• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH H2SO4 DAN KOH PADA ANALISIS Cr(III) MENGGUNAKAN ASAM TANAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAUNGU-TAMPAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH H2SO4 DAN KOH PADA ANALISIS Cr(III) MENGGUNAKAN ASAM TANAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAUNGU-TAMPAK"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

THE EFFECT OF H2SO4AND KOH ON THE ANALYSIS OF Cr(III) USING TANNIC ACID BY ULTRAVIOLET-VISIBLE

SPECTROPHOTOMETRY

By

Mega Suci Hanifa Putri

This study was carreid out to investigate the effect of H2SO4and KOH on the analysis of Cr(III) using tannic acid by ultraviolet-visible spectrophotometry. This research also studied the effect of interfering ions, and time stability of complex compounds tannic acid, chromium metal and acid or base. The results obatained demonstrated that the optimum concentration H2SO4is 2 mM solution and KOH is 5mM, with a time of stability after the 5thminute for H2SO4and the 30thminute to KOH. In H2SO4, ion Ni(II) 10 ppm, Mo(II) 6 ppm and Ca(II) 10 ppm reached the highest absorbance with complex Cr(III) with tannic acid. In KOH, ion Ni(II) 2 ppm, Mo(II) 4 ppm and Ca(II) 4 ppm reached the highest absorbance with complex Cr(III) with tannic acid.

.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH H2SO4 DAN KOH PADA ANALISIS Cr(III)

MENGGUNAKAN ASAM TANAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAUNGU-TAMPAK

Oleh

Mega Suci Hanifa Putri

Telah dilakukan penelitian pengaruh H2SO4 dan KOH pada analisis Cr(III) menggunakan asam tanat secara spektrofotometri Ultraungu-Tampak. Selain itu dilakukan juga pengaruh ion pengganggu pada senyawa kompleks logam kromium dan asam tanat, serta waktu kestabilan senyawa kompleks asam tanat, logam kromium, dan asam atau basa. Pada percobaan didapatkan data pengaruh asam akan mulai terlihat pada konsentrasi larutan 2 mM sedangkan basa terlihat pada konsentrasi larutan 5mM, dengan waktu kestabilan setelah menit ke-5 untuk H2SO4dan menit ke-30 untuk KOH. Pada H2SO4,ion Ni(II) 10 ppm, ion Mo(II) 6 ppm dan Ca(II) 10 ppm mencapai absorbansi tertinggi dengan kompleks Cr(III) dengan asam tanat. Pada KOH,ion Ni(II) 2 ppm, ion Mo(II) 4 ppm dan Ca(II) 4 ppm mencapai absorbansi tertinggi dengan kompleks Cr(III) dengan asam tanat.

(3)

PENGARUH H2SO4DAN KOH PADA ANALISIS Cr (III)

MENGGUNAKAN ASAM TANAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI

ULTRAUNGU–TAMPAK

(Skripsi)

Oleh

Mega Suci Hanifa Putri

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ABSTRAK

THE EFFECT OF H2SO4AND KOH ON THE ANALYSIS OF Cr(III) USING TANNIC ACID BY ULTRAVIOLET-VISIBLE

SPECTROPHOTOMETRY

By

Mega Suci Hanifa Putri

This study was carreid out to investigate the effect of H2SO4and KOH on the analysis of Cr(III) using tannic acid by ultraviolet-visible spectrophotometry. This research also studied the effect of interfering ions, and time stability of complex compounds tannic acid, chromium metal and acid or base. The results obatained demonstrated that the optimum concentration H2SO4is 2 mM solution and KOH is 5mM, with a time of stability after the 5thminute for H2SO4and the 30thminute to KOH. In H2SO4, ion Ni(II) 10 ppm, Mo(II) 6 ppm and Ca(II) 10 ppm reached the highest absorbance with complex Cr(III) with tannic acid. In KOH, ion Ni(II) 2 ppm, Mo(II) 4 ppm and Ca(II) 4 ppm reached the highest absorbance with complex Cr(III) with tannic acid.

.

(5)

ABSTRAK

PENGARUH H2SO4 DAN KOH PADA ANALISIS Cr(III)

MENGGUNAKAN ASAM TANAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAUNGU-TAMPAK

Oleh

Mega Suci Hanifa Putri

Telah dilakukan penelitian pengaruh H2SO4 dan KOH pada analisis Cr(III) menggunakan asam tanat secara spektrofotometri Ultraungu-Tampak. Selain itu dilakukan juga pengaruh ion pengganggu pada senyawa kompleks logam kromium dan asam tanat, serta waktu kestabilan senyawa kompleks asam tanat, logam kromium, dan asam atau basa. Pada percobaan didapatkan data pengaruh asam akan mulai terlihat pada konsentrasi larutan 2 mM sedangkan basa terlihat pada konsentrasi larutan 5mM, dengan waktu kestabilan setelah menit ke-5 untuk H2SO4dan menit ke-30 untuk KOH. Pada H2SO4,ion Ni(II) 10 ppm, ion Mo(II) 6 ppm dan Ca(II) 10 ppm mencapai absorbansi tertinggi dengan kompleks Cr(III) dengan asam tanat. Pada KOH,ion Ni(II) 2 ppm, ion Mo(II) 4 ppm dan Ca(II) 4 ppm mencapai absorbansi tertinggi dengan kompleks Cr(III) dengan asam tanat.

(6)

PENGARUH H2SO4DAN KOH PADA ANALISIS Cr(III) MENGGUNAKAN ASAM TANAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI

ULTRAUNGU-TAMPAK

Oleh

MEGA SUCI HANIFA PUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA SAINS

Pada Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)
(8)
(9)

RIWAYAT HIDUP

Mega Suci Hanifa Putri dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Desember 1993. Penulis merupakan putri bungsu dari tiga bersaudara, lahir dari pasangan bapak Hanipuddin dan ibu Marwila. Penulis telah menyelesaikan pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak di TK Al- Irsyad Al- Islamiyah pada tahun 1999, pendidikan sekolah dasar di SD Al- Irsyad Al- Islamiyah pada tahun 2005, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 4 Jakarta pada tahun 2008, dan pendidikan menengah atas di SMTI Lampung pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswi di Universitas Lampung, S1 Jurusan Kimia melalui jalur tulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

(10)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan karya ini sebagai tanda cinta, kasih sayang, hormat dan baktiku kepada:

Ayahandaku Tercinta

yang selalu percaya dengan kemampuan anak-anaknya untuk

menggapai mimpi-mimpinya

&

Ibundaku Tercinta

atas cinta tak beralasannya yang selalu memenuhi hari-hari

ini

.

Kakak tercinta (Richa Wilyusdinik) yang tidak lelah memberikan motivasi

kepada adik-adikya

;

Kakak terkasih (Muhammad Ruchiyat) yang terus

memenuhi hari-hari ini dengan canda tawanya

(11)

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(QS. 94:6)

Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki agar anda bahagia

(Mario Teguh)

Let Your Faith Be Bigger Than Your Fear Not Only Today But Always

(Mega Suci Hanifa Putri)

Ketika tidak ada lagi yang bisa kau buat, maka saatnya bersabar. Cepat atau lambat keajaiban akan tiba, tak akan yang dapat menahannya bahkan tembok

paling keras pun runtuh .

(12)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”Pengaruh H2SO4 Dan KOH Pada Analisis Cr(III) Menggunakan Asam Tanat Secara Spektrofotometri Ultraungu-Tampak”

sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

(13)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Warsito, S.Si., DEA, Ph.D., selaku dekan FMIPA Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M. T., selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. R. Supriyanto, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran, bimbingan, motivasi, dan nasihat kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Ayah dan Ibu, yang tiada hentinya memberikan cinta kasih, do’a, motivasi, dukungan dan nasihat serta menantikan keberhasilanku.

6. Kakak-kakakku, Richa Wilyusdinik dan Muhammad Ruchiyat yang selalu membantu dalam aku menyelesaikan jenjeng pendidikan in dan memberikan semangat untuk menyelesaikannya.

7. Partner in Crime yang tak bosan-bosannya menyemangatiku, memberikan saran serta membagi canda maupun haru selama 4 tahun ini yaitu Ana, April, Dewi, Rina, Yulia, dan Mardian.

(14)

9. Teman-teman seperjuangan Cheven, terimakasih atas kebersamaannya dalam menuntut ilmu menggapai impian juga canda-tawa-bahagia yang selalu kita hadirkan, Anorteam’s:Yunia, Rio Woo, Irkham, Melly Antika, Melly Novita, Nopitasari, Tamara, Asti dan Nico. Biokimteam’s: Ajeng, Ay”, Uswah, Windi, Jeje, Aziz, dan Gani. Organikteam’s: Miftah, Wagiran, Arik, Juned, Mirfat, Ridho, Andri, Lili, Rio Feb. Fisikteam’s:Lusi, Vevi, Gegek, Yudha, Yusry, Umee, Eva, Ramos, Ivan, Tata, Fatma. Analitikteam’s:Anggino, Nira, Cimoy, Ari.

10. Laboran analitik : Mas Udin dan Mba iin yang telah membantu melancarkan penulis selama menjalani penelitian.

11. Staf Administrasi : Pak gani dan Mba nora yang membantu penulis dalam mengurus persyaratan maupun berkas selama kuliah dan penelitian.

12. Himaki FMIPA Unila yang senantiasa memberikan pengalaman kepada penulis.

13. Kakak dan adik tingkat penulis : 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2012, 2013, 2014, dan 2015.

Semoga segala bentuk bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Juni 2016 Penulis,

(15)

i A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian... 3

C. Manfaat Penelitian... .3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kromium Trivalen [Cr(III)] ...4

B. Gambir...5 A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 15

B. Alat dan Bahan ... 15

C. Prosedur Penelitian... 15

1. Pembuatan Larutan... 15

1.1 Pembuatan larutan standar asam tanat 100 mM ... 15

1.2 Pembuatan larutan standar Cr(III) 100 mM... 16

1.3 Pembuatan variasi larutan asam sulfat ... 16

1.4 Pembuatan variasi larutan kalium hidroksida ... 16

2. Pengaruh Penambahan Asam Sulfat Dan Absorbansi Optimum Kompleks ... 16

3. Pengaruh Penambahan Kalium Hidroksida Dan Absorbansi Optimum Kompleks ... 17

4. Penentuan Waktu Kestabilan ... 17

5. Penentuan Pengaruh Ion Pengganggu ... 18

(16)

ii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 29 B. Saran ... 29 DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur katekin... 5

2. Struktur inti tanin ... 8

3. Larutan Cr(III)-asam tanat-asam sufat ... 20

4. Spektrum variasi konsentrasi asam sulfat ... 20

5. Larutan Cr(III)-asam tanat-kalium hidroksida ... 21

6. Spektrum variasi konsentrasi kalium hidroksida ... 22

7. Spektrum variasi waktu pada penambahan asam sulfat 2 mM ... 23

8. Spektrum variasi waktu pada penambahan kalium hidroksida 5 mM ... 24

9. Hubungan ion pengganggu dengan asam sulfat... 27

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sifat-sifat asam sulfat ...11

2. Spektrum gelombang elektromagnetik ... 14

3. Absorbansi kompleks dengan ion pengganggu Mo ...25

4. Absorbansi kompleks dengan ion pengganggu Ni...26

(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencemaran lingkungan yang mengandung logam berat, berasal dari berbagai aktifitas manusia seperti industri, pertambangan, metalurgi, dan lain-lain membawa banyak dampak negatif terhadap ekosistem dunia. Pencemaran limbah cair biasanya mengandung logam berat seperti kromium (Cr), kadmium (Cd), raksa (Hg) yang semula dalam konsentrasi kecil, namun selanjutnya mengalami peningkatan dan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Salah satu logam berat yang membahayakan adalah kromium (Cr). Diantara beberapa bilangan oksida dari kromium (di, tri, penta, heksa), kromium trivalen dan heksavalen keduanya terdapat di dalam lingkungan air. Limbah padat dan cair juga mengandung Cr (III) dan Cr (VI). Kromium heksavalen lebih bersifat toksik daripada kromium trivalen. Di alam bebas, logam krom dapat mengalami transformasi bila kondisi lingkungannya sesuai (Triatmojo, 2001).

(20)

2

sebagai suatu ligan. Beberapa teknik analisis telah dikembangkan untuk penetapan kadar Cr (III) dan Cr (VI). Teknik yang paling umum digunakan adalah

spektrofotometer sinar tampak dan spektrofotometer serapan atom (Yalcin, 2004). Analisis kromium dengan spektrofotometer sinar tampak dapat dilakukan

berdasarkan kemampuan ion kromium membentuk senyawa kompleks berwarna dengan berbagai pereaksi pembentuk warna (kromogenik) (Kumar, 2006).

Spektrofotometer ultraungu-tampak merupakan instrumen yang selektif, akurat dan cepat dibandingkan dengan metode lain dalam menganalisis kestabilan senyawa kompleks pada panjang gelombang tertentu (Rama, 1990).

Senyawa kompleks yang terbentuk antara logam dengan ligan akan memberikan warna kompleks yang berbeda ketika berikatan dengan ligan dan juga akan menghasilkan kestabilan pada panjang gelombang maksimum yang berbeda. Pembentukan kompleks logam dengan ligan dipengaruhi oleh pH, karena dengan mengatur pH, reaksi yang tidak spesifik menjadi spesifik. Fakta lain yang

mempengaruhi pembentukan kompleks adalah perbandingan logam Cr(III)-asam tanat, kestabilan kompleks, dan adanya ion pengganggu (Sembiring, 2004). Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini yang akan dipelajari adalah pengaruh asam kuat dan basa kuat dalam pembentukan kompleks logam

(21)

3

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mensintesis senyawa kompleks antara logam kromium dengan asam tanat 2. Mengetahui pengaruh penambahan asam kuat dan basa kuat terhadap analisis Cr

(III) dengan asam tanat.

3. Mendapatkan waktu kestabilan kompleks antara ion logam kromium dengan asam tanat.

4. Mendapatkan kondisi reaksi pengkompleksan yang optimum

C. Manfaat Penelitian

(22)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kromium Trivalen [Cr (III)]

Dalam struktur kimia, kromium dilambangkan Cr, memiliki nomor atom 24 dengan berat atom (BA) 51,996. Kromium berperan besar dalam proses metabolisme karbohidrat dalam tubuh terutama untuk proses metabolisme, selain itu kromium termasuk ke dalam golongan logam berat dengan sifat racun yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan juga bersifat karsinogenik (sifat dan mengendap dan merusak didalam paru-paru) terhadap manusia (Hayati, 2011).

Kromium (III) atau kromium trivalen hampir semua berbentuk kationik atau netral, cenderung membentuk senyawa kompleks stabil dengan spesi organik atau anorganik yang bermuatan negatif. Krom trivalen terdapat secara bebas di udara dan dapat terhirup masuk kedalam paru-paru, konsentrasi akan bertambah karena terakumulasi didalam tubuh (Yanto, 2004).

(23)

5

B. Gambir

Tanaman gambir (uncaria gambir) merupakan tanaman daerah tropis. Dalam perdagangan, gambir merupakan istilah untuk ekstrak kering daun tanaman gambir. Gambir telah lama digunakan sebagai salah satu ramuan makan sirih. Selain itu gambir digunakan sebagai astrigen, antiseptik, obat sakit perut, dan bahan pencampur kosmetika, penjernih air baku pabrik bir, dan pemberi rasa pahit pada bir.

Ekstrak gambir mengandung beberapa komponen kimia yaitu katekin 7-33%, asam kateku tannat 20-55%, pyrocatechol 20-30%, gambir flouresensi 1-3%, kateku merah 3-5%, quersetin 2-4%, fixed oil 1-2%, lilin 1-2%, dan sedikit alkaloidCatechinhidrat (berbentuk d, l, dan dl) mempunyai titik leleh 9300C, dan bentuk anhidridanya mempunyai titik leleh lebih tinggi, yaitu 174~1750 0C. (Menristek, 2001).

Katekin termasuk dalam struktur flavanoid, tidak berwarna, dan dalam keadaan murni sedikit tidak larut dalam air dingin tetapi sangat larut dalam air panas, larut dalam alkohol dan etil asetat. Struktur dari Katekin dapat dilihat pada gambar :

(24)

6

Katekin hampir tidak larut dalam kloroform, benzene dan eter. Jika katekin diberi timah hitam asetat yang dikristalkan dari air dengan udara, maka produk yang dihasilkan akan mencair pada suhu 96°C. Jika diberi ferri klorida, katekin akan menghasilkan cairan yang berwarna hijau pekat.

Kandungan katekin pada daun gambir muda lebih tinggi dibandingkan pada daun tua. Hal ini didukung oleh penelitian Rishaferi dan Yanti (1993) yang menunjukkan bahwa daun muda menghasilkan rendemen dan katekin yang lebih tinggi dibandingkan daun tua. Disebutkan pula daun gambir yang ditunda pengolahannya selama dua hari akan menurunkan kadar katekin dan rendemennya. Katekin jika mengalami pemanasan lama atau pemasakan dengan larutan bersifat basa karena kondensasi sendiri akan berubah menjadi asam katekutannat (catechutannic acid) yang berjumlah ±24%. D-katekin merupakan komponen yang terbanyak. D-katekin murni dan bermutu farmasi, yang juga dikenal dengan nama Cyanidanol-3, merupakan bahan baku untuk pembuatan obat-obatan antihepatitis, anti-diare dan obat kumur (Febriana, 2006).

Senyawa penting lainnya yang terdapat pada gambir akan dijelaskan dalam sub bab berikutnya.

C. Asam Tanat

(25)

7

Tanin merupakan senyawa makro molekul yang dihasilkan oleh tanaman dan berperan sebagai penolak nutrisi (antinutrient) dan penghambat enzim (enzyme inhibitor) sehingga mengakibatkan rendahnya hidrolisis pati dan menurunkan

reaksi terhadap gula darah pada hewan (Firdausi, 2013). Tanin, senyawa antinutrisi yang memiliki gugus fenol dan bersifat koloid. Tanin membentuk

ikatan kompleks dengan protein, karbohidrat (selulosa, hemiselulosa, dan pektin),

mineral, vitamin dan enzim mikroba di dalam rumen (Wahyuni, 2014).

Jenis tanaman yang mengandung tanin antara lain adalah daun sidaguri (Sida rhombifolia L.), yang diketahui mengandung tanin cukup tinggi dan telah digunakan sebagai pestisida nabati pembunuh ulat (larvasidal). Daun melinjo (Gnetum gnemon L.) juga mengandung tanin. Daun gamal (Gliricidia sepium Jacq.) dan lamtoro (Leucaena leucocephala Lamk.) mempunyai kandungan tanin 8-10%. Biji pinang (Arecacatechu L.) dan simplisia gambir (Uncaria gambir Roxb.) telah dikenal luas sebagai penghasil tanin dengan kandungan tanin masing-masing sebesar 26,6% dan 30-40% (Firdausi, 2013).

(26)

8

industri obat-obatan dan farmasi, industri penyamakan kulit, dan lain-lain (Febriana, 2006). Berikut struktur inti tanin :

Gambar 2.Struktur inti tanin

Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari senyawa fenolik. Istilah tanin pertama sekali diaplikasikan pada tahun 1796 oleh Seguil. Tanin terdiri dari sekelompok zatzat kompleks terdapat secara meluas dalam dunia tumbuhtumbuhan, antara lain terdapat pada bagian kulit kayu, batang, daun dan buah–buahan. Tanin juga yang dihasilkan dari tumbuh–tumbuhan mempunyai ukuran partikel dengan range besar. Tanin ini disebut juga asam tanat, galotanin atau asam galotanat. Tanin juga dinamakan asam tanat dan asam

galotanat, ada yang tidak berwarna tetapi ada juga yang berwarna kuning atau cokelat. Sifat utama tanin tumbuhtumbuhan tergantung pada gugusan fenolik -OH yang terkandung dalam tanin, dan sifat tersebut secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

Menurut Risnasari tahun 2002, sifat kimia tanin adalah sebagai berikut: 1. Memiliki rumus molekul C76H52O46

(27)

9

3. Tanin dapat diidentifikasi dengan kromatografi

4. Tanin memiliki sifat umum, yaitu memiliki gugus phenol dan bersifat koloid. 5. Semua jenis tanin dapat larut dalam air, metanol, etanol, aseton dan pelarut

organik lainnya. Kelarutannya besar, dan akan bertambah besar apabila dilarutkan dalam air panas.

6. Dengan garam besi memberikan reaksi warna. Reaksi ini digunakan untuk menguji klasifikasi tanin, karena tanin dengan garam besi memberikan warna hijau dan biru kehitaman.

7. Tanin akan terurai menjadi pyrogallol, pyrocatechol dan phloroglucinol bila dipanaskan sampai suhu (99 -102 °C).

8. Tanin dapat dihidrolisa oleh asam, basa dan enzim. 9. Merupakan senyawa yang sukar dipisahkan

10. Kelarutan dalam etanol 0,82gr dalam 1 ml (70°C) 11. Kelarutan dalam air 0,656 gr dalam 1ml (70°C)

Secara fisik sifat tanin adalah sebagai berikut:

1. Umumnya tanin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tanin bentuknya amorf dan tidak mempunyai titik leleh.

2. Tanin berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat terang, tergantung dari sumber tanin tersebut.

3. Tanin berbentuk serbuk atau berlapis-lapis seperti kulit kerang, berbau khas dan mempunyai rasa sepat (astrigent).

4. Warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya langsung atau dibiarkan di udara terbuka.

5. Tanin mempunyai sifat atau daya bakterostatik, fungistatik dan merupakan racun.

6. Merupakan padatan berwarna kuning atau kecoklatan 7. Memiliki titik leleh 305°C

(28)

10

Secara struktural tanin adalah suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar yang terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul. Tanin ditemukan hampir di setiap bagian dari tanaman; kulit kayu, daun, buah, dan akar (Hagerman, 1998).

Fenol yang ada pada tanin, dapat berguna sebagai pengkhelat logam. Mekanisme atasu proses pengkhelatan akan terjadi dengan pola substitusi dan pH senyawa fenol itu sendiri. Hal ini biasanya terjadi pada tanin terhidrolisis, sehingga

memiliki kemampuan untuk menjadi pengkhelat logam. Khelat ini memiliki daya khelat yang kuat dan stabil. Dengan adanya fenol dalam tanin, tanin dapat

mereduksi senyawa Fe(III) menjadi Fe(II) membentuk kompleks berwarna biru-hitam (Sudjadi, 2010).

Pembentukan senyawa kompleks ion logam Cr(III)-asam tanat terbentuk pada pH optimum 8, panjang gelombang optimum 580,5 nm, perbandingan konsentrasi terbaik sebesar 5:2 dengan waktu kestabilan kompleks pada menit ke-60 (Supriyanto, 2011).

D. Asam Sulfat (H2SO4)

(29)

11

Berikut sifat-sifat asam sulfat (Sumber: Merck MSDS, 2011).

Tabel 1.Sifat- sifat Asam Sulfat

Nama Senyawa Asam Sulfat

Rumus Kimia H2SO4

Wujud Senyawa (280C) Liquid (cair) Berat Molekul 98.08 g/mol Warna Senyawa Tidak Berwarna

Titik Leleh (-35)–10.36

0 C

Titik Didih 270–340

0 C

Katalis H2SO4dalam reaksi esterifikasi adalah katalisator positif karena berfungsi untuk mempercepat reaksi esterifikasi yang berjalan lambat. H2SO4 merupakan katalisator homogen yang membentuk satu fase dengan pereaksi (Juan, 2007).

Beberapa faktor yang mendukung penggunaan H2SO4 sebagai katalisator pada proses esterifikasi, diantaranya (Sukardjo, 1997) :

1. Selain bersifat asam, asam sulfat juga pengoksidasi yang kuat 2. Dapat larut dalam air dalam setiap kepekatan

3. Konsentrasi ion H+berpengaruh pada kecepatan reaksi

(30)

12

E. Kalium Hidroksida (KOH)

Kalium hidroksida merupakan penamaan dalam bahasa Indonesia untuk senyawa potassium hydroxide dan dikenal dengan nama lain seperti : caustic potash, potassia, dan potassium hydrate. Kalium hidroksida merupakan senyawa anorganik dengan rumus molekul KOH dimana unsur kalium (K+) mengikat sebuah gugus hidroksil (OH-) (Ramli, 2011).

Kalium hidroksida merupakan basa yang memiliki bahaya yang lebih kecil dibanding NaOH, dan dikenal dengan nama caustic potash. Bahan ini umumnya digunakan pada industri pupuk, fotografi, farmasi, sabun dan sebagainya. Reaksi yang terjadi umumnya seperti halnya NaOH, dan dikenal sebagai basa yang korosif. Menurut Damanhuri tahun 2008, sifat fisiknya antara lain:

• gravitasi spesifik: 2,04

• titik didih: 1320oC • titik leleh: 360oC

• kelarutan dalam air: 107 gr/100 gr air.

F. Pengaruh pH

(31)

13

Kemampuan deprotonasi suatu ligan dipengaruhi oleh keasaman lingkungan (pH). Berdasarkan hal itu perbedaan kemampuan deprotonasi akan mempengaruhi kemampuan pengikatan atom pusat oleh ligan terseut (Yulianti, 2002)

G. Spektrofotometri UV-VIS

Spektrofotometer alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektorfotometer digunakan untuk mengukur energi sebuah cahaya yang difungsikan sebagai panjang gelombang jika energi tersebut mengalami transmisi, direfleksi ataupun diemisi. Spektrofotometer yang digunakan untuk mengukur cahaya ultra violet dan di daerah sinar tampak dinamakan spektofotometri UV-Vis (Ultra Violet-Visible). Semua metode spektrofotometer berdasarkan serapan sinar oleh senyawa tertentu, sinar yang digunakan adalah sinar monokromatis. Sinar monokromatis diperoleh dengan menguraikan sinar menjadi spektrum sinar dengan berbagai panjang gelombang.(Triyati, 1985).

Radiasi ultra violet tampak mempunyai panjang gelombang antara 200-780 nm. Serapan molekul pada daerah ini tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Energi yang diserap bergantung atas perbedaan antara tingkat energi dasar dengan tingkat energi eksitasi, semakin kecil perbedaannya semakin besar panjang gelombang dari serapan (Fariati, 2006).

(32)

14

Tabel 2.Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Macam sinar Panjang gelombang

SinarX 10 - 100 pkm

Ultra-violet jauh 10 - 200 nm Ultra-violet dekat 200-400nm

Sinar Tampak 400 - 750 nm

(33)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, pada bulan Desember 2015 sampai dengan Maret 2016.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan merupakan alat gelas yang umum digunakan di laboratorium, spektrofotometer ultraungu-tampak.

Bahan-bahan yang digunakan yaitu, larutan standar asam tanat, larutan standar CrCl3.6H2O, asam sulfat pekat, kalium hidroksida, akuades, akuabidest, larutan Mo, larutan Ni, dan larutan Ca.

C. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Larutan

1.1 Pembuatan Larutan Standar Asam Tanat 100 mM

(34)

✂6

1.2 Pembuatan Larutan Standar Cr(III) 100 mM

2, 665 gram CrCl3. 6H2O dilarutkan dengan akuabides di dalam labu takar 100 ml

1.3 Pembuatan Variasi Larutan Asam Sulfat

Konsentrasi asam sulfat yang digunakan pada penelitian ini adalah 1 mM, 2 mM, 3 mM, 4 mM,, dan 5 mM. Disiapkan 5 buah labu takar 200 ml masing-masing dimasukkan asam sulfat 0,1 M berturut-turut sebanyak 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dan 10 ml, kemudian ditambahkan akuades hingga tanda batas.

1.4 Pembuatan Variasi Larutan Kalium Hidroksida

Konsentrasi kalium hidroksida yang digunakan pada penelitian ini adalah 1 mM, 2 mM, 3 mM, 4 mM, dan 5 mM. Disiapkan 5 buah labu takar 200 ml masing-masing dimasukkan KOH 0,1 M berturut-turut sebanyak 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dan 10 ml, kemudian ditambahkan akuades hingga tanda batas.

2. Pengaruh Penambahan Asam Sulfat dan Absorbansi Optimum Kompleks

Dilakukan dengan cara disiapkan labu takar 100 ml kemudian dimasukkan larutan ion logam kromium(III) dan asam tanat dengan perbandingan 5 : 2, kemudian dimasukkan larutan asam sulfat dengan variasi 1 mM, 2 mM, 3 mM, 4 mM, dan 5 mM hingga tanda batas. Penentuan ini dilakukan menggunakan

(35)

17

mencari absorbansi yang optimum dari kompleks ion logam kromium - asam tanat yang ditambahkan asam kuat..

3. Pengaruh Penambahan Kalium Hidroksida dan Absorbansi Optimum Kompleks

Dilakukan dengan cara disiapkan labu takar 100 ml kemudian dimasukkan larutan ion logam kromium(III) dan asam tanat dengan perbandingan 5 : 2, kemudian dimasukkan larutan kalium hidroksida dengan variasi 1 mM, 2 mM, 3 mM, 4 mM, dan 5 mM hingga tanda batas. Penentuan ini dilakukan menggunakan spektrofotometer ultraungu-tampak pada panjang gelombang 580,5 nm untuk mencari absorbansi yang optimum dari kompleks ion logam kromium(III)-asam tanat yang ditambahkan asam kuat.

4. Penentuan Waktu Kestabilan

Penentuan waktu kestabilan kompleks dilakukan dengan perbandingan

konsentrasi terbaik yang diperoleh dari penambahan asam sulfat dan penambahan kalium hidroksida, diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer ultraungu-tampak pada panjang gelombang optimum kompleks dari 0 menit sampai 25 menit dengan skala kenaikan 5 menit.

5. Penentuan Pengaruh Ion Pengganggu

(36)

18

(37)

19

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Simpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penambahan asam sulfat optimum berada pada konsentrasi 2 mM dengan

absorbansi sebesar 0.098

2. Penambahan kalium hidroksida yang optimum terjadi pada konsentrasi 5 mM dengan serapan sebesar 0.110

3. Waktu optimum kompleks dengan asam sulfat terjadi setelah 5 menit, Sedangkan dengan kalium hidroksida pada menit ke-25.

4. Penambahan ion pengganggu dengan menggunakan Mo (II) dan Ni (II) mempengaruhi serapan pada kalium hidroksida dan tidak mempengaruhi serapan pada asam sulfat

5. Penambahan ion logam Ca(II) tidak berpengaruh baik pada asam sulfat ataupun kalium hidroksida ditandai dengan stabilnya serapan yang diperoleh

B. Saran

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anggit, Aurelia WM. 2013. Analisis Krom (III) Dengan Metode Kopresipitasi Menggunakan Nikel Dibutilditiokarbamat Secara Spektrofotometri Serapan Atom . SKRIPSI : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang

Chowdurry,J., Mukherjee,K.M., dan Misra,T.N. 2000. A pH Dependent Surface-Enhanced Raman Scattering Study of Hipoxantin. J Raman Spectroscopy, Anal. Chem., 31, 427-431.

Damanhuri, Enri. 2008. Sifat dan Karakteristik Bahan Kimia Berbahaya. Diktat Pengelolaan B3. Bandung

Fariati, Imelda. 2006.Optimasi Metode Penentuan Tanin. J. Kaunia (2): 2. Jakarta Febriana, Nurul, C. 2006. Pemanfaatan Gambir (Uncaria gambir Roxb) Sebagai Sediaan Obat Kumur. SKRIPSI : Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Firdausi, Asriyah., T. A, Siswoyo., S, Wiryadiputra. 2013. Identifikasi Tanaman Potensial Penghasil Tanin-protein Kompleks Untuk Penghambatan Aktivitasα -amylase Kaitannya Sebagai Pestisida Nabati. J. Pelita Perkebunan (29) No. 1. Jember

Hayati, Sri., Endang, Supraptiah. Bustan, Muhammad D. 2011. Pengujian Performance Adsorben Serat Buah Mahkota Dewa (Phaleria marcocarpa (Scheff)) dan Clay Terhadap Larutan yang Mengandung Logam Kromium. Journal of Applied and Engineering Chemistry (1) : 12-23

Hagerman, A.E., M.E. Rice and N.T. Richard. 1998.Mechanisms Of Protein Precipitation For Two Tannins, Pentagalloyl Glucose And Apicatechin16 (4-8) Catechin (Procyanidin).Journal Of Agri. Food Chem. Vol 46

Juan, J,C., Zhang, J., Yarmoa, M. A. 2007.12-Tungstophosphoric Acid Supported on MCM-41 for Esterificationof of Fatty Acid Under Solvent-free Condition. J. Molecular Catalysis A : Chemical. (267) : 267-271

(39)

Lutfiati, Anna. 2008. Prarancangan Pabrik Asam Sulfat dari Sulfur dan Udara dengan Proses Kontak Kapasitas 225.000 Ton per Tahun. Skripsi. Fakultas Teknik UMS. Surakarta

Menristek. 2001. Pengelolaan Gambir Secara Tradisional. J. Tentang Pengelolaan Pangan. Jakarta

Perdana, Muhammad., D. S. Widodo., Prasetya, N. Basid A. 2013. Fotoelektrokatalisis Kromium (VI) Menjadi Kromium (III) dengan Menggunakan Elektroda Timbal Dioksida (PbO2). J. Chem Info (1) No 1 : 11-17. Semarang

Rama, D.P. 1990.Enrichment of Trace Metals in Water on Activated Caron. The Analyst.115:1471.

Ramli, Lutfi. 2011. Pabrik Kalium Hidroksida dari Kalium Klorida dengan Proses Elektrolisa Pra Rencana Pabrik.SKRIPSI : Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Surabaya

Sembiring, T. 2004. Studi Penggunaan Ditizon Untuk Analisa Kuaitatif Logam Kadmium, Kobalt, Nikel, Timbal dan Seng Secara Ekstraksi. Tesis Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Sudjadi. 2010.Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Sukardjo. 1997.Kimia Fisika. Rineka Cipta. Jakarta

Supriyanto, R. 2011. Studi Analisis Spesiasi Ion Logam Cr(III)Dan Cr(VI) Dengan Asam Tanat Dari Ekstrak Gambir Menggunakan Spektrometri UV-Vis. J. Sains MIPA, April 2011, Vol.17, Hal: 35-42. Lampung

Triatmojo, S., D.T.H. Sihombing, S. Djojowidagdo, T.R. Wiradarya. 2001. Biosorpsi Reduksi Krom Limbah Penyamakan Kulit Dengan Biomassa Fusarium sp Dan Aspergillus niger. Manusia dan Lingkungan, Vol VIII(2), 70-81. Pusat Studi Lingkungan Hidup. UGM. Yogyakarta

Triyati, Etty. 1985. Spektrofotometer ultra violet dan sinar tampak serta aplikasinya dalam oseaonologi.J. Oseana (1) : 1 (39-47). Jakarta

Wahyuni, I. M. D., A. Muktiani., M. Christianto. 2014. Penentuan Dosis Tanin

dan Saponin Untuk Defaunasi dan Peningkatan Fermentabilitas Pakan. J. ITP

(3) No. 3. Semarang

(40)

Yanto DHY. 2004. Validasi Metode Analisis Krom Heksavalen dan Krom Total Secara Spektrofotometri serta Aplikasinya pada Air Sungai Cisadane di Bogor dan Tangerang. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Gambar

Tabel 2. Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diperoleh panjang gelombang optimum kompleks ion logam Cd(II)-asam tanat adalah 545,5 nm pada pH 10, perbandingan konsentrasi terbaik adalah Cd(II) : asam

Larutan hasil dekstrusi yang mengandung fosfor diukur dengan spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 717 nm, pengukuran menghasilkan serapan dan konsentrasi

Metode ini didasarkan pada pembentukan asam iodoantimonat yang bewarna kuning bila Sb (III) dalam larutan asam sulfat direaksikan dengan larutan kalium iodida

Hasil Uji Recovery Natrium, Kalium dan Kalsium Setelah Penambahan Masing-masing Larutan Baku pada Daun GirangMuda. Hasil Uji Recovery Natrium Setelah Ditambahkan Larutan

Jawaban : Dapat digantikan dengan larutan yang lain, namun berdasarkan hasil studi literatur diperoleh bahwa larutan asam dan basa yaitu Asam sulfat dan Natrium

Pada penelitian ini akan dilakukan pengaruh aktivasi secara kimia menggunakan larutan asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH) agar sejumlah kelemahan dari zeolit alam dapat

Hal ini dikarenakan setelah terjadi pelukaan pohon maka, pori- pori batang pinus menjadi terbuka dan megeluarkangetah, sehingga dengan penambahan larutan asam

Jenis reagen asam terbaik dan teknik immobilisasi terbaik reagen identifikasi urea pada masing-masing variasi teknik adsorpsi dan waktu pemanasan pada plat silika