• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORANG TUA DALAM MELATIH ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA ANAK RETARDASI MENTAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN ORANG TUA DALAM MELATIH ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA ANAK RETARDASI MENTAL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan YME, yang harus dijaga, dirawat dan diberi bekal sebaik-baiknya bagaimanapun kondisi anak tersebut ketika dilahirkan. Orangtua akan merasa senang dan bahagia apabila anak yang dilahirkan

memiliki kondisi fisik dan psikis yang sempurna. Sebaliknya, orangtua akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak sempurna atau

mengalami hambatan perkembangan.

Retardasi mental merupakan istilah yang sering dipakai untuk mengganti cacat mental yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan mengalami perkembangan yang tidak normal. Adanya kelainan atau gangguan fungsi fisik mental, emosional, tingkah laku, atau kondisi khusus sehingga anak tersebut mengalami hambatan dalam menjalankan fungsi sosialnya ataupun menjaga kesehatan dirinya, dimana anak tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan yang khusus agar dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik.

Retardasi mental merupakan kecacatan yang sering terjadi pada anak.Anak retardasi mental memperlihatkan fungsi intelektual dan kemampuan dalam perilaku adaptif di bawah usianya sehingga anak yang mengalami retardasi mental kurang mampu mengembangkan keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki anak usianya. Anak retardasi mental mengalami kesulitan dalam membina hidup sehari-hari (yang berkaitan dengan mengurus diri, menolong diri, merawat diri), masalah penyelesaian diri (meliputi kemampuan komunikasi dan sosialisasi yang berkaitan dengan masalah dalam hubunganya dengan kelompok maupun individu di

sekitarnya).

Keterbatasan yang dimiliki anak retardasi mental membuat mereka kurang

mampu mengembangkan keterampilan dalam beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungan. Maka peranan orangtua dan keluarga sangat dibutuhkan karena keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dalam kehidupan manusia tempat belajar

(2)

Keterampilan yang dipelajari anak memang sebagian bergantung pada kesiapan dan kesempatan yang diberikan untuk mempelajari bimbingan yang diperoleh dalam menguasai keterampilan tersebut secara efektif. Apabila anak tidak diberikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan tertentu, perkembangannya sudah memungkinkan dan ingin melakukannya karena berkembanganya keinginan untuk mandiri, maka mereka tidak saja kurang memiliki dasar keterampilan yang telah dipelajari oelh teman-teman sebayanya tetapi juga akan kurang memiliki

motivasi untuk mempelajari keterampilan pada saat diberikan kesempatan (Hurlock, 1996).

Orangtua sebagai orang pertama dan utama dalam perkembangan anak retardasi mental tentunya sangat berperan dalam mengarahkan dan melatih sehingga mencapai perkembangan yang optimal. Orangtua menjadi tokoh utama dalam melatih anak retardasi mental untuk terampil dalam melakukan aktivitas sehari-harinya agar menjadi mandiri.

Peran orangtua dalam memberikan pengasuhan dan pelatihan keterampilan sangat berpengaruh dalam kemandirian anak retardasi mental. Ada hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mengasuh anak retardasi mental seperti : kesabaran, perhatian dan pengertian. Hal – hal seperti melatih keterampilan dan membiasakan pola hidup sehat secara terus – menerus merupakan hal yang berpengaruh dalam membentuk sikap dan peningkatan keterampilan ADL pada anak itu sendiri. Banyaknya penderita retardasi mental yang masih liar dan belum mendapatkan pengasuhan untuk memenuhi kebutuhan ADL dan pelatihan keterampilan ADL secara mandiri mengakibatkan kemunduran perilaku.

Activity of Daily Living (ADL) atau keterampilan dalam kegiatan kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan yang tidak bisa lepas bagi setiap orang. Kegiatan ini

dilakukan secara rutinitas dari bangun di pagi hari sampai tidur lagi di malam hari. Bagi orang normal, kegiatan ini tidak sulit dilakukan. Dengan mudah dapat meniru

atau mencontoh gerakan-gerakan orang disekitarnya yang sedang melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, tanpa mengalami hambatan. Namun bagi anak penderita retardasi mental, hal ini merupakan kegiatan yang tidak mudah dan

(3)

sedang dilakukan oleh orang yang berada di sekitarnya. Untuk dapat memiliki dan menguasai keterampilan dalam kegiatan kehidupan sehari-hari, anak retardasi mental ini harus dilatih secara berulang agar dapat melakukan aktivitasnya sendiri nantinya (Gabe, 2008).

Keterampilan ADL merupakan materi keterampilan yang mempunyai tujuan untuk membiasakan kemampuan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga dalam pelatihannyapun tidak sekedar ceramah tetapi diperlukan suatu

model pelatihan yang tepat bagi anak retardasi mental agar dapat dengan mudah menerima keterampilan yang diberikan (Marlina, 2009).

Pada anak retardasi mental dalam menjalani aktivitas sehari-harinya (ADL) dibutuhkan keterampilan yang dilatih oleh orangtua atau keluarga. Contohnya pada anak retardasi mental, ada yang sudah mampu berjalan bahkan mungkin berlari, tetapi juga ada yang mengalami kesulitan ketika mengenakan pakaian, sepatu, makan, mengurus kebersihan diri seperti, mandi, menggosok gigi dll. Anak seperti ini seringkali harus diberikan pelatihan keterampilan agar bisa mandiri sehingga tidak selalu bergantung pada orang lain. Orangtua perlu melatih anak dalam berbagai keterampilan sederhana terutama menolong dirinya sendiri (Mumpuni, 1996).

Sebenarnya anak retardasi mental dapat dibina dan dilatih untuk dapat memenuhi kebutuhan ADL secara mandiri, dengan adanya peran dari orangtua yang melatih dan memberikan pengasuhan secara terus menerus maka anak tersebut akan dapat memenuhi kebutuhan ADL sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dan ketabahan yang merupakan sifat penting yang dimiliki setiap orangtua yang ingin membantu melatih keterampilan dalam menjalankan aktivitas anak, terutama anak yang mengalami retardasi mental yang selama ini menjadi permasalahan orangtua dalam menghadapi anak tersebut.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang ada tersebut maka peneliti ingin mengetahui bagaimanakah peran orangtua dalam membantu melatih keterampilan

(4)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana peran orangtua dalam melatih ADL (Activity of Daily Living) pada anak retardasi mental?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran orangtua dalam

melatih ADL (Activity of Daily Living) pada anak retardasi mental.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi orangtua yang memiliki anak retardasi mental sedang, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi ataupun dapat sedikit membantu memberikan gambaran dalam melatih keterampilan merawat diri pada anak retardasi mental.

2. Bagi guru sebagai pengganti orangtua di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang memiliki murid didik anak retardasi mental, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan sehingga diharapkan guru dapat membantu orangtua dalam melatih keterampilan anak pada saat berada di sekolah.

3. Bagi lembaga pendidikan (SLB) sebagai tempat belajar anak-anak yang menderita gangguan mental dapat meningkatkan perhatian dalam upaya melatih siswa-siswanya untuk terampil dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya.

4. Bagi masyarakat, semoga dapat memberikan sedikit gambaran tentang kehidupan anak retardasi mental dalam menjalankan aktivitasnya sehingga

(5)

PERAN ORANG TUA DALAM MELATIH ADL

(

ACTIVITY OF DAILY LIVING

)

PADA ANAK RETARDASI MENTAL

SKRIPSI

Disusun oleh :

RAHMI WIDYANINGRUM 06810096

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(6)

PERAN ORANG TUA DALAM MELATIH ADL

(

ACTIVITY OF DAILY LIVING

)

PADA ANAK RETARDASI MENTAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Disusun oleh :

RAHMI WIDYANINGRUM 06810096

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)
(8)
(9)
(10)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyeleseikan skripsi dengan judul “Peran Orang Tua Dalam Melatih ADL (Activity Of Daily Living) Pada Anak Retardasi Mental”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dra. Siti Suminarti Fasikhah M.Si dan Yuni Nurhamida S.psi, M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyeleseikan skripsi ini dengan baik.

3. Ari Firmanto S.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan member pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmu kepada penulis, hingga akhirnya dapat menyeleseikan skripsi ini.

5. Ayahku yang selalu memberikan dukungan, doa dan kasih sayang yang tiada henti sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyeleseikan skripsi ini dan untuk alm. Ibuku yang menjadi sumber kekuatanku, miss you.

6. Kakak-kakakku “ Wiwit, Sari, Tupik, Didot dan Rani” yang telah memberikan semangat dan selalu mendukung penulis dalam menyeleseikan skripsi ini.

7. “Syaifullah M.” yang selalu memberikan semangat dan selalu menghibur penulis sehingga termotivasi untuk menyeleseikan skripsi ini.

8. Teman-teman “Gila”ku, Ipin, Mbak Sely, Anis dan Indri yang telah memberikan

(11)

9. Teman-teman Kostku “Mbk Prita, Priska, Winda, Rista, Ratna, Wulan dan Ummi” yang selalu mendukung dan memberi semangat penilis selama menyeleseikan skripsi.

10. Teman-teman bimbinganku “Galuh, Nana, Indira, dan lain-lain” yang saling memberikan semangat dan dukungan satu sama lain selama menyeleseikan skripsi ini.

11. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2006, khususnya kelas B terimakasih

atas kebersamaan yang pernah kita lalui bersama selama kuliah.

12. Keempat subjek atas kerjasamanya dalam membantu penelitian ini, memberikan

informasi dan data yang diperlukan peneliti.

Penulis menyadari tidak ada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

(12)

DAFTAR ISI

3. Peran orangtua dari anak berkebutuhan khusus ... 8

B. ADL (activity of daily living) ... 11

1. Pengertian retardasi mental ... 15

2. Klasifikasi retardasi mental ... 16

3. Penyebab retardasi mental ... 20

4. Karakteristik penderita retardasi mental ... 22

(13)

BAB III METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian ... 24

B. Batasan Istilah... 24

C.Subjek Penelitian ... 26

D.Metode Pengumpulan Data ... 26

E. Tahap-tahap Penelitian ... 28

F. Analisa Data Penelitian ... 28

G.Keabsahan Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Subjek Penelitian ... 32

1. Identitas subjek penelitian ... 32

2. Deskripsi anak pada masing-masing pasangan ... 32

B. Deskripsi Data ... 33

C.Analisis Data... 43

D.Pembahasan ... 52

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 4.1 : Deskripsi identitas subjek penelitian ... 32

Tabel 4.2 : Gambaran peran ibu subjek E ... 42

Tabel 4.3 : Gambaran peran ayah subjek AS ... 44

Tabel 4.4 : Gambaran peran ibu subjek P ... 47

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran A ... 62

Lampiran B ... 66

Lampiran C ... 67

(16)

DAFTAR PUSTAKA Keluarga.Jakarta: PT. Bpk Gunung Mulia.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga

---(1992). Psikologi perkembangan anak jilid 2, Edisi Keenam. Alih Bahasa : dr. Med Meitasari Tjandrasa. Jakarta : Erlangga

Keputusan Menteri Sosial RI. No. 13 / HUK / KEP / III / 1993. (1994). tentang Perubahan Penyebutan Penderita Retardasi Mental. Jakarta

Lumbantobing, S.M. (2006). Anak dengan mental terbelakang. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Maramis, W.F. (1994). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya : Airlangga U.P.

Moleong, L.J. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Silalahi, K. (2010). Keluarga indonesia aspek dan dinamika zaman. Jakarta : Rajawali Pers

Somantri, S. (2006). Psikologi anak luar biasa. Bandung : PT Refika Aditama

Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta

Wahyuni, S. (2005). Peran orangtua dalam membantu kemasakan sosial anak retardasi mental : Skripsi Malang Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan terhadap intensitas penyakit busuk batang yang disebabkan oleh S.rolfsii pada berbagai konsentrasi inokulum dilihat pada Tabel 3... Persentase

Mengenai kebenaran beliau, Hadrat Masih Mau'ud ‘alaihis salaam menulis: 'Aku melihat bahwa orang yang mau mengikuti alam dan hukum alam telah diberikan kesempatan bagus oleh

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Without whom none of mg oucceoo woitld Be.. Di Indonesia diare masih merupakan masalah kesehatan karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Tatalaksana diare diantaranya

Lingkungan sekitar kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon menganggap bahwa mahasiswa yang tinggal di pondok pesantren dianggap lebih baik dalam segala hal, terutama

Dakwah persuasif yang dilakukan antara da’i dan mad’u dalam tahap ketiga ini adalah mulai terbuka satu sama lain karena sudah saling mengenal, dan tahap ini sudah masuk

Dari hasil penelitian yang didapat, waktu tunggu pelayanan resep obat berdasarkan jenis resep di Apotek Panacea Kupang yaitu waktu tunggu pelayanan resep obat berdasarkan

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik pada pasangan usia subur (PUS) di