• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sindroma Pascamenopause

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sindroma Pascamenopause"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SINDROMA PASCAMENOPAUSE

OLEH

Dr. VITA CAMELLIA, SpKJ

DEPARTEMEN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA/

(2)

SINDROMA PASCAMENOPAUSE Dr Vita Camellia, SpKJ

Staff Pengajar Departemen Psikiatri FK USU

I. PENDAHULUAN

Meskipun menopause menghasilkan perubahan hormon yang mirip

pada kebanyakan wanita, pengalaman setiap wanita tergantung pada

variabel seperti usianya, latar belakang kultur, kesehatan, tipe menopause

(spontan atau tindakan bedah), keinginan untuk banyak anak dan kontak

dengan dokternya.1

Di Amerika Serikat banyak wanita memandang menopause sebagai

suatu tanda dari perubahan yang besar dalam kehidupan mereka, baik itu

perubahan positif seperti bebas dari kebutuhan kontrasepsi atau

perubahan negatif seperti pengalaman perubahan mood atau merasakan

tua. Pada beberapa kultur Asia wanita mencapai menopause tanpa

memperhatikan sama sekali dan darang mencari pertolongan medis atau

terapi hormon untuk gejala-gejalanya.1

Tahun-tahun pascamenopause mungkin sama seperti juga halnya

pada menopause, tergantung pada perkembangan dari penyakit yang

tekait perubahan hormon menupausal pada masa menopause dan

keputusan apakah menjalani atau tidak terapi hormon pengganti (Hormon

Replacement Therapy= HRT).1

Tulisan ini akan menjelaskan proses fisiologis menopause, temuan klinis

dan diagnosis dan terapi pengganti hormon.

PROSES FISIOLOGIS

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap

reproduksi, berakhir pada awal senium (usia tua) dan terjadi pada wanita

berumur40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai keluhan

(3)

menurunnya fungsi ovarium. Gejala menurunnya fungsi ovarium adalah

henti haid pada seorang wanita yang dikenal dengan menopause.2

Menopause adalah terhentinya ovulasi yang disebabkan tidak

adanya respon oosit indung telur (ovarium) dan secara umum pada usia

antara 47-53 ahun.3 Menopause secara biologikal didefenisikan sebagai berakhirnya menstruasi, pertanda bahwa hilangnya kemampuan untuk

memiliki anak. Menopause bersamaan dengan penurunan estrogen

(hormon seks wanita yang utama) menjadi 1/10 dari jumlah sebelumnya.4 Kurun waktu 4-5 tahun setelah menopause disebut pramenopause,

sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut sebagai

masa pascamenopause. Masa pramenopause, menopause dan

pascamenopause dikenal sebagai masa klimakterium sedangkan

keluhan-keluhan yang terjadi pada masa tersebut disebut sebagai sindroma

klimakterik.2

Menopause dapat terjadi juga segera setelah pembedahan

pembuangan ovarium.3,5

Perimenopause mengacu pada tahun-tahun sekitar menopause dimana

fungsi ovarium mulai berubah. Jumlah sel telur menurun dan ovarium

menjadi lebih resisten terhadap aksi Follicle – Stimulating Hormon (FSH),

ovaroum mulai menghasilkan penurunan jumlah estrogen, progesteron

dan androgen. Hilangnya negative feedback dari estrogen ovarium

menyebabkan peningkatan sekresi FSH dan Luteinizing Hormon (LH).

Terdapat juga penurunan sekresi inhibin glikoprotein (secara selektif

menghambat FSH). Aksi peristiwa ini mengakibatkan peningkatan FSH

menjadi menetap, yang dapat menjadi tanda bahaw menopause sudah

dekat.1

Gejala vasomotor mulai terjadi pada masa ini. Penyebab pasti dari

gejala ini tidak diketahui.1,4-6 Mungkin terkait pada sekresi LH. Gejala ini memperlihatkan terjadi secara bersamaan dengan jumlah LH yang naik

turun dan tidak FSH.5,6

Gejala didahului adanya tanda prodromal secara subjektif bahwa

(4)

diseluruh permukaan tubuh, dan temperatur pusat yang menurun pada

waktu singkat, flush tidak dilepaskan dari panas tubuh yang terakumulasi

tapi lebih merupakan eksitasi yang tidak sesuai secara tiba-tiba dari

mekanisme pelepas panas. Hubungan ini terhadap naik turunnya LH dan

perubahan temperatur dalam otak tidak dimengerti. Pengamatan bahwa

flush terjadi setelah hipofiksetomi mendukung bahwa mekanisme ini tidak

dibangkitkan secara langsung oleh pelepasan LH.6

Hot Flush digambarkan berupa onset yang tiba-tiba dari

memerahnya kulit bagian kepala, leher dan dada bersamaan dengan

perasaan panas tubuh yang hebat dan diakhiri oleh (Kadang-kadang)

keringat yang banyak. Lamanya flush bervariasi dari beberapa detik

sampai beberapa menit, frekuensi yang jarang dapat berulang tiap 30

menit. Akhirnya flush menjadi lebih sering muncul dan hebat pada malam

hari, ketika wanita terjaga dari tidur atau selama masa-masa stres.6 Meskipun flush dapat terjadi pada premenopause, pada kebanyakan

wanita ini berakhir 1-2 tahun,4,6 tetapi sebanyak 25% lebih lama dari 5 tahun.6

Siklus menstruasi mungkin anovulasi, menimbulkan menstruasi

hilang atau perdarahan yang iregular. Dengan penurunan jumlah estrogen

wanita dapat mengalami insomnia, masalah dengan konsentrasi,

kehilangan memori jangka pendek dan iritabel, 1,3 akhirnya produksi estrogen dan progeteron ovarium berhenti.1 dan hal ini mempredisposisi untuk terjadinya osteoporosis, dan penyakit kardiovaskuler.3 pada

menopause yang alami ovarium tetap utuh dan terus mensekresi

androgen termasuk testosteron dan androspenedion yang dapat diubah

menjadi estron (estrogen lemah) tapi produksi testosteron ovarium turun

menjadi 30% (ini menerangkan 40%) produksi testosteron

pascamenopause) dimana sisanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal.

Androgen dari kedua sumber diaromatisasi pada beberapa jaringan

perifer, khususnya sel lemak menjadi estron.1 Oleh karena itu wanita yang obesitas dapat memiliki jumlah estrogen endogen pascamenopause yang

(5)

Estrogen memiliki efek yang luas pada sistem saraf pusat,

memperlihatkan kemampuannya untuk merubah konsentrasi dan

ketersediaan neurotransmiter seperti serotonin dan noradrenalin.

Contohnya estrogen meningkatkan jumlah pemecahan dari monoamine

oxiduse, sehingga menghasilkan jumlah katekolamin juga serotonin lebih

tinggi. Estrogen juga meningkatkan ikatan dari agonis GABA dan reseptor

GABA yang upregulasi menjadi berubah pada keadaan depresi. Dalam

hal efeknya terhadap sistem dopamin beberapa penelitian mendukung

bahwa estrogen meningkatkan sensifitas dari sistem dopaminergik.

Namun penelitian-penelitian lain telah menunjukkan estrogen dapat juga

memiliki efek penghambat aktifitas dopamin, khususnya reseptor D2.

Meskipun estrogen memiliki beberapa pengaruh pada sistem dopamin, ini

belum jelas apakah efek ini bermakna atau relevan secara klinis.7

Bukti-bukti yang ada mendukung bahwa hormon-hormon wanita

memiliki pengaruh pada kerentanan gangguan mood pada wanita. Wanita

yang menstruasi pada masa premenopause, usaha bunuh diri lebih sering

pada minggu pertama setelah minggu keempat dari siklus menstruasi

dimana dijumpai produksi esradiol (E2) menurun.7

GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS

Diagnosis menopause ditegakkan saat amenorea terjadi atau saat

FSH meningkat,1,2 mencapai jumlah yang lebih besar dari 30 mIU/mL.1

Menopause mungkin hadir saat FSH mendekati jumlah ini, pada wanita

dengan gambaran klinis yang tipikal. FSH dapat digunakan hanya untuk

menegakkan diagnosis menopause, tidak untuk memantau pengganti

estrogen, karena meskipun dosis tingi dari estrogen menghambat FSH

tapi hanya sebagian (inhibin juga menghambat FSH)1

Wanita seharusnya mengevaluasi tanda-tanda defisiensi estrogen,

setiap tahun setelah memeriksakan kandungan (ginekolog mereka dan

seharusnya juga memeriksakan kadar FSH . Saat mereka mendekati usia

(6)

Perubahan Vagina dan Uretra

Jika terapi pengganti hormon tidak dipilih, atropi urogenital dapat

terjadi dalam masa 2-3 tahun. Vagina dan uretra adalah jaringan yang

tergantung estrogen, defisiensi estrogen menyebabkan atropi

keduanya.1,2,8

Atropi dari sel-sel dinding vagina dapat terjadi, ini berarti bahwa

vagina menjadi kering, lapisan dinding sel menjadi lebih tipis dan jumlah

sekresi lubrikan selama sexual arousal menurun.1,2,4 Perubahan vagina terkait usia yang tidak dipengaruhi estrogen juga terjadi.1 Melalui kedua proses ini dapat menyebabkan dyspareunia (nyeri seggama).1,2,5

Menurut Butler dan Lewis pada tahun 1983 dan Simpson dan

McKinney pada tahun 1970, 60 % wanita tidak memiliki gejala seksual

karena defisiensi estrogen sampai tahun setelah menopause alami,

dimana sekitar 40% memiliki gejala ringan sampai sedang dan 10 %

memiliki gejala yang berat dan dari atropi vagina dan vaginitis, uretritis

atropik, sistitis, tidak stabilnya pembuluh arteiorlar, gangguan tidur serius

dan penyakit kardiovaskuler dengan pembatasan pada aktifitas seksual,

kondisi-kondisi ini tidak tampak sampai 10 tahun setelah menopause

tanpa pengganti estrogen.6

Perubahan anatomi dari vagina ini mempredisposisi nyeri, iritasi

dan perlukaan saat coitus dan infeksi vagina.6,8 Jika timbul sistitis serta uretritis karena atropi maka gejala-gejalanya adalah rasa ingin buang air

kecil (urgeincontinence) dan nyeri pada waktu buang air kecil tanpa

adanya piuria. Struktur uretra dapat juga terjadi.1,8

Osteoporosis

Osteoporosis yang terjadi pada pascamenopause disebabkan

karena pembentukan tulang baru berkurang, sedangkan reabsorbsi

kalsium dari tulang meningkat.8 Dipercepatnya tulang yang hilang, terjadi pada tahun sekitar menopause dan pada -3 tahun pertama setelah

(7)

Tulang memperoleh kekuatannya dari struktur serat protein dan

kristel kalsium posfat yang keras. Reduksi protein tulang dan kalsium

menimbulkan osteoporosis.1 Osteoporosis dapat dideteksi dini oleh hilangnya ketinggian lebih dari 1 inchi dari tinggi badan seorang pada usia

20 tahun.4 Kecacatan osteoporotik yang diderita oleh wanita kulit putih pada pascamenopause dan kastrasi termasuk faktur vertebra, hamerus,

upper femur, distal, forearm dan tulang iga, nyeri punggung dan turunnya

tinggi badan dan gangguan pergerakan.6

Fraktur kompresi spinal: gejala osteoporosis spinal menyebabkan

nyeri, kehilangan tinggi badan, kecacatan potural dengan akibat disfungsi

paru-paru, gastrointestinal dan kandung kemih 5 kali lebih sering pada

wanita kulit putih dari pada pria. Sekitar 25% wanita kulit putih pada usia

diatas 60 tahun menunjukkan fraktur kompresi spinal. Rata-rata wanita

kulit putih pascamenopause yang tidak diterapi dapat mengkerut 1 ½

inchi.6

Fraktur pergelangan tangan: dijumpai 10 kali lipat meningkat fraktur

distal forearm pada wanita kulit putih (tidak pada laki-laki).

Fraktur head femur : insiden fraktur pinggul juga meningkat ssuai

usia pada wanita kulit putih, meningkat dari 0,3 / 1000 menjadi 20/1000

pada usia 45 dan 80 tahun. Insidensinya sekitar 10 kali pada wanita

pascamenopause yang kanker endometrium. 80% dari seluruh raktur

pinggul yang dikaitkan dengan osteoporosis, fraktur membawa resiko

morbiditas dan mortalitas yang berat. Antara 15-20% pasien yang faktur

pinggul akan mati disebabkan fraktur atau komplikasi (bedah, emboli,

kardiopulmonar) dalam 3 bulan. Sebagai tambahan , yang bertahan hidup

sering menjadi cacat berat dan permanen.6

Pada terapi estrogen, estrogen akan meningkatkan kadar

kalsitonin, yang merupakan penghambat yang poten dari resorbsi tulang

(8)

Pengaruh Pada Kardiovaskuler

Perlindungan estrogen terhadap kardiovaskular pada masa

premenopauise menjadi hilang pada masa menopause. Perubahan lipid

yang merugikan terjadi. Meskipun penyakit arteri koroner (Coronary Artery

Diseases= CAD) secara umum berkembang 6-10 tahun kemudian pada

wanita dibandingkan pada pria, pada masa wanita mencapain usia 70-80

tahunan, tingkat kematian wanita dari CAD setara dengan pria.1

Oliver (1976), pada wanita yang dikastrasi sebelumnya, menjadi

menopause, penelitian telah menunjukkan bahwa hilangnya estrogen

yang prematur dikaitkan dengan insidensi yang lebih tinggi dari penyakit

jantung koroner.6

Di Amerika Serikat, tingkat kematian penyakit jantung iskemik lebih

4 kali digabungkan dengan tingkat kematian dari kanker payudara dan

kanker endometrium. Pengaruh perlindungan dari estrogen pengganti

akan bermanfaat seara bermakna.6 Akhirnya terapi pengganti estrogen diberikan pada dosis yang sesuai pada wanita pascamenopause, tidak

akan dijumpai peningkatan kejadian stroke, tromboemboli atau infark

miokard.

Sindroma Menopausai

Sebagai catatan, gejala esragenital yang utama adalah hot flush

dan osteoporosis. Dijumpai masalah-masalah tambahan pada awal

pascamenopause yang terlihat sering tapi hubungan penyebab mereka

dengan estrogen belum tentu.6

Disebut sindroma monopausal: masalah-masalahnya termasuk

keletihan, kegelisahan, sakit kepala, insomnia, depresi, iritabel nyeri sendi

dan otot, pusing, alpitasi dan kebas. Usaha-usaha untuk meneliti

pengaruh estrogen pad amasalah-masalah ini telah terhambat oleh kelhan

yang subjektifitas (Reaksi plasebo yang tinggi) dan “efek doino” terhadap

apakah penurunan hot flesh akan terjadi juga frekusnsi insomnia atau

iritabilitas. Penggunaan format penelitian double-bind cross –over

(9)

menyimpulkan banyak gejala “membaik” berasal dari hasil terapi estrogen,

dari penyembuhan hot flush –efek domino. Di lain pihak efek tonik-

memperbaiki memori dan menurunkan kecemasan yang juga telah dicatat

pada penelitian ini. Tidak realibelnya dari pernyataan yang berkenaan

dengan kulit kekeringan atau keriput ditegaskan.6

Stabilitas emosional selama periode perimenopause dapat

terganggu oleh pola tidur yang buruk. Terapi estrogen memperbaiki

kualitas waktu tidur. Boleh jadi flushing tidak cukup untuk terbangunnya

seorang wanita tapi cukup untuk mempengaruhi kualitas tidur dan

sehingga menurunkan kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah

daan stres hari berikutnya.6

Akhirnya terdapat konsensus klinis yang umum bahwa perubahan

fisik tertentu-distribusi kembali deposit lemah, kehilangan tonus otot dan

kehilangan jaringan yang elastis dari kulit dan kekeriputan disebabkan

usia pada penurunan estrogen yang dapat diobati.6

Lain-lainnya

Beratnya gejala pada menopause terlihat terkait pada tingkat

hormon yang hlang, jumlah hormon yang berkurang, kemampuan

konstitusi wanita untuk menghadapi proses aging keseluruhan, termasuk

kesehatan dan tingkat aktifitas ereka dan makna psikologis aging pada

wanita.5

Secara klinis kesulitan psikiatrik yang bermakna dapat terjadi

selama fase involusi siklus hidup, seperti kepercayaan diri yang rendah

dan kepuasan hidup yang rendah cenderung untuk rentan terhadap

kesulitan selama menopause. Respon wanita terhadap menopause telah

dicatat sama respon mereka terhadap peristiwa perkembangan penting

lainnya seperti pubertas dan kehamilan.5

Wanita yang sangat berharap mampu mempunyai anak dan

aktifitas membesarkan anak adalah cenderung paling menderita distres

selama tahun-tahun pascamenopause. Perhatian terhadap aging,

(10)

dapat menjadi perhatian pada makna sosial dan simbolis yang terlekat

pada perubahan fisik masa menopause.5

Meskipun pada masa lalu diduga bahwa insidensi dari gangguan

mental dan depresi meningkat selama menopause, bukti epidemiologis

telah menyingkirkan beberapa keraguan dari anggapan tersebut.

Penelitian epidemiologis dari gangguan mental menunjukkan tidak adanya

peningkatn gejala dari gangguan mental atau depresi selama tahun-tahun

menopause dan penelitian-penelitian terhadap keluhan psikologis

menunjukkan tidak dijumpai frekuensi yang lebih besar pada wanita

menopause daripada wanita muda.5

Terapi Pengganti Hormon

Pro dan kontra dari terapi pengganti hormon belum sepenuhnya

dijelaskan, sehingga pertanyaan apakah untuk memulai atau melanjutkan

terapi merupakan tantangan medis, finansial dan filosofis. Kebanyakan

penelitian menunjukkan penggantian estrogen dikaitkan dengan umur

panjang, secara primer karena penggunaan estrogen memberi

perlindungan jantung. Estrogen juga menghambat kehilangan tulang,

menghambat atropi urogenital, sebagai penstabil mood dan neuroprotketif

dan menghambat perkembangan osteoporosis secara bermakna.

Bukti-bukti yang terbaru mendukung bahwa penggunaan estrogen yang terus

menerus menurunkan resiko penyakit Alzheimer dan demensia lainnya

sekitar 50%.3

Tipe estrogen dapat menghambat kenikmatan seksual, libido, dan

menyebabkan hot flush, keringat malam dan kelelahan akibat hal ini dapat

dihilangkan dengan penggunaan estrogen. Data terbaru mendukung

gagasa bahwa obat antidepresan dan antidemensia adalah lebih manjur

daripada wanita yang sedang menggunakan terapi hormon pengganti.3 Pemberian estrogen beberapa tahun ternyata dapat menurunkan

(11)

memberikan estrogen sejak waitan masa perimenopause. Estrogen dapat

diberikan 8-10 tahun bahkan bila perlu bisa sampai 30-40 tahun.2

Syarat minimal yang harus dipenuhi sebelum pemberian estrogen

dimulai.1,2 adalah:

- Tekanan darah tidak boleh tinggi

- Pemeriksaan sitologik normal

- Besar uterus normal

- Tidak ada varises di ekstremitas bawah

- Tidak gemuk

- Kelenjar tiroid normal

- Kadar normal: Hb, Kolesterolm HDL trigliserida, kalsium, fungsi hati

- Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemi, diabetes mellitus perlu

dikonsultaikan lebih dahulu ke spesialis penyakit dalam.

KESIMPULAN

Menopause cara biologik didefenisikan sebagai berakhirnya

menstruasi, pertanda bahwa hilangnya kemampuan untuk memiliki anak.

Kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut sebagai masa

pascamenopause.

Diagnosis menopause ditegakkan saat amenorea terjadi atau saat

FSH (>30 mIU/mL). Hipoesterogen yang terjadi menimbulkan hot flush,

gangguan tidur, atropi vagina dan uretra, gangguan kognitif, sindroma

menopause dan predisposisi terjadinya oesteoporosis, demensia dan

penyakit kardiovaskular.

Terapi pengganti estrogen dapat melindungi jantung, menghambat

kehilangan tulang, menghambat atropi urogenital sebagai penstabil mood

dan neuroprotektif. Estrogen dianjurkan diberikan sejak awitan

premenopause. Estrogen dapat diberikan 8-10 tahun dan bila perlu 30-40

tahun.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

1. Lamcke, DP., Marshal, LA., Pattison, J. Menopause & Hormone

Replacement Therapy. Primary Care of Women Eds. Lemcke, DP.,

Pattison, J. MARshal, LA. Et. Al. Connecticut. Appleton & Lange,

1995. 161-63.

2. Jacoeb, TZ, Masa Klimakterium dan Senium. Ilmu Kandungan Eds.

Wiknjosastro, H. Saifuddin, AB., Rachimhadhi. T. Jakarta. Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1997.96-102

3. Berga, SL.m Parry, BL. Psychiatry and Reproductive Medicine.

Kaplan & Kaplan Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry

Eds. Sadock, BJ. Sadock, VA. 7th. Edition. Philadelphia Lipincott Williams & Wilkins. 2000.1950-2.

4. Hoyer, WJ., Raybash, JM. Roodin, PA. Adult Development and

Aging. 4th Edition. USA. McGraw-Hill. 1999.58-60,466-7.

5. Kaplan, HL., sadock, BJ. Synopsis of Psychiatry. 8th Edition, Baltimore. Lippincott Williams & Wilkins. 1998.809.

6. Kase, Nathan, Estroen Deprivation. Aging, Reproduction and the

Climacteric.Eds. Mastroianni, L. Paulsen, CA. New York. Plenum

Press. 1986.266-72.

7. Thompson, B. The Psyche of Estrogen Part I: Estrogen and Mood.

March/April 2003. Available at http://www.ubcpharmacy.org/cpe/.

8. Sastrawinata,S. Klimakterium dan Menopause. Ilmu Kandungan Eds.

Wiknjosastro, H. Saifuddin AB. Rachimhadhi, T. Jakarta. Yayasan

Referensi

Dokumen terkait

Maka perlu diciptakan suatu sistem komputerisasi yang diharapkan mampu membantu memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi pembelian, penjualan, pencarian barang dan penyampaian

Fast dissolving oral films: An innovative drug delivery system and dosage form.. Problems When Swallowing Tablet: A Questionnaire Study from

Realisasi itu anjlok 48,37 persen dibandingkan pendapatan usaha pada 2019 senilai Rp31,38 triliun akibat operasional bisnis perseroan terkena dampak pandemi Covid-19  Beban

meskipun berada pada disadvantagea area namun jika dilihat pada Gambar 5 posisi produk Tirta One berada pada sebelah kanan kompetitor, artinya dari segi desain Tirta One

[r]

Kolom 1 : Diisi dengan nomor urut. Kolom 3 : Diisi dengan Tanggal Pengeluaran SPP/Bukti Pengeluaran lainnya. Kolom 5 : Diisi dengan jumlah rupiah Pengeluaran

Promosi kesehatan dalam pencegahan penularan HIV dan AIDS adalah program pencegahan dengan tes HIV sukarela yaitu VCT (Voluntary Counselling and Testing , Dalam

yang telah dilakukan maka ditemukan hasil capability level, tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi pada Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Riau di