• Tidak ada hasil yang ditemukan

, Strategi Unit Usaha Peternakan Sapi Perah Pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari, Kabupaten Sumedang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan ", Strategi Unit Usaha Peternakan Sapi Perah Pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari, Kabupaten Sumedang"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI UNIT USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

PADA KOPERASI SERBA USAHA TANDANGSARI

KABUPATEN SUMEDANG

EBENEZER SEMBIRING MELIALA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi Unit Usaha Peternakan Sapi Perah Pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari, Kabupaten Sumedang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun keperguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian Skirpsi ini.

Dengan ini saya saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Ebenezer Sembiring Meliala

(3)

ABSTRAK

EBENEZER SEMBIRING MELIALA, Strategi Unit Usaha Peternakan Sapi Perah Pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari, Kabupaten Sumedang Dibimbing oleh : AMZUL RIFIN.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal KSU Tandangsari dan merumuskan prioritas strategi usaha untuk KSU Tandangsari. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2014 dengan tiga responden yang merupakan pengurus KSU Tandangsari, Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang digunakan yaitu matriks I-E, matriks SWOT, dan matriks QSP. Matriks I-E memposisikan KSU Tandangsari berada pada sel kelima yaitu pada posisi menjaga dan mempertahankan dengan menerapkan strategi pasar dan pengembangan produk. Matriks SWOT menghasilkan enam alternatif strategi yang kemudian diprioritaskan melalui matriks QSP. Prioritas strategi yang direkomendasikan untuk diterapkan oleh KSU Tandangsari adalah meningkatkan kemitraan dan menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok pakan rumput dan dinas peternakan (penyuluh), meningkatkan kemampuan karyawan dengan system informasi manajemen dan dibidang produksi melalui pelatihan, pembinaan dan pendidikan.

Kata kunci : Peternakan sapi perah, matriks IE, matriks SWOT, matriks QSPM, strategi prioritas.

ABSTRACT

EBENEZER SEMBIRING Meliala, Strategic Business Unit Dairy Multipurpose Cooperative Enterprises Tandangsari, Sumedang Supervised by: AMZUL RIFIN.

This study aims to analyze the factors internal and external environment KSU Tandangsari and formulate priorities for KSU Tandangsari business strategy. The study was conducted in January 2014 by three respondents who are Tandangsari KSU administrators, Sumedang. The method used is the IE matrix, SWOT matrix, and matrix QSP. KSU Tandangsari IE matrix position is at the fifth cell is in a position to maintain and sustain the market strategy and product development. SWOT matrix generates six alternative strategies which are then prioritized through QSP matrix. Increase partnerships and establish good cooperation with suppliers of livestock feed grass and services (extension), Improving the ability of employees to the field of information systems management and production through training, coaching and education

(4)

KABUPATEN SUMEDANG

EBENEZER SEMBIRING MELIALA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)
(6)

DAFTAR TABEL Viii DAFTAR GAMBAR Viii DAFTAR LAMPIRAN Viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Penelitian Terdahulu 5

KERANGKA PEMIKIRAN 7

Kerangka Pemikiran Teoritis 7

Kerangka Pemikiran Operasional 11

METODE PENELITIAN 13

Lokasi dan Waktu Penelitian 13

Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 13

Metode Penentuan Responden 14

Metode Analisis Data 14

HASIL DAN PEMBAHASAN 20

Koperasi Serba Usaha Tandangsari 20

Lokasi dan letak Geografis Koperasi Serba Usaha Tandangsari 20

Visi, Misi dan Tujuan Koperasi Serba Usaha Tandangsari 21

Struktur Organisasi Koperasi Serba Usaha Tandangsari 22

Keanggotaan Koperasi Serba Usaha Tandangsari 22

Kegiatan Koperasi Serba Usaha Tandangsari 26

Rencana Kerja dan Rencana Anggaraan KSU Tandangsari 31

ANALISIS LINGKUNGAN KOPERASI SERBA USAHA TANDANGSARI 33

Analisis Lingkungan Internal Koperasi Serba Usaha Tandangsari 33

Pemasaran 33

Produksi atau Operasi 33

Manajemen 34

Sumber Daya Manusia 35

Keuangan/Akuntansi 35

Analisis Lingkungan Eksternal Koperasi Serba Usaha Tandangsari 36

Aspek Politik, Pemerintahan dan Hukum 36

Aspek Teknologi 37

Aspek Ekonomi 37

Aspek Sosial, Budaya dan Lingkungan 38

FORMULASI STRATEGI 39

Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan 39

Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman 39

Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 40

Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) 41

(7)

Analisis Matriks SWOT 43

SIMPULAN DAN SARAN 50

DAFTAR PUSTAKA 52

LAMPIRAN 53

(8)

2. Penelitian Terdahulu 5

3. Jenis dan Sumber Data yang digunakan 12

4. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 14

5. Penilaian pembobotan Matriks IFE 14

6. Penilaian pembobotan Matriks EFE 15

7. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) 16

8. Matriks SWOT 18

9. Matriks QSPM 19

10.Perkembangan jumlah anggota KSU Tandagsari tahun 2008-2011 26

11.Perkembangan pembelian dan penjualan susu murni dari tahun 2008-2011 27

12.Perkembangan produksi dan penjualan pakan ternak konsentrat 38

tahun 2008-2011 13.Perkembangan populasi sapi perah milik KSU Tandangsari tahun 2008-201129 14.Keadaan kegiatan pada unit usaha simpan pinjam tahun 2008-2011 30

15.Perkembangan unit usaha saprotan KSU Tandangsari tahun 2008-2011 31

16.Komposisi SDM berdasarkan jenis kelamin dan status karyawan 35

17.Pendapatan perkapita masyarakat menurut Jawa Barat 2007-2011 37

18.Jumlah penduduk Jawa Barat (juta jiwa) 38

19.Faktor-faktor lingkungan Internal KSU Tandangsari 39

20.Faktor-faktor lingkungan Eksternal KSU Tandangsari 40

21.Matriks IFE Koperasi Serba Usaha Tandangsari 42

22.Matriks EFE Koperasi Serba Usaha Tandangsari 42

23.Matriks SWOT KSU Tandangsari 44

DAFTAR GAMBAR

1. Model Komprehensif Manajemen Strategi 7

2. Kerangka Pemikiran Operasional 11

3. Matriks Internal-Eksternal IE 17

4. Struktur Organisasi Koperasi Serba Usaha Tandangsari 22

5. Proses Penampungan dan Pemasaran Susu KSU Tandangsari 27

6. Matriks I-E Koperasi Serba Usaha Tandangsari 43

DAFTAR LAMPIRAN

1. Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Internal 53

2. Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal 54

3. Hasil Pembobotan dan Rating Faktor Internal KSU Tandangsari 56

4. Hasil Pembobotan dan Rating Faktor Eksternal KSU Tandangsari 56

(9)
(10)
(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Koperasi merupakan suatu sistem ekonomi yang mempunyai kedudukan politik yang cukup kuat, karena memiliki landasan yang paling kuat karena memiliki landasan konstitusional, yaitu berpegang pada pasal 33 UUD 1945, khususnya ayat 1 yang menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai

usaha bersama atas asas kekeluargaan”, dalam penjelasan UUD 1945 itu

dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan adalah koperasi. Dewasa ini koperasi merupakan wadah yang tepat untuk menumbuhkembangkan tingkat kemandirian para peternak melakukan usaha sehingga menjadikan koperasi tolak ukur yang dapat meningkatkan pendapatan tingkat daerah maupun nasional.

Dilihat dari perkembangan koperasi di Propinsi Jawa Barat pertumbuhan koperasi tidak memperlihatkan hasil yang kurang baik, penilaian ini berdasarkan pada jumlah koperasi yang aktif dan RAT yang dilakukan oleh koperasi. Data pada Tabel 1 akan memperlihatkan pertumbuhan koperasi yang ada dikoperasi Jawa Barat.

