PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT. INDOTRUBA
SKRIPSI
Oleh:
BUDI ALAMSYAH NOOR NIM : 07610136
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayat serta inayah-Ny sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi yang berjudul ” PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INDOTRUBA” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setingginya kepada:
1. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang 2. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Dra. Nurul Asfiah, MM, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini.
6. Fien zulfikarizah, Dra., MM, selaku Dosen wali manajemen Kelas C Angkatan 2007
7. Segenap staff dosen dan karyawan Universitas Muhammadiyah Malang 8. Pimpinan dan karyawan PT Indotruba
9. Kedua orang tuaku yang telah membantu baik secara materiil maupun spirituil sehingga skripsi dapat terselesaikan.
10. Seluruh keluarga, serta sahabat-sahabat dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dimanapun berada yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, Juli 2012
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Penelitian Terdahulu ... 9
2. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan ... 9
3. Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan ... 10
4. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja dan Usaha-Usaha Dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 12
5. Pengertian Kinerja ... 15
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 16
7. Pengukuran Kinerja ... 17
8. Hubungan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja dengan Kinerja Karyawan ... 21
9. Kerangka Pikir Penelitian ... 22
A. Lokasi Penelitian ... 24
B. Jenis Penelitian ... 24
C. Populasi dan Sampel ... 24
D. Sumber Data ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ... 26
F. Definisi Operasionalisasi Dan Pengukuran Variabel ... 26
G. Uji Instrumen ... 28
H. Metode Analisis Data ... 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34
1. Sejarah Berdirinya PT. Indotruba ... 34
2. Struktur Organisasi ... 35
3. Sistem Penggajian dan Upah... 44
4. Fasilitas yang diberikan perusahaan ... 44
B. Deskripsi Responden ... 45
1. Jenis Kelamin Responden ... 45
2. Umur ... 46
3. Pendidikan Terakhir ... 47
4. Status Perkawinan Responden ... 47
5. Jumlah Tanggungan Keluarga... 48
6. Lama bekerja ... 49
C. Uji Instrumen ... 49
1. Uji Validitas ... 49
2. Uji Reliabilitas ... 51
D. Hasil Analisis Data ... 52
1. Hasil Analisis Rentang Skala ... 52
2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 56
3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1. Angket Penelitian 2. Skor Hasil Penelitian 3. Hasil Distribusi Frekuensi 4. Hasil Uji Validitas
DAFTAR PUSTAKA
Alifiyaumi, 2007, Pengaruh Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Gempol Kerep Mojokerto, Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang, Tidak Dipubikasikan
Atmosoeprapto, Kisdarto, 2001, Produktivitas Aktualisasi Budaya Perusahaan, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. V, Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.
Darma, Agus, 1993, Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga: Jakarta.
Dessler, Gary, 1997, Sumber Daya Manusia, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 2, Penerbit PT. Prenhallindo: Jakarta.
Mathis dan Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Singarimbun, Masri dan Effendi, 1995, Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, Jakarta: LP3S
Sinungan, Muchdarsyah, 2000, Produktivitas Apa Dan Bagaimana, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Singgih Santoso & Fandy Tjiptono, 2000, Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS,PT. Gramedia, Jakarta.
Syamsul, 2004, Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Perusahaan Industri Kulit “Surya” Magetan, Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang, Tidak Dipubikasikan.
Widayat dan Amirullah, 2002,Riset Bisnis,Edisi 1, Malang: CV. Cahaya Press. Widayat, 2004, Metode Penelitian Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada dasarnya fasilitas atas keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan secara langsung memberikan perasaan yang aman sehingga karyawan dapat bekerja tanpa adanya perasaaan tertekan dengan kondisi atau keadaan disekitarnya. Sebagai upaya dalam memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu dengan memberikan perlindungan bagi para karyawan sehingga dapat terhindar dari bahaya yang dapat ditimbulkan dari kegiatan operasional perusahaan. Apabila perusahaan mampu memenuhi peran mutu sumber daya manusia yang dimiliki maka dengan sendirinya dapat merupakan pendukung tercapainya kinerja dan penentu keberhasilan perusahaan. Faislitas atas keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan oleh perusahaan dapat mencerminkan dukungan atas upaya memaksimalkan atas kinerja yang akan dicapai oleh karyawan.
Manajemen keselamatan kerja dimulai dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik, dan peralatan yang digunakan, proses produksi, dan perencanaan tempat kerja. Tujuan keselamatan harus integral dengan bagian dari setiap manajemen dan pengawasan kerja. Begitu pula peranan bagian kepegawaian sangat penting dalam mengaplikasikan pendekatan sistem pada keselamatan perusahaan (Mangkunegara, 2007:163). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jaminan atas kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya nyata perusahaan dalam memberikan dukungan atas upaya perusahaan untuk
2
memberikan rasa aman karyawan untuk bekerja di perusahaan sehingga pada akhirnya upaya peningkatan kinerja dapat secara maksimal dilakukan oleh perusahaan.
Pada dasarnya kinerja para karyawan sangat tergantung pada kesadaran dari tiap-tiap karyawan yang dapat dilihat pada perilaku pada suatu lingkungan kerja yang ada. Untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan wajib untuk menjaga keberadaan sumber daya manusia dengan mengefektifkan dan mengefisienkan sumber daya manusia yang telah dimilikinya. Salah satu cara untuk mengefektifkan dan mengifisienkan serta meningkatkan kinerja karyawan tersebut adalah dengan cara pemberian fasilitas atas keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan.
PT. Indotruba merupakan salah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan, perusahaan ini dalam aktivitas operasional untuk menghasikan buah yang kemudian dikirim ke pabrik untuk dijadikan CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Karnel Oil). Kegiatan operasional perusahaan selama ini telah mempekerjakan karyawan dengan klasifikasi dalam bidang kerja masing-masing karyawan. Upaya nyata yang dapat dilakukan oleh perusahaan terkait dengan pelaksanaan fasilitas keselamatan kerja karyawan, yaitu memberikan fasilitas keselamatan kerja yang meliputi: adanya jamsostek, helm kerja, adanya sarung egrek (alat pengait kelapa sawit) dan sepatu boat.
3
namun dari kejadian tersebut mengakibatkan terjadi korban cacat tetap sebanyak 8 orang. Disamping kecelakaan kerja, gangguan kesehatan seorang karyawan juga akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Berdasarkan data gangguan kesehatan, menunjukkan bahwa para karyawan yang mengeluhkan masalah kesehatan yang cukup beragam, data mengenai gangguan kesehatan yang terjadi pada karyawan yang diperoleh dari data kunjungan para karyawan pada poliklinik yang disediakan oleh perusahaan yang secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Jenis Penyakit Yang Pernah Diderita Karyawan Pada PT. Indotruba (Dalam Orang)
Jenis Penyakit Jumlah
ISPA 93
Myalgia 21
Diare 31
Peny. Kulit 22
Gastritis/Ulkus Peptikum 17
Malaria 1
Syaraf
-Jantung & Pemb. Darah 1
Demam Typhoid
-Penyakit Gi-Mul 10
Total 196
Sumber: Data Poliklinik pada PT. Indotruba Tahun 2011.
4
karyawan menunjukkan bahwa adanya fasilitas atas kesehatan kerja para karyawan menjadi hal penting untuk diberikan kepada karyawan. Berbagai fasilitas kesehatan yang diberikan perusahaan yaitu selama ini perusahaan menyediakan poliklinik dan dokter jaga yang memberikan pertolongan pertama apabila terdapat karyawan yang sakit pada saat bekerja. Perusahaan juga memberikan dukungan aktivitas para karyawan di perusahaan yaitu dengan memberikan kelengkapan sarana pendukung kesehatan kerja karyawan, yaitu mengenai kelengkapan obat, alat-lat cek kesehatan dan fasilitas kendaraan yang khusus untuk memberikan pelayanan apabila karyawan mengalami gangguan kesehatan dan keselamatan selama bekerja yaitu untuk proses perujukan ke rumah sakit.
Adapun pencapaian kinerja para karyawan dapat diketahui dari hasil perbandingan antara target dan realisasi produksi yang telah dicapai, dimana hasil produksi mulai tahun 2002 sampai 2010 secara lengkap disajikan pada tabel 1.2.
Tabel 1.2
Target dan Realiasi Produksi Pada PT. Indotruba Tahun 2002 Sampai 2010 (Dalam Ton)
Tahun Target Realiasi Selisih
2002-2003 74.183 52.065 (22.118)
2003-2004 67.230 60.069 (7.161)
2004-2005 65.211 55.604 (9.607)
2005-2006 61.830 85.086 23.256
2006-2007 75.482 74.414 (1.068)
2007-2008 88.363 94.734 6.371
2008-2009 82.545 78.456 (4.089)
2009-2010 83.607 92.144 8.537
5
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa selama periode 2002 sampai 2010 menunjukkan adanya kecenderungan para karyawan belum mampu memenuhi atas target atau anggaran yang telah ditetapkan. Kenyataan tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur atas pencapaian kinerja para karyawan dalam bekerja di perusaahaan. Berdasarkan latar belakang penelitian maka judul penelitian yang akan dilakukan yaitu:”PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INDOTRUBA”
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka peneliti dapat menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan pada PT. Indotruba ?
2. Bagaimana tingkat kinerja karyawan pada PT. Indotruba ?
3. Apakah pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Indotruba ?
4. Diantara pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Indotruba ?
C. Batasan Masalah
6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan pada PT. Indotruba.
b. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan pada PT. Indotruba.
c. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT. Indotruba.
d. Untuk mengetahui diantara pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Indotruba.
2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Perusahaan
Dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemberian keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.
b. Bagi pihak lain
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan masalah keselamatan dan kesehatan
kerja karyawan dilakukan oleh Syamsul (2004) dengan judul: Pengaruh
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Pada Perusahaan Industri Kulit “Surya” Magetan. Adapun tujuan dari
penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui apakah keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap prestasi kerja khususnya bagian produksi pada Perusahaan Industri
Kulit “Surya” Magetan. Untuk mengetahui faktor dominan apakah yang
berpengaruh terhadap prestasi kerja khususnya bagian produksi pada Perusahaan
Industri Kulit “Surya” Magetan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara keselamatan dan kesehatan kerja
dengan variabel prestasi kerja karyawan bagian produksi hal tersebut dibuktikan
bahwa Fhitung> Ftabel,demikian halnya hasil uji t, dimana hasil uji secara parsial
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap prestasi kerja karyawan.
Hasil penelitian Alifiyaumi (2007), dengan judul penelitian yaitu Jaminan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Gempol Kerep Mojokerto dengan variabel
yang diteliti jaminan keselamatan dan kesehatan kerja efektifitas dan kinerja
karyawan. Responden yang diteliti pegawai PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik
2
Gula Gempol Kerep Mojokerto sebanyak 62 orang. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula
Gempol Kerep Mojokerto dan jaminan keselamatan kerja lebih berpengaruh
daripada jaminan kesehatan kerja. Adapun perbandingan antara penelitian
terdahulu dengan sekarang dapat disajikan pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Perbandingan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Sekarang
Nama/ Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil
Syamsul (2004) dengan
1. untuk mengetahui apakah keselamatan dan kesehatan kerja karyawan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja khususnya bagian produksi 2. Untuk mengetahui faktor
dominan apakah yang berpengaruh terhadap prestasi kerja khususnya bagian produksi
§ Subyek penelitian adalah karyawan bagian produksi pada Perusahaan Industri Kulit “Surya” Magetan
§ Alat analisis regresi linier berganda
1. Untuk mengetahui jaminan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan
2. Untuk mengetahui faktor dominan apakah yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan
§ Sampel penelitian yaitu karyawan bagian produksi pada PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Gempol Kerep Mojokerto
§ Alat analisis regresi linier berganda
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Gempol Kerep Mojokerto dan jaminan
1. Untuk mengetahui pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan pada PT. Indotruba. 2. Untuk mengetahui tingkat kinerja
karyawan pada PT. Indotruba.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Indotruba
4. Untuk mengetahui diantara
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Indotruba
§ Lokasi penelitian PT. Indotruba dengan subyek penelitian adalah karyawan bagian produksi.
§ Alat analisis rentang skala dan regresi linier berganda
-3
Berdasarkan hasil persamaan dan perbedaan hasil penelitian sekarang dan
penelitian terdahulu maka keunggulan penelitian ini yaitu mengenai obyek yang
digunakan memiliki jangkauan atau ukuran yang lebih besar sehingga memiliki
permasalahan yang lebih kompleks. Adapun posisi penelitian sekarang yaitu
merupakan penelitian pengembangan dari penelitian terdahulu yang dilakukan
terkait dengan pengaruh pelaksanaan keamanan dan kesehatan kerja terhadap
kinerja karyawan.
2. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan
Menurut Mangkunegara (2000:161) memberikan pengertian tentang
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan adalah sebagai berikut: “Pengertian
istilah keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dalam bidang kepegawaian
dibedakan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari
penderiataan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan kerja
merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,
kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Sedangkan kesehatan kerja
menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau
rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan kerja
merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode
waktu yang telah ditentukan, lingkungan kerja dapat menyebabkan atau membuat
stress emosi dan gangguan fisik.
Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002:245) pengertian Kesehatan
kerja adalah: “Merupakan kondisi yang merujuk pada kondisi fisik, mental dan
4
dari penyakit, cidera serta masalah mental dan emosi yang bisa mengganggu
aktivitas manusia normal secara umum”.
Adapun keselamatan kerja adalah “Merujuk pada perlindungan terhadap
kesejahteraan fisik seseorang. Tujuan program keselamatan kerja yang efektif
diperusahaan adalah mencegah kecelakaan atau cidera yang terkait dengan
pekerjaan”.
Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan utama keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan adalah agar masing-masing karyawan dapat melakukan
pekerjaannya kelak lebih efisien, dan mendapat jaminan atas keselamatan dan
kesehatan kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis. Pada sisi lain diharapkan
dapat dijadikan bimbingan kepada para karyawan agar sadar terhadap kesehatan
dan keselamatan kerja atas dasar prosedur keamanan dan dapat
merekomendasikan perubahan yang diperlukan. Dengan demikian diperlukan
adanya suatu sistem atau menajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan
mempertimbangkan tujuan, teknik, peralatan yang digunakan, proses produk dan
perencanaan di tempat kerja.
3. Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan
Menurut Dharma (1993:634) perumusan tujuan keselamatan dan kesehatan
kerja karyawan dilihat dari beberapa segi, adapun tujuan pemberian jaminan dan
keselamatan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1. Moral.
Para manajer menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan pertama
5
memperingan penderitaan karyawan yang mengalami kecelakaan dan
keluarganya.
2. Hukum
Disamping alasan moral terdapat juga alasan hukum pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dan hukuman terhadap
pihak-pihak yang membangkang ditetapkan cukup berat.
3. Ekonomi
Adanya alasan ekonomi karena biaya yang harus dipikul perusahaan dapat
jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan yang terjadi kecil saja.
Sedangkan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan menurut
Mangkunegara (2000: 162) yaitu meliputi:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja yang digunakan sebaiknya
seefektif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamananya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
5. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
6
4. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja dan Usaha-Usaha Dalam
Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sebelum menguraikan usaha-usaha dalam meingkatkan keselamtan dan
kesehatan kerja maka akan diuraikan mengenai penyebab terjadinya kecelakaan
kerja. Menurut Mangkunegara (2000:162) terdapat beberapa hal yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, yaitu sebagai berikut:
a. Keadaan tempat lingkungan kerja
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang
diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pengaturan udara
1. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
berdebu dan berbau tidak enak)
2. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
c. Pengaturan penerangan
1. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
2. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
d. Pemakaian peralatan.
1. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.
e. Kondisi fisik dan mental pegawai.
7
2. Emosi pegawai tidak stabil, kepribadian pegawai rapuh, cara berfikir dan
kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai
ceroboh, kurang cermat dan kurang pengetahuan dalam penggunaan
fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya.
Sedang menurut Hilyati (2003:64) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan kecelakaan kerja yang ditinjau dari segi keteknikan (engineering)
adalah sebagai berikut:
1. Faktor teknik mesin
Umpamanya, sabuk penggerak yang berputar tanpa perlidungan atau pagar
yang rapat.
2. Teknik listrik
Sering terjadi kecelakaan karena generator, kawat penyelur listrik,
trasformator, panel distribusi, dll.
3. Teknik Kimia
Kecelakaan sering terjadi karena gas-gas beracun, terbakarnya zat kimia,
keracunan bahan makanan, dll.
4. Angkutan barang
Yaitu barang-barang yang dipindah saling menindih.
5. Pada pekerjaan menggerinda dan terjadinya sabuk pengaman lepas sehingga
dapat mengenai mata.
6. Sistem pengeluaran (exaust) debu, asap yang dihasilkan oleh industri, dll.
Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan
8
a. Mengurangi kondisi yang tidak aman.
Mengurangi kondisi yang tidak aman merupakan lini pertama dalam
mengurangi kondisi fisik yang tidak aman.
b. Mengurangi tindakan yang tidak aman melalui seleksi dan penempatan
Mengurangi tindakan-tindakan yang tidak aman melalui pendekatan dasar
kedua, yaitu dengan jalan melakukan penyaringan orang yang mudah
mendapat kecelakaan sebelum melakukan pekerjaan.
c. Mengurangi tindakan tidak aman melalui propaganda
Propaganda seperti poster-poster keselamatan kerja dapat membantu
mengurangi tindakan-tindakan yang tidak aman.
d. Mengurangi tindakan-tindakan tidak aman melalui pelatihan
Pelatihan dan keselamtan kerja dapat mengurangi kecelakaan. Pelatihan
tersebut tersebut khususnya cocok untuk para karyawan baru.
e. Mengurangi tindakan tidak aman melalui dorongan positif
Program keselamatan kerja yang didasarkan pada dorongan positif dapat
memperbaiki keselamatan ditempat kerja, hal tersebut akibat dari peran serta
perusahaan yang selalu berusaha atau tanggap terhadap keadaan atau kondisi
karyawan.
f. Mengurangi tindakan yang tidak aman melalui komitmen manajemen puncak
Salah satu temuan yang paling konsisten dalam literatur adalah program
perusahaan yang berhasil menuntut komitmen manajemen yang kuat terhadap
keamanan.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2000:162) uasaha-usaha dalam
9
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan.
2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang bekerja pada
lingkungan yang menggunakan peralatan yang berbahaya.
3. Mengatur suhu, kelembapan, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan
kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkandan mencegah
kebisingan.
4. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.
5. Memelihara kebersihan dan ketertiban serta keserasian lingkungan kerja.
6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja pegawai.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa program
keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan tanggung jawab perusahaan,
dimana hal tersebut dapat membawa dampak atau pengaruh secara langsung
kepada para karyawan dalam bekerja. Pemberian fasilitas-fasilitas pendukung
dan peraturan-peraturan sangat diperlukan dalam mewujudkan usaha-usaha
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan atau
organisasi. Kinerja yang baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan
organisasi sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerja. Tetapi hal ini
tidak mudah dilakukan sebab banyak faktor yang mempengaruhi tingkat
rendahnya kinerja seseorang.
Mangkunegara (2000:67) mengatakan pengertian kinerja adalah: “Hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
10
kepadanya”. Sedangkan menurut Dharma (1993:212) “Kinerja adalah sesuatu
yang dikerjakan atau produk atau jasa yang dihasilkan atau diberikan seseorang
atau kelompok orang”.
Dari kedua pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa
kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas
yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kinerja dapat
digunakan sebagai ukuran hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah
dicapai oleh seorang karyawan atau pegawai dalam rangka melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, menurut Mangkunegara
(2000:67) adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation)
adalah sebagai berikut:
1. Faktor kemampuan
Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill ). Artinya pegawai
yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari maka ia akan lebih mudah untuk mencapai kinerja yang
diharapkan.
2. Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi
situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
11
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja
karyawan dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal seorang
karyawan. Faktor eksternal tersebut sangat erat kaitannya dengan situasi atau
kondisi kerja pada suatu perusahaan atau organisasi.
7. Pengukuran Kinerja
Secara umum pengukuran kinerja berarti perbandingan yang dapat
dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh
Sinungan (2000:23) yaitu:
1) Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan secara historis yang tidak
menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya
mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.
2) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, tugas, seksi, proses)
dengan lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian relatif
3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik
sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.
Penerapan standar diperlukan untuk mengetahui apakah kinerja karyawan
sesuai sasaran yang diharapkan sekaligus melihat besarnya penyimpangan
dengan cara membandingkan antara hasil yang aktual dengan hasil yang
diharapkan olah karena itu adanya suatu standar yang baku merupakan tolak ukur
bagi kinerja yang akan dievaluasi.
Sedangkan menurut Atmosoeprapto (2001: 6) menyatakan bahwa
“Kinerja tidak dapat diukur secara kuantitatif semata-mata, sehingga mempunyai
12
dua titik kunci untuk mengukur keragaman pada setiap situasi atau kegiatan,
yaitu meliputi:
1. Lebih memusatkan pada hasil akhir daripada kegiatan-kegiatan. Sebagai
contoh, bagi bisnis yang berorientasi pada keuntungan, sasaran nilai dolar
penjualan lebih berarti daripada jumlah penjualan yang tercapai.
2. Berfikir pada perbandingan dari “kenyataan” terhadap “yang seharusnya”.
Meskipun pada output yang “tangible” dan dapat diukur secara kuantitatif,
hasil bagi output terhadap input saja kurang berarti apabila tidak
diperbandingkan dengan hasil bagi atau sasaran yang diharapkan.
Penilaian kinerja pada umumnya dilakukan dengan bantuan metode
predeterminasi dan formal seperti satu atau lebih, sedangkan menurut Dessler
(1998:5) metode penilaian kinerja pada perusahaan dapat dibagi menjadi:
1. Metode Skala Penilaian Grafik
Penilaian kinerja dengan skala grafik adalah teknik yang paling sederhana
dan yang paling populer untuk menilai kinerja. Skala ini mendaftarkan
sejumlah ciri dan kisaran kinerja masing-masing. Karyawan kemudian dinilai
dengan mengidentifikasi skor yang paling baik menggambarkan tingkat
kinerja untuk masing-masing ciri. Nilai yang ditetapkan untuk ciri-ciri
tersebut kemudian dijumlahkan. Sebagai ganti penilaian ciri dan faktor
generik (seperti kualitas dan kuantitas) banyak perusahaan yang melakukan
spesifikasi dalam melakukan penilaian atas kinerja yang telah dicapai oleh
13
2. Metode Peringkatan Alternasi
Yaitu metode dengan jalan membuat peringkat karyawan dari yang terbaik ke
yang terjelek pada satu atau banyak ciri adalah metode lainnya untuk menilai
karyawan. Karena biasanya lebih mudah untuk membedakan antara karyawan
yang paling jelek dan paling baik dari pada menyusun mereka dalam
peringkat berdasarkan ciri tertentu.
3. Metode Perbandingan Berpasangan
Metode ini merupakan metode yang memeringkatkan karyawan dengan
membuat peta dari semua pasangan karayawan yang mungkin untuk setiap
ciri dan menunjukkan mana karyawan yang lebih baik dari pasangannya.
Untuk masing-masing ciri (kuantitas kerja, kualitas kerja dan sebagainya).
Andai terdapat lima orang karyawan yang harus dinilai, dalam metode
perbandingan berpasangan masing-masing karyawan yang mungkin untuk
masing-masing ciri tunjukanlah (dengan tanda + atau -) dan siapa yang
merupakan karyawan yang lebih baik dalam pasangan yang telah terbentuk.
4. Metode distribusi paksa (forced distribution method)
Metode ini adalah sama dengan pemeringkatan pada sebuah kurva. Dengan
metode ini, persentase yang sudah ditentukan dari peserta penilaian
ditempatkan dalam kategori kinerja.
5. Metode Insiden Kritis (critical incident method)
Metode ini dengan jalan membuat satu catatan tentang contoh-contoh yang
luar biasa baik atau tidak diinginkan dengan perilaku yang berhubungan
dengan kerja seorang karyawan dan meninjauanya bersama karyawan pada
14
6. Skala Penilaian berjangkarkan Perilaku
Skala penilaian berjangkar perilaku (BARS: Behaviorally Anchored Rating
Scala), yaitu dengan mengkombinasikan manfaat penilaian berdasarkan
kuantitas dan penilaian insiden kritis, penilaian naratif dengan menjangkari
sebuah skala berdasarkan kuantitas dengan contoh-contoh perilaku spesifik
dari kinerja yang baik dan jelek.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2000:67) terdapat tiga metode yang
digunakan dalam rangka pengukuran kinerja para karyawan atau pegawai pada
perusahaan, yaitu:
1. Mutu atau kualitas produk.
Pada pengukuran ini perusahaan lebih mendasarkan pada tingkat kualitas
produk yang telah dihasilkan para pegawai atau karyawannya. Pengukuran
melalui kualitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana seorang
karyawan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
telah diberikan kepadanya.
2. Kuantitas atau jumlah produk.
Pengukuran melalui kuantitas atau jumlah produk yang dihasilkan ini erat
kaitannya dengan kemampuan seorang karyawan dalam menghasilkan produk
dalam jumlah tertentu. Kuantitas ini secara langsung juga berhubungan
dengan tingkat kecepatan yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam
menghasilkan produk.
3. Ketepatan waktu
Ketepatan waktu dalam menghasilkan suatu produk menjadi salah satu sarana
15
Dalam pengukuran ini anggaran perusahaan dapat dijadikan ukuran atau
barometer untuk mengetahui tingkat kinerja yang telah dicapai seorang
karyawan.
8. Hubungan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja dengan Kinerja
Karyawan
Karyawan menginginkan keselamatan kerja agar karyawan tidak
khawatir apabila sewaktu-waktu karyawan mendapatkan musibah, mereka
tidak diterlantarkan oleh perusahaan. Karena dengan jaminan keselamatan
kerja tersebut, karyawan dapat mengantisipasi keadaan yang sewaktu-waktu
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh karyawan tersebut. Adanya fasilitas
keselamatan kerja tersebut maka dengan sendirinya para karyawan akan
terfokus kepada pekerjaan yang meraka tangani. Apabila dikaitkan dengan
keselamatan kerja ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan tersebut. Hal inilah yang dimaksud adanya pengaruh keslematan
kerja karyawan terhadap kinerja karyawan.
Kecelakaan kerja akan menimbulkan hal-hal yang sangat negatif
yaitu berupa kerugian ekonomis serta dapat pula mengakibatkan penderitaan
manusia atau tenaga kerja yang bersangkutan. Sedangkan lingkungan kerja
yang tidak aman dan kurang sehat juga dapat mengganggu tenaga kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya. Dari fenomena tersebut, maka perlu sekali
adanya usaha-usaha perlindungan terhadap tenaga kerja. Pemerintah sudah
lama merasakan perlunya melaksanakan usaha-usaha perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Pada dasarnya kesehatan kerja
16
atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. (Megginson dalam
Mangkunegara, 2000:161).
Selajutnya mengenai jaminan kesehatan kerja para karyawan secara
langsung memberikan perasaan yang aman sehingga karyawan dapat bekerja
tanpa adanya perasaaan tertekan dengan kondisi atau keadaan disekitarnya.
Sebagai upaya dalam memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
yaitu dengan memberikan perlindungan bagi para karyawan sehingga mereka
dapat terhindar dari bahaya yang dapat ditimbulkan dari kegiatan operasional
perusahaan. Dalam keadaan tersebut karyawan perusahaan dapat menentukan
peran mutu sumber daya manusia yang merupakan pendukung tercapainya
produktivitas kerja dan penentu keberhasilan perusahaan. Penggunaan tenaga
kerja yang efektif dan terarah merupakan kunci keberhasilan perusahaan,
untuk itu dibutuhkan kebijakan dalam menggunakan tenaga kerja agar mau
bekerja lebih produktif sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Salah
satu faktor agar kinerja karyawan meningkat diperlukan pimpinan yang dapat
memberikan motivasi atau dorongan kepada karyawan dengan memberikan
fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja.
9. Kerangka Pikir Penelitian
Dalam bidang kepegawaian kedua istilah terkait dengan kesehatan dan
keselamatan kerja dibedakan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang
aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.
Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan
fisik, mental, emosional atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Risiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
17
stres emosi atau gangguan fisik. Menurut Mangkunegara (2007:164) menyatakan
bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya untuk
mencapai tujuan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan dalam hal ini mengenai
peningkatan kinerja para karyawan. Adapun kerangka pikir penelitian dapat
disajikan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
Pengaruh Keselamatan Kerja dan kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
10. Hipotesis
Yang dimaksud dengan hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
masalah yang dihadapi dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih
lengkap dan menunjang. Dengan demikian dapat dirumuskan suatu hipotesis
yaitu:
a. Diduga pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Indotruba.
b. Diduga pelaksanaan keselamatan paling berpengaruh terhadap kinerja
karyawan pada PT. Indotruba.
Keselamatan Kerja (X1) a. Sistem pengamanan.
b. Penyediaan jaring kelapa sawit. c. Ketersediaan peralatan untuk
mengantisipasi kecelakaan kerja.
Kesehatan Kerja (X2)
a. Pengecekan keseharan secara rutin. b. Perawatan kesehatan apabila
terdapat karyawan yang sakit.
c. Pemberian fasilitas jaminan kesehatan kerja (pemberian masker).
d. Ketersediaan bagian yang memberikan pertolongan
Kinerja Karyawan (Y)