• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan instrumen penilaian tematik kelas IV SD berbasis multiple intelligence - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan instrumen penilaian tematik kelas IV SD berbasis multiple intelligence - USD Repository"

Copied!
293
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TEMATIK KELAS IV SD BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Disusun Oleh:

Sri Wahyudi Jatmiko Herdiyanto 101134183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014

(2)
(3)

iii

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, karya ini saya persembahkan untuk:

 Tuhan Yang Maha Esa

 Bapak Suhar dan Ibu Sugirah yang selalu sabar dan memberikan dukungan dalam bentuk material maupun spiritual

 Kakak-kakak kandung, Sri Nugroho dan Sri Murtini  Nurul Dwi Apriningsih

(5)

v

HALAMAN MOTTO  Jika mau berusaha, kita pasti bisa.

 Segala sesuatu ada waktunya.

 Perbanyaklah menggunakan telinga melebihi mulut. Perbanyaklah mendengar daripada berbicara.

(6)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini,saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Sri Wahyudi Jatmiko Herdiyanto

NIM : 101134183

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan Instrumen Penilaian Tematik Kelas IV SD Berbasis Multiple

Intelligence.

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 14 Juli 2014 Yang menyatakan

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Juli 2014 Penulis

Sri Wahyudi Jatmiko Herdiyanto

(8)

viii ABSTRAK

Herdiyanto, Sri Wahyudi Jatmiko. (2014). Pengembangan Instrumen Penilaian Tematik Kelas IV SD Berbasis Multiple Intelligence. Skripsi: Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, instrumen penilaian, multiple intelligence

Prototipe instrumen penilaian tematik kelas IV SD berbasis multiple intelligence ini merupakan suatu perangkat pembelajaran berupa alat yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa mengenai tema berbagai pekerjaan dengan sub tema jenis-jenis pekerjaan. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk: (1) menghasilkan suatu instrumen penilaian tematik kelas IV SD berbasis multiple intelligence yang digunakan oleh guru untuk memantau pencapaian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, (2) menilai kelayakan prototipe instrumen penilaian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket). Data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif.

(9)

ix ABSTRACT

Herdiyanto, Sri Wahyudi Jatmiko. (2014). Development Thematic Assessment Instrument Fourth Grade Based on Multiple Intelligence. Thesis: Yogyakarta: Elementary School’s Teacher Education Study Program of Sanata Dharma University.

Keywords: Research and development, assessment instruments, multiple intelligence

Thematic assessment instrument prototype fourth grade is based on a multiple intelligence learning device is a tool used to assess student learning outcomes in a variety of themes and sub-themes of the work these kinds of jobs. The aim of this development is to: (1) generating a thematic assessment instrument based fourth grade multiple intelligence used by teachers to monitor students' progress in following the learning process, (2) assess the feasibility of a prototype instrument ratings.

This research is the research and development (research and development). The data collection technique used was a questionnaire (questionnaire). The data obtained is qualitative data. Data analysis techniques in this study using descriptive analysis techniques.

Research result indicate that : (1) Instrument development procedure assessment conducted with steps: (a) potential and problem, (b) data collection, (c) product design, (d) product design validation, (e) design revision. (2) Proper evaluation instrument used for restricted tryout. This Hal demonstrated by : (a) Assessment from third validator in systematics aspect get average score 4,94, linguistic aspects get average score 4,58, appearance aspect get average score 4,56, average from third aspect 4,70 appertain in excellent category (b) Assessment from learning evaluation expert get average score 4,68, included in excellent category, (c) Assessment from average score linguists 4,62, include good (d) assessment from sd teacher IV class gets average score 4,56, included in excellent category.

(10)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan nikmat serta karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Kelas IV SD Berbasis Multiple Intelligence dapat terselesaikan. Penyusunan laporan Tugas Akhir Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari bahwa bahwa banyak pihak yang berperan besar memberikan sumbangan pikiran, doa, semangat maupun tenaga. Maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A selaku Kaprodi PGSD 3. Emanuela Catur Rismiati, S. Pd., M.A., Ed.D selaku Wakaprodi PGSD

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skrispsi I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran

5. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran

(11)

xi

7. Kakak-kakak tercinta, Sri Nugroho dan Sri Murtini yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan.

8. Nurul Dwi Apriningsih.

9. Keluarga besar Paradhe (PGSD 2010 kelas D).

10. Teman-teman satu perjuangan payung Risma, Risa, Deon dan Yudhi.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu, mendukung, dan mendoakan penulis dalam menyusun skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun sangatlah dibutuhkan demi perbaikan lebih lanjut. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan peneliti khususnya.

Yogyakarta, 14 Juli 2014 Penulis

Sri Wahyudi Jatmiko Herdiyanto

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSUTUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

(13)

xiii

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 5

G. Definisi Operasional ... 6

H. Manfaat Penelitian ... 6

I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembang ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. INSTRUMEN PENILAIAN ... 9

1. Pengertian Penilaian... 9

2. Tujuan Penilaian ... 10

3. Fungsi Penilaian ... 12

4. Aspek Penilaian ... 14

5. Prinsip Penilaian ... 16

6. Teknik Penilaian ... 17

B. Model Pembelajaran Terpadu Pola Tematik ... 18

1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu ... 18

2. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Pola Tematik ... 18

3. Karakteristik Pembelaaran Tematik ... 19

4. Penilaian Pembelajaran Tematik ... 20

C. Multiple Intelligence ... 21

1. Pengertian Intelligence ... 21

2. Jenis-jenis Multiple Intelligence ... 22

D. Kajian Penelitian yang Relevan ... 30

E. Kerangka Berpikir ... 33

(14)

xiv

F. Pertanyaan Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 37

B. Setting Penelitian ... 40

C. Rancangan Penelitian ... 40

D. Prosedur Pengembangan ... 40

E. Jenis Data ... 43

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengembangan ... 46

B. Uji Kelayakan Instrumen Penilaian ... 52

a. Hasil Penilaian Ketiga Validator per Indikator ... 52

b. Hasil Penilaian masing-masing Validator ... 58

C. Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Keterbatasan Peneliti ... 73

C. Saran ... 73

(15)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Literatur Map penelitian terdahulu ... 33

