ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII
SEMESTER GANJIL SMP ISLAM PURBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH
KIKI ZESICA DEVI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru, disiplin belajar dan motivasi berprestasi terhdap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII smester ganjil SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru, disiplin belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Islam Purbolinggo tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purolinggo tahun pelajaran 2013/2014. (2) Ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo tahun
pelajaran 2013/2014. (3) Ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP Islam Purbolinggo tahun pelajaran 2013/2014. (4) Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru, disiplin belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo tahun pelajaran 2013/2014.
\
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL
BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP ISLAM PURBOLINGGO
LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
KIKI ZESICA DEVI Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma Pengaruh Persepsi siswa tentang metode mengajar guru, disiplin belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP Islam Purbolinggo
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Pembatasan Masalah ... 11
D. Rumusan Masalah ... 13
E. Tujuan Penelitian ... 13
F. Kegunaan Penelitian ... 13
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 14
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 16
1. Parsepsi siswa tentang metode mengajar guru ... 16
2. Disiplin Belajar ... 21
3. Motivasi Berprestasi ... 28
4. Hasil Belajar ... 33
B. Penelitian yang Relevan ... 43
C. Kerangka Fikir ... 44
D. Hipotesis ... ... 45
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 46
B. Populasi dan sampel ... 47
1. Populasi ... 47
2. Sampel ... 48
C. Variabel Penelitian ... 49
D. Definisi Operasional variabel ... 49
E. Teknik Pengumpulan data ... 54
1.Observasi ... 54
2.Dokumentasi ... 54
3.Angket ... 54
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 55
1. Uji Validitas Angket ... 55
2. Uji Reliabilitas Angket ... 58
G. Uji Asumsi Klasik ... 61
1. Uji Linearitas Garis Regresi ... 61
2. Uji Multikolinearitas ... 63
3. Uji Autokorelasi ... 63
4. Uji Heteroskedastisitas ... 65
H. Tehnik Pengujian Hipotesis ... 67
1. Regresi Linier Sederhana ... 67
2. Regresi Linier Multiple ... 68
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………... 69
1. Gambaran umum lokasi penelitian ... 69
2. Sejarah Berdirinya SMP Islam Purbolinggo ... 69
3. Visi dan Misi SMP Islam Purbolinggo ... .. 70
4. Keadaan Gedung ... 70
5. Proses Pembelajaran ... 71
6. Jumlah Guru dan Siswa ... 71
B. Deskripsi Data ... .. 72
1. Data Persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1) ... .. 73
2. Data Disiplin Belajar (X2) ... ... 76
3. Data Motivasi berprestasi (X3) ... .. 78
4. Data Hasil Belajar (Y) ... .. 80
C. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... .. 82
1. Uji Kelinieran regresi ... .. 82
2. Uji Multikolinearitas ... .. 86
3. Uji Autokorelasi ... 88
4. Uji Heteroskedasisitas ... 89
D.Pengujian Hipotesis ... ... 92
1. Pengujian Hipotesis Pertama (X1) ... .. 93
2. Pengujian Hipotesis Kedua (X2) ... .. 96
3. Pengujian Hipotesis Ketiga (X3) ... .. 99
4. Pengujian Hipotesis Keempat (X1,X2,X3) ... .. 102
E. Pembahasan ... .. 105
1. Pengaruh Persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar ... .. 105
2. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar ... .. 108
3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar ... .. 110
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... . 119 B. Saran ... .. 120
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Mid semester Ganjil Kelas VIII SMP Islam Purbolinggo ... 4
2. Penelitian yang relevan ... 43
3. Jumlah Seluruh Siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo ... 48
4. Indikator dan Sub Indikator Variabel ... 52
5. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1 ... 56
6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2 ... 57
7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X3 ... 58
8. Hasil Analisis Uji Reabilitas Angket Untuk Variabel X1 ... 59
9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 ... 60
10. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3 ... 60
11. Tabel Analisis Varians untuk Uji Kelinieran Regresi ... 62
12. Keadaan Gedung SMP Islam Purbolinggo ... 71
13. Jumlah Siswa SMP Islam Purbolinggo ... 72
14. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Tentang Metod Mengajar Guru Kelas VIII Semester Ganjil Di SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 74
15. Kategori Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X1) ... 75
16. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Belajar (X2)... 77
17. Kategori Variabel Disiplin Belajar siswa(X2) ... 77
18. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Berprestasi (X3) ... 79
20. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Islam
Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 81
21. Kategori Variabel Hasil Belajar siswa(Y) ... 82
22. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru (X1) ... 83
23. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Disiplin Belajar (X2) ... 84
24. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Motivasi Berprestasi(X3) 85 25. Kesimpulan Hasil Uji Linieritas Garis Regresi ... 86
26. Hasil Uji Multikoliniearitas ... 87
27. Hasil Uji Autokorelasi ... 89
28. Hasil Heteroskedasitisitas ... 91
29. Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 92
30. Hasil Uji Hipotesis pertama ... 93
31. Koefisien Regresi Persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1) Terhadap hasil Belajar (Y) ... 94
32. Hasil hipotesis kedua ... 96
33. Regresi disiplin belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y) ... 97
34. Hasil Uji Hipotesis ketiga ... 99
35. regresi motivasi berprestasi (X3) terhadap hasil belajar (Y) ... 100
36. Hasil Uji Hipotesis keempat ... 102
37. Anova Untuk Uji Hipotesis Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Disiplin Belajar Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 103
MOTO
Jangan takut untuk bermimpi selama mimpi itu gratis ,Dream,believe and
make it happen
(Agnes Monica)
Jangan pernah takut untuk menjadi orang sukses
(Drs. I Komang Winatha M.Si)
Belajarlah sebanyak mungkin dari orang lain, tapi bergantunglah kepada
diri anda sendiri
(Mario Teguh)
Kalau nilai 9 itu kesuksesan dalam kehidupan, maka nilai 9 sama dengan x
ditambah y ditambah z. Bekerja adalah x, y adalah bermain, dan z adalah
untuk berdiam diri.
