rJcn
... セnオゥッmi@
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Oaya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Jakarta, 2013
610.69
610.69 Ind p
Katalog Dalam Terbitan . Kementerian Kesehatan RI
Indonesia Kementerian Kesehatan R I Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Peningkatan dan Pengembangan SOM Kesehatan dalam persiapan pelaksanaan JKN.- Jakarta . Kementerlan Kesehalan RI 2013
ISBN 978-602-235-411-6
rJcn
---Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Oaya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Jakarta, 2013
610.69
Sambutan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, karena seizin-Nyalah buku ini dapat diselesaikan menjelang dilaksanakan-nya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Buku ini berjudul "Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan dalam Persiapan Pelaksanaan JKN", yang memberikan gambaran ketersediaan sumber daya manusia dalam menghadapi pelaksanan JKN. Seperti kita ketahui bersama bahwa semua upaya kesehatan, 80% dipengaruhi dengan keadaan SDMnya. Jadi selain dibutuhkan pembangunan dan pengadaan sarana prasarana, dibutuhkan juga SDM kesehatan yang perlu ditingkatkan, kalau tidak pelayanan kesehatan akan buruk.
Manajemen SDM tidak saja penempatan dan pendidikan, tetapi didalamnya juga termasuk peningkatan mutu, retensi, pengembangan dan pemberdayaan. Pelaksanaan JKN sudah diprediksi merubah cara kerja dan kebutuhan tenaga kesehatan . Buku ini akan memberikan gambaran apa yang dilakukan Badan PPSDM Kesehatan dalam mempersiapkan pelaksanaan JKN, mulai dari perencanaan, hingga pengendalian mutu dan pengembangan SDM .
Mudah-mudahan, buku ini dapat dijadikan salah satu referensi yang bermanfaat bagi para pengambil kebijakan dan seluruh
stakeholder
yang turut serta mensukseskan terselenggarannya Jaminan Kesehatan Nasional.Jakarta, 16 Oktober 2013
Kepala Badan PPSDM Kesehatan
d . Untung Suseno Sutarjo, M .Kes IP . 195810171984031004
--
DAFTARISI
BAB PENDAHULUAN 1
A. LATARBELAKANG 1
B. KONDISI UMUM 2
C. POTENSI DAN PERMASALAHAN SDM KESEHATAN 3 D. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERSIAPAN 3
PELAKSANAAN JKN
BAB II PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN 4
A. PENGUATAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM 4 KESEHATAN
B. PERENCANAAN KEBUTUHAN 6
-
C. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DALAM 10PERSIAPAN PELAKSANAAN JKN
D. KEKURANGAN DAN KETERSEDIAAN DOKTER, PERAWAT 28 DAN BIDAN DI PUSKESMAS
BAB III PEMENUHAN DAN DISTRIBUSI SDM KESEHATAN 32
A. PENDAYAGUNAAN 32
B. PENUGASAN KHUSUS RESIDEN 36
C. PENUGASAN KHUSUS D-III KESEHATAN 38
D. PENGANGKATAN DOKTER SPESIAUS/DOKTER GIGI
SPESIALIS/ DOKTER DAN DOKTER GIGI PTT KEMENTERIAN 39 KESEHATAN
E. PENGANGKATAN BIDAN SEBAGAI PTT KEMENTERIAN 41 KESEHATAN
r
Jell
Pefiln 8PPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JKN III
---BAB IV PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN MUTU SDM 42
KESEHATAN
A. PENINGKATAN MUTU 5DM KE5EHATAN MELAlUl 42
PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
1. Program Bantua" Pendidikan oakter Spesialis/Dokter 42
Gigi Spesialis
2. Program Tugas Belajar SDM Kesehatan 50
3. CPO untuk Dokter lavana" Primer dalam mendukung 52
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
B. PROGRAM INTERN51P DOKTER INDONE51A (PIDI) 56
C. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KE5EHATAN 58
1. Penyelengaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga 58 Kesehatan
2. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan 62
dalam rangka Jaminan Kesehatan Nasional
D. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR 68
1. Perencanaan Pelatihan
69
2. Pelaksanaan
3. Quality Kontrol 69
4. Pelatihan Aparatur dalam rangka Persiapan 73
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWA5AN MUTU 5DM KE5EHATAN 77
BAB VI PERAN lINTA5 5EKTOR 85
A. PERAN lINTAS 5EKTOR YANG DIHARAPKAN DARI 85
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
B. PERAN lINTAS 5EKTOR YANG DIHARAPKAN DARI 87
KEMENTERIAN KEUANGAN
BAB VII PENUTUP 88
DAFTAR 51NGKATAN
セ
Y@
-I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan upaya pemerintah untuk memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh rakyat Indonesia, pada Tahun 2004, dikeluarkan Undang-Undang No . 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk di antaranya adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) .
Sistem Jaminan Sosial Nasional bidang kesehatan kemudian disebut Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014, yang secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan luran (PBI), Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).
Mendukung pelaksanaan tersebut, Kemenkes selaku pemerintah yang bertanggung jawab dalam kesehatan berkewajiban menyiapkan sarana dan prasarana termasuk SDM Kesehatan yang akan bertugas, disamping itu harus menyiapkan NSPK.
Berbagai upaya dilakukan untuk peningkatan dan pengembangan SDM Kesehatan dalam persiapan pelaksanaan SJSN, antara lain melalui : 1) Perencanaan kebutuhan Nakes; 2) Pemenuhan dan distribusi Nakes; 3) Peningkatan Mutu kualitas Nakes ; dan 4) Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan.
B. KONOISI UMUM
Menurut data yang terkumpul sampai dengan 10 Oktober 2013, masih adanya Puskesmas yang tidak ada dokternya, dari 9.599 Puskesmas terdapat 1.327 (13,82%), sama hal nya di RS jika dilihat dari standar kebutuhan tenaga masih kurang, tapi di lain pihak ada puskesmas dan Rs yang tenaga kesehatan melebih standar.
Dalam pembangunan kesehatan, sDM Kesehatan merupakan salah satu isu utama yang mendapat perhatian terutama yang terkait dengan , jumlah, jenis dan distribusi, selain itu juga terkait dengan pembagian kewenangan dalam pengaturan sDM Kesehatan (PP No. 38 Tahun 2007 dan PP No. 41 Tahun 2007 ). Oleh karena itu, diperlukan penanganan lebih seksama yang didukung dengan regulasi yang memadai dan pengaturan insentif,
reward-punishment,
dan sistem pengembangan karier. Kompetensi tenaga kesehatan belum terstandarisasi dengan baik.Sa at ini baru ada satu standar kompetensi untuk dokter umum dan dokter gigi serta deskripsi pekerjaan tenaga kesehatan lainnya belum jelas. Kerangka hukum dalam pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia, terutama dalam hal sertifikasi dan akreditasi di Indonesia perlu diperkuat, dalam kaitan dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Dosen . Perekrutan tenaga kesehatan oleh daerah
rendah karena keterbatasan formasi dan dana.
-C. POTENSI DAN PERMASALAHAN SDM KESEHATAN
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat namun kebutuhan dan pemerataan distribusinya belum terpenuhi, utamanya di DTPK. Kualitas tenaga kesehatan juga masih rendah, pengembangan karier belum berjalan, sistem penghargaan, dan sanksi belum sebagaimana mestinya.
Masalah kurangnya tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis dan distribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, di sam ping itu juga menimbulkan permasalahan pada rujukan dan penanganan pasien untuk kasus tertentu.
D. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERSIAPAN
PELAKSANAAN JKN
1. Keseragaman data tenaga kesehatan yang tersebar di Indonesia terutama di fasilitas pelayanan primer.
2. Pemerataan Tenaga kesehatan terutama di pelayanan primer
3. Pemahaman Tenaga kesehatan tentang prinsip pelaksanaan JKN terutama dalam pelayanan primer
4. Kesepakatan sistem pelayanan primer dalam program JKN
5. Kerjasama lintas sektor dan lintas organisasi profesi serta universitas dalam membuat NSPK pelayanan kesehatan
II. PERENCANAAN KEBUTUHAN
SDM KESEHATAN
A. PENGUATAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
Pereneanaan kebutuhan SDM Kesehatan menjadi salah satu fokus utama pada pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan guna menjamin ketersediaan, pendistribusian, dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan.
4
Mengaeu pad a Reneana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan dan Reneana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014, bahwa pemenuhan seluruh kebutuhan SDM Kesehatan bagi pembangunan kesehatan harus sudah tereapai pada tahun 2025, termasuk kebutuhan tenaga kesehatan strategis untuk Daerah Tertinggal, Terpeneil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Hal ini menjadi dasar perlunya penguatan pereneanaan SDM Kesehatan.
Dengan demikian, pereneanaan kebutuhan SDM Kesehatan diharapkan dapat memberikan gambaran perkiraan kebutuhan SDM kesehatan saat ini dan proyeksi di masa yang akan datang, agar dapat
sDM kesehatan ditempatkan dan didistribusikan sesuai sesuai dengan kebutuhan. Penguatan pereneanaan dilakukan bertujuan untuk memperoleh pereneanaan kebutuhan sDM kesehatan di setiap unit organisasi dan di setiap tingkat wilayah propinsi/kabupaten/kota yang sesuai dengan kebutuhan program pelayanan kesehatan atau upaya pelayanan yang dilaksanakan.
Pereneanaan sDM Kesehatan tentunya tidak terlepas dari dukungan data dan informasi sDM Kesehatan. Pengembangan untuk meningkatkan mutu pereneanaan sDM kesehatan telah dirilis dengan ditetapkannya kepmenkes No. 81 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Pereneanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sa kit.
Kendala yang ditemukan dalam perencanan kebutuhan SDM Kesehatan, diantaranya :
1. Dalam penyusunan rencana SDM kesehatan belum memperhitungkan kebutuhan untuk melaksanakan program pelayanan yang harus dilakukan . Beban kerja dalam program pelayanan menjadi sangat penting untuk dihitung sehingga dapat ditetapkan kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan programManajemen/kerja sam a dalam perencanaan SDM kesehatan belum optimal.
2. Informasi mempunyai peran yang am at penting dalam menyusun suatu perencanaan SDM kesehatan yang baik Sulitnya memperoleh data tenaga kesehatan yang bekerja di sektor swasta. Belum ada mekanisme pengumpulan data yang terkoordinir dan terintegrasi.
Perencanaan SDM kesehatan be/um digunakan untuk pengambi/an keputusan di da/am proses pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan.
Dalam rangka penguatan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan , sejak Tahun 2010 telah dilakukan berbagai upaya seperti :
1. Fasilitasi Kabupaten/Kota untuk menyusun dokumen perencanaan kebutuhan kabupaten/kota
2. Penyusunan Pet a Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Indonesia
Target sampai dengan Tahun 2014, kabupaten/kota yang difasilitasi untuk menyusun dokumen perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan sebanyak 250 kabupaten/kota .
Sampai dengan Tahun 2013 ini telah difasilitasi 200 kabupaten/kota dari 33 provinsi. Hasil fasilitasi terlihat pada tabel 3.1 :
NO
1.
2. 3.
[image:14.426.16.417.13.511.2]4.
TABEL2.1
KABUPATEN!KOTA YANG DIFASILITASI UNTUK MENYUSUN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
TAHUN JUMlAH SASAR DQKUMEN HASIL
AN PRO KAB/ VINSI KOlA
2010 10 SO SDKI Dokumen Perhitungan Kebutuhan Kepeg SDM Kesehatan berdasarkan WISN
Dinkes (nap KabjKota menghasilkan output
Prov/ perhitungan WISN untuk 1 puskesmas
Kabl dl wilayahnya,
Kota
2011 10 SO Dokumen Perencanaan Kebutuhan 2012 10 36 SDM Kesehatan Kab/Kota
2013 10 70
Selain melakukan fasilitas i, upaya penguatan pereneanaan SDM Kesehatan adalah melakukan penyusunan peta kebutuhan SDM Kesehatan di Indonesia te lah dilakukan sejak Tahun 2010. Kebutuhan SDM Kesehatan meliputi fasilitas pelayanan kesehatan seperti di Rumah Sakit dan Puskesmas. Dari hasil pemetaan dapat diketahui gambaran kebutuhan SDM Kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas.
B. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
Hasil pemetaan kebutuhan SDM Kesehatan pada tahun 2013 tertuang dalam Dokumen Reneana Kebutuhan SDM Kesehatan Tahun 2013. Dokumen ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi yang diperlukan bagi para pemangku ke pentingan yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk membuat perkiraan kebutuhan formasi pemenuhan SDM Kesehatan melalui PNS, PIT, dan lainnya, reneana distribusi SDM Kesehatan, reneana penyesuaian kapasitas produksi tenaga kesehatan dan lainnya, termasuk peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan, serta pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan.
1. Dalam menyusun rencana kebutuhan SDM Kesehatan tidak terlepas dari input data dan informasi. Adapun data yang digunakan dalam menyusun dokumen rencana kebutuhan SDM Kesehatan Tahun 2013, adalah :Data proyeksi laju pertumbuhan penduduk bersumber dari Sensus Penduduk 2010, Badan Pusat Statistik.
2. Data rasio keadaan tenaga medis (dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis) per 100.000 penduduk bersumber dari Konsil Kedokteran Indonesia, Desember Tahun 2012.
3. Data jumlah Rumah Sakit (RS kelas A/B/C/D/NK) dan tenaga kesehatan di Rumah sa kit bersumber dari Ditjen Bina Upaya Kesehatan, SIRS On line per Januari 2013.
4. Data jumlah Puskesmas (Perawatan/ Non Perawatan) dan tenaga kesehatan di Puskesmas bersumber dari Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan per Januari 2013.
5. Data bidan desa bersumber dari Data KIA 33 Provinsi Tahun 2011 pada DirektoratJenderal Gizi dan KIA, Kementerian Kesehatan. 6. Rekapitulasi Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Primer PT.
Aske s (PERSERO) berdasarkan Kab/ Kota Tahun 2012.
Ruang lingkup dan batasan dokumen rencana kebutuhan SDM Kesehatan Tahun 2013, adalah :
1. Rencana kebutuhan SDM Kesehatan disusun berdasarkan :
a. Rasio per 100.000 penduduk
b. Standar ketenagaan di RS dan Puskesmas
c. Standar ketenagaan berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Kesehatan.
2. Jenis SDM Kesehatan yang disusun :
a. Di Puskesmas berdasarkan status kepegawaian (PNSj pnj kontrak), meliputi : Dokter umum, Dokter gigi, Perawat,
Perawat gigi, Bidan, Tenaga Teknis Kefarmasian, Sarjani Farmasi dan Apoteker, Kesehatan Masyarakat, Sanitarian, Tenaga gizi, Analis kesehatan, dan tenaga No.n kesehatan .
b. Di RS, meliputi : 1) Dokter Spesialis yang terdiri dari : Spesialis Anak, Obgyn, Penyakit Dalam, Bedah, Radiologi, Rehabilitasi Medis, Anastesi, Mata, THT, dan Dokter Spesialis Gigi; (2) Dokter Umum; (3) Perawat; (4) Bidan; (5) Farmasi
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdiri dari :
a. Puskesmas
b. RS pemerintah dan swasta yang sudah teregistrasi melalui SIRS On line Ditjen BUK,
Ada berbagai pendekatan dan metode dalam menghitung kebutuhan SDM Kesehatan, namun demikian dengan keterbatasan input data maka pendekatan yang dapat digunakan dalam menyusun kebutuhan SDM Kesehatan saati ni adalah :
1. Target Rasio tenaga kesehatan per 100.00 penduduk berdasarkan Kepmenkes No. 1202 Tahun2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat, dan Kabupatenj Kota Sehat.
2. Standar Ketenenagaan di RS berdasarkan Permenkes No . 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi RS.
3. Pola Ketenagaan Dalam Upaya Pelayanan Ke sehatan Wajib di Puskesmas (rancangan Tahun 2010)
4. Kepmenkes No. 1099 Tahun 2011 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.
Hasil pemetaan kebutuhan SDM Kesehatan Tahun 2013 menunjukkan bahwa :
1. Ditinj au dari ra sio kead aan SDM Kesehatan terhadap j umlahpenduduk Indonesia, untuk tenaga kesehatan dokter spesialis, dokter umum, bidan dan tenaga kesehatan masyarakat sudah sesuai target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014, sedangkan untuk jenis tenaga kesehatan dokter gigi dan perawat kemungkinan besar akan tercapai pada Tahun 2014. Jenis tenaga kesehatan lainnya yaitu apoteker, tenaga gizi dan sanitarian kemungkinan masih perlu ditingkatkan lagi capaiannya .
2. Gambaran keadaan tenaga kesehatan menunjukkan masih besarnya kesenjangan distribusi antar wilayah provinsi. Di tingkat daerah masalah ketidak seimbangan distribusi tenaga kesehatan juga terjadi antar Kabupaten dan antar fasilitas pelayanan kesehatan . Hal ini ditandai dengan masih ada sekitar 14,70% puskesmas yang t idak mempunyai dokter. Secara keseluruhan persentase puskesmas yang tidak memiliki tenaga kesehatan 1 dokter, 1 bid an, dan 1 perawat sesuai Standar Indikator Kinerja Utama Kementerian Kesehatan adalah 16,76%.
3. Ketidakseimbangan distribusi tenaga kesehatan juga ditunjukkan dari hasil perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan. Rumah sakit dan puskesmas sudah mengalami kelebihan semua jenis tenaga kesehatan, namun kenyataannya masih banyak diantara fasilitas pelayanan kesehatan tersebut juga mengalami kekurangan tenaga kesehatan .
4. Penggunaan metode perhitungan berdasarkan standar ketenagaan pada fasilitas pelayanan kesehatan bersifat terlalu umum sehingga hasil analisis kebutuhan jumlah tenaga yang diindikasikan dengan
oversupply atau undersupply tidak sepenuhnya sesuai dengan kond isi nyata di fa silitas pelayanan kesehatan.
C. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DALAM PERSIAPAN PELAKSANAAN JKN.
Tantangan Pembangunan Kesehatan pada saat ini 2010-2014 adalah : Pencapaian MDG Tahun 2015 dan Persiapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2014 untuk mencapa i deraj at kesehatan rakyat yang setinggi-tingginya .
Sebagai salah satu supply side dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, dokter merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting sebagai gate keeper dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.
Berdasarkan standar Indonesia Sehat, rasio dokter dengan jumah penduduk adalah 1 banding 2.500 orang (40 dokter untuk 100 ribu penduduk) . Jumlah dokter per September 2013 adalah 93.624 orang. Dokter di RS 21.707 orang dan di Puskesmas 7.507 orang. Sehingga dapat diasumsikan jumlah dokter di PPK 1 lainnya 54.410. Untuk melayani 111 j uta peserta JKN dibutuhkan 48.400 dokter. Dengan demikian menurut perhitungan dengan metode ratio jumlah dokter yang ada di layanan primer sudah mencukupi untuk melayani 121 juta peserta JKN .
Berdasarkan jumlah Rumah Sakit Umum Pemerintah kelas C dan D, jumlah dokter spesialis 4 dasar saat ini belum mencukupi standar kebutuhan SDM Kesehatan sesuai dengan Permenkes No . 340 Tahun 2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit, lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.2.
Pada Tabel 2.3 dapat dilihat keadaan atau kondi si dokter spesialis di RS Pemerintah Kelas C dan D bersarkan pemutakhiran data sampai dengan September 2013 :
Tabel2.2
JUMLAH DOKTER 4 SPESIALIS DASAR PADA RUMAH SAKIT
TAHUN2013 1. Rumah Sakit Umum Kelas A
Pemerintah
Pemda
TNI/Polri
Swasta
Jumlah :
Kepemlilkan/
Penyelenggara
Pemerintah
Pemda
TNI/Polri
Swasta
Jumlah:
Pemerintah
Pemda
TNI/Polri
Swasta
10 243 197 273 108
S 78 65 88 61
3 23 70 25 90
3 4 10 4 6
21 348 342 390 265
10 60 60 60 60
5 30 30 30 30
3 18 18 18 18
3 18 18 18 18
21 126 126 126 126
Sehslh SDM EklSlsttng dengan Jumlah SOM Sesual Stan dar
dr.Sp. dr. Sp dr. Sp. Penyakit dr.Sp.
Obsgyn Anak Dalam 8edah
137 213 48
5 48 35 58 31
3 S S2 7 72
3 -14 -8 -14 -12
264 139
Unluk S.klt Umum k・iセa@ Sund,r .luml.h Ookter Spe$I, lIs0bsrvn. AMk. Peny.ki l D,J,m,
din セィ@ ml$ll1I .... IIJI"I 6 セョャ@
2. Rumah Sa kit Umum Kelas B
Pemerintah
Pemda
TNI/Polrl BUMN SWCIIsta
Jumlah :
Kepemlhkan/ Penyelenggara
Pemerintah
Pemda
TNI/Polri
BUMN
5wasta
Jumlah:
4 39
134 396
18 34
6 14
93 640
255 1123
4 12
134 402
18 54
6 18
93 279
255 765
39 49 30
480 431 384
42 49 58
19 19 40
658 665 627
1238 1213 1139
12 12 12
402 402 402
54 54 54
18 18 18
279 279 279
765 765 765
Sehsih SDM E isistlng dengan Jum ah SDM Sesuai Stan at
dr.5p. dr. Sp dr. Sp. ""nyaklt dr.Sp.
Obqyn Anak Dalam Becloh
Pemerintah 37 18
Pemda 134 · 6 78 29 · 18
TNI/ Polri · 5 4
BUMN 6 ·4 1 1 22
Swasta 93 361 379 386 348
Jumlah: 255 358 473 448 374
kャAエiA セ ョ」ャャョ Z@
rJe"n
U!ltuk Rutrlllll s。セ H Q@Umum lCelas B Sundar Jumllh Dolcter SpHllni ObSllVTl . Mlk, Penyl klt 0.1 ... diln X・セィ@
Imllnl+muinl l 0 ""1
-3. Rumah Sakit Umum Kelas C
Pemerintah Pemda TNI/Polrl BUMN 5wasta Jumlah : Kepemlilkan/ Penyelenggara Pemerintah Pemda TNlj Polri BUMN Swasta Jumlah: Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah: 1 274 40 22 257 594 1 274 40 22 257 594 1 274 40 22 257 594 r..unncan 0 367 56 43 654 1120 2 548 80 44 514 1188 dr.5p. 0bscYn ·2 -181 -24 -1 140 -68
0 0
o
458 394 365
93 80 82
49 51 35
814 721 727
1414 1246 1209
2 2 2
548 548 548
80 80 80
44 44 44
514 514 514
1188 1188 1188
dr. Sp dr. Sp. p....,.kIt dr.5p.
Anak Dolom
--2 -2 -2
-90 -154 -183
13 0 2
5 7 -9
300 207 213
226 58 21
r
JcO
Untuk Aumah »ldt Umum 「iセ@ C Sbnda, Juml.tl PPォエセ@ SfM:wlll Obscvn . AMI!. PenyHll セlNュL@ dan セィ@ rnaItII-mHInIl On ..
4. Rumah Sakit Umum Kelas 0 Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah: Kepemilikan/ Penyelenggara Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah:
--
Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta --Jumlah:Ketl!l'3n iln:
•
1 0
126 75
73 64
11 11
318 473 529 623
1 1
126 126
73 73
11 11
318 318 529 529
"
•
dr.Sp.
Obsgyn
1 -1
126 -51
73 -9
,
11 0
318 155
-529 94
0 0
85 78
95 80
12 16
565 496
757 670
1 1
126 126
73 73
11 11
318 318
529 529
-..
•
dr.Sp dr. Sp. Penyakit
Anak Oalam
-1 -1
-41 I -48
22 7
1 5
247 178
228 141
UntLlk Ruman Sakll Umum Kells D Standar Juml .. h DDJrter sー・ウ ャ ゥエ ャ ウo「セョN@ Milk, Penyaktt Oalam. d"n Bf!odah maslnl-milslnll Or.llng
14 Peran 8PPSDM Kesehatan dalam Menghadapi JKN
0 81 77 9 502 669 1 126 73 11 318 529
.
. dr.sp. Bed.h -1 -45 4 -2 184 140r
Jet.
---5. Rumah Sakit Umum NonKelas Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah: Kepemihkan/ Penyelenggara Pemerintah Pemda TN I/Polrl 8UMN Swasta Jumtah: Pemerlntah Pemda 15 1 2 53 71 15 1 2 53 71
I
15TN t/Patri
-C=I
'
-BUMN 2
Swasta 53
Jumlah : 71
ャHヲエN・イNNLNセBGQ [@ 9 0 1 78 88 15 1 2 53 71 dr.Sp. Obsnn -6 -1 -1 25 17 12 0 0 86 98 15 1 2 53 71 dr. Sp Arulk -3 -1 -2 33 27
B 7
1 1
1 1
63 56
73 65
15 15
1 1
2 2
53 53
71 71
dengan Jumlah SOM Sesual Standar
I
,
I
dr. Sp. p・ョケ。ォセ@
"'m
-7
0
B
102
-dr.Sp. Bed ... -8 0 -1 3 -6Umv!r; !WINk Slldl Unt\lm iNセis@ D Sbo'ldlr .IIImlah Dokter Spesi.1h fJbsrvf> • Anal\, Penyaldt O"lm, IAn
セィ@ IMillII-INSllIIl セiii@
6. Rumah Sakit Umum Yang Kelas-nya Tidak Teridentifikasi Pemerintah Pemda TNI/Polrl BUMN $wasta Jumlah: Kepemihkan/ Penyelenggara 1 20 20 19 159 219
0 0 0
12 12 10
6 9 9
11 7 9
188 215 213
217 243 241
Jumlah SOM Sesuai Standar
*.Jp.
*.fp
*.fp. ...
CIIooaB
-
.,..
Pem erintah 1 1 1 1
Pemda 20 20 20 20
TNI/Polrl 20 20 20 20
BUMN 19 19 19 19
Swasta 159 159 159 159
Jumlah: 219 219 219 219
dr.sp. dr. Sp dr. Sp. Ponpldt
0bsIYn Anok DaIom
Pemerintah 1 ·1 · 1
I
· 1Pemda 20 ·8 · 8 ·10
セ@
r ",
-TNI/Polri ·14 · 11
-8UMN 19 ·8 · 12 ·10
G 9
L
-SW3sta 159 56 54
Jumlah: 219 ·2 24 22
Ii:eten"lllll :
uイイエオセ@ Ru ... SIolut Umum 11:.1" 0 s..ndar Juml.h OoIIt ... sァ・iセ Qウ@ 0bs&Yn . AN" Penv.kit D.I.m ,
Ibn 8ecbh ュオゥセMュャBョ」@ 1 On,.
,.
PUin BPPSOM Kesehata n dalam M enghadapl JKN-7. Rumah Sakit Khusus Kelas A
Pemerintah 15 53 40 20 42
Pemda 16 11 6 11 2
BUMN 2
o
o
o
o
Swasta 3 7 B 3 4
Jumlah: 36 71 54 34 48
l(etef1lnpn:
Untuk /lunah !Woklt KhuIUi, sセョ、NL@ Jumlllh Dokter セi@ denpn"tItS セォィオrュャョ@ lI.unwoh s.lut.16!1l1IP III'Iwk lINt Iftrtolbkdlrind セU。iG「ョ@ Nセョ、@ .. Juml,hSOM
8. Rumah Sakit Khusus Kelas B
Pemerintah 3 9 3 6 2
Pemda 22 21 19 21 5
BUMN 1 0 0 0 0
Swasta 16 117 166 40 28
Jumlah: 42 147 188 67 35
lCeuranpn
Untuic RulNh Slkit Khuws, SOlid", Ju ... " Dotter 5nWldetIpn Jenui KeknulUAn RUmlt! smt. セ@ ","wk _l1li blbk dlrmd b«dlliMbn
lundar JumIIoh SOM
9. Rumah Sakit Khusus Kelas C
Pemerintah
Pemda 11 4 7 8 6
BUMN 1
o
o
o
o
$wasta 144 343 483 105 125
Jumlah: 156 347 490 113 131
ャHセ エ エイQャョNョZ@
Untuk RUlnilh ィセャ エ@I(hUIII5, Sbllldar lu ml .. h Doktl'r iセオZャャ@ dl'nlan Il'nl. K .. kl>us"un Rumah Saldt, l.ehinga UMuk iUllnl tldak dlrlnd oodasa.bn SUndir luml .... SOM
10. Rumah Sakit Khusus Kelas 0
Pemerintan Pemda
BUMN 2 1 1 1 1
Swasta 36 28 43 19 15
Jumlah: 38 29 44 20 16
lCetl11lnc·n:
UnbJ k Rumall Saklt IChUiUS, Standar luml.h Dokl .. , sHua1 d<!ngan J .. nJs IC.ekllusuu,n Rum.h Saklt. HIII""iI u nl,,1e Mit Inl tldale dlrlnd 「ヲZッイ、ッセイ「ョ@
mndv l uml.h SOM
I.
Peran BPPSDM Kesehatan dalam M enghadapi JKN-11. Rumah Sakit Khusus Non Kelas
Pemda 2 2 2 0 0
TNIjPolri 1 1 3 0 0
BUMN 1 0 0 0 0
Swasta 37 85 120 30 39
Jumlah : 41 88 125 30 39
I ( " .... npn:
Unlut RulNh SakI{ Kl'IuIUI, sセョ、Nイ@ Jumt.h DoI<ter iftIUIJ denlan セョャウ@ iHヲォィオmャセョ@ R\llNh SaIot, seh'ncp untuk IoUllnl debt dlrtnd ber!blolrkln 'UlMar Jumlllh SDM
12. Rumah Sakit Khusus Kelas-nya Tidak Teridentitikasi
Pemda 12 4 4 2 1
TNI/Polrl 2 0 0 0 0
BUMN 3 0 0 0 0
Swasta 157 195 307 45 59
Jumlah: 174 199 311 47 60
Kl'tt..npn
UMuk RulNh S.kft KhuWs, StJndM Jumtlh 00Irt •• toe"",1 dMpll JfnlS bkhusuwon ItulNlh Sclkll..nlnpll untut sut Inl tldak dlrlnd
セmi「B@ stfnd.r ,kwnlah SCM
Tabel2.3
JUMLAH DOKTER 5 SPESIALIS PENUNJANG PADA RUMAH SAKIT
TAHUN 2013 1. Rumah Sakit Umum Kelas A
Pemerlntah 10 91 37 105 64
Pemda 5 38 24 44 22
TNI/Polri 3 24 10 21 12
Swasta 3 2
o
5o
Jumlah : 21 155 71 175 98
Jumlah SOM Sesual Standar
dr.Sp. dr. Sp dr.Sp dr.Sp.
Radio Rehab Anestesl Patoloci Kllnik
loci Medlk
Pemerintah 10 30 30 30 30
Pemda 5 15 15 15 15
TNI/Polri 3 9 9 9 9
Swasta 3 9 9 9 9
Jumlah : 21 63 63 63 63
Selislh SDM EklslstlOl den
dr.5p. dr. 5p dr.5p dr. 5p.
Rodlo
- -
Potololl KIln.loci Medlk
Pemerintah 10 61 7 75 34
Pemda 5 23 9 29 7
TNI/Polri 3 15 1 12 3
Swasta 3 -7 -9 -4 -9
Jumlah : 21 8 112 35
...
LlrlnA!lUnah セ@ Umum , . . " su .... JumWl DoIner S!>aIIIs JI.tdIoIDII, "' ... セ@ ... ,1151. I'atoloc! Din"cLolI
LNエッiッエiaョセBBBBMュBGャッNN@ ..
20 PI!r.m 8PPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JI(N
37 19 6
o
62
dr.5p.
Patologi
Anatoml
30 15 9 9 63
dr.5p.
PotoIoII
_ I
7 4 -3 -9
-1
-2. Rumah Sakit Umum Kelas B
Kepemilikan
/ Penye
lenggara
Pemerintah
Pemda
TNI/Polri BUMN
Swasta Jumlah:
Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN
Swasta
Jumlah:
Kftera,.,...n:
4
134 18
6 93
255
4
134
6 93 255
Medik esi Anatomi
8 8 8 8 8
268 268 268 268 268
36 36 36 36 36
12 12 12 12 12
186 186 186 186 186
510 510 510 510 510
Selisih SDM Ekisisting dengan Jumlah SDM Sesuai Standar
dr.5p. dr. 5p dr. Sp dr.Sp. dr.5p. Rodlo Rehab Aneste51 Patolotlt Klnlk Patolotlt
IotIt Medlk Anatoml
0 3
·74 ·193 ·11 -124 -206
-5 -26 1 -22 -3
6 -5 -1 -11 -10
85 -65 204 -97 -136
17 -287 204 -254 -380
Unwk Rumilh セォャエ@ Umum "'lil'" StiOndior Ju.mJ.ah Dokte. sーエゥセャャウ@ Ibd lolotl, I'len.D Medlk. Mestesl. Piltolocll(llnlk, dan Pat .... 1 ANtonIi m.slnc .... iItI .... 10n0 ..
3. Rumah Sakit Umum Kelas C
Kepemilikan/
Penye
lenggara
Pemerintah
Pemda
TNI/Polri
BUMN
Swasta
Jumlah:
1
274
40 22
257
594
logi
1
274
40
22
257
594
dr. Sp Rehab
M edik
1
274
40
22 257
594
dr.5p dr.Sp.
An est Patologi
esi Anatomi
1 1 1
274 274 274
40 40 40
22 22 22
257 257 257
594 594 594
Selislh SOM Ekisistlng dengan Jumlah SCM Sesuai Standar
dr.5p. dr. 5p dr.Sp dr. 5p. dr.Sp.
Radio Rehab Anes PatoIoci K1lnlk Palologl
10&1 Medlk lesl Anatomi
Pemerintah 1 ·1 · 1 · 1 · 1 · 1
Pemda 274 ·123 -244 ·95 ·153 · 247
TNI Polri 40 · 6 · 31 21 · 30 · 37
BUMN 22 6 · 16 10 · 13 · 18
Swasta 257 53 · 163 205 · 131 · 214
Jumlah: 594 · 71 -455 140 · 328 · 517
K\rtl!Bnpn:
Untuk Rumah Saki! Umum kセi。U@ C Standllf jオュャセQi@ Ookt .... sセャャQョャ@ セ、ャッャョァゥL@ R"hab Medllt, aョBBエセN@ PatolOCI kllnllt, dan PlllolC>lI Anataml masJl\I-mllsll\lll 0"'''1
Kepemilikan/
Penye
lenggara
Pemerintah Pemda
TNI/Polri
BUMN
Swasta Jumlah:
Pemerintah Pemda
tnv ⦅ pセ ャ イゥ@
BUMN
Swasta Jumlah : I(lItennpn :
1
126 73
11 3 18
529
1
dt
73 11 318529
IOli
1 1
126 126
73 73
11 11
318 318
529 529
dr.Sp. dr. Sp
Radio R .... b
....
Modi.-1 · 1
-104 -124
-52 -67
-5 -9
-86 -283
-248 -484
Ane,
tesi Anatomi
1 1 1
126 126 126
73 73 73
11 11 11
318 318 318
529 529 529
dr.Sp dr.Sp. dr.Sp.
Anes
-
....
Pltololl.os! Klinik Anltoml
-1 -1 -1
-92 -117 -123
-28
[
-67[
-73-6 -9 -11
Of
· 266I
-299-111 -460 -507
Untuk AUlMh セォj ャ@Umum 1(111 .. A S/JInd., Jumll" oッセャ・ヲ@ Spelllill RMlIQICCI, Rehab Mlldl., AIlI!SIIIII, PlioloclKllnlk, din PIIOIocIAMt:omi mMlni-lNIlln,l OnIlli
Peran BPPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JKN
]
5. Rumah 5akit Umum Non Kelas
Kepemlilkan/
Penye
lenggara
Pemda TNI/Polri
BUMN
Swasta
Jumlah:
Pemda
TNI/Polri
BUMN
Swasta
Jumlah:
15 1 2 53
71
15 1 2 53
71
10li Medik
15 15
1 1
2 2
53 53
71 71
dr.Sp. dr.Sp
Radio Rehab
Iogi Medlk
-13 -14
-1 -1
-2 -2
-25 -49
-41 -66
24 Peran BPPSDM Kesehatan dalam M enghadapi JKN
Anestesi
Anatomi
esi Anatomi
15 15 15
1 1 1
2 2 2
53 53 53
71 71 71
dr. Sp dr.Sp. dr.Sp.
Anestesl Potol<>cl Kllnlk Palol<>cl
Anatoml
-3 -12 -15
-1 -1 -1
-1 -2
-42 -52
6. Rumah Sakit Umum yang Kelas-nya Tidak Teridentifikasi I Kepemlhkan/ Penve lenggara Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah Pemerintah Swasta 1 20 20 19 159 219 1 20 20 19 159 1 20 20 19 159 219 dr.Sp.
-
...
-1 - 18 -18 ·15 -72 .sl1 1 1
20 20 20
20 20 20
19 19 19
159 159 159
219 219 219
dr.Sp dr.Sp dr.Sp.
Rohob Anestesl PotoloillClnll<
MedII<
[
· 1 ·1 · 1· 20 · 17 · 18
· 20
r
·14I
· 20· 19 ·15 ·18
I
·In
·18 · 127Anatomi 1 20 20 19 159 219 dr.sp. PotoIoiI
-
0 0 0 0 0jオュャ セ Nィ セ@ ____ セセ@219 __ セセセ@ ·124 __ セセセ@ · 193 ____ セセ@·65 ______ セセ@· 184 ____ L-__ セ@ 0 __ セ@
r
Jell
Peran BPPSDM Kesehatan dalam Menghadapi JKN 25---7. Rumah Sakit Khusus Kelas A
8. Rumah Sakit Khusus Kelas B
9. Rumah Sakit Khusus Kelas C
lCetenlnpn:
UnN. rセ@ S.kn 1Chus", sエセイ@ Juml .... OOIctllr wsua. dinpn .IetIlS ICH/lusUYn AuIMh セォaN@ Mhi"ll' un"_ NOM Inr tld.k diriftd セョエNセョ@
$tal'lCbr Jumlllh SDM
-27
10. Rumah Sakit Khusus Kelas 0
Jumlah SOM Eksisting Kepemilikan/
Penye lenggara
lum
lah
RS
logi
...
::
-.. .
Anatomi Patologi Anestesi Medik
I Pemda
Jumlah
K"'''''''',II'';
-
136 6
38 7
o
1o
o
2 18 1
o
2 19 1
o
UnwkRulIIlIh セォョ@ Kltusus, Stand .. , Jumlah Ooitte §BUild d"!IIliln Jenl$ lC",khusuun Rumah .sakll, Hh1lli&iI untuk $iIIi! Inl tld.k dlrllld benluarkiHl standu JUmlllh SOM
D. KEKURANGAN DAN KETERSEDIAAN DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN DI PUSKESMAS
1. KETERSEDIAAN DOKTER
lIl0"
Data Rifaskes Tahun 2011 menunjukan ketersediaan dokter di Puskesmas per provinsi sebagai berikut :
a. Masih ada Puskesmas yang ti dak mem iliki tenaga dokter
b. Sebagai n besar Puskesmas memilki 1 dokter
c. Sebagain besar Puskesmas di wilayah barat memiliki lebih dari 2 dokter per puskesmas.
Hal yang harus diantisipasi adalah distribusi tenaga dokter Pemenuhan kekuranga tenaga dokter telah diupayakan melalui penempatan Dokter PTT maupun pengangkatan Dokter PNS, sebagai gambaran persen Puskesmas menurut keberadaan per propinsi, dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 2.1
PERSEN PUSKESMAS
MENURUT KEBERADAAN DOKTER PER PROVINSI TAHUN 2011
"'"
... .
"'"
53.87(l"
"'"
""'
"'"
."'"
4 1.9"'"
.,
...
.2
28 Peran BPPSDM Kesehiltan dalam M enghadapi JKN
[image:36.427.23.422.11.574.2]-Grafik 2.2 dibawah ini, menunjukkan bahwa persebaran tenaga dokter di perkotaan dan di perdesaaan serta di Puskesmas biasa maupun Puskesmas dengan perawatan.
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
[image:37.428.3.407.14.594.2]0
Grafik 2.2
JUMLAH DOKTER MENURUT LOKASI DAN JENIS PUSKESMAS TAHUN 2011
2012 2064
Kola Desa Perawatan Non-Perawatan
2. KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN PERAWAT DAN BIDAN DI
PUSKESMAS
29
Berdasarkan data Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan tahun 2013 (Tabel 2.4 dan 2.5), menunjukkan masih terdapat kekurangan tenaga perawat dan bidan, yang dihitung menggunakan dua pendekatan yaitu:
a. Mengacu pada standar minimal kebutuhan di Puskesmas yaitu 6 perawat dan 4 bidan, maka diperkirakan masih terdapat kekurangan 9.505 perawat dan 5.484 bidan.
b. Mengacu pada standar kebutuhan puskesmas perawatan yaitu 11 perawat dan 6 bid an, serta puskesmas non perawatan yaitu 6 perawat dan 4 bidan, maka diperkirakan masih kekurangan 17.522 perawat dan 7.990
bidan.
r
i セ MZ[[G@TABEl2.4
KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT PADA PUSKESMAS
PROVINSI
1 NAD
2 Sumut
3 Sumbar
4 Rlau 5 Jambl 6 Sumsel
7 Bengkulu
8 Larnpung
9 Babel 10 Keprl
11 OKI Jakarta 12 Jabar
13 Jateng 14 DIY 15 Jatlm 16 Santen 17 Bali
18 NT8
19 NIT
20 Kalbar
21 Katteng 22 Kalsel
23 Kaltim 24 Sulut 25 Sulteng
26 Sulsel
27 Sultra
28 Gorontalo 29 Sui bar 30 Maluku 31 Maluku Utara
32 Papua Barat
33 Papua
INDONESIA k・エ・セョャゥj ョ [@ KEAOAAN 4.434 5.852 2.519 2.582 1.584 3.456 1.583 3.030 964 1.901 2.358 8 .386 7.151 855 10.062 1.693 1.079 2.569 2.746 5.647 2.527 2.739 2.537 1.852 3.556 4 .627 2.226 655 1.062 3.430 1.894 1.470 2.820 101.846 KEKURANGAN
(STAN DAR MINIMAL)
326 759 231 161 345 275 157 256 15 24 689 967 747 62 620 368 117 53 587 40 98 56 198 218 78 268 350 84 82 151 43 226 854 9.505
oKekural'llan perawat merwrut standar minimal: 6 perawat per puskesmas · ·Kekurangan perawa t menurut standar revitallsasl puske smas:
• Puskesmas non perawatan: 6 pera wat • Puskesmas perawata n: 11 perawat
603 1.117 452 272 492 597 255 501 29 81 1.389 1482 1.397 141 1.763 563 183 193 953 273 161 207 390 360 215 772 528 124 155 283 196 294 1.101 17.522
31
TABEL2.S
KEBUTUHAN TENAGA BIOAN PAOA PUSKESMAS
PROVINSI
1 NAD
2 Sumut
3 Sumbar
4 Riau 5 Jambi
6 Sumsel
7 Bengkulu
8 Lampung 9 Babel
10 Keprl
11 DKI Jakarta 12 Jabar
13 Jateng
14 DIY
15 Jatim
16 Sante"
17 Ball
18 NT8
19 NTT
20 Kalbar 21 Kalteng
22 Ka lsel
23 Kaltim 24 Sulut 25 Sulteng
26 Sulsel
27 Sultra
28 Gorontal0 29 Sulbar
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua Barat
33 Papua
INDONESIA !Ceteran,an: KEADAAN 7.048 9.819 3.762 2.963 2.065 3.603 2.018 2.766 617 801 986 9.653 12.616 771 11.109 2.213 1.319 1.631 2.131 1.830 1.480 2.257 1.479 1.025 1.849 3.773 1.378 453 738 950 801 504 1.329 97.737 KEKURANGAN iSTANDAR MINIMAL) 262 368 55 92 133 III 85 138 2 18 716 205 III 24 139 112 87 29 378 80 83 46 137 134 53 155 239 74 56 253 96 236 777 5.484
0Kekurangan bldan menurut standar minimal: 4 bldan per puskesmas o-lCekunnBan bidan menurut standar revititllsasi puskesmas:
- Puskesmas non perawatan: 4 bldan
- Puskesmas perawatan: 6 bkfan
Peran 8PPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JKN
III.
PEMENUHAN DAN DISTRIBUSI
SDM KESEHATAN
A. PENDAYAGUNAAN
Pendayagunaan tenaga kesehatan memperhatikan tiga aspek yaitu pengadaan, pemerataan dan pengembangan tenaga kesehatan. Pengadaan tenaga kesehatan mencakup pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. Upaya pemerataan tenaga kesehatan merupakan salah satu upaya pemenuhan tenaga kesehatan.
1. Upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah dengan mengikutsertakan pemerintah daerah meliputi;
a. Temporer
1) Penugasan Khusus
Pendayagunaan secara khusus tenaga kesehatan dalam waktu tertentu guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan , daerah bermasalah kesehatan di RS tipe C dan 0 di kabupaten yang memerlukan pelayanan medik spesialistik . Tenaga kesehatan yang ditempatkan melalui penugasan khusus ini adalah residen,residen senior, dan 03 kesehatan.
2) Detasering b. Semi Permanen :
Pengangkatan bidan, dokter, dokter gigi sebagai Pegawai Tidak Tetap ( PTI).
c. Permanen:
Pengadaan CPNS Permanen : Pengadaan CPNS
Dalam rangka pelaksanaan Jami"an Kesehatan Naslonal dlmana doleter umum sebagai gote keeper berikut ini gambaran pemenuhan dokter di puskesmas yang tidak mempunyai doleter melalui pengangkatan deleter PIT Pusat sampai dengan September 2013, dapat diBhat pada tabel 3.1.
I
I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 label 3.1PENGANGKAlAN BARU DOKTER PIT lAHUN 2013
Hilmi! PrOVInS!
ACEH 57 34
"
SUMATERA UTARA 96 26 70 SUMATERA BARAT 18 17 1
RJAU 24 29
JAMBI 41 21 20
SUMATERASELATAN 48 12 36
BENGKUlU 30 2S 5
LAMPUNG 37 18 19
KEPULAUAN BANGKA 3 9
aEuruNG
KEPULAUAN RIAU 4 3
DKIJAKARTA 27 0 27
JAWABARAT 54 0 54
JAWATENGAH 32 0 32
or YOGYAKARTA 2 0 2
JAWATIMUR 35 0 35
BANTEN 32 0 32
SAU 22 0 22
NT8 18 15 3
NTT 116 112 4
KAUMANTAN BARAT 43 42 1 KAUMANTAN TENGAH 34 41
KAUMANTAN SELATAN 23 20
KAUMANTAN nMUR 29 32
SULAWBI UTARA 12 57
SULAWESI TENGAH 31 28 3
SULAWESI SELATAN 60 40 20
SULAWESI TENGGARA 98 29 69
GORONTAlO 17 55
SULAWESI BARAT 14 II
MALUKU 55 124
MALUKU UTARA 28 18 10 PAPUA BARAT 73 26 47
PAPUA 185 76 109
JUMLAH : 1.398 922 646
17 26 6 13 12
"
"
17 3 0 17 52 20 1 8 17 18 12 89 35 19 20 8 5 2S 45 87 16 4 44 2S 85 136 938 Sumber : Biro KepeSilwalan Setjen Kemenkesセセ@
Peran BPPSOM Kesehatan dalam Merchadapl JKNUpaya lain terkait upaya pemenuhan tenaga kesehatan adalah :
a. Kajian kebutuhan
task shifting
(pelimpahan kewenangan) untuk daerah -daerah yang belum tersedia tenaga dokter umum . Dari kajian tersebut akan diketahui adanya kebutuhantask shifting
dari tenaga kesehatan tertentu ke tenaga kesehatan lainnya, kompetensi yang diperlukan, pelatihan , regulasi, dan tanggung jawab serta tanggung gugat apabila terjadi
adverse effect
pada sa at melakukantask shifting.
Untuk jenis spesialisasi anak, obsgyn, anaestesi telah dilakukan pe latihan Dokter dengan Kewenangan Tambahan .b. Kajian ditribusi tenaga kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan. Dari kajian ini akan diperoleh rancangan pedoman distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan karakteristik wilayah.
Penyusunan Peraturan Bersama 5 Menteri (Kemenkes, Kemendagri, KemenPAN, Kemendikbud dan Kemenkeu) tentang Perencanaan dan Pemeratan Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Milik Pemerintah Daerah .
Penyusunan Peraturan Bersama ini sebagai upaya penataan tenaga kesehatan. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah mal distribusi tenaga kesehatan di daerah tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan tenaga kesehatan . Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan redistribusi tenaga kesehatan . Redistribusi tidak dapat dilakukan oleh Kementerian Kesehatan mengingat adanya otoNo .mi daerah, untuk itu diperlukan regulasi bersama antar kementerian untuk meningkatkan komitmen pemerintah daerah terhadap penataan tenaga kesehatan terse but .
Dalam menentukan target pemenuhan SDM Kesehatan dengan sharing dengan Pemerintah Daerah, mengingat fasyankes primer bukan hanya milik kemenkes.
2. Upaya pengembangan tenaga kesehatan dilakukan melalui :
a. Penyusunan Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan (RPTK). Sampai sa at ini rancangan RPTK dalam proses penandatanganan legal aspek di Kemenkokesra .
b. Penyusunan rancangan pola karir tenaga ke sehatan
c. Penyusunan rancangan pengembangan jenis tenaga kesehatan pengobat tradisional, alternatif, komplementer
d. Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI), yang dimulai sejak Tahun 2010 dengan jumlah peserta awal 401 orang. Tahun 2011 menjadi 1.542 orang, Tahun 2012 menjadi 4.794 orang, Tahun 2013 kumulatif sejumlah 8.657 orang. Prediksi Tahun 2014 menjadi 11.078 orang.
B. PENUGASAN KHUSUS RESIDEN
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penugasan Khusu s Tenaga Kesehatan
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2013 tentang Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis
2. Kebijakan Dasar
a. Prioritas Penempatan di RSUD DTPK, DBK, tidak diminati, pulau terluar, rawan bencana, dan belum ada tenaga spesialis . b. Pengangkatan disesuaikan dengan ke siapan residen di Fakultas
Kedokt eran
c. Jenis Tenaga Residen Residen Jenjang I Residen Senior
& Masa Penugasan 6 bulan
3 - 6 bulan
3. Penghasilan Penugasan Khusus Residen
Insentif sebesar Rp. 7.500.000
4. Mekanisme Penugasan Khusus Residen
...-..
--
--
I
...
. -
...
OIROIUSUl U eurutWI)
...,...
}---
f-< KEPEGAWAIAN f-<...
_
-
..
-
-
...
-I
...
....,
...
-_
....
-I--<
"
..
....
-
-
--Sumber : Biro KepeBilwalan Setjen Kernen
36 Penln 8PPSDM kesehatan dalam Menghadapi JKN
C. PENGANGKATAN PENUGASAN KHUSUS 0-111 KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Oasar Hukum
Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1991 tentang Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan
2. Kebijakan Oasar
a. Bersifat sukarela.
b. Periode pengangkatan yaitu April, Juni dan September c. Lama penugasan 1 (satu) Tahun.
d. Penempatan di Puskesmas pada Oaerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK)
3. Penghasilan Penugasan Khusus 0-111 Kesehatan
Insentif sebesar Rp . 2.500.000
4. Mekanisme Pengangkatan Penugasan Khusus 0-111 Kesehatan
a. Kementerian Kesehatan menetapkan alokasi kebutuhan Penugasan Khusus D-III Kesehatan berdasarkan analisa usul kebutuhan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota . b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendaftaran
dan seleksi penerimaan Penugasan Khu sus D-III Kesehatan sesuai dengan alokasi kebutuhan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan.
c. Hasil seleksi pengangkatan Penugasan Khusus D-III Kesehatan dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan secara berjenjang dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Oinas Kesehatan Provinsi dan Oinas Kesehatan Provinsi mengusulkan ke Kementerian Kesehatan .
d. Kementerian Kesehatan menetapkan Keputusan pengangkatan Penugasan Khusus 0-111 Kesehatan .
Sumber : Biro Kepelilwalan Setjen Kemenkes
D. PENGANGKATAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIG I SPESIALIS/ DOKTER/DOKTER GIGI SEBAGAI PTT KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Dasar Hukum
a. Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1991 tentang pengangkatan dokter sebagai Pegawai Tidak Tetap selama masa bakti
b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2013 tentang pedoman pengangkatan dan penempatan dokter dan bid an sebagai PTT
2. Kebijakan Dasar
a. Bersifat sukarela.
b. Periode pengangkatan yaitu April, Juni dan September
c. Lama penugasan
1) Kriteria Biasa : 3 (tiga) Tahun
2) Kriteria Terpencil dan Sangat Terpencil : 2 (dua) Tahun untuk dokter/dokter gigi
3) Kriteria Terpencil dan Sangat Terpencil : 1 (satu) Tahun untuk dokter spesialis/dokter gigi spesialis
d. Prioritas penempatan adalah RSUD Provinsi/Kabupaten/Kota untuk Dokter spesialis /Dokter gigi spesialis PTT dan Puskesmas untuk dokter/dokter Gigi PTT dengan kriteria Terpencil dan Sangat Terpencil di luar Jawa dan Bali.
e. Pendaftaran dilaksanakan secara online melalui
www.ropeg-kemenkes.or.id.
3. Penghasilan Pokok Dokter dan Dokter Gigi PTI
b. Potongan
(luran 297.500 297.500 297.500 297.500 297.500 297.500
c. 1.752.500 1.752.500 1.752.500 1.752.500 1.752.500 1.752.500
d. Insentif 7.850.000 8.300.000 3.350.000 5.800.000
e. 588.750 622.500 251.250 435.000
f. 7.621.250 7.6n.soo 3 .098.750 5.365.000 Total Yang
1.752.500 9.373.750 9.430.000 1.752.500 4.851.250 7.117.500
Diterima
4. Mekanisme Pengangkatan Dokter dan Dokter Gigi PTI
a. Kementerian Kesehatan menetapkan alokasi kebutuhan dokter/dokter gigi PTI berdasarkan analisa usul kebutuhan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Dokter/Dokter Gigi PTT melakukan Registrasi online melalui website www.ropeg-kemenkes.or.id
c. Pengiriman berkas pendaftaran ke PO BOX yang sudah ditentukan.
d. Proses seleksi administrasi dan proses kelulusan. e. Pengumuman kelulusan.
f. Pembekalan di Provinsi lulusan .
g. Pemberangkatan se rentak ke provinsi penugasan
Dalam rangka persia pan JKN dan pemenuhan tenaga medis, serta memperhatikan
ketersediaan alokasl anggaran biaya penempatan dan gaji, maka untuk Terhitung
Mulai Tanggal Oesember 2013 direncanakan mengangkat dr/drg PTT sejumlah 294.
Sumber : Biro Kepegawalan SetJen Kemen kes
E. PENGANGKATAN BIDAN SEBAGAI PTT KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Dasar Hu kum
a. Keputusan Keputususan Presiden No. 23 Tahun 1994 sebagaimana diu bah dalam Keputusan Presiden No. 77 Tahun 2000 tentang pengangkatan bidan sebagai Pegawai tidak tetap. b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2013 tentang
pedoman pengangkatan dan penempatan dokter dan bidan sebagaiPTT
2. Kebijakan Dasar a. Bersifat sukarela. b. Bersifat sukarela.
c. Periode pengangkatan yaitu April, Juni dan September d. Lama penugasan 3 (tiga) Tahun untuk kriteria Biasa, Terpencil
dan Sangat Terpencil
e. Penempatan bidan PTT adalah sebagai bidan desa .
3. Penghasilan Pokok Bidan PTT
NO UNSUR PENGHASllAN KRITERIA
8 T ST
a. Penghasilan Kotor 1.700.000 1.700.000 1.700.000
B. Potongan (luran 247.550 247.550 247.550 Kes&PPh)
c. Penghasilan Berslh 1.452.450 1.452.450 1.452.450 I(a·b)
d. Insentif 1.700.000 2.700.000
e. Potongan (PPh) 127.500 202.500
e. Insentif Bersih I (d·e) 1.572.500 2.497.500
TOTAL YANG DITERIMA 1.452.450 3.024 .950 3.949 .950
4. Mekanisme Pengangkatan Bidan PTI
1. Kementerian Kesehatan menetapkan alokasi kebutuhan Bidan
PTI berdasarkan ana lisa usul kebutuhan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendaftaran dan seleksi penerimaan bidan PTI sesuai dengan alokasi kebutuhan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan.
3. Hasil seleksi pengangkatan Bidan sebagai PTI dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan secara berjenjang dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi mengusulkan ke Kementerian Kesehatan.
4. Kementerian Kesehatan menetapkan Keputusan pengangkatan bidan sebagai PTI.
Sumber : Biro Kepegawalan Setien Kemenkes
IV.
PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN
MUTU SDM KESEHATAN
A. PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN M ELALUI PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN BERKELANlUTAN
1. Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
Pemerintah melalui kebijakan bidang kesehatan yang tertuang didalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang dan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Upaya meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu adalah prioritas utama.
Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan meliputi upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan rujukan. Dalam rangka upaya kesehatan rujukan yang bermutu harus ditunjang dengan SDM Kesehatan yang memadai, merata dan kompeten.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Direktorat lenderal Bina Pelayanan Medik (sekarang Direktorat lenderal Bina Upaya Kesehatan) pada Tahun 2007, terdapat kekurangan dokter spesialis sejumlah 5060 ora ng di rumah sakit milik pemerintah (dari kelas A
sid
D). Menindaklanjuti hal terse but, maka pada Tahun 2008 Menteri Kesehatan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 535 Tahun 2008 tentang Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik. Saat ini untuk menyesuaikan denga n perkembangan regulasi terkait keuangan dan regulasi lainnya, Permenkes 535 Tahun 2008 terse but sudah direvisi menjadi Permenkes 53 Tahun 2013 tentang Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.Pelaksanaan Program Bantuan PDS/PDGS pada saat ini sudah bekerja sama dengan 14 Fakultas Kedokteran dan 4 Fakultas Kedokteran Gigi. Fakultas Kedokteran yang sudah bekerja sama sampai sa at ini adalah Universitas Syahkuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, Universitas Pajajaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Udayana, Universitas Hasanudin dan Universitas Sam Ratulangi. Sedangkan 4 Fakultas Kedokteran Gigi yang bekerja sama dalam pelaksanaan program bantuan PDGS, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Pajajaran, Universitas Gajah Mada dan Universitas Airlangga .
Program Bantuan PDS/PDGS tersebut dilaksanakan melalui proses rekrutmen dan seleksi peserta (dr/drg) yang berasal dari daerah dan UPT Kemenkes untuk selanjutnya mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran/Fakultas Kedokteran Gigi penyelenggara PDS/PDGS. Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi tersebut dilaksanakan dua kali dalam seTahun, setiap semester atau berdasarkan periode penerimaan di FK/FKG. Pada Tahun 2008 ditetapkan target pemenuhan kebutuhan dokter spesialis sejumlah 6000 peserta yang proses penerimaan pesertanya dilaksanakan sampai Tahun 2014. Jumlah peserta Program Bantuan PDS/PPDGS perangkatan dari angkatan I
sid
X dapat dilihat pada tabel di bawah ini.Tabel4.1
JUMLAH KEPESERTAAN PPDS/pPDGS
Angkatan I
sId
XPERIODE
PENERIMAAN REALISASI
Ex HWS-DHS 103 lanjutan Bank Dunla = 103
1. Juli 2008 700 700 700 100%
2. Jan 2009 388
1040 1076 >100%
3. Juli 2009 688
4. Jan 2010 520
1040 1048 >100%
5. Jull 2010 528
6. Jan 2011 473
7. Juli 2011 316 750 789 >100%
8. Jan 2012 231
687 595 < 100%
9. Jul i 2012 364
10. Jan 2013 435
11. Juli 2013 eslm 414 840 849 > 100%
12. Jan 2014 eslm 420
13. Jul i 2014 eslm 420 840 840 1
GRAND TOTAL 6.000 6.000 6.000 1
Sejak Tahun 2008 sampai dengan saat ini sudah ditetapkan sej umlah 4.746 peserta program . Dari 4.746 peserta tersebut telah dinyatakan lulus menjadi dokte r spesialis sejum lah lebih dari 568 peserta dan sudah mengabdi ke daerah pengusul. Sebaran peserta tersebut menurut Provinsi/Unit pengusul dapat dilihat pada tabeI4.2_
44 Per-In BPPSDM Kesehatan datam Mengkadapl JKN
/Jcn
-Tabel4.2
DISTRIBUSI PENERIMA BANTUAN PENDIDIKAN DR/DRG SPESIAUS
BERDASARKAN PROVINSI-UPT PUSAT ANGKATAN 1-10
(JUl 200S-JAN 2013)
4 DASAR
1 ACEH 39 33
2 BABEl 5 8
3 BALI 10 10
4 BANTEN 8 6
5 BENGKULU 16 14
6 DIY 18 11
7 GORONTAlQ 9 6 8 JABAR 13 20 9 JAMBI 23 14
10 JATENG 32 37
11 JATIM 33 45
12 KALBAR 17 19
13 KALSEL 16 17
14 KALTENG 6 8
15 KALTIM 20 19
16 KEPRI 9 7
17 LAMPUNG 13 12
18 MAlUKU 12 8
19 MALUT 5 1
20 NTB 10 12
21 NIT 20 20
22 PAPUA 12 16
23 PAPUA BARAT 10 9
24 RIAU 16 20
2S SUlBAR 10 8
26 SULSEl 35 25
27 SUlTENG lS 10
28 SUlTRA 11 13
29 SULUT 14 12
30 SUMBAR 34 37
31 SUMSEl 16 10
32 SUMUT 36 SO
33 KEMENKES 7 2
34 KEMHAN 19 4 19 6 3 7 12 10 7 12 18 18 16 17 10 8 19 8 10 9 8 6 20 22 9 14 12 30 13 9 10 27 14 17 2 25 35 7 8 7 18 9 10 14 19 22 20 20 22 15 17 5 12 9 10 11 36 10 7 15 9 21 12 9 8 26 23 18 3 7
4 PENUNJANG
19 4 8 6 8 6 5 14 10 24 26 10 9 5 17 10 10 8 6 5 15 10 11 17 10 27 8 7 11 21 6 15 3 15 16 7 5 7 7 9 2 15 3 22 32 7 15 6 16 7 9 2 2 7 10 4 2 8 3 27 5 7 3 24 4 26 3 17 5 6 7 4 2 7 4 17 3 34 38 7 11 6 15 6 11 4 2 7 7 5 3 6 3 33 9 10 1 10 3 13 5 7 2 3 2 3 1 3 3 8 3 12 13 2 9 1 7 1
o
o
1 2 3 2 2 3 4 2 3o
3 4 2 2 3 26 75 249
4 9 59
1 37 91
4 26 78
2 28 108
2 27 102
2 23 71
4 37 154
2 39 134
8 106 315
4 88 315
5 20 124
3 66 178
3 21 79
8 55 193
6 19 78
5 19 101
3 19 74
2 6 43
2 34 96
4 17 152
1 28 110
o
6 593 50 152
3 33 95
2 121 323
2 47 124
1 35 102
o
22 843 105 291
o
30 1082 90 269
o
42 7010 32 138
35 POlRI
TOTAL
4 0 2 4 4 2 4 1 2 4 2 7
573 543 449 498 390 341 315 112 109 1.416 4.746
Selain 4 spesialisasi dasar dan 4 spesialisasi penunjang terse but, masih memungkinkan untuk diterima spesialisasi lainnya mengingat ada kebutuhan kita dalam pemenuhan standar dan klasifikasi rumah sakit sesuai yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
Selain hal terse but, tentunya ada prioritas nasional yang disusun berdasarkan angka morbiditas dan mortalitas, prevalensi penyakit, epidemiologi dan karakteristik/ endemisitas penyakit di daerah tertentu dalam penyusunan prioritas kebutuhan dokter spesialis yang dibutuhkan.
Sampai Tahun 2013, peserta tersebut telah dinyatakan lulus menjadi dokter spesialis sejumlah lebih dari 568 peserta, sebaran lulusan peserta penerima bantuan Program Pendidikan PDS/PDGS menu rut Provinsi dan menurut universitas dapat dilihat pad a tabel di bawah ini.
menu rut universitas dapat dilihat pada tabeI4.3.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
....
Tabel4.3
DlSTRIBUSILUlUSAN PENERIMA BANTUAN PENDIDIKAN DR/DRG SPESIALIS BERDASARKAN PROVINSI-UPT PUSAT ANGKATAN 1-10
(JUl2008-JAN 2013) PROVINSI ACEH BABEL BALI BANTEN BENGKULU DIY GORONTALO JABAR JAMB I JATENG JATIM KALBAR KALS EL KALTENG KALT IM KEPRI LAMPUNG MALUKU MALUT NTB NTT PAPUA PAPUABARAT RIAU SULBAR SULSEL SULTENG SULTRA SULUT SUMBAR SUMSEL SUMUT KEMEN KES KEMHAN POLRI TOTAL
r
J<n
4
o
4 PENUNJANG
2 1
5 6
6 4
5 8
10 3
3 14
20 3
2 13
4 11
21 5
3 6
4 3
17 14
2 3
6 6
o
01
1 2
12 2
o
2o
24 3
6 4
27 20
10 5
3 9
2 32 4 5 1 2
o
224 10 2 5 2o
173hA N GゥセゥセfzNゥKゥGゥィゥG
NGZm@
8 13
0 1
0 3
12
7 17
3 16
10 23
1 18
5 28
6 21
3 18
0 26
4 13
2 9
5 36
3 8
1 13
2 2
0 2
3 6
15
1 3
0 2
5 12
8 18
37 84
19 34
7 19
4
12 54
2 8
7 17
6 9
1 4
0 0
171 568
Tabel4.4
DISTRIBUSI LULUSAN PENERIMA BANTUAN PENDIDIKAN DR/DRG SPESIALIS BERDASARKAN UNIVERSITAS ANGKATAN 1-10
(JUL ZOOS-JAN Z013)
UNIVERSITAS 4 PENUNJANG
1 FKG UGM 0 0 0 0
2 FKG UI 0 0 0 0
3 FKG UNAIR 0 0 0 0
4 FKG UNPAD 0 0 0 0
5 UGM 32 24 12 68
6 UI 11 21 29 61
7 UNAIR 0 15 5 20
8 UNAND 34 5 18 57
9 UNDIP 4 12 7 23
10 UNHAS 69 58 86 213
11 UNIBRAW 2 0 1 3
12 UNPAD 11 24 2 37
13 UNS 4 8 0 12
14 UNSRAT 6 0 0 6
1S UNSRI 30 3 1 34
16 UNUD 10 0 0 10
17 USU 11 3 10 24
18 UNSYIAH 0 0 0 0
TOTAL 224 173 171 568
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pada Tahun 2014 direncanakan akan ada be bera pa peserta penerima bantuan Program PDS/PDGS ya ng lulus. Perkiraan lulusan peserta peneri ma bant uan Progra m Pend idikan PDS/PDGS sam pai Ta hun 2014 sebanyak 2.824 orang, untuk jelasnya dapat