Tabel 1. Pertumbuhan Koperasi di Jawa Barat Tahun 2008-2011 No Uraian Satuan Tahun

2008 2009 2010 2011

1

Jumlah Koperasi

Unit 21.272 22.664 22.664 23.091

Aktif Unit 14.659 7.893 7.893 8.235 Tidak

Aktif

Unit 6.613 14.771 14.771 14.856

2 Anggota Orang 4.251.889 4.543.760 4.543.760 4.908.954 3 Karyawan Orang 38.548 49.641 49.641 49.641 4 Manager Orang 2.417 2.697 2.697 2.878 5 SHU RpJuta 383.343 971.372 971.372 1,076,371 6 RAT Unit 5.489 5.104 5.104 4,995

Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2012)

(12)

Salah satu koperasi yang terdapat di Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang serta memiliki berbagai unit usaha seperti unit usaha sapi perah, unit usaha simpan pinjam, unit usaha sarana produksi pertanian adalah Koperasi Serba Usaha Tandangsai. Sebagian besar anggota koperasi ini adalah peternak susu dan petani. Latar belakang terbentuknya koperasi ini awalnya didirikan pada tahun 1970 yang pada awalnya berbentuk Koperasi Serba Usaha Desa (KSUD) dan koperasi pertanian (KOPERTA) yang dirintis oleh beberapa anggota yang memiliki sejumlah kepentingan yang sama dibidang pertanian dan peternakan.

Perumusan Masalah

Koperasi Serba Usaha Tandangsari merupakan suatu koperasi yang berada di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang yang didirikan pada tahun 1970. Koperasi Serba Usaha ini banyak melakukan perubahan kelembagaan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, sehingga pada akhinya pada tanggal 25 maret 2002 ditetapkan nama kelembagaan menjadi Koperasi Serba Usaha Tandangsari dengan SK Bupati Sumedang No. 027 tahun 2002 dengan badan hukum No. 7251/BH/PAD/DK.10.13/III/2002.

Koperasi Serba Usaha Tandangsari merupakan koperasi yang bergerak di bidang usaha seperti usaha peternakan sapi perah, usaha simpan pinjam dan usaha saprotan. Koperasi serba usaha Tandangsari merupakan salah satu koperasi yang berdiri karena adanya program pemerintah daerah, yang tujuannya untuk menumbuh kembangkan tingkat pendapatan warganya serta diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap total produksi nasional.

Dalam menjalankan usahanya, perkembangan kegiatan kelembagaan dan kegiatan usaha Koperasi Serba Usaha Tandangsari setiap tahunnya terdapat kejadian-kejadian yang signifikan yang mempengaruhi kinerja organisasi dan usaha koperasi. Hal ini diakibatkan dari pengaruh kondisi perekonomian nasional, hal ini dirasakan cukup berat bagi Koperasi Serba Usaha Tandangsari. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya kenaikan harga bahan baku pakan ternak, biaya operasional ditingkat peternak dalam mendapatkan pakan hijauan (ngarit) semakin tinggi, dan biaya kebutuhan hidup sehari-hari keluarga peternak semakin tinggi. Sementara itu, harga jual susu ke Industri Pengolahan Susu belum ada kenaikan, bahkan dengan semakin ketatnya aturan penerimaan susu oleh Industri Pengolahan Susu mengakibatkan banyaknya penolakan susu dari koperasi, hal ini mengakibatkan kerugian bagi koperasi. Naiknya harga bahan baku pakan konsentrat dan belum adanya kenaikan harga susu dari IPS, mengakibatkan banyak peternak yang menjual sapinya dan hasil produksi susunya dijual kepada kolektor susu, menyebabkan peternak beralih propesi ke usaha lain, sehingga mengakibatkan produksi susu yang diterima koperasi mengalami penurunan yang cukup tajam kurang lebih 9,3 persen disbanding tahun 2011.

(13)

mempengaruhi jalannya kegiatan koperasi. Faktor internal dan faktor eksternal menjadi faktor yang sangat menentukan kinerja dari unit usaha yang dimiliki koperasi. Kendala-kendala yang menghambat tercapainya tujuan Koperasi Serba Usaha Tandangsari juga merupakan kendala yang ada pada unit usaha yang berasal dari faktor internal dan faktor eksternal koperasi. Bila setiap faktor internal dan faktor eksternal dikombinasikan dengan tepat maka memudahkan organisasi dalam mengembangkan dan mengoptimalkan usahanya.

Adanya tujuan-tujuan yang ingin dicapai Koperasi Serba Usaha Tandangsari, juga karena adanya keinginan koperasi untuk peningkatan usahanya, maka Koperasi Serba Usaha Tandangsari perlu untuk merumuskan strategi usaha. Perumusan strategi tersebut perlu mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal dari Koperasi Serba Usaha Tandangsari, karena faktor internal dan faktor eksternal tersebut menjadi dasar dan patokan untuk merumuskan strategi usaha bagi unit usaha peternakan sapi perah Koperasi Serba Usaha Tandangsari.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa saja faktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap usaha ternak sapi perah di KSU Tandangsari?

2. Apa alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam usaha ternak sapi perah yang sesuai dengan KSU Tandangsari?

Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi usaha KSU Tandangsari.

2. Menganalisis dan merekomendasikan alternatif strategi yang bisa diterapkan dalam usaha ternak sapi perah yang sesuai dengan KSU Tandangsari.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak diantaranya: 1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai bahan pembelajaran, dalam menetapkan

teori-teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan.

2. Bagi KSU Tandangsari, penelitian ini dapat memberikan inormasi ilmiah mengenai kondisi lingkungan usaha dan memberikan alternatif perumusan strategi pengembangan usaha sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3. Bagi pembaca, sebagai wawasan dan bahan kajian mengenai studi strategi pengembangan usaha serta sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

(14)

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu Srategi Usaha

Penelitian mengenai strategi telah banyak dilakukan. Pada umumnya tujuan peneliti-peneliti yang mengkaji penelitian mengenai strategi usaha adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal suatu perusahaan atau organisasi yang diteliti. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang baik terkait secara langsung mengenai penelitian kegiatan usaha atau penelitian mengenai strategi usaha peternakan sapi perah yang dapat dikaji pada penelitian ini.

Penelitian mengenai strategi usaha peternakan sapi perah telah banyak dilakukan dengan lokasi penelitian, komoditi berbeda alat analisis yang berbeda, diantaranya Ramadhan (2009) dengan analisis strategi pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa) Giri Tani (Kec, Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat), Sirait (2009) dengan Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing Perah Pada PT. Caprito A.P Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, Dharmawanti (2009) dengan kajian analisis strategi pengembangan usaha pada primer koperasi produsen tempe tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Kota Bogor, Sembara (2011) dengan kajian analisis strategi pengembangan usaha peternakan sapi perah Koperasi Unit Desa (KUD) Bayongbong Garut, Jawa Barat, Yusa (2011) dengan analisis strategi pengembangan usaha pada E-COFARM kampus IPB Dramaga-Bogor, Permana (2011) dengan strategi pengembangan koperasi jasa agribisnis (KOJA) Sta Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat dan Pratama (2013) dengan strategi pengembangan koperasi serba usaha lestari Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kelima peneliti tersebut melakukan tahapan yang sama dalam merumuskan alternative strategi terbaik bagi masing-masing permasalahan yang dikaji dengan menggunakan diantaranya Ramadhan (2009) dan Dharmanthi (2009) menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT dan arsitektur strategi. Yusa (2009) menggunakan alat analisis matriks SWOT dan alternative strategi, Sembara (2011) menggunakan alat analisis situasi, matriks IFE, matriks EFE dan matriks SWOT. Pada Sirait (2009) dan Pratama (2013) menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT matriks IE, dan matriks QSPM sebagai tahap akhir. Sedangkan pada menggunakan alat analisis lingkungan bisnis koperasi, analisis kesenjangan, analisis SWOT dan arsitektur strategi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini ditujukan untuk mencari strategi untuk kegiatan usaha di unit usaha peternakan sapi perah pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari yang berfokus hanya pada unit usaha peternakan sapi perah, sehingga prioritas strategi yang akan dihasilkan diharapkan mempresentasikan strategi yang dapat diterapkan lebih spesifik pada kegiatan di unit peternakan sapi perah pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari dan dapat memudahkan organisasi dalam mengembangkan dan mengoptimalkan usahanya lebih baik lagi.