(Albert Einstein)
Tidak ada salahnya melangkahkan kaki lebih cepat darpada orang lain
selama tujuan kita lebih besar dari mereka
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kehadiran Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan
Salawat dan salam kepada Rasullullah Nabi Muhammad SAW,
skripsi ini Ku persembahkan kepada:
Ayahku tercinta M.Yusuf Arif dan Ibuku tercinta Sri Wahyuni
Yang senantiasa menyayangiku, mendoakan dan menanti keberhasilanku.
Puangku Usman gumanti arif dan Umiku Nuning sudarsih yang telah
mendukung setiap langkahku selama ini.
Adikku mega febriana ,Yolanda , Marelda, yang telah senantiasa
mendoakan dan mendukungku selama ini
Seseorang yang kelak menjadi Imam dalam hidupku.
Sahabat-sahabatku, Dwi wulan dini ,roshinta purba, elfira astrata, lia
amsiana,Nurlia, Yulia Purba, Rika meliasari ,pemi zurriyatina
,nurhayati, ayu wulan, wahyuni Kurniawati,ana rinjani ,Ajenk nurul,
Tiada persahabatan yang hangat dalam hidupku tanpa pelukan erat dari
kalian. Terimakasih telah mendukungku meskipun tidak dengan kata, tetapi
sikap kalian menyadarkan ku dalam segala hal.
Para pendidik yang kuhormati
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Tirto Purbolinggo
lampung timur tanggal 11 Januari 1992, yang
merupakan anak Tunggal dari pasangan Bapak M.Yusuf
Arif dan Ibu Sri wahyuni
Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah :
1. TK aisyah Tanjung tirto Lampung Timur selesai pada tahun 1996.
2. SD N 2 Tanjung Tirto, Lampung Timur selesai pada tahun 2004
3. SMP Islam Purbolinggo Lampung Timur selesai pada tahun 2007
4. SMA N 1 Purbolinggo Lampung Timur selesai pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa baru di Universitas
Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan
IPS Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui PKAB
Selain aktif dalam bidang akademik penulis juga aktif dibidang ekstrakulikuler
yaitu olahraga basket dan kopma(koperasi mahasiswa). Sebagai salah satu mata
kuliah wajib, penulis pernah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL), Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) dan Kuliah Kerja Nyata
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:“Pengaruh
Persepsi siswa tentang metode mengajar guru,disiplin belajar dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar IPS terpadu kelas VIII semester ganjil SMP
Islam Purbolinggo tahun pelajaran 2013/2014” Penyusunan skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi,
bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.Si, selaku pembantu Dekan I FKIP
Unila.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila.
4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila.
5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Siselaku Ketua Program StudiPendidikan
Ekonomisekaligus sebagai Pembahas penulis terimakasih dukungannya
selama penulis menempuh pendidikan di pendidikan ekonomi
7. Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si selaku Pembimbing I yang telah
membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
terima kasih untuk semua kebaikan dan nasehat yang telah diberikan;
8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
arahan dan motivasi dengan penuh kesabaran dalam membimbing penulis
hingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan
Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis;
10.Bapak dan Ibu bagian Akademik FKIP Universitas Lampung;
11.Ibu Drs.Sugiarti S.Pd.Pkn selaku kepala sekolah SMP Islam Purbolinggo
yang telah memberi kesempatan penelitian;
12.Bapak dan ibu guru SMPIslam Purbolinggo Lampung Timur yang telah
banyak membantu;
13.Kedua orang tuaku tercinta Muhammad Yusuf Arif dan Sri Wahyuni yang
tulus menyayangiku dan mendoakan untuk keberhasilanku. Terima kasih
atas perjuangan dan pengorbanannya dalam mendidik dan membesarkanku
hingga saat ini.
14.Puangku Usman Gumanti Arif dan umiku nuning sudarsih yang sangat ku
sayangi. Terima kasih untuk dukungan, kebersamaandan selalu menjadi
15.Keluarga besarku yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
atas doa, dukungan dan kasih sayangnya;
16.Kakak-kakak ku Kak wardani S.Pd, Pristia winda pratiwi S.Pd, Rezky
candra S.Pd, Deni Supriyadi S,Pdyang membantu dan mengarahkan dalam
menyelesaikan skripsi ku.
17.SahabatkuTercinta Dwi Wulan Dini yang setiap Hari tidak pernah lelah
menemani dan menjadi penyemangatku dalam menyelesaikan study dan
memperkuat mimpi, terimakasih atas segala waktu dan pengorbananmu.
Kapan kita mengulang masa itu lagi ? \m/
18.Sahabat-sahabat terkasihku d’jambrongers, Gembel elit, Terimkasih
memotivasiku dalam kebersamaan yang nano-nano selama ini, kalian jadi
saksi ya kesuksesanku nanti ? :D
19.kance seperjuanganku fitri ahadiyah, asti, ana rinjani, Rizka aminy, Eva,
Icha, Ardi, Kusworo, Aliyanto,Vivin barcellena,vevy, nuning, terimakasih
buat saran, kritik, semangat, kebersamaan kalian tidak akan pernah aku
lupakan.
20.Teristimewa untuk kak zaskia gotik, kak rega, oliv, kak hesty, terimakasih
sudah menjadi penyemangat dan inspirasiku, kita ketemu nanti ya? :D
21.Teman-teman band ala-ala yang slalu menghibur dan memberi waktu
mengekspresikan segala penat, salam main hati broo \m/ hehehe
22.Keluarga kecilku KKN/PPL Padang tambak way tenong lambar,
Dijah,angga,eko,sisca,mb sulis,mb veny,lilis,very,agita,wayan terimakasih
untuk kebersamaanya kurang lebih 2,5 Diatas gunung saat mengabdi,
23.Keluarga kostan cihuy tercintabapak kost dan ibu,yuni, ani,kak ria,kak
silvi,rahma, kak gita, kak febi, agatha,putri, kak ama, kak merta
dkk,terimakasih sudah bertahun-tahun menjadi keluarga yang nyaman dan
saling mendukung meskipun selalu berisik \m/
Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang
telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan, amin.
