UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-1 MEDAN
ANALISIS PENGARUH RESPON LINGKUNGAN BERBELANJA TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (IMPULSIVE
BUYING) PADA MATAHARI DEPARTEMEN STORE PLAZA MEDAN FAIR
SKRIPSI
OLEH:
CERIA NATALIA TAMBUNAN 060502150
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
ABSTRAK
Ceria Natalia Tambunan (2010) “Analisis Pengaruh Respon Lingkungan Berbelanja Terhadap Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying) Pada Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair” (di bawah bimbingan Dr. Beby Karina Fawzeea, SE, MM, sebagai Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dr. Yeni Absah, SE, M.Si., sebagai Dosen Penguji I, Dra. Frida Ramadhani, MM, sebagai Dosen Penguji II.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh respon lingkungan berbelanja, yang terdiri dari kesenangan (pleasure), kegairahan (arousal), dan dominasi (dominance) terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying) pada Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair. Populasi penelitian ini adalah seluruh pembeli yang melakukan transaksi pembelian di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair pada bulan April 2010, dimana jumlahnya tidak terbatas sehingga menggunakan rumus Supramono dan Haryanto yang menghasilkan sampel sebanyak 96 responden. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, dalam arti pembeli yang kebetulan melakukan transaksi pembelian minimal tiga kali selama seumur hidup di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair. Karakteristik dalam pengambilan sampel ini adalah pembeli yang berusia minimal 17 tahun.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer berupa kuesioner dan data sekunder berupa studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran skala Likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 15.0 for windows pada uji asumsi klasik, metode analisis regresi linier berganda, dan uji hipotesis.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa variabel kesenangan (pleasure), variabel kegairahan (arousal), dan variabel dominasi (dominance) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying). Secara parsial dapat dilihat bahwa variabel kesenangan (pleasure) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying). Variabel dominasi (dominance) adalah variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying).
Nilai Adjusted R Square = 0.805, berarti 80.5% faktor-faktor pembelian tidak terencana (impulsive buying) dapat dijelaskan oleh variabel kesenangan (pleasure), variabel kegairahan (arousal), dan variabel dominasi (dominance), sedangkan sisanya 19.5% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan rahmat-Nya yang telah menuntun penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Penulis selama mengerjakan penelitian ini telah banyak menerima saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah banyak
memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Frida Ramadhani, MM selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
8. Kepada dosen-dosen departemen manajemen yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan.
9. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua H. Tambunan dan N. br Siahaan atas dukungan moral, material dan doa selama ini yang tidak putus-putusnya bagi penulis.
10.Kepada seluruh pegawai departemen manajemen (Kak Dani, Bang Jum, Kak Vina, Kak Susi) yang selama ini telah banyak membantu penulis.
11.Kepada sahabat-sahabat di departemen manajemen stambuk 2006 yang telah mendukung dan memberi semangat yang tidak putus-putusnya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna mengingat keterbatasan penulis. Dengan demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Mei 2010 Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Perumusan Masalah ...4
C. Kerangka Konseptual ...4
D. Hipotesis ...5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...6
1. Tujuan penelitian...6
2. Manfaat Peneitian ...6
F. Metode Penelitian ...7
1. Batasan Operasional ...7
2. Definisi Operasional Variabel ...7
3. Skala Pengukuran Variabel ...9
4. Tempat dan Waktu Penelitian ...9
5. Populasi dan Sampel ...9
6. Jenis dan Sumber Data ...11
7. Teknik Pengumpulan Data ...12
8. Uji Validitas dan Reliabilitas ...12
9. Metode Analisis Data ...13
BAB II URAIAN TEORETIS ...17
A. Penelitian Terdahulu ...17
B. Pengeceran ...18
C. Departemen Store ...19
D. Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying) ...20
1. Pengertian Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying) ...20
2. Elemen Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying) ...21
3. Tipe Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying) ...22
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...25
A. Sejarah Berdirinya PT. Matahari Putra Prima Tbk...25
B. Visi dan Misi PT. Matahari Putra Prima Tbk...28
C. Struktur Organisasi PT. Matahari Putra Prima Tbk ...29
D. Matahari Departemen Store ...37
E. Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair ...38
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...41
A. Uji Validitas dan Reliabilitas ...41
1. Uji Validitas ...41
2. Uji Reliabilitas ...43
B. Metode Analisis Deskriptif ...44
1. Deskriptif Responden...44
D. Metode Analisis Regresi Linier Berganda ...56
E. Uji Hipotesis ...58
1. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...58
2. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ...60
3. Pengujian Koefisien Determinan (R2) ...62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...63
A. Kesimpulan ...63
B. Saran ...64
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1.1 Omzet Toko Modern Terbesar di Indonesia... 3
TABEL 1.2 Definisi Operasional Variabel... 8
TABEL 1.3 Instrumen Skala Likert... 9
TABEL 4.1 Item-Total Statistics... 41
TABEL 4.2 Validitas Instrument... 43
TABEL 4.3 Reliability Statistics... 43
TABEL 4.4 Karakteristik Berdasarkan Usia... 45
TABEL 4.5 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin... 45
TABEL 4.6 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan... 45
TABEL 4.7 Kuantitas Kunjungan pada Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair... 46
TABEL 4.8 Sumber Informasi Responden Tentang Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair... 46
TABEL 4.9 Alasan Berbelanja pada Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair... 47
TABEL 4.10 Rencana Berbelanja ke Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair... 47
TABEL 4.11 Sistem Pembayaran... 48
TABEL 4.12 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Kesenangan (Pleasure)... 48
TABEL 4.13 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Kegairahan (Arousal)... 50
TABEL 4.14 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Dominasi (Dominance)... 52
TABEL 4.15 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying)... 53
TABEL 4.16 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 54
TABEL 4.17 Coefficients(a)... 55
TABEL 4.18 Coefficients(a)... 56
TABEL 4.19 Variables Entered/Removed(b)... 56
TABEL 4.20 Coefficients(a)... 57
TABEL 4.21 ANOVA(b)... 59
TABEL 4.22 Coefficients(a)... 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual... 5 Gambar 2.1 Jalur Distribusi Barang Dagangan pada Usaha Eceran... 18 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Matahari Putra Prima Tbk. ... 30 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Matahari Departemen
ABSTRAK
Ceria Natalia Tambunan (2010) “Analisis Pengaruh Respon Lingkungan Berbelanja Terhadap Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying) Pada Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair” (di bawah bimbingan Dr. Beby Karina Fawzeea, SE, MM, sebagai Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dr. Yeni Absah, SE, M.Si., sebagai Dosen Penguji I, Dra. Frida Ramadhani, MM, sebagai Dosen Penguji II.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh respon lingkungan berbelanja, yang terdiri dari kesenangan (pleasure), kegairahan (arousal), dan dominasi (dominance) terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying) pada Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair. Populasi penelitian ini adalah seluruh pembeli yang melakukan transaksi pembelian di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair pada bulan April 2010, dimana jumlahnya tidak terbatas sehingga menggunakan rumus Supramono dan Haryanto yang menghasilkan sampel sebanyak 96 responden. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, dalam arti pembeli yang kebetulan melakukan transaksi pembelian minimal tiga kali selama seumur hidup di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair. Karakteristik dalam pengambilan sampel ini adalah pembeli yang berusia minimal 17 tahun.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer berupa kuesioner dan data sekunder berupa studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran skala Likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 15.0 for windows pada uji asumsi klasik, metode analisis regresi linier berganda, dan uji hipotesis.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa variabel kesenangan (pleasure), variabel kegairahan (arousal), dan variabel dominasi (dominance) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying). Secara parsial dapat dilihat bahwa variabel kesenangan (pleasure) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying). Variabel dominasi (dominance) adalah variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying).
Nilai Adjusted R Square = 0.805, berarti 80.5% faktor-faktor pembelian tidak terencana (impulsive buying) dapat dijelaskan oleh variabel kesenangan (pleasure), variabel kegairahan (arousal), dan variabel dominasi (dominance), sedangkan sisanya 19.5% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sifat manusia cenderung konsumtif, yang berarti bahwa konsumen selalu mengkonsumsi produk atau jasa sepanjang waktu. Perilaku konsumtif ini muncul selain dikarenakan untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat beragam, tetapi juga untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar harus dapat memahami keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut, serta trend yang sedang berlaku agar dapat menciptakan dan mengembangkan strategi pemasarannya untuk memenangkan persaingan di pasar. Setiap strategi pemasaran yang ditetapkan oleh pemasar akan berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (2003:203), perilaku konsumen dapat dipahami melalui rangsangan pemasaran dan lingkungan yang masuk kesadaran pembeli serta karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya yang kemudian menghasilkan keputusan pembelian tertentu.
yang mencakup hadiah, kupon, dan diskon dapat menjadi rangsangan-rangsangan yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan, sehingga mempercepat keputusan pembelian konsumen.
Menurut Negara dalam Semuel (2005), keputusan pembelian dapat didasari oleh faktor individu konsumen yang cenderung berperilaku afektif, yaitu kesenangan (pleasure) mengacu pada tingkat dimana individu merasakan baik, penuh kegembiraan, bahagia, atau puas dalam suatu situasi; kegairahan (arousal) mengacu pada tingkat dimana individu merasakan tertarik, siaga atau aktif dalam suatu situasi; dan dominasi (dominance) ditandai oleh perasaan yang direspon konsumen saat mengendalikan atau dikendalikan oleh lingkungan. Keadaan tersebut membuat konsumen kehilangan logika dalam berbelanja dan akhirnya melakukan pembelian yang belum direncanakan sebelumnya (impulsive buying).
TABEL 1.1
Omzet Toko Modern Terbesar di Indonesia dalam US$. Juta Merek Toko Format Toko Tahun
2008 Carrefour Hipermarket 789 Ramayana Departemen Store 530 Matahari Departemen Store 472 Hypermart Hipermarket 385
Giant Hipermarket 357
Sumber: Majalah Ritel Asia, 2008 dalam www.bisnis.com
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Matahari Departemen Store menduduki peringkat ketiga omzet terbesar toko modern di Indonesia dengan nilai penjualan US$. 472 juta. Hal ini membuktikan adanya persaingan ketat di antara perusahaan-perusahaan ritel tersebut, sehingga Matahari Departemen Store harus lebih mengembangkan strategi pemasarannya untuk meningkatkan nilai penjualannya dan bersaing di pasar.
tersebut. Beberapa faktor tersebut sangat mempengaruhi perilaku afektif seseorang dalam melakukan keputusan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka ingin dilakukan penelitian dengan judul: “Analisis Pengaruh Respon Lingkungan Berbelanja Terhadap Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying) Pada Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair.”
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah respon lingkungan berbelanja yang terdiri dari kesenangan (pleasure), kegairahan (arousal), dan dominasi (dominance) berpengaruh terhadap pembelian tidak
terencana (impulsive buying) pada konsumen Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair?”
C. Kerangka Konseptual
Keputusan pembelian yang dilakukan belum tentu direncanakan, terdapat pembelian yang tidak direncanakan (impulsive buying) akibat adanya rangsangan lingkungan belanja. Implikasi dari lingkungan belanja terhadap perilaku pembelian mendukung asumsi bahwa jasa layanan fisik menyediakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen, dihubungkan dengan karakteristik lingkungan konsumsi fisik (Bitner, et.al., dalam Semuel, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konseptual dibuat secara sistematis dalam penelitian, yaitu respon lingkungan berbelanja yang terdiri dari kesenangan (pleasure), kegairahan (arousal), dan dominasi (dominance) mempunyai pengaruh terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying) pada konsumen.
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber: Semuel (2005), diolah
Gambar 1.1 Kerangka konseptual Sumber: Semuel (2005), diolah
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Respon lingkungan berbelanja yang terdiri dari kesenangan (pleasure), kegairahan (arousal), dan dominasi (dominance) berpengaruh dan signifikan terhadap pembelian tidak terencana
(impulsive buying) pada konsumen Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair.”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh respon lingkungan berbelanja, yang terdiri dari kesenangan (pleasure), kegairahan (arousal), dan dominasi (dominance) terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying) pada Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan mengenai pengaruh respon lingkungan berbelanja terhadap pembelian tidak terencana pada perusahaan tersebut.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berfikir ilmiah dalam bidang manajemen.
c. Bagi Peneliti Lain
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Penelitian ini mengkhususkan pembahasan mengenai pengaruh respon lingkungan berbelanja sebagai variabel independen, yang terdiri dari variabel kesenangan (pleasure), kegairahan (arousal), dan dominasi (dominance) terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying) sebagai variabel dependen.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Respon lingkungan berbelanja sebagai variabel independen, yang terdiri dari: a.1 Kesenangan (pleasure) sebagai X1 adalah faktor dimana tingkat individu
merasakan nyaman dan senang, memiliki kepuasan tersendiri, dan dapat santai di dalam situasi lingkungan berbelanja.
a.2 Kegairahan (arousal) sebagai X2 adalah faktor dimana seseorang
merasakan tertarik, lebih aktif atau bersemangat, dan adanya rasa ingin tahu yang kuat terhadap produk-produk yang ditawarkan di lingkungan berbelanja.
a.3 Dominasi (dominance) sebagai X3 adalah faktor dimana seseorang merasa
dipengaruhi dan dipandu oleh situasi lingkungan berbelanja.
TABEL 1.2
1. Perasaan nyaman dengan suasana berbelanja yang tenang.
2. Perasaan nyaman dengan
keleluasaan berbelanja.
3. Perasaan senang dengan adanya promosi ‘beli 2 gratis 1’ yang ditampilkan pada produk.
4. Perasaan senang dengan adanya fasilitas pembayaran pembelanjaan dengan kartu kredit.
5. Perasaan senang dengan adanya fasilitas pembayaran pembelanjaan dengan debit.
6. Perasaan puas dengan pemberian diskon besar-besaran.
7. Perasaan santai dalam berbelanja.
Likert
Kegairahan (arousal) X2
1. Perasaan tertarik terhadap suasana lingkungan berbelanja yang memberikan program promosi pada produk.
2. Perasaan lebih bersemangat berbelanja karena adanya diskon besar-besaran.
3. Rasa ingin tahu yang kuat terhadap produk-produk yang ditampilkan.
Likert
Dominasi (dominance) X3
1. Pembeli dipengaruhi oleh suasana lingkungan berbelanja.
2. Pembeli dipandu oleh suasana lingkungan berbelanja dalam
1. Melakukan pembelian tidak direncanakan.
2. Pembeli terpengaruh dari promosi yang ditawarkan oleh pramuniaga.
Likert
3. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah Skala Likert, yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Ginting dan Situmorang, 2008:121). Variabel-variabel yang diuji pada setiap jawaban akan diberi skor. Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang diberi skor, yaitu:
TABEL 1.3 Instrument Skala Likert
No. Item Instrument Skor 1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3 4. Tidak Setuju (TS) 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Ginting dan Situmorang (2008:121)
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair lantai tiga, yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto No.30 Medan. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Juni 2010.
5. Populasi dan Sampel
untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono dan Haryanto, 2003:62):
n = (Zα)² (p) (q) d² Keterangan:
n = jumlah sampel
Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α, bila α = 0,05 → Z = 1,67
bila α = 0,01 → Z = 1,96 p = estimasi proporsi populasi q = 1 – p
d = penyimpangan yang ditolelir sebesar 10%
untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5 dengan α = 0,01. Dengan demikian, jumlah sampel (n) yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:
n = (Zα)² (p) (q) d²
n = (1,96)² (0,5) (0,5) (0,1)2
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan
kebetulan (Ginting dan Situmorang, 2008:141). Dalam arti pembeli yang kebetulan melakukan transaksi pembelian minimal tiga kali selama seumur hidup di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair. Karakteristik dalam pengambilan sampel ini adalah pembeli yang berusia minimal 17 tahun.
6. Jenis dan Sumber Data
Dilihat dari sumber datanya, maka data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
a. Data primer
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data primer ini diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada pembeli yang melakukan transaksi pembelian di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair.
b. Data sekunder
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya-jawab secara langsung dengan manajer Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair untuk memperoleh informasi.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan kepada responden yang terpilih, yakni konsumen sebagai pengunjung Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair. c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari dan memperoleh data melalui berbagai macam buku, jurnal, artikel, dan tulisan dari internet yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Erlina (2008:91), validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ini dilakukan pada 30 konsumen Matahari Departemen Store Medan Mall. Pengujian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 15.0 for windows.
Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah sebagai berikut: a. Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut valid
Menurut Ginting dan Situmorang (2008:176), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji ini dilakukan setelah validitas yang diuji merupakan pernyataan yang sudah valid. Uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha.
Kriteria dalam menentukan reliabilitas kuesioner adalah sebagai berikut: a. Jika ralpha positif > rtabel, maka pernyataan reliabel
b. Jika ralpha negatif < rtabel, maka pernyataan tidak reliabel.
9. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti.
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Normalitas
dilanggar atau tidak dipenuhi, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina, 2008:102).
2. Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Erlina, 2008:106).
3. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lain (Erlina, 2008:105).
c. Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda yang menggunakan persamaan:
Keterangan:
Y = Pembelian Tidak Berencana a = Konstanta
X1 = Variabel kesenangan (pleasure)
X2 = Variabel kegairahan (arousal)
X3 = Variabel dominasi (dominance)
b1b2b3 = Koefisien regresi
e = Standar error d. Uji Hipotesis
1. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah:
H0 : b1, b2, b3 = 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap
variabel dependen (Y).
Ha : b1, b2, b3 ≠ 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel
dependen (Y).
Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
2. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Kriteria pengujiannya adalah:
H0 : b1, b2, b3 = 0 artinya variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen.
Ha : b1, b2, b3 = 0 artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%.
3. Pengujian Koefisien Determinan (R2)
BAB II
URAIAN TEORETIS
A. Penelitian Terdahulu
Purba (2008), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Respons Lingkungan Berbelanja Terhadap Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying) pada Hypermart Sun Plaza Medan.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor respons lingkungan berbelanja, yang terdiri dari pleasure, arousal, dan dominance terhadap pembelian tidak terencana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pleasure, arousal, dan dominance berpengaruh terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying). Variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying) pada konsumen Hypermart Sun Plaza Medan adalah variabel pleasure.
Semuel (2005), melakukan penelitian yang berjudul “Respons Lingkungan Berbelanja Sebagai Stimulus Pembelian Tidak Terencana pada Toko Serba Ada (Toserba) di Carrefour Surabaya.” Variabel respons lingkungan belanja, yang terdiri dari pleasure, arousal, dan dominance. Penelitian ini juga menggunakan variabel pengalaman belanja hedonic shopping value, resources expenditure, dan utilitarian shopping value sebagai mediator respons lingkungan belanja terhadap pembelian tidak terencana. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa variabel respons lingkungan belanja, yang terdiri dari pleasure, arousal, dan dominance berpengaruh terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying). Variabel dominance berpengaruh positif terhadap pembelian tidak terencana (impulsive
expenditure merupakan variabel mediator antara respons lingkungan belanja dan variabel pengalaman belanja lainnya, serta berpengaruh negatif terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying).
B. Pengeceran
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:61), pengeceran (retailing) adalah semua kegiatan yang dilibatkan dalam penjualan barang atau jasa langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi non-bisnis. Bisnis yang penjualannya terutama diperoleh dari pengeceran disebut pengecer (retailer). Walaupun sebagian besar pengeceran dilakukan di toko eceran, pada tahun-tahun belakangan ini pengeceran non-toko melakukan penjualan melalui pos, telepon, pintu ke pintu, mesin jualan, internet, dan berbagai media elektronik yang berkembang dengan sangat cepat.
Jalur distribusi adalah sekumpulan atau beberapa perusahaan yang memudahkan penjualan kepada konsumen sebagai konsumen akhir. Produsen menjual produknya kepada peritel maupun peritel besar (wholesaler). Hal ini akan membentuk suatu jalur distribusi, antara produsen ke konsumen akhir, seperti terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Jalur Distribusi Barang Dagangan pada Usaha Eceran Sumber: Utami (2006:5)
C. Departemen Store
Pengertian departemen store (department store) adalah suatu organisasi pengecer yang menjual lini produk yang sangat bervariasi, seperti: pakaian, peralatan rumah tangga, dan furniture; setiap lini dioperasikan oleh departemen terpisah yang dikelola oleh bagian pembelian khusus (Kotler dan Armstrong, 2001:63).
Menurut Berman dan Evans (2004) dalam www.petra.com, departemen store adalah suatu retailer yang mengkhususkan menjual suatu cakupan luas secara terus-menerus (dengan tak ada hentinya) dari produk dominan. Setiap divisi dalam departemen store menawarkan produk-produk khusus di dalamnya. Pada umumnya, departemen store menjual produk yang mencakup pakaian wanita, pakaian pria, pakaian anak-anak, mebel, barang-barang elektronik, perangkat keras, kosmetik, peralatan fotografi, perhiasan/aksesoris, mainan, dan peralatan olahraga.
D. Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying)
1. Pengertian Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying)
Pembelian yang tidak direncanakan (impulsive buying) didefinisikan sebagai tindakan membeli yang dilakukan tanpa memiliki masalah sebelumnya atau maksud/niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko. Pembelian ini dapat dijelaskan sebagai pilihan yang dibuat pada saat itu juga karena perasaan positif yang kuat mengenai suatu benda (Mowen dan Minor, 2002:65).
Hirschman dan Stern (Winardi, 1998), pembelian impulsif adalah kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian secara spontan, tidak terefleksi, secara terburu-buru dan didorong oleh aspek psikologis emosional terhadap suatu produk, dan tergoda oleh persuasi dari pemasar. Perilaku pembelian yang tidak direncanakan (pembelian impulsif) merupakan sesuatu yang menarik bagi produsen maupun pengecer, karena merupakan pangsa pasar terbesar dalam pasar modern.
Pembelian impulsif didefinisikan sebagai pembelian yang tidak terencana yang dikarakteristikkan dengan pengambilan keputusan yang relatif cepat, dan prasangka subyektif terhadap keinginan segera memiliki (Rock dan Gardner dalam Wathani, 2009). Salomon dalam Wathani (2009) menyatakan bahwa pembelian impulsif merupakan suatu aksi yang tidak terencana yang dipacu oleh waktu dan dipengaruhi oleh produk yang dipamerkan.
membuat seseorang merasa berkuasa. Pembelian tidak terencana, berarti kegiatan untuk menghabiskan uang yang tidak terkontrol, dan kebanyakan pada barang-barang yang tidak diperlukan oleh konsumen. Barang-barang-barang yang dibeli secara tidak terencana (produk impulsif) kebanyakan adalah produk-produk dengan harga murah yang tidak terduga. Penjual menarik konsumen ketika indera perasa mengirimkan pesan kepada otak konsumen yang mengatakan, “Saya ingin ini!” atau “Saya tidak dapat hidup tanpa itu!” Beberapa macam dari barang-barang konsumen adalah ‘pembelian tidak terencana.’
2. Elemen Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying)
Loudon dan Bitta dalam Wathani (2009) mengemukakan lima elemen penting yang membedakan tingkah laku konsumen yang impulsif dan yang tidak, yaitu:
2.1Konsumen merasakan adanya suatu dorongan yang tiba-tiba dan spontan untuk melakukan suatu tindakan yang berbeda dengan tingkah laku sebelumnya.
2.2Dorongan tiba-tiba untuk melakukan suatu pembelian menempatkan konsumen dalam keadaan ketidakseimbangan secara psikologis, dimana untuk sementara waktu ia merasa kehilangan kendali.
2.4Konsumen akan mengurangi evaluasi kognitif dari produk.
2.5Konsumen seringkali membeli secara impulsif tanpa memperhatikan konsekuensi yang akan datang.
3. Tipe Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying)
Menurut Stren, pembelian tidak terencana (impulsive buying) dapat digolongkan sebagai berikut:
3.1Pembelian tidak terencana murni (pure impulsive buying)
Pembelian yang murni disebabkan oleh suatu pola pembelian yang menyimpang dari pembelian normal.
3.2Pembelian tidak terencana karena pengalaman masa lalu (reminder impulsive buying)
Pembelian ini terjadi ketika seorang pembeli “diingatkan” oleh sebuah stimulus di alam toko yang bersangkutan. Misalnya: produk itu sendiri, bahan di tempat pembelian. Hal tersebut membuat dia seolah-olah memerlukan dan harus membeli produk itu.
3.3Pembelian tidak terencana yang timbul karena sugesti (suggestion impulsive buying)
3.4Pembelian tidak terencana yang disebabkan situasi tertentu (planned impulsive buying)
Pembelian tidak terencana ini terjadi pada saat pusat perbelanjaan melakukan promosi, seperti pemberian potongan harga (diskon) dan pemberian kupon berhadiah (Stren dalam Winardi 1998:226-227).
E. Respons Lingkungan Berbelanja
Mehrabian dan Russell dalam Semuel (2005) menyatakan bahwa respon afektif lingkungan atas perilaku pembelian dapat diuraikan oleh 3 (tiga) variabel yaitu:
1. Kesenangan (pleasure) mengacu pada tingkat dimana individu merasakan baik, penuh kegembiraan, bahagia yang berkaitan dengan situasi tersebut. Kesenangan (pleasure) diukur dengan penilaian reaksi lisan ke lingkungan (menyenangkan sebagai lawan tidak menyenangkan, puas sebagai lawan tidak puas, dan santai sebagai lawan bosan).
3. Dominasi (dominance) ditandai dengan laporan responden yang merasa dikendalikan sebagai lawan mengendalikan, mempengaruhi sebagai lawan dipengaruhi, terkendali sebagai lawan diawasi, dan otonomi sebagai lawan dipandu.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya PT. Matahari Putra Prima Tbk.
PT. Matahari Putra Prima Tbk. didirikan pada tanggal 26 Desember 1958 oleh Harry Darmawan. Berikut sejarah berdirinya PT. Matahari Putra Prima Tbk.:
Tahun 1958: Gerai pertama di area Pasar Baru
Tahun 1972: Pelopor konsep Department Store di Indonesia
Tahun 1980: Pembukaan gerai pertama di luar Jakarta, Sinar Matahari Bogor Tahun 1992: Penawaran umum perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
Tahun 1995: Memperluas fokus bisnis inti dalam pengoperasian supermarket Rights Issue pertama Rp 75 M
Tahun 1996: Emisi obligasi US$100 juta berjangka waktu 5 tahun Rights Issue II Rp. 226 M
Tahun 1997: Multipolar menjadi pemegang saham mayoritas Rights Issue III Rp. 902 M
Tahun 2000: Peluncuran program Matahari Club Card (MCC) Tahun 2001: Pelunasan obligasi US$ 100 juta
Tahun 2002: a. Tim manajemen baru
b. Restrukturisasi bisnis inti: Matahari Departemen Store, Matahari Supermarket dan TimeZone
Tahun 2003: a. Tahun konsolidasi
b. Penutupan gerai nonprofit
c. Re-fokus ke infrastruktur internal, resources dan pondasi Perseroan
Tahun 2004: a. Peluncuran Hypermart
b. Top 500 Asia Pasific Retail Award: #1- Indonesia emisi obligasi II Rp. 450 M berjangka waktu 5 tahun dan Syariah I Rp. 150 M berjangka waktu 5 tahun
Tahun 2005: a. Ekspansi agresif yang sukses 10 departemen store, 4 Kids2Kids, 13 Hypermart, 4 Cut Price, 1 Matahari Supermarket
b. Gerai Matahari Departemen Store pertama di Cina
c. Top 500 Asia Pasific Retail Award: #1- Indonesia, untuk tahun kedua
Tahun 2006: a. Ekspansi agresif berkelanjutan: +18 gerai baru Hyper/MDS/Specialty Stores
b. Top 500 Asia Pasific Retail Award: #1- Indonesia, untuk tahun ketiga
c. Emisi obligasi tanpa jaminan USD 150 juta, jangka waktu 3 tahun
d. Peringkat perusahaan: B1 (Moody’s) dan B+ (S&P’s)
Tahun 2007: a. Ekspansi agresif: +15 gerai baru MDS/Hyper dan DC ketiga di kawasan Indonesia Timur
c. Top 500 Asia Pacific Retail Award: Best of the Best d. Top 500 Asia Pacific Retail Award: #1 – Indonesia e. Rights Issue IV Rp. 1 Triliun
f. Keberhasilan partisipasi dalam program REIT
g. Peringkat Perusahaan: B+ (Standard dan Poor’s), B1 (Moody’s), dan A+ (PEFINDO)
Tahun 2008: a. Ekspansi agresif: 6 MDS (termasuk 3 format New Generation), 7 Hypermart, 2 Foodmart, dan 4 Times Book Store
b. Pencapaian: 2008 TOP 500 Asia Pacific Retail Award: Best of The Best, 2008 TOP 500 Asia Pacific Retail Award: #1 - Indonesia, Service Quality Gold Award Excellent 2008, Indonesia Most Admired Company 2008
c. Peringkat Perusahaan: B+ dengan Stable Outlook (Standard dan Poor’s), B1 dengan Stable Outlook (Moody’s), A+ dengan Stable Outlook (PEFINDO)
Pengakuan internasional terhadap PT. Matahari Putra Prima Tbk. dari pemimpin industri atas kerja keras untuk menjadi yang terbaik adalah sebagai berikut:
1. 2004 Gold Award – Retail Asia Top 500 2. 2005 Gold Award – Retail Asia Top 500
4. 2006 Gold Award from Retail Asia Top 500 by Retail Asia Publishing Pte Ltd.
5. 2006 The Best In Corporate Image – Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) Award from BUSINESS WEEK Magazine and FRONTIER Marketing and Research Consultant
6. 2006 Best Sales – Indonesia Retailers Award – APRINDO 7. 2007 Best of The Best – Retail Asia Top 500
8. 2007 Gold Award – Retail Asia Top 500 9. Service Quality Gold Award 2007
10. 2008 The Best in Corporate Image – Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) Award from BUSINESS WEEK Magazine and FRONTIER Marketing and Research Consultant
11. Service Quality Gold Award 2008
B. Visi dan Misi PT. Matahari Putra Prima Tbk. Visi PT. Matahari Putra Prima Tbk. adalah: Peritel Pilihan Utama Konsumen
Misi PT. Matahari Putra Prima Tbk. adalah:
C. Struktur Organisasi PT. Matahari Putra Prima Tbk.
Suatu dasar yang berguna dalam penyusunan struktur organisasi perusahaan adalah pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel, dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan penambahan total. Organisasi juga harus dapat menunjukkan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Ada tiga macam struktur organisasi yang penting, yaitu: 1. Line Organization
2. Line and Staff Organization 3. Fungsional Organization
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS diadakan paling sedikit setahun sekali. Tugas pemegang saham adalah membuat keputusan-keputusan yang prinsipil dan konstitusional bagi haluan perusahaan. Adapun keputusan-keputusan yang dibuat dalam rapat adalah anggaran dasar, anggaran rumah tangga, pengangkatan Dewan Komisaris dan Presiden Direktur, pengesahan budget, prinsip-prinsip bagi keuangan, personalia, pemasaran, serta hubungan perusahaan dengan pihak luar perusahaan.
2. Dewan Komisaris
Adapun tugas Dewan Komisaris adalah:
2.1 mengawasi Direksi di dalam menjalankan tugas-tugas apakah sudah sesuai dengan hasil keputusan RUPS
2.2 memberhentikan Direksi apabila dilakukan penyelewengan-penyelewengan
2.3 memberikan pertimbangan terhadap keputusan-keputusan yang akan diambil oleh Direksi
2.4 memantau perkembangan-perkembangan yang telah dicapai oleh perusahaan.
3. Direksi
Adapun tugas Direksi adalah:
3.1 mengatur jalannya aktivitas perusahaan secara keseluruhan
3.3 mengkoordinasikan, mengawasi, serta bertanggungjawab terhadap pekerjaan para manajer di bawahnya
3.4 bertanggungjawab atas perkembangan, kemajuan, dan segala sesuatu yang menyangkut perusahaan.
4. Internal Audit
Internal Audit harus berada di luar lini operasi organisasi perusahaan. Adapun tugas Internal Audit adalah:
4.1 mengawasi apakah setiap bagan telah melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan
4.2 melakukan review terhadap setiap bagian dari prosedur dan metode operasi untuk menilai keefisienan dan keefektifannya.
5. Manager Divisi Merchandising
Adapun tugas Manager Divisi Merchandising adalah: 5.1 mengkoordinasi bagian-bagian yang ada di bawahnya
5.2 mengawasi aktivitas pembelian, usaha-usaha promosi, dan menjaga hubungan perusahaan dengan pihak supplier
5.3 bertanggungjawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan divisi merchandising.
Berikut adalah penjelasan tugas-tugas ‘kepala bagian’ yang dianggap penting:
a. Kepala Bagian Pembelian
a.1 merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan pembelian barang untuk dapat memenuhi kebutuhan persediaan barang dagangan
a.2 menghubungi pemasok untuk mendapatkan informasi tentang harga dan mutu, serta mempertimbangkan syarat pembelian agar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
a.3 melakukan negosiasi harga beli dan jangka waktu pembayaran dengan pemasok
a.4 mengajukan tuntutan pada pemasok jika barang yang diterima tidak memenuhi syarat, maka perusahaan berhak untuk meretur barang.
b. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengendalian Barang
Adapun tugas Kepala Bagian Perencanaan dan Pengendalian Barang adalah: b.1 mengelola jumlah persediaan barang di seluruh toko dan pengalokasian
barang-barang ke seluruh toko sesuai dengan kebutuhan masing-masing toko, sehingga menghasilkan tingkat perputaran barang yang optimal b.2 menetapkan harga penjualan yang tetap agar mendapat margin laba kotor
yang diharapkan
b.3 menyusun dan mengoperasikan prosedur-prosedur kendali mutu atas produk yang dihasilkan
b.4 memantau kecenderungan penjualan dan penelitian atas selera konsumen, serta merencanakan target penjualan yang ingin dicapai
b.6 melakukan pengawasan terutama dengan fungsi-fungsi bagian yang berada di bawahnya karena bagian pembelian merupakan bagian yang sensitif untuk melakukan penyelewengan-penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan.
6. Manajer Divisi Pengembangan Toko (Store Development)
Manajer Divisi Pengembangan Toko (Store Development) bertanggungjawab secara langsung kepada Presiden Direktur. Adapun tugas Manajer Divisi Pengembangan Toko (Store Development) adalah:
6.1 mencari lokasi-lokasi yang strategis di dalam usaha untuk pengembangan toko-toko baru
6.2 mendesain toko baik luar maupun dalam
6.3 mengadakan negosiasi dengan para kontraktor sampai dengan pengawasan konstruksi
7. Manajer Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bagian yang penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan. Adapun tugas Manajer Sumber Daya Manusia adalah:
7.1 merekrut dan menyeleksi karyawan-karyawan baru yang berpotensial untuk bekerja di perusahaan
7.2 membuat peraturan tata tertib di perusahaan
7.4 mengatur, merencanakan, dan melaksanakan mutasi dan pemberhentian karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
7.5 mengurus surat-surat ijin dari departemen tenaga kerja mengenai asuransi tenaga kerja
7.6 melakukan pencatatan yang cermat atas data personalia dari seluruh karyawan
7.7 mengikuti perkembangan peraturan pemerintah yang menyangkut fungsi kepegawaian.
8. Manajer Toko
Adapun tugas Manajer Toko adalah:
8.1 bertanggungjawab atas jumlah kehilangan yang diperhitungkan pada saat stock opname
8.2 menjamin agar pelaksanaan operasional toko sehari-hari dapat berjalan dengan lancar
8.3 menjamin kepuasan pelanggan dalam berbelanja 8.4 menjaga agar tata tertib perusahaan terus dilaksanakan 8.5 berusaha untuk terus meningkatkan penjualan
8.6 berusaha untuk terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas di dalam toko
9. Manager Distribution Centre (Gudang)
Adapun tugas Manager Distribution Centre (Gudang) adalah:
9.2 memastikan bahwa barang-barang yang dibeli dari supplier tidak rusak sebelum barang dikirim ke toko-toko
9.3 menjamin barang-barang yang diterima oleh toko sesuai dengan dokumen
9.4 berusaha untuk meningkatkan keefisienan dan keefektifan di dalam gudang
9.5 menjamin keamanan barang-barang yang ada di gudang 10. Manager General Affairs
Tugas Manager General Affairs adalah menjamin tersedianya semua peralatan yang dibutuhkan oleh perusahaan guna menunjang aktivitas perusahaan
11. Manager Management Information System
Adapun tugas Manager Management Information System adalah:
11.1 menjamin tersedianya data-data yang berguna bagi semua pihak yang membutuhkan
11.2 mengembangkan program-program baru yang berguna untuk mempermudah jalannya operasi perusahaan
12. Finance Manager
13. Accounting Manager
Adapun tugas Accounting Manager adalah:
13.1 bertanggungjawab atas pengadaan catatan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan perusahaan secara periodik
13.2 melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Accounting Directur.
D. Matahari Departemen Store
Matahari Departemen Store merupakan salah satu dari perusahaan induk PT. Matahari Putra Prima Tbk. yang memasarkan barang-barang dari kebutuhan sehari-hari sampai kepada kebutuhan fashion, walaupun produk-produk fashion mendominasi, seperti pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris. Produk yang dijual di tiap gerai Matahari Departemen Store berasal dari gudang pusat yang berada di Cimanggis dengan nama Distribution Centre Cimanggis.
Produk-produk yang ditawarkan terdiri dari dua jenis produk, yaitu:
1. Produk Matahari Departemen Store, yaitu produk yang dibeli oleh perusahaan dari pemasok dan menjadi milik perusahaan untuk dijual kembali.
Barang-barang yang dijual di gerai Matahari Departemen Store disusun sedemikian rupa untuk menarik para pengunjung. Proses penyusunan dilakukan oleh Divisi Visual Merchandising yang merancang penyusunan barang, interior toko bulanan, promosi dan display toko.
E. Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair
Cabang Matahari Departemen Store yang terdapat di Sumatera Utara adalah Matahari Departemen Store
Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair didirikan pada tanggal 1 November 2004 yang terletak di dalam Plaza Medan Fair, berlokasi di Jln. Gatot Subroto No. 30 Medan. Toko ini bergerak dalam bidang usaha eceran yang menyajikan barang-barang fashion dan perlengkapan rumah tangga (departemen store). Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair memiliki luas 6000 m2 dan menyajikan variabel barang yang beragam jenisnya. Seluruh kebutuhan rumah tangga terutama yang berkaitan dengan fashion dapat ditemukan di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair.
Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair menyajikan produknya dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan bagi seluruh Matahari Departemen Store. Setiap konsep dan tema harus ditampilkan sebaik-baiknya, sehingga dapat menarik perhatian pengunjung untuk membeli produk-produk di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair.
Struktur Organisasi Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair:
Gambar 3.2: Struktur Organisasi Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 15.0 for windo ws dengan ketentuan apabila nilai rhitung > rtabel berarti data empirik dari
variabel penelitian adalah valid. Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang di luar sampel, yaitu seluruh pembeli yang melakukan transaksi pembelian di Matahari Departemen Store Medan Mall pada bulan April 2010. Nilai rtabel dengan ketentuan N (jumlah sampel) = 30 dan taraf
signifikansi 5%, maka angka yang diperoleh = 0.361.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan pengolahan SPSS pada tabel 4.1 terhadap 14 variabel pernyataan yang diberikan kepada 30 orang responden dalam kuesioner penelitian, diperoleh item-total statistic yang menerangkan beberapa hal berikut ini:
1) Scale mean if item deleted menunjukkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 54.4000, dan seterusnya.
2) Scale variance if item deleted menunjukkan besarnya variance total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus maka nilai variance adalah 32.179, dan seterusnya.
3) Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai rhitung yang dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap
variabel pernyataan. Adapun taraf signifikansinya adalah 5% dan N (jumlah sampel) = 30, sehingga r (0,05;30), diperoleh rtabel adalah 0.361.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seluruh pernyataan adalah valid, dapat dilihat dari rhitung pada Corrected Item-Total Correlation yang pada keseluruhan
pernyataan lebih besar dari rtabel (0.361), sehingga 14 variabel pernyataan dapat
TABEL 4.2 Validitas Instrument Corrected
Item-Total Correlation (rhitung)
rtabel Validitas
Variabel 1 .498 0.361 Valid
Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan software SPSS 15.0 for windows, dengan ketentuan apabila ralpha positif > rtabel,
maka pernyataan adalah reliabel atau handal.
TABEL 4.3 Reliability Statistics
Cronbach's
Tabel 4.3 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha bernilai positif dan lebih besar dari rtabel 0.361 yaitu sebesar 0.912, sehingga dapat dikatakan bahwa 14
variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 atau nilai Cronbach’s Alpha > 0.80. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS pada tabel 4.3,
maka 14 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.
B. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti. Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden melalui kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang telah dirumuskan.
1. Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pembeli yang melakukan transaksi pembelian di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair pada bulan April 2010. Karakteristik responden yang ditentukan adalah pembeli yang minimal berusia 17 tahun dan melakukan transaksi pembelian minimal tiga kali selama seumur hidup di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair.
TABEL 4.4
Karakteristik Berdasarkan Usia
Batas Usia Jumlah (orang) (%)
17-21 tahun 25 26
22-26 tahun 34 35
27-31 tahun 18 19
32-36 tahun 11 12
37-41 tahun 6 6
>41 tahun 2 2
Total 96 100
Sumber: Data primer, diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 96 orang responden, 26% berusia 17-21 tahun, 35% berusia 22-26 tahun, 19% berusia 27-31 tahun, 12% berusia 32-36 tahun, 6% berusia 37-41 tahun, dan 2% berusia lebih dari 41 tahun. Usia 22-26 tahun merupakan jumlah terbanyak pada penelitian ini.
TABEL 4.5
Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) (%)
Pria 12 12
Wanita 84 88
Total 96 100
Sumber: Data primer, diolah
TABEL 4.6
Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) (%)
Pegawai Negri 27 28
Pegawai Swasta 22 23
Mahasiswa 36 37
Lainnya 11 12
Total 96 100
Sumber: Data primer, diolah
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa mahasiswa adalah responden terbanyak yang melakukan transaksi pembelian di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair, yaitu sebesar 37%.
TABEL 4.7
Kuantitas Kunjungan pada Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair
Kuantitas Kunjungan Jumlah (orang) (%)
3 kali selama seumur hidup 7 7
>3 kali selama seumur hidup 89 93
Total 96 100
Sumber: Data primer, diolah
TABEL 4.8
Sumber Informasi Responden Tentang Matahari Departemen Store
Plaza Medan Fair
Sumber Informasi Jumlah (orang) (%)
Iklan TV, majalah, radio, dan sebagainya 34 35
Orang lain 51 53
Lainnya 11 12
Total 96 100
Sumber: Data primer, diolah
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair pertama sekali adalah dari orang lain, yaitu sebesar 53%.
TABEL 4.9
Alasan Berbelanja pada Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair
Alasan Berbelanja Jumlah (orang) (%)
Lokasi 29 30
Kelengkapan 21 22
Pertimbangan harga 20 21
Suasana toko 18 19
Lainnya 8 8
Total 96 100
Sumber: Data primer, diolah
Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair daripada lokasi perbelanjaan lainnya.
TABEL 4.10
Rencana Berbelanja ke Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair
Rencana Berbelanja Jumlah (orang) (%)
Sudah direncanakan 44 46
Belum direncanakan 52 54
Total 96 100
Sumber: Data primer, diolah
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa kebanyakan konsumen Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair adalah konsumen yang belum merencanakan akan berbelanja sebelumnya. Sebanyak 46% merupakan konsumen yang berbelanja dengan perencanaan sebelumnya dan sebesar 54% merupakan konsumen yang berbelanja tanpa ada perencanaan sebelumnya.
TABEL 4.11 Sistem Pembayaran
Sistem Pembayaran Jumlah (orang) (%)
Uang tunai 53 55
Kartu kredit 27 28
Debit 16 17
Total 96 100
Sumber: Data primer, diolah
dengan menggunakan kartu kredit dan sebesar 17% konsumen yang melakukan pembayaran dengan menggunakan debit.
2. Distribusi Penilaian Responden
a. Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Kesenangan (Pleasure)
Tabel 4.12
Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Kesenangan (Pleasure)
Item SS S KS TS STS Total
Pernyataan pertama “Saya merasa nyaman dengan suasana berbelanja yang tenang”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 42 orang atau 43.8% responden, 49 orang atau 51% responden menyatakan setuju, 2 orang atau 2.1% responden menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 3.1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
Pernyataan kedua “Saya merasa nyaman dengan keleluasaan berbelanja”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 32 orang atau 33.3% responden, 58 orang atau 60.4% responden menyatakan setuju, 5 orang atau 5.2% responden menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
sebanyak 36 orang atau 37.5% responden, 39 orang atau 40.6% responden menyatakan setuju, 18 orang atau 18.8% responden menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 3.1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
Pernyataan keempat “Saya merasa senang dengan adanya fasilitas pembayaran pembelanjaan dengan kartu kredit saat saya tidak mempunyai uang tunai”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 31 orang atau 32.3% responden, 61 orang atau 63.5% responden menyatakan setuju, 3 orang atau 3.1% responden menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
Pernyataan kelima “Saya merasa senang dengan adanya fasilitas pembayaran pembelanjaan dengan debit saat saya tidak mempunyai uang tunai”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 30 orang atau 31.3% responden, 57 orang atau 59.4% responden menyatakan setuju, 9 orang atau 9.4% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Pernyataan keenam “Saya merasa puas dengan pemberian diskon secara besar-besaran”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 51 orang atau 53.1% responden, 37 orang atau 38.5% responden menyatakan setuju, 6 orang atau 6.3% responden menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2.1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
59.4% responden menyatakan setuju, 9 orang atau 9.4% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Keseluruhan penilaian dari variabel kesenangan (pleasure) terhadap ketujuh variabel pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa sikap konsumen terhadap variabel kesenangan (pleasure) pada lingkungan berbelanja Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair bernilai baik, sehingga dapat mempengaruhi pembelian tidak terencana (impulsive buying) konsumen.
b. Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Kegairahan (Arousal) TABEL 4.13
Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Kegairahan (Arousal)
Item SS S KS TS STS Total
F % F % F % F % F %
8 31 32.3 61 63.5 3 3.1 1 1 0 0 96 9 43 44.8 45 46.9 8 8.3 0 0 0 0 96 10 42 43.8 49 51 2 2.1 3 3.1 0 0 96 Sumber: Data primer, diolah
Pernyataan kedelapan “Saya merasa tertarik terhadap suasana lingkungan berbelanja yang memberikan program promosi pada produk”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 31 orang atau 32.3% responden, 61 orang atau 63.5% responden menyatakan setuju, 3 orang atau 3.1% responden menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
orang atau 8.3% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Pernyataan kesepuluh “Rasa ingin tahu saya sangat kuat untuk mengamati produk-produk yang ditawarkan di lingkungan berbelanja”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 42 orang atau 43.8% responden, 49 orang atau 51% responden menyatakan setuju, 2 orang atau 2.1% responden menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 3.1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
Kebanyakan konsumen menyatakan setuju dengan pernyataan kedelapan, yaitu perasaan tertarik terhadap suasana lingkungan berbelanja yang memberikan program promosi pada produk, sebesar 63.5% responden, sehingga mendukung penilaian variabel kegairahan (arousal) terhadap pembelian tidak terencana (impulsive buying) konsumen.
c. Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Dominasi (Dominance) TABEL 4.14
Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Dominasi (Dominance)
Item SS S KS TS STS Total
F % F % F % F % F %
11 32 33.3 58 60.4 5 5.2 1 1 0 0 96 12 36 37.5 39 40.6 18 18.8 3 3.1 0 0 96 Sumber: Data primer, diolah
responden, 58 orang atau 60.4% responden menyatakan setuju, 5 orang atau 5.2% responden menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
Pernyataan kedua belas “Saya dipandu oleh suasana lingkungan berbelanja dalam melakukan pembelian”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 36 orang atau 37.5% responden, 39 orang atau 40.6% responden menyatakan setuju, 18 orang atau 18.8% responden menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 3.1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
Keseluruhan penilaian responden terhadap pernyataan variabel dominasi (dominance) dapat disimpulkan bahwa sikap konsumen terhadap variabel dominasi (dominance) pada lingkungan berbelanja Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair bernilai baik, sehingga dapat mempengaruhi pembelian tidak terencana (impulsive buying) konsumen.
d. Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying)
TABEL 4.15
Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Pembelian Tidak Terencana (Impulsive Buying)
Item SS S KS TS STS Total
F % F % F % F % F %
Pernyataan ketiga belas “Saya pernah melakukan pembelian tanpa direncanakan sebelumnya”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 31 orang atau 32.3% responden, 61 orang atau 63.5% responden menyatakan setuju, 3 orang atau 3.1% responden menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
Penyataan keempat belas “Saya terpengaruh dari promosi yang ditawarkan oleh pramuniaga”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 36 orang atau 37.5% responden, 39 orang atau 40.6% responden menyatakan setuju, 18 orang atau 18.8% responden menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 3.1% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair pernah melakukan pembelian tidak terencana (impulsive buying), dilihat dari perbandingan persentasi yang lebih banyak menyatakan sangat setuju dan setuju daripada yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Berdasarkan pengolahan keseluruhan data yang diperoleh dari kuesioner, dapat disimpulkan bahwa respon lingkungan berbelanja yang terdiri dari variabel kesenangan (pleasure), variabel kegairahan (arousal), dan variabel dominasi (dominance) memiliki peran penting dalam terjadinya pembelian tidak terencana (impulsive buying) yang dilakukan oleh konsumen.
C. Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya sebaran data yang dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal.
TABEL 4.16
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000
Std. Deviation .51054364
Kolmogorov-Smirnov Z 1.257
Asymp. Sig. (2-tailed) .085
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Tabel 4.16 terlihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.085 dan di atas nilai signifikan (0.05). Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka terjadi homoskedastisitas. Jika berbeda, maka disebut heterokedastisitas.
Model Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Tabel 4.17 menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
TABEL 4.18 a Dependent Variable: Impulsive Buying
Multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan VIF < 5 dan tolerance > 0.1 maka tidak terjadi multikolinearitas.Pada tabel 4.18 dapat disimpulkan bahwa regresi ini tidak terdapat multikolinearitas.
D. Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen, yang terdiri dari variabel kesenangan (pleasure), variabel kegairahan (arousal), dan variabel dominasi (dominance) terhadap variabel dependen, yaitu pembelian tidak terencana (impulsive buying) yang dilakukan pada 96 responden Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair.
TABEL 4.19
Pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel independen yang tidak digunakan, atau yang disebut dengan metode enter.
Pleasure -.024 .045 -.064 -.535 .594
Arousal .246 .074 .309 3.301 .001
Dominance .730 .075 .735 9.686 .000
a Dependent Variable: Impulsive Buying Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.20, dapat dirumuskan model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = -0.190 – 0.024X1 + 0.246X2 + 0.730X3
Analisisnya:
a. Konstanta (a) bernilai -0.190, artinya jika variabel independen, yang terdiri dari variabel kesenangan (pleasure)/X1, variabel kegairahan (arousal)/X2, dan variabel dominasi (dominance)/X3 sama dengan nol, maka pembelian tidak terencana (impulsive buying)/Y akan menurun sebesar 0.190.
b. Koefisien regresi variabel kesenangan (pleasure) adalah -0.024, artinya jika variabel kesenangan (pleasure) menurun, maka pembelian tidak terencana (impulsive buying) pada konsumen Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair akan menurun sebesar 0.024, begitu pula sebaliknya, dengan asumsi variabel lainnya tetap.