(15)

terkait dengan penelitian strategi pengembangan yang dilakukan. Analisa menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan memiliki kecenderungan hasil yang sama dalam menentukan strategi pengembangan yang dilakukan. Seperti pada penelitian Dharmanthi (2009), Sembara (2011) menunjukan analisis strategi dengan menggunakan analisis matriks I-E menghasilkan kecenderungan sel yang sama yaitu pada sel V matriks I-E, sehingga secara umum strategi yang diterapkan perusahaan atau organisasi adalah strategi untuk bertahan dan memelihara. Sedangkan pada penelitian Sirait (2009), Ramadhan ( 2 0 0 9 ) dan Pratama (2013) hasil matriks I-E menunjukan secara berurutan analisis berada pada sel II dan sel IV, artinya secara umum strategi yang diterapkan untuk perusahaan atau organisasi yang diteliti adalah tumbuh dan membangun. Kemungkinan kecenderungan yang terjadi diakibatkan oleh pengaruh pembobotan yang dilakukan oleh masing- masing responden. Responden sebagian besar memberikan besar pembobotan yang hampir sama, yang mampu membentuk perusahaan pada kondisi penerapan strategi umum untuk memelihara dan mempertahankan perusahaan atau untuk tumbuh dan membangun perusahaan.

Dede Permana Strategi Pengembangan Koperasi

Jasa Agribisnis (KOJA) Sta

Ray Sembara Analisis Strategi Pengembangan

Usaha Peternakan Sapi Perah

(16)

KERANGKA PEMIKIRAN

1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikut.

a. Konsep Manajemen Strategi

Ada beberapa definisi tentang strategi seperi yang dikatan dalam beberapa literatur yang berkaitan dengan manajemen strategi, antara lain strategi adalah merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan kaitan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas lokasi sumber daya. Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaktif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang mempengaruhi organisasi (Rangkuti, 2000).

Menurut David (2009) manajemen strategi dapat didefinisiskan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, menginplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses tersebut dipengaruhi kondisi eksternal dan internal serta mengankat isu mengenai misi, strategi dan kebijakan perusahaan. Proses manajemen strategi dirancang untuk menentukan sasaran. Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1) Perumusan Strategi

Perumusan strategi termasuk mengembangkan visi dan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, menghasilkan alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.

2) Implementasi Strategi

Tahap implementasi strategi yaitu tahap mengimplementasikan pilihan strategi dengan maksud mengalokasikan sumberdaya dan mengorganisasinya sesuai dengan strategi . Implementasi strategi termasuk menetapkan tujuan obyektif tahunan, melengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan.

3) Evaluasi strategi

Tahap evaluasi strategi berarti mengevaluasi hasil implementasi dan memastikan bahwa strategi yang telah disesuaikan dapat mencapai tujuan perusahaan. Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi. Tiga aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah (1) meninjau faktor-fator eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang, (2) mengukur strategi , dan (3) mengambil tindakan korektif.

(17)

s

Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategi Sumber : David (2009)

Menurut Umar (2008) mendefinisikan strategi sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai.

b. Analisis Internal

Analisis internal merupakan proses para perencana strategi mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menghadapi ancaman di dalam lingkungan. Menurut David (2006) faktor-faktor internal yang dianalisis mencakup:

1. Faktor Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses tersebut, individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997). Analisis pemasaran yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pemasaran. Kegiatan tersebut terdiri dari analisis pelanggan, penjualan produk atau jasa, perencanaan produk ata jasa, penetapan harga, distribusi, riset, pemasaran dan analisis peluang.

2. Faktor Produksi atau Operasi

Analisis faktor produksi dan operasi yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan produksi atau operasi. Fungsi produksi atau operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Sedangkan manajemen produksi atau operasi berhubungan dengan input transpormasi dan output yang bervariasi antar industry dan pasar.

3. Faktor Manajemen dan Sumberdaya Manusia

(18)

Analisis faktor manajemen yaitu menganalisis kemampuan manajemen suatu perusahaan. Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian. Perencanaan adalah aktivitas yang merupakan persiapan masa depan. Pengorganisasian adalah seluruh aktivitas yang menghasilkan struktur pekerja dan hubungan otoritas. Pemberian motivasi terkait dengan pembentukan perilaku sumberdaya manusia, sedangkan aktivitas pengendalian diarahkan agar seluruh aktivitas berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Faktor sumberdaya manusia merupakan sumberdaya manusia yang penting dalam perusahaan. Kualitas sumberdaya manusia dalam organisasi akan menentukan keberhasilan dalam orgaisasi tersebut.

4. Faktor Keuangan

Analisis faktor keuangan yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari system keuangan yang telah dijalankan oleh perusahaan. Adapun fungsi keuangan menurut James Van Horne dalam David (2006) terdiri atas tiga keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan (pembiayaan), dan keputusan deviden, sedangkan faktor-faktor keunggulan strategis keuangan dalam organisasi yaitu (1) total sumber dana dan kekuatannnya (2) biaya modal yang rendah (3) struktur modal yang efektif (4) hubungan baik pemilik dan pemegang saham (5) kondisi pajak yang menguntukan, (6) perencanaan keuangan dan modal kerja yang efektif, (7) kebijakan penilaian persediaan.

c. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis eksternal yaitu analisis lingkungan luar perusahaan mencakup peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Faktor-faktor eksternal tersebut meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi. Dapat dilihat dari uraian dibawah ini.

1. Aspek Politik, Pemerintahan dan Hukum

Perkembangan politik akan mempengaruhi industri dan strategi yang akan diambil. Faktor politik dapat memperbesar atau memperkecil peluang atau ancaman utama bagi organisasi atau perusahaan.

2. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola membeli konsumen. Faktor-faktor yang dimaksud adalah tahapan siklus bisnis yang terjadi, gejala deflasi dan inflasi yang terjadi. Kebijakan keuangan, suku bunga, dan devaluasi atau revaluasi dalam hubungannya dengan uang asing, kebijakan fiskal serta neraca perdagangan, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.

3. Aspek Sosial Budaya, Demografi dan Lingkungan

Aspek sosial budaya terdiri dari lembaga dan kekuatan-kekuatan lain yang mempengaruhi nilai-nilai, presepsi, pilihan, dan tingkah laku yang dianut masyarakat. Penerapan strategi yang berbeda dibutuhkan saat perusahaan menghadapi tren yang dihadapi dalam masyarakat. Tren masyarakat yang berbeda akan menciptakan tipe konsumen yang berbeda untuk setiap barang dan jasa yang dihasilkan.

4. Aspek Teknologi

(19)

pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktek pemasaran dan posisi kompetitif perusahaan.

d. Merumuskan dan Menentukan Strategi

Tahap untuk merumuskan strategi yang dapat digunakan untuk menjawab visi dan misi perusahaan dapat digunakan beberapa macam alternatif pilihan strategi. Strategi tersebut didasarkan pada analisis faktor internal dan faktor eksternal pada lingkungan perusahaan sehingga dapat memberikan hasil dan mengevaluasi strategi yang terbaik untuk perusahaan. Beberapa alat analisis yang digunakan dalam menentukan strategi antara lain yaitu :

1. Internal Factor Evaluation Matrikx (IFE Matriks), Eksternal Factor Evaluation Matrikx (EFE Matriks) dan Internal Eksternal Matrikx (IE Matriks).

Analisis lingkungan internal atau evaluasi faktor internal mencakup pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang kemudian dapat dianalisis melalui identifikasi faktor-faktor internal apa saja yang terkait dengan perusahaan. Data dan informasi aspek internal dapat diperoleh dari beberapa aspek yang ada pada perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, produksi, pemasaran, sistem informasi, penelitian dan pengembangan.

Analisis lingkungan eksternal atau evaluasi faktor eksternal, digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan yang mencakup faktor peluang dan ancaman dari perusahaan. Data eksternal dikumpulkan melalui hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan demografi, teknologi, politik, hukum dan kompetitif perusahaan. Dari masing-masing faktor internal dan eksternal, kemudian diberikan bobot nilai berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut. bobot IFE pada sumbu horizontal dan bobot EFE pada sumbu vertikal.

Analisis Internal dan Eksternal (IE Matriks) merupakan tahap masukan dari formulasi strategi yang mencakup pemetaan dari analisis faktor internal dan eksternal yang telah didapat, yaitu total skor bobot IFE pada sumbu horizontal dan total skor bobot EFE pada sumbu vertikal. Pada matriks IE digunakan untuk mempertajam analisis yang telah dilakukan pada matriks IFE dan EFE yang selanjutnya dipetakan pada matriks IE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat perusahaan yang lebih jelas.

2. Analisis Matriks SWOT

Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Analisis ini sangat dikenal sebagai alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi (David 2009). Analisa SWOT sendiri merupakan singkatan dari kepanjangan

Strenght (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat

(Ancaman).

3. Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

(20)

Strategi memberikan dasar untuk menghasilkan dan mengevaluasi alternatif strategi yang layak. Alternatif strategi yang telah dirumuskan dalam Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) dipilih menggunakan matriks Internal Eksternal (IE) dan Analisis Strenght-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT), kemudian diurutkan dengan Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) menurut angka prioritas yang paling besar.

2. Kerangka Pemikiran Operasional

(21)

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Permasalahan yang dihadapi :

 Kenaikan harga bahan baku peternak

 Biaya operasional ditingkat peternak KSU Tandangsari dalam mendapatkan pakan hijau (ngarit) semakin tinggi

 Harga jual susu ke Industri Pengolahan Susu (IPS) belum ada kenaikan

Analisis Lingkungan Unit Usaha Pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari Tandangsari

Lingkungan Eksternal

 Politik, Pemerintahan dan Hukum

 Ekonomi

 Sosial Budaya, Demografi dan Lingkungan

 Teknologi

 Teknologi Lingkungan Internal

 Pemasaran

 Produksi

 Manajemen dan Sumber Daya Manusia

 Keuangan

Evaluasi Peluang dan Ancaman (Matriks EFE)

Evaluasi Kekuatan dan Kelemahan (Matriks IFE)

Penentuan Posisi unit usaha KSU Tandagsari saat ini dengan matriks IE

Penentuan alternantif strategi dengan matriks SWOT

Penentuan urutan strategi dengan QSPM Koperasi Serba Usaha Tandangsari

(KSU)

(22)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Koperasi Serba Usaha Tandangsari Tanjungsari, Kecamatan Sumedang, Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan koperasi tersebut memiliki potensi yang besar dan strategis untuk dikembangkan. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan untuk pengumpulan data yaitu awal bulan Maret 2014 sampai akhir bulan Mei 2014

Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan ketua atau manajer KSU Tandangsari, anggota koperasi secara langsung, warga sekitar. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dari jurnal, buletin, buku, internet serta data-data dari Badan Pusat Statistika (BPS), Departemen Pertanian (Deptan), Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), laporan-laporan bulanan dan tahunan KSU Tandangsari, hasil riset atau hasil penelitian sebelumnya. Jenis dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis dan Sumber Data yang Digunakan

No Jenis Data Sumber Data

1. Data Primer :

Observasi Melihat dan mengamati secara langsung keadaan dan situasi perusahaan

Wawancara Dengan memilih responden yaitu ketua umum, ketua bidang organisasi dan kelembagaan, staff karyawan

Kuisoner Memberikan kuisoner kepada responden

(ketua umum, kepala bidang organisasi dan kelembagaan, bagian pembukuan).

Penelaahan dokumen perusahaan

Diperoleh dari Koperasi

2. Data Sekunder :

Buku-buku - Buku proses pengolahan susu Data Instansi - Depatermen Pertanian

- Badan Pusat Statistik Literatur-literatur - Skripsi

(23)

Metode Penentuan Responden

Metode penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non probability sampling dengan menggunakan metode purposive sampling

Responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pihak internal dan pihak eksternal. Pemilihan responden internal dipilih secara sengaja berdasarkan penilaian bahwa responden tersebut memiliki faktor penentu dalam pengambilan keputusan yang berjumlah 2 orang responden yaitu Ketua Umum Pupung Purwana, SH dan Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan Mamat Apat, sedangkan pihak eksternal juga dipilih berdasarkan pengetahuannya dan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan di unit usaha Peternakan Sapi Perah Koperasi Serba Usaha Tandangsari yaitu Ketua GKSI Dedi Setiadi, Konsumen E. Cahyang dan masyarakat sekitar daerah KSU Tandangsari . Pertimbangan menggunakan pihak eksternal adalah agar penilaian dapat lebih objektif dan lebih mengetahui kondisi yang sebenarnya.

Metode Analisis Data

Data primer dan skunder yang telah terkumpul tersebut akan dihitung menggunakan computer (Software Microsoft Excel) dan kalkulator untuk kemudian dimasukkan kedalam table, gambar, dan uraian. Menurut David (2009) teknik perumusan strategi dapat diintegrasikan dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap, yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Pada penelitian tentang perumusan strategi pengembangan yang dilakukan, tahap perumusan mengikuti teknik perumusan strategi tersebut. Pada tahap input akan digunakan matriks evaluasi faktor internal (IFE) dan matriks evaluasi faktor eksternal (EFE). Tahap selanjutnya yaitu tahap pencocokan menggunakan matriks internal eksternal (IE) dan matriks kekuatan kelemahan peluang dan ancaman (SWOT). Tahap keputusan adalah tahap yang ketiga dan menggunakan matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM).

Tahap Input

(24)

Tabel 4. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Faktor Internal Bobot Rating Bobot Rating (skor) Kekuatan

1 2 -

Kelemahan 1

2 -

Total 1,0

Sumber: David (2009)

Adapun langkah-langkah untuk membuat matriks IFE menurut David(2009) adaalah :

1. Membuat daftar faktor internal utama yang telah diidentifikasi sebelumnya. 2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor internal. Pemberian bobot

matriks IFE mengggunakan metode “paired comparison” dengan skala untuk

penentuan bobot setiap faktor adalah 1,2,3 dimana : 1 = jika horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = jika horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Bentuk penilaian pembobotan masing-masing faktor internal akan ditunjukkan oleh tabel 5.

Tabel 5. Penilaian Pembobotan Matriks IFE

Faktor Strategi Internal A B C ... Total

A

B

C

...

Total

Sumber : David (2009)

Bobot setiap faktor interternal diperoleh memalui rumus berikut ini ; Xi

ai =

n

∑ xi i=1

Keterangan:

ai : bobot faktor ke-i Xi : Nilai faktor ke-i i : 1, 2, 3...., n

(25)

3. Memberi peringkat atau rating masing-masing faktor internal dengan nilai 1 sampai 4. Nilai 1= sangat lemah, 2 = lemah, 3 = kuat, 4 = sangat kuat. Dengan catatan, kekuatan harus mendapat nilai 3 dan 4 sementara nilai 1 dan 2 untuk kelemahan.

4. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk menghasilkan skor bobot masing-masing faktor internal.

5. Menjumlahkan skor bobot masing-masing faktor untukl memperoleh skor bobot total.

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) merangkum faktor-faktor eksternal yaitu ekonomi, sosial, demografis, lingkungan, teknologi politik, dan kompetitif. Adapun langkah-langkah untuk membuat matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) menurut David (2009) adalah :

1. Membuat daftar faktor eksternal utama berupa peluang dan ancaman yang telah diidentifikasi sebelumnya.

2. Memberi bobot pada masing-masing faktor utama. Pemberian bobot

menggunakan metode “paired comparison” dengan skala untuk penentuan

bobot setiap faktor adalah 1,2, dan 3 dimana

1 = jika horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = jika horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.

Tabel 6. Penilaian Pembobotan Matriks EFE

Faktor Strategi Internal A B C ... Total A

B

C

...

Total

Sumber : David (2009)

Bobot setiap faktor interternal diperoleh memalui rumus berikut ini ; Xi

ai =

n

∑ xi i=1

Keterangan:

ai : bobot faktor ke-i Xi : Nilai faktor ke-i i : 1, 2, 3...., n

n : Jumlah faktor yang diidentifiakasi

3. Memberi peringkat atau rating dari setiap faktor eksternal dengan nilai 1 sampai 4. Nilai 1= respon dibawah rata-rata, 2 = respon rata-rata, 3 = respon diatas rata-rata, dan 4 = respon sangat bagus

(26)

Menurut David (2009), skor bobot tertinggi adalah 4,0 yang mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon dengan baik peluang dan ancaman yang ada. Sedangkan skor terendah adalah 1,0 yang mengindikasikan strategi prusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada. Matriks EFE ditunjukkan oleh Tabel 7.

