• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Kooperatif Tipe Stad Bagi Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri 14 Surakarta Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Kooperatif Tipe Stad Bagi Peserta Didik Kelas VIII A SMP Negeri 14 Surakarta Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 189

M odel Kooperatif Tipe STAD Bagi Peserta DidikKelas VIII A SM P Negeri 14 Surakarta

Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/ 2013

Tri Unggul Suw arsi

ABSTRAK

(2)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 190

38,1%. Keakt ifan Kerja sama pesert a didik dalam kelom pok het erogen pada kondisi aw al sebanyak 13 pesert a didik (31,5%) dan pada siklus I sebanyak 19 pesert a didik (45,2%) dan pada kondisi akhir siklus II sebanyak 30 pesert a didik (71,4%), m eningkat sebanyak 17 pesert a didik m encapai kenaikan 39,9%.

Kat a kunci :

Akt ivit as, Hasil Belajar M at emat ika,

M odel Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

PENDAHULUAN

Latar Belakang M asalah

Pada kondisi aw al aktivit as belajar pesert a didik pada m at a pelajaran kelas VIII A,B,C,D dan E m asih nam pak rendah khususnya kelas VIII A dengan 42 pesert a didik, hal t ersebut nam pak dari hasil pengam at an pada kondisi aw al yait u : Ant usias dalam m engkom unikasikan m at eri at au m enjadi t ut or kepada pesert a didik lain 9 anak, Ant usias pesert a didik dalam m engerjakan soal didepan kelas; 13 anak, Ant usias pesert a didik dalam keberanian bert anya dan m engem ukakan pendapat ; 12 anak,Keakt ifan Kerja sam a pesert a didik dalam kelom pok het erogen; 13 anak. Selain akt ivit as belajar juga kesulit an-kesulitan yang dialami pesert a didik t ersebut m engakibat kan hasil belajar m at em at ika yang berkait an dengan pem fakt oran pada bent uk aljabar juga m asih rendah, pesert a didik yang nilainya di baw ah KKM yait u 70,00 pada kondisi aw al m asih banyak. Hal t ersebut nam pak dari nilai minim um ; 50, nilai m aksim um ; 80 dan nilai rat a-rat a ulangan harian m at em at ika yait u 65,14 , yang t ernyat a m asih di bawah dari KKM , dari 42 orang yang sudah t unt as ada 23 orang mencapai 54,80 %, yang belum t unt as sebanyak 19 orang m encapai 45,20 %, m asih dibaw ah 70%.

Pada kondisi awal penelit i belum m enggunakan m odel pem belajaran yang kurang t epat sehingga akt ivit as dan hasil belajar m at em at ika m asih rendah. Hal t ersebut di at as dapat diat asi dengan penerapan m odel pem belajaran kooperat if t ipe STAD.

(3)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 191

Solusi dari perm asalahan diat as yait u dengan penerapan model pem belajaran yang t epat sangat berguna unt uk m em bant u pesert a didik dalam m enum buhkan kemam puan kerjasam a, berpikir krit is, dam kem am puan m em bant u t em an adalah pem belajaran kooperat if. Pengajaran berdasarkan t eori kebersam aan adalah pem belajaran kooperat if t ipe St udent Team Achievement Divisions (STAD) at au Tim Pesert a didik Kelom pok Hasil..

Identifikasi M asalah

1.

Peserta didik dalam belajar matematika kurang aktif mengikuti proses

belajar dan hanya mengorganisir sendiri apa yang diperolehnya tanpa

mengkomunikasikan dengan peserta didik lain sehingga rendahnya hasil

belajar karena kurangnya pemahaman terhadap konsep yang dipelajari

2.

Bagaimana menumbuhkembangkan aktivitas belajar matematika pada

kompetensi bentuk aljabar bagi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 14

Surakarta semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 agar lebih meningkat?

3.

Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

matematika pada kompetensi bentuk aljabar bagi peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 14 Surakarta semester 1 tahun pelajaran 2012/2013?

Pembatasan M asalah

M asalah yang akan dit elit i m eliput i beberapa variable t indakan adalah ;

1)

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD,

2)

Aktivitas belajar peserta didik dan,

3)

Hasil belajar matematika pada kompetensi bentuk aljabar.

Rumusan M asalah

1.

Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD (

Student Teams

Achievement Divisions

) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika

pada bentuk aljabar bagi peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 14

Surakarta semester 1 tahun pelajaran 2012/2013.

2.

Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD (

Student Teams

Achievement Divisions

) dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada

bentuk aljabar bagi peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 14 Surakarta

semester 1 tahun pelajaran 2012/2013

(4)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 192

matematika pada bentuk aljabar bagi peserta didik kelas VIII A SMP Negeri

14 Surakarta semester 1 tahun pelajaran 2012/2013

.

Cara Pemecahan M asalah

Solusi unt uk m enyelesaikan m asalah t ersebut yait u melakukan penelit ian t indakan kelas dengan m elalui m odel pem belajaran kooperat if Tipe STAD (St udent Teams Achievement Divisions) unt uk m engopt im alkan akt ivit as dan hasil belajar m at em at ika pada bent uk aljabar bagi pesert a didik kelas VIII A SM P Negeri 14 Surakart a Sem est er 1 Tahun Pelajaran 2012/ 2013” . Pada pelaksanaan penerapkan M odel Pem belajaran Kooperat if Tipe STAD t indakan siklus I sedangkan t indakan siklus II dengan pesert a didik m endengarkan alunan musik.

Tujuan Penelitian

Tujuan Secara Khusus

a.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan aktivitas belajar matematika pada bentuk aljabar bagi

peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 14 Surakarta semester 1 tahun

pelajaran 2012/2013.

b.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

aktivitas belajar matematika pada bentuk aljabar bagi peserta didik

kelas VIII A SMP Negeri 14 Surakarta semester 1 tahun pelajaran

2012/2013.

c.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar matematika pada bentuk aljabar bagi peserta

didik kelas VIII A SMP Negeri 14 Surakarta semester 1 tahun pelajaran

2012/2013.

M anfaat Penelitian

1. M anfaat Teoritis

a.

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan

pembelajaran matematika dalam peningkatan aktivitas belajar dalam

pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe

STAD bagi peserta didik SMP Negeri 14 Surakarta.

(5)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 193

pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe

STAD bagi peserta didik kelas SMP Negeri 14 Surakarta

.

2. M anfaat Praktis

a. Bagi Peserta didik

Pesert a didik dapat lebih m engopt im alkan pot ensi yang dimilikinya dalam belajar m at em at ika sehingga dapat lebih kreat if , belajar akt if dan m em iliki keberanian, lebih percaya diri m engem ukakan pendapat nya dalam belajar baik secara kelom pok m aupun individu sehingga pesert a didik t erinspirasi unt uk m enjadi lebih m udah dalam belajar, m enyenangi m at a pelajaran m at em at ika.

b. Bagi Guru

Dapat m em berikan inspirasi sum bangan penget ahuan dan m ot ivasi bagi rekan-rekan guru unt uk m elakukan penelit ian yang akan berm anfaat bagi perbaikan pem belajaran yang lebih lanjut baik bagi pesert a didik m aupun dirinya sendiri.

c. Bagi Sekolah

Dapat m eningkat kan kualit as pendidikan dan m em perbaiki sist em pem belajaran di sekolah sehingga hasil belajar pesert a didik baik secara khusus m aupun secara um um .

d. Bagi Perpustakaan Sekolah

Hasil laporan dari penelit ian tindakan kelas ini dapat disim pan di dokum ent asikan di perpust akaan sehingga m enam bah lit erat ur koleksi bacaan yang diharapkan dapat m em berikan sum bangan yang berm anfaat pada sekolah.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A Kajian Teori

1.

Aktivitas Belajar Matematika

a.

Hakikat Aktivitas

Sardim an A. M . (2001: 94) m engat akan bahw a, ” Tidak ada belajar kalau t idak ada akt ivit as.” sehingga disini t erlihat bahw a akt ivit as m erupakan prinsip at au asas yang sangat pent ing didalam pelaksanan proses belajar m engajar.

(6)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 194

fasilit as yang dicipt akan sendiri, baik secara rohani m aupun t eknis. Set iap orang yang belajar harus akt if sendiri, t anpa ada akt ivit as m aka proses belajar t idak akan t erjadi.”

Noeh Nasoet ion (1995:20) m enyat akan bahw a,”W e learn w hat w e do, and w e do w hat w e learn.” . Kit a belajar apa yang kit a lakukan dan kit a lakukan apa yang kit a pelajari. Proses belajar adalah berbuat , bereaksi, m enjalani, m engalam i. M engalami berart i m enghayat i sit uasi-sit uasi yang sebenarnya.

Dengan dem ikian jelas bahw a akt ivit as it u dalam art i luas, baik yang bersifat fisik at au jasm ani m aupun m ent al at au rohani. Kait an ant ara keduanya m em buahkan akt ivit as belajar yang opt im al. Sehingga akt ivit as pengem bangan diri adalah akt ivit as belajar dalam mat a pelajaran m at em at ika yang diberikan di sekolah.

Paul B. Diedrich (Sardim an, 2001:99) m em buat suat u daft ar yang berisi m acam - m acam akt ivit as kegiat an pesert a didik yang ant ara lain dapat digolongkan sebagai berikut :Visual activities, Oral activities,Listening activities,W riting activities,Draw ing activities,M otor activities,M ental activities,Emotional activities.

Jadi dengan adanya klasifikasi akt ivit as sepert i yang diuraikan di at as, m enunjukkan bahw a akt ivit as di sekolah it u cukup kom pleks dan bervariasi. Kalau berbagai kegiat an t ersebut dapat dicipt akan di sekolah pada um um nya, dan di kelas pada khususnya, m aka proses kegiat an belajar akan lebih dinam is, t idak m em bosankan dan dim ungkinkan bisa m eningkat kan prest asi belajar pesert a didik

Oem ar Ham alik (2001:170) m engem ukakan bahw a pengajaran m odern lebih m enit ik berat kan pada akt ivit as belajar pesert a didik sehingga m ereka m em peroleh penget ahuan, pem aham an dan aspek-aspek t ingkah laku lainnya sert a m engem bangkan ket eram pilan yang berm akna unt uk hidup di m asyarakat .

(7)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 195

Menurut Skinner (dalam Akhmad Sudrajat 2008 : 3)

“pembelajaran perilaku tidak lepas dari prinsip bahwa perilaku berubah

menurut konsekuensi-konsekuensi langsung”. Konsekuensi-konsekuensi

langsung itu bisa menyenangkan berupa penguatan

(reinforcement)

dan

bisa juga yang tidak menyenangkan berupa hukuman

(punishment).

Sedangkan Piaget (dalam Akhmad Sudrajat 2008 : 3) mengemukakan

bahwa: “tiga prinsip utama pembelajaran yaitu belajar aktif, belajar lewat

interaksi sosial, dan belajar lewat pengalaman sendiri”. Brunner (dalam

Akhmad Sudrajat 2008 : 3), mengatakan bahwa: “pembelajaran hendaknya

mencakup pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar,

penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal, perincian urutan

penyajian materi pelajaran dan cara pemberian

reinforcement

.

Dari

pendapat

diatas,

pembelajaran

dilakukan

dengan

menyediakan lingkungan yang susuai dngan kondisi peserta didik sehingga

ada hubungan antara peserta didik.

Dalam pembelajaran juga

mengutamakan proses dan hasil belajar peserta didik dalam proses belajar

mengajar. Peserta didik dapat belajar baik

lewat interaksi sosial peserta

didik lewat pengalaman sendiri.

c.

Hakikat Matematika

Lerner (Wiyanto, 2007: 10) mengemukakan bahwa matematika

sebagai bahasa simbolis sekaligus bahasa universal yang memungkinkan

manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan gagasan dan ide

mengenai elemen dan kuantitas. Matematika adalah sebagai bahasa

simbolis yang mengekspresikan ide- ide, struktur, atau hubungan yang

logis termasuk konsep-konsep abstrak sehingga memudahkan diri

manusia untuk berpikir. E.T. Russeffendi (1988 : 260-261) mendefinisikan

matematika adalah “ilmu tentang pola kesetaraan ; ilmu tentang struktur

yang terorganisasikan mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur

yang didefinisikan ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil”.

Pada hakekat nya m at em at ika m erupakan bahasa sim bol yang disepakat i bersam a yang m erupakan bahasa dedukt if. Generalisasi yang ada dalam m at em at ika didasarkan pada pem bukt ian secara dedukt if.

M enurut Kline dalam M ulyono (1999: 252), m engem ukakan bahw a m at em at ika m erupakan bahasa sim bolis dan ciri ut amanya adalah penggunaan cara bernalar dedukt if, t et api juga t idak m elupakan cara bernalar indukt if.

(8)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 196

penemuan untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang

dihadapi dan dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi

d.

Aktivitas Belajar Matematika

M enurut Sriyono (1992 : 75) yang dim aksud akt ivit as adalah bahw a pada w akt u guru m engajar ia harus m engusahakan agar m urid-m uridnya aktif jasm ani m aupun rohani m eliput i ant ara lain; Akt ivit as indera ,Akt ivit as akal ,Akt ivit as em osi :.

Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak

peserta didik untuk belajar secara aktif (Hisyam Zaini dkk, 2008: xiv).

Dengan belajar aktif, kegiatan pembelajaran akan lebih berpusat kepada

peserta didik yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik.

Peserta didik yang cenderung diam akan terpancing untuk bergerak.

Pembelajaran ini tidak hanya melibatkan mental peserta didik, akan

tetapi juga melibatkan fisik peserta didik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

adalah aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar yang

melibatkan kemampuan emosional. Aktivitas belajar peserta didik dalam

penelitian ini meliputi kegiatan aktif dalam berantusias menjadi tutor

bagi peserta didik lain, mengerjakan soal didepan kelas, dan

mengemukakan pendapat yang bisa berupa bertanya atau menyanggah

pendapat dari peserta didik maupun guru.

2.

Hasil belajar Matematika

a.

Hakikat Belajar

Belajar merupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi

diri seseorang. Proses belajar diperlukan untuk dapat mengembangkan

kemampuan seseorang secara optimal. Proses belajar merupakan suatu

proses transformasi masukan input menjadi output.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Sedangkan H.J Gino (2000: 31)

menyatakan bahwa, “Belajar adalah proses perubahan perilaku secara

aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar

individu, proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat

melalui pengamatan, melihat, mamahami sesuatu yang dipelajari”.

Akibat terjadinya proses belajar pada diri seseorang adalah

terjadinya perubahan perilaku yang dapat mencakup kawasan kognitif,

efektif, maupun psikomotorik. Perubahan perilaku sebagai akibat

terjadinya proses belajar disebut hasil belajar.

(9)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 197

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895), hasil

belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai

tes/angka nilai yang diberikan oleh guru.

Jadi yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini adalah

hasil usaha yang dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan,

keterampilan dan sikap berkat pengalaman dan latihan yang dinyatakan

dengan perubahan tingkah laku.

c.

Hasil Belajar Matematika Pada Bentuk Aljabar

Hasil belajar m at em at ika adalah sesuat u yang t elah dicapai dalam belajar m at em atika, yang m engakibat kan perubahan pada diri seseorang berupa penguasaan dan kecakapan baru dari belum m engert i dan m em ahami t ent ang m at em at ika m engalami perubahan m enjadi mengerti dan m em aham i t ent ang m at em at ika, yang dit unjukkan dengan hasil berupa nilai t es m at em atika.

Hasil belajar m at emat ika yang dim aksud dikhususkan pada m at a pelajaran m at em at ika SM P kelas VIII sem est er 1 m encakup m at eri bent uk aljabar sebagai berikut :Standart Kompetensi M em aham i bent uk aljabar, relasi, fungsi dan persam aan garis lurus, Kompetensi Dasar 1) M elakukan Operasi Aljabar, 2) M enguraikan bent uk aljabar ke dalam fakt or-fakt ornya

3.

Penggunaaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam

Pembelajaran Matematika

a.

Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1)

Model pembelajaran

Model pembelajaran adalah bagian dari proses pembelajaran

yang merupakan langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Model pembelajaran

dapat diartikan sebagai suatu cara atau pola yang digunakan untuk

membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya sebagai

pembelajar. Model pembelajaran pada dasarnya adalah tindakan nyata

dari guru dalam melaksanakan pengajaran dengan cara tertentu yang

dianggap paling efektif ,efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2)

Model Pembelajaran Kooperatif

Pem belajaran kooperat if m erupakan bent uk pem belajaran yang lebih m enekankan pada kegiat an belajar pesert a didik secara bersam a dalam suat u kelom pok sehingga t erjadi int eraksi ant ar pesert a didik dalam kelom poknya unt uk m em ecahkan m asalah belajar.

(10)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 198

anggot a kelom pok dengan cara saling mem bant u sat u sam a lainnya dalam dunia pendidikan. Pengelom pokan pesert a didik didasarkan pada pert im bangan-pert im bangan t ert ent u. Kebanyakan m elibat kan pesert a didik yang berbeda-beda m enurut kem am puan, jenis kelamin dan suku.

3)

Model Pembelajaran Kooperatif STAD

Slavin dalam Triant o (2007: 52) juga m enyat akan pendapat nya bahw a pada STAD pesert a didik dit em pat kan dalam t im belajar beranggot akan 4-5 orang yang m erupakan cam puran m enurut t ingkat hasil, jenis kelamin, dan suku. Guru m enyajikan pelajaran, dan kem udian pesert a didik bekerja dalam t im m ereka m em ast ikan bahw a seluruh anggot a t im t elah m enguasai pelajaran t ersebut . Kem udian, seluruuh pesert a didik diberikan t es t ent anng m at eri t ersebut , pada saat t es ini m ereka t idak diperbolehkan saling m em bant u.

M oham ad Nur dalam Triant o (2007: 53) m enyat akan bahw a STAD t elah digunakan unt uk setiap m at a pelajaran, m ulai dari m at em at ika, sast ra, sam pai ilm u-ilm u sosial dan sains, sert a t elah digunakan dari kelas dua sam pai perguruan t inggi. STAD paling cocok unt uk m engajarkan t ujuan-t ujuan yang ujuan-t erdefinisikan dengan jelas, seperujuan-t i perhiujuan-t ungan dan penerapan m at em at ika, penggunaan bahasa, m ekanika, geografi, ket rampilan m em baca pet a, dan konsep-konsep sains.

Tahap pem belajaran m odel pem belajaran kooperat if t ipe STAD m enurut M oham m ad Nur (2005:20-22) m eliput i: a) Present asi Kelas at au Tahap Penyajian M at eri, b)Kerja Kelom pok, c)Pelaksanaan Kuis Individual, d)Nilai Perkem bangan Individual,e)Penghargaan Kelom pok

b.

Hakikat Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah cara–cara atau kiat-kiat yang

akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang

akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut

dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber

belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Uno, 2007: 2).

(11)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 199

kesalahan, mengaitkan materi ajar dengan kehidupan mereka, memberi

dorongan semangat, dan pemberian jeda berpikir.

c.

Penggunaaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan

Kelompok Kecil (4-5 anak) tiap Kelompok

Pada silkus I peserta didik diarahkan berperan aktif

melaksanakan tugas dengan kerja mandiri sesuai dengan prosedur model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kelompok 4-5 anak yang

tahab-tahab pelaksanaan pembelajarannya sudah dibuat dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran dan hasilnya harus dipertanggung jawabkan

baik secara kelompok maupun sesuai dengan kemampuan

masing-masing.

d.

Penggunaaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan

Alunan Musik.

(12)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 200

B. Kerangka Berfikir

Unt uk lebih jelas kerangka berfikir t ersebut dapat dilihat pada skem a berikut :

KONDISI

AW AL

C. Hipotesis Tindakan

Dari kajian t eori, penelitian yang relevan dan kerangka berfikir diperoleh hipot esis t indakan diduga :

TINDAKAN

Guru

Dalam pem belajaran m enggunakan m odel pem belajaran

SIKLUS I

Dalam pem belajaran m at em at ika ,guru m enggunakan m odel STAD kelom pok kecil (4-5 orang)

KONDISI

AKHIR

Diduga melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkat kan aktivit as dan hasil belajar mat emat ika. Pada Bentuk Aljabar sisw a Kelas VIII A SM PN 14 Surakart a Semester 1 Tahun 2012/ 2013

SIKLUS II

Dalam pembelajaran mat ematika, guru menggunakan model STAD dengan alunan musik

Guru :

Dalam pem belajaran

Belum m enggunakan

M odel pem belajaran

Sisw a :

(13)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 201

1.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

aktivitas belajar matematika pada bentuk aljabar bagi peserta didik

kelas VIII A SMP Negeri 14 Surakarta semester 1 tahun 2012/2013.

2.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar matematika pada bentuk aljabar bagi peserta didik kelas

VIII A SMP Negeri 14 Surakarta semester 1 tahun 2012/2013

3.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar matematika pada bentuk aljabar bagi peserta

didik kelasVIIIA SMP Negeri 14 Surakarta semester 1tahun 2012/2013

M ETODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian; Wakt u Penelit ian dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sam pai dengan bulan Sept em ber 2012. pada sem est er 1. Tempat Penelit ian ini dilaksanakan di SM P Negeri 14 Surakart a kelas VIII A.

B. Subjek Penelitian yait u pesert a didik kelas VIII A sebanyak 42 pesert a didik yang t erdiri dari 23 put ra dan 19 put ri

C. Sumber Data

1. Sumber data primer

Sum ber dat a yang digunakan dalam penelit ian dari pesert a didik

bent uk dat anya berupa dat a angka/ dat a kuant it at if,

banyaknya dat a berupa nilai pesert a didik pada kondisi aw al, hasil ulangan harian siklus I,dan hasil ulangan harian siklus II.

2. Sumber data sekunder

Sum ber dat a sekunder yait u dari kolaborat or t em an sejaw at .

Dat anya berbent uk dat a yang bukan berbent uk angka/ dat a kualit at if

Banyaknya dat a adalah dat a pada kondisi aw al, siklus I,dan siklus II.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengum pulan dat a yang digunakan berbent uk t eknik adalah :

a. Teknik Tes

1) Tes tertulis; digunakan pada ulangan siklus I dan ulangan siklus II dengan jum lah soal sebanyak 20 but ir soal, bent uk soalnya pilihan ganda dengan 4 pilihan jaw aban.

2) Tes lisan; Penelit ian ini t idak m enggunakan t es lisan.

3) Tes perbuatan; t idak digunakan sebagai t eknik pengum pulan dat a.

b. Teknik Non Tes

1) W aw ancara; t idakdigunakan.

(14)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 202

3) Dokumentasi; berupa dat a sekolah, daft ar nam a pesert a didik kelas VIII A dan fot o proses penelit ian sert a RPP selam a kegiat an pem belajaran dengan m odel pem belajaran STAD.

4) Observasi; digunakan unt uk m em peroleh dat a t ent ang akt ivit as pesera didik sebelum , selam a,dan set elah penelit ian dilaksanakan

5) Catatan lapangan; digunakan unt uk m encat at kejadian-kejadian pent ing yang m uncul pada saat proses pem belajaran m at emat ika berlangsung yang belum t erdapat dalam observasi.

6) Questioner;unt uk m elihat respon pesert a didik t erhadap m at eri dan m odel yang dit erim a selam a penelit ian berlangsung.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

a. Data aktivitas belajar pada kondisi aw al

Alat nya berupa dokum en buku cat at an t ent ang akt ivit as belajar pesert a didik sebelum pelaksanaan t indakan pada siklus I.

b. Data hasil belajar pada kondisi aw al

Berupa buku nilai ulangan harian sebelum dilakukan t indakan.

c. Data aktivitas belajar pada siklus I, siklus II

Alat nya berupa lem bar pengam at an / observasi, dan angket t ent ang akt ivit as belajar pesert a didik selam a siklus I dan siklus II.

d. Data hasil belajar pada tindakan siklus I, tindakan siklus II

M enggunakan alat berupa but ir soal t es t ert ulis yang berbent uk pilihan ganda set elah selesai pelaksanaan t indakan t iap akhir siklus

E. Validasi Data

1. Validasi Data Kualitatif Aktivitas Belajar

validasi dat a dilakukan oleh validat or yait u dibant u oleh kolaborat or

2. Validasi Data Kuantitatif Hasil Belajar M atematika

M em buat kisi-kisi soal ulangan siklus I dan siklus II. mem buat but ir soal ulangan harian siklus I dan siklus II, lem bar jaw ab, kunci dan skor.

F. Analisis Data

Analisis yang digunakan; dengan deskript if kom parat if yait u m em bandingkan nilai ulangan harian dan akt ivit as belajar pada kondisi aw al, siklus I dan siklus II kondisi akhir. Penyajian dat a; dalam bent uk t abel m aupun grafik.

G. Indikator Kinerja

(15)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 203

a. Indikator Aktivitas Belajar Peserta didik

Seorang pesert a didik dikat akan t elah m encapai peningkat an akt ivit as jika pesert a didik t ersebut t elah m engalam i peningkat an pada siklus I dan siklus II yait u m eningkat dari rendah ke t inggi. Dengan kat a lain indicat or dari akt ivit as rendah m eningkat m enjadi akt ivit as agak t inggi .

b.Indikator Hasil Belajar Kelulusan Individual

Dari kondisi aw al ke siklus I dan siklus II at au kondisi akhir , dit andai dengan nilai akhir ulangan m at em atika pada pokok bahasan bent uk aljabar nilainya 70,00 at au lebih dari 70.00, dan nilai rat a-rat anya 70,00. pesert a didik t ersebut t elah m enguasai sekurang-kurangnya m eningkat 60%

H. Prosedur Penelitian

1. Tahapan-tahapan tindakan Siklus I

1) Perencanaan/ Planning

Perencanaan yang dilakukan m eliput i: m enyusun (RPP), m enget ahui kondisi aw al pesert a didik, m em buat rencana pem belajaran dengan m odel pem belajaran kooperat if t ipe STAD, m em buat soal-soal unt uk bekerja kelom pok yang berkaiat an dengan m at eri, m em buat kisi-kisi soal dan soal ulangan harian dan m em buat penilaian ulangan pada t indakan siklus I.

2) Tindakan/ Acting

Pelaksanaan t indakan dan observasi dilakukan dengan m engajak t em an sejaw at unt uk kolaborasi. Dalam t indakan siklus I, t indakan/ act ing m eliput i kegiat an aw al pem belajaran yait u m em bahas hasil kerja kelom pok dari t ugas yang diberikan, m elaksanakan kegiat an int i yait u guru mem bim bing pesert a didik m engerjakan soal-soal, m em bahas dan m enilai pekerjaan t iap-t iap pesert a didik. Penut up pesert a didik m engerjakan soal ulangan harian t indakan siklus I.

3) Pengamatan/ Observing

Guru dibant u t em an sejaw at m engam at i akt ivit as pesert a didik dalam m engikut i pem belajaran m ulai dari kegiat an aw al pem belajaran , kegiat an int i sam pai kegiat an penut up pada proses pem belajaran, kem udian m engadakan ulangan harian pada t indakan siklus I dan mem buat penilaian dari hasil ulangan t ersebut yang hasilnya unt uk digunakan sebagai acuan t indak lanjut pada pelaksanaan t indakan pada t indakan siklus II.

4) Refleksi/ Reflecting

(16)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 204

m enelaah hasil t indakan yang t elah dilakukan dengan m em bandingkan akt ivit as dan hasil belajar siklus I dengan kondisi aw al.

2. Tahapan-tahapan tindakan Siklus II

1) Perencanaan/ Planning

Kegiat an awal dalam perencanaan t indakan siklus II m elakukan pengident ifikasian hasil yang diperoleh pada siklus sebelum nya yait u siklus I. Hasil ident ifikasi t ersebut digunakan sebagai upaya perbaikan pada pem belajaran selanjut nya yait u pada t indakan siklus II. Tahap selanjut nya adalah m em buat (RPP) sepert i pada t indakan siklus I.

2) Tindakan/ Action

Kegiat an pada t ahap t indakan/ act ion pada pelaksaan t indakan siklus II sam a dengan pelaksaan yang dilakukan pada t indakan siklus I. Dalam t ahap ini, pesert a didik secara berkelom pok dalam proses pem belajarannya dengan berbant ukan m edia dengan alunan m usik

3) Pengamatan/ Observing

Pengam at an/ Observing pada t indakan siklus II sama dengan pengam at an yang dilakukan pada t indakan siklus I. Dalam t ahap ini, kegiat an yang dilakukan adalah mengadakan ulangan harian siklus II kem udian menyat akan hasilnya sebagai nilai t es siklus II. Pengam at an akt ivit as dan hasil belajar dilaksanakan selam a proses pem belajaran dilaksanakan m ulai kegiat an aw al, kegiat an int i dan penut up.

4) Refleksi/ Reflecting

Kegiat an refleksi ini dengan diskrifsif kom parat if yait u dengan m em bandingkan hasil yang diperoleh dari hasil t indakan siklus I dengan hasil t indakan pada siklus II, dem ikian juga hasil pada kondisi aw al dengan hasil t indakan siklus I dengan hasil t indakan siklus II

PEM BAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi Aw al

1. Diskripsi Kondisi Aw al Hasil Belajar M atematika

Dapat t erlihat dari nilai t erendah yang diperoleh pesert a didik yait u sebesar 50, nilai t ert inggi adalah 80 dan juga m asih rendahnya nilai rat a-rat a ulangan harian m at em at ika pesert a didik yait u 65,14 , dari pesert a didik sebanyak 42 orang yang sudah t unt as ada 23 orang m encapai 54,80 %, sedangkan pesert a didik yang belum t unt as sebanyak 19 orang m encapai 45,20 %, m asih dibaw ah 70%.

(17)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 205

Dari hasil observasi diperoleh dat a 1) pesert a didik yang ant usias dalam m engkom unikasikan m at eri at au m enjadi t ut or kepada pesert a didik lain sebanyak 9 pesert a didik m encapai (21,4%), 2) Ant usias pesert a didik sebaya m engerjakan soal didepan kelas sebanyak 13 pesert a didik m encapai (31,5%), 3) Ant usias pesert a didik dalam keberanian bert anya dan m engem ukakan pendapat sebanyak 12 pesert a didik m encapai (28,6%). 4) Keakt ifan Kerja sam a pesert a didik dalam kelom pok het erogen sebanyak 13 pesert a didik m encapai (31,5%)

B. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Tindakan Pada Siklus I

a. Refleksi Perbandingan hasil Ulangan Harian Kondisi aw al dengan Tindakan Siklus I

Ulangan Harian Kondisi Aw al

Ulangan Harian pada

Siklus I Keterangan Refleksi

Nilai t ert inggi 80 Nilai t ert inggi 85 Nilai t ert inggi M eningkat ; 5 dari 80 menjadi 85

Nilai t erendah 50 Nilai t erendah 55 Nilai t erendah M eningkat ; 5 dari 50 menjadi 55

Nilai rat a-rat a 65,41 Nilai rat a-rat a 70,95 Nilai rat a-rat a M eningkat ; 5,54 dari 65,41 menjadi 70,95

Tunt as 23

(54,8%)

Tunt as 29

(69,0%)

Pesert a didik yang sudah Tunt as M eningkat ; 6 (14,3%) dari (54,8%) menjadi (69,0%)

Belum t unt as 19

(45,2%)

Belum t unt as 13

(31%)

Pesert a didik yang belum Tunt as menurun; 4 (14,2%) dari 19 anak t inggal 13 anak.

b.

Refleksi Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik

Dari Kondisi awal sampai Siklus I

Kondisi awal Siklus I Refleksi

Ant usias 9(21,4%)

pesert a didik masih banyak yang pasif tidak

beranimengkomunikasi

kan at au menjadi t utor sebaya

Ant usias 18(42.9%)

pesert a didik yang aktif agak berani, mengkomunikasikan at au menjadi tut or sebaya

M eningkat

21,5% dari 9 anak menjadi 18 anak, pesert a didik yang berani menjadi t ut or sebaya dari pasif tidak berani ke aktif agakberani,

Ant usias 13(31,5%) sebagian besar peserta didik tidak beranimempersent asi

kan hasil pekerjaan soal didepan kelas

Ant usias 19(45,2%) peserta didik sudah agak berani

mempersent asikan hasil pekerjaan soal didepan kelas

M eningkat

(18)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 206

Ant usias 12(28,6%) sebagian besar peserta didik pasif dalam keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat

Ant usias 18(42,9%) peserta didik agak aktif dalam keberanian bert anya dan mengemukakan pendapat

M eningkat

14,3% dari 12 anak menjadi 18 anak ,pesert a didik akt if dalam keberanian bert anya dan mengemukakan pendapat meningkat dari pasif ke agak aktif

Keaktifan 13

(31,5%) Kerja sama pesert a didik dalam kelompok masih rendah

Keaktifan 19

(45,2%) Kerja sama pesert a didik dalam kelompok agak tinggi

M eningkat

5,2% dari 13 anak menjadi 19 anak Kerja sama pesert a didik dalam kelompok meningkat dari rendah ke agak tinggi

C.

Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Kelas Pada Siklus II

a.

Refleksi Perbandingan Hasil Ulangan Harian Siklus Idengan Hasil Ulangan

Harian Siklus II

Siklus I Siklus II Refleksi

Nilai t ert inggi 85 Nilai t ert inggi 95 Nilai t ert inggi M eningkat ; 5 dari 80 menjadi85

Nilai t erendah 55 Nilai t erendah 60 Nilai t erendah M eningkat ; 5 dari 50 menjadi55

Nilai rat a-rat a 70,95 Nilai rat a-rat a 80,42 Nilai rat a-rat a M eningkat ; 5,54 dari 65,41 menjadi 70,95

Tunt as 29

(69,0%)

Tunt as 37(88,15%) Pesert a didik yang sudah Tunt as M eningkat ; 6 (14,3%) dari (54,8%) menjadi (69,0%)

Belum t unt as 13

(31%)

Belum t unt as 5(11,9%) Pesert a didik yang belum Tunt as menurun; 4 (14,2%) dari 19 anak tinggal 13 anak.

b.

Refleksi aktivitas belajar peserta didik pada tindakan siklus II dibandingkan

dengan siklus I dapat dilihat pada tabel refleksi berikut ;

Siklus I Siklus II Refleksi

Ant usias 18(42.9%)

pesert a didik dalam mengkomunikasikan at au menjadi tut or sebaya, yang aktif agak berani,

Ant usias 27(64,3%)

pesert a didik dalam mengkomunikasikan at au menjadi tut or sebaya, yang aktif berani,

M eningkat 21,4% dari 18 anak menjadi 27 , pesert a didik yang berani menjadi t ut or sebaya meningkat dari aktif agak berani, ke aktif berani,

Ant usias 19(45,2%) pesert a didik mempersent asikan hasil pekerjaan soal didepan kelas peserta didik sudah agak berani

Ant usias 25(59,52%) pesert a didik mempersent asikan hasil pekerjaan soal didepan kelas peserta didik sudah berani

M eningkat 14,32% dari 19 anak menjadi 25 anak, pesert a didik berani

(19)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 207

Ant usias 18(42,9%) pesert a didik dalam keberanian bert anya dan mengemukakan pendapat sebagian besar peserta didik agak aktif

Ant usias 28(66,76%) pesert a didik dalam keberanian bert anya dan mengemukakan pendapat sebagian besar peserta didik aktif

M eningkat 23,86% dari 18 anak menjadi 28 anak ,pesert a didik aktif dalam keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat meningkat dari agak aktif ke aktif

Keaktifan19(45,2%) Kerja sama pesert a didik dalam kelompok agak tinggi

Keaktifan 30(71,4%) Kerja sama pesert a didik dalam kelompok sudah tinggi

M eningkat 26,2% dari 19 anak menjadi 30 anak Kerja sama pesert a didik dalam kelompok meningkat dari agak tinggi ke tinggi

D. Pembahasan Tiap Siklus Dan Antar Siklus

a.

Refleksi hasil belajar peserta didik dari Kondisi Awal sampai Kondisi

Akhir tindakan siklus dapat dilihat pada tabel refleksi berikut ;

Kondisi Aw al Siklus I Siklus II Keterangan Refleksi

Nilai t ert inggi 80 Nilai t ert inggi 85

Nilai t ert inggi

95

Nilai t ert inggi M eningkat ; 15 dari 80 menjadi 95

Nilai t erendah 50 Nilai t erendah 55

Nilai t erendah

60

Nilai t erendah M eningkat ; 10 dari 50 menjadi 60

Nilai rat a-rat a 65,41

Nilai rat a-rat a 70,95

Nilai rat a-rat a 80,42

Nilai rat a-rat a M eningkat ; 15,01 dari 65,41 menjadi 80,42

Tunt as

23(54,8%)

Tunt as 29

(69,0%)

Tunt as

37 (88,15%)

Pesert a didik yang sudah Tunt as M eningkat ; 6 (14,3%) dari 23 (54,8%) menjadi 37 (88,15%)

Belum t unt as 19 (45,2%)

Belum t unt as 13 (31%)

Belum t unt as

5 (11,9%)

Pesert a didik yang belum Tunt as menurun; 14 anak dari 19 anak t inggal 5 anak.

b.

Refleksi aktivitas belajar peserta didik dari Kondisi Awal sampai Kondisi

Akhir tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel refleksi berikut ;

Kondisi aw al Siklus I Siklus II Refleksi

Ant usias 9(21,4%)

pesert a didik dalam mengkomunikasikan at au menjadi tut or sebaya masih banyak yang pasif tidak berani

Ant usias 18(42.9%)

pesert a didik dalam mengkomunikasikan at au menjadi t ut or sebaya, yang aktif agak berani,

Ant usias 18(42.9%)

pesert a didik dalam mengkomunikasikan at au menjadi t ut or sebaya, yang aktif berani,

M eningkat

21,5% dari 9 anak menjadi 18 anak, pesert a didik yang berani menjadi t ut or sebaya dari pasif tidak berani ke aktif berani,

Ant usias 13(31,5%) pesert a didik mempersent asikan hasil pekerjaan soal didepan kelas sebagian

Ant usias 19(45,2%) pesert a didik mempersent asikan hasil pekerjaan soal

Ant usias 19(45,2%) pesert a didik mempersent asikan hasil pekerjaan soal

M eningkat

(20)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 208

besar peserta didik tidak berani

didepan kelas peserta didik sudah agak berani

didepan kelas peserta didik sudah berani

didik yang t idak berani mempersent asi kan hasil pekerjaan soal didepan kelas berkurang dari tidak berani ke berani

Ant usias 12(28,6%) pesert a didik dalam keberanian bert anya dan

mengemukakan pendapat sebagian besar peserta didik pasif

Ant usias 18(42,9%) pesert a didik dalam keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat sebagian besar peserta didik agak aktif

Ant usias 18(42,9%) pesert a didik dalam keberanian bert anya dan mengemukakan pendapat sebagian besar peserta didik aktif

M eningkat

14,3% dari 12 anak menjadi 18 anak ,pesert a didik aktif dalam

keberanian bertanya dan mengemukakan

pendapat meningkat dari pasif ke aktif

Keaktifan 13

(31,5%) Kerja sama pesert a didik dalam kelompok masih rendah

Keaktifan 19

(45,2%) Kerja sama pesert a didik dalam kelompok agak tinggi

Keaktifan 19

(45,2%) Kerja sama pesert a didik dalam kelompok sudah tinggi

M eningkat

5,2% dari 13 anak menjadi 19 anak Kerja sama pesert a didik dalam kelompok dari rendah ke tinggi

E. Hasil Penelitian

1. Penerapan model pembelajarann kooperatif STAD sebagai upaya peningkatkan

aktivitas belajar peserta didik

(21)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 209

2. Penerapan model pembelajarann kooperatif STAD sebagai upaya peningkatkan

hasil belajar peserta didik

Dat a observasi dari t indakan kelas m engenai hasil belajar pesert a didik yang diperoleh sebelum dilakukan t indakan sam pai pada t indakan siklus II, dalam m engerjakan soal t ugas m andiri dan t unt as m em enuhi nilai

70 yait u dari sebelum t indakan sebanyak 23 pesert a didik (54,80%), set elah t indakan siklus I sebanyak 29 pesert a didik (69,0%), dan set elah t indakan siklus II sebanyak 37 pesert a didik (88,10%). jum lah pesert a didik yang nilainya lebih dari sam a dengan 70 pada kondisi aw al sebanyak 23 pesert a didik m encapai (54,8%) dan pada kondisi akhir sebanyak 37 pesert a didik m encapai (88,1 %) m eningkat 14 pesert a didik yait u m encapai kenaikan 33,3% , selain peningkat an pada ket unt asan belajar juga ada peningkat an pada rat a-rat a kelas dari kondisi aw al rat a-rat anya 65,14 m eningkat 15,28 m enjadi nilai rat a-rat a 80,42 pada kondisi akhir.

PENUTUP

A. Simpulan

1. M elalui m odel pem belajaran kooperat if t ipe STAD dapat m eningkat kan hasil belajar m at em at ika pada bent uk aljabar bagi pesert a didik kelas VIII A SM P Negeri 14 Surakart a sem est er 1 Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

2. M elalui m odel pem belajaran kooperat if t ipe STAD dapat m eningkat kan akt ivit as belajar m at em at ika pada bent uk aljabar bagi pesert a didik kelas VIII A SM P Negeri 14 Surakart a sem est er 1 Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

3. M elalui m odel pem belajaran kooperat if t ipe STAD dapat m eningkat kan akt ivit as belajar dan hasil belajar m at em at ika pada bent uk aljabar bagi pesert a didik kelas VIII A SM P Negeri 14 Surakart a sem est er 1 Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

B. Implikasi

1. M eningkat kan aktivit as belajar dan hasil belajar m at em at ika pesert a didik agar t erlibat secara akt if dan kreat iv dalam m engikut u proses pem belajaran di kelas m elalui penggunaan m odel pem belajaran kooperat if t ipe STAD

2. Unt uk t indak lanjut penelit ian berikut nya dengan m enggunakan m odel pem belajaran yang sam a yait u STAD yang dapat dikolaborasikan dengan m odel yang lain sert a pada m at eri yang berbeda.

C. Saran

1.

Guru Matematika

Model pembelajaran kooperatif bervariasi

perlu dilaksanakan oleh guru

dapat melatih peserta didik dalam mengembangkan keterampilan peserta

didik dalam berpikir dan bekerja sama secara tim.

(22)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 210

Peserta didik hendaknya lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

matematika terutama dalam hal mengkomunikasikan materi kepada

temannya, berantusias mengerjakan soal didepan kelas serta mampu

mengemukakan pendapatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunt o, Suharsim i 2007. Penelit ian Tindakan Kelas. Jakart a: Bum i Akasara

Akhm ad Sudrajat . 008. Teori-t eori Belajar. Wordprees Com. Post ed on 2 Februari 2008

Gino, H. J., Suw arni, Suript o, M aryant o, Sut ijan. 2000. Belajar dan Pembelajaran I. Surakart a: UNS Press.

Oem ar Ham alik,. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakart a: Bum i Aksara

Russeffendi E.T. 1984. Dasar-Dasar M at emat ika M odern dan Kompet ensi Unt uk Guru. Bandung: Tarsit o

Sardim an, A.M . 2001. Int eraksi dan M otivasi Belajar M engajar. Jakart a: Raja Grafindo Persada

Slam et o. 2003. Belajar dan Fakt or-Fakt or yang M empengaruhinya. Jakart a: Rineka Cipt a.

Slavin. 2005. Cooperat ive Learning : Teori, Riset , and Prakt ik. London: Allym and Bacon

Subadi, Tjipt o. 2010. Lesson St udy Berbasis Penilit ian Tindakan Kelas. Surakart a: BP-FKIP UM S

Sudirm an. 2007. Cerdas Akt if M at emat ika unt uk SM P kelas VIII. Jakart a: Ganeca Exact

Tim Penyusun Kam us Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia,. Jakart a: Balai Pust aka.

Triant o. 2007. M odel-model Pembelajaran Inovatif. Jakart a: Grasindo

Tri Unggul Suw arsi. 2009. “ Opt imalisasi Hasil Belajar M at emat ika Fakt orisasi Suku Aljabar M elalui Penggunaan M etode STAD Pesert a didik Kelas VIII D Semest er Gasal SM P Negeri 14 Surakart a Tahun Ajaran 2008/ 2009

Uno, Ham zah. 2007. M odel pembelajaran mencipt akan proses belajar mengajar yang kreat if dan efekt if. Jakart a : Bum i Aksara

(23)

Seminar Nasional Pendidikan Matematika

Sur akar ta, 15 Mei 2013 211

Yani Tri Purw ant i, Eksperiment asi Pembelajaran M at emat ika dengan pendekata St rukt ural TPS pada Pokok Sub Pokok Bahasan fakt orisasi bent uk Aljabar dan Operasi Pecahan Bent u Aljabar Ditinjau dari Akt ivit as Belajar sisw a SM P Negeri 7 Surakart a Tahun Ajaran 2008/ 2009. Skripsi, Surakart a: Fakult as Keguruan dan Ilm u Pendidikan. Universit as Sebelas M aret Surakart a, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Alasan lain karena konvoi yang dilakukan tersebut tidak memperhatikan perarturan lalu lintas yang dapat mengganggu hak pengguna jalan lain, karena jalan raya

the profile after the students’ use proje ct- based learning method to improve students’ witing skills of procedure text to the Ninth grade students’ of MTs N Susukan in the

(t hitung > t tabel = 1,677).. 4) Hasil Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y). Variabel kepuasan kerja karyawan (Y) diukur dengan

skor rata-rata lebih tinggi pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor dari pada pembelajaran konvensional, sehingga pembelajaran multiple intelligences lebih

Tindakan Haji Musa Minangkabau menegah orang ramai mematuhi peraturan baru bertujuan untuk mencegah mereka daripada terjerumus kepada perkara yang boleh membawa kepada

Aplikasi penjualan spare part dan aksesoris O2 Racing Sport ini memberikan fasilitas kepada konsumen dalam bertransaksi secara online, sehingga konsumen tidak perlu untuk

terhadap batu nisan ini (Hidayati dkk. Pemanfaatan nisan-nisan kuna sebagai batu asah di Aceh selama ini cukup banyak dilakukan oleh masyarakat karena bahan batuan yang digunakan

Pesan dakwah yang dimaksud penulis ialah materi dakwah yang disampaikan pada khalayak melalui lirik lagu album Istighfar karya Opick yang bersumber pada Al-.. Qur’an