MENINGKATKAN SIKAP ENTREPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6
LANGKAH (MODEL TF-6M)
(Studi Terhadap Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Majalengka)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin Otomotif
Oleh Dani Setyawan
0807851
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MENINGKATKAN SIKAP ENTREPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6
LANGKAH (MODEL TF-6M)
(Studi Terhadap Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Majalengka)
Oleh Dani Setyawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Dani Setyawan
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53 ii
ABSTRAK
Dani Setyawan (2014). Meningkatkan Sikap Enterpreneurship Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M), (Studi Terhadap Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Majalengka).
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia mengenai banyaknya angka pengangguran di Indonesia yang salah satunya disumbang oleh lulusan SMK. Angka pengangguran yang begitu besar diakibatkan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan jumlah lapangan kerja, seperti yang dikatakan oleh menteri tenaga kerja Muhaimin Iskandar. Tidak mencukupinya lapangan pekerjaan dikarenakan kurangnya minat masyarakat untuk berwirausaha (entrepreneurship) dan menciptakan lapangan pekerjaan, hal ini diungkapkan oleh Chairul Djamari selaku deputi bidang reskontruksisasi dan pengembangan usaha kementerian koperasi dan usaha kecil menengah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap entrepreneurship siswa pada kompetensi teknik sepeda motor dengan menerapkan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) di kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen ini diberikan kepada siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1 Majalengka Tahun Ajaran 2012/2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari data nilai skor pretest dan posttest pada kelas eksperimen (persentase ketercapaian skor pretest 74,06 %, persentase ketercapaian skor posttest 81,53 % dengan besar gain dinormalisasi 0,29). Data dari kelas kontrol (persentase ketercapaian skor pretest 73,35 %, persentase ketercapaian skor posttest 74,15 % dengan besar gain dinormalisasi 0,03). Lima seri pembelajaran yang telah dilakukan menunjukan bahwa peningkatan sikap
entrepreneurship pada kelas eksperimen jauh lebih besar daripada sikap entrepreneurship pada kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) dapat meningkatkan sikap entrepreneurship kelas XI TSM SMK Negeri 1 Majalengka.
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53 iii
Abstract : This study was conducted based on data from Statistics Indonesia of the number of unemployment in Indonesia is one of them contributed by SMK graduates . The unemployment rate is so large due to unbalance the number of job seekers and the number of jobs , as stated by the labor minister Muhaimin Iskandar . Insufficient employment due to lack of public interest in entrepreneurship and create jobs , it is expressed by Chairul Djamari reskontruksisasi as deputy ministries and business development of cooperatives and small midle businesses. Purpose of this research is to improve students' attitudes on entrepreneurial competencies motorcycle engineering by applying learning model Teaching Factory 6 Steps ( Model TF - 6M ) in the classroom . The method used is the method quasi eksperimen . This quasi-experimental study was given to the students of class XI SMK Negeri 1 Majalengka TSM Academic Year 2012/2013 . The data was collected using a questionnaire . The results of this study can be seen from the data value of pretest and posttest scores in the experimental class ( percentage achievement pretest scores 74.05 % , the percentage achievement posttest scores 81.53 % with a normalized gain of 0.29 ) . Data from the control class ( percentage achievement pretest scores 73.35 % , the percentage achievement posttest scores 74.14 % with a normalized gain of 0.03 ) . Five series of learning that has been done shows that the increase in entrepreneurial attitudes in the experimental class is much larger than the entrepreneurial attitude control class . It can be concluded that the application of the learning model Teaching Factory 6 Steps ( Model TF - 6M ) can improve the attitude of entrepreneurship class XI SMK Negeri 1 Majalengka TSM .
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 7
1. Definisi Sikap Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 7
2. Sikap-Sikap Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 8
B. Model Pembelajaran ... 24
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 24
2. Macam-Macam Model Pembelajaran ... 24
a. Model Pembelajaran Kontekstual ... 24
b. Model Pembelajaran Kooperatif ... 25
c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 25
d. Model Pembelajaran di SMK Negeri 1 Majalengka ... 26
e. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) ... 27
C. Asumsi ... 36
D. Hipotesis ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Lokasi dan Subyek Populasi/sampel penelitian ... 38
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
2. Populasi dan Sampel penelitian ... 38
B. Desain Penelitian ... 39
C. Metode Penelitian ... 39
D. Definisi Operasional ... 40
1. Sikap Enterpreneurship ... 40
2. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah ... 41
E. Paradigma Penelitian ... 42
F. Instrumen Penelitian ... 42
G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 44
1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian ... 44
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 46
3. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 47
H. Teknik Pengumpulan Data ... 49
I. Teknik Analisis Data ... 49
1. Persentase Ketercapaian Skor ... 50
2. Uji Homogenitas ... 50
3. Gain Ternormalisasi (N-Gain) ... 51
4. Uji Hipotesis ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Pemaparan Data ... 53
1. Persentase Ketercapaian Skor ... 53
2. Uji homogenitas ... 61
3. Uji Hipotesis ... 61
B. Pembahasan Penelitian ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Desain Penelitian ...39
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...43
3.3 Skala Likert dan Bobot Skor Instrumen Penelitian ...44
3.4 Kesimpulan Hasil Validitas Uji Coba Angket ...47
3.5 Hasil Reliabilitas angket ...49
3.6 Kriteria Normalized Gain ...51
4.1 Rata-rata Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...53
4.2 Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship dan N-Gain Berdasarkan Masing-masing Indikator pada Kelas Eksperimen ...54
4.3 Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship Berdasarkan Masing-masing Indikator pada Kelas Kontrol ...54
4.4 Tes Homogenitas ...61
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Ciri-ciri Sikap Wirausaha ...11
2.2 Struktur Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah ...28
2.3 Implementasi Model Pembelajaran TF-6M ...35
3.1 Paradigma Penelitian ...42
4.1 Grafik Peningkatan Persentase Ketercapaian Skor Tiap Indikator Sikap Entrepreneurship pada Kelas Eksperimen ...56
4.2 Grafik Peningkatan Persentase Ketercapaian Skor Tiap Indikator Sikap Entrepreneurship pada Kelas Kontrol ...56
4.3 Peningkatan Sikap Entrepreneurship Indikator Motivasi Berprestasi Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Persen Ketercapaian Skor ...57
4.4 Peningkatan Sikap Entrepreneurship Indikator Motivasi Berprestasi Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Persen Ketercapaian Skor ...58
4.5 Perbandingan Rata-rata N-Gain Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...59
4.6 Diagram Penyebaran N-Gain Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen ...60
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1.1 Data Hasil Penelitian, Perhitungan Persentase Ketercapaian Skor dan
Perhitungan N-Gain ...?
1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...
1.3 Judgement Expert Instrumen ...
1.4 Uji Hipotesis dan Homogenitas ...
1.5 Silabus Pembelajaran ...
1.6 Strategi besar pelaksanaan Model TF-6M dengan pengerjaan order (pesanan)
service ringan kompetensi teknik sepeda motor ...
1.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Teaching Factory 6 Langkah
(Model TF-6M) dengan order service ringan sepeda motor ...
1.8 Instrumen penelitian ...
1.9 Dokumentasi Penelitian ...
1.10 Work Order ...
1.11 Surat Penunjukan Pembimbing ...
1.12 Lembar Bimbingan ...
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 7
1. Definisi Sikap Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 7
2. Sikap-Sikap Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 8
B. Model Pembelajaran ... 24
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 24
2. Macam-Macam Model Pembelajaran ... 24
a. Model Pembelajaran Kontekstual ... 24
b. Model Pembelajaran Kooperatif ... 25
c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 25
d. Model Pembelajaran di SMK Negeri 1 Majalengka ... 26
e. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) ... 27
C. Asumsi ... 36
D. Hipotesis ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Lokasi dan Subyek Populasi/sampel penelitian ... 38
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
2. Populasi dan Sampel penelitian ... 38
B. Desain Penelitian ... 39
C. Metode Penelitian ... 39
D. Definisi Operasional ... 40
1. Sikap Enterpreneurship ... 40
2. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah ... 41
E. Paradigma Penelitian ... 42
F. Instrumen Penelitian ... 42
G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 44
1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian ... 44
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 46
3. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 47
H. Teknik Pengumpulan Data ... 49
I. Teknik Analisis Data ... 49
1. Persentase Ketercapaian Skor ... 50
2. Uji Homogenitas ... 50
3. Gain Ternormalisasi (N-Gain) ... 51
4. Uji Hipotesis ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Pemaparan Data ... 53
1. Persentase Ketercapaian Skor ... 53
2. Uji homogenitas ... 61
3. Uji Hipotesis ... 61
B. Pembahasan Penelitian ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Desain Penelitian ...39
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...43
3.3 Skala Likert dan Bobot Skor Instrumen Penelitian ...44
3.4 Kesimpulan Hasil Validitas Uji Coba Angket ...47
3.5 Hasil Reliabilitas angket ...49
3.6 Kriteria Normalized Gain ...51
4.1 Rata-rata Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...53
4.2 Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship dan N-Gain Berdasarkan Masing-masing Indikator pada Kelas Eksperimen ...54
4.3 Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship Berdasarkan Masing-masing Indikator pada Kelas Kontrol ...54
4.4 Tes Homogenitas ...61
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Ciri-ciri Sikap Wirausaha ...11
2.2 Struktur Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah ...28
2.3 Implementasi Model Pembelajaran TF-6M ...35
3.1 Paradigma Penelitian ...42
4.1 Grafik Peningkatan Persentase Ketercapaian Skor Tiap Indikator Sikap Entrepreneurship pada Kelas Eksperimen ...56
4.2 Grafik Peningkatan Persentase Ketercapaian Skor Tiap Indikator Sikap Entrepreneurship pada Kelas Kontrol ...56
4.3 Peningkatan Sikap Entrepreneurship Indikator Motivasi Berprestasi Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Persen Ketercapaian Skor ...57
4.4 Peningkatan Sikap Entrepreneurship Indikator Motivasi Berprestasi Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Persen Ketercapaian Skor ...58
4.5 Perbandingan Rata-rata N-Gain Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...59
4.6 Diagram Penyebaran N-Gain Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen ...60
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1.1 Data Hasil Penelitian, Perhitungan Persentase Ketercapaian Skor dan
Perhitungan N-Gain ...?
1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...
1.3 Judgement Expert Instrumen ...
1.4 Uji Hipotesis dan Homogenitas ...
1.5 Silabus Pembelajaran ...
1.6 Strategi besar pelaksanaan Model TF-6M dengan pengerjaan order (pesanan)
service ringan kompetensi teknik sepeda motor ...
1.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Teaching Factory 6 Langkah
(Model TF-6M) dengan order service ringan sepeda motor ...
1.8 Instrumen penelitian ...
1.9 Dokumentasi Penelitian ...
1.10 Work Order ...
1.11 Surat Penunjukan Pembimbing ...
1.12 Lembar Bimbingan ...
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia saat ini
berkembang cukup maju dan pesat. Seiring dengan perkembangan teknologi
tersebut, diperlukan adanya peningkatan sumber daya manusia di Indonesia.
Pendidikan merupakan salah satu bagian dalam pengembangan sumber daya
manusia. Melalui pendidikan seseorang dapat menjadi pribadi yang mandiri dan
bertanggung jawab. Menurut UU Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan
pendidikan nasional disebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat ini menjadi salah satu bagian
penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sesuai dengan peraturan pemerintah
No. 56 Tahun 1998 pada Pasal I Ayat 3 menyatakan bahwa “Pendidikan
menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu”. Menurut data terakhir dari badan pusat statistik Indonesia periode
agustus 2012, memaparkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai
7,2 juta orang. Lulusan SMK menyumbang angka pengangguran mencapai
1.041.265 orang. Selain tidak adanya kesesuaian antara kebutuhkan pasar kerja
dan kualifikasi kompetensi calon tenaga kerja, besarnya penggangguran terjadi
karena jumlah pencari kerja jauh lebih besar dari kesempatan kerja yang ada, hal
2
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Transmigrasi menurut data dari kementrian tenaga kerja yang ditulis dalam
Hendro (2011: 6). Berdasarkan data dari badan pusat statistik Jawa Barat, untuk
angka pengangguran di kota Majalengka sebesar 40.047 orang dari total penduduk
883.366 orang. Melihat banyaknya lulusan SMK yang tidak bekerja menjadi satu
masalah yang cukup penting, karena tidak sesuai dengan tujuan SMK, dimana
SMK menyiapkan kemampuan lulusan yang mempunyai keahlian untuk
mengerjakan pekerjaan tertentu dan mahir dalam suatu bidang dan siap kerja.
Selain mahir dalam bidang tertentu dan siap kerja, lulusan SMK juga diharapkan
dapat mandiri dan menggunakan kemampuan mereka untuk berwirausaha. Seperti
yang tercantum di dalam kurikulum SMK dan sesuai dengan amanat Kementrian
Pendidikan Nasional melalui renstra tahun 2010-2014, yang menyatakan bahwa
seluruh SMK diwajibkan untuk menyediakan layanan pembinaan pengembangan
kewirausahaan. Mengenai kewirausahaan, Meredith (1992:5) menyatakan bahwa:
Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia tingkat sikap berwirausaha
masyarakat masih dikatakan rendah. Seperti yang ditulis oleh Erika pada harian
sindonews edisi 19 september 2013 mengenai data yang dilansir oleh Chairul
Djamari selaku deputi bidang reskontruksisasi dan pengembangan usaha
kementerian koperasi dan usaha kecil menengah. Chairul Djamari mengatakan
bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia masih kurang, menurut data dari
kementrian koperasi dan usaha kecil menengah, jumlah wirausahawan Indonesia
berjumlah 1,26 % dari total penduduk Indonesia. Angka tersebut masih kurang
dari ideal sebagai negara berkembang, karena dengan bertambahnya masyarakat
untuk berwirausaha dapat mencetak banyak lapangan pekerjaan baru untuk
membantu perekonomian bangsa dan mengurangi angka pengangguran. Seperti
pendapat pakar ekonomi David McClelland yang ditulis Kartib dan Yuyus
3
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Suatu negara dapat dikatakan makmur apabila minimal memiliki jumlah
enterpreneur atau wirausahawan sebanyak dua persen dari jumlah
populasi penduduknya, karena kewirausahaan memiliki peranan yang strategis dalam menciptakan pelaku bisnis dan perusahaan yang baru serta membuka lapangan kerja.
Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan suatu perubahan dalam
sistem pendidikan di SMK dalam hal model pembelajarannya. Proses
pembelajaran yang biasa dilakukan, yang berpusat pada guru dan murid kurang
berperan aktif, dinilai kurang optimal untuk dapat meningkatkan sikap
berwirausaha (entrepreneurship) siswa SMK. Model pembelajaran yang dapat
digunakan adalah model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model
TF-6M). Model pembelajaran ini siswa dapat merasakan suasana industri yang
sebenarnya dan mendapatkan pengalaman yang nyata mengenai dunia wirausaha.
Hal ini sesuai dengan Mandikdasmen yang memproyeksikan SMK lulusannya
bisa menciptakan lapangan pekerjaan (entrepreneurship) 20%, mendapat
pekerjaan dalam negeri sebesar 50% dan mendapat pekerjaan luar negeri sebesar
10% serta melanjutkan ke perguruan tinggi sebesar 10% (Hidayat, 2010: 5).
Penerapan model pembelajaran TF-6M, suasana proses pembelajarannya
dirancang seperti dalam suasana industri yang nyata. Belajar dari pengalaman
nyata diharapkan akan jauh lebih bermakna dan dapat optimal dalam
mengembangkan potensi siswa, serta diharapkan dapat membentuk sikap
berwirausaha bagi setiap siswa. Berkomunikasi dengan konsumen untuk
menerima order, menganalisa order, menyatakan kesiapan mengerjakan order,
mengerjakan order, melakukan quality control dan menyerahkan order kepada
konsumen adalah pembelajaran yang nyata dan sangat baik dalam proses
peningkatan sikap atau karakter berwirausaha. Pembelajaran dengan model
TF-6M dapat menjadi modal yang sangat baik ketika lulusan SMK nantinya ingin
membuka usaha mandiri. Melihat data dari badan pusat statistik Indonesia
mengenai pemakai kendaraan bermotor, pada tahun 2011 pengguna kendaraan
sepeda motor mencapai 68.839.341. Melihat jumlah yang begitu besar, hal ini
4
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
kompetensi keahlian sepeda motor untuk membuka jasa perawatan kendaraan
bermotor.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Meningkatkan Sikap Entrepreneurship Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model
TF-6M)”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
yaitu:
a. Angka pengangguran di Indonesia cukup besar.
b. Lulusan SMK menyumbang angka pengangguran yang cukup besar, yaitu
sebesar 1.041.265 orang.
c. Jumlah wirausahawan di Indonesia sebesar 1,26 % dari total penduduk
Indonesia, di bawah angka ideal sebagai negara berkembang dengan jumlah
wirausaha minimal sebesar 2 % dari total penduduk.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
a. Bagaimana peningkatan sikap entrepreneurship siswa yang menerapkan
model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah pada kompetensi
keahlian teknik sepeda motor di SMK Negeri 1 Majalengka?
b. Bagaimana peningkatan sikap entrepreneurship siswa yang menerapkan
model pembelajaran TF-6M pada kompetensi keahlian sepeda motor di
SMK Negeri 1 Majalengka?
c. Bagaimana perbedaan peningkatan sikap entrepreneurship siswa antara
yang menerapkan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah
dengan model pembelajaran TF-6M pada mata diklat produktif teknik
5
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
C. Batasan Masalah
Supaya pembahasan permasalahan dalam penelitian ini cakupannya tidak
terlalu luas, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran yang biasa
dilakukan di SMKN 1 Majalengka untuk kelas kontrol dan model
pembelajaran TF-6M untuk kelas eksperimen.
2. Melalui penerapan model TF-6M ini aspek yang akan diungkap adalah sikap
entrepreneurship siswa kompetensi keahlian teknik sepeda motor.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan sikap
entrepreneurship siswa yang menerapkan model pembelajaran yang biasa
dilakukan di sekolah dengan model pembelajaran TF-6M, pada kompetensi
keahlian teknik sepeda motor SMK Negeri 1 Majalengka.
E. Manfaat/Signifikasi Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
banyak pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, dengan penerapan model pembelajaran TF-6M dalam penelitian
ini, diharapkan siswa dapat memiliki sikap entrepreneurship yang lebih baik.
Sehingga dengan memiliki kompetensi sesuai dengan dunia industri dan sikap
entrepreneurship yang lebih baik. Bekal tersebut dapat sebagai bekal
berwirausaha setelah selesai studi di SMK.
2. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan
perbandingan dalam memilih alternatif model pembelajaran yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang
didapat saat perkuliahan dengan keadaan nyata di lapangan. Serta dapat
6
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
pembelajaran TF-6M pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1
Majalengka.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah dalam pembahasan dan
penyusunan hasil penelitian, struktur organisasi yang akan diuraikan adalah
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan berisikan latar belakang masalah, identifikasi dan
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikasi
penelitian, dan struktur organisasi Skripsi.
Bab II Kajian Pustaka menjelaskan teori-teori yang mendukung pada model
pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M), dan sikap
entrepreneurship.
Bab III Metode Penelitian menjelaskan tentang desain penelitian, populasi
dan sampel yang akan diteliti, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik analisis uji coba instrumen, dan teknik pengolahan data.
Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan menjelaskan tentang hasil
penelitian yang didapat dan pembahasan dari hasil penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53 38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Majalengka yang beralamat di jalan Tonjong pinang raja nomer 55 Cigasong
Majalengka Jawa barat.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi Penelitian
Populasi adalah obyek atau subyek yang memiliki karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualititas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2008: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
kompetensi keahlian teknik sepeda motor. SMK Negeri 1 Majalengka mempunyai
jumlah kelas untuk teknik sepeda motor sebanyak 2 kelas setiap angkatannya,
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008: 81). Sesuai dengan teknik pengambilan
sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.
Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi
digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus (Riduwan,
2004:64). Maka yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI
TSM A sebagai kelas kontrol dan kelas XI TSM B sebagai kelas eskperimen.
Berhubung semua siswa kompetensi keahlian teknik sepeda motor kelas XI di
SMK Negeri 1 Majalengka dipakai sebagai sampel penelitian, penelitian ini
39
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
B. Desain Penelitian
Adapun desain penelitian dalam penelitian ini adalah Nonequivalent
Control Group Design. Dengan desain ini, baik kelompok eksperimental maupun
kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan
ditempatkan tanpa melalui randomisasi (Emzir, 2010: 102). Mekanisme dari dua
kelas tersebut tergambar dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O3
Kontrol O2 X2 O4
Keterangan:
O1 = Pretest untuk kelas eksperimen.
O2 = Pretest untuk kelas kontrol.
X1 = Perlakuan dengan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah
(Model TF-6M).
X2 = Perlakuan dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan di SMK
Negeri 1 Majalengka.
O3 = Posttest untuk kelas eksperimen.
O4 = Posttest untuk kelas kontrol.
C. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu langkah-langkah yang benar
untuk melakukan penelitian tersebut. Penentuan metode dalam suatu penelitian
menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008: 2). Sebelum melaksanakan
40
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
penelitiannya. Urutan kerja apakah yang harus dilakukan dalam melaksanakan
penelitian, alat-alat apakah yang digunakan dalam mengukur ataupun
mengumpulkan data, serta bagaimanakah melaksanakan penelitian tersebut.
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Nazir (1999: 51), prosedur
memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam
suatu penelitian. Teknik penelitian mengatakan alat-alat pengukur apa yang
diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Sedangkan metode penelitian
memandu peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuasi eksperimen. Sugiyono (2008, 72) mengemukakan pendapatnya bahwa
penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol. Nazir (1999: 75)
mengemukakan:
Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk pembanding.
Penelitian ini kedua kelompok diberikan perlakuan yang berbeda.
Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah kelompok yang diberikan
perlakuan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M).
Sedangkan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah kelompok yang
menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan di SMK Negeri 1
Majalengka.
D. Definisi Operasional
41
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Sikap Entrepreneurship adalah perilaku individu yang memiliki semangat,
kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan diri sendiri dan pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan atau masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani
langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan
produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisiensi.
Melalui keberanian mengambil resiko, kreatifitas, dan inovasi, serta kemampuan
manajemen. Menurut berbagai pendapat para ahli mengenai sikap
entrepreneurship. Sikap entrepreneurship dapat dirangkumkan dalam beberapa
aspek, yaitu:
1. Motivasi berprestasi. Yang dimaksud adalah sifat pekerja keras, tidak mudah menyerah, memiliki semangat, dan memiliki komitmen.
2. Orientasi ke depan, yang dimaksud adalah mempunyai pemikiran yang visioner, berfikir positif, dan mempunyai pengetahuan yang baik di bidangnya.
3. Kepemimpinan wirausaha, yang dimaksud adalah keberanian untuk bertindak, dapat membangun tim yang baik, berfikir dan bersikap besar, berani mengambil resiko, having mentor, mempunyai pikiran yang terbuka terhadap suatu masalah atau realita lapangan, dan mempunyai kepercayaan diri yang baik.
4. Jaringan usaha, yang dimaksudkan disini adalah mempunyai jaringan kerja yang baik untuk menjalankan usahanya tersebut, mempunyai banyak teman, serta mampu membangun kerjasama dengan baik.
5. Responsif dan kreatif menghadapi perubahan, yang dimaksud adalah
mampu berfikir kritis, mempunyai sifat yang menyenangkan, proaktif,
kreatif, inovatif, efisien, produktif dan orisinal terhadap produk atau jasa
yang ditawarkan.
2. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M)
Teaching factory 6 Langkah (model TF-6M) adalah salah satu model
pembelajaran yang diterapkan dalam suatu institusi pendidikan yang bertujuan
untuk memberikan pengalaman nyata bagi siswa tentang dunia industri melalui
42
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
seperti situasi di industri. Melalui model pembelajaran teaching factory
diharapkan siswa dapat belajar secara nyata seperti bekerja dalam dunia industri.
Inovasi model pembelajaran ini berorientasi pada praktek produktif, sehingga
kompetensi yang dimiliki siswa dapat selaras dengan kebutuhan industri. Model
pembelajaran ini terdiri dalam satu siklus kerja, yang terdiri dari enam langkah
yaitu: 1) Menerima Pemberi Order; 2) Menganalisis Order; 3) Menyatakan
Kesiapan Mengerjakan Order; 4) Mengerjakan Order; 5) Melakukan Quality
Control; 6) Menyerahkan Order.
E. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berfikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta dalam proses penelitian tersebut.
Kelas Eksperimen
Siswa Kompetensi Keahlian Sepeda Motor
SMK Negeri 1 Majalengka
Kelas Kontrol
Pretest Pretest
Perlakuan dengan Model Pembelajaran Teaching
Factory 6 Langkah
(Model TF-6M)
Perlakuan dengan Model Pembelajaran
yang biasa di SMK Negeri 1 Majalengka
Post Test Post Test
43
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh seseorang peneliti
yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang bertujuan untuk
menjawab masalah yang diambil dalam penelitian tersebut. Adapun instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Peneliti
menggunakan instrumen angket yang berbentuk kuisioner yang akan dijawab oleh
responden, kuisioner yang mencakup mengenai karakter atau ciri-ciri sikap
entrepreneurship. Angket diberikan sebanyak dua kali yaitu angket sebelum
diberikan perlakuan atau pretest dan tes setelah diberikan perlakuan atau post test.
Sebelum diujikan pada para siswa, dilakukan serangkaian analisis berupa uji
validitas serta uji realibilitas.
Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan
pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen penelitian
dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator Item pertanyaan
(+) (-) - Tidak mudah menyerah (15, 18) - Memiliki semangat (21, 22, 30) - Memiliki komitmen (2, 19)
20,15,18,
- Berfikir positif (positive thinking) (7,11, 17)
- Keberanian untuk bertindak (33,55)
- Membangun tim yang baik (39,40) - Berfikir dan bersikap besar (12,
23)
- Berani mengambil resiko (10,32) - Having Mentor (45,59)
- Pikiran yang terbuka (open
44
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
minded) (31,34,44)
- Kepercayaan diri (1,3,5,6, 9)
Jaringan Usaha
- Jaringan kerja (Net worker) (24,36, 57)
- Banyak teman (41,43)
- Kerja sama (cooperative) (16, 37, 46)
24,57,41,
43,16,46 36,37
Responsif dan kreatif menghadapi
perubahan
- Berpikir kritis (26, 47) - Menyenangkan (38,42) - Proaktif (35, 50, 54) - Kreatif (48,49, 56) - Inovatif ( 58) - Efisien (52) - Produktif (29, 61) - Orisinal (4)
26,47,38, 42,35,50, 48,49,58, 52,29,61, 4
45
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah
skala Likert. “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”, (Sugiyono,
2010: 134). Skala Likert dan bobot skor instrumen penelitian dapat dilihat pada
tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3
Skala Likert dan Bobot Skor Instrumen Penelitian
Tabel di atas adalah bobot skor untuk setiap pernyataan positif. Sedangkan
pemberian skor untuk setiap pernyataan negatif diberikan berlawanan dengan skor
pernyataan positif. Jawaban sangat tidak setuju diberikan skor terbesar yaitu 5,
sedangkan jawaban sangat setuju diberikan skor terkecil yaitu 1.
G. Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen penelitian dilakukan pada siswa kompetensi keahlian
teknik sepeda motor SMK Negeri 8 Bandung berjumlah 31 siswa , sebagai uji
coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari setiap butir
pernyataan-pernyataan instrumen penelitian. Uji coba instrumen ini dilakukan di
SMK Negeri 8 Bandung, dikarenakan siswa teknik sepeda motor kelas XI di SMK
Negeri 1 Majalengka semua dijadikan sampel penelitian.
1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian No Pernyataan Sikap
Entrepreneurship
5 Responsif dan kreatif
menghadapi perubahan 5 4 3 2 1 15
46
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Menurut Arikunto (2006: 168) menyatakan bahwa, “Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrumen. Suatu intrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.
Penelitian ini diuji coba dengan teknik korelasi Pearson Product Moment (r)
dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
a. Menghitung harga korelasi tiap butir dengan rumus Pearson Product
Moment (r)
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.
n = Jumlah responden.
Σxy = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap sampel.
Σx = Jumlah skor total item dari keseluruhan responden.
Σy = Jumlah skor tiap item yang diperoleh responden dan uji coba.
(Σx)2
= Kuadrat jumlah skor x.
(Σy)2
= Kuadrat jumlah skor y.
b. Menghitung harga thitung
Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment disubtitusikan
ke dalam rumus t, dengan rumus sebagai berikut:
2
t = Uji signifikasi korelasi.
n = Jumlah responden.
47
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
c. Menghitung harga ttabel dengan taraf siginifikan α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n-2
d. Kaidah keputusan:
Jikathitung > ttabel berarti valid
Jikathitung < ttabel berarti tidak valid
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006: 178) mennyatakan bahwa, “ Reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden
untuk memilih jawaban-jawaban tertentu”. Menurut Sugiyono (2010: 173)
menyatakan bahwa bahwa, “Instrumen reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama”.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
2 2
2 2
rxy = Koefisien korelasi antara variable x dan variabel y.
n = Jumlah responden.
Σxy = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap sampel.
Σx = Jumlah skor total item dari keseluruhan responden.
Σy = Jumlah skor tiap item yang diperoleh responden dan uji coba.
(Σx)2
= Juadrat jumlah skor x.
(Σy)2
48
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua
(split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Butir-butir
instrumen yang valid dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
instrumen ganjil dan kelompok genap. Koefisien korelasi yang sudah dihitung
selanjutnya dimasukkan dalam rumus Spearman Brown, yaitu sebagai berikut:
b
ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen.
rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua.
kriteria r > rtab dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk = n-1
rll < 0,199 : Reliabilitas sangat rendah
0,20 – 0,399 : Reliabilitas rendah
0,40 – 0,599 : Reliabilitas sedang/cukup
0,60 – 0,799 : Reliabilitas tinggi
0,80 – 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi
3. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrument penelitian berupa kuisioner atau angket yang digunakan
sebagai alat ukur untuk mengukur sikap entrepreneurship siswa dilakukan uji
coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa kelas XI TSM
di SMK Negeri 8 Bandung sebanyak 31 siswa untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas angket tersebut. Jumlah butir soal terdapat 68 butir, yaitu 12 butir
untuk mengukur sikap motivasi berprestasi, 10 butir untuk mengukur sikap
berorientasi ke depan, 20 butir untuk mengukur sikap kepemimpinan wirausaha,
8 butir untuk mengukur sikap membangun jaringan usaha, 18 butir untuk
mengukur sikap responsif dan kreatif menghadapi perubahan.
49
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Perhitungan uji validitas pada uji coba instrument menggunakan
metode Pearson Product Moment. Uji coba instrument yang telah dilakukan
dan perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 1.2. Berikut ini adalah
kesimpulan validitas instrument sikap entrepreneurship.
Tabel 3.4
Kesimpulan Hasil Validitas Uji Coba Angket
Motivasi Berprestasi
Orientasi ke Depan
Kepemimpinan
Wirausaha Jaringan Usaha
Responsif dan Kreatif
Wirausaha Jaringan Usaha
50
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
49 Valid Jumlah valid = 15
59 Valid Jumlah tidak valid = 3
64 Valid
Jumlah valid = 18 Jumlah tidak
valid = 2
Berdasarkan uji validitas angket yang telah dilakukan, terdapat 7 butir
soal angket yang dinyatakan tidak valid. Butir yang sudah valid akan dipakai
untuk pengambilan data penelitian. Butir soal yang tidak valid akan
dihilangkan. Pengujian validitas pada instrumen ini juga dilakukan dengan
menggunakan pendapat ahli atau disebut judgement expert, sehingga
instrument yang sudah diperbaiki merupakan instrument yang dianggap sudah
valid. Judgement expert instrumen diberikan oleh Ibu Ariani selaku ketua
mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Majalengka. Beliau juga
tercatat sebagai ketua pelaksana program Teaching Factory di SMK Negeri 1
Majalengka. Selain aktif sebagai pengajar di sekolah, beliau juga aktif sebagai
seorang pengusaha.
b. Uji Reliabilitas
Berdasarkan perhitungan analisa reliabilitas yang telah dilakukan tabel
dibawah ini menunjukkan hasil reliabilitas anget yang telah diuji coba.
Tabel 3.5
Hasil Reliabilitas angket
Reliabilitas 0.930
Keterangan Reliabilitas sangat tinggi
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan angket. Angket digunakan untuk mengukur sikap entrepreneurship
51
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
pretest dan posttest. Langkah langkah yang ditempuh dalam pembuatan instrumen
adalah:
1. Membuat kisi-kisi angket.
2. Membuat angket sikap entrepreneurship siswa berdasarkan kisi-kisi yang
telah dibuat.
3. Melakukan uji coba angket di sekolah.
4. Melakukan analisis angket yang meliputi uji validitas dan uji realibilitas.
5. Pengambilan data melalui angket dikelas eksperimen dan kelas kontrol
dalam bentuk pretest dan posttest.
I. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah
selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mengolah data atau menganalisis data.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah statistik
deskriptif. Statistik deskriptif adalah analisis statistik yang dipergunakan kalau
tujuan penelitiannya untuk penjagaan atau pendahuluan tidak menarik
kesimpulan, hanya memberikan gambaran atau deskripsi tentang data yang ada.
Secara garis besar teknik analisa data meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Mengecek kelengkapan data angket yang berisi soal, lembar jawaban
dan lembar isian dokumentasi
b. Menyebarkan angket kepada responden
c. Mengecek jumlah angket yang kembali dari responden
d. Mengecek kelengkapan angket yang telah kembali dari responden.
2. Tabulasi, kegiatan yang dilakukan adalah
a. Memberi skor pada tiap item jawaban
b. Menjumlahkan skor yang didapat dari setiap variabel.
3. Penerapan atau sesuai dengan pendekatan penelitian. Adapun prosedur
52
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
a. Memeriksa jumlah angket yang dikembalikan dan memeriksa
jawabannya serta kebenaran pengisiannya
b. Memberi kode/tanda sudah memeriksa lembar jawaban angket.
c. Memberi skor pada lembar jawaban angket
d. Mengontrol data dengan uji statistik
e. Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.
1. Persentase Ketercapaian Skor
Persentase ketercapaian skor digunakan untuk mengetahui persen
ketercapaian hasil jawaban dari instrumen angket yang diberikan, diformulasikan
dalam bentuk persamaan dibawah ini:
Persentase ketercapaian skor = (skor hasil / skor ideal) × 100%
(Sidauruk, 2013: 35)
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari
dua kelas yang homogen. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan uji Levene untuk menguji kesamaan ragam/variasi. Jika hasil
pengujian diperoleh probabilitas p > 0.05 maka data tidak berbeda nyata.
3. Gain Ternormalisasi (N-Gain)
Normalisasi gain digunakan untuk mengetahui kriteria peningkatan gain.
Gain ternormalisasi (N-gain) diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti
53
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain
0,70 < N-Gain Tinggi
0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang
N-Gain < 0,30 Rendah
(Syarifah, 2010: 34)
4. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap
suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji
secara empiris (Hasan, 2004: 31). pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang
akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan dalam menerima atau
menolak hipotesis ini (Hasan, 2004: 34). Uji hipotesis penelitian didasarkan pada
perbedaan peningkatan sikap entrepreneurship, yaitu data selisih nilai pretest dan
posttest yang sudah dinormalisasi dengan rumus N-Gain. Pada pengolahan data
ini, uji 2 sampel tidak berpasangan dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 20.0. Uji yang dilakukan adalah uji Kolmogorov-Smirnov, seperti yang
dikatakan Hasan (2004: 138) yang mengatakan bahwa uji Kolmogorov-Smirnov
digunakan pada analisis komparatif untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel yang independen. Ketentuannya jika nilai taraf signifikasi yang dihasilkan
lebih kecil dari taraf nyata 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kedua data yang
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka
diperoleh kesimpulan yang dapat diambil. Berdasarkan hasil analisis data,
terdapat perbedaan peningkatan sikap enterpreneurship siswa yang menggunakan
model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) dengan model
pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah. Hal ini juga dibuktikan dengan
pengujian hipotesis menggunakan SPSS Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
dengan nilai signifikasi 0,000, yang berarti H0 ditolak karena lebih kecil dari 0,05
dan Ha diterima. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran
Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) dapat meningkatkan sikap
entrepreneurship siswa kompetensi keahlian teknik sepeda motor di SMK Negeri
1 Majalengka, walaupun secara kriteria rata-rata N-Gain peningkatan tersebut
masih dalam kategori rendah.
B. Saran
Hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan,
penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya dapat dipertimbangkan
bagi pihak-pihak yang terkait. Saran yang ditunjukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, model ini akan lebih baik dalam pelaksanaannya apabila sarana
dan prasarana praktek di SMK dilengkapi.
2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian mengenai model pembelajaran
Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) dapat dikembangkan untuk topik
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53 70
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. (2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Astamoen, M (2008). Enterpreneurship dalam Prespektif Kondisi Bangsa
Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Emzir. (2010). Metodologi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Erika. (2013).
http://ekbis.sindonews.com/read/2013/09/19/34/785269/jumlah-pengusaha-di-indonesia-hanya-1-25. (20 november 2013).
Frinces, H. (2011). Be An Enterpreneur. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hasan, Igbal.(2004). Analisis Data Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Hendro. (2011). Dasar-dasar kewirausahaan. Paduan bagi mahasiswa untuk
mengenal, memahami, dan memasuki dunia bisnis. Jakarta:Erlangga.
Hidayat, D. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Teaching Factory 6
Langkah (Model TF-6M) Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Mata Diklat Mata Pelajaran Produktif Sekolah Menengah Kejuruan.
Disertasi Doktor pada Program Studi Pengembangan Kurikulum Sps UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Kartib dan Yuyus, (2010). Kewirausahaan. Pendekatan karakteristik wirausahawan sukses. Jakarta : Kencana Predana media group
Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Meredith, G. et al. (1992). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
Minium, E.W. et all. (1993). “Statistical Reasoning In Psychology and
Education”. New York: Johny Wiley & Sons, Inc.
Nazir, M.(1999). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Riduwan. (2004). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti
pemula. Bandung:Alfabeta.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
71
Dani Setyawan, 2014
Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Sidauruk. H. (2013). Pengaruh Optimalisasi Bimbingan Terhadap Keberhasilan
Mata Kuliah Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Skripsi
jurusan teknik sipil FPTK UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Suharsimi, A. (1997). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suryana, Y dan Bayu, K. (2010). Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Sutomo, D. (2007). Menjadi Enterpreneur Jempolan. Jakarta: Republika.
Syarifah, Nelly. (2010). Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan
Model Pembelajaran Teaching Factory Dengan Model Konvensional Dalam Mata Pelajaran Produktif Kompetensi Keahlian Teknik Permesinan Kelas XI SMK Negeri 6 Bandung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin FPTK UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.