• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Sebagai Objek Dan Daya Tarik Wisata Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengembangan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Sebagai Objek Dan Daya Tarik Wisata Di Kota Medan"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBAGAI OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KOTA MEDAN

KERTAS KARYA OLEH

DENNI SULASTRI TARIHORAN 082204027

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : PENGEMBANGAN MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBAGAI OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KOTA MEDAN

Oleh : Denni Sulastri Tarihoran

NIM : 082204027

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan,

Dr. Syahron Lubis, MA. NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA Ketua,

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

POTENSI OBJEK WISATA MUSEUM SIMALUNGUN KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN

WISATAWAN OLEH

DENNI SULASTRI TARIHORAN 082204027

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan limpahan kasih sayangNya, sehingga penulisan kertas karya yang berjudul

Pengembangan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Medan dapat diselesaikan dengan baik.

Kertas karya ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan studi pada program studi pariwisata dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis untuk dapat mencapai gelar Ahli Madya dari Departemen Pariwisata, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari akan keterbatasan yang dimiliki dalam menyelesaikan kertas karya ini, oleh karena itu penulis memperoleh bantuan dari banyak pihak. Dan dengan segala kerendahan hati maka ijinkan penulis menghanturkan terimakasaih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Dr.Syahron Lubis, MA selaku Dekan Fakultas Sastra.

2. Ibu Arwina Sufikha, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Pariwisata, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Solahuddin Nasution, SE, M.SP, selaku Koordinator Praktek Bidang Keahlian Program Studi D3 Pariwisata Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

(5)

5. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan saran dan petunjuk atas penyempurnaan kertas karya ini.

6. Yang sangat berarti dan istimewa yaitu kedua orang tua saya. Terimakasih buat doa, kasih sayang yang tak ternilai dan pengorbanan yang tidak henti-hentinya..

7. Buat teman-teman UW 08 yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini.

Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, dan pikiran serta waktu dalam menyelaikan kertas karya ini. Namun demikian penulis menyadari bahwa kertas karya ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati sebagai manusia biasa penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis kiranya kertas karya ini dapat berguna bagi para pembaca.

Medan, Maret 2011 Penulis

(6)

ABSTRAK

Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang cukup besar dan baik dari segi kebudayaan yang beranekaragam, keindahan alam, flora dan fauna. Di samping itu letak Indonesia yang sangat strategis memungkinkan banyak wisatawan yang datang berkunjung. Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang kaya akan objek wisata. Kekayaan ini tersebar di seluruh wilayah Sumatera Utara. Salah satu objek wisata yang kaya dengan wrisan alam dan sejarah budaya yaitu Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yang terletak di jalan HM. Joni No.51 Medan. Museun ini berfungsi sebagai tempat pengamanan warisan alam dan budaya serta merupakan cermin pertumbuhan peradaban sejarah. Museum merupakan warisan leluhur, oleh karena itu kita harus turut ikut menjaga dan melestarikannya. Museum ini berguna juga untuk kepentingan umum, pendidikan, media hiburan(rekreasi), temmpat perkenalan kebudayaan kepada wisatawan dan sarana pewarisan nilai-nilai budaya kepada generasi berikutnya. Dengan adanya Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara maka benda-benda yang sudah langka dapat diketahui dan dikenal kembali oleh masyarakat pada zaman sekarang. Di samping itu dengan adanya benda-benda warisan alam budaya nenk moyang kita menunjukkan bahwa nilai kebudayaan di Sumatera Utara dulunya sudah cukup tinggi. Sehingga perlu sekali penanganan, pemeliharaan dan perawatan yang khusus bagi koleksi-koleksi agar tidak hancur dan tetap awet.

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Metode Penelitian... 5

1.5 Sistematika Penulisan... 6

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN... 7

2.1 Pengertian Pariwisata... 7

2.2 Daerah Tujuan Wisata ... 8

2.3 Pengertian Produk Wisata ... 15

2.4 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 18

BAB III GAMBARAN UMUM KOTAMADYA MEDAN ... 23

3.1 Letak Geografis Kota Medan... 23

3.2 Keadaan Alam dan Iklim ... 24

3.3 Kependudukan ... ... 25

3.4 Sejarah Kota Medan... 26

(8)

BAB IV MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA... 32

4.1 Pengertian Museum ... 32

4.2 Gambaran Umum Museum... 35

4.2.1 Sejarah Museum... 35

4.2.2 Visi dan Misi Museum... 37

4.2.3 Struktur Organisasi Museum ... 37

4.3 Tentang Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ... 42

4.4 Penyajian koleksi pada Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara... 44

4.5 Usaha-usaha dalam Pengembangan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ... 54

BAB V PENUTUP... 58

5.1 Kesimpulan... 58

5.2 Saran... 59

(9)

ABSTRAK

Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang cukup besar dan baik dari segi kebudayaan yang beranekaragam, keindahan alam, flora dan fauna. Di samping itu letak Indonesia yang sangat strategis memungkinkan banyak wisatawan yang datang berkunjung. Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang kaya akan objek wisata. Kekayaan ini tersebar di seluruh wilayah Sumatera Utara. Salah satu objek wisata yang kaya dengan wrisan alam dan sejarah budaya yaitu Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yang terletak di jalan HM. Joni No.51 Medan. Museun ini berfungsi sebagai tempat pengamanan warisan alam dan budaya serta merupakan cermin pertumbuhan peradaban sejarah. Museum merupakan warisan leluhur, oleh karena itu kita harus turut ikut menjaga dan melestarikannya. Museum ini berguna juga untuk kepentingan umum, pendidikan, media hiburan(rekreasi), temmpat perkenalan kebudayaan kepada wisatawan dan sarana pewarisan nilai-nilai budaya kepada generasi berikutnya. Dengan adanya Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara maka benda-benda yang sudah langka dapat diketahui dan dikenal kembali oleh masyarakat pada zaman sekarang. Di samping itu dengan adanya benda-benda warisan alam budaya nenk moyang kita menunjukkan bahwa nilai kebudayaan di Sumatera Utara dulunya sudah cukup tinggi. Sehingga perlu sekali penanganan, pemeliharaan dan perawatan yang khusus bagi koleksi-koleksi agar tidak hancur dan tetap awet.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa negara setelah sektor migas dan non migas. Pariwisata juga merupakan suatu potensi untuk meningkatkan pembangunan. Pembangunan dan pengembangan kepariwisataan ini lebih ditingkatkan khususnya dalam rangka penerimaan devisa dan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan dan memperkenalkan kebudayaan bangsa. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang cukup besar berupa keindahan alam dan keanekaragaman budaya daerah dan ditinjau dari letak geografisnya.

Salah satu provinsi yang sangat berpotensial di bidang pariwisata adalah Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa daerah tujuan wisata yang sangat banyak mendatangkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara, mulai dari wisata alam yang memiliki keindahan alam yang menarik, wisata budaya, wisata rohani, rumah-rumah tradisional, dan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya.

