• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Individu dengan Sikap Karyawan dalam Usaha Peternakan Sapi Perah (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Karakteristik Individu dengan Sikap Karyawan dalam Usaha Peternakan Sapi Perah (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP

KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

(

Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan

)

_____SKRIPSI_____ EVA SUSANTI

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(2)

RINGKASAN

EVA SUSANTI. D34104048. Hubungan Karakteristik Individu dengan Sikap Karyawan dalam Usaha Peternakan Sapi Perah

(

Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan

)

.

Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing utama : Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS Pembimbing anggota : Prof. Dr. Djoko Susanto, SKM

Sumberdaya manusia (SDM) salah satu faktor yang menunjang dalam efektivitas perusahaan. Usaha peternakan sapi perah harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya pada tingkat produktivitasnya saja, melainkan juga harus mencakup peningkatan kapasitas karyawan dalam menjalankan usaha peternakannya. Oleh karena itu, untuk memperbaiki manajemen SDM yang ada di perusahaan diperlukan peningkatan SDM dan perbaikan komunikasi. Komunikasi sangat penting dalam proses pembentukan dan pengembangan sikap karyawan. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap yang dimunculkan karyawan dalam perusahaan beragam, karena pada dasarnya masing-masing individu memiliki karakter yang berbeda.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik internal karyawan perusahaan peternakan Rian Puspita Jaya, (2) Mengidentifikasi karakteristik eksternal karyawan perusahaan peternakan Rian Puspita Jaya, (3) Mengidentifikasi sikap karyawan perusahaan peternakan Rian Puspita Jaya dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah, (4) Menganalisis hubungan antara karakteristik internal dan eksternal karyawan dengan sikap karyawan dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah.

Penelitian berlangsung selama 3 minggu mulai tanggal 3 hingga 24 Desember 2007 di perusahaan peternakan sapi perah Rian Puspita Jaya (RPJ) Jakarta Selatan. Jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan peternakan RPJ sebanyak 21 orang yang seluruhnya dijadikan responden (metode sensus). Desain penelitian adalah deskriptif korelasional. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan statistik deskriptif berupa frekuensi, rataan, persentase, tabulasi silang, rataan skor, total rataan skor serta uji korelasi rank Spearman dan chi square.

(3)

karyawan, interaksi karyawan dengan atasan yang memiliki hubungan nyata (p<0,05) dengan sikap karyawan terhadap aspek tujuan perusahaan dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah

(4)

ABSTRACT

Correlation of the Individual Characteristic with the Employees Attitude in Dairy Farming

(Case at Dairy Farming Company’s Rian Puspita Jaya South Jakarta) Susanti E, A. Saleh, D. Susanto

The aims of this study were: (1) to identify individual characteristics as internal characteristics of the employees of farming company’s Rian Puspita Jaya (RPJ) South Jakarta, (2) to identify external characteristics of the employees of farming company’s RPJ, (3) to identify the employees attitude of farming company’s RPJ in dairy farming, (4) to analyze correlation between internal and external characteristic with the employees attitude of farming company’s RPJ in dairy farming. This study were conducted for three weeks on the 3rd until 24December 2007 at the farming company of the RPJ in South Jakarta. The number of 21 respondents were taken as the sample based on Census Method that requires all members of the population considered and taken as the respondents. The results showed that: the employees age range from 17-60 years old, have the junior high school, the monthly income Rp 550.000-Rp 700.000, the employees work experience range from 1-23 years and mostly of them are working in production division; communication frequencies in the external characteristics of the farming company‘s RPJ is categorized as seldom; while the attitude of the employees categorized as good, with the aspect of the company goal have highly score; generally, there was no significant correlation (p>0,05) between internal and external characteristics with the employees attitude in dairy farming. In internal characteristics; there is significant correlation (p<0,05) between age with the employees attitude to the goal company in the dairy farming. And in external characteristics; mass communication, employees interaction humanity, employees interaction with leadership have significant correlation (p<0,05) with the employees attitude to the company goal in the dairy farming

(5)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP

KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

(

Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan

)

EVA SUSANTI D 34104048

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(6)

HUBUNGAN

KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP

KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

(

Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan

)

Oleh EVA SUSANTI

D34104048

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 15 Mei 2008

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS Prof. Dr. Djoko Susanto, SKM NIP. 131 803 651 NIP. 140 020 648

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di DKI Jakarta pada tanggal 12 September 1986. Penulis dilahirkan sebagai anak ke empat dari empat bersaudara yang merupakan puteri dari pasangan (Alm) Bapak Daryono dan Ibu Masiyah.

Riwayat pendidikan dimulai dari SDN 05 Pagi Tebet Timur yang diselesaikan pada tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 73 Tebet Timur yang diselesaikan pada tahun 2001 dan pada tahun 2004 penulis menyelesaikan sekolah di SMU MUHAMMADIYAH 5 Jakarta.

Penulis diterima sebagai mahasiswa pada jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2004 dan mengambil minat Komunikasi dan Penyuluhan.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim,

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Hubungan Karakteristik Individu dengan Sikap Karyawan dalam Usaha Peternakan Sapi Perah (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan), merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini mengenai hubungan karakteristik individu dengan sikap karyawan dalam usaha peternakan sapi perah. Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan karena perusahaan ini salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang peternakan. Sikap karyawan yang ditimbulkan dari masing-masing individu berimplikasi pada pelaksanaan dan kinerja perusahaan peternakan sapi perah untuk ke depannya.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal, pelaksanaan survei, penelitian dan penulisan skripsi. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.

Bogor, Mei 2008

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ... i

ABSTRACT ... iii

PERNYATAAN ... iv

PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian... 3

Kegunaan Penelitian... 4

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 5

Kerangka Pemikiran ... 5

Hipotesis ... 6

DEFINISI ISTILAH ... 8

TINJAUAN PUSTAKA ... 9

Usaha Peternakan Sapi Perah... 9

Sikap ... 10

Pembentukan Sikap ... 10

Pengukuran Sikap ... 11

Karakteristik Individu... 11

Organisasi ... 12

Manajemen Sumberdaya Manusia ... 13

Komunikasi Media Massa ... 13

Interaksi Organisasi... 14

Pengakuan Kerja... 18

METODE PENELITIAN... 19

Lokasi dan Waktu ... 19

Responden Penelitian ... 19

Desain Penelitian ... 19

Data dan Instrumen ... 20

(10)

Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 22

Pengumpulan Data ... 23

Analisis Data ... 23

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 25

Sejarah Singkat Perusahaan ... 25

Struktur Organisasi ... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

Karakteristik Internal Karyawan ... 28

Karakteristik Eksternal Karyawan ... 31

Sikap Karyawan dalam Usaha Peternakan Rian Puspita Jaya ... 34

Hubungan Karakreristik Internal dengan Sikap Karyawan Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya ... 37

Hubungan Karakreristik Eksternal dengan Sikap Karyawan Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya ... 38

KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

Kesimpulan ... 41

Saran ... 41

UCAPAN TERIMA KASIH ... 42

DAFTAR PUSTAKA... 43

(11)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP

KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

(

Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan

)

_____SKRIPSI_____ EVA SUSANTI

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(12)

RINGKASAN

EVA SUSANTI. D34104048. Hubungan Karakteristik Individu dengan Sikap Karyawan dalam Usaha Peternakan Sapi Perah

(

Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan

)

.

Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing utama : Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS Pembimbing anggota : Prof. Dr. Djoko Susanto, SKM

Sumberdaya manusia (SDM) salah satu faktor yang menunjang dalam efektivitas perusahaan. Usaha peternakan sapi perah harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya pada tingkat produktivitasnya saja, melainkan juga harus mencakup peningkatan kapasitas karyawan dalam menjalankan usaha peternakannya. Oleh karena itu, untuk memperbaiki manajemen SDM yang ada di perusahaan diperlukan peningkatan SDM dan perbaikan komunikasi. Komunikasi sangat penting dalam proses pembentukan dan pengembangan sikap karyawan. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap yang dimunculkan karyawan dalam perusahaan beragam, karena pada dasarnya masing-masing individu memiliki karakter yang berbeda.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik internal karyawan perusahaan peternakan Rian Puspita Jaya, (2) Mengidentifikasi karakteristik eksternal karyawan perusahaan peternakan Rian Puspita Jaya, (3) Mengidentifikasi sikap karyawan perusahaan peternakan Rian Puspita Jaya dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah, (4) Menganalisis hubungan antara karakteristik internal dan eksternal karyawan dengan sikap karyawan dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah.

Penelitian berlangsung selama 3 minggu mulai tanggal 3 hingga 24 Desember 2007 di perusahaan peternakan sapi perah Rian Puspita Jaya (RPJ) Jakarta Selatan. Jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan peternakan RPJ sebanyak 21 orang yang seluruhnya dijadikan responden (metode sensus). Desain penelitian adalah deskriptif korelasional. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan statistik deskriptif berupa frekuensi, rataan, persentase, tabulasi silang, rataan skor, total rataan skor serta uji korelasi rank Spearman dan chi square.

(13)

karyawan, interaksi karyawan dengan atasan yang memiliki hubungan nyata (p<0,05) dengan sikap karyawan terhadap aspek tujuan perusahaan dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah

(14)

ABSTRACT

Correlation of the Individual Characteristic with the Employees Attitude in Dairy Farming

(Case at Dairy Farming Company’s Rian Puspita Jaya South Jakarta) Susanti E, A. Saleh, D. Susanto

The aims of this study were: (1) to identify individual characteristics as internal characteristics of the employees of farming company’s Rian Puspita Jaya (RPJ) South Jakarta, (2) to identify external characteristics of the employees of farming company’s RPJ, (3) to identify the employees attitude of farming company’s RPJ in dairy farming, (4) to analyze correlation between internal and external characteristic with the employees attitude of farming company’s RPJ in dairy farming. This study were conducted for three weeks on the 3rd until 24December 2007 at the farming company of the RPJ in South Jakarta. The number of 21 respondents were taken as the sample based on Census Method that requires all members of the population considered and taken as the respondents. The results showed that: the employees age range from 17-60 years old, have the junior high school, the monthly income Rp 550.000-Rp 700.000, the employees work experience range from 1-23 years and mostly of them are working in production division; communication frequencies in the external characteristics of the farming company‘s RPJ is categorized as seldom; while the attitude of the employees categorized as good, with the aspect of the company goal have highly score; generally, there was no significant correlation (p>0,05) between internal and external characteristics with the employees attitude in dairy farming. In internal characteristics; there is significant correlation (p<0,05) between age with the employees attitude to the goal company in the dairy farming. And in external characteristics; mass communication, employees interaction humanity, employees interaction with leadership have significant correlation (p<0,05) with the employees attitude to the company goal in the dairy farming

(15)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP

KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

(

Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan

)

EVA SUSANTI D 34104048

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(16)

HUBUNGAN

KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP

KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

(

Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan

)

Oleh EVA SUSANTI

D34104048

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 15 Mei 2008

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS Prof. Dr. Djoko Susanto, SKM NIP. 131 803 651 NIP. 140 020 648

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di DKI Jakarta pada tanggal 12 September 1986. Penulis dilahirkan sebagai anak ke empat dari empat bersaudara yang merupakan puteri dari pasangan (Alm) Bapak Daryono dan Ibu Masiyah.

Riwayat pendidikan dimulai dari SDN 05 Pagi Tebet Timur yang diselesaikan pada tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 73 Tebet Timur yang diselesaikan pada tahun 2001 dan pada tahun 2004 penulis menyelesaikan sekolah di SMU MUHAMMADIYAH 5 Jakarta.

Penulis diterima sebagai mahasiswa pada jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2004 dan mengambil minat Komunikasi dan Penyuluhan.

(18)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim,

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Hubungan Karakteristik Individu dengan Sikap Karyawan dalam Usaha Peternakan Sapi Perah (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan), merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini mengenai hubungan karakteristik individu dengan sikap karyawan dalam usaha peternakan sapi perah. Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan karena perusahaan ini salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang peternakan. Sikap karyawan yang ditimbulkan dari masing-masing individu berimplikasi pada pelaksanaan dan kinerja perusahaan peternakan sapi perah untuk ke depannya.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal, pelaksanaan survei, penelitian dan penulisan skripsi. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.

Bogor, Mei 2008

(19)

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ... i

ABSTRACT ... iii

PERNYATAAN ... iv

PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian... 3

Kegunaan Penelitian... 4

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 5

Kerangka Pemikiran ... 5

Hipotesis ... 6

DEFINISI ISTILAH ... 8

TINJAUAN PUSTAKA ... 9

Usaha Peternakan Sapi Perah... 9

Sikap ... 10

Pembentukan Sikap ... 10

Pengukuran Sikap ... 11

Karakteristik Individu... 11

Organisasi ... 12

Manajemen Sumberdaya Manusia ... 13

Komunikasi Media Massa ... 13

Interaksi Organisasi... 14

Pengakuan Kerja... 18

METODE PENELITIAN... 19

Lokasi dan Waktu ... 19

Responden Penelitian ... 19

Desain Penelitian ... 19

Data dan Instrumen ... 20

(20)

Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 22

Pengumpulan Data ... 23

Analisis Data ... 23

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 25

Sejarah Singkat Perusahaan ... 25

Struktur Organisasi ... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

Karakteristik Internal Karyawan ... 28

Karakteristik Eksternal Karyawan ... 31

Sikap Karyawan dalam Usaha Peternakan Rian Puspita Jaya ... 34

Hubungan Karakreristik Internal dengan Sikap Karyawan Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya ... 37

Hubungan Karakreristik Eksternal dengan Sikap Karyawan Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya ... 38

KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

Kesimpulan ... 41

Saran ... 41

UCAPAN TERIMA KASIH ... 42

DAFTAR PUSTAKA... 43

(21)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Distribusi Karyawan Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Berdasar-

kan Divisi... 19

2. Jumlah Sapi Perah Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya pada Bulan Desember 2007 ... 26

3. Karakteristik Internal Karyawan Rian Puspita Jaya ... 29

4. Rataan Skor Karakteristik Eksternal Karyawan Rian Puspita Jaya... 31

5. Jumlah Karyawan Kandang per Satuan Ternak ... 32

6. Rataan Skor Sikap Karyawan Rian Puspita Jaya... 35

7. Hubungan Karakteristik Internal dengan Sikap Karyawan Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya ... 37

(22)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Berpikir Hubungan Karakteristik Individu dengan Sikap Kar-

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Hasil Pengujian Korelasional rank Spearman Karakteristik Internal de- ngan Sikap Karyawan dalam Menjalankan Usaha Peternakan Sapi Perah

Rian Puspita Jaya ... 46 2. Hasil Pengujian Korelasional rank Spearman Karakteristik Eksternal de-

ngan Sikap Karyawan dalam Menjalankan Usaha Peternakan Sapi Perah

(24)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian secara umum dan bertujuan meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta memenuhi kebutuhan pangan dan gizi. Pengembangan usaha sapi perah merupakan salah satu pendekatan-pendekatan terpadu dalam strategi subsektor peternakan.

Perkembangan usaha peternakan sapi perah di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun akibat peningkatan permintaan akan bahan pangan asal ternak, sejalan meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya susu sebagai salah satu sumber protein hewani. Kebutuhan susu yang semakin meningkat memungkinkan usaha peternakan sapi perah dapat terus ditingkatkan.