Tabel 7. Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Faktor Internal Bobot Rating Bobot Rating (skor) Peluang

1 2 -

Ancaman 1

2 -

Total 1,0

Sumber: David (2009)

Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan ini menggunakan matriks IE dan matriks SWOT. Hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dimasukkan kedalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan . Menurut David (2009), matriks IE mempunyai dua dimensi kunci yaitu skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. skolr tersebut dibagi kedalam tiga tingkatan. Menurut David (2009), sumbu x yang menyatakan skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; skor 2,0 sampai 2,99 menunjukkan posisi internal yang sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah skor kuat. Sementara pada sumbu y yang menyatakan skor bobot EFE dari 1,0 sampai 1,99 dipandang rendah; skor dari interval 2,00 sampai 2,99 dianggap sedang; dan skor pada interval 3,0 sampai 4,0 dianggap tinggi.

(27)

Total Score IFE

Gambar 3. Matriks Internal-Eksternal IE

Sumber : David (2009)

Menurut David (2009), sel I, II dan IV digambarkan sebagi tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi yang cocok digunakan pada posisi ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan produk, dan pengembangan pasar), atau strategi yang integratif (integrasi ke depan, ke belakang, dan horizontal). Sementara sel III, V atau VII digambarkan sebagai menjaga dan mempertahankan (hold and maintain). Strategi yang cocok untuk digunakan pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Sementara sel VI, VII, atau IX adalah panen atau divestasi (harvestor divest).

Setelah memperoleh hasil dari pemetaan matriks IE, tahap selanjutnya adalah menggunakan matriks swot (Strenghts-Weasknesses-Opportunities-Threats). Menurut David (2009), matriks SWOT adalah alat pencocokan yang penting yang menghasilkan empat jenis strategi, yaitu :

1. Strategi SO (Strenghts-Opportunities), yaitu dengan menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan atau menarik keuntungan dari peluang eksternal. 2. Strategi WO (Wesknesses-Opportunities), yaitu strategi yang bertujuan untuk

mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan atau mengambil keuntungan dari peluang eksternal.

(28)

4. Strategi WT (Weaknesses-Threats), adalah strategi yang defensive untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

Matriks SWOT ini memiliki Sembilan sel dengan empat sel faktor utama, empat sel strategi dan satu sel kosong pada sudut kiri atas. Membuat matriks SWOT ini didahului dengan membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan utama perusahaan, kemudian menyocokkan strategi dengan memadukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancman tersebut sehingga akan muncul bebrapa alternative strategi yang terdiri dari empat jenis, yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT (David, 2009). Matriks SWOT akan ditunjukkan oleh

(29)

Tabel 9. Matriks QSPM

Faktor-faktor Kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal:

1. Peluang -... 2. Ancaman -...

Total Bobot Faktor Internal:

1. Kekuatan -... 2. Kelemahan -... Total Bobot

Jumlah Total Daya Tarik

Sumber : David 2009

Keterangan :

Nilai 1 = Tidak Menarik Nilai 4 = Sangat Menarik Nilai 2 = Agak Menarik AS = Nilai Daya Tarik Nilai 3 = Cukup Menarik TAS = Total Nilai Daya Tarik

Tabel 9 menunjukkan matriks QSPM yang langkah-langkah pembuatannya urut David (2009) adalah sebagai berikut:

1. Membuat daftar peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan dikolom sebelah kiri. Minimal sepuluh faktor internal dan eksternal dimasukkan kedalam QSPM yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE.

2. Memberi bobot pada setiap faktor baik itu internal maupun eksternal. Bobot yang diberikan sama dengan bobot pada matrks IFE dan EFE.

3. Mencermati matriks-matriks SWOT dan IE pada tahap dua dan mengidentifikasi strategi alternative yang harus dipertimbangkan. Strategi tersebut dicantumkan dalam matriks QSPM.

4. Menentukan skor daya tarik (AS) yang didefinisikan sebagai nilai numeric yang merepresentasikan daya tarik relative setiap strategi. Skor daya tarik = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara logis menarik, dan 4 = sangat menarik (David dalam sari 2012).

5. Menghitung skor daya tarik total (TAS). TAS merupakan hasil perkalian bobot dengan skor daya tarik (AS). Semakin tinggi TAS, maka strategi semakin menarik.

(30)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Koperasi Serba Usaha Tandangsari

Koperasi Serba Usaha Tandangsari

Koperasi Serba Usaha Tandangsari merupakan suatu koperasi yang bergerak dibidang kegaiatn usaha seperti usaha peternakan sapi perah, usaha simpan pinjam, usaha sarana produksi pertanian. Koperasi serba usaha (KSU) Tandangsari didirikan pada tahun 1970, yang pada awalnya berbentuk koperasi Serba Usaha Desa (KSUD) dan Koperasi pertanian (KOPERTA) yang dirintis oleh beberapa anggota yang memiliki sejumlah kepentingan yang sama dibidang pertanian dan peternakan. Koperasi ini berkedudukan di Wilayah Usaha desa (WILUD). Wilayahnya meliputi 15 desa di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Namun, dengan lahirnya INPRES No. 4 tahun 1973 KSUD dan Koperta Tanjungsari melakukan amalgasi menjadi Badan Usaha unit Daerah (BUUD) Tanjungsari, Sumedang. Kemudian, INPRES No. 4 tahun 1973 ini diperbaharui menjadi inpres No. 2 tahun 1978, BUUD diubah kembali mejadi Koperasi Unit Desa (KUD) Tanjungsari, dengan Badan Hukum pertama No. 7251/BH/DK-10/21, pada tanggal 20 Januari 1981.

Penyempurnaan Inpres No. 2 tahun 1978 menjadi inpres No.4 tahun 1984 mengubah Badan Hukum koperasi ini menjadi No. 7251 A/BH/KWK-10/13 pada tanggal 27 februari 1989. Dengan lahirnya UU No. 25 Tahun 1992, pengkoperasian lembaga KUD Tanjungsari mengikuti UU tersebut. Kemudian, sebagai dampak daripada pelaksanaan UU No. 22 tahun 1999 Tentang Otonomi daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang yang mengatur tentang pembagian (pemekaran) wilayah Kecamatan, maka Kecamatan Tanjungsari dibagi menjadi tiga kecamatan karena perkembangan keanggotaan dan kegiatan usaha peternakan sapi perah ternyata sudah melewati batas wilayah kerja dan kecamatan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya perubahan dalam kelembagaan yang disesuaikan dengan perkembangan yang ada, sehingga gerak organisasi bisa menjadi lebih luas.

Berdasarkan keputusan rapat anggota tanggal 2 maret 2002 KUD Tanjungsari berubah nama menjadi KSU Tandangasari yang disahkan dengan SK Bupati Sumedang NO. 027 tahun 2002 dengan Badan Hukum No. 7251/BH/PAD/DK.10.13/III/2002 pada tanggal 25 maret 2002.

Setelah mengalami beberapa perusahaan, KSU Tandangsari ini memiliki Identitas Koperasi sebagai berikut :

Nama Koperasi : Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari Jenis Usaha : Serba Usaha

No. Badan Usaha : 7251/BH/PAD/DK.10.13/III/2002 tanggal 25 maret 2002 Alamat : Komplek Pasar Tanjungsari Sumedang

Lokasi dan Letak Geografis Koperasi Serba Usaha Tandangsari

(31)

Daerah-daerah yang berbatasan dengan KSU Tandangsari secara geografis sebagai berikut.

 Sebelah timur berbatasan dengan desa Jatisari

 Sebalah barat berbatasab dengan kecamatan Jatinangor

 Sebelah selatan berbatasan dengan desa Tanjungsari

 Sebalah utara berbatasan dengan pusat jual-beli / Pasar Tanjungsari

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pemerintah setempat, keadaan iklim dan topografi dari KSU Tandangsari adalah sebagai berikut.

a. Keadaaan iklim

Suhu udara : 16-28 C

Kelembaban udara : 60 – 80 %

Curah hujan : Rata-rata pertahun 2500 mm b. Keadaan topografi

Wilayah kerja KSU Tandangsari terletak sekitar 860 meter diatas permukaan air laut. Hal tersebut disebabkan daerah Tanjungsari merupakan daerah dataran tinggi yang letaknya dikelilingi pegunungan, sehingga sebagian besar daerahnya dapat digunakan untuk lahan pertanian dan peternakan.

Visi, Misi dan Tujuan Koperasi Serba Usaha Tandangsari

Visi

Visi dari KSU Tandangsari adalah “Dengan semangat berkoperasi

membangun Kabupaten Sumedang sebagai sentra agibisnis peternakan sapi perah

andalan”.

Misi

Misi dari KSU Tandangsari adalah sebagai berikut.

1. Perluasan sebaran usaha peternakan sapi perah kepada daerah-daerah yang potensial di wilayah kabupaten sumedang.

2. Pemeliharaan dan mempertahankan pedet sapi perah yang lahir.

3. Pemuliaan turunan dan rekayasa genetika untuk mendapatkan bibit unggul. 4. Penguatan kelembagaan kelompok tani ternak dan koperasi.

5. Pelayanan kepada anggota dalam pemenuhan kebutuhan sarana produksi, kesehatan hewan, insemminasi buatan, pemasaran produksi.

6. Kerjasama dalam mitra usaha dalam fasilitas permodalan dan pengembangan usaha.

7. Kerjasama dengan pemerintah Kabupaten melalui SKPD yang berkepentingan dalam membangun usaha-usaha peternakan dan pertanian pada umumnya secara terintegrasi dan berkesinambungan.

8. Pengolahan susu segar menjadi produk siap pakai (susu pasteurisasi, keju, dll). 9. Meningkatkan populasi sapi perah.

(32)

Keterangan :

= garis komado = garis koordinasi

= garis partisipasi anggota dalam rapat anggota = garis pengawasan

= garis partisipasi/pelayanan

Gambar 4. Struktur Organisasi Koperasi Serba Usaha Tandangsari

Sumber : Koperasi Serba Usaha Tandangsari, 2014

KSU Tandangsari mempunyai alat kelengkapan organisasi berdasarkan ketentuan tersebut dimana struktur organisasi KSU Tandangsari sebagai dasar melakukan kegiatan usahanya dan sebagai dasar dalam melaksanakan sistem akuntansi di KSU Tandangsari. Untuk memperjelas tentang perangkat organisasi koperasi maka akan dijelaskan tentang tugas dan fungsi masing-masing di bawah ini.

1. Rapat Anggota

Pelaksanaan Rapat Anggota KSU Tandangsari sudah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan peraturan yang ada di anggaran dasar yaitu bahwa rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, jika hal tersebut tidak tercapai maka pengambilan keputusan dilakukan dengan

RAPAT ANGGOTA

PENGURUS

MANAJER STAFF ADM PENGAWAS

UNIT PETERNAKAN

UNIT SIMPAN PINJAM

UNIT SAPROTAN

(33)

suara terbanyak. Dalam pemungutan suara setiap anggota mempunyai hak satu suara. Rapat Anggota juga berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas tentang pengelolaan koperasi.

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam sistem koperasi Indonesia. Didalam rapat Anggota KSU Tandangsari tidak saja berfungsi untuk merumuskan rencana jangka pendek, tetapi juga menetapkan hal-hal yang sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Pasal 23 menyatakan bahwa dalam rapat anggota menetapkan: 1) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (RAT).

2) Kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan-keputusankoperasi yang lebih tinggi.

3) Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas.

4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta mengesahkan laporan keuangan.

5) Mengesahkan pertanggung jawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya. 6) Pembagian Sisa Hasil Usaha.

7) Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi 8) Menetapkan Pengurus.

Sebelum pelaksanaan rapat anggota di koperasi, maka dilaksanakan terlebih dahulu pra-rapat, dimana seluruh anggota bersama sama menentukan wakil-wakilnya yang akan membawa aspirasi mereka didalam rapat anggota nanti, perwakilan disini biasanya diwakili oleh perwakilan kelompok anggota dari setiap unit di Koperasi Tandangsari. Mereka inilah yang mengikuti rapat anggota setiap tahunnya dan juga hak suara dan hak bicara.

Dalam pelaksanaan RAT berbagai persoalan yang menyangkut tata kehidupan koperasi dibahas untuk kemudian dipecahkan, kebijakan dan arah organisasi koperasi secara bersama-sama, RAT dilaksanakn setahun sekali, sudah dikatakan baik karena hampir semua anggota hadir dalam rapat tersebut, rapat anggota yang dilaksanakan di Koperasi KSU Tandangsari Sumedang pada umumnya berjalan baik dan memenuhi persyaratan tingkat kehadiran anggota yang lebih dari separuh jumlah anggota Koperasi. Keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, jika hal tersebut tidak tercapai maka pengambilan keputusan tersebut dilakukan voting (pengambilan suara terbanyak). Dalam pemungutan suara. Rapat anggota juga memint a pertanggung jawaban pengurus dan pengawas tentang pengelolaan koperasi.

2. Pengurus

Pengurus merupakan personifikasi badan hukum koperasi, jadi pengurus melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi serta mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan. Pengurus tersebut dipilih dari dan oleh anggota melalui Rapat Anggota, Pengurus harus bertanggung jawab atas segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada Rapat Anggota. Berdasarkan keputusan Rapat Anggota tahun 2011, susunan pengurus KSU Tandangsari periode 2011-2015 adalah sebagai berikut.

1. Ketua Umum : Pupung Purwana, SH. 2. Ketua Bid. Usaha : Mamat

3. Ketua Bid. Organisasi & Kelembagaan : Mamat Apat

(34)

5. Bendahara : H. Oyo Sukarya

Sementara yang bertindak sebagai pengelola usaha koperasi diangkat seorang manajer yaitu H. Toni Kartobi yang dibantu oleh 75 orang karyawan. Pengangkatan ini berdasarkan surat keputusan pengurus No : 04/K/I/5/SK/IV/2011.

Adapun uraian dari tugas pengurus Koperasi KSU Tandangsari Sumedang adalah sebagai berikut:

a. Ketua Umum

a) Menetapkan kebijakan umum.

b) Menandatangani surat-surat perjanjian pemerintah membayar uang.

c) Bertanggung jawab akan lancarnya usaha koperasi dan keseluruhan jalannya koperasi.

b. Ketua Bidang Usaha

a) Mengkoordinir tugas-tugas perencanaan usaha koperasi dan keseluruhan jalannya koperasi.

b) Mengawasi kinerja karyawan yang ada disetiap unit usaha.

c) Bertanggung jawab tentang laporan bidang usaha koperasi yang dan jalannya kinerja yang ada disetiap unit usaha.

c. Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan

a) Melayani kepentingan dari luar mengenai kegiatan koperasi. b) Mewakili organisasi dihadapan dan diluar pengadilan.

c) Bertanggung jawab tentang laporan bidang organisasi dan kelembagaan yang ada dikoperasi.

d) Mengkoordinir tata laksana organisasi koperasi secara keseluruhan. d. Sekretaris

a) Bertanggung jawab akan seluruh keuangan dan harta kekayaan koperasi lainnya. Dimana berkewajiban menerima, menyimpan, membayar serta mempertanggung jawabkannya.

b) Memelihara dan mempertanggung jawabkan alat-alat kantor atau inventaris koperasi.

c) Mengeluarkan uang koperasi atau persetujuan atau perintah ketua koperasi. d) Serta secara organisatoris bertanggung jawab kepada ketua.

e. Bendahara

a) Mengerjakan bukti kas harian, buku bank, buku pengadaan barang, serta buku - buku lain yang diperlukan.

b) Mengkoreksi atau mencocokan setiap data keuangan dan laporan keuangan bulanan.

c) Membuat neraca atau perhitungan hasil usaha per-triwulan dan tahunan. d) Menyetorkan uang.

3. Pengawas

(35)

Pengawas dipilih dari dan oleh anggota melalui Rapat Anggota juga bertanggung jawab kepada anggota melalui Rapat Anggota, persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Ketentuan tentang tugas dan wewenang pengawas diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 39.

4. Manajer

Manajer berfungsi sebagai pengelola KSU Tandangsari berdasarkan wewenang yang dilimpahkan pengurus. Kriteria manajer harus harus memenuhi kualitas yang diantaranya adalah mempunyai penegtahuan dan keterampilan yang bai dibidang manajemen usaha yang ditanganinya, memiliki jiwa kepemimpinan dan dapat bekerjasama dengan pihak lain. Manajer betanggung jawab kepada pengurus yang membawahinya. Manajer diangkat dan diberhentikan oleh ketua umum. Adapun pengertian manajer umum dibawah ini adalah manajer umum didalam Koperasi/KSU adalah orang-orang yang diangkat dan telah mendapat pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pengurus koperasi untuk memimpin untuk memimpin orang-orang (manajer unit usaha, seksi dan staf/karyawan), mengatur sumber-sumber, saran-saran produksi, agar supaya semua berhasi, berdaya guna dan tepat guna bagi kesehjahteraan anggota koperasi atau KSU. (Departemen Koperasi 1984). Dari definisi terebut dapatlah dikatakan bahwa manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas jalannya usaha organisasi koperasi yang dilimpahkan kepada pengurus. Manajer adalah merupakan penghubung antara karyawan dengan pengurus serta merupakan peletakan dasar kebijaksanaan kerja. Hal ini bahwa tanggung jawab manajer mencakup organisasi dan usaha. Pada KSU Tandangsari terdapat satu orang manajer yang diangkat oleh pengurus dan membawahi beberapa unit usaha. Adapun manajer Koperasi Serba Usaha Tandangsari untuk periode 2011-2014 adalah : H. Toni Kartobi tugas dan fungsi manajer dapat diuraikan dibawah ini : a. Tugas manajer adalah mengkoordinir unit-unit usaha

b. Mengarahkan, membina karyawan c. Mengawasi jalannya usaha.

5. Karyawan

Karyawan merupakan suatu unsur penting untuk melakukan aktivitas usaha yang ada di KSU Tandangsari sehingga fungsi pelayanan kepada anggota dapat dilakukan seefektif mungkin. Karyawan KSU Tandangsari tahun 2011 tercatat sebanyak 75 orang, ditambah satu orang manajer. Kelengkapan lain dalam KSU Tandangsari adalah badan pembimbing dan pelindung (BPP). Untuk BPP ini didasarkan pada Inpres No. 4 Tahun 1984 tentang pembinaan dan pengawasan koperasi unit desa, dengan tugas pokok memberikan bimbingan dan perlindungan kepada koperasi.

Adapun tugas yang dilaksanakan oleh karyawan dikoperasi dapat diuraikan dibawah ini :

a. Mempersiapkan data laporan dari kinerja disetiap unit, untuk rapat rutin dan RAT.

b. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pengurus

(36)

e. Membantu pelayanan f. Komputerisasi

Keanggotaan Koperasi Serba Usaha Tandangsari

Keanggotaan KSU Tandangsari sebagaimana diatur dalam tuntunan perundang-undangan yang didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi. Dengan sikap sukarela dan terbuka maka keanggotaan koperasi akan tumbuh dengan kemanfaatan ekonomis yang diperoleh anggota. Implikasi dari pemahaman ini bagi koperasi dapat tersirat pada perkembangan jumlah anggota. Adapun perkembangan keanggotaan KSU Tandangsari dari tahun 2008-2011 adalah sebagaimana yang ditunjukkan didalam Tabel 10 yaitu :

Tabel 10. PerkembanganJumlah Anggota KSU Tandangsari Tahun 2008-2011.

Tahun Jiwa

Jumlah Anggota Perkembangan ( %

)

Masuk Keluar Meninggal Dunia

2008 2.517 - 307 219 15

2009 2.569 2,06 233 170 11 2010 2.677 4,20 318 205 5 2011 2.573 -3,90 247 325 26

Sumber : Laporan RAT KSU Tandangsari Tahun 2012

Tabel 10, dapat dilihat bahwa bahwa keanggotaan KSU Tandangsari dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 mengalami peningkatan, namun pada tahun 2011 terjadi penurunan jumlah anggota sebanyak 3,90 persenatau sebanyak 104 orang. Penurunan tersebut karena jumlah anggota yang masuk lebih sedikit dari jumlah yang keluar. Jumlah angggota masuk pada tahun 2011 turun sebanyak 71 orang dari tahun 2010 atau sebesar -22,30 persen. Sedangkan anggota yang keluar tahun 2011 meningkat sebanyak 120 orang dari tahun 2010 atau sebesar 58,50 persen.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi KSU Tandangsari adalah sebagai berikut :

1. Warga Negara Indonesia (WNI) dewasa yang mampu dan sanggup melakukan tindakan hukum.

2. Menerima landasan idiil, asas, dan sendi dasar Koperasi.

3. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban-kewajiban dan menjalankan haknya sebagai anggota sesuai dengan undang-undang koperasi, anggaran dasar, anggaran rumah tangga KSU Tandangsari.

4. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib bulannya, serta menyerahkan foto ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar untuk kartu anggota.

Kegiatan Koperasi Serba Usaha Tandangsari

1. Unit Usaha Sapi Perah

(37)

a. Dilihat dari potensi wilayah, dimana wilayah kerja KSU Tandangsari sebagian besar daerah pegunungan atau dataran tinggi yang iklimnya cocok untuk sapi perah.

b. Tersedia pakan ternak yang cukup.

c. Respon dari anggota cukup baik untuk menjadi peternak sapi perah d. Mudah dalam penyaluran dan pemasaran hasil produksi.

Kegiatan usaha pada unit sapi perah ini meliputi kegiatan-kegiatan pelayanan sebagai berikut :

a. Pembelian dan pemasaran susu

Kegiatan dan pemasaran susu merupakann suatu unggulan dan inti di KSU Tandangsari. Proses pembelian/penampungan susu murni secara sederhana sebagai berikut :

Gambar 5. Proses pembelian/penampungan dan pemasaran susu KSU Tandangsari

Sumber : Koperasi Serba Usaha Tandangsari, 2014

Proses pembelian/penampungan dan pemasaran susu pada KSU Tandangsari bermula dari anggota, anggota peternak menyerahkan air susu pada penampungan yang dibagi berdasarkan kelompok dan dari kelompok ke cooling unit, kemudian langsung disalurkan ke IPS (Industri Pengolahan Susu) yaitu ke Indolakto dan Ultrajaya. Pengambilan air susu dari peternak dilakukan dua kali sehari yaitu pagi hari jam 05.00 wib dan siang hari jam 16.00 wib. Produksi susu dari KSU Tandangsari per-ekor sapinya rata-rata 10 liter/hari. Harga pembelian dan penjualan susu didasarkan kepada standar kualitas. Pembelian dari anggota dengan standar kualitas Total Solid (TS) sebesar 11,0 sebesar Rp 2.900 dan untuk kuantitas 100 liter/hari diberikan bonus sebesar Rp 100.

Tabel 11. Perkembangan Pembelian dan Penjualan Susu Murni dari Tahun 2008- 2011

Tahun Pembelian % Penjualan %

Volume ( Lt )

Nilai ( Rp ) Volume ( Lt ) Nilai ( Rp )

2008 11.342.280,00 33.176.909.033,90 - 11.534.192,50 38.178.284.288,33 -

2009 12.525.302,50 39.311.563.978,50 18,49 12.792.736,00 43.294.911.933,00 13,40

2010 13.699.436,00 43.064.719.949,30 9,55 13.801.242,50 47.013.481.481,95 8,59

2011 11.456.188,00 35.403.774.878,77 -17,79 11.236.227,00 40.032.873.476,41 -14,85 Sumber : Laporan RAT KSU Tandangsari , 2012

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui perkembangan pembelian dan penjualan susu, bahwa pada tahun 2009 pembelian susu meningkat 18,49 persen, dan penjualan meningkat 3,40 persen dari tahun 2008, pada tahun 2010 juga pembelian meningkat 9,55 persendan penjualan meningkat 8,59 persen dibandingkan dengan tahun 2009. Namun pada tahun 2011 nilai pembelian dan

Anggota Penampungan susu/per-kelompok

(38)

penjualan susu justru menurun, pembelian susu justru menurun, pembelian susu turun -17,79 persen dan penjualan turun sebesar -14,85 persen, penurunan pembelian dan penjualan susu ini penyebabnya adalah banyak peternak yang menjual sapinya dan beralih ke profesi lain, ini dikarenakan naiknya bahan baku pakan konsentrat namun tidak diimbangi dengan kenaikan harga susu ditingkat konsumen, dalam hal ini Industri Pengolahan Susu (IPS). Kondisi tersebut diperparah dengan adanya harga bahan baku pakan ternak, biaya operasional ditingkat peternak dalam memdapatkan pakan hijauan (ngarit) semakin tinggi, semua itu mengakibatkan biaya produksi ditingkat peternak menjadi tinggi. Sementara harga jual susu ke IPS brlum ada peningkatan, bahkan dengan semakin ketatnya aturan penerimaan susu oleh IPS mengakibatkan seringkali terjadi penolakan susu dari koperasi.

