STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH
DI KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR,
JAWA BARAT
SKRIPSI JAMALUDIN SOLEH
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
RINGKASAN
JAMALUDIN SOLEH. D34103020. 2009. Strategi Pengembangan Usahaternak Sapi Perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Burhanuddin, M.M Pembimbing Anggota : Ir. Andi Murfi, M.Si
Kecamatan Sukaresmi termasuk salah satu di antara tiga kecamatan yang menjadi sentra usahaternak sapi perah di Kabupaten Cianjur. Populasi sapi perah di Kecamatan Sukaresmi menempati urutan pertama di Kabupaten Cianjur. Kondisi iklim yang sesuai untuk pemeliharaan sapi perah, ketersediaan hijauan sepanjang tahun dan didukung oleh tersedianya pasar yang menampung susu dari peternak menjadi faktorfaktor yang bisa mendukung pengembangan sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur pada bulan Desember 2008 sampai Januari 2009 dengan desain penelitian survey. Populasi penelitian adalah seluruh peternak sapi perah yang ada di kecamatan Sukaresmi yaitu sebanyak 88 peternak. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive cluster sampling sebanyak 30 responden, yaitu 3 responden dari Desa Cikanyere, 1 responden dari Desa Pakuon dan 26 responden dari Desa Sukaresmi. Sedangkan responden ahli sebanyak tiga orang yaitu, petugas penyuluh lapangan, Bagian Bina Program Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur, dan ketua kelompok ternak. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam usaha peternakan sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, 2) merumuskan alternatif strategi, dan menentukan prioritas strategi pengembangan usaha peternakan sapi perah di Kecamatan Sukaresmi.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, matriks Intenal Factor Evaluation (IFE) dan matiks External Factor Evaluation (EFE) kemudian dilanjutkan dengan matriks InternalExternal (IE) dan matriks Strength, Weaknes, Opportubity, and Threat (SWOT). Penentuan prioritas strategi pengembangan dianalisis dengan mengggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
Berdasarkan analisis matriks IFE dan matriks EFE, ketersediaan hijauan sepanjang tahun merupakan faktor kekuatan internal utama usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan utama adalah terbatasnya konsentrat sebagai pakan tambahan ternak. Sementara itu, faktor eksternal yang menjadi peluang utama usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi adalah kondisi iklim yang sesuai untuk usahaternak sapi perah. Faktor eksternal yang menjadi ancaman utama adalah fluktuasi harga BBM.
hal alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT yang menghasilkan lima alternatif strategi pengembangan usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi.
Berdasarkan hasil analisis Quantitaive Strategic Planning Matrix (QSPM) diperoleh urutan strategi yang menjadi prioritas untuk diimplementasikan. Urutan prioritas strategi tersebut adalah meningkatkan skala usaha, membuat diversifikasi produk di tingkat peternak atau kelompok ternak, memperbaiki manajemen usaha, membuka akses ke perbankan untuk meningkatkan permodalan, dan memperkuat fungsi kelompok ternak.
ABSTRACT
Development Strategy of Dairy Cattle Business in Sukaresmi, SubDistrict of Cianjur, West Java
Soleh, J., Burhanuddin and A. Murfi
The goals of this research were : 1) to identify internal and external environmental factors which can influences the progress of dairy cattle business, 2) to formulate alternative development strategy and to decide the priority development strategy of dairy cattle business in Sukaresmi, SubDistrict of Cianjur. This research was carried out from Desember 2008 to January 2009. This research used primary dan secondary data. The data was analysed with descriptive analysis and three stages formulating analysis (input stage, matching stage, and decision stage). The result of input stage analysis show that total IFE matrix score is 2,615 and total EFE matrix score is 3,164. This condition place dairy cattle business in Sukaresmi, SubDistrict of Cianjur on sel II (Grow and Build) at matrix InternalExternal (IE). While, SWOT analysis produce five alternatives development strategy, which then analyzed by matrix QSP to decide the priority of the development strategy. Based on matrix QSP, the priority development strategy of dairy cattle business in Sukaresmi, SubDistrict of Cianjur is increase the business scale, develope the product diversification in farmer level, increase capital resources, improve dairy cattle management, and strengthen the function of farmer group.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH
DI KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR,
JAWA BARAT
JAMALUDIN SOLEH D34102030
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH
DI KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR,
JAWA BARAT
Oleh
JAMALUDIN SOLEH D34102030
Skripsi ini telah disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal, 31 Agustus 2009
Pembimbing Utama
Ir.Burhanuddin, M.M
NIP. 19680215 199903 1 001
Pembimbing Anggota
Ir. Andi Murfi, M.Si
NIP. 19631229 198903 1 002
Dekan
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 23 Januari 1983. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Bapak Ahmad Amsori dan Ibu Enung.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1997 di SDN Margamulya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Setelah itu melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri II Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, lulus tahun 2000. Kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah Umum Negeri 01 Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, selesai tahun 2003.
Pada tahun 2003, Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Masuk IPB (USMI) dengan minat studi Ekonomi Perencanaan. Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI). Selain itu, penulis pernah aktif di beberapa organisasi intra dan ekstra kampus, diantaranya DKM Al Hurriyyah IPB, Islamic Students Center IPB, KOPMA IPB, KAMMI Komisariat IPB, dan KAMMI Daerah Bogor.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada Rasulullah Muhamad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usahaternak Sapi Perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksteral yang berpengaruh terhadap usahaternak sekaligus merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Sehingga bisa dijadikan bahan rujukan bagi pihak pihak yang berkepentingan, terutama dalam pengembangan ternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Akhir kata, Penulis mohon maaf kalau masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Mudahmudahan karya tulis ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia peternakan, khususnya uasahaternak sapi perah dan tidak lupa Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Bogor, 31 Agustus 2009
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ... i
ABSTRACT...………... ii
RIWAYAT HIDUP... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN ... 1
Latar belakang……….... 1
Perumusan Masalah……… 2
Tujuan………. 3
Kegunaan Penelitian………... 3
KERANGKA PEMIKIRAN……….. 4
TINJAUAN PUSTAKA ... 6
Sumberdaya Peternakan………. 6
Sapi Perah………... . 7
Usahaternak Sapi Perah... 7
Budidaya Sapi Perah... 8
Pembibitan ………... 8
Pemberian Pakan ...………...…... 9
Perkandangan .…………...………... 9
Penanganan Penyakit...……….………... 9
Perkawinan... 9
Pemerahan, dan Penanganan Pasca Panen... 10
Pemasaran... 11
Formulasi Strategi... 12
Tahap Input (input stage)... 13
Tahap Pemaduan (matching stage)... 13
Matriks IE...………... 13
Analisis SWOT... 13
Tahap Keputusan (decision stage)... 14
METODE PENELITIAN... 15
Lokasi dan Waktu………....…….. 15
Populasi dan Sampel………...………... 15
Desain Penelitian………... 15
Pengumpulan Data ...………... 16
Analisis Data... 16
Analisis Deskriptif... 16
Analisis Strategi Pengembangan Usaha... 16
Batasan Istilah 26 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 28
HASIL DAN PEMBAHASAN... 32
Identifikasi Lingkungan Internal ... 32
Sumberdaya Peternak... 32
Kelembagaan Ternak... 35
Pemilikan Ternak Sapi Perah... 37
Budidaya Ternak Sapi Perah... 38
Faktorfaktor Lingkungan Internal... 45
Identifikasi Lingkungan Eksternal... 48
Kondisi Ekonomi... 48
Kondisi alam dan Iklim... 49
Sosial, Budaya, dan Demografi... 50
Teknologi ... 50
Kebijakan Pemerintah dan Politik... 51
Faktorfaktor Lingkungan Eksternal... 52
Formualsi Strategi Pengembangan... 54
Tahap Input... 54
Matriks IFE... 54
Matriks EFE... 55
Tahap Pemaduan... 56
Matriks IE... 56
Analisis SWOT... 58
Tahap Keputusan... 61
KESIMPULAN DAN SARAN... 63
Kesimpulan ... 63
Saran... 64
UCAPAN TERIMA KASIH... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH
DI KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR,
JAWA BARAT
SKRIPSI JAMALUDIN SOLEH
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
RINGKASAN
JAMALUDIN SOLEH. D34103020. 2009. Strategi Pengembangan Usahaternak Sapi Perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Burhanuddin, M.M Pembimbing Anggota : Ir. Andi Murfi, M.Si
Kecamatan Sukaresmi termasuk salah satu di antara tiga kecamatan yang menjadi sentra usahaternak sapi perah di Kabupaten Cianjur. Populasi sapi perah di Kecamatan Sukaresmi menempati urutan pertama di Kabupaten Cianjur. Kondisi iklim yang sesuai untuk pemeliharaan sapi perah, ketersediaan hijauan sepanjang tahun dan didukung oleh tersedianya pasar yang menampung susu dari peternak menjadi faktorfaktor yang bisa mendukung pengembangan sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur pada bulan Desember 2008 sampai Januari 2009 dengan desain penelitian survey. Populasi penelitian adalah seluruh peternak sapi perah yang ada di kecamatan Sukaresmi yaitu sebanyak 88 peternak. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive cluster sampling sebanyak 30 responden, yaitu 3 responden dari Desa Cikanyere, 1 responden dari Desa Pakuon dan 26 responden dari Desa Sukaresmi. Sedangkan responden ahli sebanyak tiga orang yaitu, petugas penyuluh lapangan, Bagian Bina Program Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur, dan ketua kelompok ternak. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam usaha peternakan sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, 2) merumuskan alternatif strategi, dan menentukan prioritas strategi pengembangan usaha peternakan sapi perah di Kecamatan Sukaresmi.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, matriks Intenal Factor Evaluation (IFE) dan matiks External Factor Evaluation (EFE) kemudian dilanjutkan dengan matriks InternalExternal (IE) dan matriks Strength, Weaknes, Opportubity, and Threat (SWOT). Penentuan prioritas strategi pengembangan dianalisis dengan mengggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
Berdasarkan analisis matriks IFE dan matriks EFE, ketersediaan hijauan sepanjang tahun merupakan faktor kekuatan internal utama usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan utama adalah terbatasnya konsentrat sebagai pakan tambahan ternak. Sementara itu, faktor eksternal yang menjadi peluang utama usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi adalah kondisi iklim yang sesuai untuk usahaternak sapi perah. Faktor eksternal yang menjadi ancaman utama adalah fluktuasi harga BBM.
hal alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT yang menghasilkan lima alternatif strategi pengembangan usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi.
Berdasarkan hasil analisis Quantitaive Strategic Planning Matrix (QSPM) diperoleh urutan strategi yang menjadi prioritas untuk diimplementasikan. Urutan prioritas strategi tersebut adalah meningkatkan skala usaha, membuat diversifikasi produk di tingkat peternak atau kelompok ternak, memperbaiki manajemen usaha, membuka akses ke perbankan untuk meningkatkan permodalan, dan memperkuat fungsi kelompok ternak.
ABSTRACT
Development Strategy of Dairy Cattle Business in Sukaresmi, SubDistrict of Cianjur, West Java
Soleh, J., Burhanuddin and A. Murfi
The goals of this research were : 1) to identify internal and external environmental factors which can influences the progress of dairy cattle business, 2) to formulate alternative development strategy and to decide the priority development strategy of dairy cattle business in Sukaresmi, SubDistrict of Cianjur. This research was carried out from Desember 2008 to January 2009. This research used primary dan secondary data. The data was analysed with descriptive analysis and three stages formulating analysis (input stage, matching stage, and decision stage). The result of input stage analysis show that total IFE matrix score is 2,615 and total EFE matrix score is 3,164. This condition place dairy cattle business in Sukaresmi, SubDistrict of Cianjur on sel II (Grow and Build) at matrix InternalExternal (IE). While, SWOT analysis produce five alternatives development strategy, which then analyzed by matrix QSP to decide the priority of the development strategy. Based on matrix QSP, the priority development strategy of dairy cattle business in Sukaresmi, SubDistrict of Cianjur is increase the business scale, develope the product diversification in farmer level, increase capital resources, improve dairy cattle management, and strengthen the function of farmer group.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH
DI KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR,
JAWA BARAT
JAMALUDIN SOLEH D34102030
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH
DI KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR,
JAWA BARAT
Oleh
JAMALUDIN SOLEH D34102030
Skripsi ini telah disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal, 31 Agustus 2009
Pembimbing Utama
Ir.Burhanuddin, M.M
NIP. 19680215 199903 1 001
Pembimbing Anggota
Ir. Andi Murfi, M.Si
NIP. 19631229 198903 1 002
Dekan
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 23 Januari 1983. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Bapak Ahmad Amsori dan Ibu Enung.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1997 di SDN Margamulya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Setelah itu melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri II Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, lulus tahun 2000. Kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah Umum Negeri 01 Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, selesai tahun 2003.
Pada tahun 2003, Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Masuk IPB (USMI) dengan minat studi Ekonomi Perencanaan. Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI). Selain itu, penulis pernah aktif di beberapa organisasi intra dan ekstra kampus, diantaranya DKM Al Hurriyyah IPB, Islamic Students Center IPB, KOPMA IPB, KAMMI Komisariat IPB, dan KAMMI Daerah Bogor.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada Rasulullah Muhamad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usahaternak Sapi Perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksteral yang berpengaruh terhadap usahaternak sekaligus merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk mengembangkan usaha peternakan sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Sehingga bisa dijadikan bahan rujukan bagi pihak pihak yang berkepentingan, terutama dalam pengembangan ternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Akhir kata, Penulis mohon maaf kalau masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Mudahmudahan karya tulis ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia peternakan, khususnya uasahaternak sapi perah dan tidak lupa Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Bogor, 31 Agustus 2009
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ... i
ABSTRACT...………... ii
RIWAYAT HIDUP... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN ... 1
Latar belakang……….... 1
Perumusan Masalah……… 2
Tujuan………. 3
Kegunaan Penelitian………... 3
KERANGKA PEMIKIRAN……….. 4
TINJAUAN PUSTAKA ... 6
Sumberdaya Peternakan………. 6
Sapi Perah………... . 7
Usahaternak Sapi Perah... 7
Budidaya Sapi Perah... 8
Pembibitan ………... 8
Pemberian Pakan ...………...…... 9
Perkandangan .…………...………... 9
Penanganan Penyakit...……….………... 9
Perkawinan... 9
Pemerahan, dan Penanganan Pasca Panen... 10
Pemasaran... 11
Formulasi Strategi... 12
Tahap Input (input stage)... 13
Tahap Pemaduan (matching stage)... 13
Matriks IE...………... 13
Analisis SWOT... 13
Tahap Keputusan (decision stage)... 14
METODE PENELITIAN... 15
Lokasi dan Waktu………....…….. 15
Populasi dan Sampel………...………... 15
Desain Penelitian………... 15
Pengumpulan Data ...………... 16
Analisis Data... 16
Analisis Deskriptif... 16
Analisis Strategi Pengembangan Usaha... 16
Batasan Istilah 26 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 28
HASIL DAN PEMBAHASAN... 32
Identifikasi Lingkungan Internal ... 32
Sumberdaya Peternak... 32
Kelembagaan Ternak... 35
Pemilikan Ternak Sapi Perah... 37
Budidaya Ternak Sapi Perah... 38
Faktorfaktor Lingkungan Internal... 45
Identifikasi Lingkungan Eksternal... 48
Kondisi Ekonomi... 48
Kondisi alam dan Iklim... 49
Sosial, Budaya, dan Demografi... 50
Teknologi ... 50
Kebijakan Pemerintah dan Politik... 51
Faktorfaktor Lingkungan Eksternal... 52
Formualsi Strategi Pengembangan... 54
Tahap Input... 54
Matriks IFE... 54
Matriks EFE... 55
Tahap Pemaduan... 56
Matriks IE... 56
Analisis SWOT... 58
Tahap Keputusan... 61
KESIMPULAN DAN SARAN... 63
Kesimpulan ... 63
Saran... 64
UCAPAN TERIMA KASIH... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Perkembangan Populasi Sapi Perah, Produksi Susu, dan
Konsumsi Susu di Indonesia Tahun 20032007... 2
2. Pedoman Pelaksanaan Perkawinan Sapi Perah Berdasarkan Waktu Birahinya ………... 10
3. Hubungan Antara Produksi Susu dengan Frekuensi Pemerahan... 10
4. Penentuan Jumlah Sampel... 15
5. Matriks Penilaian Bobot Faktor Internal………....……... 18
6. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)……….……… 19
7. Matriks Penilaian Bobot Faktor Eksternal... 20
8. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)………..… 21
9. Quantitative Strategic Planning (QSPM)……. ……… 25
10. Keadaan Penduduk Kecamatan Sukaresmi Berdasarkan Mata Pencaharian... 29
11. Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Sukaresmi... 30
12. Populasi Ternak di Kecamatan Sukaresmi (2007)... 31
13. Tingkat Produksi Susu di Kecamatan Sukaresmi... 31
14. Karakteristik Peternak Sapi Perah di Kecamatan Sukaresmi... 34
15. Kelompok Ternak Sapi Perah di Kecamatan Sukaresmi…... ... 36
16. Kepemilikan Sapi Perah Responden di Kecamatan Sukaresmi.. 38
17. Pemberian Pakan Sapi Perah dan Cara Memperoleh Hijauan di Kecamatan Sukaresmi……….... 39
18. Deskripsi Kandang Sapi Perah Responden ... 41
19. Jenis Penyakit Ternak Sapi Perah dan Pengobatannya..……….... 42
20. Penanganan Limbah Sapi Perah di Kecamatan Sukaresmi... 44
21. Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 20042008... 49
22. Matriks IFE (Evaluasi Faktor Internal) Usaha Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Sukaresmi... 55
23. Matriks EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) Usaha Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Sukaresmi... 56
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Diagram Kerangka Pemikiran ………...………. 5 2. Distribusi Susu, Input, dan Sarana Produksi... 12 3. Matriks Internal Eksternal (IE)... 22
4. Matriks SWOT ……….. 24
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan subsektor peternakan secara nasional masih belum mendapatkan prioritas utama. Program peningkatan ketahanan pangan nasional yang ditetapkan BAPPENAS masih bertumpu pada pemenuhan konsumsi beras dan produksi dalam negeri yang mencapai 9095 %, sedangkan sisanya baru diharapkan bisa dicukupi oleh peningkatan konsumsi pangan yang berasal dari produk ternak (daging, telur, dan susu). Hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan subsektor peternakan sebagai sumber protein hewani di Indonesia belum menjadi prioritas utama, walaupun pemenuhan protein hewani yang cukup sebenarnya sangat penting dalam menunjang kecerdasan bangsa.
Salah satu sumber protein hewani yang penting adalah susu sapi. Menurut Firman (2007), perkembangan usaha persusuan di Indonesia dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu Tahap I (periode sebelum tahun 1980) disebut fase perkembangan sapi perah, Tahap II (periode 1980 – 1997) disebut periode peningkatan populasi sapi perah, dan Tahap III (periode 1997 – sekarang) disebut periode stagnasi. Pada tahap I, perkembangan peternakan sapi perah dirasakan masih cukup lambat karena usaha ini masih bersifat sampingan oleh para peternak. Pada tahap II, pemerintah melakukan impor sapi perah secara besarbesaran pada awal tahun 1980an. Tujuannya adalah untuk merangsang peternak untuk lebih meningkatkan produksi susu sapi perahnya. Sedangkan untuk tahap III, perkembangan sapi perah mengalami penurunan dan stagnasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh kejadian krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Di samping itu, pemerintah mencabut perlindungan terhadap peternak rakyat dengan menghapus kebijakan rasio susu impor dan susu lokal terhadap IPS (Inpres No.4/1998).
peternak akibat pemerintah melakukan kebijakan impor susu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tersebut. Kualitas susu impor pada umumnya lebih baik bila dibandingkan dengan susu produksi dalam negeri, kadar total solid (TS) tinggi dan jumlah bakteri/mililiter (total plate cone/TPC) cukup rendah. Susu yang cukup baik memiliki kadar bakteri kurang dari 250.000/ml susu. Selain itu harganya juga relatif lebih bersaing. Rendahnya kualitas susu dalam negeri dan produksinya yang masih rendah menyebabkan peternak mempunyai posisi tawar yang rendah di hadapan Industri Pengolahan Susu (IPS).
Tabel 1. Perkembangan Populasi, Jumlah Produksi, dan Tingkat Konsumsi Susu di Indonesia tahun 20032007
Tahun Populasi Sapi Perah
(ekor) Produksi Susu (ton) Tingkat Konsumsi (ton) 2003
Kecamatan Sukaresmi di Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang cukup potensial uantuk pengembangan usaha peternakan sapi perah. Hal ini didukung oleh kondisi iklim yang sesuai untuk pengembangan usaha peternakan sapi perah. Selain itu, ketersediaan sumberdaya alam seperti lahan dan hijauan makanan ternak serta sumberdaya manusia sebagai pengelola usaha peternakan sapi perah cukup melimpah. Namun, masih diperlukan identifikasi dan analisis yang mendalam untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang potensi yang dimiliki dan bagaimana rumusan strategi yang paling tepat dalam melakukan pengembangan usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Perumusan Masalah
pengembangan yang tergantung kondisi iklim. Sedangkan kebutuhan susu yang semakin tinggi setiap tahunnya merupakan peluang yang harus dimanfaatkan peternak.
Kecamatan Sukaresmi merupakan salah satu lokasi pengembangan usahaternak sapi perah di Kabupaten Cianjur, selain Kecamatan Cipanas, dan Kecamatan Pacet. Dengan berbagai potensi yang dimiliki, seperti kondisi iklim, ketersediaan lahan, dan sumberdaya peternak yang cukup, Kecamatan Sukaresmi memiliki peluang untuk menjadi sentra utama pengembangan sapi perah bukan hanya di tingkat Kabupaten Cianjur tetapi juga di tingkat Jawa Barat. Berdasarkan penjelasan diatas, ada beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian adalah:
1. Faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang berpengaruh terhadap usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur?
2. Strategi pengembangan apa yang tepat dalam upaya pengmbangan usaha ternak sapi perah di di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur?
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktorfaktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
2. Merumuskan alternatif strategi yang tepat dalam upaya pengembangan usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Kegunaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh:
1. Pemerintah dalam hal ini Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur dalam mengambil kebijakan dan keputusan dalam pengembangan usaha ternak sapi perah.
2. Para peneliti ternak sapi perah sebagai bahan acuan dalam melakukan pengembangan sapi perah.
KERANGKA PEMIKIRAN
Susu sebagai salah satu sumber protein hewani sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia, terutama anakanak dalam usia pertumbuhan. Indonesia dengan populasi penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya merupakan pangsa pasar yang potensial untuk produkproduk susu. Selama ini kebutuhan susu dalam negeri dipenuhi dengan mengimpor susu dari Australia dan New Zealand, karena produksi susu dalam negeri baru bisa memenuhi sekitar 30 % dari kebutuhan susu nasional. Hal ini merupakan peluang yang cukup besar bagi para peternak lokal untuk mengembangkan usahaternak sapi perah dalam rangka memenuhi kebutuhan susu nasional tersebut.
Kecamatan Sukaresmi merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Cianjur yang menjadi sentra pengembangan usahaternak sapi perah. Hal ini di didukung oleh ketersediaan sumberdaya baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia, maupun sumberdaya penunjang lainnya. Untuk menentukan alternatif strategi pengembangan usahaternak sapi perah diperlukan metode analisis yang tepat, salah satunya dengan menggunakan tiga tahap formulasi strategi, yaitu tahap input (input stage), tahap pemaduan (matching stage), dan tahap keputusan (the decision stage).
Tahap input merupakan tahap awal untuk mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi. Hasil analisis pada tahap ini ditampilkan dalam matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE).
Pada tahap pemaduan faktorfaktor internal dan eksternal yang diperoleh pada tahap input dipadukan untuk memperoleh alternatif strategi yang layak untuk strategi pengembangan sapi perah di Kecamatan Sukaresmi. Alat analisis yang digunakan yaitu matriks IE (InternalExternal) dan matriks SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity, and Threat).
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Strategi Pengembangan Usahaternak Sapi Perah, di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur
Usahaternak Sapi Perah di Kecamatan Sukaresmi, Cianjur
Analisis Lingkungan Internal
Matriks IFE
Analisis Lingkungan Eksternal
Prioritas Strategi Pengembangan Usahaternak Sapi Perah di Kecamatan
Sukaresmi, Cianjur Analisis Lingkungan
Usaha
Matriks EFE
Matriks IE
Analisis SWOT
TINJAUAN PUSTAKA
Sumberdaya Peternakan
Pengembangan suatu usaha peternakan sangat bergantung pada ketersediaan sumberdaya, baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya pendukung lainnya. Menurut Mubyarto (1989), ada beberapa faktor produksi dalam suatu usaha tani, yaitu; a) tanah, b) tenaga kerja, c) modal, d) manajemen.
Dalam usaha peternakan, lahan merupakan basis untuk usaha peternakan atau merupakan faktor produksi sebagai sumber makanan ternak pokok berupa rumput, limbah maupun produk utama pertanian (Suparini, 2000). Menurut Pambudy dan Sudrajat (2000), pendayagunaan sumberdaya alam untuk pengembangan peternakan harus didasari oleh penataan ruang dan prioritas wilayah pengembangan, pengembangan daerah, dan pengembangan kawasan peternakan. Sedangkan sumberdaya pakan meliputi pembinaan mutu pakan, pengembangan pakan alternatif, pemanfaatan sumberdaya pakan hijauan local dan pemanfaatan teknologi pakan.
Tenaga kerja dalam hal ini peternak merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan. Kebijaksanaan pengembangan sumberdaya manusia peternakan dilaksanakan dengan mengidentifikasi jumlah dan kualitas sumberdaya manusia yang ada untuk mencapai keseimbangan supply and demand serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya manusia. Pengembangan sumberdaya manusia diarahkan pada peningkatan kesadaran dan rasa percaya diri melalui peningkatan pendapatan, kesejahteraan, dan status social (Pambudy dan Sudrajat, 2000).
Menurut Mubyarto (1989), modal adalah barang atau uang yang bersama sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilakn barangbarang baru, dalam hal ini hasilhasil pertanian. Modal petani diluar tanah adalah ternak beserta kandangnya, cangkul, bajak, dan alatalat pertanian lain, pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual, tanaman yangn masih di sawah dan lainlain.
mungkin, dan mencegah pemborosan serta berperan dalam menentukan kebijakan usaha yang tepat (Rasyaf, 1999).
Sapi Perah
Sapi berasal dari famili Bovidae seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa. Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Bangsa sapi perah dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu bangsa sapi perah Eropa dan sapi perah tropis. Bangsa sapi perah Eropa terdiri dari Fries Holland, Jersey, Guernsey, Brown Swiss, Ayrshire, dan Milking Shorthorn. Sedangkan yang termasuk bangsa sapi perah tropis antara lainRed Sindhi, Sahiwal,danAustralian Milking Zebu (Sudono,et al.,2003).
Bangsa sapi perah yang banyak dipelihara di Indonesia adalah Fries Holstein (FH), karena berasal dari Negeri Belanda (Holland) sapi ini disebut juga Friesian Holland . Sapi ini bisa berproduksi secara optimal bila dipelihara di daerah beriklim sejuk dengan ketinggian 500–1000 meter dari permukaan laut (Imelda dan Edward, 2007). Sapi FH memiliki ciri yang mudah dikenali, yaitu warna bulu hitam dan putih di beberapa bagian tubuhnya. Bobot sapi FH betina dewasa mencapai 682 kg dan sapi FH jantan dewasa mencapai 1000 kg. Selain itu, kadar lemak sapi FH juga rendah. Produksi susu ratarata sapi FH di Indonesia adalah 10 lt/ekor per hari atau kurang lebih 3.050 kg per laktasi (Sudono et al., 2003).
Usahaternak Sapi Perah
Berdasarkan skala usahanya peternakan sapi perah di Indonesia diklasifikasikan menjadi perusahaan peternakan sapi perah dan peternakan sapi perah rakyat (Sudono, 1999). Perusahaan peternakan merupakan peternakan yang dikelola oleh suatu perusahaan komersial dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya dan mempunyai izin usaha serta sudah menggunakan teknologi baru dalam proses produksinya. Sedangkan peternakan rakyat merupakan usaha yang dilakukan oleh rakyat di samping usaha taninya, sehingga sifat pengelolaannya masih tradisional dengan kepemilikan sapi perah kurang dari 20 ekor.
menghasilkan susu yang optimal. Cara pemberian pakan yang salah dapat menyebabkan penurunan produksi, gangguan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian (Sudono et al., 2003)
Sudono (1999), menyatakan ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan mengembangkan usaha peternakan sapi perah, yaitu:
1. Peternakan sapi perah adalah suatu usaha yang tetap
2. Sapi perah merupakan ternak yang paling efisien dalam mengubah pakan menjadi protein hewani dan kalori
3. Memberikan jaminan pendapatan (income).
4. Penggunaaan tenaga kerja yang tetap sepanjang tahun
5. Kesuburan tanah dapat dipertahankan dengan memanfaatkan kotoran sapi perah sebagai pupuk.
Budidaya Ternak Sapi Perah
Aspekaspek teknis yang harus diperhatikan dalam budidaya sapi perah adalah pemilihan bibit, pemberian pakan, penyakit, perkandangan, dan pemerahan susu.
Pemilihan Bibit. Sudono et al. (2003) menyatakan faktorfaktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit sapi perah antara lain genetika, atau keturunan, bentuk ambing, penampilan dan umur bibit.
1. Genetika atau keturunan, bibit sapi perah harus berasal dari induk yang produktivitasnya tinggi dan produktivitasnya unggul. Hal ini disebabkan sifat unggul kedua tetua akan menurun pada anaknya
2. Bentuk ambing, ambing yang baik adalah ambing yang besar, pertautan antara otot kuat dan memanjang sedikit ke depan, serta puting tidak lebih dari empat.
3. Penampilan, secera keseluruhan penampilan bibit sapi perah harus proporsional, tidak kurus, dan tidak gemuk, kaki berdiri tegak dan jarak kaki kanan dengan kaki kiri cukup lebar serta bulu mengkilat.
Pemberian Pakan. Pakan menjadi salah satu faktor penting dalam usaha ternak sapi perah. Jenis pakan yang diberikan akan mempengaruhi produksi dan kualitas susu, serta bisa berpengaruh terhadap kesehatan sapi perah. Pakan sapi perah adalah rumput dan konsentrat sebagai penguat. Sapi perah dapat mengkonsumsi berbagai jneis hijauan yang tersedia atau sisasisa hasil pertanian, seperti jerami, jagung, serta sisa pabrik, misalnya ampas tahu atau bungkil kelapa. Konsentrat dapat berupa limbah hasil ikutan indusrti pertanian seperti dedak padi dan pollard (Sudono et al., 2003). Jumlah pakan yang diberikan biasanya 10 % dari bobot sapi. Jadi pakan yang diberikan untuk sapi dewasa sekitar 25 – 40 kg/ekor/hari (Bambang, 1994).
Perkandangan. Imelda dan Edward (2007), menyatakan bahwa kandang harus menjadi tempat berlindung yang aman dan nyaman, aman dari gangguan binatang lain, serta bisa melindungi ternak dari perubahan cuaca, seperti panas, hujan, dan angin, sehingga sapi perah bisa berproduksi secara optimal. Persyaratan umum kandang sapi perah adalah 1) Sirkulasi udara cukup dan mendapat sinar matahari, sehingga kandang tidak lembab. Kelembaban ideal yang dibutuhkan sapi perah adalah 6070%, 2) Lantai kandang selalu kering, 3) Tempat pakan yang lebar sehingga memudahkan sapi perah dalam mengkonsumsi pakan yang disediakan, dan 4) Tempat air dibuat agar selalu tersedia sepanjang hari (Sudono et al., 2003). Kandang yang baik adalah terpiah dari rumah lebih dari 10 meter (Disnak Jabar, 2007).
Penanganan Penyakit. Sudono et al. (1999), menyatakan bahwa program kesehatan dalam peternakan sapi perah harus dijalankan secara teratur. Pemeliharaan yang tidak baik bisa menyebabkan kematian anak sapi, terutama yang baru berumur 23 minggu. Penyakit yang biasa menyerang ternak sapi perah antara lain radang ambing, TBC, antrax, penyakit mulut dan kuku,milk fever, ketosis, dan lainlain.
lebih praktis dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih rendah. Sementara metode Transfer Embrio (TE) masih jarang digunakan karena metode ini lebih sulit dilakukan daripada IB, selain itu tingkat keberhasilannyapun masih rendah, yaitu sekitar 30 % (Imelda dan Edward, 2007). Perkawinan sapi harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu, karena masa birahi menentukan keberhasilan perkawinan dan kesehatan sapi yang bersangkutan. Periode birahi sapi perah ratarata 21 hari sekali dan untuk memeperoleh persentase kebuntingan yang tinggi, bias dipakai pedoman perkawinan yang tepat (Sudono et al., 2003).
Tabel 2. Pedoman Pelaksanaan Perkawinan Sapi Perah Berdasarkan Waktu Birahinya
Birahi Harus dikawinkan Bila dikawinkan Pagi hari Harus hari ini Besok pagi = terlambat Sesudah jam 12 siang Siang hari atau besok
sebelum jam 12
Besok setelah jam 12 siang = terlambat
Sumber: Sudonoet al. (2003)
Pemerahan, dan Penanganan Pasca Pemerahan. Menurut Sudono et al. (1999), faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas, kuantitas dan susunan susu adalah bangsa atau rumpun sapi, lama bunting, masa laktasi, besar sapi, estrus, umur sapi, selang beranak, masa kering, frekuensi pemerahan, dan tatalaksana pemberian pakan. Sedangkan menurut Imelda dan Edward (2007), faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas atau mutu air susu yang dihasilkan antara lain kondisi sapi, kebersihan kandang dan lingkungan sekitar, serta pakan yang diberikan.
Tabel 3. Hubungan Antara Produksi Susu dengan Frekuensi Pemerahan Produksi Air Susu (liter) Frekuensi Pemerahan (kali)
5 5 – 10 10 – 20 20 – 40
1 2 3 4 Sumber: Dinas Peternakan Jawa Barat, 2002
bahkan hal ini terjadi juga pada sapi yang produksi susunya rendah. Tabel 3 menunjukkan frekuensi pemerahan berdasarkan produksi air susu (Imelda dan Edward, 2007).
Sudono et al. (2003), menyatakan bahwa frekuensi pemerahan pada umumnya dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Jika jarak pemerahan sama, yaitu 12 jam, maka susu yang dihasilkan pagi hari akan sama dengan jumlah susu pada sore hari. Pada saat melakukan pemerahan, ambing dan tangan atau alat pemerah harus bersih agar susu yang dihasilkan bersih dan sapi tetap sehat, terhindar dari penyakit yang dapat menurunkan produksinya.
Susu segar yang baru diperah harus segera mendapat penanganan karena sifatnya yang mudah rusak dan mudah terkontaminasi. Peralatan yang digunakan untuk menampung susu disebut milk can. Sebelum dimasukkan ke dalam milk can, susu harus disaring dulu agar bersih dari kotoran seprti bulu sapi dan vaselin yang tercampur dengan susu. Pendinginan susu pada suhu 4 0 C bertujuan agar susu dapat tahan lebih lama dan bakteri tidak mudah berkembang biak (Sudonoet al., 2003). Pemasaran dan Distribusi Susu. Sebagian besar peternak sapi perah di Indonesia memasarkan susu segar ke Industri Pengolahan Susu (IPS) melalui koperasi susu. Firman (2007) menyatakan bahwa secara umum distribusi susu dimulai dari peternak. Para peternak dari berbagai lokasi mengantarkan susunya ke titik terdekat yang ditentukan oleh koperasi atau disebut juga Tempat Penampungan Susu (TPS). Selanjutnya pada waktu yang ditentukan, koperasi mengambil susu tersebut untuk ditampung di koperasi. Selanjutnya koperasi melakukan tes dan uji kualitas susu yang kemudian akan dikonversi dengan harga susu per liternya. Susu yang ditampung koperasi kemudian didistribusikan ke Industri Pengolahan Susu (IPS). Pihak IPS memberikan pembayaran atas harga susu dan pembinaan berupa informasi harga ke koperasi. Pihak koperasi sendiri berperan memberikan pelayanan kepada anggotanya sebagai penyedia input dan sarana produksi, pembinaan terhadap peternak, pemberian kredit sapi, simpan pinjam, pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Alur distribusi susu bisa dilihat pada Gambar 2.
atau mudah menyalurkan susu yang dihasilkan secara ekonomis dan cepat karena susu mudah rusak.
Gambar 2. Distribusi Susu, Input, dan Sarana Produksi Pada Sistem Agribisnis Sapi Perah
Sumber: Firman (2007)
Formulasi Strategi
Menurut Rangkuti (2006), perencanaan strategis merupakan proses analisis, perumusan, dan evaluasi strategis yang bertujuan agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisikondisi eksternal dan internal untuk mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi. Perencanaan strategis penting untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumberdaya yang ada agar dapat meningkatkan daya saing.
Teknik formulasi strategi dapat diintegrasikan menjadi kerangka kerja pengambilan keputusan yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap input (input stage), tahap pemaduan (matching stage), dan tahap keputusan (decision stage).
Lembaga Keuangan/
Industri Pengolahan Susu (IPS)
Industri penyedia input dan sarana produksi
KUD Persusuan Distribusi
Susu Pembayaran Susu
Distribusi Susu
Peternak Sapi Perah
· Pembayaran susu · Suplai input dan Sarana produksi (Bibit Sapi Perah
Tahap Input (input stage)
Tahap input merupakan proses identifikasi faktorfaktor lingkungan internal dan eksternal yang disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor Evaluation (EFE).
Tahap Pemaduan (matching stage)
Setelah menentukan faktorfaktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kondisi perusahaan, tahap berikutnya adalah merumuskan alternatif strategi yang bisa memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, dan mengatasi kelemahan sekaligus menghindari ancaman. Alat analisis yang digunakan adalah matriks InternalExternal (Matriks IE) dan matriks SWOT (Strength, Weaks, Opportunity, and Threat).
Matriks IE. Menurut David (2001), matriks IE dbagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak stratgei yang berbeda, yaitu: 1) baian tumbuh dan bina (grow and build) melalui strategi intesif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horisontal) sebagai strategi yang palin cocok; 2) bagian pertahanan dan pelihara (hold and maintain) melalui strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk; 3) bagian panen atau divestasi (harvest or divesture) melalui defensive strategy (usaha patungan, penciutan biaya, penciutan usaha, dan likuidasi).
1. Strategi SO, yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
2. Strategi WO, yaitu menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memnafaatkan peluang.
3. Strategi ST, yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, dan
4. Strategi WT, yaitu menciptakan strategi yang dapat meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
Tahap Keputusan (decision stage)
Tahap ini merupakan tahap akhir dari formulasi strategi. Analisis yang digunakan adalah Quantitative Strategies Planning Matrix atau matriks QSP. Matriks QSP adalah alat yang digunakan untuk menilai strategi secara objektif berdasarkan faktorfaktor kritis eksternal dan internal yang telah diketahi sebelumnya. Tujuan matriks ini adalah untuk menetapkan tingkat kemenarikan relatif dari strategistrategi yang bervariasi yang telah dipilih untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan dari berbagai alternatif strategi yang ada.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data dilaksanakan pada awal bulan Desember 2008 sampai dengan bulan Januari 2009.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peternak sapi perah yang masih aktif di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sampel diambil sebanyak 30 responden dari tiga desa yang mempunyai populasi sapi perah di Kecamatan Sukaresmi. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodepurposive cluster sampling.
Tabel 4. Penentuan Jumlah Sampel
Desa Populasi Peternak
(orang) Jumlah Sampel (orang) Sukaresmi
Cikanyere Pakuon
53 6 1
26 3 1
Jumlah 60 30
Responsden ahli yang diperlukan untuk penilaian bobot dan rating, serta penilaian matriks QSP terdiri dari 4 orang yaitu petugas penyuluh lapangan, ketua kelompok ternak, pejabat Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur, dan akademisi dari Fakultas Peternakan IPB.
Desain Penelitian
Penelitian ini didesain sebagai suatu penelitian dengan metode survey yaitu pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Data dan Intrumentasi
usahaternak, sumberdaya, potensi, dan kendala yang dihadapi peternak dalam mengembangkan ternak sapi perah.
Data sekunder diperoleh dari lembagalembaga atau instansi terkait seperti Dinas Perikanan dan Peternakan, Biro Pusat Statistika, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur, serta monograf Kecamatan Sukarsemi. Jenisjenis data yang digunakan dalam data sekunder ini adalah populasi ternak sapi perah, penggunaan lahan, jumlah penduduk, populasi semua jenis ternak, dan data data lain yang diperlukan untuk menunjang penelitian.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai dengan pertengahan bulan Januari 2009, di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Analisis Data
Metodemetode analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis deskriptif usaha peternakan sapi perah, dan analisis strategi pengembangan usahaternak.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan keadaan umum peternakan sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat yang meliputi karakteristik peternak (umur, pendidikan, jumlah keluarga peternak, pengalaman beternak, kepemilikan ternak) dan budidaya usaha ternak (sistem pemeliharaan, pemasaran hasil ternak, permodalan) serta identifikasi lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap usahaternak sapi perah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Analisis Strategi Pengembangan Usaha
Proses penyusunan strategi pengembangan usaha dilakukan melalui tiga tahap analisis, yaitu tahap pemasukan data (The Input Stage), tahap pemaduan data (The Matching Stage)dan tahap keputusan(The Decision Stage).
Tahap Pemasukan Data (The Input Stage)
dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Evaluasi faktor strategis yang digunakan pada tahap ini adalah model Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal. Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor faktor lingkungan internal yang membentuk kekuatan dan kelemahan usaha dari seluruh aspek fungsional manajemen usaha. Aspekaspek tersebut meliputi sumberdaya peternak, tatalaksana budidaya ternak, populasi ternak, dan kelembagaan ternak. Sedangkan matrik EFE digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap unit usaha, yaitu politik dan kebijakan pemerintah, ekonomi, sosial, budaya dan demografi, serta perkembangan teknologi. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE (Internal Factors Evaluation)disusun untuk merumuskan faktor faktor strategis internal dalam kerangka Strength and Weakness usaha ternak. Menurut David (2004), langkahlangkah yang dilakukan dalam menyusun matriks IFE adalah:
1. Menentukan faktorfaktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha ternak pada kolom 1.
2. Memberi bobot pada masingmasing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor faktor tersebut terhadap posisi strategis usaha ternak. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0.
Menurut Kinnear (1991), untuk menentukan nilai bobot pada faktorfaktor internal digunakan metode “Paired Comparison”. Penilaian bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor internal kepada responden ahli. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:
Tabel 5. Matriks Penilaian Bobot Faktor Internal Usahaternak
Sumber: Kinnear, 1991
Rumus penentuan bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel (Kinnear, 1991):
xi ai = n ∑ t=1
Keterangan :
a = bobot variabel kei xi = nilai variabel kei i = 1, 2, 3,…..n n = jumlah variabel
3. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masingmasing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 (poor) sampai dengan 4 (outstanding), 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan kecil, 2 = kelemahan kecil, 1 = kelemahan utama. Nilai rating 1 sampai 4 ditentukan berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi usahaternak.
4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masingmasing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
5. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi usahaternak sapi perah. Nilai total ini menunjukkan bagaimana usahaternak bereaksi terhadap faktorfaktor internalnya.
Faktor Internal A B …. N Nilai (X) Bobot (Yi)
A Xa
B Xb
…. …
N Xn
Nilai (X) Xa Xb ….. Xn ∑Xn
Tabel 6. Matriks Internal Factor Evaluation(IFE) Faktor Strategis Internal Bobot
(1) Rating (2) Skor Pembobotan (3)= (1) X (2) Kekuatan
Kelemahan
Total Skor Pembobotan Sumber: Rangkuti, 2006
Total skor pembobot dengan nilai 1,0 pada matriks IFE menunjukkan bahwa usahaternak berada dalam situasi yang sangat buruk, nilai 4,0 menunjukkan bahwa usahaternak berada pada situasi internal yang sangat baik, dimana kekuatan bisa dioptimalkan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Nilai ratarata 2,5 pada total skor pembobot matrik IFE menunjukan kondisi internal ratarata. Sedangkan nilai di atas 2,5 menunjukan bahwa kondisi internal usahaternak berada pada kondisi yang kuat dan sebaliknya bila nilai dibawah 2,5 menunjukkan kondisi internal yang lemah. Matriks External Factor Evaluation ( EFE)
Matriks EFE (External Factor Evaluation) disusun untuk merumuskan faktorfaktor strategis eksternal dalam kerangka Opportunity and Threath usaha ternak sapi perah. Berikut ini adalah langkahlangkah yang dilakukan dalam menyusun matriks EFE :
1. Menyusun faktorfaktor yang menjadi peluang dan ancaman usaha ternak pada kolom 1.
2. Memberi bobot masingmasing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor faktor tersebut terhadap posisi strategis usaha ternak. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0.
1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Tabel 7. Matriks Penilaian Bobot Variabel Strategis Faktor Eksternal Usahaternak
Faktor Eksternal A B …. N Nilai (X) Bobot (Yi)
A Xa
B Xb
…. …
N Xn
Nilai (X) Xa Xb ….. Xn ∑Xn
Total 1,00
Sumber: Kinnear, 1991
Rumus penentuan bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel (Kinnear, 1991):
xi ai = n
∑ t=1
Keterangan :
a = bobot variabel kei xi = nilai variabel kei i = 1, 2, 3,…..n n = jumlah variabel
3. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masingmasing faktor dengan memberikan skala mulai dari 1 (poor) sampai dengan 4 (outstanding), 4 = respon sangat tinggi, 3 = respon di atas ratarata, 2 = respon ratarata, dan 1 = respon kurang. Nilai rating 1 sampai 4 ditentukan berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi usahaternak sapi perah.
5. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi usahaternak sapi perah. Nilai total ini menunjukkan bagaimana usaha ternak sapi perah bereaksi terhadap faktorfaktor eksternalnya.
Tabel 8. Matriks Eksternal Factor Evaluation(EFE) Faktor Strategis
Eksternal
Bobot (1)
Rating (2)
Skor Pembobotan (3)= (1) X (2) Peluang
Ancaman
Total Skor Pembobotan Sumber: Rangkuti, 2006
Total skor berkisar antara 1,0–4,0 dengan ratarata 2,5. Skor 1,0 menunjukan bahwa usahaternak tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk menghindari atau mengatasi ancaman usaha. Skor 4,0 pada matriks EFE menunjukkan kondisi usahaternak yang telah merespon dan memanfaatkan peluang peluang yang ada untuk mengatasi ancaman usaha. Sementara nilai skor total 2,5 pada matris EFE menunjukkan kondisi eksternal sedang. Jika ratarata total skor pembobot pada matriks EFE di atas 2,5 berarti usahaternak mampu merespon situasi eksternal dengan baik, begitu pula sebaliknya.
Tahap Pemaduan Data (The Matching Stage)
Matriks InternalEksternal (IE)
Parameter yang digunakan dalam matriks internaleksternal ini meliputi parameter kekuatan internal usahaternak dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Matriks IE merupakan pemetaan skor total IFE dan EFE yang telah dihasilkan pada tahap input.
Skor IFE
Sumber: Rangkuti (2006)
Gambar 3. Matriks InternalEksternal (IE)
Sumbu vertikal pada matriks IE menunjukkan total skor IFE, sedanngkan sumbu horizontal menunjukkan total skor pembobotan EFE. Skor antara 1,00 sampai 1,99 pada sumbu horizontal menunjukkan posisi internal usahaternak yang lemah, posisi 2,00 sampai 2,99 menujukkan skor ratarata dan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan kuatnya posisi internal usahaternak. Pada sumbu vertikal skor 1,00 sampai 1,99 menunjukkan respon usahaternak masih rendah terhadap peluang dan ancaman yang ada, posisi 2,00 sampai dengan 2,99 menunjukkan skor ratarata dan skor 3,00 sampai dengan 4,00 menunjukkan respon yang tinggi terhadap lingkungan eksternalnya.
Hasil matriks IE dapat mengidentifikasi 9 sel strategi usaha, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel tersebut bisa dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:
1. Sel I, II, dan IV (Grow and Build). 4,0
Kuat 3,0
Ratarata 2,0
Lemah 1,0
Tinggi 3,0
I II III
Sedang 2,0
IV V VI
Sko
r
EFE
Rendah 1,0
Strategi yang paling cocok untuk usaha pada kelompok ini adalah strategi intensif dan integratif.
2. Sel III, V, VII (Hold and Maintain).
Strategi yang bisa diterapkan dalam kelompok ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
3. Sel VI, VIII, dan IX (Harvest and Divest)
Strategi usaha yang harus dilakukan dalam kelompok ini adalah dengan melakukan penyelamatan usaha atau menutup usaha dengan menggunakan defensive strategy (usaha patungan, penciutan biaya, penciutan usaha, dan likuidasi).
Matriks SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi usaha. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunity), tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman(Threat). Hasil analisis SWOT disajikan dalam bentuk Matriks SWOT yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi usahaternak bisa disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Langkah langkah penyusunan matriks SWOT adalah:
1. Menentukan faktorfaktor yang menjadi kekuatan internal yang dimiliki uasahaternak, kemudian masukkan ke sel Strength (S). Kekuatan ini meliputi kekuatan yang sudah ada maupun kekuatan yang akan datang.
2. Memasukkan faktorfaktor yang menjadi kelemahan usahaternak ke dalam sel Weakness (W).
3. Memasukkan faktorfaktor eksternal yang menjadi peluang usaha ke dalam sel opportunities (O)
IFES
EFAS.0
Strength (S) Faktorfaktor kekuatan internal
Weaknesses (W) Faktorfaktor kelemahan internal
Opportunities (O) Faktorfaktor peluang eksternal
Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threaths (T) Faktor –faktor ancaman eksternal
Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber: Rangkuti (2006)
Gambar 4. Matriks SWOT
5. Menyesuaikan kekuatan yang dimiliki dengan peluang usaha yang ada untuk mendapatkan strategi SO.
6. Menghubungkan kelemahan yang terdapat pada usaha peternakan dengan peluang eksternal usahaternak untuk mendapatkan strategi WO.
7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi ST.
8. Menghubungkan kelemahan yang dimiliki dengan ancaman yang dapat mengganggu usaha untuk mendapatkan strategi WT.
Tahap Pengambilan Keputusan (The Decision Stage)
Pada tahap ini disusun daftar prioritas yang harus diimplementasikan dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Matriks QSP merupakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan strategi alternatif yang diprioritaskan. Sebagai suatu teknik QSPM memerlukan good intuitive judgment. Langkahlangkah yang dilakukan dalam menyusun QSPM adalah: