• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia. dapat dilihat dari banyaknya Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia. dapat dilihat dari banyaknya Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yogyakarta merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia. Sebagai kota yang memiliki julukan kota pendidikan dan kota wisata, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang menggabungkan keduanya. Beberapa jenis wisata yang terdapat di Yogyakarta seperti wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata pendidikan, dan wisata belanja yang mulai berkembang. Objek-objek wisata seperti pantai Parangtritis, Kraton, Tamansari dan Museum Vredeburg merupakan objek wisata yang telah dikenal orang secara luas dan banyak pemotivasinya.

Salah satu wisata buatan yang didalamnya memiliki unsur pendidikan dan alam adalah Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta. Berdasarkan observasi penulis, kebun binatang ini satu-satunya yang dimiliki Yogyakarta dan lebih dikenal dengan sebutan “Bonbin” yang memiliki banyak koleksi cukup lengkap. Kebun Binatang ini dibangun pada tahun 1933 atas ide dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.1 Namun, tempat memelihara satwa kelangenan (peliharaan) raja menjadi sebuah Kebun Binatang publik baru dapat direalisasikan pada masa Sri Sultan HamengkubuwonoIX.

1 https://gudeg.net/id/directory/51/385/Gembira-Loka-Zoo-Yogyakarta.html#.VaI7qSHtmko diakses pada 12

(2)

2

Pada awal mulanya beliau hanya menginginkan sebuah tempat hiburan yang dinamakan Gembiraloka. Arti dari Gembiraloka adalah “Gembira” berarti Gembira dan “Loka” berarti Tempat. Gembira Loka didirikan di atas lahan seluas 20 ha yang separuhnya berupa hutan lindung, di dalamnya terdapat lebih dari 100 spesies satwa dan 61 spesies flora. Pada perkembangannnya, kebun binatang ini telah mengalami banyak perbaikan guna menarik wisatawan agar tidak bosan saat mengunjungi, salah satunya dengan pembangunan taman burung. Taman burung dibangun di atas tanah seluas 4.500 m2, pengerjaan dilakukan selama 10 bulan sejak awal Oktober 2012.

Pada Taman Burung terdapat 31 kandang yang berisi sekitar 348 ekor burung dengan sangkar berbentuk dome dan kandang lorry sehingga pengunjung bisa berinteraksi dengan burung-burung koleksi seperti dalam berita yang dilansir oleh Republika online.2

Dalam berita yang dikutip dari Tribun Jogja salah satu zona di Kebun Binatang Gembira Loka, yaitu zona Taman Burung , menjadi tempat favorit para pengunjung, karena adanya koleksi baru berupa penguin. Penguin ini menjadi primadona yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kebun Binatang Gembira Loka. Selain itu, adanya transportasi keliling atau disebut Taring juga menjadi favorit wisatawan karena dengan wahana ini wisatawan dapat mengelilingi hampir seluruh kawasan Kebun Binatang Gembira Loka.3

2http://m.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/13/08/04/mqzfzw-miliki-taman-burung-gembira-loka-siap-sambut-wisatawan-lebaran diakses pada 02 Juni 2015 pukul 15:40 WIB dengan sedikit perubahan kalimat.

3 http://jogja.tribunnews.com/2015/01/02/zona-burung-jadi-tempat-favorit-pengunjung diakses pada 30 Juni 2015 pukul 20:06 WIB dengan sedikit perubahan kalimat.

(3)

3

Rekontruksi yang terjadi pada bagian-bagian dari Kebun Binatang Gembira Loka ini, khususnya Taman Burung dan terdapat koleksi baru berupa penguin Jackass yaitu penguin jenis subtropis. Penguin- penguin ini menjadi salah satu alasan wisatawan mengunjungi Kebun Binatang Gembira Loka, karena wisatawan ingin melihat penampakan dari penguin yang sebelumnya hanya bisa dilihat dari televisi.

Penelitian ini ingin mengetahui motivasi wisatawan yang mengunjungi Taman Burung Gembira Loka, dimana Taman Burung memiliki berbagai macam koleksi mengenai aves. Keberadaan ragam koleksi tersebut memberikan pengetahuan baru bagi wisatawan, sehingga wisatawan dapat berwisata sekaligus belajar mengenai burung. Unsur pendidikan ini menjadi salah satu motivasi wisatawan mengunjungi Taman Burung, sehingga menjadi objek penelitian yang menarik untuk diteliti. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan mengangkat judul “Analisis Motivasi Pengunjung Taman Burung di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis akan membahas mengenai Taman Burung di Kebun Binatang Gembira Loka, khususnya menganalisis mengenai karakteristik dan motivasi wisatawan. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

a. Bagaimana karakteristik wisatawan yang mengunjungi Kebun Binatang Gembira Loka khususnya Taman Burung?

(4)

4

b. Bagaimana motivasi wisatawan dalam mengunjungi Taman Burung di Kebun Binatang Gembira Loka?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

a. Hanya dibatasi pada area Taman Burung Kebun Binatang Gembira Loka b. Responden adalah wisatawan yang sedang berada di Taman Burung dan

hanya difokuskan untuk responden yang telah berusia 15 tahun ke atas, karena dianggap dapat memahami pertanyaan yang diberikan peneliti

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui karakteristik wisatawan dalam melakukan kunjungan di Kebun Binatang Gembira Loka khususnya di Taman Burung

b. Mengetahui motivasi utama wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata di Taman Burung Kebun Binatang Gembira Loka

1.5 Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

1.5.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan akademik dan pemahaman lebih mendalam mengenai motivasi dan karakteristik wisatawan yang melakukan kegiatan wisata di Taman Burung Gembira Loka.

(5)

5

1.5.2 Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan saran bagi pengelola Taman Burung Kebun Binatang Gembira Loka untuk mengetahui motivasi dan karakteristik wisatawan. Agar pengelola dapat mengetahui minat wisatawan yang berwisata dan mampu menimbulkan keinginan untuk mengunjungi kembali Kebun Binatang Gembira Loka dalam diri wisatawan.

1.6 Tinjauan Pustaka

Peneliti mengelompokkan tinjauan pustaka berdasarkan kesamaan fokus dan lokus. Kesamaan fokus berdasarkan tema atau topik permasalahan yang dipilih oleh peneliti yaitu mengenai karakteristik dan motivasi wisatawan, sedangkan kesamaan lokus berdasarkan kajian destinasi wisata. Penelitian terdahulu yang sudah dilakukan dan berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pertama, penelitian dengan judul “Motivasi Kunjungan Wisatawan Terhadap Agrowisata Merapi Farma Herbal Di Dusun Sidorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, D.I. Yogyakarta” (Raditya, 2014) disimpulkan bahwa motivasi kunjungan wisatawan terhadap Merapi Farma Herbal secara dominan didasari oleh keinginan untuk pemulihan dan pembaharuan jiwa. Diikuti dengan keinginan untuk bebas dari penyakit, dan memperoleh kebahagiaan dari berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di Merapi Farma Herbal. Faktor pendorog wisatawan mengunjungi Merapi Farma Herbal adalah keinginan untuk sembuh dari penyakit, beristirahat dari rutinitas sehari- hari, dan pemulihan fisik, jiwa, maupun pikiran. Sementara faktor penarik wisatawan mengunjungi Merapi Farma Herbal adalah

(6)

6

karena manfaat jamu godhog sebagai minuman tradisional yang menyehatkan, susasan lokasi yang menyegarkan, dan fasilitas toilet, parkir yang memadai.

Kedua, penelitian dengan judul “Motivasi Wisatawan Mancanegara melakukan kegiatan wisata(Studi Wisatawan Asing yang Berwisata di Sumatera Barat)” (Pertiwi, 2011) menyimpulkan bahwa motivasi wisatawan asing melakukan wisata di Sumatera Barat dikarenakan dorongan finansial dari wisatawan sendiri, serta ketertarikan dengan budaya dan pengaruh dari lingkungan sekitar.

Ketiga, penelitian dengan judul “Analisis Karakteristik dan Motivasi Wisatawan dalam Upaya Pengembangan Atraksi Wisata Taman Kyai Langgeng Kota Magelang” (Wardani, 2014) menyimpulkan bahwa karakteristik wisatawan Taman Kyai Langgeng didominasi oleh wisatawan berjenis kelamin pria, dikarenakan kondisi Taman Kyai Langgeng merupakan destinasi bersifat outdoor. Sedangkan dalam motivasi diketahui motivasi fantasi menjadi yang dominan karena banyaknya atraksi hiburan.

Keempat, penelitian dengan judul “Karakteristik dan Motivasi Wisatawan di Pantai Somandeng Kabupaten Gunung Kidul” (Isniyati, 2014) memaparkan bahwa karakteristik wisatawan Pantai Somandeng didominasi pengunjung dari luar daerah dan berjenis kelamin pria, hal ini menunjukkan bahwa pria cenderung menyukai kegiatan yang menantang (outdoor activities). Sedangkan motivasi wisata menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan memilih motivasi fisik yaitu ingin liburan, bersantai, berbelanja dan menikmati pemandangan alam yang indah di Pantai Somandeng.

(7)

7

Kelima, penelitian dengan judul “Analisis Karakteristik dan Implikasinya pada Pengembangan Destinasi Wisata (Studi Kasus di Pantai Senggigi Kabupaten Lombok Barat- NTB)” (Suardana, 2014) dalam penelitian tersebut memperoleh dua kesimpulan mengenai karakteristik Sosiodemografis dan Psikografis, yaitu mayoritas wisatawan bukan penduduk lokal dan berasal dari luar pulau, kemudian mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Pantai Senggigi mempunyai karakter wisatawan lebih menyukai petualangan dan suasana alami. Sedangkan mengenai kesimpulan motivasi wisatawan yang datang ke Lombok Barat adalah untuk mendapatkan suasana yang berbeda dari tempat asal para wisatawan, menambah ilmu pengetahuan, belajar tentang budaya Suku Sasak, mencicipi kuliner tradisional, berpetualang, dan melakukan wisata bahari (Snorkling, Surving, dan Diving) dan wisatawan yang datang merupakan wisatawan yang bertujuan langsung ke Lombok Barat bukan wisatawan limpahan dari Bali.

Keenam, penelitian dengan judul “Studi Kasus Rebranding Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka Menjadi Gembira Loka Zoo” (Merjanti, 2014) memaparkan bahwa rebranding menjadi Gembira Loka Zoo merupakan langkah strategis yang berani. Rebranding tersebut menjadi penyegaran dan sebagai tanda hidupnya kembali kebun binatang tersebut pasca “mati suri” yang berkepanjangan. Penyelesaian masalah melalui rebranding dengan tujuan utama perubahan image yang telah melekat dengan image dan konsep yang lebih baru sehingga diperolehlah nama dan identitas yang baru yaitu Gembira Loka Zoo.

Ketujuh, penelitian oleh Azari (2015) yang berjudul “Efektifitas Media Iklan Gembira Loka Zoo Menurut Persepsi Wisatawan” disimpulkan bahwa

(8)

8

media internet dan media sosial dipilih 32 dari 125 responden sebagai media yang paling membuat wisatawan tertarik mengunjungi GLZoo. Berdasarkan uji hipotesis, media iklan GLZoo secara keseluruhan dikatakan efektif menurut 125 responden sebagai wisatawan GLZoo dan dapat dipertahankan sebagai media iklan untuk menarik wisatawan.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang disebutkan di atas, menunjukkan bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian tersebut. Dari penelitian tersebut membahas mengenai karakteristik dan motivasi wisatawan, namun teknik analisis, tujuan dan lokasi yang diteliti oleh penulis berbeda. Belum pernah ada penelitian yang membahas mengenai analasis motivasi pengunjung Taman Burung di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.

1.7 Landasan Teori

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kerangka konseptual yang akan digunakan sebagai acuan untuk menganalisis dalam penelitian. Kerangka konseptual tersebut berdasarkan judul yang diangkat yang disesuaikan dengan permasalahan dalam penelitian.

1.7.1 Karakteristik Wisatawan

Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang berbeda dan berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan, dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan. Gambaran mengenai karakteristik wisatawan menurut Seaton dan Bennet (1996) dalam Suwena dan Widyatmaja (2010:39) dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip

(9)

9

descriptor) dan karakteristik wisatawannya (tourist descriptor). Karakteristik perjalanannya (Trip Descriptor) adalah wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya, sedangkan karakteristik wisatawan (tourist descriptor) adalah memfokuskan pada wisatawan yang digambarkan dengan “who wants what, why, when, where and how much?”. Untuk menjelaskannya digunakan beberapa karakteristik diantaranya:

a. Karakteristik Demografis, yang termasuk dalam karakteristik Sosio-Demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, dan jumlah anggota keluarga. b. Karakteristik Geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat

tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi, maupun negara asalnya.

c. Karakteristik Psikografis menurut Smith (1989) membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style, dan karakteristik personal.

Dari penjelasan tersebut, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Karakteristik Sosio-Demografis yang meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Serta menggunakan Karakteristik Geografis untuk mengetahui lokasi tempat tinggal atau daerah asal wisatawan yang melakukan kunjungan di Kebun Binatang Gembira Loka.

1.7.2 Motivasi Wisatawan

Manusia sebagai wisatawan memiliki motivasi untuk melakukan kegiatan pariwisata. Motivasi menurut Sharpley (Pitana dan Gayatri, 2005:58) merupakan

(10)

10

hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan trigger dari proses perjalanan wisata, walaupun motivasi ini sering kali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri.

Kajian mengenai motivasi wisatawan menurut Cohen (1984) dalam Pitana dan Gayatri (2005:58) mengalami pergeseran dari memandang motivasi sebagai proses singkat untuk melihat perilaku perjalanan wisata, ke arah yang lebih menekankan bagaimana motivasi mempengaruhi kebutuhan psikologis dan rencana jangka panjang seseorang, dengan melihat bahwa motif intrinsik (seperti self actualization) yaitu keinginan individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginannya, sebagai komponen yang sangat penting.

Motivasi merupakan faktor penting bagi calon wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Calon wisatawan akan melakukan persepsi mengenai daerah tujuan wisata, persepsi ini dihasilkan oleh preferensi individual, pengalaman sebelumnya, dan informasi yang didapatkannya (Pitana dan Gayatri, 2005:60).

Jenis- jenis motivasi menurut Bansal dan Eiselt (2003 : 387-396) adalah: a. Iklim dan Lingkungan

Iklim dan lingkungan menjadi faktor pendorong bagi wisatawan untuk melakukan kegiatan pariwisata, iklim yang hangat dan kering lebih disukai dan menghindari iklim yang dingin dan basah saat berwisata. Wisatawan bertujuan untuk menikmati cahaya matahari menjadi salah satu faktor pendorong untuk melakukan perjalanan wisata. Melarikan diri dari lingkungan yang membosankan untuk sementara waktu, yang secara fisik atau sosial

(11)

11

berbeda dengan daerah asal wisatawan menjadi salah satu pendorong wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata.

b. Relaksasi

Memanfaatkan waktu untuk beraktifitas seperti berolahraga yang bertujuan untuk beristirahat, relaksasi merupakan salah satu motivasi untuk menyingkir dari rutinitas sehari-hari guna mendapatkan waktu yang berkualitas dan pengalaman romantis.

c. Petualangan

Dilihat sebagai sesuatu yang baru dimana petualangan dianggap yang utama dibandingkan dengan yang lain, petualangan yang menjadikan wisatawan seolah mengalaminya sendiri seolah dialami oleh diri sendiri. Mencari petualangan sudah membudaya yang menjadi faktor penarik dan pendorong diwaktu yang bersamaan.

d. Keinginan pribadi

Menjadi salah satu motivasi perjalanan yang bertujuan untuk bernostalgia mengenai masa lampau, untuk mengeksplorasi dan evaluasi diri. Salah satu yang dimaksudkan adalah mengunjungi keluarga dan mengenal silsilahnya. Mengenang masa lalu berguna untuk meningkatkan kedekatan dalam bersosialisasi melalui kegiatan wisata.

e. Pendidikan.

Merupakan motivasi berwisata yang memiliki unsur pendidikan di dalamnya seperti melihat kebudayaan lain, menghadiri acara khusus dan semuanya yang

(12)

12

memiliki unsur pendidikan. Wisatawan mendapatkan informasi dan ilmu baru setelah melakukan perjalanan wisata.

Dalam penelitian ini Iklim dan Lingkungan tidak diterapkan dalam analisis motivasi Taman Burung. Dikarenakan iklim dan lingkungan mengimplikasikan kunjungan suatu wilayah dimana iklim yang ada sangat berbeda dengan iklim yang terdapat di wilayah asal wisatawan, contohnya Indonesia (kemarau dan pengujan) dengan negara Eropa yang memiliki empat iklim (panas, dingin, semi dan gugur).

1.8 Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kebun Binatang Gembira Loka, Jl. Kebun Raya no.2 Yogyakarta pada November 2014 dan April 2015.

1.8.1 Jenis penelitian yang digunakan

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan laporan ini adalah jenis Penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah salah satu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme (suatu peristiwa yang benar-benar terjadi yang dapat dialami sebagai realita) yang digunakan untuk meneliti populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan dalam menggali informasi yang dibutuhkan.

(13)

13

1.8.2 Teknik pengumpulan data

Dalam melaksanakan penelitian untuk Skripsi ini, metode yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Observasi.

Observasi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan data secara langsung di objek wisata penelitian, lokasi penelitian dilakukan di Taman Burung Kebun Binatang Gembira Loka. Observasi dilakukan secara bertahap mulai November 2014 dan April 2015 dengan objek observasi para wisatawan domestik. Mengamati serta mengumpulkan data koleksi karena belum ada sumber tertulis mengenai daftar koleksi yang ada di Taman Burung.

b. Angket atau kuesioner

Merupakan alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis dengan tujuan mendapatkan jawaban atas penelitian yang dilakukan, kuesioner yang disebarkan berbahasa Indonesia karena ditujukan untuk wisatawan domestik. Penyebaran kuesioner dilakukan pada 1112 April 2015 yang merupakan hari libur, responden yang dimintai informasi diperoleh secara kebetulan tanpa suatu pertimbangan tertentu. Penentuan jumlah responden dengan menggunakan formula Slovin sebagai berikut:

(14)

14

Keterangan: n= Sampel N= Populasi

e= margin eror yang digunakan adalah 10%.

Ukuran populasi diambil dari annual report GLZoo data package pada tahun 2014, yaitu wisatawan yang berkunjung sebanyak 1.617.179 orang selama satu tahun. Margin eror yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%. Berikut penghitungan sample menggunakan rumus Slovin:

Sehingga sebanyak 100 kuesioner yang nantinya akan dibagikan kepada wisatawan yang mengunjungi Taman Burung Gembira Loka Zoo.

(15)

15

c. Studi Pustaka

Pengumpulan data melalui studi pustaka seperti penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya dan buku-buku yang terkait seperti skripsi, jurnal, buku atau tesis yang berkaitan dengan objek penelitian, dan serta menggunakan data yang diperoleh dari pihak pengelola lokasi penelitian.

1.8.3 Analisis Data

Berisi mengenai langkah yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoleh, untuk mengetahui jawaban kuesioner setiap variable pertanyaan diukur dengan menggunakan metode Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur tanggapan responden terhadap pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan.

Skala Likert dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada responden dengan diberi alternatif jawaban berjumlah gasal (3, 5, 7,9, dst), jawaban disusun secara ordinal dan jawaban yang berada ditengah merupakan jawaban netral.4 Menggunakan netral, karena menyediakan kategori tengah memungkinkan responden untuk menunjukkan respon yang netral dan lebih diskriminatif dalam respon mereka, membuat nilai skala yang lebih handal dan skala yang lebih disukai oleh responden (Cronbach, 1950).5

Untuk dapat menentukan keterangan rata-rata perlu diketahui interval terhadap skor pada Skala Likert, dengan menggunakan metode perhitungan interval menurut Supranto (2000: 64) sebagai berikut:

4

http://web.unikal.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/isi_buku.pdf diakses pada 30 Juni 2015 pukul 21:44 WIB dengan sedikit perubahan kalimat.

5

http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/widhiarso_2010_-_respon_alternatif_tengah_pada_skala_likert.pdf diakses pada 30 Juni 2015 pukul 21:55 WIB dengan sedikit perubahan kalimat.

(16)

16

Keterangan:

c = perkiraan besarnya k = banyaknya kelas

Xn = nilai observasi terbesar X1 = nilai observasi terkecil

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut.

Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Gambaran umum lokasi penelitian mengenai sejarah awal keberadaan Kebun Binatang Gembira Loka, Yayasan dan Profil Kebun Binatang Gembira Loka.

Bab III : Pembahasan yang berisi mengenai karakteristik wisatawan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan daerah asal, pekerjaan, dan penghasilan. Serta menganalisis motivasi wisatawan dalam melakukan wisata di GLZoo Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Data persentase hasil model yang di ujicobakan pada kelompok kecil diperoleh dari penguasaan model latihan keterampilan teknik atlet yakni sebesar 81,10%, yang

Menyimak hasil wawancara dari responden diatas, mengenai kondisi ekonomi keluarga rumah tangga petani di Desa Sisango bahwa pendapatan dari usahatani mereka dapat

Naskah ini penulis susun dengan sepenuh kemampuan penulis untuk menyelesaikan studi Strata Satu di STMIK AKAKOM Yogyakarta, dengan harapan dapat menjadi motivasi

Agar tetap dapat kita pakai air harus dijaga supaya tidak tercemar, karena sifat air yang mudah berubah baik dari segi bentuk, ukuran dan rasa warna dari lingkungannya

Berdasarkan hasil studi, terdapat kelurahan-kelurahan di Kecamatan Batununggal yang tidak memiliki fasilitas SD dan terdapat bagian wilayah Kecamatan Batununggal

• Memeriksa dan mengatur persediaan o"at# makanan# makanan khusus "ayi# peralatan kesehatan • Mem"antu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular

Peran merupakan kemampuan yang dilakukan orang tua untuk menunaikan amanah, karakter adalah tabiat atau sifat yang mengarahkan pada perilaku amanah orang tua, sedangkan

Penulis mencoba menganaiisa terhadap hadits tentang puasa as Syura pada kitab Sunan Abu Daw ud no indek 2446 dan Musnad Ahmad bin Hanbal no indeks 2140, dimana