PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MANUAL
(PASEDUT) DAN ICT PADA MATERI KESEBANGUNAN
Siti Murniyati1, Yuliyanti Masruroh2, Artin3 1SMPN 1 Peudawa Aceh, siti_murniyati@yahoo.co.id 2SMPN 1 Jatirejo Mojokerto, Syifaiq0410@yahoo.com 3SMPN 2 Pejawaran Banjarnegara, artinnaufalarif@gmail.com
ABSTRACT
The learning process can be as good as has been well designed. Therefore, teachers need to find ways to be more effective in teaching. One of the ways that teachers can do is to use media to attract the attention of students in the following study. Learning media development is one of the innovations in the learning process so as to create a fun learning. The purpose of the development of this medium is to compare the effectiveness of learning by using media manually (PASEDUT) and ICT. The model used is a model of development which includes the step ADDIE Analysis, Design, Develop, Implementation, Evaluation. Procedure activities are divided into three phases: preparation include: planning discussion time to make the design media, registering all the tools and materials required, planning costs necessary to choose the time of making the media and where the place of manufacture, the implementation phase media creation manual PASEDUT media and ICT congruency materials and continued implementation of the media to school SMPN 1 Jatirejo Mojokerto, and the final stage of preparation of the report form. The sample used is a class IX-B and IX-F SMPN 1 Jatirejo Mojokerto. The process of learning mathematics in Grades IX-B using a manual media and class IX-F using ICT media on the matter congruency. To determine the effectiveness of manual media and ICT using achievement test. The results showed that the average value of the class using the manual media is 63.5 and the average value of the class using ICT media is 85.5, so it can be concluded that the process of learning by using ICT media is more effective than learning by using manual media.
Keywords: Manual learning tool, ICT, ADDIE
ABSTRAK
penyusunan laporan. Sampel yang digunakan adalah kelas IX-B dan IX-F siswa SMPN 1 Jatirejo Mojokerto. Proses pembelajaran matematika di Kelas IX-B menggunakan media manual dan kelas IX-F menggunakan media ICT pada materi kesebangunan. Untuk mengetahui keefektifan dari media manual dan ICT dengan menggunakan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata- rata kelas yang menggunakan media manual adalah 63,5 dan nilai rata- rata kelas yang
menggunakan media ICT adalah 85,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan media ICT lebih efektif daripada proses pembelajaran dengan menggunakan media manual.
Kata Kunci: Media ICT, media manual, ADDIE
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu sarana yang digunakan pemerintah untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk menunjang tercapainya cita-cita tersebut, pemerintah membuat sejumlah kebijakan terkait pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Adapun bentuk kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya adalah program wajib belajar sembilan tahun, pemberian dana BOS, dan menetapkan matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib pada satuan pendidikan dasar hingga menengah atas.
Ditetapkannya matematika menjadi salah satu mata pelajaran wajib merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap masa depan masyarakat Indonesia. Hal ini merupakan bentuk realisasi dari pernyataan [3] , yaitu: ...the future well-being of our nation and people depends not just on how well we educate our children generally, but on how well we educate them in mathematic.... Dari pernyataan tersebut disimpulkan bahwa belajar matematika itu sangat penting dipelajari oleh siswa.
Matematika merupakan disiplin ilmu yang sering digunakan sebagai media untuk memahami disiplin ilmu lainnya, khususnya dibidang sains seperti biologi, kimia, dan fisika. Adapun tujuan pembelajaran matematika di sekolah berdasarkan Standar Isi (SI) mata pelajaran matematika untuk satuan pendidikan adalah:
(1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh; (4)
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah matematika [5]
mendapatkan pengalaman yang bervariasi pula. Pernyataan- pernyataan tersebut sejalan dengan Piaget yang berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses pengonstruksian dimana seseorang membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan [1].
Dalam proses pembelajaran terdapat dua jenis media pembelajaran, yaitu media pembelajaran manual dan media pembelajaran berbasis ICT. Pemakaian media pembelajaran memiliki beberapa manfaat, diantaranya (1) perhatian anak didik terhadap materi pengajaran akan lebih tinggi, (2) anak didik mendapatkan pengalaman yang konkret, (3) mendorong anak didik untuk berani bekerja secara mandiri (self activity), (4) hasil yang diperoleh atau dipelajari oleh anak didik sulit dilupakan. Dengan media pembelajaran siswa diharapkan untuk bisa mempelajari materi pelajaran secara mandiri. Namun dalam penggunaan media pembelajaran tidak serta merta menggantikan seluruh peran guru dalam pembelajaran. Peran guru hanyalah sebagai fasilitator dan siswa tetap dapat bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran.
Tujuan dalam laporan ini adalah
membandingkan keefektifitas
pembelajaran matematika dengan menggunakan media manual (PASEDUT) dan media ICT. Materi kesebangunan bangun datar merupakan bagian dari materi matematika SMP kelas IX semester 1 yang dinilai relatif sulit bagi siswa, terutama pada sub pokok bahasan kesebangunan segitiga, sehingga diperlukan pengembangan media pembelajaran untuk mempermudah proses pembelajaran.
Untuk memperoleh produk
pengembangan yang baik, perlu ditempuh suatu prosedur tertentu, yakni mengacu pada model pengembangan. Pada
penelitian ini model yang digunakan untuk pengembangan media pembelajaran adalah model pengembangan ADDIE. [2]
Langkah-langkah pembuatan media
dengan menggunakan prosedur ADDIE meliputi:
1.
Analisis (
Analyze)
Analisis bertujuan untuk
mengidentifikasi kemungkinan adanya penyebab kesenjangan atau adanya permasalahan dalam proses
pembelajaran pada materi kesebangunan segitiga. Prosedur umum yang berkaitan dengan tahap analisis adalah:
1.1 Identifikasi masalah
Identifikasi masalah bertujuan untuk mencari tahu penyebab
terjadinya permasalahan dalam proses pembelajaran pada materi
Kesebangunan. Kesebangunan bangun datar merupakan bagian dari materi matematika SMP kelas IX semester 1 yang dinilai relatif sulit bagi siswa terutama pada sub pokok bahasan kesebangunan segitiga. Hal ini
dikarenakan materi geometri khususnya kesebanguan segitiga merupakan materi yang bersifat abstrak dan memerlukan imajinasi yang tinggi untuk
memahaminya. Penyebab terjadinya permasalahan dalam proses
pembelajaran juga dapat berasal dari guru. Sebagai seorang guru kita dituntut untuk terus menerus memperbaiki proses pembelajaran itu dengan berbagai cara seperti memilih model pembelajaran, pendekatan, serta strategi mengajar yang tepat, merancang dan membuat media yang dapat membantu siswa memahami materi yang
dipelajarinya.
1.2 Menentukan Tujuan
mudah memahami konsep matematika
Analisis kurikulum dilakukan dengan mengkaji kurikulum pada materi kesebangunan bangun datar. Adapun bagian yang dikaji adalah Kompetensi Dasar 3.6 yaitu menjelaskan dan menenetukan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar dan KD 4.6 yaitu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar.
Selanjutnya mengkaji indikator yang harus dicapai oleh siswa kelas IX pada materi kesebangunan segitiga.
b. Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik siswa bertujuan untuk mengetahui
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki siswa sebelum belajar kesebangunan segitiga. Menurut Piaget, siswa usia SMP sudah dapat melakukan operasi formal dimana anak sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal abstrak sehingga penggunaan benda-benda konkret tidak
diperlukan lagi. Akan tetapi, Brunner mengungkapkan dalam teorinya bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dalil ini menyatakan bahwa manipulasi benda-benda diperlukan dalam pengonstruksian pemahaman siswa [4]. Dengan kata lain,
penggunaan alat peraga manipulatif
dapat berpengaruh positif terhadap kualitas pembelajaran.
2. Desain (
Design)
Tahap desain merupakan tahap perancangan perangkat pembelajaran berdasarkan hasil penelaahan informasi pada tahap analisis. Informasi-informasi tersebut digunakan untuk menentukan seperti apa media pembelajaran matematika yang akan dibuat. Pada tahap ini dilakukan penyusunan tujuan pembuatan media, dan menentukan desain dan bentuk media baik manual maupun ICT.
3
.
Development
Tahapan ini merupakan tahapan produksi di mana segala sesuatu yang telah dibuat dalam tahapan desain menjadi nyata. Peneliti menghasilkan apa yang sudah direncanakan dalam tahap desain. Pada tahapan ini dilakukan pengembangan media pembelajaran baik media pembelajaran manual (PASEDUT) maupun media pembelajaran ICT pada materi kesebangunan. Pada tahap development ini dilakukan validasi soal untuk mengetahui layak tidaknya soal yang akan diujikan kepada siswa. Dalam hal ini soal yang diujikan baik media manual maupun ICT adalah sama.
4. Implementasi (
Implementation)
Implementasi yaitu tahap nyata untuk menerapkan media pembelajaran baik media manual maupun ICT. Adapun tahap implementasi pada penelitian ini adalah:
4.1 Mempersiapkan Guru
Dalam tahap ini, peneliti memastikan kesiapan guru sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang sudah dikembangkan. Adapun kesiapan yang dimaksud adalah pemahaman guru terhadap cara kerja media yang akan digunakan.
Dalam tahap ini, peneliti memastikan kesiapan siswa yang akan menjadi subjek penelitian ini apakah sudah siap mengikuti seluruh proses pembelajaran dengan menggunakan media manual maupun media pembelajaran ICT pada materi kesebangunan.
5. Evaluasi (
Evaluation)
Evaluasi adalah proses untuk melihat perbandingan keefektifan penggunaan media manual dan ICT. Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap hasil dari tes pada kedua kelas yang dijadikan sampel.
METODE
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian pengembangan dengan menggunakan model ADDIE. Penggunaan model pengembangan ADDIE didasarkan pada alasan bahwa pengembangan model ADDIE menggunakan pendekatan sistem dengan langkah-langkah pengembangan yang teratur dan sistematis serta dapat digunakan untuk merancang pembelajaran secara klasikal maupun individual.Prosedur kegiatan dibagi atas 3 tahap yaitu tahap persiapan meliputi :
merencanakan waktu diskusi untuk membuat desain media, mendaftarkan semua alat dan bahan yang diperlukan, merencanakan biaya yang diperlukan, merencanakan waktu pembuatan media dan dimana tempat pembuatannya, tahap pelaksanaan pembuatan media manual PASEDUT dan media ICT materi kesebangunan dan dilanjutkan
implementasi media ke sekolah SMPN 1 Jatirejo Kabupaten Mojokerto, dan tahap akhir berupa penyusunan laporan.
Sampel yang digunakan adalah siswa siswi kelas IX-B dan IX-F SMPN 1 Jatirejo Kabupaten Mojokerto, dimana kelas IX-B dalam pembelajaran materi kesebangunan menggunakan media manual PASEDUT dan kelas IX-F menggunakan
media pembelajaran ICT. Untuk
mengetahui perbandingan keefektifan dari media manual dan ICT, digunakan
instrumen berupa tes hasil belajar yang berupa soal pilihan ganda dengan jumlah soal 10.
A. Desain media manual
1. Nama Media: Papan Kesebangunan Segitiga dan Sudut (PASEDUT) 2. Rancangan Media :
Gambar 1 Rancangan media manual PASEDUT
3. Alat dan Bahan: Alat
d. Spidol Permanen warna hitam : 1 buah
f. Penggaris mika ukuran 50 x 0.3 cm : 2 buah
g. List Alumunium : 4 buah h. Paku Kecil
4. Cara Pembuatan
Siapkan triplek dengan lisnya membentuk papan
Pada papan tersebut buat garis-garis strimin untuk membantu proses penggambaran, serta diberi ukuran setiap panjang satuan. Susun kayu membentuk segitiga
seperti pada gambar desain dimana setiap titik pertemuan ujung-ujungnya satukan dengan busur menggunakan mur baut. Siapkan penggaris mika yang
telah dilengkapi ukuran satuan panjang, kemudian ujung pangkal disatukan dengan kayu .Usahakan panjang kayu sama dengan panjang penggaris mika. Ujung pangkal penggaris besi diberi lubang, kemudian dua penggaris itu digabung menjadi satu.
Kemudian setelah digabung diberi skrup, lalu ditempelkan pada papan yang sudah disediakan. Atur sedemikian rupa sehingga
kayu bisa digerakan dengan bebas dengan syarat titik puncak segitiga tetap.
Tiap sisi segitiga diberi simbol untuk mempermudah dalam pembuktian segitiga yang sebangun.
6. Estimasi Anggaran Pembuatan media PASEDUT
Tabel 1 Estimasi Anggaran pembuatan media manual
No Nama Barang Harga Jumlah
1 Triplek Rp 20.000 Rp 20.000
2 Kayu Rp 20.000 Rp 20.000
3 Baut mur Rp 2.000 Rp 10.000 4 Spidol Rp 7.000 Rp 7.000 5 Busur derajat Rp 2.500 Rp 10.000 6 Penggaris Rp 5.000 Rp 10.000
7 Lis Rp 15.000 Rp 15.000
8 Paku kecil Rp 5.000 Rp 5.000
Jumlah Rp 97.000
B.Desain Media ICT
Media ICT yang digunakan berupa media power point yang disusun secara interaktif sehingga siswa dapat menggunakan media ICT tersebut secara mandiri. Media ICT untuk materi kesebangunan dilengkapi dengan beberapa sub bagian diantaranya ada KD, tujuan pembelajaran, apersepsi, materi pembelajaran, dan soal tes sebagai salah satu cara evaluasi hasil belajar siswa, dalam tahap evaluasi ini siswa dapat berlatih mengerjakan soal materi kesebangunan dan langsung mengetahui benar atau salah jawabannya. Berikut adalah beberapa tampilan dari media ICT materi kesebangunan.
Gambar 3 Tahap apersepsi
Gambar 4 Tahap apersepsi
Gambar 5 materi Kesebangunan
Gambar 6 materi Kesebangunan
Gambar 7 materi Kesebangunan
Gambar 9 materi Kesebangunan
Gambar 10 materi Kesebangunan
Gambar 11 soal materi Kesebangunan
Gambar 12 Jawaban benar pada soal ICT materi Kesebangunan
Gambar 13 Jawaban salah pada soal ICT materi Kesebangunan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut gambaran data tes hasil belajar kedua kelas dapat dilihat pada tabel 2.
TABEL 2 Tes hasil belajar kelas IX-B dan IX-F
Media Manual (PASEDUT)
Kelas IX-B
Media ICT Kelas IX-F
Jumlah Siswa
32 32
Nilai
tertinggi 80 90
Nilai
Terendah 30 70
Nilai Rata- rata
Dari tabel diketahui bahwa nilai tertinggi pada kelas IX-B yang menggunakan media manual PASEDUT adalah 80, sedangkan pada kelas IX-F yang menggunakan media berbasis ICT 90. Sedangkan nilai terendah pada kelas IX-B adalah 30, dan pada kelas IX-F adalah 70. Nilai rata-rata pada kelas yang menggunakan media manual adalah 63,5 sedangkan kelas yang menggunakan media ICT pada proses pembelajarannya adalah 85,5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media yang berbasis ICT pada materi kesebangunan lebih efektif daripada penggunaan media manual (PASEDUT). hal ini sesuai dengan pernyataan Wilder bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media ICT menghasilkan standar yang lebih tinggi daripada pembelajaran matematika dengan menggunakan media manual [6] .
Kelebihan yang dimiliki media pembelajaran matematika berbasis ICT pada materi kesebangunan adalah sebagai berikut: (1) terdapat apersepsi sehingga siswa dapat melihat tentang materi bangun datar yang memiliki bentuk sebangun (2) siswa bebas memilih untuk memulai belajar menggunakan media ini dengan menekan sebarang tombol pada menu utama (3) terdapat pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa dalam memahami definisi kesebangunan, (4) tampilan media pembelajaran dibuat menggunakan animasi-animasi yang sederhana dan mudah dipahami supaya dapat meningkatkan antusiasme dan semangat belajar siswa, (5) terdapat soal-soal dan kunci jawaban tentang materi kesebangunan.
Berikut adalah foto pada tahap implementasi media manual dan media ICT materi kesebangunan
Foto 1Implementasi media manual PASEDUT pada kelas IX-B SMPN 1 Jatirejo Kabupaten
Mojokerto
Foto 2 Implementasi media ICT pada kelas IX-F SMPN 1 Jatirejo Kabupaten Mojokerto
KESIMPULAN
Dari hasil implementasi
daripada nilai rata-rata kelas yang
menggunakan media manual dalam proses pembelajarannya yaitu 63,5.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian penulisan laporan dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Manual (Pasedut) Dan Ict Pada Materi Kesebangunan” ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesampatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada kepada Ibu Dr. Elly Matul Imah, M.Kom selaku dosen pembimbing mata kuliah media pembelajaran, dan teman- teman P2TK angkatan 2015 Universitas Negeri Surabaya yang senantiasa membantu penulis dalam melakukan pengembangan media pembelajaran baik media manual maupun media
pembelajaran berbasis ICT.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Arends, R.I. (2012). Learning to teach.
(9th ed.). New York, NY: McGraw-Hill [2]Branch, R. M. (2009). Instructional
Design: The ADDIE Aproach. Georgia: University of Georgea.
[3] Crawford, Michael L.. 2001. Teaching Contextually: Research, Rationale, and Techniques for Improving Student Motivation and Achievement in Mathematics and Science.Texas: CCI Publishing, Inc.Center for Occupational Research and Development. 1999.
Teaching Mathematics Contextually: The Cornerstone of Tech Prep. Texas USA: CORD Comm., Inc.
[4]Suherman, E. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika
kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan.
[5]Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran
Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Tersedia online:
http://p4tkmatematika.org/file/PRODU K/PAKET%20FASILITAS
I/SMP/Analisis%20SI%20dan%20SKL %20Matematika%20SMP.
pdf. Diakses tanggal 2 Januari 2017 [6]Wilder, S.J & Pimm, D. (2005).