29
pelaksanaan siklus kedua, serta perbaikan pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran dan
layanan konsultasi untuk siklus kedua yang akan dijadikan sebagai dasar perbaikan atau
penyempurnaan tindakan sebelumnya.
1. Siklus Kedua
Pada dasarnya tahap demi tahap pembelajaran pada siklus kedua sama seperti siklus pertama.
Pelaksanaan Siklus II ini akan diawali dengan perbaikan dan pelaksanaan dari rekomendasi yang
dihasilkan pada kegiatan refleksi siklus I. Penyusunan RPP, sekenario pembelajaran, dan tes
formatif dilakukan dengan memperhatikan hasil evaluasi dari siklus pertama.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1) Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang digunakan untuk membantu guru dalam proses
pembelajaran.
2) Lembar observasi ketrampilan proses membuat novel remaja untuk mengetahui peningkatan
ketrampilan proses membaca siswa. Contoh penilaian ketrampilan proses membuat synopsis
30
Tabel 3.1 Contoh lembar observasi penilaian keterampilan proses membuat sinopsis
No Nama Siswa
Sub Ket Proses
Skor %
KPM Kategori
K1 K2 K3 K4
1
2
…
Jumlah Skor
Skor Maksimum
Nilai Rata-rata
3) Lembar pengamatan diskusi kelompok untuk mengetahui kektifan siswa dalam diskusi.
Contoh lembar pengamatan diskusi kelompok dapat dilihat pada table 3.2
No
Nama Siswa Aspek Penilaian Skor % AP Kategori
K1 K2 K3
1
2
3
…
Jumlah Skor
Skor Maksimum
31
4) Lembar observasi guru mengajar untuk evaluasi guru dari siklus I ke siklus berikutnya.
[image:59.612.70.547.164.719.2]Contoh lembar observasi guru mengajar dapat dilhat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Contoh instrument observasi guru mengajar.
No Aspek yang diamati
Penilaian
Dilakukan
1 2 3 4
Ya Tidak
I Kesiapan Guru
1. Membuat RPP, silabus, dan LKS
2. Menyiapkan media
3. Sumber-sumber kepustakaan
II Pelaksanaan
A. Kegiatan awal
1. Menyampaikan SK, KD, tujuan dan indikator
pembelajaran
2. Memotivasi siswa
3. Mengelompokka siswa menjadi beberapa
kelompok
4. menyajikan kegiatan sehari-hari dengan materi
5. Membangkitkan kembali ingatan siswa dan
mengungkapkan konsep awal siswa dengan
mengajukan pertanyaan
6. Membagikan LKS
III Kegiatan Inti
32
2. Membimbing siswa untuk menemukan dan
memahami konsep dengan menjawab pertanyaan
yang ada pada LKS melalui diskusi kelompok
dengan pengetahuan yang sudah dimilki siswa
atau merumuskan masalah
3. Membimbing Siswa mencari pemecahan masalah
4. Membimbing siswa dalam mempresentasikan
hasil pengamatannya
5. Mengevaluasi hasil diskusi
6. Memberikan kesempatan siswa dalam bertanya
dan menjawab pertanyaan kepada guru
C. Penutup
1. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan
dan pemantapan konsep yang benar dan penting
yang harus dikuasai siswa
2. Memberikan reward kelompok terbaik dan tugas
studi kepustakaan sebagai pemantapan konsep
3. Menutup pembelajaran
III Pengelolaan waktu
IV Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias
Jumlah
33
Skor maksimal 100
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut.
Kategori: 30 – 39 = sangat rendah
Kategori: 40 – 55 = rendah
Kategori: 56 – 65 = cukup
Kategori: 66 – 79 = baik
Kategori: 80 – 100 = sangat baik
3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Data
Data yang diperoleh setelah dilakukannya penelitian ini adalah data berupa data kuantitatif, yaitu
data keterampilan proses membaca dan hasil tes belajar siswa untuk mengetahui data
keterampilan proses dan hasil belajar yang diperoleh dari pemberian tes pada setiap akhir siklus.
3.6.2 Metode Pengumpulan Data
a. Data Keterampilan Proses
Untuk memperoleh data ketrampilan proses siswa disediakan lembar observasi keterampilan
proses membuat sinopsis novel remaja yang terdiri dari 7 penilaian keterampilan dengan rincian
sebagai berikut:
K1 = Keterampilan memahami isi bacaan
K2 = Keterampilan merumuskan hipotesis
K3 = Keterampilan menganalisa isi bacaan
34
b. Data Hasil Belajar
Data pemahaman hasil belajar awal siswa, dilakukan dengan memberikan 10 soal pilihan ganda
mengenai unsur-unsur intrinsik novel remaja. Pada penelitian, pengambilan data hasil belajar
siswa dilakukan dengan memberikan tes diakhir siklus.
3.7 Teknik Analisis Data
Setelah data penelitian diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis data sebagai berikut:
3.7.1 Kemampuan Membuat Sinopsis
Data diperoleh dari instrument lembar observasi keterampilan proses dengan penilaian sebagai
berikut:
4 = Jika 3 atau semua indikator setiap sub kemampuan membuat sinopsis novel dilaksanakan.
3 = Jika 2 indikator setiap sub kemampuan membuat sinopsis novel dilaksanakan.
2 = Jika 1 indikator setiap sub kemampuan membuat sinopsis novel dilaksanakan.
1= Jika tidak satupun indikator setiap sub kemampuan membuat sinopsis novel dilaksanakan.
a) Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.
Persentase kemampuan membaca siswa diperoleh dengan rumus:
jumlah skor
35
Untuk menentukan keterampilan membuat sinopsis novel remaja, digunakan kategori sebagai berikut:
81 – 100 = Sangat Baik
61 – 80 = Baik
41 – 60 = Cukup Baik
21 – 40 = Kurang Baik
< 20 = Sangat Kurang Baik
Muhibin Syah dalam Marnasusanti (2007: 48)
3.7.2 Data Hasil Belajar
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa
adalah sebagai berikut:
Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.
a) Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:
skor yang diperoleh
% Pencapaian Hasil Belajar x 100 % skor maksimum
b) Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:
∑ nilai hasil belajar setiap siswa Rata – rata hasil belajar siswa =
36
Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa disesuaikan dengan KKM yang berlaku di
sekolah yaitu 65. Apabila nilai siswa ≥ 65, maka dikategorikan tuntas.
3.8 Indikator Kinerja
Indikator kinerja pada penelitian ini adalah:
3.8.1 Meningkatkan kemampuan membuat synopsis novel remaja terhadap pelajaran Bahasa
Indonesia setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri yang berorientasi pada metode
STAD.
3.8.2 Meningkatnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dengan skor akhir minimum 68
37
56
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran STAD adalah sebagai berikut:
1.(a) KPM siswa dapat ditingkatkan menggunakan metode pembelajaran STAD, dengan cara
membaca novel remaja dan guru menjelaskan alur pembuatan sinopsis novel remaja. Dari
kegiatan diskusi tersebut siswa dibimbing untuk merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merumuskan kesimpulan, menyusun laporan dan mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok.
Selain itu, guru terus memantau kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama siswa bekerja
dalam kelompok untuk menyelesaikan LKK, sehingga apabila terjadi kesalahan guru dapat
segera membimbing siswa.
(b)Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara membagi kelompok ke dalam 7
kelompok berdasarkan tingkat kemampuan akademik, sehingga siswa yang berkemampuan
tinggi dapat menjadi tutor sebaya dalam kelompoknya. Selain itu, sebelum siswa memualai
kegiatannya di dalam kelompok, guru selalu memberikan arahan kepada setiap kelompok
agar mengerjakan LKK dengan teliti sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan. Sedangkan pada saat siswa bekerja di dalam kelompoknya, guru terus
membimbing siswa, memberikan penguatan konsep diakhir pembelajaran, dan memberikan
57
guru juga memberikan refleksi dengan cara memberikan pertanyaan yang sesuai dengan
topik yang dibahas. Diakhir pembelajaran, guru memberikan penghargaan kepada individu
dan kelompok yang memilki kinerja paling baik.
2. Terjadi peningkatan KPM siswa pada setiap siklusnya, pada siklus I KPM belajar siswa
sebesar 59,72 dengan kategori “Cukup Baik”, dan pada siklus II meningkat sebesar 10,77
menjadi 70,49 dengan kategori “Baik”.
3. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa setiap siklusnya. Pada siklus I adalah 68, 06 dengan
kategori “Tuntas”, dan pada siklus II rata-rata hasil