Bandar Lampung, Maret 2014 Penulis,
1
I. PENDAHULUAN
Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang
masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang
dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah , tujuan penelitian, kegunaan
penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci
ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat berarti menumbuhkembangkan diri untuk menjadi manusia
lebih baik dan terwujud kecerdasan intelektual,emosional dan spiritual.
Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting dan mendasar dalam
pembangunan suatu bangsa.
Pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Dengan belajar setiap orang akan
mengalami perubahan dan akan berkembang lebih baik, serta dapat
mempertahankan hidupnya di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin
jauh dengan semakin ketatnya persaingan seperti sekarang ini.
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, dimana terlaksana serangkaian
kegiatan terencana dan terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses
perubahan-2 perubahan positif menuju kedewasaan, sejauh berbagai perubahan itu dapat
diusahakan melalui usaha dalam proses belajar mengajar.
Melalui proses belajar mengajar yang aktif dan dibantu dengan tenaga pengajar
yang profesional mampu menghasilkan siswa yang cerdas dan berkualitas. Hal itu
dapat terwujud apabila sekolah mampu memberikan pelayanan terbaik dan sesuai
dengan kebutuhan para siswanya dengan proses belajar yang optimal.
Berkaitan dengan upaya peningkatkan mutu pendidikan fungsi sekolah sangatlah
penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik yaitu dengan
meningkatkan mutu lulusan anak didik. Sebagai upaya peningkatkan mutu sumber
daya manusia, harus dilaksanakan proses pembelajaran yang efektif, terencana
dan sistematis. Efektif tidaknya proses pembelajaran di sekolah tercermin dari
pencapaian hasil belajar sebagai tolak ukurnya. Hasil belajar yang dicapai siswa
merupakan salah satu indikator dalam menilai mutu sekolah. Berhasil atau
tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung pada kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan siswa sebagai peserta didik. Keberhasilan dalam kegiatan belajar
mengajar itu terlihat dari penguasaan materi pelajaran dan hasil belajar siswa yang
diperoleh selama mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.
Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dan siswa.
Kualitas hubungan antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sebagian
besar ditentukan oleh pribadi pendidik dalam mengajar dan siswa dalam belajar.
Misalnya dengan penggunaan metode mengajar yang tepat dapat membantu siswa
3 Hubungan tersebut mempengaruhi kesediaan murid untuk melibatkan diri dalam
kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa akan lebih menguasai materi.
SMP Islam Purbolinggo Lampung Timur adalah salah satu sekolah menengah
pertama yang ada di Kabupaten Lampung Timur, dan beralamat di Jalan
KH.Hasyimm As’ari Taman Fajar kec.Purbolinggo kab. Lampung Timur. Dimana
Visi SMP Islam Purbolinggo Lampung Timur adalah menghasilkan lulusan yang
berkualitas, mampu menjadi generasi yang berkompeten dan mampu berkarya di
luar pendidikan yang sesuai dengan ilmu yang diperoleh selama proses belajar
mengajar di sekolah. selain didukung oleh sarana prasarana untuk belajar, sekolah
ini memiliki banyak tenaga pengajar.
Tenaga pengajar dalam hal ini adalah guru. Sebagian besar guru di sekolah ini
telah menempuh pendidikan strata satu sesuai dengan bidang masing-masing.
Mesipun banyak tenaaga pengajar yang telah menempuh pendidikan strata satu,
kenyataannya ketersediaan tenaga pengajar yang kompoten ternyata tak lantas
membuat hasil belajar siswa memuaskan karna dilihat dari hasil ulangan harian
yang dilaksanakan ternyata belum optimal. Keberhasilan belajar juga ditentukan
oleh disiplin belajar siswa .fungsi disiplin belajar yaitu mampu mengendalikan
diri untuk mengikuti proses belajar mengajar ,mentaati peraturan demi tercapainya
tujuan pembelajaran. Kedisiplinan siswa SMP Islam khusunya kelas VIII masih
tergolong rendah. Ini dapat peneliti buktikan dengan daftar hadir siswa kelas VIII
yang masih sering absen.
Dalam proses belajar mengajar tugas siswa adalah belajar dan peran guru adalah
4 Hasil belajar siswa akan tercapai secara maksimal jika disertai usaha keras. Usaha
keras merupakan bagian dari motivasi berprestasi.
Motivasi berprestasi merupakanbekal untuk meraih kesuksesan. Dengan memiliki
motivasi berprestasi maka akan muncul kesadaran atau dorongan dalam diri
seseorang untuk terus mencapai kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan tersebut
setiap orang mempunyai hambatan-hambatan yang berbeda, dan dengan memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi, diharapkan hambatan-hambatan tersebut akan
dapat diatasi dan kesuksesan yang dinginkan dapat tercapai.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan di SMP Islam
Purbolinggo Lampung Timur tahun pelajaran 2013/2014 dan keterangan dari guru
bidang studi IPS Terpadu mengenai hasil ulangan harian yang diperoleh siswa
kelas VIII SMP Islam purbolinggo Lampung Timur umumnya kurang optimal.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMP Islam
Purbolinggo diketahui hasil Mid Semester siswa kelas VIII sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semeseter Ganjil SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran
2013/2014
Kelas Nilai Jumlah
Siswa
Keerangan
< 70 % >70 %
VIII A 14 28% 11 26,8% 25 Kriteria
Ketuntasan Minimum yang
ditetapkan sekolah adalah
≥70
VIII B 10 20% 14 34,1% 24
VIII C 12 24% 9 22 % 21
VIII D 14 28% 7 17,1% 21
Jumlah 50 100% 41 100% 91
Persentase (%)
54,9 100% 45,1% 100% 100
5 Berdasarkan Tabel 1, di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS terpadu kelas
VIII SMP Islam Purbolinggo masih tergolong rendah, hal ini dibuktikan dengan
perolehan nilai yang masih dibawah KKM yaitu, sebanyak 50 (54,9%) dari
91(100%) siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Adapun kriteria yang
dijadikan pedoman adalah standar ketuntasan nilai mata pelajaran IPS terpadu
yang telah ditentukan sebesar ≥70. Dengan hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS terpadu kelas VIII SMP Islam Purbolinggo tergolong
rendah.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan di atas sesuai dengan pendapat
Djamarah dan Zain (2006: 121) bahwa untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar
sebagai berikut.
1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.
2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%.
3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%.
4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.
Rendahnya hasil belajar siswa biasanya disebabkan oleh dua faktor utama yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam diri siswa
yang dapat berupa motivasi, intelegensi, minat, persepsi, dan lain-lain. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor di luar diri siswa yang dapat berupa metode
mengajar guru, kurikulum, ketersediaan sarana belajar di sekolah atau di rumah,
jarak tempuh dari rumah ke sekolah, dan lain-lain. Namun dari sekian banyak
faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, faktor persepsi siswa
6 memberikan sumbangsih yang besar terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
Persepsi yang diberikan seseorang dapat berubah-ubah misalnya dari buruk
menjadi baik atau sebaliknya.
Menurut Walgito (2005: 101) hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain:
(1) Objek yang dipersepsi; (2) Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf; (3)
Perhatian.
Kecenderungan persepsi itu sendiri akan berdampak positif dan negatif terhadap
objek tersebut. Persepsi yang positif diduga akan memberikan pengaruh yang
positif terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan persepsi yang negatif diduga
memberikan pengaruh yang negatif terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Islam
Purbolinggo , persepsi siswa dalam penelitian ini menunjukkan pandangan,
perasaan, dan pemahaman siswa kelas VIII pada metode mengajar guru. Apabila
persepsi siswa pada metode mengajar guru ekonomi positif maka kehadiran guru
dalam mengajar akan direspon positif pula oleh murid-murid seperti tugas yang
diberikan oleh guru akan dikerjakan oleh siswa dengan optimal dan siswa akan
lebih terlatih sehingga pemahaman pada mata pelajaran ekonomi diharapkan akan
meningkat pula. Sebaliknya, apabila persepsi siswa pada metode mengajar guru
ekonomi negatif akibatnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak bisa
7 Metode mengajar guru dalam proses belajar mengajar dan perasaan suka dan tidak
suka terhadap suatu mata pelajaran merupakan faktor yang dianggap berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode mengajar yang akurat,
guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penggunaan metode,
guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.
Guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai
dengan keadaan kelas dan keadaan siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pelajaran yang diajarkan dan dengan metode yang bervariasi dapat
meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003: 96). Pemilihan metode yang
dipakai oleh guru bukan lah metode yang asal pakai tetapi harus memperhatikan
metode yang akan digunakan dan yang telah terpilih dari proses penyeleksian
metode yang tepat dan cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran yang
akan berlangsung. Hal ini dikarenakan dari setiap metode tersebut tentu memiliki
kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Faktor lain yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII
SMP Islam Purbolinggo yaitu disiplin belajar Disiplin merupakan perilaku yang
terbentuk dari hasil latihan untuk mematuhi peraturan yang telah ditentukan.
Gie (dalam Ningsih, 2005 : 21) menyatakan bahwa disiplin akan menciptakan
kemauan untuk belajar teratur .
Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga
keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena
seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan
kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut
8 Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa dalam aktivitas belajarnya,
semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi seorang siswa disiplin di
sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi untuk
membantu siswa dalam meningkatkan prstasi belajar. Dengan disiplin siswa juga
memiliki kecakapan mengenai belajar.
Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup bagi seorang dari
keadaan tidak tahu menjadi tahu. Dalam belajar harus terjadi perubahan baik
tingkah laku, sikap dan cara berpikir. Dari keseluruhan proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok.
Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap disiplin belajar di SMP Islam
Purbolinggo. Dilihat dari daftar hadir atau absensi,kehadiran siswa masih banyak
yang absen. Ini menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa dalam belajar masih
rendah
Seperti pendapat dari Tulus Tu’u (2004:37) mengatakan bahwa “disiplin berperan
penting dalam membetuk individu yang berciri keunggulan”. Disiplin itu penting
karena alasan berikut ini:
1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak anak dibiasakan dengan
norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
9
Fungsi Disiplin
Disiplin menjadi fungsi yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan
seorang siswa dan merupakan gambaran kualitas suatu sekolah yaitu salah satunya
terlihat dari tingkat kedisiplinan siswa. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi
disiplin menurut Tulus Tu’u (2004:38) yaitu.
a. Menata Kehidupan Bersama
Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
b. Membangun Kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. c. Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak
terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk
membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. d. Pemaksaan
Berdasarkan pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.
e. Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan
mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.
f. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif
10 diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.
Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar adalah
motivasi berprestasi. Motivasi berasal dari kata “motive” atau “motion” yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti penggerak.
Adanya dorongan dari dalam diri seseorang untuk belajar merupakan bentuk dari
motivasi. Motivasi berprestasi berarti seorang siswa mempunyai kemauan,
dorongan, untuk menggerakkan dan mengarahkan tenaga untuk melakukan
aktivitas yang mendukung terwujudnya tujuan belajar, serta bersemangat dalam
menghadapi segala tantangan dan hambatan pada diri seorang siswa untuk
mencapai prestasi yang diraih dipengaruhi oleh tingginya motivasi berprestasi
yang dimiliki.
Berdasarkan pada pembahasan tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Disiplin belajar dan motivasi berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran
2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasikan untuk penelitian ini sebagai berikut.
1. Sebagian Besar hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo
11 mata pelajaran ekonomi yaitu memperoleh nilai kurang dari 70 dianggap
belum tuntas.
2. Proses belajar mengajar yang kurang kondusif sehingga hasil belajar siswa
kelas VIII SMP Islam Purbolinggo belum optimal.
3. Siswa masih banyak yang pasif dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar dikelas.
4. Cara mengajar guru yang masih menggunakan metode konvensional.
5. Guru kurang mengembangkan Metode pembelajaran dalam proses belajar
mengaajar sehingga masih terpaku pada beberapa metode saja misalnya
metode ceramah dan metode tanya jawab.
6. Belum optimalnya metode guru ekonomi dalam mengajar sehingga
menyebabkan kurangnya pemahaman siswa dalam menyerap materi yang
disampaikan.
7. Kehadiran siswa yang masih sering absen.
8. Masih banyak siswa yang kurang sadar akan pentingnya kedisiplinan.
9. Siswa kurang termotivasi untuk belajar ,sehingga hasil belajar siswa
rendah.
10.Kurangnya upaya dan dorongan peningkatan motivasi siswa kelas VIII
SMP Islam Purbolinggo dari guru ekonomi motivasi berprestasi siswa
terhadap mata pelajaran ekonomi masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah di atas,
12 memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan
pembahasan masalah.Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada
aspek pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1), disilpin
belajar(X2), motivasi berprestasi (X3)dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru
terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam
Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014?
2. Apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu
siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014?
3. Apakah ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS
terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran
2013/2014?
4. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar
guru,disiplin belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS
Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran
2013/2014
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis empat hal pokok yang berupa sebagai
13 1. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil
belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun
Pelajaran 2013/2014?
2. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa
kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014?
3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu
siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014?
4. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan disiplin
belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu
siswa kelas VIII SMP Islam Purbolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014?
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut.
1. Kegunaan Teoritis
a. Sumbangan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi
siswa dalam kegiatan pembelajaran khusunya mata pelajaran ekonomi
sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang
diteliti.
c. Bagi akademis, sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekan
teori yang diterima dibangku kuliah
d. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai
14 2. Kegunaan Praktis
a. Bagi siswa agar dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar memberikan sarana belajar
yang memadai bagi siswa dalam proses pembelajaran.
c. Bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi bagi
siswa dan guru.
d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya
yang ingin melakukan penelitian di bidang ini.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang
metode mengajar guru (X1) disiplin belajar (X2)dan motivasi
berprestai(X3) terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Y).
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMP Islam Purbolinggo lampung
timur.
4. Waktu Penelitian
II . TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
relevan , kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif
terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang
diteliti, selanjutnya peneilitian dapat melakukan kesimpulan sementara.
Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan
menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk
merumuskan hipotesis.
A. Tinjauan Pustaka
Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang hasil
belajar, persepsi, metode mengajar guru,disiplin belajar, dan motivasi berprestasi.
Bagian ini juga menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara persepsi siswa
tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar,disiplin belajar terhadap hasil
belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar.
1. Persepsi
Persepsi adalah sebuah proses individu mengatur dan menginterprestasikan
17 berdasarkan pengertian persepsi diatas,dapat diketahui bahwa persepsi terkait erat
dengan panca indra karena persepsi terjadi setelah objek yang bersangkutan
melihat,mendengar atau merasakan sesuatu dan kemudian mengorganisasi serta
menginterprestasikannya sehingga timbulah persepsi.
Menurut Walgito(2003:53)”Persepsi merupakan proses yang didahului oleh
proses pengindraan,yaitu merupakan proses stimulus oleh individu melalui alat
indra atau disebut proses sensorik’.Adapun faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap persepsi itu sendiri sebagaimana dijelaskan irwanto dalam
Septyawan(2005:19) yaitu persepsi lebih bersifat psikologi dari pada merupakan
proses pengindraan saja,maka ada beberapa faktor yang mempengaruhinya
sebagai berikut:
a. Perhatian yang selektif
b. Ciri-ciri rangsang
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu.
Berdasarkan kajian diatas persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa
yang diperoleh oleh seseorang dan ditangkap oleh indranya,kemudian dari hasil
interprestasinya itu muncul tindakan-tindakan yang menunjang kearah
penilaian,pandangan atau pendapat. Pengertian persepsi menunjukan aktivitas
merespon,menginterprestasikan dan memahami objek baik fisik maupun non fisik.
Persepsi berada pada pikiran dan perasaan manusia secara individu sehingga
memungkinkan orang yang satu dengan yang lain memiliki persepsi yang berbeda
18 pengertian persepsi dalam penelitian ini menunjukan pandangan,perasaan,dan
pemahaman siswa kelas VIII SMP Islam purbolinggo pada metode mengajar
guru.persepsi yang dibahas dalam penelitian ini berupa persepsi yang positif pada
metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh positif terhadap hasil
belajar anak.demikian juga persepsi yang negative pada metode mengajar guru
yang diduga akan berpengaruh negative terhadap hasil belajar siswa.Oleh karena
itu,bagi seorang guru mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang
bersangkut paut dengan persepsi sangat penting.hal tersebut dikarenakan sebagai
berikut:
1. Makin baik suatu objek,orang,peristiwa atau hubungan diketahui,makin baik objek,orang,peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat.
2. Dalam pengajaran,menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru,sebab salah satu pengertian akan
menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru yang tidak relevan;dan
3. Jika salah mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang sebenarnya dengan gambar atau potret dari gambar atu potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi yang keliru(Slameto,2003;102).
Menurut Suwarno(2009:53)”persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang ketika berusaha memahami informasi yang
diterimanya”. Slameto(2003:102) menyatakan bahwa “persepsi adalah proses
yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui
persepsi, manusia terus-menerus mengaadakan hubungan dengan lingkungannya.
Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indra penglihat, pendengar, peraba
atau pencium”. Pendapat lain menyatakan persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan (Jalaludin,2001:51). Menurut Gagne dalam
19 mengadakan diskriminasi antara objek,berdasarkan cirri-ciri fisik yang
berbeda-beda antara objek-objek itu”.
Setelah siswa mampu mengembangkan persepsinya pada suatu objek
Khusunya metode mengajar guru,maka hal itu akan menentukan keberhasilan
belajar siswa,hal ini disebabkan persepsi mempengaruhi karakteristik kognitif
siswa.unsur kognitif ini merupakan bagian dari unsur yang menentukan
keberhasilan belajar siswa. Persepsi yang dibahas dalam penelitian ini berupa
persepsi yang bersifat positif mengenai metode mengjar guru yang diduga akan
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.demikian juga persepsi yang
negative mengenai metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh negative
terhadap hasil belajar siswa.
2. Metode mengajar
Pendidik adalah orang dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat
mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta
mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru
adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah
performance guru di kelas.
Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta
suasana belajar yang menyenangkan. Bagaimanapun hebatnya kemajuan
teknologi, peran guru sebagai sumber belajar sangat penting dan akan tetap
diperlukan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang
20 Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Sanjaya, 2006:145).
Melihat begitu pentingnya peran guru, maka memilih dan menerapkan metode
pembelajaran yang efektif adalah suatu keharusan. Dengan harapan proses
pembelajaran akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa.
Menurut Winarno Surakhmad (2002: 148) metode mengajar adalah cara – cara pelaksanaan dari proses suatu pengajaran, atau sebagaimana teknisnya suatu
bahan pelajaran di berikan kepada siswa- siswa di sekolah.Metode mengajar
adalah teknik penyajian yang digunakan oleh guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas agar pelajaran tersebut
ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. Metode mengajar
untuk menyapaikan informasi kepada siswa akan berbeda dengan cara – cara yang memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap (Roes
N.K dan Yumiati Suharto, 2001:1).
Dalam pemilihan metode mengajar harus memperhatikan beberapa faktor, seperti
yang dikemukakan oleh Djamarah (2005:229) sebagai berikut
a. Berpedoman pada tujuan
b. Perbedaan individual anak didik c. Kemampuan guru
d. Sifat bahan pelajaran e. Situasi kelas
f. Kelengkapan fasilitas
21 Tujuan pengajaran yang efektif dapat menggunakan metode yang tepat dan
bervariasi. Metode mengajar dapat dikombinasikan, seperti yang dikemukakan
oleh Djamarah dan Zain (2002: 110)sebagai berikut
a. Ceramah, Tanya, Jawab dan Tugas b. Ceramah, Diskusi dan Tugas
c. Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen d. Ceramah, Sosiodramah dan Diskusi e. Ceramah,Problem Solving dan Tugas f. Cermah, Demonstrasi dan Latihan
3. Disiplin Belajar
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya
termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.Disiplin
juga dapat diartikan patuh terhadap ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan
norma-norma yang berlaku. Hal ini sesuai dengan pendapat Darji Darmodiharjo
bahwa disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi
semua ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku
dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab (Susilowati, 2005: 18).
Disiplin merupakan perilaku yang terbentuk dari hasil latihan untuk mematuhi
peraturan yang telah ditentukan. Gie menyatakan bahwa disiplin akan
menciptakan kemauan untuk belajar teratur (Ningsih, 2005 : 21). Sedangkan
Djamarah (2002 : 12) mengemukakan disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat
mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari diwarnai oleh berbagai aktivitas, yang
terkadang antara seseorang dengan lainnya tidak sama jenisnya. Tidak jarang
22 dan tidak jarang pula orang yang hanya memiliki beberapa kegiatan saja tidak
dapat melaksanakan dengan baik, bahkan mengorbankan salah satu kegiatan yang
lain.
Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga
keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena
seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan
kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut
dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran peraturan.
Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa dalam aktivitas belajarnya,
semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi seorang siswa disiplin di
sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi untk
membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Dengan disiplin siswa juga
memiliki kecakapan mengenai belajar.
Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup bagi seorang dari
keadaan tidak tahu. Dalam belajar harus terjadi perubahan baik tingkah laku, sikap
dan cara berpikir. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan paling pokok.
Menurut pengertian psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh
23 Selanjutnya akan diuraikan pendapat para ahli tentang pengertian belajar.
a. Slameto (2003:2) menyatakan “belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
b. W.S Winkel yang dikutip oleh Max Darsono (2000:4) berpendapat
“belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.
Sesuai dengan kedua pendapat tentang pengertian belajar di atas terkandung
pengertian bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang sengaja dilakukan
oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh perubahan secara menyeluruh
dalam tingkah lakunya, sebagai hasil dari pengalamannya dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Menurut Hamalik (2001: 36) menyatakan “belajar ialah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu
bentuk pertumbuhan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah
laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman
Berdasarkan seluruh pengertian di atas diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
24 Walgito mengemukakan disiplin belajar adalah ketaatan dan kepatuhan dalam
melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk mencapai tujuan yang
diharapkannya, keterikatan antara disiplin belajar dengan hasil belajar sangat erat
sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai.
(Hesti, 2008:12)
Disiplin siswa di sekolah berarti siswa menaati dan mematuhi tata tertib sekolah
dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan tanpa paksaan dari pihak
sekolah. Bentuk disiplin di kelas berarti siswa tertib dan teratur dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Disiplin di kelas merupakan faktor yang sangat penting
agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan tertib, teratur sesuai dengan
rencana pengajaran. Jika ketertiban kelas dan kedisiplinan siswa meningkat akan
memudahkan tercapainya kegiatan belajar mengajar dan tujuan pembelajaran.
Sedangkan disiplin belajar di rumah yang dilakukan dengan senang hati dan
kesadarannya demi tercapainya tujuan belajar yaitu prestasi belajar yang baik.
Unsur-unsur Disiplin
Menurut Tulus Tu’u (2004: 33) menyebutkan unsur-unsur disiplin adalah sebagai
berikut.
1) Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukun yang berlaku.
2) Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya. 3) Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan
membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. 4) Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam
25
Perlunya Disiplin
Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan dimana pun. Hal itu disebabkan
dimana pun seseorang berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib. Jadi
manusia mustahil hidp tanpa disiplin. Manusia memerlukan disiplin dalam
hidupnya dimana pun berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin, akan
menghadapi banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
perilaku hidupnya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat manusia
berada dan yang menjadi harapan.
Tulus Tu’u (2004:37) mengatakan “disiplin berperan penting dalam
membetuk individu yang berciri keunggulan”. Disiplin itu penting karena alasan
berikut ini:
1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak anak dibiasakan dengan
norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
4) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.
Fungsi Disiplin
26 agar dapat belajar dengan baik, yaitu seorang siswa harus mempunyai sikap disiplin dalam belajar.
Adapun disiplin yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1) Disiplin terhadap diri sendiri .
Disiplin diri harus selalu dimunculkan pada diri siswa, karena dengan disiplin diri akan menumbuhkan kemauan dan semangat belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah
2) Disiplin dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar baik di rumah maupun di sekolah.
Godaan yang datang pada seorang siswa pada saat waktu belajar sangat banyak. Hal tersebut membutuhkan kemauan dan kemampuan siswa untuk dapat mengatasi segala macam godaan yang datang tersebut baik pada saat waktu belajar di sekolah maupun pada waktu belajar di rumah. Godaan yang datang pada waktu belajar misalnya adalah ajakan untuk bermain dari teman, menonton acara televisi, dan sebagainya.
3) Menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit
Disiplin dalam menjaga kondisi fisik sangat penting bagi siswa, karena dengan kondisi fisik yang baik tentu akan dapat mendukung aktivitas sehari-hari dari siswa yang bersangkutan. Salah satu cara untuk menjaga kondisi fisik agar tetap terjaga dengan baik adalah makan secara teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta berolah raga secara teratur 4) Disiplin dalam menepati jadwal pelajaran
Apabila seorang siswa mempunyai jadwal kegiatan belajar, maka ia harus menepati jadwal yang telah dibuatnya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui yang dimaksud dengan disiplin
belajar adalah ketaatan seseorang, dalam hal ini adalah peserta didik terhadap
peraturan-peraturan yang telah dibuat baik itu di sekolah maupun di rumah.
disiplin belajar merupakan suatu bentuk kepatuhan, ketertiban dan ketaatan siswa
yang dilandasi oleh kesadaran pribadi terhadap peraturan-peraturan yang dibuat
oleh diri sendiri atau pihak lain. Ketaatan tersebut dilakuan dalam usaha untuk
memperoleh perubahan baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai
27
Menurut Tulus Tu’u (2004:53) menyatakan sebagai berikut. Pelanggaran disiplin
dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini;
1. Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap. 2. Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang
dimonitor oleh kepala sekolah.
3. Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.
4. Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemanfaatan disiplin sekolah.
5. Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan implemntasi disiplin sekolah.
6. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.
7. Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut, pelanggaran disiplin terjadi karena sikap dan
perbuatan guru kurang bijak dan kurang baik dalam persiapan mengajar. Guru
tidak mampu meguasai kelas dan menarik perhatian siswa pada
pembelajarannya. Lalu, sikap dari perbuatan siswa yang kurang terpuji karena
problem dalam diri serta lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk
kegiatan pembelajaran.
Pada penelitian ini disiplin belajar yang dimaksud dibagi menjadi dua disiplin
yaitu disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar di rumah. Disiplin belajar di
sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa yang timbul dari
kesadaran dirinya untuk belajar, dengan menaati dan melaksanakan sebagai
siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, sesuai dengan peraturan yang
ada, yang didukung dengan kemampuan guru, kreatifitas guru, fasilitas, sarana
28
Menurut Slameto (1997: 27) mengemukakan bahwa ada beberapa macam
disiplin belajar yang hendaknya dilakukan siswa dalam kegiatan belajaranya di
sekolah, yaitu :
1. Disiplin siswa dalam masuk sekolah
2. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas
3. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah
4. Disiplin siswa dalam menaati tata tertib di sekolah
Selanjutnya, disiplin belajar di rumah adalah suatu tingkat konsistensi dan
konsekuensi siswa serta keteraturan dalam belajar untuk memperoleh tingkah
laku yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar dengan menaati dan
melaksanakan tugasnya sebagai siswa di rumah dengan dukungan orang tua,
mengarahkan serta mengawasi dan berupaya untuk membuat anaknya menyadari
kesadaran dalam disiplin belajar. Adapun indikator dalam disiplin belajar di
rumah antara lain disiplin dalam ketepatan waktu dalam belajar, disiplin dalam
mengerjakan tugas sekolah di rumah dan belajar secara teratur.
4. Motivasi Berprestasi
Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam usaha mencapai tujuan sehingga
semakin besar motivasinya, akan semakin besar pula kesuksesan belajarnya.
Suatu tingkah laku yang didasarkan pada motif tertentu tidaklah bersifat acak,
melainkan mengandung isi atau tema sesuai dengan motif yang mendasarkannya
29 motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat
membaca buku-buku untuk meraih cita-citanya (Dalyono 2005: 235-236).
Konsep motivasi berprestasi pertama kali dipopulerkan oleh Mc. Clelland. Dalam
konsepsinya mengenai motivasi Ia mengemukakan bahwa motivation: the three
need theory
1. Need for achivement, are that: personal responsibility, feedback, and moderate risk.
2. Need for power, are that influence and competitive.
3. Need for affiliation, are: acceptence, friendship, and cooperative. (M. Basri, 2004: 27)
Menurut Mc. Clelland mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya
mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain. Teori ini
memiliki sebuah pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan untuk breprestasi itu
adalah suatu yang berbeda dan dapat dan dapat dibedakan dari
kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.
Menurut Mc. Clelland dalam Prabowo (2008) menyebutkan bahwa ciri-ciri orang
yan memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah
1) Berani mengambil resiko dalam pemilihan tugas
2) Membutuhkan umpan balik
3) Tanggung jawab
4) Tekun
5) Inovatif
Manusia memiliki tujuan dan harapan dari semua kegiatan yang dilakukan dalam
hidupnya. Begitu juga dengan setiap siswa yang mengharapkan keberhasilan
30 melakukan aktivitas yang mendukung keberhasilan beajarnya. Motivasi berasal
dari kata “motive” atau “motion” yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti
penggerak.
Menurut Sardiman (2011: 73-74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pengertian ini, mengandung tiga elemen penting, yaitu.
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ “feeling”, afeksi seseorang.
3. Motivasi akan dirangsang dengan adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong dengan adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Selanjutnya menurut Slameto (2003: 171) bahwa tingkah laku manusia
dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Maslow
mengembangkan teori motivasi berdasarkan teori kebutuhan. Teori yang
dikembangkan oleh Maslow ini pada intinya berkisar pada pendapat bahwa
manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu.
a. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs).
Seperti lapar, haus, istirahat, dan seks.
b. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata akan tetapi juga mental, psikologi, dan intelektual.
c. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs.
d. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), pada umumnya tercermin dalam berbagai symbol status.
31 Hamalik (2004: 158) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seeorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Keinginan untuk mewujudkan tujuan
yang ingin dicapai akan menimbulkan energi dalam diri siswa untuk melakukan
aktivitas belajar sesuai dengan kebutuhan berprestasi guna memperoleh prestasi
belajar yang baik. Sedangkan menurut Djaali (2008: 103) motivasi berprestasi
adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang
terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas
tertentu guna mencapai tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin).
Sardiman (2006: 92 – 95), menyatakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar untuk mencapai prestasi
belajar,yaitu
1. Memberi angka 2. Hadiah
3. Saingan/kompetisi 4. Ego involvment 5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian
8. Hukuman
9. Hasrat untuk belajar 10.Minat
11.Tujuan yang diakui
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Herzberg dikenal dengan “Model Dua
Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau
pemeliharaan Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal
yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam
32 pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber
dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan
seseorang.
Ahli psikologi dan konsultan manajemen Frederick Herzberg mengembangkan
teori motivasi dua faktor kepuasan. Motivasi dua faktornya memandang bahwa
kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsic dan bahwa
ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor faktor extrinsic.
Dimana faktor faktor intinsik tersebut meliputi: 1. Pencapaian Prestasi
2. Pengakuan 3. Tanggungjawab 4. Kemajuan
5. pekerjaan itu sendiri 6. kemungkinan berkembang
Sedangkan faktor extrinsic meliputi: 1. Upah
2. keamanan kerja 3. kondisi kerja 4. status
5. prosedur perusahaan 6. mutu penyeliaan
7. mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan bawahan
http://greyjacket.blogspot.com/2010/05/teori-motivasi-menurut-para-ahlinya.htmldiakses pada 25 oktober 2013
Sedangkan ciri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi rendah menurut
Atkinson dan Rynor dalam Prabowo (2008) adalah
1) Memilih tugas yang terlalu mudah
2) Kurang memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan
3) Tidak menyukai pemberian umpan balik
33
Adanya dorongan dari dalam diri seseorang untuk belajar merupakan bentuk dari
motivasi. Motivasi berprestasi berarti seorang siswa mempunyai kemauan,
dorongan, untuk menggerakkan dan mengarahkan tenaga untuk melakukan
aktivitas yang mendukung terwujudnya tujuan belajar, serta bersemangat dalam
menghadapi segala tantangan dan hambatan pada diri seorang siswa untuk
mencapai prestasi yang diraih dipengaruhi oleh tingginya motivasi berprestasi
yang dimiliki.
5. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto,2003: 3).
Skinner (dalam Pupuh Faturrohman dan M Sobry 2010:5) mengartikan belajar
sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku secara progresif
Hasil belajar merupakan merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau
pencapaian tujuan dari proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan
diakhiri dengan evaluasi. Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Winkel
dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
34
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 3).
Menurut Sardiman (2004: 21) belajar akan membawa suatu perubahan pada
individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
Sedangkan C.T.Morgan (dalam Pupuh Faturrohman dan M Sobry 2010:5)
merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relative dalam menetapkan
tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
Djamarah (2002: 15-16) menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar sebagai berikut.
1. Perubahan yang terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6. Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku.
Sudjana (2000: 5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta
35 Whittaker dalam Djamarah (2002: 12) merumuskan belajar sebagai proses di
mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Percival dan Ellington dalam Daryanto (2010: 59), mengungkapkan “Belajar adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang stabil antara stimulus yang
diterima oleh organisme secara individual dengan respon yang tersamar, dimana
rendah, besar, kecil, dan intensitas respon tersebut tergantung pada tingkat
kematangan fisik, mental dan tendensi yang belajar”. Belajar merupakan proses
dasar dari perkembangan hidup manusia. Belajar bukan hanya sekedar
pengalaman, belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Oleh karena itu,
belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai
bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan (Soemanto, 2006: 112).
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu memahami
(Hamalik, 2001: 27). Suhaenah (2001: 2), ”Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari
upaya-upaya yang dilakukannya”.
Menurut Hamalik (2001: 27), belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu usaha sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indra, otak atau anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, minat, dan sebagainya.
Setiap individu pasti mengalamai proses belajar. Belajar dapat dilakukan oleh
36 berlangsung seumur hidup. Dalam pendidikan disekolah belajar merupakan
kegiatan yang pokok yang harus dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai
apabila proses belajar dalam suatu sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu
proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam prosses pembelajaran.
Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku pada diri seseorang
dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Di dalam belajar terdapat
prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan, Dalyono (2005: 51-54) mengemukakan
prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.
1. Kematangan jasmani dan rohani
Salah satu prinsip utama belajara dalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu setelah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar. 2. Memiliki kesiapan
Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. 3. Memahami tujuan
Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsi