• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA FOTO TERAPI PADA IKTERUS NEONATORUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN PUSTAKA FOTO TERAPI PADA IKTERUS NEONATORUM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

Hiperbilirubinemia merupakan salah satu masalah kegawatan pada bayi baru lahir. Hiperbilirubinemia terjadi pada 25%-50% bayi baru lahir angka kejadian hiperbilirubinemia di Amerika mencapai 65%, Malaysia 75%, sedangkan di Surabaya 30% pada tahun 2000,dan 13% pada tahun 2002. Ikterus atau jaundice terjadi akibat akumulasi bilirubin dalam darah sehingga kulit, mukosa dan atau sklera bayi tampak kekuningan (Kosim, M. S., Garina, L. A., dkk, 2007). Peningkatan bilirubin disebut patologis apabila ikterus terjadi sebelum umur 24 jam, setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi, peningkatan bilirubin total serum > 0,5 mg/dl/ jam, adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah, letargis, malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea, atau suhu tidak stabil), ikterus yang bertahan setelah delapan hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan (Rahardjani, K. B., Agung, R., Wijayahadi, N, 2010).

(2)

KAJIAN PUSTAKA

FOTO TERAPI PADA IKTERUS NEONATORUM

Oleh: Berlian Nadiah

07020056

(3)

FOTO TERAPI PADA IKTERUS NEONATERUM

KAJIAN PUSTAKA Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh: Berlian Nadiah

07020056

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan karya tulis akhir ini. Kajian pustaka yang berjudul “Foto Terapi Pada Ikterus Neonaterum”. Penulisan kajian pustaka ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam menyelesaikan kajian pustaka ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Allah SWT atas rahmat, karunia, hidayah, kesabaran, petunjuk, dan segala hal yang telah Engkau berikan .

2. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

3. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

4. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

5. dr. Iwan Sis, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan 3 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

(7)

kesabaran dan waktu yang telah diberikan dalam penyusunan kajian pustaka ini.

7. dr.Gita sekar prihanti.M.PD.Ked,selaku Pembimbing II atas bimbingan, dukungan, saran,ketelitian, bantuan maupun waktu yang telah diberikan dalam penyusunan kajian pustaka ini.

8. dr. Melany Farahdilla, M.Kes., Sp.A,selaku Penguji atas saran, kritik, ketelitian dan bimbingannya dalam penyusunan kajian pustaka ini. 9. Orang tuaku yang senantiasa mendukung dan mensupport semua

langkahku.

10.Kepada suamiku tercinta yang selalu senantiasa bersabar nanti saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini serta mencurahkan waktu dalam suka dan duka

11.Kepada mertua yang selalu member motivasi sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan

12.Tanteku elok yang telah mendukung and member motivasi .

13.Intan nabila adekku tersayang yang setia menemaniku dalam suka duka skripsi ini, atas support yang

14.Teman-temanku aulia kurnia ,ringinggo putri, ines oktavia, leni Terima kasih atas support kalian yang tak henti-hentinya dalam penyusunan karya tulis ini.

(8)

16.Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini dan juga mendoakan demi suksesnya karya tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Malang, Januari 2013

(9)

ABSTRAK

Berlian Nadiah. 2013. FotoTerapi Pada Ikterus Neonaterum Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Pertiwi Febriana Candrawati (2) Gita Sekar Prihanti

Ikterus Neonaterum atau yang sering disebut hiperbilirubinemia merupakan penyakit yang sering dialami oleh bayi baru lahir dalam minggu pertama kehidupannya. Seperti halnya yang terjadi dibeberapa Negara yaitu Amerika mencapai 65 %, Malaysia 75% dan Indonesia tepatnya di Surabaya pada tahun 2000 mencapai 30%.

Ikterus Neonaterum ini merupakan keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Tanda gejala neonates dengan hiperbilirubinemia yaitu kulit kuning, sklera ikterik, peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan 12 mg % pada neonatus kurang bulan.

Ikterus memungkinkan untuk membutuhkan penanganan dengan cara melakukan fototerapi. Karena fototerapi merupakan metode yang efektif dan relative aman untuk menurunkan kadar bilirubin. Sinar-sinar biru yang ada pada fototerapi akan mengubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi isomer yang kurang berbahaya, sehingga efektif dalam menurunkan kadar bilirubin.

(10)

ABSTRACT

Berlian Nadiah. 2013. Jaundice Phototherapy Neonaterum. Final Assessment. Medical Faculty. Muhammadiyah University of Malang. Advisor: (1)Pertiwi Febriana Candrawati (2) Gita Sekar Prihanti

Neonaterum jaundice or hyperbilirubinemia is often called a disease that is often experienced by the newborn in the first week of life. As was the case in several countries, namely the America reached 65%, Malaysia 75% and Indonesia precisely in Surabaya in 2000 reached 30% .

Neonaterum Jaundice is a clinical condition in infants that is characterized by jaundice staining of the skin and sclera due to accumulation of excess unconjugated bilirubin. Signs symptoms of neonates with hyperbilirubinemia which yellow skin, sclera jaundice, increased serum bilirubin concentration of 10mg % in term neonates and 12 mg % in preterm neonates.

Allows for the treatment of jaundice requiring phototherapy by doing. Because phototherapy is an effective method and is relatively safe to lower bilirubin levels. Blue rays that exist in the phototherapy will transform into unconjugated bilirubin isomers are less dangerous, so effective in reducing bilirubin levels.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 2

2.1 ikterus Neonatorum ... 2

2.1.1 Definisi ... 2

2.1.2 Metabolisme Bilirubin ... 2

2.1.3 Epidemiologi ... 7

2.1.4 Penyebab Hiperbilirubinemia ... 8

2.1.5 Patofisiologi ... 16

2.1.6 Gejala Klinis... 19

2.1.7 Pemeriksaan ... 22

2.1.8 Faktor Risiko ... 24

(12)

2.1.9.1 Anamnesis ... 25

2.1.9.2 Pemeriksaan penunjang ... 26

2.1.9.3 Penatalaksanaan ... 26

2.1.9.4 Komplikasi... 27

2.1.9.5 Pemulangan ... 28

2.1.9.6 Ikterus berkepanjangan ... 28

2.2 Foto Terapi ... 29

2.2.1 Definisi ... 29

2.2.2 Mekanisme kerja ... 29

2.2.3 Pedoman Terapi ... 32

2.2.4 Transfusi Tukar ... 36

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

3.1 Kesimpulan ... 39

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penyebab Ikterus berdasarkan usia onset ... 21 2.2 Derajat Ikterus menurut Kramet ... 22 2.3 Faktor resiko Hiperbilirubinemia berat ... 25 2.4 Petunjuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi sehat cukup

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Metabolisme bilirubin dari pembentukan bilirubin sampai

di ekskresikan oleh Tubuh ... 3

2.2 Proses transportasi bilirubin dari serum ke sel-sel hepar. ... 6

2.3 Metabolisme Bilirubi ... 16

2.4 Diagram bilirubin serum berdasar usia (Pediatrics, 2004) ... 20

2.5. Foto Terapi ... 30

2.6 Panduan Fototerapi Pada Bayi ... 34

(15)

DAFTAR SINGKATAN

AAP : American Academy of Pediatrics

AHG : Anti Human Globulin

ASI : Air Susu Ibu

TsB : Total serum Bilirubin

G6PD : Glukosa 6 Phosphat Dehidrogenase BBL : Bayi baru lahir

DM : Diabetes Millitus IgG : Imunoglobulin G Rh : Rhesus

RS : Rumah Sakit

WHO : World Health Organisation

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, B., dkk. (2011). International Journal of Biomedical and Advance

Research. Vol. 02, No. 10.

American Academy of Pediatrics, 2004, Management of Hyperbilirubinemia In The Newborn Infant 35 or More Weeks of Gestation, Pediatrics, Vol. 114, No. 1, p. 297-316.

British Columbia Reproductive Care Program, 2002, Jaundice In The Healthy Term Newborn, Newborn Guideline 4, p. 1-20.

Hoffbrand, A. V., Pettit, J. E. (1996).Transfusi Darah dalam Kapita Selekta

Hematologi “Essential Haematology”. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta, h. 247-266.

HTA Indonesia. (2010). Buku Panduan Tatalaksana Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit.

Irwanto., Adnyana, I. T. (2009). Skrining Perkembangan Bayi Usia 4-6 Bulan

dengan Riwayat Hiperbilirubinemia. Sari Pediatri, Vol. 11, No. 3.

Juliwati., Muchayat S, 2006, Profil Kadar Bilirubin Pada Bayi Bru Lahir Sehat

Dengan Ikterus Di Rumah Sakit DR. Sadjito Yogyakarta, Jurnal

Kedokteran Yarsi, Vol. 14, No. 3, h. 177-181.

Kliegman., dkk. (2011). Nelson Textbook of Pediatrics. 19th Edition. Elseiver Saunders.

Kosim, M. S., Garina, L. A., dkk. (2007). Hubungan Hiperbilirubinemia dan

Kematian Pasien yang Dirawat di NICU RSUP Dr Kariadi Semarang.

Sari Pediatri, Vol. 9, No. 4.

Kosim, M. S., Soetandio, R., &Sakundarno, M, (2008). Dampak Lama Fototerapi Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin Total pada Hiperbilirubinemia Neonatal. Sari Pediatri, Vol.10, No,3.

Lissauer, T., Fanaroff, A. (2009). At a Glance Neonatologi. Jakarta: Erlangga. h. 96-99.

Lubis, B. M., dkk. (2013). Rasio Bilirubin Albumin pada Neonatus dengan

Hiperbilirubinemia. Sari Pediatri, Vol.14, No. 5.

(17)

Monintja,H. E. (1999). Penyakit-penyakit dalam Masa Neonatal dalam Ilmu

Kebidanan. Edisi 3. Yayasan Balai Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Jakarta, h. 738-770.

Macmahon JR, Stevenson DK, Oski FA, 1998, Bilirubin Metabolism in Avery’s Disease of The Newborn, Edisi 7, WB Saunders Company, Philadelphia, p. 995-1002.

Nurhayati, A. M. (2009). Asuhan Kegawat Daruratan dan Penyulit pada

Neonatus. Jakarta: Trans Info Media.

Rahardjani, K. B., Agung, R.,& Wijayahadi, N. (2010). Pengaruh Kadar Vitamin

C dan Vitamin E Terhadap Peningkatan Kadar Bilirubin pada Neonatus.

Sari Pediatri, Vol.11, No.6.

Sacher RA, McPherson RA, 2004, Kimia Umum dalam Tinjauan Klinis Hasil

Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, h. 286-319.

Sukadi A, 2012, Hiperbilirubinemia dalam Buku Ajar Neonatologi, Edisi 1, Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, h. 147-169.

Surjono A, 1995, Hiperbilirubinemia Pada Neonatus: Pendekatan Kadar Bilirubin Bebas, Berkala Ilmu Kedokteran, Vol 27, h. 43-46.

Usman, A. (2007). Ensefalopati Bilirubin. Sari Pediari, Vol.8, No.4.

Vandborg, P. K., dkk. (2012). Dose-Response Relationship of Phototherapy for

Hyperbilirubinemia. Official Journal of the American Academy of

Pediatrics.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilihat dari beberapa karakteristik yang dapat dikenali sebagai sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk sebagaimana yang telah dikemukakan

Sebagaimana telah diungkapkan dalam pendahuluan, bahwa penentuan naskah yang berisi teks Jaka Pangasih sebagai sumber data dalam penelitian ini didasarkan pada lima hal

Sebelum usaha kearah pengelolaan yang bertanggung jawab beserta pengembangan perikanannya, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan (rencana ini tertuang pada Lokakarya

Mata kuliah MBS pada kurikulum Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tadulako telah dikembangkan secara bertahap dan pada tahun 2012 jumlah SKS MK MBS yang tadinya 2

Tidak efektifnya pola nafas yang berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator dan posisi bantuan ventilator yang kurang

Berdasarkan sifat fisiknya gelombang menjadi sebagai berikut : a). Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah getarnya tegak lurus arah rambat. Gelombang Longituddinal,

Software Development Kit (SDK atau devkit) adalah sekumpulan alat pengembangan yang memungkinkan untuk menciptakan sebuah aplikasi untuk paket perangkat lunak tertentu (software

Tabel 2 menampilkan identifikasi kendala terhadap pelaksanaan sinergitas program dalam penanganan infrastruktur jalan dan pemasangan utilitas di wilayah Kota