• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. Kemasindo Cepat Nusantara Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. Kemasindo Cepat Nusantara Medan"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

MEDAN

SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

PADA PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA MEDAN

SKRIPSI MINOR

Diajukan Oleh :

ISMU AINA 052102095 DIII AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Program Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(2)
(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MEDAN

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI MINOR

NAMA : ISMU AINA

NIM : 052102095 PROGRAM STUDI : Akuntansi

JUDUL : SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA

Tanggal : , 2008 Dosen Pembimbing

(Drs. Hotmal Ja’far, MM. Ak)

NIP. 131 127 372

Tanggal : , 2008 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi

(Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak)

NIP. 131 568 370

Tanggal : , 2008 Dekan Fakultas Ekonomi USU

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec)

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Syukur Alhamdulillah atas berkat , rahmat , dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini dengan judul “ SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA MEDAN ” dengan lancar.

Penulis memilih judul tersebut karena merasa tertarik untuk memahami lebih lanjut manfaat dari sistem akuntansi pertanggungjawaban yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan perusahaan sekaligus membandingkan ilmu yang diperoleh selama duduk di bangku perkuliahan dengan apa yang dipraktekkan di perusahaan.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si. Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM. Ak, selaku Dosen Pembimbing yang

telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi minor ini.

(5)

5. Ayahanda tercinta Mahmuddin, AM beserta Ibunda terkasih Asnah Musi yang telah memberikan do’a tulus dan mencurahkan seluruh cinta, kasih sayang, perhatian serta dukungan kepada penulis hingga akhirnya skripsi minor ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Terima kasih banyak buat Abah dan Umi. “ Aku Sayang Kalian “.

6. Uni-uni tersayang dan baik hati, Sahir Banun, AMk, Nurhasanah, AMk, Mahdalaila, AMd, Ida Sahrani, AMd, dan Dini Nurdiana, AMd, yang selalu bersedia memberikan bantuan serta semangat dalam merampungkan skripsi minor ini.

7. Sahabat-sahabatku terkasih, Sukma Mei Wijayani Hia, Nova Rina, Natalia Sinaga, Indri N Ginting serta Sri Dewi dan terkhusus buat sahabatku yang manis dan baik hati Lili Anggraini Harahap. Terimakasih atas segala bentuk bantuan yang telah kalian berikan selama menyelesaikan skripsi minor ini.

8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa jurusan Akuntansi Diploma III angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam skripsi minor ini.

Akhir kata hanya Allah SWT yang mampu membalas semua kebaikan ini, dan semoga kita selalu berada dalam limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amin.

Medan, 6 Juni 2008

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II : PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA MEDAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 8

B. Sruktur Organisasi Perusahaan ... 9

C. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Perusahaaan... 12

D. Pusat Pertanggungjawaban ... 18

E. Sistem Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban... 21

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI A. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban... 25

B. Pusat Pertanggungjawaban ... 30

(7)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 41 B. Saran... 43 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Neraca PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada prinsipnya perusahaan atau badan usaha yang diatur dan dijalankan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan keterampilan tertentu agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan direncanakan. Secara umum tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba dan diperlukan adanya tingkatan manajemen yang baik, yang dimiliki oleh setiap individu dalam perusahaan dan pelaksanaannya harus ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat melaksanakan tugas dengan baik dan mempunyai rasa tanggung jawab atas tugas yang dilakukannya.

Pusat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai sasaran tertentu baik merupakan sasaran tunggal maupun makjemuk. Pusat pertanggungjawaban merupakan istilah yang digunakan untuk mengartikan setiap bagian yang bekerja yang dipimpin seorang manajer yang bertanggung jawab. Didalam sistem akuntansi pertanggungjawaban disusun suatu sistem administrasi yang sesuai dengan sistem organisasi dengan maksud agar biaya yang dikumpulkan dan dilaporkan menurut tingkat pertanggungjawabannya.

(10)

Bertanggung jawab adalah suatu sikap hati-hati bawahan dalam menggunakan wewenang yang dilimpahkan atasan dengan cara melaksanakan tugas tersebut sebaik-baiknya untuk mencapai prestasi.

Dalam pembentukan sistem akuntansi pertanggungjawaban harus diingat konsep-konsep dasar berikut ini : ( Sofyan Syafri Harahap 2001 : 21 )

1. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas penggolongan tanggung jawab manajemen ( departemen - departemen ) pada setiap tingkatan organisasi dengan tujuan membentuk bagi masing-masing departemen. Individu yang mengepalai klasifikasi pertanggungjawaban harus bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan atas semua biaya-biaya dari kegiatannya. Konsep ini menekankan perlunya penggolongan biaya menurut biaya yang secara langsung dibebankan kepada departemen kecuali biaya tetap, merupakan biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer departemen tersebut.

2. Titik awal bagian yang terletak pada bagan struktur organisasi dan ruang lingkup wewenang telah ditentukan dengan kepala departemen ( manajer ). 3. Sistem harus jelas menunjukkan biaya-biaya yang dapat dkendalikan oleh

orang-orang yang bersangkutan. Bagan perkiraan harus disesuaikan upaya dapat dilakukan pencatatan atas biaya-biaya yang dapat dikendalikan atau yang dipertanggungjawabkan dalam kerangka kerja yang tercakup dalam wewenang.

(11)

tersebut belum baik maka sulit untuk menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengganggap bahwa konsep ini sangat penting untuk diterapkan oleh perusahaan karena menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Untuk itu penulis memilih judul skripsi minor ini dengan judul : ” SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA MEDAN ”.

