• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan dan Pengembangan SDM Kesehatan JKN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan dan Pengembangan SDM Kesehatan JKN"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

rJcn

... セnオゥッmi@

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan

Sumber Oaya Manusia Kesehatan

Kementerian Kesehatan

Jakarta, 2013

610.69

(2)

610.69 Ind p

Katalog Dalam Terbitan . Kementerian Kesehatan RI

Indonesia Kementerian Kesehatan R I Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Peningkatan dan Pengembangan SOM Kesehatan dalam persiapan pelaksanaan JKN.- Jakarta . Kementerlan Kesehalan RI 2013

ISBN 978-602-235-411-6

(3)

rJcn

---Badan Pengembangan dan Pemberdayaan

Sumber Oaya Manusia Kesehatan

Kementerian Kesehatan

Jakarta, 2013

610.69

(4)
(5)

Sambutan

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, karena seizin-Nyalah buku ini dapat diselesaikan menjelang dilaksanakan-nya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Buku ini berjudul "Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan dalam Persiapan Pelaksanaan JKN", yang memberikan gambaran ketersediaan sumber daya manusia dalam menghadapi pelaksanan JKN. Seperti kita ketahui bersama bahwa semua upaya kesehatan, 80% dipengaruhi dengan keadaan SDMnya. Jadi selain dibutuhkan pembangunan dan pengadaan sarana prasarana, dibutuhkan juga SDM kesehatan yang perlu ditingkatkan, kalau tidak pelayanan kesehatan akan buruk.

Manajemen SDM tidak saja penempatan dan pendidikan, tetapi didalamnya juga termasuk peningkatan mutu, retensi, pengembangan dan pemberdayaan. Pelaksanaan JKN sudah diprediksi merubah cara kerja dan kebutuhan tenaga kesehatan . Buku ini akan memberikan gambaran apa yang dilakukan Badan PPSDM Kesehatan dalam mempersiapkan pelaksanaan JKN, mulai dari perencanaan, hingga pengendalian mutu dan pengembangan SDM .

Mudah-mudahan, buku ini dapat dijadikan salah satu referensi yang bermanfaat bagi para pengambil kebijakan dan seluruh

stakeholder

yang turut serta mensukseskan terselenggarannya Jaminan Kesehatan Nasional.

Jakarta, 16 Oktober 2013

Kepala Badan PPSDM Kesehatan

d . Untung Suseno Sutarjo, M .Kes IP . 195810171984031004

(6)
(7)

--

DAFTARISI

BAB PENDAHULUAN 1

A. LATARBELAKANG 1

B. KONDISI UMUM 2

C. POTENSI DAN PERMASALAHAN SDM KESEHATAN 3 D. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERSIAPAN 3

PELAKSANAAN JKN

BAB II PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN 4

A. PENGUATAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM 4 KESEHATAN

B. PERENCANAAN KEBUTUHAN 6

-

C. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DALAM 10

PERSIAPAN PELAKSANAAN JKN

D. KEKURANGAN DAN KETERSEDIAAN DOKTER, PERAWAT 28 DAN BIDAN DI PUSKESMAS

BAB III PEMENUHAN DAN DISTRIBUSI SDM KESEHATAN 32

A. PENDAYAGUNAAN 32

B. PENUGASAN KHUSUS RESIDEN 36

C. PENUGASAN KHUSUS D-III KESEHATAN 38

D. PENGANGKATAN DOKTER SPESIAUS/DOKTER GIGI

SPESIALIS/ DOKTER DAN DOKTER GIGI PTT KEMENTERIAN 39 KESEHATAN

E. PENGANGKATAN BIDAN SEBAGAI PTT KEMENTERIAN 41 KESEHATAN

r

Jell

Pefiln 8PPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JKN III

(8)

---BAB IV PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN MUTU SDM 42

KESEHATAN

A. PENINGKATAN MUTU 5DM KE5EHATAN MELAlUl 42

PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN

1. Program Bantua" Pendidikan oakter Spesialis/Dokter 42

Gigi Spesialis

2. Program Tugas Belajar SDM Kesehatan 50

3. CPO untuk Dokter lavana" Primer dalam mendukung 52

Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional

B. PROGRAM INTERN51P DOKTER INDONE51A (PIDI) 56

C. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KE5EHATAN 58

1. Penyelengaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga 58 Kesehatan

2. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan 62

dalam rangka Jaminan Kesehatan Nasional

D. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR 68

1. Perencanaan Pelatihan

69

2. Pelaksanaan

3. Quality Kontrol 69

4. Pelatihan Aparatur dalam rangka Persiapan 73

Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional

BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWA5AN MUTU 5DM KE5EHATAN 77

BAB VI PERAN lINTA5 5EKTOR 85

A. PERAN lINTAS 5EKTOR YANG DIHARAPKAN DARI 85

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

B. PERAN lINTAS 5EKTOR YANG DIHARAPKAN DARI 87

KEMENTERIAN KEUANGAN

BAB VII PENUTUP 88

DAFTAR 51NGKATAN

Y@

(9)

-I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan upaya pemerintah untuk memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh rakyat Indonesia, pada Tahun 2004, dikeluarkan Undang-Undang No . 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk di antaranya adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) .

Sistem Jaminan Sosial Nasional bidang kesehatan kemudian disebut Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014, yang secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan luran (PBI), Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).

Mendukung pelaksanaan tersebut, Kemenkes selaku pemerintah yang bertanggung jawab dalam kesehatan berkewajiban menyiapkan sarana dan prasarana termasuk SDM Kesehatan yang akan bertugas, disamping itu harus menyiapkan NSPK.

Berbagai upaya dilakukan untuk peningkatan dan pengembangan SDM Kesehatan dalam persiapan pelaksanaan SJSN, antara lain melalui : 1) Perencanaan kebutuhan Nakes; 2) Pemenuhan dan distribusi Nakes; 3) Peningkatan Mutu kualitas Nakes ; dan 4) Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan.

(10)

B. KONOISI UMUM

Menurut data yang terkumpul sampai dengan 10 Oktober 2013, masih adanya Puskesmas yang tidak ada dokternya, dari 9.599 Puskesmas terdapat 1.327 (13,82%), sama hal nya di RS jika dilihat dari standar kebutuhan tenaga masih kurang, tapi di lain pihak ada puskesmas dan Rs yang tenaga kesehatan melebih standar.

Dalam pembangunan kesehatan, sDM Kesehatan merupakan salah satu isu utama yang mendapat perhatian terutama yang terkait dengan , jumlah, jenis dan distribusi, selain itu juga terkait dengan pembagian kewenangan dalam pengaturan sDM Kesehatan (PP No. 38 Tahun 2007 dan PP No. 41 Tahun 2007 ). Oleh karena itu, diperlukan penanganan lebih seksama yang didukung dengan regulasi yang memadai dan pengaturan insentif,

reward-punishment,

dan sistem pengembangan karier. Kompetensi tenaga kesehatan belum terstandarisasi dengan baik.

Sa at ini baru ada satu standar kompetensi untuk dokter umum dan dokter gigi serta deskripsi pekerjaan tenaga kesehatan lainnya belum jelas. Kerangka hukum dalam pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia, terutama dalam hal sertifikasi dan akreditasi di Indonesia perlu diperkuat, dalam kaitan dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Dosen . Perekrutan tenaga kesehatan oleh daerah

rendah karena keterbatasan formasi dan dana.

(11)

-C. POTENSI DAN PERMASALAHAN SDM KESEHATAN

Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat namun kebutuhan dan pemerataan distribusinya belum terpenuhi, utamanya di DTPK. Kualitas tenaga kesehatan juga masih rendah, pengembangan karier belum berjalan, sistem penghargaan, dan sanksi belum sebagaimana mestinya.

Masalah kurangnya tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis dan distribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, di sam ping itu juga menimbulkan permasalahan pada rujukan dan penanganan pasien untuk kasus tertentu.

D. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERSIAPAN

PELAKSANAAN JKN

1. Keseragaman data tenaga kesehatan yang tersebar di Indonesia terutama di fasilitas pelayanan primer.

2. Pemerataan Tenaga kesehatan terutama di pelayanan primer

3. Pemahaman Tenaga kesehatan tentang prinsip pelaksanaan JKN terutama dalam pelayanan primer

4. Kesepakatan sistem pelayanan primer dalam program JKN

5. Kerjasama lintas sektor dan lintas organisasi profesi serta universitas dalam membuat NSPK pelayanan kesehatan

(12)

II. PERENCANAAN KEBUTUHAN

SDM KESEHATAN

A. PENGUATAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

Pereneanaan kebutuhan SDM Kesehatan menjadi salah satu fokus utama pada pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan guna menjamin ketersediaan, pendistribusian, dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan.

4

Mengaeu pad a Reneana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan dan Reneana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014, bahwa pemenuhan seluruh kebutuhan SDM Kesehatan bagi pembangunan kesehatan harus sudah tereapai pada tahun 2025, termasuk kebutuhan tenaga kesehatan strategis untuk Daerah Tertinggal, Terpeneil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Hal ini menjadi dasar perlunya penguatan pereneanaan SDM Kesehatan.

Dengan demikian, pereneanaan kebutuhan SDM Kesehatan diharapkan dapat memberikan gambaran perkiraan kebutuhan SDM kesehatan saat ini dan proyeksi di masa yang akan datang, agar dapat

sDM kesehatan ditempatkan dan didistribusikan sesuai sesuai dengan kebutuhan. Penguatan pereneanaan dilakukan bertujuan untuk memperoleh pereneanaan kebutuhan sDM kesehatan di setiap unit organisasi dan di setiap tingkat wilayah propinsi/kabupaten/kota yang sesuai dengan kebutuhan program pelayanan kesehatan atau upaya pelayanan yang dilaksanakan.

Pereneanaan sDM Kesehatan tentunya tidak terlepas dari dukungan data dan informasi sDM Kesehatan. Pengembangan untuk meningkatkan mutu pereneanaan sDM kesehatan telah dirilis dengan ditetapkannya kepmenkes No. 81 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Pereneanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sa kit.

(13)

Kendala yang ditemukan dalam perencanan kebutuhan SDM Kesehatan, diantaranya :

1. Dalam penyusunan rencana SDM kesehatan belum memperhitungkan kebutuhan untuk melaksanakan program pelayanan yang harus dilakukan . Beban kerja dalam program pelayanan menjadi sangat penting untuk dihitung sehingga dapat ditetapkan kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan programManajemen/kerja sam a dalam perencanaan SDM kesehatan belum optimal.

2. Informasi mempunyai peran yang am at penting dalam menyusun suatu perencanaan SDM kesehatan yang baik Sulitnya memperoleh data tenaga kesehatan yang bekerja di sektor swasta. Belum ada mekanisme pengumpulan data yang terkoordinir dan terintegrasi.

Perencanaan SDM kesehatan be/um digunakan untuk pengambi/an keputusan di da/am proses pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan.

Dalam rangka penguatan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan , sejak Tahun 2010 telah dilakukan berbagai upaya seperti :

1. Fasilitasi Kabupaten/Kota untuk menyusun dokumen perencanaan kebutuhan kabupaten/kota

2. Penyusunan Pet a Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Indonesia

Target sampai dengan Tahun 2014, kabupaten/kota yang difasilitasi untuk menyusun dokumen perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan sebanyak 250 kabupaten/kota .

Sampai dengan Tahun 2013 ini telah difasilitasi 200 kabupaten/kota dari 33 provinsi. Hasil fasilitasi terlihat pada tabel 3.1 :

(14)

NO

1.

2. 3.

[image:14.426.16.417.13.511.2]

4.

TABEL2.1

KABUPATEN!KOTA YANG DIFASILITASI UNTUK MENYUSUN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

TAHUN JUMlAH SASAR DQKUMEN HASIL

AN PRO KAB/ VINSI KOlA

2010 10 SO SDKI Dokumen Perhitungan Kebutuhan Kepeg SDM Kesehatan berdasarkan WISN

Dinkes (nap KabjKota menghasilkan output

Prov/ perhitungan WISN untuk 1 puskesmas

Kabl dl wilayahnya,

Kota

2011 10 SO Dokumen Perencanaan Kebutuhan 2012 10 36 SDM Kesehatan Kab/Kota

2013 10 70

Selain melakukan fasilitas i, upaya penguatan pereneanaan SDM Kesehatan adalah melakukan penyusunan peta kebutuhan SDM Kesehatan di Indonesia te lah dilakukan sejak Tahun 2010. Kebutuhan SDM Kesehatan meliputi fasilitas pelayanan kesehatan seperti di Rumah Sakit dan Puskesmas. Dari hasil pemetaan dapat diketahui gambaran kebutuhan SDM Kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas.

B. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

Hasil pemetaan kebutuhan SDM Kesehatan pada tahun 2013 tertuang dalam Dokumen Reneana Kebutuhan SDM Kesehatan Tahun 2013. Dokumen ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi yang diperlukan bagi para pemangku ke pentingan yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk membuat perkiraan kebutuhan formasi pemenuhan SDM Kesehatan melalui PNS, PIT, dan lainnya, reneana distribusi SDM Kesehatan, reneana penyesuaian kapasitas produksi tenaga kesehatan dan lainnya, termasuk peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan, serta pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan.

(15)

1. Dalam menyusun rencana kebutuhan SDM Kesehatan tidak terlepas dari input data dan informasi. Adapun data yang digunakan dalam menyusun dokumen rencana kebutuhan SDM Kesehatan Tahun 2013, adalah :Data proyeksi laju pertumbuhan penduduk bersumber dari Sensus Penduduk 2010, Badan Pusat Statistik.

2. Data rasio keadaan tenaga medis (dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis) per 100.000 penduduk bersumber dari Konsil Kedokteran Indonesia, Desember Tahun 2012.

3. Data jumlah Rumah Sakit (RS kelas A/B/C/D/NK) dan tenaga kesehatan di Rumah sa kit bersumber dari Ditjen Bina Upaya Kesehatan, SIRS On line per Januari 2013.

4. Data jumlah Puskesmas (Perawatan/ Non Perawatan) dan tenaga kesehatan di Puskesmas bersumber dari Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan per Januari 2013.

5. Data bidan desa bersumber dari Data KIA 33 Provinsi Tahun 2011 pada DirektoratJenderal Gizi dan KIA, Kementerian Kesehatan. 6. Rekapitulasi Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Primer PT.

Aske s (PERSERO) berdasarkan Kab/ Kota Tahun 2012.

Ruang lingkup dan batasan dokumen rencana kebutuhan SDM Kesehatan Tahun 2013, adalah :

1. Rencana kebutuhan SDM Kesehatan disusun berdasarkan :

a. Rasio per 100.000 penduduk

b. Standar ketenagaan di RS dan Puskesmas

c. Standar ketenagaan berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Kesehatan.

(16)

2. Jenis SDM Kesehatan yang disusun :

a. Di Puskesmas berdasarkan status kepegawaian (PNSj pnj kontrak), meliputi : Dokter umum, Dokter gigi, Perawat,

Perawat gigi, Bidan, Tenaga Teknis Kefarmasian, Sarjani Farmasi dan Apoteker, Kesehatan Masyarakat, Sanitarian, Tenaga gizi, Analis kesehatan, dan tenaga No.n kesehatan .

b. Di RS, meliputi : 1) Dokter Spesialis yang terdiri dari : Spesialis Anak, Obgyn, Penyakit Dalam, Bedah, Radiologi, Rehabilitasi Medis, Anastesi, Mata, THT, dan Dokter Spesialis Gigi; (2) Dokter Umum; (3) Perawat; (4) Bidan; (5) Farmasi

3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdiri dari :

a. Puskesmas

b. RS pemerintah dan swasta yang sudah teregistrasi melalui SIRS On line Ditjen BUK,

Ada berbagai pendekatan dan metode dalam menghitung kebutuhan SDM Kesehatan, namun demikian dengan keterbatasan input data maka pendekatan yang dapat digunakan dalam menyusun kebutuhan SDM Kesehatan saati ni adalah :

1. Target Rasio tenaga kesehatan per 100.00 penduduk berdasarkan Kepmenkes No. 1202 Tahun2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat, dan Kabupatenj Kota Sehat.

2. Standar Ketenenagaan di RS berdasarkan Permenkes No . 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi RS.

3. Pola Ketenagaan Dalam Upaya Pelayanan Ke sehatan Wajib di Puskesmas (rancangan Tahun 2010)

4. Kepmenkes No. 1099 Tahun 2011 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.

(17)

Hasil pemetaan kebutuhan SDM Kesehatan Tahun 2013 menunjukkan bahwa :

1. Ditinj au dari ra sio kead aan SDM Kesehatan terhadap j umlahpenduduk Indonesia, untuk tenaga kesehatan dokter spesialis, dokter umum, bidan dan tenaga kesehatan masyarakat sudah sesuai target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014, sedangkan untuk jenis tenaga kesehatan dokter gigi dan perawat kemungkinan besar akan tercapai pada Tahun 2014. Jenis tenaga kesehatan lainnya yaitu apoteker, tenaga gizi dan sanitarian kemungkinan masih perlu ditingkatkan lagi capaiannya .

2. Gambaran keadaan tenaga kesehatan menunjukkan masih besarnya kesenjangan distribusi antar wilayah provinsi. Di tingkat daerah masalah ketidak seimbangan distribusi tenaga kesehatan juga terjadi antar Kabupaten dan antar fasilitas pelayanan kesehatan . Hal ini ditandai dengan masih ada sekitar 14,70% puskesmas yang t idak mempunyai dokter. Secara keseluruhan persentase puskesmas yang tidak memiliki tenaga kesehatan 1 dokter, 1 bid an, dan 1 perawat sesuai Standar Indikator Kinerja Utama Kementerian Kesehatan adalah 16,76%.

3. Ketidakseimbangan distribusi tenaga kesehatan juga ditunjukkan dari hasil perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan. Rumah sakit dan puskesmas sudah mengalami kelebihan semua jenis tenaga kesehatan, namun kenyataannya masih banyak diantara fasilitas pelayanan kesehatan tersebut juga mengalami kekurangan tenaga kesehatan .

4. Penggunaan metode perhitungan berdasarkan standar ketenagaan pada fasilitas pelayanan kesehatan bersifat terlalu umum sehingga hasil analisis kebutuhan jumlah tenaga yang diindikasikan dengan

oversupply atau undersupply tidak sepenuhnya sesuai dengan kond isi nyata di fa silitas pelayanan kesehatan.

(18)

C. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DALAM PERSIAPAN PELAKSANAAN JKN.

Tantangan Pembangunan Kesehatan pada saat ini 2010-2014 adalah : Pencapaian MDG Tahun 2015 dan Persiapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2014 untuk mencapa i deraj at kesehatan rakyat yang setinggi-tingginya .

Sebagai salah satu supply side dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, dokter merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting sebagai gate keeper dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.

Berdasarkan standar Indonesia Sehat, rasio dokter dengan jumah penduduk adalah 1 banding 2.500 orang (40 dokter untuk 100 ribu penduduk) . Jumlah dokter per September 2013 adalah 93.624 orang. Dokter di RS 21.707 orang dan di Puskesmas 7.507 orang. Sehingga dapat diasumsikan jumlah dokter di PPK 1 lainnya 54.410. Untuk melayani 111 j uta peserta JKN dibutuhkan 48.400 dokter. Dengan demikian menurut perhitungan dengan metode ratio jumlah dokter yang ada di layanan primer sudah mencukupi untuk melayani 121 juta peserta JKN .

Berdasarkan jumlah Rumah Sakit Umum Pemerintah kelas C dan D, jumlah dokter spesialis 4 dasar saat ini belum mencukupi standar kebutuhan SDM Kesehatan sesuai dengan Permenkes No . 340 Tahun 2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit, lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.2.

Pada Tabel 2.3 dapat dilihat keadaan atau kondi si dokter spesialis di RS Pemerintah Kelas C dan D bersarkan pemutakhiran data sampai dengan September 2013 :

(19)
[image:19.427.4.407.11.531.2]

Tabel2.2

JUMLAH DOKTER 4 SPESIALIS DASAR PADA RUMAH SAKIT

TAHUN2013 1. Rumah Sakit Umum Kelas A

Pemerintah

Pemda

TNI/Polri

Swasta

Jumlah :

Kepemlilkan/

Penyelenggara

Pemerintah

Pemda

TNI/Polri

Swasta

Jumlah:

Pemerintah

Pemda

TNI/Polri

Swasta

10 243 197 273 108

S 78 65 88 61

3 23 70 25 90

3 4 10 4 6

21 348 342 390 265

10 60 60 60 60

5 30 30 30 30

3 18 18 18 18

3 18 18 18 18

21 126 126 126 126

Sehslh SDM EklSlsttng dengan Jumlah SOM Sesual Stan dar

dr.Sp. dr. Sp dr. Sp. Penyakit dr.Sp.

Obsgyn Anak Dalam 8edah

137 213 48

5 48 35 58 31

3 S S2 7 72

3 -14 -8 -14 -12

264 139

Unluk S.klt Umum k・iセa@ Sund,r .luml.h Ookter Spe$I, lIs0bsrvn. AMk. Peny.ki l D,J,m,

din セィ@ ml$ll1I .... IIJI"I 6 セョャ@

(20)

2. Rumah Sa kit Umum Kelas B

Pemerintah

Pemda

TNI/Polrl BUMN SWCIIsta

Jumlah :

Kepemlhkan/ Penyelenggara

Pemerintah

Pemda

TNI/Polri

BUMN

5wasta

Jumlah:

4 39

134 396

18 34

6 14

93 640

255 1123

4 12

134 402

18 54

6 18

93 279

255 765

39 49 30

480 431 384

42 49 58

19 19 40

658 665 627

1238 1213 1139

12 12 12

402 402 402

54 54 54

18 18 18

279 279 279

765 765 765

Sehsih SDM E isistlng dengan Jum ah SDM Sesuai Stan at

dr.5p. dr. Sp dr. Sp. ""nyaklt dr.Sp.

Obqyn Anak Dalam Becloh

Pemerintah 37 18

Pemda 134 · 6 78 29 · 18

TNI/ Polri · 5 4

BUMN 6 ·4 1 1 22

Swasta 93 361 379 386 348

Jumlah: 255 358 473 448 374

kャAエiA セ ョ」ャャョ Z@

rJe"n

U!ltuk Rutrlllll s。セ H Q@Umum lCelas B Sundar Jumllh Dolcter SpHllni ObSllVTl . Mlk, Penyl klt 0.1 ... diln X・セィ@

Imllnl+muinl l 0 ""1

(21)

-3. Rumah Sakit Umum Kelas C

Pemerintah Pemda TNI/Polrl BUMN 5wasta Jumlah : Kepemlilkan/ Penyelenggara Pemerintah Pemda TNlj Polri BUMN Swasta Jumlah: Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah: 1 274 40 22 257 594 1 274 40 22 257 594 1 274 40 22 257 594 r..unncan 0 367 56 43 654 1120 2 548 80 44 514 1188 dr.5p. 0bscYn ·2 -181 -24 -1 140 -68

0 0

o

458 394 365

93 80 82

49 51 35

814 721 727

1414 1246 1209

2 2 2

548 548 548

80 80 80

44 44 44

514 514 514

1188 1188 1188

dr. Sp dr. Sp. p....,.kIt dr.5p.

Anak Dolom

--2 -2 -2

-90 -154 -183

13 0 2

5 7 -9

300 207 213

226 58 21

r

JcO

Untuk Aumah »ldt Umum 「iセ@ C Sbnda, Juml.tl PPォエセ@ SfM:wlll Obscvn . AMI!. PenyHll セlNュL@ dan セィ@ rnaItII-mHInIl On ..

(22)

4. Rumah Sakit Umum Kelas 0 Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah: Kepemilikan/ Penyelenggara Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah:

--

Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta

--Jumlah:

Ketl!l'3n iln:

1 0

126 75

73 64

11 11

318 473 529 623

1 1

126 126

73 73

11 11

318 318 529 529

"

dr.Sp.

Obsgyn

1 -1

126 -51

73 -9

,

11 0

318 155

-529 94

0 0

85 78

95 80

12 16

565 496

757 670

1 1

126 126

73 73

11 11

318 318

529 529

-..

dr.Sp dr. Sp. Penyakit

Anak Oalam

-1 -1

-41 I -48

22 7

1 5

247 178

228 141

UntLlk Ruman Sakll Umum Kells D Standar Juml .. h DDJrter sー・ウ ャ ゥエ ャ ウo「セョN@ Milk, Penyaktt Oalam. d"n Bf!odah maslnl-milslnll Or.llng

14 Peran 8PPSDM Kesehatan dalam Menghadapi JKN

0 81 77 9 502 669 1 126 73 11 318 529

.

. dr.sp. Bed.h -1 -45 4 -2 184 140

r

Jet.

(23)

---5. Rumah Sakit Umum NonKelas Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah: Kepemihkan/ Penyelenggara Pemerintah Pemda TN I/Polrl 8UMN Swasta Jumtah: Pemerlntah Pemda 15 1 2 53 71 15 1 2 53 71

I

15

TN t/Patri

-C=I

'

-BUMN 2

Swasta 53

Jumlah : 71

ャHヲエN・イNNLNセBGQ [@ 9 0 1 78 88 15 1 2 53 71 dr.Sp. Obsnn -6 -1 -1 25 17 12 0 0 86 98 15 1 2 53 71 dr. Sp Arulk -3 -1 -2 33 27

B 7

1 1

1 1

63 56

73 65

15 15

1 1

2 2

53 53

71 71

dengan Jumlah SOM Sesual Standar

I

,

I

dr. Sp. p・ョケ。ォセ@

"'m

-7

0

B

10

2

-dr.Sp. Bed ... -8 0 -1 3 -6

Umv!r; !WINk Slldl Unt\lm iNセis@ D Sbo'ldlr .IIImlah Dokter Spesi.1h fJbsrvf> • Anal\, Penyaldt O"lm, IAn

セィ@ IMillII-INSllIIl セiii@

(24)

6. Rumah Sakit Umum Yang Kelas-nya Tidak Teridentifikasi Pemerintah Pemda TNI/Polrl BUMN $wasta Jumlah: Kepemihkan/ Penyelenggara 1 20 20 19 159 219

0 0 0

12 12 10

6 9 9

11 7 9

188 215 213

217 243 241

Jumlah SOM Sesuai Standar

*.Jp.

*.fp

*.fp. ...

CIIooaB

-

.,..

Pem erintah 1 1 1 1

Pemda 20 20 20 20

TNI/Polrl 20 20 20 20

BUMN 19 19 19 19

Swasta 159 159 159 159

Jumlah: 219 219 219 219

dr.sp. dr. Sp dr. Sp. Ponpldt

0bsIYn Anok DaIom

Pemerintah 1 ·1 · 1

I

· 1

Pemda 20 ·8 · 8 ·10

セ@

r ",

-TNI/Polri ·14 · 11

-8UMN 19 ·8 · 12 ·10

G 9

L

-SW3sta 159 56 54

Jumlah: 219 ·2 24 22

Ii:eten"lllll :

uイイエオセ@ Ru ... SIolut Umum 11:.1" 0 s..ndar Juml.h OoIIt ... sァ・iセ Qウ@ 0bs&Yn . AN" Penv.kit D.I.m ,

Ibn 8ecbh ュオゥセMュャBョ」@ 1 On,.

,.

PUin BPPSOM Kesehata n dalam M enghadapl JKN
(25)

-7. Rumah Sakit Khusus Kelas A

Pemerintah 15 53 40 20 42

Pemda 16 11 6 11 2

BUMN 2

o

o

o

o

Swasta 3 7 B 3 4

Jumlah: 36 71 54 34 48

l(etef1lnpn:

Untuk /lunah !Woklt KhuIUi, sセョ、NL@ Jumlllh Dokter セi@ denpn"tItS セォィオrュャョ@ lI.unwoh s.lut.16!1l1IP III'Iwk lINt Iftrtolbkdlrind セU。iG「ョ@ Nセョ、@ .. Juml,hSOM

8. Rumah Sakit Khusus Kelas B

Pemerintah 3 9 3 6 2

Pemda 22 21 19 21 5

BUMN 1 0 0 0 0

Swasta 16 117 166 40 28

Jumlah: 42 147 188 67 35

lCeuranpn

Untuic RulNh Slkit Khuws, SOlid", Ju ... " Dotter 5nWldetIpn Jenui KeknulUAn RUmlt! smt. セ@ ","wk _l1li blbk dlrmd b«dlliMbn

lundar JumIIoh SOM

(26)

9. Rumah Sakit Khusus Kelas C

Pemerintah

Pemda 11 4 7 8 6

BUMN 1

o

o

o

o

$wasta 144 343 483 105 125

Jumlah: 156 347 490 113 131

ャHセ エ エイQャョNョZ@

Untuk RUlnilh ィセャ エ@I(hUIII5, Sbllldar lu ml .. h Doktl'r iセオZャャ@ dl'nlan Il'nl. K .. kl>us"un Rumah Saldt, l.ehinga UMuk iUllnl tldak dlrlnd oodasa.bn SUndir luml .... SOM

10. Rumah Sakit Khusus Kelas 0

Pemerintan Pemda

BUMN 2 1 1 1 1

Swasta 36 28 43 19 15

Jumlah: 38 29 44 20 16

lCetl11lnc·n:

UnbJ k Rumall Saklt IChUiUS, Standar luml.h Dokl .. , sHua1 d<!ngan J .. nJs IC.ekllusuu,n Rum.h Saklt. HIII""iI u nl,,1e Mit Inl tldale dlrlnd 「ヲZッイ、ッセイ「ョ@

mndv l uml.h SOM

I.

Peran BPPSDM Kesehatan dalam M enghadapi JKN
(27)

-11. Rumah Sakit Khusus Non Kelas

Pemda 2 2 2 0 0

TNIjPolri 1 1 3 0 0

BUMN 1 0 0 0 0

Swasta 37 85 120 30 39

Jumlah : 41 88 125 30 39

I ( " .... npn:

Unlut RulNh SakI{ Kl'IuIUI, sセョ、Nイ@ Jumt.h DoI<ter iftIUIJ denlan セョャウ@ iHヲォィオmャセョ@ R\llNh SaIot, seh'ncp untuk IoUllnl debt dlrtnd ber!blolrkln 'UlMar Jumlllh SDM

12. Rumah Sakit Khusus Kelas-nya Tidak Teridentitikasi

Pemda 12 4 4 2 1

TNI/Polrl 2 0 0 0 0

BUMN 3 0 0 0 0

Swasta 157 195 307 45 59

Jumlah: 174 199 311 47 60

Kl'tt..npn

UMuk RulNh S.kft KhuWs, StJndM Jumtlh 00Irt •• toe"",1 dMpll JfnlS bkhusuwon ItulNlh Sclkll..nlnpll untut sut Inl tldak dlrlnd

セmi「B@ stfnd.r ,kwnlah SCM

(28)
[image:28.426.25.420.12.537.2]

Tabel2.3

JUMLAH DOKTER 5 SPESIALIS PENUNJANG PADA RUMAH SAKIT

TAHUN 2013 1. Rumah Sakit Umum Kelas A

Pemerlntah 10 91 37 105 64

Pemda 5 38 24 44 22

TNI/Polri 3 24 10 21 12

Swasta 3 2

o

5

o

Jumlah : 21 155 71 175 98

Jumlah SOM Sesual Standar

dr.Sp. dr. Sp dr.Sp dr.Sp.

Radio Rehab Anestesl Patoloci Kllnik

loci Medlk

Pemerintah 10 30 30 30 30

Pemda 5 15 15 15 15

TNI/Polri 3 9 9 9 9

Swasta 3 9 9 9 9

Jumlah : 21 63 63 63 63

Selislh SDM EklslstlOl den

dr.5p. dr. 5p dr.5p dr. 5p.

Rodlo

- -

Potololl KIln.

loci Medlk

Pemerintah 10 61 7 75 34

Pemda 5 23 9 29 7

TNI/Polri 3 15 1 12 3

Swasta 3 -7 -9 -4 -9

Jumlah : 21 8 112 35

...

LlrlnA!lUnah セ@ Umum , . . " su .... JumWl DoIner S!>aIIIs JI.tdIoIDII, "' ... セ@ ... ,1151. I'atoloc! Din"cLolI

LNエッiッエiaョセBBBBMュBGャッNN@ ..

20 PI!r.m 8PPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JI(N

37 19 6

o

62

dr.5p.

Patologi

Anatoml

30 15 9 9 63

dr.5p.

PotoIoII

_ I

7 4 -3 -9

-1

(29)

-2. Rumah Sakit Umum Kelas B

Kepemilikan

/ Penye

lenggara

Pemerintah

Pemda

TNI/Polri BUMN

Swasta Jumlah:

Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN

Swasta

Jumlah:

Kftera,.,...n:

4

134 18

6 93

255

4

134

6 93 255

Medik esi Anatomi

8 8 8 8 8

268 268 268 268 268

36 36 36 36 36

12 12 12 12 12

186 186 186 186 186

510 510 510 510 510

Selisih SDM Ekisisting dengan Jumlah SDM Sesuai Standar

dr.5p. dr. 5p dr. Sp dr.Sp. dr.5p. Rodlo Rehab Aneste51 Patolotlt Klnlk Patolotlt

IotIt Medlk Anatoml

0 3

·74 ·193 ·11 -124 -206

-5 -26 1 -22 -3

6 -5 -1 -11 -10

85 -65 204 -97 -136

17 -287 204 -254 -380

Unwk Rumilh セォャエ@ Umum "'lil'" StiOndior Ju.mJ.ah Dokte. sーエゥセャャウ@ Ibd lolotl, I'len.D Medlk. Mestesl. Piltolocll(llnlk, dan Pat .... 1 ANtonIi m.slnc .... iItI .... 10n0 ..

(30)

3. Rumah Sakit Umum Kelas C

Kepemilikan/

Penye

lenggara

Pemerintah

Pemda

TNI/Polri

BUMN

Swasta

Jumlah:

1

274

40 22

257

594

logi

1

274

40

22

257

594

dr. Sp Rehab

M edik

1

274

40

22 257

594

dr.5p dr.Sp.

An est Patologi

esi Anatomi

1 1 1

274 274 274

40 40 40

22 22 22

257 257 257

594 594 594

Selislh SOM Ekisistlng dengan Jumlah SCM Sesuai Standar

dr.5p. dr. 5p dr.Sp dr. 5p. dr.Sp.

Radio Rehab Anes PatoIoci K1lnlk Palologl

10&1 Medlk lesl Anatomi

Pemerintah 1 ·1 · 1 · 1 · 1 · 1

Pemda 274 ·123 -244 ·95 ·153 · 247

TNI Polri 40 · 6 · 31 21 · 30 · 37

BUMN 22 6 · 16 10 · 13 · 18

Swasta 257 53 · 163 205 · 131 · 214

Jumlah: 594 · 71 -455 140 · 328 · 517

K\rtl!Bnpn:

Untuk Rumah Saki! Umum kセi。U@ C Standllf jオュャセQi@ Ookt .... sセャャQョャ@ セ、ャッャョァゥL@ R"hab Medllt, aョBBエセN@ PatolOCI kllnllt, dan PlllolC>lI Anataml masJl\I-mllsll\lll 0"'''1

(31)

Kepemilikan/

Penye

lenggara

Pemerintah Pemda

TNI/Polri

BUMN

Swasta Jumlah:

Pemerintah Pemda

tnv ⦅ pセ ャ イゥ@

BUMN

Swasta Jumlah : I(lItennpn :

1

126 73

11 3 18

529

1

dt

73 11 318

529

IOli

1 1

126 126

73 73

11 11

318 318

529 529

dr.Sp. dr. Sp

Radio R .... b

....

Modi.

-1 · 1

-104 -124

-52 -67

-5 -9

-86 -283

-248 -484

Ane,

tesi Anatomi

1 1 1

126 126 126

73 73 73

11 11 11

318 318 318

529 529 529

dr.Sp dr.Sp. dr.Sp.

Anes

-

....

Pltololl

.os! Klinik Anltoml

-1 -1 -1

-92 -117 -123

-28

[

-67

[

-73

-6 -9 -11

Of

· 266

I

-299

-111 -460 -507

Untuk AUlMh セォj ャ@Umum 1(111 .. A S/JInd., Jumll" oッセャ・ヲ@ Spelllill RMlIQICCI, Rehab Mlldl., AIlI!SIIIII, PlioloclKllnlk, din PIIOIocIAMt:omi mMlni-lNIlln,l OnIlli

Peran BPPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JKN

]

(32)

5. Rumah 5akit Umum Non Kelas

Kepemlilkan/

Penye

lenggara

Pemda TNI/Polri

BUMN

Swasta

Jumlah:

Pemda

TNI/Polri

BUMN

Swasta

Jumlah:

15 1 2 53

71

15 1 2 53

71

10li Medik

15 15

1 1

2 2

53 53

71 71

dr.Sp. dr.Sp

Radio Rehab

Iogi Medlk

-13 -14

-1 -1

-2 -2

-25 -49

-41 -66

24 Peran BPPSDM Kesehatan dalam M enghadapi JKN

Anestesi

Anatomi

esi Anatomi

15 15 15

1 1 1

2 2 2

53 53 53

71 71 71

dr. Sp dr.Sp. dr.Sp.

Anestesl Potol<>cl Kllnlk Palol<>cl

Anatoml

-3 -12 -15

-1 -1 -1

-1 -2

-42 -52

(33)

6. Rumah Sakit Umum yang Kelas-nya Tidak Teridentifikasi I Kepemlhkan/ Penve lenggara Pemerintah Pemda TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah Pemerintah Swasta 1 20 20 19 159 219 1 20 20 19 159 1 20 20 19 159 219 dr.Sp.

-

...

-1 - 18 -18 ·15 -72 .sl

1 1 1

20 20 20

20 20 20

19 19 19

159 159 159

219 219 219

dr.Sp dr.Sp dr.Sp.

Rohob Anestesl PotoloillClnll<

MedII<

[

· 1 ·1 · 1

· 20 · 17 · 18

· 20

r

·14

I

· 20

· 19 ·15 ·18

I

·In

·18 · 127

Anatomi 1 20 20 19 159 219 dr.sp. PotoIoiI

-

0 0 0 0 0

jオュャ セ Nィ セ@ ____ セセ@219 __ セセセ@ ·124 __ セセセ@ · 193 ____ セセ@·65 ______ セセ@· 184 ____ L-__ セ@ 0 __ セ@

r

Jell

Peran BPPSDM Kesehatan dalam Menghadapi JKN 25
(34)

---7. Rumah Sakit Khusus Kelas A

8. Rumah Sakit Khusus Kelas B

9. Rumah Sakit Khusus Kelas C

lCetenlnpn:

UnN. rセ@ S.kn 1Chus", sエセイ@ Juml .... OOIctllr wsua. dinpn .IetIlS ICH/lusUYn AuIMh セォaN@ Mhi"ll' un"_ NOM Inr tld.k diriftd セョエNセョ@

$tal'lCbr Jumlllh SDM

(35)

-27

10. Rumah Sakit Khusus Kelas 0

Jumlah SOM Eksisting Kepemilikan/

Penye lenggara

lum

lah

RS

logi

...

::

-.. .

Anatomi Patologi Anes

tesi Medik

I Pemda

Jumlah

K"'''''''',II'';

-

1

36 6

38 7

o

1

o

o

2 18 1

o

2 19 1

o

UnwkRulIIlIh セォョ@ Kltusus, Stand .. , Jumlah Ooitte §BUild d"!IIliln Jenl$ lC",khusuun Rumah .sakll, Hh1lli&iI untuk $iIIi! Inl tld.k dlrllld benluarkiHl standu JUmlllh SOM

(36)

D. KEKURANGAN DAN KETERSEDIAAN DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN DI PUSKESMAS

1. KETERSEDIAAN DOKTER

lIl0"

Data Rifaskes Tahun 2011 menunjukan ketersediaan dokter di Puskesmas per provinsi sebagai berikut :

a. Masih ada Puskesmas yang ti dak mem iliki tenaga dokter

b. Sebagai n besar Puskesmas memilki 1 dokter

c. Sebagain besar Puskesmas di wilayah barat memiliki lebih dari 2 dokter per puskesmas.

Hal yang harus diantisipasi adalah distribusi tenaga dokter Pemenuhan kekuranga tenaga dokter telah diupayakan melalui penempatan Dokter PTT maupun pengangkatan Dokter PNS, sebagai gambaran persen Puskesmas menurut keberadaan per propinsi, dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Grafik 2.1

PERSEN PUSKESMAS

MENURUT KEBERADAAN DOKTER PER PROVINSI TAHUN 2011

"'"

... .

"'"

53.8

7(l"

"'"

""'

"'"

.

"'"

4 1.9

"'"

.

,

...

.2

28 Peran BPPSDM Kesehiltan dalam M enghadapi JKN

[image:36.427.23.422.11.574.2]
(37)

-Grafik 2.2 dibawah ini, menunjukkan bahwa persebaran tenaga dokter di perkotaan dan di perdesaaan serta di Puskesmas biasa maupun Puskesmas dengan perawatan.

3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

[image:37.428.3.407.14.594.2]

0

Grafik 2.2

JUMLAH DOKTER MENURUT LOKASI DAN JENIS PUSKESMAS TAHUN 2011

2012 2064

Kola Desa Perawatan Non-Perawatan

2. KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN PERAWAT DAN BIDAN DI

PUSKESMAS

29

Berdasarkan data Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan tahun 2013 (Tabel 2.4 dan 2.5), menunjukkan masih terdapat kekurangan tenaga perawat dan bidan, yang dihitung menggunakan dua pendekatan yaitu:

a. Mengacu pada standar minimal kebutuhan di Puskesmas yaitu 6 perawat dan 4 bidan, maka diperkirakan masih terdapat kekurangan 9.505 perawat dan 5.484 bidan.

b. Mengacu pada standar kebutuhan puskesmas perawatan yaitu 11 perawat dan 6 bid an, serta puskesmas non perawatan yaitu 6 perawat dan 4 bidan, maka diperkirakan masih kekurangan 17.522 perawat dan 7.990

bidan.

r

i セ MZ[[G@
(38)

TABEl2.4

KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT PADA PUSKESMAS

PROVINSI

1 NAD

2 Sumut

3 Sumbar

4 Rlau 5 Jambl 6 Sumsel

7 Bengkulu

8 Larnpung

9 Babel 10 Keprl

11 OKI Jakarta 12 Jabar

13 Jateng 14 DIY 15 Jatlm 16 Santen 17 Bali

18 NT8

19 NIT

20 Kalbar

21 Katteng 22 Kalsel

23 Kaltim 24 Sulut 25 Sulteng

26 Sulsel

27 Sultra

28 Gorontalo 29 Sui bar 30 Maluku 31 Maluku Utara

32 Papua Barat

33 Papua

INDONESIA k・エ・セョャゥj ョ [@ KEAOAAN 4.434 5.852 2.519 2.582 1.584 3.456 1.583 3.030 964 1.901 2.358 8 .386 7.151 855 10.062 1.693 1.079 2.569 2.746 5.647 2.527 2.739 2.537 1.852 3.556 4 .627 2.226 655 1.062 3.430 1.894 1.470 2.820 101.846 KEKURANGAN

(STAN DAR MINIMAL)

326 759 231 161 345 275 157 256 15 24 689 967 747 62 620 368 117 53 587 40 98 56 198 218 78 268 350 84 82 151 43 226 854 9.505

oKekural'llan perawat merwrut standar minimal: 6 perawat per puskesmas · ·Kekurangan perawa t menurut standar revitallsasl puske smas:

• Puskesmas non perawatan: 6 pera wat • Puskesmas perawata n: 11 perawat

603 1.117 452 272 492 597 255 501 29 81 1.389 1482 1.397 141 1.763 563 183 193 953 273 161 207 390 360 215 772 528 124 155 283 196 294 1.101 17.522

(39)

31

TABEL2.S

KEBUTUHAN TENAGA BIOAN PAOA PUSKESMAS

PROVINSI

1 NAD

2 Sumut

3 Sumbar

4 Riau 5 Jambi

6 Sumsel

7 Bengkulu

8 Lampung 9 Babel

10 Keprl

11 DKI Jakarta 12 Jabar

13 Jateng

14 DIY

15 Jatim

16 Sante"

17 Ball

18 NT8

19 NTT

20 Kalbar 21 Kalteng

22 Ka lsel

23 Kaltim 24 Sulut 25 Sulteng

26 Sulsel

27 Sultra

28 Gorontal0 29 Sulbar

30 Maluku

31 Maluku Utara

32 Papua Barat

33 Papua

INDONESIA !Ceteran,an: KEADAAN 7.048 9.819 3.762 2.963 2.065 3.603 2.018 2.766 617 801 986 9.653 12.616 771 11.109 2.213 1.319 1.631 2.131 1.830 1.480 2.257 1.479 1.025 1.849 3.773 1.378 453 738 950 801 504 1.329 97.737 KEKURANGAN iSTANDAR MINIMAL) 262 368 55 92 133 III 85 138 2 18 716 205 III 24 139 112 87 29 378 80 83 46 137 134 53 155 239 74 56 253 96 236 777 5.484

0Kekurangan bldan menurut standar minimal: 4 bldan per puskesmas o-lCekunnBan bidan menurut standar revititllsasi puskesmas:

- Puskesmas non perawatan: 4 bldan

- Puskesmas perawatan: 6 bkfan

Peran 8PPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JKN

(40)

III.

PEMENUHAN DAN DISTRIBUSI

SDM KESEHATAN

A. PENDAYAGUNAAN

Pendayagunaan tenaga kesehatan memperhatikan tiga aspek yaitu pengadaan, pemerataan dan pengembangan tenaga kesehatan. Pengadaan tenaga kesehatan mencakup pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. Upaya pemerataan tenaga kesehatan merupakan salah satu upaya pemenuhan tenaga kesehatan.

1. Upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah dengan mengikutsertakan pemerintah daerah meliputi;

a. Temporer

1) Penugasan Khusus

Pendayagunaan secara khusus tenaga kesehatan dalam waktu tertentu guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan , daerah bermasalah kesehatan di RS tipe C dan 0 di kabupaten yang memerlukan pelayanan medik spesialistik . Tenaga kesehatan yang ditempatkan melalui penugasan khusus ini adalah residen,residen senior, dan 03 kesehatan.

2) Detasering b. Semi Permanen :

Pengangkatan bidan, dokter, dokter gigi sebagai Pegawai Tidak Tetap ( PTI).

c. Permanen:

Pengadaan CPNS Permanen : Pengadaan CPNS

Dalam rangka pelaksanaan Jami"an Kesehatan Naslonal dlmana doleter umum sebagai gote keeper berikut ini gambaran pemenuhan dokter di puskesmas yang tidak mempunyai doleter melalui pengangkatan deleter PIT Pusat sampai dengan September 2013, dapat diBhat pada tabel 3.1.

(41)

I

I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 label 3.1

PENGANGKAlAN BARU DOKTER PIT lAHUN 2013

Hilmi! PrOVInS!

ACEH 57 34

"

SUMATERA UTARA 96 26 70 SUMATERA BARAT 18 17 1

RJAU 24 29

JAMBI 41 21 20

SUMATERASELATAN 48 12 36

BENGKUlU 30 2S 5

LAMPUNG 37 18 19

KEPULAUAN BANGKA 3 9

aEuruNG

KEPULAUAN RIAU 4 3

DKIJAKARTA 27 0 27

JAWABARAT 54 0 54

JAWATENGAH 32 0 32

or YOGYAKARTA 2 0 2

JAWATIMUR 35 0 35

BANTEN 32 0 32

SAU 22 0 22

NT8 18 15 3

NTT 116 112 4

KAUMANTAN BARAT 43 42 1 KAUMANTAN TENGAH 34 41

KAUMANTAN SELATAN 23 20

KAUMANTAN nMUR 29 32

SULAWBI UTARA 12 57

SULAWESI TENGAH 31 28 3

SULAWESI SELATAN 60 40 20

SULAWESI TENGGARA 98 29 69

GORONTAlO 17 55

SULAWESI BARAT 14 II

MALUKU 55 124

MALUKU UTARA 28 18 10 PAPUA BARAT 73 26 47

PAPUA 185 76 109

JUMLAH : 1.398 922 646

17 26 6 13 12

"

"

17 3 0 17 52 20 1 8 17 18 12 89 35 19 20 8 5 2S 45 87 16 4 44 2S 85 136 938 Sumber : Biro KepeSilwalan Setjen Kemenkes

セセ@

Peran BPPSOM Kesehatan dalam Merchadapl JKN
(42)

Upaya lain terkait upaya pemenuhan tenaga kesehatan adalah :

a. Kajian kebutuhan

task shifting

(pelimpahan kewenangan) untuk daerah -daerah yang belum tersedia tenaga dokter umum . Dari kajian tersebut akan diketahui adanya kebutuhan

task shifting

dari tenaga kesehatan tertentu ke tenaga kesehatan lainnya, kompetensi yang diperlukan, pelatihan , regulasi, dan tanggung jawab serta tanggung gugat apabila terjadi

adverse effect

pada sa at melakukan

task shifting.

Untuk jenis spesialisasi anak, obsgyn, anaestesi telah dilakukan pe latihan Dokter dengan Kewenangan Tambahan .

b. Kajian ditribusi tenaga kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan. Dari kajian ini akan diperoleh rancangan pedoman distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan karakteristik wilayah.

Penyusunan Peraturan Bersama 5 Menteri (Kemenkes, Kemendagri, KemenPAN, Kemendikbud dan Kemenkeu) tentang Perencanaan dan Pemeratan Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Milik Pemerintah Daerah .

Penyusunan Peraturan Bersama ini sebagai upaya penataan tenaga kesehatan. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah mal distribusi tenaga kesehatan di daerah tertentu yang menyebabkan ketidakseimbangan tenaga kesehatan . Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan redistribusi tenaga kesehatan . Redistribusi tidak dapat dilakukan oleh Kementerian Kesehatan mengingat adanya otoNo .mi daerah, untuk itu diperlukan regulasi bersama antar kementerian untuk meningkatkan komitmen pemerintah daerah terhadap penataan tenaga kesehatan terse but .

Dalam menentukan target pemenuhan SDM Kesehatan dengan sharing dengan Pemerintah Daerah, mengingat fasyankes primer bukan hanya milik kemenkes.

(43)

2. Upaya pengembangan tenaga kesehatan dilakukan melalui :

a. Penyusunan Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan (RPTK). Sampai sa at ini rancangan RPTK dalam proses penandatanganan legal aspek di Kemenkokesra .

b. Penyusunan rancangan pola karir tenaga ke sehatan

c. Penyusunan rancangan pengembangan jenis tenaga kesehatan pengobat tradisional, alternatif, komplementer

d. Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI), yang dimulai sejak Tahun 2010 dengan jumlah peserta awal 401 orang. Tahun 2011 menjadi 1.542 orang, Tahun 2012 menjadi 4.794 orang, Tahun 2013 kumulatif sejumlah 8.657 orang. Prediksi Tahun 2014 menjadi 11.078 orang.

(44)

B. PENUGASAN KHUSUS RESIDEN

1. Dasar Hukum

a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penugasan Khusu s Tenaga Kesehatan

b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2013 tentang Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis

2. Kebijakan Dasar

a. Prioritas Penempatan di RSUD DTPK, DBK, tidak diminati, pulau terluar, rawan bencana, dan belum ada tenaga spesialis . b. Pengangkatan disesuaikan dengan ke siapan residen di Fakultas

Kedokt eran

c. Jenis Tenaga Residen Residen Jenjang I Residen Senior

& Masa Penugasan 6 bulan

3 - 6 bulan

3. Penghasilan Penugasan Khusus Residen

Insentif sebesar Rp. 7.500.000

4. Mekanisme Penugasan Khusus Residen

...-..

--

--

I

...

. -

...

OIRO

IUSUl U eurutWI)

...,...

}---

f-< KEPEGAWAIAN f-<

...

_

-

..

-

-

...

-I

...

....,

...

-_

....

-I--<

"

..

....

-

-

--Sumber : Biro KepeBilwalan Setjen Kernen

36 Penln 8PPSDM kesehatan dalam Menghadapi JKN

(45)

C. PENGANGKATAN PENUGASAN KHUSUS 0-111 KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

1. Oasar Hukum

Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1991 tentang Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan

2. Kebijakan Oasar

a. Bersifat sukarela.

b. Periode pengangkatan yaitu April, Juni dan September c. Lama penugasan 1 (satu) Tahun.

d. Penempatan di Puskesmas pada Oaerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK)

3. Penghasilan Penugasan Khusus 0-111 Kesehatan

Insentif sebesar Rp . 2.500.000

4. Mekanisme Pengangkatan Penugasan Khusus 0-111 Kesehatan

a. Kementerian Kesehatan menetapkan alokasi kebutuhan Penugasan Khusus D-III Kesehatan berdasarkan analisa usul kebutuhan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota . b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendaftaran

dan seleksi penerimaan Penugasan Khu sus D-III Kesehatan sesuai dengan alokasi kebutuhan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan.

c. Hasil seleksi pengangkatan Penugasan Khusus D-III Kesehatan dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan secara berjenjang dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Oinas Kesehatan Provinsi dan Oinas Kesehatan Provinsi mengusulkan ke Kementerian Kesehatan .

d. Kementerian Kesehatan menetapkan Keputusan pengangkatan Penugasan Khusus 0-111 Kesehatan .

Sumber : Biro Kepelilwalan Setjen Kemenkes

(46)

D. PENGANGKATAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIG I SPESIALIS/ DOKTER/DOKTER GIGI SEBAGAI PTT KEMENTERIAN KESEHATAN

1. Dasar Hukum

a. Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1991 tentang pengangkatan dokter sebagai Pegawai Tidak Tetap selama masa bakti

b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2013 tentang pedoman pengangkatan dan penempatan dokter dan bid an sebagai PTT

2. Kebijakan Dasar

a. Bersifat sukarela.

b. Periode pengangkatan yaitu April, Juni dan September

c. Lama penugasan

1) Kriteria Biasa : 3 (tiga) Tahun

2) Kriteria Terpencil dan Sangat Terpencil : 2 (dua) Tahun untuk dokter/dokter gigi

3) Kriteria Terpencil dan Sangat Terpencil : 1 (satu) Tahun untuk dokter spesialis/dokter gigi spesialis

d. Prioritas penempatan adalah RSUD Provinsi/Kabupaten/Kota untuk Dokter spesialis /Dokter gigi spesialis PTT dan Puskesmas untuk dokter/dokter Gigi PTT dengan kriteria Terpencil dan Sangat Terpencil di luar Jawa dan Bali.

e. Pendaftaran dilaksanakan secara online melalui

www.ropeg-kemenkes.or.id.

(47)

3. Penghasilan Pokok Dokter dan Dokter Gigi PTI

b. Potongan

(luran 297.500 297.500 297.500 297.500 297.500 297.500

c. 1.752.500 1.752.500 1.752.500 1.752.500 1.752.500 1.752.500

d. Insentif 7.850.000 8.300.000 3.350.000 5.800.000

e. 588.750 622.500 251.250 435.000

f. 7.621.250 7.6n.soo 3 .098.750 5.365.000 Total Yang

1.752.500 9.373.750 9.430.000 1.752.500 4.851.250 7.117.500

Diterima

4. Mekanisme Pengangkatan Dokter dan Dokter Gigi PTI

a. Kementerian Kesehatan menetapkan alokasi kebutuhan dokter/dokter gigi PTI berdasarkan analisa usul kebutuhan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

b. Dokter/Dokter Gigi PTT melakukan Registrasi online melalui website www.ropeg-kemenkes.or.id

c. Pengiriman berkas pendaftaran ke PO BOX yang sudah ditentukan.

d. Proses seleksi administrasi dan proses kelulusan. e. Pengumuman kelulusan.

f. Pembekalan di Provinsi lulusan .

g. Pemberangkatan se rentak ke provinsi penugasan

Dalam rangka persia pan JKN dan pemenuhan tenaga medis, serta memperhatikan

ketersediaan alokasl anggaran biaya penempatan dan gaji, maka untuk Terhitung

Mulai Tanggal Oesember 2013 direncanakan mengangkat dr/drg PTT sejumlah 294.

Sumber : Biro Kepegawalan SetJen Kemen kes

(48)

E. PENGANGKATAN BIDAN SEBAGAI PTT KEMENTERIAN KESEHATAN

1. Dasar Hu kum

a. Keputusan Keputususan Presiden No. 23 Tahun 1994 sebagaimana diu bah dalam Keputusan Presiden No. 77 Tahun 2000 tentang pengangkatan bidan sebagai Pegawai tidak tetap. b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2013 tentang

pedoman pengangkatan dan penempatan dokter dan bidan sebagaiPTT

2. Kebijakan Dasar a. Bersifat sukarela. b. Bersifat sukarela.

c. Periode pengangkatan yaitu April, Juni dan September d. Lama penugasan 3 (tiga) Tahun untuk kriteria Biasa, Terpencil

dan Sangat Terpencil

e. Penempatan bidan PTT adalah sebagai bidan desa .

3. Penghasilan Pokok Bidan PTT

NO UNSUR PENGHASllAN KRITERIA

8 T ST

a. Penghasilan Kotor 1.700.000 1.700.000 1.700.000

B. Potongan (luran 247.550 247.550 247.550 Kes&PPh)

c. Penghasilan Berslh 1.452.450 1.452.450 1.452.450 I(a·b)

d. Insentif 1.700.000 2.700.000

e. Potongan (PPh) 127.500 202.500

e. Insentif Bersih I (d·e) 1.572.500 2.497.500

TOTAL YANG DITERIMA 1.452.450 3.024 .950 3.949 .950

(49)

4. Mekanisme Pengangkatan Bidan PTI

1. Kementerian Kesehatan menetapkan alokasi kebutuhan Bidan

PTI berdasarkan ana lisa usul kebutuhan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendaftaran dan seleksi penerimaan bidan PTI sesuai dengan alokasi kebutuhan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan.

3. Hasil seleksi pengangkatan Bidan sebagai PTI dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan secara berjenjang dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi mengusulkan ke Kementerian Kesehatan.

4. Kementerian Kesehatan menetapkan Keputusan pengangkatan bidan sebagai PTI.

Sumber : Biro Kepegawalan Setien Kemenkes

(50)

IV.

PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN

MUTU SDM KESEHATAN

A. PENINGKATAN MUTU SDM KESEHATAN M ELALUI PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN BERKELANlUTAN

1. Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis

Pemerintah melalui kebijakan bidang kesehatan yang tertuang didalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang dan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Upaya meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu adalah prioritas utama.

Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan meliputi upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan rujukan. Dalam rangka upaya kesehatan rujukan yang bermutu harus ditunjang dengan SDM Kesehatan yang memadai, merata dan kompeten.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Direktorat lenderal Bina Pelayanan Medik (sekarang Direktorat lenderal Bina Upaya Kesehatan) pada Tahun 2007, terdapat kekurangan dokter spesialis sejumlah 5060 ora ng di rumah sakit milik pemerintah (dari kelas A

sid

D). Menindaklanjuti hal terse but, maka pada Tahun 2008 Menteri Kesehatan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 535 Tahun 2008 tentang Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik. Saat ini untuk menyesuaikan denga n perkembangan regulasi terkait keuangan dan regulasi lainnya, Permenkes 535 Tahun 2008 terse but sudah direvisi menjadi Permenkes 53 Tahun 2013 tentang Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
(51)

Pelaksanaan Program Bantuan PDS/PDGS pada saat ini sudah bekerja sama dengan 14 Fakultas Kedokteran dan 4 Fakultas Kedokteran Gigi. Fakultas Kedokteran yang sudah bekerja sama sampai sa at ini adalah Universitas Syahkuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, Universitas Pajajaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Udayana, Universitas Hasanudin dan Universitas Sam Ratulangi. Sedangkan 4 Fakultas Kedokteran Gigi yang bekerja sama dalam pelaksanaan program bantuan PDGS, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Pajajaran, Universitas Gajah Mada dan Universitas Airlangga .

Program Bantuan PDS/PDGS tersebut dilaksanakan melalui proses rekrutmen dan seleksi peserta (dr/drg) yang berasal dari daerah dan UPT Kemenkes untuk selanjutnya mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran/Fakultas Kedokteran Gigi penyelenggara PDS/PDGS. Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi tersebut dilaksanakan dua kali dalam seTahun, setiap semester atau berdasarkan periode penerimaan di FK/FKG. Pada Tahun 2008 ditetapkan target pemenuhan kebutuhan dokter spesialis sejumlah 6000 peserta yang proses penerimaan pesertanya dilaksanakan sampai Tahun 2014. Jumlah peserta Program Bantuan PDS/PPDGS perangkatan dari angkatan I

sid

X dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
(52)

Tabel4.1

JUMLAH KEPESERTAAN PPDS/pPDGS

Angkatan I

sId

X

PERIODE

PENERIMAAN REALISASI

Ex HWS-DHS 103 lanjutan Bank Dunla = 103

1. Juli 2008 700 700 700 100%

2. Jan 2009 388

1040 1076 >100%

3. Juli 2009 688

4. Jan 2010 520

1040 1048 >100%

5. Jull 2010 528

6. Jan 2011 473

7. Juli 2011 316 750 789 >100%

8. Jan 2012 231

687 595 < 100%

9. Jul i 2012 364

10. Jan 2013 435

11. Juli 2013 eslm 414 840 849 > 100%

12. Jan 2014 eslm 420

13. Jul i 2014 eslm 420 840 840 1

GRAND TOTAL 6.000 6.000 6.000 1

Sejak Tahun 2008 sampai dengan saat ini sudah ditetapkan sej umlah 4.746 peserta program . Dari 4.746 peserta tersebut telah dinyatakan lulus menjadi dokte r spesialis sejum lah lebih dari 568 peserta dan sudah mengabdi ke daerah pengusul. Sebaran peserta tersebut menurut Provinsi/Unit pengusul dapat dilihat pada tabeI4.2_

44 Per-In BPPSDM Kesehatan datam Mengkadapl JKN

/Jcn

(53)

-Tabel4.2

DISTRIBUSI PENERIMA BANTUAN PENDIDIKAN DR/DRG SPESIAUS

BERDASARKAN PROVINSI-UPT PUSAT ANGKATAN 1-10

(JUl 200S-JAN 2013)

4 DASAR

1 ACEH 39 33

2 BABEl 5 8

3 BALI 10 10

4 BANTEN 8 6

5 BENGKULU 16 14

6 DIY 18 11

7 GORONTAlQ 9 6 8 JABAR 13 20 9 JAMBI 23 14

10 JATENG 32 37

11 JATIM 33 45

12 KALBAR 17 19

13 KALSEL 16 17

14 KALTENG 6 8

15 KALTIM 20 19

16 KEPRI 9 7

17 LAMPUNG 13 12

18 MAlUKU 12 8

19 MALUT 5 1

20 NTB 10 12

21 NIT 20 20

22 PAPUA 12 16

23 PAPUA BARAT 10 9

24 RIAU 16 20

2S SUlBAR 10 8

26 SULSEl 35 25

27 SUlTENG lS 10

28 SUlTRA 11 13

29 SULUT 14 12

30 SUMBAR 34 37

31 SUMSEl 16 10

32 SUMUT 36 SO

33 KEMENKES 7 2

34 KEMHAN 19 4 19 6 3 7 12 10 7 12 18 18 16 17 10 8 19 8 10 9 8 6 20 22 9 14 12 30 13 9 10 27 14 17 2 25 35 7 8 7 18 9 10 14 19 22 20 20 22 15 17 5 12 9 10 11 36 10 7 15 9 21 12 9 8 26 23 18 3 7

4 PENUNJANG

19 4 8 6 8 6 5 14 10 24 26 10 9 5 17 10 10 8 6 5 15 10 11 17 10 27 8 7 11 21 6 15 3 15 16 7 5 7 7 9 2 15 3 22 32 7 15 6 16 7 9 2 2 7 10 4 2 8 3 27 5 7 3 24 4 26 3 17 5 6 7 4 2 7 4 17 3 34 38 7 11 6 15 6 11 4 2 7 7 5 3 6 3 33 9 10 1 10 3 13 5 7 2 3 2 3 1 3 3 8 3 12 13 2 9 1 7 1

o

o

1 2 3 2 2 3 4 2 3

o

3 4 2 2 3 2

6 75 249

4 9 59

1 37 91

4 26 78

2 28 108

2 27 102

2 23 71

4 37 154

2 39 134

8 106 315

4 88 315

5 20 124

3 66 178

3 21 79

8 55 193

6 19 78

5 19 101

3 19 74

2 6 43

2 34 96

4 17 152

1 28 110

o

6 59

3 50 152

3 33 95

2 121 323

2 47 124

1 35 102

o

22 84

3 105 291

o

30 108

2 90 269

o

42 70

10 32 138

35 POlRI

TOTAL

4 0 2 4 4 2 4 1 2 4 2 7

573 543 449 498 390 341 315 112 109 1.416 4.746

(54)

Selain 4 spesialisasi dasar dan 4 spesialisasi penunjang terse but, masih memungkinkan untuk diterima spesialisasi lainnya mengingat ada kebutuhan kita dalam pemenuhan standar dan klasifikasi rumah sakit sesuai yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

Selain hal terse but, tentunya ada prioritas nasional yang disusun berdasarkan angka morbiditas dan mortalitas, prevalensi penyakit, epidemiologi dan karakteristik/ endemisitas penyakit di daerah tertentu dalam penyusunan prioritas kebutuhan dokter spesialis yang dibutuhkan.

Sampai Tahun 2013, peserta tersebut telah dinyatakan lulus menjadi dokter spesialis sejumlah lebih dari 568 peserta, sebaran lulusan peserta penerima bantuan Program Pendidikan PDS/PDGS menu rut Provinsi dan menurut universitas dapat dilihat pad a tabel di bawah ini.

menu rut universitas dapat dilihat pada tabeI4.3.

(55)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

....

Tabel4.3

DlSTRIBUSILUlUSAN PENERIMA BANTUAN PENDIDIKAN DR/DRG SPESIALIS BERDASARKAN PROVINSI-UPT PUSAT ANGKATAN 1-10

(JUl2008-JAN 2013) PROVINSI ACEH BABEL BALI BANTEN BENGKULU DIY GORONTALO JABAR JAMB I JATENG JATIM KALBAR KALS EL KALTENG KALT IM KEPRI LAMPUNG MALUKU MALUT NTB NTT PAPUA PAPUABARAT RIAU SULBAR SULSEL SULTENG SULTRA SULUT SUMBAR SUMSEL SUMUT KEMEN KES KEMHAN POLRI TOTAL

r

J<n

4

o

4 PENUNJANG

2 1

5 6

6 4

5 8

10 3

3 14

20 3

2 13

4 11

21 5

3 6

4 3

17 14

2 3

6 6

o

0

1

1 2

12 2

o

2

o

2

4 3

6 4

27 20

10 5

3 9

2 32 4 5 1 2

o

224 10 2 5 2

o

173

hA N GゥセゥセfzNゥKゥGゥィゥG

NGZm@

8 13

0 1

0 3

12

7 17

3 16

10 23

1 18

5 28

6 21

3 18

0 26

4 13

2 9

5 36

3 8

1 13

2 2

0 2

3 6

15

1 3

0 2

5 12

8 18

37 84

19 34

7 19

4

12 54

2 8

7 17

6 9

1 4

0 0

171 568

(56)

Tabel4.4

DISTRIBUSI LULUSAN PENERIMA BANTUAN PENDIDIKAN DR/DRG SPESIALIS BERDASARKAN UNIVERSITAS ANGKATAN 1-10

(JUL ZOOS-JAN Z013)

UNIVERSITAS 4 PENUNJANG

1 FKG UGM 0 0 0 0

2 FKG UI 0 0 0 0

3 FKG UNAIR 0 0 0 0

4 FKG UNPAD 0 0 0 0

5 UGM 32 24 12 68

6 UI 11 21 29 61

7 UNAIR 0 15 5 20

8 UNAND 34 5 18 57

9 UNDIP 4 12 7 23

10 UNHAS 69 58 86 213

11 UNIBRAW 2 0 1 3

12 UNPAD 11 24 2 37

13 UNS 4 8 0 12

14 UNSRAT 6 0 0 6

1S UNSRI 30 3 1 34

16 UNUD 10 0 0 10

17 USU 11 3 10 24

18 UNSYIAH 0 0 0 0

TOTAL 224 173 171 568

(57)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pada Tahun 2014 direncanakan akan ada be bera pa peserta penerima bantuan Program PDS/PDGS ya ng lulus. Perkiraan lulusan peserta peneri ma bant uan Progra m Pend idikan PDS/PDGS sam pai Ta hun 2014 sebanyak 2.824 orang, untuk jelasnya dapat

Gambar

TABEL2.1 YANG DIFASILITASI
Tabel2.2 JUMLAH DOKTER 4 SPESIALIS DASAR
JUMLAH DOKTER 5 Tabel2.3 SPESIALIS PENUNJANG
GrafPERSEN ik 2.1 PUSKESMAS
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kasus bullying pada anak mengalami peningkatan setiap tahun. Bullying pada anak memberikan berbagai dampak negatif yang berbeda-beda dan dapat menjadi sangat

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu diatur dan ditetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Perusahaan Penggilingan Padi, Huller dan

Beberapa hal yang menjadi dasar dalam menilai keberadaan hukum internasional dalam sistem perundang- undangan Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor

نببيعلا مومببضملا يببثلثلا نببم رببملا نم ولاقو لببتقا :وببحن ،نببيعلا مامببضنل لببصولا فببلأ مببضب امك ةروسكم فللا تناكل نيعلا مض ولغ .جرخاو .ةروسكم وأ ةحوتفم

Berdasarkan hasil penelitian hampir seluruh responden di Rumah Sakit Kamar Medika Kota Mojokerto memberikan inisiasi menyusu dini yaitu 52 orang (87%), hampir seluruh

** Nasi Panaskan minyak, tumis bawang merah hingga harum, tuangi santan, daun salam, sereh, garam dan kaldu bubuk, masak hingga mendidih, masukkan beras. Aduk rata, biarkan

Telur untuk dicampur di Nasi Goreng 56. Telur untuk

mengatakan, bahwa BRI Syariah Kantor Cabang Sidoarjo melakukan perekrutan dari dalam atau internal, yaitu berasal dari grup BRI. Posisi yang dapat diisi dari internal,