• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

(Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh Yudi Saputra

Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Namun, Berdasarkan observasi penelitian di SMP Negeri 1 Batu Ketulis

didapatkan hasil belajar siswa kelas VII tahun pelajaran 2012/2013 pada materi pembelajaran biologi masih rendah. Salah satu faktor pendukung rendahnya hasil

belajar tersebut diduga belum adanya kesesuaian antara metode yang digunakan di sekolah dengan karakteristik materi dan siswa. Selama ini dalam proses

pembelajaran, guru lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga hasil belajar masih rendah dan aktivitas belajar juga kurang aktif.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif adalah

(2)

Yudi Saputra

iii

metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa. Penelitian

ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIA dan VIIB yang dipilih secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa, dan angket

tanggapan siswa terhadap penggunaan metode inkuiri terbimbing yang dianalisis

secara deskriptif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% melalui program SPSS 17.

Rata-rata persentase peningkatan aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (eksperimen = 80,48; kontrol = 59,26). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan

positif terhadap penggunaan metode inkuiri terbimbing. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap

aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata N-gain siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol

(eksperimen = 56,83; kontrol = 14,81).

(3)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

(Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh YUDI SAPUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

(Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

(Skripsi)

Oleh YUDI SAPUTRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

MOTO

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah)

dengan sabar dan shalat…”

(Q.S. Al-Baqarah : 45)

“Demi masa.

Sungguh, manusia berada dalam kerugian,

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan

serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati

untuk kesabaran...

(Q.S. Al-Ashr : 1- 3)

Bersikap zuhud lah kepada Allah dan orang-orang disekitar

mu...”

(Yudi Saputra)

”Membuat suatu impian tidak perlu b

ayar, maka teruslah bermimpi

(6)
(7)
(8)
(9)

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tercurah. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, semoga kita

senantiasa melaksanakan sunah-sunah beliau.

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Emak dan aki, yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku

menuju kesuksesan dan kebahagian.

Dang, Wodang, Cengah, dan Adik yang selalu memberikan bantuanya ketika aku dalam kesulitan, memotivasi ku dan menyayangiku; serta keluarga besarku di Pulau Pisang dan

Pungung Batu Raja yang selalu kurindukan.

Guru, dosen, murobbi, dan simpai atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan.

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Pisang, Pesisir Barat pada 05 September 1990, yang merupakan anak keempat dari lima

bersaudara pasangan Bapak Aliyurdi dan Ibu Zauriyana. Alamat penulis yaitu di Desa Batu Raja, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat. Nomor HP penulis 085768231734.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Batu Raja (1997-2003), SMP Negeri 3 Kota Karang (2003-2006), MAN Krui (2006-2009). Pada tahun

2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Dasar, Struktur dan

Perkembangan Tumbuhan, serta aktif di organisasi sebagai Abid Kajian Islam FPPI (20010/2011), Kadiv Sosial Masyarakat Himasakata (2011/2012), Kadis

Pengabdian Masyarakat BEM F (2012/2013), anggota Komisi I DPM U dan Wakil Ketua II MPM Unila (2013/2014). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Batu Ketulis dan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Barat (Tahun 2013), dan penelitian pendidikan di SMP Negeri 1 Batu Ketulis untuk meraih gelar sarjana

(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S,Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi

hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Berti Yolida S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

(12)

xii

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing akademik atas arahan dan

saran yang sangat berharga;

7. Mastura, S.Pd., selaku Kepala SMP Negri 1 Batu Ketulis dan Yan Indarto,

S.Si. selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIA dan VIIB SMP Negeri 1 Batu Ketulis atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 9. Orangtuaku yang tak pernah berhenti mendoakan dan menyayangiku; serta

kakak dan adikku atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan; 10.Sahabat-sahabatku di Himasakta, FPPI, BEM FKIP, dan DPM UNILA atas

semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin hingga saat ini; para guru dan teman-teman ngajiku atas motivasi dan arahannya;

11.Rekan-rekan Formandibula (Forum Mahasiswa Pendidikan Biologi), kakak

dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 11 Agustus 2014

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Terbimbing ... 10

B. Aktivitas Belajar Siswa ... 13

C. Hasil Belajar Siswa ... 15

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Desain Penelitian ... 19

D. Prosedur penelitian ... 20

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 31

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

(14)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN 1. Silabus ... 54

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 58

3. Lembar Kerja Kelompok Kelas Eksperimen ... 91

4. Lembar Pawerpoint Kelas Kontrol ... 100

5. Soal Pretes dan Postes ... 102

6. Kunci Jawaban ... 105

7. Kisi-Kisi Soal Pretes dan Postes ... 106

8. Data-Data Hasil Penelitian ... 107

9. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 112

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria interpretasi indeks N-gain ... 28

2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 28

3. Item pernyataan pada angket ... 31

4. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa ... 32

5. Skor penjawaban angket ... 32

6. Data angket tanggapan siswa terhadap metode inkuiri terbimbing ... 33

7. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap metode inkuiri terbimbing ... 34

8. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 38

9. Hasil uji normalitas, homogenitas, kesamaan dan perbedaan dua rata-rata, ... 39

10.Hasil uji normalitas, homogenitas, kesamaan dan perbedaan dua rata-rata, serta uji U untuk N-gain... 40

11.Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 107

12.Daftar nilai pretes, postes, dan N-Gain siswa kelas eksperimen... 109

13.Daftar nilai pretes, postes, dan N-Gain siswa kelas kontrol ... 110

14.Skor perindikator pretes dan postes ... 111

15.Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 112

(16)

xvi

17.Hasil uji t pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 113

18.Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 114

19.Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 114

20.Hasil uji t postes kelas eksperimen dan kontrol ... 115

21.Hasil uji normalitas N-Gain kelas eksperimen dan kontrol ... 116

22.Hasil uji homogenitas N-Gain kelas eksperimen dan kontrol ... 116

23.Hasil uji t N-Gain kelas eksperimen dan kontrol ... 117

24.Hasil uji normalitas indikator C1 kelas eksperimen dan kontrol ... 118

25.Hasil uji homogenitas indikator C1 kelas eksperimen dan kontrol... 118

26.Hasil uji t indikator C1 kelas eksperimen dan kontrol ... 119

27.Hasil uji normalitas indikator C2 kelas eksperimen dan kontrol ... 120

28.Hasil uji Mann-Whitney U indikator C2 kelas eksperimen dan kontrol ... 120

29.Hasil uji normalitas indikator C3 kelas eksperimen dan kontrol ... 121

30.Hasil uji Mann-Whitney U indikator C3 kelas eksperimen dan kontrol ... 122

31.Hasil uji normalitas indikator C4 kelas eksperimen dan kontrol ... 122

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9

2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen... 20

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan metode inkuiri terbimbing .... 42

4. Contoh jawaban siswa dalam menyimpulkan (LKK kelas eksperimen pertemuan ke-1 materi ciri-ciri makhluk hidup). ... 48

5. Contoh jawaban siswa dalam menyimpulkan (LKK kelas eksperimen pertemuan ke-2 materi ciri-ciri makhluk hidup) ... 48

6. Contoh jawaban siswa dalam menyimpulkan (LKK kelas eksperimen pertemuan ke-3 materi ciri-ciri makhluk hidup) ... 48

7. Grafik aktivitas belajar sisiwa kelas eksperimen dan kontrol ... 109

8. Siswa mengerjakan soal pretes... 124

9. Mengorganisasikan siswa untuk mengamati video ... 124

10.Mengorganisasikan siswa untuk mengerjakan LKK... 125

11.Menyajikan hasil diskusi kelompok ... 125

12.Tanya jawab. ... 126

13.Siswa mengerjakan soal postes.. ... 126

14.Siswa mengerjakan soal pretes... 127

15.Peneliti menyajikan materi ... 127

16.Tanya jawab ... 128

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat tempat ia hidup,

proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat

memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

kemampuan individual yang optimum (Fuad, 2008: 4). Menurut UU No 20 Tahun 2003 pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006 dinyatakan

bahwa proses pembelajaran di kelas merupakan suatu tahap pendidikan untuk membina dan membentuk anak didik kearah kedewasaan, proses pembelajaran

(19)

2

metode pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran, sehingga guru harus dapat

mengembangkan kreativitas, kecermatan, dan kemampuan dalam memahami keterkaitan (kesamaan) antara materi dengan metode yang digunakan.

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran

tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran

(Rusman, 2012: 1).

Menurut Komalasari (2010: 2) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka

watu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal. Belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui

pengalaman,bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar (Tirtarahardja, 2005: 51).

Mata pelajaran bologi berdasarkan Standar Isi (SI) masuk dalam rumpun mata

pelajaran IPA yang umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilan peserta didik yang berkualitas,

(20)

3

Materi pokok ciri-ciri makhluk hidup adalah salah satu konsep yang diberikan kepada siswa SMP Kelas VII semester II dengan standar kompetensi

memahami keanekaragaman makhluk hidup dan kompetensi dasar

mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. Materi ini merupakan pokok bahasan

yang tergolong cukup sulit dipahami oleh sebagian besar siswa karena siswa harus memahami sembilan macam ciri-ciri makhluk hidup, yaitu bernapas, bergerak, memerlukan nutrien, iritabilitas, adaptasi, ekskresi, tumbuh dan

berkembang, serta berkembang biak.

Berdasarkan observasi penelitian di SMP Negeri 1 Batu Ketulis didapatkan hasil belajar siswa kelas VII tahun ajaran 2012/2013 pada materi pembelajaran

biologi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar IPA pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup hanya 42,15% dengan rata-rata

nilai ulangan harian 63, sedangkan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Batu Ketulis yaitu ≥ 65. Hasil belajar berdasarkan kurikulum, dimana jumlah siswa yang mendapat nilai 65

minimum 85% tidak terpenuhi. Seorang siswa dikatakan berhasil menguasai materi pelajaran jika dapat menguasai 65% lebih dari materi yang ada. Salah

satu faktor pendukung rendahnya hasil belajar tersebut diduga belum adanya kesesuaian antara metode yang digunakan di sekolah dengan karakteristik materi dan siswa. Selama ini dalam proses pembelajaran, guru lebih sering

menggunakan metode ceramah sehingga hasil belajar masih rendah dan aktivitas belajar juga kurang aktif. Hal ini bertentangan dengan karakteristik

(21)

4

Upaya untuk mencapai ketuntasan belajar maka diperlukan suatu inovasi penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif

adalah metode pembelajaran inkuiri terbimbing. Metode inkuiri terbimbing merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar

berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan

masalah (Roestiyah, 2008: 75). Kelebihan dari metode pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Roestiyah (2008:76) yaitu (1) dapat membentuk dan mengembangkan konsep-konsep dan ide-ide lebih baik pada diri siswa, (2)

membantu dan menguatkan ingatan pada situasi proses belajar yang baru, (3) mendorong siswa untuk berpikir dan merumuskan hipotesisnya sendiri, dan (4)

memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

Berdasarkan penelitian Agung (2010: 1) siswa kelas VIII SMPN 1 Gedong Tataan Pesawaran dalam kegiatan pembelajaran materi pokok Pertumbuhan

dan Perkembangan Tumbuhan, menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri terbimbing, yaitu meningkat sebesar 32,2%. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Marinta,

(2011: 27) siswa kelas VIII SMPN 1 Sungkai Utara dalam kegiatan

pembelajaran materi pokok tumbuhan (plantae), menyatakan bahwa terdapat

(22)

5

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ciri-ciri Makhluk Hidup kelas VII IPA SMP Negeri 1 Batu Ketulis semester genap tahun ajaran

2014/2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap aktivitas belajar siswa?

2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

aktivitas belajar siswa.

2. Pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

(23)

6

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dan pengalaman dalam

menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing serta menjadi bekal sebagai calon guru yang profesional.

2. Bagi Guru

a. Sebagai acuan yang mendasar untuk mengembangkan metode-metode pembelajaran yang lebih baik dan membantu siswa dalam memudahkan

mencapai hasil belajar yang diharapkan secara maksimal. b. Dapat menggunakan metode inkuri terbimbing sebagai alternatif

pembelajaran dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada

materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

3. Bagi Siswa

Mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

4. Bagi Sekolah

Memberi masukan untuk mengoptimalkan penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas

(24)

7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Langkah-langkah inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru yang merumuskan masalah, kemudian siswa yang membuat

hipotesis, merencanakan dan melaksanakan kegiatan, mengumpulkan data, menganalisis, dan membuat kesimpulan.

2. Aktivitas yang diamati adalah kegiatan-kegiatan lisan (mengajukan

pertanyaan, mengemukakan suatu fakta atau prinsip), serta kegiatan-kegiatan metrik (mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat

kesimpulan).

3. Hasil belajar siswa yang dicermati dari ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor(keterampilan) yaitu aspek kognitif

(pengetahuan) diukur dari hasil pretes sebagai penilaian awal siswa dan postes sebagai penilaian akhir siswa yang ditinjau berdasarkan

perbandingan N-gain.

4. Materi pokok dalam penelitian adalah Ciri-ciri Makhluk Hidup yang terdapat dalam mata pelajaran IPA SMP kelas VII semester genap tahun

ajaran 2013/2014.

5. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP

(25)

8

F. Kerangka Pikir

Pada proses pembelajaran inkuiri terbimbing, keterlibatan siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar sangat diperhatikan. Dalam kelas inkuiri terbimbing peran guru tidak lagi sebagai orang yang medominasi kegiatan

pembelajaran, melainkan siswalah yang aktif bekerja. Siswa dihadapkan dengan permasalahan dan benda-benda yang nyata sebagai ajang pembelajaran hal ini guru hanya bertindak sebagai pembimbing atau pengarah. Keterlibatan

siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran akan membuat materi yang diterima menjadi lebih mudah dan lebih lama tersimpan dalam benak

siswa, karena siswa melakukan dan bekerja sendiri sehingga terjadi peroses berpikir dan pengolahan terhadap materi baru yang diterima. Siswa akan lebih termotivasi untuk melakukan aktivitas dalam belajar biologi karena

pembelajarannya menggunakan media yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari.

Pada pembelajaran inkuiri terbimbing ini, materi yang disampaikan tidak lagi

sebagai suatu yang dihafal oleh siswa semata, namun sesuatu yang harus dipahami. Mengetahui penerapan materi yang diajarkan dengan kehidupan

sehari-hari maka kemampuan siswa dalam memehami materi akan lebih mudah, sehingga siswa akan lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Melihat sistem pembelajaran ini maka siswa dikelas akan

dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar, sehingga berpeluang untuk bekerja sama dalam sebuah tim serta siswa memiliki kesempatan untuk

(26)

9

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas ditunjukkan dengan penggunaan metode pembelajaran inkuiri

terbimbing, sedangak variabel terikat ditunjukkan dengan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat

ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Keterangan: X= Variabel bebas (pembelajaran melalui metode inkuiri terbimbing); Y1= Variabel terikat (aktivitas siswa); Y2= Variabel terikat (hasil belajar siswa)

G. Hipotesis

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

H0 = Tidak ada pengaruh yang sigifikan dari metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa materi pokok Ciri-ciri Makhluk

Hidup.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari metode pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap hasil belajar siswa materi pokok Ciri-ciri Makhluk

Hidup. X

Y2

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Inkuiri Terbimbing

Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering digunakan oleh para guru. Khususnya pembelajaran biologi, ini disebabkan

karena kesesuaian metode dengan banyaknya materi pembelajaran biologi. Dalam pemilihan metode apa yang sesuai dengan suatu materi pembelajaran

maka perlu ada beberapa aspek yang diperhatikan, seperti yang diungkapkan oleh Roestiyah (2008: 67) dibawah ini:

Di sekolah terdapat banyak mata pelajaran, dan tiap mata pelajaran mempunyai tujuan-tujuan sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut setiap guru memilih metode manakah yang paling tepat atau sesuai untuk mata pelajarannya. Adakah kecakapan guru untuk dapat menentukan metode mana yang mudah membawa anak ketujuan tersebut.

Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan

dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan

kreativitas dan memecahkan masalah. Peran guru dalam pembelajaran dengan metode inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah

memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam

(28)

11

diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sudrajat, 2008: 29).

Menurut Sanjaya (2011: 196) metode pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan

secara langsung karena peran siswa adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing

siswa untuk belajar. Siswa memegang peran yang sangat dominan saat pembelajaran. Inkuiri merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Proses berpikir tercipta melalui kegiatan tanya jawab yang dilakukan antara guru dan siswa.

Menurut Sagala (2007: 29) walaupun dalam praktiknya aplikasi metode

pembelajaran inkuiri sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebut bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri

memiliki 5 komponen yang umum yaitu question (bertanya) , student

engangement (mengajak siswa), cooperative interaction (saling bekerjasama), performance evaluation (evaluasi pelaksanaan ), dan variety of resources (keberagaman sumber belajar). Ibrahim (2007: 3) mengatakan ada enam komponen dalam pembelajaran metode inkuiri terbimbing yaitu: (1)

(29)

12

Menurut Suryosubroto (2002: 200) kelebihan metode inkuiri terbimbing adalah:

1. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan,

jadi seseorang belajar bagaimana belajar.

2. Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat kukuh dalam arti pendalaman dan pengertian.

3. Strategi inkuiri terbimbing membangkitkan gairah belajar pada siswa. 4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai

kemampuannya sendiri.

5. Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar.

6. Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan diri melalui proses-proses penemuan.

Selain itu, menurut Suryosubroto (2002: 201) kelemahan metode inkuiri terbimbing ini antara lain:

1. Siswa yang lebih pandai memungkinkan akan memonopoli jawaban

dan akan menimbulkan pesimis pada siswa lain yang kurang pandai. 2. Fasilitas yang digunakan untuk mencoba ide-ide mungkin kurang

tersedia.

(30)

13

4. Metode ini kurang cocok untuk mengajar pada kelas besar, karena mengingat efektifitas waktu yang digunakan.

B. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar sangat salah satu faktor penentu berhasilnya suatu

pembelajaran. Setiap proses pembelajaran aktivitas merupakan salah satu prinsip. Menurut Dimyati (1999: 44), aktivitas belajar menunjukkan adanya

jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Teori tersebut anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak

mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Sardiman (2004: 93) mengungkapkan bahwa pada prinsipnya

belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas

merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Menurut Hanafiah (2009: 23-24) aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang

mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Proses

aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan prilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek

(31)

14

Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah (add value) bagi siswa berupa hal-hal berikut:

1. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal (driving force) ntuk belajar sejati.

2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang

dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. 3. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.

4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis

di kalangan peserta didik.

5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh

kembangkan pemahaman berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

Hanafiah (2009: 24-25) juga menyatakan aktivitas belajar dibagi ke dalam

delapan kelompok yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar,

mengamati, eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain

bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau

prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan,

(32)

15

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

C. Hasil Belajar Siswa

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Bukti seorang telah belajar adalah terjadinya

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar (Hamalik 2001: 12). Menurut Bloom dalam Thoha,

(1994: 27) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator menunjukkan tercapai tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Suatu

(33)

16

Hamalik (2001: 103) mengungkapkan bahwa guru perlu mengenal hasil belajar dan kemajuan belajar siswa. Hal-hal yang perlu diketahui antara lain:

penguasaan pelajaran serta keterampilan belajar dan bekerja. Pengenalan hal-hal tersebut penting bagi guru karena dapat membantu atau mendiagnosis kesulitan belajar siswa, dapat memperkirakan hasil dan kemajuan belajar

selanjutnya (pada kelas berikutnya), walaupun hasil-hasil tersebut dapat

berbeda dan bervariasi sehubungan dengan keadaan motivasi, kematangan, dan penyesuaian sosial. Hasil belajar dapat di bedakan menjadi tiga jenis ranah

penting diantaranya adalah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

Purwanto (2008: 91-93) juga secara umum menjelaskan jenis hasil belajar atau taksonomi tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu 1)

ranah kognitif, 2) ranah psikomotor, dan 3) ranah afektif. Secara rinci, uraian masing-masing ranah tersebut ialah:

1) Ranah kognitif, yakni tujuan pendidikan yang sifatnya menambah pengetahuan atau hasil belajar yang berupa pengetahuan.

2) Ranah psikomotor, yakni hasil belajar atau tujuan yang berhubungan

dengan keterampilan atau keaktifan fisik (motor skills).

3) Ranah afektif, yakni hasil belajar atau kemampuan yang berhubungan

dengan sikap atau afektif.

(34)

17

1. Remember (mengingat), yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Terdiri dari mengenali dan mengingat

kembali.

2. Understand (memahami), yaitu menentukan makna dari pesan dalam pelajaran-pelajaran meliputi oral, tertulis, ataupun grafik. Terdiri atas

menginterpretasi, mencontohkan, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

3. Apply (menerapkan), yaitu mengambil atau menggunakan suatu prosedur

tertentu bergantung situasi yang dihadapi. Terdiri dari mengeksekusi dan mengimplementasi.

4. Analyze (menganalisis), yaitu memecah-mecah materi hingga ke bagian yang lebih kecil dan mendeteksi bagian apa yang berhubungan satu sama lain menuju satu struktur atau maksud tertentu. Mencakup membedakan,

mengelola, dan menghubungkan.

5. Evaluate (mengevaluasi), yaitu membuat pertimbangan berdasarkan kriteria

dan standar. Mencakup memeriksa dan mengkritisi.

6. Create (menciptakan), yaitu menyusun elemen-elemen untuk membentuk

sesuatu yang berbeda atau mempuat produk original. Terbagi atas menghasilkan, merencanakan, dan memproduksi.

Hamalik (2001: 32-33) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain:

(35)

18

2. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan relearning, recalling, reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali.

3. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. 4. Faktor asosiasi karena semua pengalaman belajar antara yang lama dan

baru, secara berurutan diasosiasikan agar menjadi kesatuan pengalaman.

5. Faktor kesiapan belajar. Siswa yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. 6. Faktor minat dan usaha.

7. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah dan lelah akan

menyebabkan perhatian tak mungkin akan melakukan kegiatan belajar yang sempurna. Oleh karena itu faktor fisiologis sangat menentukan berhasil atau tidaknya siswa yang belajar.

Evaluasi belajar dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa serta mengetahui kesulitan-kesulitan pada proses belajar itu. Evaluasi tidak mungkin dipisahkan dari belajar karena bagian mutlak dari pengajaran dan

sebagai unsur integral di dalam organisasi belajar. Evaluasi sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara-cara melaporkan hasil pelajaran yang dicapai serta

memberikan laporan tentang siswa kepada siswa itu sendiri dan orang tuanya. Selain itu dapat dipakai untuk menilai metode mengajar yang digunakan dan mendapatkan gambaran komprehensif tentang siswa, juga dapat membawa

(36)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari 2014 di SMP Negeri 1 Batu Ketulis, Kabupaten Lampung Barat.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 1 Batu Ketulis Tahun Pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster Margono (2005: 127). Penelitian ini

mengambil sampel siswa kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIB sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelas berjumlah 26 dan 24

siswa.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental semu (quasi eksperiment) dengan desain pretes-postes kelompok non-ekuivalen. Kelompok eksperimen (kelas

(37)

20

Setelah itu, kedua kelompok diberi tes/soal penyelesaian masalah berupa soal

pilihan jamak yang sama di awal dan akhir pertemuan (pretes-postes). Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2

II O1 Y O2

Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen (dimodifikasi dari Sugiyono, 2007: 116).

Keterangan: I = Kelompok eksperimen (kelas VII A); II = Kelompok kontrol (kelas VII B); X = Perlakuan eksperimen dengan Metode Inkuiri Terbimbing dalam pembelajaran; Y = Perlakuan kontrol dengan Metode Ceramah dalam pembelajaran; O1 = Pretes; O2 = Postes

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, dan melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA biologi untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti serta metode atau model apa yang diterapkan oleh guru dalam penyampaian

(38)

21

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKK) untuk setiap pertemuan.

e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa, beserta kisi-kisi soal.

f. Membuat kelompok diskusi pada kels eksperimen dan kelas kontrol

yang bersifat heterogen.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri

terbimbing untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode ceramah untuk kelas kontrol. Penelitian ini di rencanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas submateri pokok; bernapas,

bergerak, dan memerlukan nutrien, pertemuan kedua membahas submateri pokok; iritabilitas, adaptasi, dan ekskresi, dan pertemuan ketiga membahas

submateri pokok; tumbuh dan berkembang, serta berkembang biak.

A. Kelas Eksperimen

Langkah-langkah pembelajaran pada kelas eksperimen sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

a). Siswa diberikan pretes sebagai penilaian pengetahuan awalnya

(39)

22

iritabilitas, adaptasi, ekskresi, tumbuh dan berkembang, dan

berkembang biak.

b). Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara:

 Pertemuan 1, apersepsi kepada siswa dengan bertanya “sebelum

kalian berangkat ke sekolah, apakah kalian sudah makan?

Mengapa kalian harus makan? Apakah semua makhluk hidup

memerlukan makanan?”

 Pertemuan 2, apersepsi kepada siswa dengan bertanya “apa yang

kalian lakukan apabila mata kalian terkena cahaya terang?

Bagaimana reaksinya?”

 Pertemuan 3, apersepsi kepada siswa dengan bertanya “pada

saat kalian masih SD, bagaimana tinggi tubuh kalian? Apakah saat SMP tinggi tubuh kalian masih sama seperti waktu SD?

Mengapa?

c). Siswa diberi motivasi dengan cara:

 Pertemuan 1, siswa memperoleh motivasi dari guru ”salah satu

ciri makhluk hidup adalah bergerak, bergerak sangat penting bagi tubuh karena dengan bergerak banyak aktivitas yang bisa

kita lakukan”

 Pertemuan 2, siswa memperoleh motivasi dari guru “tubuh kita

sangat peka terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh, hal ini merupakan perlindungan yang pantas bagi

(40)

23

 Pertemuan 3, siswa memperoleh motivasi dari guru ”setiap

makhluk hidup mengalami pertumbuhan, pertumbuhan pada

tubuh kita tujuannya agar tubuh kita bertambah kuat” d). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

2. Kegiatan Inti

a) Guru membagikan LKK yang berisi permasalahan yang akan

dikaji.

b) Guru mengajukan persoalan atau menyuruh siswa memperhatikan

video yang memuat permasalahan yang akan dibahas pada kegiatan pembelajaran dengan LCD. Pertemuan pertama membahas

submateri pokok; bernapas, bergerak, dan memerlukan nutrien, pertemuan kedua membahas submateri pokok; iritabilitas, adaptasi, dan ekskresi, dan pertemuan ketiga membahas submateri pokok;

tumbuh dan berkembang biak.

c) Siswa diberi kesempatan mengamati berbagai permasalahan yang

selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas permasalahan. d) Guru mengarahkan siswa mendapatkan atau mengumpulkan

informasi dari berbagai sumber yang relevan, misalnya membaca literatur dan mengamati objek untuk memperoleh data agar dapat

membuktikan hipotesis.

(41)

24

f) Perwakilan setiap kelompok siswa membacakan hasil

penemuannya.

g) Setiap siswa mengadakan verifikasi data berdasarkan hasil

pengolahan dan analisis, apakah hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu terbukti benar atau salah, apakah diterima atau ditolak.

h) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari kegiatan penyelidikan/inkuiri terbimbing.

i) Guru membahas masalah-masalah yang ada di dalam LKK yang

belum dapat ditemukan oleh siswa dan merekomendasikan sumber-sumber belajar yang lain bagi siswa yang ingin mencari tahu lebih

banyak tentang materi yang telah dipelajari.

3. Kegiatan Penutup

a. Guru Guru memberikan kesimpulan dan saran terhadap proses dan hasil pembelajaran mengenai ciri-ciri makhluk hidup.

 Pertemuan 1: submateri pokok; bernapas, bergerak dan

memerlukan nutrien

 Pertemuan 2: submateri pokok; iritabilitas, adaptasi, dan

ekskresi

 Pertemuan 3: submateri pokok; tumbuh dan berkembang biak

b. Pada pertemuan terakhir (pertemuan ke 3), guru memberikan postes sebagai penilaian peningkatan hasil belajar melalui tes berupa 20 butir soal pilihan jamak mengenai ciri-ciri makhluk hidup;

(42)

25

B. Kelas Kontrol

Langkah-langkah pembelajaran pada kelas kontrol sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

a). Siswa diberikan pretes sebagai penilaian pengetahuan awalnya melalui tes berupa 20 butir soal pilihan jamak mengenai ciri-ciri makhluk hidup; bernapas, bergerak, memerlukan nutrien,

iritabilitas, adaptasi, ekskresi, tumbuh, dan berkembang biak. b). Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara:

 Pertemuan 1, apersepsi kepada siswa dengan bertanya “sebelum

kalian berangkat ke sekolah, apakah kalian sudah makan?

Mengapa kalian harus makan? Apakah semua makhluk hidup

memerlukan makanan?”

 Pertemuan 2, apersepsi kepada siswa dengan bertanya “apa yang

kalian lakukan apabila mata kalian terkena cahaya terang?

Bagaimana reaksinya?”

 Pertemuan 3, apersepsi kepada siswa dengan bertanya “pada

saat kalian masih SD, bagaimana tinggi tubuh kalian? Apakah

saat SMP tinggi tubuh kalian masih sama seperti waktu SD? Mengapa?

c). Siswa diberi motivasi dengan cara:

 Pertemuan 1, siswa memperoleh motivasi dari guru ”salah satu

(43)

26

bagi tubuh karena dengan bergerak banyak aktivitas yang bisa

kita lakukan”

 Pertemuan 2, siswa memperoleh motivasi dari guru “tubuh kita

sangat peka terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh, hal ini merupakan perlindungan yang pantas bagi

tubuh”

 Pertemuan 3, siswa memperoleh motivasi dari guru ”setiap

makhluk hidup mengalami pertumbuhan, pertumbuhan pada tubuh kita tujuannya agar tubuh kita bertambah kuat”

d). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

2. Kegiatan Inti

a) Guru mempersiapka materi tentang ciri-ciri makhluk hidup yang

sudah di buat dalam bentuk Powerpoint. b) Guru menyajikan materi ceramah.

c) Guru memberi kesempatan bertanya kepada sisiwa tentang materi.

d) Guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dijelaskan.

3. Kegiatan Penutup

a) Guru memberikan kesimpulan dan saran terhadap proses dan hasil pembelajaran mengenai ciri-ciri makhluk hidup

 Pertemuan 1: Bernapas, bergerak dan memerlukan nutrien

 Pertemuan 2: Iritabilitas, adaptasi, dan ekskresi

(44)

27

b) Pada pertemuan terakhir, guru memberikan postes sebagai

penilaian peningkatan hasil belajar melalui tes berupa 20 butir pilihan jamak mengenai ciri-ciri makhluk hidup; bernapas,

bergerak, memerlukan nutrien, iritabilitas, tumbuh, dan berkembang biak.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

a) Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah deskripsi aktivitas siswa dan

data pendukung berupa tanggapan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing, dengan ini kita akan dapat mengatahi

pengaruh metode inkuiri terbimbing terhadap aktivitas belajar siswa. b) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diambil pada penelitian ini yaitu hasil belajar ranah

kognitif siswa yang diperoleh melalui pretes dan postes sehingga

diperoleh N-gain.Gain merupakan selisih data yang diperoleh dari pretes

dan postes. Hasil dari perhitungan ini kita dapat mengetahui pengaruh metode inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa. Cara mengukur persentase (%) peningkatan (%g) hasil belajar oleh siswa digunakan

formula Hake (dalam Loranz, 2008:2) sebagai berikut:

Dengan demikian didapatkan indeks N-gain untuk masing-masing

(45)

28

Tabel 1. Kriteria interpretasi indeks N-gain

N-gain Kriteria (dalam Loranz, 2008: 2).

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a). Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada

saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati poin

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberikan tanda cek lis ( √ ) pada

lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati adalah: bekerjasama dalam kelompok, mengajukan pendapat,

mempresentasikan hasil diskusi kelompok, mengajukan pertanyaan, dan mengajukan pertanyaan.

Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa

pada saat pembelajaran adalah sebagai berikut: Tabel 2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No Nama

Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa

(46)

29

Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa:

A. Bekerjasama dalam kelompok

1. Tidak bekerjasama dalam kelompok

2. Bekerjasama dalam kelompok tetapi hanya satu atau dua orang saja

3. Bekerjasama dalam kelompok dengan semua anggota kelompok

B. Mengajukan pendapat

1. Tidak mengajukan pendapat

2. Mengajukan pendapat tetapi tidak relevan dengan materi 3. Mengajukan pendapat yang televan dengan materi

C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan

2. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis tetapi dapat menjawab pertanyaan dengan benar

3. Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan sistematis dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar

D. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyan tetapi tidak relevan dengan materi

3. Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi

(47)

30

1. Tidak menjawab pertanyaan

2. Menjawab pertanyyan tetapi tidak relevan dengan materi 3. Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi

b). Pretes dan Postes Siswa

Data peningkatan hasil belajar adalah berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik

eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes di akhir pertemuan terakhir setiap kelas. Soal yang diberikan adalah 20 butir soal pilihan jamak dengan empat alternatif jawaban. Teknik penskoran nilai pretes

dan postes yaitu:

S = X 100

Keterangan: S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).

c). Angket Tanggapan Siswa

Angket ini merupakan modifikasi dari skala likert, berisi pendapat

siswa tentang metode pembelajaran inkuiri terbimbing yang telah dilaksanakan. Angket ini terdiri dari delapan pernyataan, yakni empat

pernyataan positif dan empat pernyataan negatif dengan dua pilihan jawaban, yaitu setuju dan tidak setuju seperti pada tabel.

(48)

31

Tabel 3. Item pernyataan pada angket

No Pernyataan-pernyataan S TS

1 Saya senang mempelajari materi ciri-ciri makhluk hidup dengan metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru.

2 Saya merasa sulit memahami materi ciri-ciri makhluk hidup yang dipelajari melalui metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. 3 Metode pembelajaran yang digunakan tidak

mampu meningkatkan hasil belajar saya. 4 Metode pembelajaran yang digunakan

menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi dan kelompok.

5 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 6 Saya termotivasi untuk mencari data/informasi

dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk menjawab soal dalam LKK. 7 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal dalam

LKK dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

8 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok yang dipelajari.

(dimodivikasi dari Suwandi, 2012: 33)

F. Teknik Analisis Data

1. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan

data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan cara menghitung persentase

(49)

32

1. Menghitung rata–rata aktivitas menggunakan rumus:

∑ Xi

X = X 100 % n

Keterangan: X= Persentase aktivitas siswa; ∑ Xi= Jumlah skor yang diperoleh; n= Jumlah skor maksimum (10) (diadaptasi dari Sudjana,

2005: 69).

2. Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai

kriteria pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa

Persentase (%) Kriteria 87,50 – 100 (dimodifikasi dari Hidayati, 2011: 17)

3. Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Inkuiri Terbimbing

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan

ketentuan pada tabel berikut ini: Tabel 5. Skor penjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

(50)

33

Menghitung persentase jawaban siswa dengan rumus:

% jawaban, Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (dimodifikasi dari Sudjana, 2005:69).

2) Melakukan tabulasi data dari angket berdasarkan klasifikasi yang

dibuat, hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan

yang terdaftar pada angket.

Tabel 6. Data angket tanggapan siswa terhadap metode inkuiri terbimbing

(diadaptasi dari Suwandi, 2012: 38).

(51)

34

Tabel 7. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap metode inkuiri terbimbing

Persentase (%) Kriteria 100

2. Hasil Belajar Siswa

Data yang berupa nilai pretes,postes, dan N-Gain pada kelas eksperimen dan

kontrol dianalisis menggunakan uji t melalui program SPSS versi 17, sebelumnya dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Langkah-langkah uji

prasyarat adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan

menggunakan aplikasi SPSS versi 17 a.Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berasal berasal dari populasi yang berdistribusi

normal (Sudjana, 2005: 466).

b. Kriteria Pengujian

Terima H0 jika Lhitung atau p-value > 0,05, tolah H0 untuk harga yang

(52)

35

b. Uji Kesamaan Dua Variasi (Uji Homogenitas Data)

Apabila masing-masing data berdistribusi nomal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas data yang dihitung melalui uji dua variasi

menggunakan software SPSS versi 17. a. Hipotesis

H0 : Kedua sampel mempunyai varians sama H1: Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji

Jika F hitung < Ftabel atau probalitasnya > 0.05 maka H0 diterima Jika F hitung> F tabel atau probalitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004: 18).

c. Pengujian Hipotesis

Setelah prasyarat terpenuhi maka dilakukan uji lanjutan, yakni pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis digunakan uji t yang meliputi uji

kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata atau

menggunakan uji U. Uji t digunakan apabila sampel berdistribusi normal,

sedangkan uji U digunakan apabila sampel tidak berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.

1. Uji Hipotesis Dengan Uji T a). Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 : μ1 = μ2 : rata-rata N-gain pada kelas eksperimen dengan

(53)

36

H1 : μ1 ≠ μ2 : rata- rata N-gain pada kelas eksperimen dengan

kelas kontrol tidak sama. 2. Kriteria Uji

- Jika –t tabel< t hitung< t tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima.

- Jika t hitung< –t tabel atau t hitung> t tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 12).

b). Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Apabila H0 ditolak maka dilanjutkan dengan uji perbedaan dua

rata-rata. 1. Hipotesis

H0 : μ1 = μ2 : rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

H1 : μ1> μ2 : rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih

tinggi dari kelas kontrol. 2. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka H0 diterima.

- Jika t hitung< –t tabel atau t hitung> t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 12).

2. Uji Hipotesis Dengan Uji U

Apabila data yang diperoleh berasal dari populasi yang tidak

berdistribusi normal, maka dilakukan Uji U atau Uji Mann-Whitney.

(54)

37

H0= μ1 = μ2 : rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama

dengan rata-rata N-gain pada kelas kontrol.

H1= μ1 ≠ μ2 : rata-rata N-gain pada kelas eksperimen tidak sama

dengan rata-rata N-gain pada kelas kontrol. b. Kriteria Uji

Jika P-value < 0,05 maka H0 ditolak dan jika P-value ≥ 0,05 maka

(55)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri

makhluk hidup.

2. Penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok

ciri-ciri makhluk hidup.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Peneliti lain yang akan menerapkan metode pembelajaran inkuiri

terbimbing hendaknya terlebih dahulu mengajarkan materi lain

dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing sehingga siswa telah beradaptasi dengan metode pembelajaran ini.

2. Guru dan peneliti lain yang akan menerapkan metode pembelajaran inkuiri terbimbing agar memperhatikan waktu yang tepat dalam proses pembelajaran, supaya pembelajaran dengan metode inkuiri

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, M.T. 2010. Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Anderson dan Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives). Abridge Edition. David McKay Company. New York.

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Depertemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Fuad, Ihsan. 2008. Dasar-Dasar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Hanafiah, N. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung. Hamalik, O. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Hidayati, A. N. dkk. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Ibrahim, M. 2007. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Diakses di situs http :// Kpienter. org. Pada 13 Desember 2013. Pukul 10 : 30 WIB.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.

(57)

52

Marinta, D. 2011. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Metode Eksplorasi Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Penerbit Kencana. Jakarta.

Sardiman, dkk. 2004. Media Pendidikan. Cv Rajawali. Jakarta.

Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Suwandi, T. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah oleh Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung. Sudrajat, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.

Thoha, M. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta.

Tirtarahardja dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. PT Asdi Mahasatya. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen
Tabel 1. Kriteria interpretasi indeks N-gain
Tabel 3. Item pernyataan pada angket
+4

Referensi

Dokumen terkait

di dalam inti sel... Pada kerusakan lebih lanjut, bila terjadi kematian neuron, maka sejumlah fagosit mengelilingi sel, inti sel hilang dan

[r]

Karakteristik konsumen saat ini serta peralihan sikap mereka tentang cara berbelanja secara lebih mudah dan efesien yaitu dengan online shopping, telah mendorong

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Skenario Masa Depan: Metode Pelatihan Peningkatan Need

jawab 1 Peningkatan Kepercayaan Meningkatkan kepercayaan sesama anggota dengan pengurus dan instansi terkait Melibatkan semua(anggota Pengurus,Dinas) dalam membangun

Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan pokok-pokok permasalahan yang akan dilakukan pembahasan pada penelitian ini, yaitu : Apakah keputusan investasi

For hospitals without resident nephrologists, the general medical care of the nephrology and dialysis patients shall be supervised by the physician/medical oicer of

bagi kelompok siswa berkemampuan sedang dan rendah diberikan pembelajaran regular atau pembelajaran konvensional, tetapi harus dilakukan secara optimal. Terakhir,