• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kompetensi Pengelolaan Arsip Pada Badan Perpustakaan , Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Kompetensi Pengelolaan Arsip Pada Badan Perpustakaan , Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S & Jabar.2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta

Spencer, Lyle, M.Jr. dan Signe M.Spencer. 1993. Competence at Work. New

York: John

Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.

Yang Menerbitkan Graha Ilmu : Yogyakarta.

Sedarmayanti.2003.Tata Kearsipan:Dengan Memanfaatkan Teknologi

Modern.Bandung:Bandar Maju.

Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.

Undang Undang nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

kearsipan.

Wursanto,Ig.1991.Kearsipan II.Yogyakarta:Kanasius.

Wursanto,Ig.1991.Kersipan I.Yogyakarta:Kanasius.

Widjaja, A.W.1986.Administrasi Kearsipan:Suatu Pengantar.Jakarta:Rajawali

Press

Widjaja,A.W.1993.Administarsi Kearsipan : Suatu Pengantar.Edisi

Revisi,Jakarta:PT Raja Garffindo Persada.

Barthos, Basir.2007. Mangement Kearsipan : Untuk lembaga Negara, Swasta,

Dan Perguruan Tinggi.Edisi I,Jakarta:Bumi Aksara.

Brichford,maynard.1977.Archives and manuscript :Appraisa/and

(2)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Gambaran Umum Badan perpustakaan , Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

3.1.1Sejarah Berdirinya Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan Perda Provinsi Sumatera Utara No.4 Tahun 2001 tentang

Lembaga Teknis Daerah bahwa BPAD Provinsi Sumatera Utara merupakan

lembaga teknis yang berada dalam perangkat peemerintah Provinsi Sumatera

Utara, yang dulunya bernama Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara.

Perubahan nama tersebut setelah di berlakukannya UU No.22 Tahun 1999

tentang Otonomi Daerah.

Berdasarkan keputusan presiden No. 11 tahun 1999 tentang Perpustakaan

Nasional RI, yang dulunya bernama Perpustakaan Wilayah berubah menjadi

Perpustakaan Daerah Sumatera Utara.Kemudian Setelah Lahirnya Keputusan

presiden No.50 tahun 1997 dan Keputusan kepala Perpustakaan Nasional RI No.

44 tahun 1998 namanya berubah menjadi Perpustakaan Nasional Provinsi

Sumatera Utara.

Semenjak berdirinya hingga sekarang BPAD Provinsi Sumatera Utara

dipimpin oleh :

1.Pada tahun 1957 sampai dengan 1959 dijabat oleh Daniel Marpaung

2.Pada tahun 1959 sampai dengan tahun 1963 dijabat oleh Bachrun Hutasuhut

3.Pada tahun 1963 sampai dengan 1965 dijabat oleh Tengku Ferial Amiruddin

4.Pada tahun 1965 mengalami dua kali pergantian kepemimpinan , yaitu pertama

dijabat oleh R. Adnan dan yang kedua di jabat oleh R.Adil Musa sampai tahun

(3)

5.Pada tahun 1974 juga terjadi dua kali pergantian kepemimpinan , yaitu pertama

dijabat oleh SP.Hutauruk dan yang kedua dijabat oleh contnin Siagian sampai

tahun 1975

6.Pada tahun 1975 sampai dengan tahun 1983 dijabat oleh DRS,Abdul Sani

7.Pada tahun 1983 sampai dengan tahun 1993 dijabat oleh Drs. Sabirin Nasution

8.Pada tahun 1993 sampai dengan tahun 1998 dijabat oleh Dra. Ria Chazana

9.Pada tahun 1998 sampai dengan tahun 1999 dijabat oleh Drs. Idris kamah

10.Pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2004 dijabat oleh Drs. Elazar Mangku

Barus, SH

11.Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 dijabat oleh Drs. H.Ahmad Raja

Thamrin,MM

12.Pada tahun 2008 Sampai dengan 2010 di jabat oleh Drs. Syaiful Syafri, MM

13.Pada tahun 2010 sampai sekarang dijabat oleh Nurdin Pane, SE,M.AP

3.1.2 Sejarah berdirinya Badan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara

Sebelum tahun 1994, lembaga yang mengelola, menyelamatkan dan

melestarikan arsip provinsi sumatera utara adalah Sekretariat Wilayah Daerah

provinsi Tingkat I Smatera Utara. Pada tahun 1992 terbitlah peraturan Daerah

Tingkat I Sumatera Utara Nomor 10 Tahun 1992 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata kerja Kantor Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara yang

kemudian pada tahun 1994 peraturan daerah tersebut disahkan oleh Menteri

Dalam Negeri dengan keputusan Nomor 53 tahun 1994 dan Keputusan Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara dengan nomor 05.011/1217/KT/TAHUN

1994 dan sejak saat itu berdirilah kantor Arsip Daerah Provinsi I Sumatera utara

dengan fungsi pengelolaan, penyelamatan , dan pelestarian arsip Provinsi

(4)

Pada tahun 2001 terjadi perubahan struktur organisasi dengan keluarnya

peraturan pemerintah tentang penghapusan dan penggabungan Lembaga-Lembaga

Negara. Salah Satu Lembaga Negara yang tergabung adalah Kantor rsip Daerah

Tingkat I provinsi sumatera Utara yang bergabung dengan Perpustakaan Nasional

Sumatera Utara dengan nama Organisasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan peraturan Daerah provinsi Sumatera Utara

Nomor 9 tahun 2001.

Arsip Daerah yang tadinya berdiri sendiri dengan dipimpin oleh seorang

Kepala Kantor menjadi salah satu Bidang pada Badan Perpustakaan dan Arsip

Daerah Provinsi Sumatera Utara.Walaupun ada penggabungan tersebut tugas

pokok dan fungsi Bidang Arsip tetap untuk mengelola, menyelamatkan dan

melestarikan arsip yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

Pada tahun 2009 sampai dengan sekarang nomenklatur Badan

Perpustakaan Dan Arsip Daerah berubah lagi menjadi Badan Perpustakaan, Arsip

Daerah dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan Peraturan

Daerah Provinsi Sumatera Utara nomor 9 tahun 2009.

3.2Visi Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

Menjadi Lembaga Pembina dan Pengembang Perpustakaan, Kearsipan dan

Dokumentasi yang Profesional.

3.3 Misi Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

1.Mengumpulkan dan menyelamatkan karya cetak, karya rekam, karya tulis dan

naskah – naskah / dokumentasi sebagai hasil karya budaya bangsa.

(5)

3.Meningkatkan pelayanan bagi pemustaka, pengguna arsip yang berbasis

teknologi informasi guna mendukung kegiatan menulis, meneliti, berdiskusi dan

wisata baca.

4.Meningkatkan pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan dan

kearsipan pada instansi pemerintah BUMD, swasta dan masyarakat.

5.Mendorong pengembangan kualitas sumber daya manusia guna mendukung tata

pemerintah yang baik.

3.4 Tugas pokok dan Fungsi

Bidang Arsip Daerah sebagai Lembaga Pembina dan Pengembangan

Kearsipan menyelenggarakan urusan pemerintahadalam bidang pengelolaan

arsip.Dengan perjalanan waktu, Bidang Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara

berupaya untuk meningkatkan pengelolaan, penyelamatan dan pelestarian arsip

juga peningkatan SDM kearsipan dengan membuat program kerja berupa

(6)

3.5 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP

(7)

Untuk bidang arsip daerah di kepalai oleh seorang kepala bidang yang

membawahi tiga sub bidang yakni sub bidang pengelolaan arsip in aktif,

pengelolaan sub bidang arsip statis dan sub bidang pembinaan kearsipan. Bidang

ini adalah merupakan peleburan dari kantor arsip daerah Provinsi Sumatera

Utara. Adapun tugas bidang kearsipan ini mengurus berbagai hal yang berkaitan

dengan masalah kearsipan.

Untuk bagian kesektariatan di kepalai oleh seorang kepala bagian

sekretariat membawahi sub bagian umun, sub bagian keuangan dan sub bagian

program. Adapun yang menjadi tugas di bagian sekretariat ini adalah yang

berkaitan dengan urusan surat menyurat, administrasi, kepegawaian, dan urusan

rumah tangga perkantoran dan urusan perkantoran dann urusan keuangan.

Bidang pengembangan dan pengolahan membawahi dua sub bidang yakni

sub bidang deposit dan sub bidang pengembangan dan pengolahan bahan pustaka.

Tugas bagian ini adalah untuk malakukan pemasyarakatan UU Nomor 4 tahun

1990 tentang serah cetak dan karya rekam serta melakukan pengadaan dan

pengolahan bahan pustaka. Bidang layanan pepustakaan membawahi dua sub

bidang yakni sub bidang layanan dan sub bidang automasi dan multimedia. Tugas

di bagian ini adalah melaksanakan layanan informasi, melakukan kerjasama dan

aotomasi, bibliografi, serta melakukan kegiatan promosi perpustakaan seperti

melakukan pameran, perlombaan, serta membuat literatur sekunder.

Bidang pembinaan ini perpustaka membawahi dua sub bidang yakni sub

bidang sumberdaya manusia dan sub bidang kelembagaan. Adapun tugas dibagian

pembinaan perpustakaan ini adalah melakukan pembinaan sumber daya manusia

(8)

3.6 Evaluasi kompetensi Pengelolaan Arsip pada BPAD Medan 3.6.1 Tahapan Kompetensi Pengelolaan arsip pada BPAD

Kompetensi Arsiparis Membangun Citra Diri Menguatkan

Profesi,mempunyai 3 (tiga) aspek kompetensi yang ada dalam profesi arsiparis.

a. Aspek Pengetahuan:

Aspek pengetahuan, yaitu hal yang berhubungan erat dengan pendidikan

yang sesuai dengan profesi, diklat yang menjadi persyaratan dan dimilikinya

pengetahuan dari pengalaman yang diverifikasikan.

Aspek pengetahuan sebagai salah satu aspek kewenangan arsiparis nyata

sekali merupakan wujud nyata dari yang dituntut oleh undang-undang terhadap

seorang arsiparis. Baik dalam UU maupun peraturan pemerintah jelas sekali

disebutkan bahwa untuk menjadi seorang arsiparis dituntut memiliki suatu yang

berlatar belakang, baik melalui pendidikan atau lewat pelatihan/diklat. Di sini

diharapkan seseorang yang telah lulus dalam pendidikan kearsipan, bukan terus

berhenti sampai disitu, tetapi seorang arsiparis harus terus mencari dan mencari

untuk mendapatkan pengetahuan baru mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

bidang kearsipan, karena bidang ilmu kearsipan bersifat tidak statis melainkan

bersifat dinamis yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Karena aspek

pengetahuan tentang kearsipan bukan terbatas pada masalah mengelola

ketatalaksanaan kearsipan, pengolahan arsip, perawatan arsip, dan pemeliharaan

arsip saja, akan tetapi bidang kearsipan juga menyangkut disiplin ilmu-ilmu

lainnya seperti, ilmu sejarah, informasi, teknologi, budaya, ekonomi dsb.

b.Aspek Keterampilan:

Antara lain keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan, mengelola

pekerjaan, mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi, keterampilan

mengelola lingkungan kerja, serta keterampilan dalam beradaptasi dengan

(9)

Aspek keterampilan , dimana keterampilan dalam hal melaksanakan suatu

pekerjaan, mengatur suatu pekerjaan, mengantisipasi akan segala sesuatu

kemungkinan yang akan terjadi, keterampilan di dalam mengelola lingkungan

kerja, serta keterampilan dalam beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan. Pada

sisi keterampilan dimaksud adalah peran serta seorang arsiparis dalam lingkungan

sosialnya harus bisa menyesuaikan diri dalam berinteraksi di lingkungan, baik

yang berupa intrapersonal ataupun interpersonal.

c.Aspek Sikap:

Aspek sikap antara lain penampilan sikap di tempat kerja, tanggapan

lingkungan kerja, penghargaan dan penilaian.

Sehubungan dengan keterkaitannya seorang arsiparis haruslah bersikap

profesional, mandiri, penuh tanggung jawab dalam mengelola dan mengambil

suatu keputusan yang akan diambil dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang

arsiparis. Selain itu seorang arsiparis juga harus memiliki sikap dan kepribadian

yang kuat dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi, memiliki komitmen,

pandai memanfaatkan peluang, motivasi yang tinggi, berpartisifasi aktif, dan

mempunyai wawasan yang jauh kedepan. (pendapat Sudarijanto yang dikutip oleh

wahid Nashihuddin). Seorang arsiparis dituntut akan keprofesionalannya dalam

mengelola arsip. Selain profesional, seorang arsiparis harus memiliki kesabaran,

ketelitian, pengetahuan, memiliki wawasan ke depan, semangat yang tinggi dan

juga tanggung jawab di dalam melaksanakan tugas-tugasnya seperti , merawat,

mengelola, menjaga warisan budaya nasional guna kepentingan generasi sekarang

dan selanjutnya. Di dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian, seorang arsiparis

bekerja tanpa ada diskriminasi dalam berbagai hal dan disertai pula kearifan serta

mendayagunakan segenap informasi yang ada demi kepentingan Bangsa dan

(10)

3.6.2Kegiatan Pengelolaan Arsip

3.6.2.1Sistem Pengelolaan Kearsipan yang sesuai

Dalam perkembangan dan kemajuan Badan Arsip dan DokumentasiPemrovsu

sekarang ini hampir dapat dipastikan bahwa segala sesuai tergantung kepada

warkat/dokumen.Baik itu didunia perusahaan pemerintahan atau swasta. Warkat

dianggap sangat berperan penting dalam proses kegiatan organisasi.Dan sistem

yang sering dan masih berlaku di instansi-instansi diantaranya:

a.Sistem sentralisasi merupakan kearsipan dimana semua surat perusahaan

disimpan dalam satu ruangan bukan dalam kantor terpisah.

b.Sistem desentralisasi adalah sistem kearsipan yang dalam pelaksanaannya tidak

dipusatkan pada satu unit kerja, karena masig-masing unit pengolah menyimpan

arsipnya.

3.6.2.2 Sistem penyimpanan arsip yang sesuai

Filling adalah salah satu kegiatan pokok dalam bidang kearsipan. Filling dapat

diartikan suatu proses penciptaan. Pengumpulan, pemeliharaan, pengaturan,

pengawasan, penyusunan dan penyimpanan.Adalah kegiatan yang di lalukan

Badan Arsip dan Dokumentasi Pemrovsu untuk mempermudah Sistem

penyimpanan yang sesuai diantaranya:

a. Sistem abjad merupakan suatu sistem dan penemuan kembali warkat-warkat

berdasarkan abjad

b.Sistem masalah merupakan suati sistem penemuan dan penyimpanan kembali

menurut isi pokok atau perihal surat.

c. Sistem nomor merupakan pemberian nomor yang terdapat pada folder

d.Sistem tanggal merupakan penyimpanan surat berdasarkan tanggal, hari,

bulan/tahun tanggal dijadikan kode surat.

e.Sistem Wilayah merupakan menyimpanan berdasarkan daerah/wilayah surat

(11)

Filling sistem suatu rangkaian kerja yang teratur agar dapat dijadikan untuk

penyimpanan arsip sehingga saat diperlukan arsip tersebut dapat dan tepat

ditemukan. Banyak istilah yang digunakan para ahli dalam membahas filling

sistem seperti sistem kearsipan, manajemen kearsipan, record manajemen dan lain

lain.

Gambar 2 : Penyimpanan arsip sistem subjek

(12)

Gambar 3 : Penyimpanan Arsip Sistem Subjek

Sumber : anugerahdino.blogspot.com

3.7 Penyimpanan Arsip

Arsip yang telah di buat label bungkus , arsip ini disimpan kedalam kotak

box dan di tandai dengan label kotak.

Gambar 4 : kotak penyimpanan arsip

(13)

Kotak penyimpanan arsip di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi

adalah terbuat dari kardus yang di bentuk menjadi segi empat pada bagian bawah

di beri lubang sebagai ventilasi udara dan pada bagian atas di beri label kotak

arsip.

Gambar 5 : Label Kotak Asip

Sumber : Badan Arsip Daerah Sumatera Utara.

Label kotak arsip mempunyai keterangan isi yang sama dengan label

bungkus terdiri dari fond, kode referensi, dan tahun,label kotak arsip di tandai

pada kotak arsip.

3.8 Penempatan Arsip

Semua arsip yang telah disimpan di dalam kotak dan di tandai dengan label

kotak di tempatkan dalam lemari. Penempatan disusun berdasarkan kode angka

untuk memudahkan temu balik arsip yang di simpan

3.9 Pemeliharaan

Pencegahan kerusakan arsip di gunakan penggunaan AC, fumigasi satu

(14)

penyemprotan.pemeliharaan arsip di lihat dari segi pengaturan ruangan, tempat

(15)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 kesimpulan

Dari hasil observasi pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

pemprovsu bidang arsip daerah, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. badan arsip bukan lah badan yang menciptakan arsip tapi mengkhususkan diri

sebagai badanyang menyelamatkan arsip arsip yang memiliki nilai guna sejarah

dan penelitian sebagai bahan bukti pertanggung jawaban nasional pada generasi

yang akan datang.

2. Sarana dan prasarana belum memadai, seperti tempat atau ruangan

penyimpanan khusus untuk arsip statis belum memadai.

3. Untuk kepentingan penyelamatan arsiparis membuat duplikat arsip atau

mengalih bentukan kedalam media lain seperti scan dan CD.

4.Peralatan dan perlengkapan arsip yang tersedia pada Badan Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara bidang arsip daerah seperti filling

cabinet,ordner,lemari arsip dan sebagainya.

5. Arsiparis pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera

Utara semuanya telah mencakup sebagai seorang arsiparis yang berkompetensi

dalam bidang pengelolaan arsip arsip.

6. Pemeliharaan arsip di lakukan dengan fumigasi satu bulan sekali,

penyemprotan, dan kapur barus.

7. Kode klasifikasi di gunakan dengan kode angkadan kode tersebut berdasarkan

bidang kerja.

8. Belum adanya kesadaran dari beberapa badan organisasi dan instansi yang

(16)

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis ingin memberikan saran pada

Badan Arsip Daerah Pemprovsu antara lain:

1.Upaya yang di lakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan

jaringan kerja sama pemerintah, pihak swasta , dan masyarakat

2. Meningkatkan kemmpuan SDM kearsipan, menyediakan peralatan TI lebih

baik, dan terus menerus melakukan pembenahan agar lebih dapat berdaya guna.

3. Perlu menyediakan anggaran untuk pengadaan tempat dan ruangan arsip sesuai

standarisasi penyimpanan arsip

4. Badan Arsip Daerah Pemprovsu lebih giat dan gigih lagi memberitahukan

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi kompetensi Pengelolaan Arsip

2.1.1 Pengertian Evaluasi

Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program

pendidikan.sedangkan menurut Tayibnapis (2000) evaluasi adalah program dalam

konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauh mana tujuan pendidikan

dapat dicapai.

Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan

menilai, karena aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya.

Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki.

2.1.2 Pengertian kompetensi

Kompetensi merupakan landasan dasar karakteristik orang dan

mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir, menyamakan situasi, dan

mendukung untuk periode waktu yang lama ( Spencer dan Spencer,1993:9 ).

Spencer dan Spencer dalam Hamzah B. Uno (2007: 63), kompetensi merupakan

karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan menjadi cara-cara berperilaku dan

berfikir dalam segala situasi, dan berlangsung dalam periode waktu yang lama.Dari

pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kompetensi menunjuk pada kinerja

seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilaku.

secara garis besar mendefinisikan kompetensi merupakan suatu

karakteristik dasar individu, seperti pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang

dipersyaratkan atau sebagai acuan agar individu tersebut profesional, unggul,

(18)

2.1.3 Pengelolaan Arsip

2.1.3.1 Pengertian Pengelolaan

Pengertian Pengelolaan menurut Moekijat merupakan rangkaian kegiatan

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, petunjuk, pelaksanaan,

pengendalian dan pengawasan.

Menurut Hamalik, Pengertian Pengelolaan adalah suatu proses untuk

menggerakkan, mengorganisasikan dan mengerahkan usaha manusia untuk

mencapai tujuannya.

Dari pengertian pengelolaan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian

Penelolan yaitu bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, yang meliputi

fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

2.1.3.2 Pengertian Arsip

Dilihat dari asal katanya, istilah “arsip” berasal dari bahasa yunani arche

yang berarti permulaan, jabatan, fungsi atau kuasa hukum.Kata arche berubah

menjadi ta arche yang artinya dokumen, catatan. Terakhir berubah menjadi

archevum yang dalam bahasa latin berarti balaikota. Menurut schellenberg yag

dikutip oleh wursanto (1991 : 14), arsi adalah surat-surat dari suatu badan

pemerintah atau swasta yang di putuskan sebagai dokumen berharga untuk d

awetkan secara tepat guna mencari keterangan, penelitian dan disimpan atau telah

dipilih untuk disimpan pada badan kearsipan.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2008: 32) istilah arsip meliputi:

a.Kumpulan naskah atau dokumen.

b.Gedung (ruang) penyimpanan kumpulan naskah atau dokumen.

c.Organisasi atau lembaga yang mengelola dan menyimpan kumpulan naskah atau

(19)

Agus Sugiarto (2005: 5)“Arsip adalah Kumpulan Dokumen yangdisimpan

secara teratur berencana karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali

diperlukan dapat cepat ditemukan kembali”.

Menurut The Liang Gie (200:20) yaitu arsip sebagai kumpulan

warkat-warkat yang disimpan secara teratur, berencana karena mempunyai sesuatu

kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali.

Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 pada Bab I, Pasal 1 ayat 2

yang di maksud dengan arsip adalah :

“arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan

media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan teknologi informasi

dan komunikasi yang di buat dan diterima oleh lembaga Negara, pemerintah

daerah, lembaga pendidikan, organisasi, organisasi politik, organisasi

kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara”.

Menurut Undang-Undang no. 7 tahun 1971 pasal 1 yang dimaksud dengan

arsip ialah:

a.Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan

Badan-badan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan

tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.

b.Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan Swasta dan/atau

perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun

berkelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan .

2.2Tujuan, Fungsi, dan Peranan Arsip 2.2.1 Tujuan Arsip

Arsip mempunyai tujuan untuk menjamin keselamatan bahan pertanggung

jawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan penyelengaraan kehidupan

kebangsaan serta untuk bahan pertanggung jawaban tersebut bagi kegiatan

(20)

Widjaja (1993 : 8) mengemukakan bahwa arsip mempunyai tujuan untuk

menyimpan surat dengan nyaman dan mudah selama diperlukan, menyiapkan

surat setiap saat di perlukan, mengumpulkan bahan-bahan yang bersangkutan

dengan suatu masalah yang diperlukan sebai pelengkap.

Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 pada Bab II menjelaskan bahwa

arsip bertujuan sebagai berikut :

1.Menjamin ketersediaan arsip yang auntik dan terpercaya sebagai alat bukti yang

sah.

2.Menjamin terwujudnya pngelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3.Menjamin pelindungan kepentingan dan hak hak keperdataan rakyat melalui dan

pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.

4.Mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu sistem yang

komprehensif dan terpadu.

5.Menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggung jawaban

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

6.Menjamin keselamatan asset nasional dalam bidang ekonomi, sosial,

politik,budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan jati diri bangsa.

7.Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan pemanfaatan

arsip yang autentik dan terpercaya.

2.2.2 Fungsi Arsip

Arsip punya peranan penting dalam berbagai bidang pekerjaan, karena

arsip di butuhkan dalam mengambil suatu tindakan atas keputusan.Arsip juga

merupakan suatu catatan dan alat komunikasi, serta di butuhkan oleh individu

maupun bagi administrasi atau manager dalam pelaksanaan pekerjaannya.

Oleh karena itu pentingnya arsip data dilihat dari fungsi arsip baik

(21)

1. Arsip sebagai sumber informasi

2. Arsip sebagai sumber penelitian

3. Arsip sebagai sumber sejarah

4. Arsip sebagai suber ingatan

5. Arsip sebagai sumber komunikasi

Dari kelima fungsi arsip tersebut arsip harus mempunyai sifat antara lain :

1.Informasi adalah arsip tersebut dapat di gunakan sebagai bahan / data dalam

kegiatan dan arsip tersebut harus dapat menggerakkan baik individu maupun

orrganisasi untuk berbuat sesuatu.

2.Dokumntasi adalah arsip tersebut dapat dengan nyata, data dilihat dan dapat

disebarluaskan dalam pentingnya dan dipertanggungjawaban .

Dari uraian diatas jelaslah bahwa arsip berfungsi sebagai sumber

informasi untuk kegiatan yang dilaksanakan serta dalam pengambilan keputusan

bagi kelangsungan hidup suatu instansi atau organisasi.

Fungsi arsip bagi setiap organisasi menurut Wursanto (1991:33) yaitu

aktifitas yang dimilliki oleh kantor atau organisasi akan berjalan dengan lancar,

dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi secara tertulis, dapat dijadikan sebagai

bukti-bukti tertulis apabila terkena masalah, dapat dijadikan sebagai bahan

pertanggungjawaban serta dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga.

Adapun fungsi arsip lain adalah sebagai berikut :

1.Menbantu pengambilan keputusan

Dalam mengambil keputusan, para manajer atau pimpinan memerlukan

informasi

2.Menunjang perencanaan

Untuk membuat perencanaan memerlukan informasi, bagi perencanaan jangka

(22)

menengah 1-5 tahun informasi terdapat pada arsip aktif, semiaktif dan inaktif

dan untuk jangka pendek informasi terdapat pada arsip aktif.

2.2.3 Peranan Arsip

Barthos, Basir (2007 : 2) menegemukakan bahawa arsip mempunyai

peranan penting sebagai pusat ingatan, sumber infomasi dan alat pengawasan yang

sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan,

penganalisaan, pengembngan, perumusan kebijaksanaan, pengambilan keputusan,

pembuatan laporan, pertanggung jawaban, penilaian, dan pengendalian setepat

tepatnya.

Menurut Sedarmayanti (2003 : 19) peranan arsip adalah alat utama organisasi, bahan atau alat pembuktian, bahan dasar perencanaan dan pengembalian keputusan, barometer kegiatan suatu organisasi mengingat kegiatan pada umumnya menghasilkan arsip, bahan informasi kegiatan ilmiah lainnya. Oleh karena itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengap, cepat, dan benar harus ada sistem dan prosedur yang baik di bidang kearsipan.

Menurut Wursanto (1991:5) arsip memiliki peranan yang potensial dalam

administrasi yaitu Sebagai pusat daya ingat, Sebagai sumber informasi, Sebagai

ala pengawasan, Sebagai pembuatan keputusan. Arsip mempunyai peranan yang

penting dalam proses penyajian informasi kepada pimpinan yang digunakan dalam

proses pembuatan keputusan dan juga perumusan kebijakan. Oleh sebab itulah

didalam menyajikan informasi yang cepat dan akurat harus ada sistem dan

prosedur kerja yang baik di bidang kearsipan.

2.3 Jenis- Jenis Arsip

Dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009, yang di maksud dengan

arsip dinamis dan arsip aktif adalah sebagai berikut :

1.Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan

pencipta arsip dan disimpan dalam jangka waktu tertentu.

2.Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki

(23)

yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip

Nasional Republik Indonesia / atau lembaga kearsipan.

Menurut fungsi dan kegunaannya arsip dapat di golongkan menjadi arsip

dinamis dan arsip stati. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1971, yang

dimaksud dengan arsip dinamis dan arsip statis adalah sebaagai berikut :

1.Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam

perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada

umumnyaatau di pergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan

administrasi Negara. Singkatnya dapat dikatakan bahwa arsip dinamis adalah

arsip-arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran

sehari-hari.

Dengan kata lain arsip dinamis adalah arsip yang berada pada

masing-masing organisasi pencipta arsip karena masih diperlakukan untuk kepentingan

pelaksanaan tugas perkerjaan sehari-hari.

1.Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk

perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun

untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi Negara.

Singkatnya dapat dikatakan bahwa arsip statis adalah arsip-arsip yang

sudah tidak di pergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran

sehari-hari.

Menurut Hasugian (1999,14), Jenis arsip dilihat dari beberapa segi

diantaranya :

a. Arsip dinamis

Arsip dinamis yaitu arsip yang masih diperlukan secara langsung dalam

perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada

umumnya atau arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan

(24)

:Arsip aktif adalah arsip yang secara langsung dan terus menerus diperlukan dan

digunakan dalam penyelenggaraan adminstrasi sehari-hari serta masih dikelola

oleh unit pengolah. Arsip In-aktif adalah arsip yang tidak secara langsung dan

tidak terus menerus diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan

administrasi sehari-hari serta dikelola oleh pusat arsip.

b. Arsip statis

Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk

perencanaan pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada

umumnya, maupun untuk penyelenggaraan administrasi sehari-hari.Arsip statis

ini berada di Arsip Nasional Republik Indonesia atau di Arsip Nasional Daerah.

Sedangkan menurut Widjaja (1986 :16) “penggolongan arsip berdasarkan

fungsi arsip dalam mendukung kegiatan organisasi ini ada dua, yaitu arsip

dinamis dan arsip statis”.

1.Arsip dinamis adalah arsip yang masih di pergunakan secara langsung dalam

menyusun perencanaan, pelaksanaan kegiatan pada umumnya atau dalam

penyelenggaraan pelayanan ketatausahaan. Arsip dinamis dapat di rinci menjadi :

a.Arsip aktif adalah arsip yang masih dipergunakan terus menerus bagi

kelangsungan pekerjaan di lingkungan unit pengolahannya dari suatu organisasi.

b.Arsip semi aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya sudah mulai

menurun dari arsip aktif.

c.Arsip in-aktif adalah arsip yang tidak lagi dipergunakan secara terus menerus

atau frekuensi penggunaannya sudah jarang atau hanya di gunakan sebagai

referensi saja.

2.Arsip statis adalah arsip yang sudah tidak di pergunakan secara langsung dalam

(25)

penyelenggaraan sehari-hari administrasi Negara untuk menjalankan

fungsi-fungsi tersebut dengan baik.

2.4 Pemeliharaan dan Penjagaan Arsip

Menurut Sedarmayanti (2003: 110), “pemeliharaan arsip/dokumen adalah

kegiatan membersihkan arsip secara rutin untuk mencegah kerusakan akibat

beberapa sebab”.

Dalam Peraturan Bupati Pemalang (2010: 1) menjelaskan bahwa:

“Pemeliharaan adalah suatu usaha pengamanan arsip agar terawat dengan baik

sehingga mencegah kemungkinan adanya kerusakan dan kehilangan arsip”.

Sedangkan menurut As'ad, et al. (2009: 1) bahwa: “pemeliharaan merupakan

kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat

mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau

lebih banyak pembaca perpustakaan”.

Menurut Sedarmayanti (2003: 111) Tujuan pemeliharaan arsip adalah:

1. Untuk menjamin keamanan dan penyimpanan arsip itu sendiri. Dengan

demikian setiap pejabat yang bertanggung jawab atas pengelolaan arsip harus

melakukan pengawasan apakah sesuatu arsip sudah tersimpan pada tempat yang

seharusnya.

2. Agar pertanggungjawaban arsip dapat mengetahui dan mengawasi apakah

sesuatu arsip telah diproses menurut prosedur yang seharusnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diuraikan bahwa pemeliharaan adalah suatu

kegiatan untuk melakukan perawatan terhadap arsip, dengan tujuan untuk

menjamin keamanan dan pencegahan terjadinya kerusakan dalam penyimpanan

arsip.

Untuk pencegahan kerusakan pada arsip yang harus dilakukan dalam

(26)

1. Penggunaan Air Condition, dalam ruangan penyimpanan, menyebabkan

kelembaban dan kebersihan udara dapat diatur dengan baik.

2. Fumigasi,yaitu menyemprotan bahan kimia untuk mencegah/membasmi

serangga atau bakteri. Fumugasi dapat dilakukan dengan empat cara yaitu: (a).

fumigasi untuk seluruh gudang, (b). fumigasi untuk beberapa ratus bundel arsip.

(c). fumigasi untuk beberapa bundel arsip. (d). fumigasi rutin.

3. Restorasi arsip, yaitu memperbaiki arsip-arsip yang rusak, sehingga dapat

digunakan dan disimpan untuk waktu yang lebih lama lagi. Teknik restorasi ada

dua cara, yaitu: (a). tradisional yaitu dengan cara melapiskan kertas”handmade”

dan “chippon”. (b). laminasi yaitu pekerjaan menutup kertas/ arsip diantara lembar

plastik.

4. Mikrofil adalah suatu proses fotografi, dimana arsip direkam pada film dalam

ukuran yang diperkecil untuk memudahkan penyimpanan dan penggunaannya.

Pemeliharaan arsip secara fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Pengatur ruangan, ruangan penyimpanan arsip harus: a). dijaga agar tetap

kering (temperatur ideal antara 60°-75°F, dengen kelembaban antara 50-60%), b).

terang (terkena sinar matahari tak langsung), mempunyai ventilasi yang merata,

d). terhindar dari kemungkinan serangan api, air, serangga, dan sebagainya.

2. Tempat penyimpanan arsip hendaknya diatur secara renggang, agar ada udara

diantara berkas yang disimpan. Tingkat kelembaban yang diinginkan perlu

dipenuhi.

3. Penggunaan bahan-bahan pencegah rusaknya arsip, salah satunya caranya

adalah meletakkan kapur barus (kamper) di tempat penyimpanan, atau

mengadakan penyemprotan dengan bahan kimia, secara berkala.

4. Larangan-larangan, perlu dibuat peraturan yang harus dilaksanakan, antara lain:

(27)

penyimpanan arsip dilarang merokok (karena percikan api dapat menimbulkan

bahaya kebakaran).

5. Kebersihan, arsip selalu dibersihkan dan dijaga dari noda karat dan lain-lain.

Menurut As'ad, et al. (2009: 1), beberapa cara pencegahan kerusakan:

1. Faktor Biologi

a. Tikus, diupayakan agar setiap pengunjung dilarang membawa makanan dan

minuman ke ruang baca.

b. Serangga

− Diupayakan ruangan tetap selalu bersih

− Susunan buku dalam rak-rak ditata secara rapi, sehingga ada sirkulasi udara udara.

− Rak harus dibuat dari bahan yang tidak disukai oleh serangga (kayu jati/logam)

− Pada rak diberikan bahan yang berbau, dan tidak disukai oleh serangga, seperti kamper, naftalen, dan lain-lain.

− Penyuntikan dengan bahan anti serangga (DTT)

− Fumigasi : mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka

c. Jamur

− memeriksa buku secara berkala

− membersihkan tempat penyimpanan

− menurunkan suhu udara

(28)

2. Faktor Fisika

a. Debu

− dilakukan penyedotan debu (vacuum cleaner)

− dipasang AC/filter penyaring udara

− dipasang alat pembersih udara (air cleaner)

− disediakan almari kaca

b. Suhu Udara/Kelembaban

− mengatur suhu udara dalam ruangan menjadi 20– 24 C

− memasang alat dehumidifier (untuk ruangan) atau silicale (untuk almari), untuk mengatur tingkat kelembaban

c. Cahaya

− Matahari, koleksi dihindarkan dari sinar matahari langsung, dengan memasang filter flexy glass atau polyester film.

− Lampu/Listrik, koleksi harus dihindarkan dari sinar ultra violet yang berasal dari lampu neon dengan cara memberikan filter (UV fluorescent light) atau seng

oksida dan titanium oksida.

3. Faktor Kimia

a. Dengan memilih bahan pustaka yang baik dengan teliti, perlu dilihat jenis kertas

dan tulisan.

b. Menetralkan asam yang terkandung dalam kertas dengan deasidifikasi atau

(29)

4. Faktor Lain-Lain

a. Manusia

− menumbuhkan kesadaran terhadap pemakai tentang pentingnya peduli terhadap keutuhan bahan pustaka

− memberikan sanksi kepada perusak bahan pustaka.

− memasang rambu-rambu (Tata Tertib).

b. Bencana Alam

− menghindarkan dari bahaya api, banjir, dan listrik.

− dilarang merokok di dalam ruangan

− memeriksa kabel listrik secara berkala

− memasang alarm ( smoke detector)

− menempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar ditempat tersendiri.

− mengontrol air setiap ada turun hujan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka untuk melakukan perawatan terhadap arsip

atau dokumen, perlu diperhatikan secara rutin bertujuan menjamin mutu atau

kualitas arsip/dokumen.Demikian hal yang perlu dilakukan dalam pencegahan

kerusakan pada arsip adalah dengan menggunakan AC di tempat penyimpanan.

2.5. Penyusutan Arsip

Sedarmayanti (2003: 102) dalam Peraturan Pemerintahan Republik

Indonesia Nomor 34 tahun 1979, maka penyusutan arsip adalah kegiatan

pengurangan arsip dengan:

1. Pemindahan arsip in-aktif dari unit pengelolaan ke unit kearsipan dalam

(30)

masing-2. Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Menyerahkan arsip statis kepada arsip nasional.

Sedangkan Martono (1997: 39) menyatakan bahwa: “penyusutan

merupakan kegiatan ketiga dari keseluruhan proses kegiatan kearsipan, kegiatan

ini merupakan upaya mengurangi jumlah arsip yang tercipta”.

Dalam Sedarmayanti (2003: 102) tujuan penyusutan arsip adalah untuk:

a. Mendayagunakan arsip dinamis sebagai berkas kerja maupun sebagai referensi.

b. Menghemat ruangan, peralatan dan perlengkapan

c. Mempercepat penemuan kembali arsip

d. Menyelamatkan bahan bukti pertanggungjawaban pemerintah.

Sedangkan menurut Dipobharoto dalam Widjaja (1993: 180) tujuan penyusutan

arsip adalah:

a. Agar file aktif dapat dipergunakan dengan baik, lancar, tidak terkecoh oleh

adanya record yang kurang diperlukan.

b. Agar file aktif bisa lebih mudah dikontrol secara efisien serta lancar dalam

filing dan fidingnya.

c. Agar tempat file aktif selalu longgar untuk menempatkan bertambah record baru

yang deras datangnya; karena file aktif hanya berisikan record yang diperlukan.

d.Menghemat tempat, biaya, alat, karena record yang kurang berguna ditempatkan

dan dirawat di tempat perabot, alat-alat yang lebih murah, dan tidak menggangu

ruang tempat bekerja.

e.Agar segera bisa ditentukan nasip record selanjutnya: disimpan sebagai arsip,

diawetkan (dimicrofilmkan) atau dikirimkan ke arsip nasional, atau bahkan

(31)

Dan menurut Martono (1997: 39) tujuan penyusutan arsip adalah:

a. Mendapatkan penghematan dan efisiensi

b. Pendayagunaan arsip dinamis (aktif dan inaktif)

c.Memudahkan pengawasan dan pemeliharaan terhadap arsip yang masih

diperlukan dan bernilai tinggi

d. Penyelamatan bahan bukti kegiatan organisasi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa penyusutan

merupakan suatu kegiatan yang mengurangi jumlah arsip yang tercipta, atau

pemindahan arsip in-aktif, memusnahkan arsip, atau menyerahkan arsip statis ke

arsip nasional.Yang mana penyusutan bertujuan untuk memudahkan pengawasan,

pemeliharaan, menghemat tempat terhadap arsip yang masih diperlukan dan

bernilai tinggi.Kegiatan penyusutan yang perlu dilakukan adalah penentuan jadwal

retensi. Sedarmayanti (2003: 102) menyatakan bahwa:

Jadwal/daftar retensi adalah suatu daftar yang memuat kebijaksanaan

seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan.dengan

demikian jadwal/daftar retensi merupakan suatu daftar yang menunjukan: (1).

Lamanya masing-masing arsip disimpan pada file aktif (satuan kerja), sebelum

dipindahkan ke pusat penyimpanan arsip (file in-aktif), dan (2). Jangka waktu

penyimpanan masing-masing/sekelompok arsip belum dimusnahkan ataupun

dipindahkan ke arsip nasional.

Sedangkan Martono (1997: 44) menyatakan bahwa: “jadwal retensi

merupakan suatu daftar yang berisi tentang kebijakan jangka penyimpanan arsip

dan penetapan simpan permanen dan musnah”. Menurut Abubakar (1996: 99)

bahwa: “jadwal retensi adalah daftar yang berisi tentang jangka waktu

(32)

Berdasarkan pendapat di atas dijabarkan bahwa jadwal retensi adalah suatu

daftar kegiatan yang memuat kebijaksanaan dalam menentukan jangka waktu,

sejauh mana arsip dapat digunakan, disimpan, dan dimusnahkan.

2.5.1 Penemuan Kembali Arsip

Penemuan kembali arsip atau dokumen adalah cara bagaimana suatu

dokumen atau arsip dapat dengan mudah ditemukan dalam waktu yang cepat dan

tepat. Penemuan kembali arsip atau dokumen sangat erat hubungannya dengan

sistem penataan dan penyimpanan, jika tidak memiliki sistem yang mendukung

dapat mempersulit dalam pencarian arsip atau dokumen yang diinginkan.

Temu balik informasi merupakan kegiatan yang menyediakan informasi

bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan berdasarkan kebutuhan

pemakai.Maka dalam temu balik informasi dibutuhkan suatu alat sistem tertentu

yang dapat membantu dalam mencari atau menemukan bahan informasi yang

diperlukan, alat atau sistem inilah yang merupakan kunci untuk mengetahui segala

isi kekayaan suatu lembaga adalah pembuatan katalog.

Menurut Sulistyo-Basuki (1992: 107) bahwa: “katalog merupakan

himpunan rujukan atau berkas yang teratur untuk mencatat pustaka atau koleksi”.

Menurut Suhendar (2005: 1) bahwa: “ katalog diartikan sebagai suatu daftar

barabg atau benda yang terdapat pada tempat tertentu”. Menurut Suhendar (2005:

3) Bentuk fisik katalog dapat dibedakan menjadi katalog buku, katalog berkas,

katalog kartu, komputer. Sedangkan menurut Widjaja (1993: 139) bahwa:

“katalog adalah daftar bahan yang ada di perpustakaan yang disusun menurut

suatu sistem tertentu (secara alphabetis maupun sistematis) untuk memudahkan

mencari dan menempatkan kembali bahan yang dibutuhkan oleh para pembaca

serta petugas perpustakaan”.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diuraikan bahwa katalog adalah

suatu daftar buku atau media lain dengan segala keterangan dan kelengkapan (data

(33)

mencatat secara teratur, dengan tujuan untuk mempermudah mencari atau

menempatkan kembali bahan pustaka, arsip atau dokumen yang diinginkan atau

diperlukan kembali.

Pengaruh teknologi modern, menunjukan atau memungkinkan pemakaian

mesin otomatis.Sarana yang dapat digunakan atau membantu dalam temu balik

informasi secara efisien yaitu komputer.Penggunaan atau penerapan teknologi

komputer dalam kearsipan merupakan kewajaran yang dibutuhkan, walaupun

tanpa menghilangkan sistem tangan atau manual, penggunaan komputer dapat

meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam rangka menunjang kegiatan

organisasi. Menurut Sedarmayanti (2003: 117) bahwa: “komputer adalah

rangkaian peralatan elektronik yang dapat melakukan pekerjaan secara sistematis,

berdasarkan instruksi/program yang diberikan, serta dapat menyimpan dan

menampilkan keterangan bilamana diperlukan”.

Menurut Ajoes (2009: 1) dalam buku Computer Today:Komputer adalah

sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang

dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input,

memprosesnya dan menghasilkan output di bawah pengawasan suatu

langkah-langkah/instruksi-instruksi program yang tersimpan di memori (stored program).

Menurut Masrukhin (2009: 1) bahwa: “komputer merupakan suatu

perangkat elektronika yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi,

menjalankan program yang tersimpan pada memori, serta dapat bekerja secara

otomatis dengan aturan tertentu”. Maka yang perlu diperhatikan pencarian

dokumen atau arsip ialah: klasifikasi, kode, indeks, petunjuk silang.

2.5.2 Klasifikasi Arsip

Menurut Widjaja (1993: 133) bahwa: “klasifikasi atau penggolongan

adalah pekerjaan mengumpulkan bahan-bahan yang sama atau hampir sama atau

ada hubungan erat sekali antara yang satu dengan yang lain dalam satu

(34)

“klasifikasi adalah deskripsi isi untuk menentukan subjek utama sebuah dokumen

serta satu atau dua subjek sekunder serta mengungkapkannya dalam istilah yang

paling tepat dan bahas dokumenter yang digunakan”.

Towa P. Hmakotrda dan J.N.B. Tairas dalam Subrata (2009: 1)

mengatakan bahwa: “klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis daripada

sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau

golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Selanjutnya Sedarmayanti

(2003: 37) menyatakan bahwa: “klasifikasi adalah pengelompokan urusan atau

masalah secara logis dan sistematis berdasarkan fungsi dan kegiatan

instansi/kantor yang menciptakan atau menghimpunnya”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa klasifikasi

adalah penggolongan arsip atau dokumen dengan menentukan deskripsi isi dengan

tujuan memudahkan penemuan kembali secara cepat dan mudah ketika

dibutuhkan.

Untuk mengetahui deskripsi isi yang akan diolah oleh seorang

dokumentalis, prosedur tersebut menggunakan bahasa dokumenter yang

menuangkan bentuk klasifikasi deskripsi isi dalam bentuk angka atau tesaurus.

Menurut Wursanto (1991: 187) bahwa “pencarian dokumen merupakan “salah

satu kegiatan dalam bidang kearsipan, yang bertujuan menemukan kembali warkat

atau arsip karena akan dipergunakan dalam proses penyelenggaraan administrasi”.

Menurut Sulistyo-Basuki (1992: 37) prosedur klasifikasi sama dengan pola

umum deskripsi isi, adapun yang menjadi langka-langkah yang akan ditempuh

yakni:

1. Identifikasi subjek utama dokumen.

2. Penggolongan kelas sesuai dengan subjek dokumen.

3. Indentifikasi karakteristik sekunder (ruang, waktu, bentuk bahasa) bilamana

(35)

4. Penelusuran nomor yang sesuai dengan kelas yang telah ditentukan.

5. Pemilihan atau pencantuman nomor berkaitan sesuai dengan peraturan sistem

klasifikasi.

6. Penambahan nomor panggil (call number). Yang terdiri atas nomor kelas, tiga

huruf pertama nama pengarang, dan tahun terbit.

7. Penempelan nomor panggil pada dokumen.

8. Penandaan nomor klasifikasi pada lembar masukan atau cantuman bibliografis

pada ruang yang telah disediakan.

Sedangkan menurut Widjaja (1993: 109) agar pola klasifikasi itu efektif

diperlukan syarat-syarat:

1. Harus ditulis.

2. Golongan masalah dan perinciannya harus sesuai dengan fungsi dan kegiatan

kantor.

3. Perinciannya tidak terlalu terurai dan sebaiknya tidak melebihi dari tiga

tingkatan masalah.

4. Istilah yang dipakai untuk masalah harus singkat tetapi mampu memberikan

pengertian luas, mudah dipergunakan secara teknis ilmiah tertentu.

5. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan tentang arti dan ruang lingkup

masing-masing subjek/masalah.

6. Dilengkapi dengan kode (tanda) baik berbentuk huruf atau angka.

7. Bentuk dan susunan pola hendaknya teratur dan luwes

8. Dilengkapi dengan indeks subjek/masalah yang disusun secara alphabetis.

Berdasarkan pendapat di atas memiliki persamaan dalam menentukan pola

(36)

dokumentalis dalam menentukan subjek yang efektif dan memudahkan penemuan

kembali dokumen.

Menurut Wursanto (1991: 23), sistem klasifikasi terbagi atas dua yakni:

1. Sistem klasifikasi menurut nomor (numerikal) adalah “sistem penyimpanan

arsip dengan mempergunakan kode nomor. Jadi, kode yang dipergunakan dalam

penyimpanan arsip adalah nomor”. Sistem klasifikasi numerik dibagi lagi menjadi:

a. Sistem numerikal seri (serial numbering system) adalah nomor yang

dipergunakan sebagai kode penyimpanan adalah nomor seri.

b. Sistem numerikal blok (blok numbering system) adalah sistem penyimpanan

arsip dengan mempergunakan kode nomor blok, nomor blok adalah nomor untuk

masing-masing fungsi, kegiatan dalam suatu organisasi. Dengan demikian

kegiatan dalam organisasi dibagi menjadi beberapa kategori atau beberapa blok.

Setiap kategori atau setiap blok memuat sejumlah angka tertentu yang seragam.

c. Sistem numerikal sandi (code numbering sandy system) adalah sistem

penyimpanan arsip dengan mempergunakan nomor kode sandi sebagai kode

penyimpanan.

d. Sistem numerical D.D.C (dewey decimal classification system) adalah sistem

penyimpanan arsip dengan mempergunakan angka sebagai kode penyimpanan

arsip.

e. Sistem numerikal U.D.C (universal decimal classification system)

2. Sistem klasifikasi menurut abjad (alfabetis) adalah sistem peyimpanan arsip

dengan mempergunakan abjad sebagai kode penyimpanan. Sistem ini dapat

dikembangkan lebih lanjut menjadi:

a. Arsip nama adalah sistem penyimpanan arsip dengan mempergunakan abjad

sebagai kode penyimpanan, abjad diambilkan dari abjad nama (nama orang, nama

(37)

b. Arsip korespondensi adalah arsip-arsip diklasifikasikan menurut abjad.

c. Arsip informasi, semua arsip diberi kode sesuai dengan isi arsip tersebut.

d. Arsip ihwal adalah arsip-arsip yang diklasifikasikan menurut hal atau menurut

pokok surat atau menurut subjeknya, dengan demikian arsip disimpan

berdasarkan subjek sebagai kode penyimpanan, arsip disimpan dan disusun

menurut susunan abjad subjek surat yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat di atas diuraikan bahwa sistem klasifikasi dapat

mempermudah kinerja seorang dokumentalis dalam pencarian dokumen, sistem

penyimpanan dokumen pada umumnya yang digunakan adalah sistem nomor

(numerikal) dan abjad (alfabetis).

2.5.3 Kode Arsip

Widjaja (1993: 133-141) menyatakan bahwa: “kode merupakan alat untuk

memelihara hubungan dan urusan masalah dalam pola klasifikasi, juga merupakan

alat pengatur susunan dan urutan berkas dalam penyimpanan jika penataannya

berdasarkan masalah secara sistematis (systematic subject filing)”. Sesuai dengan

fungsi kegunaannya kode harus: (a). Sederhana, (b). Singkat, (c). Mudah diingat,

(d). Dapat ditulis, (e) Dapat ditulis, diketik.

Menurut Sedarmayanti (2003: 38-39) bahwa: “kode arsip adalah tanda

pengenal urusan/masalah dari klasifikasi arsip”. Syarat-syarat pemberian kode

harus: a). Sederhana, (b). Mudah diingat, (c). mudah untuk menulisnya.

Sedangkan menurut Wursanto (1991: 196) bahwa: “kode adalah alat untuk

mengenali masalah yang dikandung dalam warkat/arsip”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa kode merupakan

alat/sarana untuk pengatur susunan atau urutan berkas dalam penyimpanan, maka

penataannya tersusun secara sistematis dan mudah di temu balik

dokumen/arsip.Dan syarat dalam pemberian kode harus sederhana, mudah diingat,

(38)

2.5.4 Indeks Arsip

Widjaja (1993: 172) menyatakan bahwa: “ indeks adalah kata tanggap

(caption, catch word) dapat berupa nama orang, nama badan atau organisasi,

masalah (subject) dan nama tempat (negara, provinsi, kota dsb)”.

Menurut Abubakar (1996: 58): Indeks merupakan sarana penemuan

kembali surat atau arsip dengan cara mengindentifisir surat melalui

penunjukan suatu tanda pengenal yang dapat membedakan surat tersebut

dengan lainya atau alat pembantu dalam penemuan informasi dalam arsip.

Syarat-syarat indeks: (a). singkat, jelas dan mudah diingat, (b). kata benda

atau kata pengertian kebendaan, (c). harus berasal dari surat masuk atau

keluar si pemakai, (d). harus berorientasi kepada kebutuhan si pemakai.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2003: 27):Indeks merupakan petunjuk

atau tanda pengenal (caption) untuk memudahkan, menentukan tempat

penyimpanan dan penemuan kembali. Syarat-syarat mengindeks yaitu: (a).

singkat, jelas dan mudah diingat, (b). berorientasi kepada kebutuhan pemakai, (c).

merupakan kata yang mudah dimengerti, (d). diambil atau ditentukan dari isi surat.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diuraikan bahwa indeks

merupakan sarana yang dapat memudahkan penemuan kembali dokumen dengan

cara mengidentifikasikan melalui tanda pengenal, dan dalam mengindeks harus

singkat, mudah dingat, kata mudah mengerti, dan berasal dari surat masuk atau

keluar.

Menurut Widjaja (1993: 147) indek dapat disusun sebagai berikut:

a. Menurut abjad seperti kamus (dictionary arrangement), ataupun secara

kelompok yang sejenis yang tersusun secara abjad, misalnya kelompok nama

orang, nama tempat, nama barang, dan sebagainya.

b. Menurut encyclopedia relative yaitu semua pokok masalah pertama yang

(39)

masalah pokok kedua dan seterusnya masing-masing disusun secara abjad sesuai

dengan tingkatnya.

Sedangkan menurut Abubakar (1997: 16) indeks disusun berdasarkan:

a. Nama orang, nama instansi/perusahaan dan nama wilayah.

b. Subyek.

c. Nama orang yang mempunyai gelar bangsawan/gelar/keserjanaan/

pangkat/profesi.

d. Nama keluarga majemuk (compound surname). Indeks nama dan subjek ini

disusun dalam kartu-kartu.

Selanjutnya menurut Sedarmayanti (2003: 28) mengindeks dapat digolongkan

kedalam empat kategori, yaitu:

a. Indeks nama orang

b. Indeks nama badan pemerintah swasta.

c. Indeks organisasi atau badan sosial dan sejenisnya.

d. Indeks nama tempat atau wilayah

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa indeks disusun untuk

menentukan ciri atau tanda dari suatu arsip, yang dijadikan suatu petunjuk dan

memudahkan penyusunan pada file, yang nantinya dapat ditemukan kembali.

2.5.5 Tunjuk Silang Arsip

Widjaja (1993: 153) menyatakan bahwa: “Tunjuk silang arsip (cross

reference) adalah suatu cara untuk mempertemukan beberapa keterangan yang

berbeda tetapi kesemuanya mengenai satu hal yang sama”. Sedangkan menurut

Abubakar (1996: 58): “ tunjuk silang adalah alat untuk melengkapi indeks dalam

(40)

dengan filingnya yang berbeda pula”. Selanjutnya menurut Sedarmayanti (2003:

34), “tajuk silang adalah suatu formulir yang dipergunakan untuk mempertemukan

beberapa keterangan yang berbeda, tetapi mengenai suatu perihal yang sama”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa tajuk silang adalah suatu

cara untuk melengkapi indeks dalam mempertemukan beberapa keterangan yang

mempunyai arti yang sama atau berbeda.

2.6. Pengertian Media Audiovisual 2.6.1. Media

Menurut Hafied (2000: 8) Media adalah “alat atau sarana yang digunakan

untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak”. Sedangkan

media menurut kamus Online Merriem-Webster dalam Hernandez (2007: 5)

adalah “suatu saluran atau system komunikasi yang dirancang untuk menjangkau

sejumlah besar orang”.Sedangkan menurut Ariyus (2009: 12) Media adalah “alat

untuk menyampaikan atau membuat sesuatu, perantara, atau alat pengantar, suatu

bentuk komunikasi, seperti surat kabar, majalah, atau televisi”.

Dari pendapat di atas berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama dalam

mengungkapkan pengertian media tersebut, maka dapat diuraikan bahwa media

merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai penyebar atau alat pengantar pesan

atau informasi kepada khalayak umum seperti televisi, surat kabar.

Dalam hal ini media tidak terlepas dari peran dan fungsi dalam penyampaian

pesan Menurut Hafied (2000: 15) fungsi media antara lain:

1. Pengawasan (Surveillance), adalah memberi informasi dan menyediakan berita.

2. Korelasi (Correlation), adalah seleksi dan interpretasi informasi tentang

lingkungan.

3. Penyampaian warisan budaya (Transmission of the Social Heritage), merupakan

(41)

4. Hiburan (Entertainment), dimaksudkan untuk memberi waktu istirahat dari

masalah setiap hari dan mengisi waktu luang.

Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa selain media sarana

yang digunakan untuk menyampaikan pesan pada khalayak, terdapat juga fungsi

media yang mana sebagai sumber pengetahuan, pengawasan, korelasi,

penyampaian warisan budaya, dan hiburan, yang mana media ini dapat

mempengaruhi pola pikir individu.

2.6.2. Audiovisual

Media merupakan komunikasi yang dapat menyebarkan informasi

keseluruh lapisan masyarakat yang dapat dikemas atau dibentuk dalam

audiovisual. Maka, audiovisual menurut Sondjaja (2007: 2) adalah: “alat bantu

dalam kegiatan pembelajaran yang mengandung unsur pendengaran (audio) dan

penglihatan (visual) seperti film, video, VCD, DVD dan media berbasis computer

baik CAI (Computer Assested Instructional ) maupun CMI (Computer Managed

Instructional)”. Sedangkan Nazar (2004: 4) menyatakan bahwa: “audiovisual

adalah berkaitan dengan penglihatan dan bunyi”. Dalam Peraturan Bupati

Pemalang (2010: 1) bahwa: “Arsip audio visual adalah arsip yang dapat dilihat

atau didengar dengan memakai alat khusus serta memiliki bentuk fisik yang

bermacam-macam tergantung pada media teknologi yang digunakan pada saat

penciptaannya”.

Menurut Mustolih (2007: 1) dari berbagai ragam dan bentuk dari media,

pengelompokan atas media dapat juga ditinjau dari jenisnya, seperti:

1. Media Audio: radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder, dan telepon.

2. Media Visual : (a). Media visual diam : foto, buku, ensiklopedia, majalah, surat

kabar, buku referensi dan barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film

bingkai/slide, film rangkai (film stip) , transparansi, mikrofis, overhead proyektor,

grafik, bagan, diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta, dan globe. (b). Media

(42)

3. Media Audio-visual: (a). Media audiovisual diam : televisi diam, slide dan

suara, film rangkai dan suara , buku dan suara. (b). Media audiovisual gerak :

video, CD, film rangkai dan suara, televisi, gambar dan suara.

4. Media serba aneka: (a). Papan dan display: papan tulis, papan

pamer/pengumuman/majalah dinding, papan magnetic, white board, mesin

pengganda. (b). Media tiga dimensi: realia, sampel, artifact, modeldiorama,

display. (c). Media teknik dramatisasi : drama, pantomim, berm-ain peran,

demonstrasi, pawai/karnaval, pedalangan/pangung boneka simu-lasi (d). Sumber

belajar pada masyarakat: kerja lapangan, studi wisata, perkemahan. (e). Belajar

terprogram (f). Komputer.

Menurut Dikrullah dalam Djamarah (2009: 5), mengelompokkan media ini

berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis :

1. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,

seperti tape recorder.

2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam

wujud visual.

3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar.

Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke

dalam dua jenis:

1. Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound

slide.

2. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan

gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa audiovisual merupakan

(43)

biasanya digunakan untuk dalam kegiatan pembelajaran seperti: presentasi, home

theater, film, video, VCD, DVD.

Menurut Barthos (2007:50) ada beberapa hal yang mestinya diperhatikan

dalam pemeliharaan dan penjagaan arsip.

1. Menghindari beberapa akibat kerusakan seperti,

a. Akibat kelembaban udara yang tidak terkontrol akan memungkinkan

akibat-akibat seperti timbulnya jamur,pasta/ lem hilang, kertas menjadi lemah dan

merusakkan kulit kertas.

b. Sinar matahari sebagai akibat, kertas menjadi buruk, coklat, dan tintanyapun

luntur

c. Debu, jamur dan sejenisnya, rayap, Gegat (silverfish) yang sering merusakkan

kertas, biasanya terdapat pada dinding-dinding yang basah.

2. Ruangan Penyimpanan Arsip

Menyimpan arsip hendaknya ditempat yang memenuhi syarat,

pergunakanlah rak logam dari pada menggunkan almari yang tertutup.Ukuran

antara rak yang dibawah dengan lantai sekitar enam inci.Karena hal ini

memudahkan udara bergerak dengan bebas, disamping pula itu untuk

memudahkan membersihkan lantai dibawah rak tersebut.

c. Penjagaan

Membersihkan ruangan, pemerikasaan ruangan dan sekitarnya,

penggunaan racun serangga, mengawasi serangan anai-anai, larangan makan dan

merokok dibawa ketempat penyimpanan arsip, pergunakanlah klip plastik dalam

meletakkan arsip, membersihkan arsip.

2.7 Kompetensi arsiparis dalam pengolahan arsip

(44)

kesimpulanyang dapat dilakukan dan dipertahankan oleh seseorang pada waktu

periodetertentu. Dari karakteristik dasar tersebut tampak tujuan penentuan

tingkatkompetensi atau standar kompetensi yang dapat mengetahui tingkat kinerja

yangdiharapkan dan mengkategorikan tingkat tinggi atau di bawah

rata-rata.KelompokHay-McBer (1982) mengemukakan tipe-tipe kompetensi

berdasarkan tingkatkesulitan pengkajian dan pengembangan kompetensi itu

sendiri dan memberikansebutan “Model Kompetensi Ice-Berg”. Pada kompetensi

arsiparis yangdikonsepkan oleh ANRI ini akan peneliti lihat dari segi tipe

kompetensi ModelIce-berg. Namun dengan keterbatasan studi hanya dari tipe

kompetensipengetahuan dan tipe kompetensi skill atau keterampilan.

2.7.1. Tipe Kompetensi Pengetahuan

Diukur dengan tipe ini dimulai dari pengetahuan dasar dan pendidikan

yang ditempuh oleh arsiparis.Pengetahuan dasar meliputi pengetahuan mengenai

arsip, jenis-jenisnya, pemahaman pemeliharaan arsip, pengetahuan pengelolaan

dan pemberkasan arsip, penyusutan arsip dan pelayanan

arsip.Sedangkanpendidikan yang ditempuh meliputi jenjang pendidikan terakhir,

keikut-sertaan dalam diklat dan frekuensinya mengikuti diklat-diklat yang

diselenggarakan.

a. Pengetahuan dasar

Untuk pengetahuan dasar, setidak ada 5 poin penting yang harus mereka ketahui

dan pahami.

b.Pendidikan yang ditempuh

Pendidikan kearsipan sangat menunjang seorang arsiparis dalam melaksanakan

tugasnya.Terlihat pada peringkat rata-rata pendidikan berdasarkan data lapangan

kembali didominasi oleh golongan arsiparis ahli.Tampak pada poin jenjang

pendidikan terakhir, pelatihan diklatyang diikuti baik diklat yang diadakan oleh

pusat maupun kalangan sendiri atau kalangan diluar lingkup kerja, beserta

(45)

ini menunjukkan pendidikan yang dimiliki oleh golongan arsiparis ahli

memberikan mereka nilai arsiparis sangat ahli karena pendidikan dan semangat

belajar untuk terus mengikuti pelatihan-pelatihan terkait.

2.7.2 Tipe Kompetensi Keterampilan

Kompetensi arsiparis dengan konsep pengembangan dari ANRI dimulai

dari pengalaman mengelola data/arsip, pemanfaatan teknologi dan peran media

sosial dalam pengelolaan, keterlibatan diri dalam pelaksanaan pameran arsip

virtual dan keterlibatan dalam pengembangan dan penerapan konsep kompetensi

yang mudah dikembangkan.Dari hasil lapangan kembali didominasi oleh

golongan arsiparis ahli dengan peringkat rata-rata diatas rata-rta golongan

arsiparis terampil.Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengalamannya mengelola

data mulai dari kegiatannya pengelolaan, dan tahap mengelola arsip tematik,

golongan arsiparis ahli sangat berpengalaman hingga sangat ahli dibandingkan

arsiparis terampil.Bahkan dilihat dari pekerjaan sebelumnya, golongan arsiparis

ahli juga termasuk dalam kategori yang sangat berpengalaman.Teknologi yang

semakin berkembang pesat dan semakin canggih sangat membantu manusia untuk

meringan segala pekerjaan yang dirasa berat atau tidak efisien apabila dilakukan

secara manual.Hal ini dirasakan oleh golongan arsiparis terampil dalam

mengalih-mediakan arsip.

Syarat Arsiparis dalam melakukan petugas Arsip :

a. pengetahuan dan keterampilan tentang arsip, surat menyurat, seluk beluk

tentang organisasi/instansi dan tata kearsipan atau sistem kearsiapan.

b.Pendidikan minimal sekolah Menengah Kejuruaan.

c.Tekun, teliti, rapih, cermat dan sabar dalam menyelesaikan pekerjaan.

d.Cekatan, cerdas dan kreatif dalam menjalankan pekerjaan.

(46)

g.Loyal dan dapAt menyimpan rahasia.

h.Sehat rohani dan jasmani.

(47)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Informasi menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi, baik

organisasi pemerintah maupun organisasi swasta.Keseluruhan kegiatan organisasi

pada dasarnya membutuhkan informasi.oleh karena itu, informasi menjadi bagian

yang sangat penting untuk mendukung proses kerja administrasi dan pelaksanaan

fungsi-fungsi manajemen dalam menghadapi perubahan situasi dan kondisi yang

berkembang dengan sangat cepat.

Salah satu sumber informasi penting yang dapat menunjang proses

kegiatan administrasi adalah arsip. Sebagai rekaman informasi dari seluruh

aktivitas organisasi, arsip berfungsi sebagai pusat ingatan, alat bantu pengambilan

keputusan, bukti eksistensi organisasi dan untuk kepentingan organisasi yang lain.

Berdasarkan fungsi arsip yang sangat penting tersebut maka harus ad manajemen

atau pengelolaan arsip yang baik sejak penciptaan sampai dengan

penyusutan.Pengelolaan arsip secara baik yang dapat menunjang kegiatan

administrasi agar lebih lancar seringkali di abaikan dengan berbagai macam

alasan. Berbagai kendala seperti kurangnya tenaga arsiparis ataupun terbatasnya

sarana dan prasarana selalu menjadi alasan buruknya pengelolaan arsip di hamper

sebagian besar instansi pemerintah maupun swasta.

Arsip mempunyai arti yang sangat penting, selain dari pada untuk

menyusun rancana program untuk melaksanakan kegiatan berikutnya ia juga

berfungsi sebagai alat pertanggung jawaban. Karena dengan arsip, dapat diketahui

bermacam-macam informasi yang dimiliki, sehingga dapat di tentukan sasaran

yang akan di capai , dengan menggunakan potensi yang ada secara maksimal.

Selain itu, arsip yang memiliki nilai guna yang tinggi harus disimpan dan di

pelihara secara permanen oleh lembaga kearsipan karena memiliki nilai sejarah

(48)

Mengelola arsip tidak semata mata memperlakukannya dari sudut

teknis pengelolaan media rekamnya belaka, melainkan dari sisi peranan arsip

sebagai sumber informasi. Dari sudut pandang ini maka nilai arsip akan mulai

tampak berdaya guna, oleh karena diperlukan sebagai informasi. Di dunia

yang semakin kompleks ini, kegiatan apapun tidak lagi mengandalkan ingatan

pelaksana atau pelakunya.Apa yang harus dilakukan adalah mengelola

informasi melalui pengelolaan arsipnya.

Arsip akan dibutuhkan dalam seluruh proses kegiatan manajemen

organisasi, dari perencanaan,pelaksanaan, dan pengawasan. Maka arsip sebagai

salah satu sumber informasi yang harus di kelola dalam suatu sistem/manajemen,

sehingga informasi arsip akan memungkinkan untuk di sajikan secara tepat, kepada

orang yang tepat dan waktu yang tepat dengan biaya yang serendah mungkin.

Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas dan untuk mengatahui lebih jelas

bagaimana evaluasi kompetensi pengelolaan arsip yang dilakukan oleh Badan

Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.Penulis merasa

tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai Evaluasi Kompetensi Pengelolaan

Arsip Pada Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian kertas karya ini adalah :

1. Untuk mengatahui secara langsung evaluasi kompetensi pengelolaan arsip

pada Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera

Utara.

2. Untuk menambah wawasan penulis mengenai evaluasi kompetensi

pengelolaan arsip pada Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi

Provinsi Sumatera Utara.

1.3Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dalam penulisan kertas karya ini yaitu membahas

(49)

kegatan pengelolaan arsip, pemeliharaan arsip, penyusutan dan pemusnahan arsip

serta kompetensi dalam pengelolaan arsip.

1.4Metode Pengumpulan Data

Metode penulisan kertas karya marupkan cara untuk memperoleh data maupun

informasi yang di butuhkan. Pada dasarnya penulis dalam penulisan kertas

karya ini menggunakan dua metode yaitu:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Data yang di peroleh dengan menggunakan bahan bacaan yang ada

kaitannya dengan judul penulisan kertas karya ini yang sifat

teoritis.Misalnya melalui buku-buku, literature dan sumber-sumber lain

yang berhubungan dengan penulisan kertas karya ini sebagai pedoman

untuk menyusun kertas karya ini.

2. Penelitian Lapangan

Yaitu usaha mengumpulkan data melalui pengamatan secara langsung ke

Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

untuk mendapatkan informasi yang relevan sesuai dengan topik yang akan

(50)

EVALUASI KOMPETENSI PENGELOLAAN ARSIP PADA BADAN PERPUSTAKAAN , ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI

SUMATERA UTARA

KERTAS KARYA

Di ajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar ahli madya (Amd) dalam bidang ilmu perpustakaan dan

informasi OLEH:

Gambar

Gambar 2  : Penyimpanan arsip sistem subjek
Gambar 4 : kotak penyimpanan arsip
Gambar 5 : Label Kotak Asip

Referensi

Dokumen terkait

Pada penulisan ilmiah ini, penulis membuat sistem penyewaan tenda dan kursi pada CV.RAMADHAN, untuk membantu pengolahan data, sehingga menghasilkan perhitungan yang cepat dan

kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.. Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov

Mind wanita karir dibentuk dari pikiran mengenai konsep wanita karir yang ideal, mereka menganggap wanita karir yang ideal ialah adanya sinergitas antara karir dan tugas

Bagian Kelima terdiri dari satu Bab, yaitu Bab X (Sistem Penyuluhan Pertanian) yang memberikan informasi tentang: arti penting sumberdaya manusia, arti penting penyuluhan

(Dery bukan kah kamu perlu berlibur? Satu atau dua hari akan bagus bagi mu) Dery : There’s no way. There’s too

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah TA 2012 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi

Pada sisi lain, dana Program Desa Mandiri Anggur Merah sangat mengandalkan partisipasi aktif dari masyarakat penerima, dimana sesudah taraf ekonominya membaik,

Pokja Bidang Konstruksi 3 ULP Kabupaten Klaten akan melaksanakan [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara