BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Seni batik merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya. Karena itu sudah selayaknya ditingkatkan dan dikembangkan (Widodo, 1983 : 1). Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan batik sebagai pakaian warisan budaya bangsa. Batik di Indonesia beraneka ragam sesuai dengan kebudayaan daerah setempat. Diantara sekian banyak ragam batik di Indonesia salah satunya adalah batik Anyaman bambu. Batik Anyaman bambu merupakan batik khas Kota Cimahi. Batik Anyaman bambu memiliki ciri khas yang terlihat dari jenis motifnya yang bergambar anyaman bambu.
Batik Cimahi termasuk jenis batik baru, tetapi ini bisa menjadi pemicu yang memotivasi para seniman Batik Cimahi untuk terus berkreasi dan bisa mengembangkan motif Batik khas Cimahi. Terbentuk pertengahan tahin 2008 dan diperkenalkan pertengahan tahun 2009 bertepatan dengan hari ulang tahun Kota Cimahi yang ke-8. Ide untuk mengembangkan Batik Cimahi dimulai dari keprihatinan beberapa seniman Cimahi yang peduli terhadap perkembangan budaya tradisional Kota Cimahi.
Batik anyaman bambu merupakan salah satu ikon Batik Cimahi. Dengan diciptakannya batik yang identik dengan pola anyaman bambu, batik ini mengukuhkan eksistensinya sebagai salah satu dari beragamnya seni batik yang dikenal di Indonesia.
Pada masa ini software-software untuk membuat tipografi sudah semakin canggih. Dukungan teknologi dan media yang melimpah membuat para pembuat
komputer memberikan solusi yang lebih bersifat teknis bagi perkembangan dunia tipografi, sehingga hal itu telah memberikan banyak peluang untuk mempermudah pekerjaan perancang huruf dalam mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang ada pada proses penciptaan desain huruf baru.
Huruf salah satu bagian terkecil dari struktur bahasa tulis, elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra atau kesan secara visual. Pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi.
Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Sihombing, (2001: 58) Mempelajari tipografi berarti mengenal karakter huruf. Tipografi sebagai lambang bunyi, citra (image), penyampai pesan atau informasi. Setiap jenis huruf memberikan kesan tertentu yang khas dari setiap jenis huruf; ada yang terkesan kokoh, ringan halus, kuat, tajam dan lain-lain tergantung penampilan yang dibangun dari setiap jenis huruf itu sendiri.
Manusia telah mengupayakan berbagai cara terbaik untuk dapat berkomunikasi lewat tulisan. Perkembangan teknologi juga telah mempengaruhi dunia desain dan tipografi di Indonesia, dengan ditemukannya huruf digital atau yang sering disebut “font”
I.2. Identifikasi Masalah
Setelah melihat latar belakang yang dipaparkan, terdapat beberapa masalah yang muncul, antara lain:
Perlunya informasi kepada masyarakat tentang keberadaan Batik Cimahi, Dibutuhkannya pengembangan motif Anyaman Bambu dari Batik Cimahi
untuk menarik minat masyarakat dalam melestarikan Batik Cimahi.
Perlunya media yang dapat menginformasikan motif Anyaman Bambu Batik Cimahi kepada masyarakat.
I.3. Rumusan Masalah
Bagaimana proses pengembangan dan sosialisai motif Batik Anyaman Bambu yang merupakan hasil kebudayaan Kota Cimahi kedalam perancangan tipografi?
I.4. Batasan Masalah
Setelah menentukan rumusan masalah dan sesuai dengan batasan masalah yang ada. Masalah akan difokuskan pada pengembangan dan sosialisasi yang mengadopsi dari motif Anyaman Bambu Batik Cimahi. Karena Ayaman Bambu salah satu ikon Batik Cimahi.
I.5. Tujuan Perancangan
Membantu mensosialisasikan Batik Cimahi kepada masyarakat dengan media yang lebih diminati saat ini.
BAB II
PERANCANGAN TIPOGRAFI ANYAMAN BAMBU DARI MOTIF BATIK CIMAHI
II.1. Sejarah Batik
Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu ”tik” yang berarti
titik / matik ( kata kerja membuat titik) kemudian berkembang menjadi istilah batik
( Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14 ). Disamping itu juga mempunyai pengertian
segala sesuatu yang berhubungan dengan membuat titik pada kain mori. Menurut Kalinggo Hanggopuro dalam buku Batik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik sebenarnya
tidak ditulis dengan kata ”Batik” akan tetapi seharusnya ditulis ”Bathik”. Hal ini
mengacu pada huruf jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaian batik sebagai rangkaian
dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah dimana bathik menurut penulis terdahulu diartikan secara jarwadhosok yaitu ngembat titik atau rambataning titik yang berarti bahwa bathik merupakan rangkaian dari titik-titik. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik tidak dapat diartikan satu atau dua kata atau satu padanan kata tanpa penjelasan lanjut karena batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara penggambaran motif pada kain yang menggunakan proses pemalaman yaitu menggoreskan malam (cairan lilin) yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.
II.1.1. Motif Batik
Menurut pendapat Hamzuri ( 1989 : 6 ) mengenai batik adalah sebagai
berikut: ”Batik adalah lukisan atau gambar pada mori yang dibuat dengan
Motif batik adalah suatu yang menjadi dasar atau pokok dari suatu pola gambar yang merupakan pangkal atau pusat suatu rancangan gambar, sehingga makna atau arti dari tanda atau simbol atau lambang dibalik motif batik dapat diungkap.
Motif merupakan susunan terkecil dari gambar atau kerangka gambar pada benda. Dalam motif terdiri atas unsur bentuk/objek, skala/proporsi, dan komposisi. Motif menjadi pangkalan atau pokok dari sesuatu pola setelah motif itu mengalami proses penyusunan dan diterapkan secara berulang-ulang sehingga diperoleh sebuah pola dan pola itu diterapkan pada benda lain yang nantinya akan menjadi sebuah ornamen. Dibalik kesatuan antara motif, pola, dan ornamen terdapat pesan dan harapan yang ingin disampaikan oleh pencipta motif batik.
Motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan ( Susanto, 1980 : 212 ). Motif batik disebut juga corak batik sekaligus penamaan corak batik atau pola batik itu sendiri.
II.1.2. Ragam Hias Batik
II.1.3. Jenis Batik
Menurut Teknik
a. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
b. Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
c. Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Menurut asal pembuatan a. Batik Jawa
Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbedabeda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang didapat dari leluhur, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Budha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
b. Motif Batik berdasarkan daerah asal o Batik Bali
o Batik Pekalongan o Batik Solo
o Batik Tasik o Batik Aceh
o Batik Cirebon (Sumber: wikipedia.org/wiki/Batik.)
II.2. Batik Cimahi
Batik Cimahi termasuk jenis batik baru. Tetapi ini bisa menjadi pemicu yang memotivasi para seniman Batik Cimahi untuk terus berkreasi dan bisa mengembangkan motif batik khas Cimahi. Terbentuk pertengahan tahun 2008 dan diperkenalkan pertengahan tahun 2009 bertepatan dengan hari ulang tahun kota Cimahi yang ke-8. Ide untuk mengembangkan Batik Cimahi dimulai karena keprihatinan beberapa seniman Cimahi yang peduli terhadap perkembangan budaya tradisional di kota Cimahi.
Awal sejarah Batik Cimahi, dimulai dengan digelarnya lomba desain batik yang digelar ibu-ibu PKK Kota Cimahi dibawah komando Hj. Atty Suharti Tochija, selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kota Cimahi. Acara yang digelar sebagai rangkaian mengisi acara Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Cimahi ke-8 Juni 2009 tersebut, diikuti sekitar 80 pengrajin pakaian di Kota Cimahi.
Setelah melalui proses penjurian yang panjang, akhirnya panitia berhasil menetapkan tiga corak batik sebagai juaranya, yaitu batik dengan corak Daun Singkong, corak Kujang dan Bambu yang kemudian berkembang.
Ada lima motif yang menjadi batik khas Kota Cimahi, yaitu motif Cireundeu, Anyaman Bambu, Curug Cimahi, Pusdik, dan Kujang.
1. Motif Cirendeu yang dibuat oleh Dadang lebih mewakili masyarakat adat Kampung Cirendeu yang terletak di wilayah Leuwigajah, Cimahi Selatan. Singkong atau sampeu yang merupakan makanan pokok pengganti nasi bagi masyarakat sekitar selama 80 tahun, telah menjadi inspirasi bagi Dadang untuk menciptakan motif batik. Jadi, pada motif Cirendeu ini, motif daun singkong dan ketela lebih mendominasi.