B. Perumusan Masalah

Sebelum melakukan penulisan terhadap data-data yang diperoleh melalui prosedur ilmiah, terlebih dahulu ditentukan masalah yang dihadapi dengan perusahaaan. Sebagaimana diketahui bahwa ilmu akuntansi sangat berperan dalam organisasi sebagai alat ukur prestasi pusat-pusat pertanggungjawaban dan masalah akuntansi pertanggungjawaban itu adalah sangat luas, maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah perusahaan menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban sudah berjalan dengan baik?

(12)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui apakah perusahaan menerapkan sistem akuntansi

pertanggungjawaban sudah berjalan dengan baik.

2. Mengetahui apakah sistem pelaporan akuntansi pertanggungjawaban dijadikan alat pengawasan atau pengendalian perusahaan.

3. Memperluas pandangan atau wawasan penulis dibidang akuntansi khususnya tentang akuntansi pertanggungjawaban.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis

a. Mengetahui sejauh mana akuntansi pertanggungjawaban dalam perusahaan.

b. Sebagai bahan masukan dalam membandingkan teori-teori yang selama ini diterima pada perkuliahan dengan kenyataan yang dihadapi dilapangan.

c. Membantu dalam proses penyusunan struktur organisasi agar pemisahan antar wewenang dan tanggung jawab perusahaan menjadi lebih baik dan jelas.

2. Bagi Perusahaan

(13)

D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA MEDAN.

2. Data

a. Data Primer yang diperoleh dari kegiatan secara langsung dilapangan dan merupakan data yang harus diperoleh lebih lanjut oleh peneliti. b. Data skunder dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu

pengumpulan data-data dengan mengacu pada buku-buku, laporan dan tulisan lain, majalah, maupun koran yang dianggap mempunyai hubungan dengan penelitian ini sehingga dapat dijadikan sumber data bagi penyusun.

3.Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun sumber-sumber data yang diperoleh penulis adalah : a. Penelitian Kepustakaan ( Library Research )

Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan tinjauan pustaka dengan cara membaca literature maupun buku yang berhubungan dengan penulisan skripsi minor ini.

b. Penelitian Lapangan ( field Research )

(14)

Adapun teknik-teknik pengumpulan data adalah :

1. Observasi ( pengamatan ), yaitu suatu studi yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan tiap fenomena yang menjadi subjek penelitian, sehingga penulis mengetahui bagaimana penerapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban pada PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA MEDAN.

2. Interview ( wawancara )

Penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara langsung atau tanya jawab dengan pimpinan perusahaan serta bagian yang berkompeten guna memperoleh keterangan.

E. Sistematika Pembahasan

Didalam penulisan skripsi minor ini, penulis membuat pembahasan secara sistematis untuk menghindari terjadinya penyimpangan dari persoalan yang hendak diuraikan adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan apa yang menjadi alasan penulisan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.

BAB II : PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA MEDAN

(15)

perusahaan, akuntansi pertanggungjawaban sebagai sistem pengendalian manajemen, serta jenis pusat pertanggungjawaban.

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

Bab ini menguraikan struktur organisasi perusahaan, sistem akuntansi pertanggungjawaban, jenis-jenis pusat pertanggungjawaban, serta sistem pelaporan akuntansi pertanggungjawaban.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB II

PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA MEDAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA MEDAN didirikan pada tahun 2000 di Medan Propinsi Sumatera Utara. Perusahaan ini dimiliki oleh Bapak Nuri Zalman yang merupakan cabang dari perusahaan PT. Kemasindo Cepat Nusantara yang didirikan oleh Bapak Lio Kurniawan di Jakarta. Bapak Nuri Zulman bertindak sebagai pemilik dan penanggungjawab cabang perusahaan PT. Kemasindo Cepat Nusantara Medan.

Sehubungan dengan semakin tingginya tingkat persaingan dan untuk memudahkan pendistribusian juga peningkatan saham untuk mencari pelanggan baru didaerah-daerah PT. Kemasindo Cepat Nusantara membuka cabang di Surabaya, Semarang, Medan, Pontianak, dan Makasar.

Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengiriman barang-barang kargo atau peti kemas dan jasa fumigasi ( pemberantasan hama dan penyakit dari barang yang akan dikirim di dalam peti kemas ).

(17)

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Semakin berkembangnya perusahaan suatu perusahaan maka akan semakin banyak pula kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan perusahan. Dalam hal ini sudah tentu pimpinan perusahaan tidak dapat bekerja sendiri dalam mengatasi semua masalah yang dihadapi. Untuk dapat melaksanakan kepemimpinan yang dapat berjalan dengan baik tersebut maka tentunya pimpinan perusahaan memerlukan suatu perbaikan suatu organsasi dalam perusahaan sehinggga semua kepentingan yang menyangkut kepentingan perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Organisasi adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan atau wadah dari kegiatan orang-orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan atau wadah dari kegiatan orang-orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan dan penugasan dalam setiap kelompok kepada setiap seorang manajer yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk menguasai anggota kelompok. Pengorganisasian dilakukan untuk mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan termasuk manusia sehingga yang dikehendaki dapat dilakukan dengan berhasil. Suatu struktur organisasi yang memuaskan harus sederhana dan menguntungkan dari sudut pandangan ekonomi dan fleksibel sehingga bila ada perluasan tidak akan mengganggu secara serius susunan-susunan yang sudah ada. Pekerjaan semua bagian-bagian harus terintegrasi, terkoordinasi, dan adanya kerja sama yang baik.

Adapun struktur organisasi PT. Kemasindo Cepat Nusantara Medan adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama ( Medan )

(18)

a. Menyusun program kerja secara tertulis. b. Memimpin jalannya operasional perusahaan.

c. Memimpin rapat perusahaan guna menganalisa rencana dan pengambilan keputusan dalam kegiatan perusahaan.

d. Merencanakan, mengorganisasikan dan mengatur distribusi pekerjaan serta mengarahkan dan mengendalikan sumber daya perusahaan dengan potensi yang ada.

2. Manajer Umum ( Branch Manager )

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menentukan dan merumuskan kebijaksanaan utama dalam usaha pencapaian tujuan umum perusahaan.

b. Mengkoordinir dan mengevaluasi tugas yang didelegasikan kepada para pekerja yang lain dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka.

c. Membuat peraturan perusahaan yang tidak bertentangan dengan undang-undang yang ada di Indonesia.

d. Memberi laporan pertanggungjawaban kerja kepada direktur perusahaan.

3. Sales Manager

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab atas segala tugas-tugas dan seluruh kewajiban selaku sales manager yang membawahi bidang penjualan dan hal pengiriman barang dan jasa fumigasi.

(19)

c. Melaksanakan dan mengawasi aktifitas penjualan seperti memutuskan penerimaan dan melakukan penerimaan order.

d. Mengatur dan mengawasi barang yang akan dikirim dan di fumigasi.

4. Kepala Bagian Pembukuan dan Keuangan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah mengkoordinir dan memonitor seluruh kegiatan pembukuan dan keuangan dalam lingkup wilayahnya baik yang menyangkut pelaksanaan Standard Operation Procedurs ( SOP ), pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan kantor pusat,

pengontrolan terhadap aset dan pengendalian terhadap anggaran yang telah disetujui oleh manajemen.

5. Staff Office Finance Controller

Tugas dan tanggung jawabnya adalah memastikan agar operasional pembukuan dan keuangan dalam lingkup wilayahnya terlaksana dan terkoordinasi dan sebaik-baiknya sesuai Standard Operation Procedurs ( SOP)

6. Bagian Operasional

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab penuh atas kegiatan operasional sehari-hari dilapangan kerja atau tempat penerimaan barang dan fumigasi. b. Bertanggung jawab sebagai pengawas secara keseluruhan kerja

(20)

c. Dokumentasi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah mencatat dan melakukan pendokumentasian semua aktivitas pekerjaan yang ada di lapangan. d. Collector

Tugas dan tanggung jawab adalah menagih seluruh biaya-biaya hasil fumigasi yang telah dikerjakan perusahaan kepada para pelanggan yang memakai jasa perusahaan.

e. Security

Tugas dan tanggung jawabnya adalah menjaga dan mengontrol keamanan dikantor dan lokasi kerja tempat fumigasi.

f. Office Boy

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membersihkan kantor dan lapangan lokasi depo fumigasi serta melayani dan menyediakan kebutuhan seluruh karyawan.

C. Sistem Akuntansi Pertangungjawaban Perusahaan

Dalam akuntansi pertanggungjawaban telah ditentukan bagian-bagian yang akan menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban dan penentuan ini juga merupakan batasan antara wewenang dan tanggung jawab yang ada. Anggaran yang digunakan untuk setiap pusat pertanggungjawaban juga merupakan suatu tolak ukur untuk melangkah setiap pusat pertanggungjawaban yang ada.

(21)

1. Struktur yang ada menetapkan secara langsung wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan manajemen pada tiap divisi yang dipegang.

2. Penyusunan anggaran pada tingkatan manajemen.

3. Membuat suatu perkiraan berdasarkan pusat-pusat pertanggungjawaban. 4. Sistem pelaporan pelaksanaan kerja kepada manajer yang bertanggung

jawab.

5. Sistem akuntansi biaya yang disesuaikan dengan struktur organisasi, sehingga masing-masing manajer hanya bertanggung jawab sesuai dengan tugasnya.

Pada dasarnya akuntansi pertanggungjawaban menyajikan penyediaan data atau informasi yang relevan dan tepat waktu untuk mengarahkan manajemen dan mangambil keputusan termasuk data yang berkaitan dengan situasi rutin dan khusus karena ketergantungan manajemen pada data yang tidak relevan dapat menyebabkan keputusan-keputusan keliru, berkurangnya profitabilitas dan ketidakmampuan untuk memenuhi sasaran-sasaran yang ditetapkan. Untuk itu data-data informasi yang mendukung akuntansi pertanggungjawaban terdiri dari seperangkat laporan yang membantu dan saling berhubungan untuk pencapaian keharmonisan tujuan. Laporan yang dibuat merupakan perwujudan pertanggungjawaban dari wewenang yang diberikan seseorang dan hasil laporan itu dapat dilihat sejauh mana seseorang memimpin departemen atau divisi. Laporan tersebut disajikan sebagai bagian dari laporan intern manajemen perusahaan.

(22)

bagi manajemen mengenai segala efisiensi operasional perusahaan. Dalam mendesain sistem palaporan tersebut, maka langkah yang harus diperhatikan adalah penetapan batas wewenang dan tanggung jawab yang terlihat dalam bagan organisasi. Jika struktur organisasi perusahaan telah disusun dengan baik sesuai dengan pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas maka sistem pelaporan pertanggungjawaban pelaksanaan kerja akan dapat menghasilkan suatu laporan yang dapat dipergunakan oleh pimpinan untuk mengawasi jalannya kegiatan perusahaan sekaligus untuk mengambil tindakan perbaikan bila terdapat hal-hal yang menyimpang.

Sistem pelaporan pusat-pusat pertanggungjawaban pelaksanaan kerja merupakan suatu alat bagi suatu organisasi untuk mempertanggungjawabkan hasil kerja yang dicapai dari setiap bagian pusat-pusat pertanggungjawaban. Adanya sistem pelaporan yang berkala dan terus menerus akan mencegah penumpukan kesalahan dan kekeliruan, dan bila terjadi dapat dengan cepat diantisipasi sebelum masalah tersebut menjadi besar dan menyullitkan penanganannya.

(23)

Adapun yang membuat laporan pusat biaya pada PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA adalah bagian staff akuntansi yang data-data biasanya dikumpulkan dari bagian administrasi pelaksana dengan membuat administrasi masing-masing dan melaporkannya kepada staff akuntansi. Kemudian staff akuntansi menyelesaikan seluruh laporan tersebut selanjutnya melaporkan biaya-biaya ini secara tersendiri yang ditangani oleh staff akuntansi. Untuk diperiksa dan diawasi sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

Laporan diterima dari berbagai bidang akan dikumpulkan ( di audit ) dibagian akuntansi untuk selanjutnya dievaluasi melalui sistem komputerisasi, apakah telah sesuai dengan standar perusahaan. Laporan yang dikumpulkan merupakan pertanggungjawaban kepala bagian pembukuan terhadap biaya yang dikeluarkan. Laporan ini kemudian menjadi laporan pertanggungjawaban yang disusun secara terperinci menurut biaya-biaya yang dipergunakan.

Pada perusahaan ini bentuk laporan pertanggungjawaban yang disusun untuk memberikan informasi mengenai kegiatan pusat pertanggungjawaban terdiri atas laporan bulanan, laporan tengah tahunan, laporan jumlah tenaga kerja dan laporan tahunan.

1. Laporan Bulanan

(24)

2. Laporan Tengah Tahunan

Penyajian laporan ini merupakan hasil dari laporan bulanan yang direkapitulasi untuk melihat kemajuan dan perkembangan yang telah dicapai, disamping itu penyimpangan dari anggaran yang terjadi dievaluasi dan dianalisa penyebabnya untuk masa pertengahtahunan berikutnya.

3. Laporan Jumlah Tenaga Kerja

Laporan ini merupakan laporan keadaan dan jumlah tenaga kerja dan laporan personalia.

4. Laporan Tahunan

Laporan ini menyajikan secara lengkap mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan kerja dari masing-masing pusat pertanggungjawaban yang dimulai dari tahun anggaran sampai dengan akhir tahun anggaran. Setiap pos-pos laporan, baik neraca maupun laba rugi harus dibuat daftar perinciannya dan disertai lampiran-lampiran. Laporan pertanggungjawaban dalam perusahaan ini terdiri dari :

a). Neraca

Neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan meliputi posisi harta, kewajiban dan modal pada saat tertentu akibat atas pelaksanaan operasi perusahaan. Serta neraca disusun dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK ).

b). Laporan Laba Rugi

(25)

c). Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan salah satu laporan keuangan perbandingan atas modal yang lalu dan modal yang sekarang.

d). Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perputaran uang perusahaan selama suatu priode tertentu, meliputi saldo awal tahun penerimaan dan pengeluaran kas selama satu tahun, kenaikan atau penurunan serta saldo kas akhir tahun.

Dalam hal pendistribusian pelaporan pembukuan ini mendistribusikan laporan tersebut sesuai dengan pusat pertanggungjawaban yang terdapat didalam perusahaan. Setiap pimpinan pusat pertanggungjawaban menerima laporan tersebut meskipun yang membuat mengenai realisasi biaya perpusat pertanggungjawaban dipusatkan pada bagian pembukuan.

Bila dilihat secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pertanggungjawaban PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA telah mencukupi persyaratan untuk menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Hal ini menunjukkan sistem pelaporan akuntansi pertanggungjawaban seperti tingkatan yang menerima laporan disesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan, bentuk laporan yang konsisten, jadwal laporan yang teratur dan proses pengolahannya sudah cukup baik.

(26)

D. Pusat Pertanggungjawaban

Definisi pusat pertanggungjawaban dan jenis pusat pertanggungjawaban Menurut Hansen and Mowen (dalam Dra. A. Susty Ambarriani) ( 2002 : 818 ) “ Pusat pertanggungjawaban merupakan segmen bisnis yang manajernya bertanggungjawab atas rangkaian kegiatan tertentu “.

Dapat diambil suatu kesimpulan dari beberapa definisi di atas, bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu daerah kegiatan dimana seseorang diberi wewenang untuk merencanakan dan mengawasi kegiatan yang terjadi didalamnya dan bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan tersebut selama jangka waktu tertentu.

Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban yang terdapat dalam perusahaan yaitu : (Mulyadi : 2001 ; 426)

1. Pusat Biaya ( Cost Center )

2. Pusat Pendapatan ( Revenue Center ) 3. Pusat Laba ( Profit Center )

4. Pusat Investasi ( Investment Center )

Menurut Standar Akuntansi Keuangan ( Ikatan Akuntan Indonesia : 2002 ; 25 ), Beban adalah ” Penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan aktivitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Yang dimaksudkan dengan biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa. ”

(27)

Biaya Terkendali dan Biaya Tidak Terkendali

Biaya terkendali merupakan biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu, sedangkan biaya yang tidak terkendali merupakan biaya-biaya yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu.

Tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer yang bersangkutan, untuk itu didalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya-biaya yang terkendalikan dengan tidak terkendalikan.

Pedoman untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab seorang manajer pusat pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :

Menurut Mulyadi (2001 ; 168 )

1. Jika seorang manajer memiliki wewenang, baik dalam pemerolehan maupun penggunaan jasa tersebut.

2. Jika seorang manajer dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut.

(28)

Pusat-pusat pertanggungjawaban pada PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA adalah sebagai berikut :

a. Pusat Investasi ( investment center ), yaitu accounting and control yang bertugas menyusun rencana anggaran operasi dan usulan investasi perusahaan bersama unit dan bidang yang bersangkutan. Bagian ini bertanggung jawab langsung kepada Branch Manager.

b. Pusat Laba dan Pendapatan ( profit and revenue center ), yaitu account officer yang setiap hari berhadapan langsung dengan pelanggan dan sebagai penentu tercapai atau tidaknya kesepakatan. Bagian ini bertanggung jawab kepada Retail Service Head.

c. Pusat Biaya ( cost center ), yaitu General Branch Administration bertanggung jawab atas setiap administrasi dan biaya pengeluaran PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA. Bagian ini bertanggung jawab kepada kepala operasional.