(11)

Kota Medan merupakan salah satu kota yang bersejarah di Indonesia dan memiliki fasilitas rekreasi dan hiburan yang cukup memadai. Kota Medan juga memiliki objek wisata yang cukup potensial, terutama objek wisata yang bernuansa sejarah kebudayaan seperti museum. Untuk menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah agar tetap terawat, Kota Medan mempunyai beberapa museum yaitu salah satunya adalah Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara. Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ini terletak di Jalan H.M. Joni No. 51 Medan. Di samping untuk melestarikan benda-benda bersejarah, museum juga merupakan sebuah lembaga yang tidak hanya mencari keuntungan saja, melainkan melayani masyarakat dan terbuka untuk umum.

Adapun perkembangan pada Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yaitu berupa renovasi-renovasi dan relokasi benda-benda yang ditata agar kelihatan lebih menarik. Kemudian koleksi-koleksi pada museum itu juga kian bertambah yang diperoleh dari hibah, pembelian, titipan, hasil penelitian, kerjasama para arkeologi dan sebagainya. Ruangan-ruangan yang ada di museum juga direnovasi kembali menjadi lebih modis dan modern juga tidak terlalu kuno dengan harapan pengunjung yang datang tidak bosan untuk datang kembali ke museum.

(12)

berikutnya. Museum juga membantu mengintegrasikan perubahan dalam masyarakat dan menciptakan keseimbangan dalam peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dan terus melestarikan kepribadian suatu bangsa melalui nilai-nilai dan pola-pola budaya yang terkandung di dalamnya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, dalam Bab III, pasal 4, ayat 1.b disebutkan bahwa museum, peninggalan purbakala, peninggalan seejarah dan seni budaya dapat dikategorikan sebagai objek dan daya tarik wisata yang merupakan hasil karya manusia.

Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 1995 tentang pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3599).

Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pelestarian kebudayaan, perlindungan dan pengembangan meliputi aspek-aspek kesenian, kepurbakalaan, kesejahteraan, permuseuman, kebahasaan, tradisi, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kepustakaan, kenaskahan dan perfilman.

(13)

sarana pendidikan ataupun rekreasi dengan mengadakan program dan kegiatan menarik yang dapat diterima oleh masyarakat.

Pengembangan yang sudah dilakukan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yaitu melakukan renovasi-renovasi dalam penyajian koleksi-koleksi yang ada di dalam museum dan melakukan perubahan dalam segi arsitektur agar tidak terlalu kuno sehingga lebih menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan yang datang berkunjung.

Dengan alasan di atas maka penulis memilih judul PENGEMBANGAN MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBAGAI OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KOTA MEDAN dengan beberapa alasan sebagai berikut:

1. Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu pusat informasi, Objek dan Daya Tarik Wisata kepada masyarakat yang datang berkunjung.

2. Mengetahui pengembangan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Medan.

3. Mengetahui koleksi-koleksi yang mewakili benda-benda warisan alam dan budaya pada Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Pembatasan Masalah

(14)

menarik di Kota Medan yang layak menjadi sebuah Objek Daerah Tujuan Wisata pada tingkat nasional.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program pendidikan D3 Pariwisata, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara,

2. Memperkenalkan dan mempromosikan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu objek wisata di Kota Medan,

3. Memacu pengembangan Museum Negeri Sumatera Utara sebagai salah satu objek wisata yang dapat diandalkan di Kota Medan.

1.4 Metode Penelitian

Dalam kertas karya metode yang telah dilakukan penulis untuk mendapatkan informasi adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Hal ini dilakukan oleh penulis dengan cara mengumpulkan data-data dari beberapa buku pedoman yang berkaitan dengan kepariwisataan dan brosur-brosur yang sesuai dengan judul kertas karya untuk mendapatkan informasi.

2. Peneltian Lapangan (Field Research)

(15)

pengamatan langsung pada pihak-pihak (nara sumber) yang dapat membantu melengkapi kerrtas karya ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Secara sistematis penulisan kertas karya ini penulis membaginya atas lima bab dan masing-masing bab dibagi lagi menjadi beberapa sub bab yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri atas Alasan Pemilihan Judul, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

Menguraikan tentang Pengertian Pariwisata, Objek dan Daya Tarik Wisata, Pengertian Produk Wisata, Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata.

BAB III: GAMBARAN UMUM KOTAMADYA MEDAN

Membahas tentang Letak Geografis Kota Medan, Keadaan Alam dan Iklim, Kependudukan, Sejarah Kota Medan, Hubungan Kepariwisataan dengan Kebudayaan.

BAB IV: PENGEMBANGAN MUSEUM NEGERI PROVINSI

(16)

Menjelaskan tentang Pengertian dari Museum, Sejarah Berdirinya Museum Negeri, Penyajian Koleksi pada Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara serta Usaha-usaha dalam Pengembangan Museum.

BAB V: PENUTUP

(17)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian pariwisata

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan. (Karyono, 1997:15). Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.

Menurt Ensiklopede Nasional Indonesia Jilid 12 bahwa pariwisata adalah kegiatan perjalanan seseorang atau seerombongan orang dari tempat tinggal asalnya ke suatu tempat di kota lain atau di negara lain dalam jangka waktu tertentu. Tujuan perjalanan dapat bersifat pelancongan, bisnis, keperluan ilmiah, bagian kegiatan agama, muhibah atau juga silahturahim.

(18)

Defenisi pariwisata menurut Yoeti (1996:108) adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beranekaragam.

Robert McIntosh bersama Shashiakant Gupta mengungkapkan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya (Pendit, 1999:31).

2.2 Daerah Tujuan Wisata

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi lima unsur:

1. Objek dan Daya Tarik Wisata, 2. Prasarana wisata,

3. Sarana wisata,

4. Tata laksana/ infrastruktur, dan 5. Masyarakat/ lingkungan.

2.2.1 Objek dan Daya Tarik Wisata

(19)

memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.

Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro dalam bukunyaDasar-dasar Pariwisata(1997:19) mengatakan bahwa objek dan daya tarik wisata dikelompokkan atas :

a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam: pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya, pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.

b. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:

 Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,

nayaman dan bersih.

 Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

 Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

 Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan

yang hadir.

 Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam,

pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.

 Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai

(20)

c. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.

 Kelayakan Finansial

Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut.

 Kelayakan Sosial Ekonomi Regional

Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memilki dampak sosial ekonomi secara regional, dapat menciptakan lapangan pekerjaan, dapat meningkatkan devisa dan sebagainya.

 Layak Teknis

Pembangunan objek wisata harus dapat dipetanggungjawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya dukung oleh wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.

 Layak Lingkungan

(21)

sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kulitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian (Suwantoro, 1997:20).

2.2.2 Prasarana Wisata

Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Untuk kesiapan objek-objek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan disesuaikan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan (Suwantoro, 1997: 21).

Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesbilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. Di samping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat pembelanjaan dan sebagainya.

(22)

Dalam pembangunan prasarana pariwisata pemerintah lebih dominan karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara daerah dan sebagainya yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja.

2.2.3 Sarana Wisata

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik seecara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

(23)

wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan diisediakannya (Suwantoro, 1997: 23).

2.2.4 Tata Laksana/ Infra Struktur

Menurut Suwantoro dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997: 23) Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah seperti:

a. Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah yang membantu sarana perhotelan/restoran.

b. Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusinya yang merupakan bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai.

c. Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata.

d. Sistem komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi scara tepat dan tepat.

