• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI FINANSIAL DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DEALER SENTRAL YAMAHA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI FINANSIAL DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DEALER SENTRAL YAMAHA MALANG"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI FINANSIAL DAN

KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA

KARYAWAN DEALER SENTRAL YAMAHA MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

Andri WIdianto

08.610.115

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah atas rahmat dan hidayahnya-Nya serta

mengucapkan syukur Alhamdullilah kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Kompensasi Finansial Dan Kompensasi Non Finansial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Dealer Sentral Yamaha Malang” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen

pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin

namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan

pengetahuan serta pengalaman penulis. Sehingga masih banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini, maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan

skripsiini. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada yangterhormat:

1. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Harjono dan Ibunda Dewi

Maskataini, yang telah memberikan cinta, kasih sayang, kesabaran, nasihat

dan dukungan baik dukungan materi maupun non materi, serta mendorong

(5)

2. Kakakku tersayang Hajar Siswanto dan Adikku Luki Afrilianto yang telah

memberikan dukungan dan semangat serta doa yang tulus.

3. Dra. Hj. Triningsih Sri Supriyati, M.P selaku dosen pembimbing satu yang

telah sudi meluangkan waktu untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk

untuk penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Uci Yuliati, M.M selaku dosen pembimbing dua yang penuh kesabaran

telah memberikan bimbingan hingga selesainya skripsi ini.

5. Sahabat saya Agis Siswi Purwanti, Ersa Novita Sari dan Yanuar Amirul

Rizky yang telah menjadi tempat berbagi susah dan senang di masa kuliah.

6. Teman-temanku Ricky, Adi, Hannes, Rendi, Heldy, Diaz, Munif, Grace,

Rizal dan winda yang selalu memberi dukungan.

7. Bapak Imam Selaku Manajer Dealer Sentral Yamaha Malang yang telah

mengizinkan untuk melakukan penelitian.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis

semoga mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga

skripsiini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 6 Mei 2013

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Hasil Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Landasan Teori ... 12

1. Kompensasi ... 12

a. Pengertian Kompensasi ... 12

b. Jenis-Jenis Kompensasi ... 13

(7)

d. Asas Kompensasi ... 16

e. Sistem Kompensasi ... 17

2. Kepuasan Kerja ... 18

a. Pengertian kepuasan kerja ... 18

b. Faktor yang menentukan kepuasan kerja ... 19

c. Indikator kepuasan kerja ... 20

d. Pengukuran kepuasan kerja ... 21

e. Hubungan kompensasi dengan kepuasan kerja ... 22

C. Kerangka Pikir ... 23

D. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Jenis Penelitian ... 25

C. Definisi Operasional Variabel ... 25

D. Populasi dan Sampel ... 28

(8)

3. Uji Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 38

2. Struktur Organisasi ... 39

3. Jumlah Tenaga Kerja ... 42

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 43

1. Uji Validitas ... 43

2. Uji Reliabilitas ... 45

C. Karakteristik Responden ... 46

D. Hasil Analisis Data ... 51

1. Rentang Skala ... 51

2. Regresi Linier Berganda ... 56

3. Hasil Uji Hipotesis ... 59

1. Hasil uji F ... 59

2. Hasil uji t ... 61

E. Pembahasan ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 69

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Keterlambatan Karyawan ... 6

Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu ... 11

Tabel 3.1 Rentang Skala Penilaian Kompensasi dan Kepuasan Kerja ... 35

Tabel 4.1 Jumlah Tenanga Kerja Berdasarkan Jabatan ... 43

Tabel 4.2 Uji Validitas Item Variabel Kompensasi ... 44

Tabel 4.3 Uji Validitas Item Variabel Kepuasan kerja ... 45

Tabel 4.4 Pengujian Reliailitas ... 46

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 48

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 49

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 50

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Keja ... 51

Tabel 4.10 Perhitungan Rentang Skala Kompensasi finansial ... 52

Tabel 4.11 Perhitungan Rentang Skala Kompensasi non finansial ... 54

Tabel 4.12 Perhitungan Rentang Skala Kepuasan kerja ... 55

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 57

Tabel 4.14 Uji F ... 60

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 23

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40

Gambar 4.2 Kurva uji F ... 61

(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner

Lampiran 2 Jawaban Responden

Lampiran 3 Deskripsi Jawaban Responden

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit

Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Penerbit Rineka Cipta.

Jakarta.

Hasibuan Malayu S.P. 2002. Manajemen sumber daya manusia. Edisi Revisi

Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Mondy R. Waine. 2010. Manajemen Sumber Daya manusia. Penerbit Erlangga.

Jakarta.

Priyatno Dwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik Dengan SPSS. Penerbit

Ando. Yogyakarta.

Rivai Veitszal dan Sagala Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya

Manusia untuk Perusahaan. Edisi Kedua. Penerbit Rajawali Pers.

Jakarta.

Robbins Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Penerbit

Salemba Empat. Jakarta.

Simamoma Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit STIE

YKPN. Yogyakarta.

(13)

Suprayitno Achmad Sani. 2010. Metodologi Riset Manajemen Sumber Daya

Manusia. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Umar Husein. 2001. Sumber Daya Dalam Organisasi. Edisi Revisi. Penerbit

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Widayat dan Amirullah. 2002. Riset Bisnis. Edisi 1. Penerbit CV. Cahaya Press.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan aktifitasnya selalu

didukung dengan adanya sumber daya manusia yang handal, di mana sumber

daya manusia tersebut memiliki peran yang lebih strategis dibandingkan

sumber daya yang lain. Sumber daya manusia adalah harta yang paling

penting yang dimiliki oleh suatu organisasi, sedangkan manajemen yang

efektif adalah kunci bagi keberhasilan suatu organisasi tersebut. Sumber daya

manusia di dalam suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting.

Karyawan memiliki potensi yang besar untuk menjalankan kegiatan produksi

perusahaan. Potensi yang dimiliki tersebut harus dimanfaatkan dengan sebaik

mungkin sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.

Pada setiap perusahaan atau organisasi sumber daya manusia berperan

aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan tersebut tidak akan tercapai tanpa peranan aktif karyawan

walaupun perusahaan tersebut memiliki perlengkapan dan peralatan yang

cukup baik. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia dalam sebuah

perusahaan menjadi satu hal yang penting. Berdasarkan hal tersebut maka

setiap perusahaan dituntut untuk mempunyai perhatian terhadap segala

(15)

2

mampu melihat masalah-masalah karyawannya dan secepatnya

mengantisipasi apa yang akan terjadi.

Sadar akan pentingnya sumber daya manusia bagi kelangsungan hidup

dan kemajuan perusahaan, maka perusahaan harus memberikan perhatian

khusus pada factor produksi ini dan sudah sewajarnya pemilik perusahaan

memandang sumber daya manusia lebih dari sekedar asset perusahaan dan

menjadikannya salah satu mitra dalam menjalankan usaha. Selain menjaga

kesesuaian hubungan antara perusahaan dengan karyawan, perusahaan juga

perlu menciptakan situasi dan kondisi yang memotivasi karyawan agar dapat

menggunakan kemampuannya secara optimal. Salah satu cara yang dilakukan

perusahaan adalah dengan memberikan kompensasi yang ditujukan untuk

meningkatkan tingkat kepuasan karyawan. Hasibuan (2002) mengatakan,

tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain adalah sebagai ikatan

kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan,

disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah.

Menurut Rivai dan Sagala (2009) kompensasi merupakan sesuatu

yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada

perusahaan. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi

MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan

individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian.

Perusahaan harus dapat bersikap adil atas apa yang telah diberikan oleh

sumber daya manusia kepada perusahaan, karena setiap karyawan berhak

(16)

3

timbal balik atas jasa yang diberikannya, sehingga dapat mendorong para

karyawan untuk lebih termotivasi dalam menjalankan kewajibannya sebagai

seorang pekerja. Hubungan kerja yang saling menguntungkan antara

perusahaan dan karyawan sangat diperlukan dalam rangka mendorong

semangat kerja karyawan. Karyawan memberikan prestasi kerja yang baik

untuk kemajuan perusahaan, sedangkan perusahaan memberikan kompensasi

yang sesuai atas prestasi kerja yang telah diberikan karyawan terhadap

perusahaan.

Rivai dan Sagala (2009) membagi kompensasi menjadi dua jenis,

yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non finansial. Kompensasi

finansial terdiri dari pembayaran karyawan dalam bentuk gaji, upah, bonus

atau komisi, dan berbagai tunjangan lainnya. Kompensasi non finansial

meliputi lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif. Jika dikelola dengan

baik, kompensasi akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan,

memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan dengan baik. Sebaliknya,

tanpa kompensasi yang cukup, karyawan yang ada sangat mungkin untuk

meninggalkan perusahaan sedangkan di sisi lain mencari pengganti pada

posisi karyawan tersebut tidaklah mudah. Dengan kata lain, kompensasi tidak

hanya penting untuk karyawan saja melainkan penting juga untuk perusahaan

itu sendiri.

Karena program-program kompensasi merupakan cerminan

bagaimana usaha perusahaan untuk mempertahankan sumber daya manusia

(17)

4

perusahaan hendaknya memiliki pedoman atau landasan yang tepat, tepat

bukan berarti hanya terbatas jumlahnya tetapi banyak faktor lain yang harus

diperhatikan dan dipertimbangkan. Setiap perusahaan menghendaki agar

karyawannya mempunyai kepuasan yang tinggi agar tujuan perusahaan dapat

tercapai dengan baik. Adapun yang menimbulkan tingginya kepuasan kerja

adalah bila harapan-harapan para karyawan sesuai kenyataan yang para

karyawan alami baik secara material maupun non material. Kepuasan kerja

juga merupakan perasaaan orang terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu

yanag dihadapi. Unutk menjaga kepuasan kerja karyawan tersebut maka perlu

adanya pengawasan yang lebih terhadap kepuasan kerja karyawan.

Dealer Sentral Yamaha Malang adalah perusahaan yang bergerak di

bidang penjualan dan pelayanan purna jual sepeda motor Yamaha. Seperti

halnya perusahaan lain, Dealer Sentral Yamaha Malang juga memberikan

kompensasi kepada karyawannya dengan tujuan menjaga atau bahkan

meningkatkan kepuasan kerja karyawannya. Hingga saat ini Dealer Sentral

Yamaha Malang mampu berkembang dengan baik, perusahaan ini mampu

mempertahankan kestabilan jalannya perusahaan dari waktu ke waktu.

Pemberian kompensasi pada Dealer Sentral Yamaha Malang dibagi

menjadi dua, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non finansial.

Kompensasi finansial berupa gaji yang diberikan satu bulan sekali sebesar

Rp1.400.000, tunjangan hari raya yang diberikan satu tahun sekali yang

besarnya sama dengan satu bulan gaji dan bonus yang diberikan kepada

(18)

5

dari jumlah yang ditargetkan dan karyawan bagian bengkel ketika karyawan

tersebut mampu melayani pelanggan lebih dari jumlah yang ditargetkan.

Untuk kompensasi non finansial berupa berbagai perlengkapan kerja, seragam

dinas yang jenisnya sesuai dengan jabatan karyawan, serta fasilitas tempat

ibadah.

Selama pemberian kompensasi tersebut berjalan, ada beberapa hal

yang seharusnya lebih diperhatikan oleh Dealer Sentral Yamaha Malang,

hal-hal tersebut adalah adanya beberapa karyawan yang menganggap bonus yang

mereka terima tidak sesuai dengan kinerja yang mereka capai. Bonus yang

diberikan kepada karyawan Dealer Sentral Yamaha Malang didasarkan pada

jumlah produk yang mampu terjual di luar jumlah yang ditargerkan

perusahaan, dimana bonus yang diterima karyawan adalah sebesar Rp

100.000 untuk setiap unit produk yang terjual. Selain itu, beberapa karyawan

juga melakukan pengabaian berupa keterlambatan. Adapun data

keterlambatan karyawan Dealer Sentral Yamaha Malang tahun 2012 dapat

(19)

6

Sumber: Dealer Sentral Yamaha Malang

Selain itu banyak karyawan yang mengeluhkan tidak adanya ruang

loker. Dalam hal ini ruang loker adalah tempat mereka menyimpan

barang-barang pribadi ketika mereka bekerja. Tidak adanya ruang loker tersebut

menyebabkan para karyawan menyimpan barang-barang pribadi mereka di

sekitar ruang showroom. Di sisi lain, ruang showroom seharusnya selalu tertata dan bersih karena di ruangan tersebut para konsumen menerima

pelayanan. Oleh karena itu permasalahan tersebut perlu segera diatasi

sehingga kepuasan kerja karyawan Dealer Sentral Yamaha dapat terjaga dan

(20)

7

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka penelitian ini penting untuk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja

karyawan dengan judul “PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI

FINANSIAL DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN DEALER SENTRAL YAMAHA

MALANG”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pemberian kompensasi finansial dan kompensasi non finansial

pada karyawan Dealer Sentral Yamaha Malang?

2. Bagaimana kepuasan kerja karyawan Dealer Sentral Yamaha Malang?

3. Apakah pemberian kompensasi finansial dan non finansial berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Dealer Sentral Yamaha

Malang?

4. Variabel kompensasi mana yang berpengaruh lebih kuat terhadap

kepuasasn kerja karyawan Dealer Sentral Yamaha Malang?

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu meluas maka dalam

(21)

8

non finansial menurut Rivai dan Sagala (2009) serta pengaruhnya terhadap

kepuasan kerja menurut Robbins (2003) karyawan Dealer Sentral Yamaha

Malang pada tahun 2012.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mendeskripsikan pemberian kompensasi finansial dan

kompensasi non finansial pada karyawan Dealer Sentral Yamaha

Malang.

b. Untuk mendeskripsikan tingkat kepuasan kerja karyawan Dealer

Sentral Yamaha Malang.

c. Untuk menganalisis pengaruh pemberian kompensasi finansial dan

kompensasi non finansial terhadap kepuasan kerja karyawan Dealer

Sentral Yamaha Malang.

d. Untuk mengetahui variabel kompensasi yang dominan pengaruhnya

terhadap kepuasan kerja karyawan Dealer Sentral Yamaha Malang.

2. Manfaat Hasil Penelitian

a. Bagi perusahaan

Sebagai sumbangan pemikiran bagi perusahaan terutama untuk

(22)

9

kompensasi, serta sebagai bahan evaluasi kebijakan dalam masalah

yang berhubungan dengan kepuasan kerja.

b. Bagi pihak lain

Sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya, serta dapat

(23)

10 BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

Sebagai pertimbangan dalam penelitian ini, disajikan penelitian

sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Yoergie Herdian C.A. dengan judul

“Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. PG Pandji

Situbondo”. Dari hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa pemberian kompensasi sangat berpengaruh terhadap

semangat kerja karyawan, hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai r2 sebesar

0,982 yang berarti 98,2% pemberian kompenasasi berpengaruh terhadap

kepuasan kerja, sedangkan 1,8% dipengaruhi oleh variabe lain. Dari uji t

didapatkan hasil bahwa nilai t hitung untuk variabel kompensasi finansial

(X1) sebesar 9,082 dengan taraf signifikan 0,0005 dapat dikatakan memiliki

nilai hitung yang tertinggi dan taraf signifikan terkecil. Sehingga hipotesis

kedua yang mengatakan bahwa diduga variabel kompensasi finansial (X1)

mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kepuasan kerja karyawan

teruji dengan taraf nyata α = 0,05.

Adapun perbedaan dan persamaannya dapat dilihat pada tabel 1

(24)

11

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu Dengan Sekarang

Judul Variabel Alat analisis

Penelitian terdahulu:

Pengaruh Kompensasi

Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan PG Pandji

Regresi linier berganda

dengan mengggunakan

Karyawan Dealer Sentral

Yamaha Malang

Regresi linier berganda

dengan mengggunakan

uji F dan Uji t

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada penelitian

terdahulu dengan penelitian sekarang memiliki kesamaan tema yaitu

mengenai kompensasi, persamaan lainnnya yaitu ada pada alat analisis yang

(25)

12

B. Landasan Teori

1. Pengertian Kompensasi

Menurut Rivai dan Sagala (2009) kompensasi adalah sesuatu yang

diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada

perusahaan, sedangkan menurut Hasibuan (2002) kompensasi adalah

semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung maupun tidak

langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan

kepada perusahaan. Kompensasi yang berbentuk uang, artinya kompensasi

dibayar dengan sejumlah uang kartal kapan karyawan yang bersangkutan,

sedangkan kompensasi yang berbentuk barang, artinya kompensasi yang

dibayar dengan barang misalnya kompensasi dibayar 10% dari produksi

yang dihasilkan.

Hal yang sama dikemukakan oleh Simamora (2004) yang

mendefinisikan kompensasi (compensation) meliputi imbalan finansial dan

jasa nirwujud serta tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai

bagian dari hubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apa yang

diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada

organisasi.

Menurut Mondy (2010) kompensasi adalah total dari seluruh

imbalan yang diterima para karyawan sebagai ganti layanan mereka.

Bentuk-bentuk kompensasi meliputi kompensasi financial langsung,

(26)

13

2. Jenis-jenis kompensasi

Menurut Simamora (2004) kompensasi meliputi imbalan financial

dan jasa nirwujud serta tunjangan-tunjangan yang diterima oleh para

karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian.

Menurut Rivai dan Sagala (2009) kompensasi terbagi menjadi dua,

yaitu sebagai berikut:

a. Kompensasi Finansial

Kompensasi finansial terdiri dari pembayaran karyawan dalam

bentuk:

1. Gaji

Balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai

konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang

memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai

tujuan perusahaan, atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap

yang diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah

perusahaan.

2. Upah

Imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan

berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau

(27)

14

3. Bonus

Imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena

kinerjanya melebihi standar yang dientukan.

4. Tunjangan hari raya (THR)

Imbalan tidak langsung yang diberikan kepada karyawan sebagai

tunjangan hari raya, yang diberikan satu tahun sekali. Besar kecil

tunjangan hari raya berdasarkan jabatan, posisi atau lama bekerja

seorang karyawan.

b. Kompensasi Non Finansial

Kompensasi non finansial terdiri dari:

1. Lingkungan kerja

Ketersediaan lingkungan kerja yang baik berupa tempat kerja,

fasilitas dan rekan kerja yang baik.

2. Seragam dinas

Pemberian pakaian kerja berupa seragam yang jenisnya dibedakan

sesuai jabatan atau posisi seorang karyawan.

3. Tempat ibadah

Penyediaan fasilitas ibadah oleh pihak perusahaan yang ditujukan

(28)

15

3. Tujuan kompensasi

Menurut Hasibuan (2002) menjabarkan tentang tujuan pemberian

kompensasi sebagai berikut:

a. Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan formal antara

majikan dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya

dengan baik, sedangkan pengusaha atau majikan wajib membayar

kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

b. Kepuasan kerja

Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh

kepuasan kerja dari jabatannya.

c. Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan

karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

d. Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah

(29)

16

e. Stabilitas Karyawan

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta

eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih

terjamin karena turnover relatif kecil.

f. Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin

karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati

peraturan-peraturan yang berlaku.

g. Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program kompensasi yang baik, pengaruh serikat buruh dapat

dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.

h. Pengaruh pemerintah

Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan

yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi

pemerintah dapat dihindarkan.

4. Asas Kompensasi

Program kompensasi harus ditetapkan atas asas adil dan layak serta

dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang berlaku. Prinsio

(30)

17

balas jasa yang akan diberikan merangsang gairah dan kepuasan kerja

karyawan.

a. Asas Adil

Besarnya kompensasi yang dibayarkan harus disesuaikan dengan

prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab,

jabatan pekerja dan memenuhi persyaratan internal konsistensi.

b. Asas layak dan wajar

Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhannya

pada tingkat normatif yang ideal. Tolok ukur layak adalah relatif,

penetapan besarnya kompensasi didasarkan atas batas upah minimal

pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku.

5. Sistem kompensasi

Menurut Hasibuan (2002) sistem pembayaran kompensasi yang

umum diterapkan adalah:

a. Sistem Waktu

Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji/upah) ditetapkan

berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu atau bulan.

Administrasi pengupahan sistem waktu yang relatif mudah serta dapat

(31)

18

b. Sistem Hasil (Output)

Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas

kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter

dan kilogram. Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi yang dibayar

selalu didasarkan kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan

kepada lamanya waktu mengerjakannya. Sistem hasil ini tidak dapat

diterapkan kepada karyawan tetap (sistem waktu) dan jenis pekerjaan

yang tidak mempunyai standar fisik, seperti bagi karyawan

administrasi.

c. Sistim Borongan

Sistim borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan

besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama

mengerjakannya. Penetepan besarnya balas jasa didasarkan sistem

borongan cukup rumit, lama mengerjakannya, serta banyak alat yang

diperlukan untuk menyelesaikannya.

6. Kepuasan Kerja

Robbins (2003) menyatakan bahwa kepuasan kerja sebagai suatu

sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Pendapat tersebut

dapat dipahami bahwa karyawan harus ditempatkan pada pekerjaan yang

sesuai dengan kemampuan dan latar belakang ketrampilannya. Menurut

Rivai dan Sagala (2009) kepuasan kerja adalah bagaimana orang

(32)

19

ditingkatkan atau tidak tergantung dari apakah imbalan sesuai dengan

ekspektasi, kebutuhan dan keinginan karyawan. Jika kinerja yang baik

dapat meningkatkan imbalan bagi karyawan secara adil dan seimbang,

maka kepuasan kerja akan meningkat.

7. Faktor yang menentukan kepuasan kerja

Robbins (2008) menyatakan bahwa terdapat beberapa variabel

yang menentukan kepuasan kerja. Variabel-variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Kerja yang menantang secara mental

Pada umumnya, individu lebih menyukai pekerjaan yang memberi

mereka pelang untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan

serta memberi beragam tugas, kebebasan dan umpan balik tentang

seberapa baik kerja mereka. Karakteristik ini membuat kerja lebih

menantang secara mental.

b. Penghargaan yang sesuai

Karyawan menginginkan sistem bayaran yang meraka rasa adil, sesuai

dengan tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individual dan

standar bayaran masyarakat, kemungkinan akan tercipta kepuasan.

(33)

20

Karyawan berhubungan dengan lingkungan kerja mereka untuk

kenyamanan pribadi dan kemudahan melakukan pekerjaan yang baik.

d. Kolega yang suportif

Individu mendapatkan sesuatu yang lebih daripada sekedar uang atau

prestasi yang nyata dari pekerjaan. Untuk sebagian besar karyawan,

kerja juga memenuhi kebutuhan interaksi sosial. Oleh karena itu, tidak

mengherankan bahwa memiliki rekan-rekan kerja yang ramah dan

suportif mampu meningkatkan kepuasan kerja.

8. Indikator kepuasan kerja

Hasibuan (2002) menyatakan tolok ukur tingkat kepuasan yang

mutlak tidak ada karena seiap individu karyawan berbeda standar

kepuasannya. Menurut Robbins (2003) ada beberapa cara karyawan dalam

mengungkapkan ketidakpuasan, antara lain:

a. Exit/keluar

Perilaku diarahkan ke meninggalkan organisasi, yang meliputi posisi

baru sekaligus mengundurkan diri.

(34)

21

Secara aktif dan konstruktif berupaya memperbaiki kondisi, yang

meliputi menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan

atasan dan sebagian bentuk perserikatan.

c. Kesetiaan

Secara pasif namun optimis menuggu perbaikan kondisi, yang meliputi

membela organisasi dari kritikan eksternal dan mempercayai

organisasi dan manajemen untuk “melakukan hal yang benar”.

d. Pengabaian

Secara pasif membiarkan keadaan memburuk, yang meliputi

keabsenan atau keterlambatan kronis, penurunan usaha dan

peningkatan tingkat kesalahan.

9. Pengukuran kepuasan kerja

Menurut Mangkunegara (2007) mengukur kepuasan kerja dapat

menggunakan skala indeks deskripsi jabatan, skala kepuasan kerja

berdasarkan ekspresi wajah dan kuisioner kepuasan kerja Minesota

a. Pengukuran kepuasan kerja dengan skala indeks deskripsi jabatan

Dalam penggunaannya pegawai ditanya mengenai pekerjaan maupun

jabatannya dirasakan sangat baik atau sangat buruk. Dalam skala

(35)

22

dan co-worker. Setiap pertanyaan yang diajukan harus dijawab oleh

karyawan dengan menandai jawaban ya, tidak atau tidak ada jawaban.

b. Pengukuran kepuasan kerja berdasarkan ekspresi wajah

Skala ini terdiri dari segi gambar wajah orang mulai dari sangat

gembira, gembira, netral, cemberut dan sangat cemberut. Karyawan

diminta memilih wajah yang sesuai dengan kondisi pekerjaan yang

dirasakan pada saat itu.

c. Pengukuran kerpuasan kerja dengan kuisioner Minnesota

Skala ini terdiri dari pekerjaan yang dirasakan sangat tidak puas, tidak

puas, netral, memuaskan, dan sangat memuaskan. Karyawan diminta

memilih sau alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi

pekerjaannya.

10.Hubungan kompensasi dengan kepuasan kerja

Disadari atau tidak kompensasi dapat meningkatkan kepuasan kerja

karyawan. Oleh karena itu perhatian organisasi terhadap penerapan faktor

kompensasi secara tepat menjadi penting. Menurut Rivai dan Sagala

(2009) kepuasan kerja dapat ditigkatkan atau tidak tergantung apakah

imbalan itu sesuai dengan ekspektasi, kebutuhan dan keinginan karyawan.

Tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain adalah sebagai

ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas

(36)

23

(2002). Maka dari itu, jika pemberian kompensasi yang adil, layak dan

wajar tidak dilakukan maka kepuasan karyawan akan menurun.

Dari berbagai penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa

dengan penerapan kompensasi yang tepat kepada pegawai akan dapat

meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat

disusun suatu kerangka pemikiran yang menggambarkan keterkaitan

hubungan antara kompensasi (finansial dan non finansial) dengan kepuasan

kerja karyawan. Adapun bagannya adalah sebagai berikut

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Keterkaitan Kompensasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan

Sumber: Rivai dan Sagala (2009), Robbins (2003)

Kepuasan kerja (Y)

 Exit/keluar (Y1)  Suara/keluhan (Y2)  Kesetiaan (Y3)  Pengabaian (Y4)

Kompensasi finansial (X1)

 Gaji (X1.1)  Bonus (X1.2)  THR (X1.3)

Kompensasi non finansial (X2)

(37)

24

Berdasarkan bagan di atas maka dapat dijelaskan mengenai pengaruh

kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Unsur atau komponen yang

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah kompensasi, dimana

kompensasi dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu kompensasi finansial dan

kompensasi non finansial. Kompensasi finansial terdiri dari gaji/upah, bonus,

tunjangan hari raya dan kompensasi non finansial yang meliputi lingkungan

kerja, seragam dinas dan tempat ibadah, Rivai dan Sagala (2009). Di mana

kesemuanya itu memiliki pegaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, dan

jika diberikan secara tepat dan benar maka tingkat exit, keluhan, kesetiaan

dan pengabaian dari karyawan akan lebih optimal, dengan demikian maka

dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan,Robbins (2003).

D. Hipotesis

Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori-teori mengenai

kompensasi yang berkaitan dengan kepuasan kerja dapat diambil hipotesis

sebagai berikut:

1. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara pemberian kompensasi

finansial dan kompensasi non finansial terhadap kepuasan kerja

karyawan Dealer Sentral Yamaha Malang.

2. Diduga pemberian kompensasi finansial lebih kuat pengaruhnya dari

pada kompensasi non finansial terhadap kepuasan kerja karyawan

Gambar

Tabel 1.1 Data Keterlambatan Karyawan
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Keterkaitan Kompensasi

Referensi

Dokumen terkait

Sinar Motor Bandung serta pengaruh kompensasi finansial, kompensasi non finansial, dan motivasi secara simultan (serempak) terhadap kinerja karyawan UD.. Sinar Motor

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari: (1) Insentif finansial terhadap kepuasan kerja karyawan; (2) Insentif non finansial terhadap kepuasan kerja karyawan;

Meskipun kompensasi finansial dan kompensasi non finansial sama-sama memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap motivasi kerja dan kinerja karyawan tapi

Berdasarkan dari hasil uji t didapat bahwa variabel bebas Kompensasi Non Finansial memiliki pengaruh yang signifikansi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan , hal ini

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompensasi Finansial, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Outsourcing Pada PT Usaha Patra Lima Jaya

Untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan kompensasi finansial dan non finansial secara parsial terhadap kinerja guru dan.. karyawan

Menurut Furqoni 2013 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kompensasi Finansial dan Non Finansial Terhadap Motivasi Kerja Karyawan UB Hotel Kota Malang menunjukan bahwa secara

Pengaruh Kompensasi Finansial dan Kompensasi Non Finansial Terhadap Turnover Intention Dengan Variabel Mediator Kepuasan Kerja Karyawan Syudi Pada Karyawan Divisi Produksi PT Satoria