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir ... 35

Gambar 3. Desain Penelitian Pengembangan ... 39

Gambar 4. Desain Produk ... 49

Gambar 5. Skor Rata-rata Data Hasil Validasi Aspek Sistematika ... 54

Gambar 6. Skor Rata-rata Data Hasil Validasi Aspek Bahasa... 56

Gambar 7. Skor Rata-rata Data Hasil Validasi Aspek Tampilan ... 58

Gambar 8. Skor Rata-rata Validasi Ahli Evaluasi Pembelajaran ... 60

Gambar 9. Skor Rata-rata Validasi Ahli Evaluasi Bahasa ... 63

Gambar 10. Item Instrumen Penilaian Sebelum Direvisi... 64

Gambar 11. Item Instrumen Penilaian Sesudah Direvisi ... 64

Gambar 12. Skor Rata-rata Validasi Guru SD Kelas 4 ... 66

(16)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 44

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima ... 45

Tabel 3. Masukan dan Revisi ... 51

Tabel 4. Hasil Penilaian Ketiga Validator per Item pada Setiap Aspek ... 52

Tabel 5. Hasil Penilaian Ahli Evaluasi Pembelajaran ... 59

Tabel 6. Hasil Penilaian Ahli Bahasa ... 61

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 77

2. Surat Telah Melakukan Penelitian ... 138

3. Surat Ijin Uji Validasi ... 142

4. Lembar Validasi Instrumen Penilaian ... 143

5. Instrumen Analisis Kebutuhan ... 149

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2013 merupakan perangkat yang mencangkup mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelengara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan yang mengintegrasikan pada tiga hal, yaitu kompetensi, sikap dan keterampilan. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan para siswa yang memiliki kemampuan menghadapi tantangan masa depan sebagai pribadi dan warga negara yang produktif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Desember (2012:9-14) menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang melatih kemampuan-kemampuan siswa dan bukan merupakan daftar mata pelajaran.

(19)

2

pelaksanaan proses pembelajaran tematik yang berbasis pada kurikulum 2013 memerlukan perangkat-perangkat tematik yang sesuai serta tenaga ajar yang terlatih untuk mendorong pembelajaran yang berkualitas. Inovasi dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaransalah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran multiple intelegensi pada kurikulum 2013. Dengan menerapkan multiple intelligence berbagai kecerdasan dapat terwadahi dalam pembelajaran tematik. Menurut Gardner,kemampuan manusia yang dimasukkan dalam kemampuan intelegensi ada 9 yaitu intelegensi linguistik, intelegensi matematis-logis, intelegensi ruang, intelegensi kinestetik-badani, intelegensi musical, intelegensi interpersonal, intelegensi intrapersonal, intelegensi lingkungan/ naturalis dan intelegensi spasial.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang belum lama mulai digunakan dan bisa dikatakan kurikulum baru. Seiring dengan dikeluarkannya kurikulum 2013 namun tidak disertai dengan pelatihan-pelatihan pada para guru yang serentak mengakibatkan masih sedikitnya guru yang memiliki pengetahuan tentang kurikulum 2013 dan sedikitnya sekolah yang sudah memulai menggunakan kurikulum 2013. Observasi dilakukan pada 6 Sekolah Dasarmelalui intrumen kebutuhan kemudian data dianalisis. Dari hasil analisis yang diperoleh, diantaranya ada 3 kepala sekolah yang telah mengikuti pelatihan tentang kurikulum 2013 dan 3 kepala sekolah belum mengikuti pelatihan. Selain itu 5 sekolah, semua gurunya belum mengiikuti pelatihan kurikulum 2013 dan hanya 1 sekolah yang sudah mengikutkan gurunya untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 yaitu guru kelas 1 dan 4. Dari enam responden yang diberikan

(20)

angket baik kepala sekolah maupun guru juga belum memahami model pembelajaran berbasis multiple intelligencebahkan ke enam sekolah tersebut belum memiliki perangkat pembelajaran kurikulum 2013 yang berupa silabus, RPP, bahan ajar, media yang mengakomodasi pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence. Dari enam responden yang diberikan angket ada 1 sekolah yang sudah memiliki lembar kerja siswa tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence dan 5 diantaranya belum memiliki. Terkait media berbasis ICT semua responden belum memilikinya. Selain itu juga keenam responden belum meliliki perangkat penilaian tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence. Data tersebut menunjukkan umumnya Sekolah Dasar tidak memiliki perangkat pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence, khususnya instrumen penilaian.

(21)

4

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang ada disimpulkan bahwa masalah yang teridentifikasi adalah

1. Kepala sekolah maupun guru-guru belum mengikuti pelatihan kurikulum 2013.

2. Kepala sekolah maupun guru belum paham model pembelajaran berbasis multiple intelligence.

3. Belum ada perangkat pembelajaran instrumen penilaian tematik berbasis multiple intelligence yang sesuai dengan kurikulum 2013.

C. Batasan Masalah

Perangkat pembelajaran dalam konteksnya sangat banyak maka, diberikan pembatasan masalah agar penelitian terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Oleh karena itu peneliti batasi penelitian pada hal-hal berikut :

1. Produk yang dikembangkan adalah prototipe instrumen penilaian tematik untuk siswa kelas 4 SD berbasis multiple intelligence.

2. Prototipe instrumen penilaian dibatasi pada tema berbagai pekerjaan dan subtema jenis-jenis pekerjaan.

(22)

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang ada maka rumusan masalah yang ada adalah :

1. Bagaimana mengembangkan prototipe instrumen penilaian tematik kelas IV SD berbasis multiple intelligence dengan tema berbagai pekerjaan, sub tema jenis-jenis pekerjaan?

2. Bagaimana kualitas prototipe instrumen penilaian tematik kelas IV SD berbasis multiple intelligence dengan tema berbagai pekerjaan, sub tema jenis-jenis pekerjaan?

E.Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui cara mengembangkan prototipe instrumen penilaian tematik kelas IV SD berbasis multiple intelengence dengan tema berbagai pekerjaan, sub tema jenis-jenis pekerjaan.

2. Mengatahui kualitas prototipe instrumen penilaian tematik kelas IV SD berbasis multiple intelligence dengan tema berbagai pekerjaan, sub tema jenis-jenis pekerjaan.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang akan dikembangkan memiliki spesifikasi antara lain :

1. Produk yang dikembangkan berupa prototipe instrumen penilaian tematik berbasis multiple intelligence.

(23)

6

3. Instrumen penilaian digunakan untuk pembelajaran pada kelas IV Kurikulum 2013 sub tema jenis-jenis pekerjaan.

4. Instrmen penilaian berupa instrumen tes dan nontes. Instrumen tes dan nontes dikembangkan berdasarkan multiple intelligence.

G. Definisi Operasional

1. Instrumen penilaian adalah suatu alat yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa guna memantau perkembangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran yang menggunakan pnedekatan terpadu dimana beberapa konsep mata pelajaran dikaitkan dalam satu tema sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa 3. Multiple Intelligence adalah kecerdasan ganda, meliputi kecerdasan linguistik,

matematis-logis ruang, kinestetik badani, musical, interpersonal, intrapersonal, lingkungan/naturalis dan eksistensial.

H.Manfaat Penelitian

Pengembangan Instrumen Penilaian berbasis Multiple Intelligence yang dilakukan peneliti memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian dan pengembangan atau research and Development untuk menghasilkan Instrumen Penilaian Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Berbasis Multiple Intelligence Sub Tema Jenis-jenis Pekerjaan.

(24)

2. Bagi Siswa

Dengan penelitian ini siswa dapat memperoleh penilaian pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis multiple intelligence sub tema jenis-jenis pekerjaan.

3. Bagi Guru

Dapat memperoleh inspirasi dalam melakukan penelitian dan pengembangan atau research and Development untuk menghasilkan Instrumen Penilaian Pembelajaran TematikKelas IV SD Berbasis Multiple Intelligence Sub Tema Jenis-jenis Pekerjaan.

4. Bagi Sekolah

Dapat menambah referensi bagi perpustakaan sekolah khususnya terkait denganInstrumen Penilaian Pembelajaran TematikKelas IV SD Berbasis Multiple Intelligence Sub Tema Jenis-jenis Pekerjaan.

I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan. 1. Asumsi Pengembangan

(25)

8

2. Keterbatasan Pengembangan

a. Produk instrumen penilaian yang dikembangkan ini hanya sebatas pada prototipe. Prototipe yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produk dari hasil pengembangan yang belum diujikan kepada subjek.

b. Prototipe instrumen penilaian tematik berbasis multiple intelligence terbatas pada kelas 4 SD, tema berbagai pekerjaan dan sub tema jenis-jenis pekerjaan.

c. Penelitian ini dilakukan hanya sampai tahap kelima, yaitu revisi desain.

(26)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Instrumen Penilaian 1. Pengertian Penilaian

Zaenal Arifin (2009:9) penilaian merupakan suatu kegiatan atau proses yang dalakukan secara sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan tujuan untuk memberikan keputusan-keputusan berdasarkan kriteria-kriteria dan pertimbangan tertentu. Menurut Sarwiji Suwandi (2010:9) penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan.

(27)

10

2. Tujuan Penilaian

Menurut Kunandar (2014:70) tujuan penilaian peserta didik adalah a. Melacak kemampuan peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, perkembangan hasil belajar peserta didik dapat diidentifikasi menurun atau meningkat.

b. Mengecek ketercapaian kompetensi peserta didik,artinya dengan penialaian, dapat diketahui apakah peserta didik telah menguasai suatu kompetensi yang dituju ataukah belum.

c. Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik. d. Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik, artinya

penilaian dapat dijadikan bahan acuan untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik yang masih di bawah standar (KKM).

Menurut Sudjana (2012:4) tujuan penilaian antara lain :

a. Mendeskripsikan kemampuan belajar yang dicapai para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kelemahan dalam berbagai bidang studi yang ditempuh. Dengan demikian dapat diketahui posisi kemampuan kecakapan siswa dibandingkan siswa lain.

b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran, mencakup seberapa jauh keefektifan dalam mengubah tingkah laku siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.

c. Untuk menentukan tindak lanjut dari hasil penilaian, meliputi perbaiakan serta penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan

(28)

pengajaran serta strategi pelaksanaannya, misalnya kekurang tepatan dalam memilih dan menggunakan metode mengajar dan media pengajaran yang digunakan..

d. Pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu pemerintah, masyarakat dan orang tua siswa. Sekolah memberikan laporan kepada pihak berkepentingan, misalnya Kanwil Depdikbud berupa laporan berbagai kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan dan pengajaran serta kendala yang dihadapi yang dihadapi. Sedangakan pertanggung jawaban kepada masyarakat dan orang tua para siswa disampaikan dalam bentuk laporan kemajuan siswa (raport) pada setiap akhir semester.

Berdasarkan tujuan penilaian dari kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian adalah

a. Mengetahui perkembangan belajar peserta didik. Dengan penilaian dapat diketahui perkembangan belajar peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran.

(29)

12

c. Mengetahui kelemahan dan kelebihan peserta didik dalam berbagai bidang studi yang telah ditempuh. Melalui penilaian, dapat diketahui posisi kecakapan suatu bidang studi oleh seorang peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lainnya.

d. Mengetahui keberhasilan dan kekurangan dari proses pendidikan sekaligus sebagai acuan perbaikan hasil belajar maupun program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. Perolehan nilai yang didapat oleh seluruh peserta didik menggambarkan keberhasilan dan kekurangan dari proses pendidikan.

e. Pertanggung jawaban pihak sekolah kepada pemerintah dan masyarakat.

3. Fungsi Penilaian

Menurut Soewardi (1987:6) fungsi penilaian adalah untuk mengetahui penguasaan bahan dalam rangka membimbing pertumbuhan dan perkembangan murid secara individual, dan untuk memantau kelemahan dan kelebihannya, serta untuk menentukan bidang-bidang yang harus diperbaiki.

Menurut Kunandar (2014:68-69)fungsi penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan guru adalah :

a. Menggambarkan seberapa dalam seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi tertentu.

b. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah

(30)

berikutnya, baik pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

c. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik serta sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah peserta didik perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan dalam proses pembelajaran adalah dilihat dari hasil belajar peserta didik.

e. Kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan peserta didik. Dengan melakukan penilaian hasil pembelajaran, maka guru dan sekolah dapat mengontrol tingkat kemajuan hasil belajar peserta didik, yakni berapa persen yang tingkat tinggi, berapa persen yang tingkat sedang dan berapa persen yang tingkat rendah. Dari peta tingkat kemajuan hasil peserta didik, maka guru dan sekolah dapat menyususn program untuk meningkatkan kemajuan hasil belajar peserta didik.

Menurut Sudjana (2012:3-4) fungsi penilaian anatara lain :

(31)

14

b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar yang meliputi dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dll.

c. Sebagai dasar dalam menyusun laporankemajuan belajar siswa yang ditujukan kepada orang tua siswa.

4. Aspek Penilaian

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013.Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

a. Sikap

Meliputi perilaku yang mencerminkan sikap beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam di lingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain

b. Pengetahuan

Meliputi pengetahuan factual dan konseptual berdasrakan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain.

(32)

c. Keterampilan

Meliputi kemampuan piker dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

Bloom dalam Sudjana (2012:22) menjelaskan bahwa secara garis besar tujuan pendidikan, baik kurikuler maupun tujuan instruksional dibagi menjadi tiga ranah, antara lain :

a. Ranah Kognitif

Supratiknya (2012:9) menerangkan bahwa Taksonomi Bloom ranah kognitif hasil revisi Anderson dan Krathwohl mencangkup enam dimensi proses kognitif yakni mengingat, memahami, mengaplikasikan, mengurutkan mengevaluasi dan menciptakan. Dimensi proses kognitif merupakan proses berpikir yang harus digunakan untuk mempelajari masing-masing jenis pengetahuan. b. Ranah Afektif.

Berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

c. Ranah Psikomotoris

(33)

16

keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketermpilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ranah tersebut, ranah kognitif paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

5. Prinsip Penilaian

Penilaian berperan penting dalam menentukan kualitas pendidikan, sehingga dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya memperhatikan beberapa prinsip. Menurut Sudjana (2012:8) prinsip penilaian antara lain:

a. Penilaian dirancang sedemikian rupa agar jelas abilitas yang harus dinilai, baik materi penilaian, alat penilaian dan interpretasi hasil penilaian yang berpatokan pada kurikulum.

b. Penilaian menjadi bagian integral dari proses belajar-mengajar, penilaian, selalu menjadi salah satu bagian dari proses belajar mengajar.

c. Untuk mendapatkan hasil penilaian yang yang objektif harus harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif sehingga segi yang dinilai tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.

(34)

d. Penilaian hendaknya diikuti dengan tindak lanjut, dijadikan bahan untuk menyempurnakan program pengajaran dan memeprbaiki kelemahan-kelemahan pengajaran.

6. Teknik Penilaian

Menurut Djemari Mardapi (2008:129) untuk mendapatkan hasil penilaian yang tepat, dibutuhkan pensekoran yang akurat. Tanpa pensekoran yang tepat maka kesalahan penilaian akan terjadi. Penentuan skor hasil pengukuran berbeda-beda sesuai dengan jenis alat ukur yang digunakan.

Menurut Sudjana (2012:5) dari segi alat, penilaian hasil belajar dibedakan menjadi tes dan nontes. Soal tes disusun dalam bentuk objektif dan juga dalam bentuk esai atau uraian. Sedangkan nontes berupa observasi, kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, studi kasus, dll.

(35)

18

pengukuran hasil belajar peserta didik dapat memberikan informasi yang benar tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.

B. Model Pembelajaran Terpadu Pola Tematik 1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu

Menurut Joni dalam Trianto (2011:6) pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan otentik baik secara kelompok maupun individu. Sedangkan menurut Hadisubroto dalam Trianto (2011:6) pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan pokok bahasan atau tema tertentu yang berkaitan dengan pokok-pokok bahasan lain,yang dilakukan secara spontan maupun direncanakan baik dalam satu bidang studi atau lebih dengan beragam pengalaman belajar yang menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

Berdasarkan pengertian pembelajaran terpadu dari dua ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa Pembelajaran Terpadu adalah suatu system pembelajaran yang diawali dengan tema yang berkaitan dengan pokok-pokok bahasan dengan beragam pengalaman belajar yang memungkinkan siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna.

(36)

2. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Pola Tematik

Berdasarkan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006:4) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa konsep mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakana kepada siswa. Sedangkan menurut Trianto (2011:45) pembelajaran pola tematik adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik.

Berdasarkan dua penegetian pembelajaran teamatik di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan pnedekatan terpadu dimana beberapa konsep mata pelajaran dikaitkan dalam satu tema sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Berdasarkan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006:6) sebagai model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

a. Berpusat pada siswa

(37)

20

b. Memberikan pengalaman langsung

Aktivitas belajar dalam pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan menghadapkan sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas

Batasan antara matapelajaran dalam pembelajaran tematik tidak begitu jelas, Pembelajaran difokuskan pada pembahasan tema yang dekat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran yang dikaitkan dengan suatu pokok bahasan atau tema, sehingga siswa dapat memahami suatu konsep secara penuh.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes, guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan matapelajran lain dan dapat dikaitkan dengan berbagai tema.

f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa dapat berperan serta menentukan pokok bahasan atau tema pembelajaran sesuai minat, sehingga siswa berkesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

(38)

4. Penilaian Pembelajaran Tematik

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006:14-15) menerangkan bahwa penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata pelajaran.

Teknik penilaian dalam pembelajaran tematik menurut Tim Pengembangan Buku Panduan Tematik Depdiknas dalam Kunandar (2013:264) adalah sebagai berikut :

a. Tes , meliputi tes tertulis, lisan, dan praktik atatu unjuk kerja. b. Teknik observasi atau pengamatan yang dilakukan selama

pembelajaran berlangsung atau di luar pembelajaran.

(39)

22

C. Multiple Intelligence

a. Pengertian Intelligence

Intelligence atau kecerdasan menurut Gardner dalam Suparno (2004:17) intelligence atau kecerdasan adalah “kemampuan untuk memecahkan masalah persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata”. Maksud dari kecerdasan yang dimaksud disini adalah kemampuan berfikir yang setiap orang miliki dalam memecahkan persoalan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan dalam keadaan yang berbeda-beda. Menurut Gardner dalam Suparno (2004:18) seseorang sungguh berintelegensi tinggi bila dia dapat menyelesaikan persoalan kehidupan nyata, bukan hanya dalam teori atau tes di atas meja. Intelegensi seseorang bukan hanya dapat diukur dengan tes tertulis, melainkan lebih cocok dengan cara melihat bagaimana orang itu memecahkan persoalan dalam kehidupan nyata. Intelegensi banyak jumlahnya dan dapat dikembangkan lewat pendidikan.

Westen dalam Satiadarma (2003:2) mengemukakan bahwa inteligensi berbentuk multifaset artinya intelegensi diekspresikan dalam berbagai bentuk. Pada umumnya intelegensi di ukur di sekolah serta lembaga pendidikan tertinggi dan pengukuran yang dilakukan cenderung bersifat pengukuran skolastik. Skolastik adalah kemampuan yang diajarkan di sekolah.

(40)

b.Jenis-jenis Multiple Intelligence

Gardner dalam Uno (2009:41-42) menerangkan bahwa multiple intelligence adalah kemampuan menyelesaian masalah atau menghasilkan produk yang dibuat dalam satu atau beberaa budaya. Secara lebih terperinci Gardner menguraikan sebagai berikut:

a. Kemampuan menyelesaikan dan menemukan solusi masalah dalam kehidupan nyata.

b. Kemampuan menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.

c. Kemampuan menciptakan sesuatu yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.

Pada awalnya Gardner mengumpulkan banyak kemampuan atau kecardasan manusia yang kiranya dapat dimasukkan dalam pengertiannya tentang intelegensi. Setelah semua dianalisis secara teliti kecerdasasan digolongkan menjadi sembilan. Kesembilan kecerdasan tersebut adalah : a. Kecerdasan Lingustik

(41)

24

mudah untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, mudah belajar beberapa bahasa. Orang dengan kemampuan linguistik akan mudah untuk menjelaskan, menceritakan, mengutarakan pemikirannya dan juga biasanya orang tersebut lancar dalam berdebat. b. Kecerdasan matematis-logis

Gardner dalam Suparno (2004:29) mengungkapkan bahwa kemampuan matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti yang dimiliki oleh seorang matematikus, saintis, programmer, dan logikus.Orang dengan kecerdasan matematis-logis mempunyai kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan.Orang ini memiliki jalan pikir bernalar dan dengan mudah mengembangkan pola piker sebab akibat. Bila menghadapi persoalan, ia akan lebih dahulu menganalisisnya secara sistematis, baru kemudian mengambil langkah untuk memecahkannya. Anak dengan intelegensi matematis-logis menonjol biasanya mempunyai nilai matematika yang baik.

c. Kecerdasan ruang

Menurut Gardner dalam Suparno (2004:31) intelegensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-ruang-visual secara tepat, seperti dipunyai para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator. Termasuk di alamnya adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal/benda dalam

(42)

pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Orang dengan kecerdasan ini peka terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk dan ruang. Anak dengan kecerdasan ruang yang baik akan dengan mudah belajar ilmu ukur ruang. Siswa berintelegensi ruang-visual tinggi biasanya suka menggambar di sekolah, menyukai warna-warna dan membangun balok-balok menjadi bangunan yang indah dan bermakna.

d. Kecerdasan kinestetik-badani

Gardner dalam Suparno (2004:34) mengungkapkan bahwa intelegensi kinestetik-badani adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Inteligensi ini memuat keterampilan koordinasi dan fleksibiltas tubuh. Orang dengan keceerdasan kinestetik-badani akan dengan mudah mengungkapkan pikiran dan apa yang dirasakan melalui ekspresi mereka. Siswa yang memiliki kecerdasan kinestetik-badani biasanya suka menari, olahraga dan suka bergerak .

e. Kecerdasan musikal

(43)

26

untuk mencipta lagu; kemampuan untuk menikmati lagu, musik, dan nyanyian. Orang yang menonjol intelegensi musikalnya sangat peka terhadap suara dan musik. Anak dengan intelegensi musical tinggi akan mudah menirukan, bahkan mungkin menyanyikan suatu lagu dari televisi walaupun ia tidak mengerti bahasanya.

f. Kecerdasan interpersonal

Menurut Gardner dalam Suparno (2004:39) inteligensi interpersonal adalah hemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intense, motivasi, watak, tempramen orang lain. Orang dengan inteligensi interpersonal akan peka terhadap ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain dan mudah bekerjasama dengan orang lain. Anak yang memiliki intelegensi ini biasanya sangat mudah diajak bekerjasama dengan orang lain, mudah berkomunkasi dengan orang lain dan mudah bergaul dan berteman. Meskipun sebagai orang baru dalam suatu tempat, ia dapat dengan cepat masuk ke dalam kelompok.

g. Kecerdasan intrapersonal

Gardner dalam Suparno (2004:41) menjelaskan bahwa inteligensi intrapersoanal adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengenalan diri itu. Orang ini memiliki kesadaran tinggi akan gagasan-gagasannya, dan mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan pribadi serta memiliki kemampuan berefleksi dan

(44)

keseimbangan diri. Siswa dengan kemampuan ini sadar akan tujuan hidupnya dan dapat mengatur perasaan dan emosinya sehingga kelihatan sangat tenang. Anak yang memiliki kecerdasan ini sering terlihat pendiam, lebih suka merenung di kelas danbila tiba waktu istirahat ia lebih suka sendirian untuk berefleksi atau berfikir.

h. Kecerdasan lingkungan/ naturalis

Dalam Suparno (2004:42) Gardner menjelaskan inteligensi lingkungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam. Orang dengan inteligensi ini biasanya mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat klasifikasi dan identifikasi hewan maupun binatang, serta mencintai lingkungan dan tidak suka merusak lingkungan hidup.

i. Kecerdasan eksistensial

(45)

28

dalam kecerdasan ini akan mempersoalkan keberadaannya. Intelegensi ini sangat berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi manusia.

Gardner dalam Suparno (2004) menggolongkan kecerdasan ke dalam Sembilan kecerdasan, sedangkan Gardner dalam Campbell (2006:2-3) mendiskripsikan kecerdasan manusia ke tujuh kecerdasan, yaitu :

a. Linguistic intelligence (kecerdasan linguistic)

Merupakan kemampuan untuk berpikir daalam bentuk kata-katandan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks.Para pengarang, penyair, jurnalis, pembicara, dan penyiar berita memiliki tingkat kecerdasan linguistik yang tinggi.

b. Logical-Mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika) Merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan proporsi dan hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi matemais.Para ilmuwan, ahli matematika, akuntan, insinyur dan pemrogram computer, semuanya menunjukkan kecerdasan logika – matematika yang kuat.

c. Spatial Intelligence (kecerdasan spasial)

Merupakan kapasitas untuk berpikir dalm tiga cara dimensi seperti yang dapat dilakukan oleh pelaut, pilot, pemahat, pelukis dan arsitek. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan eksternal, melukiskan kembali, merubah atau memodifikasi

(46)

bayangan, mengemudikan diri sendiri atau ruangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasigrafik.

d. Bodily-kinesthetic intelligence(kecerdasan kinestetik-tubuh)

Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk menggerakkan objek dan ketermpilan-keterampilan fisik yang halus.Jelas terlihat pada diri atlet, penari, ahli bedah, dan seniman yang mempunyai keterampilan teknik. e. Musical Intelligence (kecerdasan musik)

Kecerdasan ini jelas terlihat pada seseorang yang memiliki sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme, dan nada. Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini anatara lain : komposer, musisi dan pembuat alat musikpun pendengar yang sensitive.

f. Interpersonal Intelligence (kecerdasan interpersonal)

Merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Hal ini terlihat pada guru, pekerja social artis atau politisi yang sukses.

g. IntrapersonalInteligence (kecerdasan intrapersonal)

Merupakan kemampuan membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Bebrapa individu yang memiliki kecerdasan ini adalah ahli ilmu agama, ahli psikologi dan ahli filsafat.

(47)

30

memilih multiple intelligence yang terangkan oleh Gardner dalam Suparno(2004), yaitu multiple intelligence yang digolongkan menjadi sembilan, meliputi kecerdasan linguistik, matematis-logis, ruang, kinestetik badani, musikal, interpersonal, intrapersonal, lingkungan/naturalis dan eksistensial.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Retnowati (2009) meneliti tentang pengembangan instrumen penilaian karya seni lukis anak di sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan instrument penilaian yang sahih dan andal untuk mengukur hasil karya seni lukis anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas satu, dua dan tiga di SD Muhamadiyah Sapen Yogyakarta, MIN Tempel dan SDN Langensari Yogyakarta. Spesifikasi instrumen penilaian hasil belajar karya seni lukis anak di SD berbentuk lembar pengamatan yang didalamnya terdiri atas indicator, deskrpsi dan rubrik.

Muttaqin (2009) meneliti tentang analisis multiple intelligences dalam pendidikan islam. Tujuan penelitian ini adalahmengetahui kecerdasan paling domain pada setiap anak. Subyek penelitian ini adalah siswa SD Islam Sabilillah Sidoarjo.Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan, wawancara mendalam, dan dokumentasi.Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi dengan dua modus yaitu dengan

(48)

menggunakan sumber ganda dan metode ganda. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Proses pembelajaran di SD Islam Sabilillah Sidoarjo menggunakan variasi metode yang tepat sesuai dengan tujuan, materi dan kondisi siswa berdasarkan kecerdasan masing-masing. (2) Hasil yang dicapai dari pelaksanaan MI dalam PAI yaitu MI mampu menjembatani proses pengajaran yang membosankan menjadi suatu hal yang menyenangkan dan siswa tidak hanya dijejali dengan teori semata, melainkan pemahaman berdasarkan kecerdasan yang mereka miliki, selain itu semakin bertambahnya pengetahuan agama siswa terutama dalam PAI baik ranah kognitif, afktif maupun psikomotorik berdasarkan kecerdasarkan kecerdasan yang ada pada siswa.

(49)

32

Pengalaman, dan Kegemaran. Berdasarkan hasil validasi ahli dan praktisi pembelajaran, kesepuluh model pembelajaran tematik yang dikembangkan tergolong valid dan dapat digunakan tanpa revisi.

Dari ketiga penelitian diatas terdapat kesamaan antara variabel-variabel yang ada, diantaranya adalah instrumen penilaian, multiple intelligence dan pembelajaran tematik. Selain memiliki kessamaan penelitian yang sudah disebut diatas, penelitian-penelitian terdahulu yang telah disebutkan memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Penelitian ini mengembangkan instrumen penilaian tematik berbasis multiple intelligence sedangkan ketiga penelitian yang terdahulu mengembangkan instrumen penilaian karya seni lukis, analisis multiple intelligence dan pengembangan model pembelajaran tematik. Mengacu pada penelitian di atas sebagai pedoman dalam membuat penelitian maka peneliti akan mengembangkan penelitian dengan judul

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TEMATIK KELAS IV

SD BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE”.

(50)

Gambar 1.Literatur Map penelitian terdahulu

E. Kerangka Berpikir

Kurikulum KTSP berganti menjadi Kurikulum 2013 yang dikemas dalam pembelajaran tematik. Pergantian Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 mengakibatkan minimnya pengetahuan guru tentang kurikulum 2013. Hal tersebut berdampak pada terbatasnya fasilitas perangkat pembelajaran yang tersedia. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada 6 Sekolah Dasar melalui intrumen survei kebutuhan mendapatkan hasil analisis yang diperoleh, diantaranya ada 3 kepala sekolah yang telah mengikuti pelatihan tentang

Instrumen Penilaian

Pengembangan Instrumen Penilaian Tematik berbasis Multiple Intelligence

Tematik dan Multiple Intelligence

Retnowati (2009) Pemngembangan

(51)

34

kurikulum 2013 dan 3 kepala sekolah belum mengikuti pelatihan. Selain itu 5 sekolah, semua gurunya belum mengiikuti pelatihan kurikulum 2013 dan hanya 1 sekolah yang sudah mengikutkan gurunya untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 yaitu guru kelas 1 dan 4. Dari enam responden yang diberikan angket baik kepala sekolah maupun guru juga belum memahami model pembelajaran berbasis multiple intelligencebahkan ke enam sekolah tersebut belum memiliki perangkat pembelajaran kurikulum 2013 yang berupa silabus, RPP, bahan ajar, media yang mengakomodasi pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence. Dari enam responden yang diberikan angket ada 1 sekolah yang sudah memiliki lembar kerja siswa tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence dan 5 diantaranya belum memiliki. Terkait media berbasis ICT semua responden belum memilikinya. Selain itu juga keenam responden belum meliliki perangkat penilaian tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence. Data tersebut menunjukkan umumnya Sekolah Dasar tidak memiliki perangkat pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence, khususnya instrumen penilaian.

Solusi yang diberikan oleh peneliti adalah mengembangkan salah satu fasilitas pembelajaran berupa instrumen penilaian yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang dikembangkan berdasarkan teori Multiple Intelligence dari Gardner yang dapat mewadahi berbagai kecerdasan individu.

(52)

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Kurikulum

2013

Sebagian besar guru belum

paham

Fasilitas pembelajaran

terbatas

Pembelajaran Tematik

Multiple Intelegensi

Instrumen Penilaian

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIANPEMBELAJARANTEMATIK KELAS IV SD KURIKULUM 2013 BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE

eksistensial naturalis intrapersonal interpersonal

musik kinestetik

(53)

36

F. Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimanakah langkah-langkah mengembangkan intrumen penilaian berbasis multiple inteligensi?

b. Bagaimanakah kualitas intrumen penilaian berbasis multiple inteligensi?

(54)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Model Pengembangan

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah research and development oleh Borg and Gall yang tercantum dalam Sugiyono (2011:298). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian tematik berdasar Kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence. Berikut tahap-tahap penelitian pengembangan Borg and Gall dalam Sugiyono (2011:298) anatara lain :

1. Potensi dan Masalah

Penelitian berangkat dari adanya potensi dan masalah. Potensi dan masalahakan dikembangkan sebagai objek penelitian.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh potensi dan masalah dari hasil observasi maupun wawancara. Hasil observasi maupun wawancara tersebut digunakan sebagai dasar untuk merancang produk yang akan dikembangkan.

3. Desain Produk

Desain produk merupakan data yang berwujud gambar atau bagan, selain itu juga menyertakan cara kerja dari produk yang dihasilkan. 4. Validasi Desain

(55)

38

oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang.

5. Revisi Desain.

Revisi desain merupakan kegiatan setelah validasi desain. Data yang dipeeroleh melalui validasi digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan kembali produk yang dihasilkan. 6. Uji Coba produk.

Uji coba produk yang dimaksud disini adalah membandingkan efektivitas dan efisiensi system kerja lam dengan yang baru.

7. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah uji coba produk selesai. Hasil dari uji coba akan mewakili apakah produk yang dikembangkan dapat dikembangkan lagi atau harus diperbaiki sebelum digunakan oleh subjek yang menjadi sasaran.

8. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakaian dimaksudkan untuk melakukan pengujian terhadap produk yang sudah direvisi pada kondisi nyata untuk lingkup yang lebih luas dari uji coba produk yang sebelumnya. Dalam tahap ini tetap harus dinilai hambatan atau kekurangan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi pada tahap ini dilakukan apabila dalam uji coba pemakaian produk terdapat kekurangan dan kelemahan.

(56)

10.Produksi Masal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang dihasilkan telah diujicoba dan sudah dinyatakan lebih efektif dan efisien dari produk sebelumnya.

Dalam penelitian ini hanya sampai pada langkah revisi desain. Hal tersebut dikarenakan oleh keterbatasan waktu dan tenaga kerja.

Gambar 3. Desain Penelitian Pengembangan Revisi desain

Research & Development

Potensi dan masalah

Pengumpulan data

Desain produk

Validasi desain

Ujicoba produk

Revisi produk

Ujicoba pemakaian

Revisi produk

(57)

40

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Research and Development (R& D) dengan menggunakan desain Sugiyono. Penelitian ini tidak sampai pada tahap produksi masal namun sampai revisi desain

B. Setting Penelitian

Penyebaran angket analisis kebutuhan dilakukan pada enam sekolah dasar, yaitu: SD N Kledokan, SD N Baran I, SD N Kerdonmiri I, SD N Gelaran 2, SD N I Socokangsi dan SD K Sengkan yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai Juni 2014.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini mengembangkan instrumen penilaian tematik berbasis multiple intelligence. Perancangan awal dalam instrument penilaian ini meliputi :

1. Menganalisis kurikulum 2013, menentukan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD) dan indikator.

2. Tahap selanjutnya instrumen penilaian dikembangkan berdasarkan indikator yang ada dan berdasarkan teori multiple intelligence.

D.Prosedur Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan atau research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektivan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap), sehingga metode yang digunakan adalah metode

(58)

penelitian dan pengembangan (Sugiyono, 2011 :298). Adapun alur penelitian penembangan meliputi langkah-langkah :

1. Potensi dan masalah

Kurikulum satuan pendidikan berganti menjadi kurikulum 2013 menyebabkan terbatasnya perangkat pembelajaran, khususnya insrumen penilaian. Berangkat dari hal tersebut peneliti mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan kurikulum 2013. Selain itu, setiap individu dilahirkan dengan kecerdasan yang berbeda-beda dan untuk mewadahi kecerdasan tersebut maka instrument penilaian dikembangkan berdasarkan teori Gardner, Multiple Intelligence.

2. Pengumpulan data

(59)

42

silabus, RPP, bahan ajar, media yang mengakomodasi pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence. Dari enam responden yang diberikan angket ada 1 sekolah yang sudah memiliki lembar kerja siswa tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence dan 5 diantaranya belum memiliki. Terkait media berbasis ICT semua responden belum memilikinya.Selain itu juga keenam responden belum meliliki perangkat penilaian tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence

3. Desain produk

Desain istrumen penilaian dilakukan setelah didapatkan permasalahan dan solusi. Dalam mendesain instumen penilaian dilakukan beberapa tahapan, yaitu menganalisis kurikulum 2013, menentukan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD) dan indikator.Tahap selanjutnya instrumen penilaian dikembangkan berdasarkan indikator yang ada dan berdasarkan teori multiple intelligence.

4. Validasi desain

Validasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen penilaian yang dibuat. Validasi dilakukan oleh tiga validator yaitu dosen evaluasi pembelajaran, dosen bahasa Idonesia dan sguru sekolah dasar kelas 4. Dengan melakukan validasi diharapkan dapat diketahui kelemahan dan kelebihan sebagai dasar melakukan revisi instrumen penilaian Aspek yang divalidasi meliputi aspek sistematika, tampilan dan bahasa.

(60)

5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah instrumen penilaian tematik berbasis multiple intelligence divalidasi. Dari hasil validasi tersebut terdapat kritik dan saran yang digunakan sebagai dasar untuk merevisi instrument penilaian. E. Jenis Data

Data dalam peneilitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil penilaian produk instrumen penilaian melalui intrumen validasi yang dihitung dalam bentuk angka. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari instrumen survei kebutuhan yang disebarkan keenam sekolah dasar, wawancara dan saran maupun komentar yang diberikan oleh validator terhadap produk.

F. Instrumen Pengumpul Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian penelitian dan kualitas pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 137). Pengumpulan data dapat dilakukan dalam dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

(61)

44

data kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti tahu secara pasti variabel yang akan diukur dan harapan dari responden.

Instrumen angket yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan untuk menilai kelayakan instrumen penilaian pembelajaran tematik berdasarkan Kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence. Berikut kisi-kisi dari instrumen yang digunakan :

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No. Kriteria Indikator

1. Aspek isi - Instrumen disajikan secara sistematis - Intrumen penilaian tepat untuk

mengukur ketercapaian kompetensi dasar yang dimaksud

- Instrumen penilaian sesuai dengan kegiatan pembelajaran

- Kegiatan mempunyai tujuan yang jelas - Setiap instrument dilengkapi dengan

bagian-bagian pendukung seperti kunci/contoh jawaban.dan rubrik penilaian.

- Ragam instrumen penilaian yang disajikan berkaitan serta menunjukkan karakteristik pembelajaran berbasis multiple intelligence

2. Aspek bahasa - Penggunaan bahasa sesuai EYD - Bahasa yang digunakan mudah

dipahami.

- Intruksi penilaian yang digunakan jelas - Kalimat yang digunakan jelas, tidak

menafsirkan makna ganda.

3. Aspek tampilan - Keajekan ukuran huruf yang digunakan - Keajekan bentuk atau jenis huruf - Kemenarikan gambar pada cover - Kemenararikan tampilan halaman yang

disajikan

- Ketepatan pemilihan ukuran dan jenis huruf

(62)

- Ketepatan penempatan kolom atau tabel

G.Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini berupa data kuanitatif dan kualitatif. 1. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh ahli.Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

2. Data Kuantitatif

Data berupa skor dari instrumen validasi yang telah diisi oleh ahli. Skala penilaian terhadap instrumen penilaian yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), tidak baik (1). Menurut Sukardjo (2008: 101), skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik 2,60 < X≤ 3,40 Cukup Baik 1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik

(63)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Pengembangan

Pengembangan prototipe Instrumen Penilaian Tematik Kurikulum 2013 Berbasis Multiple Intelligence dikembangkan dengan beberapa tahapan. Sesuai dengan model pengembangan Borg and Gall yang tercantum dalam Sugiyono (2011:298), melalui 5 tahapan yaitu :

1. Potensi dan Masalah

Kurikulum satuan pendidikan berganti menjadi kurikulum 2013 menyebabkan terbatasnya perangkat pembelajaran, khususnya insrumen penilaian. Berangkat dari hal tersebut peneliti mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan kurikulum 2013. Selain itu, setiap individu dilahirkan dengan kecerdasan yang berbeda-beda dan untuk mewadahi kecerdasan tersebut dibutuhkan perangkat pembelajaran yang dapat mewadahi berbagai kecerdasan tersebut, salah satunya dengan perangkat pembelajaran berbasis multiple intelligence. Berawal dari hal tersebutlah penulis tertarik melakukan penelitian pengembangan instrumen penilaian tematik berbasis Multiple Intelligence.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket ke enam sekolah dasar. Dari angket yang disebarkan, kemudian dianalisis dan diberikan solusi atas permasalahan yang ada. Analasis angket dilakukan

(64)

dengan menghitung hasil dari keenam responden. Hasil analisis yang diperoleh, diantaranya ada 3 kepala sekolah yang telah mengikuti pelatihan tentang kurikulum 2013 dan 3 kepala sekolah belum mengikuti pelatihan. Selain itu 5 sekolah, semua gurunya belum mengiikuti pelatihan kurikulum 2013 dan hanya 1 sekolah yang sudah mengikutkan gurunya untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 yaitu guru kelas 1 dan 4. Dari enam responden yang diberikan angket baik kepala sekolah maupun guru juga belum memahami model pembelajaran berbasis multiple intelligence bahkan ke enam sekolah tersebut belum memiliki perangkat pembelajaran kurikulum 2013 yang berupa silabus, RPP, bahan ajar, media yang mengakomodasi pembelajaran tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence. Dari enam responden yang diberikan angket ada 1 sekolah yang sudah memiliki lembar kerja siswa tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence dan 5 diantaranya belum memiliki. Terkait media berbasis ICT semua responden belum memilikinya.Selain itu juga keenam responden belum meliliki perangkat penilaian tematik berdasarkan kurikulum 2013 berbasis multiple intelligence.

3. Desain Produk

(65)

48

Instrumen penilaian dikembangkan sesuai dengan indicator dan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan dalam RPP.

Desain awal produk instrumen penilaian dilakukan dengan cara mengkaji kajian teori. Produk ini berupa macam-macam penilaian dan tugas yang dirancang berdasarkan teori dari Gadrner, yaitu multiple intelligence. Kecerdasan siswa yang beragam akan dapat terwadahi dengan penerapan teori multiple intelligence pada produk yang dikembangkan.

Isi atau komponen dari instrumen penilaian ini antara lain : a. Standar kompetensi

Satandar kompetensi merupakan rumusan tentang kompetensi-kompetensi yang termuat dalam pembelajaran dan harus dikuasai oleh siswa.

b. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar ditentukan dan dikembangkan sesuai dengan sub tema yang dikembangkan. Sub tema dalam produk yang dikembangkan adalah jenis-jenis pekerjaan.

c. Indikator

Indikator dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Indikator merupakan salah satu dasar yang digunakan untuk mengembangkan instrumen penilaian. Penilaian dalam produk instrumen penilaian dilakukan pada setiap indikator.

(66)

d. Soal dan perintah untuk siswa

Produk instrumen penilaian yang dikembangkan berisi soal yang ditujukan untuk dikerjakan oleh siswa. Soal yang terdapat dalam produk ini dibuat berdasarkan indikator uyang digunakan.

e. Rubrik penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Rubrik penilaian berupa kriteria-kriteria dalam memberikan penilaian atas soal maupun kegiatan pemmbelajaran yang diperintahkan dalam instrumen penilaian.

(67)

50

4. Validasi Desain

Validasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen penilaian yang dibuat. Validasi dilakukan oleh tiga validator yaitu dosen evaluasi pembelajaran, dosen bahasa dan guru sekolah dasar kelas 4. Dengan melakukan validasi diharapkan dapat diketahui kelemahan dan kelebihan sebagai dasar melakukan revisi instumen penilaian. Aspek yang divalidasi meliputi aspek sistematika, tampilan dan bahasa.

Hasil penilaian dari validasi produk yang dilakukan ahli evaluasi pembelajaran mendapatkan skor rata-rata 4,68. Penilaian validasi produk yang dilakukan ahli bahasa mendapatkan skor rata-rata 4,62 dan penilaian validasi produk yang dilakukan guru kelas empat mendapatkan skor rata-rata 4,56. Perolehan keseluruhan skor rata-rata dari ketiga validator terhadap produk adalah 4,63.

Disisi lain terdapat beberapa pernyataan yang diberikan oleh validator guna melakukan revisi terhadap produk. Validator ahli bahasa memberikan komentar bahwa penggunaan bahasa masih perlu diperhatikan dan diperbaiki. Selain itu ahli bahasa menjelaskan bahwa pada aspek bahasa item bahasa yang digunakan mudah dipahami terdapat satu perintah kerja yang perlu untuk diperbaiki karena kalimat perintah kurang mudah dipahami. Guru kelas empat SD sebagai validator produk juga memberikan komentar guna revisi produk. Guru kelas empat SD memberikan komentar berupa kecerdasan musikal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial masih perlu ditambahkan

(68)

kedalam produk instrumen penilaian karena ketiga kecerdasan tersebut belum terlihat.

5. Revisi Desain

Revisi dilakukan setelah lembar kerja siswa tematik berbasis multiple Intelligence selesai divalidasi. Dari hasil validasi tersebut akan diberikan saran atau kritik sebagai dasar untuk melakukan revisi.

Revisi yang dilakukan pada produk instrumen penilaian berupa pembenahan pada kalimat-kalimat dan kata yang ditandai oleh ahli bahasa yang dikarenakan kurang tepat. Selain itu revisi juga dilakukan dengan menambahkan kecerdasan musikal, naturalis dan eksistensial pada instrument penilaian yang tadinya belum terlihat ada.

Tabel 3. Masukan dan Revisi

Masukan Revisi

Penggunaan bahasa masih perlu diperhatikan dan diperbaiki.

Pembenahan pada kalimat-kalimat dan kata yang ditandai oleh ahli bahasa yang dikarenakan kurang tepat.

Pada aspek bahasa item bahasa yang digunakan mudah dipahami terdapat satu perintah kerja yang perlu untuk diperbaiki karena kalimat perintah kurang mudah dipahami.

Pembenahan pada satu perintah kerja yang dikomentari oleh validator.

Kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial masih perlu ditambahkan kedalam produk instrumen penilaian karena ketiga kecerdasan tersebut belum terlihat.

Gambar

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .........................................................................
Gambar 1.Literatur Map penelitian terdahulu
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 3. Desain Penelitian Pengembangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Industri Minyak Sawit dalam Isu Sosial dan Ekonomi Indonesia.. • Perkebunan Kelapa Sawit dalam Isu Sosial dan

Jaksa 2 : baik saudara saksi ya kami bacakan BAP saudara saksi pada tanggal 16 april 2007 nomor 7 dan tanggal 10 april 2010 nomor 10, ya, saya bacakan, bahwa setelah selesai tugas

Di Indonesia, pada umumnya pria memegang peranan penting dalam rumah tang. Begitu terjadi perkawinan, maka suami harus mengambil tanggung jawab sebagai kepala rumah

Yang dimaksud dengan partisipan disini yaitu penulis (media), pembaca, dan partisipan yang ada dalam teks yaitu Jokowi. Melalui fitur-fitur leksikogramatikannya

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Multiple Intelligence untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fisika Sma Kelas X.. Yogyakarta:

yaitu sosial-ekonomi.Hal ini terkait kondisi sosial-ekonomi yang rendah menyebabkan seseorang memilih pencabutan sebagai metode perawatan yang terbaik dan menyebabkan

Kementerian Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara BANK SENTRAL Dewan Gubernur BI Menteri Teknis BLU MENKEU Pimpinan BLU Dewas BUMN/D Komisaris KEUANGAN NEGARA FISKAL MONETER

Perhatikan trapesium sama kaki ABCD di atas. Akan ditemukan luas trapesium dengan langkah-langkah berikut. 2) Potonglah segitiga AED dan pindahkan dalam bentuk berlawanan