• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Marka Isoenzim, RAPD, dan AFLP untuk Identifikasi Variabilitas Genetik Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) dan Kerabat Dekatnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Marka Isoenzim, RAPD, dan AFLP untuk Identifikasi Variabilitas Genetik Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) dan Kerabat Dekatnya"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI MARKA ISOENZIM, RAPD, DAN AFLP UNTUK IDENTIFIKASI V ARIABILITAS GENETIK TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana)

DAN KERABAT DEKATNYA

Soaloon Sinaga1, Sobi.-2, Roedby Poerwanto2, Hajrial Aswidinnoo.-2, Dedy Duryadi2, Resmitasari3, Rudy Lukman4, dan Roswita Amelia5

J Mahasiswa S3 Program Studi Agronomi, Sekolah Pascasarjana IPB; 2Staj Pengajar IPB; 3Sta/ PKT Kebun Raya Bogor; 4StajBISI International dan SEAMEO Biotrop; 5StajSEAMEO Biotrop

ABSTRACT

This research was aimed to study genetic variability among mangosteen accession and other Garcinia sp.

based on isozymes, RAPD, AFLP, and their combinations. Genetic variability and relationships among

several mangosteen and other Garcinia sp were established by using four isozymes, seven RAPD primers,

and three AFLP primer combinations. The level of polymorphism as revealed by isoenzyme, RAPD, AFLP was 88.9 %, 100 %, and 100% respectively. The dendrogram is built based on combined data from

isozymes, RAPD, and AFLP analysis separate clusters mangosteen and other Garcinia sp. The combined

RAPD with AFLP and combined isozymes, RAPD, and AFLP data show that G. mangostana is a close

relative of G. malaccensis, G. porrecta, G. celebica, and G. hombroniana.

Key words: Genetic variabiHty, mangosteen, isozymes, RAPD, AFLP

PENDAHULUAN

Manggis (Garcinia mangostana L.) yang dikenal sebagai Queen of Tropical Fruits merupakan salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia. Peningkatan nilai ekonomis manggis dewasa ini, mendorong perlunya peningkatan produksi. Hal ini dicapai dengan kultur teknis yang lebih maju dan penggunaan bibit unggul dari hasil pemuliaan yang terarah dan strategis.

Program perbaikan genetik tanaman manggis sangat bergantung pada sumber keragaman genetik. Indonesia merupakan salah satu pusat persebaran manggis di Asia Tenggara. Ekplorasi, identifikasi dan karakterisasi manggis dan kerabat dekatnya penting dilakukan untuk memperoleh informasi sumber keragaman genetik bam guna perbaikan genetik dan peningkatan produksi manggis. Studi variasi genetik diarahkan langsung untuk melacak keberadaan variasi aksesi manggis Indonesia (Drew 1997).

Manggis bersifat apomiksis obligat, biji tidak berasal dari fertilisasi dan diduga mempunyai keragaman genetik sempit, sehingga diperkirakan keberadaan manggis di alam satu spesies. Kenyataan di lapang menunjukkan adanya keragaman tanaman manggis, kemungkinan disebabkan faktor lingkungan maupun faktor genetik akibat mutasi alami sejalan dengan sejarah tanaman manggis yang telah berumur ribuan tabun (Ramage et at. 2004). Di Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah diidentifikasi adanya bibit hasil sambungan dan tanaman produktif yang mempunyai trubus dengan warna hijau muda, merah, dan coklat (Supriyanto et at. 1999). Evaluasi keragaman pohon manggis pada sentra produksi manggis di Jawa dan Lombok dengan analisis isoenzim yang dilakukan oleh Supriyanto et al. (1999), menunjukkan minimal ada tiga klon manggis .. Berdasarkan morfologi manggis asal Sumatera Barat dan Sumatera Selatan terdiri atas tujuh klon (Mansyah et al. 1994). Manggis Sumatera Barat dengan analisis isoenzim glucose phosphateisomerase (OPI), 14 sampel yang diujikan menunjukkan pola pita yang sama meskipun secara fenotip bervariasi, dengan kata lain variabilitas genetiknya sempit, tetapi variabilitas fenotipnya luas (Mansyah et at. 1999). Sejumlah analisis DNA dan RNA juga memperlihatkan variasi diantara populasi manggis (Ramage et al. 2004). Kandungan DNA manggis dan kerabat dekatnya (nama lokal Thai, chamuang, mahput, pawa, dan somkhang) menggunakan flow cytometry menunjukkan perbedaan. Selanjutnya, sekuensing DNA genom dengan primer spesifik menunjukkan· manggis lebih dekat kekerabatannya dengan pawa diikuti somkhang dan mahput (Te-Chato dan Lim 2000). Analisis genetik dengan teknik mutakhir terhadap jenis yang lebih luas memungkinkan identifikasi tetua jantan untuk hibridisasi dengan manggis sebagai tetua betina (Osman dan Abdul 2006).

Tanaman manggis mempunyai siklus hidup yang panjang, sehingga studi genetik dengan uji keturunan dan persilangan solit dilakukan, karena itu estimasi variabilitas genotipe menggunakan penanda morfologi dan penanda molekuler (DNA) penting dilakukan. Penggunaan penanda molekuler (RAPD, RAF, dan AFLP) dan isoenzim mempunyai kontribusi penting bagi pemulia tanaman dalam penanganan apomiksis (Ramage et al. 2004). Teknik isoenzim dan RAPD telah dilakukan untuk mengkarakterisasi tanaman kentang (Collares セエ@ al. 2004). Teknik AFLP digunakan untuk pembuatan sidik jari DNA (Vos et al. 1995), untuk menguji hubungan antara polimorfisme molekuler dan penampilan hibrid pada jagung (Ajmone-Marsan et at. 1998). Prosiding Seminar NasionaI Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kmnpetitif

Bogor, 1-2 Agustus 2007

(2)

Analisis variabilitas tanaman manggis dan genotyping anggota genus Garcinia lainnya penting guna memperoleh beberapa calon tetua dengan melakukan hibridisasi dengan manggis. Penelitian

ini bertujuan mendapatkan 1) infonnasi keragaman genetik dan kekerabatan antara manggis dengan kerabat dekatnya sekaligus mengetahui tetua manggis dan 2) merekomendasikan metode karakterisasi manggis yang paling efektif.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Pemuliaan Pohon BIOTROP Bogor, Laboratorium Molekuler Pusat Studi Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB, serta di Laboratorium PKBT IPB, Bogor. Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2006 sampai dengan Agustus 2007.

Bahan Penelitian

Sample daun tanaman manggis dan kerabat dekatnya dikoleksi dari seluruh Indonesia meliputi 20 provinsi dan Koleksi Kebun Raya Bogor serta taman wisata Mekarsari. Aksesi yang dipakai untuk analisis isoenzim adalah 33, sedangkan untuk analisis RAPD dan AFLP adalah 18 aksesi.

Metode

Analisis Isoenzim mengikuti prosedur Soltis dan Soltis (1989). Enzim yang dianalisis adalah peroxidase (PER), Asam Fosfatase (ACP), Malat Dehidrogenase (MDH), dan Esterase (EST). Analisis molekuler, ekstraksi DNA mengikuti prosedur CT AB oleh Doyle and Doyle (1987) dengan beberapa modifikasi. Teknik RAPD mengikuti metode William et al. (1990). Tujuh random primer yang dipakai adalah SBH12 (S'-ACGCGCATGT-3'), SBH13 (S'-GACGCCACAC-3'), SBH19 (S'-CTGACCAGCC-3'), OPA14 (S'-TCTGTGCTGG-3'), OPA16 (S'-AGCCAGCGAA-3'), OPA17 (S'-GACC-GCTTGT-3'), dan OPA18 (5'-AGGTGACCGT-3'). Analisis AFLP mengikuti protokol yang dikembangkan oleh Vos et al. (1995) yang dimodiflkasi Schwarz et al. (2000). Sekuen adaptor EcoRI adalah 5' -CTCGTAGACTGCGTACC-3', 3' -CTGACGCATGGTTAA-5', dan sekuen dari adaptor MseI adalah 5' -GACGATGAGTCCTGAG-3', 3'-TACTCAGGACTCAT -S'. Primer untuk ampliflkasi preselektif adalah EcoRI+A dan MseI+C. Selanjutnya, amplifikasi selektif menggunakan primer EcoRl + ANN dan Mse 1 +CNN. Elektroforesis PAGE menggunakan 5 % gel polyacrilamide pada tegangan 2 SOO Volt selama 4 jam. Data awal dikoleksi dengan software ABI PRISM1M v.I. 1 dan dianalisis dengan software GENESCAN 1M v.2.1 (Applied Biosystems).

Pita dari teknik isoenzim, RAPD, dan AFLP diterjemahkan menjadi data biner (diberi nilai 1 bila ada pita dan 0 bila tidak ada pita). Data ini digunakan untuk menyusun matriks kesamaan genetik berdasarkan rumus Nei dan Li (1979) dengan metode UPGMA (Unweighted Pair-Group Method Aritmetic) menggunakan program NTSys (Numerical Taxonomy and Multivariate System) versi 2.02 (Rolf 1998).

BASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Variabilitas dengan Penanda Isoenzim

Fragmen 33 aksesi manggis dan kerabat dekatnya dengan empat isoenzim berjumlah 27 pita (Tabel 1), mampu mengungkap keragaman ke-33 aksesi dengan polimomsme tinggi (88.9%). Analisis kluster menghasilkan dendrogram khas yang memisahkan tanaman manggis terhadap kerabat dekatnya pada indeks ketidaksamaan 42.8 %, kecuali G. malaccensis (Gambar lA). Pengelompokan manggis dan kerabat dekatnya terbentuk pada koefisien kemiripan 14-96%. Kelompok manggis mempunyai tingkat kemiripan yang lebih tinggi (57.2-96%) dibanding kerabat dekatnya (14-83 %). Dengankoeflsien kesamaan S7.2 % diperoleh 11 kelompok aksesi. Keragaman ini tennasuk tinggi untuk tanaman opomiksis obligat, dibanding dengan tanaman Taraxacum (19 %) (Ford dan Richards, 1985). Variasi yang muncul pada apomiktik terjadi dengan kecepatan yang lebih besar dari pada mutasi (Hughes dan Richards, 1985). Aksesi

G. celebica dan G. hombroniana yang diduga sebagai tetua manggis justru pada kemiripan genetik yang lebih rendah (33 %). Richards (1990), menyatakan tanaman manggis merupakan allotetraploid (2n=90)

turunan

dari G. malaccensis (2n=42) dan G. hombroniana (2n=48), dengan morfologi intennediet kedua spesies diploid tersebut. Nilai korelasi matriks kesamaan MxComp sebesar r=O.914. Artinya, dendrogram yang dihasilkan dengan goodness of.fit sangat sesuai menggambarkan pengelompokan tersebut di atas (Rolf 1998).
(3)

f_ No Kar. 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tabel 1. Jumlah Pita dan Tingkat Polimorfisme 5 Isoenzim pada 33 Aksesi Manggis dan Kerabat No 1 4 7 9 Dekatnya Isoenzim Esterase Peroksidase Acid phosphatase Malat dehidrogen JumlahPita 10 7 5 5 Pita Polimorfik 10 (100%)

6 (85.%) 4 (80%) 4 (80%) Pita Monomorfik

o

1 1

1

Akumulasi perseritasi tiga komponen utama pertama mewakili 59.94 % keragaman (Tabel 2) dari total 100 % pada 27 karakter. Keragaman 70 % dari 27 karakter bam dapat diperoleh dari 5 komponen utama. Terdapat 22 karakter yang tidak terlalu berpengaruh terhadap

ploting 33 aksesi tersebut.

Tabel 2. Nilai Ciri Komponen Utama Isoenzim, RAPD, AFLP, Kombinasi RAPD dan AFLP, serta Kombinasi Isoenzim dan AFLP

Isoenzim RAPD AFLP· RAPD+AFLP Izoenzim+AFLP

NC (%) K NC (%) K NC (%) K NC (%) K NC (%) K

10.259 37.997 37.997 32.080 18.331 18.331 18.508 22.122 22.122 19.888 18.611 18.611 20.971 22.90 22.90

4.188 15.512 53.510 15.146 8.665 26.986 8.638 10.324 32.446 10.254 9.595 28.206 11.861 12.90 35.80

1.736 6.432 59.942 12.757 7.290 34.276 8.057 9.630 42.077 9.958 9.318 37.525 10.126 11.00 46.80

1.543 5.716 65.659 11.446 6.540 40.817 6.597 7.885 49.962 8.287 7.755 45.280 9.349 10.20 57.00

1.471 5.450 71.109 11.338 6.479 47.297 6.424 7.678 57.461 7.912 7.404 52.684 8.192 8.90 66.00

10.096

5.769 53.066 5.915 7.070 64.711 7.222 6.758 59.442 7.331 8.00 74.00

9.817

5.610 58.676 5.334 6.376 71.087 6.963 6.516 65.958

9.235

5.277 63.953 6.546 6.126 72.084

7.628

4.359 68.313

6.994

3.997 72.309

Ket.: Kar = karakter, NC = Nilai eiri, K = kumulatif

Hasil ekstraksi komponen 1 vs 2 membentuk 3 kelompok utama (Gambar 3A). Analisis ini mendukung pengelompokan pada dendrogram. Aksesi G. hombroniana dan G. celebica yang diduga sebagai tetua manggis cenderung selalu dalam kelompok yang sama, sedangkan G. malaccensis selalu mengelompok dengan manggis.

Analisis Variabilitas dengan Penanda RAPD

Semua primer acak mampu mengamplifikasi semua DNA aksesi (Tabel 3) dengan total 69 pita DNA. Jumlah pita tiap primer bervariasi antara 2-13 pita dengan rata-rata 10 pita DNAlsampel. Primer OPA 14 menghasilkan pita paling sedikit (6 pita), sedangkan pita terbanyak dihasilkan oleh primer SBH 19 (13 pita). Ukuran pita yang· diamplifikaSi berkisar antara 100-1600 pb. Jumlah pita yang dihasilkan oleh tiap primer tergantung pada sebaran situs yang homolog dengan sekuen primer pada genom. Semria primer menghasilkan tingkat polimorfis tinggi yaitu 69 pita (100 %). Perbedaan jumlah dan ukuran pita menentukan tingkat keragaman genetik aksesi manggis dan kerabat dekatnya.

Tabe13. Jumlah pita hasil amplifikasi tujuh primer dengan teknik RAPD

Primer. Ukuran pita (Pb). Jumlah pita monomorfik Jumlah pita polimorfik

SBH 12 250 - 1600 0 9

SBH 13 200 -1600 0 12

SBH 19 150 -1400 0 13

OPA 14 200 -1100 0 6

OPA 16 . 100 - 1500 0 10

OPA 17 100-1800 0 10

OPA 18 100 -1500 0 9

Total 0 69.(100%)

Jumlah pita 9 12 13 6 10 10 9

69

Dendrogram 18 akSesi manggis dan kerabat dekatnya dengap. teknik RAPD mempunyai tingkat kemiripan 19.6-50.8 % (Gambar IB). Teknik ini tidak mengelompokkan aksesi manggis dalam satu kelompok dan kerabat dekatnya tersebar diantara aksesi manggis. Analisis RAPD ini tidak kongruen dengan penanda isoenzim dan. AFLP yang mampu memisahkan grup manggis dengan kerabat dekatnya. Diduga pita-pita yang teramplifikasi bu1cim merupakan penciri yang mampu menunjukkan tingkat kekerabatan antar 18 aksesi yang diuji. Penggunaan primer yang lebih banyak dengan tingkat polimorfisme tinggi diharapkan dapat memberikan pengelompokan yang lebih komprehensif. Chen et al. (2000), menyatakan data molekuler sangat tergantung pada pemilihan primer yang digunakan. Berbeda dengan penanda lainnya dendrogram yang dihasilkan

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus 2007

(4)

teknik. RAPD mampu mengelompokkan G. hombroniana dan G. celebica dengan tingkat kemiripan 30.8 %. Selanjutnya, G. malaccensis_a dan G. malaccensis_b berada pada kelompok yang sama dengan tingkat kemiripan 39.5 % padabaJ pada dua penanda lainnya kedua aksesi pada kelompok berbeda. Dendrogram penanda RAPD mempunyai nilai korelasi matriks r=0.587 dengan goodness of fit sangat tidak sesuai.

Tiga komponen utama pertama penanda RAPD mempunyai persentase akumulasi 34.27 % keragaman (Tabel 2). Keragaman 70 % dari 175 karakter baru dapat diperoleh dari 10 komponen utama. Terdapat 165 karakter yang tidak terlalu berpengaruh terhadap ploting 18 aksesi yang dianalisis. HasH ekstraksi komponen 1 vs 2 (Gambar 3B) membentuk 4 kelompok utama. Analisis komponen utama memberikan gambaran yang berbeda pengelompokan pada dendrogram (Gambar IB).

Analisis Variabilitas dengan Penanda AFLP

Analisis AFLP 18 aksesi manggis dan kerabat dekatnya dengan tiga kombinasi primer: ACC_CAG, ACT_CAA, dan ACT_CAC menghasilkan 220 pita yang seIuruhnya (100 %) polimorfik. Jwnlah pita yang dihasilkan dari tiap kombinasi primer bervariasi antara 19-94 pita. Rata-rata 73.3 pita tiap sampel/primer. Primer ACT_CAA menghasilkan pita polimorfik terbanyak (94 pita) diikuti primer ACT_CAA 70 pita dan primer ACC_CAG 56 pita. Ukuran fragmen yang diamplifikasi berkisar antara 50-500 pasang basa (Pb).

Tingkat kemiripan 18 aksesi manggis dan kerabat dekatnya dengan penanda AFLP berkisar antara 18.48-80 % (Gambar lC). Penanda AFLP memisahkan aksesi manggis pada indeks kesamaan 45.3 %, kecuali kusu-kusu. Kelompok manggis mempunyai tingkat kemiripan yang Iebih tinggi (58-81 %) dibanding kerabat dekatnya (18-71 %). HasH analisis kluster membagi 18 aksesi menjadi 7 kelompok pada kemiripan 58 %. Aksesi G. malaccensis _ b, dan

G. hombroniana yang diduga sebagai tetua manggis berada pada kemiripan genetik 45.3 % dan 29%. Berdasarkan dendrogram AFLP hipotesis tersebut dapat diterima. Nilai r=O.978, artinya dendrogram yang dihasilkan dengan goodness of fit sangat sesuai untuk menggambarkan pengelompokan tersebut.

Tiga komponen utama pertama mempunyai akuinulasi 42.07 % keragaman (Tabel 2). Keragaman 70 % dari 607 karakter diperoleh dari 7 komponen utama. Terdapat 600 karakter yang tidak terlalu berpengaruh terhadap ploting 18 aksesi. Hasil ekstraksi komponen 1 vs 2 membentuk 6 kelompok utania (Gmbar 2C). Analisis komponen utama mendukung pengelompokan pada dendrogram (Gambar 1 C).

Analisis Variabilitas Menggunakan Kombinasi RAPD dan AFLP , , Tingkat kemiripan 18 aksesi manggis dan kerabat dekatnya berkisar antara 19.32-80.8 % (Gambar ID). Kombinasi kedua penanda memisahkan aksesi manggis pada indeks kesamaan 42 %. Kelompok manggis mempunyai'tingkat kemiripan yang lebih tinggi (53-81 %) dibanding kerabat dekatnya (19-60 %). Analisis kluster membagi 18 aksesi menjadi 7 kelompok (53 %). G. malaccensis, dan G. hombroniana yang diduga sebagai tetua manggis berada pada kemiripan genetik 42 % dan 28 %. Berdasarkan dendrogram kombinasi penanda AFLP dan RAPD hipotesis tersebut dapat diterima. Analisis MxComp menghasilkan nilai r=0.972 dengan goodness of fit

sangat sesuai untuk menggambarkan pengelompokan.

Tiga komponen utama pertama mempunyai nilai akumulasi 37.5 % keragaman. Keragaman 70 % dari 777 karakter baru dapat diperoleh dari 8 komponen utama. Terdapat 769 karakter yang tidak terlalu berpengaruh terhadap ploting 18 aksesi tersebut. Ekstraksi komponen 1 vs 2 membentuk 4 kelompok Utama (Gambar 3D). Analisis komponen Utama mendukung pengelompokan pada dendrogram (Gambar ID).

Analisis Variabilitas Menggunakan Kombinasi Isoenzim dan AFLP

Kombinasi penanda diharapkan mengungkap kekerabatan antat aksesi dengan lebih baik karena karaktemya Iebih banyak dan dari region genom yang berbeda. Jarak genetik 13 aksesi manggis dan kerabat dekatnya dengan kombinasi isoenzim dan AFLP berkisar 23-76.1 % (Gambar 2D). Kombinasi kedua penanda memisahkan aksesi manggis dengan indeks kemiripan 30.8 %. Kelompok manggis mempunyai tingkat kemiripan yang Iebih tinggi (30.8-76 %) dibanding kerabat dekatnya (23-70.3 %). Analisis kluster membagi 13 akSesi menjadi 6 kelompok (58.3 %). Dilihat dari kekerabatannya penanda isoenzim Iebih sesuai dalam pengelompokan. Kerabat dekat sudah'memisah pada 64 % (G. porrecta) kecuali G. Malaccensis,

G. Hombroniana, dan G. celebica dalam kelompok yang, sama (79 %), G. rigida merupakan

(5)

kerabat terjauh (47.5 %) dibanding manggis. Sebaliknya pada dendrogram AFLP dan kombinasi kedua penanda G. porrecta masuk kelompok manggis (71.6 % dan 75.5 %), kusu-kusu masuk kerabat dekat (30 % dan 30.8 %). G. hombroniana dan G. benthami dalam kelompok yang sama (71 %), sedangkan kerabat terjauh G. rigida (20.7 %) pada penanda AFLP dan G. celebica

(22 %) pada kombinasi kedua penanda. G. Malaccensis dan G. homhroniana yang diduga sebagai tetua manggis berada pada kemiripan genetik 45.9 % dan 30.8 %. Hipotesis tersebut berdasarkan dendrogram kedua penanda dapat diterima. Nilai r=0.975, dendrogram mempunyai

goodness of fit sangat sesuai. .

Tiga komponen utama pertama mempunyai nilai akumulasi yang mewakili 46.8 % keragaman (Tabel 2). Keragaman 70 % dari 634 karakter diperoleh dari 6 komponen utama. Terdapat 628 karakter yang tidak terlalu berpengaruh terhadap ploting 13 aksesi yang dianalisis. Ekstraksi komponen 1 vs 2 membentuk 6 kelompok utama (Gambar 3H). Analisis komponen utama mendukung pengelompokan pada dendrogram (Gambar 2D). Pengelompokan 13 aksesi pada dendrogram masing-masing penanda dengan tingkat kemiripan 55 % berbeda dengan pengelompokan hasil komponen utama, kecuali oleh AFLP. Secara umum dari 13 aksesi semua penanda dan kombinasinya memisahkan manggis dengan kerabat dekatnya, kecuali RAPD.

AFLP berkontribusi besar terhadap kluster kombinasi penanda. Secara konsisten nilai r tetap tinggi (> 90%) dan mampu memisahkan aksesi manggis dengan kerabat dekatnya. Hipotesis tetua manggis G. malaccensis dan G. homhroniana dapat diterima dengan pembuktian penanda AFLP dan kombinasinya dengan isoenzim. Persentase polimorfik yang tinggi bukan hal yang umum bagi tanaman manggis sebagai tanaman apomiksis obligato Kemungkinan hal ini

disebabkan oleh G. mangostana dihasilkan tidak dari persilangan tunggal diantara tetuanya. Hibridisasi berulang diantara tetua manggis memungkinkan munculnya variasi genetik yang lebih luas diantara tetuanya (ipbfruit@indo.net.id). Variasi yang tinggi diantara genotipe manggis merupakan potensi genetik untuk menghasilkan tipe unggul. Hal ini dapat dilakukan dengan metode seleksi Massa pada beberapa tanaman untuk menghasilkan varietas baru.

KESIMPULAN

Variabilitas genetik dan kekerabatan diantara tanaman manggis dan kerabat dekatnya dapat diungkapkan dengan empat isoenzim, tujuh primer RAPD, dan tiga kombinasi primer AFLP dengan tingkat polimorfisme masing-masing 88.9 %, 100 %, dan 100 %. G. mangostana

sebagai tanaman apomiksis obligat justru mempunyai variasi genetik yang luas. Tanaman manggis relatif dekat dengan G.malaccensis, G. porrecta, G. celebica, and G. hombroniana.

Hipotesis yang menyatakan G. mangostana merupakan hibrid dari G. malaccensis dengan G. homhroniana berdasarkan penanda AFLP dan kombinasinya dengan isoenzim dapat diterima.

Dendrogram berdasarkan penanda RAPD sangat berbeda pengelompokannya dibanding penanda isoenzim dan AFLP. Tingkat kesesuaian isoenzim lebih kongruen dengan AFLP. Penanda isoenzim dan AFLP mempunyai tingkat kesesuaian yang sangat baik dalam menggambarkan keragaman antar aksesi serta mampu mengelompokkan aksesi manggis secara terpisah dari kerabat dekatnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kepada Kantor Kementerian Riset dan Teknologi melalui program RUSNAS Pengembangan Buah-buahan Unggulan Indonesia di Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika (PKBT), LPpM-IPB periode 2000-2015, kepada Kementrian Departemen Pertanian melalui program KKP3t periode 2007, dan kepada PSRPT melalui program DIPA.

DAFfAR PUSTAKA

Ajmone-Marsan, P., P. Castiglioni, F. Fusari, M. Kuiper, and M. Motto. 1998. Genetic diversity and its relationship to hybrid performance in maize as revealed by RFLP and AFLP markers. Theor. Apll. Genet. 98:219-227.

Chen, Z., W. Song, and A. Warren. 2000. Studies on Six Euplotes spp. (Ciliophora: Hypotrichida) Using RAPD Fingerprinting, Including a Comparison with Morphometric Analyses. Acta. Protozool. 39: 209 - 216.

Collares, E. A. S., E. Choer, and A. S. Pereira. 2004. Characterization of potato genotypes using moleculer markers. Pesq. Agropec. Bras., Brasilia 39(9): 871-878.

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetiti! Bogor, 1-2 Agustus 2007

(6)

Doyle, J. J. and J. L. Doyle. 1987. A rapid dna isolation procedure for small quentities of fress leaf tissue. Phytochemical Bulletin 19 (1): 11-15.

Drew, R. A. 1997. The Application of Biotechnology to the Conservation and Improvement of Tropical and Subtropical Fruit Species. Seed and Plant Genetic Resources Service. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. 92p

Ford, H., and A. J. Richards. 1985. Isozyme variation within and between

Taraxacum

agamospesies in a single locality. Heredity 55: 289-291.

Hughes, J. and A. J. Richards. 1985. Isozyme in heritance in diploid

Taraxacum

hybrid. Heredity 54: 245-249.

Mansyah, E., Edison Hs., dan M. Winarno. 1994. Eksplorasi dan Studi Keragaman Manggis

(Garcinia Mangostana

L.) di Sumatera Selatan. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian

Hortikultura Solok.

Mansyah, E., M. Jawal, A. Lukitariati, dan A. Susiloadi. 1999. Variabilitas genetik tanaman manggis melalui analisis isoenzim dan kaitannya dengan variabilitas fenotipik. Zuriat 10(1):1-9.

Nei, M. and W. H. Li. 1979. Mathematical model for studying genetic variation in terms of restriction endonucleases. Proc Natl acad Sci USA 76(10): 5269-5273

Osman, M. and R. M. Abdul. 2006. Mangosteen

Garcinia mangostan

L. Southampton Center for Underutilised Crops, University of Southampton, UK. I69p.

Ramage, C. M., L. Sando, C. P. Peace, B. J. Carroll, and R. A. Dew. 2004. Genetic diversity revealed in the apomictic fruit species Garcinia mangostana L. (mangosteen). Euphytica 136(1):1-10.

Richards, A. J. 1990. Studies in Garcinia, dioecious tropical forest trees: the origin of the mangosteen (G

mangostana).

Botanical Journal of The Linn. Soc. 103:103-308.

Rolf, F. J. 1998. NTSys-pc. Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis Syatem. Version 2.02. Exerter Software. New York.

Schwarz, G., M. Herz, X. Q. Huang, W. Michalek, A. Jahoor, G. Wenzel, and V. Mohler. 2000. Application of fluorescence-based semi-automated AFLP analysis in barley and wheat. Theor. Appl. Genet. 100: 545-551.

Soltis, D. E., and P. S. Soltis. 1989. Isoenzimes in plant biology. Discorides Press. Portland, Oregon. 268p.

Supriyanto, A., A. Muharam, dan B. Hariyanto. 1999. Evaluasi Keragaman Pohon Manggis pada Sentra Produksi di Jawa dan Lombok dengan Analisis Isoenzim. Bul. Plasma Nutfah 5(1):6-10.

Te-Chato, S. and M. Lim. 2000. Improvement of mangosteen micropropogation through meristematic nodular callus formation from in vitro-derived leaf explants. Scientia Horticulturae 86(4): 291-298.

Vos, P., R. Hogers, M. Bleekers, M. Reijans, T. Van de Lee, M. Homes, A. Frijters, J. Pot, J. Peleman, E. Jacobsen, J. Helder, and J. Bakker. 1995. AFLP: a new technique for DNA fingerprinting. Nucl. Acids Res. 23:4407-4414.

William, J. G. K., A. R. Kubelik, K. J. Livak, J. A. Ravalski, and S. V. Tingey. 1990. DNA polimorphisms amplified by arbitrary primer are useful as genetic markers. Nucleic Acid Research 18(22):6531-6535.

(7)

"

i'

.'

ャセ@

A

セ@

S:

1-1

,(" OQ h!'$!!!..;av

セイ@

セ@

E -.

セセ@

lij

セ@

nセ@ セ@

ァセ@ セGX@

"0'

==

[

セ@

セ@

=

セ@

セ@

:::: セ@

セ@

=-セ@

セ@

:::: セ@

So

qセ@

=

セ@

1

セ@

セ@

セ@

S2

セ@

E

セ@ OJ:lO G.2S Clx:fIicicD1

セ@

=

セ@

セ@

!:!. Q

セ@

C

セ@

セ@

-{

...

iセ]@

セ@ 1 _

-

..

-ol

I

8112

I

c:=::

_ _ b

al21 Km>Ioal

-1122 _ _

0IkI0ic0

MIII8ceosis_B

セ@

. ftAc J;;

0.21 セ@ Q64

oJ. B a D all al21 8122 bl2 bl2 b21 b22

...

0ld60i0at alII a112 0A2 0>0ffidaII GA. OM Cddioa

_3

--セ@ BIIi

-...

RipIo

--

- .

セ@ w._ K>II>lam I.ompIIs KoIIq

----fill

-

----

セ@

-

- .

...

BIIi セ@ W.Sualaa

-...

--..b

Km>bo>

----

RipIo

"""'""

MollooomIs_8

;J.,

セ@

Gambar 1. Dendogram 33 aksesi berdasarkan penanda isoenzim (A) 18 aksesi dengan RAPD (B), 18 aksesi dengan AFLP (C), dan 18 aksesi berdasarkan gabungan RAPD dan AFLP 18 aksesi (D)

[image:7.903.128.747.53.482.2]
(8)

. ) I' A a bl b b2

....

OS!

C _all al

セ@

a2 h

IUD

....

al a2

....

0Jd6cicaI 0A9 OIefIlcient

Y

0.'78

I

l

o.iS4 I I l.qlmg KaItcog

-...

GIIIIIIacocmisTY JCuiD.KmI

---

w_

GJICI<lftl<IlIKR <lbambmIaaaK GcddioaKRB Gbc:oIhImiKRB Grl!JjdIKRB 0.89 ' -a_a KaItcog

-

---

w_ ...

..

GmaIocccosB_b

-

セ@ a...,; a _ Q,;pIa 0.78

-0: B I

-1

I

r--L-I

- I

-

L-.j

b

Nセ@ 034

....

0>0IIici00t D

Y

al セ@ a2 b - - - .

-022 03$

....

ClodI'am

I

I

... l セ@ ICoItq

-

a _

-

..

--

GJVoh a ...

-

セ@ セ⦅「@

w_

a _ 0 OS! r l 1.ompaaa Gpomcta Weos

-

---

セ@ GmoIooxmsis_b

-

ClhombtooUoao

a_

Qriaidt

a_

[image:8.899.120.794.48.482.2]

0.76

Gambar 2. Dendogram 13 aksesi dengan penanda isoenzim (A), RAPD (B), AFLP (C), dan kombinasi isoenzim dan AFLP (0)

,.

セ@

セ@

(9)

txI"tI

セ@ d

Lセ@

S:

I-ol - .

セセ@

セイ@

1

ij'

Xセ@

" c). §.

[

セ@

f

セ@ セ@

j

51. C)

""

;:to

;;:

セ@

{

セ@

Sl

JI i' II

A

BJ

C

セ@

_ '""'iii&:...

"'P-:- - ; - セ@

セ@

;:;...

セ@

"---3

セ@

-

」セイZM s.o

-05

セ@

-

G , セイ@ .. " ' • .cAI

iGlセ@

:1"''# ·

セ@

セ@

1 :

::I

セ@

-...

1

25

Ku""" ...

..

セBZG@

...

-... u

NLNNセ@

-1.5-セ@

-r

11-:--10

• .-* ...

.

J

0

...

セ@

..

J

u

-_.

...=-=-)

MRNセ@

NNNN[Zセ@ Iae

..

c_

.

...

-1

.

...

セ@ -25

-25 ..- -2

-セ@ • セ@

I

-30ft. -3 -5.0

-3.0 -25 -2.0 -LS

-LO

-os u -1 0 1 2 3 4 5 6 -2 0 2 4 6 8

iィエセ@ Mセ@ iィエセ@

D セNNNM セM

E :;:. セ@ F

J

セ@

• •

セセ@ lou

0-, . - - .

-...

-h

--

セ@ ."":'" -....

....

""-• "-:- • •

)25

I:

...

-

. .

-1-:

• • •

"'tt セ@

セiッ@ w_

...

-•

)

...-

-

) -LS ) -2 セ@

NNBNNBNBNセ@ _ M -3

-25

T セ@

-•

Mセ@ •

'""":"' -4 セ@

..-..

.eft. -25

-5

-4 -2 0 2 4 6 8 -25 -2.0 -1.5 -1.0 -o.s 0.0 o.s 1.0 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

iィエセ@

Mセ@ Mセ@

G

1.-.,-

H

.:;:-• •

I

-s.o

25

1

25

-

セM

I

IW· ...

セ@ セ@

• • • 0.0

BBGZBBGセ@ ..-

-:..

)

-

セ@

I:

セ@ • • • -25

-75

""-...

セB@

..

-So -10.0

-2 0 2 4 6 8 -8 -6 -4 -2 0 2 4

Iht a.o.i>a-t

Mセ@

- -

[image:9.902.127.791.40.489.2]
(10)

ISBN : 978-979-15549-2-2

PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN YANG DIBIAYAI

OLEH HIBAH KOMPETITIF

m m u r a z m

PENINGKATAN PEROLt-HAN HKX DARX HASIL

PENELITIAN YANG DIBIAYAI OLEH

HIBAH KOMPETITIF

BOGOR, 1-2 AGUSTUS 2007

Dalam rangka

Purnabakti Prof. Jajah Koswara

KEPJASAMA

FAKULTAS PERTANIAN IPB

DITJEN PENDIDIKAN TINGGI DEPDIKNAS

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DEPTAN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

(11)

Seminar ini diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian lPB bekerja sama dengan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas

dan

Pusat Perlindungan Varietas

Tanaman (PPVT) Deptan dalam rangka Pumabakti Prof., Dr. Jajah Koswara.

Copyright

©

2007 Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta lPB

JI. Merantl Kampus lPB Darmaga Bogor 16680

Telp.lFaks. (0251) 659353 e-mail: agronipb@indo.net.id

lsi dikutip dengan menyebutkan sumberoya

Departemen Agronomi

dan

Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

2007. Peningkatan Perolehan HKI dari Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah

Kompetitif. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah

Kompetitif. Bogor, 1-2 Agustus 2007.

xxxv +458

(12)

."

セャN@

t; ェNセNセ@ セ@

セエNLN@

)I,

KATAPENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas terselenggaranya Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif dalam rangka Purnabakti Prof Dr. Jajah Joswara pada tanggal 1-2 Agustus 2007, hingga diterbitkannya prosiding seminar tersebut. Seminar ini bertema "Peningkatan Perolehan HKI dari Basil Penelitian yang Dihiayai oleh Bibah Kopetitif' .

Seminar diselenggarakan atas ketjasama Fakultas Pertanian IPB, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas serta Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) Deptan, dan sebagai panitia pelaksana adalah Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Seminar dihadiri 160 peserta yang terdiri atas dosen, mahasiswa dan peneliti. Mengawali presentasi makalah, dilaksanakan sidang pleno dengan topik Sosialisasi HKI-PVT oleh pejabat terkait dari IPB dan Deptan serta praktisi dari kalangan swasta. Terkait dengan Purnabakti Prof. Dr. Jajah Koswara, sebuah buku semi autobiografi karya Prof. Jajah betjudul "Pelajaran hidup yang Tak Pernah Usai : Jalan Masih Panjanft' telah diterbitkan secara terpisah.

Dalam seminar dipresentasikan hasil penelitian yang baru dilaksanakan maupun review hasil-hasil penelitian multi tahun dari sumber dana tunggal maupun beberapa sumber yang berbeda. Review tersebut sangat baik menggambarkan kemanfaatan hibah kompetitif multi tahun yang dirintis oleh Prof. Dr. Jajah Koswara, serta menggambarkan kemajuan pelaksanaan penelitian bersangkutan. Dengan demikian dapat dideteksi potensi HKI-PVT dari hasil-hasil penelitian tersebut.

Makalah presentasi dalam pro siding ini betjumlah 64 terbagi ke dalam 40 makalah presentasi oral dan 24 makalah presentasi poster. Bidang bahasan difokuskan pada tanaman mencakup aspek Agronomi, Pemuliaan Tanaman, Benih, dan Bioteknologi, serta penunjang budidayanya, termasuk penggunaan mikroba. Beberapa makalah yang dipresentasikan dalam seminar tidak diterbitkan dalam pro siding ini atas pertimbangan penulisnya.

Terimakasih disampaikan kepada semua fihak yang telah berpartisipasi mensukseskan Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif ini yang terangkai dalam kegiatan Purnabakti Prof. Dr. Jajah Koswara. Disadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan prosiding ini. Meskipun demikian semoga prosiding ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, Desember 2007 Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, MSc.

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah KompetitiJ Bogor, 1-2 Agustus 2007

,

(13)

DAFTARISI

Halaman KATAPENGANTAR ... 1 DAFTARISI ... ..

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS PERTANIAN IPB ... ..

MAKALAH SIDANG PLENO Perlindungan Varietas Kelapa Sawit

11

VII .

Dwi Asmono ... xi Menjadi Market Trendsetter atau Follower (pengalaman dalam

Perbenihan Sayuran)

Abdul HaIIlid ... XXIX

MAKALAH ORAL

Peran Bahan Organik dalam Meningkatkan Produksi Pertanian M. H. Bintoro, Douglas Manurung, Ishak TanH. Djawahir, dan Wahju

Sujatrniko ... 1 Penambahan COl Internal Tanaman Kapas dengan Pemberian Metanol Guna

Meningkatkan Produksi Melalui Deteksi 14C

Badron Zakaria, Dannawan, dan Nurlina Kasim ... . Mekanisme Fisiologi Tanaman Kedelai pada Kondisi Jenuh Air dan Kering serta Kaitannya dengan Biosintesis Etilen

Munif GhulaIIlahdi ... .. Evaluasi Kualitas Buah Pisang Ambon pada Tingkat Kematangan yang

Berbeda Selama Penyimpanan

10

19

SlaIIlet Susanto, Dina Sabrina, Deliana, Dewi SuIana, dan Sutrisno .... ... 28 Kajian Pertumbuhan, Ekspresi Seks Tanaman, dan Kualitas Buah Pepaya

Genotipe IPB 1 dan IPB 2 dengan Pupuk Organik

Ketty Suketi, Sriani Sujiprihati, Mellyawati, dan Devis Suni ... 36 Pengaruh Ukuran Kawat dan Ukuran Cabang untuk Strangulasi terhadap

Pembungaan Jeruk Besar (Citrus grandis (L.) Osbeck)

Arifah Rahayu, Setyono, dan SlaIIlet Susanto... ... ... ... ... 44 Pengaruh Pemberian Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rebung

Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schults F.) Backer Ex Heyne)

Sandra Arifin Aziz ... 51 Adaptasi Pertumbuhan dan Kandungan Flavonoid Daun Dewa (Gynura

pseudochina (L.) Dc) Asal Kultur In Vitro pada Intensitas Cahaya Rendah

Nirwan, Munif GhulaIIlahdi, dan Sandra A. Aziz ... ... ... 60 Struktur Populasi Eriborus argenteopilosus Cameron (Hymenoptera :

Ichneumonidae) pada Beberapa Tipe Lansekap di Sumatera Barat

Novri Nelly dan Y aherwandi ... 69 Sebaran Populasi Nematoda Entomopatogen Steinernema spp. pada Beberapa

Kawasan Pertanian Lahan Gambut di Kalimantan Selatan

Anang Kadarsah dan Jumar ... .. 76 Studi Patogen Penyebab Antraknosa pada Pepaya

Siti Hafsoh ... . 83

ii Daftar lsi

.iI.... セN@

J

f

-"

.!!I---.. ,

/

.

(14)

-

..

Perkembangan Penelitian Teknologi Benih Aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) di Universitas Tadulako

Muhammad Salim Saleh, Enny Adelina, Maemunah, Nuraeni, Idham, Sakka

Samudin, dan Nur Alam ... 91 Wani Bali (Mangifera caesia Jack.) Tanpa Biji, Prospek Pengembangan dan

Kendala Pembibitannya

I. N. Rai, O. Wijana, dan C. O. A. Semarajaya ... .. 97 Sistem Pembibitan Manggis untuk Distribusi

M.Rahmad Suhartanto, A. Qadir Dan Muzayyinatin ... ... 105 Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.)

Verdcourt) Galur Gresik dan Bogor pada Berbagai Wama Biji

Endah Sri Redjeki ... 114 Perbanyakan Klonal Phalaenopsis sp. In Vitro dari Eksplan Daun dan

Eksplan Tangkai Bunga

Yusnita, Candra Kesuma, Devina Andiviaty, Sri Ramadiana dan Dwi Hapsoro ... 119 Respon Tanaman Anggrek Bulan terhadap Jenis Media Tanam dan

Letak Tanaman Pada Sistem Pertanian Organik secara Vertikultur

Yati Suryati ... 125 Analisis Daya Gabung dan Aksi Gen Ketahanan Cabai (Capsicum annuum L.)

terhadap Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum

Muhamad Syukur, Sriani Sujiprihati, Jajah Koswara dan Widodo ... 131 Interaksi Genotipe X Musim pada Karakter Hasil dan Komponen Hasil Ubi

27 Genotipe Bengkuang (Pachyrhizus erosus L. Urban) pada Lingkungan Pemangkasan Reproduktif Di Jatinangor

Agung Karuniawan ... . Galur Kacang Tanah Berdaun Hijau Tua : Keunggulan dan

Pengendalian Genetiknya

Yudiwanti ... . Prospek Senyawa Anti Giberelin dalam Memacu Peningkatan Vigoritas Planlet

137

143 Suseno Amien ... 147 Analisis Daya Gabung dan Heterosis Hasil Galur Jagung Dr Unpad melalui

Analisis Dialel

D. Ruswandi, M. Saraswati, T. Herawati, A. Wahyudin, dan N. Istifadah ... 153 Keragaman Fenotipik dan Genetik Mahoni (Swietenia macrophylla) di Jawa

Tengah dan Jawa Timur

Ulfah J. Siregar, Iskandar Z. Siregar, dan Insan Novita ... 160 Pengujian Cabai Hibrida IPB di Dua Lokasi

Muhamad Syukur, Sriani Sujiprihati, dan Rahmi Yunianti ... ... 165 Pendugaan Daya Gabung dan Heterosis Ketahanan terhadap Phytophthora

capsici Leonian pada Persilangan Dialel Penuh Enam Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.)

Rahmi Yunianti, Sarsidi Sastrosumarjo, Sriani Sujiprihati,

Memen Surahman, dan Sri Hendrastuti Hidayat ... ... ... ... 172 Tinjauan Ulang Pengembangan Teknologi Haploid Cabai dan Prospeknya

untuk Percepatan Penelitian Genetika dan Pemuliaan Tanaman

Ence Darmo Jaya Supena ... . Uji Daya Adaptasi dan Interaksi Genotipe X Lingkungan Galur Potensial

Keturunan Persilangan Mentik Wangi dengan Poso untuk Perakitan Padi Gogo Aromatik

Totok Agung D.H. Dan Suwarto ... ..

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah KompetitiJ Bogor, 1-2 Agustus 2007

179

187

(15)

Pemuliaan Padi Gogo Tenggang Aluminium dan Tahan Bias ' melalui Kultur Antera

Bakhtiar, Bamhang S. Purwoko, Trikoesoemaningtyas, M.A. cィッコセ@ Iswari S.

Dewi, dan Mukelar Am.ir ... 197 Seleksi Nenas Hasil Persilangan Cayenne dengan Queen di Jatinangor

Neni Rostini, Citra Bakti, dan Syaiful Muharok ... . Pendugaan Parameter Genetik dan Hubungan antar Hasil dengan Beberapa Karakter Kuantitatif dari Plasma Nutfah Nenas (Ananas comosus L. Merr.) Koleksi PKBT IPB

Muhammad ArifNasution, Roedhy Poerwanto, Sohir, Memen Surahman, dan Trikoesoemaningtyas ... ; ... . Perakitan Padi Gogo Toleran Tanah Masam Dan Berdaya Hasil Tinggi :

Seleksi Dengan Metode Bulk

Surjono H. Sutjahjo, Trikoesoemaningtyas, Desta Wirnas, Rustikawati,

Rosy I. Saputra ... . Uji Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan Padi Sawah Tipe Baru

di Tiga Lokasi

Hajrial Aswidinnoor, Willy Bayuardi Suwarno, Intan Gilang Cempaka, Ratna

205

211

218

Indriani, dan Wulandari Siti Nurhidayah ... ... ... .... 222 Perbaikan Sifat Agronomi dan Kualitas Sorgum Sebagai Sumber Pangan,

Pakan Ternak, dan Bahan Industri melalui Pemuliaan Tanaman dengan Teknik Mutasi

Soeranto Human ... ... .... ... .... ... ... ... .... ... ... ... ... 226 Konstruksi Mutan Pseudomonas sp. Crb17 untuk Meningkatkan Produksi

Indole Acetic Acid Melalui Mutagenesis dengan Transposon

Mutiha Panjaitan, Aris Tri Wahyudi, dan Nisa Rachmania ... . Variabilitas Genetik Mutan-Mutan Manggis In Vitro berdasarkan

Marka RAPD

Warid Ali Qosim, R. Poerwanto, G. A. Wattimena, Witjaksono, Sohir, dan

N. Carsono ... . Aplikasi Marka Isoenzim, RAPD, dan AFLP untuk Identif1kasi Variabilitas Genetik Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) dan Kerabat Dekatnya

Soaloon Sinaga, Sohir, Roedhy Poerwanto, Hajrial Aswidinnoor, Dedy Duryadi,

234

240

Resmitasari, Rudy Lukman, dan Roswita Amelia. ... ... ... ... ... ... 247 Amplif1kasi CDNA Kedelai dettgan Beberapa Primer SpesnIk Gen Cao

(Chlorophyll A Oxygenase)

Nurul Khumaida, Kisman, dan Didy Sopandie ... 256 Analisis Sekuen Lengkap Gen yang Terkait Adaptasi Kedelai terhadap

Intensitas Cahaya Rendah

Kisman, Nurul Khumaida, dan Sohir ... 261 Seleksi In Vitro K1on-Klon Kentang Hasil Persilangan cv. Atlantik dan

Granola untuk Mendapatkan Calon Kultivar Kentang Unggul

Awang Maharijaya, Muhammad Mahmud, dan Agus Purwito ... 268 Karakterisasi Abnormalitas Embrio Somatik Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

Jacq) Berdasarkan Morfologi, RAPD dan Metilasi RP-HPLC

Nesti F. Sianipar, Gustav A.Wattimena, Maggy Thenawidjaya S., Hajrial

Aswidinnoor, dan Nurita Toruan-Mathius ... .. MAKALAH POSTER

Pengaruh Pendinginan Larutan Hara terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah pada Sistem Hidroponik dengan Empat Macam Media Tanam

Agus Margiwiyatno ... ..

iv

276

285

Daftar lsi

r>\{J_

セ@

\!

r;

-

.

(16)

i

,

I

J'

,.

"

Aセ@

Analisis Keanekaragaman Genetik 27 Genotipe Cabai (Capsicum spp.) KoleksiIPB

Ahmad Meka Rosyadi, Sriani SUjiprihati, dan Rahmi Yunianti ... 291

Uji Ketahanan Terhadap Bias Daun Galur-Galur F4:6 Padi Gogo Hasil Seleksi Tanah Masam

Desta Wimas, Trikoesoemaningtyas, Surjono H. Sutjahjo, Khoirul Hidayah, dan Lestari Atmojo ... .

Perlakuan Ec dan Ph Larutan Media Hidroponik pada Bawang Merah Varietas Sumenep, Philipin dan Tiron

Eni Sumarni dan Noor Farid ... .

Akumulasi dan Sekresi Asam Organik pada Padi Gogo Toleran dan Peka Aluminium serta Perannya dalam Mobilisasi P

Etti Swasti dan Nalwida Rozen ... .

Pendugaan Nilai Heritabilitas dan Korelasi Genetik Beberapa Karakter Agronomi Tanaman Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai)

299

305

312

Memen Surahman, Muhamad Syukur, dan Anita Amalia Rahmawati ... 320

Evaluasi Ketahanan Beberapa Persilangan Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai) terhadap Layu Fusarium (Fusarium oxysporum

f. sp. Niveum)

Muhamad Syukur, Efi Toding Tondok, dan Swisci Margaret ... 326

Pengembangan Budidaya Jenuh Air Tanaman Kedelai dengan Sistem Tumpangsari Padi Kedelai di Lahan Sawah

Munif Ghulamahdi, Sandra Arifin Aziz, Maya Melati, Nurwita Dewi,

dan Sri Astuti Rais ... 331

Ketahanan 23 Genotipe Cabai (Capsicum sp.) terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp.)

Sriani Sujiprihati, Muhamad Syukur, Widodo, Efi Toding Tondok,

Rahmi Yunianti dan Neni Hariati ... .

Tanggap Morfologi dan Fisiologi Padi Gogo Fase Semai pada Kekeringan untuk Memudahkan Seleksi

Noor Farid dan Datjanto ... .

Aplikasi Filter Cahaya dan Teknik Cutting dalam Perbanyakan Vegetatif Tanaman Sansevieria trijasciata 'Laurentii'

Peni Lestari, Nurul Khumaida, dan Ani Kurniawati ... .

Perbanyakan Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schults F.) Backer Ex Heyne) pada Kultur In Vitro

Sandra Arifin Aziz, Fred Rumawas, Livy W. Gunawan, Bambang S. Purwoko,

Hajrial Aswidinnoor, Achmad Surkati Abidin, dan Maggy T. Suhartono ... .

Pengaruh Pepton terhadap Pengecambahan Biji Anggrek Phalaenopsis Amabilis dan Dendrobium Hybrids In Vitro

Sri Ramadiana, Rizka Dwi Hidayati, Dwi Hapsoro dan Yusnita ... .

Determinasi Tipe Seks Pepaya (Carica papaya L.)

Kartika Trias Maknani, Muhamad Syukur, dan Sriani Sujiprihati ... , ... .

Studi Kromosom Anyelir (Dianthus caryophyllus Linn.) Mutan Akibat lradiasi Sinar Gamma

Tia Atisa, Syarifah lis Aisyah, dan M. Syukur ... .

Induksi dan Proliferasi Kalus Embrionik pada Beberapa Genotip Kedelai Peka dan Toleran Naungan

Tri Handayani dan Nurul Khumaida ... .

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitij Bogar, 1-2 Agustus 2007

337

342

348

357

366

373

379

387

L/'

(17)

Keragaman Kandungan Trypsin Inhibitor pada Beberapa Provenan Sengon (Paraserianthes falcataria) di Jawa Sebagai Mekanisme Alami Ketahanan terhadap Hama

Ulfah J. Siregar ... . Hubungan Kekerabatan antar Genotipe dalam Tiga Grup Kultivar Melon

Willy Bayuardi Suwamo dan Sobir ... .. Interaksi Genotipe-Lingkungan untuk Ketahanan terhadap Penyakit

Bercak Daun pada Galur-Galur Kacang Tanah

Chaireni Martasari, S. Sastrosumarjo, A.A. Mattjik, dan Yudiwanti ... .. Pemanfaatan Parasitoid Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae,

Hymenoptera) dalam Pengendalian Penggerek Batang pada Tanaman Padi Arifm Kartohardjono ... . Komparasi Respon Fisiologis Tanaman Kedelai yang Mendapat Cekaman

Kekeringan dan Perlakuan Herbisida Paraquat

Violita, Hamim, Miftahudin, Triadiati dan Soekisman Tjitrosemito ... . Peroksidasi Lipid pada Akar Padi (Oryza sativa L.) sebagai Respon Fisiologis terbadap Cekaman Aluminium

Sri Aninda Wulansarl, Utut Widyastuti Suharsono, Hamim, dan Miftahudin ... Keragaman Aktivitas Nitrat Reduktase (Anr) dan Kandungan KIorof"JI

Beberapa Aksesi Pisang (Musa spp.) di Wilayab Banyumas

Dyah Susanti, B. Prakoso, S. Nurchasanah, dan L.S. Abidin ... .. Pengarub Kualitas Cabaya dan Fotoperiode terbadap Pertumbuban

dan Perkembangan Kastuba In Vitro

Muhannnad Ibrahim Faruq dan Dewi SuIana ... ..

SUSUNAN P ANITIA ... .. SUSUNAN ACARA ... . DAFT AR PESERTA SEMINAR ... . INDEKS PEMAKALAH ... . INDEKS KOMODITAS ... .

vi

397

402

409

413

419

426

432

437

441

443

453

456

458

Daftar lsi

Gambar

Gambar 1. Dendogram 33 aksesi berdasarkan penanda isoenzim (A) 18 aksesi dengan RAPD (B), 18 aksesi dengan AFLP (C), dan 18 aksesi berdasarkan gabungan RAPD dan AFLP 18 aksesi (D)
Gambar 2. Dendogram 13 aksesi dengan penanda isoenzim (A), RAPD (B), AFLP (C), dan kombinasi isoenzim dan AFLP (0)
Gambar 3. Komponen utama 33 aksesi dengan isoenzim (A), 18 aksesi dengan RAPD (B), 18 aksesi dengan AFLP (C), 18 aksesi dengan RAPD dan AFLP (D), 13 aksesi dengan isoenzim (E), RAPD (F), AFLP (G) serta gabungan isoenzim dan AFLP (H)

Referensi

Dokumen terkait

Chapter 1: Introduction Chapter 2: Background Chapter 3: Representing Text Commentary Data Chapter 4: Mining Strength Rules and Weakness Rules of Cricket Players Chapter 6:

Dalam perkuliahan ini dibahas konsep perkembangan, mencakup pengertian dan prinsip perkembangan; perspektif psikologi dalam memahami perkembangan, mencakup perspektif

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang sudah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik simpulan bahwa terdapat wujud prinsip kerja sama dalam tuturan perawat dan

The research only focuses on effectiveness of the teaching reading comprehension using QAR method in improving students’ reading skill of X th grade students of SMK

Setelah dilakukan perancangan dan pemasangan single tuned filter maka nilai Total Harmonic Distortion tegangan mengalami penurunan berkisar antara 3.29 % sampai 4.54

[r]

suatu model pembelajaran praktik mengajar yang dapat meningkatkan kompetensi. pedagogik mahasiswa, berikut ini disampaikan

Kriptografi sangat berperan dalam keamanan suatu data atau informasi. Di sisi lain, kriptografi banyak yang telah dipecahkan oleh kriptanalis, sehingga informasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem