ABSTRAK
Prototipe Media Pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan
multiple intelligences untuk Kurikulum 2013 merupakan suatu perangkat
pembelajaran berupa media ICT yang digunakan sebagai mediasi belajar peserta
didik mengenai tema berbagai pekerjaan dengan sub tema jenis-jenis pekerjaan.
Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk: (1) menghasilkan suatu media
pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences yang
digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran, (2) menilai kelayakan prototipe media ICT.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and
development). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner
(angket). Data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prosedur pengembangan
instrument Media pembelajaran berbasis ICT dilakukan dengan langkah-langkah:
(a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi
desain produk, (e) revisi desain. (2) Instrumen Media pembelajaran berbasis ICT
layak digunakan untuk uji coba terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Penilaian
dari ketiga validator pada aspek sistematika mendapatkan skor rata-rata 3,83,
aspek bahasa mendapatkan skor rata-rata 3,5, aspek tampilan mendapatkan skor
rata-rata 3,76, rata-rata dari ketiga aspek 3,69 tergolong dalam kategori baik (b)
Penilaian dari ahli multimedia pembelajaran mendapatkan skor rata-rata 3,26,
termasuk dalam kategori cukup baik, (c) Penilaian dari ahli bahasa skor rata-rata
3,6, termasuk kategori baik (d) penilaian dari guru sd kelas IV mendapatkan skor
rata-rata 4,26, termasuk dalam kategori sangat baik.
ABSTRACT
Elementary school fourth grade thematic learning media prototype based
on ICT and multiple intelligences for curiculum 2013 is a learning device that
used as a mediation to teach student about variety of job themes and sub-themes
of these kinds of jobs. The objectives of this development is to: (1) produce a
elementary school fourth grade thematic learning media based on ICT and
multiple intelligences that used by teachers to help students in the learning
process, (2) assess ICT media prototype feasibility.
This research method was research and development. Questionnaire
technique was used to collect qualitative data. Data analysis techniques in this
research was using descriptive analysis techniques.
The result showed that: (1) Procedure development were: (a) potency and
problem, (b) data collection, (c) product design, (d) product design validation, (e)
design revision. (2) ICT-based learning media instruments eligible for restred
tryout. This statement was evidenced by : (a) Assessment of the three validators in
systematics aspect get average score 3,83; linguistic aspects get average score 3,5;
appearance aspect get average score 3,76; the average from three aspects is equal
to 3,69 appertain in good category(b) Assessment from learning multimedia
learning expert get average score 3,26, included in passable category,(c)
Assessment from average score linguists 3,6, included in good category (d)
assessment from elementary teacher of fourth grade gets average score 4,26,
included in excellent category.
i PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD
BERBASIS ICT DAN MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KURIKULUM 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yudhi Hermawan
NIM: 101134181
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
PENGAMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD BERBASIS ICT DAN MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK
KURIKULUM 2013
Oleh:
Yudhi Hermawan NIM: 101134181
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I,
Rusmawan, S.Pd., M.Pd. Tanggal, 29 April 2015
Pembimbing II,
Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd Tanggal, 29 April 2015
iii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD BERBASIS ICT DAN MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK
KURIKULUM 2013
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Yudhi Hermawan
NIM : 101134181
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal : 5 Mei 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji :
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA. ...
Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ...
Anggota 1 : Rusmawan, S.Pd., M.Pd. ...
Anggota 2 : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. ...
Anggota 3 : Dra. Ignatia Esti Sumarah, M. Hum. ..………
Yogyakarta, 5 Mei 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
PERSEMBAHAN
Pujian Syukur yang tak terkira saya panjatkan atas selesainya skripsi ini. Banyak
pihak telah berperan besar baik secara langsung maupun tidak, dalam proses
pengerjaan. Untuk itu, dengan bahagia skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kedua Orang Tua saya tercinta, yang dengan tulus memberi cinta,
dukungan kekuatan, bimbingan, dan nasihat. Semoga Allah merahmatinya.
3. Kedua kakak saya, yang selalu mendukung dan mendo’akan, semoga
sukses juga menyertaimu.
4. Teman-teman dekat yang selalu memberikan dukungan dan semangat
untuk terselesaikanya skripsi ini.
5. Teman-teman satu kelas dan satu angkatan PGSD 2010 yang selalu ada,
saling mendukung, saling menghibur, dan saling berbagi selama proses
belajar di PGSD Sanata Dharma.
6. Fendy Nurdiyanto yang selalu memberikan semangat, dukungan dan
bantuan. Semoga Allah merahmatinya.
7. Ahmad Fauzan yang telah bersedia menjadi pengisi suara media ICT yang
saya kembangkan.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah turut
andil dalam perjalanan hidup saya khususnya selama proses penyelesaian
v
MOTTO
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 April 2015
Peneliti,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini,saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yudhi Hermawan
NIM : 101134181
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelligences untuk Kurikulum 2013
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 27 April 2015
Yang menyatakan,
viii
ABSTRAK
Hermawan, Yudhi. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple intelligences untuk Kurikulum 2013. Skripsi: Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Prototipe Media Pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences untuk Kurikulum 2013 merupakan suatu perangkat pembelajaran berupa media ICT yang digunakan sebagai mediasi belajar peserta didik mengenai tema berbagai pekerjaan dengan sub tema jenis-jenis pekerjaan. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk: (1) menghasilkan suatu media pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis ICT dan multiple intelligences yang digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, (2) menilai kelayakan prototipe media ICT.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket). Data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prosedur pengembangan instrument Media pembelajaran berbasis ICT dilakukan dengan langkah-langkah: (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain produk, (e) revisi desain. (2) Instrumen Media pembelajaran berbasis ICT layak digunakan untuk uji coba terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Penilaian dari ketiga validator pada aspek sistematika mendapatkan skor rata-rata 3,83, aspek bahasa mendapatkan skor rata-rata 3,5, aspek tampilan mendapatkan skor rata-rata 3,76, rata-rata dari ketiga aspek 3,69 tergolong dalam kategori baik (b) Penilaian dari ahli multimedia pembelajaran mendapatkan skor rata-rata 3,26, termasuk dalam kategori cukup baik, (c) Penilaian dari ahli bahasa skor rata-rata 3,6, termasuk kategori baik (d) penilaian dari guru sd kelas IV mendapatkan skor rata-rata 4,26, termasuk dalam kategori sangat baik.
ix
ABSTRACT
Hermawan, Yudhi. (2015). Development of Elementary School Fourth Grade Thematic Learning Media Based on ICT and Multiple Intelligences for Curiculum 2013. Skripsi: Yogyakarta: Elementary School’s Teacher Education Study Program of Sanata Dharma University.
Elementary school fourth grade thematic learning media prototype based on ICT and multiple intelligences for curiculum 2013 is a learning device that used as a mediation to teach student about variety of job themes and sub-themes of these kinds of jobs. The objectives of this development is to: (1) produce a elementary school fourth grade thematic learning media based on ICT and multiple intelligences that used by teachers to help students in the learning process, (2) assess ICT media prototype feasibility.
This research method was research and development. Questionnaire technique was used to collect qualitative data. Data analysis techniques in this research was using descriptive analysis techniques.
The result showed that: (1) Procedure development were: (a) potency and problem, (b) data collection, (c) product design, (d) product design validation, (e) design revision. (2) ICT-based learning media instruments eligible for restred tryout. This statement was evidenced by : (a) Assessment of the three validators in systematics aspect get average score 3,83; linguistic aspects get average score 3,5; appearance aspect get average score 3,76; the average from three aspects is equal to 3,69 appertain in good category(b) Assessment from learning multimedia learning expert get average score 3,26, included in passable category,(c) Assessment from average score linguists 3,6, included in good category (d) assessment from elementary teacher of fourth grade gets average score 4,26, included in excellent category.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan nikmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul:
“Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelligences untuk Kurikulum 2013”
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari bahwa bahwa banyak pihak
yang berperan besar memberikan sumbangan pikiran, doa, semangat maupun
tenaga. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A selaku Kaprodi PGSD.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran.
5. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah membimbing dengan penuh kesabaran.
6. Kedua orang tua tercinta, yang senantiasa memberikan doa, bimbingan,
nasihat dan kasih sayang yang tak terhingga.
7. Kakak-kakak tercinta, yang selalu medoakan dan medukung saya.
8. Teman-teman satu kelas dan satu angkatan PGSD 2010 yang selalu ada,
saling mendukung, saling menghibur, dan saling berbagi selama proses
belajar di PGSD Sanata Dharma.
9. Fendy Nurdiyanto yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan.
Semoga Allah merahmatinya.
10. Ahmad Fauzan yang telah bersedia menjadi pengisi suara media ICT yang
saya kembangkan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu,
xi Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun sangatlah dibutuhkan demi
perbaikan lebih lanjut. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca umumnya
dan peneliti khususnya.
Penulis,
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSUTUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 5
G. Definisi Operasional ... 5
H. Manfaat Penelitian ... 5
I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Media ICT ( Information and Communication Technology) ... 8
1. Pengertian Media ICT ... 8
2. Manfaat Media ICT dalam Pembelajaran ... 8
xiii
B. Model Pembelajaran Tematik ... 11
1. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik ... 12
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 14
3. Nilai Lebih Model Pembelajaran Tematik ... 16
C. Multiple Intelligences ... 19
1. Kecerdasan Linguistik ... 19
2. Kecerdasan Logika Matematika ... 22
3. Kecerdasan Musikal ... 23
4. Kecerdasan Interpersonal ... 24
5. Kecerdasan Intrapersonal ... 25
6. Kecerdasan Kinestetik ... 26
7. Kecerdasan Spasial Ruang ... 26
8. Kecerdasan Natural ... 27
9. Kecerdasan Eksistensial ... 27
D. Kurikulum 2013 ... 28
E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 29
F. Kerangka Berpikir ... 31
G. Pertanyaan Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 35
B. Setting Penelitian ... 37
C. Rancangan Penelitian ... 38
D. Prosedur Pengembangan ... 38
E. Jenis Data ... 40
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 40
G. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengembangan ... 46
B. Uji Kelayakan Media Pembelajaran ICT ... 55
a. Hasil Penilaian Ketiga Validator per Item Pada Setiap Aspek ... 55
b. Hasil Penilaian masing-masing Validator ... 61
xiv
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 75
B. Keterbatasan Peneliti ... 76
C. Saran ... 76
DAFTAR REFERENSI ... 77
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Literatur Map Penelitian Terdahulu ... 31
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir ... 33
Gambar 3.1. Desain Penelitian Pengembangan ... 37
Gambar 4.1. Halaman Utama ... 48
Gambar 4.2. Halaman Menu ... 48
Gambar 4.3. Kalimat Dialog Sebelum Direvisi ... 51
Gambar 4.4. Kalimat Dialog Setelah Direvisi ... 51
Gambar 4.5. Tampilan Saat Pemutaran Musik ... 52
Gambar 4.6. Tampilan Saat Mengatur Volume ... 53
Gambar 4.7. Perubahan Pada Halaman Utama ... 54
Gambar 4.8. Penambahan Tombol Musik... 54
Gambar 4.9. Penghapusan Hari Ke-6 ... 54
Gambar 4.10. Perubahan Bentuk Tombol ... 55
Gambar 4.11. Perubahan Background ... 55
Gambar 4.12. Skor Rata-rata Data Hasil Validasi Aspek Sistematika ... 58
Gambar 4.13. Skor Rata-rata Data Hasil Validasi Aspek Bahasa... 59
Gambar 4.14. Skor Rata-rata Data Hasil Validasi Aspek Tampilan ... 61
Gambar 4.15. Skor Rata-rata Validasi Ahli Multimedia... 63
Gambar 4.16. Skor Rata-rata Validasi Ahli Bahasa ... 66
Gambar 4.17. Kalimat Dialog Sebelum Direvisi ... 66
Gambar 4.18. Kalimat Dialog Setelah Direvisi ... 67
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kunci Mendengar Efektif... 21
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan ... 41
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Validasi ... 41
Tabel 3.3. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 43
Tabel 3.4. Kriteria Skor Skala Lima ... 45
Tabel 4.1. Hasil Penilaian per Item dari Tiga Validator ... 56
Tabel 4.2. Hasil Penilaian Ahli Multimedia... 61
Tabel 4.3. Hasil Penilaian Ahli Bahasa ... 64
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 81
2. Instrumen Analisis Kebutuhan ... 135
3. Validasi Media ICT ... 141
4. Surat Ijin Penelitian ... 150
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (UU Nomor 20 Tahun 2003). Pendidikan adalah usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang
hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peran dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 2006:11). Oleh karena itu, mutu pendidikan harus selalu ditingkatkan supaya masyarakat mampu
menghadapi perkembangan zaman. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan
mutu pendidikan Indonesia adalah dengan memperbaharui kurikulum. Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 1 ayat 19). Secara singkat dapat dipahami bahwa kurikulum merupakan suatu
sistem pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Dalam
rangka menyongsong dan menyiapkan lahirnya generasi emas Indonesia, maka
pemerintah meluncurkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 (Sistem Epik, 2013).
Kemdikbud telah menentukan sasaran sekolah yang akan mengimplementasikan
kurikulum 2013, dan sekarang ini Kemdikbud telah memilih 2.865 sekolah dasar dari
seluruh Indonesia yang akan mengimplementasikan kurikulum 2013 ini (Sistem Epik,
2014). Yogyakarta merupakan salah satu sasaran daerah yang mengimplementasikan
kurikulum 2013 (Sistem Epik, 2014). Terdapat 64 sekolah dasar di Yogyakarta yang
mengimplementasikanya (Sistem Epik, 2014). Sasaran pertama Kemdikbud di sekolah
2 (Sistem Epik, 2014). Persiapan yang matang harus disiapkan oleh sekolah-sekolah demi
mencapai keberhasilan dalam menerapkan kurikulum 2013.
