• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95.0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur Di Kalangan Pendengarnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95.0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur Di Kalangan Pendengarnya"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

Camellia Lathifah

Nim : 41807071

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

Oleh : Camellia Lathifah

Nim.41807071

Skripsi ini di bawah bimbingan, Melly Maulin P, S.Sos., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur Di Kalangan Pendengarnya. Untuk menjawab tujuan tersebut maka dianalisis tentang Daya Tarik Rasional, Emosional dan Moral dalam Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur.

Pendekatan penelitian Kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur dan Lembaga Kebudayaan Cianjur dengan menggunakan teknik purposive sampling, sedangkan pengambilan informan diambil sebanyak 3 orang dari pihak Radio Siaran Pemerintah Daerah dan Kepala Umum Lembaga Kebudayaan Cianjur. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Wawancara, Observasi, Dokumentasi, Internet Searching dan juga Studi Kepustakaan.

Hasil penelitian yang dihasilkan berdasarkan wawancara dengan informan serta key informan bahwa isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda memiliki daya tarik rasional karena bermanfaat, selain dapat menghibur juga dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan dengan materi dan sumber berkompeten. Program yang berguna adalah program tepat sasaran dan mengena di masyarakat. Memiliki daya tarik emosional karena merupakan siaran informasi yang memiliki nilai positif dan berbobot sehingga masyarakat merasa puas dan senang menyimak isi program tersebut. Daya tarik moral karena dikemas konsisten pada ranah kebudayaan daerah serta memiliki esensi moral bagi pelestarian kebudayaan di masyarakat sehingga mendapat dukungan. Program tersebut juga dapat menggugah masyarakat untuk turut serta dalam mendorong pelestarian kebudayaan.

Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian, bahwa daya tarik isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda memiliki daya tarik rasional, emosional dan moral karena Radio Siaran Pemerintah Daerah telah melakukan terobosan sebagai langkah positif dalam menyajikan sebuah program yang memiliki nilai-nilai rasional, emosional dan moral didalamnya dengan kemasan menarik, berbobot, dan bermanfaat bagi pelestarian kebudayaan di masyarakat.

(3)

CULTURE AMONG LISTENERS

sustaining cianjur‟s culture among listeners.

Qualitative research approaches using descriptive analysis method, which is the subject of this study was Radio Broadcast 95.0 FM Local Government and Cultural Institute Cianjur using purposive sampling techniques, while taking as many as 3 people informant taken from the Radio Broadcast and Head of Local Government General Cultural Institute Cianjur. Data collection techniques used were interviews, observation, documentation, Internet Searching and Library Studies.

The results are generated based on interviews with informants and key informants that the contents programme Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda has a rationalappeal as beneficial, but can console can also be used as a reference to the sourcematerial and competent. Handy program is a program hit the right target and in the community. Have emotional appeal because it is broadcast information that has a positive value and weighted so that people feel satisfied and happy to listen to the contents of the program. The appeal of consistent moral because it is packed in the areas of regional culture as well as having the moral essence of culture preservation in the community to ensure support. The program can also inspire people toparticipate in encouraging the preservation of culture.

Conclusions based on research results, that the appeal of the content Ngaruwat Culture Program Jeung Sunda tongue has a rational appeal, emotional and moral as Radio Broadcast Regional Government has made a breakthrough as a positive stepin presenting a program that has the values of rational, emotional and moral in it with attractive packaging, weighing, and beneficial to the preservation of culture in society.

(4)

Assalamua‟laikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang

senantiasa memberikan rakhmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Skripsi ini berjudul “Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur Di Kalangan Pendengarnya” Hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam penyusunan skripsi ini telah dilewati sebagai suatu tantangan yang seharusnya dijalani, di samping sebagai pemenuhan kewajiban yang memang semestinya dilaksanakan.

Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

(5)

Dan dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo.M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah memberi izin dan pengesahan skripsi ini agar dapat dijadikan literatur bagi penerus. 2. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, terima kasih atas segala bentuk perizinan yang diberikan yang berhubungan dengan kegiatan akademik, dan juga ilmu yang diberikan selama penulis berada di Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Melly Maulin. P, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations, terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada peneliti selama berada di Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, kesabaran, dan perhatiannya kepada penulis, serta telah membuka pikiran penulis.

(6)

6. Mbak Ratna Widiastuti, A.Md selaku Seketariat Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

7. Mbak Astri Ikawati, A.Md, Kom selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

8. Mbak Rr. Sri Intan Fajarini, S.I.Kom selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

9. Denny R. Natamihardja, selaku Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Cianjur yang telah bersedia dan meluangkan waktu sebagai informan penulis.

10.Sofyan Sauri, S. Sos selaku Kepala Radio Siaran Pemerintah Daerah Cianjur yang telah berkenan meluangkan waktu sebagai informan penulis.

11.Moch. Deni Ramdhani selaku Programmer Radio Siaran Pemerintah Daerah Cianjur yang telah bersedia menjadi informan penulis.

(7)

14.Praka Asep Dedi Sutisna (tunanganku), yang selalu memberikan semangat dan dukungan (baik moril maupun materil) yang luar biasa kepada penulis, sehingga membuat penulis selalu bersemangat untuk menyelesaikan Skripsi ini. Thanks a lot for your support.

15.Kakek (Almarhum), Nenek, serta seluruh keluarga besar mama dan papa yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

16.Orang tua serta keluarga dari Praka Asep Dedi Sutisna, yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

17.Rekan-rekan seperjuanganku di Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2007, Diah Oktaviani, Imaddudin, Taufik Nugraha, Octaviani Fauziah Renzy, dan rekan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan dan dukungannya. I love you all.

18.Rekan-rekan alumni 2006, Dwi Jayanto dan Rahmat Gojali serta rekan-rekan dari luar UNIKOM terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

(8)

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata Peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Semoga Allah SWT membalas budi baik kepada kita semua serta melimpahkan segala karunia- Nya. Amiin.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011

(9)

1.1Latar Belakang Masalah

Ketika bicara mengenai kebudayaan, baik itu secara konseptual maupun teoritis maka akan muncul berbagai perspektif atau pandangan yang beragam mengenai kebudayaan itu sendiri antar satu pakar dengan lainnya yang kemudian menjadi sebuah dinamika dan memperkaya khasanah serta proses perkembangan arti dan konsep dari kebudayaan itu sendiri. Konsep kebudayaan itu sendiri memiliki cakupan atau ruang lingkup yang cukup luas sehingga seolah-olah tak dapat di batasi dan sulit didefinisikan secara spesifik.

Namun secara umum kebudayaan itu sendiri di ambil dalam pengertian etnografi yang luas di mana kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks dengan meliputi pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan kapabilitas serta kebiasaan-kebiasaan lainnya adapula yang menganggap bahwa kebudayaan merupakan penjumlahan total apa yang dicapai oleh individu dari masyarakatnya, keyakinan - keyakinan, adat istiadat, norma - norma, kebiasaan serta berbagai peninggalan yang di milikinya sebagai warisan dari masa lampau.1

(10)

Perspektif kebudayaan sendiri memiliki banyak definisi dari berbagai sudut pandang para pengamat baik dalam maupun luar negeri. Salah satu definisi yang seringkali dipergunakan dalam menerjemahkan arti kebudayaan yang cukup sering kita dengar dan dijadikan acuan sebagai referensi akademik adalah definisi yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan (1990 : 9) menyatakan bahwa :

Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus di biasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya itu.

Definisi kebudayaan yang tercantum diatas hanyalah merupakan salah satu dari lebih dari 179 definisi yang pernah di kemukakan dan di rumuskan di atas kertas. Kebudayaan merujuk pada berbagai aspek kehidupan masyarakat yang memiliki nilai dan keterkaitan antara satu sama lainnya dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu sehingga memiliki ruang lingkup yang luas dan seakan tidak memiliki batas.

(11)

membangun dan membentuk rumah, letak, arah rumah, pakaian upacara, kesenian, dan sebagainya.

Sistem nilai sosial dan sistem nilai budaya merupakan hasil gagasan dan pikiran manusia dalam suatu masyarakat yang hidup di tengah-tengah alam semesta, dala m prakteknya antara kedua unsur tersebut itu sudah menjadi satu kesatuan sistem yang tidak dapat dipisahkan lagi dari masyarakat yang hidup menempati daerah tertentu. Demikian juga kaitannya dengan kehidupan masyarakat Kabupaten Cianjur, yang telah lama menempati suatu daerah dengan integrasi budaya dan adat istiadat di dalamnya.

Pada bidang kesenian, masyarakat Cianjur mempunyai kesenian yang merupakan warisan leluhur masyarakat Cianjur yaitu pertunjukan kesenian seperti wayang golek, pencak silat, kuda kosong, cianjuran, pertunjukan rakyat, angklung, karawitan, dan sebagainya. Seiring perkembangan zaman, keberadaan kebudayaan di Indonesia khususnya kebudayaan Cianjur semakin terkikis. Terjadi pergeseran nilai-nilai budaya yang dianggap kuno bagi masyarakat saat ini.2

Sebagai contoh kecil saja misalnya, selain pertunjukkan kesenian asli daerah yang merupakan warisan leluhur yang sudah mulai sangat jarang bisa kita saksikan dengan mudah, manakala pertunjukan kesenian

2

(12)

kebudayaan itu pun terhelat seringkali sepi peminat dan kalaupun ada sangat jarang para kaum muda mudi turut serta menyaksikan pertunjukkan tersebut. Dalam hal ini, peneliti berusaha mencoba untuk menggali dan menelaah lebih mendalam lagi mengenai perkembangan daya tarik budaya lokal di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang berdampak negatif terhadap perkembangan arus budaya daerah khususnya yang terjadi dalam ruang lingkup masyarakat daerah Cianjur.

(13)

khusus mengenai kebudayaan Cianjur.3

Dalam program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda, pihak Radio Siaran Pemerintah Daerah juga memberikan ruang atau kesempatan bagi masyarakat luas untuk dapat turut serta berinteraktif dengan penyiar dan para pengisi acara atau program tersebut untuk bertanya, berdiskusi, berpendapat ataupun menyampaikan informasi yang berkaitan dengan budaya dan basa sunda untuk kemudian dapat di simak oleh para pendengar lainnya.

Menurut Onong Uchjana Effendy yang mengungkapkan pengertian daya tarik sebagai berikut :

Daya tarik adalah kekuatan atau penampilan komunikator yang dapat memikat perhatian sehingga mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh” (Effendy, 1989:18).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa daya tarik adalah proses awal terhadap kesan dari suatu bentuk komunikasi dan sangat berperan dalam bentuk kesan dari komunikan. Berdasarkan pengertiannya daya tarik merupakan kekuatan yang dapat memikat perhatian, sehingga seseorang mampu mengungkapkan kembali stimuli (rangsangan) yang ia peroleh dari apa yang ia lihat.

Dalam program siaran informasi kebudayaan Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda tersebut, para pendengar diberikan penjelasan

(14)

mengenai kebudayaan Cianjur, setidaknya agar mereka melek terhadap budaya sendiri yaitu kebudayaan daerah Cianjur. Dengan adanya siaran ini, masyarakat dapat mengingat kembali bagaimana kebudayaan Cianjur yang sebenarnya sebelum berbaur dengan budaya modernisasi yang kemudian menggerus kebudayaan masyarakat lokal dan membuatnya kalah bersaing.

(15)

Melalui kehadiran program tersebut diharapkan pesan komunikasi yang disampaikan dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan penjelasan mengenai informasi kebudayaan Cianjur yang disiarkan oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah Cianjur bisa menjadi daya tarik yang kuat di kalangan masyarakat Cianjur.

Dari latar belakang di atas maka dapat dibuat sebuah rumusan masalah sebagai berikut Bagaimana Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di Kalangan Pendengarnya?

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Daya Tarik Rasional Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya?

(16)

3. Bagaimana Daya Tarik Moral Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya?

4. Bagaimana Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mengetahui, memaparkan Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya .

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Daya Tarik Rasional Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya.

(17)

95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya.

3. Untuk mengetahui Daya Tarik Moral Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya.

4. Untuk mengetahui Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan Ilmu Komunikasi dan khususnya tentang Daya tarik isi program siaran radio.

1.4.2. Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti

(18)

Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengar.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini berguna bagi mahasiswa UNIKOM secara umum, Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas secara khusus sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya terutama bagi peneliti yang mengkaji tentang Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya.

3. Bagi Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur

(19)

1.5Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

Penelitian kualitatif menurut David Williams (1995) menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.

Menurut Denzin dan Lincoln (1987) yang menyatakan pengertian penelitian kualitati sebagai berikut :

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

Penelitian ini mengacu pada daya tarik isi pesan Menurut Kotler dalam Sindoro, meliputi :

1. Daya tarik Rasional

Daya tarik ini berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri tiap individu. Daya tarik ini menunjukan manfaat atau kegunaan.

2. Daya tarik Emosional

Daya tarik ini berusaha untuk membangkitkan emosional negatif atau positif yang dapat memotivasi pelanggan tergerak untuk mendapatkan fasilitas yang disediakan oleh humas. 3. Daya tarik Moral

Daya tarik moral diarahkan pada perasaan tiap individu tentang apa yang benar dan tepat, sehingga sering digunakan untuk mendorong seseorang mendukung masalah-masalah sosial. (Sindoro, 1996:81).

(20)

Definisi daya tarik menurut Moh. As’ad dalam bukunya Psikologi Industri, menyebutkan bahwa :

“Daya tarik adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu.” (As’ad, 1992 : 89).

Sedangkan pengertian daya tarik menurut Onong Uchjana Effendy adalah sebagai berikut :

“Daya tarik merupakan kekuatan atau penampilan komunikator yang dapat memikat perhatian sehingga mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh” (Effendy, 1989:18).

Pengertian Program Siaran, kata program berasal dari bahasa inggris “programme” yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditayangkan media penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan oleh media penyiaran. Program dapat dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audiens. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya. Yang bertanggungjawab dalam mengelola program atau acara pada media penyiaran adalah bagian program.

(21)

dari sebuah kondisi yang kurang lebih baik dari sebelumnya sehingga di perlukan sebuah penyucian.4

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. 5

Budaya Sunda merupakan kebudayaan daerah yang lahir dan berkembang di daerah Jawa Barat dan dikenal dengan budaya yang sangat menjujung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat sunda, ramah tamah (someah), murah senyum, lemah

(22)

kultur masyarakat sunda. 6

Bahasa Sunda (Basa Sunda, dalam aksara Sunda Baku) adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh sekitar 27 juta orang dan merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di sebagian besar provinsi Jawa Barat (kecuali kawasan pantura yang merupakan daerah tujuan urbanisasi di mana penutur bahasa ini semakin berkurang), melebar hingga batas Kali Pemali (Cipamali) di wilayah Brebes, Jawa Tengah, dan di kawasan selatan provinsi Banten.7

Kemudian Melestarikan kebudayaan yaitu Pelestarian, dalam Kamus Bahasa Indonesia (Eko, 2006) mengemukakan bahwa :

Pelestarian berasal dari kata dasar lestari, yang artinya adalah tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian, dalam kaidah penggunaan Bahasa Indonesia, pengunaan awalan ke- dan akhiran –an artinya digunakan untuk menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata kerja).

Jadi berdasarkan kata kunci lestari ditambah awalan ke- dan akhiran –an, maka yang dimaksud pelestarian adalah upaya untuk membuat sesuatu tetap selama-lamanya tidak berubah. Bisa pula didefinisikan sebagai upaya untuk mempertahankan sesuatu supaya tetap sebagaimana adanya.

6

(23)

Merujuk pada definisi pelestarian dalam Kamus Bahasa Indonesia diatas, maka dapat didefinisikan bahwa yang dimaksud pelestarian budaya (ataupun budaya lokal) adalah upaya untuk mempertahankan agar/supaya budaya tetap sebagaimana adanya.

Sedangkan menurut A.W. Widjaja (1986) mengungkapkan pengertian pelestarian sebagai berikut :

“Pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan selektif” (Jacobus, 2006:115).

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan skema pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini. Mengingat fungsinya sangat penting dalam penelitian ini, penulis mengemukakan kerangka pemikiran tersebut sebagai berikut.

(24)

tersebut, mulai dari arus informasi yang didengungkan sampai aktivitas kebudayaan yang harus di kembangkan.

Tolak ukur keberhasilan suatu daya tarik yang diciptakan oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah Cianjur, yakni untuk melestarikan kebudayaan Cianjur, menumbuhkan kembali kecintaan masyarakat Cianjur terhadap kebudayaan Cianjur itu sendiri. Tidak hanya fokus dari segi isi pesan (mengenai kebudayaan) tetapi juga dari segi pesan komunikasi yang seperti apa yang disampaikan kepada masyarakat, sehingga informasi kebudayaan tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat memikat masyarakat.

1.5.2 Kerangka Konseptual

Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya. Dapat dikatakan bahwa “kemampuan menarik perhatian masyarakat dengan rangkaian informasi”, ini dimaksudkan Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0

(25)

Gambar 1.1

Penerapan Model dari Kotler

Sumber : Peneliti 2010

Melihat hubungan antara ketiga daya tarik isi pesan yang diajukan dan dalam tulisannya selalu menekankan bahwa penting bagi pembaca untuk mengetahui masing-masing daya tarik termasuk ke dalam aspek daya tarik yang seperti apa.

Daya tarik dari pendengar (masyarakat) bermacam-macam terhadap program siaran informasi kebudayaan Cianjur tersebut, dikarenakan apa yang dipahami serta dimengerti oleh masyarakat disesuaikan dengan tingkat kebutuhan informasi.

(26)

1. Daya tarik Rasional

Daya tarik ini berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri dari masyarakat Cianjur. Daya tarik ini menunjukan manfaat atau kegunaan dari Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya.

2. Daya tarik Emosional

Daya tarik ini berusaha untuk membangkitkan emosional negatif atau positif yang dapat memotivasi masyarakat Cianjur yang tergerak untuk mendapatkan informasi yang disampaikan oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah Cianjur.

3. Daya tarik Moral

Daya tarik moral diarahkan pada perasaan masyarakat Cianjur tentang informasi apa yang benar dan tepat, sehingga sering digunakan untuk mendorong seseorang mendukung masalah-masalah sosial.

(27)

Cianjur menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsi yang ada, yaitu memberikan informasi mengenai kebudayaan daerah Cianjur kepada masyarakat Cianjur. Upaya yang dilakukan oleh Pihak Radio Siaran Pemerintah Daerah tersebut ditujukan guna melestarikan kembali kebudayaan lokal daerah ke tengah masyarakat melalui Program Siaran Informasi Kebudayaan “Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda”

yang dikemas sedemikian rupa guna melestarikan kebudayaan yang ada. Penyajian program siaran “Ngaruwat budaya jeung basa sunda” yang memiliki daya tarik bagi sebuah program siaran informasi kebudayaan tersebut, yaitu 3 daya tarik dari Kotler. Kemudian menghasilkan feedback dari pendengar (masyarakat) tentang melestarikan kebudayaan Cianjur.

1.6Pertanyaan Penelitian

(28)

A. Bagaimana Daya Tarik Rasional Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur Di Kalangan Pendengarnya?

1. Bagaimana pihak radio dalam menyiarkan program tersebut sehingga di anggap penting bagi masyarakat?

2. Bagaimana pihak Radio mengemas program tersebut sehingga bermanfaat bagi masyarakat?

3. Isi program atau siaran informasi kebudayaan yang seperti apa yang mampu berguna bagi masyarakat Cianjur?

B. Bagaimana Daya Tarik Emosional Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur Di Kalangan Pendengarnya?

1. Bagaimana pihak Radio dalam mengemas isi program tersebut sehingga membuat masyarakat merasa senang mendengarkannya?

2. Bagaimana pihak Radio mengemas isi program tersebut sehingga masyarakat dapat merasa puas mendengarkannya? C. Bagaimana Daya Tarik Moral Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung

(29)

1. Bagaimana pihak Radio mengemas isi program sehingga mendapat dukungan masyarakat untuk melestarikan kebudayaan Cianjur?

2. Bagaimana pihak Radio membuat masyarakat turut serta mendorong pelestarian kebudayaan Cianjur?

D. Bagaimana Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur dalam melestarikan kebudayaan Cianjur Di Kalangan Pendengar?

1.7Subjek Penelitian dan Informan 1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian adalah Manajemen dan Programmer pihak Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur.

1.7.2 Informan

(30)

terhadap data penelitian dalam ruang cross check data. (Bungin, 2001).

Pengambilan informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 3 orang yang diambil dari pihak radio dan untuk key informan diambil dari sebagian masyarakat yang berada di Cianjur karena ketiga key informan ini lebih sering mendengarkan siaran informasi kebudayaan Cianjur dan mengetahui dasar kebudayaan Cianjur.

Tabel 1.1 Informan Penelitian

No NAMA JABATAN

1 Denny R. Natamihardja Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Cianjur

2 Sofyan Sauri, S. Sos Kepala Radio Siaran Pemerintah Daerah Cianjur

3 Moch. Deni Ramdhani Programmer

(31)

Key Informan Penelitian

No NAMA JABATAN

1 Enung Nursihati Pensiunan PNS PEMDA Cianjur

2 Yan Sopian Penulis Cerpen Sunda Cianjur

3 Ki Dadan Petani Cianjur

Sumber : Radio Siaran Pemerintah Daerah Cianjur 2011

1.8Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, dimana menurut Creswel yang mengungkapkan

”Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada metode ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15)”.

Selin itu Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) yang juga mengemukakan pengertian kualitatif sebagai berikut :

”Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.”

(32)

prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan pendekatan kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh pendekatan kuantitatif.

Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Menurut Whitney (1960) berpendapat bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masayarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Metode deskriptif dapat dikatakan sebagai pemaparan situasi atau peristiwa.

Menurut Kountur (2004), penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu

(33)

3. Variabel yang diteliti tidak dimanipulasi, atau tidak ada perlakuan (treatment) (Kountur, 2004 : 105-106).

Disini mengapa peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti ingin menghasilkan data secara deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari beberapa orang yang dijadikan informan atau perilaku yang dapat diamati khususnya mengenai Daya Tarik Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda Oleh Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur Dalam Melestarikan Kebudayaan Cianjur di kalangan pendengarnya dan peneliti secara langsung mempunyai hakikat hubungan dengan informan.

1.9Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.9.1 Wawancara Mendalam (in-depthinterview)

Wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer) (Arikunto, 2002 : 132). Dalam wawancara peneliti mengadakan suatu komunikasi secara personal maupun kelompok dengan pihak-pihak yang dianggap mampu mengungkapkan data yang diperlukan untuk peneliti melakukan penelitian.

(34)

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Wawancara tersebut dilakukan kepada pihak Radio Siaran Pemerintah Daerah 95,0 FM Cianjur.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai informan adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif dan kontrol emosi negatif.

1.9.2 Observasi

(35)

observasi Structured or controlled observation (observasi yang direncanakan, terkontrol).

“Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.”

Cara atau metode tersebut dapat juga dikatakan dengan menggunakan teknik dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko, checklist, atau daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian, secara garis besar teknik observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Structured or controlled observation (observasi yang direncanakan, terkontrol).

2. Unstructure or informal observation (observasi informasi atau tidak terencanakan lebih dahulu).

Pada structured observation, biasanya mengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang tersusun, dan didalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan itu dilakukan.

(36)

adalah tempat, pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

Bungin (2007:115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur dan observasi kelompok tidak terstruktur.

a. Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan dimana peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian informan.

b. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini, peneliti harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.

(37)

1.9.3 Studi Kepustakaan

Peneliti mencari data dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku literatur, karya tulis yang bersifat ilmiah, buku-buku yang relevan ataupun catatan perkuliahan, internet searching dan referensi lain yang menunjang yang berhubungan dengan masalah penelitian yang sedang dilakukan.

1.9.4 Internet Searching

Peneliti mencari data dengan melakukan searching secara online dan data yang diambil berhubungan dengan masalah penelitian yang sedang dilakukan. Internet Searching adalah sebagai salah satu tempat dimana mencari bahan apapun didapat dengan mudah dan cepat. Teknologi informasi yang sekarang ini sebagai hal yang lumrah, mempermudah dalam pencarian bahan penelitian.

1.9.5 Dokumentasi (foto/video)

(38)

1.10 Teknik Analisis Data

Tekhnik analisis data yang dipergunakan oleh peneliti adalah tekhnik analisis data kualitatif. Tekhnik analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen yang di kutip oleh Moleong dalam Metodologi Penelitian Kualitatif (2007:248) sebagai berikut :

“Merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di kelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari dan memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain. sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus-menerus dari awal sampai akhir penelitian.”

Setelah memperoleh data penelitian, menurut Seiddel yang dikutip oleh Moleong dalam Metode Penelitian Kualitatif yang mengemukakan langkah-langkah analisis kualitatif sebagai berikut :

1) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu di beri kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.

(39)

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.11.1 Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti memilih untuk melakukan penelitian dengan masyarakat Cianjur yang berada di Jl. Suroso No. 46 Cianjur LT. II Gedung RSPD Cianjur. Telp: (0263) 270300 Fax (0263) 284536.

Email : radio95cianjurfm@yahoo.com

Web : http://radio95cianjurfm.blogspot.com/

1.11.2 Waktu Penelitian

(40)
(41)

1.12Sistematika Penulisan

Penulisan Penelitian ini dapat diuraikan dengan sistematika berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Mencakup tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian (meliputi; kegunaan teoritis, kegunaan praktis), kerangka pemikiran, teknik pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data, subjek penelitian dan informan, lokasi dan waktu penelitian (meliputi; lokasi penelitian, waktu penelitian) dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mencakup tentang tinjauan mengenai komunikasi, tinjauan tentang Daya Tarik, tinjauan tentang pesan komunikasi, tinjauan tentang Radio Siaran Pemerintah Daerah Cianjur, tinjauan tentang Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda, tinjauan tentang masyarakat.

BAB III OBJEK PENELITIAN

(42)

logo) gambaran umum Isi Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Terdiri atas Analisis Data Informan dan Analisis Data Penelitian dan pembahasan data penelitian

BAB V PENUTUP

(43)
(44)

2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Hakikat dan Definisi Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communocare yang berarti membuat sama (to make common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama, jadi secara garis besarnya, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau

pengertian. Pada hakikatnya komunikasi adalah “pernyataan antar

manusia”, dimana ada proses interaksi antara dua orang atau lebih

untuk tujuan tertentu.

Pada proses interaksi, komunikasi telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena

“Setiap masyarakat manusia - baik primitif maupun modern-

(45)

berbagai aturan sosial melalui komunikasi”.(Rakhmat, 1986:1). Pernyataan tersebut, didukung pula dengan pernyataan lain, yaitu:

“90% kehidupan manusia dilakukan dengan berkomunikasi”

(Soesanto,1977:2). Dari dua pernyataan tersebut, tergambarkan bagaimana komunikasi menjadi salah satu kebutuhan manusia yang hakiki, dan menjadi ajang sekaligus sarana penyampaian gagasan dan isi kepala kepada orang lain.

Jika berbicara mengenai definisi komunikasi, tidak ada definisi yang salah dan benar, definisi diuraikan untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media tertentu atau justru terlalu luas misalnya, komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman, dan makhluk hidup lainnya.

Adapun definisi komunikasi menurut Roger dan D. Lawrence (1981), adalah

“Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau

melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang

mendalam” (Cangara, 2004 :19).

(46)

“Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya” (Effendy,

1993 :28).

Berbeda dengan kedua definisi diatas, M.O. Palapah dan Atang, dimana “Komunikasi sebagai Ilmu tentang pernyataan manusia yang menggunakan lambang-lambang yang berarti” (Palapah, dan Atang, 1983 :9).

Beragamnya definisi mengenai komunikasi menuntun kita untuk lebih mengenal komunikasi secara konseptualisasi, dimana komunikasi terdiri dari tiga konseptualisasi seperti yang diungkapkan oleh Wenburg dan Wilmot (Mulyana, 2000: 61-68):

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Suatu pemahaman mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang lainnya baik secara langsung atau melalui media. Jadi komunikasi dianggap sebagai proses linear yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya.

2. Komunikasi sebagai interaksi

(47)

Seseorang menyampaikan pesan baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala. Komunikasi sebagai interaksi dipandang lebih dinamis daripada komunikasi satu arah. Namun pandangan ini masih membedakan para peserta sebagai pengirim dan penerima karena itu masih berorientasi pada sumber jadi masih bersifat mekanis dan statis.

3. Komunikasi sebagai transaksi

Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Komunikasi bersifat dinamis, lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang memungkinkan pesan atau respon verbal dan nonverbal bisa diketahui dengan langsung, konsep ini tidak membatasi komunikasi sebagai komunikasi yang disengaja atau respon yang dapat diamati. Komunikasi dilihat sebagai proses dinamis yang berkesinambungan mengubah perilaku-perilaku pihak yang berkomunikasi.

2.1.2 Komponen-komponen Komunikasi

(48)

1. Komunikator (communicator) 2. Pesan (message)

3. Media (media)

4. Komunikan (communicant) 5. Efek (effect)

Berdasarkan komponen-komponen tersebut Lasswell menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

A. Komunikator dan Komunikan

Dalam sebuah proses komunikasi kita menggunakan istilah sumber-penerima, yang di asumsikan sebagai berikut:

“Sumber-penerima sebagai berikut satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (pembicara) sekaligus penerima (pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh, atau tersenyum. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui dan sebagainya” (Devito, 1997 : 27).

(49)

kita memandangnya untuk mendapatkan tanggapan untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan dan sebagainya. Ketika kita menyerap isyarat-isyarat nonverbal ini, kita menjalankan fungsi penerima.

B. Pesan

”Pesan dalam proses komunikasi yang disampaikan oleh

komunikator kepada komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang (symbol). Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan” (Effendy, 2000 : 11).

(50)

C. Media

“Media sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang

sekali komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita mungkin menggunakan dua atau tiga saluran secara simultan” (Devito, 1997 :28). Sebagai contoh dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengar (saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori), dan sering kita saling menyentuh itupun komunikasi (saluran taktil).

“Media juga dapat dilihat dari sudut media tradisional

dan modern yang dewasa ini banyak dipergunakan” (Effendy, 2000 : 37). Tradisional misalnya kontongan, bedug, pagelaran seni, dan lain-lain sedangkan yang lebih modern misalnya surat, papan pengumuman, telepon, telegram, pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, televisi, internet yang pada umumnya diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetak, visual, audio dan audio-visual.

D. Efek

“Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas

(51)

Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Pertama Anda mungkin memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis atau mengevaluasi sesuatu, ini adalah efek intelektual atau kognitif. Kedua Anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi dan perasaan Anda, ini adalah efek afektif. Ketiga Anda mengkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola atau melukis, selain juga perilaku verbal dan non verbal yang patut, ini adalah efek psikomotorik” (Devito, 1997 : 29).

2.1.3 Tujuan komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, tentu mempunyai tujuan. Menurut Onong Uchjana Effendy tujuan dari komunikasi adalah :

1. Perubahan sikap (to change the attitude)

2. Mengubah opini opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)

3. Mengubah perilaku (to change the behavior)

4. Mengubah masyarakat (to change the society) (2003: 55)

(52)

1. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain. Maksudnya apakah kita menginginkan orang lain untuk mengerti dan memahami apa yang kita maksud.

2. Apakah kita ingin agar orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. dalam hal ini tentu cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja.

3. Apakah kita ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu atau agar mereka mau bertindak. (2003: 11)

2.1.4 Proses komunikasi

Pada proses komunikasi dapat dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, yaitu :

1. Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis

Proses komunikasi ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan seperti yang di ungkapkan oleh Effendy bahwa:

“Ketika komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses, yaitu pengemasan isi pesan dan lambang. Isi pesan pada umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa (Effendy, 2003:31)”.

(53)

2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistik

Pada proses komunikasi ini dapat diklasifikasikan secara dua tahap, yakni sebagai berikut :

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Adapun lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Pada proses komunikasi secara primer adalah bahasa yang paling banyak digunakan, sebab bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, gagasan, informasi atau opini.

b. Proses komunikasi secara sekunder

(54)

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai sasaran yaitu komunikan, karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari proses komunikasi primer, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator, harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang digunakan. Proses komunikasi secara sekunder ini dalam menjangkau sasarannya dengan menggunakan media massa yang mempunyai sirkulasi yang luas dan memiliki daya keserempakan. Seperti surat kabar, televisi siaran, radio, film, leaftlet, brosur, dan lain-lain.

c. Proses komunikasi secara linear

Istilah linear mengandung makna lurus. Dalam konteks komunikasi, ”proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal (Effendy, 2003: 38)”.

(55)

Proses komunikasi linear umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui telepon. Komunikasi melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung linear, melainkan dialogis, Tanya jawab dalam bentuk percakapan.

d. Proses komunikasi secara sirkular

Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses sirkular itu adalah terjadinya feed back atau umpan balik yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Oleh karena itu ada kalanya feed back tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang diterima dari komunikator.

(56)

2.1.5 Konteks Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruangan hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks disini berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari :

1. Aspek bersifat fisik; seperti iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan, warna dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk menyampaikan pesan.

2. Aspek psikologis; seperti sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi para peserta komunikasi.

3. Aspek sosial; seperti norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya.

4. Aspek waktu; yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam).

(57)

2.2. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa

Ada berbagai pengertian komunikasi masa yang di uangkapkan oleh para pakar komunikasi, seperti yang di ungkapkan oleh Rakhmat bahwa

“Komunikasi Massa adalah Produksi dan distribusi yang berlandaskan

teknologi dan Lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri” (Rakhmat, 2003:188).

Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.

2.2.1 Unsur-Unsur Komunikasi Massa

(58)

sebagai berikut ”Who Says What in Which Channelto Whom With

What Effect?”

1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dimaksud dengan lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga.

McQuail (1987) menyebutkan ciri-ciri khusus institusi (lembaga) media massa sebagai berikut:

a. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi, pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu.

(59)

seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat terkait. Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga merupakan saluran tatacara dan pengetahuan yang menentukan siapakah sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya. c. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya

(60)

tugas. Hal tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media: media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat, serta tidak mempunyai organisasi yang menghubungkan pemeran-serta ”lapisan atas” (produsen pesan) dan pemeran-serta ”lapisan bawah” (audien).

e. Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar karena ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan.

f. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-pandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan lainnya.

(61)

ekonomi; pembatasan legal; batas waktu; etika pribadi dan profesionalitas; kompetisi diantara media; dan nilai berita.

2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Charles Wright (1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut:

a. publicly. Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau publik.

b. rapid. Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audien yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.

(62)

mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya.

4. Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Penerima pesan-pesan komunikasi massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa contoh dari audien.

Menurut Charles Wright (dalam Wiryanto, 2005), mass audien memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak, merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi;

b. Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya;

c. Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audien umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.

(63)

audien sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.

2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsure dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Menurut Alexis. S Tan (1981) yang mengemukakan tentang pengertian komunikator bahwa:

“Komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi social yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak ke sejumlah khalayak yang banyak dan terpisah”.

Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri sebagai berikut:

1. Kumpulan individu

(64)

3. Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat

4. Apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.

2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Untuk memetakan secara jelas mengapa komunikan dalam komunikasi massa itu heterogen bisa dimulai dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: siapa penonton televisi, siapa pembaca surat kabar, siapa pendengar radio, dan siapa pengguna internet ?

Helbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience/komunikan sebagai berikut:

a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat.

(65)

c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

3. Pesan Bersifat Umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.

4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi. Komunikator aktif melakukan komunikasi, sedangkan komunikan pasif, bahkan bisa saja tidak menggubris apa yang dikatakan komunikator. Komunikan tidak bisa menginterupsi, memotong pembicaraan komunikator, atau meresponnya secara langsung sebagaimana obrolan face to face. Komunikator pun tidak bisa langsung mengetahui bagaimana reaksi komunikannya, apakah tertawa, senyum sinis, mangut-manggut, ataukah mematikan televisi atau radio sehingga siaran tidak ada yang mendengarkan. 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan dan

(66)

6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis 7. Komunikasi Massa Dikontrol Oleh Gatekeeper

2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa 1. Surveillance (pengawasan) 2. Interpretation (penafsiran) 3. Linkage (pertalian)

4. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai) 5. Entertaiment (hiburan)

2.3. Tinjauan Tentang Daya Tarik

Menurut Onong Uchjana Effendi yang ditulis dalam kamus komunikasi dijelaskan,

”Daya tarik adalah kekuatan atau penampilan komunikator dalam

memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media

komunikasi”. (Effendy, 1989: 18)

Sedangkan Menurut Drs. Moh. As’ad, S.U.,Psi. dalam bukunya

Psikologi Industri”, mengemukakan bahwa,

”Daya tarik adalah sikap yang membuat orang senang akan objek

situasi atau ide – ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya itu”. (As’ad, 1992: 89).

Daya tarik isi pesan Menurut Kotler dalam Sindoro, meliputi :

1. Daya tarik Rasional

(67)

2. Daya tarik Emosional

Daya tarik ini berusaha untuk membangkitkan emosional negatif atau positif yang dapat memotivasi pelanggan tergerak untuk mendapatkan fasilitas yang disediakan oleh humas.

3. Daya tarik Moral

Daya tarik moral diarahkan pada perasaan tiap individu tentang apa yang benar dan tepat, sehingga sering digunakan untuk mendorong seseorang mendukung masalah-masalah sosial. (Sindoro, 1996:81). 2.4. Tinjuan Tentang Program Ngaruwat Budaya Jeung Basa Sunda

Pengertian Program Siaran, kata program berasal dari bahasa inggris “programme” yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal

yang ditayangkan media penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan oleh media penyiaran. Program dapat dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audiens. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya. Yang bertanggungjawab dalam mengelola program atau acara pada media penyiaran adalah bagian program.

(68)

sebagai sebuah hal yang memang harus di perbaiki dari sebuah kondisi yang kurang lebih baik dari sebelumnya sehingga di perlukan sebuah penyucian.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Budaya Sunda merupakan kebudayaan daerah yang lahir dan berkembang di daerah Jawa Barat dan dikenal dengan budaya yang sangat menjujung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat sunda, ramah tamah (someah), murah senyum, lemah lembut, dan sangat menghormati orangtua. Itulah cermin budaya dan kultur masyarakat sunda.

(69)

dituturkan di sebagian besar provinsi Jawa Barat (kecuali kawasan pantura yang merupakan daerah tujuan urbanisasi di mana penutur bahasa ini semakin berkurang), melebar hingga batas Kali Pemali (Cipamali) di wilayah Brebes, Jawa Tengah, dan di kawasan selatan provinsi Banten.

2.5. Tinjauan Tentang Radio

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Radio memiliki karakteristik media massa :

1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak atau orang banyak. Siapa saja bisa mendengarkan radio. Tidak ada batasan tentang siapa yang boleh dan tidak boleh mendengarkan.

2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek

kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).

(70)

4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal terbit.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

a.Fungsi Radio

Sebagai pemegang ranah public (public domain) mempunyai fungsi utama sebagai: Sosial Kontrol

Fungsi lain dari Radio siaran adalah:

1. Memenuhi rasa ingin tahu (sense of curiority) public

2. Mengembangkan intelektual sosial dengan menawarkan gagasan kemajuan (the idea of the progress)

3. Mengembangkan interaksi sosial

4. Mencegah terbentuknya masyarakat diam dan skeptic (society of sadentaries)

b.Peranan Radio

Sebagai pemegang public domain radio siaran mempunyai peran dan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat dalam bidang:

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 1.1
Tabel 1.2 Key Informan Penelitian
Tabel 1.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah informan sebanyak 15 orang.Teknik analisa data melalui data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan verifikasi data. Berdasarkan hasil

Mata kuliah ini mengkaji penggunaan sistem komputer untuk pengolahan kata/naskah dan data berlajur (spreadsheet) dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word dan Microsoft

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan TIK di SMK di Salatiga dalam orde mingguan, yaitu penggunaan komputer ( Desktop PC ). Software yang paling banyak digunakan

melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengimplementasian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan efek dari pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini pada

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian atas kualitas pelayanan suatu perusahaan terhadap kepuasan konsumen, dengan topik penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui analisis lingkungan internal dan eksternal terhadap strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT Sriwijaya Mega Wisata dalam

Draglah mouse (tombol mouse sebelah kiri ditekan dan ditahan kemudian digeser) ke bawah sampai sel E18, kemudian lepaskan tombol mouse. 4) Untuk mengetahui nilai sel berikutnya