(24)

2.2.5 Masyarakat/ Lingkungan

Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai Objek dan Daya Tarik Wisata akan mengundang kehadiran wisatawan yang berkunjung. Adapun yang ikut berperan dalam pengembangan suatu objek dan daya tarik wisata adalah sebagai berikut menurut Suwantoro dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997: 23-24) :

a. Masyarakat

Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan sekaligus akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan. Untuk ini masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Dalam hal ini pemerintah melalui instansi-instansi terkait telah menyelenggarakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata. Dengan terbinanya masyarakat yang sadar wisata akan berdampak positif karena mereka akan memperoleh keuntungan dari wisatawan yang membelanjakan uangnya. Para wisatawan akan untung karena mendapat pelayanan yang memadai dan juga mendapatkan berbagai kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya.

b. Lingkungan

Di samping masyarakat di sekitar objek wisata, lingkungan sekitar objek wisatapun perlu diperhatikan dengan seksama agar tak rusak dan tercemar. Lalu lalang manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem dari fauna dan flora di sekitar objek wisata. Oleh sebab itu perlu ada upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu objek wisata.

c. Budaya

(25)

2.3 Pengertian Produk Wisata

Pada umumnya yang dimaksud dengan product adalah sesuatu yang dihasilkan melalui suatu proses produksi. Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata, tetapi merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya bersifat ekonomis, tetapi juga bersifat sosial, psikologis dan alam, namun demikian produk wisata sebagian besar dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Produk wisata sangat diperlukan untuk menunjang suatu kepariwisataan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Suwantoro (1997:49) berpendapat bahwa produk wisata merupakan keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia berangkat semula.

Menurut Suwantoro (1997: 48) ciri-ciri suatu produk wisata adalah : 1. Hasil atau produk wisata tidak dapat dipindahkan. Karena itu dalam

penjualannya tidak mungkin produk itu dibawa kepada konsumen, sebaliknya konsumen (wisatawan) yang harus dibawa ketempat dimana produk itu dihasilkan.

2. Produksi dan konsumsi terjadi pada tempat dan saat yang sama. Tanpa adanya konsumen yang membeli produk/jasa maka tidak akan terjadi produksi.

3. Produk wisata tidak menggunakan standar ukuran fisik tetapi menggunakan standar pelayanan yang didasarkan atas suatu kriteria tertentu.

4. Konsumen tidak dapat mencicipi atau mencoba contoh produk itu sebelumnya, bahkan tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu sebelumnya.

5. Hasil atau produk wisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan hanya sedikit yang mempergunakan mesin.

(26)

Adapun produk wisata termasuk kategori subjek sentral adalah usaha yang bergerak dalam bidang mendorong orang merasa tertarik akan kebutuhan untuk mengadakan perjalanan serta memberi kesempatan kepada mereka untuk menikmati perjalanan, apabila orang bersangkutan tidak mampu sendiri mengusahakan demikian, antara lain perussahaan penerbitan kepariwisataan, bank pariwisata, kredit pariwisata, asuransi pariwisata dan sejenisnya.

Produk wisata termasuk yang kategori objek sentral adalah usaha yang kegiataannya diperuntukkan bagi dan tergantung pada perkembangan kepariwisataan itu sendiri, antara lain perusahaan akomodasi, angkutan, souvenir, tempat rekreasi/hiburan, lembaga yang mengurusi objek-objek wisata dan sebagainya. (Pendit 1999:147).

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yang telah menjadi salah satu produk pariwisata memiliki unsur-unsur seperti mutu koleksi museum tersebut yang mana keaslian koleksi, kelangkaan koleksi dan peragaan koleksi. Keindahan bangunan meliputi keindahan/keunikan arsitektur bangunan, pertamanan bangunan serta pemandangan di dalam ruangan. Kenyamanan suasana di Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, bebas kebisingan, kebersihan ruangan dan kesejukan/ventilasi. Kemudahan Informasi seperti brosur, program bimbingan, label, pramuwisata (guide). Penataan Musem Negeri Provinsi Sumatera Utara seperti keserasian penataan koleksi, kemudahan melihat koleksi dan kebersihan koleksi.

(27)

sejarahnya, keutuhan (aslinya), keindahan/kenyamanan, kebersihan kompleks museum dan variasi kegiatan upacara, studi, apresiasi, seni budaya, atraksi seni dan lain sebagainya.

2.4 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata 2.4.1 Pengertian Sarana

Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan wisatawan, (Yoeti, 1996:184).

Sarana kepariwisataan tersebut adalah : a. Sarana Akomodasi

(28)

layaknya hotel berbintang lainnya, banyak fasitlias yang disediakan (sesuai dengan kelasnya) untuk memenuhi kebutuhan wisatawan (mancanegara) dengan standar layananan internasional.

b. Sarana transportasi

Peranan transportasi dalam industri pariwisata sangat vital sekali,mengingat mobilisasi wisatawan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Wisatawan yang datang untuk mengunjungi Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara dapat menggunakan sarana transportasidi Kota Medan. Sarana transportasi yang terdapat di Kota Medan yaitu becak bermotornya (becak mesin/ becak motor) yang dapat ditemukan hampir di seluruh Kota Medan. Berbeda dengan becak biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa penumpangnya kemana pun di dalam kota. Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di belakang becak seperti halnya di Jawa, yang memudahkan becak Kota Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku dan memungkinkan untuk diproduksi dengan harga yang minimal. Selain becak, dalam Kota Medan juga tersedia angkutan umum berbentuk minibus (angkot/oplet) dan taksi.

c. Biro Perjalanan Wisata (BPW)

(29)

d. Toko penjual cinderamata

Toko-toko penjual cinderamata dari objek wisata yang dikunjungi tersebut hanya mendapat penghasilan dari penjualan barang-barang cinderamata objek tersebut (Yoeti, 1996:185).

Komponen-komponen ini identik dengan buah tangan, oleh-oleh atau kenang-kenangan dari suatu tempat kunjungan dalam bentuk barang tertentu. Barang-barang yang dijual ciri khusus sesuai dengan kondisi dan karakteristik daerah tempat cenderamata tersebut berada. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komponen ini antara lain jenis barang, kapasitas, lokasi, harga, kualitas dan keunikannya.

2.4.2 Prasarana Pariwisata

Menurut Yoeti prasarana pariwisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beranekaragam .

(30)

Demikian juga mengenai pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata sangat baik. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi dan kantor pos juga mendukung prasarana pada museum tersebut.

Dalam pengembangan sebuah objek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu objek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar objek wisata tersebut maupun pemerintah daerah.

Adapun prasarana kepariwisataan berupa : 1. Jaringan Jalan Raya

(31)

2. Telekomunikasi

Sebagai sebuah kota besar, di Kota Medan banyak ditemukan jaringan telekomunikasi berupa warung telekomunikasi (wartel) dan warung internet (warnet). Hampir di pelosok kota tersedia fasilitas telekomunikasi.

3. Pelabuhan Udara

(32)

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTAMADYA MEDAN

3.1 Letak Geografis

Kota Medan terletak antara 3º, 27´ - 3º, 47´ Lintang Utara dan 98º, 35´ - 98º, 44´ Bujur Timur, dengan ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan berbatasan dengan sebelah utara, selatan, barat dan timur dengan Kabupaten Deli Serdang.

Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km. Kota Medan ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

(33)

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

3.2 Keadaan Alam dan Iklim

Kota Medan yang berprovinsikan Sumatera Utara terdiri dari beberapa pantai, dataran rendah, dataran tinggi serta daearah pegunungan. Di tengah-tengah daerah pegunungan dari utara ke selatan membujur bukit barisan yang ditumbuhi dengan hutan lebat. Provinsi Sumatera Utara juga terdapat beberapa gunung berapi yang masih aktif seperti Gunung Sibayak, Gunung Sinabung, Gunung Dolok Martimbang, Gunung Sibual-buali dan Gunung Sorik Merapi. Selain gunung berapi di Provinsi Sumatera Utara terdapat sebuah danau yang sangat indah dan sangat besar yang terkenal di seluruh dunia yaitu Danau Toba yang terkenal dengan keindahannya. Ditengah-tengah danau yang indah ini terletak Pulau Samosir dengan berbagai jenis kebudayaan tradisional yang indah sehingga selalu dikunjungi oleh para wisatawan luar dan dalam negeri.

(34)

Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 76-83% dan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,73 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 115,48 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2010 per bulan 45 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 182 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 228,6 mm.

3.3 Kependudukan

Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan sebagian besar penduduknya menganut agama Islam. Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan persebaran penduduk tercapai optimal.

Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, di mana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya.

Pada tahun 2010, diproyeksikan penduduk Kota Medan mencapai 2.121.053 jiwa. Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 8.001 jiwa/km².

(35)

yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak. Keanekaragaman etnis di Kota Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh Kota Medan.

3.4 Sejarah Kota Medan

Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.

Pada mulanya yang membuka perkampungan Kota Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan-Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang populer.

(36)

berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai.

Menurut Volker pada tahun 1860 Kota Medan masih merupakan hutan rimba dan di sana sini terutama di muara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Kota Medan menjadi kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Provinsi Sumatera Utara.

Pada tahun 1886 Kota Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Kota Medan. Tahun 1909 Kota Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa.

(37)

mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Kota Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang menjadi guru dan ulama.

Sejak tahun 1950, Kota Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, Kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.

3.5 Hubungan Kepariwisataan dengan Kebudayaan

Kepariwisataan merupakan potensi di dalam usaha pembangunan yang kita laksanakan sekarang ini karena dalam pariwisata kita dapat menciptakan dan meningkatkan kegiatan-kegiatan di bidang jasa dan jenis industri kerajinan rakyat serta penjualan barang-barang. Dengan demikian kegiatan pariwisata baik secara nasional dan internasional dapat menciptakan serta memperluas lapangan kerja dan memberi pengaruh perkembangan terhadap sektor-sektor lainnya. Dalam meningkatkan arus wisatawan luar negeri ke Indonesia harus disertai dengan usaha Indonesia dalam jaringan lalu lintas utama wisatawan internasional serta mendekatkan Indonesia dalam arti dan rute perjalanan internasional negara-negara penghasil utama wisatawan.

(38)

mendorong demi menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Hendaknya keanekaragaman adat istiadat dan cara hidup kita harus tetap lestari walaupun banyak menerima pengaruh kebudayaan dari luar antara lain oleh para wisatawan luar.

Seperti kita ketahui bahwa Kota Medan sungguh sangat mempunyai potensi yang besar di bidang kepariwisataan bila kita bandingkan dengan daerah lain. Apabila kita satu padukan peninggalan sejarah dan atraksi lainnya seperti keanekaragaman, kesenian-kesenian daerah maka para wisatawan akan lebih tertarik dan tahan tinggal lebih lama di daerah yang dia kunjungi.

Peninggalan sejarah dan purbakala ini perlu perawatan dan perbaikan karena sebagian bangsa yang datang berkunjung ke daerah tujuan wisata berkeinginan langsung melihat lebih dekat bagaimana dan di mana tempat-tempat bangunan bersejarah itu terutama untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan studi perbandingan.

Keberhasilan kita dalam mensukseskan sektor pariwisata ini tidaklah selalu tergantung ditangan pemerintah saja yang mengelolahnya. Jika kita mengadakan evaluasi mengenai sejauh mana keberhasilan kita di sektor pariwisata ini, maka sektor pariwisata Indonesia khususnya Kota Medan belum memadai bila dibandingkan dengan negara tetangga, maka pemerintah harus memikirkan peraturan-peraturan atau kemudahan-kemudahan bagi lancarnya arus pemasukan wisatawan luar negeri ke negara ini.

(39)

fiskal dengan maksud untuk mebatasi wisatawan-wisatawan Indonesia mengalir ke luar negeri yang akbiatnya dapat menipiskan devisa negara kita.

Di samping itu, pemerintah merencanakan akan menambah pintu masuk baru bagi wisatawan asing dengan maksud untuk mempermudah wisatawan-wisatawan yang menggunakan angkutan udara singgah di Indonesia untuk menikmati keindahan alamnya serta adat istiadat tradisonal.

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan hubungan kepariwisataan dan kebudayaan di sini adalah kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi seperti kesenian atau perikehidupan kraton dan sebagainya, akan tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kebiasaan yang hidup di tengah-tengah suatu masyarakat seperti : pakainnya, caranya berbicara, kegiatannya dipasar dan sebagainya. Pokoknya semua actdan artefact(tingkah laku dan hasil karya) suatu masyarakat, dan tidak hanya kebudayan yang masih hidup, akan tetapi juga akan kebudayaan yang berupa peninggalan-peninggalan atau tempat-tempat bersejarah berupa monumen-monumen atau museum.

Karena luasnya kebudayaan, ada baiknya untuk membuat klasifikasi dari apa saja yang termasuk dari kebudyaan itu. Klasifikasi tersebut dapat diwujudkan sebagai berikut menurut Soekadijo dalam bukunyaAnatomi Pariwisata(1997: 54-55) yaitu:

1. Kebudayaan warisan (tourist heritage), semua berwujudartefact.

(40)

dari zaman prasejarah, zaman pengaruh India, zaman pengaruh Islam dan zaman pengaruh Barat.

2. Kebudayaan hidup meliputi kebudayaan tradisional dan kebudayaan kontemporer.

Kebudayaan tradisional yang dimaksud sebagian berupa artefact dan terdapat di museum, dan sebagian lagi berupa adat kebiasaan, kesenian dan kerajinan tradisional. Sedangkan kebudayaan kontemporer sebagian berupa artefact dan terdapat di museum modern serta di tengah-tengah masyarakat, dan sebahagian lagi berupa tata cara kehidupan modern, kesenian dan kerajinan temporer.

(41)

BAB IV

MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA

4.1 Pengertian Museum

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, dalam Bab III, pasal 4, ayat 1.b disebutkan bahwa museum, peninggalan purbakala, peninggalan seejarah dan seni budaya dapat dikategorikan sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata yang merupakan hasil karya manusia.

Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 1995 tentang pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3599).

Pemerintah daerah dalam melaksanakan pelestarian kebudayaan, perlindungan dan pengembangan meliputi aspek-aspek kesenian, kepurbakalaan, kesejarahan, permuseuman, kebahasaan, tradisi, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kepustakaan, kenaskahan dan perfilman.

(42)

pengelolaan warisan budaya yang dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata, yang telah diadopsi dalam sidang umum ICOMOS, pada bulan Oktober 1999 antara lain disebutkan sebagai berikut: Konservasi warisan budaya merupakan media atau sarana untuk melakukan pertukaran budaya antara wisatawan domestik maupun internasional dengan masyarakat lokal, dan pemahaman tentang warisan budaya masyarakat lokal haruslah menjadi prioritas pertama. Bila terjadi konflik kepentingan antara wisatawan di suatu sisi dan masyarakat lokal di lain pihak, maka pengelolaan sumberdaya budaya harus dilaksanakan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi kini maupun yang akan datang. Masyarakat lokal ataupun penduduk asli harus dilibatkan dalam perencanaan konservasi dan pariwisata, serta konservasi dan pariwisata tersebut harus menguntungkan masyarakat lokal (Kusumawati, 2002: 21).

Sebagian dari masyarakat masih menganggap bahwa museum adalah tempat menyimpan benda-benda yang sudah berusia tua (rongsokan), gelap dan kotor. Anggapan demikian perlu diluruskan, karena benda-benda yang tersimpan di museum pasti mempunyai nilai, yang berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan maupun kebudayaan.

(43)

meneliti dan menyajikan, untuk kepentingan studi (pendidikan), kesenangan, barang-barang atau benda pembuktian material manusia dan lingkungannya .

Pengertian museum dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1995 tentang pemeliharaan dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum, sebagai berikut: Museum adalah sebagai lembaga tempat menyimpan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelastarian kebudayaan bangsa .

Berdasarkan defenisi tersebut, jelas bahwa museum adalah institusi yang permanen, merawat dan mengelolah koleksi secara sistematik, untuk keperluan budaya, pendidikan, dan keilmuan, bersifat publik, bukan merupakan badan usaha yang diharapkan dapat mendatangkan keuntungan materi atau bersifat sosial serta sebagai tempat pendidikan non formal dan salah satu objek wisata.

(44)

4.2 Gambaran Umum Museum 4.2.1 Sejarah Museum

Dahulu pada masa zaman Jepang telah ada suatu bentuk museum di Kota Medan, yang sekarang tempat bangunanya Hotel Granada. Tetapi lama kelamaan museum ini semakin tidak berfungsi lagi. Maka pada tahun 1954 almarhum Presiden Pertama Republik Indonesia yaitu Presiden Soekarno meresmikan Gedung Arca yang terletak di jalan H.M. Joni Medan, sekarang terkenal dengan Pasar Merah. Koleksi pertamanya adalah Makara yaitu batu yang berbentuk ikan berkepala gajah untuk menolak bala. Pada waktu itu bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1954 dan juga berketepatan pula dilangsungkannya Kongres Bahasa Indonesia yang ke III di Medan. Di sana ada sebuah patung yang ukurannya cukup besar yang terlantar (tidak terurus lagi) dan ini lah lokasi museum sekarang.

Gedung Arca tersebut semula dimaksudkan oleh Jawatan Kebudayaan Provinsi Sumatera Utara sebagai tempat penyimpanan benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala daerah Provinsi Sumatera Utara tetapi rencana hanya tinggal rencana, namum realisasinya tidak terwujud. Hari terus berlalu di mana rakyat/pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara khususnya, masih belum begitu serius akan soal-soal kebudayaan. Rencana untuk mendirikan gedung museum masih terpendam bahkan hampir terlupakan, hingga suatu ketika munculah Pemerintah Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto.

(45)

membuka arsip tentang Gedung Arca serta mempelajari kemungkinan-kemungkinan untuk kelanjutan pembangunannya. Maka pada tanggal 14 Febuari 1975 dimulailah pembangunan tahap pertama oleh Ditjen Kebudayaan dengan luas tanah bangunannya adalah kira 1Ha sedangkan luas bangunanya kira-kira 3000 m². Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan disertai oleh kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Kebudayaan Sumatera Utara, maka berdirilah Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan H.M. Joni No. 51 Medan. Jarak dari Bandara Udara Polonia sekitar 3 km, dan dari pelabuhan laut Belawan sekitar 25 km. Sedangkan dari pusat pemerintahan kantor Gubernur Sumatera Utara berkisar 30 m.

Pada tanggal 19 April 1982 diresmikanlah Museum Negeri Sumatera Utara oleh Bapak Menteri Pendidkan dan Kebudayaan Bapak DR. Daoed Yosoef. Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 10.468 m², yang terdiri dari bangunan induk 2 lantai yang difungsikan untuk ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang audio visual/ceramah, ruang kepala museum, tata usaha, ruang seksi bimbingan, perpustakaan, ruang mikro film, ruang komputer, serta gudang.

(46)

Depari, Lili Suheri, Sastrawan Tengku Amir Hamzah, pencipta lagu Nahum Situmorang dan tokoh pendidikan Willem Iskandar.

Bangunan lain di luar bangunan induk adalah bangunan seksi koleksi, ruang seksi konservasi, ruang preparasi, laboratorium, mess, tempat penjualan tiket masuk, benda-benda pos dan pos jaga.

4.2.2 Visi dan Misi Museum

Museum merupakan tempat yang penting dan mempunyai peran yang sangat strategis dalam memperkenalkan kebudayaan, khususnya budaya materi kepada masyarakat agar mereka memahami dinamika dan keanekaragaman budaya yang multieknik. Pemahaman keanekaragaman budaya sangat diperlukan dengan harapan dapat menghargai dan mengerti budaya dari kelompok etnik yang lain sehingga konflik antar masyarakat dapat dihindari.

Visi Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara adalah terwujudnya museum sebagai pusat studi dan pengembangan kebudayaan yang dinamis dan kreatif serta menjadi andalan pariwisata daerah.

Misi Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yaitu mengoptimalisasikan tugas dan fungsi museum, meningkatkan sumber daya manusia yang profesional, membina kerjasama antar berbagai kelompok / kalangan guna meningkatkan performansi dan informasi tentang kekayaan budaya bangsa.

4.2.3 Struktur Organisasi Museum

(47)

tersebut terdapat pimpinan yang memimpin sekelompok orang tersebut, agar keharmonisan kerja dapat tercipta. Dengan demikian pembagian tugas, pelaksana tugas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dapat mencerminkan tata hubungan antara bawahan secara rasional dan jelas. Hal ini digambarkan dalam suatu bagan struktur orgaisasi yang mengatur tentang pembangian tugas, wewenang, dan tanggungjawab dari setiap pekerja dengan jenis dan jabatannya. Dengan struktur organisasi yang jelas dapatlah diketahui dan dimengerti sampai sejauh mana tugas dan fungsinya dalam suatu organisasi.

Adapun struktur organisasi kepegawaian yang terdapat di Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

(48)

Untuk mengetahui tugas dan tanggungjawab dari masing-masing seksi dan bagian lainnya, maka berikut ini penulis menguraikan secara garis besar tugas dan tanggungjawab yang terdapat dalam struktur organisasi Museum Negeri sebagai berikut (perincian tugas menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0428/0/981).

1. Kepala Museum (Direktur)

Kepala museum adalah seorang yang mengepalai seluruh bagian/seksi yang ada di Museum Negeri Sumatera Utara itu.

2. Bagian Tata Usaha

Perincian tugas sub bagian tata usaha adalah:

 Menyusun program kerja tahunan sub bagian dan mempersiapkan

penyusunan program kerja tahunan,

 Melakukan urusan surat menyurat yang meliputi pengetikan, penggandaan,

agenda, ekspedisi, dan kearsipan,

 Melakukan urusan barang perlengkapan yang meliputi perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan, investarisasi dan usul penghapusan,

 Melakukan urusan keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan kantor

dan sekelilingnya,

 Melakukan urusan penerimaan tamu dan upacara,

(49)

 Mengurus, mencatat dan menyusun rencana rapat dinas di lingkungan,

 Menyusun usul formasi pegawai,

 Mempersiapkan usul mutasi pegawai,

 Mempersiapkan usaha pengembangan kepegawaian,

 Mempersiapakn ujian dinas pegawai,

 Mempersiapkan usaha peningkatan disiplin pegawai,

 Melakukan registrasi dan kearsipan pegawai termasuk NIP,

 Melakukan usaha peningkatan kesejahteraan pegawai antara lain asuransi,

kesehatan, tabungan pegawai negeri dan koperasi pegawai,

 Mengurus cuti pegawai,

 Menyusun usul rencana anggaran museum,

 Melakukan tata usaha pengurusan keuangan dan pertanggungjawaban

penggunaan keuangan,

 Melakukan pengurusan gaji, uang lembur, dan honorarium,

 Menyusun lapoaran sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laopran.

3. Seksi Koleksi

Perincian tugas seksi koleksi adalah :

 Menyusun program kerja tahunan seksi,

 Menyusun rencana dan program penyusunan/pengumpulan, penelitian dan

pengelolahan koleksi sejarah kebudayaan dan sejarah alam daerah,

 Melakukan kegiatan pegumpulan, penelitian, dan pegelolaan koleksi

(50)

 Mencatat dan menyajikan hasil pengolahan dan analisa koleksi sejarah

kebudayaan dan sejarah alam daerah,

 Mengelolah dan menganalisa hasil pengumpulan dan penelitian koleksi

sejarah kebudayaan dan sejarah alam daerah,

 Menyusun laporan seksi.

4. Seksi Konservasi

Perincian tugas seksi konservasi dan preparasi adalah:

 Menyusun program tahunan seksi,

 Menyusun rencana dan program konservasi, preparasi, restorasi dan tata

pameran,

 Melakuakan kegiatan dan usaha konservasi dan preparasi koleksi yang

meliputi konservasi preventif dan kuratif serta pemeliharaan kelembaban suhu dan penyiraman di dalam ruang pameran dan studi koleksi,

 Melakukan kegiatan dan usaha restorasi dan reproduksi koleksi yang

meliputi perbaikan koleksi, pembuatan replika, reproduksi foto, pembuatan slide, film dan rekaman-rekaman koleksi,

 Melakukan kegiatan usaha reparasi tata pameran yang meliputi pembuatan

rancangan vitrin dan panel pameran, tata cahaya, ilustrasi, musik, penataan pameran tetap, pameran temporer, restorasi dan pengemasan koleksi,

(51)

5. Seksi Edukasi

Perincian tugas seksi edukasi adalah:

 Menyusun program kerja tahunan seksi,

 Menyusun rencana dan program bimbingan edukatif kultural dan publikasi

museum,

 Melakukan kegiatan usaha bimbingan dengan metode dan sistem edukasi

kultural tentang koleksi museum terhadap pengunjung museum (siswa, mahasiswa dan umum), untuk pengenalan koleksi dalam rangka menanamkan daya apresiasi dan penghayatan nilai warisan budaya dan ilmu pengetahuan,

 Melakukan kegiatan dan usaha publikasi yang meliputiu penertiban,

koleksi, pelayanan dan pemberi informasi tentang kegiatan museum,

 Meyusun laporan.

4.3 Tentang Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara beralamat di Jalan H.M. Joni No. 51 Medan, Sumut. Adapun fasiltas penunjang yang dapat kita temui di museum ini antara lain:

1. Perpustakaan

2. Ruang Audio Visual/Ruang Ceramah/Ruang Bimbingan 3. Ruang Pameran Temporer

4. Ruang Mikro Film

(52)

6. Tempat Parkir yang luas

7. Tempat Penjualan Pos dan Giro 8. Mess

9. Pos Satpam 10. Toilet

11. Tempat Penjualan Souvenir 12. Taman

Bagi para pengunjung SD/SMP/Anak-anak dikenakan biaya sebesar Rp. 250,-/orang dan bagi SMA/Dewasa dikenakan biaya Rp. 750,-/orang. Pengunjung dapat berkunjung setiap saat kecuali pada hari senin dan pada hari-hari besar. Adapun jadwal berkunjung ke Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yaitu:

(53)

Secara umum jumlah pengunjung Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Berikut ini adalah data pengunjung Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara tahun 2006 2010.

DATA PENGUNJUNG MUSEUM NEGERI PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2006 2010

THN TK SD SMP SMA MHSWA UMUM WISMAN WISNU TOTAL 2006 - 27.680 25.416 16.285 1.679 2.576 682 192 74.987 2007 1.785 24.250 23.066 21.104 1.199 2.395 625 333 74.745 2008 1.502 15.353 13.503 11.353 1.406 2.621 629 427 46.700 2009 1.346 16.070 17.818 10.652 3.790 3.024 642 313 52.017 2010 4.063 27.119 30.524 23.052 2.571 4.908 1.023 1.091 94.351

8.696 110.472 110.327 82.446 10.645 15.524 3.601 2.356

Sumber : Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara (Lampiran 1)

(54)

paling sedikit yaitu berasal dari kalangan Wisnu (Wisatawan Nusantara) sebanyak 2.356 orang.

4.4 Penyajian Koleksi Pada Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara 4.4.1 Jenis - Jenis Koleksi

Berdasarkan jenis koleksi yang dimiliki, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara dikategorikan sebagai museum umum. Sebagian besar koleksinya berasaal dari daerah Sumatera Utara berupa benda-benda peninggalan sejarah budaya mulai dari masa prasejarah, klasik pengaruh Hindu-Budha, Islam, sejarah perjuangan hingga kini. Sebahagian lainnya berasal dari beberapa daerah lain di Indonesia dan dari negara lain yaitu Thailand.

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara menyimpan kurang lebih 7000 koleksi yang terbagi menjadi 10 jenis yaitu (Museum Negeri Provinsi Sumut, 2011):

a. Geologika/Geografika

Koleksi geologika berupa jenis batuan, mineral, benda-benda bentukan alam dan peta.

b. Biologika

Koleksi biologika berupa tengkorak atau kerangka manusia, aneka tumbuh-tumbuhan dan jenis-jenis kayu, serta binatang.

c. Etnografika

(55)

sehari-hari berupa peralatan rumah tangga seperti kepuk (tempat menyimpan pakaian), kitang (tempat air), ingan tambar (tempat obat), kukuran kelapa dan lain sebagainya. Koleksi lainnya berupa alat-alat perlengkapan, baik yang berhubungan dengan tata cara kehidupan sesuai dengan kepercayaan (religi), maupun yang berhubungan dengan upacara kelahiran, perkawinan dan kematian. Museum ini terkenal memiliki keanekaragaman koleksi benda budaya dari berbagai etnik di Provinsi Sumatera Utara antara lain Melayu, Batak Toba, Simalungun, Karo, Angkola/Mandailing, Pakpak dan Nias.

d. Arkeologika

Koleksi arkeologika berupa hasil budaya masa lampau yang menjadi objek penelitian arkeologi. Benda-benda tersebut merupakan hasil peninggalan budaya sejak masa prasejarah sampai masuknya pengaruh budaya barat, seperti peralatan hidup manusia berupa tulang, kapak batu, cangkang kerang, patung Hindu-Budha, prasasti dengan tulisan kuno, nisan-nisan kuno dan sebagainya.

e. Historika

Dalam hal ini adalah koleksi yang mempunyai nilai sejarah atau menjadi objek penelitian sejarah yang meliputi kurun waktu sejak masuknya budaya barat hingga sekarang. Koleksi berupa benda-benda dan foto serta dokumen yang berhubungan dengan sejarah baik sejarah perkebunan, sejarah mempertahankan dan perjuangan melawan penjajah, pers dan film.

f. Numismatika/Heraldika

(56)

VOC, Inggris, Hindia, Belanda dan Jepang, hingga masa setelah kemerdekaan atau masa pembangunan Republik Indonesia. Koleksi heraldika berupa stempel, lambang-lambang dan berbagai jenis prangko.

g. Filologika

Koleksi filologi berupa naskah kuno, terdiri dari Naskah Pustaha Lak-Lak (Naskah Batak) dan Naskah Melayu yang ditulis dengan tangan.

h. Keramologika

Koleksi keramik terdiri dari berbagai macam mulai dari keramik asing yang berasal dari Cina, Thailand, Belanda, Jepang dan juga keramik lokal yang ditemukan dibeberapa situs di Provinsi Sumatera Utara seperti di situs Kota Cina, situs Candi Sipamutung (Tapanuli Selatan). Walaupun terkadang keramik tersebut berasal dari mancanegara akan tetapi ditemukan di Provinsi Sumatera Utara.

i. Seni Rupa

Koleksi seni rupa yang diekspresikan melalaui dua atau tiga dimensi berupa lukisan dan patung.

j. Teknologika/Modern

Koleksi teknologi berupa perlengkapan, pengetahuan yang menggambarkan perkembangan teknologi tradisonal sampai modern.

4.4.2 Penyajian Koleksi

(57)

hibah, pembelian, hasil tangkapan atau sitaan, titipan, dari masyarakat dan kerjasama arkologi.

Adapun penyajian koleksi-koleksi yang terdapat pada Museum Negeri Provinsi Sumatra Utara adalah sebagai berikut:

Lantai 1(Lobby)

Di lantai 1 (Lobby) ini ditampilkan lukisan pengantin beserta ornamen-ornamennya dari suku-suku utama di Provinsi Sumatera Utara seperti suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola/Mandailing, Pakpak dan Nias. Kemudian pada lobby utama ditampilkan berbagai macam koleksi mulai dari manusia prasejarah hingga hasil budaya prasejarah seperti kulit kerang dan alat batu yang terkenal dengan nama Sumatralith ditemukan di daerah Kabupaten Langkat, duplikat fosil Pitecantropus Erectus yang ditemukan di situs Sangiran, Jawa Timur. Situs Sangiran ini sangat terkenal di dunia bahkan sudah menjadi salah satu warisan dunia. Selain itu terdapat juga berbagai jenis batuan.

(58)

Ruang Pithecantropus (Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, 2011)

Lantai 1 Barat

Di ruang ini koleksi yang ditampilkan yaitu menampilkan jejak dari peradaban awal masyarakat Provinsi Sumatera Utara mulai dari masa megalitik tua hingga masa perundagian. Koleksi yang ditampilkan meliputi temuan budaya megalitik seperti peti mati dari batu (sarkofagus), benda-benda realigi berupa patung batu dan kayu, tongkat perdukunan, wadah obat dari gading serta koleksi naskah batak kuno yang ditulis pada kulit kayu yang disebutPustaha Lak-Lak.

Pustaha Lak Lak (Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, 2011)

(59)

di antaranya temuan arkeologi dari situs Percandian Padang Lawas dan situs Kota Cina. Benda koleksi meliputi arca batu, perunggu, pecahan keramik dan mata uang kuno, juga sebuah replika candi induk dari Candi Bahal I.

Sumber: Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, 2011

(60)

Sumber: Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, 2011

Pengaruh dari Eropa/Barat atau masa kolonialisme menampilkan koleksi yang meliputi komiditas perdagangan kolonial, alat-alat dan mata uang perkebunan, foto-foto bersejarah yang langka, model figure kolonial serta replika dari kehidupan kota medan tempo dulu.

Lantai 1 Timur

(61)

Ruang Sejarah Perjuangan (Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, 2011)

Ruang Gubernur (Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, 2011)

Lantai II Barat

(62)

Selain itu peralatan mata pencarian mulai dari alat meramu/ berburu, sawah, ladang, perkebunan, peternakan, perdagangan, perikanan darat dan laut. Koleksi yang lain berupa alat transportasi darat dan laut di antaranya perahu dan sampan. Ditampilkan juga beberapa senjata dari etnis yang ada di Provinsi Sumatera Utara seperti Pisau Halasan (Batak Toba dan Batak Simalungun), Pisau Tumbuk Lada (Batak Karo), Keris (Melayu), Ultop (batak Toba) dan Parang (Nias).

Lantai II Timur

Di lantai II Timur ini terdapat ruang pameran khusus yaitu Thai Room yang merupakan ruangan koleksi mancanegara khusus dari Thailand. Pada ruanga ini pengunjung dapat mengenal lebih jauh kerajaan Thailand, seperti sistem monarki dan pemerintahannya, budaya masyarakat, ragam kesenian, kuliner dan bangunan bersejarah.

Koleksi lain di lantai II Timur ini berupa benda-benda kerajinan seperti tembikar dan proses pembuatannya yang hasilnya berupa wadah terbuat dari tanah liat seperti periuk, kendi dan sebagainya. Selain itu kerajinan anyaman yang umumnya berupa wadah, hasil pertanian, perikanan, alas duduk (tikar) dan sebagainya yang semuanya menggunakan motif hias tradisional.

(63)

permainan tradisional dan kegemaran diantaranya Catur (Batak Karo), Congkak (Melayu), Patok Lele (Batak Karo).

Macam-Macam Ulos (Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, 2011) Dipamerkan juga peralatan kesenian tradisional di antaranya, alat musik pukul seperti gondang sembilan (Batak Angkola/Mandailing), Gondang Sidua-dua (Batak Simalungun), Odap Togani (Batak Toba). Koleksi yang lain adalah topeng. Topeng merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan keagamaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang. Pertunjukan topeng diiringi bunyian musik, suara maupun tarian.

(64)

Gordang Sembilan (Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, 2011)

4.5 Usaha-Usaha dalam Pengembangan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara

Adapun usaha-usaha yang dilakukan dalam pengembangan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara yaitu dengan (Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, 2011):

1. Program Pameran Temporer

Pameran temporer dilaksanakan sebagai usaha penyajian koleksi dalam jangka waktu tertentu yang relatif singkat dengan mengambil tema khusus mengenai suatu unsur budaya. Pameran khusus ini dilakukan di museum itu sendiri atau di tempat lain (pameran keliling). Beberapa tema pameran khusus yang pernah dilakukan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

 Alat rumah tangga tradisional,

 Kain tenun tradisional,

(65)

 Alat pertanian dan perikanan,

 Alat pertanian dan perkebunan Provinsi Sumatera Utara,

 Peralatan upacara perkawinan daerah Provinsi Sumatera Utara,

 Tembikar daerah Provinsi Sumatera Utara,

 Anyaman daerah Provinsi Sumatera Utara,

 Pertanian sawah dan ladang,

 Medan tempoe doeloe (kerjasama dengan harian waspada),

 Topeng,

 Surat emas (kerjasama dengan pos dan giro),

 Wadah,

 Sejarah perjuangan RI di Provinsi Sumatera Utara (rutin setiap tahun

kerjasama dengan DHD 45 Provinsi Sumatera Utara, Museum Juang Jakarta, Museum Kebangkitan Jakarta),

 Seratus tahun penemuan Pithecanthropus Erectus (kerjasama dengan Pusat

Penelitian Aerkologi Nasional),

 Perhiasan tradisional (kerjasama dengan Museum Negeri Provinsi

Se-Sumatera satu kali dalam setahun, tempat bergantian ditiap ibukota provinsi),  Pertalatan makan sirih daerah Provinsi Sumatera Utara,

 Seni Islam se- Sumatera (kerjasama dengan Pusat Penelitian Arkalogi

Nasional),

 Senjata tradisional se-Nusantara,

(66)

 Warisan budaya prasejarah dan klasik Provinsi Sumatera Utara, kerjasama

dengan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Sumatera,

 Mata uang dan prangko,

 Ilmu pengetahuan dan teknologi ,

 Alat musik tradisional Provinsi Sumatera Utara,

 Benda-benda budaya Provinsi Sumatera Utara,

 Patung Nusantara,

 Mewarnai pameran pada event-event khusus seperti Pekan Raya Sumatera

Utara, Jakarta Fair, Festivsal Budaya Islam, Penang Fair dan lain sebagainya,  Pameran keliling di daerah tingkat II Kabupaten/Kota.

2. Mengadakan lomba dan festival bidang apresiasi Budaya

Kegiatan lomba ditujukan kepada siswa mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai SLTA seperti lomba mewarnai dan menggambar koleksi museum, lomba cepat tepat, lomba baca puisi perjuangan, lomba menulis, lomba busana tradisional dan lain sebagainya.

3. Malaksanakan seminar dan diskusi ilmiah dan sebagainya.

4. Melakukan promosi museum ke sekolah-sekolah (Program Museum Masuk Sekolah).

5. Penulisan dan penerbitan brosur, folder, buku pertunjuk, naskah hasil penelitian dan sebagainya.

6. Penyebaran informasi melalui multi media masa seperti koran, majalah, TV, radio, internet dan sebagainya

(67)

8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

(68)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari keterangan yang telah diuraikan di atas jelas bagi kita bahwa museum sangat memegang peranan penting bagi kemajuan pendidikan dan untuk meningkatkan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Utara khususnya Kota Medan. Dengan adanya Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara maka benda-benda yang sudah langka dapat diketahui dan dikenal kembali oleh masyarakat pada zaman sekarang. Di samping itu dengan adanya benda-benda warisan alam budaya nenek moyang kita menunjukkan bahwa nilai kebudayaan di Provinsi Sumatera Utara dulunya sudah cukup tinggi. Oleh karena itu, perlu sekali penaganan, pemeliharaan dan perawatan yang khusus bagi koleksi-koleksi agar tidak hancur dan tetap awet.

Wisatawan-wisatawan yang datang berkunjung ke Provinsi Sumatera Utara dan yang ingin melihat dan mengetahui adat istiadat masyarakat atau suku-suku bangsa di Provinsi Sumatera Utara serta koleksi-koleksi warisan alam dan budaya nenek moyang kita dapat memperoleh informasi dari Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara.

(69)

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa museum adalah badan tetap yang melayani masyarakat serta pengembangannya terbuka untuk umum dan tidak mencari keuntungan. Museum juga mengumpulkan, merawat, meneliti, mengkaji dan mengkomunikasikan bukti-bukti material mengenai manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi. Museum merupakan salah satu Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata dalam menunjuang pengembangan kepariwisataan di Kota Medan

5.2 Saran

1. Bagi para pengunjung Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara hendaknya ikut berpartisipasi dalam menjaga , merawat, memelihara dan melestarikan kemajuan dari museum.

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Ardika, Wayan I. 2007.Pustaka Budaya Pariwisata.Denpasar: Pustaka Larasan. Badan Pusat Statistik Tahun 2009 Medan.

Brosur Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 Medan

Karyono, Hari. 1997.Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia. Kusumawati, Ayu. 2002.Manfaat Sumberdaya Arkeologi Untuk Memperkokoh

Integrasi Bangsa.Bali: Upada Sastra.

Pendit, Nyoman S. 1999.Ilmu Parawisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Pendit, Nyoman S. 2002.Ilmu Parawisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Soekadijo, R.G. 1997. Anatomi Parawisata.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suwantoro, Gamal. 1997.Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata.Bandung: Angkasa.

(71)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Martina Silaban, SH

Umur : 45 Tahun

Pekerjaan : Koordinator Fungsional Museum Negeri Sumatera Utara

2. Nama : Andika

Umur : 29 Tahun

Pekerjaan : Bagian Staff Bimbingan Museum Negeri Sumatera Utara

3. Nama : Siska Silitonga

Umur : 24 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

4. Nama : Leonardo Simatupang

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : PNS

5. Nama : Hotlan

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : PNS

6. Nama : Ana Pertiwi

(72)

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

7. Nama : Yessy

Umur : 17 Tahun

Pekerjaan : Pelajar

8. Nama : Tommy Siahaan

Umur : 21 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

9. Nama : Christina

Umur : 23Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

10. Nama : Hengky Irawan

Umur : 20 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

11. Nama : Hakim Butar-Butar

Umur : 29 Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Strategi $& - Berbantuan Interaktif Kelas X”. Pemilihan materi suhu dan kalor, dikarenakan hasil pantauan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik

Dengan demikian, ukuran perusahaan, leverage , porsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik, likuiditas, profitabilitas, dan umur yang semakin tinggi akan

bengkuang gewat terhadap tokoh adat, otoritas adat, pelaku adat, akademisi, dan kepala sekolah dan guru sekolah, serta melalui pengamatan langsung dan ditambah

fisik dimana seorang balita yang seharusnya dirawat dengan segenap kasih sayang dari kedua orang tuanya, mendapatkan hak- hak nya untuk dilindungi oleh orang dewasa,

(kiri) Foto thoraks posisi telentang menunjukkan sekumpulan kecil udara di bawah diafragma (panah) pada pasien dengan pneumoperitoneum.. (kanan) Foto polos abdomen posisi

Kondisi ini d i u.mbah lagi datgan kemampuan guru dalam rnengguoalran metode, secara umum sangat lunng memadai dan saat ini kebanyakan guru mcngajar dengan menggunakan

Hasil penelitian manunjukkan bahwa : (1) gambaran identitas vokasi terkait K3 mahasiswa tergolong rendah (33,08%), kreativitas tergolong sedang (36%), dan

Penelitian tindakan kelas ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaralan IPS, serta berdasarkan hasil belajar pra tindakan yaitu daya serap