• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Bangkitan Perjalanan Keluarga pada Perumnas Simalingkar Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Bangkitan Perjalanan Keluarga pada Perumnas Simalingkar Medan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Titik Persentase Distribusi t (df = 81 –120) 100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374 101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289 102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206 103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125 104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045 105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967 106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890 107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815 108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741 109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669 110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598 111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528 112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460 113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392 114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326 115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262 116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198 117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135 118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074 119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013 120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954

(4)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

Dengan sangat berharap saya memohon kepada Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan ini dengan mengisi jawaban pada tempat yang telah tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Data yang bersifat rahasia mengenai rumah tangga Bapak/Ibu akan saya jaga. Sebelum dan sesudahnya saya mengucapkan terimakasih atas bantuan Bapak/Ibu.

Data Keluarga

No. Kuesio er:……….

Lokasi rumah : ………

Jumlah anggota keluarga yang tinggal di dalam rumah ……… ora g

No. Nama Hubungan

keluarga

Jenis kelamin

Usia

(tahun) Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan/

Jumlah kepemilikan kendaraan : ……… sepeda otor

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Black, John. (1985), Urban Transportation Planning, Croom Helm, London.

Ferdinand, Albert. Pemodelan Bangkitan Pergerakan Pada Tata Guna Lahan Sekolah Dasar Swasta di Surabaya. Jurnal Dimensi Teknik Sipil, Vol. 4 No. 2, 69-76, September 2002

Hamdi, M. (2011). Bangkitan Prjalanan pada Perumahan Bougenville.Palembang. Jurnal Sipil. Universitas Sriwijaya. Palembang. Vol.5. No.2 .Maret 2011 Ismadarni. Studi Karakteristik Pelaku Perjalanan (Traveler) Pada Zona Kecamatan

Palu Barat Kota Palu Sulawesi Tengah. Jurnal SMARTek Vol. 8, No. 2, 83-96 Mei 2010

Lubis, Efrizal Muhammad & Novdin M Sianturi . Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan Di Kota Pematangsiantar. Jurnal. Media Teknik Sipil, Volume 1, No.1 Februari 2012: 27-34

Miro, Fidel (2005), Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan

Praktisi,

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Morlok, Edward K, (1998), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Terjemahan

oleh: J. K. Hainim, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Octavianus, Michael, (2012) Bangkitan Perjalanan pada Perumahan Menteng Indah

di Kecamatan Medan Denai. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Patunrangi, J.( 2010). Model Bangkitan Pergerakan Zona Kecamatan Palu Utara. Jurnal SMARTek .Volume 8. No.3, 191- 202 Agustus 2010.

Ritonga Triyana Puji Astuti, (2013), Bangkitan Pergerakan Keluarga Dari Zona

Perumahan Tertata (Studi Kasus :Perumahan Di Kecamatan Medan Johor ).

Jurnal Teknik Sipil USU.

Sugiarto, Siagian, D, Sunaryanto, L.T., dan Oetomo, D.S, (2011). Teknik Sampling, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Tamin, O.Z. (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.

Tamin, O.Z, (2003), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi: Contoh Soal dan

Aplikasi,

Penerbit ITB, Bandung.

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Umum

Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah yang berawal dari adanya suatu permasalahan yang hendak dicarikan jawabanya. Oleh karena itu penelitian memiliki pula ciri-ciri kerja ilmiah. Ciri-ciri kerja ilmiah yang sangat penting adalah seperti jelasnya tujuan yang hendak dicapai dan adanya prosedur pelaksanan yang sistematik.

III.2 Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penellitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus mengenai model bangkitan perjalanan keluarga khususnya perjalanan dengan maksud berbelanja ke luar lokasi perumahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah perjalanan dan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan tersebut.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Perumnas Simalingkar yang terletak dipinggiran kota Medan, kecamatan Medan Tuntungan, kelurahan Mangga yang terbagi atas 24 lingkungan dan kecamatan Pancurbatu, desa Perumnas Simalingkar yang dibagi menjadi 7 dusun.

(7)

kosong diubah menjadi kompleks rumah toko (ruko), bangunan rumah , tempat ibadah serta jaringan jalan yang berkembang dengan pesat.

Gambar III.1 Peta Lokasi Pengamatan

(8)

Gambar III.2 Bagan Alir Penelitian

 Jumlah kepemilikan roda dua dan roda empat

 Daerah tujuan perjalanan keluarga

 Moda yang paling sering dipakai

 Jumlah pendapatan rata-rata/bulan

Pengolahan dan Analisis Data:

Analisa Regresi Linear Berganda (Mulitiple Linear Regression Analysis) dengan menggunakan program SPSS

Menentukan jumlah pergerakan analisa Kategori denan Microsoft Excel

 Menentukan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresi setiap tahap untuk model terbaik

(9)

III.3 Sumber Data dan Data Penelitian

1. Sumber Data Penelitian

Aktifitas penelitian tidak akan terlepas dari pengambilan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai subjek penelitian. Data adalah bahan mentah dalam penelitian dikumpulkan melalui prosedur yang standar dan diolah untuk memberikan informasi dalam kepentingan pemecahan masalah. Berdasarkan cara memperolehnya, data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan ataupun organisasi. Data primer biasanya diperoleh melalui observasi yang bersifat langsung sehingga akurasinya lebih tinggi akan tetapi seringkali tidak efisien kerna untuk memperolehnya diperlukan sumber daya yang lebih besar. Data yang diperoleh berupa hasil lembar pengisian lembar kuesioner yang di bagi langsung ke responden secara acak yang memuat pertanyaan mengenai karakteristik keluarga seperti jumlah anggota keluarga,penghasilan/bulan, jumlah kepemilikan kendaraan pribadi (Fidel Miro, 2002)dan karakteristik perjalanan seperti frekuensi perjalanan/minggu, moda transportasi yang paling sering digunakan, dan tempat tujuan perjalanan.

b. Sumber Data Sekunder

(10)

2. Data Penelitian

Data yang diperoleh bersifat kuantitatif berupa angka-angka hasil pengisian kuesioner yang disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan menggunakan metode regresi linear dan metode kategori. Dalam hal penulisan dan pengolahan data, dilakukan dengan menggunakan aplikasi program SPSS versi 17.0 serta microsoft word dan excel.

III.4 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data primer diperlukan kuesioner. Kuesioner harus sesuai dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu sebelum menyusun kuesioner, masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data melalui survei. Kuesioner dalam penelitian ini akan memperoleh data mengenai karakteristik rumah tangga tersebut dan karakteristik perjalanannya.

a. Karakteristik rumah tangga

Data yang didapat dari karakteristik rumah tangga adalah:

 Jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

 Jumlah pendapatan keluarga perbulan

 Jumlah kepemilikan kendaraan b. Karakteristik perjalanan

(11)

tersedia. Faktor lain untuk karakteristik perjalanan adalah dalam hal jumlah frekuensi melakukan perjalanan yaitu untuk memengetahui puncak bangkitan terjadi dan tempat tujuan melakukan perjalanan.

III.5 Penentuan Jumlah Sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya. Dengan jumlah populasi perumahan nasional Simalingkar sebanyak 8.965 keluarga dan persen kesalahan 10% dengan menggunakan rumus persamaan , maka pada penelitian ini jumlah sampel diperoleh sebanyak keluarga =

n =

1+��2

n =

8965

1 + 8965 � 0,12

n

= 98,89 ≈ 100 keluarga

III.6 Teknik Pengumpulan Data

Secara umum metode penentuan sampel (sampling) dapat dipilah menjadi dua, yaitu pemilihan sampel dari populasi secara acak (random atau probability

sampling) dan sampel tidak acak (non-random sampling) yang biasanya digunakan

(12)

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui survei langsung pada keluarga yang berdomisili di perumnas Simalingkar. Tiap-tiap sampel dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan home interview (metode wawancara). Wawancara keluarga dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi langsung perihal daftar pertanyaan yang terdapat pada lembar kuesioner. Responden dengan dibantu petugas survei mengisi lembar kuesioner.

III.7 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat bangkitan dari sampel yang sedang diteliti, maka dilakukan analisis data dari lembar kuesioner yang terkumpul. Langkah persiapan yang dilakukan adalah memilih atau menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah ini bermaksud merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau analisis.

III.7.1 Analisis Regresi

(13)

III.7.1.1 Model Analisis Regresi Linear Sederhana

Pada model ini terdapat peubah tidak bebas (Y) yang mempunyai hubungan fungsional dengan satu peubah bebas (X) yang dapat dinyatakan dengan persamaan:

Y = A + BX ... (3.1) Dimana : Y = peubah tidak bebas

X = peubah bebas

A = Intersep atau konstanta regresi B = koefisien regresi.

III.7.1.2 Model Analisis Regresi Linear Berganda

Pada model ini terdapat peubah tidak bebas (Y) yang mempunyai hubungan fungsional dengan lebih dari satu peubah bebas (Xi). Pada model regeresi linier berganda, variabel yang akan diramalkan (dependent variable) memiliki hubungan secara linier dengan variabel-variabel bebasnya (independent variables). Untuk memperkirakan parameter-parameter terbaik yang memiliki hubungan erat terhadap terjadinya suatu bangkitan lalu lintas pada perumahan, hubungan matematis antara dua variabel atau lebih digunakan metode regresi linier berganda (Multiple Linear

Regression Analysis). Secara matematis, hubungan tersebut dapat diformulasikan

sebagai berikut ;

Y = bo + b1 X1 + b2 X2 + ... + bn Xn ... (3.2) dimana :

(14)

Analisis regresi linear berganda yaitu suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses iterasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pada langkah awal adalah memilih variabel bebas yang mempunyai korelasi yang besar dengan variabel terikatnya.

2. Pada langkah berikutnya menyeleksi variabel bebas yang saling berkorelasi, jika ada antara variabel bebas memiliki korelasi besar maka untuk ini dipilih salah satu, dengan kata lain korelasi harus kecil antara sesama variabel bebas.

3. Pada tahap akhir memasukkan variabel bebas dan variabel terikat ke dalam persamaan model regresi linear berganda

III.7.1.3 Uji Hubungan Linear

Setelah pengolahan data secara regresi selesai, hasil analisis harus diuji dengan beberapa kaidah statistika seperti uji hubungan linear. Adapun alat uji yang digunakan untuk hal ini adalah Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi. Untuk regresi berganda (banyak variabel bebas mempengaruhi), maka koefisien korelasinya adalah koefisien ganda (R) yang nilainya berada pada -1 ≤ R ≤ +1 dan koefisien determinasinya adalah koefisien determinasi ganda (R2) yang bernilai 0 ≤ R2.

Interval Koefisien R Interpretasi 0 Tidak ada korelasi 0,01-0,20 Sangat rendah

0,21-040 Rendah 0,41- 0,60 Sedang

0,61-0,99 Cukup Kuat

1 Kuat (sempurna)

Tabel III.1 Interpretasi koefisien korelasi

(15)

III.7.1.4 Uji - t

Uji –t adalah uji hipotesis secara parsial yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing (secara parsial) variabel independen terhadap dependen. Nilai t yang dihitung akan dibandingkan dengan nilai t pada tabel distribusi t.

Secara sistematis dapat dirumuskan:

t =

( �− 0)

�( �)

... (3.3) Dimana :

k = 1, 2, 3,……, n

t = angka yang akan dicari

bk = koefisien regresi variabel bebas yang ke- k Bo = hipotesis nol

Se(bk) = simpangan baku koefisien regresi (parameter) b yang ke- k (var bk) n = jumlah variabel / koefisien regresi

III.7.1.5 Uji – F

Uji – f dikenal dengan uji serentak yaitu uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak/ non signifikan. Jika model signifikan maka model dapat dapat digunakan untuk prediksi, dan sebaliknya jika non signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk prediksi.

(16)

III.7.2 Analisis Kategori

Metode analisis kategori dikembangkan pertama sekali pada The Puget Sound Transportation Study pada tahun 1964. Metode analisis kategori ini didasarkan pada adanya keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga. Asumsi dasarnya adalah tingkat bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu untuk setiap stratifikasi rumah tangga tertentu (Tamin, 1997). Analisis kategori merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antar berbagai variabel yang berpengaruh terhadap aspek penentuan tujuan (destination). Konsep dasarnya sederhana, dan variabel yang umum digunakan dalam analisis kategori adalah:

 Ukuran rumah tangga (jumlah orang)

 Kepemilikan kendaraan roda empat dan roda dua

 Tingkat pendapatan rumah tangga

Sebagai pendekatan analisis, metode ini harus melalui 4 tahapan sebagai berikut: 1. Menetapkan variabel utama yang diasumsikan dan telah terbukti

mempengaruhi bangkitan perjalanan di zona pemukiman penduduk kemudian mengelompokkannya. Pengelompokan data penelitian yang didapatkan dari kuesioner dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

No. Variabel Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1 Jumlah Anggota Keluarga 1-2 orang 3-5 orang > 5 orang

2 Anggota keluarga yang bekerja 1 orang 2orang > 2 orang

3 Tingkat kepemilikan mobil 0 buah 1 buah >1 buah

4 Tingkat pendapatan/ bulan < Rp. 2jt Rp.2jt-5jt > Rp.5jt

(17)

2. Mengalokasikan setiap rumah tangga yang telah disurvei ke dalam setiap kelas yang telah dibagi. Dalam tahap ini akan diperoleh jumlah rumah tangga dan jumlah perjalanan yang terjadi pada kelas tersebut.

3. Menentukan rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga pada masing-masing kelas yang sudah dilakukan pada tahap kedua dengan cara membagi jumlah perjalanan pada kelas bersangkutan dengan jumlah rumah tangga yang terdapat pada kelas tersebut.

(18)

0

IV.1 Data yang Diperoleh

Setelah dilakukan survey dari 100 rumah tangga diperoleh jumlah anggota keluarga sebanyak 381 orang dengan laki-laki sebanyak 173 orang, perempuan 208 orang. Setiap rumah memiliki rata-rata 3-4 orang di setiap rumah.

IV.1.1. Karakteristik Keluarga

Dari hasil penelitian diperoeh karakteristik keluarga seperti jumlah orang dalam keluarga, jumlah orang yang bekerja dalam keluarga, jumlah pendapatan keluarga per bulan seta jumlah kepemilikan kendaraan seperti terlihat pada tabel berikut

Tabel IV.1 Jumlah orang dalam keluarga

Sumber: Hasil koleksi data

Grafik IV.1 Jumlah orang dalam keluarga

Jumlah orang dalam keluarga Jumlah keluarga

≤ 2 orang 22

3-5 orang 66

(19)

0

Tabel IV.2 Jumlah orang yang bekerja dalam keluarga

Jumlah orang bekerja Jumlah keluarga

≤ 2 orang 70

3-5 orang 30

≥ 6 orang 0

Grafik IV.2 Jumlah orang yang bekerja dalam keluarga

Tabel IV.3 Jumlah pendapatan keluarga per bulan

Jumlah pendapatan Jumlah keluarga

Rp.<2jt 13

Rp.2jt-5jt 54

> Rp.5jt 33

(20)

0

Tabel IV.4 Jumlah kepemilikan kendaraan

Jenis kendaraan Jumlah keluarga

Sepeda motor

Grafik IV.4 Jumlah kepemilikan kendaraan

IV.1.2 Karakteristik Struktur Keluarga

Dari hasil penelitian didapati karakteristik sturktur keluarga seperti status

keluarga, usia, tingkat pendidikan dan status pekerjaan.

Tabel IV.5 Status hubungan keluarga

Anggota Keluarga Jumlah responden Persentase

(21)

0

Grafik IV.5 Status hubungan keluarga

Tabel IV.6 Usia

Anggota keluarga Usia (tahun) Jumlah responden

(22)

0

Tabel IV. 7 Tingkat pendidikan

Pendidikan Jumlah responden Persentase

SD 26 6,82

Grafik IV. 7 Tingkat pendidikan

Tabel IV.8 Status pekerjaan

Pekerjaan Jumlah responden Persentase

Pegawai negeri 59 15,49

(23)

IV.1.3 Karakteristik Perjalanan Keluarga

Dari survey yang telah dilakukan terdapat 10 rumah tangga yang selalu berbelanja di dalam lokasi perumahan dan 90 keluarga melakukan perjalanan berbelanja di luar lokasi perumahan. Karakteristik perjalanan keluarga dapat dilihat pada tabel berikut seperti jumlah perjalanan yang terjadi tiap minggunya, nama tempat tujuan perjalanan berbelanja serta moda transportasi yang digunakan.

Tabel IV. 9 Jumlah perjalanan per minggu

Jumlah perjalanan Persentase

Minggu 1 273 34,08

Tabel IV. 9 Jumlah perjalanan per minggu

Tabel IV.10 Tempat tujuan perjalanan

Tujuan Perjalanan Jumlah keluarga Persentase

Medan Fair 37 41,11

Carefour Padang Bulan 33 36,67

(24)

Grafik IV.10 Tempat tujuan perjalanan

Tabel IV.11 Pemilihan moda transportasi yang digunakan

Moda Jumlah perjalanan Persentase

Mobil 225 28,09

Sepeda motor 295 36,83

Angkutan umum / dll 281 35,08

Total 801 100,00

Sumber: Hasil koleksi data

Grafik IV.11 Pemilihan moda transportasi yang digunakan

0

Fair SentralPajak Pajak

(25)

IV.2 Metode Analisis

Ada dua metode analsis yang umum dipakai dalam tahap bangkitan perjalanan antara lain metode analisis regresi linear dan metode analisis kategori atau klasifikasi silang. Kedua metode ini akan dipakai dalam menganalisis model bangkitan perjalanan pada penelitian ini.

Tabel IV.12 Data sosio-ekonomi keluarga Perumnas Simalingkar

No. Keluarga Perjalanan/minggu Anggota

Keluarga Bekerja Mobil Motor Pendapatan

(26)

No. Keluarga Perjalanan/minggu Anggota

Keluarga Bekerja Mobil Motor Pendapatan

(27)

No. Keluarga Perjalanan/minggu Anggota

Keluarga Bekerja Mobil Motor Pendapatan

74 84 2 6 3 2 1 6

75 85 5 5 4 1 2 9

76 86 3 4 2 _ 2 4

77 87 3 2 2 _ 1 2

78 88 2 4 4 1 2 8

79 89 1 3 1 _ 1 3

80 90 2 6 5 _ 1 10

81 91 1 2 2 _ _ 1

82 92 1 5 3 _ 1 5

83 93 1 2 2 _ _ 1

84 94 1 2 2 _ _ 1

85 95 2 2 2 _ _ 2

86 96 3 5 2 1 3 10

87 97 2 6 1 1 2 6

88 98 2 4 1 1 2 6

89 99 2 5 2 _ 2 6

90 100 1 2 2 _ _ 1

(28)

IV.2.1 Metode Analisis Regresi

Dari data yang diperoleh dari pengumpulan kuesioner model formasi produksi perjalanan yang dicari menggunakan formula analisis regresi linear berganda (multiple linear regression analysis) dengan menggunakan aplikasi computer SPSS 17.

Correlations

JumlahPerjalanan Keluarga Kerja Mobil Sepedamotor Pendapatan

JumlahPerjalanan Pearson Correlation 1 .162 .115 .193 .245* .553**

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(29)

IV.2.1.1 Analisis Korelasi

Analisis yang pertama dilakukan adalah memeriksa hubungan korelasi antara variabel terikat dengan variabel-variabel bebasnya. Dengan bantuan program SPSS 17 diperoleh matriks korelasi yang dapat disederhanan pada tabel berikut.

Tabel. IV.13. Matriks korelasi Sumber : Hasil perhitungan

Pada tabel matriks korelasi hasil perhitungan diatas dapat diketahui nilai hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut:.

1) Jumlah perjalanan yang terjadi untuk maksud berbelanja tiap minggunya (Y) dengan jumlah anggota keluarga (X1) mempunyai hubungan korelasi R = 0,162 atau variabel jumlah anggota keluarga mempengaruhi Jumlah perjalanan sebesar 16,2 %. Artinya dengan kata lain jika nilai variabel jumlah anggota keluarga bertambah maka jumlah perjalanan juga akan semakin besar.

2) Jumlah perjalanan yang terjadi untuk maksud berbelanja tiap minggunya (Y) dengan jumlah anggota keluarga yang bekerja (X2) mempunyai hubungan

Jumlah perjalanan (Y) 1

(30)

korelasi R = 0,115 atau variabel jumlah anggota keluarga yang bekerja mempengaruhi jumlah perjalanan sebesar 11,5 %. Artinya dengan kata lain jika nilai variabel jumlah anggota keluarga yang bekerja bertambah maka jumlah perjalanan juga akan semakin besar.

3) Jumlah perjalanan yang terjadi untuk maksud berbelanja tiap minggunya (Y) dengan jumlah kepemilikan kendaraan mobil (X3) mempunyai hubungan korelasi R = 0,193 atau variabel jumlah kepemilikan kendaraan mobil mempengaruhi Jumlah perjalanan sebesar 19,3 %. Artinya dengan kata lain jika nilai variabel jumlah kepemilikan kendaraan mobil bertambah maka jumlah perjalanan juga akan semakin besar.

4) Jumlah perjalanan yang terjadi untuk maksud berbelanja tiap minggunya (Y) dengan jumlah kepemilikan sepeda motor dalam keluarga (X4) mempunyai hubungan korelasi R = 0,245 atau variabel jumlah kepemilikan sepeda motor dalam keluarga mempengaruhi jumlah perjalanan sebesar 16,2 %. Artinya dengan kata lain jika nilai variabel jumlah kepemilikan sepeda motor dalam keluarga bertambah maka jumlah perjalanan juga akan semakin besar.

(31)

IV.2.1.2 Pembentukan Model Bangkitan Perjalanan

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan suatu variabel terikat (Y) berdasarkan dua atau lebih variabel bebas( X1, X2,… Xn) dalam suatu

persamaan linear. Variabel yang mempunyai hubungan yang kuat antara satu variabel dengan variabel yang lain akan diwakili oleh satu variabel saja dalam proses pembentukan model persamaan regresi. Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang kuat akan dipilih dalam pembentukan persamaan. Variabel bebas yang mempunyai hubungan signifikan atau berpengaruh terhadap jumlah perjalanan dengan maksud perjalanan untuk berbelanja tiap minggunya (variabel terikat) adalah variabel tingkat pendapatan keluarga (X5) dengan nilai korelasi R sebesar 0,553.

Pada penelitian ini dilakukan berdasarkan pengaruh tingkat pendapatan keluarga (X5) sebagai variabel pembangkit perjalanan berbelanja. Model regresi linear yang dihasilkan diolah dengan menggunakan aplikasi Software SPSS 17.

Hubungan korelasi Y – X5 = 0.553 X5 - X1 = 0,469 X5 - X2 = 0,428 X5 – X3 = 0,358 X5 – X4 = 0,363

(32)

 Dengan satu variabel (X5)

(33)

 Dengan dua variabel (X5-X1)

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Keluarga

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 69.429 2 34.714 20.213 .000a

Residual 149.418 87 1.717

Total 218.847 89

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Keluarga

b. Dependent Variable: JumlahPerjalanan

(34)

 Dengan dua variabel (X5-X4)

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Sepedamotor

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 53.239 2 26.619 13.480 .000a

Residual 142.181 72 1.975

Total 195.420 74

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Sepedamotor

b. Dependent Variable: JumlahPerjalanan

(35)

 Dengan tiga variabel (X5-X1-X4)

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Sepedamotor, Keluarga

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 56.584 3 18.861 9.646 .000a

Residual 138.836 71 1.955

Total 195.420 74

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Sepedamotor, Keluarga

(36)

Tabel IV. 14 Persamaan regresi, R dan R2

Uji determinasi dilakukan unuk mengetahiu hubungan linear antara variabel variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari model yang terbentuk dapat dipilih persamaan yang paling baik untuk memodelkan perjalanan Perumahan Nasional Simalingkar yaitu: Y = 1,417 + 0,139 X1 + 0,239 X5

dengan nilai determinasi R2 = 0,317. Artinya 31,7% variasi bangkitan perjalanan berbelanja yang terjadi dapat dijelaskan oleh besarnya jumlah anggota keluarga (X1) dan tingkat pendapatan keluarga (X5).

IV.2.1.4 Uji T

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1,X2,…Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (Y). Dari hasil analisis regresi output dapat disajikan sebagai berikut:

Coefficientsa

(37)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis

Ho : secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas (jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan) dengan variabel terikat (jumlah perjalanan berbelanja di luar zona perumahan).

Ha : secara parsial ada pengaruh signifikan antara variabel bebas (jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan) dengan variabel terikat (jumlah perjalanan berbelanja di luar zona perumahan).

2. Menentukan tingkat signifikasi.

Tingkat signifikasi yang dipakai adalah a=5% atau kepercayaan 95%. 3. Mencari nilai t hitung

Dari tabel diperoleh t hitung untuk variabel jumlah anggota keluarga thitung = -1,235 dan t hitung untuk variabel tingkat pendapatan keluarga thitung = 6,089.

4. Mentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 (uji 2 sisi) dengan nilai derajat kebebasan df = n-k-1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikasi = 0,025 dan df = 90 – 2 – 1 = 87) maka diperoleh nilai untuk t tabel = 1.98761 (lihat pada lampiran) atau dapat dicari pada Ms. Excel dengan cara cell kosong di ketik =tinv(0,05; 87) lalu enter.

5. Kriteria pengujian

Ho diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel

(38)

6. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan kesimpulan

Nilai t hitung untuk variabel jumlah anggota keluarga X1 = 1,235 < dari t tabel 0,05 = 1.98761. Jadi Ho diterima, sebaliknya Ha ditolak. Kesimpulan, secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara jumlah anggota keluarga dengan jumlah perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan.

Nilai t hitung untuk variabel tingkat pendapatan keluarga X5 = 6,089 > dari t tabel 0,005 = 1,984. Jadi Ho ditolak sebaliknya Ha diterima. Secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan jumlah perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan.

IV.2.1.5 Uji F

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X1,X2,….Xn) secara

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y). Atau dengan kata lain apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau tidak. Jika signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat di generalisasikan). Pada penelitian ini terdapat 8.965 keluarga dan sampel yang diambil adalah 100 keluarga. Jadi apakah pengaruh yang terjadi pada kesimpulan yang didapat berlaku untuk populasi.

Dari hasil output analisa regresi linear dapat diketahui nilai F = 20,213

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 69.429 2 34.714 20.213 .000a

Residual 149.418 87 1.717

Total 218.847 89

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Keluarga

(39)

Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh secara signifikan antara jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan secara bersama-sama terhadap jumlah perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan.

Ha : ada pengaruh secara signifikan antara jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan secara bersama-sama terhadap jumlah perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan.

2. Menentukan tingkat signifikasi

Tingkat signifikasi a = 5% atau tingkat kepercayaan 95% 3. Mementukan F hitung

Berdasarkan tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 20,213. 4. Menentukan F tabel

Tabel distribusi F dicari pada a = 5% dengan nilai derajat kebebasan df1 = jumlah jumlah variabel bebas dan terikat dikurang 1 dan df2 = n-k-1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Maka dengan nilai signifikasi a=5% dan df1= 2+1-1= 2 serta df2 = 90 – 2 – 1= 87 maka diperoleh F tabel = 3,101296

atau dapat dicari pada Ms. Excel dengan cara cell kosong di ketik =tinv(0,05; 2; 87) lalu enter.

5. Kriteria pengujian

(40)

6. Membandingkan F hitung dengan F tabel dan kesimpulan

F hitung > F tabel yaitu 20,213 > 3,101296maka Ho ditolak. Artinya ada pengaruh secara signifikan antara jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan secara bersama-sama terhadap jumlah perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan.

IV.3 Analisis Kategori

Setelah dilakukan penelitian pada perumaan nasional Simalingkar maka diperoleh data dan informasi serta variabel yang ditetapkan seperti jumlah anggota dalam keluarga (X1), jumlah anggota keluarga yang bekerja (X2), kepemilikan kendaraan mobil (X3) dan tingkat pendapatan keluarga (X5) di bagi dalam tiga kelas (kategori). Pembagian empat variabel tersebut adalah sebagai berikut:

No. Variabel Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1 Jumlah Anggota Keluarga 1-2 orang 3-5 orang ≥ 6 orang

2 Anggota keluarga yang bekerja 1 orang 2orang ≥ 3 orang

3 Tingkat kepemilikan mobil 0 buah 1 buah ≥ 2 buah

4 Tingkat pendapatan/ bulan < Rp. 2jt Rp.2jt-5jt > Rp.5jt

(41)

Tabel IV.15 Jumlah perjalanan pada kategori per minggu

Nama atribut Rumah Tangga Jumlah Rumah

(42)

IV.4 Perbandingan Analisis Regresi Linear dengan Analisis Kategori

Dari hasil analisa model regresi linear dan pengujian model, didapat model persamaan perjalanan keluarga Perumahan Nasional Simalingkar Medan dengan maksud berbelanja ke luar zona perumahan adalah: Y = 1,417 + 0,139 X1 + 0,239 X5 sehingga apabila nilai X1 dan X5 di ganti uji diperoleh jumlah perjalanan

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 100 keluarga perumahan nasional Simalingkar Medan sebagai sampel terdapat 90 keluarga yang melakukan perjalanan berbelanja ke luar zona perumahan dengan 340 anggota keluarga dengan jumlah perjalanan yang terjadi 230 perjalanan/minggu dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Jumlah anggota dalam keluarga paling dominan adalah 3-5 orang (66%). b. Tingkat pendapatan keluarga per bulan adalah Rp2-5jt (54%).

c. Usia anggota keluarga termasuk usia produktif 19-55 tahun (68%). d. Keluarga dominan memiliki kendaraan sepeda motor 1 unit 43% dan 1

unit mobil 41% .

e. Satatus pekerjaan pegawai negeri 59 orang, wiraswasta 46 orang dan pegawai swasta 44 orang.

2. Karakteristik perjalanan keluarga dengan tujuan berbelanja ke luar zona perumahan adalah sebagai berikut:

a. Puncak perjalanan terjadi pada minggu 1 yaitu 34,08% dan diikuti minggu 4 sebesar 22,47% dari total perjalanan yang terjadi tiap minggunya.

(44)

c. Moda transportasi yang digunakan adalah sepeda motor 36,83% dan angkutan umum 35,08%.

3. Hal yang mendasari perjalanan berbelanja ke luar zona adalah tempat yang mampu menyediakan kebutuhan rumah tangga secara lengkap dengan harga ekonomis dan aksesibilats mudah serta suasana yang memberikan rasa nyaman.

4. Model analisa regresi linear berganda yang terbentuk adalah:

No. Model regesi linear berganda R R2

1 Y = 1,026 + 0,216 X5 0,553 0,305

2 Y = 1,417+ 0,139 X1 + 0,239 X5 0,563 0,317

3 Y = 0,911+ 0,118 X4 + 0,200 X5 0,522 0,272

4 Y = 1,440 – 0,188 X1+ 0,169 X4 + 0,223 X5 0,538 0,290

5. Model yang terbaik yang digunakan adalah:

Y = 1,417+ 0,139 X1 + 0,239 X5

Dengan nilai R= 0,563 menunjukkan hubungan variabel bebas cukup kuat dengan variabel terikat.

6. Faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan keluarga dengan maksud berbelanja di luar zona perumahan adalah tingkat pendapatan keluarga (X5) dua kali lipat dari jumlah anggota dalam keluarga (X1).

7. Persamaan Y = 1,417+ 0,139 X1 + 0,239 X5 lulus uji t dan uji F.

(45)

V.2 Saran

1. Guna kesempurnaan penelitian mengenai bangkitan pergerakan, maka penelitian berikutnya perlu melakukan kajian yang lebih konfrehensif dengan memasukkan semua variabel yang dianggap memiliki pengaruh terhadap bangkitan pergerakan.

2. Diperlukan pengembangan sarana potensial di lokasi perumahan nasional Simalingkar Medan untuk tempat berbelanja keluarga yang lengkap menyediakan semua kebutuhan keluarga dan memberikan rasa nyaman guna menekan jumlah perjalanan yang timbul.

(46)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Perkembangan Pemukiman dan Bangkitan Perjalanan

Pada awalnya manusia hidup secara nomad, berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain untuk bertahan hidup dan mencari makanan. Mereka membawa serta kepunyaan mereka yang terbatas dengan bantuan alat transportasi yang primitif. Sebagai akibatnya mereka merasa tidak perlu mengembangkan diri untuk belajar membuat sesuatu, apakah itu secara materi, spiritual ataupun sistem nilai kebudayaan. Pada waktu transportasi makanan dan bahan bakar sudah mulai mudah dan makanan sudah dapat disimpan untuk beberapa waktu, maka pemukiman yang permanen mulai terbentuk. Pemukiman penduduk ini banyak berada pada titik-titik transportasi penting seperti di pinggir sungai atau laut dan yang akhirnya membuat kegiatan-kegiatan penduduk menjadi terpusat. Pemukiman terus berkembang menjadi kota-kota besar. Pemusatan kegiatan masyarakat ini seperti industri dan lain sebagainya membuat penduduk dalam pemenuhan kebutuhannya melakukan perjalanan dari tempat kediamannya. Model dan jumlah perjalanan inilah yang disebut bangkitan perjalanan.

(47)

prioritas dalam pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya adalah sangat strategis. Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional atau disingkat Perum Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang perumahan dan pemukiman. Perusahaan yang didirikan pada 18 Juli 1974 ini telah melaksanakan pembangunan perumahan dan pemukiman lebih kurang 400 lokasi di Indonesia dengan total 500.000 unit rumah.

Perumnas mempunyai tugas pokok menyediakan perumahan dan permukiman bagi masyarakat menengah ke bawah. Diawal kiprahnya, Perumnas telah melakukan rintisan pembangunan kawasan baru di hampir semua kota besar di Indonesia. Perumnas menjadi pioneer pengembangan kawasan permukiman skala besar di perkotaan.

Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974, yang kemudian penyempurnaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional.

(48)

Analisis Bangkitan

Bangkitan lalu-lintas (trip generation) merupakan fase pertama dalam proses perjalanan. Bangkitan lalu-lintas merupakan fungsi sosioekonomi, lokasi dan karakteristik tata guna lahan. Bangkitan lalu-lintas bertujuan meramalkan jumlah lalu-lintas yang dibangkitkan dan ditarik oleh suatu zona yang menjadi lokasi studi. Dengan kata lain, bangkitan lalu-lintas bertujuan untuk menjawab seberapa besar jumlah lalu-lintas yang dihasilkan oleh suatu kawasan berdasarkan data rumah tangga dan sosio-ekonomi. (Mathew and Rao, 2007) Bangkitan lalu-lintas digunakan untuk memperkirakan jumlah perjalanan yang berasal dari setiap kawasan (trip

origin) dan jumlah perjalanan yang berakhir pada suatu zona (trip end) untuk setiap

tujuan perjalanan. Maksud perjalanan menjadi penting untuk dipertimbangkan, bukan saja untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah perjalanan yang akan terjadi, melainkan juga akan mempengaruhi pemilihan moda yang sangat penting dalam perencanaan transportasi di masa datang. (Morlok, 1995). Sebagai tahap paling awal dalam pemodelan transportasi, model bangkitan lalu-lintas merupakan proses yang menterjemahkan tata guna lahan beserta intensitas kegiatannya ke dalam besaran transportasi.

a. Basis Perjalanan

(49)

perlu dipertimbangkan. (Ortuzar, 1994). Perjalanan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

1). Bangkitan perjalanan (trip production), merupakan pergerakan berbasis rumah yang memiliki tempat asal atau tujuan adalah rumah atau pergerakan yang dibangkitkan oleh pergerakan berbasis rumah (Tamin, 2000).

2). Tarikan pergerakan (trip attraction), merupakan suatu pergerakan berbasis rumah dengan tempat asal dan/atau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh pergerakan berbasis bukan rumah (Tamin, 2000).

Trip Production Trip Attraction

Gambar II.1. Trip Production Dan Trip Attraction

b. Bangkitan Perjalanan Kawasan Perumahan

The Puget Sound Regional Transportation Study, pada tahun 1964 pertama

kali menggunakan dan mengembangkan metode perjalanan berbasis rumah (home

based trip generation) untuk memperkirakan bangkitan perjalanan pada kawasan

perumahan. (Miro, 2005). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah pergerakan, yaitu:

(50)

Merupakan sifat manusia bahwa apabila penghasilannya meningkat maka standar kebutuhan hidupnya juga akan meningkat. Kebutuhan yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan jumlah perjalanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2). Kepemilikan kendaraan

Kepemilikan kendaraan pada suatu rumah tangga dapat menyebabkan kecenderungan peningkatan jumlah perjalanan pada suatu rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian di Detroit Area disebutkan bahwa peningkatan pemilikan kendaraan menyebabkan meningkatnya jumlah perjalaanan penduduk per orang per hari maupun jumlah perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi (Dickey, 1980)

3). Struktur rumah tangga

Struktur rumah tangga merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan besarnya bangkitan yang terjadi di daerah pemukiman. Keluarga yang memiliki banyak jumlah anggota keluarga yang masih produktif (berusia antara 5 sampai batas akhir usia kerja) maka kecenderungan untuk meningkatnya jumlah perjalanan semakin besar.

4). Jarak pemukiman terhadap pusat kegiatan

Menurut penelitian dikatakan bahwa daerah pemukiman yang terletak di pusat kota (dimana merupakan pusat berbagai aktivitas sosial, ekonomi, politik dan lainnya) mempunyai jumlah perjalanan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perjalanan dari kawasan pemukiman yang berada di pinggiran kota, (Dickey, 1980).

5). Kepadatan daerah permukiman

(51)

6). Aksesibilitas

Semakin mudah aksesibilitas dari daerah pemukiman ke daerah tujuan pusat-pusat kegiatan, maka akan semakin besar pula jumlah perjalanan yang terjadi.

II.2 Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

Perencanaan transportasi adalah suatu perencanaan rasional terkait prasarana transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan meskipun dibatasi oleh faktor waktu, ruang dan sumber daya.

Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah untuk memperkirakan jumlah dan lokasi kebutuhan akan transportasi yang baru (jumlah perjalanan, baik untuk angkutan umum ataupun angkutan pribadi) pada masa yang akan datang (tahun rencana) untuk kepentingan kebijaksanaan investasi perencanaan transportasi sehingga efektif, efisien dan ekonomis. Prosesnya, diawali dengan identifikasi awal mengapa perencanaan diperlukan, dilanjutkan dengan pengumpulan informasi mengenai pola perjalanan melalui survai asal tujuan beserta pengumpulan data sekunder, modelling dan dilanjutkan dengan membuat perkiraan permintaan dimasa yang akan datang. Selanjutnya dirumuskan kebijakan untuk menghadapi masa yang akan datang dan sebagai tahapan terakhir adalah penyusunan rumusan rencana yang akan dikembangkan pada masa yang akan datang beserta jadwal waktunya.

II.2.1 Konsep Perencanaan Transportasi

(52)

Tahapan yang harus dilakukan dalam penerapan konsep interaksi transportasi menurut Ofyar Z. Tamin dalam Perencanaan & Pemodelan Transportasi, 2003 adalah sebagai berikut :

a. Bangkitan dan tarikan pergerakan

Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona.

b. Sebaran / distribusi pergerakan pola sebaran arus lalu lintas antara zona asal I ke zona tujuan D adalah hasil dari dua hal yang terjadi bersamaan yaitu lokasi dan identitas tata guna lahan yang akan menghasilkan arus lalu lintas dan pemisahan ruang. Interaksi antara dua buah guna lahan akan menghasilkan pergerakan manusia dan barang.

c. Pemilihan moda

Jika terjadi interaksi antara dua tata guna lahan maka seseorang akan memutuskan interaksi tersebut dilakukan, yaitu salah satunya adalah pemilihan alat angkut moda. d. Pemilihan rute

(53)

II.2.2 Bangkitan Pergerakan (Trip Generation)

Model bangkitan pergerakan bertujuan mempelajari dan meramalkan besarnya tingkat bangkitan pergerakan dengan mempelajari beberapa variasi hubungan antara ciri pergerakan dengan lingkungan tata guna lahan.

Pergerakan dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Pergerakan berbasis rumah yaitu pergerakan yang salah satu atau kedua zona asal dan atau tujuan pergerakan tersebut adalah rumah.

b. Pergerakan berbasis bukan rumah yaitu pergerakan yang baik asal atau tujuan pergerakan adalah bukan rumah.

Beberapa kajian transportasi berhasil memperoleh hubungan korelasi antara besarnya pergerakan dengan berbagai peubah dan setiap peubah tersebut juga saling berkorelasi.

II.3 Model Bangkitan Perjalanan

Model dapat didefenisikan sebagai alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur (Tamin, 1997), termasuk diantaranya:

1. Model fisik

2. Peta dan diagram (grafis)

3. Model statistika dan matematika (persamaan)

(54)

Lembaga, pengambil keputusan, masyarakat, administrator, peraturan dan penegak hukum adalah beberapa unsur lainnya.

Model merupakan penyederhanaan dari keadaan sebenarnya dan model dapat memberikan petunjuk dalam perencanaan transportasi. Model memungkinkan untuk mendapatkan penilaian yang cepat terhadap alternatif-alternatif transportasi dalam suatu daerah (Morlok, 1991).

II.3.1 Model Regresi Linear

Sistem pemodelan yang biasa dipakai dalam hal bangkitan perjalanan adalah model analisis regresi linear berganda. Dengan metode analisis regresi liiear ini dapat dilakukan pemodelan untuk menjelaskan hubungan fungsional antara variabel bebas (X) dan tak bebas (Y). Dalam kasus paling sederhana dapat dinyatakan dengan :

Y = A + B1X1 +B2X2+ … +BnXn ... ... (2.0) Dimana: Y = peubah tidak bebas (Jumlah perjalanan)

X

1 …Xn = peubah bebas (faktor-faktor berpengaruh) A = Intersep atau konstanta regresi

B

1 …Bn = koefisien regresi.

Beberapa kaidah statistika harus kita penuhi jika kita memakai metode analisis regresi linear ini untuk penelitian dan peramalan berupa prosedur pengujian keabsahan hasil peramalan. Prosedur dimaksud adalah

(55)

yaitu koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Untuk regresi linear berganda nilai koefisien korelasi (R) berada pada -1 ≤ R ≤ +1 dan nilai koefisien determinasi (R2) berada pada 0 ≤ R2.

2. Uji T adalah uji untuk mengetahui apakah parameter (b1, b2,…bn) yang melekat pada variable bebas cukup berarti terhadap suatu konstanta (a) nol atau sebaliknya.

3. Uji F dilakukan untuk melihat apakah seluruh koefisien regresi dan variabel bebas yang ada dalam model regresi linear berganda berbeda dari nol atau nilai konstanta tertentu.

II.3.2 Model Kategori

Metode analisis kategori dikembangkan pertama sekali pada The Puget Sound Transportation Study pada tahun 1964. Metode analisis kategori ini didasarkan pada adanya keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga. Asumsi dasarnya adalah tingkat bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu untuk setiap stratifikasi rumah tangga tertentu (Tamin, 1997). Analisis kategori merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antar berbagai variabel yang berpengaruh terhadap aspek penentuan tujuan (destination). Konsep dasarnya sederhana, dan variabel yang umum digunakan dalam analisis kategori adalah:

1. Ukuran rumah tangga (jumlah orang) 2. Kepemilikan kendaraan

(56)

Kategori pada umumnya ditetapkan menjadi tiga dan kemudian rata-rata tingkat bangkitan pergerakan (dari data empiris) dibebankan untuk setiap kategori. Kategori ini kemudian digunakan untuk menentukan sifat ketergantungan antar variabel. Persamaan analisis kategori yang digunakan untuk bangkitan pergerakan dengan tujuan p‗ yang dilakukan oleh orang berjenis ‗n‗ di zona i‗ adalah berikut ini (Tamin 1997):

Qpi = �=1 kategori Tci HC (i) ... (2.1)

Dimana:

Qpi = perkiraan jumlah perjalanan yang diproduksi oleh zona pemukiman i yang tengah kita teliti per hari pada tahun rencana.

� = rata-rata tingkat perjalanan per rumah tangga yang ada dalam kategori ci

� (�) = perkiraan jumlah rumah tangga yang ada dalam kelas/kategori ci yang berlokasi di zona pemukiman i yang tengah kita teliti pada tahun rencana. ( Miro, 2004)

II.4 Penentuan Jumlah Sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti, sedangkan sampel bagian dari populasi yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya.

(57)

sampel tidak acak atau non-random sampling yang biasanya digunakan pada populasi yang sifatnya homogen.

Dalam penelitian ini metode penarikan sampel adalah metode Slovin (Umar Husein 2004) dengan rumus

n

= �

1 + ��2

...(2.2)

dimana :

n = ukuran sampel (pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah jumlah responden dari masing masing pelaku transportasi yang akan disurvei).

N= ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

(58)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Umum

Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi yang menghitung jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan di suatu zona, kemudian diikuti oleh distribusi perjalanan, pemilihan moda dan pembebanan jaringan. Permasalahan yang terjadi di semua negara berkembang termasuk di Indonesia pada umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi seiring laju pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk untuk melakukan perjalanan juga semakin meningkat, namun kota memiliki lahan terbatas untuk menampung perkembangan penduduk dan kebutuhannya. Hal lain, perkotaan di Indonesia tak terbatas lagi sebagai pusat pemukiman masyarakat karena kota semakin berkembang menjadi pusat pemerintahan, sentral hierarki dan pusat pertumbuhan ekonomi.

(59)

Model merupakan penyederhanaan dari keadaan sebenarnya dan model dapat memberi petunjuk dalam perencanaan transportasi. Model memungkinkan untuk memperoleh penilaian yang cepat terhadap alternatif-alternatif transportasi dalam suatu daerah (Morlok, 1991).

Medan sebagai pusat kota di provinsi Sumatera Utara merupakan kota yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang diharapkan terus berkembang di masa yang akan datang. Salah satu dukungan sistem jaringan prasarana untuk menghubungkan pusat – pusat kegiatan adalah jaringan jalan arteri primer, yang menghubungkan kota antar kabupaten, pusat kegiatan wilayah (kota Medan), dengan pusat – pusat kegiatan lokal (ibukota kabupaten lainnya).

I.2 Latar Belakang

Perumahan nasional Simalingkar yang dipilih dalam penelitian bangkitan perjalanan terletak di kecamatan Medan Tuntungan tepatnya kelurahan Mangga dan desa Perumnas Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu dengan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam angka 2013 mempunyai jumlah keseluruhan populasi 8.965 kepala keluarga. Penduduk atau masyarakat perumahan pada umumnya memiliki kendaraan bermotor serta banyaknya pekerjaan dan kegiatan masyarakat yang berada di luar kawasan perumahan merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi banyaknya trip. Kawasan perumahan ini juga merupakan rute banyak angutan kota yang melayani penduduk perumahan.

(60)

persoalan yang paling penting, karena transportasi adalah alat penunjang terlaksanannya kegiatan penduduk sehari-hari. Transportasi timbul karena adanya pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan, peningkatan kepemilikan kendaraan dan fasilitas lainnya. Hal yang harus diperhatikan juga adalah semakin banyak jumlah dan jenis kendaraan yang beroperasi, akibatnya tingkat pelayanan jalan semakin rendah dan menimbulkan kemacetan yang merupakan pemborosan yang sangat mahal. Waktu dan bahan bakar minyak terbuang secara tidak efisien karena kendaraan beroperasi dibawah kecepatan optimum (Warpani, 1981).

Perjalanan keluarga adalah pergerakan yang terjadi akibat adanya proses pemenuhan kebutuhan keluarga yang dapat terjadi pada kurun waktu tertentu seperti setiap hari, setiap jam, setiap menit bahkan setiap detiknya. Terdapat bermacam-macam jenis pemenuhan kebutuhan seperti pergerakan untuk pemenuhan pekerjaan, rekreasi dan lain-lain ( Ismadarni, 2010). Menurut Tamin, O.Z, klasifikasi pergerakan dalam kasus Home-Based, dapat dibagi atas lima kategori tujuan/maksud pergerakan, yaitu pergerakan kerja, pergerakan sekolah, pergerakan belanja, pergerakan sosial dan rekreasi, serta pergerakan lainnya

(61)

I.3 Rumusan Masalah

Dengan adanya pertambahan kepadatan penduduk, ekonomi, dan sosial serta politik membuat pertambahan jumlah perjalanan yang melebihi daya tampung jalan. Kegiatan masyarakat untuk beraktifitas menyebabkan timbulnya bangkitan-bangkitan perjalanan yang membebani jalur jaringan jalan menuju pusat-pusat kegiatan. Permasalahan tidak hanya terbatas pada jalan raya saja, akan tetapi pertumbuhan ekonomi juga dapat menyebabkan mobilitas seseorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakan meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi seperti terbatasnya sarana jalan untuk keluar dari dalam perumahan menuju pusat kota yang hanya satu ruas jalan saja dan pertumbuhan pemukiman-pemukiman yang baru. Tidak sebandingnya peningkatan jumlah penduduk, jumlah kendaraan bermotor dan terbatasnya jaringan jalan meningkatkan jumlah perjalanan dengan sistem transportasi yang ada menjadi permasalahan dari perkembangan kota yang dinamis.

Lokasi penelitian ini adalah Perumnas Simalingkar yang terletak dipinggiran kota Medan, kecamatan Medan Tuntungan. Hampir semua masyarakat yang tinggal di perumahan ini untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan dalam pemenuhan kebutuhannya melakukan perjalanan ke pusat atau ke luar kota yang akhirnya menghasilkan bangkitan perjalanan.

(62)

I.4 Pembatasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan-batasan guna untuk menghindari penelitian ini terlalu luas dan keterbatasan dalam hal waktu. Adapun batasan-batasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Daerah penelitian dilakukan di perumahan Simalingkar, dengan konsep perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan adalah home base trip, yaitu semua perjalanan berasal dari rumah dan diakhiri dengan pulang ke rumah.

 Model perjalanan yang diteliti adalah perjalanan atau pergerakan keluarga dengan tujuan/maksud perjalanan adalah belanja yang bersifat antar zona.

 Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dan wawancara (indepth interview) sebagai alat ukur dengan satuan rumah tangga sebagai sampel yang dipilih dengan metode acak sederhana (simple random

sampling).

 Data yang diambil berdasarkan kecenderung kondisi keluarga seperti terjabarkan dalam beberapa variabel seperti jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja, kepemilikan kendaraan roda empat dan dua serta tingkat pendapatan, sedangkan faktor tata guna lahan tidak diperhitungkan.

(63)

I.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah mendapatkan model bangkitan pergerakan yang terjadi pada Perumnas Simalingkar dengan mempelajari berbagai variasi hubungan antara data rinci mengenai tingkat bangkitan pergerakan dan variabel sosial ekonomi.

Manfaat dari penelitian ini ditunjau dari aspek akademis adalah untuk mengaplikasikan teori yang selama ini dipelajari pada masa perkuliahan kedalam pemecahan suatu permasalahan, khususnya permasalahan dibidang transportasi yang berkaitan dengan pemodelan bangkitan pergerakan. Penelitian ini juga bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan penulis dibidang transportasi yang berkaitan dengan analisa pemodelan transportasi.

Dari aspek praktisi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai gambaran bagi pengelola perumahan untuk memprediksikan bangkitan pergerakan yang terjadi dan sebagai bahan masukan bagi kaum praktisi dalam hal bahan pertimbangan kebijakan dan pengambilan keputusan untuk peningkatan Perumnas Simalingkar.

(64)

I.6 Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tugas akhir ini yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda adalah sebagai berikut:

Judul: Model Bangkitan Pergerakan Zona Kecamatan Palu Utara Kota Palu Oleh: Jurair Patunrangi (2010)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji model bangkitan pergerakan pada zona kecamatan Palu Utara di Kota Palu dengan menggunakan model regresi linear, untuk merepresentasekan kecenderungan produksi pergerakan dari zona tersebut. Penelitian metode analisa regresi linear dimana data yang diperoleh dari sebaran kuisioner dipetakan dalam grafik hubungan variable terhadap pergerakan. Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan secara acak dengan metode simple random sampling. Adapun data yang dikumpulkan dari kuesioner adalah:

 Kepemilikan kendaraan

 Jumlah anggota keluarga yang bekerja

 Jumlah pendapatan dari anggota keluarga

 Jumlah penghuni rumah

 Luas bangunan rumah

Kaitan penelitian ini dengan tugas akhir yang penulis lakukan adalah metode yang sama-sama menggunakan model Regresi-Linear Berganda dalam pengolahan dan penyajian data. Penelitian ini berbeda dalam perbandingan metode.

(65)

dipengaruhi oleh peubah bebas Jumlah Anggota Keluarga (X1), Jumlah kepemilikan kendaraan (X2) dan jumlah pendapatan (X5)

Judul: Bangkitan pergerakan keluarga dari zona perumahan tertata (studi kasus :Perumahan di Kecamatan Medan Johor)

Oleh: Triyana Puji Astuti Ritonga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan yang terjadi pada 3 (tiga) perumahan di Kecamatan Medan Johor yaitu perumahan Citra Wisata, perumahan Graha Johor dan Perumahan Taman Johor Indah Permai I untuk mendapatkan model bangkitan pergerakan. Setelah hasil kuesioner ditabulasi selanjutnya dilakukan analisis dengan analisis Regresi Linier yang diolah dengan Software SPSS 16. Dan semua model yang diperoleh, variable pendatapan rata-rata perbulan sangat kuat memengaruhi bangkitan perjalanan.

Perbedaan penelitian ini dengan penulis lakukan terdapat perbandingan perhitungan analisis regresi linear dengan analisis kategori, serta uji analisis data yang penulis lakukan.

Kaitan penelitian ini dengan tugas akhir penulis adalah metode yang sama dalam program uji data serta nilai parameter yang digunakan seperti karakteristik rumah tangga yang diteliti berdasarkan faktor sosio ekonomi.

Judul: Bangkitan perjalanan pada perumahan bougenvlle di Palembang Oleh: Hamdi

(66)

adalah teknik pemodelan yang digunakan adalah sama-sama menggunakan Metode model regeresi linier berganda,variabel yang akan diramalkan (dependent variable) memiliki hubungan secara linier dengan variable-variabel bebasnya (independent

variables). Dari hasil analisis diperoleh kenyataan bahwa kombinasi jumlah anggota

keluarga (X1), kepemilikan sepeda motor (X3) dan jumlah penghasilan rata-rata

pebulan (X4) menghasilkan nilai korelasi yang lebih besar (0.771) dibanding

kombinasi yang lain.Secara matematis, hubungan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:

Y = -0,188+ 0.830X1 +0.0262 X3 +0,166X4

Yang membedakan penelitian ini dengan yang penulis lakukan adalah dalam parameter yang menggunanan rute pilihan dalam penelitian serta terdapat perbedaan sampel berdasarkan kriteria yang dibentuk menjadi beberapa kelompok sampel.

Judul : Penetapan Model Bangkitan Pergerakan untuk beberapa Tipe Perumahan di Kota Pematangsiantar

Oleh : Muhammad Efrizal Lubis

(67)

yang diperoleh factor jumlah anggota keluarga menjadi factor yang paling mempengaruhi bangkitan pergerakan.

Judul : Studi Karakteristik Pelaku Perjalanan (Traveler) pada Zona Kecamatan Palu Barat Kota Palu Sulawesi Utara

Oleh : Ismadarni

Penelitian ini menggunakan metode Analisa kategori untuk mendapatkan karakteristik pelaku perjalanan. Data karakteristik keluarga dan perjalanan disusun sesuai dengan kategori ukuran yang sudah dikelaskan. Dan factor jumlah anggota keluarga sangat besar mempengaruhi jumlah bangkitan perjalanan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan penulis dalam hal pembandingan dua metode tapi memiliki persamaan kondisi sampel di lapangan yang akan dibagi berdasarkan kelurahan.

Judul : Pemodelan Bangkitan Pergerakan pada Tata Guna Lahan Sekolah Dasar Swasta di Surabaya

Oleh : Harry Patmadjaja, Rudy Setiawan

(68)

penelitian.Dalam hal analisa data penelitian ini menggunakan uji pearson Correlation, Regresi sederhana dan regresi bertatar. Dan model yang diperoleh adalah Y= -797,2+ 311 Log X1, dengan fakor yang paling mempengaruhi Y (jumlah kendaraan penjemput ) adalah jumlah siswa sekolah dasar (X1).

I.7 Metodologi

Beberapa tahap yang dilakukan untuk mencapai hasil dari penelitian ini, pelaksanaannya secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Penentuan tujuan penulisan

Yang menjadi tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisis karakteristik bangkitan pergerakan keluarga dan untuk mendapatkan model pergerakan keluarga di Perumnas Simalingkar.

b. Studi pendahuluan dan literatur

(69)

c. Pengumpulan Data

Setelah penentuan jumlah sampel, aktifitas penelitian tidak akan terlepas dari pengambilan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai subjek penelitian. Data adalah bahan mentah dalam penelitian dikumpulkan melalui prosedur yang standar dan diolah untuk memberikan informasi dalam kepentingan pemecahan masalah. Berdasarkan cara memperolehnya, data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Data primer adalah data yang langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan ataupun organisasi. Dalam hal ini data primer berupa pilot survei yang dilakukan untuk meninjau kondisi di lapangan dan kuisioner yang disebarkan kepada responden yang menghasilkan profil karakteristik keluarga dan perjalanan.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh dari instansi terkait berupa jumlah populasi, peta atau denah perumahan serta data lain yang berhubungan dengan penelitian.

d. Pembahasan dan Pengolaha Data

(70)

e. Analisa Data

Tahap analisa merupakan bagian evaluasi yang akan membahas mengenai hasil-hasil yang diperoleh. Analisa terhadap hasil pengolahan data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan uji korelasi, uji-F, uji-t, uji validasi, uji lineritas dan sensitivitas model.

f. Kesimpulan dan Saran

Pada tahap kesimpulan akan diketahui kondisi eksisting bangkitan pergerakan keluarga . Pada tahapan ini juga akan diketahui model terbaik dan variabel apa yang paling dominan yang mempunyai pengaruh paling kuat terhadap bangkitan pergerakan. Selain itu pada bagian ini juga dapat dicantumkan saran saran praktis pada kaum akademis untuk menangani kasus ini lebih lanjut lagi, atau pada kaum praktisi untuk menetapkan kebijakan yang paling sesuai dalam menindaklanjuti masalah yang terjadi saat ini.

(71)

ABSTRAK

Dengan adanya pertambahan kepadatan penduduk, ekonomi, dan sosial serta politik membuat pertambahan jumlah perjalanan yang melebihi daya tampung jalan. Kegiatan masyarakat untuk beraktifitas menyebabkan timbulnya bangkitan-bangkitan perjalanan yang membebani jalur jaringan jalan menuju pusat-pusat kegiatan. Permasalahan tidak hanya terbatas pada jalan raya saja, akan tetapi pertumbuhan ekonomi juga dapat menyebabkan mobilitas seseorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakan meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang ada.Pada prakteknya, sering dijumpai bahwa model bangkitan pergerakan yang lebih baik bisa didapatkan dengan memodelkan secara terpisah pergerakan yang mempunyai maksud/tujuan yang berbeda.Model perjalanan yang diteliti adalah perjalanan atau pergerakan keluarga dengan tujuan/maksud perjalanan.Untuk mengantisipasi dan berdasarkan pertimbangan di atas maka diperlukan studi penelitian bangkitan pergerakan keluarga pada perumahan yang diharapkan dapat memberi jalan keluar terhadap hal-hal yang telah diuraikan adalah berbelanja yang bersifat antar zona. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dan wawancara (indepth interview) sebagai alat ukur dengan satuan rumah tangga sebagai sampel yang dilakukan secara acak dengan metode acak sederhana (simple

random sampling). Analisis data akan dilakukan dengan analisis regresi linear

berganda dan kategori dengan menggunakan paket program computer. Hasil yang diperoleh membentuk model terbaik bangkitan perjalanan keluarga Y = 1,417+ 0,139 X1 + 0,239 X5 . Besarnya perjalanan yang terjadi dipengaruhi oleh variabel jumlah anggota keluarga (X1) dan variabel tingkat pendapatan (X5) dengan nilai korelasi persamaan R = 0,563.

(72)

MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA

PADA PERUMNAS SIMALINGKAR

MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian

Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh :

SUMANRO HM SINAGA

08 0404 044

BIDANG STUDI TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

Gambar

Gambar III.1 Peta Lokasi Pengamatan
Gambar III.2 Bagan Alir Penelitian
Tabel III.1 Interpretasi koefisien korelasi
Tabel III.2 Penelompokan Variabel Rumah Tangga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis yang menghubungkan antara 3 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan rumus korelasi ganda diketahui

Berdasarkan perhitungan peneliti dari tabel diatas dengan uji korelasi pearsont product moment , menyatakan bahwa ada hubungan antara variabel bebas dan variabel

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa korelasi yang terjadi antara variabel bebas terhadap variabel terikat diketahui nilai r = 0.889 a , hal

Tabel diatas menunjukan bahwa nilai r = 0,721 berarti hubungan antara variabel bebas yaitu Komunikasi, Kompensasi, dan Budaya Organisasi terhadap variabel terikat

Sesuai dengan rangkuman hasil analisis korelasi parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat seperti disajikan pada Tabel 2 diketahui harga koefisien korelasi murni

Tujuan dari analisa korelasi adalah untuk melihat hubungan bivariat, antara variabel independent, yang meliputi jumlah keluarga, kepemilikan kendaraan pribadi,

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R =

Hasil perhitungan kolerasi korelasi product moment pada penelitian ini : Tabel 4.46 Hasil Analisis Korelasi Product Moment No Analisis Data Variabel Bebas X Variabel Terikat Y 1