• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEKTIVITAS ANDROGRAPHIS PANICULATA NEES (SAMBILOTO) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI EFEKTIVITAS ANDROGRAPHIS PANICULATA NEES (SAMBILOTO) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas hidayah-Nya akripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “UJI EFEKTIVITAS ANDROGRAPHIS PANICULATA

NEES (SAMBILOTO) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN

ESCHERICHIA COLI”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

2. Prof. Dr. dr. Efrida Warganegara M.Kes, Sp.MK., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, ilmu, motivasi, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

3. dr. Tri Umiana Soleha M.Kes., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, ilmu, motivasi, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. dr. Ety Apriliana M.Biomed., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi; terimakasih atas masukan dan saran-saran dalam proses penyelesaian skripsi ini;

(2)

6. Seluruh staf pengajar dan Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

7. Mamaku tercinta Dra. Malia Herlena terimakasih atas kasih sayang, dukungan, do’a tak hingga sertanafas kekuatan yang selalu mama berikan;

8. Nenek dan Kakekku, yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk selalu maju dan percaya apapun dapat terjadi;

9. Kakakku tersayang Intan Ika Sari Putri, M.Pd;

10. Adik-adikku, M. Ridho Utomo, M. Agung Kurniawan dan M. Ibnu Fadhil, atas candaan hangat dan hembusan semangat yang terus kalian berikan agar ses mampu secepatnya menjadi dokter demi kebahagiaan kita bersama wahai adik-adikku yang insyaAllah akan menjadi teman sejawatku;

11. Tante, Om, Sepupu dan Keponakanku, terimakasih atas keluarga hangat ini yang dapat menjadi tempatku berteduh;

12. Angga Gusta Kharisma, terimakasih banyak wahai pria sabar yang selalu menemaniku, mendengar keluh kesah ini, menyejukan hati yang gelisah dan selalu tegar berdiri disampingku, semoga kita dapat terus berjalan bersama menggapai cita-cita yang telah kita rangkai bersama;

13. Dian Eka Safitri dan Rora Susanti, terimakasih telah mengajarkan arti dari kalimat aku merindukan sahabatku, kalian merupakan teman terindah yang mengisi hari-hari selama 3tahun yang membuat terciptanya kehangatan pelukan pertemanan sampai nanti;

(3)

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Februari 2013, Penulis

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Jaya, pada tanggal 13 Februari 1990. Penulis adalah anak kedua dari lima bersaudara putri dari Dra. Malia Herlena.

(5)

MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang

sabar

(Al-Baqarah: 153)

Kepuasan terletak pada usaha bukan pada hasil, usaha yang keras merupakan kemenangan yang hakiki

( Mahatma Gandhi)

oramg pintar adalah orang yang menggunakan bagian terbaik dari otaknya, namun orang yang cerdas adalah orang yang mampu

(6)
(7)
(8)

1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Tanaman Obat Indonesia. http://www.iptek.net.id. Diakses pada tanggal 16 Maret 2012

Anonim. 2012. Enterohaemorrhagic Escherichia Coli. http://www.who.int. Diakses pada tanggal 30 Mei 2012

Brooks, Geo F., Butel, Janet S., Morse, Stephen A. 2008. Jawetz, Melnick &

Adelberg’s. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Salemba Medika. Jakarta

Dalimunthe, A. 2009. Interaksi Sambiloto. Departemen Farmakologi Universitas Sumatera Utara. Medan. http://www.respository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 15 April 2012

Deisingh, A.K., M. Thompson.2004. Strategies For The Detection of Escherichia coli 0157:H7 in foods. Journal of Applied Microbiology.82-97

Dewi, F.S. 201. Aktivitas Bakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (MorindaCitrifolia, Linnaeus) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar.

http://eprints.uns.ac.id. Diakses pada tanggal 18 juni 2012

Febrika, Linda. 2012.Aktivitas Antimikroba Pada Ekstrak Jintan Hitam Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus, Streptococcus sp) dan Bakteri Gram Negatif (Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae).

Lampung

Gillespie, Stephen, Bamford, Kathleen,2007.At Glance Mikrobiologi dan Infeksi. Edisi ketiga. Erlangga. Jakarta

Hardjoeno. 2007. Kumpulan Penyakit Infeksi dan Tes Kultur Sensitivitas Kuman serta Upaya Pengendaliannya. Makasar : Cahya Dinan Rucitra. Hal. 158 Hidayat, N. L. 2010. Mikrobia Patogen.http://www.dinkes.kulonprogokab.go.id.

Diakses 30 Mei 2012

(9)

2

Johnson, Arthur G., Ziegler, Richard J., Lukasewycz, Omelan A., Hawly, Louise B. 2002. Microbiology and Imunology, Lipincott William and Walkins. USA

Lesage G, Bussey H. 2006. Cell Wall Assembly in Saccharomyces cerevisiae. Microbiol Mol Biol Reviews. 70(2): 317-343. doi: 10.1099/mic.0.26471-0

Muhammad. 2005. Isolasi bakteri Epibiotik Penghasil Senyawa Antibakteri dari Permukaan Karang. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle. Diakses pada tanggal 30 Mei 2012

Murwani, Sri., Purwani T., Nuke Erlina Mayasari. 2006.Efek Antimikroba Dekok daun sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) Terhadap Salmonella Typhi No.Reg D10 In Vitro.Elibrary.ub.ac.id. Diakses tanggal 25 juli 2012 Pelczar, Michael, J., Chan, S. C. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas

Indonesia. Jakarta

Pramono, S. Katno. 2002. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan

Obat Tradisional. Fakultas Farmasi UGM. Jogjakarta

Samirah, Darwati, windarwati, Hardjoeno. 2002. Pola dan sensitivitas Kuman di Penderita Infeksi Saluran Kemih. FKUI. Jakarta

Setyawan, Fajar Dwi. 2011.Perbandingan Zona Hambat Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) Terhadap Staphylococcus Aureus Asal Susu Sapi Perah Dari Peternakan Nongkojajar Dan Kali Kepiting Surabaya. FKH Universitas Airlangga. Surabaya. www.fkh.unair.ac.id. Diakses tanggal 25 juni 2012

Syayurachman, Agus, Chatim, Aidilfiet,. 2008. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran edisi revisi. Binarupa Aksara. Jakarta

Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2003.Bakteriologi Medik. Bayumedia. Jawa Timur

Todar, Kenneth. 2008. Staphylococcus Aureus and Staphylococcal Disease. http://textbookofbacteriology.net/staph.html. Diakses tanggal 28 Maret 2012

Todar, Kenneth. 2008. Pathogenic Escherichia Coli.

http://www.textbookofbacteriology.net/e.coli. Diakses pada tanggal 30 Mei 2012

(10)

3

Widiyani, Astri. 2010. Uji Aktivitas Antimikroba Etanolik Herba Sambiloto (Androdraphis Paniculata Nees) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25293, Escherichia coli ATCC 35218 Dan Candida Albicans Secara IN Vitro.Ebookbrowse.com/uii/skripsi. Diakses tanggal 6 februari 2012 World Health Organization. WHO Global Strategy for Containment of

Antimicrobial Resistance. World Health Organization. 2001 : 1-55 Yuliatin, I. S. 2012.Khasiat Sambiloto. Tribun Media. Jakarta

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Penimbangan Muller Hinton Agar

2. Pembuatan agar

3. Sterilisasi alat-alat yang akan digunakan

4. Ekstrak sambiloto

5. Inkubasi bakteri

(12)

iv A. Sambiloto (Andrographis paniculata nees) ... 8

B. Staphylococcus aureus ... 10

C. Escherichia coli ... 13

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 17

B. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 17

C. Bahan Dan Alat Penelitian . ... 17

(13)

v

E. Variabel Penelitian ... 20 F. Definisi Operasional... 21 G. Analisis Data ... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ... 22 B. Pembahasan ... 24

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 28 B. Saran ... 28

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori... 6

2. Kerangka Konsep ... 6

3. Sambiloto ... 9

4.Staphylococcus aureusdalam pewarnaan gram... 12

(16)

UJI EFEKTIVITAS

ANDROGRAPHIS PANICULATA NEES

(SAMBILOTO)

TERHADAP

STAPHYLOCOCCUS AUREUS

DAN

ESCHERICHIA COLI

(Skripsi)

Oleh

Indah Dwi Pratiwi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(17)

UJI EFEKTIVITAS

ANDROGRAPHIS PANICULATA NEES

(SAMBILOTO)

TERHADAP

STAPHYLOCOCCUS AUREUS

DAN

ESCHERICHIA COLI

Oleh

Indah Dwi Pratiwi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(18)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto dapat disimpulkan sebagai berikut:

Ekstrak sambiloto memiliki aktivitas antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli).

B. Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas sambiloto terhadap bakteri Gram negatif dan positif lainnya.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut secara in vivo untuk lebih menguji keefektifan infusa sambiloto (Andrographis paniculata nees) sebagai antibakteri yang dapat dikonsumsi.

(19)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui 3 kali pengulangan perlakuan secara berturut-turut, diperoleh data rerata diameter zona hambat dari masing-masing konsentrasi ekstrak sambiloto pada agar Muller Hinton.

Tabel 2.Hasil diameter zona hambat ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

Staphylococcus aureus.

(20)

-Dari Tabel 2 menunjukkan adanya aktifitas antimikroba ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus berupa terbentuknya zona hambat pada agar Muller Hinton dapat dilihat lingkaran jernih yang tidak terdapat koloni bakteri

Staphylococcus aureus pada konsentrasi ekstrak sambiloto 100%, 75% dan 50% dengan rata-rata diameter zona hambat terbesar adalah 13,33 mm dan diameter terkecil 9,33 mm. Sedangkan pada konsentrasi 25% tidak didapatkan zona bening.

2. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan Escherichia coli.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh diameter zona hambat pada agar Muller Hinton.

Tabel 3.Hasil diameter zona hambat ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

Escherichia coli.

Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa adanya aktivitas antimikroba ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhanEscherichia coliyang dapat dilihat dari hasil penelitian dimana terbentuknya zona hambat pada agar Muller Hinton pada semua konsentrasi mulai dari konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25%. Dengan rata-rata diameter terbesar pada konsentrasi 100% yaitu 19 mm dan terkecil pada 25% yaitu 10 mm.

(21)

Daya hambat suatu antimikroba dalam uji sensitifitas secara in vitro dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: populasi bakteri, konsentrasi antimikroba, komposisi media kultur, waktu inkubasi dan temperatur (Greenwood et al, 2003). Faktor-faktor tersebut secara keseluruhan dapat dikontrol saat prosedur pengujian berlangsung. Konsentrasi mikroba dapat dikontrol dengan pemakaian inokulum standar dari suspensi bakteri yang secara kualitatif sama dengan kekeruhan warna larutan standar Mac Farland

yaitu putih keruh, sedangkan konsentrasi antimikroba sengaja dibuat berbeda untuk melihat pengaruh konsentrasi antimikroba terhadap bakteri uji (Febrika, 2012).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fajar Dwi Setyawan membuktikan bahwa sambiloto tidak memiliki sifat antibakteri terhadap Staphylococcus aureus

(Setyawan, 2011). Sedangkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Astri Widiyani membuktikan bahwa sambiloto memiliki sifat sebagai antibakteri terhadap

Staphylococcus aureus(ebooksbrowse.com/uii, 2010). Dan pada penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada bulan juli membuktikan bahwa ekstrak sambiloto terbukti memiliki sifat antibakteri terhadap Staphylococcus aureus yang dibuktikan dengan terbentuknya zona hambat pada agar yang telah diisolasikan bakteri staphylococcus aureuspada konsentrasi 100%, 75% dan 50%.

(22)

ditemukannya zona bening pada agar yang telah diisolasi bakteri pada konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25%.

Tanin bekerja dengan mengadakan kompleks hidrofobik dengan protein,

menginaktivasi adhesin, enzim, dan protein transport dinding sel, sehingga

mengganggu pertumbuhan mikroorganisme (Hashem & El-Kiey, 2002). Tanin diduga sebagai senyawa antimikroba dikarenakan berefek spasmolitik. Efek spasmolitik dapat mengkerutkan dinding sel bakteri sehingga sel bakteri terganggu permeabilitasnya (Ajizah, 2004). Masduki (1996) menyatakan bahwa tanin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasikan protein, karena diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolat. Secara umum efek antibakteri tanin antara lain reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik bakteri. Menurut Okuda (2004) tanin berpotensi menjadi antibakteri, sedangkan penelitian Mulyadi (1996) membuktikan bahwa tanin mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri seperti

Escherichia colidanStaphylococcus aureus(Dalimunthe,2009).

