• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) SISWA KELAS VI SDN 5 MERAK BATIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) SISWA KELAS VI SDN 5 MERAK BATIN"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) SISWA KELAS VI SDN 5 MERAK BATIN

Oleh SUWARTI

Berdasarkan observasi awal terungkap fakta bahwa pembelajaran yang dilakukan guru dikelas VI SDN 5 Merak Batin masih menggunakan metode ceramah. Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran matematika. Siswa duduk diam saja, siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan siswa banyak bermain (mengobrol) karena pelajaran dianggap membosankan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization ( TAI ).

Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research). Prosedur penelitian ini merupakan proses kajian berdaur ulang (siklus) yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan diakhiri refleksi dalam tiap siklus.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) dapat disimpulkan sebagai berikut :

(1) Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat membantu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran matematika ;

(2) Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika .

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis Dilahirkan di Sukarame, Natar Lampung Selatan pada tanggal 7 April

1963 dari BapakWasih dan Ibu Ponikem

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Natar pada tahun 1977,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Natar Pada tahun 1980, Sekolah

Pendidikan Guru (SPG) di SPG Muhammadiyah Labuhan Ratu lulus pada tahun

1984.

Tahun1999, penulis menyelesaikan jenjang pendidikan DII Jurusan PGSD di

Universitas Terbuka, dan pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan di Universitas

Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sebagai Mahasiswi SI PGSD

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya kecil ini kepada:

Kedua orang tuaku tercinta yang dalam sembah sujudya tiada henti selalu mendoakanku memberi cinta dan kasih sayangnya, terima kasih banyak atas semua pengorbanan yang telah ananda terima. Tidak ada yang

dapat ananda berikan, Semoga ALLAH membalas semua kebaikan Ayah dan Bunda selama ini.

Untuk suami tercinta dan putra-putri tersayang yang selalu menjadi penyemangat yang tiada tergantikan.

(8)

M O T O

“ Dan bersabarlah dalam menggapai sesuatu

karena sabar tak

pernah berujung hingga Allah memberi petunjuk atau

menggantinya dengan yang lebih baik”

(9)

PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya

meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) siswa kelas

VI SDN 5 Merak Batin” ini tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan skripsi

ini penulis memperoleh banyak bantuan baik dari segi moril, materil maupun

dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan lancar dan baik. Untuk itu, penulis tidak lupa mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H.Bujang Rahman,M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak,M.Pd Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pedidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya,M.S. selaku dosen pembimbing , yang telah

banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan,masukan serta arahan

bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr.Riswanti.Rini, M.Si selaku Dosen pembahas, yang telah banyak

memberi masukan-masukan yang berguna bagi penulis dalam menyelesaikan

(10)

5. Seluruh dosen-dosen khususnya dosen SI PGSD dalam jabatan, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah banyak

memberi ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Bapak Chospan.S.Pd.MM selaku kepala sekolah SDN 5 Merak Batin yang

telah berpartisipasi dalam rangka penyusunan skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan SI PGSD dalam jabatan, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, canda tawa dan keceriaan yang lahir

dari kebersamaan kita selama menempuh kuliah itulah yang membuat

kebahagiaan tersendiri dalam hatiku.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak sekali kekurangan, kesalahan

serta jauh dari kesempurnaan. Hal itu mengingat kurangnya pengalaman penulis

baik dari segi teori maupun praktek serta keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk

itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

penyusunan skripsi yang akan datang. Akhirnya, dengan diselesaikan skripsi ini

semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.Amin.

Bandar Lampung, Desember 2014

(11)
(12)
(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil tes ulangan formatif semester I kelas VI

SDN 5 Merak Batin ………..……. 3 3.1 Jadwal Pertemuan Kelas VI B ……….……….... 22

4.1 Data Murid kelas VI ……….. 26 4.2 Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

siklus I pertemuan pertama ………. 27 4.3 Hasil tes formatif pada siklus 1 pertemuan pertama ... … 28

4.4 Hasil observasi aktivitas siswadalam pembelajaran

siklus I pertemuan kedua ……….. 30 4.5 Hasil tes formatif pada siklus 1 pertemuan kedua …………... 31

4.6 Hasil observasi aktivitas siswadalam pembelajaran

siklus I pertemuan ketiga ……….. 33 4.7 Hasil tes formatif pada siklus 1 pertemuan ketiga ……….. 34

4.8 Hasil observasi aktivitas siswadalam pembelajaran

siklus II pertemuan pertama ………. 36

4.9 Hasil tes formatif pada siklus II pertemuan pertama …………. 37

4.10 Hasil observasi aktivitas siswadalam pembelajaran

siklus II pertemuan kedua ………. 38 4.11 Hasil tes formatif pada siklus II pertemuan kedua ……….….. 39

4.12 Hasil observasi aktivitas siswadalam pembelajaran

siklus II pertemuan ketiga ……… 41 4.13 Hasil tes formatif pada siklus II pertemuan ketiga ………….. 42

4.14 Hasil observasi aktivitas siswadalam pembelajaran

siklus III pertemuan pertama ……… 43

4.15 Hasil tes formatif pada siklus III pertemuan pertama ……….. 44

4.16 Hasil observasi aktivitas siswadalam pembelajaran

siklus III pertemuan kedua ……….. 46 4.17 Hasil tes formatif pada siklus III pertemuan kedua …………. 47

4.18 Hasil observasi aktivitas siswadalam pembelajaran

(14)

4.19 Hasil tes formatif pada siklus III pertemuan ketiga ………. 49 4.20 Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran

matematika ………. 50

(15)

i DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Universitas ………. 59

2. Surat Keterangan Izin Penelitan DariTempat Penelitian …………. 60

3. Silabus ………... 61

4. RPP ……….... 70

5. Soal Latihan ………. 88

6. Kunci Jawaban ………. 98

7. Daftar hasil pengamatan aktivitas siswa ……… 101

8. Lembar obsevasi aktivitas siswa tiap siklus ……… 102

9. Daftar nilai prestasi siswa ………... 120

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka pikir penelitian ………. 18

(17)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Aktivitas siswa dalam pembelajaran ………. 52

4.2 Nilai rata-rata prestasi belajar siswa kelas VI B

(18)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keterampilan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Matematika merupakan mata pelajaran yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan

daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua

peserta didik mulai dari Sekolah Dasar (SD) untuk membekali peserta didik

dengan kemampuan berpikir logis, analisis, kritis dan kreatif, serta

kemampuan bekerja sama.

Adapun tujuan matematika di (SD) supaya peserta didik memiliki kemampuan

(20)

2

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep, secara luwes akurat, efesien dan tepat dalam

pemecahan masalah;

(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh;

(4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;

(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan pembelajaran matematika di SD memberikan gambaran belajar tidak

hanya dibidang kognitif saja, tetapi meluas dibidang psikomotor dan efektif.

Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan

pembentukan kemampuan berfikir yang berstandar pada hakikat matematika,

ini berarti hakikat matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran

matematika. Oleh karena itu hasil-hasil pembelajaran matematika

(21)

3

Pembelajaran matematika selama ini sementara masih didominasi dengan

menggunakan buku paket, metode ceramah, serta penugasan saja.

Guru belum menggunakan rancangan pembelajaran yang membuat siswa

dapat mengaitkan pengetahuan awal yang dimilikinya untuk memperoleh

pengetahuan baru dan dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya

dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran masih berpusat pada guru yang

masih menekankan pada pemberian contoh-contoh secara lisan maupun

tulisan dan belum memperhatikan bagaimana siswa memperoleh sendiri

pengetahuannya sehingga pembelajaran kurang menarik, membosankan, dan

siswa kurang terampil dalam menerapkan pengetahuannya, sehingga masih

kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran matematika dan juga sebagian

siswa masih mendapat nilai dibawah nilai KKM yang telah ditetapkan sekor

60. Kondisi tersebut berdampak pada hasil belajar matematika

Tabel 1.1 Hasil tes ulangan formatif semester 1 kelas VI SDN 5 Merak Batin

No Nilai Siswa Persen (%) Keterangan

1 50-59 16 57,10 Belum Tuntas

2 60-69 7 25,00 Tuntas

3 70-79 4 14,30 Tuntas

4 80-89 1 3,60 Tuntas

Jumlah 28 100%

(22)

4

Melihat hasil tes formatif masih sangat memprihatinkan yang mana nilai

dibawah KKM atau belum tuntas masih 57,10 % yang menunjukkan

keberhasilan yang belum memuaskan dikarenakan guru masih banyak

menggunakan metode ceramah.

Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar salah satu tindakan yang dianggap dapat

meningkatkan hasil belajar matematika adalah dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif khususnya mengingat pembelajaran kooperatif

adalah sebuah model strategi pembelajaran dalam kelompok – kelompok

kecil sehingga siswa dapat saling bantu-mambantu antar anggota dalam

kelompoknya untuk mencapai kemajuan kelompoknya. Tipe Team Assisted

Individualization (TAI) Ade Firmansyah (2012:3) mengkombinasikan

keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe Team

Assisted Individualization dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar

siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih

banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe Team

Assisted Individualization ini adalah setiap siswa secara individual belajar

materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar

individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling

dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung

(23)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang

ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Guru belum menerapkan pembelajaran matematika melalui metode

Kooperatif tipe Team Assisted Individualization dalam proses

pembelajaran.

2. Kegiatan belajar mengajar yang kurang menarik, berlangsung monoton

dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena

guru yang dominan aktif, sementara siswa tidak aktif.

3. Sebagian besar siswa dikelas VI SDN 5 Merak Batin Kecamatan Natar

Lampung Selatan masih mendapat nilai dibawah KKM yang telah

ditetapkan.

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar matematika

siswa kelas VI SDN 5 Merak Batin.

Atas dasar rumusan masalah tersebut permasalahan penelitian yang diajukan

adalah sebagai berikut :

1. Apakah pendekatan Kooperatif tipe Team Assisted Individualization

dapat meningkatkan aktivitas belajar pada pelajaran matematika kelas VI

(24)

6

2. Apakah dengan menggunakan pendekatan Kooperatif tipe Team Assisted

Individualization dapat meningkatkan prestasi belajar pada pelajaran

matematika sesuai nilai KKM yang telah ditetapkan skor 60?

Denga demikian judul penelitia ini adalah Upaya meningkatkan aktivitas dan

prestasi belajar matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization siswa kelas VI SDN 5 Merak Batin.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan

penelitian adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar matematika melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization siswa kelas VI SDN 5

Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014 /

2015.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization siswa

kelas VI SDN 5 Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun

Pelajaran 2014 / 2015.

1.5. Manfaat penelitian

Adapun hasil penelitian kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Guru, yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam

(25)

7

2. Siswa, yaitu dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa terutama

pelajaran matematika.

3. Sekolah, yaitu dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan mutu

(26)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia. Secara luas, belajar

merupakan proses menuju perubahan tingkah laku, seperti pendapat Hamalik (2004:28)

yang mengatakan “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungannya”.

Sedangkan Sardiman (2007:22) ia mengatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai

semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik dan menghasilkan perubahan menuju

perkembangan pribadi seutuhnya.Selanjutnya belajar diartikan sebagai usaha

penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya.Berdasarkan pendapat-pendapat diatas

disimpulkan bahwa belajar adalah seluruh aktivitas baik fisik maupun psikis yang

menghasilkan tingkah laku positif yang terjadi melalui proses interaksi degan

lingkungannya.Dalam belajar dan pembelajaran teori belajar konstruktivisme dalam

proses pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa setiap individu memiliki

kemampuan mengkonstruksi kembali pengalaman atau pengetahuan yang telah

dimilikinya. Konstruktivisme adalah tidak lebih daripada suatu komitmen terhadap

pandangan bahwa manusia membina pengetahuan sendiri.Teori belajar Kognitivisme

(27)

9

dalam belajar. Para ahli teori belajar ini berupaya menganalisis secara ilmiah proses

mental dan struktur ingatan atau cognition dalam keterampilan belajar.Cognition

diartikan sebagai keterampilan mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan

menggunakan pengetahuan. Tekanan utama psikologi kognitif adalah struktur kognitif,

yaitu perbendaharaan pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan jangka

panjangnya (Long-term memory) psikoslogi kognitif memandang manusia sebagai

makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses. Perkaitan

utama psikologi kognitif adalah upaya memahami proses individu mencari, menyeleksi,

mengorganisasikan, dan menyimpan informasi.Belajar kognitif berlangsung

berdasarkan schmata atau struktur mental individu yang mengorganisasikan hasil

pengamatannya. Struktur mental individu tersebut berkembang sesuai dengan tingkatan

perkembangan kognitif seseorang.Semakin tinggi tingkat perkembangan kognitif

seseorang semakin tinggi pula kemampuan dan keterampilannya dalam memproses

berbagai informasi atau pengetahuan yang diterimanya dari lingkungannya, baik

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Itulah sebabnya, teori belajar kognitifisme

dapat disebut sebagai (1) Teori perkembangan kognitif, (2) Teori kognitif sosial dan (3)

Teori pemprosesan informasi.

2.1.1 Teori Tentang Pendidikan Matematika

Matematika disekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang dipilih antara

lain, dengan pertimbangan atau berorientasi pada pendidikan. Dengan demikian maka

dalam pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan perkembangan

kognitif siswa, mengkonkritkan objek pendidikan matematika yang abstrak menjadi

(28)

10

Para ahli pendidikan banyak mengemukakan teori-teori pembelajaran matematika

yang menjadi acuan pengembangan pembelajaran matematika di sekolah.Menurut

Piaget perkembangan belajar matematika melalui 4 tahap yaitu “Tahap konkret, semi

konkret, semi abstrak dan abstrak”.

Sedangkan menurut Hudoyono (1996:56), belajar matematika adalah ; “Belajar

tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi

yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan

struktur-struktur matematika”.

Adapun penjelasan yang dikemukakan (Van hiele, dalam Tim MKPBM (2001:91)

menyatakan ada 3 unsur utama dalam pembelajaran geometri yaitu:

“Waktu, materi pembelajaran dan metode pengajaran yang diterapkan”. Lebih lanjut

Van Hiele menyatakan terdapat lima belajar anak didik dalam belajar giometri yaitu

“Tahap Pengenalan, Tahap Analisis, Tahap Pengurutan, Tahap Deduksi Dan Tahap

Akurasi”.

Berdasarkan pendapat diatas maka pembelajaran matematika di SD melalui

tahap-tahap yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa dan disesuaikan

dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.

2.1.2 Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran

Mata pelajaran matematika perlu diberkan kepada seluruh peserta didik, mulai dari

sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis,

analisis, sistematis kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi

tersebut diperlukan agar peserta didik memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,

dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,

(29)

11

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan

mengaplikasikan antara konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien,

dan tetap dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pertanyaan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang

model matematika, penyelesaian model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan

matematika dalam kehidupan, yang memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD melipui aspek-aspek sebagai

berikut:

a. Bilangan

b. Geometri dan pengukuran

c. Pengolahan data

2.1.3. Model-Model Pembelajaran

Penelitian tindakan kelas ini memfokuskan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization (TAI) dalam pelajaran matematika pada pokok

(30)

12

Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2012:5) adalah:

(1) Pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas

dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk

memahami konsep yang difasilitasi oleh guru.

(2) Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting

kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota

kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan sesuatu melalui

interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia

menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa

untuk mencapai tujan pembelajaran.

(3) Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:

(a) Untuk menuntaskan materi pembelajarannya, siswa belajar dengan

kelompok secara kooperatif,

(b) Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah

(c) Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku,

budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap kelompok

terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan

(d) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan”.

(4). Keunggulan dan Kelemahan Kooperatif

Menurut Wardhani (2007:1-3), metode Kooperatif memiliki keunggulan dan

(31)

13

a. Keunggulan metode Kooperatif adalah:

1. Siswa melakukan interaksi sosial, bertukar pikiran dan bekerjasama.

2. Merangsang siswa untuk berbicara mengeluarkan suatu pendapat.

3. Mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.

4. Menumbukan rasa kreatif dan kritis.

5. Munculkan sikap membutuhkan orang lain.

b. Kelemahan metode Kooperatif adalah:

1. Menggunakan waktu yang banyak.

2. Apabila kurang pengawasan guru pembimbing akan kurang efektif.

3. Siswa kurang efektif apabila pengawasan guru kurang.

c. Kemampuan Guru dalam pembelajaran harus memiliki adalah:

1. Mengadakan pendekatan dalam pemelajaran berlangsung

2. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran

3. Membimbing secara keseluruhan maupun individu

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini

dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran

kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan

belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih

banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe ini adalah setiap

siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh

guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan

saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung

jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Terjemahan bebas

dari tipe ini adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karaktristik

(32)

14

membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru

adalah negoisasi dan bukan imposisi-intruksi. Sintak BidaK menurut Slavin

(2012:98) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak

modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota

kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi

diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif. Dari hasil kajian

pustaka yang penulis lakukan, disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe ini

terletak pada pemberian bahan ajar untuk siswa. Pada tipe ini bahan ajar yang

diberikan terhadap suatu kelompok tidak membedakan kemampuan individu.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe ini. Uraian tentang langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah :

a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran

secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.

b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan

skor dasar atau skor awal.

c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa

dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang

dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang

berbeda serta kesetaraan jender.

d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam

diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman

satu kelompok.

e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan

memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

(33)

15

2.2. Konsep Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar ditujukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam hal

belajar, untuk lebih memahami konsep belajar untuk belajar dan untuk menekankan

implikasi praktik dari konsep tersebut pada aplikasi nyata dalam kegiatan sehari-hari.

Definisi mengenai aktivitas belajar sering berdasarkan pada daftar aktivitas yang

spesifik seperti melakukan organisasi, memproses dan memakai informasi yang

didapat dari aktivitas membaca Anggun (2012:47) Barangkali definisi paling baik

digunakan untuk menjelaskan aktivitas belajar adalah suatu aktivitas yang dapat

mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar Moh.Surya (1992:28)

mengungkapkan bahwa aktivitas merupakan kegiatan - kegiatan yang bersifat

neuromuscular, artinya menuntut kesadaran yang tinggi. Dibandingkan dengan

kebiasaan, aktivitas merupakan kegiatan yang lebih membutuhkan perhatian serta

kemampuan intelektualitas, selalu berubah dan sangat disadari oleh individu.

Secara khusus, aktivitas belajar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk

memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan pengetahuan dan merupakan

cara untuk menyelesaikan persoalan . memperoleh aktivitas belajar, siswa akan

menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih

bertanggungjawab terhadap kegiatan belajarnya.

2.3. Konsep Prestasi Belajar

Proses interaksi belajar-mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Selain inti dari

kegiatan pendidikan, proses interaksi belajar-mengajar adalah suatu upaya untuk

mencapai tujuan pendidikan. Djamarah (2008:23) mendefinisikan prestasi belajar

sebagai hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan

(34)

16

tingkah laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka perubahan

tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui

kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya disekolah. Dengan kata lain

prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai

akibat perbuatan belajar atau setelah menerima pengalaman belajar, yang dapat

dikategorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, efektif, dan psikomotor.

Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud adalah tingkat kognitif siswa

terhadap materi pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar segitiga dan segi

empat

2.4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

“Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), dua atau lebih

individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan yang

bersama”. Ibrahim,dkk (2010:10)

Siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya

juga dapat mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok

bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi

pembelajaran kooperatif tipe ini didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas

bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan

tugasnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting.

“Tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik,

(35)

17

lebih mampu akan menjadi narasumber bagi siswa yang kurang mampu, yang

memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua,

pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima

teman-temannya yang mempunyai perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain

perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat keterampilan sosial.

Tujuan terpenting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan

aktivitas siswa. aktivitas sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif

bertanya,menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau

menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya”.

Sedangkan Menurut Ibrahim. Dkk (2010:16) “Pembelajaran kooperatif memiliki

dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu

memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan”.

Adapun menurut Cooper (2012:31) mengungkapkan keuntungan dari metode

pembelajaran kooperatif,antara lain:

(1) Siswa mempuyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran,

(2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi,

(3) meningkatkan ingatan siswa, dan

(4) meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran”.

Pembelajaran kooperatif tipe ini mempunyai dampak positif bagi siswa dan

mempunyai unsur-unsur dasar.

Menurut Ibrahim,dkk. (2010:18-19) unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif Tipe

Team Assisted Individualization (TAI) sebagai berikut:

(1) Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup

(36)

18

(2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya,

(3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota yang ada dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama,

(4) Siswa haruslah berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota

kelompoknya,

(5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan

dikenakan untuk semua anggota kelompok,

(6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk

belajar bersama selama proes belajarnya, dan

(7) siswa diminta untuk mempertanggung jawabkan secara individual tentang

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif ”.

2.5. Kerangka Pikir Penelitian

Adapun kerangka pikir penelitia ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Pendekatan

Kooperatif Tipe TAI Aktivitas Siswa

(37)

19

2.6. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir kajian teori diatas diajukan hipotesis

tindakan yaitu :

1. Melalui pemanfaatan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI SDN 5 Merak Batin.

2. Melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan

(38)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang dilakukan di

kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research Penelitian

tindakan kelas tersebut merupakan suatu rangkaian langkah-langkah (a

spiral of steps) setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi (Aunurrohman ,2009:3) .

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas yang digunakan berbentuk

siklus yang mengacu pada model Elliott’s, (Hopkins, dalam Darsono,

2009:90). Siklus ini berlangsung beberapa kali hingga tercapai tujuan yang

diharapkan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu

(39)

21

Alur pelaksanaan penelitian kelas, digambarkan seperti berikut:

Refleksi

Bagan 3.1. Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto : 2007:127)

3.2 SETTING PENELITIAN 3.2.1 Tempat Penelitian

Sekolah Dasar Negeri 5 Merak Batin terletak di Jalan Padat Karya Desa

Merak Batin, Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Sekolah

(40)

22

3.2.2 Waktu Penelitan

Penelitian di sekolah dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran

2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan tiga siklus yang mana setiap siklus

dilaksanakan tiga kali pertemuan yang setiap siklusnya terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan observasi, dan refleksi.

jumlah siswa 28 orang terdiri dari 14 laki-laki dan 14 perempuan.

3.4 TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data peneliti mengumpulkan data berdasarkan

instrument penelitian, kemudian data-data tersebut diberi tanda

berdasarkan jenis dan sumbernya. Selanjutnya peneliti melakukan

(41)

23

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

1. Lembar panduan observasi, instrument ini dibuat dan dirancang oleh

peneliti. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai aktivitas belajar.

2. Tes hasil belajar, instrument ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai peningkatan prestasi belajar siswa.

3.5 ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan

kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data

yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan

secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian,

yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas belajar siswa, pola interaksi

pembelajaran, dan pendapat siswa tentang penggunaan Metode Kooperatif

Tipe TAI. Sedangkan analisis kuantitatif akan digunakan untuk

mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil belajar siswa.

Adapun analisis kuantitatif menggunakan rumus

Endang Poerwanti, dkk (2008:22) sedangkan analisis kualitatif

menggunakan data hasil observasi tentang aktivitas siswa dalam

(42)

24

3.6 INDIKATOR KEBERHASILAN

Keberhasilan dalam PTK ini apabila aktivitas , kemampuan atau

perkembangan aspek lainnya mencapai KKM skor 60 sesuai dengan yang

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan, refleksi atas pengembangan

pembelajaran matematika dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan alat

peraga bangun datar, siswa kelas VI.B SDN 5 Merak Batin maka peneliti

memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

(1) Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat membantu

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran matematika .

(2) Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat membantu

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika .

5.2. Saran

Dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan berikutnya, dan meningkatkan

mutu pembelajaran matematika di sekolah dasar, maka penulis mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

(1) Guru harus memberikan petunjuk serta meningkatkan bimbingan kepada

siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas sehingga siswa dapat

(44)

57

(2) Seorang guru harus selalu menggunakan alat peraga (media konkrit ) agar

kegiatan belajar mengajar dapat lebih mudah diserap siswa.

(3) Penguasaan kelas harus lebih ditingkatkan demi menjaga ketertiban proses

pembelajaran yang berlangsung dikelas.

(4) Persiapan guru untuk melaksanakan praktik harus lebih dimaksimalkan

agar pelaksanaan praktik yang dikembangkan dengan menggunakan alat

peraga tidak mengalami hambatan dan sesuai dengan teori.

(5) Seorang guru harus jeli dalam mengalokasikan waktu belajar dikelas

dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sehingga tujuan

pembelajaran tersebut dapat tercapai secara maksimal.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Ade Firmansyah.2012. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.attheblues. blogspot.com.Diakses tanggal 16 Oktober 2014

Aunurrohman.Dkk.2009.Penelitian Pendidikan SD.Dikti Depdiknas.Jakarta

Anggun.2012.Keterapilan-keterampian belajar.Anggun.Blogspot.com. Diakses tanggal 16 Oktober 2014

Cooper.2012.Keuntungan metode pembelajaran kooperatif. Http:// Mufida.com. Diakses tanggal 16 Oktober 2014

Djamaroh.2008.Proses Belajar Mengajar. Eprints.uny.Blogspot.Com. Diakses tanggal 16 Oktober 2014

Endang Poerwati.Dkk.2008.Asesmen Pembelajaran SD.Dikti Depdiknas.Jakarta

Hamalik.2004.Proses Belajar Mengajar.PT Bina Aksara. Jakarta

Hudoyono, H (1996). Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik Mengajar Belajar matematika.Depdikbud Ditjen.Jakarta

Ibrahim.Dkk.2010.Metode Kooperatif,Http:// Mufida.com. Diakses tanggal 16 Oktober 2014

Moh.Surya.1992.Model Pembelajaran Kooperatif Learning. Http://Mufida.com. Diakses tanggal 16 Oktober 2014

Sardiman,2007. Interaksi dan Hasil Belajar Mengajar. PT Grafindo Persada. Jakarta

Slavin. 2012. Kooperatif learning. Http://Mufida.com. Diakses tanggal 16 Oktober 2014

Suharsimin Arikunto.2007. Penelitian Tindakan Kelas.PT Bumi Aksara.Jakarta

Van hiele, Tim MKPBM 2001.Pembelajaran Matematika.Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung

Gambar

Tabel
Tabel 1.1 Hasil tes ulangan formatif semester 1 kelas VI SDN 5 Merak Batin
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Skenario penetapan biaya-plus menunjukkan bahwa para pelanggan percaya bahwa adil bagi para penjual untuk meneruskan kenaikan biaya. Tapi apakah hal ini selaras,

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah leadership style dapat secara langsung mempengaruhi management control systemUMKM sektor garmen yang ada di

Setiap pemanfaatan ruang diwajibkan mengacu pada rencana pengembangan sistem pusat pelayanan yang telah ditetapkan; Pada pusat pelayanan kota, kegiatan berskala kota

(disesuaikan dengan judul dan masalah yang dihadapi perusahaan/lembaga, serta alternatif yang diusulkan serta bagaimana seharusnya yang ideal berdasarkan kajian teori dan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan senyawa fitokimia meliputi flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, steroid, dan triterpenoid dari daun, tangkai, kulit

Prototipe Media Pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences untuk Kurikulum 2013 merupakan suatu perangkat pembelajaran berupa media

上述是笔者的结论和建议 ,笔者希望对 Santo Aloysius、

Berdasarkan hasil prosentase yang didapatkan dari pengujian User Acceptence Test menggunakan kuisioner untuk pengguna yaitu para admin di Rumah sakit Telogorejo,