b. Pengolahan Pakan Ternak (Konsentrat)

Pengolahan pakan ternak yang berupa konsentrat untuk memenuhi sarana produksi sapi perah sebagai sub unit usaha sapi perah. Pembuatan pakan ternak (konsentrat) yang sekarang dikelola oleh KSU Tandangsari pada tahun 2011 mengalami hal yang kurang menggembirakan, penjualan pada tahun 2011 hampir tidak ada peningkatan dibanding tahun 2010. Pakan ternak ( konsentrat ) ini penting bagi peningkatan mutu produk( susu ) jika dibandingkan dengan produk yang tidak menggunakan pakan konsentrat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Dari hasil penelitian ternyata untuk menghasilkan 2 liter susu harus diimbangi dengan 1 kg pakan konsentrat. Harga konsentrat kepada anggota sebesar Rp. 1.450 per kg, sedangkan untuk non anggota sebesar Rp. 1.600 per kg. Adapun komposisi konsentrat terdiri dari : polard, dedak, ongok, ampas kecap, kalsium, supermineral, bungkil kelapa, bungkil kedelai, minyak, urea dan lain sebagainya.

Tabel 12. Perkembangan Produksi dan Penjualan Pakan Ternak Konsentrat tahun 2008-2011

Tahun Produksi (Kg ) Penjualan (Kg) Harga Penjualan (Rp)

% 2008 7.150.750,00 7.188.930,00 8.641.324.025,00 -

2009 8.292.666,70 8.294.230,00 12.169.669.050,00 40,83 2010 9.537.711,00 9.584.890,00 13.871.762.270,00 13,98

2011 8.661.783,30 8.587.788,70 13.874.406.517,71 0,02

Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandangsari , 2012

Berdasarkan tabel 12, produksi dan penjualan pakan konsentrat pada tahun 2009 masih ada peningkatan dibanding tahun 2008 sebesar 40,83 persen. Begitu juga tahun 2010 masih ada peningkatan 13,98 persen dibanding tahun 2009. Namun pada tahun 2011 nilai penjualan pakan ternak konsentarat peningkatannya sangat kecil, yaitu sebesar 0,02 persen.

c. Pelayanan Kesehatan Hewan dan IB ( Iseminasi Buatan)

(39)

mempertahankan hasil produksi (Anak/Pedet) dengan cara pemeliharaan atau pembibitan. Pelayanan Kesehatan Hewan dan Inseminasi Buatan (IB) dikelola oleh KSU Tandangsari dengan dikoordinasikan oleh tim keswan, mengenai pembiayaannya didapatkan secara tanggung renteng oleh anggota peternak sebesar Rp. 45.- per liter susu. Selama tahun 2011 dana kesehatan IB dan keswan mencapai Rp.524.754.670,50.

Kegiatan pelayanan kesehatan keswan dan IB pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

- Jumlah kasus : 12.310 kasus

- Jumlah pelayanan : 9.810 satuan pelayanan

- Jumlah pemohon IB : 3.200 orang

- Jumlah pelayanan IB : 10.257 satuan pelayanan

- Jumlah sapi akseptor : 5.974 ekor

d. Populasi Sapi Perah

Perkembangan populasi sapi perah di KSU Tandangsari tiap tahunnya mengalami perubahan hal ini disebabkan oleh berhasil tidaknya inseminator buatan dan penyuluhan kepada anggota. Untuk menjaga populasi sapi perah serta penyediaan bibit, KSU Tandangsari telah melaksanakan pembibitan melalui pola parohan di para anggota serta percontohan.

Tabel 13. Perkembangan Populasi Sapi Perah Milik KSU Tandangsari Tahun 2008-2011

Tahun Induk Dara

Jantan Dewasa

Pedet Betina

Pedet

Jantan Jumlah

2008 480 181 16 86 14 777

2009 462 128 8 100 32 730

2010 394 240 34 48 31 747

2011 401 105 3 84 10 603

Sumber: Laporan Tahunan KSU Tandangsari , 2012

Berdasarkan tabel 13, populasi sapi perah milik KSU Tandangsari mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Tahun 2009 meningkat 47 ekor atau 6,05%. Pada tahun 2010 ada peningkatan 17 ekor atau naik 2,33%. Namun pada 2011 mengalami penurunan cukup besar, berkurang 144 ekor atau turun -19,28%.

2. Unit usaha simpan pinjam

(40)

pada unit usaha ini memiliki persyaratan atau aturan umumnya sebagai berikut : a. Telah menjadi anggota KSU Tandangsari sekurang-kurangnya 6 (enam)

bulan.

b. Aktif dalam menjalankan kewajibannya. c. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP).

d. Besarnya pinjaman 5 (lima) kali jumlah simpanan tidak termasuk dana kesehatan dan dana kematian.

e. Untuk pinjaman lebih dari Rp. 500.000,- mengharuskan adanya agunan berupa sertifikat tanah atau BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor).

Dengan adanya Peraturan Pemerintah Indonesia No. 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh koperasi, sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, maka selanjutnya pengelolaan usaha simpan pinjam harus terpisah atau sebagai unit yang atonom. Hal ini harus sudah dilaksanakan pada Mei 1997, sebagai persiapan dalam pelaksanaan Pengelolaan Unit Simpan Pinjam maka pada tahun 1996 KSU Tandangsari ditunjuk oleh Kantor Wilayah Koperasi sebagai salah satu Pilot Proyek Unit Simpan Pinjam diantara 5 Koperasi Unit Desa yang ada di Jawa Barat. Sebagai langkah penyesuaian tersebut sejak bulan September 1997 Unit Simpan Pinjam telah melaksanakan pembenahan-pembenahan dalam penataan administrasi akuntasi dan personalia.

Tabel 14. Keadaan Kegiatan Pada Unit Usaha Simpan Pinjam Tahun 2008-2011

Tahun Total Aset Pendapatan SHU %

2008 4.166.100.055,50 919.324.311,00 44.804.732,00 -

2009 4.124.069.825,50 788.694.680,49 47.044.968,00 5,00

2010 4.736.314.940,50 557.436.600,00 49.764.041,00 5,78

2011 4.988.914.717,50 1.048.976.818,0 0

52.251.304,00 5,00

Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandangsari , 2012

Berdasarkan tabel 14, dapat diketahui pendapatan sisa hasil usaha (SHU ) unit simpan pinjam tiap tahunnya mengalami peningkatan rata-rata sebesar 5,30%. Ini artinya bahwa anggota memanfaatkan secara kontinyu jasa pinjaman yang ada pada KSU Tandangsari.

Gambar

Tabel 1. Pertumbuhan  Koperasi di Jawa Barat Tahun 2008-2011
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategi
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pemuliaan sapi perah FH hendaknya dapat dijadikan sebagai unit usaha KSU Tandang Sari yang didukung oleh PEMDA Sumedang secara administratif dan finansial,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kekuatan utama agroindustri adalah kualitas beras siger yang baik sedangkan kelemahan utama agroindustri adalah

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal peternakan ayam broiler di Kecamatan Kandat diketahui faktor – faktor yang menjadi kekuatan,

Dapat disimpulkan bahwa biaya yang dikeluarkan peternak antara anggota koperasi dan non anggota koperasi di Kabupaten Banyumas berbeda, sedangkan pendapatan tidak

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal peternakan ayam broiler di Kecamatan Kandat diketahui faktor – faktor yang menjadi kekuatan,

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan tantangan (threat) dalam pengembangan usaha

Hasil analisa dengan mengidentifikasi keadaan internal kekuatan dan kelemahan dan keadaan eksternal peluang dan ancaman Unit Griya Tamu dapat dibentuk berbagai macam solusi dalam

Matriks Analisis SWOT Objek Ekowisata Bukit Abah KEKUATAN/ STRENGTH S KELEMAHAN/ WEAKNESS W INTERNAL EKSTERNAL Lingkungan relatif masih asli Keindahan panorama alam dan