• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONDISI OBJEK WISATA PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER BUKIT LAWANG KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KONDISI OBJEK WISATA PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER BUKIT LAWANG KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KONDISI OBJEK WISATA PUSAT PENGAMATAN

ORANGUTAN SUMATERA DI TAMAN NASIONAL

GUNUNG LEUSER BUKIT LAWANG

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan

OLEH :

JUAHIR PRATOMO NIM. 3101131212

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Juahir Pratomo. NIM. 3101131212. Analisis Objek Wisata Pusat

Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang Kabupaten Langkat. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1). Kondisi fisik (letak geografis, topografi,vegetasi, curah hujan, dan kelembaban udara) Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang, (2). Keadaan Sarana dan Prasarana di lokasi Objek Wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang, (3). Sapta pesona di lokasi Objek Wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang.

Penelitian ini di laksanakan di Desa Perkebunan Bukit Lawang tahun 2014. Dimana terdapat lokasi objek wisata pusat pengamatan orangutan. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi wilayah wisata yang sekaligus menjadi sampel penelitian (total sampling). Jadi semua unsur sarana dan prasarana yang ada dilokasi tidak luput dari unsur kajian. Sumber informasi tentang objek wisata Pusat Pengamatan orangutan. Teknik pengumpulan data diambil dengan cara melakukan teknik purposive sampling (siapa saja bias menjadi sumber data asal berumur 17 tahun ke atas ). Penelitian diadakan selama 1 bulan, penelitian sabtudan minggu pada jam 10.00 s/d 16.00 WIB.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Kondisi Objek Wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional

Gunung Leuser Bukit Lawang Kabupaten Langkat”. Dalam skripsi ini penulis

menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyajian maupun dalam

penulisan. Dalam skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,

oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor Universitas Negeri Medan

2. Dr. H. Restu, M.S sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan beserta staf-stafnya.

3. Drs. Ali Nurman, M.Si sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.

4. Dr. Sugiharto, M.Si sebagai dosen pembibing skripsi yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat

terselesaikan sesuai dengan rencana.

5. Dra. Minah Sinuhaji, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi ini

dapat terselesaikan sesuai rencana

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberi bakal

ilmu yang tak ternilai hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Hajat Siagian yang telah mempelancar administrasi

8. Kepala Desa Perkebunan Bukit Lawang beserta stafnya yang telah memberikan

izin peneliti melakukan penelitian.

9. Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser Seksi V bahaorok yang telah

(7)

10. Badan Meteorologi Geofisika Sampali yang telah memberikan data peneliti

melakukan penelitian

11. Teristimewa kepada Orang Tua penulis yang sangat saya cintai, Ayahnda Paino

dan Ibunda Rahma, yang telah mendidik, memotivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan pendidikan sampai saat ini.

12. Kakak, abang, dan adik tersayang, Dra. Helmi Esa Susanti M.Si, Rafi Pawitra,

Ruziah Amkeb, Kartina Afriani yang selalu memberikan doa dan semangat.

13. Seluruh keluarga besar penulis yang telah banyak membantu dan memberikan

semangat serta doa.

14. Sahabat-sahabat Jurusan Pendidikan Geografi, stambuk 2010 khususnya Beri

Waldayan Sebayang, Hakim Syahreza Lubis, Miska Fauziah Seregar yang sudah

banyak membantu penulis selama penelitian baik dalam keadaan susah maupun

senang.

15. Semua teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Geografi di kelas “C

Reguler Limitid Edision” ( Gustaf, Tommy, Johan, Benhart, Sendi, Yodi,

Bangkit, Zali, Wirawan, fitri, Isma, dkk), dan seluruh mahasiswa Jurusan

Pendidikan Geografi stambuk 2010, yang tidak dapat di sebut satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan

literatur yang baik bagi penulis dan pembaca yang lainnya.untuk itu saya ucapakan

banyak terima kasih.

Medan, 20 Januari 2015 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN……… .. ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

ABSTRAK ... iv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Variabel dan Defenisi Operasional ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

(9)

F. Alat dan bahan……….... 32

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH ... 33

A. KeadaanFisik ... 33

B. Keadaan Non Fisik ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

B. Pembahasan ... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(10)

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Jenis Penggunaan Lahan Tahun 2013 ... 38

2. Komposisi penduduk menurut kelompok Umur Tahun 2013 ... 39

3. Komposisi Penduduk berdasarkan Mata pencaharian Tahun 2013 ... 40

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013 ... 41

5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Tahun 2013 ... 42

6. Hubungan Antara Unit Relief, Kemiringan Lereng dan beda tinggi relative ... 47

7. Tabel jenis vegetasi pengukuran plot pertama Tahun 2014 ... 48

8. Tabel jenis vegetasi pengukuran plot kedua Tahun 2014 ... 49

9. Tabeljenisvegetasi pengukuran plot ketigaTahun2014 ... 49

10. Tabel jenis vegetasi pengukuran plot keempat Tahun2014 ... 50

(11)

iii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Kerangka berpikir ... 26

2. Peta Kabupaten Langkat ... 34

3. Peta Kecamatan Bahorok ... 35

4. Peta Desa Perkebunan Bukit Lawang Lokasi Penelitian ... 36

5. Pusat Informasi Pengamatan orangutan ... 53

6. Tempat pemberian makan Pusat Pengataman orangutan ... 55

7. Penginapan ... 56

8. Transportasi ... 57

9. Rumah makan ... 58

10. Rumah ibadah ... 59

11. WC Umum ... 60

12. Tempat parker ... 61

13. Souvenir ... 62

14. Tempat sampah ... 63

15. Kondisi jalan masuk objek wisata ... 64

16. Gambar perahu penyeberangan……… .... 65

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah

pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini

dapat dijadikan sebagai salah satu sektor andalan dalam peningkatan devisa

Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi – potensi wisata yang

ada mulai diperhatikan untuk pembangunan dan pengembangan. Pembangunan ini

dimaksudkan selain untuk menambah aset pendapatan Negara juga sumber daya

yang ada.

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki beranekaragam

suku dan adat istiadat yang berbeda, serta memiliki banyak sumber daya alam

yang berupa keindahan pemandangan alam seperti pegunungan yang sejuk, laut

yang biru, air terjun dan banyak lagi pesona alam lainya. Selain pesona alam

tersebut dapat juga terdapat kerajan – kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia

dan banyak peninggalan warisan budaya kuno berupa candi, prasasti kebudayaan

yang masih di jalani oleh masyarakat yang semua ini tentu merupakan

peninggalan sejarah yang mempunyai nilai yang tinggi dan banyak yang disajikan

untuk wisatawan mancanegara. Pesona alam dan warisan budaya kuno Indonesia

dijadikan sebagai objek wisata dan merupakan modal karena perlu ditata dan

dipelihara lingkungannya sehingga diharapkan mampu mengundang wisatawan

untuk datang mengunjunginya. Dalam usaha mencapai tujuan pembangunan

(13)

diperlukan usaha untuk lebih mengupayakan dan menggunakan sumber – sumber

yang ada. Pariwisata adalah salah satu bidang dalam pembangunan nasional yang

cukup potensial untuk diolah dan dikembangkan. Hasil pengelolaan dan

pengembangan pariwisata salah satu tujuannya adalah untuk membiayai

pelaksanaan pembangunan nasional.

Desa wisata merupakan bentuk desa yang memiliki ciri khusus di

dalamnya baik dalam budaya, serta peluang dijadikan komoditi bagi wisatawan.

Wujud desa wisata itu sendiri bahwa desa sebagai objek dan subjek pariwisata.

Sebagai objek desa merupakan tujuan kegiatan pariwisata, sedangkan subjek

sebagai penyelenggara apa yang dihasilkan oleh desa akan di nikmati oleh

masyarakatnya secara langsung dan peran aktifitas masyarakat sangat menentukan

kelangsungan Desa wisata itu sendiri (Soebagyo, 1991).

Tujuan orang berwisata pada umumnya adalah untuk melepas rasa lelah

dan penat dari kegiatan rutin sehari – hari, namun menurut hasil inovasi setiap

orang dapat memiliki alasan yang berbeda – beda, ada yang berwisata karena

semata – mata menghindari ketegangan akibat pekerjaan, tetapi ada pula yang

ingin memenuhi kepuasan intelektualnya. Bagi kalangan tertentu berwisata sering

diartikan mencari suasana baru yang sama sekali berlainan dari kehidupan sehari –

hari yang belum pernah dialami dengan berharap dapat menumbuhkan rasa

sukaria dan bahagia. Manusia dalam menentukan kenginan tidak hanya tinggal di

satu tempat saja. tetapi harus bergerak mencari tempat dimana keinginanya

(14)

Provinsi Sumatera Utara memliki banyak objek wisata yang meliputi

pegunungan, sungai, pantai, hutan serta kekayaan jenis flora dan faunanya. Salah

satu jenis satwa yang mulai langka adalah Orangutan. Orangutan adalah salah satu

satwa liar yang paling dikenal dan membuat kagum hampir semua orang di dunia

termasuk di Indonesia. Morfologi yang hampir sama dengan manusia merupakan

daya tarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang berada di

Dataran Tinggi Bukit Barisan, terletak di Bagian Barat Laut Provinsi Sumatera

Utara, secara geografis berada pada koordinat 3014’ – 4013’ LU dan 970 52’ –

98045’ BT. Luas wilayah Kabupaten Langkat adalah 626.329 Ha. Kabupaten

Langkat terdiri dari 23 kecamatan dan 277 desa/kelurahan dengan Ibukota

Kabupatennya adalah Stabat. Kabupaten Langkat terkenal dengan daerah

perkebunannya yang potensial disamping objek wisata lainya yang sangat menarik

dan terkenal di kawasan Gunung Leuser. Di daerah Kabupaten Langkat terdapat

objek wisata yang menarik yaitu hutan suaka dan telah dijadikan tempat pusat

pengamatan orangutan Sumatera yaitu objek wisata orangutan. Wisatawan baik

remaja maupun orang tua selalu berkunjung ke Bahorok/Pusat Pengamatan

Orangutan Sumatera. Lokasi wisata pusat pengamatan orangutan Sumatera

memiliki daya tarik yang cukup hebat yang menarik wisatawan, hal ini dapat

dilihat dari kondisi wisata yang terdapat di pusat pengamatan orangutan.

Pengunjung yang datang ke objek wisata Pusat Pengamatan Orangutan

Sumatera ini terdiri dari berbagai kalangan baik anak – anak, remaja bahkan orang

(15)

yang terdapat di TNGL Bukit Lawang. Pengembangan yang dilakukan pada objek

wisata pusat pengamatan orangutan yang datang ke lokasi wisata ini dapat dilihat

pada tahun 2013 terdapat jumlah wisatawan lokal mencapai 2880 jiwa dan

wisatawan mancanegara yang mencapai 7812 jiwa pertahun(Kantor Resort Bukit

Lawang 2013). Oleh karena itu perlu dipelajari keadaan sarana dan prasarana serta

sapta pesona objek wisata ini sehingga menarik pengunjung untuk datang kembali

ke objek wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di TNGL Bukit Lawang.

Objek wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera memiliki gambaran

kondisi fisik yang sangat menarik seperti pemandangan alam yang sangat

menarik, dengan keadaan alam yang masih asri berupa hutan tropis sebagai salah

satu pintu masuk ke Taman Nasional Gunung Leuser, dikelilingi hutan yang lebat.

Walaupun objek wisata ini cukup menarik, namun dalam pengembangan tidak

akan berhasil jika tidak didukung oleh aspek atau potensi lainnya. Salah satu

aspek tersebut yaitu budaya masyarakat setempat yang berkunjung dengan sikap

ramah tamah.

Sehubungan dengan pengembangan kepariwisataan, Pendit (1994)

menyatakan bahwa penetapan citra dan pelayanan usaha dengan upaya didasari

pada sapta pesona pariwisata yaitu: 1) Keamanan 2) ketertibaban 3) kebersihan 4)

kesejukan 5) keindahan 6) keramahtamahan 7) kenangan, yang disebabkan

akomodasi yang nyaman, makanan khas yang lezat, budaya mempesona dan

cendera mata.

Berdasarkan pengamatan penulis lokasi wisata tersebut memiliki nilai

(16)

setempat, sebaiknya pemerintah daerah setempat harus memberikan perhatian

yang khusus untuk mengembangkan dan mengelola objek wisata lebih baik lagi.

Sepanjang yang diketahui penulis, dengan adanya pengunjung yang semakin

meningkat pemerintah perlu melihat sarana prasarana serta sapta pesona objek

wisata agar pengunjung yang datang dapat kembali lagi ketempat ini.

B. Indentifikasi Masalah

Pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan mengingat pariwisata

merupakan komoditi yang cukup potensial untuk dikembangkan. Objek wisata

Pusat Pengamatan Orangutan Taman Nasional Gunung Leuser Bukit lawang

mempunyai daya tarik yang sangat signifikan yaitu berupa Orangutan. Sesuai

dengan kebijakan pemerintah dan masyarakat banyak faktor yang menentukan

berkembang tidaknya pariwisata yakni dari aspek pendukung yang juga

merupakan bagian kondisi wisata yang meliputi kondisi fisik keadaan (letak

geografis, topografi, vegetasi, curah hujan, dan kelembaban ), dan sarana pokok

(hotel, penginapan dan jenis akomodasi lainnya, restoran atau warung, promosi,

pemandu, dan sebagainya), sarana pelengkap (sarana olahraga), sarana penunjang

(fasilitas berbelanja atau souvenir fasilitas hiburan dan lainya), prasarana

kepariwisataan (jaringan jalan, tenaga listrik, rumah sakit, penyediaaan air bersih,

telekomunikasi, dan transportasi). Faktor – faktor pendorong tersebut adakalanya

tidak seluruhnya tersedia di suatu daerah tertentu sehingga merupakan

penghambat dari perkembangan pariwisata. Bagi mereka yang pergi ke tempat

lain atau ke suatu tujuan objek wisata sudah tentu disebabkan karena sapta pesona

(17)

yang dapat menarik perhatian wisatawan. Perlu dikemukakan bahwa peneliti akan

membahas peran serta penduduk dalam pengembangan objek wisata dilihat dari

sarana prsarana dan sapta pesonanya.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan indentifikasi masalah, maka dalam penelitian ini

pembatasan masalahnya adalah kondisi fisik (letak geografis, topografi, vegetasi,

curah hujan dan kelembaban), sarana (pusat informasi, pondok peneliti,

pemberian makan orangutan, rumah makan atau warung, WC umum, tempat

parkir, penginapan/hotel, tempat sampah, sarana transportasi, sarana ibadah,

souvenir da tempat sampah). Melihat kondisi prasarana objek wisata (jaringan

jalan, sampan penyeberangan, jembatan, jaringan listrik, air bersih, dan

telekomunikasi), sapta pesona yang mendorong pengunjung untuk mengunjungi

kondisi objek wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional

Gunung Leuser Bukit Lawang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, yang menjadi permasalahan pokok

peneliti adalah :

1. Bagaimana kondisi fisik (letak geografis, topografi, vegetasi, curah hujan

dan kelembaban) Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman

(18)

2. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana di lokasi objek wisata Pusat

Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser

Bukit Lawang?

3. Bagaimana sapta pesona di lokasi objek wisata Pusat Pengamatan

Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kondisi fisik (letak geografis, topografi, vegetasi, curah

hujan dan kelembaban) Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman

Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang

2. Untuk mengetahui keadaan sarana dan prasarana di lokasi objek wisata

Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser

Bukit Lawang

3. Untuk mengetahui sapta pesona di lokasi objek wisata Pusat Pengamatan

Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang

F. Manfaat Penilitian

1. Sebagai sumber informasi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

dalam Geografi Pariwisata

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah tentang informasi bagaimana

kondisi objek wisata pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman

(19)

3. Menambah pengetahuan penulis dalam mempelajari serta mengetahui

(20)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Kondisi fisik yang mendukung perkembangan pariwisata pusat pengamatan

orangutan di Desa Perkebunan Bukit Lawang Kabupaten Langkat meliputi

letak geografis, topografi/kemiringan dan vegetasi. Letak geografis berada

pada 30 30’ - 30 45’ Lintang Utara dan 900 – 980 15’ Bujur Timur, pada

ketinggian antara 100 – 260 meter diatas permukaan laut. Topografi Wilayah

Pusat Pengamatan Orangutan di Desa Perkebunan Bukit berada di ketinggian

108 meter diatas permukaan laut, dan kemiringan lereng sekitar 25% (terjal),

Sehingga topografi di daerah ini berbukit bukit dan agak curam. Dari hasil

observasi peneliti, mengungkapkan bahwa objek wisata pusat pengamatan

orangutan memiliki topografi yang terjal. Vegetasi, objek wisata pusat

pengamatan orangutan di Desa Perkebunan Bukit lawang terdapat vegetasi

yang dominan yaitu berupa tumbuhan pakis, eboni, jambu, kandis, meranti

kuning, liana, tapak itik, rotan, tiung, dammar, pandan dan malutua. yang

memiliki ketinggian mencapai 1,5 - 25 m yang biasa dijadikan tempat sarang

orangutan tersebut dan bisa dijadikan pengunjung untuk berteduh. Dari hasil

pedoman observasi peneliti menyatakan vegetasi yang terdapat di objek wisata

pusat pengamatan orangutan memiliki kehijauan yang tersendiri sehingga

(21)

sejuk.curah hujan terdapaat di objek wisata ini rata-rata mencapai 383,1 (mm)

pertahun dan selanjutnya kelembaban udara yang terdapat di objek wisata ini

berkisar antara 72% - 94% , sehingga di tempat disini selalu basah.

2. Kondisi Sarana objek wisata pusat pengamatan orangutan meliputi sarana

pariwisata di Desa Perkebunan Bukit Lawang, yaitu pusat informasi

dikategorikan baik dapat dilihat dari kondisi bangunan yang masih terawat,

pondok peneliti dikategorikan sedang dapat dilihat dengan kondisi bangunan

yang kurang terawat, tempat pemberian makan orangutan dapat di katagorikan

buruk karena kondisi bangungan tempat pemberian makan tidak terawat,

penginapan dikategorikan baik karena jumlah penginapan memilik jumlah

kamar yang menampung pengunjung untuk menginap di objek wisata ini,

rumah makan dikategori sedang karena biaya makan masih harga yang

standar namun rumah makan ini jauh dari objek wisata ini, tempat parkir

dikategori baik karena mampu menampung jumlah kendaraan yang ke objek

wista ini, WC dikategorikan sedang di karenaka jauh dari lokasi objek wisata,

transportasi dikategori baik karena adanya transportasi yang langsung menuju

ke objek wisata ini , tempat sampah dikategori sedang karena pihak pengelola

sudah menyediakan tempat sampah namun pengunjung yang kurang sadar

membuang sampah pada tempatnya, penyedian souvenir di kategorikan baik

karena penyedian souvenir di objek wisata ini sudah lengkap menyediakan

oleh-oleh khas dari objek wisata ini, dan tempat ibadah dikategorikan baik

karena kondsis bangunan yang terawatt dengan baik. Kondisi Prasarana wisata

(22)

perlu hati-hati dalam perjalanan menuju objek wista ini, karena kondisi jalan

yang tidak braspal dan terjal agak sulit di tempuh oleh wisatawan kalau tidak

dengan hati-hati, perahu penyeberangan dapat di katagorikan sedang karena

jumlahnya masih tersedia dengan terbatas, jembatan penyeberangan dapat di

kategorikan baik karena sudah trbuat dengan rapi dan kokoh, jaringan listrik

sudah cukup memadai dilihat dari sambungan arus PLN yang masuk ke lokasi

objek wisata ini, air bersih sudah sangat baik karena air berasal dari

pegunungan, dan jaringan telekomunikasi sudah cukup memadai terlihat para

pengunjung menggunakan HP untuk komunikasi.

3. Penerapan Sapta Pesona di Desa Perkebunan Bukit Lawang sudah cukup

baik. Namun unsur kebersihan, keamanan dan keramahtamahan masih kurang

dan perlu dibenahi, terutama dalam pengolahan sampah dan calo untuk masuk

ke objek wisata ini.

B. Saran

Sesuai dengan uraian kesimpulan maka dapat dikemukakan beberapa saran

antara lain :

1. Kondisi fisik yakni letak geografi, topografi, vegetasi, curah hujan dan

kelembaban udara yang terdapat di objek wisata ini sudah tergolong baik.

Walaupun demikan di harapkan kepada Pemerintah Kabupaten Langkat

dan Dinas Pariwisata agar dapat menjaga kondisi objek wisata ini di masa

yang akan datang, serta kepada masyarakat dalam menjaga dan

(23)

2. Sarana prasarana di Desa Perkebunan Bukit Lawang, yakni tempat

pemberian makan orangutan sebagai salah satu sarana harus dibenahi oleh

pihak pengelolah, agar para pengunjung dapat dengan dekat melihat

pemberian makan orangutan tersebut, karena kondisi tempat pemberian

makan tersebut tidak terawat dengan baik oleh pengelolah dan tempat

sampah yang telah di sediakan oleh pengelola, pengelolah harus lebih

tegas lagi dalam masalah sampah, karena masih banyak pengunjung yang

membuang sampah tidak pada tempatnya, dan pondok peneliti yang

kurang di benahi untuk peneliti yang datang kesana sehingga diharapkan

kepada Pemerintah terutama Dinas Pariwisata Kabupaten Langkat dan

pihak swasta agar dapat bekerja sama membangun dan membenahi sarana

pariwisata di Desa Perkebunan Bukit Lawang Kabupaten Langkat

3. Sapta Pesona keamanan,keramah-tamahan dan pondok penelitian. Tempat

sampah ditambahi karena masih banyak pengunjung membuang sampah

tidak pada tempatnya, keamanan perlu di tegakkan di objek wisata ini

karena calo yang ada di objek wisata ini membuat pengunjung tidak

nyaman, keramah-tamahan yang masih kurang masyarakat sekitar dengan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser. 2014. Tentang taman nasional gunung leuser. http:// www.gunungleuser.or.id

Chafid. Fandeli. 2000. Pengusaha Ekowisata : Yogyakarta : Penerbit Fakultas Kehutanan UGM

Daya Alam dan Lingkungan. USU id.wikipedia.org/.../Konservasi_t.

Galdikis BMF. 1978.Adaptasi orangutan di suaka Tanjung Putting Kalimantan

Tengah. Jakarta : Universitas Indonesia.

Ginting. Paham. 2005. Pemasaran Pariwisata :Studi Empiris Tentang Kepuasan Kunjungan Berkelanjutan Pariwisata Sumatera Utara. Medan : USUpress

Hisyam. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera. Medan: Pusat Penelitian Sumber

Http://silaban.silaban,net /diakses2006/05/20

Http://en.wikilpidia.org/wiki/tourism_inIndonesia.diakses2009/09/26

Ismayanti. 2010. pengantar pariwisata. Jakarta: Gramedia Widiasara Indonesia

James. J. Spillane.1989. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta: Kanisius

Karyono Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia

Kuswanda, W. 2011. Kesesuaian Jenis untuk Pengayaan Habitat Orangutan Terdegradasi di Daerah Penyangga Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam II:125139

Kodyat H. 1995. Sejarah Pariwisata dan Perkembangan di Indonesia. Jakarta : Gramedia sarana Indonesia

Kusudianto.1996. Perkembangan Pariwisata dan Perubahan Dalam Masyarakat. Penerbit Pustaka Jaya. Jakarta

Mahdy,Ibraham.1998. Buku Pintar dan sadar Wisata:Grafindo

Nurchamsiah. 2011. Pengembangan Objek wisata Air Terjun Mengaya

Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi Unimed

(25)

Roby Subhan Yasni. 2011. Potensi objek Wisata Hutan Kedah di Kecamatan

Blang Jerango Kabupaten Gayo Luwes. Skripsi Medan: Jurusan

pendidikan Geografi Fakultas Ilmu social Unimed

Sihotang,H.1998 Geografi Pariwasata. Diktat pendidikan Jurusan Pendidikan Geografi. Medan

Suantoro,Gemal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata.Yogyakarta: Andi kanisius. Yogyakarta

Sugiharto. 2007. Diktat Geogarfi pariwisata. Medan: Fakultas Ilmu Sosial Unimed Medan.

Suwardjoko P. Warpani. 2007. Pariwisata dalam Tata Ruang Bandung : Penerbiit ITB

Yusniriani Sirait. 2013. Studi Objek Wisata Pantai Sialang Buah di Desa Sialang

Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

Referensi

Dokumen terkait

(3) Proses pembuatan karya pop art WPAP (Wedha’s Pop Art Portrait ) ini terdiri dari 2 macam cara, yaitu dengan cara manual dan dengan cara komputer (digital).. (4)

[r]

Permainan ini juga diberikan alat bantu untuk mempermudah penyelesaian dengan mencantumkan angka pada pojok kiri gambar atau video yang sedang diacak. Dengan permainan ini kita

[r]

Selain itu Borland Delphi memiliki komponen-komponen visual maupun non visual berintegrasi yang akan menghemat penulisan program, mendukung GUI (Graphical User Interface).

[r]

Aplikasi e-Learning ini dapat digunakan sebagai media alternatif bagi mahasiswa terutama pada jurusan Teknik Informatika untuk menambah materi pembelajaran dan selain itu dapat

Setelah mengisi form ini dengan lengkap dan melampirkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan (scan/fotocopy NPWP dan Rekening), mohon segera dikirim ke