PENGARUH PEMBERIAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L) TERFERMENTASI DALAM RANSUM
TERHADAP BERAT KARKAS, ORGAN DALAM
SERTA HISTOPATOLOGI HATI DAN
GINJAL AYAM BROILER
SKRIPSI
NINIK ISTICHOMAH
PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
RINGKASAN
Ninik Istichomah. D24103030. Pengaruh Pemberian Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Terfermentasi dalam Ransum terhadap Berat Karkas, Organ Dalam serta Histopatologi Hati dan Ginjal Ayam Broiler. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Sumiati, MSc.
Pembimbing Anggota : drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D
Menurut Aregheore et al (2003), meskipun bungkil biji jarak pagar (tanpa kulit) memiliki kandungan protein kasar lebih tinggi (53%-58%) dari bungkil kacang kedelai (46%), bungkil biji jarak pagar beracun karena mengandung zat curcin dan
phorbolester sehingga tidak bisa dijadikan pakan ternak tanpa diolah terlebih dahulu. Perlakuan fermentasi dengan kapang Rhizopus oligosporus terhadap bungkil biji jarak pagar diharapkan dapat meningkatkan nilai nutrisinya, dari yang semula bersifat toksik (meracuni) karena adanya curcin dan phorbolester menjadi bahan baku yang bernilai gizi lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L) terfermentasi dalam ransum terhadap berat karkas, organ dalam serta histopatologi hati dan ginjal. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 ekor ayam broiler yang diambil dari 72 ekor ayam broiler yang sebelumnya telah dipelihara mulai umur satu hari (Day old chick/DOC) sampai umur 5 minggu. Ransum perlakuan yaitu : R0 = Ransum dengan 0% bungkil biji jarak pagar terfermentasi, R1 = Ransum dengan 3% bungkil biji jarak pagar terfermentasi, R2 = Ransum dengan 6% bungkil biji jarak pagar terfermentasi, R3 = Ransum dengan 9% bungkil biji jarak pagar terfermentasi.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 ulangan dan setiap ulangan (unit percobaan) terdiri dari 6 ekor ayam. Data yang diperoleh dianalisa dengan sidik ragam (ANOVA/Analysis of Variance) dan hasil yang berbeda nyata diuji lanjut dengan Uji Jarak Duncan, Polinomial Ortogonal dan Uji Regresi (Steel dan Torrie, 1993). Data histopatologi hati dan ginjal dianalisa secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk skoring.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 9% bungkil biji jarak pagar
(Jatropha curcas L) terfermentasi nyata (P<0,05) menurunkan persentase berat karkas. Pemberian bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L) terfermentasi sebanyak 6-9% dalam ransum nyata (P<0,05) meningkatkan persentase berat
proventrikulus, usus halus dan seka, serta sangat nyata (P<0,01) meningkatkan persentase berat gizzard, panjang relatif usus halus dan seka. Semakin tinggi taraf pemberian bungkil biji jarak pagar semakin cepat terjadi kematian. Pemberian bungkil biji jarak pagar menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
ABSTRACT
Effects of fermented Jatropha curcas L meal in the broiler diet on weight percentage of carcass, internal organ and
histopathology of liver and kidney N. Istichomah, Sumiati, and A. Setiyono
Jatropha curcas L meal contains high crude protein, but this can not be used properly because of curcin and phorbolester contained in the meal that interfere the protein synthesis in the body. To overcome this problem, a detoxification process of
Jatropha curcas L meal is needed. This research was conducted to observe the effect of fermented Jatropha curcas L meal in the diet on carcass weight, internal organ and histopathology of liver and kidney. The research used 72 broilers Ross strain which were reared for five weeks. At the end of the experiment, 24 chickens were slaughtered to measure the parameters observed. The experiment used Compeletely Randomized Design with 4 treatments and 3 replications. The treatment diet were : R0 (0% fermented Jatropha curcas L meal), R1 (3% fermented Jatropha curcas L
meal), R2 (6% fermented Jatropha curcas L meal) and R3 (9% fermented Jatropha curcas L meal). The data were analyzed using ANOVA (Analysis of Variance) and the significant differences between treatments were further tested by Duncan multiple range. The results showed that using 9% fermented Jatropha curcas L meal in the diets significantly (P<0.05) decreased carcass percentage. Using 6-9% fermented Jatropha curcas L meal in the diets significantly (P<0.05) increased percentage of proventriculus, small intestine and caeca and highly significantly (P<0.01) increased the gizzard, length of intestine and caeca. Fed fermented
Jatropha curcas L meal 3-9% in the diets caused the damage of liver and kidney.
Key word: Jatropha curcas L meal, fermentation, internal organ, histopathology, broiler
PENGARUH PEMBERIAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L) TERFERMENTASI DALAM RANSUM
TERHADAP BERAT KARKAS, ORGAN DALAM
SERTA HISTOPATOLOGI HATI DAN
GINJAL AYAM BROILER
NINIK ISTICHOMAH D24103030
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
PENGARUH PEMBERIAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L) TERFERMENTASI DALAM RANSUM
TERHADAP BERAT KARKAS, ORGAN DALAM
SERTA HISTOPATOLOGI HATI DAN
GINJAL AYAM BROILER
Oleh :
NINIK ISTICHOMAH D24103030
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada Tanggal 3 Juli 2007
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Dr. Ir. Sumiati, MSc. drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D.
NIP. 131 624 182 NIP. 131 760 847
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1985 di Grobogan Jawa Tengah. Penulis adalah anak keempat dari lima bersaudara dari ayah yang bernama Suwandi dan ibunda Sri Mulyati.
Pendidikan dimulai dari TK Dharma Wanita 02 Kandangan Purwodadi pada tahun 1991, kemudian dilanjutkan di Sekolah dasar dan diselesaikan pada tahun 1997 di SD Negeri 03 Kandangan Purwodadi. Pendidikan Lanjutan Menengah Pertama diselesaikan pada tahun 2000 di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Toroh dan Pendidikan Lanjutan Menengah Atas diselesaikan pada tahun 2003 di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purwodadi. Pada Tahun 2003 Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI).
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rakhmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Pengaruh Pemberian Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Terfermentasi dalam Ransum terhadap Berat Karkas, Organ Dalam serta Histopatologi Hati dan Ginjal Ayam Broiler ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis yang dimulai pada bulan September sampai Desember 2006 di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi (BFMN), Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan dan Laboratorium Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L) merupakan limbah industri pertanian dari proses pengolahan minyak jarak pagar. Dengan adanya program penanaman jarak pagar pada jutaan hektar lahan di Indonesia untuk produksi minyak biodisel, maka produksi yang sangat banyak dari limbah ini menyebabkan perlu adanya pemanfaatan. Bungkil biji jarak pagar berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena mengandung kadar protein kasar yang tinggi. Kendala penggunaan bungkil biji jarak pagar sebagai pakan adalah anti nutrisi, curcin dan
phorbolester. Bungkil biji jarak pagar yang difermentasi dengan kapang Rhizopus oligosporus diharapkan dapat meningkatkan nilai nutrisinya, dari yang semula bersifat toksik (meracuni) menjadi bahan baku yang bernilai gizi lebih baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran dari berbagai kalangan untuk perbaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut berperan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Juli, 2007
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan segala limpahan nikmat, rahmat, hidayah serta inayahNYA, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Ir. Sumiati, MSc. dan drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D. sebagai dosen pembimbing atas segala bimbingannya selama penelitian hingga penulisan skripsi.
Kepada Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS. selaku dosen penguji seminar, Dr. Despal S.Pt., MSc. Agr. dan Ir. H. Niken Ulupi MSi. selaku dosen penguji sidang terima kasih atas segala masukkannya. Kepada Dr. Ir. Rita Mutia, MAgr. sebagai dosen pembimbing akademik terima kasih banyak atas dorongan dan bimbingannya kepada penulis selama menempuh kuliah di IPB.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada Ibunda Sri Mulyati dan Ayahanda Suwandi tercinta, Kak M. Bambang Nurhuda, M. Arip Prastiyanto, Nunung Khoiriyah, Chandra, Endah dan adikku Sudirman Sakti Utomo tersayang serta keluarga besar di Jakarta dan Purwodadi atas doa, kasih sayang, semangat, perhatian dan dukungannya hingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada DUE-like Departemen Ilmu nutrisi dan Teknologi Pakan IPB yang telah mendanai penelitian ini, kepada Pak Jay, Pak Rahmad, Pak albet, Pak Yadi, Bu Lanjarsih, Bu Yani dan Bu Dian atas bantuannya selama penelitian. Rekan sepenelitian Farhan, Wahyu, Ima, Ella, Putri 39, serta tim Jarak Pagar (Penpen, Ghie, Uly, Opie dan lydia) terima kasih atas kerjasama dan pengertiannya. Rennong, Ikok, Nur, Eprinno, Nunce, Irma, Fuji, Tyas, Nurman, Herlina, Ayu, Iif, Rizki, Vita, Wida, Nuari, Yulita, Budi, Alif, Yuli 39, Risma 39, dan teman-teman Nutrisi 40 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas persahabatan, persaudaran dan ukhuwah selama ini. Meita, Indah, Boty, diyah dan semua penghuni Pandok Sabrina Bateng dari angkatan 38 sampai 42 atas kebersamaannya dan semoga ukhuwah kita terus terjaga.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Juli 2007
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ... ii
ABSTRACT ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Perumusan Masalah ... 2
Tujuan ... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L) ... 3
Phorbolester ... 5
Curcin ... 6
Detoksifikasi Bungkil Biji Jarak Pagar ... 7
Karkas Ayam Broiler ... 9
Organ Dalam ... 9
Gizzard ... 9
Jantung ... 9
Hati ... 10
Ginjal ... 11
Limpa ... 12
Empedu ... 12
Pankreas ... 12
Usus Halus dan Seka ... 13
METODE ... 14
Lokasi dan Waktu ... 14
Materi ... 14
Ternak ... ... 14
Kandang dan Peralatan ... ... 14
Ransum ... 14
Vitamin dan Vaksin ... 15
Rancangan ... 16
Perlakuan ... 16
Model ... 17
Prosedur ... 19
Fermentasi Bungkil Biji Jarak Pagar ... 19
Pembuatan Preparat Histopatologi... 20
Persiapan Kandang dan Pemeliharaan ... 23
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24
Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Berat karkas dan Organ Dalam ... 24
Persentase Berat Karkas ... 25
Persentase Berat Hati, Gizzard, Jantung dan Proventrikulus 26 Persentase Berat Empedu, Limpa, Ginjal dan Pankreas ... 29
Persentase Berat Usus Halus dan Seka ... 32
Panjang Relatif Usus Halus dan Seka ... 35
Histopatologi Hati dan Ginjal ... 37
Hati ... 37
Ginjal ... 41
KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
Kesimpulan ... 44
Saran ... 44
UCAPAN TERIMA KASIH ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
PENGARUH PEMBERIAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L) TERFERMENTASI DALAM RANSUM
TERHADAP BERAT KARKAS, ORGAN DALAM
SERTA HISTOPATOLOGI HATI DAN
GINJAL AYAM BROILER
SKRIPSI
NINIK ISTICHOMAH
PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
RINGKASAN
Ninik Istichomah. D24103030. Pengaruh Pemberian Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Terfermentasi dalam Ransum terhadap Berat Karkas, Organ Dalam serta Histopatologi Hati dan Ginjal Ayam Broiler. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Sumiati, MSc.
Pembimbing Anggota : drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D
Menurut Aregheore et al (2003), meskipun bungkil biji jarak pagar (tanpa kulit) memiliki kandungan protein kasar lebih tinggi (53%-58%) dari bungkil kacang kedelai (46%), bungkil biji jarak pagar beracun karena mengandung zat curcin dan
phorbolester sehingga tidak bisa dijadikan pakan ternak tanpa diolah terlebih dahulu. Perlakuan fermentasi dengan kapang Rhizopus oligosporus terhadap bungkil biji jarak pagar diharapkan dapat meningkatkan nilai nutrisinya, dari yang semula bersifat toksik (meracuni) karena adanya curcin dan phorbolester menjadi bahan baku yang bernilai gizi lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L) terfermentasi dalam ransum terhadap berat karkas, organ dalam serta histopatologi hati dan ginjal. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 ekor ayam broiler yang diambil dari 72 ekor ayam broiler yang sebelumnya telah dipelihara mulai umur satu hari (Day old chick/DOC) sampai umur 5 minggu. Ransum perlakuan yaitu : R0 = Ransum dengan 0% bungkil biji jarak pagar terfermentasi, R1 = Ransum dengan 3% bungkil biji jarak pagar terfermentasi, R2 = Ransum dengan 6% bungkil biji jarak pagar terfermentasi, R3 = Ransum dengan 9% bungkil biji jarak pagar terfermentasi.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 ulangan dan setiap ulangan (unit percobaan) terdiri dari 6 ekor ayam. Data yang diperoleh dianalisa dengan sidik ragam (ANOVA/Analysis of Variance) dan hasil yang berbeda nyata diuji lanjut dengan Uji Jarak Duncan, Polinomial Ortogonal dan Uji Regresi (Steel dan Torrie, 1993). Data histopatologi hati dan ginjal dianalisa secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk skoring.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 9% bungkil biji jarak pagar
(Jatropha curcas L) terfermentasi nyata (P<0,05) menurunkan persentase berat karkas. Pemberian bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L) terfermentasi sebanyak 6-9% dalam ransum nyata (P<0,05) meningkatkan persentase berat
proventrikulus, usus halus dan seka, serta sangat nyata (P<0,01) meningkatkan persentase berat gizzard, panjang relatif usus halus dan seka. Semakin tinggi taraf pemberian bungkil biji jarak pagar semakin cepat terjadi kematian. Pemberian bungkil biji jarak pagar menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
ABSTRACT
Effects of fermented Jatropha curcas L meal in the broiler diet on weight percentage of carcass, internal organ and
histopathology of liver and kidney N. Istichomah, Sumiati, and A. Setiyono
Jatropha curcas L meal contains high crude protein, but this can not be used properly because of curcin and phorbolester contained in the meal that interfere the protein synthesis in the body. To overcome this problem, a detoxification process of
Jatropha curcas L meal is needed. This research was conducted to observe the effect of fermented Jatropha curcas L meal in the diet on carcass weight, internal organ and histopathology of liver and kidney. The research used 72 broilers Ross strain which were reared for five weeks. At the end of the experiment, 24 chickens were slaughtered to measure the parameters observed. The experiment used Compeletely Randomized Design with 4 treatments and 3 replications. The treatment diet were : R0 (0% fermented Jatropha curcas L meal), R1 (3% fermented Jatropha curcas L
meal), R2 (6% fermented Jatropha curcas L meal) and R3 (9% fermented Jatropha curcas L meal). The data were analyzed using ANOVA (Analysis of Variance) and the significant differences between treatments were further tested by Duncan multiple range. The results showed that using 9% fermented Jatropha curcas L meal in the diets significantly (P<0.05) decreased carcass percentage. Using 6-9% fermented Jatropha curcas L meal in the diets significantly (P<0.05) increased percentage of proventriculus, small intestine and caeca and highly significantly (P<0.01) increased the gizzard, length of intestine and caeca. Fed fermented
Jatropha curcas L meal 3-9% in the diets caused the damage of liver and kidney.
Key word: Jatropha curcas L meal, fermentation, internal organ, histopathology, broiler
PENGARUH PEMBERIAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L) TERFERMENTASI DALAM RANSUM
TERHADAP BERAT KARKAS, ORGAN DALAM
SERTA HISTOPATOLOGI HATI DAN
GINJAL AYAM BROILER
NINIK ISTICHOMAH D24103030
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
PENGARUH PEMBERIAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR
(Jatropha curcas L) TERFERMENTASI DALAM RANSUM
TERHADAP BERAT KARKAS, ORGAN DALAM
SERTA HISTOPATOLOGI HATI DAN
GINJAL AYAM BROILER
Oleh :
NINIK ISTICHOMAH D24103030
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada Tanggal 3 Juli 2007
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Dr. Ir. Sumiati, MSc. drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D.
NIP. 131 624 182 NIP. 131 760 847
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1985 di Grobogan Jawa Tengah. Penulis adalah anak keempat dari lima bersaudara dari ayah yang bernama Suwandi dan ibunda Sri Mulyati.
Pendidikan dimulai dari TK Dharma Wanita 02 Kandangan Purwodadi pada tahun 1991, kemudian dilanjutkan di Sekolah dasar dan diselesaikan pada tahun 1997 di SD Negeri 03 Kandangan Purwodadi. Pendidikan Lanjutan Menengah Pertama diselesaikan pada tahun 2000 di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Toroh dan Pendidikan Lanjutan Menengah Atas diselesaikan pada tahun 2003 di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purwodadi. Pada Tahun 2003 Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI).
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rakhmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Pengaruh Pemberian Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Terfermentasi dalam Ransum terhadap Berat Karkas, Organ Dalam serta Histopatologi Hati dan Ginjal Ayam Broiler ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis yang dimulai pada bulan September sampai Desember 2006 di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi (BFMN), Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan dan Laboratorium Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L) merupakan limbah industri pertanian dari proses pengolahan minyak jarak pagar. Dengan adanya program penanaman jarak pagar pada jutaan hektar lahan di Indonesia untuk produksi minyak biodisel, maka produksi yang sangat banyak dari limbah ini menyebabkan perlu adanya pemanfaatan. Bungkil biji jarak pagar berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena mengandung kadar protein kasar yang tinggi. Kendala penggunaan bungkil biji jarak pagar sebagai pakan adalah anti nutrisi, curcin dan
phorbolester. Bungkil biji jarak pagar yang difermentasi dengan kapang Rhizopus oligosporus diharapkan dapat meningkatkan nilai nutrisinya, dari yang semula bersifat toksik (meracuni) menjadi bahan baku yang bernilai gizi lebih baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran dari berbagai kalangan untuk perbaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut berperan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Juli, 2007
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan segala limpahan nikmat, rahmat, hidayah serta inayahNYA, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Ir. Sumiati, MSc. dan drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D. sebagai dosen pembimbing atas segala bimbingannya selama penelitian hingga penulisan skripsi.
Kepada Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS. selaku dosen penguji seminar, Dr. Despal S.Pt., MSc. Agr. dan Ir. H. Niken Ulupi MSi. selaku dosen penguji sidang terima kasih atas segala masukkannya. Kepada Dr. Ir. Rita Mutia, MAgr. sebagai dosen pembimbing akademik terima kasih banyak atas dorongan dan bimbingannya kepada penulis selama menempuh kuliah di IPB.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada Ibunda Sri Mulyati dan Ayahanda Suwandi tercinta, Kak M. Bambang Nurhuda, M. Arip Prastiyanto, Nunung Khoiriyah, Chandra, Endah dan adikku Sudirman Sakti Utomo tersayang serta keluarga besar di Jakarta dan Purwodadi atas doa, kasih sayang, semangat, perhatian dan dukungannya hingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada DUE-like Departemen Ilmu nutrisi dan Teknologi Pakan IPB yang telah mendanai penelitian ini, kepada Pak Jay, Pak Rahmad, Pak albet, Pak Yadi, Bu Lanjarsih, Bu Yani dan Bu Dian atas bantuannya selama penelitian. Rekan sepenelitian Farhan, Wahyu, Ima, Ella, Putri 39, serta tim Jarak Pagar (Penpen, Ghie, Uly, Opie dan lydia) terima kasih atas kerjasama dan pengertiannya. Rennong, Ikok, Nur, Eprinno, Nunce, Irma, Fuji, Tyas, Nurman, Herlina, Ayu, Iif, Rizki, Vita, Wida, Nuari, Yulita, Budi, Alif, Yuli 39, Risma 39, dan teman-teman Nutrisi 40 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas persahabatan, persaudaran dan ukhuwah selama ini. Meita, Indah, Boty, diyah dan semua penghuni Pandok Sabrina Bateng dari angkatan 38 sampai 42 atas kebersamaannya dan semoga ukhuwah kita terus terjaga.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Juli 2007
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ... ii
ABSTRACT ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Perumusan Masalah ... 2
Tujuan ... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L) ... 3
Phorbolester ... 5
Curcin ... 6
Detoksifikasi Bungkil Biji Jarak Pagar ... 7
Karkas Ayam Broiler ... 9
Organ Dalam ... 9
Gizzard ... 9
Jantung ... 9
Hati ... 10
Ginjal ... 11
Limpa ... 12
Empedu ... 12
Pankreas ... 12
Usus Halus dan Seka ... 13
METODE ... 14
Lokasi dan Waktu ... 14
Materi ... 14
Ternak ... ... 14
Kandang dan Peralatan ... ... 14
Ransum ... 14
Vitamin dan Vaksin ... 15
Rancangan ... 16
Perlakuan ... 16
Model ... 17
Prosedur ... 19
Fermentasi Bungkil Biji Jarak Pagar ... 19
Pembuatan Preparat Histopatologi... 20
Persiapan Kandang dan Pemeliharaan ... 23
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24
Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Berat karkas dan Organ Dalam ... 24
Persentase Berat Karkas ... 25
Persentase Berat Hati, Gizzard, Jantung dan Proventrikulus 26 Persentase Berat Empedu, Limpa, Ginjal dan Pankreas ... 29
Persentase Berat Usus Halus dan Seka ... 32
Panjang Relatif Usus Halus dan Seka ... 35
Histopatologi Hati dan Ginjal ... 37
Hati ... 37
Ginjal ... 41
KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
Kesimpulan ... 44
Saran ... 44
UCAPAN TERIMA KASIH ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Komposisi Kimia (% BK) dari Bungkil Biji Jarak Pagar... 4 2. Komposisi biji jarak pagar per 100 gram ... 5 3. Kandungan Nutrien Bungkil Biji Jarak Pagar ... 8 4. Susunan dan kandungan nutrisi dalam periode ransum starter
(umur 0-2 minggu) ... 15 5. Susunan dan kandungan nutrisi dalam ransum grower-finisher
(umur 2-5 minggu) ... 16 6. Rataan Persentase Berat Hidup, Karkas dan Organ Dalam Ayam
Broiler Umur 5 Minggu ... 24 7. Persentase Berat Usus Halus dan Seka Ayam Broiler
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Skema pemanfaatan jarak pagar(Jatropha curcas L) ... 3 2. Tingkat kemasakan buah jarak pagar berdasarkan warna kapsul ... 4
3. Struktur Kimia Phorbolester ... 6 4. Struktur kimia curcin (C20H24O3) ... 7
5. Grafik Persentase Berat Karkas Ayam Broiler Penelitian
(Umur 5 Minggu) ... 25 6. Grafik Persentase Berat Hati dan Gizzard Ayam Broiler
Penelitian (Umur 5 Minggu) ... 26 7. Grafik Persentase Berat Jantung dan Proventrikulus Ayam Broiler
Penelitian (Umur 5 Minggu) ... 27 8. Grafik Persentase Berat Empedu Ayam Broiler Penelitian
(Umur 5 Minggu) ... 29 9. Grafik Persentase Limpa, Ginjal dan Pankreas Ayam Broiler
Penelitian (Umur 5 Minggu) ... 30 10. Grafik Persentase Berat Duodenum, Jejunum, Ileum dan Seka Ayam
Broiler Penelitian Umur 5 Minggu ... 33 11. Grafik Panjang Relatif Usus Halus dan Seka Ayam Broiler
Penelitian (Umur 5 Minggu) ... 36 12. Histopatologi Organ Hati Ayam broiler penelitian ... 40 13. Infeksi Leucocytozoon Stadium Perkembangan pada
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Komposisi VITA STRESS yang Digunakan dalam Penelitian ... 50 2. Analisa Ragam Berat Hidup Broiler Umur 5 Minggu ... 50 3. Analisa Ragam Persentase BeratKarkas Broiler Umur
5 Minggu ... 50 4. Analisis Ragam Persentase BeratHati Broiler Umur
5 Minggu ... 51 5. Analisis Ragam Persentase BeratJantung Broiler Umur
5 Minggu ... ... 51 6. Analisis Ragam Persentase BeratProventrikulus Broiler Umur
5 Minggu ... ... 51 7. Analisis Ragam Persentase BeratGizzard Broiler Umur
5 Minggu ... 51 8. Analisis Ragam Persentase BeratEmpedu Broiler Umur
5 Minggu ... 52 9. Analisis Ragam Persentase BeratLimpa Broiler Umur
5 Minggu ... 52 10.Analisis Ragam Persentase BeratGinjal Broiler Umur
5 Minggu ... 52 11.Analisis Ragam Persentase BeratPankreas Broiler Umur
5 Minggu ... 52 12.Analisis Ragam Persentase BeratDuodenum Broiler Umur
5 Minggu ... 52 13.Analisis Ragam Persentase BeratJejunum Broiler Umur
5 Minggu ... 53 14.Analisis Ragam Persentase BeratIleum Broiler Umur
5 Minggu ... 53 15.Analisis Ragam Persentase BeratSeka Broiler Umur
5 Minggu ... 53 16.Analisis Ragam Panjang Relatif Duodenum (cm/100 g BB)
Broiler Umur 5 Minggu ... 53 17.Analisis Ragam Panjang Relatif Jejunum (cm/100 g BB)
Broiler Umur 5 Minggu ... 54 18.Analisis Ragam Panjang Relatif Ileum (cm/100 g BB)
Broiler Umur 5 Minggu ... 54 19.Analisis Ragam Panjang Relatif Seka (cm/100 g BB)
20.Rataan Skoring Histopatologi Hati dan Ginjal
PENDAHULUAN Latar Belakang
Tingginya harga pakan merupakan masalah yang dihadapi oleh para peternak di Indonesia, sehingga para peternak sering kali menderita kerugian. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya bahan baku pakan yang diimpor. Masalah tersebut dapat diatasi dengan upaya pemanfaatan bahan baku lokal. Salah satu potensi bahan baku pakan alternatif untuk unggas adalah limbah agroindustri dari pembuatan minyak biji jarak, yaitu bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L) yang tidak bersaing dengan manusia serta mempunyai kandungan nutrisi yang mencukupi kebutuhan. Dengan adanya program penanaman jarak pada jutaan hektar lahan di Indonesia maka produksi bungkil biji jarak di masa mendatang akan berlimpah.
Secara ekonomi, tanaman jarak pagar bisa dimanfaatkan seluruh bagiannya, mulai dari daun, buah, kulit batang, getah dan batangnya. Daun bisa diekstraksi menjadi bahan pakan ulat sutera dan obat-obat herbal. Kulit batang bisa juga diekstraksi menjadi tanin atau dijadikan bahan bakar lokal untuk kemudian dijadikan pupuk. Demikian juga bagian batang, bisa digunakan sebagai kayu bakar.
Potensi terbesar jarak pagar ada pada buah yang terdiri dari biji dan cangkang (kulit). Inti biji jarak pagar inilah yang menjadi bahan dasar pembuatan biodisel, sumber energi pengganti solar. Limbah dari pembuatan biodisel berupa bungkil biji jarak pagar. Minyak jarak pagar digunakan untuk penyabunan dengan hasil akhir berupa sabun dan hasil metanolisis/etanolisis berupa biodisel dan gliserin. Bungkil ekstraksi atau bungkil biji jarak pagar dapat menghasilkan pupuk dan sebagai bahan dasar biogas pengganti minyak tanah, serta setelah didetoksifikasi akan menghasilkan pakan ternak. Meski kadar proteinnya tinggi, bungkil biji jarak pagar beracun, karena mengandung zat curcin dan phorbolester sehingga tidak bisa dijadikan pakan ternak tanpa diolah terlebih dahulu.
2 Perubahan nilai gizi bungkil biji jarak pagar setelah mengalami proses fermentasi ini perlu diuji secara biologis, untuk menentukan kualitas nutrisinya secara akurat. Salah satu cara mengevaluasi kualitas nutrisi tersebut adalah dengan memanfaatkannya dalam campuran ransum terlebih dahulu, kemudian dilihat pengaruhnya terhadap berat karkas, organ dalam serta histopatologi hati dan ginjal ayam broiler.
Perumusan Masalah
Jatropha curcas L berpotensi sebagai pakan ternak yaitu sebagai sumber protein. Disamping ketersediaannya melimpah, pemanfaatannya juga tidak bersaing dengan manusia. Bungkil biji jarak pagar (tanpa kulit) memiliki kandungan protein kasar 53-58 %, lebih tinggi dari bungkil kacang kedelai, yaitu 46 % (Aregheore et al., 2003). Permasalahan yang ada adalah Jatropha curcas L mengandung curcin, phorbolester, lignin dan serat kasar yang tinggi, sehingga akan menghambat proses pencernaan zat makanan di dalam tubuh ternak.
Teknik pengolahan bungkil biji jarak pagar (jatropha curcas L) secara biologis yang difermentasi dengan menggunakan kapang Rhizopus oligosporus
diharapkan dapat meningkatkan nilai nutrisinya dari yang semula bersifat toksik menjadi bahan baku ransum bernilai gizi lebih baik.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L)
Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman jarak antara lain jarak
kepyar/kastor (Ricinus communis L), jarak bali (Jatropha podagrica), jarak ulung (Jatropha gossypifolia L), Jarak gurita (Jatropha multifida) dan jarak pagar (Jatropha curcas L). Diantara jenis tanaman jarak tersebut yang paling berpotensi sebagai penghasil minyak bakar adalah jarak pagar (Jatropha curcas L). Beberapa nama daerah (nama lokal) yang diberikan pada tanaman jarak pagar ini antara lain
jarak kosta, jarak budeg (Sunda), jarak gundul, jarak pager (Jawa), kalekhe paghar
(Madura), jarak pager (Bali), lulu mau, paku kase, jarak pageh (Nusa Tenggara),
kuman nema (Alor), jarak kosta, jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomone
(Sulawesi), ai huwa kamala, balacai, kadoto (Maluku) dan lainnya (Hariyadi, 2005).
Jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu. Produk utama yang dihasilkan tanaman jarak pagar adalah minyak yang
dihasilkan dari proses ekstraksi biji jarak dan produk limbahnya berupa bungkil biji
jarak yang dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ternak, bungkil (tanpa kulit)
ini mengandung protein yang sangat tinggi yaitu 53-58 % (Aregheore et al., 2003). Skema pemanfaatan Jatropha curcas L disajikan dalam Gambar 1. Bungkil jarak yang baru ditandai dengan warna hitam kecoklatan, bau agak gurih, bentuk seperti
pasir. Bungkil jarak yang sudah lama ditandai dengan warna keputih-putihan, bau
agak tengik dan menggumpal.
4 Tingkat kemasakan buah warna hijau tua memberikan kadar minyak paling
rendah yaitu 10,93%, dan tingkat kemasakan buah warna kuning memberikan kadar
minyak paling tinggi yaitu 29,38%. Warna kulit buah hijau kekuningan, kuning
kehitaman dan hitam memiliki kadar minyak berturut-turut sebagai berikut : 27,28%,
22,83% dan 23,68%. (Yeyen et al., 2006). Tingkat kemasakan buah jarak pagar berdasarkan warna kapsul disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Tingkat Kemasakan Buah Jarak Pagar Berdasarkan Warna Kapsul Komposisi kimia dari biji dan kulit pada Jatropha curcas berbeda. Biji dari Jatropha curcas terdiri dari lemak dan protein dengan kadar air dan abu yang rendah. Biji jarak pagar mengandung PK yang bervariasi antara 22,2-27,2%. Buah dari
pohon jarak pagar yang berumur 7 tahun pada sampel yang segar memiliki rasio biji
dengan kulit (63:37), PK (25,6%), lemak (57%) dan abu (3,4%). Kulit biji tersusun
atas serat (83% Neutral Detergent Fiber, 74% Acid Detergent Fiber dan 45% lignin)
dan PK yang sangat rendah (< 6%). Bungkil biji jarak pagar (tanpa kulit) memiliki
kandungan PK (57-64%), abu sekitar 10%, dan serat (NDF < 10% dan ADF < 7%)
(Makkar et al., 1997). Komposisi kimia bungkil Jatropha curcas dari berbagai varietas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia (% BK) dari Bungkil Biji Jarak Pagar
Varietas
Komponen Cape Verde Nicaragua Ife-Nigeria Non-toxic Mexico
Protein Kasar (%) 56,4 61,2 55,7 63,8
Lemak (%) 1,5 1,2 0,8 1,0
Abu (%) 9,6 10,4 9,6 9,8
NDF (%) 9,0 8,1 8,9 9,1
ADF (%) 7,0 6,8 5,6 5,7
ADL (%) 0,4 0,3 0,1 0,1
Energi Bruto (Kkal/kg) 4368 4392 4272 4320
5 Biji jarak pagar mengandung berbagai macam senyawa kimia seperti sukrosa,
rafinosa, stakiosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, protein, minyak (50-60 %),
toxalbumin curcin yang berbahaya dan asam oleat dan linoleat dalam jumlah besar.
Dua buah biji jarak pagar dapat berfungsi sebagai pencahar perut, sedangkan 4-5
buah biji jarak pagar dapat menimbulkan kematian terutama pada anak-anak (Duke
dan Atchley, 1983). Komposisi biji jarak pagar dapat dilihat pada Tabel 2. Selain
kandungan nutrisinya yang baik untuk ternak, juga terdapat beberapa anti nutrisi
yang menghambat penggunaannya antara lain lectin/curcin, phorbolester/diterpene esters, tanin, phytat, saponin dan anti trypsin (Makkar et al., 1997; Trabi et al., 1997). Oleh karena itu, pemberian bungkil biji jarak pagar tanpa pengolahan tidak
dapat diberikan pada ternak (Aregheore et al., 2003). Tabel 2. Komposisi Biji Jarak Pagar per 100 gram
Komponen Jumlah (gram)
Air
Protein
Minyak
Total Karbohidrat
Serat
Abu
6,6
18,2
38,0
33,5
15,5
4,5
Sumber : Duke dan Atchley (1983)
Phorbolester
Phorbolesters (phorbol-12-myristate 13-acetate) dikenal sebagai racun yang utama pada Jatropha curcas L (Makkar dan Becker, 1997). Phorbolester atau diterpene ester terutama terdapat pada biji dan akar jarak pagar (Heller, 1996). Diterpene ester tahan panas (heat stable) terdapat pada minyak yang masih tersisa pada bungkil, sebanyak ± 11% (Wink, 1993). Soerawidjaja (2005) melaporkan
bahwa minyak yang masih tersisa di dalam bungkildapat diambil sempurna dengan
cara ekstraksi dengan pelarut (paling umum: heksan). Bungkil ekstraksi bisa hanya
mengandung 0,1% minyak (efektifitas pengambilan minyak lebih dari 99,9%).
6
Gambar 3. Struktur Kimia Phorbolester
(http://www.giftpflanzen.com/euphorbia_leucodendron.html)
Phorbolester diketahui dapat mengaktivasi protien kinase C (PKC) yang sama dengan aktivitas diacyglycerol (DAG). Phorbolester meningkatkan affinitas PKC Ca2+ secara dramatis dan sulit untuk dimetabolisme (metabolically stable). Phorbolester dapat menyebabkan foliferasi dan diferensiasi sel yang tidak terkontrol (Asaoka et al., 1992). Phorbolester sebagai cocarcinogens/tumor promoters pada tikus (Heller, 1996).
Curcin
Felke (1913) adalah orang yang pertama kali menemukan isolat curcin. Curcin adalah serupa dengan ricin, protein beracun yang terdapat pada biji jarak pohon (Ricinus communis). Curcin atau lectin adalah fitotoxin atau toxalbumin yang memiliki molekul protein besar, kompleks dan sangat beracun, menyerupai struktur
dan fisiologis racun bakteri. Fitotoxin tidak tahan terhadap panas karenanya dapat
diukur dengan metode penguapan. Lectin merupakan protein yang berikatan secara spesifik dengan karbohidrat (Pfander, 1984 dalam Marni, 1991). Beberapa diantaranya sangat beracun bagi manusia dan ternak karena dapat menghambat
sintesis protein di dalam ribosom. Kandungan toxalbumin juga terdapat pada buah
7
Gambar 4. Struktur Kimia Curcin (C20H24O3) [www.prn2.usm.my] Detoksifikasi Bungkil Biji Jarak Pagar
Beberapa pengolahan yang telah dilaporkan antara lain pemanasan (Wink,
1993; Makkar dan Becker, 1997; Aderibigbe et al., 1997; Gross et al., 1997; Aregheore et al., 2003). Pemanasan 100oC selama 30 menit belum mampu menurunkan aktivitas lectin, namun pemasakan (disertai penguapan panas) selama 5
menit mampu mendeaktivasi lectin (Wink, 1993). Moist heat (121oC selama 30 menit) dapat menghambat aktivitas trypsin dan lectin sehingga meningkatkan kecernaan protein (Aregheore et al., 2003).
Pengolahan secara kimia dengan penambahan 4% NaOH dan 10% NaOCl
diikuti dengan pemanasan berhasil menurunkan kadar phorbolesters bungkil biji jarak varietas toxic dari 1,78 mg/g menjadi 0,13 mg/g. Pengolahan dengan 3,5%
NaOH tanpa NaOCl berhasil menurunkan phorbolesters menjadi 0,18 mg/g. Percobaan bungkil jarak yang diolah dengan cara kimia sebanyak 16% dalam ransum
menunjukkan respon tikus yang kurang baik yaitu konsumsi dan pertumbuhan
rendah. Disimpulkan bahwa kandungan phorbolester 0,13 mg/g belum dapat ditoleransi oleh ternak. Perlakuan pemanasan yang tinggi (121oC selama 30 menit)
dan dicuci 4x dengan 92% metanol menurunkan phorbolester sampai0,09 mg/g dan kadar ini dapat ditoleransi oleh ternak (Aregheore et al., 2003).
Bungkil biji jarak pohon (Ricinus communis L.) yang diolah melalui proses fermentasi dengan kapang Rhizopus oligosporus dapat dijadikan bahan baku pakan alternatif untuk menyusun ransum ayam broiler. Penggunaan bungkil biji jarak
pohon (Ricinus communis L.) produk fermentai sampai tingkat 12% dalam ransum ayam broiler tidak berpengaruh terhadap kecernaan protein ransum dan dapat
8 Tabel 3 menyajikan kandungan nutrien bungkil biji jarak pagar (disertai kulit)
sebelum dan sesudah mengalami pengolahan secara biologis yaitu fermentasi dengan
kapang Rhizopus oligosporus. Bungkil biji jarak pagar berasal dari PT. Pura Barutama Kudus, nutrien yang mengalami peningkatan setelah mendapat perlakuan
fermentasi adalah Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK) dan Energi Bruto (EB);
sedangkan yang mengalami penurunan antara lain kandungan Bahan Kering (BK),
abu, Lemak Kasar (LK), Beta-N, Ca dan curcin. Penurunan kandungan nutrien yang terjadi pada bungkil biji jarak pagar hasil fermentasi dengan Rhizopus oligosporus ini tidak begitu besar. Disimpulkan bahwa selain menurunkan kadar racun, perlakuan
[image:32.612.124.504.298.514.2]biologis bersifat mempertahankan nutrien bungkil biji jarak pagar.
Tabel 3. Kandungan Nutrien Bungkil Biji Jarak Pagar1)
Nutrien Tanpa Pengolahan Pengolahan Biologi
Bahan Kering (%) 94,65 90,16
Abu (%) 5,28 4,94
Protein Kasar (%) 20,71 21,41
Serat Kasar (%) 41,62 42,95
Lemak Kasar (%) 10,86 4,53
Beta-N (%) 16,18 16,33
Ca (%) 0,65 0,46
P Total (%) 0,78 0,78
Energi bruto (kkal/kg) 3.698,00 4.160,00
Kadar Curcin2) (%) 0,0897 0,0675
Sumber : 1) Hasil analisa laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB (2006) 2)
9
Karkas Ayam Broiler
Karkas merupakan bagian tubuh tanpa bulu, darah, kaki, kepala serta organ
dalam. Karkas meningkat seiring dengan meningkatnya umur dan berat badan (Daud,
2005). Menurut Soeparno (1992) faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi laju
pertumbuhan dan komposisi tubuh yang meliputi distribusi berat, komposisi kimia
dan komponen karkas. Selain itu nutrisi, umur dan laju pertumbuhan juga dapat
mempengaruhi berat karkas dan berat karkas biasanya meningkat sesuai dengan
meningkatnya berat hidup ayam. Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor
sebelum dan sesudah pemotongan. Faktor yang menentukan adalah berat karkas,
jumlah daging yang dihasilkan dan kualitas dari daging yang bersangkutan.
Persentase berat karkas ayam broiler bervariasi antara 65-68% dari berat
hidup (Daud, 2005). Persentase berat karkas ayam broiler umur 6 minggu antara
57-61% dari berat hidup (Fauzi, 2005). Rataan persentase berat karkas ayam broiler
umur 5 minggu adalah 59-63% dari berat hidup (Suprayitno, 2006).
Organ Dalam Ayam Gizzard
Gizzard atau lambung adalah ruangan sederhana yang berfungsi sebagai
tempat pencernaan dan penyimpanan makanan (Tillman et al., 1989). Fungsi gizzard pada unggas hampir sama dengan fungsi gigi pada spesies mamalia, bekerja untuk
memperkecil ukuran partikel makanan secara mekanik (Pond et al., 1995). Didalam gizzard berlangsung mastikasi yaitu secara mekanis makanan dicerna. Bahan makanan kasar atau bijian digiling oleh otot kuat berlapis epitel tandus sehingga
sempurna halusnya (Amrullah, 2004). Rataan persentase berat gizzard ayam broiler umur 5 minggu adalah 2,52-2,97% dari berat hidup (Suprayitno, 2006).
Jantung
Jantung adalah suatu struktur muskular berongga yang bentuknya menyerupai
kerucut (Frandson, 1992). Jantung berfungsi sebagai pompa dan motor penggerak
dalam peredaran darah yang kerjanya otonom, yaitu dikendalikan oleh pusat saraf
diluar kemauan dan kesadaran. Unggas yang ukuran tubuh kecil memiliki laju
10 ukuran tubuh yang lebih besar. Ressang (1986) menyatakan bahwa pembesaran
ukuran jantung biasanya diakibatkan oleh penambahan jaringan otot jantung. Pada
dinding otot jantung terjadi penebalan, sedangkan volume ventrikel relatif
menyempit apabila otot menyesuaikan diri pada kontraksi yang berlebihan. Besarnya
jantung tergantung pada jenis, umur, ukuran, dan pekerjaan hewan.
Dalam keadaan normal, persentase jantung ayam broiler berkisar 1,60-2,30%
dari berat hidup (Putnam, 1991). Fauzi (2005) menunjukkan bahwa rataan berat
jantung ayam broiler umur 6 minggu adalah sekitar 0,59-0,63% berat hidup. Rataan
persentase jantung ayam pedaging umur 5 minggu berkisar antara 0,58%-0,66% dari
berat hidup (Suprayitno, 2006).
Hati
Secara umum fungsi hati adalah pertukaran zat dari protein, lemak dan
karbohidrat, sekresi empedu, detoksifikasi senyawa-senyawa yang beracun dan
eksresi senyawa-senyawa metabolit yang tidak lagi berguna bagi tubuh.
Gejala-gejala klinis pada jaringan hati tidak selalu terparah karena kemampuan regenerasi
jaringan hati yang tinggi, tetapi kelainan-kelainan hati secara fisik biasanya ditandai
dengan adanya perubahan warna hati, pembengkakan dan pengecilan pada salah satu
lobi (Subronto, 1985).
Menurut Koeman (1987), Kerusakan hati berjalan seiring dengan nekrosa hati
(kematian sel) dan perlemakan hati (penimbunan trigliserida di dalam sel hati).
Seiring dengan berjalannya waktu, senyawa-senyawa yang bersifat toksik justru
memberikan tingkat degenerasi sampai nekrosa. Aliran darah yang masuk kedalam
hati kemungkinan membawa zat-zat toksik termasuk tumbuhan, fungi dan produk
bakteri juga logam yang merusak hati. Selain itu, kerusakan juga timbul karena hati
mampu menghasilkan enzim-enzim yang mempunyai kemampuan biotransformasi
pada berbagai macam zat.
Bahan toksik ini sering menyebabkan kerusakan pada sel hepatosit (Taryu,
2005). Secara histopatologi gangguan yang sering terjadi pada hati adalah degradasi
hati, nekrosa, perlemakan hati dan gangguan sirkulasi darah (Lu, 1995). Cahyanti
11 berupa hiperemi (pendarahan). Hiperemi disebabkan permeabilitas dinding kapiler
yang tidak normal akibat membran sel yang rusak.
Hati tersusun dalam lobulus, yang di dalamnya mengalir darah melewati sel
hati melalui vas sinusoideum dari cabang vena porta ke dalam vena centralis tiap
lobulus (Ganong, 1995). Fauzi (2005) menunjukkan bahwa rataan berat hati ayam
broiler umur 6 minggu adalah sekitar 2,41-2,76% berat hidup. Persentase berat hati
ayam pedaging umur 5 minggu adalah 2,58-2,87% berat hidup (Suprayitno, 2006).
Ginjal
Ginjal adalah organ yang menyaring plasma dan unsur-unsur plasma dari
darah, dan kemudian secara selektif menyerap kembali air dan unsur-unsur berguna
yang kembali dari filtrat, yang akhirnya mengeluarkan kelebihan dan produk
buangan plasma. Hampir semua jenis ternak, ginjalnya memiliki bentuk seperti
kacang, kecuali ginjal sapi dengan lobus-lobusnya, serta kuda dengan ginjal kanan
yang menyerupai bentuk jantung. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kerja
ginjal mencakup komposisi darah, tekanan darah arterial, hormon, dan sistem saraf
otonom (Frandson, 1992). Menurut Ganong (1995) ada dua lapisan sel ginjal yang
memisahkan darah dari filtrat glomelurus dari dalam capsula bowman : endotel
kapiler dan epitel khusus yang terletak pada puncak kapiler glomelurus.
Fungsi ginjal adalah mempertahankan keseimbangan susunan darah dengan
mengeluarkan zat-zat seperti air yang berlebih, ampas-ampas metabolisme (ureum,
asam kemih, alantoin dan amonia), garam-garam anorganik dan bahan-bahan lain
yang terlarut dalam darah contohnya pigmen darah (Ressang, 1986). Fungsi ginjal
adalah mengatur keseimbangan air, konsentrasi garam dalam darah dan
keseimbangan asam basa darah, ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam. Ginjal
melakukan fungsi vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan
likungan dalam tubuh dengan mengekskresikan padatan dan air secara selektif.
Ginjal memiliki aliran darah yang tinggi, mengkonsentrasi toksikan pada filtrat,
membawa toksikan melalui sel tubulus, dan mengaktifkan toksikan tertentu (Lu,
1995).
Menurut Koeman (1987), mekanisme kerja yang merusak ginjal relatif
12 tubuli, pada interstitium dan pembuluh darah. Interstitium sering mengalami radang
dan menglami pertambahan jaringan ikat. Didalam glomeruli sering terlihat adanya
radang. Pada tubuli sering menunjukan tanda-tanda degenerasi dan nekrosa (Taryu,
2005). Persentase berat ginjal ayam broiler umur 5 minggu adalah 0,98-1,13% dari
berat hidup (Suprayitno, 2006).
Limpa
Limpa merupakan organ tubuh yang kompleks dengan banyak fungsi.
Beberapa fungsi belum diketahui dengan pasti. Berat limpa broiler 0,18-0,23% dari
berat hidup (Putnam, 1991). Ressang (1986) menyatakan bahwa selain menyimpan
darah, limpa bersama hati dan sumsum tulang berperan dalam pembinasaan
eritrosit-eritrosit tua dan ikut serta dalam metabolisme nitrogen terutama pembentukan asam
urat serta membentuk sel limfosit yang berhubungan dengan pembetukan antibodi.
Ukuran limpa bervariasi dari waktu ke waktu tergantung dari banyaknya darah yang
ada dalam tubuh (frandson, 1992). Persentase berat limpa ayam pedaging umur 5
minggu adalah 0,13-0,17% berat hidup (Suprayitno, 2006).
Empedu
Empedu berfungsi untuk mensekresikan kolesterol dan membentuk emulsi
lemak dengan bantuan asam-asam empedu yang disekresikan oleh hati (Ressang,
1986). Amrullah (2004) menyatakan bahwa empedu berfungsi sebagai penetral
kondisi asam dari saluran usus dan dapat mengawali pencernaan lemak dengan
membentuk emulsi. Empedu dikeluarkan oleh hati dan masuk usus melalui ductus choleduchus (saluran empedu). Empedu mengandung garam-garam kalium dan natrium dari asam-asam empedu dan zat warna empedu. Kolesterol dan musin serta
empedu disimpan dalam kantung empedu sampai saat dibutuhkannya. Cairan
empedu bertindak mengemulsi lemak dan mengaktifkan lipase pankreas yang
membantu menghidrolisa lemak (Tillman et al., 1989).
Pankreas
13 serta enzim-enzim pencernaan yang melalui saluran pankreas ke duodenum dekat
dengan muara saluran empedu (Frandson, 1992). Pankreas terletak di antara lekukan
duodenum usus halus. Organ ini adalah sebuah kelenjar yang mensekresikan sari
cairan yang kemudian masuk ke dalam duodenum melewati saluran pankreas dimana
enzim-enzimnya membantu pencernaan pati, lemak dan protein. Sari cairan ini
menetralisir kondisi asam asal lambung kelenjar (Amrullah, 2004). Persentase berat
pankreas ayam pedaging umur 5 minggu adalah 0,32-0,37% berat hidup (Suprayitno,
2006).
Usus dan Seka
Usus terdiri dari beberapa bagian yang dimulai dari duodenum yaitu usus
halus di bagian depan dan berakhir di usus besar di bagian paling belakang. Usus
halus merupakan tempat terjadinya pencernaan dan penyerapan pakan, selaput lendir
usus halus mempunyai jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari. Ke dalam usus
halus masuk empat sekresi, yaitu : cairan duodenum, cairan empedu, cairan pankreas
dan cairan usus (Tillman et al., 1989).
Usus besar merupakan lanjutan dari usus halus yang mempunyai ukuran lebih
pendek, tidak berliku-liku dan dindingnya lebih tebal dibandingkan dinding usus
halus. Fungsi usus besar adalah untuk penyerapan air yang berasal dari proses
pencernaan di usus halus dan menyalurkan sisa makanan dari usus ke kloaka
(Sudaryani dan Santosa, 1994).
Fungsi dari seka pada unggas adalah membantu penyerapan air serta
mencerna karbohidrat dan protein dengan bantuan bakteri yang ada dalam seka.
Pond et al. (1995) menyatakan bahwa sebagian serat dapat dicerna di dalam seka yang disebabkan adanya bakteri fermentasi tapi jumlahnya sangat rendah
dibandingkan pada sebagian spesies mamalia. Fauzi (2005) menunjukkan bahwa
rataan berat usus halus ayam broiler umur 6 minggu adalah sekitar 23,43-4,26%
14
METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan
Mikrobiologi Nutrisi, Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Fakultas Peternakan
dan Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
pada bulan September sampai Desember 2006.
Materi Ternak
Penelitian ini menggunakan 72 ekor DOC (Day old chick) ayam broiler strain Ross yang berasal dari PT. Cibadak Tbk. Ayam dipelihara selama 5 minggu. Pada
akhir penelitian, sebanyak 24 ekor ayam diambil sebagai sampel untuk mengukur
peubah-peubah pada penelitian ini.
Kandang dan Peralatan
Kandang yang digunakan adalah kandang sistem litter dengan ukuran 1 x 1 x
1 m3 sebanyak 12 petak. Setiap petak dilengkapi dengan 1 tempat makan, 1 tempat
air minum. Kandang berada diruang tertutup yang dilengkapi dengan sekat-sekat.
Peralatan lain yang digunakan adalah lampu pijar 60 watt, timbangan, tirai plastik,
plastik ransum, ember, sapu dan kawat untuk menggantung tempat pakan serta
mikroskop.
Ransum
Ransum yang digunakan dalam penelitian adalah ransum yang disusun
sendiri. Bahan pakan yang digunakan untuk membuat ransum dalam penelitian ini
adalah jagung kuning, dedak padi, tepung ikan, minyak kelapa, bungkil kedelai,
bungkil biji Jarak pagar, CaCO3 dan DCP. Pakan dan air minum diberikan ad
libitum. Formulasi ransum disusun berdasarkan kandungan zat makanan menurut NRC (1994). Susunan dan kandungan nutrisi ransum periode starter (0-2 minggu) dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan susunan dan kandungan nutrisi ransum periode
15 Tabel 4. Susunan dan kandungan nutrisi dalam ransum periode starter (umur 0-2
minggu)
Bahan Makanan R0 R1 R2 R3
………(%)…….………
Jagung 52,2 54,4 52,7 50,5
Dedak padi 10,0 5,0 5,0 5,0
Bungkil kedelai 23,0 22,8 21,5 20,7
Bungkil biji jarak pagar 0,0 3,0 6,0 9,0
Tepung ikan 10,0 10,0 10,0 10,0
Minyak 2,5 2,5 2,5 2,5
CaCO3 0,9 0,9 0,9 0,9
DCP 0,8 0,8 0,8 0,8
DL-Methionin 0,1 0,1 0,1 0,1
Premix 0,5 0,5 0,5 0,5
Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0
Kandungan Zat makanan ransum berdasarkan perhitungan1):
Energi Metabolis (kkal/kg) 3055,9 3066,0 3069,9 3068,3
Protein Kasar (%) 21,3 21,4 21,4 21,5
Methionin (%) 0,5 0,5 0,5 0,5
Lisin (%) 1,3 1,2 1,2 1,2
Serat Kasar (%) 4,0 4,7 5,9 7,1
Ca (%) 1,1 1,1 1,1 1,1
P tersedia (%) 0,6 0,6 0,6 0,6
Keterangan : 1) Berdasarkan tabel kandungan nutrien bahan pakan dari NRC (1994)
Vitamin dan vaksin
Vitamin yang digunakan adalah anti stress yang diberikan selama tiga hari
setelah penimbangan berat awal ayam untuk mengatasi stress. Vaksin ND I
16 Tabel 5. Susunan dan kandungan nutrisi dalam ransum periode grower-finisher
(umur 2-5 minggu)
Bahan makanan R0 R1 R2 R3
………..…..(%)……….………
Jagung halus 57,0 56,5 54,4 52,5
Dedak padi 10,0 8,5 8,5 8,5
Bungkil kedelai 19,8 18,8 17,9 16,9
Bungkil biji jarak 0,0 3,0 6,0 9,0
Tepung ikan 8,0 8,0 8,0 8,0
Minyak 2,4 2,4 2,4 2,4
DCP 1,2 1,2 1,2 1,2
CaCO3 0,9 0,9 0,9 0,9
DL-Methionin 0,2 0,2 0,2 0,2
Premix 0,5 0,5 0,5 0,5
Jumlah 100 100 100 100
Kandungan zat makanan ransum berdasarkan1):
Energi metabolis (Kkal/kg) 3081 3087 3087 3088
Protein kasar (%) 19,3 19,2 19,3 19,3
Methionin (%) 0,5 0,5 0,5 0,5
Lysin (%) 1,1 1,1 1,0 1,0
Serat kasar (%) 3,8 4,9 6,1 7,2
Ca (%) 1,3 1,1 1,1 1,1
P tersedia (%) 0,6 0,6 0,6 0,6
Keterangan : 1)Berdasarkan tabel kandungan nutrien bahan pakan dari NRC (1994)
Rancangan Perlakuan
Perlakuan yang diberikan adalah :
R0 : Ransum yang mengandung 0% bungkil biji jarak pagar terfermentasi
R1 : Ransum yang mengandung 3% bungkil biji jarak pagar terfermentasi
R2 : Ransum yang mengandung 6% bungkil biji jarak pagar terfermentasi
17
Model
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang
terdiri dari 4 perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan dan setiap ulangan
(unit percobaan) terdiri dari 6 ekor ayam. Model matematika dari rancangan
percobaan ini adalah:
Xij = µ + τi + εij
Keterangan :
Yij = Nilai respon dari perlakuan i dengan ulangan j
µ = Nilai rata-rata
τi = Pengaruh perlakuan ke i (i : 1, 2, 3 dan 4)
εij = Eror perlakuan ke-i dan ulangan ke-j (j : 1, 2 dan 3)
Sebelum dilakukan sidik ragam (ANOVA/Analysis of Variance), data organ dalam yang diperoleh dalam bentuk persen dan terletak antara 0%-20% ditranformasi
terlebih dahulu ke √x, dimana x adalah nilai pengamatan. Data yang memberikan
hasil berbeda nyata, diuji lebih lanjut dengan Uji Jarak Duncan, Uji Polinomial
Ortogonal dan Uji Regresi (Steel dan Torrie, 1993). Pengambilan sampel untuk
histopatologi dilakukan pada ayam-ayam yang mati selama penelitian dan pada umur
35 hari (umur panen). Analisis data histopatologi hati dan ginjal dilakukan secara
deskriptif dengan disajikan dalam bentuk data skoring.
Peubah yang Diamati
1. Berat Hidup (g)
2. Persentase berat limpa (%)
Persentase berat limpa diperoleh dari pembagian antara berat limpa dengan
berat hidup ayam dikalikan 100 %
3. Persentase berat jantung (%)
Persentase berat jantung diperoleh dari pembagian antara berat jantung
dengan berat hidup ayam dikalikan 100%
4. Persentase berat empedu (%)
Persentase berat empedu diperoleh dari pembagian antara berat empedu
18 5. Persentase berat gizzard (%)
Persentase berat gizzard kosong diperoleh dari pembagian antara berat gizzard kosong dengan berat hidup ayam dikalikan 100 %
6. Persentase berat hati (%)
Persentase berat hati diperoleh dari pembagian antara berat hati dengan berat
hidup ayam dikalikan 100 %
7. Persentase berat ginjal (%)
Persentase berat ginjal diperoleh dari pembagian antara berat ginjal dengan
berat hidup ayam dikalikan 100 %
8. Persentase berat pankreas (%)
Persentase berat pankreas diperoleh dari pembagian antara berat pankreas
dengan berat hidup ayam dikalikan 100 %
9. Persentase berat duodenum (%)
Persentase berat usus duodenum diperoleh dari pembagian antara berat
duodenum dengan berat hidup ayam dikalikan 100 %
10. Persentase berat Jejunum (%)
Persentase berat Jejunum diperoleh dari pembagian antara berat Jejunum
dengan berat hidup ayam dikalikan 100 %
11. Persentase berat Ileum (%)
Persentase berat ileum diperoleh dari pembagian antara berat ileum dengan
berat hidup ayam dikalikan 100 %
12. Persentase berat seka (%)
Persentase berat seka diperoleh dari pembagian antara berat seka dengan
berat hidup ayam dikalikan 100 %
13. Panjang relatif seka (cm/100 g BB)
Panjang relatif seka diperoleh dari pembagian antara rataan panjang seka 1
dan seka 2 degan 100 g berat hidup
14.Panjang relatif duodenum (cm/100 g BB)
Panjang relatif duodenum diperoleh dari pembagian antara panjang
19 15.Panjang relatif jejunum (cm/100 g BB)
Panjang relatif jejunum diperoleh dari pembagian antara panjang Jejunum
degan 100 g berat hidup
16.Panjang relatif ileum (cm/100 g BB)
Panjang relatif ileum diperoleh dari pembagian antara panjang ileum degan
100 g berat hidup
17.Histopatologi hati dan ginjal
Analisa histopatologi dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya kerusakan
jaringan hati dan ginjal ayam penelitian.
Prosedur Fermentasi Bungkil Biji Jarak Pagar
Fermentasi Bungkil Biji Jarak Pagar dilakukan dengan metode sebagai
berikut (Rotib, 1990):
1. Penyiapan Inokulan
Pembuatan media miring dari PDA (Potato Dextro Agar) sebanyak 4 gram ditambahkan dengan aquades steril 100 ml kemudian dilarutkan hingga menjadi
homogen, setelah itu dipanaskan hingga larutan berwarna bening dan kemerahan.
Larutan tersebut selanjutnya dituang 3 ml pada tabung reaksi kemudian diautoclave
pada suhu 121o C selama 15 menit, lalu didinginkan dalam keadaan miring. Isolat
Rhizopus oligosporus ditumbuhkan pada PDA dalam tabung reaksi dan diinkubasi pada suhu ruang selama 3 x 24 jam. Selama inkubasi terjadi pertumbuhan miselia.
2. Inokulasi pada dedak padi dan ampas tahu
Sebelum diinokulasi, kedalam dedak padi dan ampas tahu ditambahkan air
mineral kemudian diautoclve. Jumlah larutan mineral yang ditambahkan adalah 100
ml untuk setiap 100 gram bahan (50 gram dedak padi dan 50 gram ampas tahu).
Kemudian dibuat dalam bentuk larutan suspensi
Inokulasi tersebut dilakukan dengan mencampurkan larutan inokulan ke 100
gram substrat lalu diinkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu kamar, kemudian
dilakukan pengamatan pertumbuhan jamur. Selanjutnya substrat dikeringkan pada
oven 60oC, kemudian digiling dan siap sebagai starter fermentasi bungkil biji jarak
20 3. Fermentasi bungkil biji jarak pagar
Bungkil biji jarak pagar dikukus selama 30 menit lalu didinginkan.
Selanjutnya ditambahkan 60 % aqudes steril dan diaduk hingga homogen. Inokulasi
dilakukan dengan menambahkan substrat sebanyak 0,6 % lalu diinkubasi selama 3 x
24 jam pada suhu kamar. Fermentasi ini diberhentikan dengan cara dikeringkan pada
oven 60o C, kemudian digiling dan siap sebagai bahan ransum.
Pembuatan Preparat Histopatologi
Pembuatan preparat pada organ hati dan ginjal dilakukan dengan metode
sebagai berikut (Taryu, 2005):
1. Fiksasi
Sediaan Organ hati dan ginjal direndam dalam larutan Buffer Neutral Formalin (BNF) 10 % setelah dilakukan nekropsi selama ± 1 minggu. Organ tersebut kemudian dipotong dengan ketebalan ± 3 cm, potongan tersebut dimasukkan dalam
kaset jaringan.
2. Dehidrasi
Organ yang telah berada di dalam kaset jaringan dimasukkan ke dalam
gelas-gelas mesin Autotecnican. Merupakan mesin dehidrasi otomatis yang berisi alkohol 70%, 80%, 80%, 95%, serta alkohol absolut I dan absolut II. Organ hati dan ginjal
secara berurutan dimasukkan dalam alkohol tersebut. Dimulai dari alkohol 70% dan
berakhir pada alkohol abssolut II, kemudian dilakukan proses penjernihan (clearing) dengan cara memasukkan sediaan dalam xylol 1 dan 2, masing-masing proses
perendaman dilakukan selama 2 jam. Proses selanjutnya adalah infiltrasi dengan
paraffin cair (Infiltering).
3. Perendaman (embedding) dan Pencetakan (block)
Embedding adalah proses pembenaman jaringan dalam paraffin cair. Proses ini dilakukan dekat dengan sumber panas agar paraffin cair tidak membeku sebelum
dilakukan pencetakkan. Sediaan dimasukkan dalam cetakan yang berisi paraffin cair
kurang lebih setengah dari dinding cetakan, setelah agak membeku ditambahkan lagi
paraffin pada cetakan hingga penuh. Sediaan diberi label, diatur letaknya dan
didinginkan dalam refrigerator hingga paraffin benar-benar membeku. Selanjutnya
21 4. Pemotongan (sectioning)
Paraffin yang diberi organ dipotong dengan menggunakan mikrotom dengan
ketebalan 5-6 mikrometer. Potongan akan berbentuk pita, kemudian masukkan dalam
air hangat yang besuhu sekitar 500C, pilih dari hasil potongan yang menyerupai pita
yang terbaik yaitu potongan yang terdapat semua bagian-bagian dari organ yang akan
diamati. Potongan diangkat dengan menggunakan gelas objek selanjutnya
dikeringkan dalam inkubator selama 24 jam, dengan tujuan supaya organ menempel
pada gelas objek.
5. Teknik Pewarnaan Hematoksilin Eosin
Sebelum dilakukan pewarnaan, sediaan yang telah nempel pada gelas objek
disusun dalan rak selanjutnya dilakukan proses deparafinisasi sebanyak 2 kali dengan
menggunakan xylol 1 dan 2 selama masing-masing 2 menit. Proses selanjutnya
adalah rehidratasi dengan dimasukkan dalam alkohol absolut 95% dan terakhir
alkohol 80% secara berurutan. Setiap proses perendaman dilakukan selama 2 menit
kemudian cuci dengan air mengalir.
Sediaan diwarnai dengan pewarnaan hemotoksilin selama 8 menit kemudian dibilas dengan air mengalir, dicuci dengan lithium selama 15-30 detik dibilas kembali dengan air mengalir dan yang terakhir adalah diwarnai dengan eosin selama 2-3 menit. Selanjutnya cuci dengan air mengalir untuk menghindari warna eosin yang terlalu tebal yang akan menutup organ yang diwarnai. Proses selanjutnya
sediaan dimasukkan dalam alkohol 90% dan alkohol absolut I masing-masing
selama 10 kali celupan, alkohol absolut II selama 2 menit, xylol 1 selama 1 menit
dan xylol 2 selama 2 menit. Selanjutnya dikeringkan pada suhu ruang dan sesekali
dibersihkan pinggir organ dengan tissue untuk mencegah adanya air. Tetesi dengan
entellan kemudian tutup dengan gelas penutup, dan keringkan pada suhu ruang. 6. Pengamatan Histopatologi
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan miskroskop yaitu pada
pembesaran objektif 20x dan 40x. Pengamatan dilakukan berulang dalam 10 kali
pandang baik pada preparat kontrol maupun pada preparat perlakuan pemberian
ransum bungkil biji jarak pagar terfermentasi kemudian dirata-ratakan. Pengamatan
dilakukan terhadap kerusakan organ hati dan ginjal dengan sistem skoring. Skor
22 1. Skoring Hati
1) Skor 0
- Sel hepatosit tersusun radier terhadap vena sentralis
- Tidak ada kongesti
- Tidak ada Oedema
2) Skor 1
- Kongesti ringan dibeberapa tempat
- Dilatasi ringan pada vena sentralis
3) Skor 2
- Degenerasi berbutir pada sel hepatosit
- Kongesti
- Oedema pada sinusoit
- Pendarahan pada sinusoit
4) Skor 3
- Degenerasi berbutir dan degenerasi lemak pada sel hepatosit
- Kongesti meluas
- Oedema sinusoit
- Pendarahan meluas
2. Skoring Ginjal
1) Skor 0
- Tidak ada kongesti
- Tidak ada oedema
- Tidak ada pendarahan
2) Skor 1
- Kongesti ringan dibeberapa tempat
- Dilatasi ringan pada tubuli Ginjal
- Pendarahan ringan dibeberapa tempat
3) Skor 2
- Degenerasi berbutir pada tubuli ginjal
- Kongesti mulai meluas
- Oedema ringan pada tubuli ginjal
23 4) Skor 3
- Degenerasi berbutir dan degenerasi lemak pada tubuli ginjal
- Oedema pada tubuli ginjal
- Dilatasi pada tubuli ginjal
- Pendarahan meluas
Persiapan Kandang dan Pemeliharaan
Persiapan kandang dan ayam dilakukan 1 minggu sebelum penelitian
dilaksanakan. Ransum penelitian dan air minum diberikan ad libitum. Tempat pakan dan tempat air minum diletakkan diatas sekam yang sebelumnya telah dialasi dengan
koran. Ayam dipelihara di dalam kandang sistem litter. Setiap kandang berisi 6 ekor
ayam. Tempat pakan dan tempat air minum digantung sejajar dengan punggung
ayam agar pakan dan air minum tidak mudah kotor oleh ekskreta ataupun sekam.
Pada awal pemeliharaan, kandang ayam dilengkapi dengan tirai plastik yang
diletakkan pada dinding kandang ayam. Selain itu pada tiap unit kandang dilengkapi
lampu 60 watt yang berfungsi sebagai penghangat tubuh DOC. Kontrol kebersihan
kandang, tempat air minum dan pakan dilakukan setiap hari. Selama penelitian
dilakukan, suhu dan kelembaban udara pada ruang kandang harus tetap diperhatikan.
Pada akhir penelitian (setelah 35 hari), dari setiap ulangan diambil 2 ekor
ayam secara acak untuk dipotong dan ditimbang berat badannya, sehingga akan
diperoleh ayam sebanyak 24 ekor. Kemudian pengukuran peubah dilakukan, yaitu
meliputi hati, limpa, jantung, empedu, proventrikulus, gizzard, ginjal, pankreas, usus halus (duodenum, jejunum dan ileum) dan seka. Organ yang diambil untuk analisa
histopatologi adalah hati dan ginjal, kemudian difiksasi dan dilanjutkan proses
pembuatan preparat dan diwarnai dengan Hematoksilin-Eosin untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis di Laboratorium Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Berat Karkas dan Organ Dalam
[image:48.612.123.508.233.509.2]Rataan persentase berat hidup, karkas dan organ dalam ayam broiler umur 5 minggu disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan Persentase Berat Hidup, Karkas dan Organ Dalam Ayam Broiler Umur 5 Minggu*
Peubah R0 R1 R2 R3
Berat hidup 1555±72,19D 1117±91,53C 573±76,07B 297±24,44A
Karkas (%) 64,69±1,86b 60,24±4,95b 59,27±1,12b 51,37±4,92a
Hati (%) 2,78±0.09 2,68±0.30 2,91±0.06 2,99±0.24
Gizzard (%) 1,46±0,27A 2,15±0,50B 2,64±0,19B 2,85±0,52C
Jantung (%) 0,46±0,01 0,50±0,09 0,59±0,07 0,61±0,07
Proventrikulus (%) 0,53±0,06a 0,59±0,11a 0,82±0,16ab 1,12±0,36b
Empedu (%) 0,040±0,02 0,037±0,02 0,070±0,04 0,073±0,08
Limpa (%) 0,21±0,02 0,16±0,05 0,14±0,02 0,11±0,05
Ginjal (%) 0,52±0,35 0,82±0,07 0,83±0,06 0,72±0,05
Pankreas (%) 0,41±0,02b 0,30±0,01a 0,37±0,06ab 0,40±0,05b
Keterangan :*Semua persentase berat dihitung dari berat hidup