• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian mata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bagian mata"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Taksonomi Tumbuhan yang berjudul “Tumbuhan Lumut ( Bryophyta )”. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang saya miliki. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang membantu sehingga terselesainya makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata

kuliahTaksonomiTumbuhan yang telah membimbing saya belajar banyak hal berkaitan tentang mata kuliah Taksonomi Tumbuhan. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa saya berharap dan berdoa agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri selaku sebagai penyusun dan umumnya bagi para pembaca makalah ini. Amin

Sintang, 9 Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI Kata

Pengantar……… …….i

Daftar

Isi……… ……ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar

Belakang………1

1.2 Rumusan

(2)

1.3 Tujuan Penulisan………2

1.4 Manfaat

Penulisan……….3

1.5 Metode

Penulisan………..3

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian

lumut………4

2.2.Klasifikasi……….5

2.3.Siklus

hidup………..6

2.4.Perkembangan……….7

2.5.Pergiliran keturunan tumbuhan lumut……….8

2.6.Macam-macam

lumut………..9

2.7.Peranan tumbuhan lumut dalam ekosistem………16

2.8.Manfaat

bryophyta……….17

2.9.Penyesuaian bryophyta dan masalah hidup di darat……….

BAB III PENUTUP

3.1.

Kesimpulan………..19

3.2.

Saran……….20

DAFTAR PUSTAKA

(3)

PENDAHULUAN

BRYOPHYTA ( TUMBUHAN LUMUT ) 1.1. Latar belakang

Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut yang apakah secara khas tinggi 1-10 cm (0.4-4 inchi), meskipun beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya tumbuh

berdekatan bersama-sama di dalam keset / dasar, perdu atau di tempat rindang. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Pada lumut tertentu menghasilkan capsule spora yang nampak seperti paruh yang dilahirkan pada tangkai tipis. Ada kira-kira 10,000 jenis lumut digolongkan pada Bryophyta. Divisi Bryophyta dahulu mencakup tidak hanya lumut, tetapi juga liverworts dan hornworts. Sekarang ini lain, dua kelompok Bryophyta adalah ditempatkan dalam divisi

tersendiri.Tumbuhan Bryophyta merupakan tumbuhan yang paling primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau tangkai. Mereka sejak lima ratus juta

tahun.Bryophyta merupakan tumbuhan kecil, herbaceous yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun menjadi epifit pada batang dan cabang tanaman. Bryophyta terbagi dalam 3 golongan yaitu, lumut hati ( hepaticophyta ), lumut daun dan lumut tanduk.

1.2.Rumusan masalah

Apa yang di maksud dengan tumbuhan lumut?

Bagaimana ciri-ciri tumbuhan lumut?

Bagaimanakakah pengklasifikasian tumbuhan lumut?

Bagaimanakah siklus hidup, perkembangan serta pergiliran keturunan tumbuhan lumut?

Apa sajakah pengelompokan atau macam-macam tumbuhan lumut?

Bagaimanakah peranan tumbuhan lumut bagi ekosistem dan kehidupan manusia?

Bagaimanakah penyesuaian bryophyta terhadap masalah hidup didarat?

1.3.Tujuan penulisan.

Untuk mengetahui apa itu tumbuhan lumut.

Untuk mengetahui ciri-ciri dari tumbuhan lumut.

Untuk mengetahui klasifikasi dari tumbuhan lumut.

Untuk mengetahui siklus hidup, perkembangan serta pergiliran keturunan dari tumbuhan lumut.

(4)

Untuk mengetahui peranan tumbuhan lumut bagi ekosistem dan kehidupan manusia.

Untuk mengetahui bagaimana tumbuhan lumut menyesuaikan diri terhadap masalah hidup di darat.

1.4.Manfaat penulisan.

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kewajiban dalam tugas perkuliahan serta untuk lebih mendalami pembahasan materi tentang tumbuhan lumut ( bryophyta ).

1.5.Metode penulisan.

Adapun metode penulisan yang di gunakan oleh penulis bersumber dari buku-buku dan juga dari internet.

BAB II

PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Lumut

Secara ilmu tumbuhan, lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non vaskuler. Mereka dapat dibedakan dari yang serupa liverworts ( Marchantiophyta atau Hepaticae) dengan multi-cellular mereka rhizoids. Lain perbedaan bukanlah universal untuk semua lumut dan semua liverworts, yang membedakan “batang” dan “daun-daun”, ketiadaan daun-daun yang terbagi-bagi atau berlekuk, dan ketidakhadiran daun-daun diatur dalam tiga golongan, semua menunjuk tumbuhan lumut. Sebagai tambahan terhadap kekurangan suatu sistem vaskuler, lumut mempunyai gametophyte-dominant siklus hidup, yaitu. sel haploid untuk kebanyakan siklus hidupnya. Sporophytes (diploid) berumur pendek dan dependent pada atas

(5)

diwakili oleh pollen dan ovule, sedang diploid generasi adalah tumbuhan berbunga yang umum dikenal.

Ciri-ciri lumut:

v Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.

v Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid. Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum.

v Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius). Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.

v Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :- Vaginula (kaki) – Seta (tangkai) – Apofisis (ujung seta yang melebar) – Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.

2.2. Klasifikasi

Klasifikasi lumut hati Kingdom : Plantae

Division : Hepaticophyta

Class : Hepaticosida

Ordo : Hepaticoccales

Family : Hepaticoceae

Genus : Hepaticopsida

Species : Hepaticiopsida sp Klasifikasi lumut Daun

Kingdom : Plantae

(6)

Class : Bryopsida

Kebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.

Ciri Siklus Hidup Lumut (Polytricum commune)

Lumut hidup diawali dari sebuah spora haploid, yang bertunas untuk memproduksi sebuah protonema, yang menumpuk filamen atau thalloid (flat dan thallus like). Ini merupakan tingkatan sementara dalam hidup lumut. Dari protonema tumbuh gametophore yang

dideferensiasi menjadi tangkai dan akar/ leaves (mikrofil). Dari keterangan dari tangkai atau cabang develop organ sex lumut. Organ betina disebut archegonia (archegonium) dan terlindungi oleh kumpulan tangkai yang termodifikasi yang disebut perichaetum (plural, perichaeta). Archegonia memiliki leher disebut venters dimana sperma jantan turun. Organ jantan disebut antheridia (singular antheredium) dan tertutup oleh modifikasi tangkai disebut perigonium (plural, perigonia).Lumut bisa menjadi dioicous atau monoicous. Pada lumut dioicous, kedua organ sex, jantan dan betina terlahir pada gametofit tanaman. Pada

monoicous (juga disebut autoicous) lumut, mereka terlahir pada tanaman yang sama. Pada pengairan, sperma dari antheridia berjalan ke archegonia dan terjadi fertilisasi, mengawali produksi sporofit diploid. Sperma lumut adalah biflagellate, mereka memiliki dua flagella yang membantu sebagai daya pendorong. Tanpa air, fertilisasi tidak dapat terjadi. Setelah fertilisasi, sporofit mandul didorong keluar dari archegonial venter. Ini membutuhkan kira-kira seperempat sampai setengah tahun untuk sporofit untuk matang. Badan sporofit terdiri dari gagang panjang, disebut seta, dan capsule disebut operculum. Capsule dan operculum terlapisi oleh calyptra yang merupakan sisa archegonial venter. Calyptra biasanya mengecil / berkurang ketika capsule matang. Withing the capsule, sel-sel pereproduksi spora mengalami meiosis untuk membentuk spora haploid, dimana siklus dapat berjalan lagi. Mulut capsule biasanya dikelilingi oleh set gigi disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi pada beberapa lumut.Pada beberapa lumut, struktur vegetatif hijau disebut gemmae yang diproduksi pada tangkai atau cabang, yang bisa merusak dan membentuk kembali tanaman tanpa perlu melalui fertilisasi. Ini disebut dengan reproduksi asexual.

(7)

Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut berupa tallus seperti lembaran-lembaran daun (hepaticae), atau telah

mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya (pada musci), tetapi padanya belum terdapat akar yang sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang

berbentuk benang-benang atau kadang-kadang memang telah menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk gametangium.Setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spiral atau alat pembuka gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak memerlukan waktu istirahat dulu tetapi terus berkembang menjdi embrio yang diploid.Bagian bawah embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau jorong dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah telah disebut di atas disebut sporogonium. Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga disebut capsule spora. Capsule spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium karena leher arkegonium amat sempit, maka

sporogonium tidak dapat menembusnya dan bekas dinding arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule spora. Mengingat bentuknya seperti tudung akar, pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai fungsi yang sama sebagai pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan kaliptra. Jaringan dalam capsule spora dinamakan arkespora. Arkespora membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dengan pembelahan reduksi terjadilah 4 spora yang berkelompok merupakan tetrade. Seringkali pada

pembentukan spora itu ditentukan pula jenis kelaminnya. Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan utmbuh lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora itu membulat sebelum terpisah-pidah dan terlepas dari capsule spora.

2.5. Pergiliran Keturunan Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena

hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

(8)

Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia

Ciri-ciri:

ü tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid

ü gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yg berbntk spt payung.

ü sporofit perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik

ü berkembang biak scr generatif dgn oogami, dan scr vegetatif dgn fragmentasi, tunas, dan kuncup eram

ü habitatnya ditempat lembab.

Susunan Tubuh

Berdasarkan bentuk talusnya lumut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

1). Lumut hati bertalus

2). Lumut hati berdaun

Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur.

Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan

Protonema lumut hati umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu yang pendek. Sebagian besr lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi tidak pernah ditemukan pada tumbuhan lain.

(9)

Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin membentuk kapsulyang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel induk spora yang berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin. Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang memanjang arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang melempar spora ke udara

Lumut Daun ( Bryopsida sp).

Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar, terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies.Kelompok ini terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya membuka tanpa operculum atau gigi.

Ciri-ciri:

ü Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks.

ü Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.

ü Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau operkulum. 4. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi sporogoniumnya.

ü Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh

(10)

ü Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup.

ü Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu

Nematodonteae dan Arthrodonteae.

ü Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora-spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar.

ü Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting.

ü Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.

Susunan Tubuh

Lumut daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat.

Perkembangbiakan

Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga dinamakan

Periantum.

Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan Parafisis.

Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)

(11)

Ciri-ciri

ü tubuhnya mirip lumut hati, ttpi berbeda pd sporofitnya

ü berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan plg dekat dgn tumbuhan berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut

ü gametofitnya berupa talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk

ü rhizoid berada pada bagian ventral.

ü habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi. Cthnya, Anthoceros leavis.

Susunan tubuh

Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi

bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal.

Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang antara 5-6 cm. pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.

Perkembangbiakan

Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila

sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan s, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.

2.7. Peran Tumbuhan Lumut Dalam Ekosistem

Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutanLumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk

(12)

seberang. Ini diasumsikan untuk menjadi sisi pohon yang yang sun-facing. Di hutan dalam di mana cahaya matahari tidak menembus, lumut tumbuh subur sama pada saat pada batang pohon.

2.8. Manfaat Bryophyta

Ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah. Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium

pertumbuhan. Praktek tanah Pada Perang dunia II, Sphagnum digunakan sebagai PPPK yang dipakaian pada luka prajurit, lumut ini adalah sangat menyerap dan mempunyai kekayaan antibacterial. Beberapa awal orang-orang menggunakannya sebagai diaper dalam kaitan dengan absorbency. Di United Kingdom, Fontinalisantipyretica biasa digunakan untuk memadamkan api seperti ditemukan di sejumlah substansiil di sungai yang slow-moving dan lumut menahan volume air yang besar membantu memadamkan nyala api tersebut. Di Finlandia, Peat mosses sebagai bahan bakar lumut telah digunakan untuk membuat roti selama kelaparan. Di Mexico, lumut digunakan pada Dekorasi Natal

2.9. Penyesuaian Bryophyta Dan Masalah Hidup Di Darat

(13)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.

Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan kecil yang termasuk division Bryophyta.

Mempunyai sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b.

Kebanyakan hidup di darat, dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa.

Susunan tubuh sebenarnya merupakan gametofit. Pada bentuk primitif tumbuhan lumut helaian berupa thalus (Marchantia, Riccia, Anthoceros).

Ada dua macam perkembang biakan yaitu: reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif.

Tempat hidup lumut hati pada tempat-tempat yang basah untuk struktur tubuh higmorf dan pada tempat-tempat yang kering untuk struktur tubuh yang xemorf (alat penyimpanan air)

Cara hidup lumut hati, sebagai epifit umumnya menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika.

Susunan tubuh lumut hati berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi dua kelompok yaitu, lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun

Perkembang biakan lumut hati ada dua yaitu secara aseksual menggunakan spora dan tunas, secara seksual contoh Marchantia, dan anteridium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti cakram.

Pada lumut daun, tempat hidupnya tumbuh di tempat agak terbuka.

Susunan tubuh lumut daun melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler bercabang-cabang.

Perkembangbiakan lumut daun ada dua yaitu berumah satu jika dalam kelompok itu terdapat arkegonium maupun anteridium dan berumah dua jika kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah.

Dijumpai ditepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan yang basah atau lembab.

Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar.

(14)

B. Saran.

Bagi para pembaca dan teman-teman mahasiswa yang lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul “ BRYOPHYTA ( TUMBUHAN LUMUT ) “.

Reproduksi Lumut

Pada lumut terjadi reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual (vegetatif) juga dapat dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya). Sementara reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek; sekitar 3 – 6 bulan.

Advertisement

Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.

Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut:

Advertisement

1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.

2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.

Reproduksi aseksual

Dilakukan dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan yang terjadi dalam sporangium lumut sporofit (sporogonium). Spora yang dihasilkan sporofit adalah spora haploid. Spora tersebut tumbuh menjadi protonema, kemudian tumbuh menjadi gametofit haploid (n).

Perkembangbiakan secara aseksual dapat terjadi dengan banyak cara, antara lain :

(15)

2. Membentuk stolon.

3. Batang lumut yang bercabang-cabang mati, lalu cabangnya tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.

4. Protonema primer membentuk individu baru.

5. Protonema putus-putus menjadi banyak protonema, dan

6. Membentuk kuncup.

Reproduksi seksual

Terjadi dengan adanya penyatuan gamet jantan (spermatozoid) dan gamet betina (ovum).

Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian bertemu dan membuahi ovum (fertilisasi). Pembuahan menghasilkan zigot yang diploid. Zigot membelah menjadi embrio yang kemudian tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).

Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.

Jika anteredium dan arkegonium berada dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut

berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteredium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis).

(16)

Dalam sikius hidupnya, lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dengan generasi sporofit yang berkromosom diploid (2n). Bentuk gametofit lebih sering kita temukan karena gametofit lebih dominan dan memiliki masa hidup yang lebih lama daripada bentuk sporofit. Metagenesis pada siklus hidup lumut daun dapat digambarkan sebagai berikut.

1) Spora berkromosom haploid (n) yang jatuh di habitat yang cocok akan berkecambah, sel-selnya membelah secara mitosis, dan tumbuh menjadi protonema yang haploid (n).

2) Protonema akan tumbuh menjadi gametofit (tumbuhan lumut) jantan dan betina yang haploid (n).

3) Tumbuhan lumut yang sudah dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium).

4) Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagel yang berkromosom haploid (n). Arkegonium menghasilkan ovum yang berkromosom haploid (n). Ovum memproduksi zat gula dan protein yang merangsang pergerakan spermatozoid menuju ovum. Pergerakan spermatozoid disebut kemotaksis.

(17)

5) Fertilisasi ovum oleh spermatozoid menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n).

6) Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi embrio (2n).

7) Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).

8) Sporofit akan membentuk sporogonium (2n) yang memiliki kotak spora (sporangium).

9) Di dalam kotak spora terdapat sel induk spora diploid (2n) yang akan membelah secara meiosis dan menghasilkan spora-spora yang haploid (n).

Siklus hidup lumut daun

 Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan

diploid.

 Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur pendek dan hidup tergantung

pada gametofit.

Siklus hidup lumut hati

 Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun yaitu dengan fase haploid

dan diploid.

 Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut elatera.

Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora.

 Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan

sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit.

Siklus hidup lumut tanduk

 Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkegonium.

Anteridium dan arkegonium terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus.

 Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pisah

melintang.

 Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogonium yang diikuti oleh

sel bagian bawah yang membelah terus menerus membentuk kaki yang berfungsi sebagai alat penghisap.

 Bila sporogenium masak maka akan pecah seperti buah polongan, dan

(18)

 Sel-sel mandul ini diselubungi oleh sel jaringan yang kemudian

menghasilkan spora, yang disebut arkespora.

Ciri-ciri Lumut Secara Umum

 Dapat berfotosintesis, merupakan tumbuhan yang eukariotik dan

multiseluler

 Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati ( talus )

 Struktur tubuhnya masih sederhana sehingga tidak memiliki berkas

pembuluh angkut ( xylem dan floem )

 Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa

mm sampai beberapa cm saja.

 Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.

 Mengalami pergiliran keturunan ( dari gametofit ke sporofit ) yang disebut

metagenesis

 Reproduksi secara seksual dan aseksual ( spora )

 Habitatnya di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut

sebagai epifit ( organism yang hidup menempel pada tumbuhan lain ). jika pada hutan banyak pohon epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.

 Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai plastida yang

menghasilkan klorofil a dan b sehingga lumut bersifat autotrof.

 Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus

(talofita) dengan tumbuhan berkormus (kormofita). Karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.

 Lumutmelekat dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid berbentuk

seperti benang /rambut untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air dan garam-garam mineral.

 Dinding sel lumut terdiri dari selulosa

 Spora lumut tumbuh dan berkembang menjadi protonema (filament yang

berwarna hijau)

 Kromosom tumbuhan lumut bersifat haploid.

 Batang dan daun tegak pada lumut memiliki susunan yang berbeda.  Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu

(19)

Pada batang apabila dilihat secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut,

 Selapis sel kulit

 Lapisan kulit dalam ( korteks )

 Silinder pusat yang terdiri dari sel-sel parenkimatik yang memanjang

untuk mengangkut air dan garam-garam mineral

 Belum terdapat floem dan xylem.

Pada daun apabila dilihat secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut,

 Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang

tersusun seperti jala

 Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena

tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong

 Rhizoid seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat

tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.

Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:

 1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.  2. Seta atau tangkai.

 3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan

antara seta dan kotak spora.

 4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas

menjadi tudung kotak spora.

 5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam

Gambar

Gambar Skema Metagenesis siklus hidup lumut

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Masih banyaknya katekis yang telah purna tugas/ pensiun mejadi salah satu penyebab kurang optimalnya katekisasi. Di samping usia, latar belakang pendidikan juga

Mengenai kesesuaian Proses Pamana sejauh ini menurut Informan II yaitu Imam orang yang melakukan adat Pamana Pamana masih dilakukan oleh generasi sekarang yang

Kesimpulan yang dapat diambil adalah kepemimpinan profetik merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

Seperti halnya pada tumbuhan lumut, tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Daur hidup tumbuhan paku selengkapnya adalah sebagai berikut. 1) spora paku

Dalam sikius hidupnya, lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dengan generasi sporofit

Bila menghasilkan keuntungan, maka keuntungan tersebut dibagi dua dengan presentase yang telah di sepakati oleh kedua belah pihak, jadi mudharabah itu kerja sama yang

 Guru membawa ikan dan bunga hias, kemudian tanya jawab tentang cara menyayangi binatang dan tanaman sebagai ciptaan Allah SWT.  Tanya jawab isi buku cerita yang

Bendahara membantu Ketua pengurus DKM dalam memimpin kepengurusan Masjid Al Ghany untuk masa kerja 3 tahun yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua pengurus DKM