ANALISIS FUNGSI, STR UKTUR MUSIK, DAN LIRIK LAGU-LAGU
YANG DIPERTUNJUKKAN OLEH KELOMPOK MUSIK PADANG
PASIR NURUL HASAN AH DI BINJAI, SUMATERA UTAR A
SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN
O
L
E
H
ANANDA MORA ICHSAN
NIM: 060707023
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
ANALISIS FUNGSI, STR UKTUR MUSIK, DAN LIRIK LAGU-LAGU
YANG DIPERTUNJUKKAN OLEH KELOMPOK MUSIK PADANG
PASIR NURUL HASAN AH DI BINJAI, SUMATERA UTAR A
SKRIPSI SARJANA
DIKERJAKAN
O
L
E
H
ANANDA MORA ICHSAN
NIM: 060707023
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Dra. Heristina Dewi ,M.Pd
Dr. Muhammad Takari, M.Hum
Nip.
196605271994032010
Nip. 1965 1221 1991 031001
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fak ultas Ilmu Budaya Unive rsitas
Sumate ra Utara Medan untuk melengkapiu salah sat u syarat Ujian Sarjana
Seni dalam Ilmu Etnomusikolog i.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
MEDAN
Disetujui
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI
Ketua,
PENGESAHAN
Diterima o leh:
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk
melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Seni dalam bidang
Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu Budaya Unive rsitas Sumatera Utara
Medan.
Medan
Hari
:
Tanggal
:
FAKULTAS ILMU BUDAYA USU
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A
NIP. 195110131976031001
PANITIA UJIAN
No.
Nama
Tanda Tanga n
1.
(
)
2.
(
)
3.
(
)
4.
(
)
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul
Analisis Fungsi, Struktur Musik, dan Lirik
Lagu-lagu yang Dipertunjukkan oleh Kelompok Musik Padang Pasir Nurul Hasanah
di Binjai, Sumatera Utara.
Nurul Hasanah ada lah salah satu gr up musik yang
menyajika n musik Padang Pasir dalam setiap pertunjukannya. Grup ini dipimpin
oleh Hajjah Saidah Lubis dan bersekretariat di komplek Asrama 121 Kebun Lada
Binjai. Grup musik ini adalah grup musik yang menampilkan musik Padang Pasir
disetiap pertunjukannya. Grup ini menggarap musik- musik irama
Padang Pasir
menjadi lebih modern dengan menggunakan alat musik Barat dan digarap sebaik
mungkin. Sehingga dalam setiap pertunjukan yang dilakukan, penonton dapat
menikmati musik mereka dan mengambil pesan yang disampaikan.
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyajian musik
Padang Pasir yang ditampilka n Nurul Hasanah da lam pertunjuka n da n juga
KATA PENGAN TAR
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhana
Wataala atas segala karunia-Nya, atas selesainya penulis belajar secara formal di
Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Sumatera
Utara (USU) Medan. Dan memberikan kekuatan kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul: Analisis Fungsi,
Struktur Musik, dan Lirik Lagu-lagu yang Dipertunjukkan oleh Kelompok Musik
Padang Pasir Nurul Hasanah di Binjai, Sumatera Utara ini ditulis sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Etnomusikologi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam proses
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1.
Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd sebagai Sekretaris Departemen
Etnomusikologi FIB USU dan sebagai dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan ilmu dan masukan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
3.
Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu
Budaya USU yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran
selama penulis mengikuti perkuliahan.
4.
Ibu Dra. Frida Deliana Hrp, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa.
5.
Ibu Adri selaku pegawai di Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu
Budaya USU yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan segala proses administrasi baik dalam perkuliahan
maupun dalam penyusunan skripsi.
6.
Kedua orang tua saya, ayahanda M. Ichsan dan Ibunda yang sangat saya
cintai Rohani Pulungan yang setia berdoa dan memotivasi penulis baik
moral maupun material kepada penulis sehingga penulis dapat sampai
seperti ini. Semua ini penulis persembahkan buat Ibunda semoga ilmu
yang penulis dapat bisa bermanfaat dan membalas segala pengorbanan,
kesabaran, kesetiaan yang telah ibu berikan.
7.
Para Infor man saya Ibu Hj. Saida h Lubis, Bapak Herdi Sinaga, Ibu
Nurhayati, Ibu Iyen Hasibuan, ya ng telah bersedia melua ngka n waktu
dan mebantu penulis dalam memberikan informasi untuk melengkapi
tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perkembangan ilmu linguistik pada masa yang akan datang.
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan
pengetahuan pembaca.
Medan, 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang... 1
1.2
Pokok Permasalahan... 12
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian... 13
1.3.1
Tujuan Penelitian... 13
1.3.2
Manfaat Penelitian... 13
1.4
Konsep dan Teori ... 14
1.4.1
Konsep... 14
1.4.2
Teori ... 18
1.5
Metode Penelitian ... 21
1.5.1
Studi Kepustakaan ... 21
1.5.2
Tempat Penelitian... 22
1.5.3
Pengumpulan Data ... 22
BAB II
GAMBARAN UMUM PERJALANAN MUSIK
PADANG PASIR
DI NUSANTARA DAN SUMATER A UTAR A
2.1 Pengertian Musik Padang Pasir
... 25
2.2
Perkembangan Musik Padang Pasir di Indo nesia ... 26
BAB III
KELOMPOK MUSIK
PADANG PASIR NURUL HASANAH
DI BINJAI
3.1
Kelompok Musik Padang Pasir Di Binjai ... 41
3.2
Kelompok Musik Padang Pasir Nurul Hasanah Di Binjai .. 42
3.2.1 Strukt ur Organisasi dan Keanggotaan Grup Pada ng
Pasir Nurul Hasanah ... 44
3.3
Sarana dan Prasarana Nurul Hasanah ... 48
3.3.1 Prasarana Tempat Sekretariat dan Tempat Latihan 48
3.3.2
Alat Musik ... 48
3.3.3
Tempat Latihan dan Jadwal Latihan ... 54
3.4
Pendapat Masyarakat ... 57
BAB IV ANALISIS GUNA DAN FUNGSI
4.1
Pengertian Penggunaan dan Fungsi ... 58
4.2
Penggunaan... 74
4.2.1
Penyajian Musik Hiburan Pada Acara Pernika han da n
Khitanan ... 63
4.2.2
Penyajian Musik Hiburan Pada Acara Perayaan Hari
Besar Islam ... 64
4.3
Fungsi ... 65
4.3.1
Fungsi Pengungkapan Emosional ... 65
4.3.2
Fungsi Hiburan ... 66
4.3.3
Fungsi Komunikasi ... 66
4.3.4
Fungsi Kesinambungan Kebudayaan ... 67
4.3.5
Fungsi Dakwah Agama Islam ... 65
BAB V
ANALISIS STRUKTUR MUSIK
5.1
Notasi dan Transkrips i... 69
5.2.1
Sampel Lagu ... 70
5.2.2
Tangga Nada ... 74
5.2.3
Nada Dasar ... 75
5.2.4
Wilayah Nada ... 76
5.2.5
Jumlah Nada-nada yang Dipaka i (Mod us) ... 77
5.2.6
Interval Nada ... 80
5.2.7
Pola Kadensa ... 82
5.2.8
Formula Nada ... 83
5.2.9
Kontur... 85
BAB VI
ANALISIS LIRIK LAGU
6.1
Analisis Tekstual ... 87
6.2
Strukt ur Lirik ... 87
6.3
Teks dalam Lagu- lagu
Padang Pasir ... 87
6.3.1
Teks Lagu
Selimut Putih ... 88
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7
.1
Kesimpulan ...
7
.2
Saran ...
DAFTAR TABEL
Tabe l 1 : Daftar Nama Anggota Grup Musik Padang Pasir Nurul Hasanah ... 47
Tabe l 2 : Daftar Alat Musik Barat yang Digunaka n Nurul Hasanah ... 51
Tabe l 3 : Jadwal Latihan Grup Padang Pasir Nurul Hasanah ... 56
Tabe l 4 : Jumlah dan Persentase Nada Lagu Selimut Putih ... 79
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul
Analisis Fungsi, Struktur Musik, dan Lirik
Lagu-lagu yang Dipertunjukkan oleh Kelompok Musik Padang Pasir Nurul Hasanah
di Binjai, Sumatera Utara.
Nurul Hasanah ada lah salah satu gr up musik yang
menyajika n musik Padang Pasir dalam setiap pertunjukannya. Grup ini dipimpin
oleh Hajjah Saidah Lubis dan bersekretariat di komplek Asrama 121 Kebun Lada
Binjai. Grup musik ini adalah grup musik yang menampilkan musik Padang Pasir
disetiap pertunjukannya. Grup ini menggarap musik- musik irama
Padang Pasir
menjadi lebih modern dengan menggunakan alat musik Barat dan digarap sebaik
mungkin. Sehingga dalam setiap pertunjukan yang dilakukan, penonton dapat
menikmati musik mereka dan mengambil pesan yang disampaikan.
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyajian musik
Padang Pasir yang ditampilka n Nurul Hasanah da lam pertunjuka n da n juga
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Be lakang Masalah
Seni musik adalah bahagian dari seni secara umum, yang mempunyai tempat yang mendasar dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Seni musik, sebagai salah satu dari cabang kesenian, dan suatu hasil karya seni bunyi, dalam bentuk lagu atau komposisi musik, mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya. Musik ini disukung oleh unsur-unsur seperti: irama, melodi, harmoni, bentuk, ritme, ketukan dasar, tempo, dan lainnya. Musik telah berkembang begitu pesat, sehingga bukan saja menyampaikan bunyi-bunyi yang baru, akibat munculnya berbagai alat musik baru, sesuai perkembangan teknologi yang baru, tetapi juga konsep pada penciptanya dalam menghasilkan karya-karya musiknya.
Musik adalah ekspresi kebudayaan manusia, yang mendukungnya. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan dan kegiatan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang dijadikan milik manusia dengan proses belajar. Kebudayaan itu memiliki tujuh buah unsur dan salah satunya adalah kesenian.1
1
Koentjaraningrat (1980) dala m bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Antropologi, terbitan Rine ka Cistra, Jaka rta, me mbagi kebudayaan dalam dua dimensi yaitu isi dan wujud. Dimensi isi d isebutnya juga dengan tujuh unsur kebudayaan universal (elements of cultural universal). Dimensi isi ini te rdiri dari: sistem re lig i, bahasa, organisasi sosial, teknologi, pendidikan, ekono mi, dan kesenian. Seterusnya di sisi lain, d imensi wujud budaya ada tiga, yaitu wujud: (a) ide atau gagasan, (b) akt ivitas atau kegiatan, dan (c) artefa k atau benda-benda. Kedua dimensi ini saling berhubungan. Misalnya dalam konteks Sumatera Utara, gordang sambilan adalah artefak kebudayaan Mandailing. Di dala mnya terkandung ide kosmologi yang menghubungkan manusia dengan arwah nenek moyangnya, gordang ini menjadi sarana ko munikasi. De mikian pula dala m bentuk aktiv itas, gordang ini dima inkan oleh para pemusik yang menainkan alat musik: jangat (2 buah), hudong k udong (2 buah), patolu (2 buah), padua (2 buah), dan enek -enek (satu buah). Ju mlah gordang ini sembilan.. Dita mbah pe ma in gong (jantan dan dada boru), mongmongan (pamolusi dan pandua-duai), serta pemain sarune. Di dalam
Seni ini memiliki rumpun-rumpunnya seperti seni pertunjukan, seni rupa, dan seni mediia rekam.
Menurut Murgiyanto, seni terdiri dari rumpun-rumpun seni, antara lain; seni pertunjukkan (seni musik, tari dan teater), seni visual(seni patung, lukis), dan seni media rekam. Pada dasarnya seni bersumber dari perasaan manusia, seperti senang, sedih, marah, kecewa, cinta, dan lain-lain yang dapat diwujudkan dalam bentuk karya seni. Perkembangan dan pertumbuhan seni tidak terlepas dari kehidupan manusia, karena seni sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia.
fenomena budaya seni menyebabkan pilihan-pilihan ke mana mereka harus mengapresiasi jenis musik. Ada musik populer dunia, musik pop nasional, musik pop daerah, musik tradisi etnik, musik religi, dan lain-lainnya. Termasuk di antara musik religi Islam dalam konteks Sumatera Utara adalah genre (jenis) musik Padang Pasir.
Dalam kebudayaan Islam di dunia Islam dan Indonesia, terdapat berbagai jenis seni musik dan tari. Di antaranya adalah nasyid, kasidah, barzanji, marhaban, nazam, gurindam, syair, ghazal, zapin, dana, bedana, selawat. salawaik dulang, kuntulan, hadrah, marawis, saman,meusekat, dikie, zikir, terbangan, cempuling, genjring bonyok, irama Padang Pasir, dan masih banyak lagi yang lainnya.2
2 Pada masa sekarang ini, ju mlah u mat Isla m d i seluruh dunia adalah sebesar 1,4 milyar jiwa. Isla m yang awa lnya diturunkan oleh Allah di Tanah Arab dengan konsentrasi di Medianah dan Mekah, kini telah menyebar ke semua penjuru dunia, baik di Timur maupun di Barat. Islam sendiri me miliki hubungan yang erat baik dari segi teologis maupun sejarah, dengan agama yahudi dan Kristen. Ketiga agama in i, dala m pandangan Islam d isebut dengan agama sama wiyah, yaitu agama wahyu yang diturunkan Allah ke mu ka bu mi in i untuk ke mashlahatan umat mmanusia. Di samping agama wahyu ada pula agama ardhiyah, yang muncul dan dikreasikan oleh para tokoh agamanya. Yang termasuk ke dala m ke lo mpok in i adalah aga ma Budha, Hindu, Zoroaster, dan riban aliran kepercayaan. Di samp ing itu juga terdapat manusia yang tidak me mpe rcayai adanya Tuhan, mere ka ini selalu d igolongkan kepada ke lo mpok atheis me.
Pada masa kin i, u mat Isla m yang tersebar ke seluruh penjuru dunia berada dalam 56 negara bangsa, dan terdiaspora ke berbagai belahan bumi. Di antara negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Isla m adalah: Arab Saudi, Ya man, Irak, Iran, Bangladesh, Uni Emirat Arab, Libya, Tunisia, Algeria atau Alzaja ir, Ku wait, Oman, Kaza khstan, Uzbekistan, Chechnya, Turki, Syria, Pakistan, Indonesia, malaysia, Brunei Darussalam, A lbania, Bosnia Herzegovna, dan lain-la innya. Di beberapa negara umat Islam ada yang minoritas seperti di Republik Rakyat China, Inggris, Belanda, Perancis, Den ma rk, Swed ia, Jerman, Po landia, Montenegro, Brazil, Uruguay, Chile, A merika Serikat, Kanada, Kuba, Libanon, Singapura, Tha iland, ka mboja , laos, Vietna m, dan lain-lainnya.
perkembangan dan pembumian menurut kawasan di mana kasidah itu berkembang. Misalnya di Indonesia terdapat kasidah modern yang menggunakan alat-alat musik elektrik dan menggunakan rentak-rentak Melayu. Di antara lagu kasidah yang terkenal adalah Ya Thoyibah dan lagu-lagu Islamik yang dinyanyikan dan diciptakan oleh kelompok musik populer Indonesia yaitu Bimbo dari Kota Bandung, Jawa Barat, seperti lagu Sajadah Panjang, Ada Anak Bertanya kepada Bapaknya, Tuhan, dan lain-lainnya.
Demikian pula dalam konteks Nusantara, muncul berbagai peristilahan setempat, yang tidak dijumpai dari negeri-negeri asal pertumbuhan Islam, khususnya di Jazirah Arab dan Afrika bahagian utara. Dalam hal ini di Nusantara muncul istilah-istilah seni Islam seperti disebut di atas. Misalnya genre salawaik dulang adalah shalawat yaitu puji-pujian kepada Nabi Muhammad yang diharapkan syafaatnya oleh seluruh umat Islam di hari akhirat kelak, yang khas bersuasana Minangkabau. Genre seni ini menggunakan talam (dulang) sebagai alat musik pengiringnya menggantikan alat musik rebana (single headed frame drum chordophone). Di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam muncul pula seni Islam yang disebut dengan tari dan musik saman, yang awalnya muncul di kawasan Gayo dan Alas. Kesenian ini diperkirakan dibawa oleh Syekh Saman yang mengembangkan tarikat samaniyah di Nusantara.
bernama El-Suraya, yang lazim membawakan lagu-lagu Islamik dibentuk oleh Haji Ahmad Baqi di Kota Medan. Beliau adalah pelopor awal pembawa musik Padang Pasir di kawasan Sumatera Utara.
Keberadaan Haji Ahmad Baqi dan Orkes El-Suraya pimpinan belaiau ini, menurut pendapat sebahagian besar informan, menjadi penting dalam rangka pembentukan nama dan genre seni musik Padang Pasir di kawasan Sumatera Utara. Bahkan perkembangan genre musik ini sampai ke Negara Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, dan di negeri-negeri Melayu lainnya.
Orkes musik El-Suraya ada lah orkes yang beraliran musik Arab.
Pemilihan aliran musik ini dilandasi kenyataan bahwa Ahmad Baqi sangat suka
mendengarkan
lagu-lagu dari Arab, dan beliau juga berpendidikan agama Islam yang ditimbanya
dari negeri Arab, yaitu Mesir. Menurut penjelasan para informan, hampir setiap
hari be liau melua ngka n waktu untuk mende ngarka n lagu- lagu Arab tersebut di
televisi, yang dipersembahkan oleh penyanyi Islam kenamaan Mesir yaitu Ummi
Kalstum, Abdul Halim Hafiz, dan Abdul Wahab. Ketiganya adalah sebagai
seniman dan pencipta lagu-lagu Mesir. Aliran musik Arab melandasi tumbuh dan
berkembangnya orkes musik El- Suraya adalah karena Ahmad Baqi berasal dari
keluarga ulama. Ayahnya H. Abdul Majid, adalah seorang ulama Islam. Selain itu
karena Ahmad Baqi pernah mendapatkan pendidikan di Pesantren Darul Ulum,
Tapanuli Tengah. Dari sinilah Ahmad Baqi mengadopsi lagu- lagu dari Arab
dengan menyatuka n lagu- lagu Melayu seperti gerenek ataupun cengkok menyanyi.
Letak perpaduan antara lagu-lagu tersebut bisa disimak dalam album orkes
El-Suraya. Penikmat musik bisa menemuka n perpaduan antara musik Arab Timur
Tengah dan musik Melayu. Seperti yang tercermin dalam lagu-lagu:
Selimut
Putih, El-Ghuyyum, Balladi, Zikrayat, El-Hamamah, Sadarlah, Takdir, Doa dan
Air Mata, dan lain- lainnya.
Di era 1980-an dan 1990-an keberadaan musik Padang Pasir sedikit meredup, seiring datangnya perubahan zaman. Era ini kemudian diewarnai dengan munculnya grup nasyid dan kasidah yang didukung oleh industri rekaman baik di tingkat nasional
maupun internasional. Era ini muncul grup-grup nasyid seperti Snada, Al-Kahfi, Debu, dan lain-lainnya di peringkat nasional, yang umumnya memproduksi musik Islam di Jakarta di bawah beberapa perusahaan rekaman. Di Asia Tenggara khususnya Malaysia juga muncul kelompok-kelompok nasyid yang sifat penyebarannya adalah internasional. Di antanya yang terkenal adalah Raihan, ada pula Inteam, Hijaz, dan lain-lain. Pangsa pasar mereka adalah Dunia Melayu seluruh Asia Tenggara. Selain itu ada pula kelompok musik Islam yang memperkenalkan vokal anak-anak yang bertujuan mengisi produksi musik Islam untuk anak-anak. Di antaranya yang terkenal adalah Yulis.
Untuk mengisi keberadaan genre musik Islam, maka beberapa generasi penerus genre Padang Pasir, ingin terus mengekalkan seni ini. Di antaranya adalah Al-Shabab pimpinan Zulfan Effendi Lubis. Begitu pula dengan El-Suraya yang dipimpin oleh putra Ahmad Baqi yaitu Ahmad Syauqi. Kedua-duanya berada di Kota Medan. Sementara di Kota Binjai adalah kelompok Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah pimpinan Hajjah Saidah Lubis.
Berdasarkan aspek sejarah musik Islam diketahui munculnya pertama kali di indonesia dibawa oleh para pedagang Arab yang datang untuk menjual berbagai kebutuhan3
. Selain para pedagang ada juga kaum ulama yang datang untuk menyebarkan
agama Islam sekaligus menyebarkan musik-musik yang bernuansa Islami yang di kenal di
Indonesia yaitu musik Padang Pasir. Musik hiburan Padang Pasir sudah menjadi sebuah kebutuhan komunikasi bagi masyarakat yang
menginginkan adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat menuju kebaikan melalui syair-syair yang ada pada musik Padang Pasir.
Menurut pendapat informan, pertumbuhan dan perkembangan Orkes Padang Pasir di Indonesia awalnya tumbuh di Sumatera Utara sekitar tahun enam puluhan.4
Keberadaan musik Padang Pasir tidak hanya dikarenakan kebutuhan rohani saja, namun banyak juga masyarakat yang menyukai musik ini dikarenakan irama-irama dan syair-syair dari musik itu sendiri yang juga bukan hanya ditujukan untuk kebutuhan religi, tetapi sekaligus untuk hiburan, khususnya untuk masyarakat muslim
Perkembangan zaman menimbulkan perubahan seperti pada berbagai jenis grup musik yang hampir sama dengan Orkes Padang Pasir yaitu seperti grup musik nasyid dan shalawat.
Nasyid adalah grup musik yang mengandalkan suara vokal dan tarian, dan hanya menggunakan alat musik seperti marawis (gendang kecil), hajir (gendang besar) dan tamborin. Contoh lagu yang dibawakan oleh grup nasyid sama seperti lagu yang dibawakan oleh grup Padang Pasir yaitu lagu-lagu yang di ciptakan oleh Ahmad Baqi dan Nurasiah Jamil. Hanya konsep penyajian musiknya saja yang berbeda. Shalawat adalah grup musik Islam yang mengutamakan tema pada puji-pujian atau shalawat kepada Nabi Muhammad, yang menggunakan alat musik seperti beduk, biola, gitar, bahkan dengan jumlah personil yang tidak terbatas. Contoh lagu yang dibawakan grup nasyid adalah lagu-lagu yang dibawakan oleh Rayhan, Kahfi, Rabani, Madani, dan Opik.
4
di Binjai. Kota Binjai adalah salah satu kota di Sumatera Utara yang menjadi tempat berkembangnya musik Padang Pasir. Dari perkembangan musik Padang Pasir ini munculah beberapa grup-grup di kota Binjai, salah satunya yaitu Grup irama Padang Pasir yang bernama Nurul Hasanah. Grup ini berdiri sendiri sampai sekarang ini dan memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Berdasarkan pengamatan sementara masyarakat di Kota Binjai, kemunculan Orkes Padang Pasir saat ini cukup diminati oleh masyarakat yang umumnya beragama Islam, ulama, dan para seniman di Binjai. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertunjukan yang dilaksanakan oleh grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah sebagai musik hiburan di Kota Binjai.
Nurul Hasanah merupakan grup musik Padang Pasir di kota Binjai yang merupakan grup musik yang terdiri sejak tahun 1990. Beralamat di komplek Asrama 121 Kebun Lada Binjai. Pemimpin grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah yang bernama Hajjah Saidah Lubis. Beliau bertempat tinggal di Asrama 121, Kebun Lada, Binjai. Tempat tinggal beliau sekaligus menjadi tempat di mana para personil-personil musik Nurul Hasanah latihan.
Nurul Hasanah tumbuh karena para musisi yang ingin mengembangkan musik yang bernuansa Islami ini agar tidak punah dan berkembang dari zaman ke zaman, karena musik Padang Pasir di Binjai cukup diminati sebagai wadah hiburan oleh masyarakat Muslim di kota Binjai. Di mana kegiatan mereka di sini adalah sebagai musik hiburan, yang biasanya berkegiatan dalam acara pernikahan, sunatan, Isra’Miraj, dan Maulid Nabi dan acara keagamaan lainnya.
alat musik suling, akordion, keyboard, biola, conga, dan tempat latihan. Namun, setelah zaman terus berkembang, sudah sangat jarang sekali orang yang bisa menggunakan alat musik yang tidak umum seperti akordion dan suling, sehingga sarana di Nurul Hasanah ini juga semakin berkurang yang sekarang hanya menggunakan alat musik seperti biola, conga, keyboard, dan tamborin.
Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah adalah sebuah grup musik yang selalu menyajikan suatu struktur musik dengan tujuan untuk dipertunjukkan. Grup musik ini menggarap musik-musik irama Padang Pasir menjadi lebih modern dengan menggunakan alat musik Barat dan digarap sebaik mungkin. Sehingga dalam setiap pertunjukan yang dilakukan, penonton dapat menikmati musik mereka dan mengambil pesan yang disampaikan.
Saat ini cukup banyak orang yang mengadakan acara seperti pesta pernikahan, sunatan, bahkan acara hari besar keagamaan seperti Isra’ Mi’raj, dan Maulid Nabi, yang menginginkan grup musik Padang Pasir sebagai hiburan untuk menghibur para tamu atau masyarakat setempat. Karena selain membawakan lagu-lagu yang bernuansa islami, Nurul Hasanah juga membawakan lagu-lagu hiburan seperti dangdut, India, Batak, Melayu dan lain-lain. Bagi para seniman ini sendiri, menjadikan grup musik Padang Pasir adalah sebagai wadah atau ajang kreativitas untuk menuangkan kemampuan yang mereka miliki untuk diasah agar menjadi lebih berkembang dan lebih berkualitas khususnya di grup musik Nurul Hasanah Binjai.
dari semakin bertambahnya kelompok-kelompok seni musik yang mendirikan grup-grup musik Padang Pasir sebagai wadah hiburan khususnya di Kota Binjai.
Ketertarikan penulis terhadap keberadaan kelompok musik Padang Pasir Nurul Hasanah ini adalah sebagai berikut. (i) Kelompok musik Padang Pasir Nurul Hasanah ini berada di luar Kota Medan, yaitu tepatnya di Kota Binjai, yang selama ini bahwa pusat perkembangan awal orkes Padang Pasir adalah di Kota Medan, khususnya orkes pertama Padang Pasir El-Suraya pimpinan H. Ahmad Baqi; (ii) Kelompok musik Padang Pasir Nurul Hasanah ini, dibentuk dan didirikikan oleh Hajjah Saidah Lubis ketika genre musik ini mengalami penurunannya. Apa latar belakang kelompok ini mempertahankan genre musik Padang Pasir di tengah munculnya genre-genre yang menguasai pangsa pasar musik Islam. Apakah mereka ini berhasil? Apa-apa saja yang menjadi tantangannya. (iii) Dibandingkan dengan kelompok Orkes El-Suraya yang diteruskan oleh keturunan kandung Ahmad Baqi yaitu Ahmad Sauqi, maka Hajjah Saidah Lubis hanyalah sebagai bekas vokalis El-Suraya, maka bagaimana ia meneruskan genre musik Padang Pasir ini sesuai dengan kapasitasnya? (iv) Secara keilmuan, fenomena kelompok musik Padang Pasir Nurul Hasanah di Kota Binjai ini, amat menarik dilihat dari aspek enkulturasi budaya dan juga persebarannya dari Kota Medan ke Binjai. (v) Selain itu, kalau dalam perkembangan awal, orkes irama Padang Pasir sangatlah menonjol peran kaum lelaki, maka di dalam kelompok Nurul Hasanah ini, maka penulis melihatnya agak meononjol peranan kaum wanita, khususnya yang diperankan oleh Hajjah Saidah Lubis.
Padang Pasir Nurul Hasanah di Binjai, Sumatera Utara. Ada tiga penekanan utama kajian ini yaitu fungsi sosial dan budaya, struktur musik yang mencakup aspek melodi dan ritme, serta struktur lirik atau teks lagu-lagu yang disajikan oleh kelompok ini.
1.2 Pokok Pe rmasalahan
Banyak aspek keilmuan secara etnomusikologis yang dapat dikaji melalui keberadaan dan fenomena kelompok musik Padang Pasir Nurul Hasanah di Kota Binjai ini, baik dari segi fungsional, struktural, sosial, psikologis, dan lain-lainnya. Untuk itu, perlu ditentukan pokok masalah agar lebih terfokusnya studi yang penulis lakukan ini. Adapun pokok permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana fungsi dan penggunaan musik Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah? Fungsi dan penggunaan ini mencakup sejauh apa musik mereka ini digunakan dan difungsikan oleh masyarakat pendukungnya, terutama masyarakat Islam di Kota Binjai dan sekitarnya.
2. Bagaimana struktur musik yang disajikan oleh Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah? Struktur musik yang akan dikaji mencakup aspek melodi, ensambel yang digunakan, ritme, dan sejenisnya yang terangkum dalam dimensi ruang dan waktunya.
tumbuh, dalam hal ini adanya pantun, rima (persajakan), baris teks, bait, dan seterusnya. Dengan berkonsentrasi dalam tiga aspek ini, maka diharapkan penelitian ini akan lebih terfokus dan terarah.
1.3 Tujuan dan Manfaat Pe ne litian
1.3.1 Tujuan Pe nelitian
Adapaun tujuan dari penelitian ini meliputi:
1. Untuk mengetahui fungsi dan penggunaan musik orkes Padang Pasir Nurul Hasanah. 2. Untuk mengetahui struktur musik Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah.
3. Untuk mengetahui struktur lirik Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah.
1.3.2 Manfaat Pe ne litian
Yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan yang lebih dalam lagi kepada para pembaca terhadap fungsi dan penggunaan musik orkes Padang Pasir di kota Binjai.
2. Penelitian yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah skripsi ini dapat menjadi sebagai salah satu sumber informasi dan dokumentasi bagi para pembaca.
4. Memberikan manfaat kepada disiplin etnomusikologi dalam melihat musik, kebudayaan, kreativitas, dan pengembangan karya musik.
1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep
Menurut Mely G. Tan (1990:21), konsep merupakan defenisi dari apa yang kita amati, konsep menentukan antara variable-variabel mana yang kita ingin menentukan hubungan empiris. Konsep merupakan hal yang paling penting dalam melaksanakan penelitian. Konsep digunakan sebagai alat untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan penjabaran.
dalam bagian-bagiannya menurut metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya (Poerwadarminta, 1990:32).
(b) Untuk lebih memahami penggunaan dan fungsi yang dimaksud, dalam penelitian ini lebih mengacu pada pandangan Allan P Marriam (1964:210) mengenai fungsi dan penggunaan musik. Penggunaan (use) lebih menitik beratkan pada masalah situasi atau cara bagaimana musik itu digunakan, sedangkan fungsi (function) lebih menitik beratkan pada alasan penggunaan atau tujuan pemakaian musik itu sendiri, dengan maksud yang lebih luas sampai sejauh mana musik itu mampu memenuhi kebutuhan dalam konteks penyajiannya.
(c) Dalam Kamus Dewan (2002) musik didefinisikan sebagai gubahan bunyi yang menghasilkan bentuk dan irama yang indah. Menurut Wikipedia Indonesia (2007) musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya, dan selera seseorang.
(e) Lirik atau teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari dari pengarang, kutipan dari Kitab Suci untuk pangkal ajaran, serta bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, dan sebagainya (Poerwadaminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005). Dalam kaitannya dalam penelitian ini, maka yang dimaksud dengan teks adalah lirik lagu-lagu Padang Pasir yang diciptakan oleh Ahmad Baqi. Teks ini ada yang berupa pantun, dan ada pula yang berupa puisi bebas karangan beliau, yang disesuaikan dengan progresi musiknya.
(f) Musik Padang Pasir adalah salah satu musik yang memiliki irama Islami. Awalnya musik Padang Pasir ini hanya diminati oleh keturunan Arab saja, tapi sekarang sudah banyak penduduk pribumi yang menyukai lagu-lagu Padang Pasir. Musik yang berasal dari Timur Tengah ini memiliki sejarah yang sudah sangat lama dan ini dimulai sejak tahun enam puluhan. Dahulunya musik Padang Pasir bernama musik Gambus, dan setelah zaman berkembang maju, maka sekarang sebutan Gambus sudah berubah menjadi musik Padang Pasir.5
Musik Padang Pasir memiliki suara atau irama-irama yang berunsur Islami, baik dalam syair, melodi, dan ritme. Bahkan cara berpakaian personil grup Padang Pasir sangat menonjolkan unsur Islami. Musik Padang Pasir bukan hanya sekedar sebuah alat pengungkapan perasaan dari diri manusia yang terbatas pada hal-hal yang bersifat emosional dan sensual saja, tapi juga sebagai wadah hiburan. Musik hiburan Padang Pasir menjadi sebuah kebutuhan komunikasi bagi masyarakat yang menginginkan adanya perubahan dalam kehidupan untuk menata hidup kearah kebaikan.
Nurul Hasanah berdiri pada tahun 1990 yang beralamat di Asrama 121 Kebun Lada Binjai. Grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah ini tumbuh karena para musisi di grup ini ingin mengembangkan musik yang bernuansa islami ini agar tidak punah dan dapat berkembang hingga saat ini. Selain itu penghasilan yang diperoleh dari setiap pementasan grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah juga dapat memenuhi kebutuhan ekonomi para musisi-musisi di Nurul Hasanah6
.
1.4.2 Teori
Teori adalah salah satu acuan yang digunakan oleh penulis untuk menjawab masalah-masalah yang timbul dalam tulisan ini atau dengan kata lain teori adalah landasan berfikir dalam pembahasan. Dengan pengembangan teori-teori yang diangkat dari analisis kepustakaan, diharapkan dapat mendukung pikiran penulis apalagi didukung oleh fakta-fakta yang ada, sehingga peneliti ini dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang didasarkan pada tujuan yang telah dibuat .
kelembagaan sosial, (3) Penggunan musik dengan manusia dan alam, (4) Penggunan musik dengan nilai - nilai estetika, (4) Penggunaan musik dengan bahasa.
Untuk menemukan jawaban perihal fungsi musik berikut penulis berpedoman pada pendapat Allan P Merriam yang menyebutkan bahwa terdapat sepuluh fungsi musik dalam ilmu etnomusikologi yaitu: (1) fungsi pengungkapan emosional, (2) fungsi pengungkapan estetika, (3) fungsi hiburan, (4) fungsi komunikasi, (5) fungsi perlambangan, (6) fungsi reaksi jasmani, (7) fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, (8) fungsi pengesahan lembaga sosial, (9) fungsi kesinambungan kebudayaan, dan (10) fungsi pengintegrasian masyarakat.
Penggunaan musik yang disajikan oleh grup Padang Pasir Nurul Hasanah, adalah pada acara pernikahan, sunatan, dan hari besar agama Islam lainnya. Fungsi utamanya adalah sebagai sarana dakwah agama Islam, yang juga berfungsi sebagai hiburan, pendidikan, kesinambungan kebudayaan, mentransmisikan makna-makna, dan lain-lainnya.
Dengan adanya penyajian musik dari Nurul Hasanah mampu menghibur para pengunjung yang berkunjung ke acara-acara tersebut, namun ada sebagian kecil yang kurang merasakan hal itu namun hal itu tidak berpengaruh terhadap musik yang disajikan Nurul Hasanah hingga tetap bertahan sampai sekarang.
Untuk mengkaji struktur lirik, dalam hal ini penulis menggunakan teori semiotik yang dikemukakan oleh Saussure yang digunakan untuk mengkaji aspek verbal terutama dialog atau teks nyanyian. Teori semiotika digunakan penulis dalam rangka usaha untuk memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Saussure melihat bahasa sebagai sistem yang membuat lambang bahasa itu terdiri dari sebuah imaji bunyi (sound image) atau signifier yang berhubungan dengan konsep (signified). Setiap bahasa mempunyai lambang bunyi tersendiri. Pierce juga menginterpertasikan bahasa sebagai system lambang, tetapi terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan: (1) representatum, (2) pengamat (interpretan), dan (3) objek. Dalam kajian kesenian berarti kita harus memperhitungkan peranan seniman pelaku dan penonton sebagai pengamat dari lambang-lambang dan usaha kita untuk memahami proses pertunjukan atau proses penciptaan.
Dalam kaitannya teori semiotik untuk mengkaji teks lagu Padang Pasir, maka penulis mengutip pendapat van Zoest (1996:11). Menurutnya di dalam teks terdpat ikon, apabila adanya persamaan suatu tanda tekstual dengan acuannya. Segalanya memiliki kemungkinan untuk dianggap sebagai suatu tanda. Penyusunan kalimat dalam sajak adalah tanda. Adanya kalimat yang panjang adalah tanda. Banyaknya kata sifat, pergantian vokalisasi dalam sebuah cerita, panjang pendeknya sebuah teks, semua itu bisa dianggap sebagai tanda.
kalimat maupun pada tingkatan teks yang lebih luas, selalu dapat dianggap sebagai tanda.
1.5 Metode Pe nelitian
Metode penelitian adalah cara-cara bekerja untuk dapat memahami objek penelitian dan merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh seorang peneliti. Sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini dengan judul skripsi, Analisis Fungsi, Struktur Musik, dan Lirik Lagu-lagu yang Dipertunjukkan oleh Kelompok Musik Padang Pasir Nurul Hasanah di Binjai, Sumatera Utara; maka di sini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang dideskripsikan berupa tulisan, rekaman secara lisan, gambar, angka, pertunjukan kesenian dan berbagai bentuk data lain yang bersumber dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1.5.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca berbagai buku dan skripsi yang berhubungan dengan tulisan sehingga dapat menambah wawasan peneliti untuk mengembangkan tulisan tersebut. Selain itu penulis juga mengambil sebagian data dari internet yang berhubungan dengan tulisan dengan tujuan untuk membuat tulisan semakin sempurna. salah satu sumber utama yang sangat penting yaitu diperoleh dari hasil observasi terhadap objek yang akan diteliti yaitu melalui wawancara langsung terhadap beberapa informan.
Tempat penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyelesaikan tulisan ini yaitu di Binjai, tepatnya di grup musik Nurul Hasanah Binjai yang terletak di Asrama 121 Kebun Lada, Binjai. Tempat penelitian ini sekali gus juga sebagai rumah kediaman Ibu Hajjah saidah Lubis bersama dengan keluarganya.
1.5.3 Pe ngumpulan Data
Untuk mendukung data-data yang diperoleh di lapangan, penulis melakukan studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topik penelitian Dalam pengumpulan data, penulis melakukan beberapa hal yang begitu sering dilakukan seperti uraian berikut ini.
1.5.3.1 Obse rvasi
penulis dengan kalangan pemusik atau seniman musik Padang Pasir tersebut, dan juga masyarakat setempat, sehingga data yang dibutuhkan dapat diperoleh secara lebih akurat. Maka dalam hal ini observasi dapat dilakukan dengan cara:
1. Melakukan observasi langsung ke lokasi latihan grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah Binjai.
2. Melakukan observasi langsung ke lokasi pertunjukan grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah Binjai.
1.5.3.2 Wawancara
Menurut Poerwadarminta dalam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1559) “wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk diminta keterangan atau pendapat mengenai sesuatu hal. Menurut Koentjaraningrat (1991:136) bahwa kegiatan wawancara secara umum terbagi atas tiga kelompok yaitu: persiapan wawancara, tehnik bertanya dan pencatatan data hasil wawancara. Wawancara terdiri dari dua jenis, wawancara terfokus dan wawancara bebas. Wawancara terfokus dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih banyak dan tidak membosankan atau membuat kaku suasana antara penulis dan informan. Sedangkan wawancara bebas dilakukan secara tidak terfokus, tetapi mendapatkan banyak informasi yang dibutuhkan. Sesuai dengan teknik wawancara diatas, penulis melakukan wawancara dengan berbagai pihak di antaranya:
1. Wawancara dengan pemimpin grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah Binjai.
2. Wawancara dengan para pemusik grup musik Nurul Hasanah Binjai.
3. Wawancara dengan para penyanyi grup musik Nurul Hasanah Binjai.
5. Wawancara pada masyarakat yang sedang melihat pertunjukan grup musik Nurul Hasanah Binjai.
Pada saat wawancara penulis tidak melakukan perekaman karena keadaan yang tidak memungkinkan (suara musik yang cukup besar dan kesibukan para informan), namun walaupun demikian peneliti memperoleh data-data yang dibutuhkan setelah melakukan wawancara dengan para informan dan semua data-data tersebut dicatat sewaktu penulis berada di lapangan dan kemudian diolah di kerja laboratorium.
1.5.3.3Ke rja Laboratorium
BAB II
GAMBARAN UMUM PERJALANAN MUSIK
PADANG PASIR
DI INDONESIA DAN SUMATERA UTARA
2.1 Pe nge rtian Musik Padang Pasir
Musik Padang Pasir adalah salah satu jenis musik Kasidah yang memiliki irama bernuansa islami. Musik Padang Pasir memiliki suara atau irama-irama yang bernuansa islami, dan cenderung ke dakwah baik dalam syair, melodi, dan ritme dan unsur Arab sangat menonjol dalam irama meski ada juga pengaruh lain.7
7www.wikipedia.com
2.2 Pe rke mbangan Musik Padang Pasir di Indonesia
Musik Padang Pasir
adalah musik yang berkembang di masyarakat secara
turun temurun, dan dikembangkan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang
saling memengaruhi di antaranya adalah seniman, musik itu sendiri, dan
masyarakat
penikmatnya. Hal ini bermaksud untuk mempersatukan persepsi antara pemikiran
seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan
melestarikan seni musik Padang Pasir. Menjadikan musik Padang Pasir sebagai
perbendaharaan seni musik di masyarakat, sehingga musik Padang Pasir lebih
menyentuh pada sektor komersial umum. Musik Padang Pasir juga adalah musik
yang berkembang secara tradisional, di kalangan suku-suku tertentu. Keberadaan
musik
Padang Pasir yang digunaka n seba gai hiburan, tent unya suda h sangat
sering dilakukan dalam sebuah seni pertunjukan. Dalam sebuah pertunjukan seni,
mus ik Padang Pasir sering diaransemen kembali menjadi sebuah musik yang
lebih modern dan dalam jumlah pemusik yang diminimaliskan dengan tujuan
untuk sebagai hiburan dan untuk seni pertunjukan.
Musik
Padang Pasir adalah perkembangan
dampak
sejarah yang sudah dimulai sejak tahun enam puluhan di Indonesia.
Musik
Padang Pasir dulu sering disebut musik Gambus, namun mengalami perubahan
berubah menjadi mus ik
Padang Pasir
8Awalnya musik Padang Pasir ini hanya diminati oleh penduduk
Indonesia dari keturunan Arab saja, namun sekarang sudah banyak juga penduduk
pribumi yang menyukai lagu- lagu musik Padang Pasir. Musik Padang Pasir
diketahui munculnya pertama kali di indonesia dibawa oleh para pedagang Arab
yang datang untuk menjual berbagai kebutuhan
. Oleh karena itu, musik Padang Pasir
adalah musik yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dan
sekarang ini teknologi telah mengubah warna musik. Berbagai jenis musik telah
banyak yang menggunakan alat-alat elektronik yang sesuai dengan apa yang
dialami oleh jaman sekarang ini.
9
Pada tahun 1935, suara Syech Abdullah Albar pertama kali mengudara
lewat Studio Nirom yang sekarang telah menjadi RRI Stasiun Surabaya.
Lagu-. Selain para pedagang ada juga
kaum ulama dari Arab yang datang untuk menyebarkan agama islam sekaligus
menyebarkan musik- musik yang be rnuansa Islami di Indo nesia. Musik Padang
Pasir telah dikembangkan oleh seorang seniman keturunan Hadramaut (Yaman
Selatan) kelahiran Surabaya, yakni Syech bin Abdullah Albar (1908-1947).
Namanya melambung bersamaan dengan kemajuan peredaran piringan hitam di
Indonesia, dan pada saat yang sama pula stasiun-stasiun penyiaran radio juga
sedang gencar dibangun di Indonesia. Sehingga Syech Abdullah Albar memiliki
popularitas melebihi dari penyanyi musik Padang Pasir sebelumnya, seperti Umi
Kalsoum, Abdul Wahab, dan Farid Alatras.
8
www.wikipedia.com
9
lagu Syech Abdullah Albar sering diputar hampir setiap minggu. Bukan itu saja,
piringan hitam rekamannya juga tersebar luas di Malaysia dan Jazirah Arab.
Namun seniman berbakat itu wafat di usia muda pada 30 Oktober 1947 di
Suraba ya. Sepeninggal Syech Abdullah Albar sampai era tahun 1950-an,
orkes-orkes musik Padang Pasir makin banyak bermunculan dan terkenal. Setiap
malam jumat selalu ada dua grup yang selalu tampil mengisi siaran di RRI Stasiun
Suraba ya . Dua grup yang selalu tampil adalah Orkes Padang Pasir Al-Wardah
pimpinan Muchtar Lutfie da n Orkes Padang Pasir Al-Wathan pimpinan Hasan
Alaydrus. Namun pada tahun 1960-an pamor orkes-orkes tersebut menurun akibat
Politik Demokrasi Terpimpin yang melarang kesenian di Indonesia bercampur
dengan kebudayaan asing.
Sering kita mendengar bahkan menyanyikan lagu "Perdamaian" yang dipopulerkan group band GIGI, atau lagu Kota Santri yang dilantunkan penyanyi Diva Indonesia, Krisdayanti. Namun, sama sekali tidak disadari, kedua lagu tersebut merupakan lagu-lagu kasidah modern yang sebelumnya telah dipopulerkan oleh group musik Padang Pasir Nasida Ria asal Semarang yang hingga kini masih melegendaris. Grup musik kasidah modern ini berdiri 1975 di Kauman, Semarang, dan hingga kini telah menelurkan 34 album berbahasa Indonesia dan dua album berbahasa Arab. Album perdana, Alabaladil Makabul, diproduksi 1978 di bawah PT Ira Puspita Record yang dipasarkan di dalam dan luar negeri. Grup musik Nasida Ria telah mampu menembus hiruk pikuk berbagai aliran musik, dengan sentuhan dan kreasi yang mengkombinasikan irama Padang Pasir ini menjadi disukai masyarakat.
beribu tempat untuk mengisi acara, baik di dalam maupun di luar negeri, dengan sejumlah lagunya yang sudah tidak asing di telinga penggemar seperti Shalawat Badar, Kaya Miskin Bahagia, Damailah Palestina, Magadir, dan Nabi Muhammad Insan Pilihan. Kiprah perjalanan Nasida Ria antara lain, mengisi paket Acara Hari Raya Idhul Fitri di TMII (Taman Mini Indonesia Indah) Jakarta setiap tahun, Tour Show Silaturrahmi Djarum 76 di 16 Kota Jateng 2001-2004. Selain itu, grup musik ini juga pernah tampil dalam Islamic Art and Cultural Perfomance di Batam Kepulauan Riau [2004] dan Isra' Mi'raj di Tanjung Pinang [2006], serta berbagai tempat di pelosok tanah air. Baik undangan hajatan maupun acara resmi berbagai lembaga.
Sementara di luar negeri, Nasida Ria juga pernah tampil memenuhi undangan Kerajaan Malaysia pada peringatan 1 Muharam 1988, Berlin Maret 1994, undangan Haus de Kulturen derWelt (Lembaga Kebudayaan Jerman) dalam paket Die Garten des Islam (Pameran Kesenian Islam Dunia). Di Jerman Juli 1996, grup ini tampil dalam festival Heimatklange ‘96 Sinbad Travels di delapan kota seperti Berlin, Reclinghousen dan Dusseldof, atas undangan Cultural Departement of The Senat of Berlin and Tempodrom, SFB, ORB, European Forum of Worldwide Music Festival. Atas kiprah dan pretasi yang telah diperoleh, Nasida Ria banyak mendapat penghargaan, seperti Pengemban Budaya Islam dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pusat Jakarta (1989), Penghargaan Seni dari PWI Jateng (1992) dan Anugrah Keteladanan dari PRPP Jateng (2004).
2.3 Pe rke mbangan Musik Padang Pasir di Sumate ra Utara
sekarang lebih dikenal sebagai guru para qari dan qariah yang mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran Nasional, selain pernah dikenal sebagai ahli kasidah di Sumatera Utara namanya juga terdengar sampai ke Malaysia. Ketika masih bekerja di Nirom sejak tahun 1938, H. Rifai sudah memulai karirnya sebagai pencipta lagu bernafas Islami. Lagu karya anggota DPRD Kotamadya Medan dari Golkar ini yang sangat populer sampai sekarang adalah lagu Panggilan Jihad yang meneriakkan seruan "Allahu Akbar". Sehingga lagu ini dinilai oleh Menteri Kemajuan Tanah, Galian dan Tugas-tugas Malaysia, Datuk Ashry bin Haji Muda, sebagai lagu yang membangkitkan semangat dan kepahlawanan bagi perjuangan umat Islam.
saja berbau Arab. El-Kawakib diharapkan nantinya bisa menjadi sebuah orkes
simphoni
10Menurut Djohan A. Nasution, Kepala Kabin Kesenian Perwakilan
Departemen P dan K Sumatera Utara, Orkes Padang Pasir di Sumatera Utara yang
terdaftar di arsipnya sampai sekarang 28 buah. Namun demikian yang dihitung
aktif secara menyolok, terutama di TVRI (Televisi Republik Indonesia) Studio
Medan atau di RRI (Radio Republik Indonesia) Medan, masih bisa dihitung
dengan jari
. Tetapi cita-cita itu ternyata kandas.
11
Orkes Padang Pasir El-Suraya adalah kelompok seni musik yang dibuat
oleh seniman kota Medan sebagai wujud kreativitas. El-Suraya ada lah suatu grup
musik yang menyajikan musik Padang Pasir dan digarap kembali menjadi lebih
modern. Terbentuknya Orkes Padang Pasir El-Suraya dilatarbelakangi adanya
. Perkembangan zaman menimbulkan perubahan seperti pada
berbagai jenis-jenis grup musik yang hampir sama dengan Orkes Padang Pasir
yaitu sepe rti grup mus ik Nasyid dan Sholawat Badar. Seni musik dengan aliran
kasidah atau dikenal juga dengan Irama Padang Pasir sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan Arab dan India. Group Qasidah ini menghimpun diri dalam sebuah
wadah atau kelompok orkes musik yakni Orkes Padang Pasir El-Suraya dari Kota
Medan (1977-1990).
10Wawancara dengan Ibu Hajjah Saidah Lubis, selaku pimpinan Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah pada tanggal 28 Novemb er 2011.
keinginan dari Prof. H. Ahmad Baqi untuk membentuk sebuah grup musik
Padang Pasir.
Prof. H. Ahmad Baqi adalah anak bungsu dari 4 bersaudara dari pasangan
H. Abdul Majid dan Hajjah Halimah. Beliau Lahir di Kampung Baru, Medan, 17
Juni 1921. Prof. H. Ahmad Baqi terlahir dari latar belakang keluarga yang bukan
seniman. Ayah dari Prof. H. Ahmad Baqi berlatar belakang seorang guru mengaji
yang sangat terpandang dan disegani didaerah mereka menetap dan karena
didikan ayah beliau. Prof. H. Ahmad Baqi ditempah untuk menjadi seorang
ulama. Pada masa penjajahan Jepang tahun 1941 perang Asia Timur Raya, Prof.
H. Ahmad Baqi memutuskan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya di
Universitas Al- Azhar di Mesir. Namun, Tuhan punya rencana lain bagi Prof. H.
Ahmad Baqi, karena gagal melanjutkan cita-citanya, tidak menghambat beliau
untuk maju terus mengasah ilmu de ngan memba nt u sang ayah mengajar mengaji.
Prof. H. Ahmad Baqi cukup cerdas untuk mengetahui segala tingkat bacaan di
Al-Qur’an, seperti tajwid, hawa, dan lain sebagainya. Hingga pada suatu hari beliau
belajar menggesek biola secara autodidak, tanpa di dampingi oleh seorang guru
musik, Prof. H. Ahmad Baqi hanya berpedoman kepada hawa Al-Qur’an seperti:
rast, soba, sikkah, hijaz, bayati, huzam dan lain seba gainya yang dijadika n sarana
bagi Prof. H. Ahmad Baqi untuk mengasah ilmu dan sekaligus menjadi guru biola
yang sangat berharga untuk beliau pelajari.
Prof. H. Ahmad Baqi sedang mengasah ilmu biolanya, tanpa disadari sang ayah
datang ke mudian biola Prof. H. Ahmad Baqi yang paling berharga itu dipatahkan
oleh sang ayah. Prof. H. Ahmad Baqi berprinsip, dan tidak mau menentang
pendapat sang ayah, beliau hanya berpedoman kepada fatwa yang dikutip dari
Buya Hamka: “Bahwa umat Islam di Indonesia berkesenian itu halal, selama
karya seni itu mengandung moral dan tidak mendatangkan kerusakan.”
Pada tahun 1947, Prof. H. Ahmad Baqi melamar di Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang dikelola oleh orang Belanda. Disela waktu luang sebagai seorang karyawan, Prof. H. Ahmad Baqi pun tetap mengasah kecermatannya dalam menggesek biola, hingga akhirnya beliau bertemu dengan Wahab, seorang guru musik hasil didikkan orang Belanda. Hasilnya sempurnalah ilmu beliau dengan berguru pada lelaki yang lebih muda dari usianya dalam mempelajari not balok dan partiturnya. Dengan beberapa syair yang ditulis dan ia simpan, Prof. H. Ahmad Baqi mencoba menyempurnakan syair-syairnya kedalam sebuah lagu dan partitur not balok. Kesempurnaan itu terlahir dengan menciptakan lagu Teluk Berombak yang menjadi karya ciptanya yang pertama yang ia ciptakan di tanah kelahirannya Kampung Baru, Medan pada tgl 16 april 1952.
Prof. H. Ahmad Baqi menikah dengan seorang wanita yang berasal dari daerah Tapanuli bernama Dewiana Siregar. Putri dari Bapak H. Mustakim Siregar dengan Hajjah Zakiah Lubis. Dari hasil pernikahannya Prof. H. Ahmad Baqi dikaruniai 8 orang anak, yang terdiri 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
piringan hitam. Pada tanggal 23 Februari sampai 30 Maret 1965, adalah tahun pertama grup El-Suraya mengisi acara di Hotel Panghegar, Bandung, Jawa Barat pada acara Konferensi Asia-Afrika. Perjalanan perdana yang memakan waktu 1 bulan 7 hari ini menjadi suatu momen yang berkesan untuk Prof. H. Ahmad Baqi masa itu.
Pada tahun 1967, kedatangan Atikah Rahman, Asmidar Darwis, Rukiah
Zein, dan Mohammad Taher menjadi semangat untuk Prof. H. Ahmad Baqi dalam
kepemimpinannya sebagai seorang leader untuk membina murid- muridnya. Pada
tahun 1952 hingga 1965, Prof. H. Ahmad Baqi telah menciptakan 40 buah lagu
dan instrumental. Judul-judul Instrumental tersebut diantaranya adalah El
Ghuyyum, Balladi, Kecewa, Zikrayat, Fuadi, El Hamamah, dan Syauqi.
Judul-judul lagu yang beliau ciptakan pada masa itu adalah Pengembara, Nelayan
Derita, Pemuda Islam, Bunda, Ummi-Ummi, Pusara Kasih Al’Ayyam, Dunia
Bitigri, dan lain sebagainya.
Bergemanya suara Atikah Rahman menyanyika n Pusara Kasih, Asmidar Darwis
menyanyikan
Pemuda Islam, dan Mohammad Taher menyanyikan Nelayan,
menjadikan perjalanan El-Suraya semakin terkenal dalam mengisi berbagai
kegiatan hiburan masyarakat, acara pernikahan, syukuran dan acara hari besar
Islam di Kota Medan.
Kejeniusan Prof. H. Ahmad Baqi dalam menciptakan lagu semakin tidak
terbendung. Sekembalinya dalam perjalanan beliau ke daerah Tanah Karo, Tiga
Binanga, tepatnya tahun 1967 beliau menciptakan lagu- lagu berjudul Beduk dan
Azan,
Subhanallah, Cita-Cita, Kemarau, Pilihan Terakhir, Doa dan Air mata,
Lagu yang menggunakan hawa rast dalam Al-Qur’an menambah indah
lagu tersebut dan menjadikan lagu ini sebagai The Symbol of El-Suraya.
Instrumental musik Pantai Kenangan, Mandili, dan Khal El Habib, meramaikan
karya cipta beliau hingga tahun 1970.
Pada tanggal 30 April sampai 1 juni 1970, Prof. H. Ahmad Baqi
memboyong anggotanya yang berjumlahkan 25 orang untuk menghadiri
undangan perdana El-Suraya ke Kota Baru, Kelantan, yang diundang oleh Dato’
H. Mohammad Asri Bin H. Muda. Pada tahun inilah penganugerahan gelar
honoris causa diberikan oleh Perdana Menteri Besar Kelantan kepada Prof. H.
Ahmad Baqi. Gelar profesor pun ia sandang di depan nama beliau.
Penghargaan yang sama juga diberikan oleh H. Bahrum Jamil (pendiri
Universitas Islam Sumatera Utara) kepada Prof. H. Ahmad Baqi , diberikan
beberapa saat kepulangan beliau dari perjalanan Kota Baru Kelantan sebagai
komponis lagu- lagu nasyid pada masa itu. Ketika usianya menginjak 75 tahun,
pada 1997, pendiri El-Suraya itu juga mendapat gelar Ahli Setia Darjah Kota
Kinabalu dari Kerajaan Sngkan dari Pemerintah Indonesia, Prof. H. Ahmad Baqi
menerima anugerah sebagai Pembina Seni dan Budaya Sumatera Utara dari
Gubernur Sumatera Utara, Raja Inal Siregar.
Meskipun karya seni musik aliran irama Padang Pasir ini awalnya tidak diperhitungkan sebagai kreativitas yang bisa menghasilkan keuntungan banyak, tetapi
akhirnya Orkes Padang Pasir El-Suraya menjadi salah satu orkes yang cukup populer di kota Medan bahkan di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei
hangat-hangatnya melawan pengaruh dari budaya Barat. Hal ini menunjukkan bahwa Orkes Musik El-Suraya tidak begitu mendapat perhatian dari pemerintah setempat dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk mempelajarinya.
Pada tahun 1977, prestasi yang membanggakan bagi kota Medan, bahwa Kota Medan memiliki sebuah Orkes Padang Pasir yang diakui kemahirannya dalam segi aransement, syair, dan lagu-lagunya di industri musik Malaysia, dan Brunei Darussalam. Peran serta para seniman berbakat sangat berpengaruh pada perkembangan Orkes Padang Pasir yang ada di kota Medan pada zamannya. Tanpa penanganan kreatif dari seniman itu sendiri, Orkes Padang Pasir di kota Medan tidak akan mampu bersaing dengan Orkes-Orkes lain yang berada diluar kota Medan ataupun di luar Indonesia. Penyajian lagu yang sederhana dan lirik-lirik lagu yang baik membuat Orkes Padang Pasir El-Suraya memiliki nilai plus dibanding Orkes-orkes Padang Pasir diluar kota Medan dan di luar Indonesia.
Pada tahun 1984, seorang ajudan wakil presiden merekrut Prof. H. Ahmad Baqi dan sebagian anggotanya untuk hijrah ke Jakarta. Beliau meminta Prof. H. Ahmad Baqi mengganti nama El-Surayya menjadi Azzizan. Namun grup Azzizan ini hanya bertahan sampai 4 tahun saja. Selama ada di Jakarta, lagu Cintaku dan Sebuah Nama adalah 2 buah karya cipta beliau yang sangat populer.
Orkes Padang Pasir di Medan jelas banyak bedanya dengan Orkes Padang Pasir yang ada di Jawa, hal ini dapat dilihat bahwa gaya permainan musik mereka selalu diiringi dengan full band, seperti grup Bintang-Bintang Illahi pimpinan Agus Sunaryo atau Zamain Bersaudara. Sedangkan grup-grup di Medan, begitu jelas warna musiknya yang ingin menjadi duplikat irama musik khas Arab.
Pada tahun 1990, musik instan merajalela bagaikan jamur tumbuh dimusim hujan. Berbagai kritik dan saran pernah diajukan oleh seorang putra beliau. Namun sedikitpun Prof. H. Ahmad Baqi tidak tergiur untuk mengikuti perubahan yang dianggapnya merusak. Pada tahun 1994 dalam acara temu ramah oleh pejabat tinggi Kota Kinabalu, sebuah penghargaan tertinggi ASDK dinobatkan kepada Profesor. H. Ahmad Baqi, sebagai seniman dan sastrawan terbaik antar bangsa. Kemudian menyusul pula Gubernur Sumatera Utara Raja Inal Siregar memberikan penghargaan sebagai seniman dan komponis Islam terbaik Sumatera Utara.
Pada tahun 1988, perjalanan musik Prof. H. Ahmad Baqi yang terakhir yaitu ke Tapanuli Tengah Sibolga. Sepulang dari perjalanan ini suara Prof. H. Ahmad Baqi mulai sakit-sakitan, suaranya serak dan perlahan menghilang. Inna Lillahi Wa inna illahi Rojiun,12
12
Ini adalah kalimat yang umu m diucapkan umat Islam ketika mendengar dan melihat umat Isla m lainnya yang meninggal dunia, d ipanggil oleh A llah SWT dan tertimpa musibah. Artinya secara harfiah kita berasal dari Allah dan ke mbali pula kepada Allah. Di dala mnya terkandung ajaran bahwa yang namanya makh luk tu tidak ke kal, dan sementara hidupnya di dunia ini.
mengadakan acara Malam Kenangan Ahmad Baqi di Hotel Garuda Plaza, Medan. Yang dihadiri tamu dari Negara jiran, Bapak Hanan Bin Awang dari Kota Kinabalu, serta Wakil Gubernur Sumatera Utara.
Rekaman piringan hitam (dalam pergelaran musik) yang dihasilkan oleh H. Ahmad Baqi semasa hidupnya adalah sebagai berikut:
1. JB Interprise Jakarta 19 September 1968, 2. KMI Kuala Lumpur / Life 12 Januari 1971, 3. MMI Malaysia 4 Juni 1971,
4. MMI Malaysia 7 Juni 1972, 5. RTM Kota Kinabalu 12 Juni 1972, 6. RTM / Life 12 Juni 1974,
7. RTM Malaysia 26 Februari 1976,
8. King Musical Industri, Malaysia 2 Maret 1976, 9. RTM Malaysia 20 April 1976, dan
10. RTM Kuala Lumpur & MMI 26 November 1982.
Rekaman yang dihasilkan dalam bentuk kaset Ahmad Baqi di Medan dan Jakarta semasa hidupnya adalah sebagai berikut.
5. Madah Pusaka (Vol 5) 23 Februari 1976, 6. Pantai Suratan (Vol 6) 21 September 1976, 7. Hidup yang Kekal (Vol 7) 6 Oktober 1976, 8. Harga Diri (Vol 8) 26 Mei 1977,
9. Letak Bahagia (Vol 9) 28 Mei 1977,
10. Usia dan Cita -cita (Vol 10) 1 Agustus 1978, 11. Jangan Harapkan (Vol 11) 24 Agustus 1978, 12. Tangkal Melangkah (Vol 12) 28 Agustus 1978, 13. Nelayan (Vol 13) 1 September 1978,
14. Walau Dimana (Vol 14) 22 Maret 1979, 15. Seribu Kenangan (Vol 15) 23 April 1979, 16. Jadda (Vol 16) 20 Agustus 1979,
17. Pantai Narathiwat (Vol 17) 21 Agustus 1979, 18. Meniti Batang (Vol 18) 23 Agustus 1979, dan 19. Petuah Guru September 1991.
karya-karya Ahmad baqi tersebut terkodifikasi di dalam album-album yang dihasilkannya, yang sebahagian besar adalah dijual dalam bentuk kaset atau piringan hitam yang komersial. Beberapa album di antaranya bahkan dicetak di Malaysia baik secara legal maupun ilegal. Kemudian keberadaan lagu-lagu dan orkesnya ini diteruskan oleh anandanya yaitu haji Ahmad Sauqi dan juga beberapa murid haji Ahmad Baqi seperti Zulfan Effendi Lubis. Di antara mereka juga adalah Hajjah Saidah Lubis, yang menjadi pimpinan kelompok Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah, yang menjadi objek penelitian ini.
BAB III
KELOMPOK MUSIK
PADANG PASIR
NURUL HASANAH DI BINJAI
3.1 Ke lompok Musik Padang Pasir Di Binjai
Mayoritas pe nduduk ko ta Binjai ada lah pe nduduk yang beragama Islam,
dan selalu mengadakan berbagai kegiatan baik dalam kegiatan adat maupun
kegiatan-kegiatan keagamaan. Hal ini sesuai dengan suku yang mendiami kota
Binjai yaitu suku Melayu, Jawa, dan Batak di mana masyarakatnya selalu
mengadakan berbagai kegiatan adat dan keagamaan dengan menyertakan kesenian
dalam acara tersebut. Kesenian yang disertakan beragam bentuk dan jenis,
sepaerti seni tari, seni rupa, dan seni musik. Bentuk-bentuk kesenian ini disertakan
dalam kegiatan utama maupun hanya sebagai hiburan, sesuai dengan keperluan
dari pelaksanaan acara.
Nasyid merupakan senandung yang biasanya bercorak Islam dan
mengandungi kata-kata nasihat, kisah para Nabi, memuji Allah, dan yang
berkaitan dengan Islam lainnya. Nasyid
biasanya dinyanyikan secara acappela
(suara instrumen musik yang dihasilkan oleh mulut manusia) atau dengan
diiringi gendang. Pada awalnya, nasyid selalu menyanyikan syair-syair asli
berbahasa Arab. Namun akhirnya berkembang dengan adanya nasyid berbahasa
Indonesia dan dengan tema yang semakin luas (tidak hanya tema syahid dan
jihad), dan dipengaruhi oleh situasi kondisi masyarakat Indonesia
13. Kesemua
jenis musik ini cukup diminati masyarakat Binjai khus usnya yang beragama Islam
untuk mengisi acara-acara yang mereka lakukan, salah satunya adalah musik
Padang Pasir. Keberadaan musik Padang Pasir tidak hanya dikarenakan
kebutuhan rohani saja, namun banyak juga masyarakat yang menyukai musik ini
dikarenakan irama-irama dan syair-syair da ri mus ik itu sendiri yang juga buka n
hanya ditujukan untuk kebutuhan religi, tetapi sekaligus untuk hiburan, khususnya
untuk masyarakat Muslim di kota Binjai. Kota Binjai adalah salah satu kota di
Sumatera Utara yang menjadi tempat berkembangnya musik Padang Pasir.
Dari
perkembangan musik
Padang Pasir ini munculah beberapa grup- grup di kota
Binjai, salah satunya yaitu Grup irama Pada ng Pasir yang bernama Nurul
Hasanah. Nurul Hasanah adalah salah satu grup musik Padang Pasir di Kota
Binjai yang menggarap musik Padang Pasir menjadi musik modern dengan
tujuan untuk sebagai hiburan dan untuk seni pertunjukan.
3.2 Ke lompok Musik Padang Pasir Nurul Hasanah di Binjai
Semenjak Prof. H. Ahmad Baqi wafat, Grup El-Suraya pun juga menjadi fakum dan tidak berkegiatan lagi untuk sementara waktu. Akhirnya para personil El-Surayya pun keluar dari grup dan kemudian mereka membentuk grup Marhaban di Kota Binjai. Grup Marhaban ini terdiri dari kumpulan ibu-ibu yang membacakan doa dengan cara dinyanyikan (barzanji) dan ini dilaksanakan pada upacara pernikahan dan khitanan. Grup Marhaban ini membawakan lagu Islami dengan mempergunakan alat-alat musik pukul seperti tambourin, gendang besar, dan gendang kecil. Grup Marhaban yang hanya mengandalkan suara vokal dan alat-alat musik yang tidak bernada ini akhirnya mempunyai semangat dan ide kreatif untuk membentuk grup musik Padang Pasir, dikarenakan ada beberapa anggota grup Marhaban tersebut yang menguasai alat musik seperti biola dan gendang, dan hanya penambahan alat musik akordion dan keyboard membuat grup musik ini menjadi lengkap sehingga berubah menjadi grup musik Padang Pasir.
Grup musik Padang Pasir ini dipimpin oleh Ibunda Hajjah Saidah Lubis dan dinamakan Grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah yang artinya adalah Cahaya Kebaikan. Nurul Hasanah merupakan grup musik Padang Pasir di kota Binjai yang merupakan grup musik yang berdiri sejak tahun 1990. Nurul Hasanah beralamat di komplek Asrama 121 Kebun Lada, Binjai, dimana tempat tinggal Ibunda Hajjah Saidah Lubis ini sekaligus menjadi tempat dimana para personil-personil musik Nurul Hasanah Binjai latihan.
sebuah grup musik yang selalu menyajikan suatu struktur musik dengan tujuan untuk di pertontonkan. Grup musik ini menggarap musik-musik irama Padang Pasir menjadi lebih modern dengan menggunakan alat musik Barat dan digarap sebaik mungkin. Sehingga dalam setiap pertunjukan yang dilakukan, penonton dapat menikmati musik yang mereka sajikan dan mengambil pesan yang disampaikan.
Keberadaan musik Padang Pasir di Sumatera Utara khususnya di Binjai, biasanya tidak terlepas dari fungsi musik tersebut yang hanya digunakan sebagai hiburan pada suatu acara. Musik Padang Pasir juga adalah sebuah komposisi musik yang diaransemen oleh para musisi, dan biasanya musik Padang Pasir ini digarap dengan tujuan untuk dipertunjukkan dan saat ini banyak dijumpai musik Padang Pasir yang dijual di pasar dengan menggunakan rekaman audio maupun video.
3.2.1 Struktur Organisasi dan Ke anggotaan Grup Padang Pasir Nurul Hasanah
Struktur organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam organisasi sangat didukung managemen yang baik pula. Hal ini juga terjadi pada grup musik Nurul Hasanah yang mempunyai sistem keorganisasian.
Di dalam perekrutan anggota Nurul Hasanah tidak ada suatu aturan khusus untuk merekrut anggota atau pun melakukan sebuah audisi untuk menjadi anggota Nurul Hasanah, tetapi dalam merekrut anggota, Nurul Hasanah terlebih dahulu berdiskusi sesama anggota kira-kira bagian apa yang atau posisi apa yang kira-kira masih dibutuhkan. Dengan melakukan diskusi sehingga para anggota dapat mengambil sebuah keputusan untuk merekrut atau pun tidak merekrut anggota. Apabila hasil dari diskusi harus merekrut anggota, maka kriteria yang paling utama yang dilihat dalam merekrut anggota adalah memiliki latar belakang musik dan yang paling utama bisa diajak kerjasama secara baik. Sistem dalam perekrutan keanggotaan dari group ini didapat dari musisi yang datang sendiri ke Nurul Hasanah karena rasa sukanya terhadap musik Padang Pasir, memiliki kelebihan dan hobi guna untuk membuat musik Padang Pasir semakin berkembang dan tidak punah ditelan zaman.
selain alat musik yang bisa dimainkannya sebelum masuk menjadi anggota Nurul Hasanah.
[image:59.596.113.526.625.755.2]Awalnya grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 1 orang pemain keyboard, 4 orang pemain biola, 1 orang pemain conga, 1 orang pemain tamborin dan 3 orang penyanyi. Keanggotaan ini berkurang menjadi 7 orang, disebabkan karena ada anggota yang sudah berkeluarga dan bekerja diluar kota. Dari 7 orang anggota ini terdiri dari 1 orang pemain keyboard, 2 orang pemain biola, 1 orang pemain conga, 1 orang pemain tamborin, dan 3 orang penyayi. Namun demikian kadang-kadang Nurul Hasanah juga kerap memanggil pemain musik dari grup musik lain atau pun seorang pemain musik bukan dari sebuah grup musik atau bisa dibilang seorang pemain musik solo untuk tampil disebuah pertunjukan yang dilakukan oleh Nurul Hasanah dan pemain musik tersebut dipanggil bukan untuk menjadi anggota tetap Nurul Hasanah, tetapi pemain musik tersebut hanyalah pemain musik yang disebut sebagai pemain “cabutan.” Berikut ini adalah table data anggota (seniman) kelompok Orkes Padang Pasir Nur hasanah Binjai pipmpinan Hajjah Saidah Lubis.
Tabel 3.1:
Daftar Nama Anggota Grup Musik Padang Pasir Nurul Hasanah
NO NAMA ALAMAT KETERANGAN
1 Hajjah Saidah Lubis Asrama121 Kebun Lada Binjai
Pimpinan
Lada Binjai
3 Nurhayati Jl. Pimpong Kel.
Kancil Mas Binjai
Vokal
4 Iyen Hasibuan Jl.Nuri
Kel.Mencirim Binjai
Pemain Conga
5 Sopiana Jl. Tuanku Imam
Bonjol Binjai
Vokal
6 Melpa Jl. Satria Tanah
Merah Binjai
Vokal
7 Ririn Asridah T. Amaludin Kel.
LimauSundai Binjai
Pemain Biola
8 Harini Yati P. Jl. Binjai Km 13,5 P. Kecil Sunggal
Pemain Biola
(Hasil wawancara dan pengamatan pada tanggal 10 Januari 2012 dengan pemimpin Grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah)
3.3 Sarana dan Prasarana Nurul Hasanah
3.3.1 Prasarana Te mpat Sekre tariat dan Te mpat Latihan
Dalam sebuah grup musik sangat diperlukan sebuah gedung untuk digunakan sebagai tempat latihan dan sekretariat. Dengan memiliki sekretariat tentunya akan mempermudah grup tersebut dalam menjalankan roda organisasi ataupun pengelolaan grup musik tersebut. Di dalam sekretariat semua struktur organisasi disusun sebaik mungkin, baik itu jadwal latihan, jadwal pertunjukan, data-data inventaris, dan lain-lain. Untuk itu dalam sebuah organisasi musik sangatlah diperlukan sebuah sekretariat untuk keberlangsungan organisasi tersebut.
3.3.2 Alat Musik
Alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan menghasilka dan dengan cara tertentu bisa diatur ole Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik. Bidang ilmu yang mempelajari alat musik disebut
Berikut ini merupakan klasifikasi alat musik berdasarkan sumber bunyinya14
• Idiofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasarnya atau dari badan alat musik itu sendiri. Contoh:
:
• Aerofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara
pada rongga. Contoh
14
•
digetarkan. Contoh:
•
m