Gambar II.1. Motif Cirendeu
Sumber : http://fitinline.com/article/read/batik-cimahi (21/11/2014)
Gambar II.2. Motif anyaman bambu
Sumber : http://balareabatikjabar.org/portfolio-item/motif-bambu-cimahi/ (21/11/2014)
3. Curug Cimahi adalah nama air terjun kebanggaan warga Cimahi yang terletak di kawasan Cisarua. Meskipun kawasan tersebut kini sudah termasuk wilayah Kabupaten Bandung Barat, namun nama Curug Cimahi sudah sedemikian melekatnya dengan warga Cimahi sehingga menjadi salah satu inspirasi pembuatan motif batik.
Gambar II.3. Motif Curug cimahi
Sumber : http://fitinline.com/article/read/batik-cimahi (21/11/2014)
Gambar II.4. Motif Pusdik
Sumber : http://fitinline.com/article/read/batik-cimahi (21/11/2014)
5. Motif yang terakhir yaitu motif Kujang. Kujang merupakan senjata tradisional khas Jawa Barat. Motif Kujang ini dibuat oleh Muhammad Yaser. Ada dua jenis motif Kujang yang ada pada batik Cimahi, yaitu motif Rereng Kujang dan Kujang Cakra.
Gambar II.5. Motif Kujang
Sumber : http://fitinline.com/article/read/batik-cimahi (21/11/2014)
Canting Art, Batik Anggraeni, Tiga Putri (Necys Collection), Micha Collection dan Yommy Collection.
Memakai batik, ternyata bukan sekedar memiliki nuansa nasionalisme, melainkan mengikuti tren, mengingat sekarang kreasi batik terus dikembangkan oleh para perjain batik khususnya batik Cimahi.
1. Lembur Batik Canting Art
Lembur Batik adalah salah satu mata rantai yang senantiasa akan mengembangkan diri untuk turut melestarikan seni tradisi batik di Jawa Barat, khususnya di Kota Cimahi.
Alamat : Jl. Pesantren No. 131 Cibabat – Kota Cimahi No. Telp : 022-91371280 atau 022-95070021
E-Mail : lembur_batik@yahoo.com Website : lemburbatik-cantingart.com
Lembur Batik melalui Batik Cimahi. Sebuah karya mengangkat khas Kota Cimahi sebagai ciri dan pembeda dari karya batik yang lain.
Lembur Batik adalah sarana wisata dan wisata belanja yang akan menata diri untuk menyambut kehadiran pengunjung Batik Cimahi disediakan dalam bentuk busana jadi dan helaian bahan (Bahan pakaian aneka motif, warna dan jenis kain). Karya Lembur Batik diekspresikan dalam tiga klasifikasi teknis pembuatan batik, Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Sablon (Printing). Batik Cimahi menyediakan dalam berbagai jenis bahan (kain) berkualitas, agar dapat memuaskan semua kalangan dalam mengapresiasi batik. Lembur Batik juga mengajarkan bagaimana membedakan batik asli dan tekstil bermotif batik.
Jika pepatah mengatakan “ Tak kenal maka tak sayang “. Lembur Batik
mengajarkan seluk beluk tentang batik bagi kalangan pelajar dan masyarakat. Belajar bersama Lembur Batik bertujuan untuk mempersiapkan SDM yang handal serta kaya informasi, melalui kegiatan kunjungan belajar, praktek dasar membatik, dan pelatihan khusus, hobby dan profesi.
2. Batik Cimahi dan Craft Anggraini
Batik Cimahi dan Craft Anggraini berdiri tahun 2009 dengan memfokuskan diri pada kegiatan produksi sekaligus kegiatan penjualan produk batik Cimahi
dan craft. Dengan Slogan “didalam ketidakberaturan ada keteraturan, didalam
keanekaragaman ada keselarasan”, inovasi dan kreativitas yang
berkesinambungan merupakan keunggulan dari Batik Cimahi dan Craft Anggraini, sehingga menghasilkan karya yang kaya akan nilai seni tinggi serta tetap mengikuti mode modern.
Batik Cimahi dan Craft Anggraini merupakan karya yang mengekspresikan
pengejawantahan masyarakat Cimahi “Saluyu Nagwangun Jati Mandiri” yang
Jenis Produksi : Kain dan Pakaian Batik dengan motif khas Cimahi Kapasitas Produksi : 500 – 1.000 unit
3. Batik Tiga Putri Identitas UMKM
Nama UMKM : Batik Tiga Putri Nama Pengusaha : Rienny Yuniarti
Alamat : Jl. Bina Budi No. 1 Citeureup Cimahi Utara No Telp. / HP : 022-6641340 atau 081321659991
Jenis Produksi : Kain batik, pakaian batik, pernak pernik dari batik
4. Micha Collection Identitas UMKM
Nama UMKM : Micha Collection Nama Pengusaha : Mimin
Alamat : Komplek Cibogo Permai B1 No. 4 RT 02 RW 14 Kelurahan Leuwigajah Cimahi Selatan
No Telp. / HP : 022-6676918 atau 081394177268
II.3. Sejarah Tipografi
Sejarah perkembangan tipografi di dunia diawali dari penggunaan pictograph oleh bangsa Viking Norwegia dan hieroglipth oleh bangsa Mesir pada abad 1300 SM. Berkembang pada masa kejayaan Romawi yaitu dengan ditakhlukkannya bangsa Yunani oleh kekaisaran Roma yang membawa peradaban baru dalam sejarah barat dengan diadaptasikannya kesusastraan, kesenian, agama, serta sistem alfabet dari Yunani. Alfabet Yunani awalnya hanya terdiri dari 21 huruf yaitu A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U, dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlahnya menjadi 26.
Sistem huruf dan penulisan berkembang setelah terjadi revolusi industri, dengan diketemukannya tekhnologi mesin cetak pertama kali oleh Johan Gensflesch Zum Gutenberg dari Jerman (1398-1468) Tekhnologi mesin cetak Gutenberg juga melatar belakangi munculnya sistem tipografi modern yang lebih sempurna dan variatif dibandingkan awal ditemukannya sistem alfabet ( Dantong Sihombing, 2001 : 6 ).
Gambar 2.6. johannes Gutenberg Gambar 2.7. Black Letter Script
http://pabrikdesain.wordpress.com/2008/08/21/garis-waktu-sejarah-desain-grafis
(21/08/2008)
untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca yang maksimal dengan panduan jarak antar baris (Adi Kusrianto, 2007 : 79)
Dalam tipografi dikenal istilah typeface dan font, Typeface yaitu sekumpulan karakter yang memiliki kesamaan ciri - ciri visual (Huruf Font Dan tipografi : 32).
Font yaitu bentuk fisik atau karakter yang dimaksudkan guna membentuk sebuah
typeface (Ebook The Fundamental Of Typography :56).
II.2.1. Klasifikasi Huruf
a. Huruf tanpa kait ( Sans Serif )
Kata sans berasal dari bahasa Perancis yang artinya tanpa. Sans serif dapat diartikan tanpa serif / kait. Karakter huruf sans serif hanya berbentuk batang dan tangkainya saja. Contoh : Arial, Avant Garde, Tahoma dsb.
Gambar II.8. Huruf Arial
Wijanarko Lizard, Klasifikasi Huruf (Juli 11, 2010)
b. Huruf berkait ( Serif )
Huruf Serif merupakan huruf berkait atau memiliki kait pada ujungnya. Contoh : Times New Roman, Garamound dsb.
Gambar II.9. Huruf Times New Roman
c. Egyptian
Yaitu, jenis huruf yang memiliki ciri serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil. Contoh : Century Expended.
Gambar II.10. Huruf Century
Wijanarko Lizard, Klasifikasi Huruf (Juli 11, 2010)
d. Huruf script
Hurufnya saling terkait seperti tulisan tangan. Contoh : Brushscript, Mistral, Shelley dsb.
Gambar II.11. Huruf Brush Script
Wijanarko Lizard, Klasifikasi Huruf (Juli 11, 2010)
e. Huruf dekoratif
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Contoh : Augsburger Initial dll.
Gambar II.12. Huruf Leavy Glade
f. Karakter huruf (Character Fonts)
Karekter Huruf yaitu secara luas merupakan bentuk kesatuan karakter atau kode yang dikemas sebagai font. Contoh : Wingdings dan
Dingbats.
II.2.2. Keluarga Huruf
Berat
Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Setiap anggota keluarga huruf baik light, regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan tampilnya perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf bold
karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya
Proporsi
Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan proporsi terhadap bentuk dasar huruf tersebut. Pembagiannya adalah condensed, regular,
dan extended Kemiringan
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf
(caption), highlight dari naskah (copy blurb) serta kadang juga digunakan sebagai
headline atau sub-head. Apabila diperhatikan secara seksama, huruf italic
dirancang dengan sudut kemiringan tertentu untuk mencapai toleransi terhadap kenyamanan mata dalam membacanya. Sudut kemiringan yang terbaik adalah 12 derajat. Mata akan sukar mengidentifikasikan huruf italic apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12 derajat, akan mempengaruhi keseimbangan bentuk huruf.
II.2.3. Perkembangan Tipografi di Indonesia
a. Sebelum masa penjajahan Belanda
Sejarah tipografi di Indonesia sebelum kedatangan Bangsa barat dimulai dari penggunaan berbagai aksara dimasing – masing daerah di Indonesia, seperti aksara Sunda, Jawa, Bali, Bugis, dan Batak.
1) Aksara Jawa
Aksara Jawa hanacaraka termasuk kedalam kelompok turunan aksara sangsekerta yang berasal dari Hindustan. Huruf ini di bawa oleh Raja Aji saka yang datang ke Jawa pada tahun 78 masehi. Huruf yang diperkenalkan pada waktu itu bukan huruf tapi suku kata, yang terdiri atas suku kata : ha, na, ca, ra, ka, ga, ta, ma, nga, ba, sa, wa, la, pa, da, ja, ya, nya. Aksara ini dapat dirangkaikan menjadi suatu kaliamat untuk memudahkan membacanya.
Gambar II.13. Huruf Jawa
(http://damarweb.blogspot.com/huruf-jawa-aksara-jawa-belajar-menulis.html)
2) Aksara Bali
Aksara Bali berkembang dari huruf pallawa yang dikenal dengan nama huruf bali kuno. Huruf ini berkembang pada abad 19. Sistem yang digunakan yaitu sistem peraturan artinya satu tanda mewakili satu suku kata yang diambil dari huruf awal suku kata dimaksud. Tiap suku kata dibentuk dari satu satu konsonan dan satu fokal.
Gambar II.14 Huruf Bali
(http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/uangkuno/coin/gobog-cara-baca.html)
(11 Desember 2013)
3) Aksara Bugis
Suku Bugis merupakan suku yang berada di Sumatera Selatan suku Bugis
mengembangkan dialek yang dikenal dengan “aksara lontara Bugis”. Aksara ini
Gambar II.15 Huruf Bugis
(http://laogipre.blogspot.com/)
(11 Desember 2013)
4) Aksara Batak
Suku Batak adalah salah satu suku yang berada di kawasan tanah tinggi Sumatra Utara dan berpusat di Danau Toba. Sistem penulisan aksara Batak toba sudah ada sejak abad 13, diperkirakan aksara tesebut berasal dari aksara Jawa kuno, melalui aksara Sumatra kuno. Aksara ini bersifat teratur artinya tanda untuk menggambarkan satu suku kata/silaba atau silabis.
Gambar II.16 Huruf Batak
(http://yasirmaster.blogspot.com aksara-kuno-asli.html)
Setiap aksara - aksara tersebut digunakan untuk masing-masing daerah asalnya sajah sehingga dalam komunikasi mengalami kendala antara daerah satu dengan daerah lainnya.
5) Aksara sunda
Aksara Sunda berjumlah 32 buah. Terdiri atas 7 aksara swara atau vokal (a, é, i, o, u, e, dan eu) dan 23 aksara ngalagena atau konsonan (ka-ga-nga, ca-ja-nya, ta-da-na, pa-ba-ma, ya-ra-la, wa-sa-ha, fa-va-qa-xa-za). Aksara fa, va, qa, xa, dan za merupakan aksara-aksara baru. Dipakai untuk mengonversi bunyi aksara Latin. Secara grafis, aksara Sunda berbentuk persegi dengan ketajaman yang mencolok, hanya sebagian yang berbentuk bundar.
Aksara swara adalah tulisan yang melambangkan bunyi vokal mandiri yang dapat berperan sebagai sebuah suku kata. Bisa menempati posisi awal, tengah, maupun akhir sebuah kata. Berikut tabel aksara swara Sunda:
Gambar II.17 Huruf sunda
(http://yasirmaster.blogspot.com aksara-kuno-asli.html)
(11 Desember 2013)
b. Masa penjajahan Belanda
Masuknya bangsa Belanda ke Indonesia membawa banyak perubahan pada sistem penulisan huruf. Bangsa Belanda memperkenalkan sistem penulisan huruf sesuai dengan sistem penulisan huruf Roma. Sistem penulisan huruf Roma dapat dengan mudah di terima oleh masyarakat Indonesia sebagai penulisan yang baru karena sifatnya lebih general, dan dapat di gunakan sebai alat komunikasi secara luas.
Tipografi pada masa penjajahan Belanda awal mulanya digunakan dalam penyiaran berita dan iklan dalam persaingan perdangan oleh Bangsa Belanda, pada tahun 1621, Jan Pieterszoon Coen seorang gubernur jenderal Hindia Belanda mengirimkan lembaran informasi kepemerintahan di Ambon dengan judul Memorie De Nouvelles.
Era perang Indonesia melawan penjajahan Jepang tipografi banyak juga digunakan dalam iklan propaganda namun keberadaannya dalam desain saat itu menggunakan bentuk sederhana karena lebih menitik beratkan pada fungsi sebagai informasi dan propaganda untuk berjuang melawan penjajahan.
c. Era komputer grafis
II.4. Permasalahan dan Solusi
Melihat permasalahan yang di uraikan pada Bab I. Dibutuhkannya pengembangan motif Anyaman Bambu dari Batik Cimahi untuk menarik minat masyarakat dalam melestarikan Budaya Batik Cimahi.
Melihat permasalahan diatas,dimana dibutuhkannya pengembangan motif Anyaman Bambu dari Batik Cimahi alangkah baiknya dilakukan sebuah perancangan huruf yang mengadaptasi dari batik Cimahi yaitu motif anyaman bambu. Tipografi ini bertujuan membantu mensosialisasikan Batik Cimahi kepada masyarakat dengan media yang diminati saat ini serta memperkaya tipografi lokal yang mengembangkan atau mengadopsi dari kebudayaan lokal Indonesia khususnya Kota Cimahi.
Target audiens dari perancangan ini dapat dikategorikan sebagai berikut : Geografis
Psikografis
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1. Strategi Perancangan
Batik Cimahi memiliki beberapa permasalahan dibutuhkannya pengembangan motif Anyaman Bambu unutk menarik minat masyarakat, serta dibutuhkannya media yang dapat mensosialisasikan motif Anyaman Bambu Batik Cimahi kepada masyarakat. Maka penulis bermaksud untuk melakukan sebuah perancangan jenis huruf baru.
Dengan pembuatan jenis huruf baru ini diharapkan masyarakat dapat adanya budaya Indonesia khususnya budaya Batik Kota Cimahi ,sehingga masyarakat bisa mencintai, melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia khususnya Kota Cimahi.
III.1.1. Pendekatan Komunikasi
III.1.1.2. Pendekatan Visual
Perancangan tipografi di adaptasi dari motif batik Cimahi anyaman bambu. Tipografi yang dibuat di jadikan sebuah cara untuk melestarikan Batik Cimahi.
Gambar III.1. Motif anyaman bambu
III.1.2. Strategi kreatif
Untuk keberhasilan dalam upaya untuk melestarikan dan mengembangakan Batik Cimahi khususnya motif Anyaman Bambu, maka strategi yang akan dilakukan adalah merancang tipografi dari A hingga Z dengan tanda baca.
Tipografi yang masuk pada digitalisasi menjadi TTF (true type font) dapat di susun menjadi sebuah kata yang di aplikasikan pada media pendukung, dengan menambahkan motif Batik Anyaman Bambu yang asli kedalam media.
III.1.2.1. Perancangan Tipografi
1. Selection
Proses selection/seleksi adalah mengambil bagian yang menarik dan bisa menjadi indentitas Batik tersebut.
Gambar III.2. Motif anyaman bambu
Gambar III.3. Proses Selection
Sumber: Dokumentasi Pribadi
2. Transformation
Proses Transformation adalah merubah sedikit bagian agar terlihat lebih menarik tetapi tidak menghilangkan keunikan dari bagian tersebut.
Gambar III.4. Proses Transformation
Gambar III.5. Sketsa
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar III.6. Anatomi Huruf Anyaman Bambu
Sumber: Dokumentasi Pribadi Capline
Meanline
x-Height x-Height
III.1.2.2 Set Karakter
Gambar III.7. Huruf Anyaman Bambu
III.1.3. Strategi Media
Strategi media adalah strategi yang dirancang berdasarkan media yang dipilih sebagai efektifitas keberhasilannya untuk melestarikan Batik Cimahi anyaman bambu. Media yang akan di gunakan untuk melestarikan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu media utama dan media pendukung.
III.1.3.1. Media Utama
Tipografi adalah seni merancang, menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin dengan panduan jarak antar baris (Adi Kusrianto,2007 : 79)
III.8. Tipografi
(http://flickrhivemind.net/)
(20 november 2014)
melestarikan dan mengembangakan Batik Cimahi. Cd installer font akan disertai dengan buku.
III.1.3.2. Media Pendukung
Media pendukung yang akan digunakan berfungsi untuk menginformasikan media utama. Media pendukung yang akan digunakan diantaranya:
Buku
Buku dapat menjadi media pendukung dalam melestarikan dan memahami bagai mana terbentuknya typefont anyaman bambu. Poster
Poster dapat menjadi media pendukung dalam menginformasikan tentang keberadaan huruf anyaman bambu. Poster adalam media konvensional yang sering dijumpai dan merupakan media yang bersinggungan langsung dengan target audiens.
X-banner
Digunakan untuk mempertegas keberadaan Huruf anyaman bambu disebarluaskan dan digunakan sebagai sign.
T-shirt
Dipergunakan oleh target audiensjuga dapat menjadi pengingat media utama.
Mug
Stiker
Dipergunakan oleh target audiensjuga dapat menjadi pengingat media utama.
Gelang
Dipergunakan oleh target audiensjuga dapat menjadi pengingat media utama.
III.2. Format Desain
Mendesain tipografi yang di adaptasi dari Batik Cimahi yaitu anyaman bambu dan set karakter tipografi yang dikemas dalam bentuk CD dan dapat disusun menjadi sebuah kalimat yang di aplikasikan sebagai cara untuk melestarikan kebudayaan Batik.
III.2.1 Tata Letak (Layout)
Gambar III.9. Layout Buku
Sumber : Dokumentasi pribadi
III.2.2 Tipografi
Tipografi adalah salah satu unsur utama dalam desain visual ini, perancangan tipografi yang mengadopsi dari Batik Cimahi ini adalah jenis font
display yang digunakan untuk sebuah judul, maka akan menggunakan tipografi tambahan untuk mejelaskan bagian tertentu dan sebagai kombinasi agar lebih menarik. Tetapi font anyaman bambu akan lebih menonjol di bandingakan font
tambahan.
Font yang akan digunakan sebagi tambahan untuk memperjelas adalah font :
ARIAL
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Digunakan huruf ini karena jenis huruf yang mempunyai tingakat keterbacaan yang baik.
III.2.3 Warna
Warna adalah bagian dari sebuah desain visual yang tidak dapat dipisahkan, dengan penggunaan warna dan kombinasi yang tepat maka akan membuat desain tipografi akan semakin menarik dan akan memiliki nilai lebih dari segi ekonomi. Warna yang di gunakan dalam perancangan tipografi adalah warna yang terkesan ekslusif dan warna vintage. Maksud dari penggunaan warna vintage adalah memperlihatkan kebudayaan yang telah lama, kesan ekslusif memperlihatkan betapa cantik dan menariknya budaya Batik Cimahi. Berikut warna-warna yang akan digunakan:
Gambar III.10. Warna
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1 Media Utama
Merancang satu set karakter typeface yang diadaptasi dari Batik Cimahi Anyaman Bambu serta dapat disusun menjadi sebuah kalimat dan dapat diaplikasikan,dikemas dalam bentuk CD yang didalamnya terdapat installer huruf anyaman bambu.
Gambar IV.1. Cover CD Anyaman Bambu Gambar IV.2. CD Anyaman Bambu
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi Typeface
“Huruf yang terinspirasi dari Batik Cimahi”
“Huruf yang terinspirasi dari Batik Cimahi”
IV.2 Media Pendukung
Media pendukung digunakan untuk melengkapi komuikasi pada media utama, berikut adalah media pendukung yang dipakai untuk mendukung media utama: 1. Buku
Buku media pendukung dalam melestarikan dan memahami bagaimana terbentuknya huruf anyaman bambu.
Gambar IV.3. Buku Huruf Anyaman Bambu
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ukuran : 23cm x 21cm Teknik : Cetak offset
2. Poster
Poster merupakan media lini atas yang termasuk media luar ruang. Poster dapat ditempatkan atau dipasang disekitar Cimahi,dengan demikian informasi dapat cepat tersampaikan kepada target audiens.
Gambar IV.4. Poster
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ukuran : 29.7cm x 42cm Teknik : Cetak offset
Material : Art Paper 210g
“Huruf yang terinspirasi dari Batik Cimahi”
Dpatkan di : Jl. Pesantren No. 131 Cibabat Kota Cimahi
3. X-banner
X-banner dapat memberikan informasi persuasif sama halnya dengan poster. Media ini mampu menarik perhartian target audiens jika ditempatkan Lembur Batik Canting art.
Gambar IV.5. X-banner
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ukuran : 160 cm x 60 cm Teknik : Cetak offset
Material : Flexi
“Huruf yang terinspirasi dari Batik Cimahi” “Huruf yang
terinspirasi dari Batik Cimahi” 4. Mug
Media mug ini dijual secara terpisah dengan media utama, bertujuan untuk menambah ketertarikan audien untuk mengkoleksi.
Gambar IV.6. Mug
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ukuran : di sesuaikan Teknik : Press Mug Material : Mug keramik
5. Stiker
Pemberian stiker pada target dapat membuat mereka mengingat apa telah yang disampaikan.
Gambar IV.7. Stiker
Anyaman Bambu
Ukuran : Stiker pertama (kiri) 11 cm x 4 cmStiker kedua (kanan) 11 cm x 4 cm Teknik : Digital printing
Material : Stiker vinyl
6. Gelang
Gelang ini dijual secara terpisah dengan media utama, bertujuan untuk menambah ketertarikan audien untuk mengkoleksi.
Gambar IV.8. Gelang
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ukuran : di sesuaikan Teknik : Laser Material : Kulit
7. T-Shirt
Gambar IV.9. T-Shirt
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN TIPOGRAFI ANYAMAN BAMBU DARI MOTIF BATIK CIMAHI
DK 38315/Tugas Akhir
Semester I 2014-2015
Oleh :
Racmat Risdaryono
51910160
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORSINILITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
I.2. Identifikasi Masalah ... 3
I.3. Rumusan Masalah ... 3
I.4. Batasan Masalah ... 3
I.5. Tujuan Perancangan ... 3
BAB II PERANCANGAN TIPOGRAFI DARI MOTIF BATIK
II.3. Sejarah Tipografi ... 14
II.2.1. Klasifikasi Huruf ... 15
II.2.2. Keluarga Huruf ... 17
II.2.3.Perkembangan Tipografi di Indonesia ... 18
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1. Strategi Perancangan ... 25
III.1.1. Pendekatan Komunikasi ... 25
III.1.1.2. Pendekatan visual ………....25
III.1.2. Strategi Kreatif ... 26
III.1.2.1. Perancangan Tipografi ... 26
III.1.2.2. Set Karakter ... 29
III.1.3. Strategi Media ... 30
III.1.3.1. Media Utama ... 30
III.1.3.2. Media Pendukung ... 31
III.2. Format Desain ... 32
III.2.1. Tata Letak (Layout) ... 32
III.2.2. Tipografi ... 33
III.2.3. Warna ... 34
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1. Media Utama ... 35
IV.2. Media Pendukung ... 36
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Adiono Basuki Freddy . (2012). Fungsi Tipografi Dalam Desain Grafis. Yogyakarta: Indonesia.
Eldi, Asep. (2010). Perancangan Promosi Lembur Batik. Bandung : Universitas Komputer Indonesia, Bandung.
Kusumastuti, Arum, Diah. (2011). Perancangan Vernacular Typography Street Becak-SoloMelalui Desain Komunikasi Visual. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Rustan, Surianto. (2011). Huruf Font Tipografi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sihombing, Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Tim KUMKM Kota Cimahi. http://kumkm-cimahi.page.tl/Batik-Cimahi.htm (21-11-2014).
Artikel
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae
Data Pribadi / Personal Details
Nama / Name : RACHMAT RISDARYONO
Alamat / Address : JL.CIHANJUANG KP CENTENG RT 03/07 NO 35
KEC. PARONGPONG, KAB.BANDUNG BARAT
1998-2004 : SD Negeri Cihanjuang I Bandung Barat 2004-2007 : SMP Terpadu Nuruzzaman
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelimpahan Rahmat-nya sehingga penulis dapat menyusun Konsep Pengantar Karya Tulis ini sebagiamana yang telah diwajibkan sebagai syarat gelar Kesarjanaan Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa.Dapat selesainya Tugas Akhir ini tentu saja tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah memberikan masukan dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini, sejak proses mencari dan memilih materi yang tepat hingga proses pengerjaan dapat selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semuapihak yang telah membantu.