• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Rischa Kristiana

091134091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Rischa Kristiana

091134091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

(6)

v

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaiman layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Agustus 2013

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rischa Kristiana

Nomor Mahasiswa : 091134091

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 16 Agustus 2013

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

Kristiana, Rischa. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Karakter yang dikembangkan ke dalam bahan ajar adalah kesantunan, kecermatan, dan menghargai. Bahan ajar tersebut diuji kelayakannya di kelas IV SD Negeri Langensari.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dievaluasi dari unsur 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi. Berdasarkan hasil validasi pakar pembelajaran Bahasa Indonesia mendapat skor 3,94 terhadap bahan

ajar dengan kategori “baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan nilai dengan

skor rata-rata 4,23 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Guru Bahasa Indonesia kelas IV memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,62 terhadap

bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Siswa kelas IV SD Negeri Daratan

memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,72 terhadap bahan ajar dengan kategori

“sangat baik”. Bahan ajar tersebut memperoleh skor rata-rata 4,38 dan termasuk

dalam kategori “sangat baik”. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan

sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal.

(10)

ix

ABSTRACT

Kristiana, Rischa (2013). Development Integrated Teaching Materials with Character Education For Writing Skill On Indonesian Bahasa Indonesia for Ood Semester of Grade IV. Thesis. Yogyakarta. Primary School Teacher Education Program of Sanata Dharma University

This research was a development research which aimed to produce integrated teaching materials with character education in writing skill on Bahasa Indonesia for fourth grade of elementary school. The character which inserted into the product were courtesy, precise, respect. The proper of the product has been tested in the fourth grade of Langensari Elementary School.

This research used research and development method (R&D). The development of this teaching material used the development procedure proposed by Jerol E Kemp and Borg and Gall. Both of the procedure are adopted and modified into a simpler development. There were seven steps done in developing teaching materials; 1) the potential and the problem, 2) data collection, 3) product design, 4) validation, 5) the design revision, 6) design trial, and 7) the design revision. Those steps were done to produce teaching materials which is integrated with character building for teaching writing skill in Bahasa Indonesia in Grade four of elementary school.

The result of the research showed that the development of teaching material was developed and evaluated by considering six aspects; 1) purpose, 2) design and organization, 3) content, 4) language use-skill, 5) topic, and 6) method. According to the validation result done by the expert of Bahasa Indonesia

teaching materials for grade four, the product got the average score 3,94 included

into “good” category of teaching materials. From the character education expert considering the result of validation, the teaching materials was good enough to use for teaching and learning Bahasa Indonesia especially for writing skill of grade four students of ood semester.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat serta kasih

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sd Kelas IV Semester Gasal.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis pada kesempatan ini ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A, selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si, selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas

bimbingan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan penulisan

skripsi.

4. Galih Kusumo, S.Pd, M.Pd, selaku dosen pembimbing II, yang telah

mengarahkan saya selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Dr. Yuliana Setiyaningsih, S.Pd., M.Pd selaku validator pembelajaran

bahasa yang telah memberikan saran untuk perbaikan kualitas produk yang

dikembangkan.

6. Rusmawan, S.Pd., M.Pd, selaku validator pendidikan karakter, yang telah

memberikan masukan untuk kualitas produk yang dikembangkan.

7. Sofiatun, S.Pd.I, selaku kepala sekolah SDN Langensari yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

8. Ratna Juwita Ghazali, S.Si, selaku guru SDN Langensari yang telah

memberikan masukan dan saran sehingga penulis dapat melaksanakan

penelitian dengan baik.

9. Lin Zaky Asyahid, S.Pd, selaku guru kelas IV SDN 2 Gumulan yang telah

bersedia menjadi validator bahan ajar.

10.Siswa kelas IVB SDN Langensari tahun ajaran 2012/2013 yang telah

(12)

xi

11.Para dosen PGSD, yang selalu mendampingi serta mendidik penulis

selama menempuh ilmu di PGSD.

12.Orangtuaku tersayang, Darmadi dan Sulastri yang selalu memberikan

motivasi, doa maupun dukungan secara materiil demi terselesaikannya

skripsi ini.

13.Adikku Vito Kristian Nugroho yang selalu memberikan dukungan

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

14.Sahabatku Mido, Elyta, Tira, Mbk. Eni, Michel , Flo, Septianto, Yunanto,

mbk Desy, Sekar, Marta, Lana, Irene, Elka, Ata, Bulek itin, dll yang selalu

memberikan semangat dan keceriaan dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Teman-teman penelitian payung Windy, Reta, Jani, Intan, Deny,

Fr.Gorius, Domi, Wulan, Yohana, dan Pungki yang selalu memberikan

semangat untuk terus menyelesaikan skripsi dengan baik.

16.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih

untuk doa serta bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai

pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat

untuk dunia pendidikan dan dapat menjadi inspirasi untuk melakukan penelitian

yang lebih baik lagi. Terima kasih

Penulis,

(13)

xii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

(14)

xiii

2.1.1 Pendidikan Karakter... 8

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 16

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter... 19

2.1.4 Model Pengembangan yang Terintegrasi Pendidikan Karakter ... 21

2.2 Penelitian yang Relevan ... 26

2.3 Kerangka Berfikir ... 29

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Prosedur Pengembangan ... 31

3.3 Uji Coba Produk ... 34

3.3.1 Desain Uji Coba ... 34

3.3.2 Subjek Uji Coba ... 35

3.3.3 Instrumen Penelitian ... 35

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.3.5 Teknik Analisis Data... 36

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN... 41

4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Analisis Kebutuhan ... 41

4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 42

4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 46

(15)

xiv

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN

SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 61

5.3 Saran ... 61

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp revisi ... 22

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 37

Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima ... 39

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ... 40

Tabel 4.1 Komentar dan Revisi dari Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 48

Tabel 4.2 Komentar dan Revisi dari Pakar Pendidikan Karakter ... 49

Tabel 4.3 Komentar dan Revisi dari Guru Bahasa Indonesia Kelas IV ... 51

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ... 65

Lampiran 2 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 66

Lampiran 3 Silabus ... 68

Lampiran 4 RPP ... 72

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa ... 83

Lampiran 6 Lembar Kuisioner Validasi Pakar Pendidikan Karakter... 87

Lampiran 7 Lembar Kuisioner Validasi Guru Bahasa Indonesia ... 91

Lampiran 8 Lembar Kuisioner Validasi Lapangan ... 99

Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa ...119

Lampiran 10 Rekapitulasi Validasi Pakar Pendidikan Karakter ...121

Lampiran 11 Rekapitulasi Guru Bahasa Indonesia ...123

Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan ...127

Lampiran 13 Bahan Ajar (dicetak terpisah) ...128

Lampiran 14 Surat Izin Penelitian ...129

Lampiran 15 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ...130

Lampiran 16 Dokumentasi . ...131

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam upaya pembangunan

bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menyediakan sumber daya manusia

(SDM) berkualitas. Pendidikan yang baik saat ini adalah pendidikan yang mampu

menghasilkan SDM yang seimbang antara segi intelektual dengan segi moralitas

(Suwija, 2012: 67). UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

pada pasal 3, menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Hal ini menjelaskan bahwa setiap program pendidikan disusun secara terpadu dan

sistematis supaya dapat mendukung usaha membangun karakter yang baik dalam

masyarakat.

Karakter dalam diri seseorang tidak didapat secara instan melainkan

merupakan sebuah proses berkesinambungan yang dapat dimulai dari pendidikan

dasar. Sekolah dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan

formal di Indonesia yang memegang peranan penting dalam menanamkan

karakter. Penanaman karakter di SD akan menjadi pondasi pada jenjang

pendidikan selanjutnya. Karakter dapat ditanamkan dalam diri siswa melalui

pembelajaran yang mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara

utuh dan seimbang sekaligus dapat menanamkan nilai karakter. Narwati

mengungkapkan bahwa pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai sebuah

(20)

meliputi kognitif, afeksi dan psikomotorik (2011: 14). Oleh karena itu,

pendidikan karakter dapat digunakan dalam membentuk karakter siswa karena

pembelajaran dilakukan secara utuh dan dapat menanamkan nilai karakter.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan pada seluruh mata pelajaran yang

terdapat dalam kurikulum. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

pokok yang ada di SD. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (KTSP, 2006: 371). Karakter

seseorang akan tampak dari bahasa yang digunakan. Pranowo mengungkapkan

bahwa berbahasa secara baik, benar, dan santun dapat menjadi kebiasaan dan

dapat membentuk perilaku seseorang menjadi lebih baik (2009: 8). Pembiasaan

penggunaan bahasa yang santun dalam pembelajaran bahasa dapat membangun

karakter santun dalam diri siswa.

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan pada mata

pelajaran bahasa Indonesia. Menulis merupakan kemampuan puncak seseorang

dikatakan terampil berbahasa, sehingga melibatkan proses berfikir, bersikap, dan

bertindak yang seimbang. Kecermatan dalam menggunakan ejaan dan tanda baca

menjadi hal yang penting dalam keterampilan menulis. Karakter cermat menjadi

penting untuk dikembangkan, supaya siswa menjadi seseorang yang dapat

menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Siswa juga dapat mengembangkan

karakter santun dalam keterampilan menulis. Zubaedi mengungkapkan bahwa

karakter santun dapat diintegrasikan pada saat kegiatan bermain drama dan

(21)

keterampilan menulis akan dapat mengembangkan karakter santun dalam diri

siswa.

Implementasi pengintegrasian pendidikan karakter dapat dilihat dari bahan

ajar yang digunakan. Bahan ajar dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan

dan maksud dari pembelajaran (Cunningsworth, 1995:7). Bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter akan mempermudah penanaman karakter

pada diri siswa karena memliki tujuan utama dalam membentuk karakter.

Penggunaan bahan ajar yang berbasis aktivitas akan mempermudah guru dalam

mengembangkan karakter siswa. Bahan ajar yang berbasis aktivitas membuat

siswa dihadapkan pada sesuatu yang konkrit, sehingga siswa dapat melakukan

serta merasakan pengetahuan baru yang didapat dengan sendirinya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Niken Amri Amaniah, S.Pd

guru Bahasa Indonesia kelas IV SD N Langensari yang dilakukan pada tanggal

26 November 2012 dapat disimpulkan bahwa guru masih mengalami kesulitan

dalam mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Hal ini terjadi karena bahan ajar yang benar-benar terintegrasi dengan

pendidikan karakter masih jarang ditemukan terutama pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia untuk keterampilan menulis. Kesibukan guru mengajar merupakan

salah satu hal yang menjadi kendala dalam mengembangkan bahan ajar Bahasa

Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

Guru mengungkapkan bahwa karakter menghargai harus dikembangkan

dalam diri siswa. Pada saat pembelajaran banyak siswa yang ribut dan bermain

sendiri ketika ada teman yang mengemukakan pendapat. Beberapa siswa juga

(22)

kurang memiliki sikap saling menghargai antara satu dengan yang lain. Guru juga

mengungkapkan bahwa dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan

menulis siswa masih kurang cermat dalam menggunakan ejaan dan tanda baca.

Hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang keliru dalam menggunakan

ejaan dan tanda baca.

Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti akan memberi satu solusi dengan

mengembangkan sebuah produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa

Indonesia pada KD 4.4 menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman

atau cita-cita dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan

ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.). Karakter yang akan

dikembangkan adalah kesantunan, cermat dan menghargai.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

1.2.2 Bagaimana hasil validasi kualitas produk Bahan Ajar Terintegrasi dengan

Pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran

bahasa indonesia SD Kelas IV Semester gasal?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata

(23)

1.3.2 Untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman baru bagi

sehingga menambah motivasi untuk selalu mengembangkan bahan ajar

yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis

pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD Kelas IV semester gasal dengan

Research and Development.

1.4.2 Bagi Guru

Guru dapat menggunakan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

berbasis karakter ini dalam proses pembelajaran pada kelas IV semester

gasal.

1.4.3 Bagi Siswa

Siswa dapat mengembangkan nilia-nilai karakter yang termuat dalam

bahan ajar.

1.4.4 Bagi Sekolah

Memberi referensi pada sekolah dalam mengembangkan bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait

dengan pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

(24)

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai kepribadian dalam diri

siswa yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

1.5.2 Bahan ajar

Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap

kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari unsur topik, SK, KD, Indikator,

tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, tindakan

siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan

daftar pustaka.

1.5.3 Keterampilan menulis

Keterampilan menulis merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan

pikiran kedalam bahasa tulis.

1.6 Spesifikasi Produk

1.6.1 Penelitian ini mengembangkan produk berupa bahan ajar yang terintegrasi

pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran

bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.6.2 Karakter yang dikembangkan dalam bahan ajar meliputi kesantunan,

kecermatan dan menghargai.

1.6.3 Bahan ajar dikemas dalam bentuk buku teks yang memiliki beberapa

komponen antara lain motivasi, apersepsi, orientasi, uraian materi,

(25)

rangkuman materi, evaluasi, glosarium, penilaian, kunci jawaban dan

daftar pustaka.

1.6.4 Bahan ajar yang dikembangkan memuat indikator kognitif, afektif dan

psikomotorik.

1.6.5 Bahan ajar dinilai berdasarkan enam aspek yaitu (1) tujuan dan

pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian bahan ajar, (3) isi bahan ajar,

(4) keterampilan berbahasa yang dikembangkan, (5) topik dan (6)

metodologi.

1.6.6 Bahan ajar yang dikembangkan berbasis pada aktifitas yang dapat

(26)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Kajian Teori

2.1.1 Pendidikan Karakter

2.1.1.1Pengertian Pendidikan Karakter

Thomas Lickona dalam Wibowo mendefinisikan karakter merupakan sifat

alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral (2012: 32). Wynne

dalam Mulyasa (2011: 3) bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti

to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai

kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Pendapat yang sama

diungkapkan Samani&Heriyanto bahwa karakter dimaknai sebagai cara berfikir

dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam

lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara (2011: 41). Lebih lanjut, Hamid

Hasan mengungkapkan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau

kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan

(Virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,

berpikir, bersikap, dan bertindak (2010: 3).

Berdasarkan pengertian mengenai karakter yang telah dikemukakan diatas,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa karakter merupakan sifat/kepribadian yang

tampak dalam diri seseorang dan merupakan hasil dari sebuah proses

penginternalisasian nilai dalam pribadi orang tersebut. Karakter akan tampak dari

perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkup keluarga,

(27)

Karakter dalam diri seseorang tidak terbentuk secara instan. Seperti yang

diungkapkan oleh Samani dan Heriyanto bahwa karakter tidak diwariskan, tetapi

sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran

dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakkan (2012:41). Pendapat

yang sama diungkapkan oleh Ahmadi dan Munawar bahwa sifat-sifat itu bukan

bawaan lahir, tetapi diperoleh setelah lahir, yaitu hasil dari kebiasaan sejak dari

kecil atau sebagai hasil dari pengaruh pendidikan/lingkungan sejak kecil

(2005:159-160). Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa

karakter yang ada dalam diri seseorang bukan merupakan hal yang didapatkan

secara instan namun memerlukan sebuah pembiasaan yang dapat dilakukan

melalui pendidikan.

Koesoema berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan dinamika

pengembangan kemampuan yang berkesinambungan dalam diri manusia untuk

mengadakan internalisasi nilai-nilai sehingga menghasilkan disposisi aktif, stabil

dalam diri individu (2007: 104). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Sri

Judiani bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan

nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan

karaktersebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan

dirinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis,

produktif dan kreatif (Zubaedi, 2011: 17).

Megawangi berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah

usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak

dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

(28)

yang sama diungkapkan oleh Kevin Ryan dan Karen E. Bohlin yang menyebutkan

bahwa:

Earliner we offered the image of character development as the engraving upon oneself of one’s own moral essence, often with the help of others. The individual becomes the sculptor of his or her own best possible self. Becoming an artist or a person of character is a developmental process. It takes knowledge. It takes effort and practice. It takes support, example (both good and bad), encouragement, and sometimes inspiration. In short, it takes what we are calling character education (1999:13).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat dua hal penting dalam pendidikan karakter yaitu (1) pendidikan karakter

merupakan proses penanaman nilai supaya peserta didik dapat bertindak sesuai

dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, (2)

pendidikan karakter mengajak siswa untuk membangun pengetahuan, kesadaran,

dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai yang diajarkan.

2.1.1.2Tujuan Pendidikan Karakter

Mulyasa mengungkapkan pendidikan karakter bertujuan untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada

pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan

seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan

(2012:9). Pendapat yang sama diungkapkan oleh Amri bahwa pendidikan karakter

bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di

sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia

peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi

lulusan (2011: 31).

Kesuma (2011: 9) menjelaskan bahwa pendidikan karakter dalam setting

(29)

nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi

kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang

dikembangkan, (2) mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian

dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah, (3) membangun koneksi yang

harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab

pendidikan karakter secara bersama.

Said Hamid, dkk dalam Zubaeda (2011: 18) memaparkan adanya lima

tujuan pendidikan karakter: (1) mengembangkan kalbu/nurani/afektif peserta didik

sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa, (2)

mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan

dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius, (3)

menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai

generasi penerus bangsa, (4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi

manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan, (5) mengembangkan

lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur,

penuh kreativitas, dan persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan

penuh kekuatan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk

mengarahkan pencapaian proses dan hasil pendidikan pada pembentukan karakter

peserta didik dan mengoreksi perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang

dikembangkan, sehingga dapat membentuk manusia yang utuh, baik dari segi

(30)

2.1.1.3Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter mengandung nilai-nilai yang harus dikembangkan

dalam pribadi peserta didik. Zubaedi (2011: 74-75) mengemukakan nilai-nilai

pendidikan karakter berdasarkan rujukan dari tujuan pendidikan nasional, antara

lain: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7)

mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11)

Cinta Tanah air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14)

Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial,

(18) Tanggung Jawab.

Selain itu Kemendiknas (2011) mengungkapkan 25 karakter yang harus di

integrasikan dalam pendidikan karakter antara lain: (1) kereligiusan, (2) kejujuran,

(3) kecerdasan, (4) tanggung jawab, (5) kebersihan dan kesehatan, (6)

kedisiplinan, (7) tolong-menolong, (8) berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif,

(9) kesantunan, (10) ketangguhan, (11) kedemokratisan, (12) kemandirian, (13)

keberanian mengambil resiko, (14) berorientasi pada tindakan, (15) berjiwa

kepemimpinan, (16) kerja keras, (17) percaya diri, (18) keingintahuan, (19) cinta

ilmu, (20) kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, (21) kepatuhan

terhadap aturan-aturan sosial, (22) menghargai karya dan prestasi orang lain, (23)

kepedulian terhadap lingkungan, (24) nasionalisme, (25) menghargai

keberagaman.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengembangkan karakter kesantunan

dan menghargai yang bersifat sosial dan karakter cermat yang lebih bersifat

(31)

a. Kesantunan

Samani memaknai kesantunan sebagai kebiasaan berperilaku sopan

santun, berbudi bahasa halus sebagai perwujudan rasa hormatnya kepada

orang lain (2011:119). Struktur bahasa yang santun adalah struktur bahasa

yang disusun oleh penutur/penulis agar tidak menyinggung perasaan

pendengar atau pembaca (Pranowo, 2009: 4). Kesantunan merupakan salah

satu hal yang penting dan memiliki keterkaitan yang kuat dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Widharyanto mengungkapkan bahwa

pengembangan materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang

berpotensi mengandung rasa bahasa, tidak dapat mengabaikan

pandangan-pandangan dasar tentang kesantunan berbahasa (2013: 75).

Leech dalam Widharyanto menegaskan bahwa dalam praktik

berbahasa santun terdapat sejumlah prinsip, yakni (1) kerendahan hati

(modesty), (2) menjaga perasaan (tact), (3) memberikan persetujuan

(approbation), (4) memberikan simpati (sympathy), (5) kemurahan hati

(generosity), dan kesepakatan (agreement). Pranowo berpendapat

mengenai indikator kesantunan antara lain: (1) perhatikan suasana

perasaan mitra tutur sehingga ketika bertutur dapat membuat hati mitra

tutur berkenan (angon rasa), (2) pertemukan perasaan Anda dengan

perasaan mitra tutur sehingga isi komunikasi sama-sama dikehendaki

karena sama-sama diinginkan (adu rasa), (3) pertemukan perasaan Anda

dengan perasaan mitra tutur sehingga isi komunikasi sama-sama

dikehendaki kerena sama-sama diinginkan (adu rasa), (3) jagalah agar

(32)

di hati (empan papan), (4) jagalah agar tuturan memperhatikan rasa

ketidakmampuan penutur di hadapan mitra tutur (sifat hormat), (5) jagalah

agar tuturan selalu memperhatikan bahwa mitra tutur diposisikan pada

tempat yang lebih tinggi (sikap hormat). (6) jagalah agar tuturan selalu

memperlihatkan bahwa apa yang dikatakan kepada mitra tutur juga

dirasakan oleh penutur (sikap tepa selira).

Berdasarkan penjelasan mengenai kesantunan di atas maka

seseorang dapat dikatakan mengunakan bahasa yang santun dalam menulis

setidaknya memenuhi beberapa kriteria diantaranya (1) pemilihan kata

yang mencerminkan rasa santun dan (2) memperhatikan suasana perasaan

teman (menjaga perasaan).

b. Cermat

Kecermatan merupakan bagian dari karakter kecerdasan.

Kemendiknas (2011) mendefinisikan kecerdasan sebagai “kemampuan

seseorang dalam melakukan suatu tugas secara cermat, tepat, dan cepat”.

Sementara itu Samani dan Hariyanto berpendapat bahwa cerdas yaitu

berfikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan,

rasa ingin tahu yang tinggi, berkomunikasi efektif dan empatik (2011:

51).

Berdasarkan definisi dari kecerdasan dapat dikatakan bahwa

karakter kecerdasan memuat kecermatan. Karakter kecermatan

diturunkan oleh karakter kecerdasan. Penelitian ini akan lebih

(33)

Hidayatullah mendefinisikan cermat memiliki arti jeli, tepat, teliti

berhati-hati dalam menjalankan tugas, dan penuh minat (2010: 81).

Samani dan Heriyanto memaknai kecermatan sebagai benar-benar teliti

dan hati-hati, membuat perhitungan dengan akurat, baik dalam bersikap

maupun bertindak (2011: 127). Berdasarkan pengertian tersebut peneliti

dapat mengembangkan 2 indikator yang digunakan untuk mengukur

sikap cermat yaitu teliti dan tepat. Siswa dapat dikatakan cermat apabila

ia teliti dalam mengoreksi kesalahan tanda baca dalam sebuah surat dan

tepat dalam menggunakan kalimat dan tanda baca pada saat menulis

surat.

c. Menghargai

Menghargai dalam KBBI berarti harga, menghormati,

mengindahkan, dan memandang penting terhadap suatu hal diartikan

(2008:483). Samani dan Heriyanto (2011: 55) memberi penjelasan

mengenai cara menjadi orang yang menghargai seperti berikut (1)

perlakukanlah orang lain seperti halnya engkau ingin diperlakukan, (2)

jadilah orang yang beradap dan sopan, (3) dengarlah apa yang dikatakan

oleh orang lain, (3) jangan menghina orang, atau memperolok-olokkan

atau memangil dengan julukannya, (4) jangan pernah mengancam atau

memalak orang lain, (5) jangan menilai orang sebelum mengenalnya

dengan baik.

Uraian diatas dijadikan dasar bagi peneliti untuk mengembangkan

(34)

yang sedang berbicara. Indikator kedua adalah memberikan respon

positif terhadap pendapat teman.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia 2.1.2.1Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Menumbuhkan kebiasaan memakai kata-kata

yang baik dan mengungkapkannya atau mengatakannya dengan baik dapat

menjadi salah satu cara untuk pendidikan karakter (Tim Pakar Yayasan Jati Diri

Bangsa, 2011: 154). Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik

secara lisan maupun tulisan (Zulela, 2012: 4).

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD memiliki peranan penting dalam

membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan siswa untuk tahap perkembangan

selanjutnya. Widjono berpendapat bahwa kecerdasan berbahasa memungkinkan

seseorang dapat mengembangkan karakternya lebih baik. Kecerdasan berbahasa

yang terkait dengan kemampuannya memahami orang lain, dalam bentuk

sederhana, misalnya menyatakan simpatik, mengucapkan rasa terima kasih, atau

menyatakan kecewa terhadap orang lain (2007: 21). KTSP menyebutkan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan sebagai berikut: (1)

berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik

secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara (3) memahami bahasa

(35)

(4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya

sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. (6) menghargai dan

membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual

manusia Indonesia (KTSP 2006: 113).

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia di SD memiliki peran dalam mengembangkan

intelektual serta karakter siswa. Siswa diharapkan dapat berkomunikasi dengan

baik, baik secara lisan maupun tulisan melalui pembelajaran Bahasa Indonesia.

2.1.2.2Keterampilan Menulis yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ruang lingkup

pembelajaran Bahasa Indonesia di SD mencakup 4 aspek keterampilan berbahasa.

Keempat keterampilan tersebut yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara,

membaca dan menulis. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi

kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi

mendengarkan, berbicara, dan membaca (Nurgiyantoro, 2010: 422).

Tarigan mengungkapkan bahwa menulis ialah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu

(2008: 22). Nurgiyantoro menambahkan bahwa kegiatan menulis menghendaki

(36)

khususnya yang menyangkut masalah ejaan (2010: 423). Menulis sebagai sebuah

keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan

gagasan, perasaan, dan pikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan

menggunakan media tulisan (Nurjamal, 2011: 69). The Liang Gie

mengungkapkan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu kepandaian yang

sangat berguna bagi setiap orang. Dengan memiliki kepandaian itu, seseorang

dapat mengungkapkan berbagai gagasannya untuk dibaca oleh peminat yang luas

(2002: 21).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menulis

seseorang harus menguasai lambang atau simbol-simbol visual yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Keterampilan

menulis merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan sesuatu melalui

media tulisan.

Keterampilan menulis yang dimiliki seseorang tidak datang dengan

sendirinya. Tarigan mengungkapkan bahwa menulis menuntut pengalaman,

waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran

langsung menjadi seorang penulis (2008: 9). Latihan yang cukup dan teratur serta

pendidikan yang berprogram akan membantu seseorang dalam menguasai

keterampilan menulis.

Tujuan menulis seperti yang diutarakan oleh Tarigan antara lain: (1)

tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar, (2) tulisan yang

bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak, (3) tulisan yang bertujuan untuk

(37)

tulisan literer, (4) tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat

atau berapi-api (2008: 24-25).

Karakter yang dapat dikembangkan dalam keterampilan menulis dapat

adalah cermat. Karakter cermat dapat dibangun melalui kegiatan menulis. Menulis

membutuhkan sikap teliti dan tepat dalam menggunakan kalimat dan tanda baca.

Karakter cermat akan membuat peserta didik mampu mengembangkan

keterampilan menulis dengan baik.

Materi menulis surat dalam keterampilan menulis juga dapat

menumbuhkan karakter santun dalam diri peserta didik melalui pemilihan kata

yang mencerminkan rasa santun. Hal tersebut sama seperti yang diungkapkan oleh

Zubaedi bahwa karakter santun diintegrasikan pada saat kegiatan bermain drama

dan berlatih membuat surat (2011: 315).

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter

Bahan ajar menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk mendukung

pengintegrasian pendidikan karakter. Majid berpendapat bahan ajar adalah segala

bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam

melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas (2009: 174). Sedangkan,

Prastowo mengatakan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan yang disusun

secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan

dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (2012: 17). Nurgiyantoro

(38)

merupakan sarana tercapainya tujuan dan sekaligus merupakan sumber

penyusunan alat penilaian (2010: 73).

Berdasarkan beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar

tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk

bahan yang tersusun sistematis dan digunakan untuk membantu guru dalam proses

pembelajaran. Bahan ajar merupakan sarana yang penting dalam pembelajaran

karena berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengembagan bahan ajar

yang terintegrasi dengan pendidikan karakter akan mempermudah dalam

menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri siswa karena tujuan bahan ajar

disesuaikan dengan tujuan pendidikan karakter.

Raka mengungkapkan bahwa terdapat dua hal yang harus diperhatikan

dalam mengembangkan bahan pelajaran untuk mengembangkan karakter siswa

yaitu memberikan banyak perhatian pada aspek karakter yang ada dalam setiap

mata pelajaran dan mengembangkan substansi yang bermakna melalui

pengetahuan kontekstual (2011: 64). Hidayatullah menambahkan bahwa ada enam

langkah pengintegrasian bahan ajar dalam setiap mata pelajaran yaitu (1)

mendiskripsikan kompetensi dasar (KD) dari kurikulum yang berlaku, (2)

mengidentifikasi nilai-nilai karakter ke dalam kompetensi dasar yang telah dipilih,

(3) mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam kompetensi dasar yang telah

dipilih, (4) melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan metode atau teknik

tertentu, (5) menentukan metode, (6) menentukan evaluasi, dan (7) menentukan

sumber belajar (2010: 57).

Proses belajar karakter yang berpusat pada siswa memberikan kesempatan

(39)

dalam proses pembelajaran (Raka, 2011: 60). Koesoema mengungkapkan bahwa

pendidikan karakter memberikan prioritas terutama pada pelatihan, peleburan

individu melalui suatu pengalaman, dan bukan sekedar pemahaman teoritis (2010:

268). Berdasarkan hal tersebut pengembangan bahan ajar harus memuat aktivitas

yang dapat mengembangkan karakter. Aktivitas yang ada dalam bahan ajar akan

memberi pengalaman langsung bukan hanya sekedar pemahaman teoritis sehingga

nilai karakter lebih melekat dalam diri siswa.

Prastowo mengungkapkan bahan ajar paling tidak mencakup beberapa

unsur antara lain: (1) petunjuk belajar, (2) kompetensi yang akan dicapai, (3)

informasi pendukung, (4) latihan-latihan, (5) pertunjuk kerja, dapat berupa

Lembar Kerja (LK), (6) Evaluasi (2012: 20). Petunjuk berisi tentang bagaimana

guru sebaiknya mengajarkan materi kepada siswa dan bagaimana pula siswa

sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar tersebut. Kompetensi

yang akan dicapai dimaksudkan supaya guru mengetahui kompetensi yang harus

dicapai siswa. Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan

yang dapat melengkapi bahan ajar. Cunningsworth (1995: 3) mengemukakan

beberapa unsur untuk mengevaluasi suatu bahan ajar. Unsur tersebut meliputi

tujuan dan pendekatan (aims and objectives), desain dan pengorganisasian (design

and organization), isi (language content), keterampilan berbahasa (skill), topik

(topic), metodologi (methodology).

2.1.4 Model Pengembangan yang Terintegrasi Pendidikan Karakter

Menurut Kemp dalam Trianto (2009: 179-186), pengembangan perangkat

merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pengembangan perangkat model

(40)

komponen mana pun. Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran

menurut model Kemp, meliputi:

Pengembangan dapat dimulai dari langkah manapun pada siklus tersebut.

Setiap langkah yang terdapat pada siklus Kemp selalu diawali dengan

perencanaan tujuan (planning). Dalam melaksanakan langkah pengembangan

selalu disertai dengan evaluasi. Evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi

formatif (formative evaluation) dan evaluasi sumatif (summative evaluation).

Evaluasi formatif (formative evaluation) dilakukan pada proses pengembangan.

Evaluasi sumatif (summative evaluation) dilakukan pada akhir pengembangan.

Evaluasi digunakan sebagai pedoman untuk revisi. Kegiatan revisi dapat

dilakukan secara terus-menerus disetiap langkah pengembangan. Setiap langkah

rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Revisi Gambar. 1. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp yang Direvisi

(41)

dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang telah dibuat.

Pada proses pembuatan bahan ajar dapat berjalan dengan baik karena adanya

layanan pendukung (support service).

Berikut ini penjelasan mengenai setiap unsur-unsur pengembangan

perangkat pembelajaran model Kemp, meliputi:

a. Identifikasi masalah pembelajaran

Tujuan dari tahap ini adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara

tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan

baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang

digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau

materi yang akan dikembangkan, selanjutnya disusun alternatif atau cara

pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan

dalam kurikulum.

b. Analisis siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan

karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu

maupun kelompok. Ibrahim dalam Triyanto mengungkapkan analisis siswa

meliputi karakteristik antara laian: kemampuan akademik, usia dan tingkat

kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan

psikomotor, kemampuan bekerjasama, keterampilan sosial, dan sebagainya (2009:

180).

c. Analisis tugas

Menurut Kemp, et al dalam Triyanto (2009: 181), analisis tugas adalah

(42)

meliputi:analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi yang digunakan

untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas -tugas belajar dan

tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pembelajaran (RP)

dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

1) Analisis struktur isi

Analisis struktur isi ini dilakukan dengan mencermati kurikulum

GBPP yang sesuai mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub pokok

bahasan, serta garis besar perincian isi pokok bahasan.

2) Analisis konsep

Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep

utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai

urutan penyajiannya dan merinci konsep-konsep yang relevan.

3) Analisis prosedural

Analisis prosedural adalah analisis tugas yang dilakukan dengan

mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan

kajian, hasil analisis ini akan diperoleh peta tugas dan analisis prosedural.

4) Analisis pemrosesan informasi

Analisis pemrosesan informasi dilakuakan untuk mengelompokkan

tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan

mempertimbangkan waktu.

5) Merumuskan indikator

Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan

identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan-pernyataan apa

(43)

dirumuskan berfungsi sebagai: (a) alat untuk mendesain kegiatan

pembelajaran; (b) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi

hasil belajar siswa; dan (c) panduan siswa dalam belajar.

6) Penyusunan instrumen evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur

ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah

berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal

yang dijawab benar.

7) Strategi pembelajaran

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang

sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan

dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan

pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

8) Pemilihan media atau sumber pembelajaran

Pemilihan media dan sumber pembelajaran berdasarkan hasil analisis

tujuan, karakteristik siswa, dan tugas seperti telah diuraikan sebelumnya,

maka memilih alat dan bahan disesuaikan dengan tuntutan tujuan

pembelajaran yang terdapat rencana pelajaran dan lembar kerja siswa.

9) Pelayanan pendukung

Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang

berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga

(44)

10)Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perancangan

pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar

atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam

mencapai berbagai sasaran. Penilaian ini berguna untuk menentukan

kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan

dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.

11)Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian

tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi;

hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

12)Revisi perangkat pembelajaran

Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki

rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukkan dan

penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran

oleh pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas sehingga validasi ini

lebih pada tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya

sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

2.2Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter di SD masih jarang ditemui, akan tetapi peneliti menemukan

empat penelitian yang mengintegrasikan pendidikan karakter dalam bahan ajar

pada jenjang SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Keempat penelitian tersebut

(45)

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Anastasia Tiur Rohani (2012) dengan

judul Pendidikan Karakter yang Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis

Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester 1 dan 2.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi (1) analisis data, (2)

pengembangan produk, (3) validasi ahli, (4) revisi, (5) uji coba, (6) revisi akhir,

hingga menghasilkan produk akhir berupa buku ajar. Kesimpulan yang didapat

dalam penelitian ini bahwa pendidikan karakter yang terintegrasi dengan materi

pembelajaran menulis Bahasa Indonesia siswa kelas VII perlu dikembangkan.

Dari lima belas pernyataan, ada dua belas butir pernyataan yang memiliki

presentasi jawaban baik.

Penelitian kedua dilakukan oleh Ajeng Christy Suryaningrum (2012) dalam

skripsinya yang berjudul Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bermuatan Pendidikan Karakter Bangsa Kelas XI Semester I SMA Stella Duce

Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 Berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Produk yang dikembangkan berupa materi

pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI, Semester I, bermuatan pendidikan

karakter bangsa. Langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran bahasa

Indonesia bermuatan pendidikan karakter bangsa, meliputi (1) analisis kebutuhan,

(2) pembuatan produk, (3) uji coba, (4) penilaian, (5) revisi. Hasil penilaian yang

diperoleh yaitu siswa 75%, guru 80%, dan dosen 90%. Masing-masing hasil data

penelitian mendapat kualifikasi baik dari siswa dan guru, kualifikasi sangat baik

dari dosen. Produk pengembangan materi dikatakan layak untuk dipergunakan

(46)

Penelitian ketiga berupa jurnal yang berjudul “Prodigy: An Innovative

Approach for Character Development” yang ditulis oleh Samsiah Mohd Jais,

Ab.Aziz Md. Yatim, dan Mohammed Aziz Shah Mohammad Arip. Penelitian

tersebut menjelaskan bahwa pembentukan dan pembangunan karakter yang sehat

di kalangan pelajar berkaitan erat dengan peranan yang dimainkan oleh

kounselor/guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan

prodigi, sebuah pendekatan yang mampu membantu guru untuk melakukan

bimbingan dan konseling dalam pembangunan dan peningkatan tingkah laku

siswa. Prodigi mengintegrasikan komponen kognitif, afektif, dan tingkah laku

dalam pembangunan karakter. Isi dari artikel ini adalah memperbincangkan modul

kursus yang berkaitan dengan pembangunan karakter dan manfaat menggunakan

Prodigi dalam memupuk pembangunan karakter.

Penelitian keempat berupa jurnal yang berjudul Pengintegrasian Pendidikan

Karakter dalam Bahasa Jerman yang ditulis oleh Sulis Triyono. Pengintegrasian

pendidikan karakter ke dalam pembelajaran Bahasa Jerman dapat dilakukan

dengan beberapa cara. Pertama, menyusun silabus dan RPP pembelajaran Bahasa

Jerman yang memuat nilai-nilai. Pengintegrasian nilai dilakukan dalam

keterampilan Bahasa Jerman yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Kedua, menyusun materi dan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter dalam keterampilan Bahasa Jerman pada setiap

perkuliahan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya kontribusi

positif terhadap pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Pendidikan

karakter telah teridentifikasi dapat memudahkan pendidik untuk mengukur tingkat

(47)

Penelitian relevan tersebut mencoba mengembangkan modul dan materi

pembelajaran bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada

jenjang SMP dan SMA maupun perguruan tinggi. Pada penelitian ini akan

mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di SD

karena pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di

SD masih jarang dilakukan.

2.3Kerangka Berfikir

Karakter yang ada dalam diri seseorang dapat dibangun salah satunya melalui

pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk

menanampakan nilai-nilai karakter pada diri siswa. Pendidikan karakter akan

lebih maksimal apabila diintegrasikan pada seluruh mata pelajaran. Salah satu

mata pelajaran yang berkaitan erat dengan pendidikan karakter adalah mata

pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa memiliki empat keterampilan

yang perlu dikembangkan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Menulis merupakan keterampilan puncak seseorang dikatakan terampil berbahasa.

Melalui keterampilan menulis siswa dapat mengembangkan nilai-nilai seperti:

kesantunan, cermat dan menghargai. Melihat keterkaitan antara menulis dengan

nilai karakter, maka akan lebih mudah mengintegrasikan pendidikan karakter

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menulis.

Bahan ajar merupakan sarana yang digunakan untuk memfasilitasi siswa

dalam belajar. Pengintegrasian pendidikan karakter dalam bahan ajar akan

mempermudah guru dalam membangun karakter peserta didik. Bahan ajar

dikembangkan dengan model pengembangan yang dikemukakan oleh Jerold E.

(48)

bahan ajar dan terintegrasi dengan pendidikan karakter, diharapkan akan

menghasilkan produk bahan ajar yang baik dan dapat digunakan untuk

membangun karakter peserta didik.

2.4Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan menulis, kompetensi

dasar menulis surat pribadi untuk teman sejawat?

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan menulis, kompetensi dasar menulis surat

pribadi untuk teman sejawat menurut pakar pembelajaran Bahasa

Indonesia?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan menulis, kompetensi dasar menulis surat

pribadi untuk teman sejawat menurut pakar pendidikan karakter?

2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan menulis, kompetensi dasar menulis surat

pribadi untuk teman sejawat menurut guru kelas IV SD N Langensari

Yogyakarta?

2.4.5 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan menulis, kompetensi menulis surat pribadi

untuk teman sejawat menurut siswa kelas IV SD N Langensari

(49)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Research and Development. Sugiyono mengatakan Research and Development

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

dan menguji keefektifan produk tersebut (2010: 407). Penelitian ini akan

mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk

keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas IV.

Penelitian ini akan menghasilkan produk berupa bahan ajar Bahasa Indonesia

pada keterampilan menulis yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

3.2 Prosedur Pengembangan

Pengembangan bahan ajar akan mengkombinasikan model Jerold E Kemp

yang sudah direvisi dengan langkah penelitan pengembangan yang dikemukakan

Borg and Gall. Terdapat 10 prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan

oleh Borg and Gall yaitu (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi,

(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk,

(7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) pembuatan

produk masal. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah

model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam

penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

7 langkah yang terdiri dari: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)

(50)

(7) revisi desain hingga menghasilkan desain produk final bahan ajar yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata

pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Secara garis besar

prosedur pengembangan tersebut dapat dijelaskan melalui gambar berikut.

(51)

Penelitian ini berawal dari potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya

potensi dan masalah maka dilakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan

dilakukan dengan wawancara terhadap guru bahasa Indonesia kelas IV di SDN

Langensari. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk mengetahui fakta dan masalah

yang menyangkut ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter, pandangan guru mengenai pendidikan karakter, sekaligus memperoleh

gambaran mengenai karakteristik siswa. Sehingga, bahan ajar yang akan

dikembangkan, disusun sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang

diharapkan dalam analisis tugas kurikulum.

Langkah kedua adalah pengumpulan data. Pengumpulan data untuk analisis

kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru kelas IV SD N Langensari.

Hasil dari wawancara tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

perencanaan produk yang berupa bahan ajar berbasis karakter pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Sedangkan pengumpulan data untuk pembuatan bahan ajar

dilakukan dengan melakukan studi pustaka dengan mengumpulkan bahan dari

berbagai sumber.

Langkah ketiga adalah mendesain sebuah produk yang berupa bahan ajar

untuk keterampilan menulis bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Langkah ini

dimulai dengan mengkaji Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar dalam

kurikulum KTSP, menentukan indikator, menentukan tujuan, menentukan isi

bahan ajar, menentukan strategi pembelajaran, menyusun kegiatan belajar,

menentukan sumber belajar, dan menyusun evaluasi yang dapat mengukur

(52)

Langkah keempat adalah validasi desain. Validasi pakar digunakan sebagai

evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan bahan ajar.

Produk yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh 4 orang pakar yang terdiri

dari: 1 dosen pakar bahasa Indonesia, 1 dosen pakar pendidikan karakter dan 2

guru Kelas IV SD. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan

saran serta penilaian terhadap produk yang dikembangkan.

Langkah kelima adalah revisi desain. Produk akan direvisi berdasarkan kritik

dan saran perbaikan yang didapat dari validasi oleh para pakar. Revisi desain

bertujuan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada produk yang

dikembangkan.

Langkah keenam adalah uji coba desain. Uji coba dilakukan kepada 10

siswa kelas IV SDN Langensari sebagai subyek penelitian. Uji coba dilakukan

dengan memberikan kuisioner kepada siswa untuk menilai apakah produk yang

dibuat sudah sesuai dan baik untuk siswa. Hasil uji coba merupakan evaluasi

sumatif terhadap desain produk pengembangan bahan ajar.

Langkah ketujuh adalah revisi desain. Revisi desain dilakukan setelah uji

coba produk. Produk akan direvisi berdasarkan masukan dari siswa yang ikut

dalam uji coba produk. Hasil dari revisi produk ini akan menjadi desain produk

final bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

3.3 Uji Coba Produk 3.3.1 Desain Uji Coba

Tahap-tahap yang digunakan untuk mengevaluasi produk bahan ajar dalam

penelitian ini diuraikan secara singkat sebagai berikut: (1) validasi oleh pakar

(53)

analisis data, (2) revisi produk dilakukan berdasarkan masukan dari pakar

pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter dan guru, (3) uji coba

lapangan pada siswa kelas IV SDN Langensari untuk mengetahui kelayakan

produk dan analisis data dan (4) revisi akhir berdasarkan masukan dari hasil uji

lapangan.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subyek uji coba dalam penelitian pengembangan ini adalah 10 siswa kelas

IVA semester gasal tahun ajaran 2012/2013 SD N Langgensari Yogyakarta

sebagai sampel dalam uji coba produk. Penelitian ini akan di laksanakan di SD N

Langensari yang beralamat di Jalan Kusbini no 35 Klitren Yogyakarta sebagai

tempat penelitian.

3.3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa

wawancara dan kuesioner.

a. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan

muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudijono, 2011:82).

Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SDN Langensari untuk memperoleh

data mengenai kebutuhan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter

keterampilan menulis kelas pada kelas IV SD. Instrumen wawancara dapat dilihat

pada lampiran 1 halaman 63.

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur penelitian dan pengembangan ...........................................
Tabel 4.2 Komentar dan Revisi dari Pakar Pendidikan Karakter ........................
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan hasil modifikasi penelitian pengembangan Kemp dan Borg&Gall
Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan kromium yang melebihi baku mutu limbah pada limbah cair yang dihasilkan oleh Industri Elektroplating X, dikarenakan logam yang telah dilakukan pelapisan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan yang menjadi urgensi dan akar permasalahan yaitu masih belum optimalnya kinerja guru otomotif SMK Negeri di

[r]

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GREEN PRODUCT (Studi pada Konsumen Honda Vario Techno di Kota

Aplikasi ini dapat memberikan informasi berupa laporan mengenai detil transaksi yang dilakukan oleh karyawan yang terlibat dalam kegiatan administrasi pembelian

Tampilan menu laporan kerusakan pada gambar 4.34 merupakan form untuk memperlihatkan semua data kerusakan baru atau lama yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat, Nama

[r]

[r]