FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL LEVERAGE INDUSTRI PERKEBUNAN DI INDONESIA
OLEH:
IPEN CANDRA SIHALOHO 110521182
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN EKSTENSI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL LEVERAGE PADA INDUSTRI PERKEBUNAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Ipen Candra Sihaloho
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi financial leverage industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Penelitian ini menggunakan industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian dari tahun 2008 – 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji asumsi klasik dengan tingkat signifikansi 5%
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur aktiva, ukuran perusasahaan, profitabilitas, likuiditas, dan growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap financial leverage industri perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara parsial variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan. Sementara variabel struktur aktiva, likuiditas, dan growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
ABSTRACT
FACTORS AFFECTING FINANCIAL LEVERAGE ON THE PLANTATION INDUSTRY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)
Ipen Candra Sihaloho
The purpose of this study was to determine the factors that influence financial leverage plantation industry in Indonesia Stock Exchange (IDX) This study uses industrial estates in Indonesia Stock Exchange (IDX) as the object of research, the study of the period 2008-2012. Analysis technique used is multiple linear regression and the classical assumption test with a significance level of 5%. The results of this study indicate that the asset structure, size firm, profitability, liquidity, and growth simultan eously significant effect on financial leverage industrial estates listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX). Partially variables firm size and profitability positively and significantly. While variable asset structure, liquidity, and growth has negative and not significant.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia yang telah diberikanNya kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Depertemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Penulis mengucapan terima kasih kepada Ibunda tercinta atas
kasih sayang, dukungan, kesabaran serta doa untuk peneliti.
Skripsi ini berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi financial leverage
terhadap Industri Perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Penulis telah
banyak menerima bimbingan, masukan atau saran, motivasi dan doa dari dosen
pembimbing, dosen pembaca dan juga teman-teman selama penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, C., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan
penulis.
7. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen M a n a j e m e n , s t a f , d a n p e g a w a i F a k u l t a s
E k o n o m i Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, memberikan
bimbingan, saran, dan informasi selama perkuliahan dan dalam penulisan
skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan di jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara, atas bantuan saran dan kerja sama,
motivasi, penghiburan, dan perhatian selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang membangun dari berbagai pihak agar penulisan skripsi ini dapat
lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi karya
tulis yang memberikan dampak positif kepada semua pihak.
Medan, Juli 2014 Penulis,
Ipen CandraSihaloho
DAFTAR ISI
3.10 Hipotesis ... 33
3.10.1 Pengujian Secara Simultan ... 33
3.10.2 Pengujian Secara Parsial ... 34
3.10.3 Koefisien Determinasi ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 35
4.1.1 PT Astra Agro Lestari Tbk ... 35
4.2 Hasil Penelitian ... 47
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 47
4.3.1 Pengaruh Struktur aktiva terhadap Financial Leverage ... 63
4.3.2 Pengaruh Size terhadap Financial Leverage ... 64
4.3.3 Pengaruh Growth terhadap Financial Leverage ... 64
4.3.4 Pengaruh likuiditas terhadap Financial Leverage ... 64
4.3.5 Pengaruh ROA (profitabilitas) terhadap Financial Leverage ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Rata-rata hutang terbesar ... 7
1.2 Rata-rata hutang terkecil ... 8
2.1 Penelitian Terdahulu ... 17
3.1 Definisi operasional penelitian ... 25
3.2 Kriteria pemilihan sampel ... 28
3.3 Daftar Perusahaan Industri Perkebunan di Bursa Efek Indonesia ... 29
4.1 Statistik Deskriptif ... 47
4.2 Uji Normalitas ... 50
4.3 Uji Multikolineritas ... 53
4.4 Uji Glejser ... 55
4.5 Uji Autokolerasi ... 56
4.6 Hasil Analisis Regresi ... 57
4.7 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan ... 64
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 19
4.1 Grafik Histogram ... 51
4.1 Normal P-Plot ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman 1. Daftar Perusahaan Industri Perkebunan yang Terdaftar
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL LEVERAGE PADA INDUSTRI PERKEBUNAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Ipen Candra Sihaloho
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi financial leverage industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Penelitian ini menggunakan industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian dari tahun 2008 – 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji asumsi klasik dengan tingkat signifikansi 5%
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur aktiva, ukuran perusasahaan, profitabilitas, likuiditas, dan growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap financial leverage industri perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara parsial variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan. Sementara variabel struktur aktiva, likuiditas, dan growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
ABSTRACT
FACTORS AFFECTING FINANCIAL LEVERAGE ON THE PLANTATION INDUSTRY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)
Ipen Candra Sihaloho
The purpose of this study was to determine the factors that influence financial leverage plantation industry in Indonesia Stock Exchange (IDX) This study uses industrial estates in Indonesia Stock Exchange (IDX) as the object of research, the study of the period 2008-2012. Analysis technique used is multiple linear regression and the classical assumption test with a significance level of 5%. The results of this study indicate that the asset structure, size firm, profitability, liquidity, and growth simultan eously significant effect on financial leverage industrial estates listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX). Partially variables firm size and profitability positively and significantly. While variable asset structure, liquidity, and growth has negative and not significant.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya
masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk
menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat
memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan perluasan
perusahaan. Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu diarahkan
pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan yang dilakukan
setiap perusahaan sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan.
Semakin ketatnya persaingan menyebabkan perusahaan-perusahaan berusaha
untuk membenahi kinerjanya dengan berbagai strategi yang dilakukan.
Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang
sedang berkembang membutuhkan modal yang dapat berasal dari hutang maupun
ekuitas. Menurut Keown (2010:149) perusahaan harus memahami
komponen-komponen utama struktur modal. Struktur modal yang optimal adalah struktur
modal perusahaan yang akan memaksimalkan harga sahamnya. Terlalu banyak
utang akan dapat menghambat perkembangan perusahaan yang juga akan
membuat pemegang saham berpikir untuk tetap menanamkan modalnya.Setiap
kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan selalu berhubungan dengan
modal yang dibutuhkan perusahaan. Modal yang digunakan dapatberasal dari
Modal internal perusahaan berasal dari hasil operasi berupa laba yang
ditahan sedangkan eksternal berupa hutang danmodal sendiri atau dalam bentuk
saham. Hutang merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang
digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan dimana saatnya harus di
kembalikan (Brigham, 2009:101). Perusahaan menilai bagaimana perusahaan
menggunakan hutang dalam mendanai modalnya dengan menggunakan rasio
hutang yang dimiliki perusahaan. Rasio hutang tersebut terdiri dari rasio hutang
terhadap ekuitas (debt to equity ratio) dan rasio hutang terhadap total aktiva s(debt
total aset rasio). Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang
dimiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan
keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan
meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham( Sartono, 2001).
Financial leverage dihitung melalui perbandingan total hutang dan total
asset perusahaan dimana dalam laporan keuangan perusahaan disebut leverage
ratio. Perusahaan menilai bagaimana perusahaan menggunakan hutang dalam
mendanai modalnya dengan menggunakan rasio hutang yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat financial leverage yang lebih kecil dari nilai asetnya
adalah perusahaan yang solvable. Sedangkan perusahaan yang sebagian besar
pendanaanya berasal dari utang, akan meningkatkan resiko kebangkrutan
(Husnan ,2000).
Perputaran total aktiva (modal) dapat mengukur seberapa efisien perusahaan
menggunakan aktivanya untuk meningkatkan penjualan perusahaan
perusahaan dalam meningkatkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputaran
aktiva perusahaan maka semakin tinggi tingkat penjualan yang dimiliki
perusahaan dengan menggunakan aktivanya dan akhirnya akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan.
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menunjukkan fenomena
yang cukup menarik yaitu dengan adanya tingkat hutang yang tinggi pada
perusahaan-perusahaan perkebunan di Indonesia. Indonesia sejak masa kolonial
sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor perkebunan, karena sektor ini
memiliki arti yang sangat penting dan menentukan dalam pembentukan berbagai
realitas ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di
Indonesia.Perkembangan perkebunan pada satu sisi dianggap sebagai jembatan
yang menghubungkan masyarakat Indonesia dengan ekonomi dunia, memberi
keuntungan finansial yang besar, serta membuka kesempatan ekonomi baru. .
(http://www.ipard.com/art_perkebun)
Jenis tanaman perkebunan yang ada di Indonesia meliputi karet, cokelat,
teh, tembakau, kina, kelapa sawit, kapas, cengkeh, kopi, dan tebu.Berbagai jenis
di antara tanaman tersebut merupakan tanaman ekspor (kegiatan mengirim barang
ke luar negeri ) yang menghasilkan devisa (tabungan bagi negara) karena ini salah
satu sumber pendapatan negara maka pemerintah ingin meningkatan kualitas
pertanian terutama perkebunan tersebut dan hal ini juga didukung oleh Indonesia
memiliki keanekaragaman hayatiyang sangat tinggi, baik keanekaragaman
ekosistem, keanekaragaman spesies, maupun keragaman genetik dari setiap jenis
Industri perkebunan merupakan salah satu yang berperan penting dalam
perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapatan nasional, penyediaan
lapangan kerja, penerimaan ekspor, dan penerimaan pajak. Dalam
perkembangannya, Industri perkebunan ini tidak terlepas dari berbagai dinamika
lingkungan nasional dan global. Perubahan strategis nasional dan global tersebut
mengisyaratkan bahwa pembangunan perkebunan harus mengikuti dinamika
lingkungan perkebunan. Pembangunan perkebunan harus mampu memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi perkebunan selain mampu menjawab
tantangan-tantangan globalisasi
Fenomena-fenomena yang dihadapi perkebunan saat ini sebagai berikut:
Pertama adalah perkebunan Indonesia masih diliputi oleh dualisme ekonomi, yaitu
antara perkebunan besar yang menggunakan modal dan teknologi secara intensif
dan menggunakan lahan secara ekstensif serta manajemen eksploitatif terhadap
SDA dan SDM, dan perkebunan rakyat yang susbsisten dan tradisional serta luas
lahan terbatas. Kedua sistem ini menguasai bagian tertentu dari masyarakat dan
keduanya hidup berdampingan. Kedua adalah Perkebunan Rakyat (PR) yang
luasnya sekitar 80% dari perkebunan nasional masih belum mendapatkan fasilitas
dan perlindungan yang memadai dari pemerintah.Ketiga adalah Hak menguasai
oleh negara atas tanah yang kemudian diberikan kepada badan hukum sebagai
Hak Guna Usaha untuk usaha perkebunan sangat dominan, sementara itu
ketidak-pastian hak masyarakat (lokal dan adat) atas sumberdaya lahan untuk perkebunan
Keempat adalah masuknya pemodal besar ke usaha perkebunan masih
belum memberikan kontribusi pada kesejahteraan rakyat setempat. Hingga saat ini
masih belum ada re-distribusi aset dan manfaat yang adil (proporsional) kepada
masyarakat dari usaha perkebunan. Kelima adalah kebijakan pengembangan
perkebunan lebih berpihak pada perkebunan besar yang ditunjukkan oleh alokasi
pemanfaatan kredit, dukungan penelitian dan pengembangan,serta pelatihan
sumberdaya manusia.
(http://pphafh.ub.ac.id/hasil-seminar-dan-lokakarya-nasional-konflik-agraria).
Perusahaan yang menjadi subjek penelitian ini adalah Industri perkebunan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan Industri perkebunan di
Indonesia memiliki pengaruh yang cukup positifdimana sebagian besar
pendapatan nasional berasal dari industri perkebunan.Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini memperluas dengan menguji
kebijakan financial leverage pada industri perkebunan dengan menggunakan
variabel penelitian sstruktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan,
pertumbuhan penjualan (growth), dan likuiditas yang diuji pengaruhnya terhadap
Tabel 1.1
Rata-rata HutangTerbesar pada Tiga Industri Perkebunandi Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012
No Nama
Perusahaan
Total Hutang (Dalam Juta Rupiah)
2008 2009 2010 2011 2012
1
PT Smart
Tbk 5,406,234 5,410,943 6,642,319 7,386,347 7,847,257
2
PT Tunas Baru
Lampung Tbk 1,908,928 1,787,639 2,409,512 2,637,303 3,279,019
3
PT Bakrie Sumatera
Plantation Tbk 2,229,141 2,401,056 9,955,000 9,644,733 10,471,733 Rata-rata 3,181,434 3,199,879 6,335,610 6,556,128 7,199,336
Sumber : www.idx.co.id (data diolah)
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata total hutang yang dimiliki
perusahaan pada tahun 2008 sebesar 3,181,434 pada tahun 2008 sampai tahun
2012 memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan proporsi pendanaan perusahaan
melalui hutang. Peningkatan hutang perusahaan akan mengakibatkan risiko
keuangan perusahaan semakin tinggi. Pendanaan hutang yang semakin tinggi
menggambarkan laba perusahaan akan semakin tinggi.
Tabel 1.2
Rata-rata Total Hutang Terkecil pada Tiga Industri Perkebunandi Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012
No Nama
Perusahaan
Total Aktiva (Dalam Juta Rupiah)
2008 2009 2010 2011 2012
Plantation Tbk 517,185 863,511 865,629 1,327,476 1,386,160
3.
PT Agra Wattie
Tbk 717,425 2,163,129 1,525,905 2,894,326 1,163,139
Rata-rata 604,199 669,239 791,105 911,516 1,259,325
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rata-rata total hutang yang dimiliki
perusahaan pada tahun 2008 sebesar 604,199. Pada tahun 2008 sampai tahun
2012 mengalami fluktuasi yang stabil tiap tahun, hal ini menggambarkan bahwa
terjadi peningkatan proporsi pendanaan perusahaan melalui hutang. Peningkatan
hutang perusahaan akan mengakibatkan risiko keuangan perusahaan semakin
tinggi. Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Financial
leverage terhadap perusahaan dengan judul: ”FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL LEVERAGE INDUSTRI
PERKEBUNAN DI INDONESIA”
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakangmaka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah struktur aktiva, profitabilitas (ROA) , ukuran perusahaan (size), growth,
dan likuiditas (Current ratio) berpengaruh terhadapfinancial Leverage pada
industri perkebunan di Indonesia.
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk menganalisis pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran
perusahaan,likuiditas, dan pertumbuhan (Growth) berpengaruh terhadapfinancial
1.4.Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna
bagi seluruh pihak diantaranya adalah :
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi bagi investor serta untuk
mempertimbangkan serta mengkombinasikan sumber-sumber dana untuk
kebutuhan investasi dan kegiatan usaha yang nantinya dapat
memaksimumkan nilai perusahaan itu sendiri
2. Bagi kalangan akademik
Penelitian ini diharapkan menambah referensi bukti empiris sebagai
rekomendasi penelitian di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan informasi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan.
3. Bagi peneliti yang akan datang di harapkan dapat menjadi bahan acuan atau
pertimbangan terutama untuk penelitian mengenai faktor –faktor yang
mempengaruhi struktur modal industri perkebunan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
4. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan keputusan investasi.
5. Bagi peneliti,untuk menambah pengetahuan peneliti pada bidang keuangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Financial Leverage
Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki
beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang
lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan
yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan
mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan
biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih karena sumber dana mempunyai
konsekuensi finansial yang berbeda.
Financial leveragemerupakan tingkat bagaimana sekuritas dengan laba
tetap (hutang dan saham preferent) digunakan dalam mengukur modal perusahaan
(Brigham dan Houston 2006:17). Rasio ini pada umumnyadisebut juga rasio
utang (debt ratio), untuk mengukur persentasi dana yang disediakan oleh kreditur.
Pada analisis rasio keuangan, financial leverage di hitung melalui perbandingan
total hutang dan total asset perusahaan, dimana dalam laporan keuangan
perusahaan disebut leverage ratio. Perusahaan dengan tingkat financial leverage
yang lebih kecil dari nilai asetnya adalah perusahaan yang solvable. Sebaliknya,
perusahaan dengan sebagian besar pendanaannya berasal dari utang akan
Tantangan terbesar seorang manajer keuangan yaitu menentukan proporsi
yang tepat antara penggunaan modal dan hutang dalam mendanai operasional
perusahaan. Hal inilah yang disebut dengan struktur modal perusahaan.Struktur
modal sebagai perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka
panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 1990).
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan
dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau
kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,
2004). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal aktif(debet) dan
modal pasif(kredit). Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
perusahaan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan dalam
menentukan komposisi struktur modal perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2001) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan financial leverageantara lain: struktur aktiva,
Likuiditas, profitabilitas, stabilitas penjualan, laverage operasi, growth
(pertumbuhan) , pajak, sifat manajemen, pengawasan, dan fleksibilitas keuangan.
Adapun perhitungan financial leverage diformulasikan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Menurut Brigham dan Gapeksi (1996) hutang dapat dibedakan menjadi
dua yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
1. Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek merupakan hutang yang diharapkan akan
dilunasi dalam waktu 1 tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan
dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan
menimbulkan hutang jangka pendek yang baru.
2. Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang merupakan yang jangka waktu
pembayarannya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan
sumber-sumber untuk melunasi hutang jangka panjang adalah sumber-sumber bukan
aktiva lancar.
2.1.1 Profitabilitas
Menurut Sartono, (2001) profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Weston dan Brigham (2008:68)
profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari volume penjualan, total aktiva, dan modal
Tingkat profitabilitas memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk
keuntungan dari investasi yang dilakukan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang
memiliki profitabilitas tinggi cenderung menggunakan hutang relatif kecil karena
laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan.
Profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
dapat diukur dengan ROA. Profitabilitas merupakan perbandingan laba bersih
dengan total asset yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau di investasikan dalam satu
periode (Sartono,2001). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang di gunakan
adalah Return On Equity (ROA) di formulasikan dengaan rumus:
�������������� = Ebit Total aktiva
2.1.2 Tingkat Likuiditas (Current Ratio).
Tingkat likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Likuiditas
merupakan ukuran seberapa cepat suatu aktiva dapat dikonversikan menjadi kas
atau suatu kewajiban dapat dilunasi (Brigham dan Houston, 2006). Menurut
Weston dan Copeland (1997) Current ratio merupakan rasio antara aktiva lancar
terhadap kewajiban lancar. Likuiditas perusahaan dapat diketahui dari neraca
dengan membandingkan jumlah aktiva lancar (currenr assets) di satu pihak
dengan hutang lancar di pihak lain, hasil perbandingan tersebut dinamakan
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Aktiva
lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Sedangkan
kewajiban lancar terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang lainnya yang
mempunyai jangka waktu kurang dari satu tahun. Menurut Sartono, (2001)
perubahan komposisi struktur modal akan mempengaruhi tingkat likuiditas bila
penambahan hutang jangka panjang digunakan untuk melunasi hutang jangka
pendek atau bisa juga digunakan untuk meningkatkan aktiva lancar.
Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai
membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total
hutang yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil. Likuiditas
(Current ratio) diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:
Likuiditas (������������) = Aktiva lancar Hutang lancar
2.1.3 Struktur Aktiva
Menurut Weston dan Copeland (2000) Asset atau aktiva adalah segala
sesuatu yang dimiliki perusahaan. Aktiva dapat digolongkan menjadi aktiva tetap,
aktiva tidak terwujud, dan aktiva lain-lain. Perusahaan yang memiliki aktiva
dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang lebih besar karena memiliki
aktiva sebagai penjaminnya. Perusahaan yang memiliki tingkat aktiva tetap yang
besar maka aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut dapat digunakan perusahaan
Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali perputaran dalam
proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang
pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva
yang tahan lama yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses
produksi (Riyanto, 2001).Brigham dan Gapensky (1997), menyatakan bahwa
secara umum perusahaan yang memiliki jaminan hutang akan lebih mudah
mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap
hutang.
Menurut Riyanto (1995) kebanyakan perusahaan industri sebagian besar
modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya
dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri sedangkan hutang sifatnya hanya
sebagai pelengkap. Dengan demikian semakin tinggi struktur aktiva maka
penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (penggunaan modal asing akan
semakin sedikit) atau dengan kata lain struktur modalnya akan semakin rendah.
Struktur aktiva diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:
Struktur Aktiva = Aktiva Tetap Total Aktiva
2.1.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan (size) merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang
dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan (size) dapat digunakan sebagai proksi
ketidakpastian terhadap keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Ukuran
perusahaan di proksi dengan nilai logaritma dti total aset atau total aktiva(
faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan berapa besar
kebijakan keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau
besarnya asset perusahaan. Jika perusahaan semakin besar maka semakin besar
pula dana yang akan dikeluarkan baik itu dari kebijakan hutang atau modal sendiri
dalam mempertahankan atau mengembangkan perusahaan. Total assets dijadikan
sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnyajangka panjang dibandingkan
dengan penjualan. Semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungan
penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar. Ukuran perusahaan
diformulasikan dengan menggunakan rumus:
Ukuran perusahaan = Ln (total aktiva)
2.1.5 Pertumbuhan (Growth)
Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempnyai laju
pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk
membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih
banyak menggunakan utang daripada perusahaan yang tumbuh secara lambat
(Weston and Brigham, 1994). Pertumbuhan (Growth) adalah kenaikan jumlah
penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Perhitungan
pertumbuhan penjualan di dapat dari hasil pengurangan penjualan tahun sekarang
(t) dengan penjualan tahun sebelumnya (t-1) yang kemudian di bagi dengan
penjualan tahun sebelumnya (t-1).
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman untuk
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
(Brigham dan Houston, 2006). Semakin stabil tingkat penjualan berarti
keuntungannya pun semakin stabil, maka besar kemungkinan perusahaan mampu
memenuhi kewajiban tetapnya. Dengan demikian semakin tinggi tingkat
penjualan, perusahaan akan lebih aman dalam menggunakan hutang sehingga
semakin tinggi struktur modalnya. Untuk menghitung tingkat pertumbuhan di
formulasikan dengan rumus :
�����ℎ (Pertumbuhan) =penjualant −penjualant−1 penjualant−1
Keterangan:
penjualant= penjualan tahun sekarang
penjualant−1= penjualan tahun sebelumnya
Pertumbuhan penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan
pasar dari produk dan jasa perusahaan, dimana pendapatan yang dihasilkan dari
penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan .
Dengan demikian dapat diketahui bahwa suatu perusahaan dapat dikatakan
mengalami pertumbuhan kearah yang lebih baik jika terdapat peningkatan yang
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu No Nama peneliti dan
Judul
independen dependen Hasil penelitian
2. Maidera ElsaDwi Putri (2012) terdaftar di bursa Efek
No Nama Peneliti dan judul
independen Dependen Hasil Penelitian 3. Damayanti (2013)
4. Suci Pujiani, Prasetio (2012)
No Nama peneliti independen dependen Hasil penelitian
6 Elgina Bungaria
(2013)
2.2.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana
suatu teoridengan faktor-faktor yang penting yang telah di ketahui dalam suatu
masalah tertentu. Menurut Brigham dan Houston (2001) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi keputusan financial leverageantara lain: struktur aktiva,
ukuran perusahaan, Likuiditas, profitabilitas, stabilitas penjualan, growth
(pertumbuhan) , pajak, sifat manajemen, dan lain-lain.
2.2.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual maka hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini yaitu struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan,
pertumbuhan,dan likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap financial
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sebab akibat (casual
research), yaitu untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya
(Sekaran 2007:164).
3.2. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri perkebunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012 melalui media internet
dengan menggunakan situs
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2013 sampai bulan April 2014.
3.3. Batasan Operasional penelitian
Adapun yang menjadi batasan operasional pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu industri
perkebunandi Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian dari tahun 2008
-2012.
2. Variabel independen pada penelitian ini adalah struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, danpertumbuhan penjualan. Sedangkan
3. Data yang digunakan mencakup laporan keuangan perusahaan pada Industri
perkebunan yang di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.
Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan
mendalam. Agar penelitian data dilakukan secara terfokus, maka tidak semua
masalah diteliti. Penelitian ini hanya melibatkan enam variabel yang terdiri atas
satu variabel terikat (dependen) dan lima variabel bebas (independen).
3.4. Definisi Operasional Penelitian
. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu:
3.4.1 Variabel Dependen atau variabel terikat (Y)
Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki
beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang
lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan
yang tersedia bagi pemegang saham.
�����������������= Total Hutang Total aktiva
3.4.2 Variabel Independen atau variabel bebas (X)
Variabel independen adalah variabel bebas atau tidak berpengaruh oleh
variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.4.2.1 Struktur Aktiva
Struktur aktiva adalah segala sesuatu yang dimiliki perusahaan.Aktiva
dapat digolongkan menjadi aktiva tetap, aktiva tidak terwujud, dan aktiva
hutang lebih besar karena memiliki aktiva sebagai penjaminnya (Weston dan
Copeland, 2000 ). Struktur aktiva di formulasikan dengan rumus sebagai berikut:
StrukturAktiva= AktivaTetap Total Aktiva
3.4.2.2 Profitabilitas
Menurut Weston dan Brigham (2008:68), profitabilitas adalah mengukur
efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari
volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Profitabilitas atau kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang dapat diukur dengan ROA. ROA
merupakan perbandingan laba bersih dengan total asset yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau
di investasikan dalam satu periode.
Ukuran dari profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan return on Asset menunjukkan kemampuan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva untuk menghasilkan laba. Return on Assets merupakan
perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Return on Assets dapat
diformulasikan sebagai berikut :
�������������� = EBIT
Totalaktiva
3.4.2.3 Likuiditas
Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai
membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total
Untuk mengukur tingkat likuiditas di formulasikan dengan rumus sebagai
berikut:
Likuiditas (������������) = Aktiva lancar Hutang lancar
3.4.2.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan Log Natural
dari total aktiva. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan berapa besar kebijakan keputusan
pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau besarnya asset
perusahaan. Jika perusahaan semakin besar maka semakin besar pula dana yang
akan dikeluarkan , baik itu dari kebijakan hutang atau modal sendiri dalam
mempertahankan atau mengembangkan perusahaan. Rumus yang digunakan
untuk mengukur ukuran perusahaan yaitu: Size = In total Asset
3.4.2.5 Pertumbuhan(Growth)
Sales growth adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau
dari waktu ke waktu.Perhitungan pertumbuhan penjualan di dapat dari hasil
pengurangan penjualan tahun sekarang (t) dengan penjualan tahun sebelumnya
(t-1) yang kemudian di bagi dengan penjualan tahun sebelumnya (t-1). Untuk
mengukur pertumbuhan di formulasikan dengan rumus :
Tabel 3.1
Rasio StrukturModal
=TotalHutang
Likuiditas = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Struktur Aktiva Perbandingan
antara aktiva tetap dengan total aktiva
Rasio Struktur Aktiva
Variabel Defenisi
Likuiditas = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengkuran akan menghasilkan
data kuantitatif (Sugiyono, 2006:84). Penelitian ini menggunakan skala
pengukuran rasio, dimana skala rasio merupakan skala pengukuran yang dapat
digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval
antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai o (nol) yang mutlak.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara. Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dari situs resmi bursa efek
indonesia, yait
perusahaan yang bergerak di industri perkebunan di Indonesia dan juga di peroleh
dari situs resmi
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam
suatu skala numerik. Sifat data ini dalah data time series dan data cross section.
Penelitian selama 5 tahun yaitu tahun 2008 - 2012. Penelitian ini menggunakan
data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan industri perkebunan di
3.7 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan
satu sama lain. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
Perusahaan Industri perkebunandi Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012.
Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling yaitu cara pengambilan
sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk di pilih
menjadi sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sampel yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan perkebunan di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008-2012.
2. Perusahaan perkebunan dengan laporan keuangan yang dipublikasikan
dengan lengkap tahun 2008-2012.
3. Perusahaan perkebunan mempublikasikan laba bersih pada tahun
2008-2012.
Tabel 3.2
Tabel Kriteria pemilihan sampel
No Keterangan Jumlah
1. Perusahaan Industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008-2012
16
2. Perusahaan yang tidak mencantumkan laba dan laporan
keuangannya tahun 2008-2012
(5)
3. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria untuk di jadikan
sampel penelitian
11
Berdasarkan kriteria sampel, maka jumlah sampel penelitian ini adalah
11perusahaan dengan periode tahun 2008- 2012, sesuai dengan kriteria, maka
sampel yang digunakan berjumlah 11 perusahaan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan Industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012
No Kode Emiten
Nama Perusahaan
1. ALLI PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk
2. SMAR PT SMART Tbk
3. TBLA PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk
4. UNSP PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS Tbk
5. GZCO PT GOZCO PLANTATIONSTbk
6. LSIP PT PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk
7. SGRO PT SAMPOERNA AGRO Tbk
8. JAWA
PT AGRA WATTIE Tbk
9. PALM PROVIDENT Tbk
10. MAGP MULTI AGRO GEMILANG PLANTATION Tbk
11. SIMP SALIM IVONAS PRATAMA Tbk
3.8 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Metode studi pustaka yaitu dengan melakukan telaah pustaka, dan mengkaji
berbagai literature pustaka seperti jurnal dan sumber-sumber lain yang
berkaitan dengan penelitian.
2. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan
mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan
perkebunandi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008- 2012 yang
dimuat dalam
3.9 Metode Analisis Data
Tujuan dari analisis adalah mendapatkan informasi yang relevan yang
terkandung di dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan
suatu masalah (Ghozali, 2011). Metode analisis untuk mengetahui variabel
independen yang mempengaruhi secara signifikan terhadap financial leverage
pada industry perkebunan di Indonesia yaitu sturktur aktiva, profitabilitas,
likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan dengan menggunakan
persamaan Multiple Regression (Regresi Linear berganda) untuk menganalisis
lima variabel independen terhadap variabel dependen. Model ini di pilih karena
penelitian ini di rancang untuk menentukan variabel independen yang mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, data di olah
Science) versi 18,0. Analisis regresi merupakan studi mengenai ketergantungan
variable dependen dengan salah satu atau lebih variabel independen dengan tujuan
untuk mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2007).
Hasil dari analisis regresi adalah berupa koifisien untuk masing-masing
variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan
adalah struktur aktiva (X1), Profitabilitas (X2), Likuiditas (X3), Ukuran
perusahaan (X4), Growth(X5). Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Leverage financial (Y). Persamaan Regresi Berganda pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= ∝+�1�1+ �1�2+�1�3+�1�4+�1�5+ e
3.8.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Sebagai prasyarat dilakukan regresi berganda dilakukan uji asumsi
klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan
penaksiran koefisien regresinya efisien (Ghozali, 2011). Pengujian asumsi klasik
meliputi:
3.8.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,
2011).Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistribusi
mendekati normal. Untuk menguji normalitas dapat menggunakan analisis grafik
dengan normal probability plot (P-P plot) dan uji statistik melalui uji
Kolmogorov-Smirnov. Untuk analisis grafik dengan normal probability plot (P-P
plot), apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan untuk uji
Kolmogorov-Smirnov, apabila menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05
maka data terdistribusi secara normal
.
3.8.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (independen).
Nilai tolerance atau variance inflation factors (VIF) dapat digunakan untuk
medeteksi gejala multikolinieritas. Hal ini terjadi apabila nilai tolerance kurang
dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10. Jadi dikatakan tidak terjadi multikolinieritas
apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
(Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan menggunakan Scatterplot dan uji Glejser. Jika pada grafik
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan
jika hasil uji Glejser menunjukkan nilai probabilitas signifikan lebih dari 0,05
maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
3.8.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Model regresi yang
baik harus terhindar dari autokorelasi.Cara mendeteksi autokorelasi salah satunya
adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
3.8.2 Uji Hipotesis
3.8.2.1. Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2011).
Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut:
1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari
tingkat signifikansi (Sig < 0,05), maka model penelitian dapat digunakan
atau model tersebut sudah tepat.
2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari
tingkat signifikansi (Sig > 0,05), maka model penelitian tidak dapat
3. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.
Jika F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka model penelitian sudah
tepat.
3.8.2.2. Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji t dapat dilakukan dengan
melihat nilai probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang
terdapat pada output hasil regresi. Jika nilai probabilitas signifikansi t
lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen.
3.8.2.3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. PT Astra Agro Lestari Tbk
Keberadaan PT. Astra Agro Lestari Tbk sebagai perusahaan perkebunan
kelapa sawit telah melintasi tiga dasawarsa lebih, tepatnya 31 tahun. Kehadiran
perusahaan ini berawal dari kebijakan PT Asta Internasional Tbk yang
membangun unit usaha untuk menggarap perkebunan ubi kayu seluas 2.000
hektar. Seiring permintaan karet yang semakin tinggi, perkebunan ubi kayu
kemudian dikonversi menjadi perkebunan karet.
Setelah melihat prospek bisnis minyak sawit yang sangat menjanjikan,
perusahaan ini masuk ke bidang usaha perkebunan kelapa sawit. Pada tahun
1984, PT Astra Internasional mengakuisisi PT. Tunggal Perkasa Plantations yang
telah memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 15.000 hektar di provinsi
Riau. Kebijakan ini memiliki dampak positif terhadap perkembangan unit bisnis
perkebunan sawit. PT Astra Internasional Tbk akhirnya memutuskan menjadikan
unit bisnis perkebunan kelapa sawit sebagai entitas bisnis yang baru dengan nama
PT Suryaraya Cakrawala pada 3 oktober 1988.
Sebagai bagian dari bisnis PT Astra Agro Lestari Tbk, nama PT Suryaraya
Cakrawala di ubah menjadi PT Astra Agro Niaga pada tahun 1989. Seiring
perkembangan usaha dan prospek yang semakin menjanjikan, PT Astra Agro
dengan nama baru PT Astra Agro Lestari. Nama Entitas baru ini yang dikenal
masyarakat hingga usianya mencapai 23 tahun pada tahun 2012.
Visi
Menjadi Perusahaan Agrobisnis yang paling Produktif dan paling Inovatif di
Dunia.
Misi
Menjadi panutan dan berkontribusi untuk pembangunan serta Kesejahteraan
bangsa.
4.1.2. PT Tunas Baru Lampung Tbk
PT Tunas Baru lampung Tbk didirikan tanggal 22 Desember 1973.
Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat perusahaan terletak di JL.H.R
Resuna Said kav. C-6, Jakarta. Pabrik perusahaan berlokasi di Lampung,
Surabaya, Tangerang, Palembang, dan Kuala Enok. Berdasarkan anggaran dasar
perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama meliputi bidang
pertaniann, industri, perdagangan, perkebuanan, jasa, dan pengangkutan.
Visi
Perusahaan berbasis sumber daya alam khususnya agribisnis dengan skala
nasional yang mampu bersaing dalam era globalisasi.
Misi
1. Mengelola perusahaan berbasis sumber daya alam, khususnya agribisnis
secara propesional dan di percaya oleh pasar.
2. Menggunakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan
4. Melakukan perluasan usaha perkebunan baik horizontal maupun vertikal
5. Membangun dan memberdayakan sumber daya manusia
6. Membangun budaya perusahaan untuk mendukung proses bisnis yang
sehat
7. Memberikan manfaat bagi pemegang saham, karyawan dan stakeholder.
4.1.3. PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk
PT. PP London Sumatera Plantation tbk., berawal dari tahun 1906 melalui
inisiatif Horrisons dan Crosfield Plc, perusahaan perkebunan dan perdagangan
yang berbasis di london. Perkebunan London- Sumatera yang kemudian lebih
dikenal dengan nama “Lonsum” berkembang menjadi satu perusahaan
perkebunan terkemuka di dunia, dengan lebih dari 100.000 hekter perkebunan
kelapa sawit, karet, kako, dan teh di emapat pulau terbesar di Indonesia. PT. PP
London Sumatera Indonesia Tbk di awal berdirinya perseroan melakukan
diversifikasi melalui penanaman karet, teh, dan kakao.
Visi
Menambah nilai bagi stakeholder di bidang agribisnis
Misi
Menjadi perusahaan agribisnis terkemuka yang berkelanjutan dalam hal tanaman,
4.1.4. PT Sampoerna Agro Tbk
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) didirikan 07 Juni 1993 dengan nama PT
Selapan Jaya dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Nopember 1998.
Kantor pusat PT Sampoerna Agro Tbk berlokasi di Jalan Basuki Rahmat No.
788, Palembang, Sumatera Selatan. Sampoerna Agri Resources Pte. Ltd.
merupakan induk SGRO (Entitas induk terakhir: Xian Investment Holding Ltd.).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SGRO
adalah bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan karet, pabrik
minyak kelapa sawit, pabrik minyak inti sawit, produksi benih kelapa sawit,
pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (sagu) dan lainnya, yang berlokasi di
Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Riau. Di samping
mengelola perkebunannya sendiri, SGRO dan Entitas Anak tertentu juga
mengembangkan perkebunan Plasma dan membina kerjasama dengan petani
Plasma.
Visi
Menjadi sebuah perusahaan agribisnis Indonesia yang terkemuka dan bertanggung
jawab
Misi
1. Membangun tim professional dengan komitmen dan integritas tinggi
yang didukung oleh karyawan terlatih dan termotivasi.
2. Mendapatkan dan mengembangkan peluang pertumbuhan yang
menguntungkan bagi bisnis utama kami dengan tetap menjaga kinerja
3. Menjadi yang terbaik melalui inovasi dan investasi di bidang
penelitian dan pengembangan.
4. Memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
sekitar.
5. Menjaga dan mempromosikan standar lingkungan terbaik dalam
semua aspek pembangunan, produksi dan pengolahan.
4.1.5. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk
PT SIMP mengikuti model agribisnis yang terintegrasi secara vertical.
Kegiatan utama mencakup seluruh mata rantai pasokan dari penelitian dan
pengembangan, pemuliaan benih, budidaya dan pengolahan kelapa sawit, dan juga
penyulingan, branding dan pemasaran minyak goreng, margarin, lemak nabati dan
produk turunan kelapa sawit yang lain.
Sebagai grup agribisnis yang terdiversifikasi, Grup juga bergerak dalam
budidaya dan pengolahan karet, tebu dan tanaman lain serta pengolahan kopra.
Grup sudah menjadi pemimpin pasar minyak goreng, margarin dan lemak nabati
bermerek di Indonesia.PT SIMP percaya bahwa operasional agribisnis yang
terintegrasi memberikan bisnis model yang resilien dengan skala ekonomis yang
signifikan dan biaya yang kompetitif. Hal ini akan meningkatkan nilai saing PT
SIMP.
4.1.6 Multi Agro Gemilang PlantationTbk
PT Multi AgroGemilang Plantation (“MAGP” atau “Perseroan”) adalah
perusahaan pembudidayaan tanaman kelapa sawit, pemanenan Tandan Buah
lahan perkebunan ±50 ribu hektar yang berdomisili di kantor pusat Senayan City
Bouqtique Office Panin Tower Lantai 11 Jalan asia Afrika Lot 19, Jakarta 10270,
Indonesia
Visi
"Menjadi Perusahaan Perkebunan Sawit Yang Terintegrasi dan Berwawasan
Lingkungan serta Memberikan Manfaat Kepada Stakeholder."
Misi
1. Melakukan pembangunan kebun sawit secara berkelanjutan sesuai dengan
ISPO / RSPO.
2. Memberikan pelatihan ketenagakerjaan dibidang industri sawit.
3. Pembangunan PKS.
4. Membantu pemberdayaan masyarakat sekitar melalui program CSR yang
tepat sasaran dan tepat guna.
4.1.7. PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk
PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk merupaka
yang memproduksi
ini didirikan pada ta
macam baha
terpadu yang berkelanjutan yang bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa
karet dan pengolahan produk karet alam dan turunanya : serta bidang usaha
pengelolahan produk oleokimia.
Di awali pada tahun 1911 didirikan di Asahan, sumatera utara
dengannama Namlooze vennootschap Hollandsch Amerikaansch Plantage
Matschappij yang mengusahakan perkebunan karet. Dalam perjalanannya
perusahaan mengalami beberapa perubahan mendasar, pada tahun 1957 berganti
namamenjadi PT Unated States Rubber Sumatera Plantations (USRSP) setelah
diakuisisi oleh Uniroyal Inc. Di tahun 1965 USRSP di nasionalisasikan
olehpemerintah Republik Indonesia hingga 1967. Namun pada tahun 1985
bergantinama menjadi PT Uniroyal Sumatra Palantation, kemudian di tahun
1986berganti lagi nama menjadi PT United sumatera Plantations (UNSP) di
tahunyang sama PT Bakrie & Brothers mengambil alih kepemilikan 75% saham
UNSP.
Visi
Menjadi perusahaan usaha Agro terpadu no satu yang paling dikagumi di
Indonesaia.
Misi
Mengembangkan dan menjaga kesinambungan kesejahteraan komunitas
dengan ekstraksi penciptaan nilai optimal melalui kegiatan operasi yang ramah
lingkungan dan memanfaatkan keahlian kunci dalam operasi multi tanaman dan
4.1.8 PT. Smart Tbk ( Sinar Mas Agro Resources and
Technology)
Didirikan 18 Juni 1962 di Jakartadan terdaftar di Bursaefek Indonesia
sejak tahun 1992, PT Sinar Mas agro resources and Technology Tbk (“SMarT”
atau“Perseroan”) adalah salah satu perusahaan publikproduk konsumen berbasis
kelapa sawit yang terintegrasi dan terb esar di Indonesia, dengan nilai penjualan
sebesar rp 20,3 triliun dan laba bersih sebesar rp 1,3 triliun pada tahun 2010.
Aktivitas utama Perseroan dimulai dari penanaman dan pemanenan pohon
sawit,pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit(CPo)
dan inti sawit (PK), serta pemrosesan Cpo menjadi produk industri dan konsumen
seperti minyak goreng, margarin dan shortening.
Perseroan menanam kebun kelapa sawit di Indonesia seluas sekitar
138.100 hektar, termasuk plasma. Lima belas pabrik pengolahan kami memroses
TBS menjadi Cpodan PK, dengan total kapasitas sebesar 3,7 juta ton per
tahun.Sebagian Cpodiproses lebih lanjut menjadi produk bernilai tambah, baik
curah, industri maupun bermerek, melalui pabrik hilir kami dengan kapasitas 1,4
juta ton per tahun. Sebagian besar PK juga diproses lebih lanjut di pabrik
pengolahan inti sawit dengan kapasitas 444 ribu ton per tahun, menghasilkan
minyak inti sawit dan palm kernel meal yang memiliki nilai lebih tinggi.
Didirikan pada tahun 1962, PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk (disingkat PT SMART Tbk) saat ini adalah salah satu
perusahaan publik produk konsumen berbahan dasar kelapa sawit yang terbesar
memiliki kebun kelapa sawit dengan jumlah area sekitar 118.000 hektar,termasuk
plasma. Aktivitas utama SMART adalah penanaman dan pemanenan pohon
kelapa sawit, pengolahan tandan buah segar menjadi minyak kelapa sawit (CPO)
dan inti sawit (PK), serta penyulingan CPO menjadi produk bernilai tambah,
seperti minyak goreng, margarin, dan shortening.
Visi
Kami bertujuan untuk menjadi yang terbaik untuk menjadi yang terbesar dan
paling terintegrasi menguntungkan perusahaan konsumen berbasis kelapa sawit
Misi
1. Melebihi standar kualitas tertinggi
2. Mempertahankan tingkat tertinggi keberlanjutan dan integritas
pemberdayaan masyarakat dankomunitas
3. PengaturanTrendinovasi danteknologi chieving nilai maksimal bagi
pemegang saham
4.1.9. PT Agra Wattie Tbk (JAWA)
PT Jaya Agra Wattie Tbk. atau biasa disingkat dengan JAWA merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis dengan unit
usahanya berupa pembudidayaan, pengolahan, logistik pertanian, dan kegiatan
pemasaran. Perusahaan ini terfokus pada pengembangan bisnis bahan-bahan
komoditi premium seperti karet, CPO, kopi, dan teh. JAWA pertama kali berdiri
pada tahun 1921 dengan nama Handel Maatschapij James Alexander Wattie anda
Januari 1921. JAWA berdomisili di Jakarta dengan kantor beralamat di Wisma
BSG Lt. 8, Jl Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160.
Selanjutnya pada tahun 1958 perkebunan perusahaan diambil alih oleh
pemerintah yang pada saat itu masih dalam era Dwikora. Perkebunan berhasil
diambil alih kembali dari Pemerintah pada tahun 1968. Perkembangan perusahaan
semakin meningkat saat saham mayoritas dikendalikan oleh Soedarjo dan Hadi
Surya yang bertindak sebagai pemegang saham sejak tahun 1987.
Produk-produk perusahaan telah terbukti tidak hanya memenuhi
konsumen yang ada di dalam negeri saja, namun sejak tahun 1993 penjualan
produk perusahaan telah merambah hingga pasaran internasional.Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JAWA meliputi bidang
pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengangkutan,
pertanian, percetakan, perbengkelan dan jasa. Saat ini kegiatan utama JAWA
adalah bertindak sebagai manajer umum dari entitas anak untuk mengatur dan
mengendalikan produksi dan penjualan hasil perkebunan karet, kopi, teh, kakao,
kelapa sawit dan produk-produk perkebunan lainnya.
Visi
Menjadi perusahaan agribisnis terdepan yang menghasilkan produkbermutu tinggi
dan bertanggungjawab secara lingkungan.
Misi
1. Menjadi perusahaan yang dapat dipercaya dengan komitmen yang kuat
2. Memiliki manajemen yang sangat peduli terhadap kesejahteraan
karyawan.
3. Meningkatkan nilai pemegang saham.
4. Berpartisipasi dalam pembangunan nasional melalui produk ber mutu
tinggi untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan ekspor sebagaimana
komitmen perusahaan untuk meningkatkan standar kehidupan masyarakat
sekitar
4.1.10 PT Provident Agro Tbk
PT Provident Agro Tbk (Perseroan) didirikan berdasarkanAkta Perseroan
Terbatas No. 4 tanggal 2 November 2006. Perseroan merupakan perusahaan joint
ventureantara PT Saratoga Sentra Business dan PT Provident Capital Indonesia, di
mana Perseroan merupakan perusahaan induk dari perkebunan kelapa sawit. Di
usianya yang relatif muda, Perseroan terus tumbuh dan berkembang. Hingga akhir
tahun 2012, Perseroan telah mengelola 11 (sebelas) perkebunan kelapa sawit
dengan luas lahan tertanam mencapai 44.475 hektar, terdiri dari perkebunan inti
dan plasma yang berlokasi di pulau Sumatera dan Kalimantan.Perseroan juga
terjun ke pasar modal dengan melaksanakan Penawaran Umum Saham Perdana
dan mencatatkan diri sebagai Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia pada
bulan Oktober 2012.
Visi
Menjadi perusahaan induk yang kokoh bagi pemangku kepentingan melalui
pendukung terkait, dengan berpegang pada komitmen atas kelangsungan usaha,
keharmonisan dengan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Misi
1. Mengembangkan Perseroan secara berkelanjutan guna meningkatkan nilai
tambah bagi para pemangku kepentingan.
2. Memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan mitra usaha.
3. Membangun organisasi yang kuat melalui pengembangan sumber daya
manusia.
4.1.11 PT Gozco Plantation
PT Gozco Plantations Tbk (dahulu PT Surya Gemilang Sentosa) didirikan
tanggal 01 Oktober 2001. Kantor pusat GZCO terletak di Gedung Graha Permata
Pancoran, Jln. Raya Pasar Minggu No. 32 C/10, Jakarta 12780. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GZCO mencakup bidang
usaha pertanian, perdagangan, perindustrian dan jasa yang berkaitan dengan
agrobisnis dan agroindustri.
Visi
Menjadi produsen produk kelapa sawit yang bermutu yang efisien dan produftif
yang berkembang dan berkelanjutan yang melakukan investasi terbaik pada
industrinya dan dikomunitasnya untuk meningkatkan nilai stakeholder.
Misi
2. Memelihara hubungan yang kuat pada masyarak yang sudah ada dengan
cara pengembangan program petani kecil kelapa sawit dan pengembangan
komunitas yang berkelanjutan.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif
Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam
penelitian ini maka digunakan tabel statistik deskriptif. Tabel statistik deskriptif
ini meliputi nilai rata-rata (mean), jumlah data (N) dan standart deviasi dari 5
(lima) variabel independen yaitu struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan
(growth), Likuiditas (current ratio), dan profitabilitas (ROA) sebagai variabel
yang mempengaruhi financial leverage di industri perkebunan Indonesia di BEI
(Bursa Efek Indonesia). Hasil analisis deskriptif akan ditunjukkan dalam tabel 4.1
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Structure_activa 55 ,11 1,92 ,3100 ,24661
Size 55 11,51 16,79 14,7642 1,36930
Growth 55 -,58 ,56 ,0540 ,23362
CR 55 ,30 5,22 1,8973 1,12316
ROA 55 -,01 ,40 ,0984 ,08128
Financial_leverage 55 ,14 ,72 ,4075 ,16533
Valid N (listwise) 55
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel financial leverage
perusahaan perkebunan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2012
memiliki nilai minimum 0,14% dan nilai maximum 0,72%. Sementara nilai
standart deviasi (standart deviation) sebesar 0,16533% dan nilai rata-rata (mean)
sebesar 0,4075%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai
standart deviasi menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Variabel
struktur aktiva mempunyai nilai minimum sebesar 0,11% dan nilai maximum
sebesar 1,92%.
Sementara nilai standart deviasi (standart deviation) sebesar 0,24661 dan
nilai rata-rata (mean) sebesar 0, 3100%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar
dibandingkan nilai standart deviasi (standart deviation) menunjukkan bahwa data
terdistribusi dengan baik. Variabel ukuran perusahaan mempunyai nilai minimum
sebesar 11,51% dan nilai maximum sebesar 16,79%. Sementara nilai standart
deviasi (standart deviation) sebesar 1,36930% dan nilai rata-rata (mean) sebesar
14,7642%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standart
deviasi (standart deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Variabel pertumbuhan (growth) mempunyai nilai minimum sebesar
-0,58% dan nilai maximum sebesar 0,56%. Sementara nilai standart deviasi
(standart deviation) sebesar 0,23362% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0540%.
Nilai rata-rata (mean) yang lebih kecil dibandingkan nilai standart deviasi
(standart deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi kurang baik. Variabel
likuiditas mempunyai nilai minimum sebesar 0,30% dan nilai maximum sebesar