E. Sistem Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban

(29)

Laporan pertanggungjawaban menggambarkan hasil kerja yang dicapai oleh setiap kepala bagian administrasi/keuangan untuk mempertanggungjawabkan sejumlah biaya yang selalu dianggarkan dan yang menjadi tanggungannya. Dengan laporan tersebut setiap kepala bagian dapat menggunakannya sebagai alat pengawasan maupun untuk menilai kinerja manajer pusat biaya.

Pada PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA sistem pelaporan pertanggungjawaban dimulai dari tingkat manajerial paling rendah yaitu dimulai dari bagian pelaksanaan anggaran selama priode akrual. Setiap departemen bagian yang ada melaporkan semua pengeluaran biaya yang terjadi dibagiannya masing-masing. Sistem pertanggungjawaban ini disusun dalam bentuk laporan yang di sampaikan secara periodik ( sebulan sekali ) kepada tingkat manajerial diatasnya yaitu direktur utama. Bentuk dan isi laporan juga disesuaikan dengan tingkat manajemen yang menyajikan laporan pertanggungjawaban tersebut.

Adapun yang membuat pelaporan pusat biaya pada PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA adalah sub bagian pembukuan yang sebelumnya data-data biayanya dikumpulkan dari bagian-bagian pelaksana yang sebelumnya dikumpulkan dari bagian-bagian pelaksana, dengan membuat administrasi masing-masing dan melaporkan kepada kepala bagian administrasi/keuangan untuk diperiksa dan mengawasi penyelesaian laporan agar tepat waktu.

Maka dapat diketahui bahwa kegunaan yang diperoleh PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA dengan pembuatan laporan pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :

(30)

2. Penyimpangan yang terjadi dari anggaran yang telah ditetapkan dapat dilihat dari laporan pertanggungjawaban tersebut.

3. Pengawasan terhadap penyelewengan, kesalahan dan koreksi dapat berjalan dengan baik dan benar.

4. Pelaksanaan kegiatan dapat dibandingkan dengan standar terbaik.

5. dapat segera dilakukan tindakan efektif terhadap peristiwa lalu yang telah dinilai.

(31)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

A. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan merupakan suatu sistem dalam akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istilah akuntansi pertanggungjawaban ini mengarah pada proses akuntansi yang menjelaskan bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban mengatur pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan merupakan tanggung jawabnya.

Beberapa penulis telah memberikan definisi akuntansi pertanggungjawaban diantaranya adalah :

Menurut pendapat Niswonger, ex.al ( 2000 : 353 ) “ Akuntansi pertanggungjawaban adalah proses pengukuran dan pelaporan data operasi oleh pusat pertanggungjawaban ”.

Dinyatakan bahwa laporan akuntansi pertanggungjawaban biasanya menunjukkan pendapatan beban dan laba operasi pusat laba dikendalikan oleh manajer. Pendapatan yang dikendalikan ( controllable revenue ) yaitu pendapatan yang dihasilkan oleh pusat laba. Beban yang dapat dikendalikan ( controllable expenses ) yaitu biaya yang dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh

(32)

Menurut Samryn ( 2001 : 258 ) Akuntansi pertanggungjawaban adalah ” Suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen ”.

Tujuan dari sistem pengendalian manajemen dalam perusahaan adalah :

1. Mencegah timbulnya efek kekeliruan dan ketidakteraturan dengan suatu sistem otoritas untuk transaksi, pencatatan yang akurat dan pengamanan aktiva.

2. Mendeteksi kecurangan dan kekeliruan dengan cara merekonsiliasi catatan secara independen dengan perhitungan fisiknya dan penelaahan kembali untuk meminimumkan penurunan setiap nilai akuntansi.

3. Meningkatkan efisiensi dan dengan melaksanakan kebijakan dan prosedur untuk melakukan peningkatan yang mungkin dicapai.

Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan telah menggunakan akuntansi pertanggungjawaban sebagai sistem pengendalian manajemen yaitu perusahaan telah memiliki upaya untuk teknik pengawasan biaya. Perusahaan telah membuat beberapa kebijakan untuk mengendalikan manajemen dalam perusahaan melalui cara sebagai berikut :

1. Penyusunan struktur organisasi dibuat menurut fungsi dan kebutuhan perusahaan yang dapat menunjukkan pembagian kerja. 2. Membuat prestasi nilai kerja

(33)

seminggu sekali dengan membandingkan biaya dan kegiatan yang masih akan dilakukan.

3. Menyusun suatu daftar analisa harga satuan pembuatan daftar analisa harga satuan dibuat bertujuan supaya laba yang direncanakan dapat ditargetkan dengan baik.

4. Adanya administrasi dan pembukuan yang baik. Penulis melihat bahwa perusahaan telah menerapkan sistem administrasi yang cukup baik karena perusahaan telah menggunakan EDP ( Electronic Data Prossesing ) dalam mengolah data keuangannya,

supaya lebih efisien dan efektif.

Pencatatan dan pengolahan data yang diterapkan perusahaan pada sistem pembukuan sebagai berikut :

a. Kode perkiraan

(34)

b. Transaksi yang terjadi diperusahaan dicatat dalam jurnal voucher, kemudian diserahkan kebagian pengolahan data untuk diproses.

Sistem pengendalian ini diciptakan untuk memberikan keleluasan kepada manajer untuk mengelola bagian organisasi yang dipimpin secara optimal sebagai salah satu model desentralisasi.

Amin Widjaja Tunggal ( 1996 : 75 ) memberikan definisi akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut :

”Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemekian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan ”.

Pada perusahaan ini jenis biaya cukup banyak dan semua jenis tersebut telah dikelompokkan dalam jenis dan bagiannya masing-masing. Untuk suatu departemen biaya dapat dikelompokkan dalam perkiraan yang sesuai dengan jenisnya.

Beberapa pemrosesan langkahnya masih bersifat manual, untuk itu ketelitian sangat diperlukan pada saat pemasukan rekening biaya khususnya biaya operasi perusahaan ke jurnal entry inilah yang akan dicatat kode rekening tersebut untuk mengetahui dari dinas atau bagian mana biaya itu terjadi. Pada dasarnya sistem yang diterapkan mampu menggambarkan atau menunjukkan biaya yang terjadi pada pusat biaya.

(35)

kedalam pusat biaya ( cost center ) yang artinya bahwa setiap pusat pertanggungjawaban ada biaya yang terjadi. Setiap pimpinan pusat biaya harus mempertanggungjawabkannya.

Hal ini bukan berarti hanya biaya operasi saja yang diawasi, namun juga terjadinya pengawasan biaya operasi. Maka lebih ditekankan pada biaya operasi, sehingga penggunaan biaya akan dapat lebih efektif dan efisien.

Secara teoritis pusat pertanggungjawaban didalam akuntansi pertanggungjawaban menggunakan kode pusat biaya yang menunjukkan dari mana sumber biaya yang terjadi.

Pada PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA, kode rekening tidak menunjukkan pusat pertanggungjawaban ( tingkatan manajemen ), melainkan menunjukkan ketujuh jenis biaya yang harus dikendalikan oleh setiap divisi yang bertindak sebagai pusat pertanggungjawaban biaya.

(36)

B. Pusat Pertanggungjawaban

Istilah pusat pertanggungjawaban dimaksudkan untuk menunjukkan unit-unit organisasi yang mempergunakan sebagai sumber daya ( masukan ) untuk menghasilkan suatu keluaran ( out put ), dimana terdapat seorang manajer yang bertanggung jawab. Berbagai sumber daya ( masukan ) yang digunakan dinyatakan dalam bentuk biaya, keluaran yang dihasilkan biasanya diukur dalam bentuk pendapatan.

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindaraja ( 2002: 818 )

pengertian pusat pertanggungjawaban adalah : “Pusat pertanggungjawaban adalah organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan“. Berdasarkan definisi diatas, kita dapat mengetahui bahwa setiap pusat pertanggungjawaban suatu daerah kegiatan dimana seseorang diberi wewenang untuk merencanakan dan mengawasi kegiatan yang terjadi didalamnya dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan tersebut selama jangka waktu tertentu.

(37)

Menurut Samryn ( 2001 : 258 ) “ Pusat pertanggungjwaban adalah suatu bagian dalam organisasi yang memiliki kendali atas terjadinya biaya, perolehan pendapatan, atau penggunaan dana investasi. “

Mereka membagi 4 ( empat ) jenis pusat pertanggungjawaban dan mendefinisikan setiap jenis pusat pertanggungjawaban tersebut yaitu :

1) Pusat Biaya ( cost center )

Yaitu suatu unit organisasi dimana manajernya bertanggung jawab atas biaya-biaya yang terjadi didalam unit tersebut. Seluruh biaya yang terjadi atau seluruh kegiatan yang menyebabkan terjadinya biaya-biaya tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh manajer pusat biaya. Setiap masukan pada pusat biaya dengan nilai uang oleh karena itu pengumpulan dan perolehan biaya tiap bidang pertanggungjawaban harus dapat diawasi dan dikendalikan dengan baik. Manajer pusat biaya dan tidak melakukan pengawasan atas pendapatan dan investasi. 2) Pusat Pendapatan ( revenue center )

(38)

3) Pusat Laba ( profit center )

Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi keuangan dari pusat tersebut diukur berdasarkan keuntungan yang diperoleh. Laba terjadi sebagai perbandingan antara masukan ( biaya ) dengan keluaran ( pendapatan ). Dengan demikian manajer pusat laba bertanggung jawab atas biaya dan pendapatan yang timbul pada perusahaan tersebut. Manajer pusat laba mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang optimal. Penilaian kinerja pusat laba diukur dengan menilai apakah laba yang telah dianggarkan sebelumnya dapat tercapai atau tidak dimulai dengan menentukan garis besar pedoman anggaran, kemudian masing-masing bagian mengusulkan anggarannya masing-masing, setelah diproses lebih lanjut melalui pertimbangan maka proses tersebut berakhir dengan persetujuan dan pengesahan anggaran.

(39)

membantu memudahkan pelaksanaan operasi secara mendetail untuk setiap bagian.

4) Pusat Investasi ( investasi center )

Pusat investasi merupakan suatu unit organisasi yang pimpinannya bertanggung jawab terhadap penggunaan harta yang ditanamkan dalam aktifitas operasionalnya. Pipmpinan ini tidak menjalankan otonomi ( desentralisasi ) yang memisahkan dengan jelas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada.

Menurut Mulyadi ( 2001 : 183 ) “Akuntansi pertanggungjawaban menggangap bahwa pengendalian organisasi dapat mengikat dengan cara menciptakan jaringan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur organisasi formal perusahaan. Struktur organisasi mencerminkan pembagian dan hirarki wewenang dalam perusahaan. Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pedelegasian wewenang untuk melaksanakan tugas khusus kepada manajemen yang lebih bawah, agar dapat dicapai pembagian pekerjaan yang bermanfaat”.

(40)

fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Pada dasarnya bentuk organsasi fungsional ini lebih menekankan pada pembagian tugas.

Adapun keuntungan dari struktur fungsional ini adalah :

a) Setiap fungsi dipegang oleh individu yang ahli dalam bidangnya, sehingga ada keselarasan antara tugas dan keahliannya.

b) Rangkaian kekuasaan atas perintah manajemen dari tingkat atas sampai tingkat bawah sangat jelas dan teratur sehingga mampermudah dalam proses pangawasan dan pengambilan keputusan.

c) Membantu pengembangan keahlian dan spesilisasi serta jalur karir yang jelas.

d) Koordinasi internal yang sederhana.

Adapun kelemahan dari struktur fungsional ini :

a) Tidak ada hubungan “ garis langsung “ dengan atasan sehingga penyelesaian masalah bisa kurang efektif.

b) Lamban dalam sikap proaktifnya yang ditetapkan dalam organisasi yang berskala besar.

c) Dapat menyebabkan ketidakstabilan atas kemacetan pada alur kerja yang bersifat berurutan.

C. Sistem Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban

(41)

terlihat jelas tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan mulai dari awal hingga akhir pelaksanaannya.

Dasar-dasar penyusunan laporan pertanggungjawaban biaya adalah : a. Jenjang terbawah yang diberi laporan ini adalah tingkat manajer bagian. b. Manajer jenjang bawah diberi laporan pertanggungjawaban biaya yang

berisikan rincian realisasi dibandingkan dengan anggaran biaya yang disusun.

c. Manajer jenjang diatasnya diberikan laporan mengenai biaya pusat pertanggungjwaban sendiri dan ringkasan realisasi biaya yang dikeluarkan oleh manajer. Manajer yang berbeda yang dibawah wewenangnya yang disajikan dalam bentuk perbandingan dengan anggaran biaya yang disusun oleh masing-masing manajer yang bersangkutan.

d. Semakin keatas, laporan pertanggungjawaban biaya disajikan semakin ringkas.

Pada pemisahan ini bentuk laporan pertanggungjawaban yang disusun untuk memberikan informasi mengenai kegiatan pusat pertanggungjawaban terdiri atas laporan harian, bulanan, tengah tahun dan laporan tahunan.

Format umum laporan pertanggungjawaban : 1. Nomor kode akuntansi biaya.

2. Jenis biaya atau pusat pertanggungjawaban. 3. Realisaisi biaya bulan ini.

(42)

6. Realisasi biaya sampai dengan bulan ini. 7. Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini.

Pengukuran prestasi dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan satu hal yang sangat penting dilakukan oleh manajeman untuk mengetahui sampai sejauh mana para manajer pusat pertanggungjawaban dapat melaksanakan kegiatannya. Suatu pengukuran prestasi harus dimulai dengan menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Hal ini dilakukan agar manajemen tidak menarik kesimpulan yang salah dari hasil pengukuran jika tidak ditetapkan tujuan yang jelas.

Bila dilihat secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa sistem pelaporan pusat-pusat pertanggungjawaban pada PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA telah mencukupi persyaratan untuk menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Hal ini menunjukkan sistem pelaporan yang telah ditetapkan perusahaan, telah sesuai dengan konsep pelaporan akuntansi pusat pertanggungjawaban. Seperti tingkat yang menerima laporan disesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan, bentuk laporan yang konsisten, angka-angkanya dibandingkan antara anggaran dengan realisasi, jadwal laporan teratur dan proses pengolahan sudah cukup baik.

Dengan demikian maka tercipta suatu sistem pengawasan yang teratur dari setiap bagian sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kekeliruan, pemborosan, dan penyelewengan maupun hal-hal lain yang dapat merugikan perusahaan.

(43)

Bila ditinjau dari sudut pemakai informasi, maka jenis laporan dapat dibagi menjadi 2 ( dua ) kategori yaitu :

1. Laporan Intern

Laporan intern adalah laporan-laporan untuk kepentingan manajemen intern ( pihak didalam perusahaan ) dalam menjalankan atau melaksanakan kegiatan perusahaan.

Secara umum laporan-laporan intern perusahaan dapat dibagi menjadi 3 ( tiga ) kelompok, yaitu :

a. Laporan-laporan perencanaan ( planning report )

Laporan perencanaan berhubungan dengan operasi-operasi atau kondisi-kondisi keuangan dimasa yang akan datang.

b. Laporan-laporan pengawasan ( control report )

Laporan pengawasan dimaksudkan untuk membantu mengawasi operasi pelaksanaan dari perencanaan yang dijabarkan dalam laporan perencanaan untuk menunjukkan bidang-bidang yang memerlukan tindakan perbaikan.

c. Laporan-laporan informasi ( information report )

(44)

manajemen tertentu, jika dipandang lebih efektif dan efisien. Isi laporan yang disajikan biasanya tergantung pada kebutuhan dan situasi. Hal ini dapat berupa laporan harian atau mingguan rutin atau mungkin suatu laporan khusus yang disediakan dengan suatu fase tertentu dari pada perusahaan. Disamping itu tingkat pertanggungjawaban pelaksanaan juga merupakan faktor angka dan mempengaruhi isi dari susunan laporan-laporan intern.

2. Laporan Ekstern

Laporan ekstern adalah laporan-laporan yang ditujukan kepada pihak luar perusahaan, yaitu pemerintah, investor, kreditor dan bank. Laporan yang disajikan adalah berbentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Dimana berdasarkan laporan ini pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dapat mengetahui posisi harta, hutang dan modal pada satu tanggal tertentu serta dapat mengetahui seberapa besar pendapatan perusahaan dalam suatu priode tertentu. Atas dasar ini juga dapat diketahui sampai sejauh mana perubahan posisi keuangan perusahaan dalam priode tertentu.

Agar laporan intern dan ekstern dapat berfungsi dengan baik, maka bentuk dan isi laporan menurut D. Hartono ( 2002 : 112 ) harus memenuhi syarat-syarat berikut :

a. Laporan harus dipecah sedemikian rupa sehingga anggota manajemen mendapat informasi yang sesuai dengan luas sifat kegiatan yang merupakan tanggung jawabnya.

(45)

harus memperhitungkan perbedaan dalam pendidikan dan pengalaman pandangan dari masing-masing manajer.

c. Laporan harus tepat pada waktunya, karena laporan akan digunakan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan sebelum keadaan menjadi serius, maka laporan yang sudah lama tidak ada gunanya.

d. Harus disusun secara priodik dan kontiniu.

e. Harus menunjukkan angka-angka perbandingan yang dipakai, sehingga manajer tinggal menggunakan saja. Sedapat mungkin dinyatakan saja, tidak dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk kesatuan fisik.

(46)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Struktur organisasi yang terdapat pada PT. KEMASNDO CEPAT NUSANTARA adalah srtuktur organisasi garis dan staff. Strutur organisasi ini menunjukkan dengan jelas pembagian wewenang dan tanggung jawab dimulai dari pimpinan yang paling tinggi hingga kepada bawahan, sehingga terlibat adanya pemisahan yang jelas antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. Dengan demikian telah memenuhi salah satu syarat konsep akuntansi pertanggungjawaban. Bentuk struktur organisasi ini juga tepat bagi PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA karena luasnya pembagian kerja serta jumlah pekerja yang banyak sehingga dapat menjamin keseragaman perintah dibutuhkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas dari setiap bagian pekerjaan dan hingga saat ini PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA pun masih menjalankannya.

(47)

masing-masing, walaupun orang dalam perusahaan membuat laporan secara tertulis.

3. Penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban sudah cukup baik dimana dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan operasional perusahaan maupun fungsi-fungsi pusat pertanggungjawaban oleh masing-masing bagian yang telah diberikan wewenang, perusahaan menerapkan sistem pengawasan yang cukup teratur, berkala dan terus menerus demi kemajuan dan kelangsungan kegiatan operasional perusahaan.

4. Anggaran yang ada pada PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA berfungsi untuk membantu manajemen dalam melakukan pengawasan dan koordinasi kegiatan. Bagian perkiraan dirancang sesuai dengan kebutuhan informasi akuntansi, baik untuk keperluan pertanggungjawaban maupun untuk pengelolaan masing-masing bagian.

(48)

B. Saran

1. Untuk memenuhi syarat penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang efektif, sebaiknya dalam pelaporan pertanggungjawaban yang dilakukan oleh setiap pusat biaya disertai dengan penjelasan-penjelasan mengenai penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Dengan demikian apabila dibutuhkan dapat dilakukan koreksi yang diperlukan. 2. Laporan yang dihasilkan sebaiknya diperhatikan dengan baik oleh pihak

manajemen dengan menentukan standar kerja dan memberikan kompensasi baik berupa insentif maupun teguran agar menimbulkan motivasi bagi setiap pusat pertanggungjawaban untuk berusaha melakukan kegiatannya sesuai dengan anggaran yang ada.

3. Adalah sangat baik apabila perusahaan ini mengadakan audit intern terhadap kegiatan akuntansi dan keuangan, untuk lebih meningkatkan produktivitas perusahaan dan menghindari penyelewengan yang tidak dapat diharapkan.

4. peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui suatu program pelatihan pegawai dan perekrutan yang lebih selektif akan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dan penyusunan anggaran yang cukup efektif.

(49)
(50)

DAFTAR PUSTAKA

Ginting Paham, 2006, Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian, Cetakan Pertama, USU Press, Medan

Hansen, Don R, dan Mowen, Maryanne M, 2001, Manajemen Biaya, Edisi Pertama PT. Salemba Empat, Jakarta

Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M, 2000, Manajement Accounting, Edisi Keempat Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta

Harahap, Sofyan, Syafri, 2001, Budjeting Penggangaran Perencanaan Lengkap Untuk Membantu Manajemen, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Ketiga Cetakan Pertama, Penerbit Sekolah Tinggi Ekonomi, Jakarta

Niswonger. Rollin. C, Warren. S. Carl, Reevee. M. James, Fess. E. Philip, 2000, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi Sembilan Belas Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta

Samryn, L. M., 2001, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, PT. Grafindo Persada, Jakarta

(51)

CHARD ORGANIZATION DEPO FUMIGATION PT. KEMASINDO CEPAT NUSANTARA

NURI ZALMAN DIRECTOR

S. HIDAYAT MANAGER

OPERATION DOCUMENTATION FINANCE SECURITY

SYARIF OFFICE BOY

IHSAN

STAFF OPERATION SYAHGUNAWAN CHIEF OPERATION

REZA

DOCUMENTATION

GUNAWAN COLLECTOR

MEILI CASHIER

AZHARI SATPAM AMIR SATPAM SYAFRIL CHIEF

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan hasil penelitian bahwa tidak ada pembagian biaya terkendali dan tidak terkendali yang mengakibatkan manajer pusat pertanggungjawaban biaya kebijakan mengalami

Pusat laba merupakan suatu unit organisasi yang manajernya. bertanggungjawab atas biaya dan produksi serta biaya pemasaran,

anggaran kurang bcrperan sempurna daJam menilai kincrja P'ISaI biaya dan manajer pusat biaya tidak dapat dengan scgera melakukau analisis dan koreksi terhadap penyimpangan yang

Peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai pusat biaya adalah sebagai pengukur kinerja manajer melalui metode anggaran dan pelaporan, setiap pusat-pusat

Menurut Suadi (2001:77) “ Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang keluaran dan masukannya diukur dalam satuan moneter, sehingga laba dapat dihitung.” Kinerja pimpinannya

Laporan yang dihasilkan oleh fungsi akuntansi pendapatan dan biaya yaitu:.. Laporan laba rugi, dan c. Ratio-ratio yang digunakan. Dalam merancang sistem

Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan informasi dan perbandingan bagi peneliti yang lainnya dengan judul yang sama dimasa yang

diberikan oleh Manajer kepada Karyawan yang dipimpinnya.. Menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam