• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA SMP BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap di SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/2015 pada Materi Pokok Penye

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA SMP BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap di SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/2015 pada Materi Pokok Penye"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap di SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/2015 pada Materi Pokok

Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Ekosistem)

Oleh

FLORENTINA KRIDA WIJAYANTI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA SMP BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap di SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/2015 pada Materi Pokok

Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan Dampaknya bagi Ekosistem)

Oleh

FLORENTINA KRIDA WIJAYANTI

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan lembar kerja siswa

(LKS) berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap keterampilan proses sains (KPS)

siswa pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya

bagi ekosistem di SMP Negeri 1 Pagelaran. Sampel dalam penelitian adalah siswa

adalah kelas VII. 1 dan VII. 2 di SMP Negeri 1 Pagelaran yang ditentukan dengan

teknik sampling yakni purposive sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa keterampilan proses sains siswa yang

diperoleh dari nilai rata-rata pretest, posttest dan N-gain. Analisis data kuantitatif menggunakan uji-t dan U dengan bantuan program SPSS versi 17. Data kualitatif dalam penelitian adalah keterampilan proses sains dan tanggapan berupa angket

(3)

iii

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan proses sains (KPS)

siswa yang dibuktikan dengan N-gain = 76,06 ± 17,07. Empat indikator KPS mengalami peningkatan berbeda secara signifikan yaitu pada indikator

mengamati, menghipotesis, memprediksi dan mengkomunikasikan. Satu indikator

KPS tidak berbeda secara signifikan yaitu indikator menginterpretasi. Pada aspek

mengamati rata-rata N-gain 94,54 ± 0,25, menghipotesis 83,87 ± 0,24, menginterpretasi 50,00 ± 0,41, memprediksi 82,25 ± 0,33dan

mengkomunikasikan 76,80 ± 0,41. Berdasarkan observasi rata-rata keterampilan

proses sains (KPS) siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen

yaitu 83,2% dengan kriteria tinggi. Selain itu, sebagian besar siswa (81,45%)

memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan LKS Inkuiri Terbimbing.

Dengan demikian, pembelajaran menggunakan LKS Inkuiri Terbimbing

berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan proses sains (KPS)

siswa pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya

bagi ekosistem.

(4)
(5)
(6)
(7)

Penulis dilahirkan di Kasui 10 Februari 1993, yang merupakan

anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak M. Heri

Mujiko dengan Ibu Lusia Suminah. Alamat penulis adalah desa

Kebun Duku Jln. Jaya Tinggi No.42, Kecamatan Kasui

Kabupaten Way Kanan. Nomor handphone penulis yaitu 089624619218.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Jaya Tinggi (1999-2005),

SMP Bhakti Baradatu (2005-2006), SMP Negeri 1 Kasui (2006-2008), dan SMA

Xaverius Pringsewu (2008-2011). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis pernah mengikuti organisasi mahasiswa unila seperti Paduan Suara

Universitas Lampung tahun 2011-2015 dan mengikuti Kompetisi BICF (Bali

International Choir Festival) di Bali pada tahun 2012, PESPARAWI Nasional di

Ambon dan UKI Jakarta pada tahun 2012 dan 2014 dan Festival Coral

International Canta Al Mar di Spanyol pada tahun 2014. Penulis melaksanakan

Kegiatan Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) tahun 2014 di desa

Banjar Negoro Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus dan melaksanakan

(8)

Segalanya ada di dalam genggaman tangan-Ku dan di bawah

telapak kaki-Ku, jangan pernah kamu takut terhadap segala

mara bahaya sebab Aku besertamu

( J.C)

(9)

Puji Syukur...

Puji Tuhan di dalam Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus

atas segala limpahan berkat, anugerah dan karunia yang tak terhingga

sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

Karya ini kupersembahkan dengan penuh cinta dan kasih kepada :

Ayahku tercinta M. Heri Mujiko dan Ibuku tercinta Lusia Suminah

Yang telah membesarkanku dengan penuh cinta kasih, mendukungku dengan

sepenuh jiwa raga dan tak pernah henti-hentinya mendoakanku dalam setiap

kehidupanku agar aku memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan.

Nenekku terkasih :

Irmina Partini dan Veronika Sajiyem

yang selalu mendukungku lewat perhatian, kasih sayang dan doa.

Adikku tersayang :

Elisabet Arum Arini dan Yohanes Trio Wibowo

yang selalu memberikan keceriaan dan semangat.

Mamasku tersayang:

Andreas Wiroso Pitutur

yang selalu memberikan support, perhatian, dan doa.

Para dosen dan guruku, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan

(10)

xi

Puji Syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila.Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR

KERJA SISWA (LKS) IPA SMP BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI

POKOK PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL

DAN DAMPAKNYA BAGI EKOSISTEM”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;

4. Dr. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

ilmu, bimbingan dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini;

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik

sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi

(11)

xii

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah

diberikan;

8. Suwardi SY, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Pagelaran;

9. Ana Heni YSW, S.Pd., selaku Guru mitra yang telah memberikan izin dan

bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

10. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII 1 dan VII 2 SMP Negeri 1

Pagelaran atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung;

11. Observer dalam penelitian ini Fajar Lestari, Erwan Feriyadi, dan Putri Ratna

Sari atas semua waktu dan tenaga selama penelitian berlangsung;

12. Teman dekatku Andreas Wiroso Pitutur yang selalu memberikan support,

perhatian dan doanya hingga penulis tetap semangat;

13. Team tersolidku Fajar Lestari dan Erwan Feriyadi yang selalu memberikan

support;

14. Paduan Suara Mahasiswa Unila dari Pelatih, Alumni, Angkatan ku 2011,

2012, 2013, dan 2014 Terimakasih atas pengalaman, kekeluargaan, dan

support kalian yang sangat luar biasa;

Semoga Tuhan melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta

berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin

Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar LKS ... 8

B. Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 15

C. Keterampilan Proses Sains ... 22

D. Kerangka Pikir……… 26

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Desain Penelitian ... 28

D. Prosedur penelitian ... 29

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 46

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

B. Pembahasan ... 55

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 67

(13)

xiv

1. Silabus ... 74

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 84

3. Lembar Kerja Kelompok (LKS) ... 104

4. Rubrik Penilaian LKS Inkuiri Terbimbing ... 125

5. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 128

6. Soal Pretest dan Posttest ... 135

7. Rubrik Penilaian Soal Pretest dan Posttest ... 142

8. Lembar observasi KPS siswa ... 143

9. Angket Tanggapan Siswa ... 146

10.Data Hasil Penelitian ... 147

11. Analisis per indikator ……… 151

12. Analisis Observasi KPS………. 155

13. Analisis Tanggapan Siswa………. 159

(14)

Tabel Halaman

1. Lembar observasi KPS siswa... 43

2. Penskoran KPS... 43

3. Item pernyataan pada angket... 45

4. Variabel, sub variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data... 45

5. Persentase dan kriteria KPS ... 49

6. Skor perjawaban angket ... 49

7. Data angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis Inkuiri Terbimbing... 50

8. Kriteria tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing... 50

9. Hasil uji statistik terhadap nilaipretestt, posttestdanN-gain... 51

10. Hasil uji statistikN-gainindikator KPS siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 53

11. Hasil observasi KPS siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 54

12.Nilaipretest,posttestdanN-gainkelas eksperimen ... 147

13.Nilaipretest,posttestdanN-gainkelas kontrol... 149

14. Analisis per indikator kelas eksperimen ... 151

15. Analisis per indikator kelas kontrol ... 153

16. Analisis observasi KPS siswa kelas eksperimen ... 155

17. Analisis observasi KPS siswa kelas kontrol ... 157

(15)

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 27

2. Desainpretest-posttestkelompok tak ekuivalen... 28

3. Grafik data hasil observasi keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 54

4. Persentase tanggapan siswa terhadap LKS berbasis Inkuiri Terbimbing... 55

5. Contoh jawaban siswa mengamati LKS berbasis Inkuiri Terbimbing (pert.1) dan LKS Diskusi (pert.1) ... 59

6. Contoh jawaban siswa menghipotesis LKS berbasis Inkuiri Terbimbing (pert.1) dan LKS Diskusi (pert.1) ... 60

7. Contoh jawaban siswa menginterpretasi pada LKS berbasis Inkuiri Terbimbing (pert.1) ... 61

8. Contoh jawaban siswa memprediksi pada LKS berbasis Inkuiri Terbimbing (pert.2) dan pada LKS Diskusi (pert.1) ... 62

9. Contoh jawaban siswa mengkomunikasikan pada LKS berbasis Inkuiri Terbimbing (pert.1) dan pada LKS Diskusi (pert.1)... 64

10. Guru menuliskan tema dan tujuan pembelajaran ... 160

11. Siswa mengerjakanpretest/posttest ... 160

12. Guru memberikan motivasi dan apresepsi ... 160

13. Siswa mendiskusikan perubahan suhu saat ruang kelas tertutup... .. 160

14. Perwakilan kelompok berpresentasi... 161

15. Siswa mengamati video secara berkelompok... 161

(16)

xvii

19. Siswa menuliskan jawaban yang akan dibahas bersama... 162

(17)

A. Latar Belakang

Pada dasarnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

dalam menjelajah dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Trianto, 2012:

153). Memahami alam sekitar secara ilmiah memerlukan suatu keterampilan.

Keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki oleh siswa dalam pendidikan

pada pembelajaran IPA adalah keterampilan proses sains (Kemendikbud, 2013:

214).

Keterampilan proses sains sangat penting karena mampu menerapkan sikap

ilmiah siswa dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu

pengetahuan (Rustaman, 2007: 78). Sejalan dengan hal itu Beberapa alasan

mengenai seberapa penting keterampilan proses sains yaitu : (1) sains tidak

terpisahkan oleh metode penyelidikan, dalam memahami sains tidak hanya

mengetahui materi sains saja, melainkan dapat memahami bagaimana cara

mengumpulkan fakta dan mengolahnya, menafsirkan dan membuktikan fakta

tersebut, (2) keterampilan proses sains juga diperlukan sepanjang hayat(life-long

(18)

(2011:108) keterampilan proses sains mampu meningkatkan hasil belajar kognitif

dan afektif siswa.

Pada kenyataannya, proses pembelajaran IPA berbeda dengan yang diharapkan.

Pembelajaran IPA di sekolah masih melaksanakan proses pembelajaran secara

konvensional, pembelajaran berpusat pada guru dan siswa pasif mengikuti

pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan keterampilan proses sains siswa

saat belajar IPA masih sangat rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran

lainnya (Hadiana, 2011 : 2). Hal ini senada dengan hasil data yang diperoleh dari

Trends International Mathematis and Science Study(TIMSS) tahun 2011,

peringkat anak-anak Indonesia bertengger di posisi 38 dari 42 negara untuk

prestasi matematika dan menduduki posisi 40 dari 42 negara untuk prestasi sains.

Rata-rata skor prestasi matematika dan sains berturut-turut adalah 386 dan 406

masih berada signifikan di bawah skor rata-rata internasional yaitu 500 (IEA,

2012). Kondisi yang tidak jauh berbeda terlihat dari hasil studi yang dilakukan

Programme for International Student Assesment(PISA) tahun 2012 yang

mengukur tentangscience literacy,skor rata-rata siswa Indonesia adalah 382.

Nilai 382 menggolongkan Indonesia pada skala PISA terendah yakni siswa

memiliki pengetahuan yang terbatas.

Sementara itu hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang

dilakukan peneliti di SMPN 1 Pagelaran Kabupaten Pringsewu menunjukkan hal

yang serupa. Keterampilan proses sains siswa belum dikembangkan secara

(19)

evaluasi yang menguji keterampilan proses sains. Soal-soal yang digunakan

sebagai evaluasi biasanya hanya menguji tentang pengetahuan konsep, sehingga

keterampilan proses sains siswa tingkat dasar seperti mengamati, menghipotesis,

menginterpretasi, memprediksi, dan mengkomunikasikan belum maksimal.

Selain itu, proses pembelajaran IPA kelas VII yang dilakukan guru di SMPN 1

Pagelaran selama ini belum pernah menggunakan LKS sebagai bahan ajar untuk

membantu siswa dalam menguasai materi. Dengan banyaknya manfaat dari

LKS, tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan yakni guru hanya

menggunakan metode ceramah dan pembahasan materi pada buku teks. Hal ini

menyebabkan siswa kurang terlatih kemampuannya untuk mampu merumuskan

gagasannya sendiri dan kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan

pendapat sehingga belum mengasah keterampilan proses sains siswa.

Untuk mewujudkan pentingnya keterampilan proses sains siswa maka perlu

diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan

proses sains siswa dan menghindari pembelajaran yang bersifat monoton dengan

adanya LKS sebagai bahan ajar. LKS tersebut harus dipadukan dengan suatu

model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang sesuai jika

dipadukan dengan LKS untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa

adalah inkuiri terbimbing.

Menurut Suryani dan Agung (2012: 32) inkuiri dapat melibatkan secara

(20)

sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuan konsep materinya dengan penuh percaya diri. Hal ini didukung oleh

penelitian sebelummnya oleh Arfianty (2013: 102) penelitian pengembangan

LKS berbasis inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa

sebesar 73,4 %. Hal senada dengan pernyataan tersebut yaitu pernyataan Siska

dkk. dalam Setiawan dan Faizah (2013:2) bahwa pembelajaran berbasis inkuiri

terbimbing dapat meningkatkan secara signifikan persentase keterampilan proses

sains siswa mencapai 71,9% dan untuk kategori kelompok, siswa dengan

kelompok tinggi mengalami peningkatan dengan N-Gain sebesar 93,8%.

Dari pemaparan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA

SMP berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

Sains pada Materi Pokok Penyebab Terjadinya Pemanasan Global dan

Dampaknya bagi Ekosistem (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII

Semester Genap di SMPN 1 Pagelaran tahun ajaran 2014/2015).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai

(21)

1. Apakah penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing berpengaruh secara

signifikan dalam meningkatkan KPS siswa pada materi pokok penyebab

terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem?

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri

terbimbing pada meteri pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan

dampaknya bagi ekosistem?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian yang

hendak dicapai adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam meningkatkan

KPS siswa pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan

dampaknya bagi ekosistem.

2. Tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing

pada materi pokok penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya

bagi ekosistem.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara

lain:

1. Bagi peneliti, dapat meningkatkan pengalaman sebagai calon guru biologi,

terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan

(22)

2. Bagi guru/calon guru, dapat menjadikan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini

sebagai alternatif untuk merancang pembelajaran yang aktif, inovatif dan

menyenangkan.

3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang aktif sehingga

diharapkan mampu mengembangkan KPS siswa.

4. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran guna meningkatkan mutu

pendidikan dan menjadi solusi masalah pembelajaran di sekolah melalui

penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu:

1. LKS berbasis inkuri terbimbing adalah LKS yang berisikan tugas dan

langkah-langkah berdasarkan model inkuiri terbimbing yaitu merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, mengamati, mengumpulkan dan

mengiterpretasikan data, serta menuliskan kesimpulan yang dirancang oleh

peneliti sehingga siswa mendapat pengalaman penelitian sebagai seorang

ilmuan.

2. KPS yang diukur dalam penelitian ini yaitu: (1) mengamati, (2)

Menghipotesis, (3) Menginterpretasi, (4) Memprediksi, (5)

Mengkomunikasikan, diukur denganposttestdanpretest, serta lembar

(23)

3. Materi pokok yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem

sesuai dengan KI dan KD kurikulum 2013 pada Kelas VII semester 2 yaitu

a. KD 3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan

dampaknya bagi ekosistem.

b. KD 4.13 Menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan

memberikan usulan penanggulangan masalah.

4. Subjek penelitian ini adalah kelas VII 1 dan VII 2 SMP Negeri 1 Pagelaran

tahun pelajaran 2014/2015.

5. Model yang digunakan adalah inkuiri terbimbing dan diskusi.

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing berpengaruh secara

signifikan terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa.

2. Sebagaian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap

(24)

A. Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dahar (1996: 29) menyatakan LKS adalah lembar kerja yang berisikan informasi

dan interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu

aktivitas belajar melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai

tujuan intruksional. Adapun menurut Majid (2007:176) Lembar kerja siswa

(student work sheet) merupakan lembaran-lembaran yang berisi kegiatan berupa

petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang harus dikerjakan

oleh siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka di dalam LKS harus memuat

sekumpulan kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan

pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar yang harus ditempuh

dalam pembelajaran dengan lebih mandiri dan terstimulir untuk menemukan

konsep-konsep materi sementara itu guru akan berperan sebagai fasilitator.

Sementara itu Widjajanti (2008: 1) mengungkapkan:

“Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar yang

dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan

(25)

dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.”

Sedikit berbeda pendapat pada Komalasari (2010:222) menyatakan:

“Lembar Kerja Siswa adalah bentuk buku latihan ataupekerjaan rumah yang berisi soal-soal sesuai dengan materi pelajaran. LKS dapat dijadikan sebagai alat evaluasi sekaligus sumber pembelajaran karena dalam LKS disajikan rangkuman-rangkuman materi. Sebagai alat evaluasi, LKS menjadi alat ukur untuk nilai siswa dalam pemahaman materi sehari-hari (Nilai Harian). Bagi sekolah-sekolah yang memiliki siswa berlatar belakang ekonomi mampu, LKS dapat menjadi penunjang atau pelengkap buku sumber. Akan tetapi, jika kondisinya sebaliknya maka penggunaan LKS dapat dijadikan sebagai

buku sumber sekaligus alat evaluasi siswa.”

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan suatu

lembaran kegiatan atau berbentuk sebuah buku yang memuat aktivitas/kegiatan

pembelajaran yang berfungsi sebagai bahan pembelajaran ataupun media

pembelajaran yang harus diikuti dan dilakukan oleh peserta didik secara mandiri

dengan menerapkan setiap petunjuk yang ada dan menempatkan guru hanya

sebagai fasilitator agar konsep materi dan hasil belajar dapat tercapai dengan

seoptimal mungkin.

Menurut Widjajanti (2008: 1-2), LKS selain sebagai bahan ajar mempunyai

beberapa fungsi yang lain, yaitu:

1. merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau

memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar

(26)

2. dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan menghemat

waktu penyajian suatu topik.

3. dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa.

4. dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas.

5. membantu siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

6. dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara rapi,

sistematis, dan mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah menarik

perhatian siswa.

7. dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa dan meningkatkan

motivasi belajar dan rasa ingin tahu.

8. dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau

klasikal karena siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kecepatan

belajarnya.

9. dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan waktu seefektif

mungkin.

10. dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan LKS menurut Sunyono (2008:

2) adalah:

(a). Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar;

(b). Membantu siswa dalam mengembangkan konsep;

(c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar

(27)

(d) Membantu guru dalam menyusun pembelajaran;

(e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran;

(f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui

kegiatan pembelajaran;

(g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari

melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Wilujeng (2011: 7) yang menyatakan bahwa dalam penyusunan LKS harus

memperhatikan langkah sebagai berikut :

1. Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu.

2. Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling

sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator.

3. Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar.

4. Menyusun LKS sesuai dengan kegiatan eksplorasi dalam RPP.

Menurut Darmodjo dan Kaligis (1992: 41-46, dalam Widjajanti, 2008: 3-5)

penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik,

syarat konstruksi, dan syarat teknik. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Syarat- syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat

universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang

pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan

(28)

kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan

kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman

belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi

siswa. LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat didaktik yang

dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran

b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa

sesuai dengan ciri KTSP

d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,

moral, dan estetika pada diri siswa

e. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.

2. Syarat konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan

kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS yang pada

hakikatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak

pengguna, yaitu anak didik. Syarat konstruksi meliputi :

a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.

b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal-hal yang perlu

diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya, yaitu :

a) Menghindari kalimat kompleks.

b) Menghindari “kata-kata tak jelas” misalnya “mungkin”, “kira-kira”.

(29)

d) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif.

c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan

anak. Konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks

sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu.

d. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan

merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan

informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang

tak terbatas.

e. Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan

keterbacaan siswa.

f. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada

siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Memberikan

bingkai dimana anak harus menuliskan jawaban atau menggambar

sesuai dengan yang diperintahkan.

g. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang

panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat

yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.

h. Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih

dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat

“formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak.

i. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang

cepat.

(30)

k. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya,

kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok,

tanggal dan sebagainya.

3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan

penampilannya dalam LKS. Adapun rinciannya yaitu:

a. Tulisan

a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau

romawi.

b) Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf

biasa yang diberi garis bawah.

c) Menggunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam

satu baris.

d) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan

jawaban siswa.

e) Perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.

b. Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat

menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada

pengguna LKS.

c. Penampilan

Penampilan sangat penting dalam LKS. Siswa biasanya terlebih dahulu

(31)

B. Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Inquiry adalah istilah dalam bahasa Inggris; ini merupakan suatu teknik atau cara

yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas (Roestiyah , 2012: 75). Arti

dari inquiry itu sendiri menurut Suryani dan Leo (2012: 119) Inquiry berasal dari

kata “to inquire” yang berarti ikut serta, akan terlibat, dalam mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelididkan.

PembelajaranInquiryini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk

membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan

proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari

pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk

membangun kemampuan itu.

Menurut Yamin (2013:75) Inquiry bersinonim dengan penelitian atau investigasi.

Pembelajaran berbasis inquiry akan memberikan strategi mengajar yang

mengkombinasikan rasa ingin tahu peserta didik dan metode ilmiah yang terdapat

pada bidang sains. Sejalan dengan pendapat Suyanti (2010:2) yang menyatakan

bahwa inkuiri diartikan sebagai pencarian kebenaran, informasi atau pengetahuan,

penelitian dan investigasi yang membantu peserta didik mengembangkan

kreativitas memecahkan masalah yang diberikan. Sehingga dapat disimpulkan

metode pembelajaran inkuiri pada hakikatnya memiliki tujuan utama untuk

mendorong siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir, proses

(32)

karena dalam metode inkuiri yang lebih aktif belajar adalah siswa sedangkan guru

bertindak sebagai fasilitator atau pembimbing saja (guided inquiry).

Menurut Hamiyah dan Jauhar (2014:190) inkuiri terbimbing (guided inquiry)

merupakan:

“pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa untuk melakukan

kegiatan dengan memberikan pertanyaan awal dan mengarahkannya pada suatu diskusi. Pada dasarnya, siswa akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal guru banyak memberikan bimbingan dan pada tahap selanjutnya bimbingan tersebut dikurangi

sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri. Di samping itu, bimbingan dilakukan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama proses belajar

guru harus memantau kelompok diskusi siswa.”

Sedangkan menurut Suparno (2007:68) inkuiri terbimbing adalah inkuiri yang

terarah dimana guru sudah memiliki jawaban sebelumnya sehingga guru dapat

menjadi pengarah dan fasilitator sebatas arahan yang dianggap diperlukan oleh

siswa. Dari hal ini peran guru dalam memecahkan masalah yang diberikan kepada

siswa adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam proses penemuan

sehingga siswa tidak akan kebingungan dan lebih cepat merumuskan kesimpulan.

Sedangkan Jufri (2013: 98) menyatakan bahwa Inkuiri khususnya inkuiri

terbimbing memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1) kemampuan peserta didik berkembang dari pengamatan spesifik menuju ke

inferensi atau generalisasi

2) Tujuannya ialah untuk memperkuat proses pengujian peristiwa atau objek dan

(33)

3) Guru mengontrol peristiwa pembelajaran, data, materi, atau objek dan

bertindak sebagai pemimpin kelas

4) Tiap-tiap peserta didik bereaksi dan berusaha untuk membangun pola yang

bermakna atas dasar hasil pengamatan sendiri dan orang lain dalam kelas

5) Kelas berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran

6) Guru memotivasi peserta didik untuk mengkomunikasikan generalisasi yang

telah dihasilkannya kepada teman sekelasnya sehingga setiap siswa saling

menguntungkan.

Dalam Suryani dan Leo (2012: 121) pembelajaran inquiry terdapat

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini

adalah :

a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai

oleh siswa.

b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk

mencapai tujuan.

(34)

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki

dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk

mencari jawaban yang tepat.

3) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.

Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.

4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inquiry,

mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual.

5) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai

(35)

6) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Langkah-langkah kegiatan inkuiri terbimbing tidak begitu berbeda dengan

langkah-langkh kegiatan inkuiri. Menurut Ristanto (2013: 33) langkah-langkah

dalam pembelajaran inkuiri terbimbing meliputi:

1) Perumusan Masalah

Langkah awal adalah menentukan masalah yang ingin didalami atau

dipecahkan dengan metode inkuiri. Persoalan dapat disiapkan atau diajukan

oleh guru. Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami,

dan dipecahkan oleh siswa.

2) Menyusun hipotesis

Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban

sementara tentang masalah itu. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis siswa

perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru mencoba

membantu memperjelas maksudnya lebih dahulu. Jika ada hipotesis yang

salah nantinya akan kelihatan setelah pengambilan data dan analisis data yang

diperoleh.

3) Mengumpulkan data

Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak.

(36)

untuk pengumpulan data. Maka guru perlu membantu bagaimana siswa

mencari peralatan, merangkai peralatan, dan mengoperasikan peralatan

sehingga berfungsi dengan baik. langkah ini adalah langkah percobaan atau

eksperimen. Biasanya dilakukan di laboratorium tetapi kadang juga dapat di

luar sekolah. Setelah peralaran berfungsi, siswa diminta untuk mengumpulkan

data dan mencatatnya dalam buku catatan.

4) Menganalisis data

Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan

hipotesis apakah benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis data, data

sebaiknya diorganisasikan, dikelompokkan, diatur sehingga dapat dibaca dan

dianalisis dengan mudah. Biasanya disusun dalam suatu tabel.

5) Menyimpulkan

Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil

kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan, kemudian

dicocokkan dengan hipotesis asal, apakah hipotesa kita diterima atau tidak.

Menurut Roestiyah (2012: 76-77) teknik inkuiri memiliki keunggulan yang dapat

dikemukakan sebagai berikut :

1) Dapat membentuk dan mengembangkan “sel-concept” pada diri siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

(37)

3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersikap objektif jujur dan terbuka.

4) Mendorong siswa untuk berpikir instuitif dan merumuskan hipotesisnya

sendiri.

5) Member kepuasan yang bersifat instrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Member kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

9) Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.

10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Sedangkan menurut Sanjaya (2007:208) penggunaan inkuiri memiliki

keunggulan dan kekurangan sebagai berikut:

Keunggulan:

a) Model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.

b) Memberikan ruang kepada peserta didik untuk dapat belajar sesuai gaya

mereka.

c) Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap

(38)

d) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas

rata-rata.

Kekurangan:

a) Dalam menimplementasikannya membutuhkan waktu yang panjang

sehingga guru sulit menentukan dengan waktu yang ditentukan.

b) Semua kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai

materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap

guru.

Terdapat kelebihan maupun kekurangan dari model pembelajaran inkuiri ini,

sehingga menurut Roestiyah (2012: 80) hal-hal yang perlu distimulir dalam

proses belajar melalui inkuiri adalah sebagai berikut :

1) Otonomi siswa

2) Kebebasan dan dukungan pada siswa

3) Sikap keterbukaan

4) Percaya kepada diri sendiri dan kesadaran akan harga diri

5) Self-concept

6) Pengalaman inkuiri, terlibat dalam masalah-masalah.

C. Keterampilan Proses Sains

Menurut Indrawati dalam Trianto (2012:144) Keterampilan proses sains

(39)

psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip atau

teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Sementara itu menurut

Rustaman (2007:78) keterampilan proses sains merupakan kemampuan siswa

untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan

menemukan ilmu pengetahuan. Kemudian menurut Nasution (2007: 9-10)

Keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan

kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan

diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga siswa berhasil menemukan

sesuatu yang baru yang berhubungan dengan sains.

Dalam Dimyanti dan Mudjiono (2009:140) keterampilan proses dapat dibedakan

menjadi dua tingkatan, yaitu:

1) Keterampilan dasar(Basic Skill)yang terdiri atas 6 keterampilan yaitu

mengobservasi, mengklasifikasikan, memprediksikan, mengukur,

menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.

2) Keterampilan terintegrasi terdiri atas sepuluh keterampilan yaitu

mengidentifikasi variable, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam

bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan

dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,

mengidentifikasi variabel secara operasional, merancang penelitian dan

(40)

Menurut Wilujeng, setiawan dan Liliasari (2010: 356) enam keterampilan dasar

proses IPA yaitu mencakup 1) observasi (observing), 2) klasifikasi (classifying), 3)

pengukuran (measuring), 4) komunikasi (communicating), 5) inferensi (inferring)

dan 6) prediksi (predicting). Sedangkan lima keterampilan terpadu proses sains

mencakup 1) merumuskan hipotesis (formulating a hypothesis), 2)

variabel-variabel (variables), 3) difinisi operasional (operational definitions), 4)

eksperimen (experimenting) dan 5) interpretasi data (interpreting data).

Dalam Hamalik (2008:150-151) ada tujuh jenis kemampuan yang hendak

dikembangkan melalui proses pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan

proses sains, yakni:

1) Mengamati; siswa harus mampu menggunakan alat-alat inderanya: melihat,

mendengar, meraba, mencium, dan merasa. Dengan kemampuan ini dia

dapat mengumpulkan data/informasi yang relevan dengan kepentingan

belajarnya.

2) Menggolongkan atau mengklasifikasikan; siswa harus terampil mengenal

perbedaan dan persamaan atas hasil pengamatannya terhadap suatu objek.

3) Menafsirkan (menginterpretasikan); memiliki keterampilan menafsirkan

fakta, data, informasi, atau peristiwa. Keterampilan ini diperlukan untuk

melakukan percobaan dan penelitian sederhana.

4) Meramalkan; keterampilan menghubungkan data, fakta, informasi. Siswa

dituntut terampil mengantisipasi dan meramalkan kegiatan atau peristiwa

(41)

5) Menerapkan; menerapkan konsep yang dipelajarai dan dikuasai ke dalam

situasi atau pengalaman baru.

6) Merencanakan penelitian; mampu menemukan langkah kerja pengumpulan

dan pengolahan data serta prosedur melakukan penelitian.

7) Mengkomunikasikan; mampu menyususn dan menyampaikan laporan

secara sistematis kepada siswa lain.

Adapun kegiatan keterampilan proses sains menurut Dimyati dan Mudjiono

(2009: 141-144) sebagai berikut:

1) Mengamati/mengobservasi, merupakan tanggapan terhadap berbagai objek

dan peristiwa alam dengan pancaindra.

2) Mengklasifikasikan, merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai

objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan

golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.

3) Mengkomunikasikan, dapat diartikan sebagai menyampaikan dan

memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk

suara, visual, atau suara visual.

4) Mengukur, yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu

yang telah ditetapkan sebelumnya.

5) Memprediksi, suatu prediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau

membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu

mendatang berdasarkan perkiraan pada hubungan antara fakta, konsep, dan

(42)

6) Menyimpulkan, dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk

memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep,

dan prinsip yang diketahui.

D. Kerangka Pikir

Bahan ajar yang kurang kreatif dan inovatif serta belum memenuhi standar

kompetensi kurikulum akan menyebabkan kurangnya keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran. Selain itu bahan ajar yang lebih mengacu pada hakikat IPA

sebagai produk cenderung mengajarkan siswa untuk menghafal konsep faktual

tanpa disertai dengan pemahaman terhadap konsep tersebut sehingga

pembelajaran IPA tidak akan memberikan pengalaman pembelajaran secara utuh

dan kurang mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Padahal hakikat

IPA adalah proses, produk dan sikap sehingga pembelajaran IPA diharapkan

dapat memunculkan ketiga unsur tersebut. Dengan demikian, produk yang

terwujud dari proses ilmiah dan sikap ilmiah akan berpengaruh positif terhadap

kehidupan dan lingkungan sehari-hari siswa.

Salah satu bahan ajar yang disusun berdasarkan langkah-langkah model inkuiri

terbimbing diharapkan dapat mengasah kemampuan siswa dalam mengamati,

menghipotesis, menginterpretasi, memprediksi, dan mengkomunikasikan

sehingga dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

Keterampilan proses sains ini penting untuk dilaksanakan melalui kegiatan

pembelajaran sebagai pengalaman belajar yang disadari pada kegiataan yang

(43)

Y X

memfasilitasi siswa untuk mencapai tuntutan pembelajaran sains dan mendorong

siswa untuk menemukan sendiri konsep pengetahuan, fakta, menanamkan sikap

dan nilai yang di tuntut. Pengembangan keterampilan proses sains memerlukan

suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung. Salah satu alternatif yang

diharapakan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa adalah dengan

pemaksimalan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri

terbimbing, karena didalam LKS menuntun siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Penelitian ini mengenai pengaruh penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing

untuk meningkatkan KPS siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah

penggunaan LKS inkuiri terbimbing dan variabel terikatnya adalah KPS siswa.

Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut.

Keterangan :

X : Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing Y: KPS siswa

(44)

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 di SMP Negeri 1 Pagelaran,

Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu semester genap tahun pelajaran

2014/2015.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran pada

tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri atas sepuluh kelas. Sampel pada

penelitian ini adalah kelas VII 1 sebagai kelas eksperimen dan VII 2 sebagai

kelas kontrol yang ditentukan menggunakan teknikpurposive sampling.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental semu dengan desainpretest-posttest

kelompok tak ekuivalen.

Desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1=Pretest;

O2= Posttest; X = Perlakuan dengn penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing, C = Perlakuan dengan penggunaan LKS diskusi (dimodifikasi dari Sukardi, 2007: 186).

Gambar 2. Desainpretest-posttestkelompok tak ekuivalen.

I O1 X O2

(45)

D. Prosedur penelitian

Penelitian ini terdiri dua tahap yang dilaksanakan yaitu prapenelitian dan

pelaksanaan penelitian. Adapun tahap-tahap tersebut adalah:

Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Membuat surat izin observasi penelitian ke SMPN 1 Pagelaran,

Kabupaten Pringsewu.

b. Melakukan observasi ke SMPN 1 Pagelaran guna mengetahui

kendala-kendala yang dihadapi guru selama proses belajar mengajar saat ini,

mengetahui proses pembelajaran di sekolah, mengetahui sampel dan

populasi yang diteliti.

c. Menentukan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

e. Membuat instrumen penelitian yaitu soalpretest/posttest, lembar

observasi KPS siswa, dan angket tanggapan siswa.

f. Membuat kelompok sebanyak 5 kelompok belajar siswa pada kelas

eksperimen dan kontrol. Pada kelas eksperimen berjumlah 31 siswa maka

dibentuk 5 kelompok dengan 4 kelompok masing-masing beranggotakan

6 siswa dan 1 kelompok beranggotakan 7 siswa. Sedangkan pada kelas

kontrol berjumlah 32 siswa maka dibentuk 5 kelompok dengan 3

kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan satu kelompok

beranggotakan 7 siswa. Pemilihan anggota kelompok secara heterogen

(46)

Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan

LKS berbasis Inkuiri Terbimbing untuk kelas eksperimen sedangkan untuk

kelas kontrol diberi LKS diskusi. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali

pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

2. 1 Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing)

1. Pertemuan Kesatu

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Sintaks Inkuiri Terbimbing

Waktu (menit)

1. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa. salah satu siswa memimpin doa untuk memulai pelajaran.

4) Guru melakukan apersepsi, dengan bertanya kepada siswa “Apa yang kalian pikirkan

jika mendengar kata “pemanasan global” dan apa penyebab

pemanasan global yang kalian tahu?”

5) Guru melakukan kegiatan motivasi : “Setelah kalian

1) Siswa menjawab salam dari guru

2) Siswa

memberitahukan kepada guru jika ada yang tidak hadir

3) Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran

(47)

mempelajari apa itu pemanasan global maka kalian dapat mendeskripsikan apa itu pemanasan global yang telah terjadi di sebagian besar bumi tercinta kita ini dan

mengetahui apa saja penyebab dari yang akan dicapai dalam

pembelajaran.

7) Guru membagikan soal pretestkepada setiap siswa.

7) Siswa mengerjakan soalpretestyang diberikan oleh guru.

20

2 Kegiatan Inti

1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

2) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.

3) Guru meminta setiap kelompok untuk merumuskan permasalahan yang ada di LKS dengan arahan guru.

4) Guru meminta setiap kelompok untuk

1) Siswa membentuk kelompok, dengan 4 kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan 1 kelompok beranggotakan 7 siswa.

2) Masing-masing kelompok mengambil LKS yang diberikan oleh guru

3) Setiap kelompok merumuskan masalah dari setiap fenomena yang terdapat di LKS.

4) Setiap kelompok

(48)

Merumus-menuliskan hipotesis yang telah dibentuk untuk melakukan pengamatan sesuai dengan LKS yang telah didapat.

6) Guru meminta perwakilan kelompok untuk menutup pintu dan semua jendela yang terdapat di kelas tersebut. Menginstruksikan kepada siswa untuk mengamati apa yang dirasakan saat ruang kelas tertutup rapat.

7) Guru meminta setiap perwakilan kelompok

8) Guru memberikan klarifikasi apabila ada kelompok yang salah konsep.

5) Setiap kelompok melakukan

pengamataan sesuai dengan instruksi pada LKS

6) Masing-masing perwakilan

kelompok menutup pintu dan jendela yang ada di kelas tersebut.

Menuliskan apa yang dirasakan selama keadaan kelas tertutup rapat pada LKS yang telah disediakan.

8) Setiap kelompok memperhatikan penjelasan guru.

hipotesis

c. Melakukan

peng-3 Kegiatan Penutup

1) Guru meminta setiap kelompok untuk membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

(49)

2) Guru mempertegas konsep yang telah ditemukan siswa tentang pemanasan global dan penyebab terjadinya pemanasan global.

3) Guru memberikan Penghargaan

(misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik.

4) Guru memberikan tugas untuk

mempelajari materi selanjutnya yaitu dampak pemanasan global dan solusi yang dapat mengurangi/

3) Bagi kelompok yang mendapat penghargaan diperkenankan maju ke depan kelas.

4) Siswa mencatat tugas yang

diberikan oleh guru

10

2. Pertemuan kedua (2x40 menit)

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Sintaks Inkuiri Terbimbing

Waktu (menit)

1 Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa.

2) Guru mengabsen kehadiran siswa.

3) Guru

menginstruksikan salah satu siswa memimpin doa untuk

memulai pelajaran.

4) Guru melakukan

1) Siswa menjawab salam dari guru

2) Siswa

memberitahukan kepada guru jika ada yang tidak hadir

3) Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran

4) Siswa menjawab

(50)

apersepsi, dengan berkata kemarin kita sudah membahas siswa “Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “dampak pemanasan global”?

5) Guru melakukan kegiatan motivasi : “Setelah kalian mempelajari dampak pemanasan global bagi ekosistem, maka kalian dapat mengetahui apa saja dampak dari

pemanasan global bagi ekosistem dan diharapkan sebagai

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

1) Siswa membentuk kelompok, dengan 4 kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan 1 kelompok

(51)

2) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.

3) Guru meminta setiap kelompok untuk merumuskan permasalahan yang ada di LKS dengan arahan guru.

4) Guru meminta setiap kelompok untuk yang telah dibentuk untuk melakukan pengamatan sesuai dengan LKS yang telah didapat.

6) Guru menayangkan video tentang dampak pemanasan global.

7) Guru meminta setiap perwakilan dan solusi yang dapat mengatasi atau mengurangi

pemanasan global.

beranggotakan 7 siswa.

2) Masing-masing kelompok mengambil LKS yang diberikan oleh guru

3) Setiap kelompok merumuskan masalah dari setiap fenomena yang terdapat di LKS.

4) Setiap kelompok menuliskan hipotesis mereka sebagai argumen sementar pada LKS.

5) Setiap kelompok melakukan

pengamataan sesuai dengan instruksi pada LKS

6) Siswa mengamati dampak yang dapat ditimbulkan dari pemanasan global pada video dan menuliskannya pada LKS.

7) Perwakilan kelompok

(52)

peng-3.

8) Guru memberikan klarifikasi apabila ada kelompok yang salah konsep.

Kegiatan Penutup

1) Guru meminta setiapkelompok untuk membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

2) Guru mempertegas konsep yang telah ditemukan siswa tentang pemanasan global dan penyebab terjadinya

pemanasan global.

3) Guru memberikan penghargaan yang berkinerja baik.

4) Guru memberikan

posttestkepada siswa.

5) Guru memberikan tugas untuk membuat madding tentang pemanasan global.

8) Setiap kelompok memperhatikan penjelasan guru.

1) Setiap perwakilan kelompok

3) Bagi kelompok yang mendapat penghargaan diperkenankan maju ke depan kelas.

4) Siswa mengerjakan

posttestyang diberikan oleh guru.

(53)

2.2 Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan metode diskusi)

1. Pertemuan Kesatu (3x40 menit)

No Skenario Pembelajaran Waktu

(menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam kepada siswa.

2) Guru mengabsen kehadiran Siswa.

3) Guru meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.

4) Guru melakukan apersepsi, dengan bertanya kepada siswa “Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata“pemanasan global” dan apa penyebab pemanasan global yang kalian tahu?”

5) Guru melakukan kegiatan motivasi : “Setelah kalian mempelajari apa itu

pemanasan global maka kalian dapat mendeskripsikan apa itu pemanasan global yang telah terjadi di sebagian besar bumi tercinta kita ini dan

mengetahui apa saja penyebab dari pemanasan global

tersebut”.

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran.

7) Guru memberikan soalpretest

kepada siswa.

1) Siswa menjawab salam guru.

2) Siswa memberi tahu jika ada temannya yang tidak hadir.

3) Salah satu siswa memimpin doa untuk berdoa bersama-sama sebelum memulai pelajaran.

4) Siswa menjawab apersepsi dari guru sesuai dengan pemikiran mereka.

5) Siswa mendengarkan motivasi dari guru dengan seksama.

6) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru.

7) Siswa mengerjakan soal

pretestyang diberikan oleh guru.

10

(54)

2. Kegiatan Inti

1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

2) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.

3) Guru memberikan penjelasan tentang materi tentang pemanasan global dan penyebab terjadinya

pemanasan global dari buku pelajaran.

4) Guru meminta siswa untuk memahami kegiatan

pembelajaran yang ada di LKS

5) Guru menginstruksikan siswa untuk mengamati gambar yang ada di LKS. Kemudian

meminta siswa untuk berdiskusi dengan

kelompoknya masing-masing dan menjawab pertanyaan diskusi di dalam LKS.

1) Siswa membentuk

kelompok, dengan 3 kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan 2 kelompok masing-masing beranggotakan 7 siswa.

2) Masing-masing kelompok mengambil LKS dari guru.

3) Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru dengan seksama.

4) Siswa dan kelompoknya membaca kegiatan yang ada di LKS

5) Siswa mengamati setiap gambar yang ada di LKS kemudian memulai berdiskusi dengan kelompoknya.

80

3. Kegiatan Penutup

1) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.

2) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas kepada siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya yaitu dampak pemanasan global bagi ekosistem dan solusi untuk

mengurangi/mengatasi pemanasan global.

1) Siswa mengikuti guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelejaran.

2) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran sesuai dengan instruksi guru.

3) Siswa mencatat tugas yang diberikan oleh guru.

(55)

4) Guru menutup pembelajaran dengan doa.

5) Guru memberikan salam penutup kepada siswa.

4) Siswa berdoa menutup kegiatan pembelajaran.

5) Siswa menjawab salam guru.

2. Pertemuan Kedua (2x40 menit)

No Skenario Pembelajaran Waktu

(menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam kepada siswa.

2) Guru mengabsen kehadiran Siswa.

3) Guru meminta siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.

4) Guru melakukan apersepsi, dengan berkata kemarin kita sudah membahas mengenai pemanasan global dan penyebab terjadinya

pemanasan global, kemudian guru bertanya kepada siswa “Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “dampak pemanasan global”?

5) Guru melakukan kegiatan motivasi : “Setelah kalian mempelajari dampak pemanasan global bagi ekosistem, maka kalian dapat mengetahui apa saja dampak dari pemanasan global bagi ekosiitem dan diharapkan sebagai generasi bangsa yang cinta lingkungan kita dapat memberikan solusi untuk mengurangi dan mengatasi masalah pemanasan global.

1) Siswa menjawab salam guru.

2) Siswa memberi tahu jika ada temannya yang tidak hadir.

3) Salah satu siswa memimpin doa untuk berdoa bersama-sama sebelum memulai pelajaran.

4) Siswa menjawab apersepsi dari guru sesuai dengan pemikiran mereka.

5) Siswa mendengarkan motivasi dari guru dengan seksama.

(56)

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran.

6) Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru.

2. Kegiatan Inti

1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

2) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.

3) Guru memberikan penjelasan tentang materi dampak pemanasan global bagi ekosistem dan solusi untuk mengurangi/mengatasi pemanasan global dari buku pelajaran.

4) Guru meminta siswa untuk memahami kegiatan

pembelajaran yang ada di LKS

5) Guru menginstruksikan siswa untuk mengamati gambar yang ada di LKS. Kemudian

meminta siswa untuk berdiskusi dengan

kelompoknya masing-masing dan menjawab pertanyaan diskusi di dalam LKS.

1) Siswa membentuk

kelompok, dengan 3 kelompok masing-masing beranggotakan 6 siswa dan 2 kelompok masing-masing beranggotakan 7 siswa.

2) Masing-masing kelompok mengambil LKS dari guru.

3) Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru dengan seksama.

4) Siswa dan kelompoknya membaca kegiatan yang ada di LKS

5) Siswa mengamati setiap gambar yang ada di LKS kemudian memulai berdiskusi dengan kelompoknya.

40

3. Kegiatan Penutup

1) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.

2) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikanposttest.

4) Guru menutup pembelajaran dengan doa.

1) Siswa mengikuti guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelejaran.

2) Siswa menyimpulkan materi pembelajaran sesuai dengan instruksi guru.

3) Siswa mengerjakanposttest

yang diberikan oleh guru..

4) Siswa berdoa menutup kegiatan pembelajaran.

10

(57)

5) Guru memberikan salam penutup kepada siswa.

5) Siswa menjawab salam guru.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Jenis data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah keterampilan proses sains siswa yang

diperoleh dari nilaipretesttdanpost test.Nilai selisih tersebut

disebut sebagai skorgain, lalu dianalisis secara statistik.

KPS siswa ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang

dinormalisasi(N-gain), antara nilai tes awal dan tes akhir.Gain

yang dinormalisasi (N-gain)antara nilai tes awal dan tes akhir.

Gainyang dinormalisasi(N-gain)dapat dihitung dengan formula

Hake (1999: 1)

Keterangan:

N-gain = average normalized gain =rata-rataN-gain Spost= postscore class averages =rata-rata skorposttest

Spre =prescore class averages =rata-rata skorpretest

Smax =maximum score =skor maksimum

N-gain=

(58)

b. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa data keterampilan proses

sains siswa dalam proses pembelajaran dan data tanggapan siswa

terhadap penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a) PretestdanPosttest

Data KPS adalah nilaipretestdanposttest. Nilaipretestdan

posttestdiambil pada pertemuan di luar jam belajar untuk setiap

kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Teknik penskoran nilai

pretestdanposttestyaitu :

Teknik penskoran nilai tes awal dan tes akhir yaitu:

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b) Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains siswa

Lembar observasi keterampilan proses sains berisi aspek kegiatan

yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap

siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi

tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai denganskor kriteria

keterampilan proses sains yang telah ditentukan.

100

×

=

(59)

Tabel 1. Lembar observasi KPS siswa

No Nama Aspek yang diamati

A B C D E

Keterangan : A = Mengamati B = Menghipotesis C = Menginterpretasi D = Memprediksi

E = Mengkomunikasikan

Beri tandachecklist(√) pada setiap item yang sesuaidengan skor

kriteria penilaian keterampilan proses sains siswa di bawah ini

(dimodifikasi dari Arikunto, 2008:183).

Tabel 2. Penskoran KPS

Indikator KPS Skor Indikator Operasional

Mengamati 1 Menuliskan jawaban salah dan memberikan alasan yang tidak sesuai gambar, video dan lingkungan sekitar.

2 Menuliskan jawaban dengan benar dan memberikan alasan yang kurang sesuai gamba, video dan lingkungan sekitar.

3 Menuliskan jawaban dengan benar dan memberikan alasan yang sesuai dengan gambar, video dan

lingkungan sekitar. Merumuskan

hipotesis

1 Merumuskan hipotesis berdasarkan data/informasi yang dikumpulkan namun tidak tepat.

(60)

3 Merusmuskan hipotesis

berdasarkan data/informasi yang dikumpulkan secara tepat.

Menginter-pretasi Data

1 Menjelaskan data yang telah

dikumpulkan dari tabel pengamatan namun tidak sistematis

2 Menjelaskan data yang telah

dikumpulkan dari tabel pengamatan namun kurang sistematis

3 Menjelaskan data yang telah

dikumpulkan dari tabel pengamatan dengan sistematis

Memprediksi 1 Merumuskan kemungkinan-kemungkinan yang tidak tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.

2 Merumuskan kemungkinan-kemungkinan yang kurang tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.

3 Merumuskan kemungkinan-kemungkinan yang tepat tentang pola-pola peristiwa yang akan terjadi.

Mengkomunika-sikan

1 Mengkomunikasikan data berupa tabel dan wacana namun tidak tepat.

2 Mengkomunikasikan data berupa tabel dan wacana namun kurang tepat.

3 Mengkomunikasikan data berupa tabel dan wacana secara tepat.

c) Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang LKS berbasis Inkuiri

Terbimbing yang telah diterapkan dalam pembelajaran. Angket ini

berupa delapan pernyataan, terdiri dari lima pernyataan positif dan

tiga pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki dua

(61)

Tabel 3. Item pernyataan pada angket

No. Pernyataan- Pernyataan Ya Tidak

1

Saya senang mempelajari materi pokok pemanasan global dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru 2

Saya senang mempelajari materi pokok pemanasan global dengan menggunakan LKS yang diberikan oleh guru

3

Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru

4

Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan LKS yang diberikan oleh guru

5

Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri selama metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.

6

LKS yang digunakan tidak mampu mengembangkan kemampuan proses sains saya.

7

Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang

berlangsung.

8 Saya merasa sulit mengerjakan LKS dengan metode yang dibuat oleh guru.

Sumber: Item pernyataan dimodifikasi dari Majid (2007: 216).

Tabel 4. Variabel, sub variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data

Variabel Instrumen Jenis Data dan Alat Ukur proses sains siswa

(62)

F. Teknik Analisis Data a. Data Kuantitatif

Nilaipretest,posttest, danN-gainpada kelas eksperimen dan kontrol

dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang

sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua

varians (homogenitas) data:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan ujiLillieforsdengan

program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Sudjana, 2005: 467).

2. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program

SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 :Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

Gambar

Gambar 2. Desain pretest-posttest kelompok tak ekuivalen.
gambar yang ada di LKS
gambar yang ada di LKS
Tabel 1. Lembar observasi KPS siswa
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan keterampilan origami terhadap peningkatan kemampuan motorik halus anak low vision di SDLB Negeri A Citeureup.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan- pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang (  ) pada kolom jawaban yang paling

Telah dilakukan penelitian uji aktivitas sitotoksik ekstrak etanol biji srikaya ( Annona squamosa L.) terhadap sel T47D. Tujuan penelitian ini adalah untuk

bulan depo progestin dengan peningkatan berat badan pada peserta KB di. Puskesmas Klego II

The Embassy of the Federal Republic of Germany presents its compliments to the Department of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and, referring to the

Pada tahap perumusan masalah, penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai steganografi pada file DNA berformat fasta dengan menggunakan metode DNA

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik prolapsus uteri, sedangkan tujuan khususnya yaitu untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan

Adapun yang dimaksud dengan penelitian dengan judul Sistem Pengajaran Tahfidz Al-Qur’an Pondok Pesantren Tahfidz Wa Ta’limil Qur’an Masjid Agung Surakarta adalah