Beberapa persiapan yang dibutuhkan instansi sekolah dasar adalah pelatihan
tenaga pengajar agar mampu menyesuaikan diri dengan kurikulum baru. Musliar
(Sidiknas, 2013) menjelaskan bahwa pelatihan guru dilakukan secara bertahap yang
diawali dengan pelatihan tenaga intsruktur nasional, guru inti, dan kemudian melakukan
pelatihan kepada guru sasaran. Selain tenaga pengajar perlu juga perangkat-perangkat
pembelajaran yang menunjang pembelajaran seperti silabus, RPP, bahan ajar, media dan
perangkat penilaian. Kurikulum 2013 disusun secara tematik yang tentunya mencakup
banyak aspek kecerdasan untuk memfasilitasi ragam kecerdasan anak seperti yang
dikemukakan oleh Gardner. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan majemuk
(multiple intelligences). Jika diamati, kurikulum 2013 tidak bisa lepas dari pembelajaran
tematik dan pengembangan kecerdasan majemuk, karena dalam kurikulum 2013 banyak
sekali ketrampilan yang dilatihkan dalam satu tema pembelajaran. Banyak orang
percaya bahwa seseorang yang mempunyai IQ (intelligence Quotient) tinggi, maka akan
sukses dalam hidupnya (Suparno,2004:5), sehingga tidak jarang orang yang mempunyai
EQ (Emotion Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) tinggi tampak rendah jika
disandingkan dengan orang yang mempunyai IQ tinggi. Teori kecerdasan majemuk
mengajarkan kita untuk melihat secara lengkap potensi peserta didik sehingga
kemampuan/kecerdasan mereka yang terabaikan dapat dihargai dan dikembangkan
(Armstrong, 2003:24). Banyaknya perangkat yang harus disiapkan, maka tidak semua
sekolah dasar mempunyai kesiapan yang matang untuk menyambut kurikulum 2013.
Berdasarkan kesesuaian data yang diperoleh antara hasil angket dan situs
kemdikbud, enam sekolah dasar (SDN 1 Socokangsi, SDK Sengkan, SDN Baran 1,
SDN Kerdonmiri 1, SDN Kledokan dan SD Gelaran 2) yang diperolah pada bulan Juni
2014, belum direkomendasikan untuk mengimplentasikan kurikulum 2013. Keenam
sekolah dasar tersebut belum bisa mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Data yang
diperoleh peneliti dari hasil analisis kebutuhan juga menunjukan bahwa keenam sekolah
dasar tersebut belum memahami model pembelajaran berbasis multiple intelligences.
Hasil angket yang di berikan oleh peneliti kepada enam sekolah dasar tersebut, didapat
hasil yang mendukung untuk dilakukanya penelitian ini. Adapun hasil analisis
3 kurikulum 2013 dan dan 3 kepala sekolah lainya belum mengikuti pelatihan. Terkait
dengan pelatihan terhadap guru kelas, baru satu sekolah yang sudah mengikutkan guru
kelasnya pada pelatihan tentang kurikulum 2013, sedangkan 5 sekolah yang lainya
belum sama sekali. Dari keenam sekolah tersebut juga belum memahami model
pembelajaran berbasis multiple intelligences serta belum memiliki silabus tematik, RPP
tematik, bahan ajar tematik, perangkat penilaian tematik, media konvensional dan media
ICT tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligences. Terkait
ketersediaan LKS di sekolah, baru ada satu sekolah yang sudah memilikin LKS tematik
berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligences, sedangkan 5 sekolah lainya
belum memiliki LKS tematik berdasarkan kurikulum 2013 barbasis multiple
intelligences. Hal tersebut menunjukan bahwa sekolah dasar membutuhkan bantuan
untuk menciptakan perangkat pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013
berbasis multiple intelligences.
Berawal dari latar belakang ini peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mengembangan media ICT berbasis multiple intelligences yang layak dan dapat
diterapkan pada pembelajaran di kurikulum 2013. Untuk itu, peneliti mengambil judul
penelitian ”Pengembangan Prototipe Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple intelligences Untuk Kurikulum 2013” untuk memenuhi
kebutuhan dan tantangan akan perangkat pembelajaran dalam kurikulum 2013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah terkait
dengan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
1.Perubahan kurikulum yang tidak diimbangi dengan persiapan yang memadai.
2.Guru dan kepala sekolah yang belum memahami model pembelajaran berbasis
multiple intelligences.
3.Masih banyak sekolah dasar yang belum direkomendasikan untuk
mengimplementasikan kurikulum 2013.
4.Masih banyaknya guru yang belum mengikuti pelatihan kurikulum 2013.
5.Masih banyak sekolah dasar yang belum memiliki instrumen pembelajaran
4 6.Belum tersedianya perangkat media pembelajaran tematik berbasis ICT multiple
intelligences untuk implementasi kurikulum 2013.
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah dan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kurikulum 2013, peneliti membatasi masalah ini agar penelitian terarah
dan sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu peneliti membatasi penelitian ini
pada hal-hal berikut:
1. Produk yang dikembangkan adalah Prototipe Media Pembelajaran Tematik
Berbasis ICT dan Multiple intelligences untuk kurikulum 2013.
2. Prototipe Media Pembelajaran dibatasi pada tema berbagai pekerjaan dan subtema
jenis-jenis pekerjaan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya,
maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangan Prototipe Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD
Berbasis ICT dan Multiple intelligences dengan tema berbagai pekerjaan,
subtema jenis-jenis pekerjaan ?
2. Bagaimanakah kelayakan Prototipe Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD
Berbasis ICT dan Multiple intelligences dengan tema berbagai pekerjaan,
subtema jenis-jenis pekerjaan ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya pengembangan media ICT tematik berbasis multiple
intelligences untuk implementasi kurikulum 2013 sebagai berikut:
1. Mengembangkan Prototipe Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis
ICT dan Multiple Intelligences dengan tema berbagai pekerjaan, subtema
jenis-jenis pekerjaan ?
2. Mengetahui kelayakan Prototipe Media Pembelajaran Tematik Kelas IV SD
Berbasis ICT dan Multiple Intelligences dengan tema berbagai pekerjaan,
5
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi antara lain :
1.Produk yang dikembangkan berupa prototipe media pembelajaran tematik
berbasis ICT dan multiple intelligences.
2.Media pembelajaran tematik berbasis ICT dan multiple intelligences diterapkan
pada SD yang sudah menggunakan kurikulum 2013.
3.Media ICT digunakan untuk pembelajaran pada kelas IV kurikulum 2013 tema
berbagai pekerjaan, subtema jenis-jenis pekerjaan.
4.Media ICT dikembangkan menggunakan aplikasi microsoft office power point
dengan format slide show.
5. Media ICT yang dikembangkan tersusun atas 111 slides dengan kontain yang
terdiri dari audio, visual, dan video.
6. Terdapat 44 video pendukung, 30 gambar profesi, 5 lagu anak-anak dalam materi
dan 111 audio backgroud dan pendukung, dan 13 jenis tombol.
G.Definisi Operasional
1. Media ICT adalah kombinasi dari berbagai unsur tampilan yang dikemas dalam
teknologi komunikasi yang tersusun dari unsur audio, visual, dan audio visual.
2. Pembelajaran Tematik adalah pemaduan beberapa materi dan beberapa
patapelajaran menjadi suatu tema pembelajaran.
3. Multiple intelligences adalah berbagai kecerdasan yang dimiliki manusia
meliputi kecerdasan linguistik, matematis logis, spasial ruang, kinestetik,
musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, eksistensial.
H. Manfaat Penelitian
Manfaat dari pengembangan media ICT tematik berbasis multiple intelligences
ini adalah:
1. Bagi sekolah
Sekolah mampu mengetahui media berbasis ICT dengan melihat contoh
prototipe dari hasil penelitian ini, serta dapat dijadikan rujukan dalam membuat
media pembelajaran berbasis ICT.
6 Guru mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran yang tepat dan menarik bagi peserta didik. Selain itu, media ini
juga dapat diguanakan guru sebagai rujukan untuk membuat media pembelajaran
berbasis ICT yang lebih baik lagi.
3. Bagi peserta didik
Peserta didik mendapatkan media yang tepat dalam mengasah kecerdasan dan
ketrampilanya dengan belajar melalui media ICT yang telah dibuat dengan
berdasarkan kecerdasan multiple intelligences dan model pembelajaran tematik.
4. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman berharga dalam mempelajari dunia
pendidikan, mengembangkan media pembelajaran dan mampu memahami
kecerdasan-kecerdasan peserta didik yang majemuk.
I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan.
1. Asumsi Pengembangan
a. Berkembangnya dunia IPTEK, tidak asing lagi bagi guru maupun peserta
didik untuk menggunakan media berbasis ICT dalam KBM.
b. Hampir semua sekolah dasar mempunyai komputer dan sebagian besar juga
sudah memiliki proyektor. Sehingga media ini dapat digunakan untuk
pembelajaran di kelas.
2. Keterbatasan Pengembangan
a. Program yang digunakan adalah Microsoft Office Power Point 2010
Profesional dengan format produk berupa slide show sehingga membutuhkan
spesifikasi komputer seperti prosesor dual core, memori 2 Gb dan VGA 512
mb adapter minimal tahun 2008. Dengan operation system windows 7
minimum tranfer rate 32 bit/detik.
b. Produk media ICT yang dikembangkan ini hanya sebatas pada prototipe.
Prototipe yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah produk hasil
pengembangan yang belum diujikan pada subjek.
c. Prototipe media pembelajaran tematik berbasis ICT dan multiple intelligences
terbatas pada kelas 4 SD, tema berbagai pekerjaan dan sub tema jenis-jenis
7 d. Penelitian ini dilakukan hanya sampai tahap kelima, yaitu revisi desain.
e. Kemungkinan materi dan isi dalam media ICT ini tidak mampu mencakup
semua kegiatan dalam rencana pembelajaran, sehingga isi dan materi yang
dimasukan menyesuaikan dengan kemampuan media ICT dan materi yang
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media ICT (Information and Communication Technology)
1. Pengertian Media ICT
Multimedia atau media pembelajaran berbasis ICT sampai sekarang
masih belum jelas definisinya. Setiap orang mempunyai definisi yang berbeda
mengenai media pembelajaran ICT. “Secara sederhana berdasarkan arti kata,
multimedia berarti banyak media yang bisa berupa kombinasi dari teks, grafik,
video, suara, dan animasi” (Arsyad, 2010:170). Penyusunan multimedia dapat
ditampilkan dengan berbagai kombinasi sistem yang bekerja secara akurat dan
menarik, sehingga membutuhkan teknologi yang canggih. Teknologi tersebut
adalah perangkat komputer yang disebut juga dengan istilah media ICT. Media
ICT (Information and Communication Technology) secara harfiah berarti
teknologi yang memberikan information dan mampu menciptakan komunikasi
antara teknologi dengan manusia.
Sedangkan Mayer (2009:3), mengemukakan bahwa “media ICT atau
multimedia adalah media pembelajaran untuk presentasi materi dengan
menggunakan kata-kata dan gambar”. Kata-kata yang dimaksud dalam
pengertian di atas yaitu materi yang disajikan dengan bentuk verbal seperti teks,
audio percakapan atau audio musik. Sementara, gambar maksudnya adalah
materi yang disajikan dalam bentuk gambar dan disajikan menggunakan
teknologi visual seperti proyektor, LCD, dan komputer.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
media ICT merupakan kombinasi dari berbagai unsur tampilan media yang
dikemas secara audio dan visual dengan sistem komputer.
2. Manfaat Media ICT dalam Pembelajaran
Media ICT sangat penting untuk menunjang mutu pembelajaran di
sekolah. “Multimedia/media ICT sangat tepat bila diterapkan dalam dunia
pendidikan, meskipun saat ini masih dianggap barang mahal” (Arsyad,
9 ICT seperti tampilan gambar dan video, memiliki pengaruh 30% dalam ingatan
peserta didik. Namun sejatinya media ICT merupakan merupakan jembatan yang
lebih cepat mentransfer ilmu kepada peserta didik dari pada transfer ilmu yang
hanya menggunakan percakapan verbal (ceramah). Penggunaan TIK menjadi
salah satu faktor penting yang memungkinkan kecepatan transformasi ilmu
pengetahuan kepada peserta didik, generasi bangsa ini secara lebih luas
(Darmawan, 2011). Teknologi dianggap mampu lebih cepat menyampaikan ilmu
kepada peserta didik. Manfaat dari media sangat banyak berpengaruh dalam
pembelajaran.
Media merupakan syarat penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Media pembelajaran berupa tampilan audiovisual dapat meningkatkan 30%
pemahaman peserta didik, Wyatt dan Looper (Akbar, 2013). Nilai 30% tampak
sedikit jika di bandingkan nilai 80% atau 100%, tetapi jika dibayangkan
pengaruh nilai 30% sangatlah besar. Seandainya seorang peserta didik hanya
mampu memahami materi dalam proses belajarnya sebanyak 50% tanpa
menggunakan media, maka jika menggunakan media pembelajaran di
mungkinkan perolehan peserta didik akan meningkat menjadi 80% dalam
belajar. Penjelasan tersebut menguatkan pendapat bahwa media ICT adalah
perangkat pembelajaran yang sangat penting dan bermanfaat dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berikut adalah manfaat-manfaat media
pembelajaran menurut beberapa tokoh.
Sudjana & Rivai (1992:2) dalam Arsyad (2010:24) mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu:
1. Peserta didik lebih tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran.
2. Materi akan lebih mudah dipahami maknanya dan memungkinkan peserta
didik menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Pembelajaran akan menjadi lebih bervariasi dan tidak hanya komunikasi
verbal, sehingga peserta didik tidak akan mudah bosan, juga mampu
menghemat tenaga guru untuk mengajar seharian.
4. Peserta didik dapat melakukan banyak kegiatan selain hanya mengamati yaitu
10 Sedangkan menurut Arsyad (2010:26-27) sendiri dalam rangkumanya,
manfaat media ada empat hal. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga
mampu meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik.
2. Media pembelajaran mampu meningkatkan dan mengarahkan minat peserta
didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, komunikasi peserta didik
dengan lingkungan, dan memungkinkan peserta didik untuk belajar sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran mampu mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan
indera.
4. Media pembelajaran mampu memberikan pemngalaman yang sama pada
setiap peserta didik.
Dari beberapa pernyataan dia atas dapatlah disimpulkan manfaat media
pembelajaran secara ringkas adalah sebagai berikut:
1. Media pempelajaran mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar
peserta didik.
2. Media pembelajaran sebagai sarana mengasah kreativitas guru.
3. Media pembelajaran mampu memberikan pengalaman bermakna dalam
proses belajar peserta didik
3. Penyusunan Media ICT
Penyusunan media ICT harus menggunakan Prinsip-Prinsip tertentu.
Prinsip-prinsip dalam menciptakan dan menggunakan media ICT menurut
Mayer (2009) adalah sebagai berikiut:
1. Prinsip Multimedia: Peserta didik bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan
gambar-gambar daripada dari kata-kata saja.
2. Prinsip Keterdekatan Ruang: Peserta didik bisa belajar lebih baik saat
kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara terkait (dalam sebuah sistem)
berdekatan daripada gambar dan kata yang disajikan secara terpusat atau
berjauhan.
3. Prinsip Keterdekatan waktu: Peserta didik bisa belajar lebih baik saat
kata-kata dan gambar terkait disajikan secara simultan (bersamaan) daripada
11 4. Prinsip Koherensi: Peserta didik bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan
gambar-gambar, atau suara-suara yang tidak relevan dengan materi tidak
disajikan.
5. Prinsip Modalitas: Peserta didik bisa belajar lebih baik dari animasi narasi
daripada animasi dan teks on-screen
6. Prinsip Redundansi: Peserta didik bisa belajar lebih baik dari animasi dan
narasi daripada animasi dan teks on-screen
7. Prisip Perbedaan Individual: Pengaruh desain lebih kuat terhadap peserta
didik berpengetahuan rendah daripada perpengetahuan tinggi, dan terhadap
peserta didik berkemampuan spasial tinggi lebih berpengaruh daripada
peserta didik berkemampuan rendah.
B. Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu bagian dari pembelajaran terpadu
yang menggabungkan beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema untuk
memberikan pengalaman bermakna kapada peserta didik (Majid, 2014: 80).
Trianto (2010: 84) juga mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan
perpaduan dari satu atau beberapa mata pelajaran yang diambil dari beberapa
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di dalam mata pelajaran
tersebut, dengan mempertimbangkan relevansi antara materi yang ada. Dari kedua
pendapat tersebut tampak ada perbedaan dalam masalah mata pelajaran yang akan
dipadukan. Pendapat tokoh pertama tampak menjelaskan bahwa pembelajaran
tematik merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran, sedangkan pendapat
kedua dapat dipahami bahwa pembelajaran tematik bisa juga dilakukan dengan
memadukan materi dari kompetensi dasar dalam satu mata pelajaran. Pendapat
kedua ini diperbolehkan, namun lebih baik jika kompetensi dasar dikembangkan
dengan mengaitkanya dengan mata pelajaran lain sesuai dengan pengalaman
pribadi peserta didik (Paduan KTSP, dalam Trianto, 2010: 84). Pendapat dari
panduan KTSP ini dikuatkan dengan adanya pendapat dari Majid (2014:87) yang
mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
dirancang bertema yang ditinjau dari beberapa mata pelajaran dengan
12 Dari beberapa pendapat dan pembahasan di atas, dapatlah diambil
kesimpulan bahwa pembelajaran tematik merupakan model pambelajaran yang
dirancang dengan sebuah tema dengan perpaduan materi dari beberapa mata
pelajaran atau perpaduan matapelajaran sesuai dengan konsep materi yang
dipertimbangkan dari relevansinya.
1. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki prinsip-prinsip dasar yang harus
dipegang sebagai pedoman dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran
tematik. Menurut Majid (2014,89) ada beberapa prinsip-prinsip pembelajaran
tematik yaitu:
1. Tema yang digunakan harus aktual, dekat dengan dunia peserta didik, dan
ada dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai pemersatu materi dari
beberapa pelajaran.
2. Memilih beberapa materi yang terkait dari beberapa mata pelajaran untuk
dapat mengungkap tema dalam pelajaran secara bermakna.
3. Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan kurikulum yang
berlaku.
4. Materi pembelajaran yang dikaitkan harus mempertimbangkan karakteristik
dan kebutuhan peserta didik.
5. Tidak boleh memaksakan materi untuk dipadukan jika memang materi sulit
untuk dipadukan.
Adapun menurut Trianto (2011,154-156) membagi prinsip dasar
pembelelajaran tematik menjadi empat bagian. Bagian pertama menjelaskan
prinsip penggalian atau penentuan tema dalam merancang pembelajaran
tematik. Prinsip penggalian tema hendaknya memperhatikan beberapa
persyaratan seperti berikut:
1. hendaknya tidak memilih tema yang terlalu luas, tetapi memilih tema yang
memudahkan dalam pemaduan materi.
2. tema yang dipilih harus bermakna untuk memberikan pengalaman yang
dapat digunakan untuk bekal belajar selanjutnya.
13 4. tema yang dipilih hendaknya mewadahi sebagian besar minat peserta didik.
5. memperhatikan peristiwa-peristiwa yang autentik dalam rentang waktu
belajar untuk menentukan tema.
6. mempertimbangkan kurikulum dan harapan masyarakat digunakan sebagai
pertimbangan dalam memilih tema.
7. dalam penentuan tema juga harus mempertimbangkan ketersediaan sumber
belajar. Prinsip-prinsip penggalian tema diatas bertujuan agar tidak terjadi
kesalahan dalam pemilihan tema untuk pembelajaran yang akan dilakukan.
Bagian kedua yang diungkapkan Trianto yaitu prinsip pengelolaan
pembelajaran. Prinsip pengelolaan pembelajaran hendaknya guru mampu
berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Dalam
hal ini Trianto mendukung pendapatnya dengan pernyataan Prabowo (dalam
Trianto: 2011) bahwa guru hendaknya dalam pembelajaran tematik tidak
menjadi fokus belajar, melainkan mampu membuat peserta didik bekerja aktif
dalam kegiatan belajar.
Bagian kegita yaitu prinsip evaluasi dalam pembelajaran tematik. Ada
dua prinsip evaluasi menurut Trianto (2011: 156) yaitu memeberi kesempatan
kepada peserta didik untuk melakukan evalusai diri dan guru perlu mengajak
peserta didik untuk mengevaluasi hasil dari kegiatan belajar yang telah
dilakukan. Penilaian ini dilakukan berdasarkan kriteria keberhasilan
pencapaian tujuan yang akan dicapai. Bagian kempat prinsip yang perlu
diperhatikan yaitu prinsip reaksi. Prinsip reaksi menuntut guru harus bereaksi
terhadap aksi peserta didik dalam pembelajaran yang utuh dan bermakna.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas menganai prinsip dasar
pembelajaran tematik maka dapat disimpulkan kedalam beberapa point yaitu :
1. Pembelajaran tematik harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik
baik dari segi dunia, karakter, maupun kebutuhan peserta didik.
2. Pembelajaran tematik harus mampu mendukung dan tidak bertentangan
dengan sistem pendidikan serta prinsip-prinsip pendidikan
3. Pembelajaran tematik mampu membuat peserta didik belajar aktif dan
14 4. Pemilihan tema harus berpedoman pada beberapa hal seperti, kurikulum,
materi, karakteristik peserta didik, kebutuhan peserta didik, lingkungan
belajar, dan psikologi peserta didik.
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik yang menjadi
ciri khas dari pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran.
Menurut Majid (2014: 89) ada 6 karakteristik dalam pembelajaran tematik.
Karakterisik yang dimaksud yaitu (1) Berpusat kepada peserta didik, (2)
memberikan pengalaman langsung, (3) pemisah mata pelajaran tidak begitu
jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat
fleksibel, dan (6) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
Karakteristik yang pertama yaitu berpusat pada peserta didik. Seluruh
kegiatan dalam pembelajaran tematik, difokuskan pada aktivitas
pengembangan peserta didik secara mandiri. Guru di dalam kelas bertindak
sebagai fasilitator yang bertugas memberikan arahan, umpan balik, konfirmasi
maupun penguatan terhadap konsep yang peserta didik temukan dalam
kegiatan pembelajaran. Peserta didik di dalam kelas bertindak sebagai individu
yang diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi kegiatan pembelajaran,
sementara guru bukan sebagai individu yang terus menerus mentransfer
pengetahuannya kepada peserta didik (student centered).
Karakteristik pembelajaran tematik yang kedua adalah memberikan
pengalaman langsung kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran tematik,
mengutamakan pengalaman langsung peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Di dalam kelas peserta didik tidak hanya diam dan
mendengarkan semua informasi yang ditranfer dari guru, melainkan peserta
didik sendiri yang mencari informasi tersebut melalui kegiatan pembelajaran
yang telah dirancang oleh guru. Peserta didik di dalam kelas tidak sekedar
menjadi objek pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, tetapi peserta didik
15 dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Melalui pengalaman langsung akan
memungkinkan peserta didik untuk mencapai kondisi pembelajaran yang lebih
bermakna dan tak terlupakan.
Karakteristik pembelajaran tematik yang ketiga adalah pemisahan
mata pelajaran yang tidak terlalu jelas. Pembelajaran tematik menggabungkan
berbagai mata pelajaran yang dikemas menjadi sebuah kegiatan atau aktivitas.
Meskipun kegiatan pembelajaran merupakan gabungan dari berbagai mata
pelajaran, esensi dari setiap mata pelajaran yang digabungkan masih tetap ada
dan melekat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tematik
diibaratkan seperti “rujak”. Meskipun di dalam “rujak” merupakan potongan -potongan kecil dari berbagai macam buah, akan tetapi buah-buah tersebut
masih tetap kelihatan dan dapat diketahui jenisnya.
Karakteristik yang keempat adalah menyajikan konsep dari berbagai
macam mata pelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran yang dirancang memuat
kombinasi dari berbagai mata pelajaran. Tujuan dari penggabungan berbagai
macam pelajaran tersebut adalah untuk menciptakan sebuah kegiatan
pembelajaran yang efektif dan alami seperti ketika peserta didik bermain di
lingkungan luar kelas. Melalui perancangan kegiatan pembelajaran yang
demikian, bakat dan kemampuan peserta didik akan lebih dapat dikembangkan,
karena mata pelajaran tidak di kotak-kotakkan.
Karakteristik yang kelima adalah pembelajaran tematik bersifat
fleksibel. Kegiatan dalam pembelajaran tematik tidak terikat oleh ruang dan
waktu. Kegiatan belajar dapat diselenggarakan dimana saja baik di dalam kelas
maupun di lingkungan luar sekolah. Benda-benda atau lingkungan disekitar
sekolah, dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk membantu peserta
didik memahami suatu konsep. Sementara, waktu penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran tematik tidak dibatasi maupun tidak ada batasan yang jelas.
Waktu penyelenggaraan kegiatan pembelajaran tematik, biasanya disesuaikan
dengan ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
16 sejak awal telah tercapai dalam kegiatan pembelajaran, dapat dikatakan bahwa
pembelajaran tematik yang diselenggarakan berhasil.
Karakteristik pembelajaran tematik yang terakhir adalah
menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Kegiatan
pembelajaran tematik dirancang untuk menciptakan suasana belajar-mengajar
yang berkesan, penuh makna dan menyenangkan. Agar dapat menciptakan
sebuah kegiatan pembelajaran seperti demikian, maka pendidik dapat
menyampaikan materi pelajaran melalui berbagai macam permainan.
Permainan tidak hanya menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta
didik untuk belajar, tetapi permainan dapat digunakan sebagai alat bantu guru
dalam menanamkan konsep-konsep dasar materi pelajaran. Selain itu, melalui
permainan juga dapat membawa dampak psikologis bagi peserta didik berupa
perasaan senang, sehingga melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
dapat tercipta suasana belajar yang tak terlupakan.
Berdasarkan uraian karakteristik dari pembelajaran tematik menurut
Majid (2014: 89) di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
mempunyai karakteristik berbeda dengan pembelajaran konvensional yang
biasa diselenggarakan oleh guru di kelas. Karakteristik pembelajaran tematik
meliputi kegiatan belajar-mengajar yang berpusat pada peserta didik,
memberikan pengalaman langsung dalam pembelajaran, pemisah mata
pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan materi atau konsep dari berbagai mata
pelajaran, bersifat fleksibel, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain.
3. Nilai Lebih Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran memiliki nilai
lebih atau keutamaan dalam membangun kompetensi peserta didik. Kelebihan
pertama yang dimiliki model pembelajaran tematik yaitu kemampuanya dalam
menarik keterlibatan peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar, untuk
memperoleh pengalaman belajar yang menarik dan bermakna. Dengan turut
serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar akan memberikan
17 Dengan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar, peserta didik memiliki
kesempatan lebih dalam mengeksplorasi pengetahuanya.
Nilai lebih yang kedua adalah prinsip learning by doing. Pembelajaran
tematik mengajak peserta didik belajar dengan melakukan sesuatu yang
mampu memberikan pengalaman bermakna sebagai hasil belajar aktif dan
kreatif. Dengan belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing) akan
memberikan pengalaman bermakna yang memberi kesempatan peserta didik
untuk memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.
Nilai lebih ketiga yaitu penghematan waktu belajar. Dengan
menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indicator serta isi
matapelajaran akan mampu menghemat waktu dan materi karena materi-materi
yang tertumpang tindih dapat dikurangi atau dihilangkan. Denga demikian
materi yang sama dari mata pelajaran yang berbeda dapat dijadikan satu materi
dalam waktu yang sama dan tema yang sama.
Nilai lebih yang keempat yaitu dengan pemilihan tema yang benar
akan memberikan kegiatan belajar yang dekat dengan dunia peserta didik.
Tingkat perkambangan mental peserta didik dimulai dengan tahap berpikir
kongkrit. Tahap berpikir kongkrit ini dapat terfasilitasi dengan kegiatan belajar
aktif yang memberikan pengalaman nyata dan bermakna. Misalnya saat
kegiatan belajar membatik, mereka dapat belajar berapa harga bahan-bahan
keperluan membatik (matematika), membatik kenampakan alam sekitar (IPA),
mempelajari budaya bangsa (SBK), memasarkan hasil produk (IPS), dan
beberapa materi pelajaran lainya.
Menurut Majid (2014: 92) ada tujuh kelebihan dari model
pembelajaran tematik. Tujuh arti kelebihan pembelajaran tematik yaitu (1)
pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dengan tahap
perkembangan peserta didik, (2) tema yang dipilih dapat di sesuaikan minat
dan kebutuhan peserta didik, (3) memberikan pengalaman bermakna dalam
setiap kegiatan belajar, sehingga hasil belajar mampu bertahan lama dalam diri
18 menggembangkan ketrampilan berpikir dan ketrampilan sosial bagi peserta
didik, (6) pembelajaran tematik memberikan pengalaman yang rill, sesuai
dengan dunia peserta didik, dan (7) mampu memfasilitasi kerjasama antar guru,
antar peserta didik dan antara guru dengan peserta didik untuk menghubungkan
bidang mata pelajaran yang saling terkait, sehingga mampu memberikan
pengalaman belajar yang menyenangkan, nyata dan bermakna.
Dengan kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran tematik
maka model pembelajaran tersebut merupakan sarana yang sesuai dan tepat
untuk menerapkan multiple intelligences. Dari berbagai mata pelajaran yang
digunakan maka multiple intelligences dapat diterapkan dari beberapa kegiatan
yang diakukan. Misalnya dalam tema memasak makanan sehat maka peserta
didik harus mempelajari langkah-langkah yang harus dilakukan sejak dari
membelian bahan hingga menyajian. Hal tersebut mengajarkan peserta didik
untuk memahami prosedur dan disini peserta didik dapat mengasah kecerdasan
matematis logisnya. Dari kegiatan belanja peserta didik dapat mempelajari
matematika dan IPS dimana terdapat kecerdasan matematis logis (harga
barang), kecerdasan bahasa (kegiatan menawar barang), dan kecerdasan
interpersonal (memahami lawan bicara). Sedangkan dari kegiatan memasak,
maka kemampuan kinestetik, matematis dan spasial dapat diasah. Saat
memasak suah pasti ada kegiatan mengupas, memotong, menggiling,
mengangkat, menggoreng dan kegiatan lainya yang melibatkan kecerdasan
kinestetik. Dalam memasak tentu juga harus memperhatikan takaran bagan dan
bumbu, dengan itu peserta didik dapat belajar tentang penafsiran (matematis
logis). Misalnya ketika membuat garnis peserta didik dapat melatih kecerdasan
spasialnya. Kecerdasan spasial juga terasah lagi dari ketrampilan dalam
menyajikan makanan.
Dari pembahasan contoh dari salah satu tema tersebut maka model
pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai sarana penerapan kecerdasan
multiple intelligences yang tepat. Dengan menggabungkan beberapa
matapelajaran yang relevan makan akan semakin banyak kecerdasan multiple
19
C. Multiple Intelligences
Multiple intelligences artinya adalah kecerdasan majemuk, Gardner
(Campbell, 2006:1), awalnya menemukan tujuh jenis kecerdasan manusia dan
sekarang kecerdasan majemuk yang ditemukan jumlahnya sudah mencapai
Sembilan jenis kecerdasan. Kesembilan kecerdasan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kecerdasan Linguistik
a. Pengertian kecerdasan linguistik
Gardner dalam (Campbell, 2006:2), kecerdasan linguistik
merupakan kemampuan menggunakan dan mengolah kata-kata dengan
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pemikiran. Manusia yang
mempunyai kecerdasan linguistik terlihat pandai berdialog, berdiplomasi,
berdepat, berorasi tanpa ada istilah grogi atau demam panggung.
Kecerdasan linguistik juga dapat dilihat pada para penulis, pengarang,
pendongeng dan yang lainya.
b. Sifat-sifat kecerdasan linguistik
Orang-orang yang mereka dikaruniai kecerdasan linguistik yang
bagus akan tampak sifat-sifat yang menunjukan bahwa mereka adalah
orang-orang dengan kecerdasan linguistik tinggi. Dalam karya (Linda
Campbell, 2006:12-13) disebutkan ada dua belas sifat kecerdasan lunguistik
dalam diri seseorang. Sifat tersebut yaitu; (1) mendengar dan merespon
setiap suara, ritme, warna dan berbagai ungkapan kata; (2) menirukan suara,
bahasa, membaca, dan menulis dari orang lain; (3) belajar melalui
menyimak, membaca, menulis, dan diskusi; (4) menyimak secara efektif,
memahami, menguraikan, menafsirkan, dan mengingat apa yang diucapkan;
(5) membaca secara efektif, memahami, meringkas, menafsirkan atau
menerangkan, dan mengingat apa yang telah dibaca; (6) berbicara secara
efektif kepada berbagai pendengar, berbagai tujuan, dan mengetahui cara
berbicara secara sederhana, fasih, persuasif, atau bergairah pada
waktu-waktu yang tepat; (7) menulis secara efektif, memahami dan menerapkan
20 yang baik; (8) memperlihatkan kemampuan untuk mempelajari bahasa
lainya; (9) menggunakan ketrampilan menyimak, berbicara, menulis, dan
membaca untuk mengingat, berkomidikasi, berdiskusi, menjelaskan,
mempengaruhi, menciptakan pengetahuan, menyusun makna, dan
menggambarkan bahasa itu sendiri; (10) berusaha untuk mengingatkan
pemakaian bahasanya sendiri; (11) menunjukan minat dalam jurnalisme,
puisi, cerita, debat, berbicara, menulis atau menyunting; (12) menciptakan
bentuk-bentuk bahasa baru atau karya tulis orisinil atau komunikasi oral.
Sifat-sifat diatas akan tampak pada keseharian orang yang memiliki
kecerdasan linguistik bagus. Sifat-sifat tersebut muncul dengan sendirinya
ataupun terbentuk dalam lingkungan yang mendukungnya.
c. Proses-proses belajar linguistik
Dalam mengembangkan kecerdasan linguistik terdapat beberapa
proses penting yang harus diperhatikan. Yang pertama adalah terciptanya
lingkungan atau suasana yang mendukung. Semakin banyak peserta didik
berlatih kecerdasan linguistik dalam lingkungan atau tempat yang kondusif,
maka semakin mudah bagi mereka mengembangkan ketrampilan verbal
linguistik yang akan bermanfaat bagi mereka sepanjang hayat. Proses kedua
adalah mendengarkan dengan efektif, berikut ini adalah tabel tentang
sepuluh kunci mendengar efektif dari (Campbell, 2006:15):
Tabel 2.1. Kunci mendengar efektif
10 kunci mendengar yang
efektif
Pendengar lemah Pendengar kuat
1 Temukan beberapa area
minat
2 Nilailah isinya, bukan
penyampainya
3 Tahanlah semangat
anda
Cenderung
berargumen
Menyembunyikan
21 paham
4 Dengarkan ide-ide Mendengar kenyataan Mendengarkan tema
inti
5 Bersikap fleksibel Membuat catatan
intensif dengan
6 Bekerjalah saat
mendengarkan
7 Menahan gangguan Mudah tergoda Berjuang/menghindari
gangguan, toleransi
pada
kegiatan-kegiatan jelek, tahu
cara berkonsentrasi
8 Latihlah pikiran anda Menahan bahan, yang
sulit, mencari bahan
yang sederhana
Menggunakan bahan
yang padat untuk
melatih pemikiran
9 Bukalah pikiran anda Setuju dengan
informasi jika
10 Tulislah dengan huruf
besar tentang fakta
22 Teknologi masa kini sangat mampu mendukung kecerdasan
linguistik peserta didik dengan berbagai sarana komunikasi dan informasi.
Seperti halnya komputer dapat meningkatkan ketrampilan menulis
(Campbell, 2006). Audiotape-recording, video-taping, dan video
conferencing juga mempunyai pengaruh positif dalam mengasah
ketrampilan berbicara. Teknologi-teknologi yang ada tidak hanya membantu
para peserta didik normal, tetapi juga dapat diciptakan untuk anak-anak
kurang normal. Campbell (2006:5), menyebutkan beberapa teknologi untuk
anak kurang normal, antara lain sebagai berikut: 1) untuk peserta didik tuli
ada “full talk” dari Microflip dan “we talk” dari LTJ design; 2) untuk
peserta didik yang cacat fisik ada “smart keyboards” yang sesuai dengan kondisi fisik pemakainya yang diciptakan oleh Arjan Khalsa for Unicorn; 3)
untuk peserta didik yang buta tersedia “talking mouse” dari Edu Quest; 4)
untuk peserta didik berpendengaran kurang, ada “speech viewer and phone
communicator” dari Edu Quest; 5) untuk peserta didik berpenglihatan
kurang, ada “ Screen Reader dan Vioce Type” dari Edu Quest. Dari kelima
teknologi tersebut terbukti bahwa banyak teknologi yang mampu
mendukung proses belajar peserta didik.
2. Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan logika matematika merupakan kemampuan dalam
menghitung, mengukur, memproyeksikan, mempertimbangkan proposisi dan
kemampuan menyelesaikan operasi-operasi matematis Gardner dalam
Campbell (2006 :2). Para ilmuan, ahli matematika, akuntan, insinyur,
programmer merupakan gambaran orang yang mempunyai kecerdasan logika
matematika. Menurut Chatib (2012:88) kecerdasan logika matematika adalah
kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan memprtimbangkan proposisi
dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi angka-angka. Orang yang
memiliki kecerdasan matematis logis akan memiliki sifat sebagai berikut:
1. Merasakan berbagai tujuan dan fungsi dirinya dalam lingkungan.
2. Mengenal konsep-konsep yang berhubungan dengan kuantitas, waktu, dan
23 3. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menunjukan suatu hal secara
nyata, baik obyek maupun konsep.
4. Menunjukan ketrampilan dalam memecahkan masalah secara logis.
5. Memahami pola-pola dan hubungan-hubungan.
6. Mengajukan dan menguji hipotesis.
7. Menggunakan berbagai macam ketrampilan matematis seperti pemikiran,
perhitungan alogaritme, menafsirkan statistik, dan menggambarkan
informasi visual dalam bentuk grafik.
8. Menyukai operasi yang kompleks secara kalkulus, fisika, pemrograman
komputer, atau metode penelitian.
9. Menggunakan tekhnologi untuk memecahkan masalah matematis.
10.Mengungkapkan ketertarikan dalam karir-karir seperti akuntansi, teknologi
komputer, hokum, mesin, dan ilmu kimia.
11.Menciptakan model-model baru atau memahami wawasan baru dalam ilmu
pengetahuan alam atau matematika.
3. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan ini merupakan kemampuan merasakan paduan-paduan
nada, melodi, ritme lagu. Komposer, konduktor, musisi, seniman alat musik
merupakan gambaran para manusia yang dianugerahi kecerdasan musikal.
Menurut Djohan (2009:175) kecerdasan musikal merupakan pemahaman tonal
dan irama, kemampuan menciptakan ekspresi musik, keleluasaan, fleksibilitas,
dan orisinalitas yang dipengaruhi sejak kecil sampai masa dewasa. Pengertian
tersebut menunjukan bahwa kecerdasan-kecerdasan terbentuk dalam diri dari
lingkungan hidup seseorang. Menurut Chatib (2012:88) kecerdasan musikal
merupakan kemampuan seseorang dalam merasakan pola titi nada, melodi,
ritme, dan nada. Berikut ini merupakan ciri-ciri orang-orang yang memiliki
kecerdasan musikal dan memiliki kemungkinan berkembang dengan baik
(Campbell: 2006):
1. Merespon dan mendengar berbagai suara manusia, hewan, dan alam serta
mengorganisasi beberapa jenis suara ke dalam pola yang bermakna.
2. Menikmati dan mencari kesempatan untuk menikmati musik atau
24 3. Merespon musik secara kinestetik , emosional, dan intelektual.
4. Mengenali dan mendiskusikan berbagai aliran musik serta tertarik terhadap
aturan-aturan dalam aliran musik.
5. Mengoleksi dan menggali informasi apapun yang berkaitan dengan musik.
6. Mengembangkan kemampuan bernyanyi atau memainkan alat musik.
7. Menggunakan perbendaharaan dan notasi musik.
8. Mengembangkan referensi kerangka berpikir pribadi untuk mendengarkan
musik.
9. Menikmati improvisasi dan bermain dengan suara/bunyi.
10. Dapat memberikan interpretasi menurut pendapat pribadi mengenai
pendapat orang lain tentang musik tertentu.
11. Mengungkakan ketertarikan untuk berkarir di bidang musik.
12. Dapat menciptakan komposisi atau instrument musik.
4. Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain
secara efektif. Guru, artis, ataupun MC adalah orang yang memiliki kecerdasan
interpersonal yang tinggi. Menurut Chatib (2012:88) kecerdasan intrapersonal
merupakan kemampuan memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara
efektif. Campbell (2006:173) menunjukan ciri orang yang memiliki kecerdasan
interpersonal yang bagus antara lain:
1. Terikat dengan orang tua dan berinteraksi dengan orang lain.
2. Membentuk dan menjaga hubungan sosial.
3. Mengetahui dan menggunakan cara-cara beragam dalam berhubungan
dengan orang lain.
4. Merasakan perasaan, pikiran, motivasi, tingkal laku dan gaya hidup orang
lain.
5. Berpartisipasi dalam kegiatan kolaboratif dan menerima berbagai macam
peran yang perlu dilaksanakan oleh bawahan sampai atasan dalam suatu
usaha bersama.
6. Mempengaruhi pendapat dan perbuatan orang lain.
7. Memahami dan berkomunikasi secara efektif, baik, dengan cara verbal
25 8. Menyesuaikan dengan lingkungan yang berbeda (hybrid).
9. Menerima perspektif yang bermacam-macam dalam masalah sosial dan
politik.
10. Mempelajari ketrampilan yang berhubungan dengan mediator (perantara
komunikasi).
11. Membentuk proses sosial atau model yang baru.
5. Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat untuk diri sendiri
dan menggunakan menggunakan kemampuan semacam itu untuk merancang
dan mengarahkan kehidupan orang. Ahli psikologi, ahli filsafat dan ahli agama
sangat menguasai bidang ini. Menurut Chatib (2012:88) kecerdasan
intrapersonal adalah kemampuan membuat persepsi yang akurat mengenai diri
sendiri dan mengunakan kemampuan semacam itu dalam merencanakan dan
mengarahkan hidup seseorang. Campbell (2006:203) menyebutkan ciri-ciri
orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang baik antara lain:
1. Sadar akan wilayah emosinya.
2. Menemukan cara dan jalan keluar untuk mengekspresikan perasaan dan
pemikiranya.
3. Mengembangkan model diri yang akurat.
4. Termotivasi untuk mengidentifikasi dan memperjuangkan tujuanya.
5. Membangun dan hidup dengan suatu sistem nilai etik (agama).
6. Bekerja mandiri.
7. Penasaran tentang pertanyaan besar tentang mekna hidup, relevansi dan
tujuanya.
8. Mengatur secara kontinue pembelajaran dan perkembangan tujuan
personalnya.
9. Berususaha mencari dan memahami pengalaman batinya sendiri.
10. Mendapatkan wawasan dalam kompleksitas diri dan eksisitensi manusia.
11. Berusaha untuk mengaktualisasikan diri.