• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DI KECAMATAN MUARO SEBO ULU KABUPATEN BATANGHARI PROPINSI JAMBI DALAM MEWUJUDKAN REFORMASI BIROKRASI PERIODE 2012-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DI KECAMATAN MUARO SEBO ULU KABUPATEN BATANGHARI PROPINSI JAMBI DALAM MEWUJUDKAN REFORMASI BIROKRASI PERIODE 2012-2014"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DI KECAMATAN MUARO

SEBO ULU KABUPATEN BATANGHARI PROPINSI JAMBI DALAM

MEWUJUDKAN REFORMASI BIROKRASI PERIODE 2012-2014

SKRIPSI

Oleh :

RIZKY HANIF AKBAR 20120520037

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DI KECAMATAN MUARO

SEBO ULU KABUPATEN BATANGHARI PROPINSI JAMBI DALAM

MEWUJUDKAN REFORMASI BIROKRASI PERIODE 2012-2014

SKRIPSI

Disusun Oleh:

RIZKY HANIF AKBAR

20120520037

PROGRAM ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pada suatu perguruan tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya dan atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Selanjut apabila dikemudian hari terbukti terdapat duplikasi, dan ada pihak lain yang merasa dirugikan dan menuntut, maka saya akan bertanggungjawab dan menerima konsekuensi yang menyertainya.

Yogyakarta, Juli 2016 Yang membuat pernyataan

(4)

MOTTO

Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya itu adalah untuk dirinya sendiri (Qs. Al – Ankabut (29):6)

Buatlah anda bangga akan diri anda sendiri (Rizky Hanif Akbar)

Jika kita mempunyai keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu-membahu mewujudkannya

(Soekarno)

Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah

(5)

PERSEMBAHAN

Dari semua telah kau tetapkan Hidupku dalam tangan-Mu

Dalam takdir-Mu

Rencana indah yang telah kau siapkan Bagi masa depanku yang penuh harapan Harapan kesuksesan terpangku di pundak

Sebagai janji kepada mereka…

Kupersembahkan karya kecil ini untuk Ayah dan Ibu tercinta, Adik-adikku yang yang aku sayangi, dan seluruh keluarga besar dari Solihin dan Abdurrahman.

Mereka lah cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu mendampingi saat kulemah tak berdaya. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memanjatkan doa untuk putra

tercinta dalam setiap sujudnya. Terima kasih untuk semuanya.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena hidup tanpa mimpi ibarat arus

sungai.

Mengalir tanpa garapan

Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapainya.

Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal bangkit lagi. Pantang menyerah.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

SINOPSIS ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Kerangka Dasar Teori ... 9

1. Pengertian Kepemimpinan ... 9

2. Gaya Kepemimpinan ... 11

a. Gaya Kepemimpinan Karismatis ... 13

b. Gaya Kepemimpinan Paternalistis ... 13

c. Gaya Kepemimpinan Militeralistis ... 14

d. Gaya Kepemimpinan Otokratis ... 15

e. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire ... 16

f. Gaya Kepemimpinan Populistis ... 16

g. Gaya Kepemimpinan Administratif atau Eksekutif ... 17

h. Gaya Kepemimpinan Demokratis ... 18

3. Reformasi Birokrasi ... 20

4. Camat ... 28

F. Definisi Konseptual ... 30

1. Gaya Kepemimpinan ... 30

2. Reformasi Birokrasi ... 30

G. Definisi Operasional ... 31

(7)

1. Jenis Penelitian ... 34

2. Lokasi Penelitian ... 35

3. Sumber Data ... 35

4. Teknik Pengumpulan Data ... 36

5. Unit Analisa ... 36

6. Teknik Analisa Data ... 37

BAB II. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Muaro Sebo Ulu ... 39

B. Kependudukan ... 41

C. Profil Kantor Kecamatan Muaro Sebo Ulu ... 43

1. Deskripsi Wilayah Kerja Kecamatan Muaro Sebo Ulu ... 43

2. Visi dan Misi Kecamatan Muaro Sebo Ulu ... 45

D. Tujuan dan Sasaran Kecamatan Muaro Sebo Ulu ... 46

E. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Muaro sebo Ulu ... 47

1. Camat ... 47

2. Sekretaris ... 49

3. Kepala subbagian Umum ... 51

4. Kepala Subbagian Kepegawaian ... 52

5. Kepala Subbagian Keuangan ... 53

6. Kepala Seksi Pemerintahan ... 54

7. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban ... 56

8. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan ... 57

9. Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial ... 58

10.Kepala Seksi Pelayanan ... 60

F. Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Muaro Sebo Ulu... 61

G. Data Kepegawaian Kecamatan Muaro Sebo Ulu ... 63

H. Profil Camat Drs.Mahali………...66

BAB III. ANALISA GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MEWUJUDKAN REFORMASI BIROKRASI A. Gaya Kepemimpinan Camat ... 68

1. Gaya Kepemimpinan Karismatis ... 69

2. Gaya Kepemimpinan Paternalistis ... 75

3. Gaya Kepemimpinan Demokratis ... 82

4. Gaya Kepemimpinan Otokratis ... 90

5. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire ... 94

B. Reformasi Birokrasi di Kecamatan Muaro Sebo Ulu ... 99

1. Organisasi Tepat Fungsi dan Ukuran ... 99

2. Prosedur Pelayanan Sesuai Dengan Prinsip Good Governance ... 102

3. Aparatur Berintegritas, Netral, Profesional dan Berkinerja Tinggi ... 105

4. Kapasitas dan Akuntabilitas Pegawai Kecamatan Muaro Sebo Ulu ... 109

(8)

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 119 B. Saran ... 120

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Kependudukan ... 41

Tabel 1.2. Luas Wilayah Kec.Muaro Sebo Ulu ... 44

Tabel 1.3. Struktur Organisasi Kec.Muaro Sebo Ulu ... 62

Tabel 1.4. Daftar Rincian Pegawai Kec.Muaro Sebo Ulu ... 63

Tabel. 1.5. Gaya Kepemimpinan Drs. Mahali………116

(11)

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan Judul:

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DI KECAMATAN MUARO SEBO ULU KABUPATEN BATANGHARI PROPINSI JAMBI DALAM MEWUJUDKAN REFORMASI

BIROKRASI PERIODE 2012-2014

Oleh:

RIZKY HANIF AKBAR 20120520037

Telah dipertahankan dan disahkan di depan tim penguji

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada:

Hari/Tanggal : Jum’at / 26 Agustus 2016

Tempat : Ruang Sidang Ilmu Pemerintahan Jam : 08.00 WIB

SUSUNAN TIM PENGUJI KETUA

Tunjung Sulaksono, S.IP., M.Si

PENGUJI I PENGUJI II

Ane Permatasari, S.IP., M.A. Dr. Titin Purwaningsih, S.IP., M.Si Mengetahui,

KETUA JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

(12)

xiii SINOPSIS

Reformasi Birokrasi yang pada saat ini belum menunjukkan pada perkembangan yang baik, hal ini berdampak pada pelayanan publik yang belum seutuhnya bisa melayani kepentingan publik. Di Kecamatan Muaro Sebo Ulu permasalahan birokrasi yang sering ditemukan seperti pegawai yang masuk tidak tepat waktu, kinerja pegawai yang belum optimal, kapasitas pegawai yang belum memadai, kualitas pelayanan yang belum efektif dan efisien sehingga mempersulit masyarakat untuk mendapatkan pelayanan di kecamatan tersebut. Di dalam pemerintah kecamatan pemimpin berperan penting dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi di kecamatan tersebut, pengaruh seorang camat mempunyai peran sendiri di kecamatan. Gaya kepemimpinan camat dapat memberikan dampak baik maupun buruk bagi kecamatan yang sedang dipimpin oleh camat tersebut.

Metode kualitatif adalah metode yang dipakai di dalam penulisan skripsi ini. Dengan memakai metode kualitatif ini bertujuan agar penulis bisa mendapatkan data secara langsung melalui cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa serta penggalian melalui cara dialogis dengan maksud agar penulis mengetahui situasi ilmiah di lapangan.

Gaya kepemimpinan yang dipakai oleh Camat Drs.Mahali dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi adalah gaya kepemimpinan Paternalistis dan gaya kepemimpinan Otokratis. Reformasi birokrasi yang sukses terlaksana di Kecamatan Muaro Sebo Ulu adalah pelayanan publik sesuai dengan prinsip Good Governance, dan aparatur yang berintegritas, netral, professional dan berkinerja tinggi. Sedangkan reformasi birokrasi yang belum terwujud adalah organisasi yang belum tepat fungsi dan ukuran, pelayanan prima yang belum terwujud dengan baik.

Gaya kepemimpinan yang seharusnya digunakan oleh camat adalah Gaya Kepemimpinan Demokratis, dengan memakai gaya kepemimpinan tersebut camat lebih akan terbuka dalam urusan kantor dengan bawahan. Sehingga komunikasi akan tercipta dengan dua arah. Reformasi birokrasi tidak akan terwujud nyata jika Kecamatan Muaro Sebo Ulu masih kekurangan sumber daya manusia yang berkompeten, maka dari itu sebaiknya pihak kecamatan menyempurnakan struktur organisasi. Dan meningkatkan kapasitas pegawai yang ada agar pelayanan prima di Kecamatan Muaro Sebo Ulu bisa terwujud dengan sempurna.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini bisa dikatakan belum menunjukan arah perkembangan yang baik, karena masih banyak ditemukan birokrat yang arogan dan menganggap rakyatlah yang membutuhkannya, praktik KKN yang masih banyak terjadi, dan mentalitas birokrat yang masih jauh dari harapan. Untuk melaksanakan fungsi birokrasi secara tepat, cepat, dan konsisten guna mewujudkan birokrasi yang akuntabel dan baik, maka pemerintah telah merumuskan sebuah peraturan untuk menjadi landasan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di Indonesia, yaitu Peraturan Presiden nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia 2010-2025 (Afadlal Ed, 2003: 43).

(14)

Menurut Sanit Arbi (1998:32) Tujuan reformasi birokrasi adalah untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

Birokrasi memegang peranan penting dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan berbagai kebijakan publik, serta dalam evaluasi kinerjanya. Dalam posisi yang stratejik seperti itu, adalah logis apabila pada setiap perkembangan politik, selalu terdapat kemungkinan dan upaya menarik birokrasi pada partai tertentu; birokrasi dimanfaatkan untuk mencapai, mempertahankan, atau pun memperkuat kekuasaan oleh partai tertentu atau pihak penguasa.

Kalau perilaku birokrasi berkembang dalam pengaruh politik seperti itu dan menjadi tidak netral, maka birokrasi yang seharusnya mengemban misi menegakkan “kualitas, efisiensi, dan efektivitas pelayanan secara netral dan

optimal kepada masyarakat”, besar kemungkinan akan berorientasi pada

kepentingan partai atau partai-partai, sehingga terjadi pergeseran keberpihakan dari “kepentingan publik” kepada “pengabdian pada pihak penguasa atau partai -partai yang berkuasa”. Dalam kondisi seperti itu, KKN akan tumbuh dan birokrasi

akan kehilangan jati dirinya, dari pengemban misi perjuangan negara bangsa, menjadi partisan kelompok kepentingan yang sempit.

“Birokrasi yang sakit” seperti itu akan menjadi corong dan memberikan

(15)

kepentingan segelintir orang atau pun kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat; bekerja dengan lamban, tidak akurat, berbelit-belit, dan sudah barang tentu tidak efisien serta memberatkan masyarakat. Sebaliknya, birokrasi yang terlalu kuat dengan kemampuan profesional yang tinggi tapi tanpa etika dan integritas pengabdian, akan cendrung menjadi tidak konsisten, bahkan arogan, sulit dikontrol, masyarakat menjadi serba tergantung pada birokrasi.

Dalam perkembangan birokrasi seperti ini, juga akan memberikan dampak negatif bagi pengembangan inisiatif masyarakat, dan sudah barang tentu tidak efisien serta sangat memberatkan masyarakat. Namun pada sisi yang berseberangan hal tersebut telah sangat menguntungkan pihak-pihak tertentu yang jumlahnya sangat sedikit bila dibandingkan dengan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik tidak menyelenggarakan semua urusannya tetapi menyerahkan sebagian urusannya terutama yang menyangkut pelayanan langsung kepada masyarakat kepada pemerintah bawahannya yaitu Pemerintah Kecamatan. Kecamatan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan pasal 14, menyatakan bahwa Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat.

(16)

tentang Pemerintahan Daerah dimana menyatakan bahwa titik berat otonomi daerah diletakkan pada Daerah Kabupaten/Kota. Otonomi Daerah yang dimaksudkan disini adalah Otonomi yang Nyata dalam arti bahwa pemberian otonomi kepada daerah haruslah didasarkan pada faktor-faktor, perhitungan-perhitungan, tindakan-tindakan dan kebijakan-kebijakan yang benar-benar dapat menjamin daerah yang bersangkutan secara nyata mampu mengurus rumah tangga sendiri. Bertanggung jawab dalam arti bahwa pemberian otonomi itu benar-benar sejalan dengan tujuan, yaitu memperlancar pembangunan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, disamping harus tetap menjaga hubungan yang harmonis antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.

Daerah Kecamatan merupakan pembagian Wilayah Administratif di bawah Daerah Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh seorang camat. Dalam menjalankan tugasnya, camat dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota. Oleh karena memiliki kedudukan tertinggi di Kantor Kecamatan, camat merupakan pemimpin dalam organisasi Pemerintah Kecamatan. Dengan demikian, camat dituntut memiliki gaya kepemimpinan dalam membawa dan mempengaruhi bawahannya agar mampu bekerja sama demi mencapai tujuan organisasi.

(17)

Kembang Seri, Olak Kemang, Padang Kelapo, Peninjauan, Rengas IX, Sungai Lingkar, Sungai Ruan Ilir, Sungai Ruan Ulu, Tebing Tinggi, Teluk Leban.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis, penulis sedikit banyak telah mendapatkan data-data dan informasi yang konkrit mengenai kualitas dan kinerja kepala kecamatan maupun pegawai-pegawai di Kecamatan Muaro Sebo Ulu. Setelah melakukan wawancara dengan narasumber yaitu di Drs.Mahali yang menjabat posisi camat di Kecamatan Muaro sebo Ulu periode 2012-2014, bahwa masalah-masalah yang sering didapatkan di Kecamatan Muaro Sebo Ulu yaitu pegawai-pegawai yang masuk kerja tidak tepat waktu, kinerja pegawai yang belum optimal dalam memberikan pelayanan, selanjutnya kapasitas pegawai yang belum memadai, dan sikap pegawai kantor kecamatan yang terkesan enggan dalam melayani kebutuhan masyarakat.

(18)

penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.

"Ketentuan lebih lanjut mengenai hak PNS, hak PPPK, dan kewajiban Pegawai ASN diatur dengan Peraturan Pemerintah," bunyi Pasal 24 UU. No. 5/2014 ini. Didalam Undang-undang No 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ini pemerintah mempunyai tujuan yaitu agar Pegawai Negeri Sipil lebih disiplin dalam mengerjakan tupoksinya, dalam proses Reformasi Birokrasi sesungguhnya poin-poin yang ada di Undang-undang tersebut dengan sangat jelas bahwa Pegawai Negeri Sipil menjelaskan bahwa bagaimana seorang PNS bersikap disiplin dalam mengerjakan tupoksinya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dimana banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil terhadap tugasnya terutama pada Kecamatan Muaro Sebo Ulu, untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peran camat dalam mengatur dan mangatasi masalah birokrasi di Kecamatan Muaro sebo Ulu.

B. Perumusan Masalah

(19)

dapat penulis rumusakan sebagai berikut : Bagaimana gaya kepemimpinan camat dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi di Kecamatan Muaro Sebo Ulu tahun 2012-2014 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan penulis, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan camat dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi di Kecamatan Muaro Sebo Ulu tahun 2012-2014.

D. Manfaat Penelitian

Manfaatkan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan agar hasil penelitian nantinya dapat memberikan ataupun menambah pengetahuan mengenai gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam mewujudkan reformasi birokrasi. Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberi suatu masukan kepada berbagai pihak khususnya pada dinas Kecamatan Maro Sebo Ulu dalam menentukan kinerja pegawainya.

(20)

Bagi pegawai negeri sipil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau menambah pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengaruh gaya kepemimpinan dalam mewujudkan reformasi birokrasi di Kecamatan Muaro Sebo Ulu.

E. Kerangka Dasar Teori

1. Pengertian Kepemimpinan

Menurut Kartono (2005:76), Kepemimpinan memegang peranan penting bagi pencapaian efektivitas kepemimpinan organisasi. Pemimpin memiliki kapasitas dalam mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai harapan organisasi. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang berarti seseorang yang memiliki kecakapan dan berlebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan dalam suatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk sama-sama melakukan aktifitas demi tercapainya suatu maksud dan beberapa tujuan.

(21)

Menurut Umar (2008:36), kepemimpinan sebagai proses pengarahan dan usaha mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Sedangkan menurut Hasibuan (2003:170), kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin mempengaruhi prilaku bawahan agar mau bekerjasama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain agar mau berperan serta dalam rangka memnuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama. Menurut Susanto A.B;Koenadi Kardi, (2013:115), Dimana definisi kepemimpinan akhirnya dikategorikan menjadi empat elemen yakni;

a. Kepemimpinan merupakan proses

b. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (hubungan) antara pemimpin dan bawahan.

c. Kepemimpinan merupakan ajakan kepada orang lain d. Kepemimpinan memotivasi orang lain agar mau bekerja

2. Gaya Kepemimpinan

(22)

Gaya kepemimpinan merupakan hal utama dalam berjalannya organisasi, tujuan organisasi akan tercapai jika kepemimpinan seorang pemimpin berperan baik di dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin perlu memiliki gaya kepemimpinan jika ingin organisasi yang dipimpinnya berkembang dan berjalan sesuai dengan harapan.

Menurut Thoha (2010:303) Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi prilaku orang lain. Dari gaya ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma prilaku oleh seorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi prilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.

Prasetyo (2008:171), gaya kepemimpinan merupakan bentuk perilaku yang dapat dibuat mengintegritasikan tujuan dengan tujuan individu, maka gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku seseorang yang dipergunakan untuk mempengaruhi orang lain sesuai dengan keinginan.

(23)

seorang pemimpin ketika ia mencoba mmempengaruhi bawahannya. Menurut Kartini Kartono (1982:80), Ada beberapa macam gaya kepemimpinan yaitu;

A. Gaya Kepemimpinan Karismatis

Tipe pemimpin karismatis ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui benar sebab-sebabnya, mengapa seseorang itu memiliki karisma yang begitu besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang super human, yang diperolehnya sebagai karunia yang maha kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan pengaruh dan daya-tarik yang teramat besar.

B. Gaya Kepemimpinan Paternalistis

Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:

1. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.

2. Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective).

(24)

4. Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.

5. Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.

6. Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar. C. Gaya Kepemimpinan Militeristis

Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. Hendaknya dipahami, bahwa tipe kepemimpinan militeristis itu berbeda sekali dengan kepemimpinan organisasi militer (seorang tokoh militer). Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain ialah:

1. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya keras sangat otoriter kaku dan seringkali kurang bijaksana.

2. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.

3. Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebih-lebihan.

4. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin kadaver/mayat).

(25)

6. Komunikasi hanya berlangsung searah saja.

D. Gaya Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)

Otokrat berasal dari perkataan autos=sendiri; dan kratos =kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti: penguasa absolut. Kepemimpinan otokratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one-man show. Dia berambisi untuk merajai situasi. Setiap perintah dan situasi kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri.

Selanjutnya, pemimpin selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya jadi ada sikap menyisihkan diri dan eksklusivisme. Pemimpin otokratis itu senantiasa ingin berkuasa absolut, tunggal, dan merajai keadaan. Sikap dan prinsip-prinsipnya sangat konservaktif/kuno dan ketat-kaku. Dengan keras dia mempertahankan prinsip-prinsip business, efektivitas, efisiensi. Maka anthoritative itu disebut sebagai ketat-kaku berorientasi pada struktur dan tugas-tugas.

E. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

(26)

pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Sebab duduknya sebagai direktur atau pemimpin-ketua dewan, komandan, kepala- biasanya diperolehnya melalui penyogokan, suapan atau berkat sistem nepotisme. Pemimpin Laissez Faire itu pada hakikatnya bukanlah seorang pemimpin dalam pengertian sebenarnya. Sebab bawahan dalam situasi kerja sedemikian itu sama sekali tidak terpimpin, tidak terkontrol, tanpa disiplin, masing-masing orang bekerja semua sendiri dengan irama dan tempo ”semau gue”.

F. Gaya Kepemimpinan Populistis

Profesor Peter Worsley dalam bukunya The Third World mendefinisikan kepemimpinan populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat misalnya Soekarno dengan ideologi marhaenismenya, yang menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalsisme, dan sikap yang berhati-hati terhadap kolonialisme dan penindasan, penghisapan, serta penguasaan oleh kekuatan-kekuatan asing (luar negeri).

Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (kembali) nasionalisme. Dan oleh profesor S.N. Eisenstadt populisme erat dikaitkan dengan modernitas tradisional.

(27)

Kepemimpinan seperti ini ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan administratur –administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian dapat dibangun sistem administrasi dan birokrasi yang efisien untuk memerintah yaitu untuk memantapkan integritas bangsa pada khususnya, dan usaha pembangunan pada umumnya. Dengan kepemimpinan administratif ini diharapkan adanya perkembangan teknis- yaitu teknologi, industri, manajemen modern dan perkembangan sosial di tengah masyarakat.

H. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Kepemimpinan demokratis biasanya berlangsung secara mantap, dengan gejala-gejala sebagai berikut:

1. Organisasi dengan segenap bagian-bagiannya berjalan lancar, sekalipun pemimpin tersebut tidak ada di kantor.

2. Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawah, dan masing-masing orang menyadari tugas serta kewajibannya sehingga mereka merasa senang dan puas pasti, dan aman menyandang setiap tugas kewajibannya.

(28)

dinamisme dan kerja sama, demi pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang paling cocok dengan jiwa kelompok dan situasinya

Berdasarkan kajian teori-teori yang telah diuraikan, maka yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan dalam penelitian ini adalah suatu cara yang digunakan seorang pemimpin dalam membina dan mempengaruhi bawahan dalam melakukan tugas yang telah diberikan dengan harapan agar tujuan organisasi dan individu tercapai dengan baik. Gaya kepemimpinan ini yang diukur dengan indikator, yaitu :

1. Gaya Karismatis, dengan indikator-indikator : a. Memiliki kharisma dalam memimpin. b. Mempunyai daya tarik.

c. Memiliki banyak inpirasi.

2. Gaya Paternalistis, dengan indikator-indikator :

a. Pengambilan keputusan ada di tangan pemimpin.

b. Kreativitas bawahan terbatas.

c. Memiliki sifat pemimpinan selalu benar.

3. Gaya Militeristis, dengan indikator-indikator :

a. Memiliki sikap otoriter.

(29)

4. Gaya Otoktartis, dengan indikator-indikator :

a. Pengambilan kebijakan hanya dari pimpinan. b. Berkuasa absolute dan merajai keadaan.

5. Gaya Laissez Faire, dengan indikator-indikator : a. Tidak bertanggung jawab terhadap organisasi. b. Pemimpin tidak berpartisipasi dalam organisasi. 6. Gaya Populistis, dengan indikator-indikator :

a. Hubungan dengan instansi luar terbatas.

b. Pengambilan kebijakan berdasarkan kebutuhan masyarakat. 7. Gaya Administratif atau Eksekutif, dengan indikator-indikator :

a. Penyelenggaraan tugas administratif secara efektif. b. Pemimpin mempunyai integritas yang tinggi. 8. Gaya Demokratis, dengan indikator-indikator :

a. Memberi bimbingan kepada bawahan.

b. Memberi wewenang secara luas kepada bawahan.

c. Memberi informasi mengenai tugas dan tanggung jawab para bawahan.

3. Reformasi Birokrasi

(30)

baik pada masanya. Di dalam Negara yang menganut system demokrasi, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu Negara haruslah mengakomodir kepentingan masyarakat. Pemimpinan yang baik harus mengenal rakyatnya dengan baik, sehingga orientasi pelayanan publik tidak kepada kepentingan penguasa melainkan demi kepentingan masyarakat.

Sebelum membahas reformasi birokrasi, maka kita perlu memahami apa itu birokrasi. Birokrasi adalah organisasi besar, mengusung misi bersekala besar, dikerjakan oleh banyak orang/personil/pegawai. Birokrasi adalah pemerintahan yang dilakukan di kantor, bukan di jalanan, bukan di sawah atau di medan perang. Jadi birokrasi adalah pemerintahan atau pengelolaan masyarakat secara tertulis, terencana, terdokumentasi secara rapi dan dilakukan oleh orang-orang terdidik dan atau alias beradap.

Berbagai permasalahan atau hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperharui. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

(31)

pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karena itu harus segera diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan atau tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner. Birokrasi memegang peranan penting dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan berbagai kebijakan publik, serta dalam evaluasi kinerjanya. Dalam posisi yang stratejik seperti itu, adalah logis apabila pada setiap perkembangan politik, selalu terdapat kemungkinan dan upaya menarik birokrasi pada partai tertentu; birokrasi dimanfaatkan untuk mencapai, mempertahankan, atau pun memperkuat kekuasaan oleh partai tertentu atau pihak penguasa.

Salah satu dari sepuluh pola untuk memahami birokrasi menurut Jan-Erik Lane (1987:1-31) adalah proffesional administration. Administrasi profesional merupakan pendekatan sosiologis yang memandang birokrasi sebagai sebuah bagian dari tipe organisasi.

Referensinya adalah tipe ideal birokrasi Max Weber yang memuat sejumlah unsur berikut : Pembagian divisi pegawai yang terdefinisi secara jelas:

(32)

d. Menggunakan sistem merit pada pegawai. e. Ketersediaan karier.

f. Pemisahan jarak antara kehidupan sebagai anggota organisasi dan kehidupan pribadi

Selain pendekatan administrasi profesional, kita juga dapat memahami birokrasi melalui pendekatan minimalis yang diperkenalkan oleh Brown dalam tulisan Bureaucracy as Issue in thrid word management : an african case study dalam Public Administration dan Development Volume 9. Brown menyusun definisi birokrasi dengan mendasarkan asumsinya terhadap (bagaimana) birokrasi seharusnya bekerja pada (bagaimana) secara aktual mereka bekerja. Definisi yang dihasilkan dari pendekatan tersebut menyatakan bahwa birokrasi adalah sistem stratifikasi hirarki pegawai dimana orang dipekerjakan untuk upah dan gaji.

Dalam konteks birokrasi pemerintahan, Randall B Riplely dan Grace A Franklin (1982: 32) menyatakan bahwa birokrasi pemerintahan berhubungan dengan urusan-urusan publik. Pada level yang umum, apabila birokrasi memberikan pelayanan publik dengan baik maka birokrasi tersebut mampu menunjukkan sejumlah indikasi prilaku berikut:

a. Memperoses pekerjaannya secara stabil dan giat.

(33)

c. Memperkerjakan dan mempertahankan pegawai berdasarkan kualifikasi profesional dan orientasi terhadap keberhasilan program.

d. Mempromosikan staff berdasarkan sistem merit dan hasil pekerjaan baik yang dapat dibuktikan.

e. Melakukan pemeliharaan terhadap prestasi yang sudah dicapai sehingga dapat segera bangkit bila menghadapi keterpurukan.

Tujuan penyediaan birokrasi pemerintahan sebagaimana diuraikan oleh Ripley dan Franklin (1982) adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan sejumlah layanan sebagai hakekat dari tanggungjawab pemerintah.

b. Memajukan kepentingan sektor ekonomi spesifik seperti pertanian, buruh atau segmen tertentu dari bisnis private.

c. Membuat regulasi atas berbagai aktivitas privat.

d. Meredistribusikan sejumlah keuntungan seperti pendapatan, hak-hak, perawatan medis dan lain-lain.

Namun secara faktual, birokrasi menghadapi sejumlah masalah yang kerap kali menjadi rintangan dalam pencapaian tujuan diantaranya :

a. Proses pekerjaannya seringkali tidak dapat diperkirakan dan langkah yang diambil oleh birokrasi juga terkesan lamban.

(34)

c. Mempekerjakan staff yang menunjukkan ketertarikan yang rendah terhadap standar profesional dan kualitas pelayanan program. d. Mempromosikan staff berdasarkan favoritisme politis atau kriteria

yang tidak profesional.

e. Menciptakan timbunan kertas yang tidak berguna dan tidak mampu menyesuaikan diri secara relevan dengan perkembangan sosial.

Kondisi birokrasi pemerintahan pada jaman Orde Baru dan saat ini masih terdapat permasalahan antara lain bahwa birokrasi pemerintah yang belum efisien, kebijakan yang belum stabil, dan masih adanya praktek penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang. Bidang peraturan perundang-undangan di bidang aparatur negara yang masih tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, multi tafsir, pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lain. Pelayanan publik belum dapat mengakomodasi kepentingan seluruh lapisan masyarakat.

Visi Reformasi Birokrasi yaitu terwujudnya birokrasi pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi, yang mampu menyelenggarakan pelayanan prima dan manajemen pemerintahan demokratis dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik pada tahun 2025. Visi tersebut dijabarkan ke dalam misi Reformasi Birokrasi, sebagai berikut:

(35)

2) Melakukan penataan dan penguatan organisasi, tatalaksana, manajemen sumber daya manusia aparatur, sistem remunerasi, sistem pensiun, sistem penganggaran dan keuangan, mind set dan culture set;

3) pengawasan dan akuntabilitas; kualitas pelayanan publik;

4) Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif;

Sesuai visi, misi, tujuan dan sasaran reformasi birokrasi yang menjadi ruang lingkup dan obyek arah perubahan, adalah sebagai berikut:

1) Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing).

2) Tatalaksana antara lain: Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance.

3) SDM apatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera.

4) Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif.

5) Pengawasan berupa meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN.

6) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

(36)

8) Budaya Kerja Aparatur (culture set dan mind set) : Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi

4. Camat

Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(37)

camat dan kecamatan sebagai wilayah administratif. Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat. Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah.

Dalam PP No 19 tahun 2008 tentang Kecamatan, camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi: a. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; b. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteramandan ketertiban umum; c. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan; d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; e. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan; f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan; dan g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek: a. perizinan; b. rekomendasi; c. koordinasi; d. pembinaan; e. pengawasan; f. fasilitasi; g. penetapan; h. penyelenggaraan; dan i. kewenangan lain yang dilimpahkan.

(38)

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

F. Definisi Konseptual

1. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan oleh seorang pemimpin ketika ia mencoba mmempengaruhi bawahannya.

2. Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi merupakan upaya dalam proses untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur.

G. Definisi Operasional

(39)

suatu variabel diukur, membaca suatu definisi operasional suatu penelitian, sehingga seorang peneliti akan mengetahui baik buruknya penelitian.

Berdasarkan kajian teori-teori yang telah diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini saya akan mengambil 5 (lima) gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan karismatis, gaya kepemimpinan paternalistis, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otokratis dan gaya kepemimpinan laissez faire. Gaya kepemimpinan ini akan diukur dengan indikator :

1. Gaya Kepemimpinan Karismatis, dengan indikator-indikator : a. Memiliki kharisma dalam memimpin.

b. Mempunyai daya tarik. c. Memiliki banyak inpirasi.

2. Gaya Kepemimpinan Paternalistis, dengan indikator- indikator :

a. Pengambilan keputusan ada ditangan pemimpin.

b. Kreativitas bawahan terbatas.

c. Memiliki sifat pemimpinan selalu benar.

3. Gaya Kepemimpinan Demokratis, dengan indikator- indikator :

a. Memberi bimbingan kepada bawahan.

b. Memberi wewenang secara luas kepada bawahan.

(40)

4. Gaya Kepemimpinan Otoktartis, dengan indikator-indikator :

a. Pengambilan kebijakan hanya dari pimpinan.

b. Berkuasa absolute dan merajai keadaan.

5. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire, dengan indikator-indikator :

a. Tidak bertanggung jawab terhadap organisasi.

b. Pemimpin tidak berpartisipasi dalam organisasi.

Untuk mewujudkan reformasi birokrasi di Kecamatan Muaro Sebo Ulu maka indikator sebagai berikut :

1. Organisasi tepat fungsi dan ukuran.

2. Prosedur kerja jelas, efektif, efisien dan sesuai dengan prinsip

good governance.

3. SDM aparatur berintegritas, netral, professional dan berkinerja tinggi.

4. Tingkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. 5. Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.

H. Metode Penelitian

(41)

sistematis. Untuk memperoleh semuanya itu maka dalam bab ini akan dijabarkan metode yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang valid.

Menurut Singarimbun (1983:24) “ metode dapat diartikan sebagai cara

atau teknis yang dilakukan dalam proses penilitian”. Sedangkan penelitian dapat

di artikan “ suatu tindakan yang bertujuan untuk mencari sejumlah data, menyusun dan menganalisanya berdasarkan problem dan fenomena tertentu

dengan menunjukkan problem yang sebenarnya, memperoleh sebab-sebab dan

cara pemecahannya”

1. Jenis Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut alamiah Moleong, (2012: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode.

Menurut Agus Salim, (2006:4). Penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) data penelitian diperoleh secara langsung dari lapangan, dan bukan dari laboratorium atau penelitian yang terkontrol; (2) penggalian data dilakukan secara ilmiah, melakukan kunjungan pada situasi-situasi alamiah subyek; (3) untuk memperoleh makna baru dalam bentuk kategori-kategori jawaban, peneliti wajib mengembangkan situasi dialogis sebagai situasi ilmiah.

(42)

Penelitian ini akan dilaksanakan di kantor Kecamatan Muaro Sebo Ulu, dengan rasionalisasi sebagaimana yang sudah di jelaskan di latar belakang.

3. Sumber Data

Dalam melakukan penelitian ini diperlukan data yang mendukung kegiatan penelitian, adapun data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari subyek (pihak-pihak) penelitian dengan menggunakan alat ukur atau alat pengambil data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari dari camat, pegawai serta staff-staff yang ada di kantor Kecamatan Muaro Sebo Ulu.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari media masa, buku, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Keluhan-keluhan yang ada di masyarakat tentang kualitas pelayanan di Kecamatan Muaro Sebo Ulu yang belum efektif.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

(43)

Responden yang diwawancara adalah : Drs.Mahali, M.Salman, S.Pd, Damanhuri, Kurniawan dan Sahnara.

b. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 200), Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku, transkip dan sebagainya.

5. Unit Analisis

Analisis data adalah “proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data” Moloeng (1990: 103). Unit analisa data dalam penelitian ini adalah di kantor kecamatan Muaro Sebo Ulu Kabupaten Batanghari beserta staffnya atau pegawai kantor kecamatan yang terkait dan masyarakat di Kecamatan Muaro sebo Ulu.

6. Teknik Analisis Data

(44)

Proses-proses analisa data kualitatif tersebut dapat dijelaskan, sebagai berikut:

a) Pengumpulan data, yaitu pencarian data penelitian di lapangan yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode yang telah ditentukan.

b) Reduksi data (data reduction), proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan studi.

c) Penyajian data (data display), yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

(45)

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kecamatan Muaro Sebo Ulu

Kecamatan Muaro Sebo Ulu secara resmi menjadi Kecamatan Definitif pada tanggal 2 Januari 2008 brdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Batanghari nomor 5 Tahun 2008 tanggal 2 Januari 2008 yang meliputi wilayah seluas 303,98 Km2 dengan jumlah penduduk sampai dengan Desember 2013 sebanyak 13.638 Jiwa.

Pusat pemerintahan Kecamatan Muaro Sebo Ulu terletak di Kelurahan Simpang Sei Rengas orbitasi 67 Km dari Ibukota Kabupaten Batanghari dan 120 Km dari Ibukota Provinsi Jambi dengan batas wilayah :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Tanjab Barat

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batin XXIV - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mersam - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo

Kecamatan Muaro Sebo Ulu terdiri dari 14 Desa dan 1 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Simp. Sei Rengas

(46)

6. Desa kampong Baru 7. Desa Peninjauan 8. Desa Batu Sawar 9. Desa Tebing Tinggi 10.Desa Padang Kelapo 11.Desa Olak Kemang 12.Desa Sungai Lingkar 13.Desa Sungai Ruan Ulu 14.Desa Sungai Ruan Ilir

Dari keempat belas Desa dalam Kecamatan Muaro sebo Ulu tersebut terdapat lima Desa yang memiliki Perkebunan sawit, dan berada dipinggiran Sungai Batanghari, yang memiliki potensi untuk peternakan ikan dalam keramba dan persawahan.

Karakteristik Masyarakat dalam Kecamatan Muaro Sebo Ulu pada umumnya adalah rumpun masyarakat Melayu dengan kecendrungan tetap mempertahankan adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Kependudukan

(47)

Tabel 1.1

DATA KEPENDUDUKAN

Kecamatan : Muaro Sebo Ulu

Kabupaten : Batanghari

Semester : I

Tahun : 2011

No Nama Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Total Jumlah KK Laki-Laki Perempuan

1 Batu Sawar 244 219 464 130

2 Peninjauan 1702 1760 3462 1200

3 Teluk Leban 1166 1173 2339 564

4 Rengas IX 438 465 903 248

5 Kampung Baru 803 798 1601 905

6 Kembang Seri 1052 1015 2067 560

7 Buluh Kasab 731 716 1447 388

8 Kel.Simp. Sungai Rengas 1949 1867 3816 827

9 Tebing Tinggi 1588 1533 3121 778

10 Olak Kemang 374 347 721 202

(48)

12 Sungai Lingkar 1031 971 2002 475

13 Sungai Ruan Ulu 901 892 1793 519

14 Sungai Ruan Ilir 1404 1353 2757 530

JUMLAH 14.764 14.541 29.305 7.774

Sumber : RENSTRA KECAMATAN MUARO SEBO ULU 2011-2016

Dari Tabel Data Kependudukan di atas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak terletak pada Kelurahan Simpang Sungai Rengas yaitu berjumlah 3.816 orang. Sedangkan untuk jumlah Kepala Keluarga terbanyak terletak pada Desa Peninjauan yaitu berjumlah 1.200 kartu keluarga, selanjutnya jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki terbanyak yaitu ada pada Kelurahan Simpang sungai Rengas dengan jumlah 1.949 sedangkan untuk jenis kelamin perempuan yaitu dengan jumlah 1.867 juga ada pada Kelurahan Simpang Sungai Rengas. Dari Tabel di atas jumlah penduduk pada Kecamatan Muaro Sebo Ulu berjenis kelamin laki-laki lebih banyak jumlahnya yaitu 14.764, dan perempuan berjumlah 14.541.

C. Profil Kantor Kecamatan Muaro Sebo Ulu

1. Deskripsi Wilayah Kerja Kecamatan Muaro Sebo Ulu

(49)

ketinggian rata-rata dari permukaan laut 76 m. dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Batin XXIV/Kab. Sarolangun

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mersam/Bathin XXIV

Di Kecamatan Muaro Sebo Ulu terdapat berbagai sumber daya alam, diantaranya yang menjadi andalan adalah perkebunan Karet dan Kelapa Sawit dan Pertambangan Minyak yang dieksplorasi oleh PT. Conocophilip.

Kecamatan Muaro Sebo Ulu adalah salahsatu Kecamatan yang berada dalam wilayah bagian paling barat Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi dengan luas wilayah 114.313 hektar yang terdiri dari 1.665 hektar sawah dan 112.515,6 hektar lahan kering, dan lainnya seluas 132,4 hektar. Kecamatan Muaro sebo Ulu dialiri oleh dua sungai yaitu :

1) Sungai Batang Hari 2) Sungai Kejasung

(50)

Kantor Kecamatan Muaro sebo Ulu dirinci menurut Desa/Kelurahan dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 1.2

Luas Wilayah Kantor Kecamatan Muaro Sebo Ulu Menurut Desa/Kelurahan

NO KEL./DESA LUAS WILAYAH

( Km 2)

KETERANGAN

1 Batu Sawar 55.00

2 Peninjauan 100.00

3 Teluk Leban 40.00

4 Rengas IX 98.00

5 Kampung Baru 192.00

6 Kembang Seri 33.00

7 Buluh Kasab 68.00

8 Kel. Simp. Sungai Rengas 56.00

9 Tebing Tinggi 57.00

10 Olak Kemang 35.13

11 Padang Kelapo 55.00

12 Sungai Lingkar 156.00

13 Sungai Ruan Ulu 156

14 Sungai Ruan Ilir 33.00

Total 1.143.13

(51)

2. Visi dan Misi Kecamatan Muaro Sebo Ulu a) Visi

“Muaro Sebo Ulu yang Kuat Sendi Sosial Budaya Ekonomi berlandaskan Agamais”

b) Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas Kecamatan Muaro sebo Ulu menetapkan Misi yang harus dilaksanakan sebagai berikut :

1. Mewujudkan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkesinambungan.

2. Mewujudkan Suasana Aman dan Tertib. 3. Mewujudkan Masyarakat yang Agamais. D. Tujuan dan Sasaran Kecamatan Muaro Sebo Ulu

a) Tujuan

Tujuan organisasi harus konsisten dengan tugas dan fungsinya. Secara kolektif tujuan organisasi menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin dicapai sesuai tugas dan fungsi organisasi. Dalam rangka mencapai misi organisasi, maka ditetapkan sejumlah tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan pembinaan kepada masyarakat. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan. 4. Meningkatkan sarana dan prasarana.

(52)

6. Meningkatkan persentasi capaian pendapatan daerah. b) Sasaran

Sasaran merupakan bagian penting dalam perencanaan strategis Kantor Kecamatan Muaro Sebo Ulu Kabupaten Batanghari. Sasaran jangka menengah Kantor Kecamatan Muaro Sebo Ulu adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan pengelolaan keuangan desa.

2. Peningkatan fungsi pemerintahan Desa/Kelurahan.

3. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pelayanan kepada masyarakat. 4. Peningkatan peran aktif masyarakat dalam pembangunan.

5. Peningkatan sarana prasarana Kantor Kecamatan.

6. Peningkatan profesionalisme dan produktivitas Aparatur. 7. Peningkatan partipasi masyarakat dalam membayar PBB.

E. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Muaro Sebo Ulu Kabupaten Batanghari

Berdasarkan Peraturan Bupati Batanghari Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas dan Fungsi Camat, Sekretaris, Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional pada Kantor Kecamatan dalam Kabupaten Batanghari, Tugas Pokok dan Fungsi dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Camat

(53)

Kecamatan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Camat mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum dan pembinaan kegararian dan pembinaan politik dalam negeri.

b. Pelaksanaan pembinaan pemerintahan Desa/Kelurahan. c. Pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah.

d. Pelaksanaan pembinaan bidang pembangunan yang meliputi pembinaan perekonomian, produksi dan distribusi serta pembinaan social.

e. Penyusunan program, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah tangga.

f. Pemberian bimbingan,pengarahan dan petunjuk teknis di bidang tugas kepada bawahan.

g. Pembinaan hubungan kerja dengan Dinas, Lembaga Teknis, dan Unit Kerja lainnya.

h. Penyiapan dan penyusunan laporan realisasi hasil pelaksanaan tugas kepada atasan, dan

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Camat membawahi :

a. Sekretaris

b. Kepala Seksi Pemerintahan

(54)

d. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan e. Kepala Seksi Kesejahteraan social

f. Kepala Seksi Pelayanan 2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas, membantu Camat dalam melaksanakan kebijakan pemerintah, melaksanakan penyelenggaraan pemerintah, administrasi, organisasi dan tatalaksana dan memberikan pelayanan administrative serta melakukan hubungan kerja dan unit pelaksana lainnya dilingkungan wilayah Kecamatan.

Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program kerja, pengendalian dan mengevaluasi pelaksanaan serta pembuatan laporan.

b. Penyelenggaraan adminstrasi pemerintah dilingkungan Kecamatan. c. Pengelolaan Sumber Daya Aparatur, keuangan, prasarana dan

sarana pemerintah daerah Kabupaten.

d. Pembinaan hubungan kerja dengan dinas, Lembaga Teknis dan Unit Pelaksana lainnya.

e. Pemberian bimbingan, pengarahan dan petunjuk teknis dibidang tugas kepada bawahan.

(55)

g. Penyelenggaraan dan mengelola urusan keuangan kantor sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

h. Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan tata usaha dan rumah tangga kantor.

i. Pelaksanaan evaluasi dan membuat laporan realisasi pelaksanaan tugas Subbagian tata usaha, kemudian menyampaikan kepada Camat.

j. Pelaksanaan pengorganisasian antar dan antara unit kerja di lingkungan kantor serta instansi terkait lainnya.

k. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Camat di bidang tugasnya, dan

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Sekretaris dimaksud membawahi :

a. Kepala Subbagian Umum.

b. Kepala Subbagian Kepegawaian, dan c. Kepala Subbagian Keuangan.

3. Kepala Subbagian Umum

Kepala Subbagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris melaksanakan urusan surat menyurat kearsipan, rumah tangga, dan perlengkapan. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Kepala Subbagian Umum mempunyai :

(56)

b. Pengelolaan, penginventarisasian, pembelian, pendistribusian dan pemeliharaan barang-barang inventaris kantor.

c. Penyiapan bahan pelaksanaan penyiapan, pengawasan dan penghapusan arsip.

d. Pengelolaan barang inventaris kekayaan milik Negara/Daerah dan penyiapan bahan-bahan usulan penghapusan barang inventaris di lingkungan Kantor Kecamatan.

e. Pembuatan program dan rencana kerja anggaran (RKA) intansi untuk dijadikan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kantor Kecamatan. f. Pemberian saran dan pertimbangan hasil telaah, laporan dan analisa

kepada atasan sesuai dengan bidang tugasnya, dan pelaksanaan tugas-tugas lainnya di berikan oleh atasan.

4. Kepala Subbgaian Kepegawaian

Kepala Subbagian Kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan kebutuhan dan admninstrasi kepegawaian. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, Kepala Subbgaian Kepagawain mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan dan pengelolaan adminstrasi kepegawaian di lingkungan Kantor Kecamatan sesuai dengan keputusan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

(57)

c. Pembuatan surat perintah tugas bagi pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan.

d. Penyiapan bahan bagi penyusunan Kartu Istri (Karis), Kartu Suami (Karsu), Tabungan Asuransi Pegawai (Taspen), surat keterangan untuk mendapatkan tunjangan keluarga (KP4) dan pengordinasian dalam pengisian Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai (DP3).

e. Penyiapan dan menyusun Daftar Susunan Pegawai (DSP) serta Daftar Urut Kepangkatan (DUK) sesuai dengan peraturan yang berlaku. f. Penyusunan program waskat dan membuat laporan waskat sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

g. Pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan sesuai dengan bidang tugasnya dalam hal-hal tertentu, dan

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang di sesuaikan oleh atasan. 5. Kepala Subbagian Keuangan

Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja Kantor Kecamatan pembukuan perhitungan anggaran dan unifikasi serta pembelanjaan. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, kepala Subbagian Keuangan mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan dan penataan administrasi keuangan Kantor Kecamatan. b. Penyiapan bahan penyusunan anggaran dan usulan revisi anggaran

(58)

c. Penyiapan bahan penyusunan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi (TGR) Tuntutan Pasal Danaan (TPD).

d. Penyiapan bahan penyusunan verifikasi dan pemantauan dan pelaksanaan anggaran Kantor Kecamatan.

e. Pengurusan gaji Pegawai Kantor Kecamatan.

f. Persiapan dan pembuatan bahan penyusunan Laporan Keuangan Kantor Kecamatan.

g. Pengajuan Surat Permohonan Permintaan Penerbitan (SPP), Surat Keputusan Otorisasi (SKO), Surat Perintah Membayar (SPM) kepada Bupati melalui Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Batanghari.

h. Penyiapan bahan laporan dan penyusunan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNSP).

i. Penerimaan dan melakukan pembayaran atas Pasal-Pasal anggaran sebagaimana tercantum dalam Dokumen Usulan Kegiatan Daerah (DUKDA) serta pembuatan surat-surat pertanggungjawaban atas penerimaan dan pengeluaran anggaran sistim, dan

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(59)

Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai tugas menyiapkan bahan-bahan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan, kependudukan dan pertanahan, ketahanan dan ketertiban serta pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pelayanan administratif kegiatan penyelenggaraan pemerintahan umum.

b. Persiapan dan pengumpulan data untuk bahan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan bidang kependudukan dan pertanahan.

c. Penyiapan bahan dan petunjuk teknis pembinaan perumusan kebijakan penyelenggaraan bidang pembinaan.

d. Penyiapan, pengumpulana bahan dan data dalam rangka penyesuaian tanah serta pemberian rekomendasi pengarahan dan pemandangan lahan.

e. Penyiapan bahan pembinaan urusan Pemilihan Umum (PEMILU), dan pembinaan Ideologi Negara, Kesatuan Bangsa, Organisasi Sosial Politik, Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Kemasyarakatan Lainnya.

(60)

g. Pengumpulan bahan-bahan dalam rangka pembinaan rekomendasi instansi vertical oleh Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan.

7. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas melakukan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah serta pembinaan, monitoring, penyusunan dan pengendalian pelaksanaan tugas dibidang ketentraman dan ketertiban. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai fungsi :

a. Pemberian bimbingan, pengarahan dan petunjuk teknis di bidang tugas kepada bawahan.

b. Pengumpulan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan ketertiban umum dan polisi pamong praja.

c. Penyiapan bahan penyelenggaraan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum serta pembinaan ketertiban perizinan.

d. Pelaksanaan pengoordinasian kegiatan penaggulangan bencana dan pencemaran lingkunagn wilayah Kecamatan.

e. Pelaksanaan pengawasan, pemantauan penertiban tempat hiburan dan sengketa tanah.

(61)

g. Penyiapan bahan pertimbangan legalitas peranan di bidang ketertiban umum.

h. Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan tugas di bidang ketentraman dan ketertiban.

i. Pemonitoran dan mengawasi pelaksanaan hal-hal lain yang menyangkut ketertiban umum.

j. Penyiapan dan menyusun laporan realisasi hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

k. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Camat, dan l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

8. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengawasan, pengendalian dan kebijakan pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan yang meliputi usaha ekonomi masyarakat, pengembangan bantuan desa/kelurahan ketahanan dan sosial budaya masyarakat, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna serta tugas-tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan mempunyai fungsi :

(62)

b. Perumusan dan penetapan kebijakan/fasilitas pelaksanaanpengembangan Bantuan Desa/Kelurahan.

c. Perumusan dan penetapan kebijakan/fasilitas pengembangan ketahanan dan sosial budaya masyarakat.

d. Perumusan dan penetapan kebijakan/fasilitas pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi tepat guna.

e. Pengoordanisisasian penyusunan program dibidang pemberdayaan masyarakat.

f. Pengoordanisasian pelaksanaan pembangunan masuk desa dan usaha-usaha pemberdayaan masyarakat Desa dan Kelurahan.

g. Penyiapan dan penyusunan laporan realisasi hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

h. Pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan, dan i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. 9. Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial

Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas pengoordinasian program pembinaan, penyusunan program dan petunjuk teknis serta memantau pemberian bantuan dan perkembangan kegiatan pelayanan sosial. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai fungsi :

(63)

b. Penyiapan bahan dan petunjuk teknis pembinaan serta perumusan kebijakan penyelenggaraan bidang Bina Sosial, pendidikan dan keagamaan sesuai Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. c. Pengoordinasian teknis pembinaan dan perumusan kebijakan

penyelenggaraan bidang Kepemudaan, Pramuka dan Olah Raga sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

d. Pengumpulan dan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dibidang Kepemudaan dan Olah Raga.

e. Pengumpulan dan pengelolaan data serta menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Pendidikan, Transmigrasi, Agama dan Urusan Haji, Ketenagakerjaan, Pemuda dan Olah Raga. f. Pengumpulan dan pengelolaan data serta menyiapkan saran dan

pertimbangan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

g. Pengumpulan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

h. Penyiapan dan pengumpulan data/bahan penyusunan pengolahan kegiatan dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Kelaurga Berencana. i. Pemantauan pelaksanaan kegiatan dibidang pemberdayaan perempuan

dan keluarga berencana.

(64)

k. Pemantauan pelaksanaan kegiatan di bidang Kepemudaan dan Olahraga, dan

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. 10.Kepala Seksi Pelayanan

Kepala Seksi Pelayanan mempunyai tugas pengoordiasian program pelayanan umum yang meliputi pelayanan kependudukan dan perizinan. untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Kepala Seksi Pelayanan mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang Pelayanan Umum.

b. Penyiapan dan pengumpulan data/bahan penyusunan pengelolaan kegiatan dibidang pelayanan umum.

c. Pelaksanaan pemantauan kegiatan dibidang Pelayanan Umum.

d. Penyiapan penyusunan program dan pembinaan pelayanan di bidang Kependudukan dan Catatan Sipil.

e. Penyusunan program dan pembinaan kebersihan, keindahan dan pertamanan.

f. Penyiapan bahan penyusunan program dan pembinaan pelayanan perizinan, dan

g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(65)

Struktur Organisasi Kantor Camat Muaro Sebo Ulu berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kecamatan dan Kelurahan tertuang sebagaimana bagan struktur sebagai berikut :

Tabel 1.3

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KECAMATAN MUARO SEBO ULU

(66)

G. Data Kepegawaian Kecamatan Muaro sebo Ulu

Jumlah personil Kantor Kecamatan Muaro Sebo Ulu seluruhnya adalah 20 (Dua puluh) orang, terdiri dari :

a. Laki-laki = 16 Orang b. Perempuan= 4 orang

CAMAT

DRS.MAHALI

KASI PEMERINTAHAN

---

KASI TRANTIB

MARYADI

KASI PMD

DAMANHURI

KASI KESRA

M.YAHYA,S.Pd

KASI PELAYANAN

A.NAJMI,S.STP KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SEKCAM

M.SALMAN.S.Pd

KASUBAG UMUM DAN ASET

MARDIANA

KASUBAG KEPEGAWAIAN

---

KASUBBAG KEUANGAN

(67)

Dengan status kepegawaian dan strata pendidikan mulai dari jenjang pendidikan SLTA sampai dengan S1 seperti terlihat pada table berikut :

Tabel 1.4

Daftar Rincian Kepegawaian Berdasarkan Jabatan, Pangkat dan Tingkat Pendidikan

NO NAMA JABATAN/PANGKAT PENDIDIKAN

TERAKHIR

1 Drs. MAHALI Camat

Pembina Tk.I (IV/b)

Sarjana (S.1)

2 M.SALMAN,S.Pd Sekcam

Penata Tk.I (III/d)

Sarjana (S.1)

3 - Kasi Pem -

4 DAMANHURI Kasi PMD

Penata Tk.I (III/d)

SLTA

5 MARYADI Kasi Trantib

Penata (III/c)

SLTA

6 M.YAHYA,S.Pd Kasi Kesos

Pembina (IV/a)

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.4
Tabel 1.6

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang telah disebutkan dalam sub bab sebelumnya bahwa perbedaan antara Ibn hazm dan al-Rafi‟i tentang meminang di atas pinangan orang lain adalah hanya

Pada umumnya anak-anak secara alamiah menyukai aktivitas di luar ruangan. Bagi anak situasi dan kondisi apapun dapat menjadikan kegiatan yang menarik. Guru harus memahami

tentang anemia, tingkat konsumsi protein, zat besi, dan vitamin dengan kadar.. hemoglobin pada siswa SMAN 3 Ponorogo” menyebutkan bahwa

yaitu dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Aru Nomor : 40 Tahun 2008 sampai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan AruNomor 64 Tahun 2008 tentang

terakhir telah menyebabkan pendapatan di Barat (yaitu negara maju saat ini) yang jauh lebih tinggi daripada pada tahun 1700 secara riil, dan jumlah pekerja dewasa yang dipekerjakan

Dari beberapa definisi tentang Perencanaan Sumber Daya Manusia dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Perencanaan Sumber Daya Manusia adalah suatu proses yang sistematis yang

Bagi item jasmani yang dibahagikan kepada tiga pecahan sebagaimana di dalam Rajah 1 dan 2 menunjukkan dapatan yang positif selepas program dilaksanakan di mana

Within the course Teaching Methods of Fine/Visual Arts during the third and fourth years of undergraduate studies (7th and 8th semester) at the Academy of Arts in Novi Sad,