Senyawa alkaloid yang terkandung dalam sambiloto diperkirakan mempengaruhi hambatan terhadap pertumbuhan bakteri.Alkaloid dapat mengganggu bakteri dengan cara mengganggu terbentuknya jembatan silang komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson, 2005).

(23)

Senyawa flavonoid diduga mekanisme kerjanya mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi (Pelczar dkk., 2007).

Perbedaan dari hasi-hasil penelitian mungkin disebabkan karena perbedaan dinding

sel bakteri Gram positif memiliki struktur dinding sel yang lebih sederhana

dibandingkan Gram negatif memiliki dinding sel bakteri yang sangat kompleks.

Dinding sel bakteri Gram positif yakni hanya terdiri dari peptidoglikan dan asam

teikhoat, sedangkan bakteri Gram negatif terdiri dari peptidoglikan dan membran luar

yang mengandung 3 kompenen penting diluar peptidoglikan, yakni lipoprotein,

lipolisakarida dan membran periplasma. Sehingga bakteri Gram positif lebih mudah

dihambat pertumbuhannya daripada Gram negatif oleh antimikroba (Lesage and

Bussey, 2006). Namun pada bakteri gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang

lebih tebal dibandingkan dengan bakteri gram negatif (Brooks, 2008). Dan pada

penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis didapatkan hasil dimana ekstrak

sambiloto pada Staphylococcus aureus (bakteri gram positif) aktifitas antimikroba

terlihat hanya pada konsentrasi 100%, 75% dan 50%. Sedangkan pada Escherichia

coli (bakteri gram negative) aktifitas antimikroba ekstrak sambiloto terlihat pada

konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25%.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sambiloto memiliki

aktifitas antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri Gram positif (Staphylococcus

aureus). Dan sambiloto memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri gram negatif

(24)
(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan metode difusiKirby bauer.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2012 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi fakultas Kedokteran Universitas lampung.

C. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Uji

Bahan penelitian adalah ekstrak sambiloto yang didapatkan dari laboratorium MIPA Kimia Organik Universitas Lampung.

2. Bakteri Uji

Bakteri uji yang dipergunakan adalah bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli) sebagai bakteri uji yang berasal dari Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung.

(26)

Media yang digunakan pada penelitian ini adalah Nutrient Agar, lempeng agar darah dan

MacConkay. Bakteri gram positif akan tumbuh pada media perbenihan lempeng agar darah dan bakteri gram negatif akan tumbuh pada perbenihan agarMacConkay(Steven dkk.,2004).

4. Alat-alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : pipet hisap, mikropipet, tabung reaksi, beaker glass, cawan petri, inkubator, autoklaf, rak, ose, neraca ukur,stir plate, tabung

Erlenmeyer danhot plate.

D. Prosedur Penelitian 1. Ekstrak sambiloto

Ekstrak sambiloto sebanyak 50gram didapatkan dari sambiloto kering dengan berat 2kg, yang dibuat ekstrak dengan tekhnik maserasi. Ekstrak sambiloto didapatkan dari Laboratorium Kimia Organik Universitas Lampung.

2. Sterilisasi Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kertas, selanjutnya di autoklaf pada suhu 1210C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Setelah itu dimasukan oven suhu 1000C selama 1 jam untuk mengeringkan alat (Dewi,2010).

3. Pembuatan MHA (Muller Hinton Agar)

(27)

4. Aktivitas antimikroba

Adapun urutan pengujian efek antimikroba adalah sebagai berikut. a) Pembuatan sumuran

Pembuatan sumuran dilakukan dengan meletakkan pipet steril pada cawan petri steril dengan menggunakan pinset sebelum bakteri dan agar dimasukkan. Setelah agar dan bakteri di masukan ditunggu sampai memadat. Setelah agar memadat angkat pipet yang telah kita taruh pada masing-masing label pada cawan (Dewi,2010).

b) Persiapan suspensi bakteri

Biakan bakteri diambil sebanyak 1-2 ose dan disuspensikan kedalam larutan NaCL 0,9% sampai diperoleh kekeruhan yang sesuai dengan standar 0,5 Mac Farland

atau sebanding dengan jumlah bakteri 108 (CFU)/mL. Suspensi bakteri diteteskan sebanyak 50µl kemudian diratakan lalu dimasukan agar yang sudah kita buat (Yulina,2011).

c) Pengisian sumuran dengan ekstrak sambiloto

Sumuran yang telah kita buat setelah agar mengeras kita isi sumuran-sumuran yang sudah terbentuk dari pipet tadi dengan ekstrak sambiloto sesuai dengan konsentrasi yang telah kita tentukan dengan menggunakanmicro pipetsebanyak 100µl. Setelah itu, media dimasukkan kedalam inkubator pada suhu 370C dan diamati setelah 24 jam kemudian diukur zona hambat dengan kaliper geser atau penggaris (Dewi,2011)

(28)

Ekstrak sambiloto dengan lima tahap pemberian konsentrasi, yaitu konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25% dan 0%.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat untuk penelitian ini adalah diameter zona hambat ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli).

F. Definisi Operasional

Tabel 1.Definisi operasional penelitian

Variabel Definisi Skala

Konsentrasi ekstrak sambiloto

Pemberian ekstrak sambiloto yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Kelompok I: ekstrak sambiloto dengan konsentrasi 100%

Kelompok II: ekstrak sambiloto dengan konsentrasi 75%

Kelompok III: ekstrak sambiloto

(29)

G. Analisis Data

Analisis data yang didapatkan dari penelitian ini dilakukan secara deskriptif laboratorik. Deskriptif yang dimaksud adalah dengan menerangkan dan memaparkan hasil dari penelitian yang didapat.

dengan konsentrasi 50%

Kelompok IV: ekstrak sambiloto konsentrasi 25%

Kelompok V: ekstrak sambiloto dengan konsentrasi 0%

Zona hambat yang terbentuk

Diameter zona hambat pada pertumbuhan bakteri uji (mm)

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sambiloto (Andrographis paniculata nees)

1. Deskripsi Tanaman

Penggunaan obat tradisional merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang kita dari generasi satu ke generasi berikutnya. Herba sambiloto merupakan salah satu bahan obat tradisional yang paling banyak dipakai di Indonesia dan telah terkenal sejak abad 18. Sambiloto banyak dijumpai hampir diseluruh kepulauan nusantara. Secara taksonomi sambiloto diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermathophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dycotyledoneae

Subkelas : Gamapetalae

Ordo : Personales

Famili : Acanthaceae

Subfamili : Achantoidae

(31)

Gambar 3.Sambiloto (www.iptek.net.id)

Sambiloto dikenal dengan beberapa nama daerah dan Negara, seperti: ki oray atau ki peurat (Jawa Barat), Bidara, takilo, sambiloto (Jawa Tengah dan Jawa Timur), atau pepaitan(Sumatera). Sementara dalam bahasa asing, sambiloto biasa dikenal dengan sebutan bermacam-macam seperti: Quasabhuva (Arab), The Creat (Inggris), Naine-havandi (Persia), Kariyatu (Gujarat), Kirayat (india) Nilavembu (Tamil) dan Nelarebu (Canada) (Dalimunthe, 2009).

Sambiloto tumbuh liar di tempat-tempat terbuka seperti kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab atau pekarangan. Tumbuhan di daratan rendah sampai ketinggian 700 meter (Yuliatin,2012).

B. Staphylococcus Aureus

(32)

Kingdom : Bacteriae

Spesies : Staphylococcus aureus(Syayurachman, 2008)

Stafilokokus merupakan anggota family Micrococcaceae. Staphylococcus aureus

merupakan spesies paling invasif dan berbeda dari spesies lainnya karena memiliki enzim koagulase. Bakteri ini ditemukan pada 40% orang sehat di hidung, kulit, ketiak dan perineum (Gillespie, 2007).

Stafilokokus berasal dari katastaphyle yang berarti kelompok buah anggur dan kokus yang berarti benih bulat. Bekteri ini sering ditemukan sebagai bakteri flora normal pada kulit dan selaput lender pada manusia. Dapat menjadi penyebab infeksi baik pada manusia maupun pada hewan. Beberapa jenis bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan (Syarurachman, 2008).

(33)

toksin. Staphylococcus cepat menjadi resisten terhadap zat antibakteri sehingga menimbulkan masalah pengobatan yang sukit (Brooks, 2008).

2. Morfologi

Morfologi staphylococcus adalah bakteri gram positif yang tidak membentuk spora, tidak motil dan hidup berkelompok yang biasanya menyerupai buah anggur. Bakteri

Staphylococcus aureus merupakan bakteri flora normal pada kulit dan selaput lender manusia (Gillespie, 2007). Kokus yang muda memberikan pewarnaan gram positif yang kuat akibat penuaan, banyak sel mejadi gram negatif. Stafilokokous tidak motil dan tidak membentuk spora. Bila dipengaruhi obat-obatan seperti penisilin, stafilokokus menjadi lisis (Brooks, 2008).

Gambar 4. Staphylococcus aureus dalam pewarnaan gram (http://textbookofbacteriology.net/staph.html)

3. Biakan

(34)

37̊C. Pada umumnya Staphylococcus dapat tumbuh pada medium Nutrient Agar Plate

dan Blood Agar Plate. Nutrient Agar Plate digunakan untuk mengetahui pembentukan pigment berwarna kuning emas. Koloni yang tumbuh berbentuk bulat, diameter 1-2mm, konveks dengan tepi rata, permukaan mengkilat dan konsistensi lunak. Pada perbiakan denganplat agar, koloni akan tampak lebih besar dan pada galur yang ganas biasanya memberikan zona hemolisa yang jernih disekitar koloni yang mirip Streptococcus β hemolyticus (Tim Mikrobiologi FK Unibraw, 2003).

4. Patogenesis

Staphylococcus aureus memproduksi koagulase yang mengkatalisis perubahan fibrinogen menjadi fibrin dan dapat membantu bakteri ini membentuk barisan perlindungan. Bakteri ini memiliki reseptor terhadap permukaan sel pejamu dan protein matriks (misalnya kolagen) yang membantu bakteri ini untuk melekat. Bakteri ini memproduksi enzim litik ekstraseluller (misalnya lipase), yang memecah jaringan pejamu dan membantu invasi. Beberapa strainnya memproduksi eksotoksin protein yang menyebabkan diare (Gillespie, 2007).

C. Escherichia Coli 1. Klasifikasi

Escherichia coli pertama kali diisolasi pada tahun 1885 dari feses anak-anak oleh seorang bacteriologist dari Jerman yaitu Theodor Escherich. Pada tahun1935,

(35)

Kingdom : Bacteriae

Filum : Proteobacteri

Kelas : Gamma proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies :Escherichia coli(Hardjoeno, 2007) 2. Morfologi

Escherichia coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang. E coli ini bersifat fakultatif anaerob yang merupakan anggota dari family Enterobacteriaceae. Bakteri ini biasa ditemukan dengan konsentrasi yang cukup tinggi (108) di feses manusia (Johnson, 2002).

Gambar 5. Escherichia coli dalam pewarnaan Gram (Neal R. Chamberlain, 2004)

Bakteri Escherichia coli bersifat motil. Bakteri ini dapat bersifat aerobik maupun anaerobik fakultatif. Escherichia coli merupakan bakteri komensal di usus besar (Pelczar, 2007).

(36)

BakteriEscherichia coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di seluruh dunia. Escherichia coliini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat–sifat virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda, antara lain : a. Enteropatogenic Escherichia coli(EPEC)

Penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. EPEC melekat pada sel mukosa usus halus. Faktor yang diperantarai oleh kromosom menimbulkan perlekatan yang kuat. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair yang biasanya sembuh sendiri tetapi dapat juga kronik. Lamanya diare EPEC dapat diperpendek dengan pemberian antibiotik (Hidayat,2010).

b. Enterotoksigenic Escherichia coli(ETEC)

Penyebab yang sering dari “diare wisatawan” dan sangat penting menyebabkan diare

pada bayi di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk menimbulkan perlekatan ETEC pada sel epitel usus halus manusia. Beberapa strain ETEC menghasilkan eksotoksin yang tidak tahan panas atau limfotoksin (LT) yang berada dibawah kendali genetik plasmid. Subunit B menempel pada gangliosida GM1 di brush border sel apitel usus halus sehingga memfasilitasi masuknya subunit A ke dalam sel yang kemudian mengaktivasi adenil siklase. Hal ini meningkatkan konsentrasi lokal siklik adenosin monofosfat (cAMP) secara bermakna, yang mengakibatkan hipersekresi air dan klorida yang banyak dan lama serta menghambat absorbsi natrium. Lumen usus terenggang oleh air, terjadi hipermotilitas dan diare yang berlangsung selama beberapa hari (Brooks, 2008).

(37)

ST juga menghasilkan LT. Strain yang memproduksi kedua toksin tersebut menyebabkan diare yang lebih berat (Muhammad,2005).

c. Enterohemoragic Escherichia coli(EHEC)

Menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksinnya pada sel Vero, suatu sel hijau dari monyet hijau Afrika. Terdapat sedikitnya dua bentuk antigenik dari toksin. EHEC berhubungan dengan holitis hemoragik, bentuk diare yang berat dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat gagal ginjal akut, anemia hemolitik mikroangiopatik dan trombositopenia. Banyak kasus EHEC dapat dicegah dengan memasak daging sampai matang (Anonim,2012).

d. Enteroinvasif Escherichia coli(EIEC)

Menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan shigellosis. Penyakit terjadi sangat mirip dengan shigellosis. Penyakit sering terjadi pada anak – anak di negara berkembang dan para wisatawan yang menuju ke negara tersebut. EIEC melakukan fermentasi laktosa dengan lambat dan tidak bergerak. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus (Todar,2008).

e. Enteroagregatif Escherichia coli(EAEC)

(38)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan pesat dan banyak dijadikan alternatif oleh sebagian masyarakat. Efek samping obat tradisional relatif kecil dengan harga terjangkau. Efek farmakologiknya dapat dipercepat dan diperkuat dengan cara purifikasi ekstrak serta adanya data ilmiah yang lengkap, hal ini merupakan keunggulan obat tradisional (Pramono, 2002). Menurut data hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Banlitbangda) kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2009 menyebutkan jenis tanaman tradisional yang banyak digunakan sebagai obat adalah sambiloto, daun dewa, aren, temulawak, kunyit, jahe dan serai (Puslitbang, 2009).

(39)

Penyakit infeksi merupakan masalah paling banyak dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Kasus infeksi disebabkan oleh bakteri patogen, yang masuk ke dalam jaringan tubuh, berkembang biak didalam jaringan dan biasanya menimbulkan penyakit (Waluyo, 2004). Bakteri gram negatif yang paling banyak menyebabkan infeksi terutama infeksi saluran kemih adalah bakteriEscherichia coli (Samirah, 2002). Pada bakteri gram positif terbanyak yang menyebabkan infeksi adalah Staphylococcus aureusdanstreptococcus sp.

Beberapa penyakit infeksi dapat ditanggulangi dengan penggunaan antibiotik yang rasional. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menimbulkan dampak negatif, seperti terjadinya kekebalan kuman terhadap beberapa antibiotik dan meningkatnya efek samping obat. Sedangkan yang terjadi saat ini penggunaan antibiotik sering kali tidak rasional hal ini mengakibatkan resistensi pada beberapa bakteri. Pemberian antibiotik dikatakan tepat bila efek terapi mencapai maksimal sementara efek toksik yang berhubungan dengan obat menjadi minimal, serta perkembangan antibiotik resisten seminimal mungkin (WHO, 2001).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fajar Dwi Setyawan, Sri Murwani dkk., Astri Widiyani dan Nur Ichsan membuktikan bahwa Andrographis paniculata nees efektif sebagai antibakteri. Beranjak dari penelitian tersebutlah dilakukan

penelitian mengenai uji efektivitas Andrographis paniculata nees terhadap

Staphylococcus aureusdanEscherichia coli.

(40)

Tanaman sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) terbukti efektif sebagai antibakteri (Ichsan, 2006). Infeksi merupakan masalah yang paling sering banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari (Brooks, 2008). Staphylococcus Aureus adalah bakteri gram positif yang sering kali menjadi penyebab infeksi, sedangkan

Escherichia Colimerupakan bakteri gram negatif yang sering menyebabkan infeksi.

Oleh karena itu, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah ekstrak sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) memiliki aktifitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri gram positif (staphylococcus Aureus) dan

bakteri gram negatif (Escherichia Coli)?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) terhadap bakteri gram positif (Staphylococcus Aureus) dan bakteri gram negatif (Escherichia Coli).

2. Tujuan khusus

(41)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, menambah ilmu pengetahuan terutama pengetahuan mengenai pengobatan alamiah sambiloto.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai acuan atau bahan pustaka untuk penelitian serupa. 3. Bagi masyarakat, memberikan dasar ilmiah mengenai penggunaan sambiloto sebagai

anti bakteri.

4. Bagi instansi terkait, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan untuk pengobatan infeksi.

5. Bagi pemerintah, dapat menjadi perhatian dalam rangka mengembangkan ilmu pengobatan serta upaya preventif di bidang kesehatan terutama masalah penyakit yang berhubungan dengan infeksi.

E. Kerangka Pemikiran 1. Kerangka teori

(42)

secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinsosn, 2005). Dan saponin bekerja dengan merusak membran sitoplasma bakteri (etd.eprints.ums.ac.id, 2008).

Kandungan yang ada pada sambiloto yang digunakan sebagai antibakteri terhadapa

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dinyatakan dalam diagram kerangka teori pada gambar 1 berikut.

Menghambat pertumbuhanStaphylococcus aureusdanEscherichia coli

(43)

Gambar 2. Kerangka konsep.

F. Hipotesis

Terdapat aktifitas antibakteri pada ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata nees)

terhadap bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri gram negatif (Escherichia coli).

(44)

UJI EFEKTIVITASANDROGRAPHIS PANICULATA NEES

Sambiloto (Andrographis paniculata nees) mempunyai banyak khasiat diantaranya sebagai hepatoprotektor, demam, antibakteri dan berbagai penyakit lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri pada sambiloto terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum ekstrak sambiloto yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Ekstrak sambiloto didapatkan dari laboratorium kimia organik Universitas Lampung dengan menggunakan tekhnik maserasi. Aktivitas antibakteri ekstrak sambiloto dilakukan dengan menggunakan uji difusiKirby bauersecara sumuran.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak sambiloto memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli . Dengan kadar hambat minimum rata-rata 50% dengan diameter 9,33mm pada Staphylococcus aureusdan 25% dengan diameter 10mm padaEscherichia coli

(45)

THE EFFECTIVENESS TEST OFANDROGRAPHIS PANICULATA NEES (SAMBILOTO) FORSTAPHYLOCOCCUS AUREUSAND

ESCHERICHIA COLI

By

Indah Dwi Pratiwi

ABSTRACT

Sambiloto (Andrographis paniculata nees) has many benefits such as hepatoprotector, fever, bacterial and other diseases. This research aims to investigate the antibacterial activity sambiloto against Staphylococcus aureusand

Escherichia coli and to determine the minimum inhibitory concentration of sambiloto extract capable of inhibiting the growth of bacteria.

This study was conduct on July 2012 at Microbiological Laboratory of Medical Faculty Lampung University. Sambiloto Extract obtained from the laboratory Kimia Organic of Lampung University, using maceration techniques. Antibacterial activity of extracts of Sambiloto performed using Kirby bauer

diffusion test pitting.

From the results of the research showed that the extract of Sambiloto has antibacterial activity against Staphylococcus aureusandEscherichia coli with the average minimum inhibitory levels is 50% and the diameter on Staphylococcus aureusis 9,33mm and 25% with 10mm diameter onEscherichia coli.

Gambar

Tabel 2. Hasil diameter zona hambat ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan
Tabel 3. Hasil diameter zona hambat ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan
Tabel 1. Definisi operasional penelitian
Gambar 3. Sambiloto (www.iptek.net.id)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Proses kerja dari sistem combined cycle adalah dengan dimanfaatkannya gas buang turbin gas yang masih bersuhu tinggi untuk memanaskan air umpan (feed water) pada HRSG

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B3, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

[r]

SOAL 5-21 ( STANDAR BERNILAI- TAMBAH DAN STANDAR KAIZEN, BIAYA TAK BERNILAI – TAMBAH, VARIENSI VOLUM, KAPASITAS YANG TIDAK DIGUNAKAN ).

Selain itu juga untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan metode penelitian komparatif yaitu untuk melihat perbedaan self-esteem dan tingkat stres antara

Kegiatan : Pekerjaan Konstruksi Pembangunan 1 Ruang Kelas Belajar (RKB) MTs Negeri KaranganyarLampiran : Berita Acara Pembukaan Penawaran Pekerjaan : Pembangunan 1 Ruang Kelas

The findings of the study show that the rhetorical or the generic structures of the RAs in Islamic related journals published in Indonesia is not in line with the general generic

Orang tua akan marah jika anak melakukan sesuatu tidak sesuai dengan yang diinginkannya, hal ini juga dapat dilihat pada pertanyaan yang diberikan kepada orang