• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengenal Museum Konperensi Asia Afrika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mengenal Museum Konperensi Asia Afrika"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Museum Konperensi Asia Afrika merupakan salah satu bangunan yang memiliki arti penting bagi

sejarah Kota Bandung karena memiliki nilai estetis dan menunjukan kejayaan kota pada masa lampau,

berdiri pada tahun 1985 sebagai tempat perkumpulan orang-orang Eropa yang bernama Gedung

Societeit Concordia. Menjelang Konperensi Asia Afrika tahun 1955, gedung itu mengalami perbaikan

dan diubah namanya oleh Presiden Republik Indonesia, Soekarno, menjadi Gedung Merdeka.

Museum Konperensi Asia Afrika selalu mengadakan

event

sebagai metode pembelajaran, misalnya

menonton film dokumenter, klab bahasa perancis dan inggris, tadarusan buku, pameran-pameran dan

masih banyak lagi acara yang telah diselenggarakan disana. Museum Konperensi Asia Afrika cukup

diminati untuk dikunjungi, hal ini dibuktikan dengan data pengunjung pada tahun 2010 yaitu mencapai

168354 pengunjung.

Namun kondisi saat ini, terdapat penurunan pengunjung pada tahun 2011 selain hal itu kurang dari

30% pelajar SMP dan SMA di sekitar wilayah Bandung yang mengunjungi Museum Konperensi Asia

Afrika dan sisanya berasal dari luar kota. Kondisi ini diperburuk dengan banyak yang tidak mengetahui

jika masuk ke dalam Museum Konperensi Asia Afrika tidak dipungut biaya sama sekali, akibatnya adalah

pengunjung yang belum pernah ke museum beranggapan bahwa museum kurang terawat, tidak

modern dan membosankan. pemahaman tersebut dikarenakan kurangnya informasi mengenai kondisi

dan keberadaan di Museum Konperensi Asia Afrika. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei terhadap 100

pelajar SMP dan SMA di Bandung. Kondisi ideal dari Museum Konperensi Asia Afrika adalah museum

tersebut harus ramai dikunjungi terutama oleh pengunjung di wilayah Bandung, serta bisa menarik

perhatian agar mau mengenal sejarah dan memiliki rasa bangga terhadap sejarah konperensi Asia

Afrika sebagai metode pembelajaran terutama di kalangan pelajar SMP dan SMA yang terkait mata

pelajaran sejarah.

(5)

26061

22027

20000

21000

22000

23000

24000

25000

26000

27000

2010

2011

(6)

30%

70%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

PENGUNJUNG WILAYAH

BANDUNG

PENGUNJUNG DILUAR BANDUNG

(7)

Fokus masalah ini adalah masih dirasakan

kurangnya upaya untuk menginformasikan

Museum Konperensi Asia Afrika kepada

masyarakat khususnya untuk pelajar SMP

dan SMA di wilayah Bandung, sehingga

pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung

yang justru hanya sedikit yang berkunjung

(8)

Menginformasikan Museum Konperensi Asia

Afrika, supaya masyarakat lebih mengenal

museum tersebut.

Mengarahkan

target

audience

untuk

mengunjungi Museum Konperensi Asia

Afrika.

Meningkatkan

pengunjung

Museum

(9)
(10)

Perancangan

adalah

suatu

kegiatan

mengatur atau menata sesuatu berdasarkan

konsep.

(11)

Promosi

adalah

suatu

usaha

dalam

menginformasikan dan mempengaruhi konsumen

sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau

pertukaran produk barang atau jasa yang

dipasarkannya. Philip Kotler (2002) menjelaskan

"

Promotion encompasses all the tools in the

(12)

Awareness

: menumbuhkan kesadaran keberadaan sebuah produk dan

layanan baru

Knowledge:

memberikan informasi yang dibutuhkan atas penggunaan

sebuah produk dan layanan

Likeability:

menumbuhkan kesukaan terhadap penampilan pesan

Motivation:

mengajak konsumen untuk melakukan apa yang

diinginkan oleh iklan atau produk dan layanan yang disampaikan

Believing:

menumbuhkan kepercayaan terhadap kelebihan produk dan

layanan yang di sampaikan

Image:

memperkuat kredibilitas perusahaan atau produk dan layanan

jasa

Remembering:

mengingatkan kembali tentang keberadaan produk

(13)

Gedung Merdeka atau Museum Konperensi Asia Afrika

adalah tempat bersejarah berlangsungnya Konperensi Asia

Afrika yang dihadiri oleh 29 Negara yang mempromosikan

perdamaian dunia dan kerja sama Internasional.

(14)

Sebagian masyarakat belum mengenal Museum Konperensi Asia

Afrika dikarenakan usaha mempromosikannya masih dianggap

kurang.

61% 34% 8% 87% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Belum Cukup Promosi Cukup Melakukan Promosi Mengetahui Event di MKAA Tidak Mengetahui Event yang digelar
(15)

Strength

(Kekuatan):

Mempunyai sejarah yang dikenal oleh dunia

Memiliki fasilitas yang modern

Kondisi museum terawat dengan baik

Gratis untuk biaya masuk

Weakness

(Kelemahan):

Kurangnya komunikasi mengenai informasi Museum Konperensi Asia Afrika kepada

masyarakat

Penyebaran media informasi kurang merata, sehingga banyak yang tidak tahu

mengenai keberadaan Museum Konperensi Asia Afrika

Opportunities

(Peluang):

Meningkatkan jumlah pengunjung Museum Konperensi Asia Afrika

Menjadikan Museum Konperensi Asia Afrika objek wisata yang menarik

Lebih banyak dikenal oleh masyarakat terutama pelajar di Bandung

Threat

(Ancaman):

Sebagian masyarakat belum mengenal Museum Konperensi Asia Afrika sehingga

dinilai kurang terawat, tidak modern dan membosankan

(16)

Demografis (jenis / tipe orang)

Jenis kelamin

: laki-laki dan perempuan

Pekerjaan

: pelajar SMP dan SMA dan tertuju untuk para

sahabat MKAA yang terdiri dari Mahasiswa

Usia

: 12-25 tahun

Kelas sosial

: Menengah ke atas

Geografis (berdasarkan lokasi)

Daerah sekitar Bandung

Psikografis (karakter / sifat)

Tertarik untuk mengetahui sejarah Konperensi Asia Afrika, suka

travelling

, menyukai fotografi.

Behavioral (prilaku

)

(17)

Memberikan pengetahuan mengenai sejarah Museum

beserta peristiwa mengenai KAA

Menjadi referensi untuk menghargai perdamaian, agar

membentuk pribadi yang lebih baik. Sebagai contohnya,

tidak tawuran ataupun terlibat dalam gank motor yang

mempunyai efek buruk dan merugikan banyak pihak

Memiliki komunitas Sahabat Museum Konperensi Asia

Afrika yang memiliki keuntungan untuk kursus bahasa

inggris, bahasa perancis gratis, pelatihan menjadi

pemandu wisata dan akan dilibatkan secara langsung

dalam

event

yang di selenggarakan. Terdapat klab film,

(18)
(19)

Strategi perancangannya adalah membuat

media promosi untuk Museum Konperensi

Asia Afrika yaitu melalui

event

yang

(20)

John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara (2009)

menjelaskan

tujuan komunikasi secara umum adalah untuk

mencapai sejumlah perubahan yaitu perubahan pengetahuan

(

knowledge change

), perubahan perilaku (

behaviour change

),

perubahan sikap (

attitude change

),perubahan masyarakat (

social

change

)”

(21)
(22)

Buku

Diberikan setelah mendaftarkan lomba, buku bisa didapat di gerai cinderamata MKAA dan

koperasi sekolah SMP dan SMA

Goody bag

Sebagai tempat buku dan souvenir. Diberikan bersama buku setelah mendaftarkan lomba

Frame

Sebagai gimmick untuk peserta lomba, diberikan bersama buku dan dikemas dalam goody bag

Pin

Diberikan sebagai tanda peserta lomba setelah mendaftar

Stiker

Disebar sebagai media pengingat dan persuasif

Poster

X banner

Di letakan di depan gerai cinderamata MKAA

Poster

Poster ditempel di mading atau papan informasi sekolah SMP dan SMA di wilayah Bandung

Flyer

(23)
(24)
(25)
(26)

Buku

(27)

Goody Bag

Specifikasi ukuran 25 cm x 30 cm

(28)

Frame

(29)

Pin

(30)
(31)

X-Banner

(32)

Poster

(33)

Flyer

(34)
(35)

Laporan Pengan

MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

DK 26313/Tugas Akhir Semester I

Oleh:

Tri Hayu Purnami

NIM:

521080

Program Studi Desain

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

20

Laporan Pengan

MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

DK 26313/Tugas Akhir Semester I

Oleh:

Tri Hayu Purnami

NIM:

52108048 Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2012

Laporan Pengantar Tugas Akhir

MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

DK 26313/Tugas Akhir Semester I2011/2012

Tri Hayu Purnami

Program Studi Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

Tugas Akhir

MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

DK 26313/Tugas Akhir 12

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Tugas Akhir

MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(36)
(37)

ABSTRAK

Museum Konperensi Asia Afrika adalah tempat media pembelajaran

memperkenalkan sejarah peristiwa Konperensi Asia Afrika secara langsung

kepada masyarakat. Memiliki fasilitas modern dan memiliki komunitas yang

disebut dengan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Komunitas

tersebut memiliki sejumlah program publik yang positif.

Namun, kurang dari 30% pelajar SMP dan SMA di sekitar wilayah

Bandung yang mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika, sisanya 70%

berasal dari luar kota. Kondisi ini diperburuk dengan banyak yang tidak

mengetahui jika tiket masuknya gratis, akibatnya pengunjung beranggapan

bahwa museum kurang terawat, tidak modern dan membosankan.

Pemahaman tersebut dikarenakan kurangnya promosi mengenai kondisi dan

keberadaan di Museum Konperensi Asia Afrika serta dari segi perancangan

promosi untuk pelajar SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik

perhatian mereka.

Oleh karena itu, maka perlu dilakukan upaya untuk mempromosikan

Museum Konperensi Asia Afrika kepada pelajar SMP dan SMA di wilayah

Bandung dengan membuat media promosi untuk

event “

Museum

Konperensi Asia Afrika Photo Contest 2012 ” dengan perancangan yang

menarik perhatian mereka yaitu baik dari gaya visualisasi dan pemilihan

warna yang sesuai dengan anak remaja, agar persepsi tentang museum,

khususnya penilaian terhadap Museum Konperensi Asia Afrika menjadi lebih

(38)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang

telah memberikan karunia dan hidayah-Nya, segala kemudahan dan

kesehatan yang telah dilimpahkan oleh-Nya. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir dengan judul Mengenal

Museum Konperensi Asia Afrika dengan baik.

Dalam pembuatan laporan ini, penulis juga tidak terlepas dari berbagai

kendala dan hambatan yang dihadapi. Namun penulis akhirnya dapat

menyelesaikan laporan ini. Ini semua dapat dilakukan berkat bantuan,

bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari bahwa

Laporan ini masih banyak kekurangannya baik dari segi materi serta visual

yang ditampilkan, oleh sebab itu penulis mengharapkan koreksi, masukan,

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan

selanjutnya dan kesempurnaan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang memerlukannya, khususnya bagi penulis.

Bandung, 10 Januari 2012

(39)

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I

PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Fokus masalah ... 4

1.4. Tujuan Perancangan ... 5

BAB II

PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA ... 6 2.1. Definisi Perancangan ... 6

2.2. Definisi Promosi ... 6

2.3. Tujuan Promosi ... 7

2.4. Museum Konperensi Asia Afrika ... 7

2.4.1. Sejarah Museum Konperensi Asia Afrika ... 8

2.4.2. Ruang Pameran Tetap Museum Konperensi Asia Afrika 12

(40)

iv

2.4.4. Ruang Pameran Temporer ... 16

2.4.5. Ruang Perpustakaan ... 16

2.4.6. Ruang Audio Visual ... 17

2.5. Analisa Masalah ... 18

2.6. Analisa SWOT ... 19

2.7. Target Audience ... 20

2.8. Manfaat Berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika ... 21

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 22 3.1. Strategi Perancangan ... 22

3.2. Strategi Komunikasi ... 22

3.2.1. Pendekatan Verbal ... 23

3.2.2. Pendekatan Visual ... 24

3.3. Strategi Kreatif ... 24

3.4. Strategi Media ... 25

3.5. Strategi Distribusi ... 27

3.6. Konsep Visual ... 28

3.6.1. Logo Promo ... 28

3.6.2. Tipografi ... 29

3.6.3. Ilustrasi ... 31

(41)

v

BAB IV

TEKNIS PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA ... ... 35

4.1. Media Utama ... 35

4.1.1 Buku ... 35

4.2. Media Pendukung ... 36

4.2.1. Goody Bag ... 37

4.2.2. Frame ... 37

4.2.3. Pin ... 38

4.2.4. Stiker ... 39

4.2.5. Poster ... 39

4.2.6. Flyer ... 40

4.2.7. X-Banner ... 41

4.2.8. Blog ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... ... 43

(42)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Gedung Societeit Concordia, 1895 ... 8

Gambar II.2. Gedung Societeit Concordia, 1921 ... 9

Gambar II.3. Gedung Societeit Concordia, 1949 ... 10

Gambar II.4. Gedung Merdeka, 1955 ... 11

Gambar II.5. Peresmian MKAA oleh Presiden Soeharto, 1980 ... 11

Gambar II.6. Denah Ruang Pameran Tetap Museum KAA ... 12

Gambar II.7. Ruang Diorama ... 13

Gambar II.8. Kamera, Mesin Tik, Mesin Teleks yang digunakan saat KAA

berlangsung ... 13

Gambar II.9. Kursi Rotan yang digunakan Saat KAA ... 14

Gambar II.10. Koleksi Perangko ... 14

Gambar II.11. Koleksi Surat ... 14

Gambar II.12. Koleksi Foto ... 15

Gambar II.13. Ruang Pameran Temporer digunakan untuk event yang

diselengggarakan ... 16

Gambar II.14. Ruang Perpustakaan ... 17

Gambar II.15. Ruang Audio Visual ... 17

Gambar II.16. Grafik Analisa Masalah ... 18

Gambar III.1. Logo ... 28

Gambar III.2. Aplikasi Huruf Tahoma ... 29

Gambar III.3. Aplikasi Huruf Target Practice ... 30

(43)

vii

Gambar III.5. Aplikasi Huruf Tafelschrift ... 31

Gambar III.6. Digitalisasi Sketsa Logo ... 31

Gambar III.7. Digitalisasi Sketsa Goody Bag ... 32

Gambar III.8. Ilustrasi Background... 33

Gambar III.9. Warna Umum Pada Visual ... 34

Gambar IV.1. Buku ... 35

Gambar IV.2. Layout Buku ... 36

Gambar IV.3. Goody Bag ... 37

Gambar IV.4. Frame ... 38

Gambar IV.5. Aplikasi Frame ... 38

Gambar IV.6. Pin ... 39

Gambar IV.7. Stiker ... 39

Gambar IV.8. Poster ... 40

Gambar IV.9. Flyer ... 41

Gambar IV.10. X-Banner ... 41

(44)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1. Strategi Media...25

(45)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah adalah suatu hal yang sangat penting untuk diabadikan,

dipelajari, dan dilestarikan yang bertujuan untuk menghargai kekayaan

budaya bangsa. Sejarah berfungsi memberikan media pembelajaran untuk

dijadikan pedoman hidup ataupun sebagai motivasi dan sejarah sebagai

referensinya. Salah satu lembaga tempat penyimpanan sejarah adalah

museum. Museum berfungsi sebagai suatu tempat media pembelajaran

memperkenalkan sejarah secara langsung kapada masyarakat.

Menurut sumber dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia,

Konperensi Asia Afrika diselenggarakan pada tanggal 18 sampai dengan 24

April 1955 untuk mempromosikan perdamaian dunia, jiwa dan semangat

Konperensi Asia Afrika menjadi salah satu faktor penting menentukan

jalannya sejarah dunia. Dalam rangka membina dan melestarikan hal

tersebut, Konperensi Asia Afrika beserta peristiwa, masalah, dan pengaruh

yang mengitarinya diabadikan dalam sebuah museum di tempat konperensi

itu berlangsung, letak museumnya di Gedung Merdeka Jalan Asia Afrika No.

65 Bandung.

Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan oleh Presiden RI Soeharto

pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konperensi

(46)

2

peringatan 50 tahun Konperensi Asia Afrika, penataan Museum Konperensi

Asia Afrika direnovasi dengan fasilitas-fasilitas yang modern. Dalam ruang

pameran tetap terdapat multimedia yang menampilkan sejarah Konperensi

Asia Afrika, dan memiliki koleksi tiga dimensi, foto, serta tata ruang yang

ditata dengan konsep modern. Selain itu terdapat fasilitas ruang audio visual

untuk menayangkan film dokumenter mengenai kondisi Konperensi Asia

Afrika, dan fasilitas dalam perpustakaan diantaranya adalah Braille corner,

zona wifi, bookshop café, digital library, dan visual library.

Museum Konperensi Asia Afrika juga memiliki komunitas yang disebut

dengan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Lembaga ini dibentuk

untuk memfasilitasi program-program komunitas dalam mewujudkan

solidaritas masyarakat Asia Afrika. Komunitas tersebut memiliki sejumlah

program publik diantaranya adalah Klab Bahasa yang mengajarkan Bahasa

Inggris dan Perancis gratis, Klab Film yang bekerjasama dengan layarkita

yang membahas dan memutarkan film-film dokumenter, Klab Buku, Klab

Nulis, dan Korps Relawan yang selalu mengadakan pelatihan dan

pemanduan untuk menjadi tour guide.

Namun dari segala fasilitas yang ditawarkan di Museum Konperensi

Asia Afrika, kondisi saat ini kurang dari 30% pelajar SMP dan SMA di sekitar

wilayah Bandung yang mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika dan

sisanya yaitu 70% berasal dari luar kota. Kondisi ini diperburuk dengan

banyak yang tidak mengetahui jika masuk ke dalam Museum Konperensi

Asia Afrika tidak dipungut biaya sama sekali, akibatnya adalah pengunjung

(47)

3

terawat, tidak modern dan membosankan. pemahaman tersebut dikarenakan

kurangnya promosi mengenai kondisi dan keberadaan di Museum

Konperensi Asia Afrika serta dari segi perancangan promosi untuk pelajar

SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian mereka. Hal ini

dibuktikan dengan hasil survei terhadap 100 pelajar SMP dan SMA di

Bandung.

Kondisi ideal dari Museum Konperensi Asia Afrika adalah museum

tersebut dijadikan sebagai media pembelajaran dan pengetahuan oleh

pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung, agar mereka mengenal sejarah

dan memiliki rasa bangga terhadap sejarah konperensi Asia Afrika sebagai

metode pembelajaran terutama di kalangan pelajar SMP dan SMA yang

terkait mata pelajaran sejarah. Selain itu juga diharapkan Sejarah

Konperensi Asia Afrika dapat menjadi referensi serta motivasi untuk

menghargai perdamaian dan tidak terlibat dalam tawuran ataupun pertikaian

lainnya.

Mencermati permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan upaya

untuk mempromosikan Museum Konperensi Asia Afrika kepada pelajar SMP

dan SMA di wilayah Bandung dengan perancangan yang menarik perhatian

mereka yaitu baik dari gaya visualisasi dan pemilihan warna yang sesuai

dengan anak remaja, agar persepsi tentang museum, khususnya penilaian

(48)

4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka telah teridentifikasi

masalah sebagai berikut :

Sebagian pelajar SMP dan SMA belum mengenal Museum

Konperensi Asia Afrika sehingga dinilai kurang terawat, tidak modern

dan membosankan

Kurangnya promosi mengenai kondisi dan keberadaan di Museum

Konperensi Asia Afrika serta dari segi perancangan promosi untuk

pelajar SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian

mereka

Pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung yang justru hanya sedikit

yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika

1.3 Fokus Permasalahan

Fokus masalah ini adalah masih dirasakan kurangnya upaya untuk

mempromosikan Museum Konperensi Asia Afrika kepada pelajar SMP dan

SMA di wilayah Bandung serta dari segi perancangan promosi untuk pelajar

SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian mereka, sehingga

pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung yang justru hanya sedikit yang

(49)

5

1.4 Tujuan Perancangan

Dari Fokus Permasalahan di atas maka dapat disimpulkan tujuan dari

perancangan adalah:

Mempromosikan Museum Konperensi Asia Afrika dengan

perancangan yang menarik perhatian mereka yaitu dari gaya

visualisasi dan pemilihan warna yang disesuaikan dengan anak

remaja, supaya pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung lebih

mengenal museum tersebut.

Mengarahkan target audience yaitu pelajar SMP dan SMA untuk

mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika.

Meningkatkan pengunjung Museum Konperensi Asia Afrika

(50)

6

BAB II

PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI ASIA

AFRIKA

2.1 Definisi Perancangan

Perancangan adalah suatu kegiatan mengatur atau menata sesuatu

berdasarkan konsep. Konsep menurut KBBI

Online

(Kamus Besar Bahasa

Indonesia

Online

terbitan Diknas) adalah ide atau pengertian yang

diabstrakkan dari peristiwa konkret. Perancangan sangat penting dalam

dunia desain, agar karya yang akan diciptakan lebih kreatif dan memiliki

acuan untuk berkarya.

2.2 Definisi Promosi

Promosi adalah suatu usaha dalam menginformasikan dan

mempengaruhi konsumen sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau

pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Philip Kotler (2002)

menjelaskan "

Promotion encompasses all the tools in the marketing mix

whose mayor is persuasive communication

"(h.9). Promosi meliputi semua

alat-alat dalam kombinasi pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk

mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk.

Promosi dilakukan agar konsumen tertarik dan membeli atau mencoba

(51)

7

2.3. Tujuan Promosi

John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara (2009) menulis :

Awareness

: menumbuhkan kesadaran keberadaan sebuah produk

dan layanan baru

Knowledge

: memberikan informasi yang dibutuhkan atas penggunaan

sebuah produk dan layanan

Likeability

: menumbuhkan kesukaan terhadap penampilan pesan

Motivation

: mengajak konsumen untuk melakukan apa yang

diinginkan oleh iklan atau produk dan layanan yang disampaikan

Believing

:

menumbuhkan kepercayaan terhadap kelebihan produk

dan layanan yang di sampaikan

Image

:

memperkuat kredibilitas perusahaan atau produk dan layanan

jasa

Remembering

: mengingatkan kembali tentang keberadaan produk

Loyalty

:

mengajak konsumen untuk tetap menggunakan produk dan

layanan yang dipublikasikan. (h.119)

2.4. Museum Konperensi Asia Afrika

Gedung Merdeka atau Museum Konperensi Asia Afrika adalah tempat

bersejarah berlangsungnya Konperensi Asia Afrika yang dihadiri oleh 29

Negara yang mempromosikan perdamaian dunia dan kerja sama

(52)

8

Museum menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1

ayat (1) adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan,

dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta

alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan

pelestarian kekayaan budaya bangsa.

Konperensi Asia Afrika menurut Presiden Ir. Soekarno menyatakan

bahwa kita, anggota Konperensi, berasal dari negara yang berbeda, latar

belakang sosial dan budaya yang berbeda sejarah, agama yang berbeda,

politik yang berbeda, dan warna kulit bahkan berbeda, meskipun begitu, kita

bisa bersatu, dipersatukan oleh pengalaman pahit penjajahan dan keinginan

yang sama dan berjuang dalam mempromosikan perdamaian dunia.

2.4.1. Sejarah Museum Konperensi Asia Afrika

Gedung merdeka memiliki sejarah struktur bangunan dari masa

ke masa.

Gedung Merdeka pertama dibangun pada tahun 1895,

hanyalah berupa bangunan yang sederhana. Bangunan yang

wilayahnya 7500 m² menjadi tempat berkumpulnya

Societeit Concordia

yaitu orang-orang Eropa terutama Belanda yang tinggal di Bandung

[image:52.595.247.392.620.716.2]

dan sekitarnya.

Gambar II.1. Gedung Societeit Concordia,1895

(53)

9

Gedung Societeit Concordia dibangun kembali pada tahun 1921

dengan gaya arsiektur modern (Art Deco) yang fungsional dan lebih

menonjolkan struktur oleh perancang C.p. Wolff Schoemaker. Gedung

ini berubah wajah menjadi pertemuan “

super club

“ yang paling mewah,

[image:53.595.254.384.297.393.2]

lengkap, eksklusif, dan modern di Nusantara.

Gambar II.2. Gedung Societeit Concordia,1921

Sumber : Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika

Gedung Concordia kembali mengalami perombakan pada tahun

1940 dengan gaya arsitektur

International Style

dengan bantuan arsitek

A.F. Aalbers. Pada masa pendudukan tentara Jepang (1942-1945),

Gedung Societeit Concordia berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan

dan difungsikan sebagai pusat kebudayaan. Setelah proklamasi

kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,

gedung tersebut dijadikan markas para pemuda Indonesia guna

menghadapi tentara Jepang yang tidak bersedia menyerahkan

kekuasaannya. Sekitar tahun 1949, Gedung Societeit Concordia

(54)

10

pertemuan orang-orang Eropa (termasuk juga beberapa orang

[image:54.595.239.401.177.281.2]

Indonesia).

Gambar II.3. Gedung Societeit Concordia,1949

Sumber : Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika

Sehubungan dengan keputusan pemerintah Indonesia (1954)

yang menetapkan Bandung sebagai tempat Konperensi Asia Afrika,

maka

Gedung

Societeit

Concordia

terpilih

sebagai

tempat

berlangsungnya konperensi. Hal ini disebabkan gedung tersebut adalah

gedung tempat pertemuan umum yang paling besar dan paling megah

di Bandung. Selain itu lokasinya berada di tengah-tengah kota yang

berdekatan dengan hotel terbaik yaitu Hotel Savoy Homann dan

Preanger. Sejak awal tahun 1955, Gedung Societeit Concordia mulai di

pugar untuk disesuaikan kegunaanya sebagai tempat penyelenggaraan

konperensi bertaraf internasional. Pemugaran gedung ditangani oleh

Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat yang dipimpin oleh Ir.

R. Srigati Santoso. Menjelang konperensi (7 April 1955), gedung ini

(55)
[image:55.595.237.400.113.227.2]

11

Gambar II.4. Gedung Merdeka,1955

Sumber : Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika

Pendirian Museum Konperensi Asia Afrika diwujudkan oleh Joop

Ave sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konperensi

Asia Afrika dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen

Luar Negeri, bekerja sama dengan Departemen Penerangan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah daerah Tingkat I

Propinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran. Perencanaan dan

pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh PT. Decenta, Bandung.

Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden RI

Soeharto pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25

tahun Konperensi Asia Afrika.

Gambar II.5. Peresmian MKAA oleh Presiden Soeharto,1980

[image:55.595.235.406.578.690.2]
(56)

12

2.4.2. Ruang Pameran Tetap Museum Konperensi Asia Afrika

Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap

yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga

dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu,

Konperensi Kolombo, Konperensi Bogor, dan Konperensi Asia Afrika

tahun 1955. Berikut denah ruang pameran tetap di Museum

[image:56.595.254.386.306.414.2]

Konperensi Asia Afrika.

Gambar II.6. Denah Ruang Pameran Tetap Museum Konperensi Asia Afrika

Sumber : Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika

Museum ini terbuka untuk korps diplomatik dan organisasi

internasional untuk melakukan diskusi, seminar,

workshop

, pameran,

dan program lainnya.

2.4.3. Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika

Museum Konperensi Asia Afrika memamerkan sejumlah koleksi

berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa

pertemuan Tugu, Konperensi Kolombo, Konperensi Bogor, dan

Konperensi asia Afrika tahun 1955. Saat masuk pintu utama di selatan

Gedung Merdeka, pengunjung akan melihat Ruang Diorama yaitu

(57)

13

Soekarno Hatta beserta rekan-rekannya dalam rangka pembukaan

[image:57.595.223.419.166.314.2]

Konperensi Asia Afrika pada 18 April 1955.

Gambar II.7. Ruang Diorama

Sumber : Dokumen pribadi

Koleksi tiga dimensi lainnya adalah kamera, mesin tik, mesin

teleks yang digunakan saat Konperensi Asia Afrika berlangsung.

Gambar II.8. Kamera, Mesin Tik, Mesin Teleks yang digunakan saat Konperensi

Asia Afrika berlangsung

Sumber : Dokumen pribadi

Kursi rotan set yang digunakan oleh para delegasi ketika

mereka mengadakan pertemuan informal Konperensi Asia Afrika di

[image:57.595.227.412.452.576.2]
(58)
[image:58.595.224.416.111.260.2]

14

Gambar II.9. Kursi Rotan yang digunakan saat Konperensi Asia Afrika

Sumber : Dokumen pribadi

Koleksi yang juga dipamerkan di ruang pameran tetap adalah

perangko dan surat yang diterbitkan sehubungan dengan Asia Afrika.

Gambar II.10. Gambar II.11.
(59)

15

Dipamerkan juga foto-foto mengenai:

Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konperensi Asia Afrika;

Dampak Konperensi Asia Afrika bagi dunia internasional;

Gedung Merdeka dari masa ke masa;

Profil negara-negara peserta Konperensi Asia Afrika yang dimuat

[image:59.595.241.401.281.395.2]

dalam multimedia.

Gambar II.12. Koleksi Foto

Sumber : Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika

selain itu, museum ini juga dilengkapi dengan beberapa

multimedia seperti :

1.

Tiga unit komputer berisi informasi tentang :

- Sejarah Gedung Merdeka, KAA, dan Museum KAA

- Profil dari negara-negara Asia Afrika dan biografi delegasi

- Dampak dari Konperensi Asia Afrika

2.

Satu unit tv plasma yang memutar film dokumenter berjudul

"Kelahiran Semangat Bandung"

3. Suatu peralatan audio melakukan suara asli dari bahasa indonesia

oleh Presiden Soekarno yang berunding pidatonya di sesi

(60)

16

2.4.4. Ruang Pameran Temporer

Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran

temporer yang berfungsi sebagai ruang pameran untuk

event

yang

diselenggarakan di Museum Konperensi Asia Afrika. Contohnya

adalah pameran batik, pameran arsitektur, pameran Gerakan Non

[image:60.595.242.401.278.492.2]

Blok, pameran kebudayaan Indonesia dan lain-lain

.

Gambar II.13. Ruang Pameran Temporer digunakan untuk event yang

diselenggarakan

Sumber : Dokumen pribadi

2.4.5. Ruang Perpustakaan

Untuk menunjang kegiatan Museum Konperensi Asia Afrika,

pada 1985 Abdullah Kamil (pada waktu itu Kepala Perwakilan

Kedutaan Besar Republik Indonesia di London) memprakarsai

dibuatnya perpustakaan. Perpustakaan dikembangkan sebagai pusat

perpustakaan Asia Afrika yang proses pengerjaannya yaitu pada

(61)

17

informasi utama yang menyediakan berbagai fasilitas seperti buku

braile,

zona wifi

,

bookshop café

,

digital library

, dan

audio visual library

.

Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial,

politik, dan budaya Negara-negara Asia Afrika, dan negara-negara

lainnya; dokumen-dokumen mengenai Konperensi Asia Afrika dan

konferensi-konferensi lanjutannya; serta majalah dan surat kabar yang

[image:61.595.253.388.307.395.2]

bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.

Gambar II.14. Ruang Perpustakaan

Sumber : Dokumen pribadi

2.4.6. Ruang Audio Visual

Seperti juga perpustakaan, ruang audio visual dibuat pada

1985. Keberadaan ruang ini juga diprakarsai oleh Abdullah Kamil.

Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan film-film dokumenter.

Gambar II.15. Ruang Audio Visual

[image:61.595.257.382.580.664.2]
(62)

18

2.5. Analisa Masalah

Sebagian pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung belum mengenal

Museum Konperensi Asia Afrika dikarenakan usaha mempromosikannya

masih dianggap kurang serta dari segi perancangan promosi untuk pelajar

SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian mereka. Hal ini

dibuktikan dengan pembagian

questionnaire

kepada 100 pelajar yaitu pelajar

SMP dan SMA di wilayah Bandung. Hasil persentase menunjukan 61 %

menjawab belum cukup melakukan promosi sedangkan 34% menjawab

cukup melakukan promosi. Selain hal itu, Mereka juga tidak mengetahui

event

yang digelar

di Museum Konperensi Asia Afrika dikarenakan mereka

tidak melihat ataupun mendapatkan salah satu media promosi yang dibuat.

Hal ini juga ditunjukan dengan hasil persentase yaitu 8 % yang menjawab

[image:62.595.113.534.467.717.2]

mengetahui

event

yang diselenggarakan dan 87 % menjawab tidak tahu.

Gambar II.16. Grafik Analisa Masalah

(63)

19

2.6. Analisa SWOT

Strength

(Kekuatan):

Mempunyai sejarah yang dikenal oleh dunia

Memiliki fasilitas yang modern

Kondisi museum terawat dengan baik

Gratis untuk biaya masuk

Weakness

(Kelemahan):

Kurangnya komunikasi mengenai informasi Museum Konperensi

Asia Afrika kepada masyarakat

Penyebaran media informasi kurang merata, sehingga banyak

yang tidak tahu mengenai keberadaan Museum Konperensi Asia

Afrika

Opportunities

(Peluang):

Meningkatkan jumlah pengunjung Museum Konperensi Asia

Afrika

Menjadikan Museum Konperensi Asia Afrika objek wisata yang

menarik

Lebih banyak dikenal oleh masyarakat terutama pelajar di

(64)

20

Threat

(Ancaman):

Sebagian masyarakat belum mengenal Museum Konperensi Asia

Afrika sehingga dinilai kurang terawat, tidak modern dan

membosankan

Pelajar SMP dan SMA di Bandung yang justru sedikit

pengunjungnya

2.7.

Target Audience

Demografis (jenis / tipe orang)

Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan

Pekerjaan

: pelajar SMP dan SMA dan tertuju untuk para

sahabat MKAA yang terdiri dari Mahasiswa

Usia

: 12-25 tahun

Kelas sosial

: Menengah ke atas

Geografis (berdasarkan lokasi)

Daerah sekitar Bandung

Psikografis (karakter / sifat)

Tertarik untuk mengetahui sejarah Konperensi Asia Afrika, suka

travelling

, menyukai fotografi.

Behavioral

(prilaku)

Pelajar yang suka berfoto-foto dan menyukai bangunan-bangunan

(65)

21

2.8. Manfaat Berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika

Memberikan pengetahuan mengenai sejarah Museum beserta

peristiwa mengenai KAA

Menjadi

referensi

untuk

menghargai

perdamaian,

agar

membentuk pribadi yang lebih baik. Sebagai contohnya, tidak

tawuran ataupun terlibat dalam gank motor yang mempunyai efek

buruk dan merugikan banyak pihak

Memiliki komunitas Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika

yang memiliki keuntungan untuk kursus bahasa inggris, bahasa

perancis gratis, pelatihan menjadi pemandu wisata dan akan

dilibatkan secara langsung dalam

event

yang di selenggarakan.

Terdapat klab film, buku, nulis yang memiliki kegiatan positif untuk

(66)

22

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1. Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dilakukan dari beberapa pemecahan

masalah dalam Museum Konperensi Asia Afrika adalah kurangnya promosi

kepada pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung, serta dari segi

perancangan promosi untuk pelajar SMP dan SMA masih dirasakan kurang

menarik perhatian mereka. Strategi perancangan tersebut adalah membuat

media promosi untuk Museum Konperensi Asia Afrika yaitu untuk event yang

menggelar lomba fotografi dengan gaya perancangan yang menarik yaitu

dari segi visualisasi dan pemilihan warna yang disesuaikan dengan pelajar

SMP dan SMA.

3.2. Strategi Komunikasi

John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara (2009)

menjelaskan tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai

sejumlah perubahan yaitu perubahan pengetahuan (knowledge change),

perubahan perilaku (behaviour change), perubahan sikap (attitude

change),perubahan masyarakat (social change) (h.6). Maka dari itu,

diperlukan suatu program dan media yang dapat mendukung promosi untuk

memperkenalkan Museum Konperensi Asia Afrika kepada masyarakat

sebagai solusi untuk merubah citra museum ke arah yang lebih baik. Untuk

(67)

23

penyampaian yang efektif kepada target sasaran. Melalui pendekatan

komunikasi secara verbal dan visual harus bersifat persuasif yang bertujuan

untuk mengajak target audience berkunjung ke Museum Konperensi Asia

Afrika.

3.2.1. Pendekatan Verbal

Pesan utama yang ingin disampaikan dari promosi ini adalah

memperkenalkan keberadaan Museum Konperensi Asia Afrika yang

memiliki fasilitas-fasilitas modern serta komunitas Sahabat museum

Konperensi Asia Afrika yang menarik yang belum diketahui oleh

sebagian pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung. Maka dibuatlah

media promosi untuk event yang mengundang mereka untuk hadir ke

museum dengan melalui Museum Asia Afrika Photo Contest 2012.

Slogan pada perancangan promosi ini adalah Kalau bukan

Kita, Siapa lagi ? Slogan ini bertujuan untuk mengajak target sasaran

yaitu pelajar terutama pelajar SMP dan SMA untuk peduli terhadap

keberadaan museum serta membangkitkan rasa nasionalisme

terhadap sejarah Konperensi Asia Afrika. Materi pesan tersebut

disampaikan melalui event lomba fotografi yang berlokasikan di area

Museum Konperensi Asia Afrika dan diselenggarakan pada saat hari

peringatan Konperensi Asia Afrika yaitu 18-24 April 2012. Dengan

(68)

24

3.2.2. Pendekatan Visual

Pendekatan visual yang akan dilakukan pada promosi ini

adalah :

Menggunakan logo, sebagai identitas yang akan digunakan pada

media-media promosi, sehingga media tersebut memiliki identitas

yang jelas.

Tipografi yang digunakan disesuaikan dengan konsep untuk

menarik perhatian target sasaran yang akan mengikuti event

lomba fotografi tersebut dan harus memiliki tingkat keterbacaan

yang jelas agar pesan dapat tersampaikan dengan baik kepada

target sasaran.

Menggunakan foto dan layout yang disesuaikan dengan konsep

dan berkesan menyenangkan yang bersifat persuasif.

Menggunakan warna-warna yang cerah yang disesuaikan untuk

anak remaja di kalangan pelajar SMP dan SMA di wilayah

Bandung untuk menarik perhatian mereka.

3.3. Strategi Kreatif

Menciptakan sebuah media promosi untuk event berupa lomba

fotografi, setelah pendaftaran maka akan mendapatkan buku Mengenal

Museum Konperensi Asia Afrika dan souvenir,yang dikemas dalam goody

bag untuk menarik perhatian para target audience. Media utamanya adalah

buku dan media pendukung lainnya berupa poster, flyer, goody bag, frame,

(69)

25

mengikuti event yang diselenggarakan. Dari segi desain, konsepnya adalah

desain yang sangat mencirikan anak muda. Baik dari warna, ilustrasi, sampai

penggunaan font.

3.4. Strategi Media

Strategi media dibutuhkan karena dalam menyampaikan sebuah

informasi ataupun pesan ke target audience dibutuhkan sebuah media.

Pemilihan media ini bertujuan agar pesan yang disampaikan bisa diterima

dan menarik perhatian target audience. Penggunaan media untuk event ini

menggunakan media lini bawah (below the line).

MEDIA UTAMA KETERANGAN

Buku

Membuat media promosi berupa

buku yang memberikan informasi

secara lengkap kepada target

audience sehingga mereka bisa

mengenal Museum Konperensi Asia

Afrika secara menyeluruh

MEDIA PENDUKUNG KETERANGAN

Goody bag

goody bag ini berfungsi sebagai

tempat buku dan souvenir

Poster

Poster menyampaikan informasi

pada pembaca yang sedang

bergerak. Poster digunakan untuk

(70)

26

atau penawaran

Frame

Frame sebagai gimmick untuk

menarik perhatian target audience

Pin

Pin berfungsi sebagai tanda bahwa

mereka ikut berpatisipasi dalam

event

Stiker Stiker berupa logo event sebagai media informasi dan pengingat

X-banner X-banner sebagai media informasi

untuk memberitahukan event

Flyer

Flyer adalah alat pendekatan yang

persuasif, setiap orang bisa

membacanya leluasa dan dimana

saja.

Blog

Media promosi yang paling efektif

untuk memberikan informasi lebih

[image:70.611.127.529.104.556.2]

lengkap mengenai event

(71)

27

3.5. Strategi Distribusi

No Media Strategi Distribusi

1 Buku

Diberikan setelah membayar registrasi

mendaftarkan lomba, buku bisa didapat di

gerai cindera mata dan koperasi sekolah SMP

dan SMA

2 Goody bag Diberikan saat mendaftarkan lomba.

3 Frame

Sebagai gimmick untuk peserta lomba,

diberikan bersama buku.

4 Poster

Poster ditempel di mading atau papan

informasi sekolah SMP dan SMA di wilayah

Bandung

5 Pin

Diberikan sebagai tanda peserta lomba setelah

mendaftar.

6 Stiker

Disebar sebagai media pengingat dan

persuasif.

7 X banner Diletakan di depan gerai cinderamata MKAA

8 Flyer

Dibagikan kepada pelajar SMP dan SMA

melalui perantara Guru.

9 Blog

Ditulis di Poster, X-Banner, Flyer untuk

informasi lebih lengkap yang tidak tertera pada

[image:71.611.127.531.127.690.2]

media-media tersebut.

(72)

3.6

K

elemen

m

karakter anak muda.

3.6.1. Logo Promo

logogram

magenta

t

ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas

m

sangat familiar bentuknya.

3.6. Konsep Visual Konsep

Konperensi

elemen-elem

menggunak

karakter anak muda.

3.6.1. Logo Promo

Kons

logogram.

magenta dan

terlihat me

ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas

memberikan

sangat familiar bentuknya.

Konsep Visual

ep Visual ya

si Asia Afri

lemen yang

akan warna

karakter anak muda.

3.6.1. Logo Promo

nsep logo

. Dalam kon

dan yellow

engajak unt

ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas

an kesan k

sangat familiar bentuknya.

yang dipilih d

frika Photo

ng berhubu

a-warna ce

Gambar III.

yang dig

onsep logotype

yellow dimaksud

ntuk dibaca

ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas

klasik tapi

sangat familiar bentuknya.

dalam med

o Contest 2

bungan de

cerah agar

Gambar III.1 Logo

igunakan,

logotype diguna

udkan untuk

a terlebih d

ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas

i modern, da

dia promosi

2012 meng

engan keg

r terlihat m

Logo

menggabu

akan backg

uk memperje

dahulu. Da

ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas event

dan bentuk

si untuk event

ggunakan g

egiatan foto

menarik yan

ungkan logotype

kground berw

rjelas pesan

alam logogram

event lomba fo

k dari hasil fo

28 event Museum

gambar da

otografi, da

ang mewak

logotype dan

rwarna cyan

an dan aga

logogram berupa

lomba fotografi yang

l foto Polaroi

(73)

29

3.6.2. Tipografi

Tipografi yang digunakan diantaranya adalah :

a. Tahoma

Tahoma merupakan jenis huruf sans serif karena tidak memiliki

serif/kait/kaki. Salah satu ciri huruf ini adalah memiliki bagian-bagian

tubuh yang sama tebalnya. Jenis huruf ini efektif untuk penulisan judul

karena memiliki citra dinamis dan simpel.

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn

Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

. , ! @ # $ % ^ & * ( ) - +

Aplikasi huruf dalam logo :

Gambar III.2 Aplikasi Huruf Tahoma

b. Target Practice

Target practice adalah jenis huruf dekoratif bukan termasuk

huruf teks sehingga sangat tidak tepat jika digunakan untuk teks

panjang. Huruf ini tidak memiliki huruf kecil, angka dan simbol. Huruf

(74)

30

A B C D E f g h i j k l m n

o p Q r s t u v w x y z

Aplikasi huruf dalam logo :

Gambar III.3 Aplikasi Huruf Target Practice

c. Doctor Soos Bold

Doctor soos bold merupakan jenis huruf sans serif yang

mempunyai kesan untuk anak muda.

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn

Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

. , ! @ # $ % ^ & * ( ) - +

Aplikasi huruf dalam logo :

Gambar III.4 Aplikasi Huruf Doctor Soos Bold

d. Tafelschrift

Tafelschrift adalah jenis huruf hand writing atau tulisan tangan

(75)

31

A a Bb Cc D d E e Ff G g H h I i J j K k L l M m N n

Oo Pp Q q R r Ss Tt U u Vv W w X x Y y Z z

[image:75.611.257.434.205.301.2]

Aplikasi huruf dalam tagline :

Gambar III.5 Aplikasi Huruf Tafelschrift

3.6.3. Ilustrasi

Rakhmat Supriyono (2010) menjelaskan Ilustrasi dimaksudkan untuk

memperjelas informasi atau pesan dan sekaligus sebagai alat untuk menarik

perhatian pembaca. (h.50)

Gambar III.6 Digitalisasi Sketsa Logo

Visual untuk logo media promosi Museum Konperensi Asia Afrika

Sengaja dibuat vector agar terlihat sederhana dan menarik perhatian.

Ilustrasi Polaroid mewakili event yang digelar yaitu lomba fotografi. Kamera

[image:75.611.211.445.474.584.2]
(76)

32

modern dan menyenangkan sesuai dengan Museum Konperensi Asia Afrika

yang memiliki gedung bersejarah tetapi didalamnya memiliki fasilitas yang

modern. Pemilihan visual Polaroid juga karena memiliki bentuk yang khas

dan hasil fotonya memiliki bentuk yang menarik, mempunyai ciri khas dan

[image:76.611.234.458.248.390.2]

familiar untuk dikenali.

Gambar III.7 Digitalisasi Sketsa Goody Bag

Visual karakter anak laki-laki dalam goody bag bukan merupakan icon

untuk event Museum Konperensi Asia Afrika Photo Contest 2012. Visual

tersebut merupakan visual alternatif yang berguna menarik perhatian target

(77)

33

[image:77.611.224.430.98.316.2]

Gambar III.8 Ilustrasi Background

Ilustrasi background menggunakan warna biru langit yang

melambangkan kebebasan dan perdamaian, dengan tampilan siluet Gedung

Merdeka yang mewakili Museum Konperensi Asia Afrika, serta tampilan

seperti dari hasil foto kamera Polaroid dimaksudkan sebagai penegas dari

event yang diselenggarakan adalah lomba fotografi.

3.6.4. Warna

Salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik

perhatian pembaca adalah warna. Betapa sepinya jika sebuah desain tanpa

adanya sebuah warna. Warna yang digunakan adalah warna CMYK. Warna

ini mempunyai 4 warna dasar yang bila dicampurkan dengan komposisi

tertentu akan menghasilkan warna yang tepat seperti yang diinginkan.

Alasan menggunakan warna CMYK karena dalam media promosi ini target

audience adalah pelajar SMP dan SMA yang memiliki keanekaragaman

(78)

34

C : 100 % C : 0 % C : 0 %

M : 0 % M : 100 % M : 0 %

Y : 0 % Y : 0 % Y : 100 %

K : 0 % K : 0 % K : 0 %

C : 0 % C : 30 % C : 0 %

M : 0 % M : 0 % M : 0 %

Y : 0 % Y : 8 % Y : 0 %

[image:78.611.188.464.99.477.2]

K : 100 % K : 0 % K : 0 %

(79)

35

BAB IV

TEKNIS PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI

ASIA AFRIKA

4.1. Media Utama

4.1.1 Buku

Buku adalah media utama yang memberikan informasi secara

lengkap kepada

target audience

sehingga

mereka bisa lebih mengenal

Museum Konperensi Asia Afrika. Diberikan setelah membayar registrasi

mendaftarkan lomba, buku bisa didapat di gerai cinderamata dan koperasi

sekolah SMP dan SMA. Buku dijilid dengan

hard cover

laminasi doff dikertas

[image:79.595.113.532.467.667.2]

art paper 150gr ukuran 18 cm x 18 cm.

(80)

36

Gambar IV.2 Layout Buku

4.2. Media Pendukung

Media pendukung digunakan untuk mendukung media utama. Media

pendukung merupakan media yang digunakan untuk mempromosikan

event

Museum Konperensi Asia Afrika

Photo Contest

2012 yang akan ditawarkan

kepada

target audience

yaitu pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung.

Media pendukung berperan penting demi mendukung kelangsungan dan

[image:80.595.138.500.109.509.2]
(81)

37

4.2.1

Goody Bag

Goody bag

media pendukung untuk menarik perhatian

target

audience

,

goody bag

diberikan kepada calon pengunjung yang

mendaftarkan dirinya untuk lomba fotografi, goody bag ini berfungsi

sebagai tempat buku dan souvenir. Dicetak dalam bahan luster

ukuran 25 cm x 30 cm.

Gambar IV.3 Goody Bag

4.2.2.

Frame

Frame

sebagai

gimmick

diberikan kepada yang mendaftarkan

lomba,

frame

digunakan untuk memajang foto dan berfungsi sebagai

media pengingat yang persuasif. Di cetak dalam kertas akasia ukuran

(82)

38

Gambar IV.4 Frame

Gambar IV.5 Aplikasi Frame

4.2.3

.

Pin

Pin dipakai sebagai

gimmick

yang dapat diperoleh saat menjadi

peserta sebagai tanda bertuliskan

follower

Museum Konperensi Asia

Afrika

Photo Contest 2012

. Pin berukuran diameter 4.5 cm. Pin

[image:82.595.203.435.110.298.2]
(83)
[image:83.595.203.438.109.281.2]

39

Gambar IV.6 Pin

4.2.4. Stiker

Media stiker adalah sebagai media pengingat diberikan kepada

pengunjung dan pelajar SMP dan SMA secara gratis sebagai alternatif

dari promosi. Stiker dibuat dari media kertas vinyl dengan teknik cetak

laser

digital printing.

[image:83.595.260.415.480.580.2]

Gambar IV.7 Stiker

4.2.5. Poster

Gambar dan huruf di atas media berukuran besar. ditempel

pada dinding atau bidang datar dan dibuat menarik perhatian di

(84)

40

yang sedang bergerak. Poster digunakan untuk menyajikan informasi,

data, jadwal atau penawaran. Material yang digunakan yaitu kertas Art

Paper 150 gr ukuran A3. Dicetak 350 buah untuk disebarkan di 172

SMP Negeri dan Swasta di wilayah Bandung dan 147 SMA Negeri

[image:84.595.234.407.249.497.2]

dan Swasta di Bandung dan sisanya disebarluaskan untuk SMKAA.

Gambar IV.8 Poster

4.2.6.

Flyer

Flyer

adalah media yang sangat sederhana untuk

menyampaikan suatu informasi dan promosi, teknisnya

menggunakan kertas art papper 210gr berukuran 9cm x 11 cm

laminasi glossy. Dicetak 10000 lembar untuk di bagikan di

(85)

41

Gambar IV.9 Flyer

4.2.7

. X- Banner

Diletakan di depan gerai cinderamata MKAA agar dilihat

orang yang sedang berkunjung, Material jerman outdoor, ukuran 160

[image:85.595.185.456.109.268.2]

cm x 60 cm, cetak media dengan digital printing.

[image:85.595.265.372.420.701.2]
(86)

42

4.2.8. Blog

Blog dibuat sebagai media promosi pendukung yang

berfungsi untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai

event

regulasi lomba Museum Konperensi Asia Afrika

Photo

Contest

2012 yang tidak terdapat dalam

x-banner

, poster, dan

[image:86.595.152.521.305.576.2]

flyer

. Blog dibuat di www.blogspot.com .

(87)

DAFTAR PUSTAKA

SumberBuku

KamusBesar Indonesia.DepartemenPendidikandanKebudayaan RI.

Kennedy, John. E., &Soemanagara, R.D. (2009).Marketing

Communication.Jakarta :BhuanaIlmuPopuler.

Kotler, Philip & Armstrong.(2002). Prinsip-PrinsipPemasaran.

Jakarta:Erlangga.

Suganda, Her.(2011). WisataParijs Van Java.Jakarta :Kompas

Supriyono, Rahmat. (2010). DesainKomunikasi Visual TeoridanAplikasi.

Yogyakarta :Andi.

Sumber Web

Diknas. 2009 (20 April). KamusBesarBahasa Indonesia Online.Tersedia

di:http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/

Kementerianluarnegeri RI.( 2006 ). Museum of The Asian African Conference. Diaksespada 22 Oktober 2010. W.W.W.

(88)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Tri Hayu Purnami

Alamat / Address : Gg. Manunggal IINo.5505/09

Cijerah, Bandung Kode Post / Postal Code : 40213

Nomor Telepon / Phone : 085722714340

Email : trea34@rocketmail.com

Jenis Kelamin / Gender : Perempuan

Tanggal Kelahiran / DOB. : 15 September 1989 Status Marital / Marital Status : single

Warga Negara /Nationality : Indonesia

Agama / Religion : Islam

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

/

Educational and Professional Qualification

Jenjang Pendidikan

Education Information

Periode Sekolah / Institusi /

Universitas Jurusan Jenjang IPK / NA

1995 - 2001 SDN Sayuran 4 - Bandung 2001 - 2004 SLTPN 4 - Cimahi

2004 - 2007 SMA YWKA - Bandung IPA

2008 - 2012 Universitas Komputer

Indonesia DKV D3

Pendidikan Non Formal / Training Seminar

1. Kursus ConversationClass di ITB, Bandung(2005) 2. EEC, Widyatama (2005)

3. SSC, Bandung(2006 -2007)

4. Seminar Digital vs Konvensional di UNIKOM, Bandung (2010) 5. Pelatihan Hardware di UNIKOM, Bandung (2011)

(89)

Riwayat Pengalaman Kerja/

Summary of Working Experience

1

Tahun :2007-saat ini

Instansi / Perusahaan :Freelance

Posisi :Designer

2

Tahun :2008-saat ini

Instansi / Perusahaan :Freelance

Posisi :Marketing

3

Tahun : 2010

Instansi / Perusahaan : PT. MQTV (Praktek Kerja Lapangan)

Posisi : Desainer Grafis

4

Tahun : 2011

Instansi / Perusahaan : mizan publishing house

Posisi : Desain Grafis

Kecakapan Berbahasa

Language Proficiency

No Bahasa

Kemampuan

Membaca Menulis Berbicara Mendengar

1 Indonesia Baik Baik Baik Baik

2 Sunda Baik Baik Cukup Cukup

3 Inggris Baik Baik Cukup Cukup

4 Jepang Cukup Kurang Kurang Kurang

(90)

Kesimpulan / Executive Summary

(Penjelasan singkat mengenai kualifikasi, kemampuan dalam pekerjaan, dan data personal lainnya)

Telah memperoleh cukup banyak ilmu mengenai desain selama kuliah, sehingga dapat bekerja dengan professional, mandiri dan atau berkelompok dalam mengerjakan pekerjaan di bidang desain. Selain itu juga memiliki cukup pengalaman mengenai fotografi dan videografi.

Dapat mengoprasikan komputer dan menguasai beberapa software, antara lain: Photoshop, Illustrator, Premier, InDesain, After Effect, Flash, 3DS Max, Corel Draw, Word, Exel, Powerpoint dll.

Gambar

Gambar II.1. Gedung Societeit Concordia,1895
Gambar II.2. Gedung Societeit Concordia,1921
Gambar II.3. Gedung Societeit Concordia,1949
Gambar II.4. Gedung Merdeka,1955
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya lembaga politik disuatu negara, dalam suatu hubungan antar negara-negara juga perlu adanya organisasi internasional yang memberikan pertimbangan hukum

Ilmu akhlak atau akhlak yang mulia itu berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusiadi segala bidang. Seseorang

Judul : Perencanaan Penghijauan Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara).. Nama

[r]

Penghijauan kota merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan lingkungan kota menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan lingkungan dengan suasana yang asri,

Metode survey yaitu metodologi penelitian yang digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

[r]

Untuk mendapatkan sasaran dan tujuan yang maksimal, penghijauan kota.. harus dilaksanakan dengan yang terarah