ANALISIS KONDISI OBJEK WISATA PUSAT PENGAMATAN
ORANGUTAN SUMATERA DI TAMAN NASIONAL
GUNUNG LEUSER BUKIT LAWANG
KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan
OLEH :
JUAHIR PRATOMO NIM. 3101131212
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ABSTRAK
Juahir Pratomo. NIM. 3101131212. Analisis Objek Wisata Pusat
Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang Kabupaten Langkat. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1). Kondisi fisik (letak geografis, topografi,vegetasi, curah hujan, dan kelembaban udara) Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang, (2). Keadaan Sarana dan Prasarana di lokasi Objek Wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang, (3). Sapta pesona di lokasi Objek Wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang.
Penelitian ini di laksanakan di Desa Perkebunan Bukit Lawang tahun 2014. Dimana terdapat lokasi objek wisata pusat pengamatan orangutan. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi wilayah wisata yang sekaligus menjadi sampel penelitian (total sampling). Jadi semua unsur sarana dan prasarana yang ada dilokasi tidak luput dari unsur kajian. Sumber informasi tentang objek wisata Pusat Pengamatan orangutan. Teknik pengumpulan data diambil dengan cara melakukan teknik purposive sampling (siapa saja bias menjadi sumber data asal berumur 17 tahun ke atas ). Penelitian diadakan selama 1 bulan, penelitian sabtudan minggu pada jam 10.00 s/d 16.00 WIB.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Kondisi Objek Wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional
Gunung Leuser Bukit Lawang Kabupaten Langkat”. Dalam skripsi ini penulis
menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyajian maupun dalam
penulisan. Dalam skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. H. Restu, M.S sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan beserta staf-stafnya.
3. Drs. Ali Nurman, M.Si sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.
4. Dr. Sugiharto, M.Si sebagai dosen pembibing skripsi yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat
terselesaikan sesuai dengan rencana.
5. Dra. Minah Sinuhaji, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi ini
dapat terselesaikan sesuai rencana
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberi bakal
ilmu yang tak ternilai hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Hajat Siagian yang telah mempelancar administrasi
8. Kepala Desa Perkebunan Bukit Lawang beserta stafnya yang telah memberikan
izin peneliti melakukan penelitian.
9. Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser Seksi V bahaorok yang telah
10. Badan Meteorologi Geofisika Sampali yang telah memberikan data peneliti
melakukan penelitian
11. Teristimewa kepada Orang Tua penulis yang sangat saya cintai, Ayahnda Paino
dan Ibunda Rahma, yang telah mendidik, memotivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan pendidikan sampai saat ini.
12. Kakak, abang, dan adik tersayang, Dra. Helmi Esa Susanti M.Si, Rafi Pawitra,
Ruziah Amkeb, Kartina Afriani yang selalu memberikan doa dan semangat.
13. Seluruh keluarga besar penulis yang telah banyak membantu dan memberikan
semangat serta doa.
14. Sahabat-sahabat Jurusan Pendidikan Geografi, stambuk 2010 khususnya Beri
Waldayan Sebayang, Hakim Syahreza Lubis, Miska Fauziah Seregar yang sudah
banyak membantu penulis selama penelitian baik dalam keadaan susah maupun
senang.
15. Semua teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Geografi di kelas “C
Reguler Limitid Edision” ( Gustaf, Tommy, Johan, Benhart, Sendi, Yodi,
Bangkit, Zali, Wirawan, fitri, Isma, dkk), dan seluruh mahasiswa Jurusan
Pendidikan Geografi stambuk 2010, yang tidak dapat di sebut satu persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan
literatur yang baik bagi penulis dan pembaca yang lainnya.untuk itu saya ucapakan
banyak terima kasih.
Medan, 20 Januari 2015 Penulis
DAFTAR ISI
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN……… .. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
ABSTRAK ... iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Lokasi Penelitian ... 27
B. Populasi dan Sampel ... 27
C. Variabel dan Defenisi Operasional ... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ... 30
F. Alat dan bahan……….... 32
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH ... 33
A. KeadaanFisik ... 33
B. Keadaan Non Fisik ... 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
B. Pembahasan ... 74
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 82
A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Jenis Penggunaan Lahan Tahun 2013 ... 38
2. Komposisi penduduk menurut kelompok Umur Tahun 2013 ... 39
3. Komposisi Penduduk berdasarkan Mata pencaharian Tahun 2013 ... 40
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013 ... 41
5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Tahun 2013 ... 42
6. Hubungan Antara Unit Relief, Kemiringan Lereng dan beda tinggi relative ... 47
7. Tabel jenis vegetasi pengukuran plot pertama Tahun 2014 ... 48
8. Tabel jenis vegetasi pengukuran plot kedua Tahun 2014 ... 49
9. Tabeljenisvegetasi pengukuran plot ketigaTahun2014 ... 49
10. Tabel jenis vegetasi pengukuran plot keempat Tahun2014 ... 50
iii
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Kerangka berpikir ... 26
2. Peta Kabupaten Langkat ... 34
3. Peta Kecamatan Bahorok ... 35
4. Peta Desa Perkebunan Bukit Lawang Lokasi Penelitian ... 36
5. Pusat Informasi Pengamatan orangutan ... 53
6. Tempat pemberian makan Pusat Pengataman orangutan ... 55
7. Penginapan ... 56
8. Transportasi ... 57
9. Rumah makan ... 58
10. Rumah ibadah ... 59
11. WC Umum ... 60
12. Tempat parker ... 61
13. Souvenir ... 62
14. Tempat sampah ... 63
15. Kondisi jalan masuk objek wisata ... 64
16. Gambar perahu penyeberangan……… .... 65
BAB I
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah
pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini
dapat dijadikan sebagai salah satu sektor andalan dalam peningkatan devisa
Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi – potensi wisata yang
ada mulai diperhatikan untuk pembangunan dan pengembangan. Pembangunan ini
dimaksudkan selain untuk menambah aset pendapatan Negara juga sumber daya
yang ada.
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki beranekaragam
suku dan adat istiadat yang berbeda, serta memiliki banyak sumber daya alam
yang berupa keindahan pemandangan alam seperti pegunungan yang sejuk, laut
yang biru, air terjun dan banyak lagi pesona alam lainya. Selain pesona alam
tersebut dapat juga terdapat kerajan – kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia
dan banyak peninggalan warisan budaya kuno berupa candi, prasasti kebudayaan
yang masih di jalani oleh masyarakat yang semua ini tentu merupakan
peninggalan sejarah yang mempunyai nilai yang tinggi dan banyak yang disajikan
untuk wisatawan mancanegara. Pesona alam dan warisan budaya kuno Indonesia
dijadikan sebagai objek wisata dan merupakan modal karena perlu ditata dan
dipelihara lingkungannya sehingga diharapkan mampu mengundang wisatawan
untuk datang mengunjunginya. Dalam usaha mencapai tujuan pembangunan
diperlukan usaha untuk lebih mengupayakan dan menggunakan sumber – sumber
yang ada. Pariwisata adalah salah satu bidang dalam pembangunan nasional yang
cukup potensial untuk diolah dan dikembangkan. Hasil pengelolaan dan
pengembangan pariwisata salah satu tujuannya adalah untuk membiayai
pelaksanaan pembangunan nasional.
Desa wisata merupakan bentuk desa yang memiliki ciri khusus di
dalamnya baik dalam budaya, serta peluang dijadikan komoditi bagi wisatawan.
Wujud desa wisata itu sendiri bahwa desa sebagai objek dan subjek pariwisata.
Sebagai objek desa merupakan tujuan kegiatan pariwisata, sedangkan subjek
sebagai penyelenggara apa yang dihasilkan oleh desa akan di nikmati oleh
masyarakatnya secara langsung dan peran aktifitas masyarakat sangat menentukan
kelangsungan Desa wisata itu sendiri (Soebagyo, 1991).
Tujuan orang berwisata pada umumnya adalah untuk melepas rasa lelah
dan penat dari kegiatan rutin sehari – hari, namun menurut hasil inovasi setiap
orang dapat memiliki alasan yang berbeda – beda, ada yang berwisata karena
semata – mata menghindari ketegangan akibat pekerjaan, tetapi ada pula yang
ingin memenuhi kepuasan intelektualnya. Bagi kalangan tertentu berwisata sering
diartikan mencari suasana baru yang sama sekali berlainan dari kehidupan sehari –
hari yang belum pernah dialami dengan berharap dapat menumbuhkan rasa
sukaria dan bahagia. Manusia dalam menentukan kenginan tidak hanya tinggal di
satu tempat saja. tetapi harus bergerak mencari tempat dimana keinginanya
Provinsi Sumatera Utara memliki banyak objek wisata yang meliputi
pegunungan, sungai, pantai, hutan serta kekayaan jenis flora dan faunanya. Salah
satu jenis satwa yang mulai langka adalah Orangutan. Orangutan adalah salah satu
satwa liar yang paling dikenal dan membuat kagum hampir semua orang di dunia
termasuk di Indonesia. Morfologi yang hampir sama dengan manusia merupakan
daya tarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang berada di
Dataran Tinggi Bukit Barisan, terletak di Bagian Barat Laut Provinsi Sumatera
Utara, secara geografis berada pada koordinat 3014’ – 4013’ LU dan 970 52’ –
98045’ BT. Luas wilayah Kabupaten Langkat adalah 626.329 Ha. Kabupaten
Langkat terdiri dari 23 kecamatan dan 277 desa/kelurahan dengan Ibukota
Kabupatennya adalah Stabat. Kabupaten Langkat terkenal dengan daerah
perkebunannya yang potensial disamping objek wisata lainya yang sangat menarik
dan terkenal di kawasan Gunung Leuser. Di daerah Kabupaten Langkat terdapat
objek wisata yang menarik yaitu hutan suaka dan telah dijadikan tempat pusat
pengamatan orangutan Sumatera yaitu objek wisata orangutan. Wisatawan baik
remaja maupun orang tua selalu berkunjung ke Bahorok/Pusat Pengamatan
Orangutan Sumatera. Lokasi wisata pusat pengamatan orangutan Sumatera
memiliki daya tarik yang cukup hebat yang menarik wisatawan, hal ini dapat
dilihat dari kondisi wisata yang terdapat di pusat pengamatan orangutan.
Pengunjung yang datang ke objek wisata Pusat Pengamatan Orangutan
Sumatera ini terdiri dari berbagai kalangan baik anak – anak, remaja bahkan orang
yang terdapat di TNGL Bukit Lawang. Pengembangan yang dilakukan pada objek
wisata pusat pengamatan orangutan yang datang ke lokasi wisata ini dapat dilihat
pada tahun 2013 terdapat jumlah wisatawan lokal mencapai 2880 jiwa dan
wisatawan mancanegara yang mencapai 7812 jiwa pertahun(Kantor Resort Bukit
Lawang 2013). Oleh karena itu perlu dipelajari keadaan sarana dan prasarana serta
sapta pesona objek wisata ini sehingga menarik pengunjung untuk datang kembali
ke objek wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di TNGL Bukit Lawang.
Objek wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera memiliki gambaran
kondisi fisik yang sangat menarik seperti pemandangan alam yang sangat
menarik, dengan keadaan alam yang masih asri berupa hutan tropis sebagai salah
satu pintu masuk ke Taman Nasional Gunung Leuser, dikelilingi hutan yang lebat.
Walaupun objek wisata ini cukup menarik, namun dalam pengembangan tidak
akan berhasil jika tidak didukung oleh aspek atau potensi lainnya. Salah satu
aspek tersebut yaitu budaya masyarakat setempat yang berkunjung dengan sikap
ramah tamah.
Sehubungan dengan pengembangan kepariwisataan, Pendit (1994)
menyatakan bahwa penetapan citra dan pelayanan usaha dengan upaya didasari
pada sapta pesona pariwisata yaitu: 1) Keamanan 2) ketertibaban 3) kebersihan 4)
kesejukan 5) keindahan 6) keramahtamahan 7) kenangan, yang disebabkan
akomodasi yang nyaman, makanan khas yang lezat, budaya mempesona dan
cendera mata.
Berdasarkan pengamatan penulis lokasi wisata tersebut memiliki nilai
setempat, sebaiknya pemerintah daerah setempat harus memberikan perhatian
yang khusus untuk mengembangkan dan mengelola objek wisata lebih baik lagi.
Sepanjang yang diketahui penulis, dengan adanya pengunjung yang semakin
meningkat pemerintah perlu melihat sarana prasarana serta sapta pesona objek
wisata agar pengunjung yang datang dapat kembali lagi ketempat ini.
B. Indentifikasi Masalah
Pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan mengingat pariwisata
merupakan komoditi yang cukup potensial untuk dikembangkan. Objek wisata
Pusat Pengamatan Orangutan Taman Nasional Gunung Leuser Bukit lawang
mempunyai daya tarik yang sangat signifikan yaitu berupa Orangutan. Sesuai
dengan kebijakan pemerintah dan masyarakat banyak faktor yang menentukan
berkembang tidaknya pariwisata yakni dari aspek pendukung yang juga
merupakan bagian kondisi wisata yang meliputi kondisi fisik keadaan (letak
geografis, topografi, vegetasi, curah hujan, dan kelembaban ), dan sarana pokok
(hotel, penginapan dan jenis akomodasi lainnya, restoran atau warung, promosi,
pemandu, dan sebagainya), sarana pelengkap (sarana olahraga), sarana penunjang
(fasilitas berbelanja atau souvenir fasilitas hiburan dan lainya), prasarana
kepariwisataan (jaringan jalan, tenaga listrik, rumah sakit, penyediaaan air bersih,
telekomunikasi, dan transportasi). Faktor – faktor pendorong tersebut adakalanya
tidak seluruhnya tersedia di suatu daerah tertentu sehingga merupakan
penghambat dari perkembangan pariwisata. Bagi mereka yang pergi ke tempat
lain atau ke suatu tujuan objek wisata sudah tentu disebabkan karena sapta pesona
yang dapat menarik perhatian wisatawan. Perlu dikemukakan bahwa peneliti akan
membahas peran serta penduduk dalam pengembangan objek wisata dilihat dari
sarana prsarana dan sapta pesonanya.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan indentifikasi masalah, maka dalam penelitian ini
pembatasan masalahnya adalah kondisi fisik (letak geografis, topografi, vegetasi,
curah hujan dan kelembaban), sarana (pusat informasi, pondok peneliti,
pemberian makan orangutan, rumah makan atau warung, WC umum, tempat
parkir, penginapan/hotel, tempat sampah, sarana transportasi, sarana ibadah,
souvenir da tempat sampah). Melihat kondisi prasarana objek wisata (jaringan
jalan, sampan penyeberangan, jembatan, jaringan listrik, air bersih, dan
telekomunikasi), sapta pesona yang mendorong pengunjung untuk mengunjungi
kondisi objek wisata Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional
Gunung Leuser Bukit Lawang.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, yang menjadi permasalahan pokok
peneliti adalah :
1. Bagaimana kondisi fisik (letak geografis, topografi, vegetasi, curah hujan
dan kelembaban) Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman
2. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana di lokasi objek wisata Pusat
Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser
Bukit Lawang?
3. Bagaimana sapta pesona di lokasi objek wisata Pusat Pengamatan
Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kondisi fisik (letak geografis, topografi, vegetasi, curah
hujan dan kelembaban) Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman
Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang
2. Untuk mengetahui keadaan sarana dan prasarana di lokasi objek wisata
Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser
Bukit Lawang
3. Untuk mengetahui sapta pesona di lokasi objek wisata Pusat Pengamatan
Orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang
F. Manfaat Penilitian
1. Sebagai sumber informasi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam Geografi Pariwisata
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah tentang informasi bagaimana
kondisi objek wisata pusat Pengamatan Orangutan Sumatera di Taman
3. Menambah pengetahuan penulis dalam mempelajari serta mengetahui
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kondisi fisik yang mendukung perkembangan pariwisata pusat pengamatan
orangutan di Desa Perkebunan Bukit Lawang Kabupaten Langkat meliputi
letak geografis, topografi/kemiringan dan vegetasi. Letak geografis berada
pada 30 30’ - 30 45’ Lintang Utara dan 900 – 980 15’ Bujur Timur, pada
ketinggian antara 100 – 260 meter diatas permukaan laut. Topografi Wilayah
Pusat Pengamatan Orangutan di Desa Perkebunan Bukit berada di ketinggian
108 meter diatas permukaan laut, dan kemiringan lereng sekitar 25% (terjal),
Sehingga topografi di daerah ini berbukit bukit dan agak curam. Dari hasil
observasi peneliti, mengungkapkan bahwa objek wisata pusat pengamatan
orangutan memiliki topografi yang terjal. Vegetasi, objek wisata pusat
pengamatan orangutan di Desa Perkebunan Bukit lawang terdapat vegetasi
yang dominan yaitu berupa tumbuhan pakis, eboni, jambu, kandis, meranti
kuning, liana, tapak itik, rotan, tiung, dammar, pandan dan malutua. yang
memiliki ketinggian mencapai 1,5 - 25 m yang biasa dijadikan tempat sarang
orangutan tersebut dan bisa dijadikan pengunjung untuk berteduh. Dari hasil
pedoman observasi peneliti menyatakan vegetasi yang terdapat di objek wisata
pusat pengamatan orangutan memiliki kehijauan yang tersendiri sehingga
sejuk.curah hujan terdapaat di objek wisata ini rata-rata mencapai 383,1 (mm)
pertahun dan selanjutnya kelembaban udara yang terdapat di objek wisata ini
berkisar antara 72% - 94% , sehingga di tempat disini selalu basah.
