• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modifikasi Unsur Hara Makro untuk Peningkatan Keragaan Planlet Stevia rebaudiana dalam Kultur In Vitro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modifikasi Unsur Hara Makro untuk Peningkatan Keragaan Planlet Stevia rebaudiana dalam Kultur In Vitro"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MODIFIKASI UNSUR HARA MAKRO UNTUK

PENINGKATAN KERAGAAN PLANLET

Stevia rebaudiana

DALAM KULTUR

IN VITRO

RIZKI ALFIAN

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Modifikasi Unsur Hara Makro Untuk Peningkatan Keragaan Planlet Stevia rebaudiana dalam Kultur In Vitro adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

RIZKI ALFIAN. Modifikasi Unsur Hara Makro untuk Peningkatan Keragaan Planlet Stevia rebaudiana dalam Kultur In Vitro. Dibimbing oleh DIAH RATNADEWI dan SUMARYONO.

Tanaman stevia (Stevia rebaudiana) merupakan tanaman perdu asal Paraguay yang telah banyak dikembangkan di negara maju sebagai pemanis alami pengganti gula. Penelitian sebelumnya dalam meningkatkan keragaan planlet stevia dengan penambahan paklobutrazol dan intensitas cahaya berbeda masih kurang memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keragaan planlet stevia dengan memodifikasi unsur hara makro yang terkandung pada media MS dan WP, yaitu hara makro pada taraf setengah, normal dan dua kali. Setelah empat minggu kultur secara umum media WP cenderung meningkatkan pertumbuhan ke arah yang lebih baik dibandingkan dengan media MS. Media WP memberikan hasil yang berbeda nyata pada parameter tinggi planlet, jumlah ruas, jumlah akar, kelas warna daun, ukuran daun, dan bobot segar biomassa. Namun pada parameter diameter batang, jumlah tunas, dan daya hidup tidak memberikan hasil yang berbeda satu sama lain. Seiring dengan kenaikan konsentrasi hara makro hasil pengukuran tiap parameter cenderung menurun. Media WP dengan taraf setengah unsur hara makro secara umum memberikan hasil yang lebih baik dalam peningkatan keragaan stevia.

Kata kunci: Stevia rebaudiana, unsur hara makro, keragaan planlet

ABSTRACT

RIZKI ALFIAN. Modification of Macro Nutrients to Increase The Vigor of Plantlet’s of Stevia rebaudiana in In Vitro Culture. Supervised by DIAH RATNADEWI and SUMARYONO.

Stevia rebaudiana a shrub that originated from Paraguay, has been developed in many developed countries as natural sweetener to substitute sugarcane. Previous researches that focus on plantlet’s vigor by adding paclobutrazol and applying different light intensities had unsatisfied results. This research aimed to increase stevia plantlet’s vigor by modifying macro nutrients contained in MS and WP media. MS and WP media were used with macro nutrients at half stength, normal and double strength. After four weeks of culture, WP media promoted the growth to better conditions than MS media. WP media was superior in some parameters such as the height, number of nodes, number of roots, class of leaf color, size of leaf and biomass fresh weight, although some parameters such as stem diameter, number of buds, and survival rate ware not significantly different. Increasing the concentration of macro nutrients tended to give negative effect on the parameters. WP media with half-strength macro nutrient in general resulted in a better vigor of stevia plantlet’s.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

MODIFIKASI UNSUR HARA MAKRO UNTUK

PENINGKATAN KERAGAAN PLANLET

Stevia rebaudiana

DALAM KULTUR

IN VITRO

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(6)
(7)

Judul Skripsi : Modifikasi Unsur Hara Makro untuk Peningkatan Keragaan Planlet Stevia rebaudiana dalam Kultur In Vitro

Nama : Rizki Alfian NIM : G34090071

Disetujui oleh

Dr Ir Diah Ratnadewi, DEA Pembimbing I

Ir Sumaryono, MSc Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga dapat menelesaikan karya ilmiah yang berjudul Modifikasi Unsur Hara Makro Untuk peningkatan Keragaan Planlet Stevia rebaudiana dalam kultur in vitro. Kegiatan ini berlangsung dari bulan Desember 2012-April 2013 di Laboratorium Biak Sel dan Mikropropagasi, Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Ciomas, Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir Diah Ratnadewi, DEA dan Ir Sumaryono, MSc atas segala bimbingan, saran dan kesabarannya, serta kepada Dr Kanthi Arum Widayati, Msi sebagai penguji dan wakil komisi pendidikan atas saran dan diskusi yang diberikan. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga tercinta, Bapak Saali Munir, Ibu Ati Suwati, kakak dan adik yang senantiasa memberikan doa dan dukungan. Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Sinta S.Si atas bimbingan dan saran selama penelitian, seluruh teknisi Laboratorium Biak Sel dan Mikropagasi. Tak lupa ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Yagi deviany atas doa dan dukungannya, kepada keluarga kecil Kenanga (Andi Trisnandi, Faisal Rizki, Mario Muhammad, Annisa Sendikia dan Lilia Ardhiani) serta teman-teman Biologi 46 atas kerjasama, dukungan, dan semangatnya.

Semoga karya ilmiah ini dapat menamah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Bahan 2

Alat 2

Multiplikasi Tunas Stevia rebaudiana 2

Peningkatan Keragaan Stevia rebaudiana dalam Kultur In Vitro 2

Kondisi Kultur 3

Prosedur Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Hasil 3

Pembahasan 6

SIMPULAN DAN SARAN 9

Simpulan 9

Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 9

LAMPIRAN 11

(11)

DAFTAR TABEL

1. Pengaruh modifikasi unsur hara makro terhadap pertumbuhan, dan keragaan planlet stevia, setelah kultur selama 4 minggu 4 2. Pengaruh modifikasi unsur hara makro terhadap warna dan luas daun,

setelah usia kultur 4 minggu 5

3. Pengaruh modifikasi unsur hara makro terhadap bobot segar dan persentase planlet hidup, setelah usia kultur 4 minggu 6

DAFTAR LAMPIRAN

1. Komposisi Media MS (Murashige and Skoog) dan Media WP (woody

plan) 11

(12)

PENDAHULUAN

Stevia (Stevia rebaudiana) merupakan tanaman perdu famili Compositae asal Paraguay. Daun stevia menghasilkan rasa manis yang disebabkan oleh adanya glikosida dengan tingkat kemanisan 200-300 kali lebih tinggi dibandingkan gula tebu atau sukrosa (Geuns 2003; Megeji et al. 2005; Mogra dan Dashora 2009). Glikosida dalam daun stevia terdiri dari steviosida, beberapa rebaudiosida termasuk rebaudiosida A (reb-A), dulkosida, dan beberapa senyawa lainnya (Kennelly 2002; Geuns 2003). Glikosida tidak mengandung kalori dan mempunyai indeks glikemat hampir nol sehingga sesuai untuk penderita diabetes dan seseorang yang sedang melakukan diet makanan untuk menurunkan berat badan (Jeppesen et al. 2002; Gregersen et al. 2004). Gula stevia banyak digunakan di industri makanan, minuman ringan, pasta gigi, antibakteri dan antioksidan. Rasa manis yang berasal dari steviosida tidak dicerna dalam metabolisme tubuh sehingga sangat disarankan bagi penderita diabetes, hipertensi, obesitas dan infeksi jamur (Brandle et al. 1998; Megeji et al. 2005).

Manfaat stevia tersebut meningkatkan permintaan pasar atas gula stevia. Budidaya stevia untuk memenuhi permintaan skala industri yang semakin meningkat dapat dilakukan dengan benih, stek batang dan kultur in vitro. Namun teknik perbanyakan dengan biji terkendala rendahnya daya kecambah dan tingginya keragaman tanaman. Teknik stek batang memiliki kendala ketersediaan bahan yang belum mencukupi, terbatasnya tenaga ahli dan tingkat keberhasilan yang rendah (Carneiro et al. 1997; Mubiyanto 1990; Rafiq et al. 2007). Teknik in vitro diyakini sebagai metode yang paling tepat karena dapat memperbanyak tanaman dengan hasil yang seragam dalam waktu relatif singkat juga stabil secara genetik (George and Sherrington 1984).

Teknik in vitro tanaman stevia dilakukan melalui multiplikasi tunas, organogenesis dan embriogenesis somatik. Multiplikasi tunas banyak dilakukan karena lebih sederhana dan peluang untuk terjadi keanekaragaman genetik sangat kecil. Laju multiplikasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan sitokinin atau kombinasi antara sitokinin dan auksin. Sinta dan Sumaryono (2011) telah berhasil meningkatkan laju multiplikasi dengan menambahkan BA (Benzyl Aminopurine) 1.33 mg/L dan IAA (Indole Acetic Acid) 0.35 mg/L. Selain itu Sinta dan Sumaryono (2011) juga memberikan perlakuan penambahan paklobutrazol sebanyak 0.1 mg/L pada media berhasil meningkatkan keragaan stevia, sedangkan perlakuan intensitas cahaya tidak memberikan pengaruh yang berbeda secara nyata. Namun keragaan planlet masih rendah dan hasil yang didapatkan kurang memuaskan. Keragaan planlet stevia yang baik ditunjukkan dengan batang yang besar dan tinggi, daun banyak, besar, tebal dan berwarna hijau tua, serta secara morfologi normal. Keragaan planlet yang baik akan berkorelasi positif dengan daya hidup dan pertumbuhannya pada tahap aklimatisasi di lingkungan ex vitro. (Hazarika 2003). Menurut Ziv (1991) peningkatan keragaan planlet dapat dilakukan dengan merubah komposisi medium dan faktor lingkungan in vitro.

(13)

2

lebih baik sehingga daya hidup dan tingkat keberhasilan pada tahap aklimatisasi meningkat.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2012 hingga April 2013 di Laboratorium Biak Sel dan Mikropropagasi Tanaman, Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.

Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah planlet in vitro Stevia rebaudiana varietas lokal, media kultur MS (Murashige & Skoog), media kultur WP (Woody Plant), Zat Pengatur Tumbuh BA dan IAA, alkohol 70%.

Alat

Peralatan yang digunakan berupa peralatan gelas, botol kultur, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), autoklaf, pH meter

Multiplikasi Tunas Stevia rebaudiana

Batang tanaman in vitro dengan satu nodus dipotong dengan ukuran 1-2 cm kemudian ditumbuhkan dalam medium MS dengan 30 g/L sukrosa, 3 g/L gelrite, dan zat pengatur tumbuh BA 1.13 mg/L + IAA 0.35 mg/L menurut metode yang dikembangkan oleh Sinta dan Sumaryono (2011). Tingkat pH medium diatur menjadi 5.7 sebelum disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 15-17.5 psi selama 20 menit. Sebanyak lima stek batang ditanam dalam satu botol kultur (diameter 6 cm, tinggi 9 cm) yang berisi 40 mL medium. Masing-masing perlakuan dilakukan dengan sepuluh pengulangan (botol). Kultur dipelihara di dalam ruang kultur selama empat minggu.

Peningkatan Keragaan Stevia rebaudiana dalam Kultur In Vitro

(14)

3 luas daun (panjang x lebar), tingkat kehijauan daun yang diukur dengan bagan warna daun, persentase planlet hidup, dan bobot segar planlet.

Kondisi Kultur

Kultur diinkubasi dalam ruang kultur pada suhu 26 ± 1 °C dan diletakkan di bawah lampu TL fluoresen putih 40 W dengan intensitas cahaya 20 μmol foton/m²/detik dan fotoperiode 12 jam per hari.

Prosedur Analisis Data

Analisis data menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Data yang diperoleh diolah dengan analisis keragaman menggunakan program SPSS versi 17. Apabila terdapat faktor perlakuan yang nyata dilanjutkan dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan α ≤ 0.05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pengaruh modifikasi unsur hara makro pada batang dan akar planlet

(15)

4

Tabel 1 Pengaruh modifikasi unsur hara makro terhadap pertumbuhan, dan keragaan planlet stevia, setelah kultur selama 4 minggu

Perlakuan

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% menurut uji selang berganda Duncan.

Pengaruh modifikasi unsur hara makro terhadap pertumbuhan dan warna daun

(16)

5 Tabel 2 Pengaruh modifikasi unsur hara makro terhadap warna dan luas daun

planlet stevia, usia kultur selama 4 minggu

Perlakuan

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% menurut uji selang berganda Duncan.

Pengaruh modifikasi unsur hara makro terhadap bobot segar planlet

Setelah empat minggu, biomassa planlet juga ditimbang untuk mendapatkan data bobot segar. Pengukuran bobot segar planlet dengan menimbang seluruh bagian planlet, baik akar, batang dan daun. Perlakuan modifikasi unsur hara makro memberikan bobot segar biomassa planlet yang berbeda-beda satu sama lain, baik media MS maupun media WP (Tabel 3). Dari pengukuran bobot segar, media 1/2MS memberikan pengaruh baik secara nyata dan bobot terendah terdapat pada kultur di media MS pada taraf normal. Berbeda dengan hasil yang ditunjukkan media WP, masing-masing taraf memiliki perbedaan bobot segar walaupun secara statistik tidak berbeda.

Pengaruh modifikasi unsur hara makro terhadap persentase planlet hidup

(17)

6

Tabel 3 Pengaruh modifikasi unsur hara makro terhadap bobot segar dan persentase hidup planlet, setelah usia kultur 4 minggu

Perlakuan

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% menurut uji selang berganda Duncan.

Pembahasan

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung pada jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung pada tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan (Gunawan 1992). Garam mineral dibagi menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Tanaman membutuhkan unsur hara makro dalam jumlah yang banyak antara lain N, P, K, Ca, Mg dan S. Kekurangan unsur hara makro menimbulkan defisiensi pada tanaman. Unsur hara makro tidak dapat digantikan oleh unsur hara lain sedangkan kelebihan unsur hara makro tidak menimbulkan pengaruh negatif karena akan larut ke dalam tanah atau air. Unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah sedikit, kekurangan unsur hara mikro biasanya dapat digantikan oleh unsur-unsur hara mikro yang lainnya, sedangkan kelebihan unsur hara mikro dapat menjadi racun (Marlina 2004).

Perkembangan komposisi media kultur jaringan merupakan hasil dari penelitian dan percobaan yang sistematik. Media Murashige and Skoog (MS) merupakan media yang sering digunakan dan sesuai dalam regenerasi dari kalus dan jaringan berbagai jenis tanaman. Media MS sering digunakan dalam beberapa kultur yang berbeda-beda. Untuk mengurangi sensitivitas garam pada tanaman berkayu, maka Llyod dan McCown (1981) membuat media Woody Plant (WP).

(18)

7 NH4NO3 dan KNO3 yang sangat tinggi pada media MS dibandingkan dengan

media WP.

Media MS merupakan media yang kaya akan unsur makro NH4+ dan NO3-yang berperan dalam pembentukan asam amino, amida, nukleotida dan nukleoprotein serta penting untuk pembelahan dan pembesaran sel (Gardner et al. 1991). Menurut Nyman (1984) tinggi rendahnya bahan penyusun media dapat mempengaruhi arah dan perkembangan kultur selama periode in vitro.

Hasil modifikasi unsur hara makro pada media WP memberikan pengaruh dominan pada parameter tinggi tanaman dan jumlah ruas batang dibandingkan perlakuan MS. Menurut Smith (1977) peningkatan kandungan nitrogen pada media dapat meningkatkan efektifitas kegiatan meristem pada ujung batang dan tunas lateral sehingga menyebabkan tinggi tanaman meningkat. Namun kandungan nitrogen media WP yang lebih rendah dibandingkan media MS sudah cukup memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi.

Diameter batang yang besar diharapkan memberikan hasil batang yang lebih besar dan kokoh sehingga dapat meningkatkan daya hidup pada saat aklimatisasi. Hasil yang didapatkan dengan modifikasi unsur hara makro tidak memberikan perbedaan satu sama lain baik media MS maupun media WP.

Perlakuan modifikasi unsur hara makro diharapkan memberikan jumlah ruas yang lebih banyak sehingga semakin banyak planlet yang dapat dimultiplikasi untuk keperluan selanjutnya. Hasil yang didapatkan perlakuan dengan media WP menunjukkan jumlah ruas yang cenderung lebih tinggi pada media MS. Peningkatan kadar unsur hara makro pada media WP menunjukkan jumlah ruas yang dihasilkan semakin banyak, berbeda halnya dengan media MS yang seiring dengan peningkatan kadar unsur hara makro maka semakin rendah jumlah produksi ruasnya. Ziv (1991) melaporkan bahwa kandungan amonium pada media berperan dalam meningkatkan pembelahan dan ukuran sel. Hal senada disampaikan oleh Winarto (2004) bahwa modifikasi kandungan amonium pada media berpengaruh terhadap jumlah produksi tunas pada anyelir. Unsur nitrogen dalam bentuk NH4NO3 pada media MS lebih besar dibandingkan media WP.

Penurunan konsentrasi NH4NO3 meningkatkan pembelahan dan pemanjangan sel

pada tanaman anyelir.

(19)

8

lainnya yaitu WP dan 2WP. Demikian pula, ½ MS memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan MS dan 2MS untuk menginduksi perakaran.

Modifikasi unsur hara makro tidak berpengaruh nyata terhadap persentase planlet hidup, namun hasil terendah didapatkan pada perlakuan 2MS. Hal tersebut diduga karena kandungan nitrogen yang terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman mikro dan mengakibatkan penurunan jumlah gula yang ditranslokasikan ke akar (Watimena 1987). Selain itu, kelebihan unsur nitrogen yang tidak dapat ditolerir oleh tanaman akan merugikan tanaman itu sendiri, akibatnya sel tanaman menjadi lemah dan dapat menyebabkan kematian. Hasil serupa yang dilaporkan oleh Nadapdap (2002) pada tunas in vitro kentang yang mengalami kematian ketika kelebihan unsur nitrogen.

Produksi tunas samping pada planlet stevia bertujuan untuk meningkatkan multiplikasi sehingga dapat dapat diperoleh bibit stevia dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Modifikasi unsur hara makro menunjukkan hasil yang berbeda satu sama lain, baik pada media MS maupun media WP. Semakin besar konsentrasi unsur hara makro, jumlah tunas dan ruas batang cenderung semakin kecil. Kristina (2004) melaporkan bahwa perlakuan pengenceran unsur hara makro tidak memberikan pengaruh nyata terhadap multiplikasi tunas tapak dara (Vinca rosea).

Kandungan NH4NO3 yang tinggi pada media berpengaruh terhadap bobot

segar dan berat kering. Hasil modifikasi unsur hara makro pada perlakuan 1/2MS menghasilkan bobot segar yang lebih menonjol dibandingkan dengan perlakuan media MS lainnya. Namun hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan perlakuan dengan media 1/2WP dan 2WP. Penurunan kandungan amonium pada media dapat meningkatkan lignifikasi pada tanaman (Ziv 1991). Hasil yang serupa juga dilaporkan oleh Winarto (2004) dengan mengencerkan kandungan NH4NO3

sampai setengah kali dapat meningkatkan bobot segar pada planlet anyelir. Namun pengenceran dan peningkatan CaCl2 tidak memberikan pengaruh nyata

terhadap bobot segar planlet.

(20)

9

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Peningkatan keragaan Stevia rebaudiana dapat dilakukan dengan menggunakan media yang tepat. Media yang baik untuk stevia sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan dan dalam konsentrasi yang cukup. Secara umum perlakuan ½WP menghasilkan keragaan planlet stevia yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lain, ditandai dengan pertumbuhan batang, akar, daun, bobot basah dan daya hidup yang lebih baik. Hasil ini diharapkan dapat meningkatkan daya hidup dan pertumbuhan planlet stevia dalam proses aklimatisasi.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait modifikasi unsur hara yang terkandung dalam media sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan planlet baik pada bagian batang, akar, daun, bobot basah dan daya hidup. Hal tersebut dilakukan dengan memodifikasi media 1/2WP sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Brandle JE, Starrtt AN, Gijzen M. 1998. Stevia rebaudiana: international agricultural, biological chemical properties. Can J Plant Su 78:527-536. Carneiro JWP, Muniz AS and Guedes TA. 1997. Green house bedding plant

production of Stevia rebaudiana (Bert). Can J Plant Sci 77:473-474. Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL. 1991. Fisiologi Tumbuhan Tanaman

Budidaya. Terjemahan: Herawati Susilo. Jakarta (ID): UI Pr.

George EF, Sherrington PD. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture. England (GB): Exegetic LTD.

Geuns JMC. 2003. Molecules of interest - stevioside. Phytochem 64:913-921. Gregersen S, Jeppesen PB, Holst JJ, Hermansen K. 2004. Antihyperglycemic

effects of stevioside in type 2 diabetic subjects. Metabolism 53:73-76. Gunawan LW. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Institut Pertanian Bogor.

Bogor (ID): PAU, IPB Pr.

Haq IU, Touqeer A, Ihfaaa AH, Nadeen AA. 2009. Influence of micro cutting sizes and IBA concentrations on in vitro rooting of olive. Pak J Bot 41 :1213-1222.

Hazarika BN. 2003. Acclimatization of tissue-cultured plants. Curr Sci 85:1704-1712.

(21)

10

Kennelly EJ. 2002. Sweet and non-sweet constituents of Stevia rebaudiana. In: AD Kinghorn (ed.) The genus Stevia. London (GB): Taylor, Francis.. Kristina NN. 2004. Pengaruh penurunan unsur makro dan pemberian absisic acid

terhadap multiplikasi tunas tapak dara (Vinca rosea) secara in vitro. J Litantri 5:98-102.

Llyod G, McCown. 1981. Commercially feacible micropropagation of Mountain Laurel, Kalmia lanfolia, by use of shoot tip culture. Int Plan Prop 30:421-427.

Marlina N. 2004. Teknik modifikasi media MS untuk konservasi in vitro. Buletin Teknik Pertanian 9 4-6.

Megeji NW, Kumar JK, Singh V, Kaul VK and Ahuja PS. 2005. Introducing Stevia rebaudiana, a natural zero-calorie sweetener. Curr Sci 88:801-805. Mogra R, Dashora V. 2009. Exploring the use of Stevia rebaudiana as a

sweetener in comparison with other sweeteners. J Hum Ecol 25:117-120. Mubiyanto B. 1990. Analisis pertumbuhan Tanaman Stevia rebaudiana Bertoni M

pada tiga tinggi tempat [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Murashige T and F Skoog. 1962. A revised medium for rapid growth and bioassays with tobacco tissue cultures. Plant Physiology 15: 473-497. Nadapdap C.2002. Penggunaan Pupuk Komersial Dan Air Kelapa Sebagai Media

Perbanyakan In Vitro Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nyman L, Gonzalez CJ and Arditti J. 1984. Salt Tolerance of Tissue of Potato: Selection and Constituents In Symposium of International Potato Center. 132-142.

Rafiq M, Dahot MU, Mangrio SM, Naqvi HA, Qarshi IA. 2007. In vitro clonal propagation and biochemical analysis of field established Stevia rebaudiana Bertoni. Pak J Bot 39:2467-2474.

Rochiman K, Harjadi SS. 1973. Pembiakan Vegetatif. Bogor (ID): Dep AGH, IPB Pr.

Rositika I, Sunarlin N, Mariska I. 2005. Mikropagasi tanaman maggis (Garania mangostana L). J AgroBiogen 1:20-25.

Sinta MM, Sumaryono. 2011. Peningkatan laju multiplikasi tunas dan keragaan planlet Stevia rebaudiana pada kultur in vitro. Menara Perkebunan.

Watimena GA. 1987. Zat Pengatur Tanaman. Bogor (ID): PAU, IPB Pr.

Winarto B. 2004. Modifikasi konsentrasi NH4NO3 dan CaCl2 medium MS terhadap pertumbuhan eksplan hiperhidrisiti anyelir. AgroSains 6: 45-52. Ziv M. 1991. Vitrification: Morphological and Physiological Disorder on In

(22)

11

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Komposisi Media MS (Murashige and Skoog) dan Media WP (woody plan)

No. Garam Mineral MS WP

Konsentrasi

Hara Makro mg/L

1 NH4NO3 1650 400

2 KNO3 1900

3 KH2PO4 170 170

4 CaCl2∙2H2O 440 96

5 MgSO4∙2H2O 370 370

6 Ca(NO3)2∙4H2O 556

7 K2SO4 990

Hara Mikro mg/L

1 MnSO4∙4H2O 22,3 22,3

2 ZnSO4∙7H2O 8,6 8,6

3 H3BO3 6,2 6,2

4 Na2MoO4∙2H2O 0,25 0,25

5 KI 0,83

6 CoCl2∙2H2O 0,025

7 Na2EDTA 37,2 37,2

8 FeSO4∙7H2O 27,8 27,8

9 CuSO4∙5H2O 0,025 0,25

Vitamin dan Asam Amino mg/L

1 Thiamin 0,1 1

2 Niacin 0,5 0,5

3 Piridoksin-HCl 0,5 0,5

4 Glisin 2 2

(23)

12

Lampiran 2 Hasil kultur setelah 4 minggu

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gambar 1. Hasil modifikasi unsur hara makro pada planlet Stevia rebaudiana pada masing-masing perlakuan: a. 1/2MS; b. MS; c. 2MS;

(24)

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 November 1991, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Saali Munir dan Ati Suwati. Lulus dari SMA Angkasa 2 Jakarta tahun 2009, kemudian diterima sebagai mahasiswa di Departemen, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) melaui jalur USMI.

Selama kuliah di Departemen Biologi IPB, penulis aktif di Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Biologi (BPHIMABIO IPB) tahun 2010-2011. Selain itu penulis juga aktif mengikuti beberapa kepanitiaan di Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1. Hasil modifikasi unsur hara makro pada planlet Stevia rebaudiana

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu peneliti memberikan saran bahwa perubahan pola menstruasi yang terjadi pada akseptor KB suntik DMPA dalam 9 bulan memang secara teori akan

Klobot jagung dapat digunakan sebagai bahan substitusi untuk pembuatan bioplastik dimana analisa mekanik menunjukan sifat mekanik meningkat dengan penambahan

HIBAH/ PHLN - Penguatan legislasi/kebijakan Program P2PML - Penerapan strategi pendekatan keluarga dalam kegiatan P2PML - Penguatan upaya dan penyediaan

6) Menilai sejauhmana peran sekolah aktif membenahi masalah kesehatan diri dan kebersihan lingkungan sekolah setelah bekerja sama dengan Tim P3M Politeknik Negeri

Berdasarkan hasil uji verifikasi yang menyatakan bahwa semua fitur-fitur yang ada di dalam sistem dapat berjalan dengan baik, hasil uji validasi yang menyatakan bahwa

Ketika source node membutuhkan rute ke destination, dan tidak ada path yang tersedia, source node akan broadcast paket routing RREQ untuk.. memulai proses route discovery

Dari hasil observasi dan wawancara dengan Pudir I, bidan pembimbing praktek serta mahasiswa menunjukkan bahwa Akademi Kebidanan Pamenang menyelenggarakan praktek klinik

Berdasarkan hasil pengujian pencarian rute dapat disimpulkan bahwa penggunaan prioritas pada Algoritma A-Star dapat digunakan untuk menentukan rute berdasarkan data kemacetan.