• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Penilaian Klinis Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh Di Rsgmp Fkg Usu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Penilaian Klinis Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh Di Rsgmp Fkg Usu"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

(2)

Lampiran 2

(3)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Selamat Siang,

Nama saya Luveena Loshini A/P Prabakaran/120600210, mahasiswi di Program Pendidikan Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan

dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Pendidikan Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan saya melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh yang dibuat mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada Bapak/Ibu tentang pemakaian gigi tiruan penuh yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan dapat dijadikan referensi bagi klinisi mengenai masalah-masalah yang mungkin muncul, berkaitan dengan kepuasan pasien sehingga dapat diatasi untuk kedepannya.

Penelitian ini dimulai pada tahun 2016. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Jika Bapak/Ibu bersedia, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan Bapak/Ibu menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

(4)

Peneliti,

(5)

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Alamat :

No. HP :

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dengan sadar atau tanpa paksaan dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU”

Maka dengan surat ini, saya nyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.

Medan, ……… Yang menyetujui,

Subjek Penelitian

(6)

Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

DEPARTEMEN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Responden No :

Tanggal :

I. Pencatatan Karakteristik Pasien Nama Responden :

Usia Responden : 1. 45-54 tahun

2. 55-64 tahun

3. ≥ 65 tahun

Alamat Responden :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

2. Perempuan

Tingkat Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA

4. Perguruan Tinggi

HUBUNGAN PENILAIAN KLINIS TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN PASIEN PEMAKAI GIGI TIRUAN

(7)

II. Pertanyaan Kepuasaan Pasien Terhadap Gigi Tiruan Penuh

1. Sehubungan dengan fonetik, seberapa puas anda dengan gigi tiruan penuh anda?

2. Sehubungan dengan estetis, seberapa puas anda dengan gigi tiruan penuh anda?

3. Sehubungan dengan pengunyahan, seberapa puas anda dengan gigi tiruan penuh anda?

4. Sehubungan dengan kenyamanan, seberapa puas anda dengan gigi tiruan penuh rahang atas anda?

5. Sehubungan dengan kenyamanan, seberapa puas anda dengan gigi tiruan penuh rahang bawah anda?

(8)

LEMBAR PEMERIKSAAN

DEPARTEMEN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Responden No :

Tanggal :

I. Pencatatan Karakteristik Pasien Nama Responden :

Usia Responden : 1. 45-54 tahun

2. 55-64 tahun

3. ≥ 65 tahun

Alamat Responden :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

2. Perempuan

Tingkat Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA

4. Perguruan Tinggi

HUBUNGAN PENILAIAN KLINIS TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN PASIEN PEMAKAI GIGI TIRUAN

(9)

II. Penilaian Gigi Tiruan Penuh

1. Dimensi vertikal gigi tiruan penuh 1 – sangat tidak baik 2 – tidak baik 3 – sedang 4 – baik 5 – sangat baik

2. Estetis gigi tiruan penuh 1 – sangat tidak baik 2 – tidak baik 3 – sedang 4 – baik 5 – sangat baik

3. Stabilitas gigi tiruan penuh rahang atas 1 – sangat tidak baik 2 – tidak baik 3 – sedang 4 – baik 5 – sangat baik

4. Stabilitas gigi tiruan penuh rahang bawah

1 – sangat tidak baik 2 – tidak baik

3 – sedang 4 – baik

5 – sangat baik

5. Denture-bearing area rahang atas 1 – sangat tidak baik 2 – tidak baik 3 – sedang 4 – baik

(10)

6. Denture-bearing area rahang bawah 1 – sangat tidak baik 2 – tidak baik 3 – sedang 4 – baik

(11)

Lampiran 7

Data Hasil Penelitian

No. Res

Usia JK TP Skor Penilaian Klinis Skor Kepuasan Pasien DV Estetis Stabilitas

Denture-bearing area

Fonetik Estetis Mastikasi Kenyamanan

(12)

No. Res

Usia JK TP Skor Penilaian Klinis Skor Kepuasan Pasien DV Estetis Stabilitas

Denture-bearing area

Fonetik Estetis Mastikasi Kenyamanan

RA RB RA RB RA RB

29 3 1 2 3 3 4 3 5 2 4 4 3 4 2

(13)

Lampiran 8

Lembar Pengolahan Data Frequency Table

Karakteristik Pasien

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 45-54 thn 6 20.0 20.0 20.0

55-64 thn 12 40.0 40.0 60.0

>65 thn 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 10 33.3 33.3 33.3

Perempuan 20 66.7 66.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 12 40.0 40.0 40.0

SMP 7 23.3 23.3 63.3

SMA 10 33.3 33.3 96.7

PT 1 3.3 3.3 100.0

(14)

Penilaian Klinis

Dimensi Vertikal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 3.3 3.3 3.3

2 4 13.3 13.3 16.7

3 5 16.7 16.7 33.3

4 8 26.7 26.7 60.0

5 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Estetis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 3.3 3.3 3.3

3 8 26.7 26.7 30.0

4 13 43.3 43.3 73.3

5 8 26.7 26.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Stabilitas RA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 3.3 3.3 3.3

3 4 13.3 13.3 16.7

4 10 33.3 33.3 50.0

5 15 50.0 50.0 100.0

(15)

Stabilitas RB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 6.7 6.7 6.7

2 3 10.0 10.0 16.7

3 9 30.0 30.0 46.7

4 7 23.3 23.3 70.0

5 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Denture-bearing area RA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 3.3 3.3 3.3

3 4 13.3 13.3 16.7

4 14 46.7 46.7 63.3

5 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Denture-bearing area RB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 10.0 10.0 10.0

2 7 23.3 23.3 33.3

3 5 16.7 16.7 50.0

4 11 36.7 36.7 86.7

5 4 13.3 13.3 100.0

(16)

Kepuasan Pasien

Fonetik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 3.3 3.3 3.3

2 3 10.0 10.0 13.3

3 6 20.0 20.0 33.3

4 10 33.3 33.3 66.7

5 10 33.3 33.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Estetis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 3.3 3.3 3.3

4 15 50.0 50.0 53.3

5 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Mastikasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 3.3 3.3 3.3

2 3 10.0 10.0 13.3

3 5 16.7 16.7 30.0

4 10 33.3 33.3 63.3

5 11 36.7 36.7 100.0

(17)

Kenyamanan RA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 3.3 3.3 3.3

2 3 10.0 10.0 13.3

3 3 10.0 10.0 23.3

4 12 40.0 40.0 63.3

5 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kenyamanan RB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 10.0 10.0 10.0

2 12 40.0 40.0 50.0

3 3 10.0 10.0 60.0

4 4 13.3 13.3 73.3

5 8 26.7 26.7 100.0

(18)

Crosstabs

Dimensi Vertikal * Fonetik

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DV * Fonetik 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

Fonetik

Total

1 2 3 4 5

DV 1 Count 0 1 0 0 0 1

% within DV .0% 100.0% .0% .0% .0% 100.0%

% of Total .0% 3.3% .0% .0% .0% 3.3%

2 Count 1 1 1 0 1 4

% within DV 25.0% 25.0% 25.0% .0% 25.0% 100.0% % of Total 3.3% 3.3% 3.3% .0% 3.3% 13.3%

3 Count 0 0 2 3 0 5

% within DV .0% .0% 40.0% 60.0% .0% 100.0%

% of Total .0% .0% 6.7% 10.0% .0% 16.7%

4 Count 0 1 1 5 1 8

% within DV .0% 12.5% 12.5% 62.5% 12.5% 100.0% % of Total .0% 3.3% 3.3% 16.7% 3.3% 26.7%

5 Count 0 0 2 2 8 12

% within DV .0% .0% 16.7% 16.7% 66.7% 100.0%

% of Total .0% .0% 6.7% 6.7% 26.7% 40.0%

Total Count 1 3 6 10 10 30

(19)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 31.692a 16 .011 .036

Likelihood Ratio 28.057 16 .031 .015

Fisher's Exact Test 25.569 .006

Linear-by-Linear Association 10.528b 1 .001 .001 .001 .000

N of Valid Cases 30

(20)

Crosstabs Estetis * estetis

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Estetis Penilaian klinis * Estetis

Kepuasan Pasien 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

Estetis Kepuasan Pasien

Total

2 4 5

Estetis Penilaian klinis 2 Count 0 1 0 1

% within Estetis Penilaian klinis .0% 100.0% .0% 100.0%

% of Total .0% 3.3% .0% 3.3%

3 Count 1 3 4 8

% within Estetis Penilaian klinis 12.5% 37.5% 50.0% 100.0%

% of Total 3.3% 10.0% 13.3% 26.7%

4 Count 0 5 8 13

% within Estetis Penilaian klinis .0% 38.5% 61.5% 100.0%

% of Total .0% 16.7% 26.7% 43.3%

5 Count 0 6 2 8

% within Estetis Penilaian klinis .0% 75.0% 25.0% 100.0%

% of Total .0% 20.0% 6.7% 26.7%

Total Count 1 15 14 30

% within Estetis Penilaian klinis 3.3% 50.0% 46.7% 100.0%

(21)

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 6.753a 6 .344 .238

Likelihood Ratio 7.027 6 .318 .267

Fisher's Exact Test 7.778 .267

Linear-by-Linear Association .071b 1 .790 .873 .457 .122

N of Valid Cases 30

(22)

Crosstabs

Stabilisasi RA * Mastikasi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

stabilitasRA * Mastikasi 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

Mastikasi

Total

1 2 3 4 5

StabilitasRA 2 Count 1 0 0 0 0 1

% within stabilitasRA 100.0% .0% .0% .0% .0% 100.0%

% of Total 3.3% .0% .0% .0% .0% 3.3%

3 Count 0 1 2 1 0 4

% within stabilitasRA .0% 25.0% 50.0% 25.0% .0% 100.0%

% of Total .0% 3.3% 6.7% 3.3% .0% 13.3%

4 Count 0 2 2 4 2 10

% within stabilitasRA .0% 20.0% 20.0% 40.0% 20.0% 100.0%

% of Total .0% 6.7% 6.7% 13.3% 6.7% 33.3%

5 Count 0 0 1 5 9 15

% within stabilitasRA .0% .0% 6.7% 33.3% 60.0% 100.0%

% of Total .0% .0% 3.3% 16.7% 30.0% 50.0%

Total Count 1 3 5 10 11 30

(23)

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 41.668a 12 .000 .002

Likelihood Ratio 22.022 12 .037 .016

Fisher's Exact Test 20.416 .012

Linear-by-Linear Association 13.905b 1 .000 .000 .000 .000

N of Valid Cases 30

(24)

Crosstabs

Stabilitas RB * Mastikasi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

stabilitasRB * Mastikasi 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

Mastikasi

Total

1 2 3 4 5

StabilitasRB 1 Count 1 1 0 0 0 2

% within stabilitasRB 50.0% 50.0% .0% .0% .0% 100.0%

% of Total 3.3% 3.3% .0% .0% .0% 6.7%

2 Count 0 1 1 1 0 3

% within stabilitasRB .0% 33.3% 33.3% 33.3% .0% 100.0%

% of Total .0% 3.3% 3.3% 3.3% .0% 10.0%

3 Count 0 0 4 2 3 9

% within stabilitasRB .0% .0% 44.4% 22.2% 33.3% 100.0%

% of Total .0% .0% 13.3% 6.7% 10.0% 30.0%

4 Count 0 0 0 4 3 7

% within stabilitasRB .0% .0% .0% 57.1% 42.9% 100.0%

% of Total .0% .0% .0% 13.3% 10.0% 23.3%

5 Count 0 1 0 3 5 9

% within stabilitasRB .0% 11.1% .0% 33.3% 55.6% 100.0%

% of Total .0% 3.3% .0% 10.0% 16.7% 30.0%

Total Count 1 3 5 10 11 30

(25)

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 33.111a 16 .007 .007

Likelihood Ratio 27.696 16 .034 .024

Fisher's Exact Test 22.201 .029

Linear-by-Linear Association 10.361b 1 .001 .001 .001 .000

N of Valid Cases 30

(26)

Crosstabs

Denture-bearing area RA * Kenyamanan RA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DentureRA * KenyamananRA 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

KenyamananRA

Total

1 2 3 4 5

DentureRA 2 Count 0 0 0 0 1 1

% within DentureRA .0% .0% .0% .0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% .0% .0% .0% 3.3% 3.3%

3 Count 0 0 1 3 0 4

% within DentureRA .0% .0% 25.0% 75.0% .0% 100.0%

% of Total .0% .0% 3.3% 10.0% .0% 13.3%

4 Count 1 1 1 8 3 14

% within DentureRA 7.1% 7.1% 7.1% 57.1% 21.4% 100.0%

% of Total 3.3% 3.3% 3.3% 26.7% 10.0% 46.7%

5 Count 0 2 1 1 7 11

% within DentureRA .0% 18.2% 9.1% 9.1% 63.6% 100.0%

% of Total .0% 6.7% 3.3% 3.3% 23.3% 36.7%

Total Count 1 3 3 12 11 30

(27)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 14.527a 12 .268 .275

Likelihood Ratio 17.229 12 .141 .100

Fisher's Exact Test 17.875 .051

Linear-by-Linear Association .062b 1 .803 .834 .434 .079

N of Valid Cases 30

(28)

Crosstabs

Denture-bearing area RB * Kenyamanan RB

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DentureRB * KenyamananRB 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Crosstabulation

KenyamananRB

Total

1 2 3 4 5

DentureRB 1 Count 1 1 0 1 0 3

% within DentureRB 33.3% 33.3% .0% 33.3% .0% 100.0%

% of Total 3.3% 3.3% .0% 3.3% .0% 10.0%

2 Count 1 3 1 2 0 7

% within DentureRB 14.3% 42.9% 14.3% 28.6% .0% 100.0%

% of Total 3.3% 10.0% 3.3% 6.7% .0% 23.3%

3 Count 0 3 0 0 2 5

% within DentureRB .0% 60.0% .0% .0% 40.0% 100.0%

% of Total .0% 10.0% .0% .0% 6.7% 16.7%

4 Count 1 4 2 1 3 11

% within DentureRB 9.1% 36.4% 18.2% 9.1% 27.3% 100.0%

% of Total 3.3% 13.3% 6.7% 3.3% 10.0% 36.7%

5 Count 0 1 0 0 3 4

% within DentureRB .0% 25.0% .0% .0% 75.0% 100.0%

% of Total .0% 3.3% .0% .0% 10.0% 13.3%

Total Count 3 12 3 4 8 30

(29)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 15.518a 16 .487 .533

Likelihood Ratio 18.891 16 .274 .522

Fisher's Exact Test 13.768 .574

Linear-by-Linear Association 3.349b 1 .067 .068 .037 .008

N of Valid Cases 30

(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Peltzer K, Hewlett S, Yawson AE. Prevalence of Loss of All Teeth

(Edentulism) and Associated Factors in Older Adults in China, Ghana, India,

Mexico, Russia and South Africa. Int. J. Environ. Res. Public Health 2014; 11: 11308-24.

2. Dye BA dkk. Dental Caries and Tooth Loss in Adults in the United States, 2011-2012. NCHS 2015; 197.

3. Patterson R, Patterson N. Advantages and Disadvantages of Complete

Dentures

4. Marchini L. Patient’s Satisfaction with Complete Dentures: An Update. Braz Dent Sci 2014; 17: 1043.

5. Wisatya MR, Hadnyanawati H, Suhartini. Analisis perbandingan tingkat kepuasan pasien dalam pemakaian protesa gigi tiruan lepasan yang dibuat tukang gigi dan dokter gigi di Kabupaten Jember.

6. Celebic A dkk. The Patient’s and the Therapist’s Evaluation of Complete Denture Therapy. Coll. Antropol 2000; 24(1): 71-7.

7. Celebic A dkk. Factors related to patient satisfaction with complete denture therapy. Journal of Gerontology 2003; 58(10): 948-53.

8. Bilhan H dkk. Evaluation of satisfaction and complications in patients with existing complete dentures. Journal of Oral Science 2013; 55(1): 29-37.

9. Suresh S, Sharma S. A clinical survey to determine the awareness and

preference of needs of a complete denture among complete edentulous

patients. J. Int Oral Health 2010; 2(3): 65-70.

(31)

11. Hadjieva H dkk. Changes in the vertical dimension of occlusion during different periods of complete denture wear – a comparative study. I J of IMAB 2014; 20(3): 546-9.

12. Rostiny. The correction of occlusal vertical dimension on tooth wear. Dent. J. (Maj. Ked. Gigi) 2007; 4: 161-4.

13. Memon MR, Ghani F, Shahzad M. Functional assessment of removable complete dentures. Pakistan Oral & Dental Journal 2013; 33(3): 563-5.

14. Stunic MK dkk. The influence of upper denture stability on patient’s satisfaction. Acta Stomatol Croat 2012; 46(2): 135-141.

15. Abdulwaheed A. Indications and Contraindications to Complete Dentures.

16. Zarb GA dkk. Prosthodontic treatment for edentulous patient- complete denture and implant-supported prostheses. Canada: Mosby, 2004; 387.

17. Silverman MM. The speaking method in measuring vertical dimension. The Journal of Prosthetic Dentistry 2001; 3: 193-9.

18. Jivraj S, Chee W, Corrado P. Treatment planning of the edentulous maxilla. British Dental Journal 2006; 201(5): 261-79.

19. Sabri R. The eight components of a balanced smile. JCO 2005; 3: 155-67. 20. Chan CA. Architecting the occlusal plane. Las Vegas Institute for Advanced

Dental Studies 2005; 16(4): 1-14.

21. Dr. Abe J. Enhanced gingival esthetics for natural looking complete dentures. Japan 2010: 4-7.

22. Ribeiro JAM dkk. The influence of mandibular ridge anatomy on treatment outcome with conventional complete dentures. Acta Odontol Latinoam 2014; 27(2): 53-7.

23. Samyukta. Residual ridge resorption in complete denture wearers. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research 2016; 8(6): 565-9.

(32)

25. Toosi AB dkk. Relationship between changes of nasal length and upper lip height during smile. WJPS 2016; 5(5): 319-22.

26. Srivastava R, Choukse V. Characterization of complete denture. International Journal of Dental Clinics 2011; 3(1): 56-9.

27. Yanikoglu N, Ceylan G, Aladag I. A comparison of the basal seat areas of the maxillary and mandibular dentures according to arch shapes. Atatürk Üniv 2005; 15(1): 29-33.

28. Bhat VS, Prasad DK, Malli P. A survey to assess patient satisfaction after

receiving complete denture prostheses in A.B. Shetty Memorial Institute of

Dental Sciences. Nitte University Journal of Health Science 2014; 4(2):81-4. 29. Anjaryani WD. Kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat di

RSUD Tugurejo Semarang. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Promosi Kesehatan Kajian Sumberdaya Manusia Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2009: 16.

30. Kheraif AAA, Ramakrishnaiah R. Phonetics related to prosthodontics. Middle-East Journal of Scientific Research 2012; 12(1): 31-5.

31. Ravuri RL, Tella S, Thota K. Phonetics in complete denture- a prime concern. Indian J Dent Adv 2013; 5(3): 1341-3.

32. Giovannetti M dkk. Phonetic analysis and maxillary anterior tooth position: a pilot study on preliminary outcomes. International Dentistry SA 2002; 11(5): 32-9.

33. Aeran H, Gupta R, Dhanda M. Dynesthetic interpretation of esthetics in complete denture. Indian Journal of Dental Sciences 2002; 15: 28-32.

34. Jagger D, Harrison A. Textbook of Complete Dentures – Problem Solving. London: British Dental Association, 2004: 13-9.

35. Ahmad N, Ahmed M, Jafri Z. Esthetics considerations in the selection of teeth

for complete denture patients: a review. Annals of Dental Specialty 2013; 1(1): 4-7.

(33)

37. Bilt AVD. Human oral function: a review. Braz J Oral Sci 2002; 1(1): 7-18. 38. Kolcaba K, Tilton C, Drouin C. Comfort theory: a unifying framework to

enhance the practice environment. JONA 2006; 36(11): 538-44.

39. Mardan NA dkk. Self-reported denture satisfaction in completely edentulous patients. Romanian Journal of Oral Rehabilitation 2013; 5(4): 88-95.

40. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Riset Kesehatan Dasar 2013.

41. Gio PU. Belajar Statistika dengan SPSS. Medan: USU Press, 2015: 41-54. 42. Dr.M.S. Dahlan. Seri Satistik, Statistika untuk kedokteran dan kesehatan.

Jakarta: Pt Arkans, 2004: 18.

43. Arafa KA. The effects of clinical wear on the incidence of temporomandibular disorders among patients with complete dentures. Journal of Taibah University Medical Sciences 2016; 11(3): 250-4.

44. McCord JF, Grant AA. Clinical assessment. British Dental Journal 2000; 188(7): 375-80.

45. Faruqui S, Haider SM, Ahmed N. Esthetic and function evaluation after

treatment with removable dentures by patients, lay persons, dentists in a

dental school of Pakistan. Pakistan Oral & Dental Journal 2015; 35(4): 730-4. 46. Mudzki J, Chladek G, Kasperski J. Biomechanical factors related to occlusal

load transfer in removable complete dentures. Biomech Model Mechanobiol 2014; 14(6): 36-43.

47. Ilana Eli. Oral psychophysiology: stress, pain, and behavior in dental care. London: CRC Press, 1992: 133-4.

48. Basting RT, Trindade RS, Florio FM. Comparative study of smile analysis by subjective and computerized methods. Operative Dentistry 2006; 319(6): 652-9.

(34)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional melalui metode pemeriksaan dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.

3.2 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah pasien yang telah memakai gigi tiruan penuh yang dibuat oleh mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Medan pada tahun Januari 2013-Juni 2015.

3.3 Sampel

3.3.1 Besar Sampel

Sesuai angka minimum yang ditetapkan Bailey dan Gay untuk penelitian yang menggunakan analisis data statistik, sampel minimum yang digunakan adalah 30. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang.

3.3.2 Cara Pengambilan Sampel

Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penarikan sampel non probabilitas secara purposive sampling, yaitu dengan mengadakan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi karakteristik populasi dan kemudian menetapkan sampel.

3.3.3 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah:

(35)

2. Pasien yang berusia diatas 45 tahun. (menurut Riskesdas 2013) 3. Pasien yang telah memakai GTP 1-2 tahun.

40

4. Pasien yang bersedia diwawancarai dan menandatangani informed consent.

5. Kualitas GTP (tidak ada patah/retak, belum pernah reparasi)

3.3.4 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi untuk penelitian ini adalah:

1. Pasien yang memiliki penyakit sistemik seperti diabetes melitus, penyakit jantung, osteoporosis, hipertensi, alergi, dan sebagainya.

2. Pasien yang mengkonsumsi obat-obatan.

3. Pasien yang tidak bersedia diwawancarai dan menandatangani informed consent.

3.4Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Bebas

Penilaian klinis yang terdiri dari: 1. Dimensi vertikal

2. Estetis 3. Stabilitas

4. Denture-bearing area

3.4.2 Variabel Terikat

Kepuasan pasien setelah memakai GTP yang terdiri dari: 1. Fonetik

(36)

3.4.3 Variabel Terkendali

1. Kesehatan sistemik pasien

2. Gigi tiruan penuh yang dipakai dibuat oleh mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU.

Kejujuran pasien dalam menjawab pertanyaan.

3.5Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi operasional variabel bebas

N o

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Jarak antara garis oklusi dan garis bicara terkecil. Penilaian klinis terhadap dimensi vertikal dikategorikan: GTP berdasarkan dukungan bibir, garis senyum, dataran oklusal dan kontur gingiva. Penilaian klinis terhadap estetis dikategorikan:

• 1- Sangat tidak baik (semua faktor yang diobservasi tidak baik)

(37)

Tabel 3. Definisi operasional variabel terikat

• 5- Sangat baik (semua faktor yang diobservasi)

Mobilitas GTP (tipping/rotasi) saat diberikan tekanan horizontal pada permukaan oklusal gigi premolar kiri dan kanan secara bergantian. Penilaian klinis terhadap stabilitas dikategorikan:

• 1- Sangat tidak baik (depresi di kedua sisi rahang)

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Skala Pengukuran 1. Kepuasan

pasien

(38)

Tabel 4. Definisi operasional variabel terkendali

N o

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Pasien tidak memiliki penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, osteoporosis, penyakit jantung, hipertensi, alergi, dan sebagainya.

GTP yang dibuat mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU pada tahun Januari 2013-Juni 2015.

- -

Orang yang melakukan penelitian. - -

5 Alat ukur yang sama

Kuesioner - -

6 Kualitas GTP

GTP tidak patah/retak dan belum pernah reparasi

- -

Tabel 5. Definisi operasional variabel tidak terkendali

N o.

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran dalam menjawab kuesioner harus sesuai dengan keadaan yang dialami pasien.

- -

3.6Tempat dan Waktu Penelitian 3.6.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah subjek penelitian sesuai alamat yang tertera pada rekam medik pasien Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU.

3.6.2 Waktu Penelitian

(39)

3.7Prosedur Penelitian

3.7.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1.1 Alat Penelitian

1. Alat tulis

2. Alat pemeriksaan (Template dataran oklusal) 3. Alat pengolahan data yaitu komputer

4. Kaca mulut, sonde, dan pinset

3.7.1.2 Bahan Penelitian

1. Lembar kuesioner 2. Lembar pemeriksaan

3. Surat pernyataan kesediaan untuk menjadi subjek penelitian 4. Sarung tangan dan masker

3.7.2 Prosedur Penelitian

1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengurus surat izin penelitian dari FKG USU dan surat penelitian dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan.

2. Setelah surat izin penelitian diperoleh, peneliti mengambil data subjek penelitian dari Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU. Data subjek penelitian diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. (Gambar 8)

(40)

3. Peneliti memulai penelitian dengan mengunjungi rumah subjek penelitian berdasarkan alamat pada rekam medik pasien Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU untuk mewawancara subjek penelitian menggunakan kuesioner. Sebelum wawancara, peneliti memberikan penjelasan kepada subjek dan memberikan lembar Informed Consent yaitu surat persetujuan untuk ditandatangani.

4. Peneliti mewawancarai langsung subjek dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan untuk memperoleh data kepuasan pasien terhadap GTP dan melengkapi data sosiodemografi subjek. (Gambar 9)

Gambar 9. Wawancara subjek penelitian

5. Informasi yang diperoleh dari pasien dicatat dengan menggunakan skala

Likert dan dikategorikan menjadi sangat tidak puas, tidak puas, sedang, puas, dan sangat puas.

6. Setelah selesai mengisi kuesioner, peneliti melakukan penilaian klinis secara langsung pada gigi tiruan penuh rahang atas maupun bawah.

(41)

A B

Gambar 10. Penilaian dimensi vertikal. A. Garis oklusi. B. Garis bicara terkecil

8. Setelah itu, peneliti menilai estetis secara visual dengan mengevaluasi dukungan bibir atas (philtrum kelihatan jelas dan bibir tidak kelihatan kaku)(Gambar 12), garis senyum (insisal gigi anterior rahang atas mengikut lengkung bibir bawah saat tersenyum)(Gambar 13), dataran oklusal (susunan gigi rahang atas)(Gambar 14), dan kontur gingival (ada stippling dan festooning)(Gambar 15). Dataran oklusal dievaluasi menggunakan template. (Gambar 11)

(42)

Gambar 12. Penilaian dukungan bibir

Gambar 13. Penilaian garis senyum

A B

(43)

A

Gambar 15. Penilaian kontur gingiva. A. Kontur gingiva RA. B. Kontur gingiva RB

9. Kemudian, peneliti menilai stabilitas gigi tiruan dengan memberikan tekanan horizontal secara bergantian pada permukaan oklusal gigi premolar kiri dan kanan. Terjadinya pergerakan tipping atau rotasi diobservasi (Gambar 16).

A B

Gambar 16. Penilaian stabilitas GTP. A. Stabilitas GTP rahang atas. B. Stabilitas GTP rahang bawah

10. Peneliti menilai denture-bearing area yaitu bentuk linggir alveolar. Linggir alveolar yang berbentuk “U” dianggap sangat baik dan linggir alveolar yang mengalami depresi dianggap tidak baik. (Gambar 17)

(44)

A B

Gambar 17. Penilaian denture-bearing A. Denture-bearing area rahang atas B. Denture-bearing area rahang bawah

11. Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan klinis dicatat dan dikategorikan menjadi sangat tidak baik, tidak baik, sedang, baik, dan sangat baik.

12. Setelah data hasil wawancara dari semua subjek penelitian dan pemeriksaan klinis telah diperoleh, peneliti melakukan tabulasi data. Data diolah dengan bantuan komputer. Setelah mendapatkan hasil pengolahan data, peneliti membuat laporan dan menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

3.8Analisis Data

(45)

3.9Kerangka Operasional

Mengurus surat izin penelitian dari FKG USU dan Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan

Pengambilan data di Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

Menentukan subjek penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

Mengunjungi rumah subjek sesuai alamat

Penjelasan kuesioner pada subjek penelitian dan pemberian lembar Informed Consent

Wawancara dan pengisian kuesioner

Tabulasi Data

Analisis Data

Kesimpulan

(46)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Distribusi Penilaian Klinis Terhadap Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

Pada penelitian ini, penilaian klinis dikelompokkan menjadi empat, yaitu dimensi vertikal, estetis, stabilitas rahang atas dan rahang bawah, dan denture-bearing area rahang atas dan rahang bawah. Setiap kelompok diberikan skor 1

(47)
(48)

4.2 Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

(49)
(50)

4.3 Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

Pada tabel 8 menunjukkan distribusi penilaian klinis berdasarkan tingkat kepuasan pasien pemakai GTP. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal fonetik, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 8 orang (26,7%) dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal dimensi vertikal, sedangkan beberapa pasien hanya merasa sedang terhadap GTP dalam hal fonetik, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai sangat baik dalam hal dimensi vertikal.(Tabel 8)

Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal estetis, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 8 orang (26,7%), namun menurut penilaian klinis GTP hanya dinilai baik dalam hal estetis, sedangkan beberapa pasien hanya merasa puas terhadap GTP dalam hal estetis, yaitu 6 orang (20%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai sangat baik dalam hal estetis.(Tabel 8)

Tabel 8 menunjukkan penilaian klinis stabilitas GTP rahang atas dihubungkan dengan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 9 orang (30%), dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal stabilitas rahang atas, sedangkan beberapa pasien merasa tidak puas terhadap GTP dalam hal mastikasi, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal stabilitas rahang atas. Tabel 8 menunjukkan penilaian klinis stabilitas GTP rahang bawah dihubungkan dengan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 5 orang (16,7%), dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal stabilitas rahang bawah, sedangkan beberapa pasien merasa puas terhadap GTP dalam hal mastikasi, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP hanya dinilai sedang dalam hal stabilitas rahang bawah.(Tabel 8)

(51)

penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal denture-bearing area rahang atas, sedangkan beberapa pasien merasa sangat tidak puas dalam hal kenyamanan rahang atas, yaitu 1 orang (3,3%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal denture-bearing area rahang atas. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal kenyamanan rahang bawah, pasien paling banyak merasa tidak puas, yaitu 4 orang (13,3%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal denture-bearing area rahang bawah, sedangkan beberapa pasien merasa sangat puas dalam hal kenyamanan rahang bawah, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP hanya dinilai sedang dalam hal denture-bearing area rahang bawah. Beberapa pasien juga merasa sangat tidak puas dalam hal kenyamanan rahang bawah, yaitu 1 orang (3,3%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal denture-bearing area rahang bawah. (Tabel 8)

Tabel 8. Distribusi penilaian klinis berdasarkan tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU

Penilaian Klinis

(52)

Tabel 8. Distribusi penilaian klinis berdasarkan tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU

Penilaian Klinis

(53)

Uji yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien yang diukur dengan metode wawancara dan pemeriksaan klinis digunakan uji independensi.41 Hal ini karena variabel dalam penelitian ini adalah variabel kategorik. Jika syarat-syarat uji Chi-Square (tidak ada sel yang nilai observed yang bernilai nol dan kolom yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel) tercapai, maka dapat dilakukan uji Chi-Square.42 Jika syarat-syarat uji Chi-Square tidak tercapai, maka uji Fisher dapat dilakukan sebagai alternatif. Dalam penelitian ini, syarat-syarat uji Chi-Square tidak tercapai. Maka untuk mengetahui hubungan antara penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien digunakan uji independensi yaitu uji Fisher.

Pada tabel 9 menunjukkan hubungan penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai GTP. Uji Fisher menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara dimensi vertikal dengan kepuasan pasien dalam hal fonetik, namun tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0,05) antara estetis berdasarkan penilaian klinis dengan estetis yang berdasarkan kepuasan pasien. Uji Fisher juga menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara stabilitas rahang atas dan rahang bawah terhadap kepuasan pasien dalam hal mastikasi, namun tidak ada hubungan yang signifikan antara denture-bearing area rahang atas dan bawah terhadap kepuasan pasien dalam hal kenyamanan rahang atas dan rahang bawah. (Tabel 9)

Tabel 9. Hubungan penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU

Penilaian Klinis Tingkat Kepuasan Pasien p

Dimensi vertikal Fonetik 0,006*

Estetis Estetis 0,267

Stabilitas rahang atas Mastikasi 0,012*

Stabilitas rahang bawah Mastikasi 0,029*

(54)

BAB 5 PEMBAHASAN

Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang menggunakan kuesioner dan lembar pemeriksaan sebagai pengumpulan data. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif analitik karena penelitian diarahkan untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi dan mencari hubungan antara variabel. Penelitian ini juga dikatakan sebagai pendekatan cross sectional karena observasi dan pengumpulan data dilakukan sekaligus pada satu saat yang artinya setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan diberikan pertanyaan terkait kepuasan pasien saat memakai GTP untuk dilihat hubungannya dengan penilaian klinis yang dilakukan oleh peneliti.

5.1 Distribusi Penilaian Klinis terhadap Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

(55)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian klinis terhadap estetis GTP menunjukkan bahwa estetis GTP paling banyak dinilai baik. Hal ini kemungkinan disebabkan karena GTP dalam penelitian ini dikerjakan oleh mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU di bawah bimbingan dokter gigi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) yang menunjukkan penilaian klinis yang dilakukan terhadap estetis pada GTP yang paling banyak adalah sangat baik.6 Perbedaan ini kemungkinan terjadi karena parameter yang digunakan untuk menilai estetis dalam penelitian ini berbeda daripada parameter yang digunakan untuk menilai estetis dalam penelitian Celebic A dkk. (2000). Parameter yang digunakan dalam penelitian Celebic A dkk. (2000) tidak diketahui untuk memastikan keobjektifan penilaian. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini untuk menilai estetis adalah dukungan bibir, garis senyum, dataran oklusal, dan kontur gingiva.44 Selain itu, penilaian dalam hal estetis GTP bersifat lebih subjektif. Persepsi setiap individu terhadap estetis berbeda.33

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian klinis terhadap stabilitas GTP rahang atas menunjukkan bahwa stabilitas GTP rahang atas paling banyak dinilai sangat baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) yang menunjukkan penilaian klinis yang dilakukan terhadap stabilitas GTP rahang atas yang paling banyak adalah sangat baik.

Hal ini kemungkinan menjadi penyebab terjadi perbedaan antara hasil penelitian ini dan penelitian Celebic A dkk.

6 Hal ini kemungkinan disebabkan

(56)

penuh saat diberikan tekanan. Sebagian besar stabilitas GTP rahang bawah juga dinilai sangat baik walaupun luas permukaan pendukung rahang bawah yang kecil kemungkinan karena didukung oleh otot oral dan wajah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian klinis terhadap denture-bearing area GTP rahang atas yang paling banyak dinilai baik dan penilaian klinis terhadap denture-bearing area GTP rahang bawah yang paling banyak dinilai baik. Hal ini kemungkinan disebabkan karena mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU mengerjakan kasus GTP sederhana yaitu pasien dengan bentuk linggir alveolar yang “U” dan “V”. Bentuk “U” adalah bila permukaan labial atau bukal sejajar dengan permukaan lingual atau palatal sehingga dapat mencapai retensi yang optimal.

14

22 Bentuk linggir alveolar rahang atas dan rahang bawah paling banyak

adalah baik, yaitu bentuk “V”. Bentuk “V” dikategorikan sebagai baik karena linggir alveolar yang berbentuk “V” mempunyai tinggi yang optimal tetapi lebar yang kurang optimal sehingga dapat mengganggu kenyamanan pasien jika tidak ditangani dengan benar.23

5.2 Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

(57)

akan bergerak saat berfungsi. Oleh karena itu, pasien kemungkinan hanya merasa puas dengan GTP mereka. Penggunaan GTP secara terus menerus serta latihan dapat membantu pasien mengatasi gangguan bicara. Hal ini sejalan dengan penelitian Bhat VS dkk. (2014) menyatakan paling banyak pasien hanya merasa puas (43%) terhadap fonetik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap estetis paling banyak merasa puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Memon MR dkk. (2013) yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap estetis paling banyak merasa puas.

28

13 Hal ini kemungkinan disebabkan faktor

psikologis mempengaruhi kepuasan pasien khususnya estetis. Masalah psikologis seperti cemas, malu, dan pemarah mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat kepuasan pasien dari segi estetis.45 Pada penelitian ini, sampel yang diteliti tidak mempunyai masalah psikologis sehingga pasien merasa puas dengan estetis GTP mereka. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Ghani F dkk. (2013) yang menyatakan rata-rata pasien merasa puas dengan penampilan mereka saat memakai GTP dan tidak mempunyai keluhan.13 Pasien hanya merasa puas kemungkinan karena pasien biasanya mempunyai harapan yang tinggi terhadap GTP mereka khususnya dalam hal estetis.4

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap mastikasi paling banyak dinilai sangat puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap mastikasi paling banyak merasa sangat puas.

Harapan yang tinggi menyebabkan pasien bersifat kritis terhadap penampilan mereka saat memakai GTP sehingga mereka hanya merasa puas dengan GTP yang dibuat.

6 Hal ini karena gangguan

(58)

dalam hal mastikasi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Faruqui S dkk. (2015) yaitu hanya sebagian kecil pasien yang menyatakan ketidakpuasan saat menggunakan GTP untuk mastikasi.45

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap kenyamanan GTP rahang atas paling banyak merasa puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap kenyamanan GTP rahang atas paling banyak merasa puas dan sangat puas.

6 Penelitian

Ogimoto dkk (2002) menyatakan ketidaknyamanan pasien pemakai GTP adalah disebabkan oleh nyeri akibat tekanan yang tidak terdistribusi secara sama rata akibat kualitas denture-bearing area yang tidak baik.46 Pasien paling banyak merasa puas dengan kenyamanan GTP rahang atas kemungkinan karena bentuk linggir alveolar rahang atas sering lebih baik dan tidak teresorpsi dibandingkan dengan linggir alveolar rahang bawah. Oleh karena itu, tekanan yang didapatkan dari GTP rahang atas dapat terdistribusi secara merata sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap kenyamanan GTP rahang bawah paling banyak merasa tidak puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mardan NA dkk. (2013) bahwa GTP rahang bawah sering menimbulkan masalah dibandingkan dengan GTP rahang atas.

6

39 Hal ini disebabkan

(59)

resorpsi tulang alveolar rahang bawah lebih cepat daripada rahang atas sehingga pasien merasa tidak puas dengan kenyamanan GTP rahang bawah.23

5.3 Hubungan Penilaian Klinis terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pemakai Gigi Tiruan Penuh di RSGMP FKG USU

Pada tabel 8 menunjukkan distribusi penilaian klinis berdasarkan tingkat kepuasan pasien pemakai GTP di RSGMP FKG USU. Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal fonetik, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 8 orang (26,7%) dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal dimensi vertikal, sedangkan beberapa pasien hanya merasa sedang terhadap GTP dalam hal fonetik, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai sangat baik dalam hal dimensi vertikal. Hal ini menunjukan terdapat persamaan antara skor fonetik dan skor dimensi vertikal pada sebagian besar pasien, namun terdapat perbedaan antara skor fonetik dan skor dimensi vertikal pada sebagian kecil pasien. Perbedaan ini kemungkinan karena kebanyakkan pasien yang memakai GTP terdiri dari pasien lansia dini dan pasien lansia yang biasanya mempunyai toleransi yang rendah terhadap perubahan sehingga mereka belum merasa terbiasa memakai GTP sehingga mereka hanya merasa sedang walaupun dimensi vertikal GTP dinilai sangat baik. Pemakaian GTP secara menerus akan membantu pasien merasa lebih puas dengan GTP mereka khususnya dalam hal fonetik.

(60)

karena penilaian klinis dalam hal estetis adalah lebih berdasarkan parameter standar, namun tingkat kepuasan pasien dalam hal estetis adalah lebih berdasarkan perasaan pasien akan penampilan mereka saat memakai GTP.

Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 9 orang (30%), dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal stabilitas rahang atas, sedangkan beberapa pasien merasa tidak puas terhadap GTP dalam hal mastikasi, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP dinilai baik dalam hal stabilitas rahang atas. Hal ini menunjukkan terdapat persamaan antara skor mastikasi dan skor stabilitas rahang atas pada sebagian besar pasien, namun terdapat perbedaan antara skor mastikasi dan skor stabilitas rahang atas pada sebagian kecil pasien. Perbedaan ini kemungkinan terjadi karena tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti oklusi, kekuatan gigitan maksimum, dan saliva. Sebagian kecil pasien merasa tidak puas terhadap GTP dalam hal mastikasi, walaupun GTP dinilai baik dalam hal stabilitas rahang atas kemungkinan karena kehilangan seluruh gigi dapat mengganggu asupan nutrisi sehingga terjadinya penurunan kadar saliva yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan mastikasi.37 Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal mastikasi, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 5 orang (16,7%), dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal stabilitas rahang bawah, sedangkan beberapa pasien merasa puas terhadap GTP dalam hal mastikasi, yaitu 2 orang (6,7%), namun menurut penilaian klinis GTP hanya dinilai sedang dalam hal stabilitas rahang bawah. Hal ini menunjukkan terdapat persamaan antara skor mastikasi dan skor stabilitas rahang bawah pada sebagian besar, namun terdapat perbedaan antara skor mastikasi dan skor stabilitas rahang bawah pada sebagian kecil pasien. Pasien merasa puas dalam hal mastikasi walaupun stabilitas GTP rahang bawah hanya dinilai sedang kemungkinan karena pasien sudah memakai GTP selama 1-2 tahun sehingga rongga mulut pasien telah beradaptasi dengan GTP.

Berdasarkan tingkat kepuasan pasien dalam hal kenyamanan rahang atas, pasien paling banyak merasa sangat puas, yaitu 7 orang (23,3%), dan menurut penilaian klinis GTP juga dinilai sangat baik dalam hal denture-bearing area rahang

(61)
(62)

kemungkinan karena GTP pasien longgar sehingga menimbulkan rasa nyeri saat berfungsi akibat tekanan yang tidak terdistribusi secara merata. Rasa nyeri menyebabkan pasien merasa tidak nyaman walaupun denture-bearing area rahang bawah pasien baik.39

Pada tabel 9 menunjukkan hubungan penilaian klinis terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai GTP. Uji Fisher menunjukkan ada hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara dimensi vertikal terhadap tingkat kepuasan pasien pemakai GTP berdasarkan fonetik dengan nilai p = 0,006. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik dimensi vertikal GTP, semakin baik tingkat kepuasan pasien terhadap fonetik. Hal ini terjadi karena penurunan dimensi vertikal yang sering terjadi karena resorpsi linggir alveolar atau keausan anasir gigi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan closest speaking space.

8 Peningkatan closest speaking space

dapat menggangu pengucapan saat berbicara sehingga pasien merasa kurang puas dari segi fonetik dengan GTP mereka.31 Hal ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ravuri RL dkk. (2013) yang menyatakan bahwa pasien dengan dimensi vertikal yang terlalu rendah akan menghasilkan bunyi berdesis saat pengucapan bunyi ‘s’.

Berdasarkan estetis, uji Fisher menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0,05) antara estetis yang dinilai berdasarkan penilaian klinis dan estetis yang dinilai berdasarkan tingkat kepuasan pasien dengan nilai p = 0,267. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara estetis yang dinilai berdasarkan penilaian klinis dan estetis yang dinilai berdasarkan tingkat kepuasan pasien. Hal ini kemungkinan karena hubungan dokter gigi (mahasiswa kepaniteraan klinik) dan pasien yang baik. Berbagai penelitian menyatakan bahwa tingkat kepuasaan pasien lebih tinggi bila dokter gigi merawat pasien menggunakan perasaan pasien sebagai penuntun. Penelitian Hirsch dkk. (2005) menunjukkan bahwa variabel yang penting dalam penerimaan GTP oleh pasien adalah melibatkan pasien dalam proses pemilihan gigi tiruan bukan nilai estetis gigi tiruan yang dibuat.

31

47 Oleh karena itu, tidak ada

(63)

kepuasan pasien dalam hal estetis, sebagai contoh hubungan mahasiswa kepaniteraan klinik dan pasien yang baik sehingga dapat mencapai kesepakatan bersama dalam hal estetis. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Celebic A dkk. (2000) yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara estetis yang dinilai berdasarkan penilaian klinis terhadap estetis yang dinilai berdasarkan tingkat kepuasan pasien.6

Berdasarkan stabilitas GTP rahang atas, uji Fisher menunjukkan ada hubungan yang signifikan (p < 0,05) antara stabilitas GTP rahang atas terhadap mastikasi dengan nilai p = 0,012. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik stabilitas GTP rahang atas, semakin baik tingkat kepuasan pasien terhadap mastikasi. Hal ini terjadi karena stabilitas gigi tiruan penuh berperan penting dalam menempatkan GTP pada posisinya. Mobilitas GTP mempengaruhi kepuasan pasien terhadap mastikasi. Gigi tiruan penuh dengan stabilitas yang tidak baik akan bergerak saat diberikan tekanan horizontal khususnya saat mastikasi sehingga menganggu proses mastikasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Stunic MK dkk. (2012) yang menyatakan bahwa stabilitas GTP yang baik memengaruhi kepuasan mastikasi pasien secara positif.

14 Hal ini juga sama dengan penelitian Brunello dan

(64)
(65)
(66)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Distribusi penilaian klinis pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU, dimensi vertikal paling banyak dinilai sangat baik (40%), estetis paling banyak dinilai baik (43,3%), stabilitas rahang atas paling banyak dinilai sangat baik (50%), stabilitas rahang bawah paling banyak dinilai sedang dan sangat baik (30%), bearing area rahang atas paling banyak dinilai baik (46,7%), dan denture-bearing area rahang bawah paling banyak dinilai baik (36,7%).

2. Distribusi tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan penuh di RSGMP FKG USU, fonetik pasien paling banyak merasa puas dan sangat puas (33,3%), estetis pasien paling banyak merasa puas (50%), mastikasi pasien paling banyak merasa sangat puas (36,7%), kenyamanan rahang atas pasien paling banyak merasa puas (40%), dan kenyamanan rahang bawah pasien paling banyak merasa tidak puas (40%).

(67)

6.2 Saran

1. Pada penelitian lebih lanjut diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak dan lebih representatif.

2. Pada penelitian lebih lanjut diharapkan peneliti dapat meneliti perbandingan kepribadian pasien pemakai gigi tiruan penuh dengan tingkat kepuasan pasien agar skor kepuasan yang diperoleh lebih representatif.

3. Pada penelitian ini, masih ditemukan pasien pemakai GTP yang mempunyai keluhan dalam pemakaian gigi tiruan penuh, untuk itu disarankan kepada departemen untuk lebih menekankan pentingnya kontrol pasca pemasangan gigi tiruan penuh secara berkala agar dapat mengatasi keluhan pasien pemakai gigi tiruan penuh.

(68)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehilangan Seluruh Gigi

Kehilangan seluruh gigi merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami kehilangan seluruh gigi aslinya.Kehilangan seluruh gigi adalah parameter umum yang digunakan untuk menilai kesehatan oral individu.1 Pada tahun 2011-2012, penelitian yang dilakukan oleh National Health and Nutrition Examination

Survey (NHANES) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa hampir 19% orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas mengalami kehilangan seluruh gigi. Jumlah individu yang mengalami kehilangan seluruh gigi dua kali lebih banyak pada orang dewasa yang berusia 75 tahun dan ke atas (26%) dibandingkan dengan orang dewasa yang berusia 65-74 tahun (13%). Prevalensi kehilangan seluruh gigi hampir sama antara pria (18%) dan wanita (19%).

Karies dan penyakit periodontal merupakan penyebab utama terjadinya kehilangan seluruh gigi.

2

2 Faktor-faktor predisposisi kehilangan seluruh gigi adalah

(69)

2.2 Perawatan Gigi Tiruan Penuh 2.2.1 Indikasi dan Kontraindikasi

Beberapa indikasi dari perawatan GTP adalah:

1. Kehilangan seluruh gigi pada salah satu rahang atau keduanya.

15

2. Pasien yang tidak dapat menerima perawatan dental implant karena masalah keuangan, riwayat penyakit sistemik, atau kerusakan pada struktur vital seperti saraf dan pembuluh darah.

3. Kanker intraoral yang telah menyebabkan kehilangan jaringan intraoral yang parah.

Beberapa kontraindikasi dari perawatan GTP adalah:

1. Pasien tidak ingin menggunakan piranti lepasan untuk menggantikan gigi yang hilang.

15

2. Pasien mempunyai alergi terhadap akrilik yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan penuh.

3. Pasien mempunyai refleks muntah yang tidak dapat dikontrol. 4. Sisa tulang alveolar pasien mengalami resorpsi yang parah.

2.2.2

Beberapa kelebihan dari perawatan GTP adalah:

Kelebihan dan Kekurangan

1. Biaya perawatan yang tidak mahal.

3

2. Hasil perawatan yang memuaskan dari segi estetis. 3. Waktu perawatan yang singkat.

Beberapa kekurangan dari perawatan GTP adalah:3

1. Rasa penuh di dalam mulut yang biasanya disebabkan oleh gigi tiruan rahang atas karena

2. Stabilitas gigi tiruan rahang bawah yang kurang stabil karena melibatkan otot-otot seperti lidah, yang sering menyebabkan terjadinya migrasi dan pelepasan gigi tiruan.

menutupi seluruh permukaan palatal.

(70)

2.3 Evaluasi Pasca Perawatan Gigi Tiruan Penuh 2.3.1 Penilaian Klinis

Beberapa parameter umum yang digunakan oleh dokter gigi untuk mengevaluasi keberhasilan perawatan GTP adalah penilaian klinis terhadap dimensi vertikal, estetis, stabilitas, dan denture-bearing area.6 Terdapat berbagai metode untuk mendeteksi dimensi vertikal pada pasien pemakai gigi tiruan penuh. Antaranya adalah metode fonetik yang dianjurkan oleh Silverman. Metode ini juga dikenali sebagai “jarak bicara terkecil (closest speaking space)” dimana garis oklusi pasien ditentukan terlebih dahulu. Kemudian pasien disuruh mengucapkan “yess” dan posisi gigi saat pengucapan dipertahankan dan ditandai. Jarak antara garis oklusi dan garis saat pengucapan “yess” adalah jarak bicara terkecil. Jarak bicara terkecil yang normal adalah sekitar 1- 1,5 mm. Jarak bicara yang melebihi 1,5 mm menunjukan dimensi vertikal rendah. Jarak bicara yang kurang dari 1 mm menunjukan dimensi vertikal tinggi. 16

A B

(71)

Dokter gigi menilai estetis secara visual dengan melihat dukungan bibir atas dan bawah, garis senyum, dataran oklusal dan kontur gingiva.

a) Dukungan bibir

A B

Gambar 2. Evaluasi dukungan bibir. A. Dukungan bibir baik. B. Dukungan bibir tidak baik.

b) Garis senyum

18

A B

Gambar 3. Evaluasi garis senyum. A. Garis senyum parallel (baik)

(72)

c) Dataran oklusal

A B

Gambar 4. Dataran oklusal. A. Dataran oklusal yang baik. B. Dataran oklusal yang tidak baik

d) Kontur gingiva

20

A B

Gambar 5. Evaluasi kontur gingiva. A. Kontur gingiva yang baik. B. Kontur gingiva yang tidak baik.21

(73)

Denture-bearing area pula dinilai berdasarkan bentuk linggir alveolar. Menurut Cawood dan Howell, bentuk linggir alveolar dapat diklasifikasi menjadi enam yaitu, klas I bentuk linggir alveolar saat masih ada sebagian gigi, klas II bentuk linggir alveolar pasca pencabutan gigi, klas III linggir alveolar berbentuk “U” bila permukaan labial atau bukal sejajar dengan permukaan lingual atau palatal (retensi dan stabilitas yang ideal), klas IV linggir alveolar berbentuk “V” bila puncak tulang sempit dan tajam seperti pisau (tinggi yang optimal tetapi lebar yang tidak optimal sehingga sulit untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi yang baik), klas V linggir alveolar berbentuk datar (tinggi dan lebar yang tidak optimal), dan klas VI yaitu linggir alveolar dengan depresi (kehilangan tulang basal).

A B

22

Gambar 6. Klasifikasi bentuk linggir alveolar. A. Bentuk linggir alveolar rahang atas. B. Bentuk linggir alveolar rahang bawah

1- Bentuk linggir alveolar saat masih ada sebagian gigi

23

2- Bentuk linggir alveolar pasca pencabutan gigi 3- Linggir alveolar berbentuk “U”

4- Linggir alveolar berbentuk “V” 5- Linggir alveolar berbentuk datar 6- Linggir alveolar dengan depresi

2.3.1.1Dimensi Vertikal 2.3.1.1.1 Pengertian

(74)

2.3.1.1.2 Faktor yang Memengaruhi

Resorpsi linggir alveolar merupakan penyebab utama terjadinya penurunan dimensi vertikal pada pasien pemakai GTP. Penelitian Devlin dan Ferguson (1991) melaporkan bahwa gigi tiruan penuh tidak mendistribusikan tekanan pada alveolus seperti gigi asli.12 Tekanan non-fisologis didistribusikan pada permukaan tulang alveolar yang merupakan penyebab terjadinya resorpsi tulang alveolar yang lebih parah. Resorpsi linggir alveolar lebih parah pada rahang bawah setelah pemakaian GTP karena rahang bawah tidak dapat mendistribusi daya gigitan yang kuat kepada basis gigi tiruan. Hal ini disebabkan oleh denture-bearing area rahang bawah yang kecil dibandingkan dengan rahang atas.

2.3.1.2Estetis 2.3.1.2.1 Pengertian

Estetis dalam kedokteran adalah integritas harmonis dari beberapa fungsi fisiologis oral dengan penekanan yang sama sehingga didapatkan atau dihasilkan gigi geligi yang ideal dari segi warna, bentuk, struktur, dan fungsi untuk mencapai kesehatan dan daya tahan yang optimal. Estetis dalam kedokteran gigi adalah yang berkenaan dengan penampilan dari restorasi gigi seperti warna dan bentuknya. Estetis juga berarti dimensi vertikal yang normal.24

2.3.1.2.2 Faktor yang Memengaruhi

1. Dukungan bibir

Dukungan bibir yang ideal merupakan aspek penting dalam menghasilkan estetis wajah yang optimal. Dukungan bibir atas diperoleh dari processus alveolaris maksila dan gigi anterior. Dukungan bibir yang ideal dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

a) Gigi anterior rahang atas

18,25

(75)

persepsi terhadap dukungan gigi. Inklinasi aksial (28%) terhadap bidang sagital merupakan posisi anasir gigi tiruan insisivus sentralis rahang atas yang direkomendasi untuk mendapatkan dukungan bibir yang optimal. Penilaian klinis penting untuk memastikan posisi anasir gigi tiruan tidak terlalu ke labial atau palatal.

b) Kehilangan tulang alveolar

Penelitian Mercier dkk. (1995) menunjukkan bahwa tulang alveolar rahang atas mengalami resorpsi secara superior dan medial. Hal ini menyebabkan puncak linggir alveolar bergerak ke atas dan ke belakang seiring waktu. Oleh karena itu, jika anasir gigi tiruan diposisikan tepat pada linggir alveolar, maka dukungan bibir akan menjadi lemah.

c) Panjang hidung

Seiring peningkatan usia, kulit nasal akan bertambah tebal dan ligament serta struktur yang mundukung ujung hidung pada posisi asalnya bertambah lemah sehingga ujung hidung akan semakin jatuh. Selain itu, tulang yang berada dibawah ujung hidung dan diatas gigi anterior rahang atas mengalami penurunan densitas sehingga menyebabkan ujung hidung mengalami penurunan. Penurunan ujung hidung menyebabkan daerah di bawah hidung kelihatan lebih menonjol sehingga menganggu dukungan bibir atas.

2. Garis senyum

Garis senyum adalah garis imajiner sepanjang ujung insisal gigi anterior rahang atas yang mengikuti kurva perbatasan superior bibir bawah saat tersenyum. Garis senyum yang terbalik akan terbentuk apabila gigi insisivus lebih pendek dari gigi kaninus pada dataran insisal. Ini akan menghasilkan penampilan yang kurang estetis saat pasien senyum.

3. Dataran oklusal

19

(76)

Hal ini menyebabkan terjadinya “denture look”. Dataran oklusal yang benar akan menyumbang kepada kurva anterior yang alami secara otomatis.

4. Kontur gingiva

20

Kontur gingiva penting untuk menghasilkan gigi tiruan yang kelihatan alami. Permukaan papilla dan margin gingiva licin tetapi permukaan gingiva cekat sering dikatakan seperti kulit jeruk (mempunyai stippling). Daerah yang mempunyai stippling mewakili gingiva cekat. Kontur gingiva melibatkan penghasilan tonjolan sepanjang akar gigi dan stippling. Tanpa festooning dan stippling, cahaya tidak dapat melewati bagian gingiva gigi tiruan sehingga gigi tiruan akan kelihatan berwarna merah. Hal ini menghasilkan penampilan yang tidak alami.26

2.3.1.3Stabilitas 2.3.1.3.1 Pengertian

Stabilisasi pada GTP merupakan kekuatan menahan dari suatu gigi tiruan terhadap kekuatan daya lepas pada saat gigi tiruan berfungsi (adanya tekanan fungsional). Stabilisasi gigi tiruan yang tidak baik dapat menyebabkan GTP bergerak ke arah lateral sehingga menganggu proses mastikasi pasien.14

2.3.1.3.2 Faktor yang Memengaruhi

1. Oklusi

(77)

partikel yang halus sebelum ditelan. Saat proses penggilingan, gangguan dalam pergerakan antara gigi rahang atas dan rahang bawah akan menyebabkan gigi tiruan terungkit dan bergerak sehingga sulit dikontrol oleh pasien. Oleh karena itu, kepentingan oklusi harus dititikberatkan. Kontak antara gigi rahang atas dan bawah secara maksimal penting supaya tekanan yang dihasilkan saat mastikasi dapat terdistribusi secara sama rata. Ini adalah berdasarkan konsep balanced occlusion dan penting untuk keberhasilan perawatan gigi tiruan penuh.14

2. Otot oral dan wajah

Otot oral dan wajah memainkan peranan penting dalam mencapai stabilisasi gigi tiruan yang optimal, yaitu anasir gigi tiruan diposisikan di “neutral zone” dan permukaan gigi tiruan yang dipoles harus mempunyai bentuk yang benar. Bentuk sayap bukal dan lingual harus memudahkan otot wajah beradaptasi dengan gigi tiruan. Jika sayap bukal gigi tiruan rahang atas miring ke atas dan ke luar dari dataran oklusal, maka kontraksi buccinators akan menempatkan gigi tiruan rahang atas dan rahang bawah pada basal seats. Permukaan lingual sayap lingual harus miring ke bagian tengah mulut supaya lidah mempunyai ruangan yang adekuat. Dasar lidah dituntun ke atas sayap lingual oleh permukaan lingual bagian distal sayap lingual. Bagian gigi tiruan ini juga membantu menentukan border seal di bagian belakang gigi tiruan rahang bawah. Otot oral dan wajah penting untuk mencapai stabilitas gigi tiruan yang baik. Syaratnya adalah basis gigi tiruan harus menutupi permukaan rongga mulut secara maksimum tanpa menganggu kesehatan dan fungsi struktur yang berdekatan dengan gigi tiruan penuh, dataran oklusal harus benar, dan lengkung rahang harus berada di “neutral zone”.

3. Tegangan permukaan

14

(78)

mempengaruhi tegangan permukaan yang terbentuk. Bentuk palatal yang tinggi dan berbentuk kubah mudah terlepas dibanding dengan bentuk palatal yang datar.14

2.3.1.4Denture-bearing area 2.3.1.4.1 Pengertian

Denture-bearing area adalah daerah basal seat yang mendukung gigi tiruan penuh atau gigi tiruan sebagian lepasan apabila ada beban oklusal.27

2.3.1.4.2 Faktor yang Memengaruhi

1. Linggir alveolar

Jaringan pendukung pada linggir alveolar GTP terbatas dalam kemampuannya untuk beradaptasi dan menyerupai peranan jaringan periodonsium. Kekurangan ini disebabkan oleh pergerakan gigi tiruan dalam hubungannya terhadap dasar tulang sewaktu berfungsi. Hal ini terkait dengan ketahanan yang mendukung mukosa dan ketidakstabilan pergerakan gigi tiruan sewaktu fungsional dan parafungsional. Oleh karena terjadinya pergerakan yang berkelanjutan dan daya yang dihasilkan dapat menyebabkan kerusakan linggir alveolar, maka hampir semua prinsip konstruksi gigi tiruan penuh telah diformulasikan seminimal mungkin. Meskipun belum terbukti, dapat dianggap bahwa pergerakan fungsional yang berulang dari gigi tiruan penuh telah diformulasikan seminimal mungkin.27

2. Buccal shelf area

Gambar

Tabel 2. Definisi operasional variabel bebas
Tabel 3. Definisi operasional variabel terikat
Tabel 4. Definisi operasional variabel terkendali
Tabel 6. Distribusi  penilaian klinis  terhadap  pasien  pemakai  gigi  tiruan  penuh  di                RSGMP FKG USU
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Sumber eksternal adalah karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong yang dilakukan perusahaan dari sumber-sumber yang berasal dari luar perusahaan”..

Banyak penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai tingkat pengungkapan sosial, antara lain: Penelitian Lindrawati, Felicia, dan Budianto (2008), menemukan bahwa

“Microsoft Visual Studio 2015 Unleashed”. United

This paper discussed the drawbead (fully, not fully and without drawbead) that combined with variations in the blank holder force against restriction of material flow

Penyebab kanker payudara tidak diketahui dengan jelas tetapi banyak faktor risiko berhubungan dengan terjadinya kanker payudara, antara lain usia menarche yang

unn mouklmg manual fX mnoangnn moulcl moror

With the type-2 fuzzy control structure, we guessed and made a hypothesis about the performance of type-2 fuzzy that it will handle uncertainty phenomenon in an outdoor

Dalam makalah ini, dibuat sebuah rancangan protokol hybrid komunikasi VoIP yang dapat digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat pada negara berkembang,