2. Kondisi Sarana objek wisata pusat pengamatan orangutan meliputi sarana
pariwisata di Desa Perkebunan Bukit Lawang, yaitu pusat informasi
dikategorikan baik dapat dilihat dari kondisi bangunan yang masih terawat,
pondok peneliti dikategorikan sedang dapat dilihat dengan kondisi bangunan
yang kurang terawat, tempat pemberian makan orangutan dapat di katagorikan
buruk karena kondisi bangungan tempat pemberian makan tidak terawat,
penginapan dikategorikan baik karena jumlah penginapan memilik jumlah
kamar yang menampung pengunjung untuk menginap di objek wisata ini,
rumah makan dikategori sedang karena biaya makan masih harga yang
standar namun rumah makan ini jauh dari objek wisata ini, tempat parkir
dikategori baik karena mampu menampung jumlah kendaraan yang ke objek
wista ini, WC dikategorikan sedang di karenaka jauh dari lokasi objek wisata,
transportasi dikategori baik karena adanya transportasi yang langsung menuju
ke objek wisata ini , tempat sampah dikategori sedang karena pihak pengelola
sudah menyediakan tempat sampah namun pengunjung yang kurang sadar
membuang sampah pada tempatnya, penyedian souvenir di kategorikan baik
karena penyedian souvenir di objek wisata ini sudah lengkap menyediakan
oleh-oleh khas dari objek wisata ini, dan tempat ibadah dikategorikan baik
karena kondsis bangunan yang terawatt dengan baik. Kondisi Prasarana wisata
perlu hati-hati dalam perjalanan menuju objek wista ini, karena kondisi jalan
yang tidak braspal dan terjal agak sulit di tempuh oleh wisatawan kalau tidak
dengan hati-hati, perahu penyeberangan dapat di katagorikan sedang karena
jumlahnya masih tersedia dengan terbatas, jembatan penyeberangan dapat di
kategorikan baik karena sudah trbuat dengan rapi dan kokoh, jaringan listrik
sudah cukup memadai dilihat dari sambungan arus PLN yang masuk ke lokasi
objek wisata ini, air bersih sudah sangat baik karena air berasal dari
pegunungan, dan jaringan telekomunikasi sudah cukup memadai terlihat para
pengunjung menggunakan HP untuk komunikasi.
3. Penerapan Sapta Pesona di Desa Perkebunan Bukit Lawang sudah cukup
baik. Namun unsur kebersihan, keamanan dan keramahtamahan masih kurang
dan perlu dibenahi, terutama dalam pengolahan sampah dan calo untuk masuk
ke objek wisata ini.
B. Saran
Sesuai dengan uraian kesimpulan maka dapat dikemukakan beberapa saran
antara lain :
1. Kondisi fisik yakni letak geografi, topografi, vegetasi, curah hujan dan
kelembaban udara yang terdapat di objek wisata ini sudah tergolong baik.
Walaupun demikan di harapkan kepada Pemerintah Kabupaten Langkat
dan Dinas Pariwisata agar dapat menjaga kondisi objek wisata ini di masa
yang akan datang, serta kepada masyarakat dalam menjaga dan
2. Sarana prasarana di Desa Perkebunan Bukit Lawang, yakni tempat
pemberian makan orangutan sebagai salah satu sarana harus dibenahi oleh
pihak pengelolah, agar para pengunjung dapat dengan dekat melihat
pemberian makan orangutan tersebut, karena kondisi tempat pemberian
makan tersebut tidak terawat dengan baik oleh pengelolah dan tempat
sampah yang telah di sediakan oleh pengelola, pengelolah harus lebih
tegas lagi dalam masalah sampah, karena masih banyak pengunjung yang
membuang sampah tidak pada tempatnya, dan pondok peneliti yang
kurang di benahi untuk peneliti yang datang kesana sehingga diharapkan
kepada Pemerintah terutama Dinas Pariwisata Kabupaten Langkat dan
pihak swasta agar dapat bekerja sama membangun dan membenahi sarana
pariwisata di Desa Perkebunan Bukit Lawang Kabupaten Langkat
3. Sapta Pesona keamanan,keramah-tamahan dan pondok penelitian. Tempat
sampah ditambahi karena masih banyak pengunjung membuang sampah
tidak pada tempatnya, keamanan perlu di tegakkan di objek wisata ini
karena calo yang ada di objek wisata ini membuat pengunjung tidak
nyaman, keramah-tamahan yang masih kurang masyarakat sekitar dengan
DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser. 2014. Tentang taman nasional gunung leuser. http:// www.gunungleuser.or.id
Chafid. Fandeli. 2000. Pengusaha Ekowisata : Yogyakarta : Penerbit Fakultas Kehutanan UGM
Daya Alam dan Lingkungan. USU id.wikipedia.org/.../Konservasi_t.
Galdikis BMF. 1978.Adaptasi orangutan di suaka Tanjung Putting Kalimantan
Tengah. Jakarta : Universitas Indonesia.
Ginting. Paham. 2005. Pemasaran Pariwisata :Studi Empiris Tentang Kepuasan Kunjungan Berkelanjutan Pariwisata Sumatera Utara. Medan : USUpress
Hisyam. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera. Medan: Pusat Penelitian Sumber
Http://silaban.silaban,net /diakses2006/05/20
Http://en.wikilpidia.org/wiki/tourism_inIndonesia.diakses2009/09/26
Ismayanti. 2010. pengantar pariwisata. Jakarta: Gramedia Widiasara Indonesia
James. J. Spillane.1989. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta: Kanisius
Karyono Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia
Kuswanda, W. 2011. Kesesuaian Jenis untuk Pengayaan Habitat Orangutan Terdegradasi di Daerah Penyangga Cagar Alam Dolok Sibual-buali.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam II:125139
Kodyat H. 1995. Sejarah Pariwisata dan Perkembangan di Indonesia. Jakarta : Gramedia sarana Indonesia
Kusudianto.1996. Perkembangan Pariwisata dan Perubahan Dalam Masyarakat. Penerbit Pustaka Jaya. Jakarta
Mahdy,Ibraham.1998. Buku Pintar dan sadar Wisata:Grafindo
Nurchamsiah. 2011. Pengembangan Objek wisata Air Terjun Mengaya
Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi Unimed
Roby Subhan Yasni. 2011. Potensi objek Wisata Hutan Kedah di Kecamatan
Blang Jerango Kabupaten Gayo Luwes. Skripsi Medan: Jurusan
pendidikan Geografi Fakultas Ilmu social Unimed
Sihotang,H.1998 Geografi Pariwasata. Diktat pendidikan Jurusan Pendidikan Geografi. Medan
Suantoro,Gemal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata.Yogyakarta: Andi kanisius. Yogyakarta
Sugiharto. 2007. Diktat Geogarfi pariwisata. Medan: Fakultas Ilmu Sosial Unimed Medan.
Suwardjoko P. Warpani. 2007. Pariwisata dalam Tata Ruang Bandung : Penerbiit ITB
Yusniriani Sirait. 2013. Studi Objek Wisata Pantai Sialang Buah di Desa Sialang
Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai