• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRADISI MERARIQ PADA MASYARAKAT DESA BATUNYALA LOMBOK TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TRADISI MERARIQ PADA MASYARAKAT DESA BATUNYALA LOMBOK TENGAH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TRADISI MERARIQ PADA MASYARAKAT DESA BATUNYALA

LOMBOK TENGAH

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S2

Program Studi Magister Sosiologi

Oleh :

DEVIANA MAYASARI NIM : 201110270211013

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : DEVIANA MAYASARI NIM : 201110270211013

Program Studi : MAGISTER SOSIOLOGI

Dengan ini pernyataan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tesis dengan judul TRADISI MERARIQ PADA MASYARAKAT DESA BATUNYALA LOMBOK TENGAH adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. 2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur PLAGIASI, yang bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, November 2013

(5)

! "

"

#$

% %

" "

& # #

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , hidayah kesehatan serta kesabaran kepada penulis di dalam menyelesaikan tesis ini. Serta tidak lupa penulis panjatkan shalawat dan salam atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang selama ini menjadi tauladan bagi umat manusia .

Rasa syukur yang tak terhingga penulis ucapkan kepada yang Maha Kuasa atas ridho dan kehendakNya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Tradisi Merariq Pada Masyarakat Desa Batunyala Lombok Tengah.” dengan lancar. Tesis ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana S-2 Program Magister Sosiologi Universitas Muhamadiyah Malang.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada YTH; 1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhamadiyah

Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di Universitas Muhamadiyah Malang .

2. Bapak Dr. Latipun, M.Kes. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhamadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan untuk studi Pascasarjana Universitas Muhamadiyah Malang

3. Bapak Prof Dr. Syamsul Arifin, M.Si selaku waki Direktur1 Pascasarjana Universitas Muhamadiyah Malang, serta seluruh civitas akademik program pascasarjana Universitas Muhamadiyah Malang.

4. Bapak Rinikso Kartono, M.Si selaku Ketua Program studi Magister Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.

(7)

6. Bapak Dr. Muslimin Machmud, M.Si selaku pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan banyak memberikan masukan dan semangat kepada peneliti.

7. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Sosiologi dengan sabar membimbing dan melayani Penulis selama studi,

8. Tidak lupa penulis ucapkan kepada kepala desa Batunyala Bapak Ir. Haryanto dan masyarakat desa Batunyala yang dengan senang hati melayani penulis dalam melakukan penelitian.

9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2011 ; Ayu Putri, Rina Irawati, Mas Dony Prastisya, Bang Sofyan Rahadi, Bang Zulkarnain, Mas Firman Sofi’i, Mas Hendra, Pak Abduh, Pak Dedy, Mas Rahmat dan Mas Arif yang sering sharing dan disukusi dalam menyelesaikan tesis ini.

Sebagai manusia yang selalu akan keterbatasan, penulis juga tentunya menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, dan oleh karena itu kritik, saran dan masukan sangat penulis harapkan agar menjadi lebih baik lagi.

Malang, November 2013

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Penelitian Terdahulu ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 6

A. Kebudayaan,Tradisi dan Adat Istiadat ... 6

1. Kebudayaan ... 6

2. Tradisi ... 19

3. Adat istiadat ... 22

B. Perkawinan Menurut hukum di Indonesia ... 25

1. Pengertian Perkawinan ... 25

2. Perkawinan menurut hukum adat ... 28

3. Bentuk-bentuk Perkawinan ... 29

4. Hukum Perkawinan ... 30

(9)

C. Tradisi Merariq Masyarakat Lombok ... 33

D. Landasan Teori ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Pendekatan Penelitian ... 40

B. Lokasi penelitian ... 40

C. Subyek dan Informan Penelitian ... 41

D. Sumber Data ... 42

E. Tekhnik Pengumpulan Data ... 43

1) Teknik Observasi ... 43

2) Tekhnik Wawancara ... 44

3) Tekhnik Dokumentasi ... 45

F. Tekhnik Analisa Data ... 46

G. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 48

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELTIAN ... 50

A. Kondisi Geografis Desa ... 50

B. Mata Pencaharian Penduduk ... 53

C. Kehidupan beragam dan struktur sosial ... 54

D. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakakat ... 57

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 60

A. Makna Merariq bagi Masyarakat Batunyala ... 60

B. Prosesi Pelaksanaan Merariq di masyarakat Batunyala ... 74

C. Faktor yang menyebabkan terjadinya merariq di masyarakat Batunyala ... 92

BAB V PENUTUP ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Saran-Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ...

(10)

ABSTRAK

Masyarakat di desa Batunyala masih mempertahankan tradisi merariq, dan sampai sekarang merupakan ciri khas dari desa tersebut, dimana dalam tradisi

merariq yang mereka jalankan menjadi hal yang umum, dan masyarakat yang dari luar desa tersebut juga sudah mengetahui tentang tradisi merariq. Masyarakat memandang tradisi ini sebagai sebuah warisan yang harus mereka jaga dan lestarikan, karena di dalamnya mengandung makna yang menurut mereka patut untuk dipertahankan, sehingga sampai sekarang pemuda-pemuda di desa ini juga mengikuti adat merariq ini, meski sudah mengalami sedikit pergeseran di dalam tata caranya, akan tetapi tradisi ini tetap dijalankan oleh masyarakat. Hal inilah yang menarik untuk diteliti dari merariq yaitu bagaimana konsep tata cara dalam adat merariq yang dapat mengatur sedemikian rupa konsep berpikir masyarakat untuk masih mempertahankan dan menerima merariq dibandingkan dengan keadaan sekarang yang serba maju.

Fokus dalam penelitian ini bagaimana prosesi pelaksanaan adat merariq, apa makna adat merariq bagi masyarakat Batunyala dan apa yang menyebabkan tradisi ini masih dilakukan oleh warga masyarakat yang ada di desa Batunyala. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan kajian-kajian teoritik bagi masyarakat umum, khususnya mengenai tradisi merariq yang masih sampai sekarang dilakukan oleh masyarakat desa Batunyala Kemudian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prosesi pelaksanaan tradisi merariq, makna tradisi merariq bagi masyarakat dan apa yang menyebabkan tradisi merariq ini masih dilakukan oleh masyarakat Batunyala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis deskriptif menggambarkan atau menjelaskan fenomena sosial yang terjadi di tempat penelitian. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek dan informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 15 orang.

Dalam penelitian ini adapun hasil penelitian yang didapatkan yaitu adapun prosesi pelaksanaan dalam adat merariq yang dimulai dari melakukan merariq, sejati/selabar, mbait wali,nikahang, mbait janji, sorong serah, nyongkolan dan yang terakhir dilakukan dengan upacara balik lampak nae. Tradisi

merariq mempunyai berbagai macam makna yaitu: Merariq mempunyai nilai untuk mengistimewakan perempuan, Merariq memiliki pesan sosial, Merariq memiliki pesan untuk saling menghargai dan bersyukur, Merariq memiliki pesan untuk mendidik, Merariq memiliki pesan moral, Merariq menunjukkan sikap pemberani dan betanggung jawab. Kemudian dalam penelitian ini adapun yang menyebabkan masyarakat di desa Batunyala masih melakukan tradisi merariq

samapi sekarang yaitu karena : (1) Faktor adat, (2) Faktor Orang tua, (3) Faktor Agama, (4) Faktor Ekonomi (biaya), dan (5) Faktor kemauan dari yang perempuan.

(11)

ABSTRACT

The communities in Batunyala village have been preserving the merariq

(marriage) tradition and until now has specific characteristic that village, where is the merariq tradition have been doing to be common culture, and the communities from the other village have knowing about merariq tradition. The communities regard this tradition as an heritage from ancestor that must be kept and preserved, because in this culture there is point must be keeping, so the younger’s in this village follow up this merariq tradition, although have been moving in this custom a little, but this tradition keep moving by the society. This is special thing that interesting to get research from merariq tradition that is how the custom concept organizing the community thinking concept to preserving and receiving merariq compared with the developing situation now.

The focus in this research is how the custom or tradition of merariq is done, what is the meaning of custom of merariq by Batunyala’s communities and what caused this tradition have been doing by Batunyala’s communities. The result of this research is expected which give information and theoretical concept to global community, especially is about the merariq tradition have been doing by Batunyala communities until now and then this research have done to know ceremonial, meaning and the cause of merariq tradition have been doing by batunyala communities. The method is used in this research is qualitative and using descriptive type to describe the social phenomena is happened in the site of research. The data collecting technique’s are used like observation, interview, and documentation. The subject and informant in this research there are 15 person.

The results of this research are got is the ceremonials of custom of merariq

are started with doing merariq, sejati/selabar, mbait wali, nikahang mbait janji, sorong serah, nyongkolan, and the last is balik lampak nae ceremony by community. The merariq tradition have much meaning that is: merariq have the value to make special for woman, have social messages, have messages to respect one another and grateful to god, have message to educate, and moral messages,

merariq is the way to show brave and responsibility attitudes. And then, in this research, the communities factors are cause the preserving of merariq tradition are: 1) custom factors, 2) parent factors, 3) religion factors, 4) economic factors (fee), and 5) willing factors from the woman.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2002. Sosiologi : Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Abudullah, Irwan. 2006. Konstruksi dan reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Putaka Belajar

Adji, Sution Usman. 2002. Kawin Lari Dan Kawin Antar Agama. Liberty : Yogyakarta

Ahmadi, Abu. 1982. Sosiologi Pendidikan. Cet ke IV. Surabaya : PT Bina Ilmu Alo Liliweri. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya.

Yogyakarta: Lkis

Amin, Ahmad, dkk. 1978. Adat Upacara Perkawinan Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta : Balai Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Pendekatan Praktis, edisi revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta Dengan Pemikiran

Bachtiar, Wardi. 2006. Sosiologi Klasik. Dari Comte hingga Parsons. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Bzn, Ter Haar. 1999. Asas-Asas Dan Susunan Hukum Adat. Jakarta : Pradnya Paramita.

Chair, Abdul. 1994. Pengantar Semantik. Jakarta : Rineka Cipta.

H.Lalu Lukman. 2008. Tata Budaya Adat Sasak di Lombok. CetakanII. H. Sudirman, S.Pd. 2007. Gumi Sasak Dalam Sejarah. Lombok : Prima Guna Hadikusuma, Hilman. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung :

Mandar maju.

Haryanto, Danny. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya

Haryanto, Sindung. 2012. Spektrum Teori Sosial Dari Klasik Hingga Postmodern. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

(13)

Jhon B. Thomson. 2004. Kritik ideologi Global teori sosial Kritis tentang Relasi Ideologi Dan Komunikasi Masa. Yogyakarta : IRCiSoD

Koentjaraningrat. 1980. Manusia Dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan

Koentjaraningrat. 1984 . Kebudayaan Dan Mentalis Pembangunan. Jakarta : PT Gramedia.

Maran, Rafael Ragan. 2007. Manusia Dan Kebudayaan Dalam Persfektif Ilmu Budaya Dasar . Jakarta : Rineka Cipta

Moleong, L.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Morissan. 2013. Teori komunikasi. Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Musaddat, Syaiful. 2011. Kamus Bahasa Sasak. Istilah Hukum dan Adat. NTB: Primaguna.

Noor, Arifin. 1999. ISD. Ilmu Sosial Dasar. Bandung : CV Pustaka Setia.

Poesponoto, Soebakti. 2001. Asas-Asas Dan Susunan Hukum Adat. Jakarta : Pradnya Paramita.

Ratna, Nyoman Kuthe. 2009. Penelitian Sastra : Teori, Metode, dan Tekhnik.

Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Saragih, Drajen. 1992. Hukum Perkawinan Adat Dan Undang-Undang Tentang Perkawinan Serta Peraturan Pelaksanaannya. Bandung : Tarsito

Setiadi, Elly. M . 2006. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group .

Soejono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Soelaiman, Munandar. 1998. Dinamika Masyarakat Transisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(14)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sution Usman Adji. 2002. Kawin Lari Dan Kawin Antar Agama. Yogyakarta.

Tutik, Titik Triwulan. 2006. Pengantar Hukum Perdata di Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustaka

Troyo Supriyanto, Padil. 2010. Sosiologi Pendidikan. Malang : UIN Maliki Press Van Dijk. 2006. Pengantar Hukum Adat Indonesia. Bandung : Mandar Maju. Wulansari, Dewi. 2010. Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: PT

Refika Aditama.

Yulianti, Yayuk & Purnomo, Mangku. 2002. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta Pustaka Utama.

Jurnal:

Ali Akbarul Falah.2010. Pandangan Masyarakat Islam Terhadap Tradisi Mattunda Wenni Pammulang Dalam Perkawinan Adat Bugis. (Jurnal Hukum dan Syariah. Fakultas syariah. malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Volume 1, Nomor 1, Juni 2010).

Arnis Rachmadhani. 2011. Perkawinan Islam Wetu Telu Masyarakat Bayan Lombok Utara. (Jurnal Analisa Volume xviii, No. 01, Januari-Juni 2011). Hardjo Sodarsono. 2012. Dalam Pemikiran Religius Dan Perwujudan Budaya Spritual Penghayatan Kepercayaan Kejawen (dalam Jurnal Kebudayaan Jawa Edisi 3 Th II 2007 ).

Haryanto, Joko Tri. 2012. Fenomena Perkawinan di Bawah Umur (dalam Jurnal Analisa Volume 19 No 01 Januari).

Macey & Rokhman M.A. 2008. Keterkaitan Kajian Budaya dan Studi Sastra di Inggris: sebuah telaah singkat. (Jurnal Humaniora, Jurnal Budaya, Sastra, Dan Bahasa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, Volume 20, Nomor 1 Februari).

(15)
(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang

terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

bangsa yang mendiaminya dan memiliki tradisi dan keyakinan yang beragam

terkait dengan perkawinan yang merupakan kebiasaan yang sudah menjadi

kebudayaan sendiri-sendiri di dalam setiap suku bangsa. Demikian pula yang

berlaku di masyarakat pulau Lombok dengan berbagai adat perkawinan yang

ada pada setiap daerah dan dengan berbagai macam upacara-upacara yang

dianggap suci dan masih ditaati sampai sekarang oleh masyarakat.

Perkawinan merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, setiap

daerah memiliki adat tata cara sendiri-sendiri yang berbeda dalam

pelaksanaannya yang mempunyai beragam proses serta aturan-aturan yang

berlaku, dan semua itu tidak terlepas dari pengaruh budaya dan lingkungan

dimana masyarakat itu tinggal, karena manusia tidak dapat dipisahkan dari adat

istiadat dan kebudayaan yang merupakan bagian dari kehidupan manusia.

Seperti yang dikatakan dalam Koentjaraningrat (1984 : 8) mengatakan bahwa

nilai-nilai budaya adalah tingkat pertama kebudayaan ideal atau adat. Nilai

budaya adalah lapisan paling abstrak dan luas ruang lingkupnya.

Di pulau Lombok banyak macam-macam upacara adat yang

dilaksanakan dan khususnya di Lombok Tengah yang masih sangat dominan

(17)

masyarakat masih menerima adat merariq karena dianggap untuk melestarikan

budaya, dan dalam tradisi merariq ini terdapat begitu banyak prosesi dan ritual

yang mencerminkan keistimewaan dari tradisi itu sendiri. Bagi masyarakat

sasak merariq tidak dianggap negatif karena dianggap sebagai usaha untuk

melestarikan budaya dan menjalankan adat istiadat yang sudah dimana

tindakan merariq ini diawali dengan membawa lari calon mempelai perempuan

oleh calon mempelai laki-laki secara diam-diam keluar dari rumahnya dan

tanpa sepengetahuan orang tua dari yang perempuan, kemudian proses ini akan

diakhiri dengan rembuk antara keluarga kedua calon mempelai setelah

berlangsungnya atau terjadinya merariq yang dilakukan oleh kedua calon

mempelai tersebut ada bahwa dengan terjadinya suatu perkawinan, tindakan

tersebut merupakan tindakan yang sudah umum dilakukan oleh masyarakat dan

dibenarkan secara adat, sebaliknya tindakan melamar seorang gadis tidak

digunakan karena kegiatan melamar dianggap dengan “meminta” yang

diartikan sama dengan “meminta anak ayam”, sehingga tindakan tersebut

dianggap tidak sopan oleh orang tua dari pihak yang perempuan.

Secara umum karakteristik nilai-nilai sosial budaya tersebut memiliki

banyak keunikan dan daya tarik tersendiri. Unik dalam arti adanya

kompleksitas dan pluralitas ekspresi keberagaman terutama dalam praktik

budaya perkawinan adat yang dianggap sakral dan suci. Demikian juga

sebaliknya, mereka yang tidak mematuhi ajaran adat senantiasa dihadapkan

(18)

Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern ini adat

merariq masih terus dilakukan oleh masyarakat dan khususnya di Lombok

Tengah di desa Batunyala. Masyarakat disini sangat memegang teguh tradisi

tersebut sampai sekarang meski terdapat perbedaan dengan merariq di zaman

dahulu akan tetapi upacara-upacara yang dilakukan dalam adat merariq masih

dilakukan oleh masyarakat hanya yang berbeda tata cara di dalam melakukan

merariq itu saja. Hal inilah yang menarik untuk diteliti dari merariq ini yaitu

bagaimana konsep tata cara dalam adat merariq yang dapat mengatur

sedemikian rupa konsep berpikir masyarakat untuk masih mempertahankan dan

menerima merariq dibandingkan dengan keadaan sekarang yang serba maju.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “ Tradisi Merariq Pada Masyarakat Desa

Batunyala Lombok Tengah”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosesi pelaksanaan merariq pada masyarakat desa Batunyala

Lombok Tengah

2. Apa makna tradisi merariq bagi masyarakat di desa Batunyala Lombok

Tengah

3. Apa faktor yang menyebabkan tradisi merariq masih dilakukan sampai

(19)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui prosesi pelaksanaan tradisi merariq pada masyarakat

di desa Batunyala Lombok Tengah.

2. Untuk mengetahui makna tradisi merariq pada masyarakat di desa Batu

nyala Lombok Tengah.

3. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan tradisi merariq masih

dilakukan sampai sekarang pada masyarakat di desa Batunyala Lombok

Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan atau manfaat baik

itu secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis: Untuk mengembangkan disiplin ilmu sosioliogi,

khususnya dan dapat memperkaya wawasan secara ilmiah tentang tradisi

dan adat-istiadat dalam Merariq.

2. Secara Praktis : hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi

masyarakat serta dapat menjadi penambah pengetahuan bagi para

mahasiswa di bidang sosiologi.

E. Penelitian Terdahulu

Untuk dapat melakukan penelitian tentang tradisi merariq, maka

disini diperlukan bantuan para penulis terdahulu. Sejauh ini penelitian

ilmiah tentang merariq masih sulit ditemukan, akan tetapi dari penelitian

dibawah ini dapat memberikan gambaran tentang tradisi merariq yang ada

(20)

Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Adnan, tahun 2004 dengan

judul Tesis “Pergeseran Nilai-nilai Adat Merariq Pada Masyarakat Suku

Sasak Lombok (Studi Pada Kecamatan Ampenan, Kota Mataram Provinsi

Nusa Tenggara Barat)”.

Adapun hasil yang didapatkan yaitu ada beberapa yang

menyebabkan pergeseran nilai-nilai adat merariq pada masyarakat

Ampenan yaitu kuatnya pengaruh agama islam yang telah memberikan

pedoman-pedoman baru dalam masyarakat suku sasak, kemudian tingkat

pendidikan yang membawa transformasi ilmu pengetahuan pada masyarakat

suku sasak, pengetahuan ini mendobrak pemahaman yang ada selama ini

mengenai tata cara perkawinan, kemudian ada faktor akulturasi budaya yang

merupakan dampak yang dibawa oleh para pendatang ke dalam lingkungan

suku sasak terutama oleh para pendatang suku bugis dan jawa yang

mengenal adat pelamaran, sehingga hal-hal tabu dalam pelamaran yang

dipandang selama ini dapat terkikis oleh konsep-konsep pendatang ini.

Sedangkan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu di

dalam penelitian yang dilakukan di desa Batunyala ini, masyarakat sampai

sekarang masih melakukan tradisi merariq meskipun dari segi tata cara yang

dilakukan berbeda, akan tetapi makna dari merariq masih ditanamkan oleh

masyarakat, sehingga tradisi merariq justru masih dipertahankan di desa

Batunyala dan berbeda dengan di kota Ampenan yang dilakukan oleh

peneliti di atas, dimana nilai merariq sudah mulai bergeser dalam

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kemampuan bahasa verbal anak kelompok A TK Plus At Taqwa kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan dengan indikator (B.1) Menjawab pertanyaan tentang

Rencana Strategis Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai Tahun.. 2016-2021 juga sebagai pedoman dalam mengatasi isu-isu strategis

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisa bioekonomi perikanan sumberdaya udang dogol ( Metapenaeus monoceros ) di perairan Cirebon. Model Bioekonomi merupakan

kelapa sawit yang ditumbuhi LCC MB memiliki kapasitas tukar kation lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang dibersihkan LCC MB.) Nilai KTK tanah yang lebih

Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan lebar karapas dan berat tubuh kepiting bakau yang tertangkap pada stasiun pengamatan baik dikawasan laguna, muara, dan

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit akut akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina.Kasus DBD di Kabupaten Kudus

Temuan ini mendukung signaling theory yang menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik bahwa investor akan merespon positif

Analisis data yang telah dilakukan akhirnya akan memudahkan penulis menarik kesimpulan dari pengaruh lebar retak dan non-conductive coating terhadap pengujian dengan