Rian Puspita Jaya (RPJ) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha peternakan sapi perah yang masih bertahan di Provinsi DKI Jakarta yang dirintis pada tahun 1982 oleh H. Mardani. Perusahaan ini merupakan usaha keluarga yang diwariskan oleh orang tua H. Mardani yang awalnya hanya mempunyai beberapa ekor, kemudian perusahaan ini bekerjasama dan mendapat pinjaman 15 ekor dari Koperasi Peternak Daerah (KOPERDA) Jakarta. Namun pembagian keuntungan yang didapat kurang adil oleh perusahaan, sehingga perusahaan memutuskan untuk melepaskan diri dari KOPERDA Jakarta. Seiring berjalannya waktu, perusahaan Peternakan RPJ mengalami kemajuan. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya ternak sapi perah yang dimiliki hingga mencapai kurang lebih 100 ekor yang tersebar pada dua lokasi. Pemilik juga mempunyai pabrik tahu, di mana ampas tahu dari pabrik tersebut dapat mendukung usaha ternaknya.

(25)

Usaha peternakan sapi perah harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya pada tingkat produktivitasnya saja, melainkan juga harus mencakup peningkatan kapasitas karyawan dalam menjalankan usaha peternakannya. Oleh karena itu, untuk memperbaiki manajemen SDM yang ada di perusahaan diperlukan peningkatan SDM dan perbaikan komunikasi. Komunikasi sangat penting dalam proses pembentukan dan pengembangan sikap karyawan. Sikap yang dimunculkan karyawan akan beragam, karena suatu perusahaan terdiri atas individu-individu yang berbeda karakternya.

Sikap yang diharapkan antara perusahaan dan karyawan adalah sikap positif, dengan adanya sikap positif yang terjalin antara perusahaan dan karyawan ini dapat membangun sikap menyenangkan, itikad baik. saling menghargai, saling pengertian dalam meningkatkan efektivitas perusahaan. Sebelum terbentuk sikap terhadap perusahaan, dalam diri pribadi karyawan terbentuk persepsi sebagai hasil pemaknaan dan pengamatan karyawan terhadap perusahaan. Persepsi karyawan terhadap perusahaan diasumsikan berhubungan dengan karakteristik karyawan baik karakteristik internal maupun eksternal, yang selanjutnya menjadi dasar pembentukan sikap karyawan terhadap perusahaan peternakan RPJ. Untuk itulah penelitian ini dianggap perlu dilakukan pada usaha peternakan sapi perah RPJ.

Perumusan Masalah

Kualitas SDM dapat dikatakan baik antara lain jika mempunyai motivasi kerja yang tinggi dan dapat berkomunikasi secara efektif. Pada saat karyawan memasuki perusahaan, mereka membawa kepribadian dan karakter yang khas, yang dicirikan oleh individu yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat mempengaruhi persepsi atau interpretasi karyawan terhadap lingkungan yang sedang dihadapi pada saat interaksi dan berkomunikasi. Keragaman karakteristik karyawan memiliki implikasi penting bagi praktek manajemen.

(26)

perusahaan. Persepsi karyawan terhadap perusahaan diasumsikan pada cara pandang terhadap perusahaan sehingga pembentukan sikap diduga berhubungan dengan karakteristik internal maupun eksternal dari karyawan itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang menarik untuk diteliti dirumuskan sebagai berikut:

(1) Bagaimana karakteristik internal karyawan perusahaan peternakan RPJ? (2) Bagaimana karakteristik eksternal karyawan perusahaan peternakan RPJ? (3) Bagaimana sikap karyawan perusahaan peternakan RPJ dalam menjalankan

usaha peternakan sapi perah?

(4) Seberapa jauh hubungan antara karakteristik internal dan eksternal dengan sikap karyawan perusahaan peternakan RPJ dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan karakteristik individu (internal dan eksternal) karyawan dengan sikap karyawan pada usaha peternakan sapi perah Rian Puspita Jaya di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Secara lebih rinci tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

(1) Mengidentifikasi karakteristik internal karyawan perusahaan peternakan RPJ. (2) Mengidentifikasi karakteristik eksternal karyawan perusahaan peternakan

RPJ.

(3) Mengidentifikasi sikap karyawan perusahaan peternakan RPJ dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah.

(27)

Kegunaan Penelitian

Secara umum penelitian hubungan karakteristik individu dengan sikap karyawan dalam usaha peternakan sapi perah dapat bermanfaat untuk:

(1) Bagi para karyawan dapat mengetahui informasi mengenai pentingnya peningkatan keterampilan dan pengetahuan dalam karakteristik yang ada pada diri mereka di era persaingan yang tajam dalam perekrutan karyawan. (2) Bagi perusahaan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menghasilkan

sikap kerja yang positif.

(28)

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran

Kegiatan pembangunan peternakan, khususnya usaha peternakan sapi perah, telah memberi dampak positif dalam memperkuat mata rantai pembangunan masyarakat Indonesia. Sumberdaya manusia memiliki peranan penting dalam tingkat keberhasilan subsektor peternakan, manusia selalu dituntut untuk mampu meningkatkan produktivitas kerjanya demi kelangsungan perusahaan. Tiap perusahaan mempunyai SDM, manusialah yang mengelola perusahaan, mengerjakan tugas-tugas perusahaan dan manusia jugalah yang memberikan pengetahuan yang perusahaan gunakan untuk tumbuh dan berkembang.

Para karyawan di dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam kehidupan kerjanya tak terlepas dari berkomunikasi dan berinteraksi. Komunikasi adalah suatu proses, karena merupakan suatu seri kegiatan yang terus-menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah. Kemampuan karyawan dalam berkomunikasi memiliki karakteristik komunikasi yang berbeda-berbeda baik dari karakteristik individu, yang internal maupun eksternal.

Karakteristik seseorang mempengaruhi cara dan kemampuan yang berbeda dalam membentuk persepsi, informasi apa yang diinginkan, bagaimana menginterpretasikan informasi tersebut dan informasi apa yang masih diingat, tergantung dari karakteristik individu, seperti: umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama bekerja dan spesialisasi pekerjaan.

Pembentukan, perubahan sikap karyawan tentang pelaksanaan dan kinerja perusahaan peternakan sapi perah tidak hanya ditinjau dari karakteristik individu, melainkan dapat dilihat pula dari segi karakteristik eksternal karyawan itu sendiri. Dalam studi ini karakteristik eksternal yang indikator pengamatannya berupa: (a) komunikasi media massa, (b) interaksi sesama karyawan, (c) interaksi karyawan dengan atasan dan (d) pengakuan kerja. Kedua karakteristik ini diduga berhubungan dengan sikap karyawan, yang nantinya berdampak pada produktivitas perusahaan peternakan sapi perah RPJ.

(29)

perasaan, tanggapan dan penilaian karyawan yang bersifat positif, netral dan negatif dan memberikan arah untuk berperilaku sesuai dengan sikap yang dimilikinya Adapun indikator sikap berupa: (a) sikap karyawan tehadap aspek tujuan perusahaan, (b) sikap karyawan terhadap aspek tanggungjawab dan (c) sikap karyawan terhadap aspek kegiatan perusahaan. Indikator sikap ini berhubungan nyata dengan peningkatan produktivitas perusahaan yang dalam studi tidak diamati.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat pada Gambar 1 kerangka berpikir hubungan antara peubah karakteristik individu (internal dan eksternal) dengan sikap karyawan perusahaan peternakan RPJ.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat disusun hipotesis-hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Karakteristik internal berhubungan nyata dengan sikap karyawan perusahaan peternakan sapi perah Rian Puspita Jaya. .

(30)

Peubah bebas Peubah terikat

[image:30.792.103.670.115.448.2]

keterangan : Peubah yang diteliti Peubah yang tidak diteliti

Gambar 1. Kerangka Berpikir Hubungan Karakteristik Individu dengan Sikap Karyawan Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Karakteristik Internal Karyawan (X)

X1 Umur

X2 Tingkat pendidikan X3 Tingkat pendapatan X4 Lama bekerja

X5 Spesialisasi pekerjaan

Karakteristik Eksternal Karyawan (X6) X6.1 komunikasi media massa X6.2 interaksi sesama karyawan X6.3 interaksi karyawan dengan atasan X6.4 pengakuan kerja

Sikap Karyawan (Y)

Y1.1 terhadap tujuan perusahaan Y1.2 terhadap tanggungjawab Y1.3 terhadap kegiatan perusahaan

(31)

25 DEFINISI ISTILAH

Karakteristik individu adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang individu yang ditampilkan melalui pola pikir, pola bersikap dan pola bertindak terhadap lingkungan hidupnya, berupa karakteristik internal dan eksternal.

Karakteristik internal merupakan ciri dan sifat yang melekat pada diri karyawan. Karakteristik eksternal merupakan kondisi, situasi dan lingkungan yang menunjang karyawan dalam bekerja di perusahaan peternakan RPJ yang

Sumberdaya manusia adalah individu yang dapat mengelola, mengatur, mengurus suatu pekerjaan sehingga dapat berfungsi secara produktif, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Sikap karyawan adalah tanggapan secara verbal, baik positif maupun negatif, yang meliputi aspek afektif karyawan terhadap pelaksanaan dan kinerja perusahaan.

Usaha peternakan sapi perah adalah mengembangkan, memelihara dan memproduksi usaha beternak sapi perah dalam meningkatkan lapangan kerja, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan.

(32)

26 TINJAUAN PUSTAKA

Usaha Peternakan Sapi Perah

Peternakan sapi perah sudah dimulai sejak abad ke-19, yaitu dengan adanya pengimporan sapi-sapi bangsa milking Shorthon dari Australia, Ayshire dan Jersey. Permulaan abad ke-20 pengimporan dilanjutkan kembali, dengan mengimpor sapi-sapi bangsa Fries Holland dari Belanda, sedangkan sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah sapi Fries Holland yang memiliki kemampuan produksi susu yang jauh lebih tinggi (Sudono, 1999).

Ternak sapi perah merupakan andalan subsektor peternakan yang memiliki peluang prospektif dalam kegiatan agroindustri sebagai salah satu subsistem agribisnis. Pengembangan usaha ternak ini sangat berdampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja dan menjanjikan pendapatan tunai, sehingga dapat memotivasi peternak untuk berperan aktif dalam kegiatan agribisnis guna meningkatkan pendapatan keluarganya. Selain itu, juga untuk meningkatkan gizi peternak dan keluarga, serta secara makro memperbaiki gizi nasional, di samping dapat menghemat devisa dengan menekan impor susu (Mulyadi et al. dalam Kaliky, 2002).

(33)

27 Sikap

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Selanjutnya sikap timbul tidak hanya dari pengalaman, tetapi merupakan hasil belajar oleh karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah (Rakhmat, 2004).

Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai suatu obyek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu (Robbins, 2001). Sikap terhadap obyek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dan berhubungan dengan perilaku. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap obyek, terutama penilaian (Sears et al., 1985).

Pembentukan Sikap

Sikap terbentuk dalam pertumbuhan seseorang sehingga faktor pengalaman sangat berperan penting. Namun pengaruh dari luar (eksternal) belum cukup meyakinkan untuk dapat menimbulkan perubahan sikap. Faktor lain yang ikut menentukan adalah faktor pribadi orang itu sendiri (Gibson, 1984). Faktor-faktor yang menentukan dalam pembentukan sikap adalah kebutuhan individu. Sikap terbentuk dalam pemenuhan kebutuhan atau keinginan. Individu akan membentuk sikap positif terhadap obyek atau orang yang dapat memuaskan kebutuhannya. Sebaliknya, seseorang akan mengembangkan sikap negatif terhadap obyek atau orang yang menghalangi tujuan atau keinginannya, bahkan bersifat netral (Suranto, 1997).

(34)

28 Pengukuran Sikap

Menurut Sarwono (1997) mengungkapkan bahwa pada prinsipnya pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan tentang obyek sikap. Subyek atau responden diminta jawabannya dengan memberikan pilihan jawaban yang berupa pendapat atau pernyataan, persetujuan dengan suka atau setuju (sikap positif) dan tidak setuju, tidak suka (sikap negatif), maupun bersikap netral. McConnel dalam Suranto (1997) mengungkapkan bahwa sikap sulit diukur, karena sikap merupakan konsep yang abstrak dan bahkan dalam beberapa kasus sikap tidak dapat diukur dan dinilai, namun dalam beberapa kasus lain dapat dinilai. Misal, mengenai sikap yang berupa tingkah laku dapat diukur dengan menanyakan pendapat dan perasaan ke arah obyek yang dituju. Jadi sikap hanya bisa diukur dengan penyimpulan-penyimpulan yang dibuat responden secara terbuka, dalam hal ini melalui tindakan-tindakan serta pernyataan-pernyataan yang diungkapkan.

Karakteristik Individu

Salah satu pembentukan dan perubahan sikap ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Reksowardoyo (1983) dan Widiyanti (1999) mengatakan bahwa karakteristik internal terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan sebagainya. Karakteristik individu adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang individu yang ditampilkan melalui pola pikir, pola bersikap dan pola bertindak terhadap lingkungan hidupnya, berupa karakteristik internal dan eksternal (Musriyanto dalam Ati, 1996). Klausmeier dan Goodwin (1966) mengemukakan bahwa karakteristik individu yang mendapatkan suatu respons dan pelajaran sangat menentukan sikapnya terhadap pelajaran itu sendiri.

(35)

29 Selanjutnya Simamora (2002) mengatakan karakteristik seseorang mempengaruhi cara dan kemampuan yang berbeda dalam membentuk persepsi, informasi apa yang diinginkan, bagaimana menginterpretasi informasi tersebut dan informasi apa saja yang sudah diingat, tergantung dari karakteristik individu, seperti pendidikan, umur, jenis kelamin dan kepribadian.

Peubah yang diamati dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama bekerja dan spesialisasi pekerjaan.

Organisasi

Organisasi didefinisikan sebagai suatu kumpulan atau sistem individu yang bersama-sama, melalui suatu hierarki pangkat dan pembagian kerja, berusaha mencapai tujuan tertentu (Tubbs and Moss, 2001). Muhammad (2004) mengemukakan bahwa suatu organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya, kondisi ini timbul mungkin disebabkan oleh karena tugas terlalu besar atau terlalu kompleks untuk ditangani satu orang. Wright dalam Muhammad (2004) mempunyai pendapat yang lain mengenai organisasi yaitu suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama. Tubbs and Moss (2001) berpendapat bahwa organisasi dapat memberi hasil lebih banyak bila individu dimungkinkan melakukan spesialisasi melalui suatu pengantar pembagian kerja.

(36)

30 Manajemen Sumberdaya Manusia

Umar (1999) memberi definisi bahwa manajemen sumberdaya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada SDM, yang mempunyai tiga fungsi, yaitu: (1) fungsi manajerial, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian; (2) fungsi operasional, meliputi pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja; (3) fungsi kedudukan SDM dalam pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.

Tujuan manajemen SDM ialah meningkatkan kontribusi produktif orang-orang yang ada dalam perusahaan melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara etis, strategis dan sosial (Rivai, 2004). Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi.

Tujuan tidak akan tercapai tanpa peran aktif karyawan meskipun alat yang dimiliki canggih. Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan dan latar belakang yang berbeda yang dibawa ke dalam organisasi (Hasibuan, 2003).

Komunikasi Media Massa

Komunikasi telah mencapai tingkat di mana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak. Bersamaan dengan berkembangnya teknologi, memudahkan orang berkomunikasi melalui media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Rakhmat (2004) mengatakan bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Aspek komunikasi massa adalah bermedia (mediated), berbeda dengan komunikasi interpersonal, karena potensi yang diindera penerima lebih terbatas, penerima mempunyai sedikit kontrol atau tidak mempunyai kontrol atas sumber pesan, artinya umpan balik sangat terbatas atau tidak diketahui, hanya dibayangkan.

(37)

31 elektronik, meliputi radio, televisi dan film. Media massa dapat mempengaruhi karakteristik individu, menambah pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku khalayak bahkan membentuk, mengarahkan sikap khalayak.

Adapun pemilihan informasi tertentu dalam komunikasi media massa dikarenakan semua orang mempunyai selective exposure yaitu kecenderungan seseorang yang hanya mau mendedahkan dirinya dan memilih hal-hal tertentu saja. Di samping itu seseorang mempunyai selective perception yaitu suatu kecenderungan untuk memilih informasi sesuai dengan yang diinginkan serta selective responce yaitu kecenderungan mengerjakan sesuatu berdasarkan kemauan yang tidak diketahui asal usulnya. Hal ini dapat dimengerti karena seseorang dalam berkemauan sangat bergantung oleh berbagai situasi dan kondisi yang ada (Lionberger dan Gwin, 1982).

Interaksi Organisasi

Goldhaber (1990) memberikan definisi interaksi organisasi sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung, saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. Tubbs dan Moss (2001) memberikan definisi yang lebih ringkas, yakni komunikasi insani yang terjadi dalam konteks karena manusialah yang berkomunikasi, bukan organisasi.

(38)

32 menjalankan empat fungsi utama yaitu: kendali (kontrol, pengawasan), motivasi, pengungkapan emosional dan informasi (Robbins, 1996).

Pola Komunikasi Organisasi

Secara umum pola komunikasi dapat dibedakan ke dalam saluran komunikasi formal dan saluran komunikasi nonformal (Purwanto, 2003).

1. Saluran Komunikasi Formal

Saluran komunikasi formal adalah cara komunikasi yang didukung dan mungkin dikendalikan manajer. Komunikasi formal sangat dipengaruhi oleh struktur organisasi dan pola wewenang dalam suatu perusahaan. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, komunikasi formal dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horisontal dan komunikasi diagonal.

a. Komunikasi dari atas ke bawah

Komunikasi dari atas ke bawah di mulai dari manajemen pucak dan terus mengalir melewati tingkat manajemen ke karyawan lini dan pekerja biasa. Komunikasi dari atas ke bawah berbentuk lisan maupun tulisan. Komunikasi secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal antara penyelia dengan karyawan atau dapat juga dalam bentuk pertemuan kelompok. Di samping itu, komunikasi dari atas ke bawah dapat berbentuk tulisan seperti memo, manual pelatihan, kotak informasi, surat kabar, majalah, papan pengumuman, buku petunjuk karyawan maupun buletin.

Menurut Katz dan Kahn dalam Purwanto (2003) tujuan pokok dari komunikasi dari atas ke bawah adalah :

(1) Untuk memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu.

(39)

33 b. Komunikasi dari bawah ke atas

Komunikasi dari bawah ke atas menunjukkan bahwa arus informasi mengalir dari bawahan menuju atasan. Komunikasi dari bawah ke atas merupakan proses penyampaian gagasan, ide atau saran dan pandangan bawahan kepada atasan. Hal-hal yang terjadi dari komunikasi dari bawah ke atas ialah:

(1) Menyampaikan pekerjaan, performans dan permasalahan-permasalahan. (2) Menyampaikan permasalahan-permasalahan pegawai.

(3) Menyampaikan praktek-praktek kebijakan organisasi.

(4) Menyampaikan tugas-tugas yang dikerjakan, cara mengerjakannya. c. Komunikasi horisontal

Komunikasi horisontal dapat terjadi antara pejabat atau karyawan yang sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horisontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki hubungan sejajar. Kemudian tipe ini menjadi penting ketika masing-masing departemen atau bagian dalam suatu organisasi memiliki tingkat ketergantungan yang cukup besar.

d. Komunikasi diagonal

Komunikasi diagonal melibatkan dua tingkat organisasi yang berbeda. Contohnya adalah manajer produksi dengan bagian promosi atau antara manajer pemasaran dengan bagian akuntansi.

Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan di antaranya adalah: (1) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat daripada bentuk komunikasi

tradisional.

(2) Membantu individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.

Di samping memiliki kebaikan atau keuntungan, komunikasi diagonal juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah bahwa komunikasi tipe ini dapat menggangu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal.

2. Saluran Komunikasi Nonformal

(40)

34 digunakan maka informasi disampaikan melalui saluran informal. Dalam melakukan komunikasi, terkadang hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan. Dengan kata lain, komunikasi yang dilakukan tidak efektif. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan. Lesikar dalam Stoner (1996) menguraikan empat faktor yang mempengaruhi keefektivan komunikasi organisasi, yaitu:

a. Saluran Komunikasi Formal

Saluran komunikasi formal mempengaruhi keefektivan komunikasi dalam hal. Pertama, saluran formal mencakup jarak yang selalu bertambah panjang dengan perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Kedua, saluran komunikasi formal dapat menghambat arus bebas informasi antar tingkat dalamPembatasan yang dapat diterima dalam saluran komunikasi ini keuntungan seperti menjaga manajer tingkat tinggi jangan sampai mendapat informasi terlalu banyak dan juga kerugian seperti terkadang membuat manajer tingkat tinggi tidak mendapat informasi yang seharusnya ia ketahui.

b. Struktur Wewenang

Struktur wewenang mempunyai pengaruh serupa pada efektivitas komunikasi. Perbedaan status dan kekuasaan dalam organisasi membantu menentukan siapa yang berkomunikasi dengan nyaman kepada seseorang. Isi dan akurasi komunikasi juga akan dipengaruhi oleh perbedaan wewenang. Misalnya, biasanya percakapan antara seorang direktur perusahaan dan karyawan administrasi dicirikan oleh formalitas.

c. Spesialisasi Pekerjaan

Spesialisasi pekerjaan biasanya mempermudah komunikasi dalam kelompok berbeda-beda. Anggota kelompok kerja yang sama biasanya mempunyai istilah, pandangan mengenai waktu, sasaran, tugas dan gaya pribadi yang sama antar kelompok yang berbeda jauh, yang umumnya akan terhambat.

d. Kepemilikan Informasi

(41)

35 Pengakuan kerja

Rivai (2004) mengungkapkan bahwa setiap individu dalam perusahaan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, maka sangat penting bagi perusahaan untuk melihat apa kebutuhan dan harapan karyawannya, apa bakat dan keterampilan yang dimiliki serta bagaimana rencana karyawan tersebut pada masa mendatang. Salah satu harapan karyawan adalah pengakuan kerja dari perusahaan, pengakuan kerja merupakan kebutuhan karyawan untuk dilihat dan dihargai keberadaan atau eksistensinya oleh atasan maupun masyarakat.

(42)

36 METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di perusahaan peternakan Rian Puspita Jaya, Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan perusahaan peternakan RPJ ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis peternakan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 hingga 24 Desember 2007.

Responden Penelitian

[image:42.612.118.501.354.497.2]

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan RPJ dengan jumlah keseluruhan 21 orang, desain penentuan responden dilakukan dengan metode sensus, yaitu mengambil seluruh populasi sebagai responden. Distribusi responden penelitian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Karyawan Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Berdasarkan Divisi

No Divisi Jumlah (orang)

1 Perkantoran 9

2 Produksi: Kandang 1 (Mampang) Kandang 2 (Duren Tiga) Pengemasan

5 5

2

Total 21

Sumber: RPJ, 2007

Desain Penelitian

(43)

37 Data dan Instrumen

Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner dan observasi langsung di lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari catatan-catatan, arsip dan dokumentasi yang ada pada instansi yang terkait dan dari rujukan hasil-hasil penelitian terdahulu yang mempunyai keterikatan dengan penelitian.

Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Lembaran kuesioner terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan tentang karakteristik internal karyawan, bagian kedua berisi tentang pernyataan tentang karakteristik eksternal karyawan serta sikap bagian ketiga berisi pernyataan tentang sikap karyawan perusahaan peternakan RPJ terhadap pelaksanaan dan kinerja dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah

Definisi Operasional

Definisi operasional dan beberapa isitilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik internal merupakan ciri dan sifat yang melekat pada setiap responden dalam perusahaan peternakan RPJ yang meliputi:

a. Umur adalah usia karyawan dan pengelola pada saat penelitian dilakukan, dinyatakan dalam tahun, yang diukur berdasarkan skala rasio.

b. Tingkat pendidikan adalah jenjang sekolah formal yang telah ditempuh oleh karyawan berupa jenjang SD/Sederajat, sekolah lanjutan/Sederajat dan perguruan tinggi yang dukur berdasarkan skala ordinal.

c. Tingkat pendapatan adalah tingkat keseluruhan penghasilan yang diperoleh sebulan terakhir pada saat penelitian dilakukan baik dari usaha peternakan maupun usaha lain, dinyatakan dengan satuan rupiah yang diukur berdasarkan skala rasio.

(44)

38 e. Spesialisasi pekerjaan adalah jenis jabatan yang diberikan perusahaan kepada

karyawan berdasarkan keahlian masing-masing karyawan perusahaan peternakan RPJ, yang diukur berdasarkan skala nominal.

2. Karakteristik Eksternal merupakan kondisi, situasi dan lingkungan yang menunjang karyawan dalam bekerja di perusahaan peternakan RPJ yang meliputi:

a. Komunikasi media massa adalah hubungan interaksi responden, melihat, membaca, mendengarkan melalui media cetak dan media elektronik dalam sebulan terakhir pada saat penelitian dilakukan, dinyatakan dalam kali yang diukur berdasarkan skala ordinal.

b. Interaksi sesama karyawan adalah komunikasi atau timbal balik yang terjadi antara sesama karyawan dalam sebulan terakhir pada saat penelitian dilakukan, dinyatakan dalam kali yang diukur berdasarkan skala ordinal. c. Interaksi karyawan dengan atasan adalah hubungan interaksi atau timbal balik

yang terjadi antara karyawan dengan atasan dalam sebulan terakhir pada saat penelitian dilakukan, dinyatakan dalam kali yang diukur berdasarkan skala ordinal.

d. Pengakuan kerja adalah rasa ingin diakui keanggotaannya dalam perusahaan dengan memberikan gaji, upah, pujian, kritik terhadap pekerjaannya serta perusahaan memperhatikan ide, saran, usul dan kesejahteraan sosial karyawannya dalam sebulan terakhir pada saat penelitian dilakukan, dinyatakan dalam kali yang diukur berdasarkan skala ordinal.

3. Sikap Karyawan merupakan tanggapan secara verbal, baik positif maupun negatif, yang meliputi afektif terhadap pelaksanaan dan kinerja usaha peternakan RPJ dengan menggunakan metode skala Likert (Oppenheim, 1992). Kategori sikap yang digunakan adalah: sangat tidak baik, tidak baik, baik dan sangat baik. Sikap karyawan perusahaan peternakan RPJ meliputi:

(45)

39 b. Sikap terhadap kegiatan perusahaan adalah kecenderungan responden untuk

bertindak, tanggapan responden terhadap aktivitas yang dilakukan perusahaan, yang diukur berdasarkan skala ordinal.

c. Sikap terhadap tanggung jawab adalah tanggapan responden dalam melaksanakan pekerjaan dengan rasa tanggung jawab sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal, yang diukur berdasarkan skala ordinal.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas Instrumen

Ancok dalam Singarimbun dan Effendi (2006) mengemukakan bahwa validitas data adalah suatu tingkatan yang menunjukkan pengukuran yang tepat, meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi diupayakan dengan cara mencermati tingkat isi instrumen yang mewakili seluruh aspek yang dinyatakan sebagai kerangka konsep.

Semakin lengkap aspek yang merupakan kerangka konsep penelitian terkandung dalam instrumen penelitian maka semakin tinggi pula validitas instrumen tersebut. Validitas konstruk diupayakan dengan meletakkan kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian. Atas dasar konsep-konsep itulah disusun tolok ukur operasionalnya. Konsep penelitian yang digunakan ini disusun dari hasil pemahaman kepustakawan dan pendapat dari para ahli di bidangnya.

Perhitungan dengan menggunakan teknik uji korelasi product moment Pearson, dengan rumus sebagai berikut (Ancok dalam Singarimbun dan Effendi, 2006):

Keterangan :

r = Nilai koefisien validitas N = Jumlah responden

X = Skor pertanyaan pertama Y = Skor total

XY = Skor pertanyaan pertama dikalikan skor total

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan mengujicobakan instrumen kepada karyawan koperasi peternak susu yang berlokasi di Jl. Kedung Badak Bogor, dikarenakan memiliki kedekatan karakteristik atau relatif sama dengan karakter

(46)

40 sampel/responden. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa dari keseluruhan pernyataan karakteristik eksternal terdapat tujuh pernyataan yang tidak valid, sedangkan dari keseluruhan pernyataan sikap terdapat 10 pernyataan yang tidak valid, dikarenakan p>0,05. Perbaikan kuesioner yaitu dengan cara memodifikasi pernyataan tersebut dengan bantuan komisi pembimbing, sehingga dihasilkan pernyataan-pernyataan baru yang lebih tepat.

Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ancok dalam Singarimbun dan Effendi, 2006). Teknik yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas sebagai alat ukur ini yaitu teknik belah dua atau split half reliability test dengan mengkorelasikan jawaban belahan pertama (ganjil) dan belahan kedua (genap) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

r.tot = angka reliabilitas keseluruhan item

r.tt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Hasil uji didapat dengan nilai koefisien reliabilitas r.tot karakteristik eksternal= 0,692 dan r.tot sikap=0,624 Berarti koesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah memiliki tingkat reliabilitas atau keterandalan yang tinggi.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di perusahaan peternakan Rian Puspita Jaya setelah adanya perbaikan kuesioner yang sebelumnya diujicobakan kepada 10 karyawan koperasi peternak susu yang berlokasi di Jl. Kedung Badak, Bogor. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara berkuesioner dan mengambil data sekunder pada RPJ berupa profil perusahaan.

Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik internal, karakteristik eksternal dan sikap karyawan dalam berusaha ternak sapi perah berupa frekuensi, persentase, distribusi

(47)

41 frekuensi, persentil, rataan skor, total rataan skor dan tabulasi silang. Data mengenai hubungan antara peubah dianalisis dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman (rs) dan chi square (χ2), dengan menggunakan SPSS versi 14.0 for windows (Siegel, 1997; Sarwono, 2006). Untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara peubah dengan menghitung Koefisien Kontingensi (KK).

Nilai kontingensi diinterpretasikan menurut pedoman yang digunakan sebagai patokan oleh Budi (2006) sebagai berikut:

1. 0,001-0,200 Korelasi sangat lemah 2. 0,201-0,400 Korelasi lemah 3. 0,401-0,600 Korelasi cukup kuat 4. 0,601-0,800 Korelasi kuat 5. 0,801-1,000 Korelasi sangat kuat a. Uji Korelasi chi square

∑ ∑

= = − = r i k j ij ij ij E E O 1 1 2

2 ( )

χ

Keterangan :

χ 2 =Nilai chi square

r = banyak klasifikas k = banyak kelompok

0ij = Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-j

Eij = Banyak kasus yang diharapkan di bawah Ho untuk dikategori dalam baris ke-i pada kolom ke-j

Analisis keeratan hubungan pada uji chi square dilakukan dengan menghitung koefisien kontingensinya dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

C = Nilai koefisien kontingensi 2

χ = Hasil chi-kuadrat hitung N = Banyaknya sampel

b. Uji korelasi rank Spearman

) 1 ( 6 1 2 2 − − =

N N d rs Keterangan :

rs = Nilai korelasi rank Spearman d = Disparitas (X1-X2) N = Banyaknya pengamatan

(48)

42 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Rian Puspita Jaya (RPJ) merupakan perusahaan peternakan sapi perah yang mendistribusikan susu kepada Indomilk dan loper yang dihasilkan dari peternakannya maupun dari peternak lain. Rian Puspita Jaya berlokasi di Jl. Duren Tiga No. 46 RT 006/07 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Perusahaan sapi perah ini didirikan oleh H. Mardani pada tahun 1982, kemudian pada tahun 1988 perusahaan ini bekerjasama dan berada di bawah suatu lembaga Koperasi Peternak Daerah (KOPERDA) Jakarta dengan mendapat bantuan 15 ekor sapi yang dibagikan oleh KOPERDA Jakarta. Namun pembagian keuntungan yang didapat kurang adil oleh perusahaan, sehingga perusahaan memutuskan untuk melepaskan diri dari KOPERDA Jakarta pada awal tahun 2001.

Perusahaan RPJ lebih memilih usaha yang dijalankan sendiri, seperti (a) usaha mandiri yaitu usaha langsung yang mendistribusikan hasil peternakannya berupa susu kepada Indomilk dan loper, (b) usaha kemitraan yaitu perusahaan Rian Puspita Jaya menjalin kerjasama dengan peternak lain dimana peternak tersebut mendistribusikan susu melalui perantara, yaitu RPJ yang mendistribusikan susu untuk sampai ke Indomilk dan loper.

Perusahaan RPJ memiliki dua lokasi kandang yaitu lokasi pertama terletak di Jl. Buncit 11 Mampang Prapatan dan lokasi kedua terletak di Jl. Duren Tiga No. 46 RT 006/07 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Kantor pusat Rian Puspita Jaya berada di Jl. Duren Tiga No. 46 RT 006/07 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Jl. Gatot Subroto Kecamatan Setiabudi

Sebelah Selatan : Jl. Kemang Selatan XII, Jl. Kemang Timur V, Jl. Mampang Prapatan XVI, Jl. Mampang Prapatan XV

Sebelah Barat : Kali Krukut Kecamatan Kebayoran Baru

Sebelah Timur : Jl. Kemang Timur, Kali Mampang, Jl. Duren Bangka, Kali Cideng

(49)
[image:49.792.76.608.115.260.2]

29 Tabel 2. Jumlah Sapi Perah Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya pada Bulan Desember 2007

Jenis Sapi

Lokasi I Lokasi II Total

ST Ekor % ST Ekor % ST Ekor %

Sapi induk 38 38 74,88 55 55 73,90 93 93 74,25

Pejantan 6 6 11,82 9 9 12,00 15 15 12,00

Pedet betina 1,25 5 2,46 3 12 4,00 4,25 17 3,39

Pedet jantan 1,5 6 2,96 1 4 1,30 2,5 10 1,99

Dara 1 tahun 2 4 3,94 2 4 2,70 4 8 3,19

Dara 2 tahun 2 4 3,94 4,5 9 6,10 6,5 13 5,18

Total 50,75 63 100,00 73,50 93 100,00 125,25 156 100,00

(50)

30

Struktur Organisasi

Rian Puspita Jaya (RPJ) memiliki 21 karyawan yang tersebar pada divisi

karyawan kantor (bagian keuangan, adminstrasi) dan karyawan produksi (kandang,

pengemasan). Sehubungan perusahaan peternakan RPJ merupakan perusahaan keluarga,

untuk posisi yang penting seperti bagian administrasi dan bagian keuangan, semuanya

dipercayakan kepada keluarga atasan yang selaku pemilik perusahaan RPJ. Sedangkan

untuk karyawan produksi (pengemasan, kandang) berasal dari luar keluarga yang sudah

bertahun-tahun bekerja pada RPJ, sehingga pemilik menganggap para karyawan produksi

merupakan bagian dari keluarga RPJ. Struktur organisasi operasional perusahaan Rian

(51)
[image:51.792.84.725.104.421.2]

31

Gambar 2. Struktur Organisasi Operasional Perusahaan Rian Puspita Jaya

Bagian Keuangan

(3 orang)

Bagian Administrasi

(6 orang)

Karyawan Kantor

(9 orang)

Karyawan Produksi

(12 orang)

Bagian Pengemasan

(2 orang)

(52)

32

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Internal Karyawan

Karakteristik internal karyawan adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh

seorang individu yang ditampilkan melalui pola pikir, pola bersikap dan pola bertindak

terhadap lingkungan kerjanya. Karakteristik individu karyawan merupakan salah satu

faktor yang menentukan pembentukan sikap dan perubahan sikap karyawan terhadap

lingkungan kerjanya. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: umur, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, lama bekerja dan spesialisasi pekerjaan. Distribusi

[image:52.612.96.493.285.702.2]

karyawan RPJ berdasarkan karakteristik internal tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik Internal Karyawan Rian Puspita Jaya

Karakteristik Karyawan

Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

Umur

17-28 tahun (muda)

29-38 tahun (sedang)

39-60 tahun (tua)

7

7

7

33,33

33,33

32,34

Tingkat Pendidikan

Tidak Sekolah (rendah)

SD/Sederajat (sedang)

Sekolah Lanjutan - PT (tinggi)

2

11

8

9,52

52,40

38,08

Tingkat Pendapatan

Rp300.000-Rp500.000 (rendah)

Rp550.000-Rp700.000 (sedang)

Rp750.000-Rp2.300.000 (tinggi)

3

11

7

14,27

52,40

33,33

Lama Bekerja

1-4 tahun (baru)

5-14 tahun (sedang)

15-23 tahun (lama)

(53)

33

Berdasarkan Tabel 3, umur karyawan perusahaan peternakan RPJ bervariasi dari

17 sampai 60 tahun. Hal ini berarti umur karyawan tersebar di setiap divisi perusahaan

RPJ. Berdasarkan pengamatan, sebagian besar yang berumur muda ditempatkan pada

karyawan produksi, hal ini didukung oleh tenaga dan stamina yang kuat dalam

menjalankan pekerjaannya, juga motivasi yang tinggi sebagai seorang karyawan yang

ingin maju dan berkembang sebagai upaya mengantisipasi menghadapi persaingan yang

semakin berat di antara sesama rekan kerja.

Tingkat pendidikan pada karyawan kantor yakni yang berpendidikan tinggi, yang

terdiri dari sekolah lanjutan (SLTP-SLTA) sampai perguruan tinggi, sedangkan untuk

karyawan produksi menyebar antara tidak sekolah sampai tamat sekolah dasar, namun

sebagian besar pendidikan karyawan RPJ adalah tamat SD sebanyak 52,40 persen, hal

tersebut masih tergolong rendah. Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa para

karyawan produksi menganggap beternak sapi perah tidak perlu dicapai dengan

pendidikan yang tinggi, yang diperlukan hanya keterampilan khusus dan kedisplinan

yang tinggi dalam menghasilkan kualitas susu yang baik.

Tingkat pendapatan adalah tingkat keseluruhan penghasilan yang diperoleh

sebulan terakhir pada saat penelitian dilakukan baik dari usaha peternakan maupun usaha

lain. Tabel 3 menunjukkan setengah dari responden karyawan RPJ berpendapatan antara

Rp 550.000-Rp 700.000 sebanyak 52,40 persen. Umumnya karyawan produksi yang

menerima pendapatan tersebut, dinilai kurang memenuhi kebutuhan hidupnya tetapi

karyawan tidak terlalu menuntut banyak. Hal ini disebabkan perusahaan memberikan

fasilitas berupa tempat tinggal sehingga karyawan produksi tidak harus mengeluarkan

biaya lagi untuk mengontrak rumah. Tingkat pendapatan karyawan berpengaruh pada

sikap karyawan RPJ. Pendapatan yang diterima karyawan RPJ merupakan biaya utama

atas keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan karyawan dalam perusahaan RPJ.

Lama bekerja karyawan RPJ bervariasi dari 1 sampai 23 tahun. Umumnya,

karyawan yang bekerja lama di RPJ merupakan karyawan produksi, karyawan tersebut

menilai bahwa sangat sulit untuk mencari pekerjaan baru lagi yang dapat mencukupi

kebutuhan karyawan. Selain hal tersebut, lama bekerja bukan merupakan suatu kesetiaan

karyawan tetapi karena tidak dapat bekerja di tempat lain karena keterbatasan

(54)

34

Spesialisasi pekerjaan pada Rian Puspita jaya didasarkan pada tingkat

pengetahuan, keterampilan atau keahlian, kemampuan mental dan fisik serta sifat-sifat

kepribadian tertentu yang disyaratkan kepada karyawan untuk melaksanakan pekerjaan

tertentu secara baik, efektif, efisien dan produktif. Pada karyawan produksi tidak terdapat

spesialisasi pekerjaan yang lebih spesifik baik karyawan pemerah susu, pencabut rumput

maupun tata laksana perkandangan sapi perah. Pekerjaan tersebut dirangkap oleh

masing-masing karyawan. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa karyawan produksi lebih

banyak daripada karyawan kantor sebanyak 57,14 persen. Kondisi ini terjadi karena

perusahaan peternakan RPJ melakukan proses produksi kandang secara terus menerus

seperti aktivitas pemerahan yang dilakukan pada pagi dan sore hari, sehingga RPJ lebih

membutuhkan karyawan produksi dibandingkan karyawan kantor.

Karakteristik Eksternal Karyawan

Karakteristik eksternal merupakan

kondisi, situasi dan lingkungan yang

menunjang karyawan dalam bekerja. Karakteristik eksternal pada perusahaan peternakan

RPJ mencakup komunikasi media massa, interaksi sesama karyawan, interaksi karyawan

dengan atasan dan pengakuan kerja. Rataan skor karakteristik eksternal tersaji pada Tabel

[image:54.612.95.507.451.627.2]

4.

Tabel 4. Rataan Skor Karakteristik Eksternal Karyawan Rian Puspita Jaya

Rataan

Skor*

)

Karakteristik Eksternal

Karyawan

Kantor

Karyawan

Produksi

Seluruh

Karyawan

Komunikasi media massa

2,22

1,81

2,02

Interaksi sesama karyawan

2,65

2,35

2,50

Interaksi karyawan dengan atasan

2,44

1,82

2,13

Pengakuan kerja

2,41

2,13

2,27

Total Rataan Skor

2,43

2,02

2,23

Ket: *) 1,00-1,75 = Jarang 1,76-2,51 = Kadang-kadang

2,52-3,27 = Sering 3,28-4,00 = Selalu

Rakhmat

(2004)

mengatakan bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis

komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan

anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima

(55)

35

berinteraksi dengan media cetak maupun elektronik tentang informasi dan berita seputar

dunia peternakan, khususnya sapi perah.

Secara umum frekuensi komunikasi yang terjadi pada karakteristik eksternal

karyawan perusahaan peternakan RPJ berada pada kategori kadang-kadang (2,23). Hal ini

dapat dilihat dari komunikasi media massa yang belum banyak digunakan oleh para

karyawan, interaksi sesama karyawan dan interaksi karyawan dengan atasan belum

terjalin dengan akrab, begitu juga dengan pengakuan kerja yang diberikan perusahaan

belum begitu dirasakan oleh para karyawan RPJ.

Komunikasi media massa merupakan hubungan interaksi responden, melihat,

membaca, mendengarkan melalui media cetak dan media elektronik. Sebagian besar

karyawan melakukan komunikasi media massa dengan frekuensi kadang-kadang. Para

karyawan RPJ cenderung memanfaatkan waktu luangnya untuk beristirahat dibandingkan

berkomunikasi dengan media massa, karena karyawan menganggap dengan beristirahat

dapat memulihkan stamina mereka yang tercurahkan untuk kegiatan produksi. Tidak

terdapatnya spesialisasi pekerjaan yang spesifik untuk karyawan kandang (pemerah susu,

pemotong rumput, pembersih kandang, tata laksana kandang) membuat karyawan

produksi bekerja lebih giat lagi dalam merangkap pekerjaan.

Berdasarkan pengamatan, walaupun sudah terjadi efisiensi penggunaan karyawan

kandang di perusahaan RPJ, umumnya karyawan enggan untuk berkomunikasi dengan

media massa. Efisiensi penggunaan karyawan kandang pada lokasi II sudah cukup

efisien, ini terbukti bahwa satu karyawan pada perusahaan RPJ dapat menangani 11 ekor

sapi dewasa, karena efisiensi penggunaan karyawan yang baik adalah seorang karyawan

dapat menangani 10-12 ekor sapi dewasa (Sudono, 1999). Sedangkan pada lokasi I, satu

karyawan dapat menangani 8 ekor sapi dewasa. Jumlah karyawan kandang per satuan

ternak dapat dilihat dalam Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Karyawan Kandang per Satuan Ternak

Lokasi

Jumlah Karyawan Kandang

(Orang)

Satuan Ternak

(ST)

Lokasi I

5

38

Lokasi II

5

55

(56)

36

Begitu juga dengan kegiatan produksi susu sapi yang terus berlanjut yang

menyebabkan setiap karyawan sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga tidak

terlalu mengetahui informasi-informasi ataupun berita yang terjadi luar masyarakat.

Media elektronik lebih banyak digunakan oleh para karyawan RPJ dibandingkan media

cetak, terdapatnya audiovisual pada media elektronik tersebut membuat daya tarik

tersendiri untuk menggunakannya. Komunikasi media massa efektif dalam mengubah

sikap pada bidang-bidang tertentu dalam diri seseorang yang kurang berkeyakinan.

Interaksi sesama karyawan dapat terjadi antara karyawan yang sejajar atau

sederajat dalam suatu perusahaan. Tujuan komunikasi horisontal antara lain untuk

melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau divisi

yang memiliki hubungan sejajar, yang memberikan informasi tentang ternak sapi perah

beserta outputnya, yakni susu. Interaksi sesama karyawan RPJ yang terjalin dikategorikan

kadang-kadang, bentuk interaksi yang terjadi hanyalah suatu bentuk kerjasama jika

karyawan lain mengalami kesulitan dalam bekerja. Karyawan RPJ menilai bahwa

hubungan yang terjadi sesama karyawan tidak lebih dari sekedar teman sejawat yang

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir Hubungan Karakteristik Individu dengan Sikap Karyawan Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya
Tabel 1. Distribusi Karyawan Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya
Tabel 2. Jumlah Sapi Perah Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya pada  Bulan Desember 2007   Lokasi I   Lokasi II   Total
Gambar 2. Struktur Organisasi Operasional Perusahaan Rian Puspita Jaya
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada delay 30 detik dan juga 60 detik, rata-rata selisih waktu tamu terdeteksi yang didapatkan dengan delay 30 detik yaitu 6.05 detik dan delay 60 detik didapatkan

Segenap Staf Tata Usaha Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah membantu segala urusan administrasi dalam penyelesaian tugas akhir ini..

Uji klinis pemberian kapsul daun salam terhadap profil lipid dan peningkatan glukosa pada diabetes tipe 2, telah terbukti meningkatkan fungsi insulin 40 orang dengan diabetes

diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh Panitia Pengadaan, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan

APB, FACR, dan Inflasi mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah. REO mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank

Setelah didapat etanol hasil dari destilasi fermentasi batang padi, langkah selanjutnya untuk mengetahui kandungan etanol yang terdapat pada etanol hasil destilasi yaitu

Pertama-tama anda akan mewawancarai salah satu perawat satwa untuk mengetahui rutinitas mereka, perbedaan jenis pakan yang didapatkan oleh satwa (yang mungkin nanti akan