Museum Konperensi Asia Afrika merupakan salah satu bangunan yang memiliki arti penting bagi
sejarah Kota Bandung karena memiliki nilai estetis dan menunjukan kejayaan kota pada masa lampau,
berdiri pada tahun 1985 sebagai tempat perkumpulan orang-orang Eropa yang bernama Gedung
Societeit Concordia. Menjelang Konperensi Asia Afrika tahun 1955, gedung itu mengalami perbaikan
dan diubah namanya oleh Presiden Republik Indonesia, Soekarno, menjadi Gedung Merdeka.
Museum Konperensi Asia Afrika selalu mengadakan
event
sebagai metode pembelajaran, misalnya
menonton film dokumenter, klab bahasa perancis dan inggris, tadarusan buku, pameran-pameran dan
masih banyak lagi acara yang telah diselenggarakan disana. Museum Konperensi Asia Afrika cukup
diminati untuk dikunjungi, hal ini dibuktikan dengan data pengunjung pada tahun 2010 yaitu mencapai
168354 pengunjung.
Namun kondisi saat ini, terdapat penurunan pengunjung pada tahun 2011 selain hal itu kurang dari
30% pelajar SMP dan SMA di sekitar wilayah Bandung yang mengunjungi Museum Konperensi Asia
Afrika dan sisanya berasal dari luar kota. Kondisi ini diperburuk dengan banyak yang tidak mengetahui
jika masuk ke dalam Museum Konperensi Asia Afrika tidak dipungut biaya sama sekali, akibatnya adalah
pengunjung yang belum pernah ke museum beranggapan bahwa museum kurang terawat, tidak
modern dan membosankan. pemahaman tersebut dikarenakan kurangnya informasi mengenai kondisi
dan keberadaan di Museum Konperensi Asia Afrika. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei terhadap 100
pelajar SMP dan SMA di Bandung. Kondisi ideal dari Museum Konperensi Asia Afrika adalah museum
tersebut harus ramai dikunjungi terutama oleh pengunjung di wilayah Bandung, serta bisa menarik
perhatian agar mau mengenal sejarah dan memiliki rasa bangga terhadap sejarah konperensi Asia
Afrika sebagai metode pembelajaran terutama di kalangan pelajar SMP dan SMA yang terkait mata
pelajaran sejarah.
26061
22027
20000
21000
22000
23000
24000
25000
26000
27000
2010
2011
30%
70%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
PENGUNJUNG WILAYAH
BANDUNG
PENGUNJUNG DILUAR BANDUNG
Fokus masalah ini adalah masih dirasakan
kurangnya upaya untuk menginformasikan
Museum Konperensi Asia Afrika kepada
masyarakat khususnya untuk pelajar SMP
dan SMA di wilayah Bandung, sehingga
pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung
yang justru hanya sedikit yang berkunjung
Menginformasikan Museum Konperensi Asia
Afrika, supaya masyarakat lebih mengenal
museum tersebut.
Mengarahkan
target
audience
untuk
mengunjungi Museum Konperensi Asia
Afrika.
Meningkatkan
pengunjung
Museum
Perancangan
adalah
suatu
kegiatan
mengatur atau menata sesuatu berdasarkan
konsep.
Promosi
adalah
suatu
usaha
dalam
menginformasikan dan mempengaruhi konsumen
sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau
pertukaran produk barang atau jasa yang
dipasarkannya. Philip Kotler (2002) menjelaskan
"
Promotion encompasses all the tools in the
Awareness
: menumbuhkan kesadaran keberadaan sebuah produk dan
layanan baru
Knowledge:
memberikan informasi yang dibutuhkan atas penggunaan
sebuah produk dan layanan
Likeability:
menumbuhkan kesukaan terhadap penampilan pesan
Motivation:
mengajak konsumen untuk melakukan apa yang
diinginkan oleh iklan atau produk dan layanan yang disampaikan
Believing:
menumbuhkan kepercayaan terhadap kelebihan produk dan
layanan yang di sampaikan
Image:
memperkuat kredibilitas perusahaan atau produk dan layanan
jasa
Remembering:
mengingatkan kembali tentang keberadaan produk
Gedung Merdeka atau Museum Konperensi Asia Afrika
adalah tempat bersejarah berlangsungnya Konperensi Asia
Afrika yang dihadiri oleh 29 Negara yang mempromosikan
perdamaian dunia dan kerja sama Internasional.
Sebagian masyarakat belum mengenal Museum Konperensi Asia
Afrika dikarenakan usaha mempromosikannya masih dianggap
kurang.
61% 34% 8% 87% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Belum Cukup Promosi Cukup Melakukan Promosi Mengetahui Event di MKAA Tidak Mengetahui Event yang digelarStrength
(Kekuatan):
Mempunyai sejarah yang dikenal oleh dunia
Memiliki fasilitas yang modern
Kondisi museum terawat dengan baik
Gratis untuk biaya masuk
Weakness
(Kelemahan):
Kurangnya komunikasi mengenai informasi Museum Konperensi Asia Afrika kepada
masyarakat
Penyebaran media informasi kurang merata, sehingga banyak yang tidak tahu
mengenai keberadaan Museum Konperensi Asia Afrika
Opportunities
(Peluang):
Meningkatkan jumlah pengunjung Museum Konperensi Asia Afrika
Menjadikan Museum Konperensi Asia Afrika objek wisata yang menarik
Lebih banyak dikenal oleh masyarakat terutama pelajar di Bandung
Threat
(Ancaman):
Sebagian masyarakat belum mengenal Museum Konperensi Asia Afrika sehingga
dinilai kurang terawat, tidak modern dan membosankan
Demografis (jenis / tipe orang)
Jenis kelamin
: laki-laki dan perempuan
Pekerjaan
: pelajar SMP dan SMA dan tertuju untuk para
sahabat MKAA yang terdiri dari Mahasiswa
Usia
: 12-25 tahun
Kelas sosial
: Menengah ke atas
Geografis (berdasarkan lokasi)
Daerah sekitar Bandung
Psikografis (karakter / sifat)
Tertarik untuk mengetahui sejarah Konperensi Asia Afrika, suka
travelling
, menyukai fotografi.
Behavioral (prilaku
)
Memberikan pengetahuan mengenai sejarah Museum
beserta peristiwa mengenai KAA
Menjadi referensi untuk menghargai perdamaian, agar
membentuk pribadi yang lebih baik. Sebagai contohnya,
tidak tawuran ataupun terlibat dalam gank motor yang
mempunyai efek buruk dan merugikan banyak pihak
Memiliki komunitas Sahabat Museum Konperensi Asia
Afrika yang memiliki keuntungan untuk kursus bahasa
inggris, bahasa perancis gratis, pelatihan menjadi
pemandu wisata dan akan dilibatkan secara langsung
dalam
event
yang di selenggarakan. Terdapat klab film,
Strategi perancangannya adalah membuat
media promosi untuk Museum Konperensi
Asia Afrika yaitu melalui
event
yang
John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara (2009)
menjelaskan
“
tujuan komunikasi secara umum adalah untuk
mencapai sejumlah perubahan yaitu perubahan pengetahuan
(
knowledge change
), perubahan perilaku (
behaviour change
),
perubahan sikap (
attitude change
),perubahan masyarakat (
social
change
)”
Buku
Diberikan setelah mendaftarkan lomba, buku bisa didapat di gerai cinderamata MKAA dan
koperasi sekolah SMP dan SMA
Goody bag
Sebagai tempat buku dan souvenir. Diberikan bersama buku setelah mendaftarkan lomba
Frame
Sebagai gimmick untuk peserta lomba, diberikan bersama buku dan dikemas dalam goody bag
Pin
Diberikan sebagai tanda peserta lomba setelah mendaftar
Stiker
Disebar sebagai media pengingat dan persuasif
Poster
X banner
Di letakan di depan gerai cinderamata MKAA
Poster
Poster ditempel di mading atau papan informasi sekolah SMP dan SMA di wilayah Bandung
Flyer
Buku
Goody Bag
Specifikasi ukuran 25 cm x 30 cm
Frame
Pin
X-Banner
Poster
Flyer
Laporan Pengan
MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
DK 26313/Tugas Akhir Semester I
Oleh:
Tri Hayu Purnami
NIM:
521080
Program Studi Desain
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
20
Laporan Pengan
MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
DK 26313/Tugas Akhir Semester I
Oleh:
Tri Hayu Purnami
NIM:
52108048 Program Studi Desain Grafis
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2012
Laporan Pengantar Tugas Akhir
MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
DK 26313/Tugas Akhir Semester I2011/2012
Tri Hayu Purnami
Program Studi Grafis
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Tugas Akhir
MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
DK 26313/Tugas Akhir 12
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Tugas Akhir
MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
MENGENAL MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ABSTRAK
Museum Konperensi Asia Afrika adalah tempat media pembelajaran
memperkenalkan sejarah peristiwa Konperensi Asia Afrika secara langsung
kepada masyarakat. Memiliki fasilitas modern dan memiliki komunitas yang
disebut dengan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Komunitas
tersebut memiliki sejumlah program publik yang positif.
Namun, kurang dari 30% pelajar SMP dan SMA di sekitar wilayah
Bandung yang mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika, sisanya 70%
berasal dari luar kota. Kondisi ini diperburuk dengan banyak yang tidak
mengetahui jika tiket masuknya gratis, akibatnya pengunjung beranggapan
bahwa museum kurang terawat, tidak modern dan membosankan.
Pemahaman tersebut dikarenakan kurangnya promosi mengenai kondisi dan
keberadaan di Museum Konperensi Asia Afrika serta dari segi perancangan
promosi untuk pelajar SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik
perhatian mereka.
Oleh karena itu, maka perlu dilakukan upaya untuk mempromosikan
Museum Konperensi Asia Afrika kepada pelajar SMP dan SMA di wilayah
Bandung dengan membuat media promosi untuk
event “
Museum
Konperensi Asia Afrika Photo Contest 2012 ” dengan perancangan yang
menarik perhatian mereka yaitu baik dari gaya visualisasi dan pemilihan
warna yang sesuai dengan anak remaja, agar persepsi tentang museum,
khususnya penilaian terhadap Museum Konperensi Asia Afrika menjadi lebih
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang
telah memberikan karunia dan hidayah-Nya, segala kemudahan dan
kesehatan yang telah dilimpahkan oleh-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir dengan judul Mengenal
Museum Konperensi Asia Afrika dengan baik.
Dalam pembuatan laporan ini, penulis juga tidak terlepas dari berbagai
kendala dan hambatan yang dihadapi. Namun penulis akhirnya dapat
menyelesaikan laporan ini. Ini semua dapat dilakukan berkat bantuan,
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari bahwa
Laporan ini masih banyak kekurangannya baik dari segi materi serta visual
yang ditampilkan, oleh sebab itu penulis mengharapkan koreksi, masukan,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan
selanjutnya dan kesempurnaan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang memerlukannya, khususnya bagi penulis.
Bandung, 10 Januari 2012
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I
PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 4
1.3. Fokus masalah ... 4
1.4. Tujuan Perancangan ... 5
BAB II
PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA ... 6 2.1. Definisi Perancangan ... 6
2.2. Definisi Promosi ... 6
2.3. Tujuan Promosi ... 7
2.4. Museum Konperensi Asia Afrika ... 7
2.4.1. Sejarah Museum Konperensi Asia Afrika ... 8
2.4.2. Ruang Pameran Tetap Museum Konperensi Asia Afrika 12
iv
2.4.4. Ruang Pameran Temporer ... 16
2.4.5. Ruang Perpustakaan ... 16
2.4.6. Ruang Audio Visual ... 17
2.5. Analisa Masalah ... 18
2.6. Analisa SWOT ... 19
2.7. Target Audience ... 20
2.8. Manfaat Berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika ... 21
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 22 3.1. Strategi Perancangan ... 22
3.2. Strategi Komunikasi ... 22
3.2.1. Pendekatan Verbal ... 23
3.2.2. Pendekatan Visual ... 24
3.3. Strategi Kreatif ... 24
3.4. Strategi Media ... 25
3.5. Strategi Distribusi ... 27
3.6. Konsep Visual ... 28
3.6.1. Logo Promo ... 28
3.6.2. Tipografi ... 29
3.6.3. Ilustrasi ... 31
v
BAB IV
TEKNIS PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA ... ... 35
4.1. Media Utama ... 35
4.1.1 Buku ... 35
4.2. Media Pendukung ... 36
4.2.1. Goody Bag ... 37
4.2.2. Frame ... 37
4.2.3. Pin ... 38
4.2.4. Stiker ... 39
4.2.5. Poster ... 39
4.2.6. Flyer ... 40
4.2.7. X-Banner ... 41
4.2.8. Blog ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... ... 43
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Gedung Societeit Concordia, 1895 ... 8
Gambar II.2. Gedung Societeit Concordia, 1921 ... 9
Gambar II.3. Gedung Societeit Concordia, 1949 ... 10
Gambar II.4. Gedung Merdeka, 1955 ... 11
Gambar II.5. Peresmian MKAA oleh Presiden Soeharto, 1980 ... 11
Gambar II.6. Denah Ruang Pameran Tetap Museum KAA ... 12
Gambar II.7. Ruang Diorama ... 13
Gambar II.8. Kamera, Mesin Tik, Mesin Teleks yang digunakan saat KAA
berlangsung ... 13
Gambar II.9. Kursi Rotan yang digunakan Saat KAA ... 14
Gambar II.10. Koleksi Perangko ... 14
Gambar II.11. Koleksi Surat ... 14
Gambar II.12. Koleksi Foto ... 15
Gambar II.13. Ruang Pameran Temporer digunakan untuk event yang
diselengggarakan ... 16
Gambar II.14. Ruang Perpustakaan ... 17
Gambar II.15. Ruang Audio Visual ... 17
Gambar II.16. Grafik Analisa Masalah ... 18
Gambar III.1. Logo ... 28
Gambar III.2. Aplikasi Huruf Tahoma ... 29
Gambar III.3. Aplikasi Huruf Target Practice ... 30
vii
Gambar III.5. Aplikasi Huruf Tafelschrift ... 31
Gambar III.6. Digitalisasi Sketsa Logo ... 31
Gambar III.7. Digitalisasi Sketsa Goody Bag ... 32
Gambar III.8. Ilustrasi Background... 33
Gambar III.9. Warna Umum Pada Visual ... 34
Gambar IV.1. Buku ... 35
Gambar IV.2. Layout Buku ... 36
Gambar IV.3. Goody Bag ... 37
Gambar IV.4. Frame ... 38
Gambar IV.5. Aplikasi Frame ... 38
Gambar IV.6. Pin ... 39
Gambar IV.7. Stiker ... 39
Gambar IV.8. Poster ... 40
Gambar IV.9. Flyer ... 41
Gambar IV.10. X-Banner ... 41
viii
DAFTAR TABEL
Tabel III.1. Strategi Media...25
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejarah adalah suatu hal yang sangat penting untuk diabadikan,
dipelajari, dan dilestarikan yang bertujuan untuk menghargai kekayaan
budaya bangsa. Sejarah berfungsi memberikan media pembelajaran untuk
dijadikan pedoman hidup ataupun sebagai motivasi dan sejarah sebagai
referensinya. Salah satu lembaga tempat penyimpanan sejarah adalah
museum. Museum berfungsi sebagai suatu tempat media pembelajaran
memperkenalkan sejarah secara langsung kapada masyarakat.
Menurut sumber dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia,
Konperensi Asia Afrika diselenggarakan pada tanggal 18 sampai dengan 24
April 1955 untuk mempromosikan perdamaian dunia, jiwa dan semangat
Konperensi Asia Afrika menjadi salah satu faktor penting menentukan
jalannya sejarah dunia. Dalam rangka membina dan melestarikan hal
tersebut, Konperensi Asia Afrika beserta peristiwa, masalah, dan pengaruh
yang mengitarinya diabadikan dalam sebuah museum di tempat konperensi
itu berlangsung, letak museumnya di Gedung Merdeka Jalan Asia Afrika No.
65 Bandung.
Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan oleh Presiden RI Soeharto
pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konperensi
2
peringatan 50 tahun Konperensi Asia Afrika, penataan Museum Konperensi
Asia Afrika direnovasi dengan fasilitas-fasilitas yang modern. Dalam ruang
pameran tetap terdapat multimedia yang menampilkan sejarah Konperensi
Asia Afrika, dan memiliki koleksi tiga dimensi, foto, serta tata ruang yang
ditata dengan konsep modern. Selain itu terdapat fasilitas ruang audio visual
untuk menayangkan film dokumenter mengenai kondisi Konperensi Asia
Afrika, dan fasilitas dalam perpustakaan diantaranya adalah Braille corner,
zona wifi, bookshop café, digital library, dan visual library.
Museum Konperensi Asia Afrika juga memiliki komunitas yang disebut
dengan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Lembaga ini dibentuk
untuk memfasilitasi program-program komunitas dalam mewujudkan
solidaritas masyarakat Asia Afrika. Komunitas tersebut memiliki sejumlah
program publik diantaranya adalah Klab Bahasa yang mengajarkan Bahasa
Inggris dan Perancis gratis, Klab Film yang bekerjasama dengan layarkita
yang membahas dan memutarkan film-film dokumenter, Klab Buku, Klab
Nulis, dan Korps Relawan yang selalu mengadakan pelatihan dan
pemanduan untuk menjadi tour guide.
Namun dari segala fasilitas yang ditawarkan di Museum Konperensi
Asia Afrika, kondisi saat ini kurang dari 30% pelajar SMP dan SMA di sekitar
wilayah Bandung yang mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika dan
sisanya yaitu 70% berasal dari luar kota. Kondisi ini diperburuk dengan
banyak yang tidak mengetahui jika masuk ke dalam Museum Konperensi
Asia Afrika tidak dipungut biaya sama sekali, akibatnya adalah pengunjung
3
terawat, tidak modern dan membosankan. pemahaman tersebut dikarenakan
kurangnya promosi mengenai kondisi dan keberadaan di Museum
Konperensi Asia Afrika serta dari segi perancangan promosi untuk pelajar
SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian mereka. Hal ini
dibuktikan dengan hasil survei terhadap 100 pelajar SMP dan SMA di
Bandung.
Kondisi ideal dari Museum Konperensi Asia Afrika adalah museum
tersebut dijadikan sebagai media pembelajaran dan pengetahuan oleh
pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung, agar mereka mengenal sejarah
dan memiliki rasa bangga terhadap sejarah konperensi Asia Afrika sebagai
metode pembelajaran terutama di kalangan pelajar SMP dan SMA yang
terkait mata pelajaran sejarah. Selain itu juga diharapkan Sejarah
Konperensi Asia Afrika dapat menjadi referensi serta motivasi untuk
menghargai perdamaian dan tidak terlibat dalam tawuran ataupun pertikaian
lainnya.
Mencermati permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan upaya
untuk mempromosikan Museum Konperensi Asia Afrika kepada pelajar SMP
dan SMA di wilayah Bandung dengan perancangan yang menarik perhatian
mereka yaitu baik dari gaya visualisasi dan pemilihan warna yang sesuai
dengan anak remaja, agar persepsi tentang museum, khususnya penilaian
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka telah teridentifikasi
masalah sebagai berikut :
Sebagian pelajar SMP dan SMA belum mengenal Museum
Konperensi Asia Afrika sehingga dinilai kurang terawat, tidak modern
dan membosankan
Kurangnya promosi mengenai kondisi dan keberadaan di Museum
Konperensi Asia Afrika serta dari segi perancangan promosi untuk
pelajar SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian
mereka
Pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung yang justru hanya sedikit
yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika
1.3 Fokus Permasalahan
Fokus masalah ini adalah masih dirasakan kurangnya upaya untuk
mempromosikan Museum Konperensi Asia Afrika kepada pelajar SMP dan
SMA di wilayah Bandung serta dari segi perancangan promosi untuk pelajar
SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian mereka, sehingga
pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung yang justru hanya sedikit yang
5
1.4 Tujuan Perancangan
Dari Fokus Permasalahan di atas maka dapat disimpulkan tujuan dari
perancangan adalah:
Mempromosikan Museum Konperensi Asia Afrika dengan
perancangan yang menarik perhatian mereka yaitu dari gaya
visualisasi dan pemilihan warna yang disesuaikan dengan anak
remaja, supaya pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung lebih
mengenal museum tersebut.
Mengarahkan target audience yaitu pelajar SMP dan SMA untuk
mengunjungi Museum Konperensi Asia Afrika.
Meningkatkan pengunjung Museum Konperensi Asia Afrika
6
BAB II
PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI ASIA
AFRIKA
2.1 Definisi Perancangan
Perancangan adalah suatu kegiatan mengatur atau menata sesuatu
berdasarkan konsep. Konsep menurut KBBI
Online
(Kamus Besar Bahasa
Indonesia
Online
terbitan Diknas) adalah ide atau pengertian yang
diabstrakkan dari peristiwa konkret. Perancangan sangat penting dalam
dunia desain, agar karya yang akan diciptakan lebih kreatif dan memiliki
acuan untuk berkarya.
2.2 Definisi Promosi
Promosi adalah suatu usaha dalam menginformasikan dan
mempengaruhi konsumen sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau
pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Philip Kotler (2002)
menjelaskan "
Promotion encompasses all the tools in the marketing mix
whose mayor is persuasive communication
"(h.9). Promosi meliputi semua
alat-alat dalam kombinasi pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk
mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk.
Promosi dilakukan agar konsumen tertarik dan membeli atau mencoba
7
2.3. Tujuan Promosi
John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara (2009) menulis :
Awareness
: menumbuhkan kesadaran keberadaan sebuah produk
dan layanan baru
Knowledge
: memberikan informasi yang dibutuhkan atas penggunaan
sebuah produk dan layanan
Likeability
: menumbuhkan kesukaan terhadap penampilan pesan
Motivation
: mengajak konsumen untuk melakukan apa yang
diinginkan oleh iklan atau produk dan layanan yang disampaikan
Believing
:
menumbuhkan kepercayaan terhadap kelebihan produk
dan layanan yang di sampaikan
Image
:
memperkuat kredibilitas perusahaan atau produk dan layanan
jasa
Remembering
: mengingatkan kembali tentang keberadaan produk
Loyalty
:
mengajak konsumen untuk tetap menggunakan produk dan
layanan yang dipublikasikan. (h.119)
2.4. Museum Konperensi Asia Afrika
Gedung Merdeka atau Museum Konperensi Asia Afrika adalah tempat
bersejarah berlangsungnya Konperensi Asia Afrika yang dihadiri oleh 29
Negara yang mempromosikan perdamaian dunia dan kerja sama
8
Museum menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 Pasal 1
ayat (1) adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan,
dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta
alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan
pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Konperensi Asia Afrika menurut Presiden Ir. Soekarno menyatakan
bahwa kita, anggota Konperensi, berasal dari negara yang berbeda, latar
belakang sosial dan budaya yang berbeda sejarah, agama yang berbeda,
politik yang berbeda, dan warna kulit bahkan berbeda, meskipun begitu, kita
bisa bersatu, dipersatukan oleh pengalaman pahit penjajahan dan keinginan
yang sama dan berjuang dalam mempromosikan perdamaian dunia.
2.4.1. Sejarah Museum Konperensi Asia Afrika
Gedung merdeka memiliki sejarah struktur bangunan dari masa
ke masa.
Gedung Merdeka pertama dibangun pada tahun 1895,
hanyalah berupa bangunan yang sederhana. Bangunan yang
wilayahnya 7500 m² menjadi tempat berkumpulnya
Societeit Concordia
yaitu orang-orang Eropa terutama Belanda yang tinggal di Bandung
[image:52.595.247.392.620.716.2]dan sekitarnya.
Gambar II.1. Gedung Societeit Concordia,1895
9
Gedung Societeit Concordia dibangun kembali pada tahun 1921
dengan gaya arsiektur modern (Art Deco) yang fungsional dan lebih
menonjolkan struktur oleh perancang C.p. Wolff Schoemaker. Gedung
ini berubah wajah menjadi pertemuan “
super club
“ yang paling mewah,
[image:53.595.254.384.297.393.2]lengkap, eksklusif, dan modern di Nusantara.
Gambar II.2. Gedung Societeit Concordia,1921
Sumber : Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika
Gedung Concordia kembali mengalami perombakan pada tahun
1940 dengan gaya arsitektur
International Style
dengan bantuan arsitek
A.F. Aalbers. Pada masa pendudukan tentara Jepang (1942-1945),
Gedung Societeit Concordia berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan
dan difungsikan sebagai pusat kebudayaan. Setelah proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
gedung tersebut dijadikan markas para pemuda Indonesia guna
menghadapi tentara Jepang yang tidak bersedia menyerahkan
kekuasaannya. Sekitar tahun 1949, Gedung Societeit Concordia
10
pertemuan orang-orang Eropa (termasuk juga beberapa orang
[image:54.595.239.401.177.281.2]Indonesia).
Gambar II.3. Gedung Societeit Concordia,1949
Sumber : Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika
Sehubungan dengan keputusan pemerintah Indonesia (1954)
yang menetapkan Bandung sebagai tempat Konperensi Asia Afrika,
maka
Gedung
Societeit
Concordia
terpilih
sebagai
tempat
berlangsungnya konperensi. Hal ini disebabkan gedung tersebut adalah
gedung tempat pertemuan umum yang paling besar dan paling megah
di Bandung. Selain itu lokasinya berada di tengah-tengah kota yang
berdekatan dengan hotel terbaik yaitu Hotel Savoy Homann dan
Preanger. Sejak awal tahun 1955, Gedung Societeit Concordia mulai di
pugar untuk disesuaikan kegunaanya sebagai tempat penyelenggaraan
konperensi bertaraf internasional. Pemugaran gedung ditangani oleh
Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat yang dipimpin oleh Ir.
R. Srigati Santoso. Menjelang konperensi (7 April 1955), gedung ini
11
Gambar II.4. Gedung Merdeka,1955
Sumber : Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika
Pendirian Museum Konperensi Asia Afrika diwujudkan oleh Joop
Ave sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konperensi
Asia Afrika dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen
Luar Negeri, bekerja sama dengan Departemen Penerangan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah daerah Tingkat I
Propinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran. Perencanaan dan
pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh PT. Decenta, Bandung.
Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden RI
Soeharto pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25
tahun Konperensi Asia Afrika.
Gambar II.5. Peresmian MKAA oleh Presiden Soeharto,1980
[image:55.595.235.406.578.690.2]12
2.4.2. Ruang Pameran Tetap Museum Konperensi Asia Afrika
Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap
yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga
dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu,
Konperensi Kolombo, Konperensi Bogor, dan Konperensi Asia Afrika
tahun 1955. Berikut denah ruang pameran tetap di Museum
[image:56.595.254.386.306.414.2]Konperensi Asia Afrika.
Gambar II.6. Denah Ruang Pameran Tetap Museum Konperensi Asia Afrika
Sumber : Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika
Museum ini terbuka untuk korps diplomatik dan organisasi
internasional untuk melakukan diskusi, seminar,
workshop
, pameran,
dan program lainnya.
2.4.3. Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika
Museum Konperensi Asia Afrika memamerkan sejumlah koleksi
berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa
pertemuan Tugu, Konperensi Kolombo, Konperensi Bogor, dan
Konperensi asia Afrika tahun 1955. Saat masuk pintu utama di selatan
Gedung Merdeka, pengunjung akan melihat Ruang Diorama yaitu
13
Soekarno Hatta beserta rekan-rekannya dalam rangka pembukaan
[image:57.595.223.419.166.314.2]Konperensi Asia Afrika pada 18 April 1955.
Gambar II.7. Ruang Diorama
Sumber : Dokumen pribadi
Koleksi tiga dimensi lainnya adalah kamera, mesin tik, mesin
teleks yang digunakan saat Konperensi Asia Afrika berlangsung.
Gambar II.8. Kamera, Mesin Tik, Mesin Teleks yang digunakan saat Konperensi
Asia Afrika berlangsung
Sumber : Dokumen pribadi
Kursi rotan set yang digunakan oleh para delegasi ketika
mereka mengadakan pertemuan informal Konperensi Asia Afrika di
[image:57.595.227.412.452.576.2]14
Gambar II.9. Kursi Rotan yang digunakan saat Konperensi Asia Afrika
Sumber : Dokumen pribadi
Koleksi yang juga dipamerkan di ruang pameran tetap adalah
perangko dan surat yang diterbitkan sehubungan dengan Asia Afrika.
Gambar II.10. Gambar II.11.
15
Dipamerkan juga foto-foto mengenai:
Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konperensi Asia Afrika;
Dampak Konperensi Asia Afrika bagi dunia internasional;
Gedung Merdeka dari masa ke masa;
Profil negara-negara peserta Konperensi Asia Afrika yang dimuat
[image:59.595.241.401.281.395.2]dalam multimedia.
Gambar II.12. Koleksi Foto
Sumber : Koleksi Museum Konperensi Asia Afrika
selain itu, museum ini juga dilengkapi dengan beberapa
multimedia seperti :
1.
Tiga unit komputer berisi informasi tentang :
- Sejarah Gedung Merdeka, KAA, dan Museum KAA
- Profil dari negara-negara Asia Afrika dan biografi delegasi
- Dampak dari Konperensi Asia Afrika
2.
Satu unit tv plasma yang memutar film dokumenter berjudul
"Kelahiran Semangat Bandung"
3. Suatu peralatan audio melakukan suara asli dari bahasa indonesia
oleh Presiden Soekarno yang berunding pidatonya di sesi
16
2.4.4. Ruang Pameran Temporer
Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran
temporer yang berfungsi sebagai ruang pameran untuk
event
yang
diselenggarakan di Museum Konperensi Asia Afrika. Contohnya
adalah pameran batik, pameran arsitektur, pameran Gerakan Non
[image:60.595.242.401.278.492.2]Blok, pameran kebudayaan Indonesia dan lain-lain
.
Gambar II.13. Ruang Pameran Temporer digunakan untuk event yang
diselenggarakan
Sumber : Dokumen pribadi
2.4.5. Ruang Perpustakaan
Untuk menunjang kegiatan Museum Konperensi Asia Afrika,
pada 1985 Abdullah Kamil (pada waktu itu Kepala Perwakilan
Kedutaan Besar Republik Indonesia di London) memprakarsai
dibuatnya perpustakaan. Perpustakaan dikembangkan sebagai pusat
perpustakaan Asia Afrika yang proses pengerjaannya yaitu pada
17
informasi utama yang menyediakan berbagai fasilitas seperti buku
braile,
zona wifi
,
bookshop café
,
digital library
, dan
audio visual library
.
Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial,
politik, dan budaya Negara-negara Asia Afrika, dan negara-negara
lainnya; dokumen-dokumen mengenai Konperensi Asia Afrika dan
konferensi-konferensi lanjutannya; serta majalah dan surat kabar yang
[image:61.595.253.388.307.395.2]bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.
Gambar II.14. Ruang Perpustakaan
Sumber : Dokumen pribadi
2.4.6. Ruang Audio Visual
Seperti juga perpustakaan, ruang audio visual dibuat pada
1985. Keberadaan ruang ini juga diprakarsai oleh Abdullah Kamil.
Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan film-film dokumenter.
Gambar II.15. Ruang Audio Visual
[image:61.595.257.382.580.664.2]18
2.5. Analisa Masalah
Sebagian pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung belum mengenal
Museum Konperensi Asia Afrika dikarenakan usaha mempromosikannya
masih dianggap kurang serta dari segi perancangan promosi untuk pelajar
SMP dan SMA masih dirasakan kurang menarik perhatian mereka. Hal ini
dibuktikan dengan pembagian
questionnaire
kepada 100 pelajar yaitu pelajar
SMP dan SMA di wilayah Bandung. Hasil persentase menunjukan 61 %
menjawab belum cukup melakukan promosi sedangkan 34% menjawab
cukup melakukan promosi. Selain hal itu, Mereka juga tidak mengetahui
event
yang digelar
di Museum Konperensi Asia Afrika dikarenakan mereka
tidak melihat ataupun mendapatkan salah satu media promosi yang dibuat.
Hal ini juga ditunjukan dengan hasil persentase yaitu 8 % yang menjawab
[image:62.595.113.534.467.717.2]mengetahui
event
yang diselenggarakan dan 87 % menjawab tidak tahu.
Gambar II.16. Grafik Analisa Masalah
19
2.6. Analisa SWOT
Strength
(Kekuatan):
Mempunyai sejarah yang dikenal oleh dunia
Memiliki fasilitas yang modern
Kondisi museum terawat dengan baik
Gratis untuk biaya masuk
Weakness
(Kelemahan):
Kurangnya komunikasi mengenai informasi Museum Konperensi
Asia Afrika kepada masyarakat
Penyebaran media informasi kurang merata, sehingga banyak
yang tidak tahu mengenai keberadaan Museum Konperensi Asia
Afrika
Opportunities
(Peluang):
Meningkatkan jumlah pengunjung Museum Konperensi Asia
Afrika
Menjadikan Museum Konperensi Asia Afrika objek wisata yang
menarik
Lebih banyak dikenal oleh masyarakat terutama pelajar di
20
Threat
(Ancaman):
Sebagian masyarakat belum mengenal Museum Konperensi Asia
Afrika sehingga dinilai kurang terawat, tidak modern dan
membosankan
Pelajar SMP dan SMA di Bandung yang justru sedikit
pengunjungnya
2.7.
Target Audience
Demografis (jenis / tipe orang)
Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
Pekerjaan
: pelajar SMP dan SMA dan tertuju untuk para
sahabat MKAA yang terdiri dari Mahasiswa
Usia
: 12-25 tahun
Kelas sosial
: Menengah ke atas
Geografis (berdasarkan lokasi)
Daerah sekitar Bandung
Psikografis (karakter / sifat)
Tertarik untuk mengetahui sejarah Konperensi Asia Afrika, suka
travelling
, menyukai fotografi.
Behavioral
(prilaku)
Pelajar yang suka berfoto-foto dan menyukai bangunan-bangunan
21
2.8. Manfaat Berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika
Memberikan pengetahuan mengenai sejarah Museum beserta
peristiwa mengenai KAA
Menjadi
referensi
untuk
menghargai
perdamaian,
agar
membentuk pribadi yang lebih baik. Sebagai contohnya, tidak
tawuran ataupun terlibat dalam gank motor yang mempunyai efek
buruk dan merugikan banyak pihak
Memiliki komunitas Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika
yang memiliki keuntungan untuk kursus bahasa inggris, bahasa
perancis gratis, pelatihan menjadi pemandu wisata dan akan
dilibatkan secara langsung dalam
event
yang di selenggarakan.
Terdapat klab film, buku, nulis yang memiliki kegiatan positif untuk
22
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1. Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan dilakukan dari beberapa pemecahan
masalah dalam Museum Konperensi Asia Afrika adalah kurangnya promosi
kepada pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung, serta dari segi
perancangan promosi untuk pelajar SMP dan SMA masih dirasakan kurang
menarik perhatian mereka. Strategi perancangan tersebut adalah membuat
media promosi untuk Museum Konperensi Asia Afrika yaitu untuk event yang
menggelar lomba fotografi dengan gaya perancangan yang menarik yaitu
dari segi visualisasi dan pemilihan warna yang disesuaikan dengan pelajar
SMP dan SMA.
3.2. Strategi Komunikasi
John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara (2009)
menjelaskan tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai
sejumlah perubahan yaitu perubahan pengetahuan (knowledge change),
perubahan perilaku (behaviour change), perubahan sikap (attitude
change),perubahan masyarakat (social change) (h.6). Maka dari itu,
diperlukan suatu program dan media yang dapat mendukung promosi untuk
memperkenalkan Museum Konperensi Asia Afrika kepada masyarakat
sebagai solusi untuk merubah citra museum ke arah yang lebih baik. Untuk
23
penyampaian yang efektif kepada target sasaran. Melalui pendekatan
komunikasi secara verbal dan visual harus bersifat persuasif yang bertujuan
untuk mengajak target audience berkunjung ke Museum Konperensi Asia
Afrika.
3.2.1. Pendekatan Verbal
Pesan utama yang ingin disampaikan dari promosi ini adalah
memperkenalkan keberadaan Museum Konperensi Asia Afrika yang
memiliki fasilitas-fasilitas modern serta komunitas Sahabat museum
Konperensi Asia Afrika yang menarik yang belum diketahui oleh
sebagian pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung. Maka dibuatlah
media promosi untuk event yang mengundang mereka untuk hadir ke
museum dengan melalui Museum Asia Afrika Photo Contest 2012.
Slogan pada perancangan promosi ini adalah Kalau bukan
Kita, Siapa lagi ? Slogan ini bertujuan untuk mengajak target sasaran
yaitu pelajar terutama pelajar SMP dan SMA untuk peduli terhadap
keberadaan museum serta membangkitkan rasa nasionalisme
terhadap sejarah Konperensi Asia Afrika. Materi pesan tersebut
disampaikan melalui event lomba fotografi yang berlokasikan di area
Museum Konperensi Asia Afrika dan diselenggarakan pada saat hari
peringatan Konperensi Asia Afrika yaitu 18-24 April 2012. Dengan
24
3.2.2. Pendekatan Visual
Pendekatan visual yang akan dilakukan pada promosi ini
adalah :
Menggunakan logo, sebagai identitas yang akan digunakan pada
media-media promosi, sehingga media tersebut memiliki identitas
yang jelas.
Tipografi yang digunakan disesuaikan dengan konsep untuk
menarik perhatian target sasaran yang akan mengikuti event
lomba fotografi tersebut dan harus memiliki tingkat keterbacaan
yang jelas agar pesan dapat tersampaikan dengan baik kepada
target sasaran.
Menggunakan foto dan layout yang disesuaikan dengan konsep
dan berkesan menyenangkan yang bersifat persuasif.
Menggunakan warna-warna yang cerah yang disesuaikan untuk
anak remaja di kalangan pelajar SMP dan SMA di wilayah
Bandung untuk menarik perhatian mereka.
3.3. Strategi Kreatif
Menciptakan sebuah media promosi untuk event berupa lomba
fotografi, setelah pendaftaran maka akan mendapatkan buku Mengenal
Museum Konperensi Asia Afrika dan souvenir,yang dikemas dalam goody
bag untuk menarik perhatian para target audience. Media utamanya adalah
buku dan media pendukung lainnya berupa poster, flyer, goody bag, frame,
25
mengikuti event yang diselenggarakan. Dari segi desain, konsepnya adalah
desain yang sangat mencirikan anak muda. Baik dari warna, ilustrasi, sampai
penggunaan font.
3.4. Strategi Media
Strategi media dibutuhkan karena dalam menyampaikan sebuah
informasi ataupun pesan ke target audience dibutuhkan sebuah media.
Pemilihan media ini bertujuan agar pesan yang disampaikan bisa diterima
dan menarik perhatian target audience. Penggunaan media untuk event ini
menggunakan media lini bawah (below the line).
MEDIA UTAMA KETERANGAN
Buku
Membuat media promosi berupa
buku yang memberikan informasi
secara lengkap kepada target
audience sehingga mereka bisa
mengenal Museum Konperensi Asia
Afrika secara menyeluruh
MEDIA PENDUKUNG KETERANGAN
Goody bag
goody bag ini berfungsi sebagai
tempat buku dan souvenir
Poster
Poster menyampaikan informasi
pada pembaca yang sedang
bergerak. Poster digunakan untuk
26
atau penawaran
Frame
Frame sebagai gimmick untuk
menarik perhatian target audience
Pin
Pin berfungsi sebagai tanda bahwa
mereka ikut berpatisipasi dalam
event
Stiker Stiker berupa logo event sebagai media informasi dan pengingat
X-banner X-banner sebagai media informasi
untuk memberitahukan event
Flyer
Flyer adalah alat pendekatan yang
persuasif, setiap orang bisa
membacanya leluasa dan dimana
saja.
Blog
Media promosi yang paling efektif
untuk memberikan informasi lebih
[image:70.611.127.529.104.556.2]lengkap mengenai event
27
3.5. Strategi Distribusi
No Media Strategi Distribusi
1 Buku
Diberikan setelah membayar registrasi
mendaftarkan lomba, buku bisa didapat di
gerai cindera mata dan koperasi sekolah SMP
dan SMA
2 Goody bag Diberikan saat mendaftarkan lomba.
3 Frame
Sebagai gimmick untuk peserta lomba,
diberikan bersama buku.
4 Poster
Poster ditempel di mading atau papan
informasi sekolah SMP dan SMA di wilayah
Bandung
5 Pin
Diberikan sebagai tanda peserta lomba setelah
mendaftar.
6 Stiker
Disebar sebagai media pengingat dan
persuasif.
7 X banner Diletakan di depan gerai cinderamata MKAA
8 Flyer
Dibagikan kepada pelajar SMP dan SMA
melalui perantara Guru.
9 Blog
Ditulis di Poster, X-Banner, Flyer untuk
informasi lebih lengkap yang tidak tertera pada
[image:71.611.127.531.127.690.2]media-media tersebut.
3.6
K
elemen
m
karakter anak muda.
3.6.1. Logo Promo
logogram
magenta
t
ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas
m
sangat familiar bentuknya.
3.6. Konsep Visual Konsep
Konperensi
elemen-elem
menggunak
karakter anak muda.
3.6.1. Logo Promo
Kons
logogram.
magenta dan
terlihat me
ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas
memberikan
sangat familiar bentuknya.
Konsep Visual
ep Visual ya
si Asia Afri
lemen yang
akan warna
karakter anak muda.
3.6.1. Logo Promo
nsep logo
. Dalam kon
dan yellow
engajak unt
ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas
an kesan k
sangat familiar bentuknya.
yang dipilih d
frika Photo
ng berhubu
a-warna ce
Gambar III.
yang dig
onsep logotype
yellow dimaksud
ntuk dibaca
ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas
klasik tapi
sangat familiar bentuknya.
dalam med
o Contest 2
bungan de
cerah agar
Gambar III.1 Logo
igunakan,
logotype diguna
udkan untuk
a terlebih d
ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas
i modern, da
dia promosi
2012 meng
engan keg
r terlihat m
Logo
menggabu
akan backg
uk memperje
dahulu. Da
ilustrasi dari kamera polaroid untuk mempertegas event
dan bentuk
si untuk event
ggunakan g
egiatan foto
menarik yan
ungkan logotype
kground berw
rjelas pesan
alam logogram
event lomba fo
k dari hasil fo
28 event Museum
gambar da
otografi, da
ang mewak
logotype dan
rwarna cyan
an dan aga
logogram berupa
lomba fotografi yang
l foto Polaroi
29
3.6.2. Tipografi
Tipografi yang digunakan diantaranya adalah :
a. Tahoma
Tahoma merupakan jenis huruf sans serif karena tidak memiliki
serif/kait/kaki. Salah satu ciri huruf ini adalah memiliki bagian-bagian
tubuh yang sama tebalnya. Jenis huruf ini efektif untuk penulisan judul
karena memiliki citra dinamis dan simpel.
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn
Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
. , ! @ # $ % ^ & * ( ) - +
Aplikasi huruf dalam logo :
Gambar III.2 Aplikasi Huruf Tahoma
b. Target Practice
Target practice adalah jenis huruf dekoratif bukan termasuk
huruf teks sehingga sangat tidak tepat jika digunakan untuk teks
panjang. Huruf ini tidak memiliki huruf kecil, angka dan simbol. Huruf
30
A B C D E f g h i j k l m n
o p Q r s t u v w x y z
Aplikasi huruf dalam logo :
Gambar III.3 Aplikasi Huruf Target Practice
c. Doctor Soos Bold
Doctor soos bold merupakan jenis huruf sans serif yang
mempunyai kesan untuk anak muda.
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn
Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
. , ! @ # $ % ^ & * ( ) - +
Aplikasi huruf dalam logo :
Gambar III.4 Aplikasi Huruf Doctor Soos Bold
d. Tafelschrift
Tafelschrift adalah jenis huruf hand writing atau tulisan tangan
31
A a Bb Cc D d E e Ff G g H h I i J j K k L l M m N n
Oo Pp Q q R r Ss Tt U u Vv W w X x Y y Z z
[image:75.611.257.434.205.301.2]Aplikasi huruf dalam tagline :
Gambar III.5 Aplikasi Huruf Tafelschrift
3.6.3. Ilustrasi
Rakhmat Supriyono (2010) menjelaskan Ilustrasi dimaksudkan untuk
memperjelas informasi atau pesan dan sekaligus sebagai alat untuk menarik
perhatian pembaca. (h.50)
Gambar III.6 Digitalisasi Sketsa Logo
Visual untuk logo media promosi Museum Konperensi Asia Afrika
Sengaja dibuat vector agar terlihat sederhana dan menarik perhatian.
Ilustrasi Polaroid mewakili event yang digelar yaitu lomba fotografi. Kamera
[image:75.611.211.445.474.584.2]32
modern dan menyenangkan sesuai dengan Museum Konperensi Asia Afrika
yang memiliki gedung bersejarah tetapi didalamnya memiliki fasilitas yang
modern. Pemilihan visual Polaroid juga karena memiliki bentuk yang khas
dan hasil fotonya memiliki bentuk yang menarik, mempunyai ciri khas dan
[image:76.611.234.458.248.390.2]familiar untuk dikenali.
Gambar III.7 Digitalisasi Sketsa Goody Bag
Visual karakter anak laki-laki dalam goody bag bukan merupakan icon
untuk event Museum Konperensi Asia Afrika Photo Contest 2012. Visual
tersebut merupakan visual alternatif yang berguna menarik perhatian target
33
[image:77.611.224.430.98.316.2]Gambar III.8 Ilustrasi Background
Ilustrasi background menggunakan warna biru langit yang
melambangkan kebebasan dan perdamaian, dengan tampilan siluet Gedung
Merdeka yang mewakili Museum Konperensi Asia Afrika, serta tampilan
seperti dari hasil foto kamera Polaroid dimaksudkan sebagai penegas dari
event yang diselenggarakan adalah lomba fotografi.
3.6.4. Warna
Salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik
perhatian pembaca adalah warna. Betapa sepinya jika sebuah desain tanpa
adanya sebuah warna. Warna yang digunakan adalah warna CMYK. Warna
ini mempunyai 4 warna dasar yang bila dicampurkan dengan komposisi
tertentu akan menghasilkan warna yang tepat seperti yang diinginkan.
Alasan menggunakan warna CMYK karena dalam media promosi ini target
audience adalah pelajar SMP dan SMA yang memiliki keanekaragaman
34
C : 100 % C : 0 % C : 0 %
M : 0 % M : 100 % M : 0 %
Y : 0 % Y : 0 % Y : 100 %
K : 0 % K : 0 % K : 0 %
C : 0 % C : 30 % C : 0 %
M : 0 % M : 0 % M : 0 %
Y : 0 % Y : 8 % Y : 0 %
[image:78.611.188.464.99.477.2]K : 100 % K : 0 % K : 0 %
35
BAB IV
TEKNIS PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM KONPERENSI
ASIA AFRIKA
4.1. Media Utama
4.1.1 Buku
Buku adalah media utama yang memberikan informasi secara
lengkap kepada
target audience
sehingga
mereka bisa lebih mengenal
Museum Konperensi Asia Afrika. Diberikan setelah membayar registrasi
mendaftarkan lomba, buku bisa didapat di gerai cinderamata dan koperasi
sekolah SMP dan SMA. Buku dijilid dengan
hard cover
laminasi doff dikertas
[image:79.595.113.532.467.667.2]art paper 150gr ukuran 18 cm x 18 cm.
36
Gambar IV.2 Layout Buku
4.2. Media Pendukung
Media pendukung digunakan untuk mendukung media utama. Media
pendukung merupakan media yang digunakan untuk mempromosikan
event
Museum Konperensi Asia Afrika
Photo Contest
2012 yang akan ditawarkan
kepada
target audience
yaitu pelajar SMP dan SMA di wilayah Bandung.
Media pendukung berperan penting demi mendukung kelangsungan dan
[image:80.595.138.500.109.509.2]37
4.2.1
Goody Bag
Goody bag
media pendukung untuk menarik perhatian
target
audience
,
goody bag
diberikan kepada calon pengunjung yang
mendaftarkan dirinya untuk lomba fotografi, goody bag ini berfungsi
sebagai tempat buku dan souvenir. Dicetak dalam bahan luster
ukuran 25 cm x 30 cm.
Gambar IV.3 Goody Bag
4.2.2.
Frame
Frame
sebagai
gimmick
diberikan kepada yang mendaftarkan
lomba,
frame
digunakan untuk memajang foto dan berfungsi sebagai
media pengingat yang persuasif. Di cetak dalam kertas akasia ukuran
38
Gambar IV.4 Frame
Gambar IV.5 Aplikasi Frame
4.2.3
.
Pin
Pin dipakai sebagai
gimmick
yang dapat diperoleh saat menjadi
peserta sebagai tanda bertuliskan
follower
Museum Konperensi Asia
Afrika
Photo Contest 2012
. Pin berukuran diameter 4.5 cm. Pin
[image:82.595.203.435.110.298.2]39
Gambar IV.6 Pin
4.2.4. Stiker
Media stiker adalah sebagai media pengingat diberikan kepada
pengunjung dan pelajar SMP dan SMA secara gratis sebagai alternatif
dari promosi. Stiker dibuat dari media kertas vinyl dengan teknik cetak
laser
digital printing.
[image:83.595.260.415.480.580.2]Gambar IV.7 Stiker
4.2.5. Poster
Gambar dan huruf di atas media berukuran besar. ditempel
pada dinding atau bidang datar dan dibuat menarik perhatian di
40
yang sedang bergerak. Poster digunakan untuk menyajikan informasi,
data, jadwal atau penawaran. Material yang digunakan yaitu kertas Art
Paper 150 gr ukuran A3. Dicetak 350 buah untuk disebarkan di 172
SMP Negeri dan Swasta di wilayah Bandung dan 147 SMA Negeri
[image:84.595.234.407.249.497.2]dan Swasta di Bandung dan sisanya disebarluaskan untuk SMKAA.
Gambar IV.8 Poster
4.2.6.
Flyer
Flyer
adalah media yang sangat sederhana untuk
menyampaikan suatu informasi dan promosi, teknisnya
menggunakan kertas art papper 210gr berukuran 9cm x 11 cm
laminasi glossy. Dicetak 10000 lembar untuk di bagikan di
41
Gambar IV.9 Flyer
4.2.7
. X- Banner
Diletakan di depan gerai cinderamata MKAA agar dilihat
orang yang sedang berkunjung, Material jerman outdoor, ukuran 160
[image:85.595.185.456.109.268.2]cm x 60 cm, cetak media dengan digital printing.
[image:85.595.265.372.420.701.2]42
4.2.8. Blog
Blog dibuat sebagai media promosi pendukung yang
berfungsi untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai
event
regulasi lomba Museum Konperensi Asia Afrika
Photo
Contest
2012 yang tidak terdapat dalam
x-banner
, poster, dan
[image:86.595.152.521.305.576.2]flyer
. Blog dibuat di www.blogspot.com .
DAFTAR PUSTAKA
SumberBuku
KamusBesar Indonesia.DepartemenPendidikandanKebudayaan RI.
Kennedy, John. E., &Soemanagara, R.D. (2009).Marketing
Communication.Jakarta :BhuanaIlmuPopuler.
Kotler, Philip & Armstrong.(2002). Prinsip-PrinsipPemasaran.
Jakarta:Erlangga.
Suganda, Her.(2011). WisataParijs Van Java.Jakarta :Kompas
Supriyono, Rahmat. (2010). DesainKomunikasi Visual TeoridanAplikasi.
Yogyakarta :Andi.
Sumber Web
Diknas. 2009 (20 April). KamusBesarBahasa Indonesia Online.Tersedia
di:http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/
Kementerianluarnegeri RI.( 2006 ). Museum of The Asian African Conference. Diaksespada 22 Oktober 2010. W.W.W.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
Data Pribadi / Personal Details
Nama / Name : Tri Hayu Purnami
Alamat / Address : Gg. Manunggal IINo.5505/09
Cijerah, Bandung Kode Post / Postal Code : 40213
Nomor Telepon / Phone : 085722714340
Email : trea34@rocketmail.com
Jenis Kelamin / Gender : Perempuan
Tanggal Kelahiran / DOB. : 15 September 1989 Status Marital / Marital Status : single
Warga Negara /Nationality : Indonesia
Agama / Religion : Islam
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan
/
Educational and Professional Qualification
Jenjang Pendidikan
Education Information
Periode Sekolah / Institusi /
Universitas Jurusan Jenjang IPK / NA
1995 - 2001 SDN Sayuran 4 - Bandung 2001 - 2004 SLTPN 4 - Cimahi
2004 - 2007 SMA YWKA - Bandung IPA
2008 - 2012 Universitas Komputer
Indonesia DKV D3
Pendidikan Non Formal / Training Seminar
1. Kursus ConversationClass di ITB, Bandung(2005) 2. EEC, Widyatama (2005)
3. SSC, Bandung(2006 -2007)
4. Seminar Digital vs Konvensional di UNIKOM, Bandung (2010) 5. Pelatihan Hardware di UNIKOM, Bandung (2011)
Riwayat Pengalaman Kerja/
Summary of Working Experience
1
Tahun :2007-saat ini
Instansi / Perusahaan :Freelance
Posisi :Designer
2
Tahun :2008-saat ini
Instansi / Perusahaan :Freelance
Posisi :Marketing
3
Tahun : 2010
Instansi / Perusahaan : PT. MQTV (Praktek Kerja Lapangan)
Posisi : Desainer Grafis
4
Tahun : 2011
Instansi / Perusahaan : mizan publishing house
Posisi : Desain Grafis
Kecakapan Berbahasa
Language Proficiency
No Bahasa
Kemampuan
Membaca Menulis Berbicara Mendengar
1 Indonesia Baik Baik Baik Baik
2 Sunda Baik Baik Cukup Cukup
3 Inggris Baik Baik Cukup Cukup
4 Jepang Cukup Kurang Kurang Kurang
Kesimpulan / Executive Summary
(Penjelasan singkat mengenai kualifikasi, kemampuan dalam pekerjaan, dan data personal lainnya)
Telah memperoleh cukup banyak ilmu mengenai desain selama kuliah, sehingga dapat bekerja dengan professional, mandiri dan atau berkelompok dalam mengerjakan pekerjaan di bidang desain. Selain itu juga memiliki cukup pengalaman mengenai fotografi dan videografi.
Dapat mengoprasikan komputer dan menguasai beberapa software, antara lain: Photoshop, Illustrator, Premier, InDesain, After Effect, Flash, 3DS Max, Corel Draw, Word, Exel, Powerpoint dll.