• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara Aceh, Dan Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara Aceh, Dan Riau"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

PADA PT. PLN (PERSERO) PROYEK INDUK

PEMBANGKIT DAN JARINGAN SUMATERA UTARA,

ACEH, DAN RIAU

OLEH:

MUHAMMAD HAFIZH ADVI

NIM: 062102079

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, dengan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

tugas akhir guna melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

Penyelesaian tugas akhir ini penulis lakukan tidak lepas dari dorongan

moril maupun materiil dari kedua orang tua penulis. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda penulis

Afrizal, SE dan ibunda penulis Diana Devi, karena dengan do’a mereka penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran demi

kesempurnaan tugas akhir ini. Untuk kesempatan ini penulis ingin megucapkan

banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi

(5)

3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan- masukan serta

motivasi kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini

4. Bapak Pimpinan PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan

Sumatera Utara, Aceh dan Riau (PIKITRING SUAR) Medan yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan riset dalam rangka

penyelesaian tugas akhir

5. Seluruh staff PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan

Sumatera Utara, Aceh, Riau (PIKITRING SUAR) yang telah memberikan

bantuan data kepada penulis sehingga penulis dapat sangat terbantu dalam

penyelesaian tugas akhir ini.

Medan, Maret 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI………...……… iii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 ... Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 ... Perm asalahan……… 4

1.3 ... Maks ud dan Tujuan Penelitian dan Manfaat……… 4

1.3.1 ... Maks ud……… 4

1.3.2 ... Tuju an………. 5

(7)

1.4.1 ... Jadw al Survei/Observasi………. 6

1.4.2 ... Meto de Penelitian……….. 7

1.4.3 ... Renc ana Isi………. 8

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR MEDAN……….. 10

2.1 ... Sejar ah Ringkas Perusahaan………. 10

2.2 ... Struk tur Organisasi Perusahaan……… 13

2.3 ... Job Description………. 14

2.4 ... Siste m Akuntansi Pertanggungjawaban……… 21

2.4.1 ... Peng ertian Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban… 21

2.4.2 ... Tuju an dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban..23

(8)

2.4.3.1 Pusat Laba (Profit Centre)………. 25

2.4.3.2 Pusat Biaya (Cost Centre)……….. 27

2.4.3.3 Pusat Pendapatan (Revenue Centre)…… 28

2.4.3.4 ... Pusat Inventasi (Investment Centre)…… 29

2.5 Syarat-SyaratAkuntansiPertanggungjawaban……… 29

BAB III TOPIK PENELITIAN……….. 32

3.1 ... Anali sa dan Evaluasi Terhadap Struktur Organisasi

Peusahaan………... 32

3.2Analisa dan Evaluasi terhadap Sistem Akuntansi

Pertanggungjawaban Perusahaan……… 33

3.3 ... Anali sa dan Evaluasi Terhadap Laporan Pusat Pertanggungjawaban

pada Perusahaan……… 42

BAB IV PENUTUP……… 48

4.1 ... Kesi mpulan……….. 48

4.2 ... Saran ……… 49

(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N. And Vijay Govinda Rajan, Sistem Pengendalian

Manajemen, Penerjemah : Tjakrawala F. X. Kurniawan, Edisi

Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Hansen, Don R. And Maryanne M. Mowen, Manajemen Biaya, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta, 2002

Ray H. Garrison, Akuntansi Manjemen, Buku 1, ITB, Bandung, 2003.

Hansen & Mowen, Management Accounting, Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta, 2005

Anthony, Roben N, Sistem Pengendalian Manajemen, Terjemahan Agus Maulana. Edisi Ketujuh. Jakarta, Erlangga, 2004

Halim, Abdul dan Supomo, Bambang, Akuntansi Manajemen Yogyakarta: BPFE, 2003

Ray H. Garrison, Akunansi Manjemen, Buku 1, ITB, Bandung, 2003.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi perlu menyediakan suatu sistem pengendalian

manajemen dalam melakukan aktifitas atau kegiatan sehari-hari. Tanpa

adanya pengendalian, organisasi tersebut akan kehilangan arah dan

tujuannya, serta meninggalkan prinsi-prinsip utama dalam pengambilan

keputusan. Sebaliknya dengan adanya pengendalian, maka para manajer akan

mengerahkan perhatiannya pada tujuan organisasi, memonitor kinerja yang

dicapai, dan membuat perubahan untuk mencapai suatu tingkatan persesuaian

yang diinginkan antara hasil yang dicapai dengan apa yang direncanakan.

Akuntansi membantu manajemen menyediakan data yang ada

hubungannya dengan hasil dan biaya, untuk digunakan sebagai ukuran

kegiatan yang telah ditetapkan. Untuk tujuan laporan bagi manajemen,

pertanggungjawaban bagi biaya lebih ditekankan dalam pencatatan dan

pemisahan biaya tiap-tiap unit, divisi, bagian-bagian, maupun sub-bagian

dalam perusahaan. Pembahasan tentang proses mengumpulkan dan

melaporkan data operasi menurut tempat pertanggungjawaban dikenal

sebagai dengan istilah “responsibility accounting system” atau Sistem

Akuntansi Pertanggungjawaban.

(12)

Dalam suatu oraganisasi, wewenang meliputi kekuasaan untuk memerintah

orang lain guna melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan.

Tanggung jawab sangat erat hubungannya dengan wewenang. Tanggung

jawab timbul dalam hubungan antara atasan dengan bawahan, dimana atasan

memiliki wewenang untuk meminta agar suatu pekerjaan dikerjakan oleh

orang lain (bawahan). Bila jawaban tersebut menerima untuk mengerjakan

suatu pekerjaan, maka mereka harus mempertanggungjawabkan tugas

tersebut kepada atasannya.

Dari gambaran yang telah dikemukakan, dapat dilihat bahwa akuntansi

pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang dirancang untuk

mengumpulkan dan melaporkan biaya-biaya personil yang bertanggung

jawab terhadap biaya tersebut. Sehubungan dengan akuntansi

pertanggungjawaban, maka informasi akuntansi yang dilaporkan adalah

mengenai input dan output masing-masing bagian. Dalam hal ini ditentukan

biaya-biaya yang secara langsung dapat diawasi oleh pimpinan dalam

peusahaan dan melaporkan pada tingkat kepimpinan yang berkepentingan.

Oleh karena itu, didalam suatu organisasi, sistem akuntansi

petanggungjawaban dititik beratkan pada pengawasan biaya dan perhitungan

biaya untuk segala kegiatan perusahaan, dan sebagai alat pengukur kinerja

manajer pusat pertanggungjawaban biaya suatu perusahaan. Pendekatan ini

merupakan penggabungan antara sistem pelaporan dengan system

(13)

Informasi akuntansi pertanggungjawaban dapat terlaksana dengan

baik apabila struktur organisasi perusahaan tersebut dengan baik. Dari

struktur organisasi dapat dilihat bagaimana pendelegasian wewenang dengan

yang ada pada peusahaan tersebut. Apabila struktur organisasi perusahaan

tersebut belum baik, maka sulit untuk menerapkan informasi akuntansi

pertanggungjawaban. Secara pasti pemisahan antara pusat-pusat

pertanggungjawaban dapat diketahui dari akte pendirian atau dalam prosedur

khusus. Oleh karena itu, informasi akuntansi pertanggung jawaban terdapat

pada perusahaan–perusahaan yang sudah cukup besar, dalam hal ini PT.

PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara,

Aceh Dan Riau.

Adapun alasan penulis memilih PT. PLN (Persero) Proyek Induk

Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau sebagai objek

yang akan diteliti adalah ingin mengetahui sejauh mana penerapan sistem

akuntansi pertanggung jawaban di PT. PLN (Persero) Proyek Induk

Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau yang merupakan

salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan alasan tersebut

maka penulis tertarik untuk menyusun paper yang berjudul: “PT. PLN

(Persero) Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh

Dan Riau Jl Dr. Cipto No 12 Medan

(14)

Sebelum diadakan analisa terhadap data-data yang diperoleh melalui

prosedur ilmiah, terlebih dahulu ditentukan masalah yang dihadapi dalam

perusahaan. Karena begitu luasnya masalah akuntansi pertangggungjawaban,

maka penulis perlu membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam paper

ini. Dibawah ini penulis mencoba merumuskan permasalahan-permasalahan

sebagai berikut:

1. Apakah perusahaan telah menetapkan Informasi Akuntansi

Pertanggungjawaban dan apa fungsi pusat pertanggungjawaban

tersebut?

2. Apakah sistem pelaporan akuntansi pertanggungjawaban dapat dijadikan

sebagai salah satu alat pengawasan manajemen dalam perusahaan?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah bertujuan untuk :

a. Untuk menjelaskan kondisi yang harus diperhatikan agar sistem

akuntansi pertanggungjawaban dapat memberikan manfaat yang

maksimal.

b. Memperluas pandangan dan wawasan penulis di bidang akuntansi

(15)

c. Untuk memberikan bahan masukan bagi para mahasiswa yang akan

membahas sistem akuntasi pertanggungjawaban.

1.3.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Peneliti

1. Untuk menambah wawasan penulis dalam bidang yang diteliti.

2. Untuk membandingkan apakah pelaksanaan sistem dan prosedur

yang diterapkan telah sesuai dengan teori yang penulis pelajari.

3. Sebagai bahan informasi perbandingan didalam melakukan penulisan

dan penelitian di masa akan datang.

b. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Sebagai bahan masukan bagi Fakultas Ekonomi Universits Sumatera

Utara dalam hal menentukan kebijakan yang akan datang, sehingga Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat berkembang menjadi lebih baik

sesuai dengan yang diharapkan.

c. Bagi Penelitian yang akan datang

Sebagai bahan masukan/pertimbangan dan sebagai refrensi untuk

(16)

1.4Rencana Penulisan

1.4.1 Jadwal Survey/Observasi

Penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) Proyek Induk

Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau Jl Dr. Cipto No

12 Medan. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada tabel

1.1 dibawah ini .

NO KEGIATAN

MINGGU KE

1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Penulisan Laporan

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

1.4.2 Metode Penelitian

Metode Penelitian dan pengumpulan data yang digunakan dalam

penulisan paper ini adalah:

1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelititan dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan data atau

(17)

Pertanggungjawaban yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh

dari lapangan serta memecahkan masalah yang telah dirumuskan.

2. Metode Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian dilakukan penulis secara langsung ke lapangan atau ke objek

penelitian, yaitu PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan

Sumatera Utara, Aceh Dan Riau Jl Dr. Cipto No 12 Medan. Penulis

mengumpulkan fakta-fakta yang terjadi pada perusahaan dengan

mengadakan:

a. Wawancara (Interview)

Di dalam melakukan wawancara (interview) ini, penulis membuat

daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dan mengadakan

tanya jawab secara langsung kepada bagian-bagian yang berhubungan dengan

masalah dibahas.

b. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (Observasi) dilakakukan penulis secara ke lapangan,

sehingga penulis mengetahui bagaimana penerapan PT. PLN (Persero)

Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh Dan Riau Jl

Dr. Cipto No 12 Medan.

(18)

Tugas Akhir ini dibagi dalam 4 bab yang setiap bab nya terdiri dari

beberapa sub bagian.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, membahas tentang latar belakang, permasalahan, maksud dan

tujuan, dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi dan

rencana isi.

BAB II : PROFIL PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR MEDAN

Pada bab ini membahas tentang sejarah ringkas, struktur organisasi

organisasi perusahaan, sistem akuntansi pertanggungjawaban, dan

departementasi sebagai suatu pusat pertanggungjawaban.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang analisa dan evaluasi terhadap struktur

organisasi perusahaan, analisa dan evaluasi terhadap sistem akuntansi

pertanggungjawaban pada perusahaan, dan analisa dan evaluasi pertanggug

jawaban pada perusahaan.

BAB IV: PENUTUP

Membahas mengenai kesimpulan dan saran dari keseluruhan uraian-uraian

yang telah dikemukakan sebelumnya dan memberikan saran-saran yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan perusahaan di masa yang

(19)

BAB II

PROFIL PT. PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR MEDAN

2.1 Sejarah Ringkas Perusahaan

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada

masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik

di negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV

OGEM ( Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di

negara Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta.

Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada tahun 1893 di daerah

Batavia atau Jakarta sekarang. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik

mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang

Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV

NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian

menyusul pembangunan listrik di tanjung Pura dan pangkalan brandan 1924,

Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai

1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937.

Pada masa penjajahan Jepang, perusahaan listrik berada ditangan

Jepang dengan mendatangkan tenaga ahli dari Jepang, tetapi Jepang hanya

mengambil alih pengelolaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan

(20)

Perusahaan Listrik Sumatera, dan Perusahaan Listrik Jawa yang disesuaikan

dengan struktur organisasi pemerintahan Jepang pada saat itu.

Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945

dikumandangkan maka kesatuan aksi karyawan listrik di seluruh penjuru

tanah air mengambil alih Perusahaan Listrik swasta Belanda dari tangan

tentara Jepang. Pengambilalihan itu selesai bulan Oktober 1945 dan

diserahkan pada pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen

Pekerjaan Umum. Mengenang peristiwa ambil alih itu maka tanggal 27

Oktober ditetapkan sebagai hari listrik nasional.

Sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan listrik distribusi

cabang Sumatera Utara yang mula-mula dikepalai oleh R. Sukarno

(merangkap Kepala di Aceh). Kantornya berlokasi di jalan Batu Gingging

(sekarang menjadi gudang PLN), setelah BPU PLN berdiri dengan SK

Menteri No. 16/120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan di

rubah, Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau menjadi PLN

Eksploitasi II dipimpin oleh Ir. Dudung Yachyasumitra.

Pada tahun 1965 BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri

No. 1/PRT/65 ditetapkan daerah pembagian kerja PLN menjadi 15 kesatuan

daerah eksploitasi Sumatera Utara yang juga disebut daerah eksploitasi I

yang dipimpin oleh Ir. Dudung Yachyasumitra, Aceh menjadi eksploitasi

(21)

Pada tanggal 12 April 1969 dengan SK Menteri PU & T No.

57/Kpts/1969 dan No. 193/Kpts/69 serta SK Dirjen GATRIK No. 12/K/69

jabatan pemimpin Eksploitasi I diserah terimakan dari Ir. Dudung

Yachyasumitra kepada Ir. Darmono dan PLN waktu itu dibagi menjadi 14

Eksploitasi dan 4 PLN Pembangunan.

Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan

PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak dan wewenang

dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan

tenaga listrik di seluruh Indonesia, kemudian disusul dengan keputusan

menteri PUTL No. 01/PRT/73 untuk menetapkan perubahan PLN dari

Perusahaan Umum Listrik Negara sebagai satu-satunya Perusahaan Negara

yang dibentuk Pemerintah untuk membangkitkan, menyalurkan, dan

mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia, dalam SK Menteri

tersebut ditetapkan pula pembagian kerja PLN menjadi 14 Eksploitasi, 4

daerah distribusi dan 3 daerah pembangkitan dan sejak itu PLN Eksploitasi

I Sumatera Utara diganti menjadi PLN Eksploitasi Sumatera Utara.

Menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah

PLN Eksploitasi PROLIS yang diasuh oleh Direksi, sementara Organisasi

Direksi PLN pun mengalami perubahan pula. PLN Eksploitasi II menjadi

PLN Wilayah II Sumatrera Utara, PLN Pembangunan VIII kemudian

(22)

menjadi PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan

Sumatera Utara, Aceh dan Riau (PIKITRING SUAR) sesuai dengan surat

keputusan No. 032/K/DIR/2006 tanggal 14 Februari 2006.

2.2 Struktur Organisasi

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur

organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai

landasan bagi seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan

tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi.

PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera

Utara, Aceh, dan Riau (PIKITRING SUAR) menganut struktur organisasi

garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi

perusahaan tersebut karena:

a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan

b) General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk

kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah

ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada

bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang

(23)

PT. PLN (Persero) PIKTRING SUAR dipimpin oleh seorang General

Manager yang membawahi beberapa manajer bagian yang terdiri dari:

1. Manajer bidang perencanaan,

2. Manajer bidang operasi,

3. Manajer bidang SDM administrasi dan keuangan.

2.3 Job Description

Adapun uraian tugas dari PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR

adalah:

1. General Manager

Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek dan

pembangunan Pembangkit dan Jaringan Tenaga Listrik sesuai yang

tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan

Anggaran Investasi (AI) serta bertanggung jawab terhadap biaya jadwal dan

mutu sesuai target kinerja proyek induk yang tersedia, serta memastikan

bahwa semua program pembangunan dan APBN, LOAN, APLN telah

diketahui oleh direksi. Rincian tugas pokok general manajer adalah :

a. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) proyek induk.

(24)

c. Menetapkan sistem manajemen kinerja dan system manajemen mutu

proyek induk serta pengendaliannya.

d. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk

kelancaran dan keberhasilan penyelesaian proyek.

e. Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota dalam bidang

proyek induk.

f. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk meningkatkan kerja

proyek induk.

g. Memastikan kelancaran koordinasi dan Service Level Agreement (SLA)

dan PT. PLN (Persero) jasa konstruksi.

h. Menetapkan laporan manajemen proyek induk.

2. Kepala Audit Internal

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit manajemen untuk

menjamin pencapaian target kinerja proyek induk sesuai penetapan direksi

dengan ketentuan dan kebijakan proses manajemen sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku. Rincian tugas kepala audit internal adalah :

a. Merumuskan program kerja pemeriksaan tahunan sesuai Program Kerja

(25)

b. Melaksanakan audit internal, meliputi pelaksanaan kegiatan proyek induk,

keuangan, sistem sumber daya manusia dan administrasi.

c. Merumuskan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses

manajemen dan operasional,

d. Memantau tindak lanjut temuan hasil audit internal.

3. Manajer Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas

pelaksanaan kegiatan perencanaan konstruksi pembangunan proyek

pembangkit dan jaringan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis

dalam rangka pencapaian target kinerja proyek induk serta mendukung

restrukturisasi organisasi proyek induk. Rincian tugas pokok manajer bidang

perencanaan adalah:

a. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) proyek induk tahunan.

b. Melaksanakan evaluasi kinerja serta sosialisasi penerapannya kepada

organisasi proyek.

c. Merencanakan dan mengelola kegiatan pembebasan tanah dan mengelola

kegiatan soil investigation.

(26)

f. Merumuskan standard produk/materi, serta membina penerapannya.

g. Melaksanakan perencanaan proyek yang sinergi dengan koordinasi

bersama jasa manajemen konstruksi.

h. Menetapkan laporan proyek induk.

4. Manajer Bidang Operasi

Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi

pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, konsolidasi unit-unit proyek

sesuai dengan jadwal, biaya, dan kualitas pekerja melalui pemantauan hasil

kerja jasa manajemen konstruksi untuk pencapaian target kinerja produksi.

Rincian tugas manajer bidang operasi adalah:

a. Menyusun rencana kerja staf operasi sesuai rencana kerja proyek induk.

b. Merumuskan dan mengevaluasi kinerja bidang serta sosialisasi

penerapannya.

c. Mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik meliputi

administrasi, tenaga asing, kontrak-kontrak dan berita pembayaran.

d. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan dan pengendalian sarana kerja

proyek sesuai dengan kontrak agar tepat waktu sesuai kualitas dan

kuantitas.

(27)

f. Melaksanakan pemantauan kemajuan fisik proyek secara berkala untuk

menghindari keterlambatan.

g. Mengelola penerimaan dan pengeluaran barang serta tata usaha gedung.

h. Memberi laporan manajemen sesuai bidangnya.

5. Manajer Bidang SDM, Administrasi Dan Keuangan

Bertanggung jawab atas pengelolaan SDM, Administrasi dan

Keuangan untuk mendukung pelaksanaan pekerja kegiatan proyek induk

dalam mencapai kinerja target proyek induk sesuai penetapan direksi.

Rincian tugas pokok manajer bidang SDM, Administrasi dan Keuangan

adalah:

a. Merencanakan jenjang karir dan siklus untuk SDM tingkat pelaksanaan

di proyek induk.

b. Melaksanakan manajemen berbasis kompetensi dalam hal penetapan

posisi SDM, penilaian unjuk kerja pegawai serta pendidikan dan

latihan.

c. Melaksanakan tata usaha kepegawaian dalam hal reminsasi, mutasi data

pegawai.

d. Melaksanakan pekerjaan kesekretariatan pengolahan keluar masuk surat

(28)

e. Mengelola sistem informasi dan memelihara peralatan perangkat

kerasnya.

f. Melaksanakan penyedian dan memelihara peralatan kantor.

g. Melaksanakan pengendalian aliran kas penerimaan dan pengeluaran

serta membuat laporan rekonsiliasi keuangan.

h. Melakukan pengolahan keuangannya berdasarkan kegiatan proyek

induk.

i. Melaksanakan kegiatan akuntansi biaya PDP dan aktiva tetap.

j. Menetapkan laporan manajemen di bidangnya.

6. Proyek Pembangkit

Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek pembangkit

sesuai kontrak dengan menggunakan jasa manajemen konstruksi sebagai

bagian pencapaian target kinerja proyek yang ditetapkan oleh perusahaan.

Rincian tugas pokok manajer proyek pembangkit adalah:

a. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi

dengan unit jasa manajemen konstruksi.

b. Melakukan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil

(29)

c. Menyusun basic communication dengan pihak pengguna jasa dan

setiap pihak terkait.

d. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak

jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dari pihak

konstruksi.

e. Menugaskan pengawasan mutu, tertib biaya dan ketetapan waktu

pelaksanaan proyek tehadap setiap pihak pelaksanaan konstruksi dan

pihak jasa manajemen konstruksi.

f. Menetapkan laporan manajemen proyek pembangkit.

7. Proyek Jaringan

Bertanggung jawab atas pengelolaan proyek jaringan sesuai kontrak

dengan menggunakan jasa manajemen konstruksi sebagai bagian pencapaian

target kinerja proyek. Rincian tugas pokok manajer proyek jaringan adalah:

a. Koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi

dengan unit jasa manajemen konstruksi.

b. Melaksanakan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian

wakil pemilik (owner) dari proyek induk.

c. Menyusun basic communication dengan pihak pengguna jasa dan

(30)

d. Mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak

jasa manajemen konstruksi untuk proses amandemen dengan pihak

konstruksi.

2.4 Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban

2.4.1 Pengertian Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban

Organisasi modern dewasa ini memerlukan suatu pendelegasian

wewenang terhadap pengambilan keputusan serta tanggung jawab dalam

menjalankan aktifitasnya. Dalam hal ini, peranan akuntansi manajemen

semakin dibutuhkan terutama dalam mendesain sistem akuntansi dalam

suatu organisasai .

Sistem akuntansi yang digunakan oleh suatu organisasi harus didesain

sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan laporan hasil aktifitas

organisasi yang berfungsi untuk mengevaluasi seberapa baik para manajer

dapat menjalankan rencana organisasi sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Adapun sistem akuntansi yang khusus didesain ini disebut sistem akuntansi

pertangungjawaban.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban ini merupakan suatu sistem

akuntansi yang menghasilan laporan akuntansi untuk setiap tingkatan

manajemen dalam suatu organisasi. Sistem ini terutama ditujukan sebagai

alat untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan biaya-biaya dari setiap

(31)

Beberapa penulis telah memberikan defenisi akuntansi

pertanggungjawaban, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Hansen dan mowen (2005) menyatakan:

” Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur

berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut

informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat

pertanggungjawaban mereka. ”

2. Hansen dan Mowen (2002) menyatakan:

“ Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang

mengukur hasil setiap pusat pertanggungjawaban dan membandingkan

hasil-hasil tersebut dengan hasil-hasil yang diharapkan atau dianggarkan. ”

3. Mahfud Sholihin (2004) menyatakan:

“ Akuntansi pertanggung jawaban adalah (responsibility accounting ) adalah

suatu sistem yang mengukur hasil pusat- pusat pertanggung jawaban

(responsibility center) dan membandingkan hasilnya dengan hasil yang

diharapkan. ”

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem

akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu proses untuk mendesain

(32)

mendelegasikan wewenang pada setiap manajer yang bertanggungjawab atas

pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut.

Proses selanjutnya adalah merancang anggaran untuk tiap pusat

pertanggungjawaban, menyajikan hasil aktual dan akhirnya menyiapkan

laporan prestasi kerja dari setiap pusat pertanggungjawaban atas kegiatan

yang menjadi tanggungjawabnya.

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban

Adapun tujuan dari akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan

beberapa defenisi yang telah dijelaskan diatas adalah:

A. Untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi akuntansi menurut

pusat-pusat pertanggungjawaban.

B. Menentukan batas-batas wewenang dan tanggungjawab setiap pimpinan

pusat pertanggungjawaban didalam struktur organisasi.

C. Untuk pengawasan biaya dan sekaligus untuk mengukur kinerja

masing-masing pimpinan pusat pertanggungjawaban berdasarkan anggaran yang

telah ditetapkan untuk masing-masing pusat pertanggungjawaban.

Adapun manfaat akuntansi pertanggungjawaban adalah:

1. Sistem ini dijadikan sebagai dasar penyusunan anggaran yang lebih

(33)

2. Lebih mudah dalam penilaian prestasi manajer dan divisi.

3. Dapat menjadi media untuk memotifasi sesuai dengan tanggungjawab.

2.4.3 Jenis Pusat Pertanggungjawaban

Sebelum kita menguraikan tentang jenis pusat pertanggungjawaban,

penulis akan memberikan pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli

mengenai pusat pertanggungjawaban.

a. Anthony dan Rajan (2002) mendefenisikan pusat pertanggungjawaban,

yaitu:

“ Pusat pertanggungjawaban adalah organisasi yang dipimpin oleh

seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktifitas yang dilakukan. ”

b. Hansen dan Mowen (2002) mendefinisikan pusat pertanggungjawaban

adalah:

“ Pusat pertanggungjawaban merupakan segmen bisnis yang

manajernya bertanggungjawab atas serangkaian kegiatan. ”

c. Hansen dan Mowen (2005) mendefinisikan pusat pertanggungjawaban

adalah:

“ Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang

(34)

Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa sebuah pusat

pertanggungjawaban merupakan suatu daerah kegiatan yang dimana

seseorang diberi wewenang untuk merencanakan dan mengawasi kegiatan

yang terjadi didalamya dan bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan

tersebut selama jangka waktu tertentu.

Pusat-pusat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk

mencapai sasaran tertentu. Sasaran-sasaran dari setiap pusat tanggung jawab

haruslah selaras, serasi, dan seimbang dalam usaha untuk pencapaian

sasaran.

Dalam prakteknya, pusat pertanggungjawaban sebagai suatu organisasi

sering ditetapkan sebagai suatu departemen ataupun divisi dengan

bagian-bagiannya. Dengan pengelompokan dan pembagian organisasi kedalam

unit-unit atau pusat-pusat pertanggungjawaban, maka wewenang dan tanggung

jawab setiap pimpinan menjadi jelas mulai dari jenjang atas sampai yang

paling rendah.

Adapun jenis pusat pertanggungjawaban yang terdapat dalam

perusahaan adalah:

2.4.3.1 Pusat Laba ( Profit Centre )

Pusat laba merupakan suatu unit organisasi yang manajernya

bertanggungjawab atas biaya dan produksi serta biaya pemasaran, namun

(35)

unit yang penting dalam suatu unit yang penting dalam menentukan jumlah

laba yang diperoleh, yaitu dengan membandingkan antara biaya sebagai

input dengan penghasilan sebagai sebagai output. Prestasi dari manajer pusat

laba diukur dengan melihat tercapai atau tidaknya laba yang telah

dianggarkan sebelumnya.

Pusat laba dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh

para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.

2. Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapt meningkat keran

tidak perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.

3. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga

dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.

4. Manajer karena hanya tunduk pada hanya sedikit batasan dari korporat, lebih

bebas untuk menggunakan imajinasi dan inisiatifnya.

5. Pusat laba memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen

umum untuk mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area

fungsional, dan mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi

pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.

(36)

7. Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak

mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.

8. Karena keluaran (output) yang dihasilkan telah siap pakai, pusat laba sangat

responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.

2.4.3.2 Pusat Biaya ( Cost Centre )

Pusat biaya merupakan suatu pusat pertanggungjawaban atau suatu

unit yang organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya

dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Seorang manajer pusat

biaya terutama bertanggungjawab atas produksi suatu barang atau jasa.

Dengan demikian, manajer pusat biaya hanya mengawasi biaya dan tidak

melakukan pengawasan atas pendapatan dan investasi. Biaya yang terjadi

dalam suatu pusat biaya tidak selamanya sebagai keputusan yang diambil

oleh kepada divisi atau departemen yang bersangkutan, maka dalam

pengumpulan dan pelaporan biaya tiap bidang pertanggungjawaban harus

dipisahkan antara yang dapat diawasi atau dikendalikan dengan biaya yang

dapat diawasi atau dikendalikan. Disamping itu, prestasi dari pimpinan suatu

pusat biaya dinilai dengan membandingkan biaya yang sesungguhnya dengan

biaya menurut anggaran

Pusat biaya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :

(37)

Pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar biaya

berupa biaya teknik yaitu biaya yang masukannya mempunyai hubungan

yang nyata dan erat. Dalam mengukur prestasi kerja manajer pusat biaya,

biaya-biaya yang dapat diukur biasanya telah menggunakan biaya standar.

Penilaian efisiensi pusat biaya teknik dilakukan dengan membandingkan

masukan dengan keluarannya, artinya biaya yang sesungguhnya terjadi pada

pusat biaya ini dibandingkan dengan standarnya, kemudian dihitung dan

dianalisa penyimpangan yang terjadi.

b. Pusat Biaya Kebijakan

Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar

biayanya berupa biaya kebijakan yaitu biaya yang antara masukan dan

keluarannya memiliki hubungan yang erat dan nyata. Pusat biaya ini

keluarannya tidak dapat diukur dengan besaran nilai uang, karena walaupun

menghasilkan keluaran, namun keluarannya itu sulit diukur secara kuantitatif

atau tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan masukannya.

Pengendalian pengeluaran biaya yang telah mendapatkan persetujuan

manajemen dengan pengeluarannya.

2.4.3.3 Pusat Pendapatan ( Revenue Centre )

Pusat pendapatan merupakan bagian suatu organisasi yang

manajernya bertanggungjawab utama utama atas pendapatan penjualan.

(38)

biaya pemasaran suatu produksi, tetapi mungkin memiliki pengawasan atas

beberapa biaya pemasaran suatu produk. Prestasi dari pimpinan pusat

pendapatan diukur dengan membandingkan penghasilan sesungguhnya dengan

yang dianggarkan.

2.4.3.4 Pusat Investasi ( Investment Centre )

Pusat investasi merupakan unit organisasi yang manajernya

bertanggungjawab terhadap penggunaan harta perusahaan dalam aktifitas

operasionalnya. Pimpinan dari pusat investasi ini tidak hanya

bertanggungjawab terhadap laba tetapi hubungan antara laba tersebut dengan

asset (Return On Ivestment) dan lingkungan tanggungjawabnya. Prestasi

manajer pusat investasi dinilai dengan membandingkan antara laba atas

investasi yang dicapai dengan yang diaggarkan.

2.5 Syarat-Syarat Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntasi pertanggungjawaban sebagai sistem yang merupakan suatu

rangkaian kegiatan, prosedur, teknik, dan metode yang saking berkaitan satu

sama lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Jika salah satu atau beberapa

unsur dan sistem yang sudah ada tidak terpenuhi atau tidak berjalan dengan

prosedur, metode, dan teknik yang digariskan, maka suatu sistem tidak akan

(39)

Untuk dapat menerapkan suatu sistem akuntasi pertanggungjawaban

secara efektif ada tujuh syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut

adalah:

a. Memiliki struktur organisasi yang baik.

b. Memberikan sistem reward dan punishment berdasarkan standard

pertanggungjawaban.

c. Memilki sistem akuntansi yang sejalan dan disesuaikan dengan pusat

pertanggungjawaban.

d. Anggaran atau budget harus disusun menurut pusat-pusat

pertanggungjawaban.

e. Terdapat sistem pelaporan pendapatan dan biaya dari manajer yang seusai

dengan tanggungjawabnya.

f. Untuk akuntansi pertanggungjawaban biaya, harus terdapat pemisahan

antara biaya yang dapat dikendalikan dengan yang tidak dapat

dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.

g. Harus ada akibat baik berupa pengahargaan maupun sangsi sebagai akibat

prestasinya sesuai dengan ukuran tanggungjawabnya.

Dalam manajemen control system, akuntansi pertanggungjawaban

(40)

digunakan dalam sistem dan dengan konsep ini maka setiap unit dalam

organisasi merupakan pusat-pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh

seorang manajer yang bertangtangungjawab.

Pusat pertanggungjawaban menerima masukan dalam bentuk

material-material, kerja, dan jasa-jasa dengan menggunakan modal seperti investaris,

perlengkapan dan asset-aset lainnya. Pusat pertanggungjawaban bekerja

dengan fungsi-fungsi tertentu, dengan tujuan objektifitasnya adalah untuk

mentransformasikan input menjadi output, baik yang bersifat nyata seperti

barang-barang atau bersifat tidak nyata seperti jasa.

Dalam manajemen control system ini, akuntansi pertanggungjawaban

merupakan perangkat lunak yang didesain sesuai dengan struktur organisasi,

yaitu dimulai dengan tujuan atau sasaran sampai dengan evaluasi dan

(41)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan membandingkan antara hasil penelitian

tentang sistem akuntansi pertanggungjawaban dengan teori yang akan

dijelaskan juga pada bab ini. Adapun pembahasan yang penulis lakukan

adalah:

3.1 Analisa dan Evaluasi Tehadap Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organsisasi menunjukkan suatu kerangka dari susunan pola

hubungan antar fungsi-fungsi, bagian-bagian, ataupun orang-orang yang

menunjukkan kedudukan, tugas wewenang, dan tanggungjawab yang berbeda

dalam suatu organisasi perusahaan.

Semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka perosalan-persoalan

yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin kompleks dan manajemen

tidak mungkin menangani dan mengawasi operasi perusahaan secara

langsung. Untuk itu dibutuhkan suatu organasisasi yang disusun secara cepat

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan.

Dari gambar struktur yang menjadi objek penelitian penulis, maka

penulis berpendapat bahwa struktur organisasi yang dipakai PT. PLN

(Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan

Riau (PIKITRING SUAR) adalah berbentuk fungsional dan telah sesuai

(42)

mulai atasan (dalam hal ini pimpinan) sampai pada tingkat yang paling

rendah. Selain itu juga terdapat koordinasi dan sistem pengawasan yang

cukup baik dalam perusahaan.

Keberadaan struktur organisasi ini memungkinkan adanya koordinasi

usaha unit organisasi untuk mengambil tindakan yang dapat mencapai tujuan

perusahaan.

Pemisahan tugas , wewenang, dan tanggungjawab didalam struktur

organisasi perusahaan telah dapat dilihat secara tegas dan jelas. Oleh

karena itu penulis berpendapat bahwa struktur organisasi perushaaan sudah

cukup baik.

3.2 Analisa dan Evaluasi Terahadap Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban pada Perusahaan

Dalam suatu investasi, manajer pusat investasi memiliki pengawasan

atas pendapatan dan biaya serta jumlah, yang diinvestasikan pada

aktiva-aktiva. Manajer pusat investasi bertanggungjawab bukan hanya atas laba,

tetapi bertanggungjawab atas hubungan antara laba dengan jumlah yang

diinvestasikan pada aktiva dalam pusat investasi. Kebijaksanaan investasi

merupakan kebijaksanaan investasi jangka panjang. Oleh karena itu,

kebijkasanaan untuk melakukan investasi biasanya datang dari manajemen

tingkat atas dan langsung berada dibawah pengawasan tingkat atas tersebut.

Pada PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan

Sumatera Utara, Aceh dan Riau (PIKITRING SUAR), usulan anggaran

(43)

masing-masing satuan adminitrasi. Tiap-tiap proyek disusun berdasarkan

sasaran fungsional, yang berarti bahwa proyek tersebut harus dapat

berfungsi segera setelah selesai yang berarti bahwa proyek tersebut harus

dapat berfungsi segera setelah selesai dilaksanakan. Untuk membatasi jumlah

proyek pada usulan anggaran investasi pengusaha yang diajukan, disusun

dengan satu anggaran gabungan adminitrasi, yaitu:

1. Sambungan-sambungan baru dan perubahan daya yang masing-masing

biaya investasinya kurang dari satu juta rupiah.

2. Pengadaan kendaraan bermotor dan alat-alat mobil.

3. Pengadaan perlengkapan umum.

Anggaran investasi untuk PT. PLN (Persero) Proyek Induk

Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau (PIKITRING

SUAR) tidak langsung secara otomatis dapat diterbitkan oleh direksi

walaupun pemerintah telah mensyahkan annggaran tersebut. Surat Kuasa

(SKI) baru dapat diterbitkan setelah dana untuk keperluan betul-betul telah

tersedia.

Bagian-bagian yang telah terlihat dalam pusat investasi adalah seksi

anggaran konstruksi. Sedangkan seksi anggaran perusahaan, perusahaan

menyusun rencana anggaran operasi dan usulan anggaran investasi

(44)

tersebut membuat laporan berkala kepada bagian anggran. Biaya anggran

tersebut berada dibawah naungan deputi pimpinan bagian keuangan.

Seorang manajer pusat biaya terutama bertanggungjawab atas

produksi suatu barang atau jasa. Oleh karena perusahaan ini bergerak dalam

bidang pembangkitan, pendistribusian, dan pengusahaan tenaga listrik, maka

manajer pusat biaya hanya bertanggungjawab pada biaya pengeluaran untuk

kegiatan operasi perusahaan dan tidak bertanggungjawab atas pendapatan

dan investasi.

Bidang-bidang yang termasuk pusat biaya dalam perusahaan ini

adalah:

1. Bidang Pengusahaan, yang bertanggungjawab pada bagian teknis.

Bagian terdiri dari:

a. Bagian pemasaran

b. Bagian perbekalan pengusahaan

c. Bagian fasilitas teknis, yang mencangkup telekomunikasi dan

teleinformasi

2. Bidang SDM dan adminitrasi

(45)

Pembagian biaya operasi berdasarkan jenis atau objek pengeluran

biaya tersebut adalah biaya yang dikeluarkan atau terjadi untuk

keperluan-keperluan berikut, yaitu:

A. Biaya pembelian tenaga listrik

Biaya ini merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan

untuk pembelian tenaga listrik dari pihak ketiga. Anggran biaya ini

direncanakan berdasarkan jumlah Kwh yang akan dibeli dengan tingkat

harga atau tarif per Kwh tertentu. Biaya pembelian tenaga listrik ini terjadi

pada bidang pengusahaan dan disusun oleh bagian anggaran operasi seperti:

1. Pembelian

2. Dari pihak ketiga

3. Sewa diesel

B. Biaya bahan bakar dan minyak pelumas

Biaya ini adalah pengeluaran yang dilakakukan oleh perusahaan

untuk pengadaan bahan bakar bagi keperluan operasi, baik untuk persediaan

maupun untuk pemakaian langsung, termasuk juga biaya pengangkutan dari

gudang ke tempat penjual, sampai gudang PLN yang terjadi pada kegiatan

operasi perusahaan. Besarnya anggaran direncanakan berdasarkan kebutuhan

baik untuk pemakaian maupun untuk persediaan. Adapun termasuk kedalam

(46)

2. Gas alam

3. Batu bara

4. Panas bumi

5. Penggunaan arus air PEMDA setempat

C. Biaya pemeliharaan

Biaya ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

untuk keperluan pemeliharaan mesin-mesin pembangkit, kendaraan bermotor,

pemakaian material pemeliharaan, serta seluruh pekerjaan–pekerjaan yang

dilaksanakan oleh pihak ketiga (jasa borongan) yang terjadi pada satuan

adminitrasi, yaitu:

1. Material (fungsi pembangkit sampai distribusi)

a. Pembangkit PLTA

b. Pembangkit PLTU

c. Pembangkit PLTD

d. Pembangkit PLTGU

e. Sistem transmisi

f. Sistem teleinformasi data

(47)

2. Jasa borongan (fungsi tata usaha langganan sampai dengan

pendidikan latihan)

a. Tata usaha langganan

b. Tata usaha

c. Gudang dan persediaan

d. Bengkel

e. Laboratorium

f. Jasa teknik

g. Wisma dan perumnas

h. Telekomunikasi

i. Rupa jasa umum

D. Biaya pegawai

Seluruh biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk keperluan

pegawai baik untuk pegawai tetap maupun pegawai harian yang terjadi

dalam bidang kepegawaian dan adminitrasi. Anggaran biaya pegawai ini

disusun berdasarkan keadaan masa lalu disertai dengan

(48)

2. Upah

3. Beban pajak

4. Tunjangan jabatan

5. Tunjangan operasional

6. Uang lembur

7. Biaya pegawai lainnya:

a. Cuti tahunan dan cuti lembur

b. Biaya peserta latihan

c. Perawatan kesehatan

d. Rupa-rupa pegawai

e. Uang makan lembur

f. Biaya diklat

g. Asuransi

E. Biaya umum dan adminitrasi

Biaya ini meliputi biaya-biaya untuk keperluan yang terjadi di kantor

PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara,

(49)

1. Honorium dan biaya

2. Pemakaian perkakas dan perlengkapan

3. Biaya pengolahan data dan penagihan

4. Rupa-rupa biaya dan servis kecil

5. Hansip dan keamanan

6. Konsumsi

7. Perjalanan dinas

8. Pos telegram dan telepon

9. Sewa gedung atau tanah

10. Alat keperluan kantor

11. Barang cetakan

12. Biaya bank

13. Rupa-rupa pajak

14. Iuran, abodemen, iklan

15. Lain-lain

(50)

Penyusutan aktiva tetap dihitung berdasarkan manfaat aktiva tetap

yang bersangkutan yang digunakan pada PT. PLN (Persero) Proyek Induk

Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau (PIKITRING

SUAR). Biaya-biaya yang tergolong dalam biaya penyusutan ini adalah:

1. Bangunan fasilitas tenaga listrik

2. Alat fasilitas tenaga listrik

3. Peralatan

4. Kendaraan

5. Amortisasi biaya survey yang ditangguhkan

6. Amortisasi biaya pemeliharaan yang ditangguhkan

7. Lain-lain yang ditangguhkan

G. Biaya lain-lain

Biaya-biaya yang harus di perhitungkan selain biaya diatas

digolongkan sebagai biaya lain-lain. Hasil yang diperoleh diluar operasi

digolongkan kedalam perkiraan-perkiraan hasil lain-lain. Pada perhitungan

laba-rugi perusahaan, kedua perkiraan ini digabung menjadi biaya dan hasil

diluar operasi yang merupakan pengurangan atau penambahan laba-rugi

operasi. Biaya-biaya ini teridri dari:

(51)

2. Biaya

3. Bunga pinjaman

4. Subsidi pemerintah

5. Laba-rugi akibat selisih kurs

3.3 Analisa dan Evaluasi Terhadap Laporan Pusat Pertanggungjawaban pada Perusahaan

Pada hakekatnya laporan akuntansi pertanggungjawaban menyajikan

informasi untuk pengawasan manajemen yang terdiri dari seperangkat

laporan yang saling berhubungan yang disediakan oleh para manajer di

berbagai pusat pertanggungjawaban didalam suatu perusahaan. Laporan ini

bersifat informasi pertanggungjawaban ke arah tingkatan manajerial yang

lebih tinggi.

Dengan demikian pada setiap tingkatan manajerial, tingkatan

manajerial yang lebih tinggi akan menerima laporan pertanggungjawaban

dari tingkatan manajerial yang lebih rendah. Sesuai dengan prinsip laporan

yang baik, maka semakin ringkas laporan yang harus disampaikan.

Demikian halnya pada perusahaan ini, laporan akuntansi

pertanggungjawaban masing-masing deputi yang terdapat pada perusahaan ini

(52)

Bagian ini menerima laporan pertanggungjawaban dari seksi yang

berada dibawah tanggungjawabnya, yaitu:

1. Seksi pengendalian operasi dan pemeliharaan pembangkitan

2. Seksi pengendalian operasi dan pemeliharaan penyaluran

3. Seksi bengkel

Masing-masing seksi menerima laporan pertanggungjawaban dari setiap

urusan sebagai pelaksana anggaran yang berada dibawah seksi tersebut.

B. Bagian perencanaan perusahaan

Bagian ini menerima laporan pertanggungjawaban dari seksi-seksi yang

berada dibawahnya, yaitu:

1. Seksi perencanaan umum

2. Seksi perencanaan sistem

3. Sistem perencanaan operasi dan pemeliharaan jaringan

Masing-masing seksi menerima laporan pertanggungjawaban dari

bawahannya sebagai pelaksana anggaran.

C. Bagian operasi

Bagian ini menerima laporan pertanggungjawaban dari seksi-seksi yang

berada dibawahnya, yaitu:

(53)

2. Seksi penertiban

3. Seksi laboratorium

Masing-masing seksi menerima laporan pertanggungjawaban dari

bawahannya yaitu urusan-urusan sebagai pelaksana anggaran.

D. Bagian pemasaran

Bagian ini menerima laporan pertanggungjawaban dari seksi-seksi yang

berada dibawahnya, yaitu:

1. Seksi survey

2. Seksi akuisisi

Masing-masing seksi menerima laporan pertanggungjawaban dari

bawahannya.

E. Bagian perbekalan pengusahaan

Bagian ini menerima laporan pertanggungjawaban dari seksi-seksi yang

berada dibawahnya, yaitu:

1. Seksi tata usaha perbekalan pengusahaan

2. Seksi gudang pengusahaan

(54)

Masing-masing seksi menerima laporan pertanggungjawaban dari

bawahannya yaitu urusan-urusan sebagai pelaksana anggaran.

F. Bagian pembinaan pengusahaan

Bagian ini menerima laporan pertanggungjawaban dari seksi-seksi yang

berada dibawahnya, yaitu:

1. Seksi pengumpulan data dan statistic

2. Seksi dan evaluas i pembangkitan dan penyaluran

3. Seksi analisa dan evaluasi jaringan distribusi

4. Seksi analisa dan evaluasi pemasaran

Masing-masing seksi menerima laporan pertanggungjawaban dari

bawahannya. Dalam laporan tersebut akan dilaporkan sampai sejauh

mana realisasi pelaksanaan investasi yang dianggarkan.

Pada perusahaan ini, laporan-laporan pertanggungjawaban terdiri dari:

1. Laporan Bulanan

Laporan bulanan ini menggambarkan perbandingan antara realisasi

dengan yang telah ditetapkan dalam anggaran dari masing-masing deputi

atau seksi yang telah melaksanakan anggran dalam kegiatan operasinya.

Laporan ini sekaligus juga berfungsi untuk dapat membandingkan kemajuan,

perkembangan dan efisiensi yang diharapkan dan dianggap sangat berguna

(55)

Laporan dan evaluasi biaya operasi ini menunjukkan perbandingan

biaya-biaya yang dianggarkan dengan biaya-biaya actual selama bulan yang

dilaporkan oleh setiap deputi atau seksi yang menerapkannya. Dalam

laporan ini akan dianalisa penyimpangan yang terjadi dari standard yang

telah ditetapkan. Adapun laporan relasasi biaya ini terdir dari:

a. Biaya pembelian tenaga listrik

b. Biaya pembelian bahan bakar dan minyak pelumas

c. Biaya pemeliharaan

d. Biaya pemeliharaan pegawai

e. Biaya umum dan adminitrasi

f. Biaya penyusutan

g. Biaya lain-lain

Laporan prestasi perhitungan laba-rugi dan neraca menggambarkan

informasi dan data penghasilan dan biaya serta pengeluaran selama sebulan

yang dilaporkan. Laporan bulanan yang disajikan oleh setiap departemen

atau seksi sebagai pelaksana anggaran ini belum menunjukkan prestasi

secara keseluruhan selama satu periode anggaran.

(56)

Laporn ini dilaporkan setiap triwulan dengan mengkapitulasikan

laporan bulanan, untuk melihat sampai sejauh mana prestasi yang telah

dicapai dan penyimpangan yang mugkin terjadi. Dari hasil laporan triwulan

ini akan diadakan evaluasi dan analisa atas prestasi yang telah dicapai

perusahaan dan kemudian dibandingkan dengan anggaran yang telah

ditetapkan.

3. Laporan Tahunan

Setelah periode anggaran berakhir, maka manajemen perusahaan

segera mempersiapkan dan menyajikan laporan lengkap yaitu laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan kerja dari semua deputi atau seksi dan

didukung dengan laporan-laporan pembantu. Penyajian laporan ini adalah

cara mengkapitulasikan laporan pembukuan (triwulan) dan disusun menjadi

(57)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera

Utara, Aceh dan Riau (PIKITRING SUAR) hanya berkonsentrasi pada

distribusi dan penjualan tenaga listrik. Sementara fungsi-fungsi

pembangkitan dan penyaluran dikelola oleh PT. PLN (Persero) Proyek

Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau

(PIKITRING SUAR). Pemisahan ini berdasarkan pada Surat Keputusan

No. 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996.

2. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) PIKITRING

SUAR adalah sistem garis lurus staf (staff line) yaitu aliran perintah

dan pengawasan datang dari pemimpin tertinggi yaitu general manager

dan selanjutnya mengalir ke bawah yaitu deputi manajer masing-masing

bagian yang masing-masing membawahi beberapa orang staff yang

berfungsi sebagai orang yang ahli dalam bidang tertentu dan dapat

memberi pendapat kepada bidangnya kepada kepala cabang.

(58)

tingkat manajemen yang paling rendah sebagai pelaksana anggaran

hingga tingkat manajemen yang paling tinggi. Laporan seperti ini dapat

dikatakan telah mencerminkan suatu sistem laporan yang baik dan

bermanfaat dalam meberikan informasi yang berguna bagi perencanaan

dan pengambilan keputusan.

4. Penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban selain didukung oleh

struktur yang baik, juga adanya sistem adminitrasi dan sistem

dokumentasi yang memadai. Dalam hal ini, perusahaan telah menerapkan

sistem adminitrasi dan pembukuan yang baik.

5. Laporan pelaksana kerja disajikan oleh departemen, segmen dari

departemen yang kegiatan berada dibawah pengawasan dan wewenang

seorang manajer yang bertanggungjawab. Untuk setiap unit organisasi

laporan pelaksana kerjanya disajiikan, diidentifikasikan sebagai suatu

pusat pertanggungjawaban.

4.2 Saran

Dari kesimpulan diatas penulis mencoba memberikan sumbangan

pemikiran atau saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan

perusahaan dalam pengambilan keputusan atau dijadikan sebagai bahan

pertimbangan di masa yang akan datang. Adapun saran yang diberikan

(59)

1. Disarankan agar PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan

Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau (PIKITRING SUAR)

menggunakan istilah beban berbeda dengan istilah biaya.

2. Sistem pelaporan pertanggungjawaban pada perusahaan ini kepada

atasannya dapat dilakukan sangat baik dan sistem yang dimulai dari

tingkatan manajemen yang paling rendah meningkat terus hingga tingkat

yang paling tinggi. Hanya saja perlu untuk tetap memperhatikan

prinsip-prinsip dasar penyajian laporan memberikan hasil yang maksimal baik

bagi pihak yang menyajikan laporan maupun pihak yang menerima

laporan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa penyajian laporan yang

baik dapat digunakan sebagai suatu alat untuk mengambil langkah

kebijaksanaan yang tepat dapat memacu pertumbuhan perusahaan.

3. Sistem pertanggungjawaban yang ada ditubuh PT. PLN harus berfungsi

seefektif mungkin, dan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada

dengan segera.

4. Penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR

melibatkan beberapa bagian yaitu bagian MSAK, bagian Keuangan, dan bagian

Akuntansi harus memperhatikan aliran dana yang ada di tubuh PT. PLN

untuk menghindari terjadinya penyelewengan terhadap kas karena adalah

(60)

Gambar

Tabel 1.1  Jadwal  Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Jika melakukan klik pada tab GlassFish V2 pada panel Output panel pada bagian bawah jendela NetBeans, akan terlihat hasil dari

tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam acara variety show Running Man 《奔跑吧兄弟》.. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pertama : Nama-nama dan Nomor Ujian yang tercantum pada lampiran Surat Keputusan ini dinyatakan diterima sebagai Calon Mahasiswa Baru Program Studi Ilmu

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dosis yang berbeda menggunakan minyak cengkeh dan lama waktu perendaman terhadap kelangsungan hidup ikan Kepaet1. Hasil

Alat kontrol maupun instrumen tersebut bermacam–macam bentuk dan fungsinya, salah satunya adalah alat pengukur berat dari truk pengangkut latex (bahan baku untuk membuat sarung

Berdasarkan data kuisioner yang diperoleh dari petani pada saat pengambilan sampel tanah pada pola tanam padi- semangka, pada musim tanam padi petani melakukan

Hasil penelitian ini menjelaskan Organisasi MPC Pemuda Pancasila Simalungun terdapat berbagai pendapat masyarakat yang bekerja di berbagai bidang sekitar sekretariat kantor

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (X) sebagai variabel independen dan good corporate governance dengan indikatornya kepemilikan manajerial (KM) sebagai