• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik Terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU Tahun Masuk 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik Terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU Tahun Masuk 2012"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Annisa Rieko Miranti Tempat/Tanggal lahir : Tokyo / 3 Maret 1994

Agama : Islam

Alamat : Jln. dr. Sumarsono no 13 Riwayat Pendidikan :

1. TK TRITUNGGAL (1998-2000)

2. Sekolah Dasar TRITUNGGAL (2000-2006)

3. Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 9 Kebayoran Baru (2006-2009)

4. Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Jakarta (2009-2012) 5. Fakultas Kedokteran USU (2012-sekarang)

Riwayat Organisasi :

1. Anggota Departemen Mahasiswa Internasional Pemerintahan Mahasiswa FK USU

2. Anggota Departemen Infokom Eksternal Pemerintahan Mahasiswa FK USU

(2)

“Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik Terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU Tahun Masuk 2012”

Saya, Annisa Rieko Miranti, mahasiswa angkatan 2012 Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, sedang melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik Terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU Tahun Masuk 2012”. Tujuan pengetahuan ini adalah mengetahui pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah. Untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian ini, saya mohon kesediaan teman-teman untuk menjadi responden dalam pengukuran tekanan darah ini. Setiap data yang didapat dari hasil pengukuran tekanan darah ini akan digunakan untuk tujuan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini juga terdapat ketidaksenangan yang akan dirasakan responden berupa responden akan merasakan kebas sewaktu pengukuran tekanan darah karena akan dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran yaitu sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Maka dari itu partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan maupun tekanan dari siapapun.

Setelah memahami hal-hal yang akan dilakukan dalam penelitian ini, saya mengharapkan kesediaan teman-teman untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini. Atas perhatian teman-teman saya ucapkan terima kasih.

Medan,...2015 Hormat Saya,

(3)

Setelah mendapatkan penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Bersedia menjadi responden (sampel penelitian) dalam penelitian ini. Dimana saya akan diminta untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah.

Persetujuan ini diambil dan disepakati dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan,... 2015

(4)

Tanggal wawancara :

Nomor :

Nama :

Umur :

BB/TB : /

Suku :

Pendidikan :

Jenis Kelamin :

Kondisi subjek yang akan dilakukan pengukuran :

- Riwayat penyakit yang diderita : ... -Obat-obatan yang digunakan :... -Berapa kali olahraga dalam seminggu:... -Apakah anda mengkonsumsi : Rokok/Kafein

Nilai tekanan darah :

Sebelum intervensi Setelah intervensi Tek. darah sistol

(5)

UR N GA LM LSBLM TLH STLH

1 MDN 22 LAKI 73 169 25.6 3 120 90 120 80

2 TPRP 22 LAKI 75 180 23.1 7 120 80 140 80

3 IB 22 LAKI 103 168 36.5 2 140 95 135 80

4 MY 20 PR 62 157 25.2 0 119 70 120 80

5 NFD 20 PR 50 160 19.5 3 90 60 90 60

6 JN 21 LAKI 55 163 20.7 7 120 70 110 70

7 DS 21 LAKI 65 165 23.9 3 120 80 110 80

8 HW 21 PR 48 158 19.2 2 100 60 100 60

9 DG 20 PR 54 162 20.6 2 110 70 110 70

10 DAN 20 PR 67 161 25.8 0 110 65 100 70

11 GA 20 PR 46 158 18.4 1 120 60 118 75

12 ASP 21 PR 65 155 27.1 1 110 70 110 75

13 ERK 20 PR 65 165 23.9 1 120 90 120 80

14 AES 21 PR 39 143 19.1 0 100 60 90 65

15 MA 20 PR 58 165 21.3 0 110 70 110 70

16 MS 21 PR 50 165 18.4 1 110 80 100 70

17 RAP 20 LAKI 50 170 17.3 0 110 80 110 80

18 JRT 20 LAKI 55 165 20.2 3 120 80 110 70

19 SL 20 PR 53 160 20.7 1 110 75 100 60

20 RA 20 PR 46 158 18.4 1 110 80 110 60

21 FA 21 LAKI 69 161 26.6 1 120 80 118 70

Data tanpa Musik

NO NAMA UM

UR

JNSKLM

N

BB TB IMT OLHR

GA SISTOLSB LM DIASTO LSBLM SISTOLS TLH DIASTOL STLH

1 CS 20 LAKI 65 23.9 165 1 120 60 110 60

2 JPT 21 LAKI 82 28.4 170 1 120 80 120 80

3 MAZ 22 LAKI 52 14.9 187 2 120 70 110 70

4 JDM 21 LAKI 70 21.6 180 1 120 70 120 70

5 NPG 20 LAKI 68 21.2 179 1 120 80 120 75

6 RFP 21 LAKI 78 27.6 168 1 120 80 120 70

7 RS 22 LAKI 50 17.7 168 6 120 75 120 75

8 SM 21 PR 54 20.6 162 1 110 65 100 60

9 AS 21 LAKI 87 27.8 177 4 115 80 110 80

10 OV 21 LAKI 64 22.7 168 3 120 80 120 75

11 MRR 21 LAKI 49 19.1 160 1 110 80 110 80

12 FP 21 LAKI 65 22.0 172 2 120 80 120 70

(6)

19 MPJS 20 LAKI 51 20.2 159 5 120 80 115 75

20 RB 21 LAKI 70 22.3 177 4 110 80 100 80

21 AS 21 LAKI 68 22.7 173 1 120 70 120 80

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

SISTOLSTLH – SISTOLSBLM

Negative Ranks 10a 5.50 55.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 11c

Total 21

DIASTOLSTLH – DIASTOLSBLM

Negative Ranks 7d 4.21 29.50

Positive Ranks 2e 7.75 15.50

Ties 12f

Total 21

a

Tests of Normalitya,b,d,e,f,g,i,j (Tanpa Musik)

SISTOLSTLH Kolmogorov-Smirnovc Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SISTOLSBLM 110 .302 6 .094 .775 6 .035

DIASTOLSBLM

100 .253 3 . .964 3 .637

110 .267 6 .200* .809 6 .070

(7)

Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .399 Frequencies Statistics UM UR JENISK LMN

BB IMT TB OLHR GA SISTOLS BLM DIASTOL SBLM SISTOL STLH DIASTOL STLH N Vali d

21 21 21 21 21 21 21 21 21 21

Miss ing

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 20. 90 64.3 8 22.1 71 170. 33

1.95 116.43 73.10 112.95 72.62

Media n 21. 00 65.0 0 22.0 00 168. 00

1.00 120.00 80.00 115.00 75.00

Std. Deviati on .62 5 11.6 68 3.65 05 7.21 3

1.596 5.732 10.183 7.959 6.637

Tests of Normalityb,c (dengan musik)

SISTOLSTLH Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SISTOLSBLM

90 .260 2 .

100 .441 4 . .630 4 .001

110 .356 9 .002 .655 9 .000

120 .441 4 . .630 4 .001

(8)

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

SISTOLSTLH - SISTOLSBLM

Negative Ranks 10a 6.50 65.00

Positive Ranks 1b 1.00 1.00

Ties 10c

Total 21

DIASTOLSTLH - DIASTOLSBLM

Negative Ranks 5d 7.00 35.00

Positive Ranks 5e 4.00 20.00

Ties 11f

Total 21

Test Statisticsa

SISTOLSTLH - SISTOLSBLM

DIASTOLSTLH

DIASTOLSBLM

Z -2.973b -.772b

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 .440

Statistics

UM UR

JNSK LMN

BB TB IMT AKTVS FSK SISTOLS BLM DIASTOL SBLM SISTOL STLH DIASTOL STLH N Vali d

21 21 21 21 21 21 21 21 21 21

Miss ing

(9)

Std. Deviati on

.74 0

13.8 95

7.10 7

4.42 57

2.007 10.207 10.357 12.514 7.472

NPar Tests

Mann-Whitney Test

Ranks (Sebelum)

Grup N Mean Rank Sum of Ranks

sistol

1 21 24.29 510.00

2 21 18.71 393.00

Total 42

diastol

1 21 22.21 466.50

2 21 20.79 436.50

Total 42

Test Statisticsa

sistol Diastol Mann-Whitney U 162.000 205.500 Wilcoxon W 393.000 436.500

Z -1.639 -.406

(10)

Ranks (Setelah)

grup N Mean Rank Sum of Ranks

sistol

1 21 24.33 511.00

2 21 18.67 392.00

Total 42

diastol

1 21 22.21 466.50

2 21 20.79 436.50

Total 42

Test Statisticsa

sistol diastol Mann-Whitney U 161.000 205.500 Wilcoxon W 392.000 436.500

Z -1.560 -.392

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin,M.A.,2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Antara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh) TA.2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Available from:http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/6635 [Acessed 6 Desember 2015]

Anggara, F. H., Prayitno, N., 2012. Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Available from:

http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/artikel%204.%20vol%205%20no%201_f eby.pdf[Acessed 6 Desember 2015]

Astuti, R. D., Tarwaka, Darnoto, S., 2014. Pengaruh Musik Kerja Terhadap Tingkat Kelelahan dan Produktivitas Kerja Karyawan Unit Filling PT. Indo Acidamata Tbk. Kemiri, Kebakramat, Karanganyar. Available from: http://eprints.ums.ac.id/32436/ [Acessed 6 Desember 2015]

Chafin, S., Roy, M., Gerin, W., Christenfeld, N., 2004. Music CanFacilitate Blood Pressure Recovery from StressAvailable from :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15296685[Accessed 28 April 2015] Chanda, M., Levitin, D. J., 2013.The Neurohemistry of Music.Availablefrom :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23541122 [Accessed 2 April 2015]

Dahlan, M. S., 2013. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

Dewi, M. P., 2009. Studi Metaanalisis: Musik untuk Menurunkan Stres. Availablefrom

:http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/45 [Accessed 7 April 2015]

Good, M., 1999. Relief of Postoperative Pain with Jaw Relaxation, Music and Their Combination. Available from:

(12)

[Acceseed 28 Maret 2015]

Green, C. W., Setyowati, H., 2004. Terapi Alternatif. Seri Buku Kecil. Jakarta : Spiritia

Haryati, F., 2010. Hubungan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Bekerja pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Belawan pada tahun 2009.Availablefrom:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24543/7/.pdf [Accessed 21 Mei 2015]

Hartono, D. Y., Budiman, I., 2014. Efek Musik Klasik Baroque terhadap Penurunn Tekanan Darah dan Denyut Jantung. Available from: http://repository.maranatha.edu/12169/9/1010063_journal%20.pdf [Accessed 9 Desember 2015]

Hernawati, 2012 . Sistem Renin-Angiotensin-Aldosterone: Perannya dalam Pengaturan Tekanan Darah dan HipertensiAvailable from:http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19700 331997022-HERNAWATI/FILE_6.pdf[Accessed 24 Mei 2015]

Kozier, B., et al, 2009. Buku Ajar Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC Martini, F.H., Ober, W.C., Garrison C.W., Weltch, K., Hutchings, R., 2001.

Fundamentals of Anatomy& Physiology. Upper Saddle River, New Jersey:

Prentice Hall

McNeill, R.J., 1998. Sejarah Musik II. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia

Mulyawati, Y., Erawati, M., 2013. Kombinasi Musik Gamelan serta Senam Lansia untuk Lansia dengan Hipertensi Available from: http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKK/article/view/984 [Accessed 15 April 2015]

(13)

Notoadmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : P.T. Rineka Cipta

Nurrahmani, U., 2012. Stop Hipertensi. Yogyakarta: Familia

Pattikawa, A.W., 2014. Musik Klasik dan Gedung Konser. Available from : http://e-journal.uajy.ac.id/5715/3/T [Accessed 31 Mei 2015]

Pearce, E. C., 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Potter, P.A., Perry, A.G., 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Alih Bahasa: Yasmin Asih, dkk.

Jakarta: EGC

Prasetyorini, H. T., Prawesti, D., 2012. Stres pada Penyakit terhadap Kejadian Komplikasi Hipertensi pada Pasien HipertensiAvailablefrom :http://download.portalgaruda.org/article.php?article=4235&val=360[Acce ssed 24 Mei 2015]

Rakhmawati, S., 2013. Hubungan Antara Derajat Hipertensi pada Pasien Usia Lanjut dengan Komplikasi Organ Target di RSUP Dokter Kariadi Semarang 2008-2012. Available from:

http://eprints.undip.ac.id/44168/1/Sari_R_G2A009015_BAB_0.pdf [Accessed 2 April 2015]

Riskesdas. 2007. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Available from:

http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/PedomanPengukuran. pdf [Accessed 22 Juni 2015]

Rosadi, S.O., 2012. Teknik Permainan Instrumen dan Fungsi Musim Tradisional Phek Bung di Desa Wijirejo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Available from: http://eprints.uny.ac.id/9435/1/1-05208244032.pdf [Accessed 25 April 2015]

Santoso, D. S., 2002. Pengaruh Musik Terhadap Performance Fisik. Available from:http://jurnalindustri.petra.ac.id/index.php/ind/article/view/16005[Acc essed 6 Desember 2015]

(14)

Blu RSUP. PROF. DR. D. Kandou Manado. Available from: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/2172/1730 [Accessed 26 Maret 2015]

Satiadarma, M.P., 2004. Cerdas dengan Musik. Cetakan Pertama. Jakarta: Puspa Suara

Sherwood. L., 2002. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC Strum, L.B., 2012. An Analysis of the GTZAN Music Genre Dataset. Available

from :https://stevetjoa.com/static/p7.pdf [Accessed 31 Mei 2015] Sulistyorini, 2014. Efektifitas Terapi Msuik Klasik (Mozart) Terhadap Waktu

Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini dan Durasi Menyusui Bayi.

Available from: http://eprints.undip.ac.id/43252/ [Accessed 15 April 2015] Wahyudi, A. I., 2014. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Faktor Pemberat

Hipertensi Pada Pasien Hipertensi Perokok di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan. Available from

:http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/24210 [Accessed 6 Desember 2015]

Zuchra, S. F., 2012. Pengaruh Terapi Musik Religi Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang Bedah RSUP.DR. DJAMIL Padang Tahun 2012.Available from

(15)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah akan diuraikan berdasarkan variabel musik klasik dan perubahan tekanan darah.

Grup Pretest Perlakuan Posttest

Intervensi O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 : Tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok intervensisebelum mendengarkan musik klasik

O2 : Tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok intervensi setelah mendengarkan musik klasik

O3 : Tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok kontrol (tanpa mendengarkan musik klasik) sebelum pemasangan earphone

O4 : Tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok kontrol setelah pemasangan earphonetanpa mendengarkan musik klasik

X : Intervensi mendengarkan musik klasik Beethoven - Fur Elise

3.2. Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1. Variabel

Variabel-variabel yang akan diukur adalah musik klasik Fur Elise yang akan dihubungkan dengan dengan hasil pengukuran tekanan darah.

Musik klasik adalah variabel independen.

(16)

3.2.2. Definisi Operasional Variabel Definisi

Operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala pengukuran Tekanan darah Tekanan yang akan diukur pada penelitian ini yang terdiri dari sistol dan diastol sebelum dan sesudah intervensi pada mahasiswa jurusan teknik kimia fakultas teknik USU tahun masuk 2012

Sphygmo manomete r air raksa merk Riester dan stetoskop merk ABN

Pasien dalam keadaan duduk, posisi lengan sejajar dengan jantung (diletakkan diatas meja). Pemeriksa berada disebelah kanan depan pasien. Melilitkan manset pada lengan atas dengan batas bawah pasien (lengan kanan), manset berada 2-3 cm di fossa antecubiti. Tentukan pulsasi arteri brakhialis untuk tempat stetoskop. Buka kunci

sphygmomanometer,

pompa hingga pulsasi arteri radialis tidak teraba. Turunkan tekanan dengan membuka kunci sphygmomanometer

dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik dan dengarkan stetoskop. Suara fase 1 sebagai

Numerik dengan satuan mmHg

(17)

tekanan sistolik hingga suara

menghilang sebagai tekanan diastolik. (Bickley, 2007). Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali sebelum dan sesudah intervensi lalu diambil rata-ratanya.

Musik Klasik

Musik yang akan

digunakan pada penelitian ini adalah musik yang memiliki ketukan 70-80

kali/menit, yaitu Beethoven-Fur Elise yang akan didengarkan selama 3 menit

3.3. Hipotesis

(18)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment denganpendekatan pre test – post test control group design.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juli hingga November 2015. Ruangan yang akan jadi tempat penelitian yaitu salah satu ruangan Teknik Kimia USU.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah mahasiswa Teknik Kimia USU Tahun Masuk 2012. Berdasarkan hasil survei awal, didapatkan bahwa jumlah mahasiswa Jurusan Teknik Kimia USU tahun masuk 2012 adalah 109 orang. Menurut Dahlan (2013), jumlah sampel minimal akan dihitung menggunakan rumus:

Keterangan

n : jumlah sampel minimum Zα : nilai deviat baku alfa = 1,96

Zβ : deviat baku beta = 0, 842

X1-X2 : selisih rerata yang dianggap bermakna (didapatkan dari Nafilasari, dkk = 148,84)

(19)

Keterangan

SD : Standar Deviasi (didapatkan dari Nafilasari, dkk = 9,31 dan 26,25) n1 : Jumlah sampel 1 (didapatkan dari Nafilasari, dkk = 30)

n2 : Jumlah sampel 2 (didapatkan dari Nafilasari, dkk = 30)

Dengan menggunakan rumus perhitungan sampel diatas, maka jumlah sampel penelitian adalah 42 sampel yang terdiri dari 21 sampel kelompok intervensi dan 21 sampel kelompok kontrol diambil dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu dengan teknik consecutive sampling, dimana

(20)

sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro et al, 2014). Penentuan kelompok intervensi dan kontrol dilakukan pada hari yang berbeda.

Kriteria Subjek:

Tekanan darah normal yaitu <120 dan <80 (kriteria JNC VII)

Tidak memiliki riwayat menderita penyakit yang mempengaruhi tekanan darah

Tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi tekanan darah 1 minggu sebelum penelitian

Tidak mengkonsumsi kafein, rokok, dll yang mempengaruhi tekanan darah 1 jam sebelum pengukuran (Purba, 2011)

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengukuran secara observasional terhadap tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer. Dalam proses pengumpulan data peneliti dibantu oleh asisten penelitian yang telah diajarkan tentang proses pengumpulan data yang ditetapkan peneliti.

- Pengisian inform concern - Kriteria sampel

Ukur Tekanan darah

Mendengarkan musik / tidak mendengarkan musik

(21)

Berikut langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian:

1. Responden diminta untuk tidak melakukan aktivitas fisik seperti olahraga 30 menit sebelum pengukuran. Responden diistirahatkan selama 5-15 menit. Memposisikan pasien dalam keadaan duduk di kursi di ruangan yang tenang. Usahakan kaki pasien tidak menyilang tetapi menyentuh lantai, tidak banyak gerak dan tidak berbicara, lengan baju pasien jika dinaikkan/disingsikan, pastikan longgar (tidak ketat/tidak ketat terhadap lengan).

Ruangan yang digunakan adalah ruangan dengan luas 20x15 m di Gedung Teknik Kimia USU. Suasana di ruangan dikondisikan nyaman (suhu ruangan normal menggunakan AC + 25-26°C), tenang (tidak berisik), dan di dalam ruangan maksimal ada 8 orang yang terdiri dari 4 sampel, 3 asisten penelitian, dan 1 peneliti agar tidak berisik dan tidak panas.

2. Tahap 1 : Mengukur tekanan darah responden dengan cara (Buckley 2007) : Melilitkan manset pada lengan atas dengan batas bawah (lengan kanan) manset berada 2-3 cm di fossa antecubiti, lengan sejajar dengan posisi jantung.

Tentukan pulsasi arteri brakhialis untuk tempat stetoskop.

Buka kunci sphygmomanometer, pompa hingga pulsasi arteri radialis tidak teraba.

Turunkan tekanan dengan membuka kunci sphygmomanometer dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik dan dengarkan stetoskop dan dengarkan suara fase 1 sebagai tekanan darah sistolik hingga suara menghilang sebagai tekanan darah diastolik. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali lalu diambil rata-ratanya

Tahap 2 : Mendengarkan musik klasik dengan menggunakan earphone Semua sampel memasang earphone pada kedua telinga selama 3 menit

Tahap 3 : Mengukur tekanan darah dengan cara yang sama seperti tahap satu 4.5. Pengolahan dan Analisis Data

(22)

Pengolahan data merupakan suatu proses dalam memperoleh data atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu:

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden

b. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer

c. Entri

Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputer.

d. Cleaning Data

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukkan data

e. Saving

Penyimpanan data untuk siap dianalisis. f. Analisis Data

4.5.2. Analisis Data

(23)
(24)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara (USU) yang berlokasi di jalan Almamater, Kampus USU, Medan, Indonesia. Jurusan Teknik Kimia USU dibuka pada tanggal 2 Juli 1979 oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru dengan batas wilayah:

a. Batas Utara : Biro Rektor USU

b. Batas Selatan : Perpustakaan Pusat USU c. Batas Timur : Fakultas Kedokteran Gigi USU d. Batas Barat : Teknik Industri USU

(25)

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subjek

Tabel 5.1. Distribusi karakteristik subjek Kelompok Kontrol dan Intervensi di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012

Kelompok kontrol Kelompok

intervensi

Karakteristik F % X f % X

Usia 20 tahun 21 tahun 22 tahun 5 13 3 23,8 61,9 14,3

20 11

7 3 52,4 33,3 14,3 21 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 18 3 85.7 14.3 8 13 38,1 14 Berat Badan 35-50 51-65 66-80 96-110 3 8 10 - 14,3 38,1 47,6 - 64,38 7 9 4 1 33,3 42,9 19,0 4,8 59,43 Tinggi Badan 136-152 153-169 170-187 - 11 10 - 52.4 47,6 170,33 1 18 2 4,8 85,7 9,5 162,29 Indeks Massa Tubuh <18,5 18,5-22,9 23-24,9 25-29,9 >30 3 11 2 5 - 14,3 52,4 9,5 23,8 - 22,71 4 8 3 5 1 19,0 38,1 14,3 23,8 4,8 22,45 Frekuensi Olahraga dalam seminggu 0-2 3-5 6-7 15 5 1 71,4 23,8 4,8 2 15 4 2 71,4 19,0 9,5 2

Total 21 100 21 100

(26)

terdapat pada kelompok kontrol usia 21 tahun, yaitu sebanyak 13 orang (61,9%) dan kelompok intevensi usia 20 tahun yaitu sebanyak 11 orang (52,4%), berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak pada kelompok kontrol adalah laki-laki sebanyak 18 orang (85,7%) dan pada kelompok intervensi adalah perempuan sebanyak 13 orang (14%). Berdasarkan berat badan yang terbanyak pada kelompok kontrol adalah 66-80 kg yaitu sebanyak 10 orang (47,6%) dan kelompok intervensi adalah 51-65 kg yaitu sebanyak 9 orang (42,9%), berdasarkan tinggi badan yang terbanyak pada kelompok kontrol dan intervensi adalah 153-169 cm yaitu sebanyak 11 orang (52,4%) dan 18 orang (85,7%). Berdasarkan Indeks Massa Tubuh pada kelompok kontrol dan intervensi yang terbanyak adalah 18,5-22,9 (Normoweight) yaitu sebanyak 11 orang (52,4%) dan 8 orang (38,1%). Berdasarkan frekuensi olahraga dalam seminggu yang terbanyak pada kelompok kontrol dan intervensi adalah 0-2 kali yaitu sebanyak 15 orang (71,4%).

Tabel 5.2. Tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok kontrol (tanpa mendengarkan musik klasik) sebelum pemasangan earphone

Sistol F % X Diastol F % X

100 110 115 120 1 5 1 14 4,8 23,8 4,8 66,7 116,43 40 60 65 70 75 80 1 2 1 4 2 11 4,8 9,5 4,8 19,0 9,5 52,4 73,10

(27)

Tabel 5.3. Tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok kontrol setelah pemasangan earphone tanpa mendengarkan musik klasik

Sistol f % X Diastol f % X

98 100 110 115 119 120 1 3 6 1 1 9 4,8 14,3 28,6 4,8 4,8 42,9 112,95 60 70 75 80 3 7 5 6 14,3 33,3 23,8 28,6 72,62

Berdasarkan setelah pemasangan earphone yang terbanyak adalah sistol 120 mmHg yaitu sebanyak 9 orang (42,9%) dan rata-ratanya adalah 112,95 mmHg , berdasarkan t setelah pemasangan earphone yang terbanyak adalah tekanan diastol 70 mmHg yaitu sebanyak 7 orang (33,3%) dan rata-ratanya adalah 72,62 mmHg.

Tabel 5.4. Tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok intervensi sebelum mendengarkan musik klasik

Sistol F % X Diastol F % X

90 100 110 119 120 1 2 8 1 9 4,8 9,5 38,1 4,8 42,9 112,81 60 65 70 75 80 4 1 5 1 10 19,0 4,8 23,8 4,8 47,6 72,86

(28)

Tabel 5.5. Tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok intervensi setelah mendengarkan musik klasik

Sistol F % X Diastol F % X

90 100 110 118 120 2 4 9 2 4 9,5 19,0 42,9 9,5 19,0 108,86 60 65 70 75 80 4 1 7 2 7 19,0 4,8 33,3 9,5 33,3 71,61

Berdasarkan tekanan setelah mendengarkan musik klasik yang terbanyak adalah sistol 110 mmHg yaitu sebanyak 9 orang (42,9%) dan rata-ratanya adalah 108,86 mmHg, berdasarkan tekanan setelah pemasangan earphone yang terbanyak adalah diastol 70 dan 80 mmHg yaitu sebanyak 7 orang (33,3%) dan rata-ratanya adalah 71,61 mmHg.

5.1.3. Hasil Analisis Statistik

Tabel 5.6. Hasil pengukuran tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan setelah pemasangan earphone tanpa mendengarkan musik klasik(kelompok kontrol) (N=21)

Tekanan Darah Sebelum Setelah Z Sig

Sistol 116,43 + 5,7 112,95 + 7,959 -2,871 0,004 Diastol 73,10 + 10,183 72,62 + 6,637 -0,844 0,399 *Keterangan: nilai dalam rata-rata+ SD

(29)

Tabel 5.7. Hasil pengukuran tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan setelah mendengarkan musik klasik (kelompok intervensi) (N=21)

Tekanan Darah Sebelum Setelah Z Sig

Sistol 112,81 + 8,412 108,86 + 9,221 -2,973 0,003 Diastol 72,86 + 7,996 71,61 + 7,472 -0,772 0,440 *Keterangan: nilai dalam rata-rata+ SDSubjek penelitian ini memiliki

Pada tabel 5.7.didapati penurunan tekanan darah sistol setelah mendengarkan musik klasik (kelompok intervensi) sebanyak 3,95 mmHg, secara statistik didapati hasil signifikan (p=0,003). Pada tekanan darah diastol terdapat penurunan sebanyak 1,25 mmHg namun secara statistik hasil yang didapat tidak signifikan (p=0,440).

Tabel 5.8.Perbedaan Tekanan darah sistol dan diastol sebelum pemasangan earphone dengan atau tanpa musik klasik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Tekanan darah Z Sig

Sistol -1,639 0,101

Diastol -0,406 0,684

(30)

Tabel 5.9. Perbedaan Tekanan darah sistol dan diastol setelah pemasangan earphone dengan atau tanpa musik klasik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Tekanan darah Z Sig

Sistol -1,560 0,119

Diastol -0.392 0,695

Hasil yang didapat dari tabel 5.9.pada tekanan darah sistol maupun diastol sebelum pemasangan earphone tanpa mendengarkan musik klasik (kelompok kontrol) dan dengan mendengarkan musik klasik (kelompok intervensi), tidak menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,119 dan p=0,695).

5.2. Pembahasan

a. Tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan setelah pemasangan earphone tanpa mendengarkan musik klasik(kelompok kontrol) (N=21)

Tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan setelah pemasangan earphone tanpa mendengarkan musik klasik (kontrol) mengalami penurunan sebanyak 3,48 mmHg pada sistol (dari 116,43 mmHg menjadi 112,95 mmHg) dan 0,48 mmHg pada diastol (dari 73,10 mmHg menjadi 72,62 mmHg), sedangkan pada penelitian Saing (2007) tentang pengaruh musik klasik terhadap penuruan tekanan darah pada kelompok kontrol mengalami penurunan pada sistol sebanyak 4,37 mmHg (dari 121,14 mmHg menjadi 116,77 mmHg) dan pada diastol sebanyak 2,23 mmHg (dari 79,68 mmHg menjadi 77,45 mmHg)

[image:30.595.106.517.175.239.2]
(31)

(Amirrudin dkk, 2015), sedangkan pada diastol tidak signifikan (p=0,399) (Tabel 5.6.)

b. Hasil pengukuran tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan setelah mendengarkan musik klasik (kelompok intervensi) (N=21)

Tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan setelah pemasangan earphone dengan mendengarkan musik klasik (intervensi) mengalami penurunan sebanyak 3,95 mmHg pada sistol (dari 112,81 mmHg menjadi 108,86 mmHg) dan 1,25 mmHg pada diastol (dari 72,86 mmHg menjadi 71,61 mmHg), sedangkan pada penelitian Hartono dkk (2013) mengalami penurunan pada sistol sebanyak 7,1 mmHg (dari 113,33 mmHg menjadi 106,23 mmHg) dan pada diastol sebanyak 0,5 mmHg (dari 73,87 mmHg menjadi 73,37 mmHg).

Hasil tekanan darah sistol paa penelitian ini secara statistik adalah signifikan (p=0,003). Hasil ini sejalan dengan penelitian pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien pra hemodialisis di ruang dahlia blu RSUP Prof. DR.R.D. Kandou Manado (Sarayar dkk, 2013), yang hasilnya terdapat penurunan darah yang signifikan setelah mendengarkan musik klasik, sedangkan pada penelitian ini tekanan darah diastol didapati tidak signifikan (p=0,440). Pengukuran tekanan darah pada penelitian ini hanya diukur pada satu waktu, yaitu langsung diukur setelah intervensi, namun Afniwati (2014) dalam penelitiannya mengukur dalam tiga waktu yaitu menit kelima, kesepuluh, dan kelima belas. Studi tersebut menyebutkan bahwa penurunan sistol dan diastol terlihat sangat jelas pada menit kelima belas setelah perlakuan.(Tabel 5.7.)

c. Perbedaan Tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan setelah pemasangan earphone dengan atau tanpa musik klasik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

(32)

tanpa musik pada kelompok intervensi dan kontrol didapati hasil yang tidak signifikan pada sistol maupun diastol. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Saing (2007) yang berjudul pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah yang mendapatkan hasil signifikan yang berarti terdapat pengaruh musik klasik terhadap penurunan tekanan darah.Subjek pada penelitian ini adalah orang normal (non hipertensi) dengan tekanan darah <120 dan <80 mmHg, tetapi Sarayar (2013) dalam penelitiannya memilih pasien pra-hemodialisis, dan Saing (2007) memilih subjek dengan tekanan darah >120 dan >80 mmHg.

(33)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapati bahwa mendengarkan musik klasik tidak mempengaruhi tekanan darah pada mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU tahun masuk 2012 dengan hasil sebagai berikut:

1. Tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok kontrol sebelum dan setelah pemasangan earphone (tanpa mendengarkan musik klasik) adalah rata-rata 116/73 mmHg dan 113/73 mmHg

2. Tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok intervensi sebelum dan setelah mendengarkan musik klasik adalah rata-rata 113/73 mmHg dan 109/72 mmHg

3. Terdapat pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah sistol tanpa mendengarkan musik klasik (kelompok kontrol) (p=0,004) dan dengan mendengarkan musik klasik (kelompok intervensi) (p=0,003)

4. Tidak terdapat pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah pada kedua grup

6.2. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya, mungkin mempertimbangkan pemilihan musik yang disukai oleh subjek

2. Pengukuran dilakukan minimal tiga waktu setelah mendengarkan musik

(34)
(35)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Musik 2.1.1. Definisi

Musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike yang diambil dari nama dewa dalam mitologi Yunani kuno yang bernama Mousa yang artinya yang memimpin seni dan ilmu (Ensiklopedi National Indonesia 1990:413 dalam Satya, 2012).

Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan (Jamalus:1988:1).

Musik adalah segala sesuatu yang memberikan efek menyenangkan, keceriaan, dan mempunyai irama (ritme) melodi, timbre tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama (Fauzi,2006).

2.1.2. Jenis-jenis Musik

Sturm (2012) membagi musik menjadi 10 jenis, yaitu : 1. Musik Klasik

Periode musik klasik dimulai pada abad ke 18 yang dikenalkan oleh Franz Joseph Haydn lalu dilanjutkan oleh Beethoven dan Mozart.Musik klasik tidak lepas dari periode Barok (periode sebelum musik klasik), instrumen orkestra dan piano sering digunakan pada jenis musik ini.

2. MusikClassic Country

(36)

3. Disco

Jenis musik ini populer dipertengahan tahun 1970. Frank and Soul membawakan musik ini dengan beberapa nada tambahan seperti strings dan pop melodies

4. Hip Hop

Jenis musik ini berfokus pada repeated and familiar sample loops, catchy hooks, dan anthem choruses

5. Jazz

Jazz dimulai di New Orleans, tahun 1920 sampai 1940 lebih menonjolkan

penggunaan terompet atau cornetuntuk menghasilkan melodi, trombone untuk harmoni, clarinet untuk countermelodies dan piano, gitar, tuba, maupun drum untuk ritme.

6. Rock Vintage

Dimulai dari tahun 50 sampai 60an, Musik ini menggabungkan gaya musik lama dan baru dari Rock dan Pop.

7. Blues Acoustic

Dimulai pada zaman tradisi Afrika.Blues adalah medium dinamis yang kuat beserta harapan keputusasaan, sebuah cerita dan mimpi.Biasannya dimainkan dengan menggunakan gitar dan sering diiringi oleh harmonika, dan piano.

8. Raggae

Dimulai di Jamaica dan menyebar ke New Orleans R&B. Musik ini adalah musik klasik yang didengarkan di pinggir pantai atau pulau.

(37)

2.1.3. Unsur-unsur Musik

Unsur-unsur musik terdiri dari: a. Irama atau Ritme

Irama atau ritme adalah dinamika bunyi yang bergerak secara teratur serta berhubungan dengan panjang pendeknya not, berat ringannya aksen (tekanan) pada not sehingga dapat dirasakan (Sijaya, 1984 : 1 dalam Satya, 2012)

b. Melodi

Melodi adalah susunan atau urutan nada-nada dalam musik yang terdengar dalam berbagai tinggi rendahnya nada (Kodijat, 1986 : 45 dalam Satya, 2012) c. Harmoni

Harmoni adalah pengetahuan tentang hubungan nada-nada dalam akord serta hubungan antara masing-masing akord. Akord adalah rangkaian dari dua nada atau lebih yang dibunyikan serentak dan menghasilkan suara yang selaras (Kodijat , 1986 : 1 dalam Satya, 2012)

2.1.4. Fungsi Musik

Terdapat beberapa fungsi dari musik antara lain, entertainment (hiburan bagi pendengarnya), komunikasi (antar pemain, penonton, maupun yang bersifat religi atau kepercayaan), persembahan simbolis (simbol keadaan kebudayaan suatu masyarakat), respon fisik (pengiring aktifitas ritmik seperti, tari-tarian, senam), keserasian norma-norma masyarakat (berperan dalam norma sosial suatu budaya), ritual keagamaan (pengiring dalam peribadatan), wujud integrasi dan identitas masyarakat (musik berpengaruh dalam proses pembentukan kelompok sosial) ( Merriam, 1964:218 dalam Satya, 2012).

(38)

2.2. Musik Klasik 2.2.1. Definisi

Musik klasik adalah komposisi musik yanglahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825. Biasanya musik klasikdigolongkan melalui periodisasi tertentu, mulai dari periode klasik,diikuti oleh barok, rokoko, dan romantik.Pengertian lain dari musik klasik yaitu semua musik dengan keindahan intelektual yang tinggi dari semua zaman, baik itu berupa simfoni Mozart, kantata Bach atau karya-karya abad 20. Istilah"keindahan intelektual" itu sendiri memiliki pengertian yang relatif bagisetiap orang (Pattikawa,2014).

2.2.2. Sejarah

Musik klasik berasal dari Zaman Klasik sekitar tahun 1750 sampai 1830. Masa 1760-1820 ditandai dengan banyak peristiwa politik yang mengubah Eropa dan Benua Amerika di antaranya, permulaan Revolusi Perancis tanggal 14 Juli 1789 (1789-1794), seringkali dianggap sebagai permulaan sejarah dunia modern. Walaupun revolusi ini dimulai dengan suatu idealisme dan optimisme yang dipengaruhi olah ide-ide Pencerahan namun ketegangan ini dapat dipadamkan oleh seorang jenderal bernama Napoleon Bonaparte yang kemudian menguasai sebagian besar Eropa barat melalui kampanye militer yang berlangsung sampai tahun 1815, namun Napoleon Bonaparte lalu dipukul mundur pada pertempuran Waterloo oleh gabungan negara yang terdiri atas Inggris, Rusia, Austria, dan Swedia. Pada akhir masa ini, Kerajaan Inggris menjadi negara terkuat di dunia.

Kemajuan dalam ilmu dan teknologi terdapat selama setengah abad ke-18 dan menghasilkan revolusi lain, yaitu Revolusi Industri. Perkembangan ini terasa lebih dulu di Inggris. Dalam dunia kesusastraan, novel menjadi jenis tulisan yang penting. Penyair-penyair penting yang muncul termasuk Goethe (1749-1832) dan Schiller dari Jerman. Di era inilah muncul musik klasik.

Istilah “klasik” mempunyai beberapa konotasi. Klasik dipakai dalam

hubungannya dengan kebudayaan dan kesenian Yunani dan Roma Kuno. Kata

(39)

pengendalian, dan kejelasan dalam bentuk muncul kembali dalam kesusastraan dan kesenian.

Masa klasik dalam musik secara khusus berpusat pada tiga komponis penting, yaitu Josef Haydn (1732-1809), Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791), dan Ludwig Van Beethoven (1770-1827) (McNeill, 1998).

2.3. Musik dalam Dunia Medis 2.3.1. Terapi Musik

Dalam dunia medis, musik seringkali digunakan untuk terapi supportif. Terapi musik adalah terapi untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental menggunakan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni timbre, bentuk, dan gaya yang disatukan sehingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental (Sulistyorini, 2014).

Pasien yang mendengarkan musik dua hari berturut-turut sebelum melakukan operasi abdomen terbukti mengurangi rasa sakit dan stres (Good et al, 1999).

Terapi musik terbukti dapat menimbulkan respon fisiologis pada kecemasan pasien di Intensive care Unit (ICU) dengan hasil 90% pasien menunjukkan penurunan tekanan sistolik 95% pasien menunjukkan penurunan tekanan tekanan diastolik (Suhartini, 2008).

Terapi musik klasik yang dilakukan pada 30 orang responden, mengalami penurunan sistolik sebanyak 19 responden, yang mengalami peningkatan sebanyak 4 responden dan yang tetap sebanyak 7 responden. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar responden mengalami penurunan tekanan darah, walaupun masih ada yang tidak mengalami perubahan tekanan darah bahkan peningkatan tekanan darah setelah diberi terapi musik klasik (Nafilasari et al, 2013).

(40)

dilakukan terhadap 21 responden.Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara MAP, frekuensi jantung, dan frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah terapi (Rihiantoro et al,2008).

Penerapan terapi musik klasik (Mozart) berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi, Terapi ini dilakukan pada 11 orang responden.Seluruh lansia yang diberi terapi musik klasik mengalami penurunan darah sistolik rata-rata 6 mmHg (Jasmarizal et al, 2011).

2.3.2. Peran Terapi Musik

Peranan musik dalam menurunkan tekanan darah masih kontroversial, diduga dengan mendengarkan musik, akan terjadi pengurangan pengeluaran katekolamin yang akan mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut nadi (Saing, 2007). Musik juga diduga akan menstimulasi pengeluaran NO (Nitric Oxide), suatu mediator vasoaktif lokal yang menyebabkan vaosdilatasi arteriol

lokal dengan memicu relaksasi otot polos arteriol di sekitarnya yang pada akhirnya akan menurunkan tekanan darah (Nurrahmani, 2012:71).

2.3.3. Pelaksanaan Terapi Musik

Menurut Merrit (2003), sampai saat ini musik klasik yang sudah terbukti efeknya dalam terapi, namun pada dasarnya segala jenis musik bisa digunakan asalkan dengan ketukan 70-80 kali per menit yang sesuai dengan irama jantung manusia sehingga mampu memberikan efek terapeutik yang baik Terapi musik dapat dilakukan dimana saja di tempat yang santai dan nyaman. Jarak pasien dengan tape sekitar 50 cm jika menggunakan tape, bisa juga menggunakan earphones. Usahakan volume sedang atau lemah saja, tidak terlalu keras yang

penting pasien nyaman (Satiadarma, 2004).

2.4. Tekanan darah 2.4.1. Definisi

(41)

tahap siklus jantung. Selama ventricular systole, pada saat ventikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik. Tekanan darah dinyatakan sebagai tekanan sistolik per tekanan diastolik, normalnya adalah 120/80 mmHg (Pearce, 2002 : 141).

2.4.2. Fisiologi Tekanan Darah

Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi karena berguna untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh agar oksigen dan nutrisi-nutrisi dapat sampai ke jaringan. Aliran darah secara keseluruhan adalah 5000 ml/menit pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan istirahat(Rakhmawati, 2013).

Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung (Cardiac Output) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah. Curah jantung adalah volum darah yang dipompa melalui jantung per menit (Stroke Volume x Heart Rate). Resistensi diproduksi di arteriol dikenal dengan resistensi vaskular sistemik. Resistensi bergantung pada tiga faktor yaitu, kekentalan darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh. Isi sekuncup curah jantung dipengaruhi oleh preload (kekuatan dari otot jantung) dan tekanan yang harus dilawan oleh jantung saat memompa (afterload). Bila afterload meningkat, tekanan darah akan meningkat karena afterload berhubungan dengan tekanan aorta untuk ventrikel kiri dan tekanan

arteri untuk ventrikel kanan. Peningkatan afterload akan menurunkan curah jantung jika kekuatan jantung tidak meningkat. Denyut jantung maupun kekuatan jantung diatur oleh sistem saraf otonom (Rakhmawati, 2013).

Pada saat terjadi gangguan homeostasis tubuh akibat peningkatan peningkatan volume darah dan tekanan darah maka ANP (Atrial Natriuretic Peptide) sangat dibutuhkan untuk mengembalikan volume darah dan tekanan

darah kembali normal. ANP diproduksi oleh sel otot jantung pada dinding atrium kanan pada saat diastol (Martini, 2001).

(42)

meningkatkan pengeluaran air dengan menaikan volume urin yang diproduksi, mengurangi rasa haus, menghambat pelepasan ADH (Anti Diuretic Hormone), aldosterone, epinephrine dan norepinephrine, serta vasodilatasi perifer (Martini,

2001).

Jika gangguan homeostasis yang terjadi menyebabkan penurunan tekanan darah dan aliran darahpada jaringan, akan terjadi rangsangan autoregulasi lokal menurunkan tahanan dan peningkatan aliran darah namun apabila autoregulasi tidak efektif, tubuh akan mengkompensasi dengan berbagai cara seperti mengaktivasi pusat kardiovaskular, stimulasi saraf simpatis pada jantung dan perifer, mapun stimulasi kelenjar endokrin untuk melepaskan hormon yang berperan dalam pengaturan tekanan darah dan volume darah yang bertujuan mengembalikan volume dan tekanan darah kembali normal (Martini, 2001).

2.4.3. Faktor yang berperan dalam tekanan darah

Faktor instrinsik yang mempengaruhi tekanan darah yaitu,kekuatan pompa jantung, viskositas (kekentalan darah), elastisitas dinding pembuluh darah, tahanan tepi (F. Haryati, 2011).

Menurut Huyton (1994), Upaya menjaga agar aliran darah tidak naik dan tidak turun disebabkan oleh tekanan darah yang berubah ubah, maka penting untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata dalam batas konstan, melalui serangkaian mekanisme yang meliputi:

1. Pengaturan melalui saraf

Yang penting dalam refleks saraf adalah refleks baroreseptor.Reseptor ini terletak di dinding aorta dan arteri karotis interna. Jika tekanan darah terlalu tinggi baroreseptor akan mengirim sinyal ke medulla oblongata yang menyebabkan perlambatan jantung, pengurangan kekuatan kontraksi jantung, dilatasi arteriol dan vena besar. Bila tekanan terlalu rendah efek baroreseptor akan terjadi sebaliknya.

2. Pengaturan melalui ginjal

(43)

batas normal, tekanan yang besar dalam arteri renalis akan menyebabkan lebih banyak cairan yang disaring sehingga air dan garam yang dikeluarkan dari tubuh juga meningkat, sebaliknya bila tekanan turun dibawah normal ginjal akan menahan air dan garam sampai tekanan naik kembali menjadi normal. 3. Pengaturan melalui hormon

Bila tekanan darah terlalu rendah ginjal akan mensekresikan renin yang akan membentuk angiotensin yang mengakibatkan konstriksi arteriol di seluruh tubuh dan dapat mengembalikan tekanan darah ke normal.

Faktor ekstrinsik yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah usia, jenis kelamin, obat-obatan, olahraga, ras, dan obesitas (Kozier et al, 2009).Laki-laki berpotensi lebih besar mengidap hipertensi daripada perempuan (Khomsan, 2004 dalam Wahyudi, 2014). Menurut Wahyudi (2014), responden yang jarang berolahraga atau tidak pernah berolahraga mempunyai tekanan sistolik dan diastolik lebih tinggi dibanding responden yang berolahraga. Risiko hipertensi pada seseorang yang mengalami obesitas adalah dua hingga enam kali lebih tinggi dibanding sesorang dengan berat badan normal (Muniroh, 2007 dalam Anggara, 2012).Menurut Potter& Perry (2005), hal lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah stres.

2.4.4. Pengukuran Tekanan darah

(44)
[image:44.595.128.443.111.369.2]

Gambar 2.1. Cara mengukur tekanan darah

Gambar kiri: posisi saat pengukuran dan tekanan darah ; Gambar kanan: yang terjadi pada

pembuluh darah saat pengukuran tekanan darah

Sumber : Sherwood, 2002

Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran dan juga duduk beristirahat setidaknya 5-15 menit sebelum pengukuran. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk. Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas meja/lengan kursi sehinga sejajar dengan jantung responden (Riskesdas, 2007).

(45)

pengukuran. Apabila responden menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah di lengan. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa manset (Riskesdas, 2007).

Manset dilingkarkan di sekitar lengan atas. Selama pengukuran, stetoskop diletakkan di atas arteri brakhialis di sisi dalam siku tepat di bawah manset. Pada permulaan penentuan tekanan darah, manset dikembungkan ke tekanan yang lebih besar daripada tekanan darah sehingga arteri brakhialis kolaps Tidak terdengar suara ketika darah tidak mengalir melalui pembuluh atau ketika darah mengalir dalam aliran laminar normal. Sebaliknya, aliran darah turbulen menciptakan getaran yang terdengar ketika memeriksa tekanan darah, yang dikenal sebagai bunyi Korotkoff. Karena tekanan eksternal ini lebih besar daripada tekanan puncak internal maka arteri terjepit total di sepanjang siklus jantung tidak terdengar bunyi apapun, karena tidak ada darah yang mengalir(Sherwood, 2002).

Sewaktu udara di manset secara perlahan dikeluarkan, maka tekanan di manset secara perlahan juga berkurang. Ketika tekanan manset turun tepat dibawah tekanan sistolik puncak, arteri secara transien terbuka sedikit saat tekanan darah mencapai puncak ini. Darah sesaat lolos melewati arteri yang tertutup parsial sebelum tekanan arteri turun di bawah tekanan manset dan arteri kembali kolaps. Semburan darah ini turbulen sehingga dapat terdengar. Karena itu, tekanan manset tertinggi saat bunyi pertama dapat didengar menunjukkan tekanan sistolik. Sewaktu tekanan manset terus turun, darah secara intermiten menyembur melewati arteri dan menghasilkan suara seiring dengan siklus jantung setiap kali tekanan arteri melebihi manset(Sherwood, 2002).

(46)

pemeriksaan. Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit dengan melepaskan manset pada lengan (Riskesdas, 2007).

Pada praktik klinis, tekanan darah arteri dinyatakan sebagai tekanan sistolik per tekanan diastolik, dengan batas untuk tekanan darah yang dianjurkan adalah kurang dari 120/80 mmHg (Sherwood, 2002).

2.4.5. Kelainan Tekanan darah

Hipotensi (Tekanan darah rendah) adalah kondisi dimana tekanan yang mensirkulasi darah ke seluruh tubuh kurang dari normal. Tekanan darah rendah belum tentu menunjukkan kondisi patologis. Beberapa orang memiliki tekanan darah rendah namun mereka tetap sehat. Tekanan darah rendah menjadi masalah jika berdampak negatif pada tubuh, seperti kondisi hipoksia karena tekanan darah yang terlalu rendah. Simptom dari hipotensi adalah: light-headedness saat berubah posisi dari duduk atau tidur, unsteadiness, dizziness, weakness, blurred vision, fatigue, fainting. Tekanan darah rendah disebabkan oleh hipotensi ortostatik,

dehidrasi, gagal jantung, kehilangan darah, donor darah (Haryati, F , 2011).

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada Manula, hipertensi adalah tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2002).

(47)
[image:47.595.108.519.130.261.2]

Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 Klasifikasi tekanan

darah

TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Prahiertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi derajat 2 >160 Atau >100

TDS= Tekanan Darah Sistolik, TDD= Tekanan Darah Diastolik

Sumber :Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ yang sering ditemui pada pasien hipertensi yaitu, jantung, otak, penyakit ginjal kronis, penyakit arteri perifer, dan retinopati. Adanya kerusakan organ target, terutama paa jantung dan pembuluh darah, akan memperburuk prognosis pasien hipertensi. Tingginya morbiditas dan mortalitas pasien hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskular (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009).

Pengobatan pasien hipertensi bertujuan untuk: (1) tekanan darah <140/90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi (diabetes, gagal ginjal proteinuria) <130/80 mmHg, (2) menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, (3) menghambat laju penyakit ginjal proteinuria (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009).

Jenis-jenis obat hipertensi yang dianjurkan JNC 7 adalah: diuretik, beta blocker, Calcium Channel Blocker, Angiotensin Converting Enzyme (ACE)

Inhibitor atau ACEI, Angiotensin II Receptor Blocker (ARB).

(48)

menurunkan asupan lemak (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009), dan mendengarkan musik klasik.

(49)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Musik adalah segala sesuatu yang memberikan efek menyenangkan, keceriaan, dan mempunyai irama (ritme) melodi, timbre tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama (Fauzi,2006). Musik telah digunakan banyak orang di dunia untuk banyak hal seperti tentara menggunakan musik untuk mengkoordinasi gerakan dan meningkatkan kerja sama, atlet untuk meningkatkan stamina dan motivasi, namun kebanyakan musik digunakan masyarakat umum untuk hiburan atau kesenangan masing-masing individu (Monalisa et al, 2013).

Menurut Alan P. Merriam (1964:218), musik memiliki manfaat sebagai hiburan, sarana komunikasi, persembahan simbolis atau ritual keagamaan. Dalam dunia medis musik digunakan sebagai terapi, karena musik dapat meningkatkan memulihkan dan memelihara kesehatan fisik, mental emosional, sosial, dan spiritual (E. Sulistyorini, 2014). Musik sebagai terapi telah dikenal sejak abad ke-4 Masehi dan terus dikembangkan hingga sekarang. Musik sebagai terapi sudah sering dipakai, lewat walkman mini untuk bayi dalam inkubator, untuk menenangkan pasien kesakitan di klinik gigi atau di ruang bersalin, dan pusat-pusat rehabilitasi stroke. Bahkan pada penyakit tidak dapat disembuhkan seperti Alzheimer, musik membantu kondisi mental pasien agar tidak makin mundur dan

menggali kembali ingatan-ingatan pasien (Intisari, 2005). Kemper dan Danhauer (2005) menyatakan musik juga dapat memberikan efek bagi peningkatan kesehatan mengurangi stres, dan mengurangi nyeri. Musik efektif untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan perasaan positif pada pasien-pasien medikal dan bedah. Pasien yang mendengarkan musik dua hari berturut-turut sebelum melakukan operasi abdomen terbukti mengurangi rasa sakit dan stres (Good et al., 1999).

(50)

yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Campbell (2001) menjelaskan bahwa musik dapat menyeimbangkan gelombang otak. Gelombang otak dapat dimodifikasi oleh musik ataupun suara yang ditimbulkan sendiri. Kesadaran biasa terdiri atas gelombang beta, yang bergetar dari 14 hingga 20 hertz. Gelombang beta terjadi bila kita memusatkan perhatian pada kegiatan sehari‐hari di dunia luar dan juga ketika kita mengalami perasaan negatif yang kuat. Ketenangan dan kesadaran yang meningkat dicirikan oleh gelombang alfa, mulai 8 hingga 13 hertz. Periode‐periode puncak kreativitas, meditasi dan tidur dicirikan oleh gelombang theta, dari 4 hingga 7 hertz. Tidur nyenyak, meditasi yang dalam, serta keadaan tak sadar menghasilkan gelombang delta, yang berkisar dari 0,5 hingga 3 hertz. Semakin lambat gelombang otak, semakin santai, puas, dan damailah perasaan.Efek relaksasi dari terapi musik dapat memperlebar dan melenturkan pembuluh darah sehingga berfungsi memperlancar peredaran darah di seluruh tubuh.

Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada konferensi tahunan ke-62 American Heart Association 2008, mengemukakan bahwa mendengarkan musik

klasik bisa menurunkan tekanan darah penderita hipertensi (Martha, 2012). Musik klasik (Mozart) terbukti berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi (Rihiantoro et al,2008). Pemberian musik klasik (Beethoven) terbukti menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada pasien stroke yang disebabkan hipertensi di R.S. Pirngadi (Afniwati, et al., 2014)

(51)

Musik mampu meringankan penderitaan pasien dari rasa sakit, karena saraf untuk mendengarkan musik dan saraf perasa sakit itu sama sehingga pada saat pasien mengalami rasa sakitnya dapat dialihkan dengan cara mendengarkan musik (Marita , 2014).

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan compliance, atau distensibilitas dinding pembuluh darah (seberapa mudah pembuluh tersebut diregangkan) (Sherwood, 2002:373).

Faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah usia, jenis kelamin, obat-obatan, olahraga, ras, obesitas (Kozier et al, 2009). Menurut Potter& Perry(2005), hal lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah stres.

Ketika sesorang mengalami stres maka tubuh akan memproduksi hormon yang dapat meningkatkan tekanan darah, pengingkatan tekanan darah inilah yang memicu terjadinya komplikasi hipertensi (Prasetyorini et al, 2012).

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2002). Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung (Congestif Heart Failure-CHF), gagal ginjal (end stage renal disease)dan penyakit pembuluh darah

perifer (Doengoes, 2000).

Mahasiswa pada dasarnya akan mengalami berbagai kendala dalam menghadapi tuntutan yang harus dijalaninnya ketika menjadi seorang mahasiswa. Tugas akhir sebagai salah satu tugas akademik yang wajib dikerjakan mahasiswa, memungkinkan pula terjadinya masalah-masalah yang mengakibatkan stres (Anonim, 2010 dalam Ardiansyah, 2014).

(52)

1.2.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah dalam uraian latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah pada Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU tahun masuk 2012?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah pada mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU tahun masuk 2012

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tekanan darash sistolik dan diastolik pada kelompokkontrol (tanpa mendengarkan musik klasik) sebelum pemasangan earphone

2. Mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok kontrol setelah pemasangan earphonetanpa mendengarkan musik klasik

3. Mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompokintervensisebelummendengarkan musik klasik

4. Mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompokintervensi setelahmendengarkan musik klasik

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Untuk mengetahui apakah mendengarkan musik klasikdapat mempengaruhi tekanan darah

2. Informasi dan referensi untuk penelitian sejenis

(53)
(54)

ABSTRAK

Musik klasik telah digunakan dalam dunia medis untuk terapi suportif, sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa musik klasik dapat mempengaruhi tekanan darah maupun fungsi fisiologis lainnya. Penelitian sebelumnya lebih banyak menggunakan responden yang sakit seperti hipertensi. Pada penelitian ini responden yang digunakan adalah responden yang sehat (non hipertensi). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah pada mahasiswa jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU tahun masuk 2012.

Penelitian ini menggunakan metodeQuasi Eksperiment dengan pendekatan Pretest Post Test Control Grup Design. Penelitian ini dilakukan di gedung Teknik Kimia USU. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU tahun masuk 2012, Pengambilan sample dilakukan dengan Consecutive Sampling dengan jumlah sample sebanyak 42 orang yang terbagi atas 21 kelompok kontrol dan 21 kelompok intervensi. Data dikumpulkan dengan cara mengukur secara langsung tekanan darah sebelum dan setelah pemasangan Earphone dengan/tanpa musik klasik. Data yang didapatkan kemudian dianalisa dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney.

Hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh antara mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah mahasiswa jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU tahun masuk 2012, didapati p value 0,119 pada sistol, p value 0,695 pada diastol dengan menggunakan uji Mann Whitney.

(55)

ABSTRACT

Classical music has been used in medicine for supportive therapy, many studies prove that classical music can affect blood pressure and other physiological functions. Previous studies use more of respondents with illness such as hypertension. In this study, respondents that used are the healthy respondents (non hypertension). The aim of this study was to determine the effect of listening to classical music on blood pressure in students of Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering USU registered in 2012.

This study used a quasi experiment with pretest approach Post Test Control Group Design. This research was conducted at USU Chemical Engineering building. The population in this study was student of Chemical Engineering, Faculty of Engineering USU registered in2012, Sampling was done by consecutive sampling of 42 people, divided into two groups of 21 persons for control groupand 21 persons for intervention groups. Data were collected by means of directly measuring the blood pressure before and after using earphones with / without classical music. The data obtained were analyzed using the Wilcoxon and Mann Whitney test.

The results showed no impact of classical music on blood pressure of students majoring in Chemical Engineering, Faculty of Engineering USU registered 2012, p value was found 0.119 in systole, p value 0.695 in dyastole using Mann Whitney test.

(56)

Oleh:

ANNISA RIEKO MIRANTI 120100399

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(57)

KARYA TULIS ILMIAH

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran”

ANNISA RIEKO MIRANTI 120100399

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(58)
(59)

ABSTRAK

Musik klasik telah digunakan dalam dunia medis untuk terapi suportif, sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa musik klasik dapat mempengaruhi tekanan darah maupun fungsi fisiologis lainnya. Penelitian sebelumnya lebih banyak menggunakan responden yang sakit seperti hipertensi. Pada penelitian ini responden yang digunakan adalah responden yang sehat (non hipertensi). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah pada mahasiswa jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU tahun masuk 2012.

Penelitian ini menggunakan metodeQuasi Eksperiment dengan pendekatan Pretest Post Test Control Grup Design. Penelitian ini dilakukan di gedung Teknik Kimia USU. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU tahun masuk 2012, Pengambilan sample dilakukan dengan Consecutive Sampling dengan jumlah sample sebanyak 42 orang yang terbagi atas 21 kelompok kontrol dan 21 kelompok intervensi. Data dikumpulkan dengan cara mengukur secara langsung tekanan darah sebelum dan setelah pemasangan Earphone dengan/tanpa musik klasik. Data yang didapatkan kemudian dianalisa dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney.

Hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh antara mendengarkan musik klasik terhadap tekanan darah mahasiswa jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU tahun masuk 2012, didapati p value 0,119 pada sistol, p value 0,695 pada diastol dengan menggunakan uji Mann Whitney.

(60)

ABSTRACT

Classical music has been used in medicine for supportive therapy, many studies prove that classical music can affect blood pressure and other physiological functions. Previous studies use more of respondents with illness such as hypertension. In this study, respondents that used are the healthy respondents (non hypertension). The aim of this study was to determine the effect of listening to classical music on blood pressure in students of Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering USU registered in 2012.

This study used a quasi experiment with pretest approach Post Test Control Group Design. This research was conducted at USU Chemical Engineering building. The population in this study was student of Chemical Engineering, Faculty of Engineering USU registered in2012, Sampling was done by consecutive sampling of 42 people, divided into two groups of 21 persons for control groupand 21 persons for intervention groups. Data were collected by means of directly measuring the blood pressure before and after using earphones with / without classical music. The data obtained were analyzed using the Wilcoxon and Mann Whitney test.

The results showed no impact of classical music on blood pressure of students majoring in Chemical Engineering, Faculty of Engineering USU registered 2012, p value was found 0.119 in systole, p value 0.695 in dyastole using Mann Whitney test.

(61)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisanKTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul " Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik Terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU Tahun Masuk 2012". Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin meyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara

2. Dosen-dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas (IKM / IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 3. dr. Dedi Ardinata, M. Kes yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

4. dr. Edhie Djohan Utama, Sp.MK selaku dosen penguji I, Dr. dr.

Nazaruddin Umar, Sp.An, KNA selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji, memberi masukan, dan saran kepada penulis

5. Drs. Isa Anshary, M.Sc dan Sri Prihantini Lestari W., S.H, M.H orangtua saya, M. Rahadian Prayudha, S.I.A., beserta keluarga besar saya yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Pak Ikhsanuddin AH, S.Kp, MNS yang telah membantu dan memberi bimbingan dalam hal statistika tentang hasil penelitian kepada penulis 7. Filza Rifqi Aufa Aslamyang membantu dalam survei, penelitian dan

memberi semangat maupun masukan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

(62)

9. Teman-teman seperjuangan sayaGomedi, Debby, Clarisa, Caterine, Riza dan Dika, Bang Dian yang telah memberi masukan dalam proses penulisan proposal penelitian ini dan seluruh civitas academica Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah membantu selama perkuliahan

Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga karya tulis ini

Gambar

Tabel 5.1.
Tabel 5.2. Tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok kontrol (tanpa
Tabel 5.3. Tekanan darah sistol dan diastol pada kelompok kontrol setelah
Tabel 5.6. Hasil pengukuran tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek musik klasik terhadap penurunan tekanan darah (TD) dan frekuensi denyut jantung

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbandingan efektivitas terapi musik klasik dengan aromaterapi mawar terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi yang

Musik Klasik Menurunkan Tekanan Darah Intradialsis Pada Pasien cKD stage v yang Menjalani Hemodialisa: systematic Review. Nia FirdiantyDwiatmojo, Shofacasani, Henny

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian bunyi murottal Al- Qur’an dan musik klasik dengan intensitas bunyi 80 dB terhadap tekanan darah

Berdasarkan hasil penelitian dan teoridiatas, dapat dinyatakan bahwa terapi musik klasik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah penderita hipertensi

Pada tabel didapatkan hampir setengahnya 9 responden atau (50,0%) Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi sebelum Terapi Musik Klasik tinggi sesudah terapi menjadi

Dari hasil penelitian diperoleh data tekanan darah pada subjek dengan terapi musik klasik mengalami perubahan yaitu menurun dari hipertensi sedang menjadi

Hasil penelitian pada tabel 5.4 tekanan darah sesudah diberikan terapi musik klasik mozart pada lansia di Pondok lansia Darus syifa Kabupaten Jombang menunjukkan