• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA PADA PROGRAM KEAHLIAN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA PADA PROGRAM KEAHLIAN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA PADA PROGRAM KEAHLIAN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY

6 LANGKAH (MODEL TF-6M) DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh:

ASEP NANANG E. 0551. 0808593

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PERSEPSI TERHADAP

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA PADA

PROGRAM KEAHLIAN SEPEDA

MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN TEACHING

FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M)

DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

Oleh Asep Nanang

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Asep Nanang 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ASEP NANANG

PENGARUH PERSEPSI TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA PADA PROGRAM KEAHLIAN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6

LANGKAH (MODEL TF-6M) DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA.

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Dr. H. Dadang Hidayat M.,M.Pd. NIP. 19490427 197603 1 001

Pembimbing II

Dr. Amay Suherman. M.Pd NIP. 19590325 198601 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

i Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi dan Perumusan ... 3

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 3

1.2.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3Batasan Masalah ... 4

1.4Tujuan Penelitian ... 5

1.5Manfaat Penelitian ... 5

1.6Sistimatika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Persepsi ... 7

2.1.1 Pengertian Persepsi ... 7

2.1.2 Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Persepsi ... 8

2.1.4 Proses Terjadinya Persepsi ... 9

2.1.5 Pengukuran Persepsi... 10

2.2Motivasi ... 10

2.3Model Pembelajaran... 11

2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 11

2.3.2 Model Pembelajaran Teaching Factory ... 12

2.3.3 Model Pembelajaran TF-6M ... 13

2.3.4 Penelitian Terdahulu... 23

2.3.5 Kerangka Pemikiran ... 25

2.3.6 Hipotesis ... 26

(5)

ii Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian ... 27

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 27

3.1.2 Subjek Populasi ... 27

3.2Desain Penelitian ... 28

3.3Metode Penelitian ... 28

3.4Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 29

3.4.1 Definisi Operasional ... 29

3.4.2 Variabel Penelitian ... 30

3.5Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.5.1 Instrumen Penelitian ... 32

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.5.2.1Angket ... 34

3.6Proses Pengembangan Instrumen ... 35

3.6.1 Uji Validitas Angket ... 36

3.6.2 Uji Reabilitas Angket ... 37

3.7Teknik Analisis Data ... 39

3.7.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 39

3.7.2 Uji Reabilitas Instrumen Penelitian... 41

3.8Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 42

3.8.1 Uji Normalitas ... 42

3.8.2 Uji Regresi Linear Sederhana ... 44

3.9Pengujian Hipotesis ... 44

3.9.1 Uji Koefisien Korelasi ... 45

3.9.2 Uji Keberartian Regresi Sederhana ... 45

3.9.3 Uji Signifikan Koefisien Korelasi ... 47

3.9.4 Uji Koefisien Determinasi ... 45

(6)

iii Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.1 Deskripsi Variabel X (Persepsi Siswa)... 49

4.1.2 Deskripsi Variabel Y (Motivasi Berprestasi Siswa) ... 50

4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Persepsi Siswa ... 51

4.2.2 Motivasi Berprestasi ... 53

4.2.3 Pengaruh Antara Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 56

5.2Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(7)

iv Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

GAMBAR hal

2.1Proses Terjadinya Persepsi ... 9

2.2Model TF-6M ... 15

2.3Implementasi Model Pembelajaran ... 20

2.4Implementasi Model Pembelajaran (lanjutan) ... 21

2.5Implementasi Model Pembelajaran (lanjutan) ... 22

2.6Paradigma Penelitian ... 25

(8)

v Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

TABEL hal

3.1Daftar Peserta Didik Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor ... 28

3.2Desain Penelitian ... 28

3.3Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persepsi... 32

3.4Kisi-kisi Instrumen Penelitian Motivasi Berprestasi ... 33

3.5Skala Jawaban Angket Persepsi ... 35

3.6Skala Jawaban Angket Motivasi Berprestasi... 35

3.7Persiapan Uji Normalitas ... 42

3.8Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi ... 45

3.9Bantu Perhitungan Anova... 46

3.10 Interprestasi Nilai Koefisien Determinasi ... 48

4.1Presentase Persepsi Siswa ... 49

(9)

vi Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A hal

1. Surat Tugas ... 61

2. Berita Acara Seminar ... 63

3. Silabus Pembelajaran ... 65

4. Rpp ... 91

5. Work Order ... 110

6. Angket ... 111

7. Instrumen Motivasi ... 120

Lampiran B 8. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 122

9. Uji Korelasi... 123

10.Data Persepsi ... 125

(10)

vii Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

(11)

ii Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Asep Nanang (2014). Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) Di SMK Negeri 1 Majalengka. Bandung: Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.

Penelitian ini dilatar belakangi pendidikan khususnya kejuruan dan dunia kerja merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Berdasarkan pandangan di tersebut maka dunia pendidikan harus menggambarkan suatu lingkungan industri yg real agar keduanya saling terkait. Sementara itu menurut Surantro dalam (Martawijaya, H.D, 2010: 3) menyebutkan ‘kurikulum yang selama ini dipakai kurang mempunyai tingkat keluwesan dan terlalu terstruktur sehingga kurang peka terhadap tuntutan kebutuhan lapangan kerja secara luas dan kurang berorientasi ke pasar kerja’. Berdasarkan pendapat Suranto kurikulum yang ada kurang peka terhadap dunia industri, oleh karena itu perlu diterapkan suatu model yang menggambarkan lingkungan indsutri. Perubahan model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajarannya adalah mengadopsi model pembelajaran Teaching Factory ke dalam model pembelajaraan terpadu (Intergrated Learning). Siswa mengalami

experience melalui learning by doing dalam bentuk production based learning (PBL) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan presepsi siswa terhadap motivasi berprestasi pada kompetensi teknik sepeda motor dengan menerapkan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) di kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen ini diberikan kepada siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1 Majalengka Tahun Ajaran 2012/2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari data nilai koefisien determinasi 22% pengaruh persepsi terhadap motivasi berprestasi. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) dapat meningkatkan persepsi terhadap motivasi berprestasi kelas XI TSM SMK Negeri 1 Majalengka.

(12)

1 Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar–benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global.

Pemerintah melalui kementrian pendidikan mengharapkan pertumbuhan sekolah-sekolah menengah kejuruan adapun pendidikan yang paling sesuai untuk meningkatkan kompetensi peserta didik adalah pendidikan yang berorentasi pada dunia industri dengan penekanan pada pendekatan pembelajaran dan didukung oleh kurikulum yang sesuai. Dunia industri yang merupakan sasaran dari proses dan hasil pembelajaran sekolah menengah kejuruan, biasanya mempunyai karakter dan nuansa tersendiri. Lembaga pendidikan kejuruan dalam proses pembelajaran harus bisa membuat pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai

dengan keinginan dunia industri.

Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak bisa di pisahkan dalam proses penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, hal ini sebagaimana dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

(13)

2

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya dijelaskan pula dalam Undang-Undang tersebut bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Berdasarkan pengalaman PPL yang di lakukan oleh peneliti, menunjukan bahwa model pembelajaran yang ada di sekolah belum optimal. Hal ini dapat terlihat pada siswa saat proses pembelajaran terjadi, siswa cenderung pasif, bosan, jenuh, dan tidak berani mengungkapkan pendapat, bahkan ada siswa yang

berbicara sendiri saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengalaman PPL proses pembelajaran lebih cenderung berpusat pada guru, sehingga siswa kurang aktif pada saat proses pembelajaran.

Dunia pendidikan khususnya kejuruan dan dunia kerja merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling berkaitan dan saling membutuhkan. Di era globalisasi seperti saat ini dunia pendidikan dan dunia kerja tidak akan pernah bisa berdiri sendiri, karena kedua dunia tersebut saling membutuhkan keberadaannya. Berdasarkan pandangan di tersebut maka dunia pendidikan harus menggambarkan suatu lingkungan industri yg real agar keduanya saling terkait. Sementara itu menurut Surantro dalam (Martawijaya, H.D, 2010: 3) menyebutkan

„kurikulum yang selama ini dipakai kurang mempunyai tingkat keluwesan dan terlalu terstruktur sehingga kurang peka terhadap tuntutan kebutuhan lapangan

kerja secara luas dan kurang berorientasi ke pasar kerja‟. Berdasarkan pendapat Suranto kurikulum yang ada kurang peka terhadap dunia industri, oleh karena itu perlu diterapkan suatu model yang menggambarkan lingkungan indsutri. Perubahan model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses

(14)

3

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

experience melalui learning by doing dalam bentuk production based learning

(PBL), sesuai dengan peran pekerjaan sebuah perusahaan industi. Pengalaman yang baik berkaitan dengan hard skills (vokasional skill dan academic skills) maupun soft skills (personal skill dan social skill). Siswa dapat terlatih untuk

mengembangkan kompetensi vokasional, personal sosial, dan kompetesnsi akademik. Perubahan model pembelajaran akan mengakibatkan persepsi siswa terhadap model tersebut. Perubahan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif, hal senada di utarakan persepsi lebih jelas lagi dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang intergrated dalam diri individu. (Bimo Walgito, 2010: 100), meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif. Model pembelajaran Teaching Factory melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang menggambarkan lingkungan industri, proses pembelajaran dengan model pembelajaran dapat menimbulkan dan menafsirkan persepsi tentang model tersebut.

Proses pembelajaran Teaching Factory akan mengangkat cara pandang siswa terhadap proses pembelajaran. Berawal dari cara pandang inilah, maka akan timbul perilaku belajar tertentu dari siswa, sedangkan perilaku yang dianut peserta didik akan berpengaruh terhadap motivasi berprestasi.

Motivasi berprestasi ini dapat dilihat dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang datang dari individu itu sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul dari luar individu (lingkungan). Melalui pengukuran motivasi, dapat dilihat seberapa besar motivasi peserta didik dalam belajar agar tujuan belajarnya dapat tercapai.

Berdasarkan permasalahan dan fakta di atas, penulis mengajukan sebuah

(15)

4

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING

FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Model pembelajaran yang ada kurang optimal dalam proses pembelajaran. b. Proses pembelajaran yang ada siswa cenderung pasif dan tidak berani

mengungkapkan pendapat.

c. Kurikulum yang selama ini dipakai kurang mempunyai tingkat keluwesan dan terlalu terstruktur sehingga kurang peka terhadap tuntutan kebutuhan lapangan kerja secara luas dan kurang berorientasi ke pasar kerja.

1.2.2 Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang telah teridentifikasi diatas tidak seluruhnya diteliti pada penelitian ini. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan yang dimiliki peneliti dan agar penelitian ini terarah serta fokus pada masalah yang akan diteliti lebih dalam. Dalam penelitian ini penulis membatasi pembahasan tentang model

pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran TF-6M untuk memberikan persepsi yang positif terhadap motivasi berprestasi siswa.

(16)

5

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Bagaimana persepsi siswa terhadap model pembelajaran TF-6M?

b. Bagaimana motivasi berprestasi siswa setelah diterapkanya model pembelajaran TF-6M?

c. Bagaimana pengaruh persepsi siswa terhadap motivasi berprestasi siswa

setelah diterapkanya model pembelajaran TF-6M?

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang akan diteliti dan terbatasnya waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka permasalahan yang diteliti perlu dibatasi agar masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model TF-6M dalam persepsi siswa terhadap model tersebut.

b. Penelitian ini meneliti tentang persepsi siswa dengan model pembelajaran

Teaching Factory 6 langkah.

c. Pengaruh persepsi terhadap motivasi berprestasi.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui seberapa besar tingkat persepsi siswa yang menerapkan model pembelajaran TF-6M pada kompetensi keahlian sepeda motor SMK Negeri 1

Majalengka.

2. Mengetahui seberapa besar tingkat motivasi berpestasi siswa yang menerapkan model pembelajaran TF-6M pada kompetensi keahlian sepeda motor SMK Negeri 1 Majalengka.

(17)

6

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa diharapkan penerapan model TF-6M dalam penelitian ini mampu

melatih siswa untuk terlibat secara aktif dalam pemebelajaran, dan dengan Model TF-6M ini siswa memiliki pengalaman bagaimana suasana yang seperti industry sehingga siswa memiliki kompetensi sesuai dengan dunia industri.

2. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan perbandingan dalam memilih alternative model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi Peneliti diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang didapat saat perkuliahan dengan keadaan nyata dilapangan. Serta dapat menambah wawasan dan pemahaman penelitian dalam penerapan model TF-6M pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Majalengka.

1.6 Sistimatika Penulisan

Sistimatika penulisan dibuat untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan hasil penelitian, sistimatika penulisan yang akan diuraikan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.

(18)

7

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berisi dasar-dasar teori umum yang dipakai pada pembahasan dan analisis masalah. Teori diambil dari literatur yang membahas mengenai model pembelajaran Teaching Factory 6 langkah(TF-6M) dan persepsi siswa.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi uraian langkah kerja yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berisi tentang penjelasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai penerapan model pembelajaran Teaching Factory 6 langkah (TF-6M), persepsi siswa dan motivasi berprestasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

27 Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Majalengka, Jalan Tonjong Pinangraja No. 55 Cigasong, Majalengka.

3.1.2 Subjek Populasi

Faktor yang penting dalam penelitian adalah data yang menjawab pemecahan masalah (pertanyaan penelitian) serta untuk menguji hipotesis yang telah diturunkan. Data tersebut dapat diperoleh dari populasi yang ada di lapangan. Arikunto (2010: 173) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Sugiyono (2011: 80) yang menyatakan bahwa “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Agar dalam penelitian ini mendapatkan populasi yang relevan, peneliti harus mengidentifikasi jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian yang

mengacu kepada permasalahan yang diteliti. Penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa kelas XI TSM dan XI TSM di SMK Negeri 1 Majalengka tahun ajaran 2012/2013 yang tersebar dalam dua kelas. Namun karena adanya keterbatasan penelitian maka peneliti menggunakan teknik

purposive sampling dalam menentukan sampel dalam penelitian ini, hal ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2010: 183) bahwa:

(20)

28

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti dapat menetapkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TSM tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 34 siswa, hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa di SMK Negeri 1 Majalengka hanya

terdapat dua kelas XI TSM sehingga kedua kelas XI TSM yang dijadikan populasi dalam penelitian ini, dijadikan pula sampel dalam penelitian ini. Berikut daftar sampelnya:

Tabel 3.1 Daftar Peserta Didik Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor kelas XI tahun ajaran 2012/2013

No Kelas Jumlah

1 XI TSM A 33 Orang 2 XI TSM B 34 Orang

Jumlah 77 Orang

(Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 1 Majalengka)

3.2Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pernyataan-pernyataan penelitiannya. Desain penelitian ini dapat dilihat pada berikut:

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Tes awal Treatment Tes akhir

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Tes awal

O2 : Tes akhir

(21)

29

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini sampel penelitian akan diberi perlakuan (treatment) yaitu

berupa penggunaan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M)

sebanyak tiga kali (tiga seri pembelajaran).

3.3Metode Penelitian yang Digunakan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Metode ini digunakan karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa setelah diterapkan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M). berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka metode ini digunakan dengan menggunakan kelas kontrol atau kelas pembanding sehingga peneliti mengetahui perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran TF-6M. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Sugiyono (2011, 72) mengemukakan pendapatnya bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan, dalam penelitian ini digunakan beberapa angket. Angket digunakan untuk mendapatkan data atau informasi mengenai pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu/responden melalui pertanyaan yang sengaja diajukan oleh peneliti (Sudjana dan Ibrahim, 1989: 102). Angket khusus dipergunakan

untuk menggali persepsi siswa tentang model pembelajaran yang selama ini mereka jalani dan tentang model pembelajaran alternatif yang mereka alami selama pelaksanaan model alternatif tersebut.

(22)

30

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) adalah model pembelajaran bagian dalam pembelajaran dengan pengalaman, karena dengan model ini peserta didik diajak untuk merasakan pengalaman-pengalaman

suasana industri. Secara umum pembelajaran dengan model pembelajaran TF-6M ini bertujuan untuk melatih peserta didik mencapai ketepatan waktu, kualitas yang dituntut oleh industri, mempersiapkan peserta didik sesuai dengan kompetensi keahliannya, menanamkan mental kerja dengan beradaptasi manajerial dan mampu menghasilkan pelayanan yang mempunyai standar mutu industri. Model pembelajaran TF-6M terdiri dari 6 langkah, yaitu: Menerima pemberi order, Menganalisis order, Menyatakan kesiapan mengerjakan order, Mengerjakan order, Melakukan quality control, dan Menyerahkan hasil kerja.

2. Persepsi siswa merupakan proses siswa terhadap informasi tentang suatu objek dalam hal ini kegiatan belajar yang ada disekolah melalui pengamatan dengan indera yang dimiliki, sehingga siswa dapat memberi arti serta mengintepretasikan objek yang diamati. Noeng Muhadjir dalam Arif Rohman (2009: 105) mengemukakan pada hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan melibatkan pihak-pihak sebagai aktor penting yang ada di dalam aktivitas pendidikan, aktor penting tersebut adalah subyek yang

memberi disebut pendidik, sedangkan subyek yang menerima disebut peseta didik. Istilah peserta didik pada pendidikan formal di sekolah jenjang dasar dan menengah dikenal dengan nama anak didik atau siswa. Siswa merupakan subyek yang menerima apa yang disampaikan oleh guru.

3.4.2 Variabel Penelitian

(23)

31

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesimpulan”. Suprian (dalam Tarigan, 2007: 34) mengemukakan bahwa: “Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah”.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Sugiyono (2011: 39) membagi macam-macam variabel menjadi:

a. Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). b. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

c. Variabel Moderator: merupakan variabel yang mempengaruhi atau memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan dependen.

d. Variabel Intervening: merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.

e. Variabel Kontrol: adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (digunakan dalam penelitian yang bersifat membandingkan).

Mengacu pada pendapat-pendapat diatas, objek sasaran atau titik pandang yang ditetapkan untuk dipelajari pada penelitian ini terdiri dari dua variabel utama yaitu:

(24)

32

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konvensional. Variabel X2 pada penelitian adalah persepsi model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M).

b. Variabel terikat/terpengaruh (defendent variabel) atau yang sering disebut

variabel Y. Variabel Y pada penelitian adalah motivasi siswa.

Hubungan kedua variabel ini dapat dilihat secara lebih jelas pada gambar bagan di bawah ini:

Gambar 3.1 Hubungan antar variabel

3.5Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang dapat digunakan untuk menggali keterangan dan memperoleh data mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini. Sebelum menyusun instrumen penelitian, penulis harus terlebih dahulu menyusun kisi instrumen penelitian uji coba. Adapun kisi-kisinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Presepsi

Variabel Sub variabel Indikator

Instrumen (no item)

Positif Negatif

X:Persepsi siswa tentang model pembelajaran TF-6M

Variabel X

Y: Motivasi siswa

(25)

33

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persepsi

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Motivasi Berprestasi

Variabel Indikator Sub Indikator No. Pernyataan

(26)

34

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bersedia menghadapi

Menetapkan nilai yang

akan dicapai 5, 7 6

yang berbeda/bervariasi 16, 17 15

Berusaha mencapai cita-cita.

Belajar dengan keras 18 19

Menetapkan cita-cita 20, 21, 22

(27)

35

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.2.1Angket

Data yang diperoleh melalui penyebaran angket merupakan data primer yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Angket dibuat berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian yang telah ditentukan.

Angket yang digunakan adalah angket tertutup, dalam arti alternatif jawaban sudah tersedia, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Angket ini digunakan untuk mengungkapkan data mengenai variabel

X dan variabel Y yang telah penulis siapkan.

Adapun alasan penulis menggunakan teknik angket adalah: a. Angket mudah dibuat dan ditafsirkan, bersifat luas dan fleksibel. b. Mempunyai reabilitas yang tinggi.

c. Digunakan dalam mengukur pada tingkat skala ordinal.

d. Hasil pengukuran variabel yang diteliti dapat dianalisis dan diolah secara statistik dengan tingkat ketelitian yang dapat diandalkan.

e. Data yang diperoleh kemungkinan besar bersifat objektif.

f. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mudah dan hemat, baik ditinjau dari segi biaya, waktu dan tenaga.

Untuk mengukur variabel yang diinginkan, penulis memakai skala Likert dengan pertimbangan (Tarigan, 2007: 39) sebagai berikut:

1. Mudah dibuat dan ditafsirkan.

2. Bentuk yang paling umum dan bersifat luwes. 3. Mengukur pada tingkat skala ordinal.

Mengantisipasi

kegagalan atau kesulitan

yang mungkin terjadi

(28)

36

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skala dalam skala likert ada beberapa jenjang skala yang dibuat. Tergantung pada kata-kata yang digunakan di dalam butir (item) skala likert. Menggunakan model verbal (kata-kata), maka paling tidak ada tiga, yaitu setuju-netral-tidak setuju. Perbuhan lebih banyak tentu akan mengikuti kutubnya.

( http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/11/01/skala-likert-penggunaan-dan-analisis-datanya/ di akses 10 juli 2014).

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu diberi skala nilai

sebagai berikut:

Tabel 3.5 Skala Jawaban Angket Presepsi

Pernyataan

Tabel 3.6 Skala Jawaban Angket Motivasi

Pernyataan

Skala jawaban

Sangat

sering

(SS)

Sering (S) Ragu-ragu (R)

3.6Proses Pengembangan Instrumen

Pengujian instrumen penelitian dilakukan agar alat ukur penelitian yang digunakan dapat mencapai keberhasilan, atau setidaknya mendekati kebenaran

(29)

37

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendekati kebenaran. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu di uji coba, agar dapat yang diperoleh merupakan data yang benar.

Menurut Sugiyono (2011:267) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

3.6.1 Uji Validitas Angket

Sebuah instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini harus dapat mengukur atau mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Hal ini dapat diketahui dengan uji validitas yang menentukan valid tidaknya sebuah instrumen.

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengadakan pengujian validitas

angket dengan cara analisis butir-butir pernyataan yang harus di pilih sesuai dengan yang di alami. Untuk menguji validitas alat ukur, maka terlebih dahulu dihitung harga korelasi dengan rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar yang dikemukan oleh Pearson, yaitu:

(30)

38

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu t = �−2

1− 2

(Sugiyono, 2009: 257) Keterangan:

t = uji signifikansi.

N = jumlah responden uji coba. r = koefisien korelasi.

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item angket, sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Suprian A.S. mengungkapkan bahwa: “Korelasi akan signifikansi jika harga thitung> ttabel pada taraf signifikansi di atas, maka item angket tersebut akan signifikan atau valid”. (Suprian A.S., 2001 : 43)

Instrumen yang telah dibuat yakni angket disebar kepada seluruh populasi secara bersamaan, baik secara langsung. Setelah seluruhnya kembali atau diterima

oleh peneliti, maka peneliti mengambil sebanyak 34 jawaban responden untuk dilakukan uji validitas. Alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengujinya adalah program Microsoft Excel 2007.

Pengujian validitas ini menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson dengan kriteria pengujian pada taraf signifikasi 95% dan dk = n – 2, dalam hal ini ditentukan nilai ttabel = 1,860 (diperoleh dari tabel distribusi t). Item soal dikatakan valid dan signifikan jika thitung > ttabel. Uji validitas ini dilakukan guna memperoleh hasil jawaban yang sah dalam artian ketepatan data yang diperoleh dari responden.

3.6.2 Uji Reliabilitas Angket

(31)

39

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reliabilitas alat ukur angket dalam penelitian ini digunakan rumus alpha (αn), karena mengingat skor setiap itemnya adalah bukan skor 0 (nol), melainkan rentang antara beberapa nilai yaitu 1 – 3 atau jenis data yang tersedia

merupakan data interval. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2010: 238) bahwa:

“Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Menghitung jumlah total variabel dari setiap item dengan rumus:

αn2

= harga varian tiap itemnya.

2 = jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap responnya.

( )2 = kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya. N = jumlah responden.

b. Mencari jumlah varian butir (Σαb2) yaitu dengan menjumlahkan varian dari setiap butirnya (αn2

)

c. Mencari harga varian total dengan rumus:

αt2 =

2( )2 �

(Arikunto, 2010: 239) Dimana:

αt2

= harga varian tiap itemnya.

2 = jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap responnya.

( )2 = kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya.

(32)

40

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mencari reliabilitas instrument menggunakan rumus alpha adalah sebagai berikut:

Dimana:

r11 = reliabilitas instrument.

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal. Σσ2

b = jumlah varian butir. σ2

t = varian total.

e. Mengkonsultasikan harga r11 pada kriteria indeks korelasi r11<0,199 = Reliabilitas sangat rendah. 0,20 – 0,399 = Reliabilitas rendah. 0,40 – 0,599 = Reliabilitas sedang/cukup. 0,60 – 0,799 = Reliabilitas tinggi.

0,80 – 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi.

(Dharmawan, 2012: 51) Pengujian Reliabilitas dilakukan pada kedua variabel penelitian tanpa mengikutsertakan item-item yang telah dinyatakan tidak valid. Taraf kesalahan yang ditetapkan dalam penelitian ini untuk variabel X dan Y adalah 5% (Taraf Kepercayaan 95%).

3.7Teknik Analisis Data

Setelah angket yang sebenarnya disebarkan kepada responden, selanjutnya dikumpulkan dan diolah kembali. Dalam melakukan prosedur pengolahan data, prosedur awalnya adalah sebagai berikut :

1) Memeriksa jumlah angket yang dikembalikan dan memeriksa jawabannya serta kebenaran pengisiannya.

(33)

41

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Memberi skor pada tiap lembar jawaban.

4) Mengontrol data dengan uji statistik.

5) Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.

3.7.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dikatakan valid, jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diukur serta dapat mengungkap data dari variabel secara tepat. Menurut Arikunto, S (2006: 168) mengemukakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahhan sesuatu instrumen. Instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”

Mengetahui validitas item dari suatu soal dapat menggunakan kolerasi

product momen, sebagai berikut:

=

n.( xiyi )−( xi ) .( yi )

n xi2− xi 2 n yi2− yi 2

(Sugiyono, 2010:225) Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara varibel x dan y. xi = skor tiap item soal.

yi = skor total seluruh item. n = jumlah responden. Σxy = jumlah perkalian xy.

Harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, dilanjutkan dengan mensubstitusikan ke rumus uji t, yaitu:

=

�−2

1− 2

(Sugiyono, 2010:257)

(34)

42

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu t = uji t.

r = koefisien korelasi. n = jumlah responden.

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item angket dengan kriteria pengujian item adalah jika hasil thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan 5%) dan derajat kebebasan (dk) = n-2, maka item soal tersebut dinyatakan valid, sedangkan apabila thitung < ttabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan 5%) maka item soal dinyatakan tidak valid. Penulis menggunakan program excel untuk membantu perhitungan validitas.

3.7.2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Arikunto S (2006: 178) Mengemukakan mengenai “reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu, reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan”.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari varian tiap butir

=

2 2

� (Arikunto S, 2006:184) Keterangan:

σba

= harga varian total. Σx2

= jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item. (Σx2

(35)

43

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Menghitung varian total

=

= harga varian total. Σx2

= jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item. (Σx2

) = jumlah skor seluruh responden dari setiap item.

N = jumlah responden.

c. Menghitung reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha

11

=

r11 = reliabilitas angket.

k = banyak item/butir angket. Σ σb2

= harga varian item. σ2t

= harga varian total.

d. Langkah selanjutnya “setelah diperoleh nilai rxy selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan taraf siginifikan 5%. Jika didapatkan nilai rxy > rtabel, maka butir soal instrumen dapat dikatakan reliable, tetapi sebaliknya jika didapatkan nilai rxy < rtabel , maka butir soal instrumen dapat dikatakan tidak reliabel”. (Arikunto, 2006:147). Penulis menggunakan program Excel untuk membantu perhitungan reliabilitas.

3.8. Pengujian Persyaratan Analisis Data

(36)

44

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi data interval, yaitu dengan menggunakan Method of Succesive Interval

(MSI).

3.8.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan sebelum pengujian hipotesis, fungsinya untuk mengetahui kondisi data apakah data berdistribusi normal atau tidak. Persyaratan untuk melakukan uji hipotesis bahwa data setiap variabel yang akan di analisis harus berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah untuk mencari normalitas suatu data adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel aturan sturges dengan memperhatikan tabel dibawah ini: Tabel 3.7

Persiapan Uji Normalitas

Interval F Xin Zi Lo Li ei X2

Jumlah

b. Menentukan rentang dengan rumus R= Xa-Xb

Dimana: Xa = data terbesar. Xb = data terkecil.

c. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

i = 1+3,3 log n

Dimana n = jumlah sampel.

d. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

� =

Dimana: R = rentang. i = banyak kelas.

e. Menghitung rata-rata (x) dengan rumus:

(37)

45

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dimana: fi = jumlah frekuensi.

xi = data tengah-tengah dalam interval. f. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

= � −

2

� (� −1)

g. Tentukan batas bawah kelas interval (xin) dengan rumus: (xin) = Bb-0,5

Dimana Bb= batas bawah interval.

h. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:

= � −

i. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo. Harga xi dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000.

j. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh Lo1-Lo2 k. Hitung frekuensi harapan dengan rumus:

ei = Li . Σfi

l. Hitung nilai X2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

2 =

2

m. Lakukan interpolasi pada tabel X2 untuk menghitung p-value.

n. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05

(Siregar S, 2004:87) Adapun untuk membantu perhitungan uji normalitas, penulis menggunakan program SPSS 20.0 for Windows.

3.8.2. Uji Regresi Linear Sederhana

(38)

46

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel terikat (Y), maka dalam penelitian ini dengan analisis regresi dapat mengetahui apakah ada pengaruh presepsi siswa (X) terhadap motivasi berprestasi (Y). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

= + (Siregar S, 2004:197)

Keterangan:

ŷ = kesiapan kerja siswa.

X = pelaksanaan prakerin. a = nilai konstanta y jika x = 0.

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen, dengan rumus a dan b sebagai berikut:

=

.

=

�. . − .

� 2 2

(Siregar S, 2004:199)

Adapun untuk membantu perhitungan regresi linear sederhana, penulis menggunakan program SPSS 20.0 for Windows.

3.9. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif (hubungan), untuk menguji hipotesis ini menggunakan teknik korelasi. Terdapat berbagai macam teknik korelasi, yaitu korelasi pearson product moment (r), korelasi rasio (η),

korelasi Spearman rank (ρ) dan lain sebagainya. Penggunaan korelasi tersebut tergantung data yang dikorelasikan, untuk data jenis interval maka korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson product moment.

(39)

47

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koefisien korelasi merupakan suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel agar dapat menentukan tingkat hubungan antar variabel-variabel. Untuk nilai kolerasi product momen,

digunakan rumus sebagai berikut:

=

n.( xiyi )−( xi ) .( yi )

n xi2xi 2 n yi2yi 2

(Sugiyono, 2010:225)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara varibel x dan y. xi = skor tiap item soal.

yi = skor total seluruh item. n = jumlah responden. Σxy = jumlah perkalian xy.

Harga koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh, diinterpretasikan pada tabel indeks korelasi di bawah ini:

Tabel 3.8

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat kuat

(Sugiyono, 2010:257)

Adapun untuk membantu perhitungan koefisien korelasi, penulis menggunakan program SPSS 20.0 for Windows.

3.9.2. Uji Keberartian Regresi Sederhana

Pemeriksaan keberartian regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol,

(40)

48

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika nilai F-hitung > F-tabel maka persamaan regresi berarti pada α yang dipilih. Jika sebaliknya maka persamaan regresi tidak berarti.

Jika nilai Sig.(p-value) < 0.05 maka persamaan regresi berarti, jika sebaliknya maka persamaan regresi tidak berarti.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Membuat tabel bantu perhitungan ANOVA

Tabel 3.9

Tabel Bantu Perhitungan ANOVA

Sumber dk JK JKR F

k = jumlah bariabel dalam analisi regresi.

K = banyaknya kelompok data yi, karena nilai xi yang sama, jika tidak ada

nilai xi yang sama, maka tidak ada galat (error sebab kelompok xi). 2. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan Ha

H0 : R = 0 : Tidak ada hubungan variabel X terhadap variabel Y. Ha : R ≠ 0 : Ada hubungan variabel X terhadap variabel Y. 3. Menetukan uji statistika yang sesuai.

Untuk menentukan nilai uji F di atas adalah:

a. Menentukan Jumlah Kuadrat Regresi dengan rumus :

= − 2 = . − .

� (Siregar S, 2004:204)

b. Menentukan Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus :

(41)

49

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Menentukan varian koefisien regresi korelasi a dan b

2 =

(�−1) 2 =

(�−�) (Siregar S, 2004:208)

d. Menghitung nilai F dengan rumus:

� =

2 2

4. Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk db1 = k-1 dan db2 = n – k.

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian: Jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0.

Adapun untuk membantu perhitungan keberartian regresi linear sederhana, penulis menggunakan program SPSS 20.0 for Windows.

3.9.3. Uji Signifikan Koefisien Korelasi

Harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, selanjutnya disubstitusikan ke rumus uji t, yaitu:

=

�−2

1− 2

(Sugiyono, 2010:257)

Keterangan: t = uji t.

r = koefisien korelasi. n = jumlah responden.

(42)

50

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.9.4. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam persentase, maka digunakan rumus, sebagai

berikut:

KD = rxy2 . 100% (Sugiyono, 2010:259)

dimana rxy = koefisien korelasi. KD = koefisien determinasi.

Harga koefisien determinasi (KD) yang diperoleh, diinterpretasikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.10

Interpretasi Nilai Koefisien Determinasi

Rumus Kategori

64% ≤ KD Pengaruh tinggi sekali 32% ≤ KD < 64% Pengaruh tinggi 16% ≤ KD < 32 % Pengaruh sedang

4% ≤ KD < 16% Pengaruh rendah 0% ≤ KD < 4% Pengaruh rendah sekali

(43)

56 Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara persepsi terhadap motivasi berprestasi. Berdasarkan analisis data dari temuan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persepsi di kalangan siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1 Majalengka tergolong ke dalam kategori tinggi atau baik. Artinya secara umum

keseluruhan siswa berpresepsi positif terhadap model pembelajaran TF-6M. 2. Motivasi berprestasi di kalangan siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1

Majalengka tergolong ke dalam kategori rendah. Artinya secara umum keseluruhan siswa motivasi rendah terhadap model pembelajaran TF-6M.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara presepsi dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1 Majalengka.

5.2.Saran

Berikut rekomendasi-rekomendasi saran berdasarkan penelitian mengenai minat menjadi teknisi dengan sikap terhadap pekerjaan teknisi otomotif, sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa harus mengenal dan memahami potensi yang ada didalam dirinya. Dengan berupaya mengenali motivasi yang muncul dalam dirinya sehingga dapat mempengaruhi dirinya dalam pengambilan sebuah keputusan, dalam hal ini pengambilan sebuah keputusan terhadap pekerjaan yang akan dipilihnya.

2. Bagi Guru

(44)

57

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam menumbuhkan presepsi postif dan mengarahkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dan mampu bersaing dipasar kerja.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(45)

58

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda

Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan cet.12. Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, S. (1997). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin, J. P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta: Raja Grafindo.

Depdiknas. (2003). UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedi.

Endang, E. D. K. (2012). Pengaruh Motivasi Berprestasi Kesiapan Belajar, Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi. Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Handoko, M. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Karvision.

Hasan, I.(2004). Analisis Data Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Martawijaya, H D. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Mata Pelajaran Produktif Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi Doktor pada Program Studi Pengembangan Kurikulum SPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Martawijaya, H D. (2012). “The Learning Development Model of The Six Steps of Teaching Factory (Model TF-6M) to Improve The Students’

Competencies in The Subject Matter of “Produktif” in Vocational Senior High Schools”. Jurnal Ilmiah Pendidikan.6, (1), 1.

(46)

59

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda

Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Munadaroh (2005). Studi Tentang Minat Bekerja Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fptk UPI. Skripsi Pada FPTK UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Nurgana, E. (1993). Statistika Penelitian. Bandung: CV. Pemandi

Rakhmat, J. (2012). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ramdani, W. (2010). Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Psikologi dan Bimbingan FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Rohman. A (2009). Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama Yogyakarta.

Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta

Santosa, D. (2013). Pengertian Motivasi Berprestasi (Online). Tersedia: http://Pengertian Motivasi Berprestasi_GaleriPustaka.com.htm. (23 Juli 2013)

Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo.

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sugeng. (2012). Model Pembelajaran: Pengertian dan Karakteristik Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http:/www. kajianteori.com/2013/03/ pengertian-model-pembelajaran-dan karakteristik.

Sudjana, N. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

(47)

60

Asep Nanang, 2014

Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada Program Keahlian Sepeda

Motor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model Tf-6m) Di Smk Negeri 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Informasi. (2013). Pengertian Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://sumberinformasi.com/pengertian-model-pembelajaran.html.

Suprian, A. S. (2001). Penelitian Pendidikan. Bandung: FPTK UPI.

Syamsudin, A. (2009). Psikologi Kependidikan Perangkat didalam Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syarifah, N. (2010). Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Teaching Factory Dengan Model Konvensional Dalam Mata Pelajaran Produktif Kompetensi Keahlian Teknik Permesinan Kelas XI SMK Negeri 6 Bandung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Tatang. (tanpa tahun). Skala Likert. Tersedia di http ://tatangmanguny wordpress .com/2010/11/01/skala-likert-penggunaan-dan-analisis-datanya/

Tarigan, J. R. A. (2007). Pengaruh Metode Kerja Kelompok Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.

Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Tim Penyusun. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Tn, (2013). Tinjauan Pustaka Persepsi. [Online]. Tersedia: http://www.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauanpustaka.pdf.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Uno, H.B. (2006). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, H.B. (2012). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Widdiharto, R. (2006). Model model pembelajaran. Yogyakarta. PPPG.

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Peserta Didik Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor  kelas XI tahun ajaran 2012/2013 No Kelas Jumlah
Gambar 3.1 Hubungan antar variabel
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Motivasi Berprestasi
Tabel 3.5 Skala Jawaban Angket Presepsi
+4

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tujuan penelitian kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari tegangan sisa terhadap struktur mikro dan kekerasan pada baja rel R.54 - R.42 hasil las thermite. Kemudian

Sahabat MQ/ Harapan akan dukukuhkannya Majelis Ulama Indonesia sebagai lembaga yang berwenang memberikan sertifikasi jaminan produk halal melalu undang-undang/

Sahabat MQ/ Seiring dengan pelaksanaan program BLT ini/persoalan baru kini muncul berkaitan dengan program ini// Ketua Badan Pemeriksa Keuangan-BPK- Anwar Nasution

Sahabat MQ/ Pengelolaan asset Negara selama ini tidak baik/ tidak efisien/ dan tidak transparan// Akan sangat berbahaya jika pengelolaan BUMN/ apalagi yang

Dari beberapa pengertian di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang membangun manusia secara utuh untuk menghadapi dan

Pengaruh Manajemen Karir Terhadap Motivasi Berprestasi Karyawan Hotel Grand Royal Panghegar Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana tulisan ini ditujukan kepada masyarakat untuk memberikan informasi mengenai bengkel mobil PT.ADI KENCANA MOTOR beserta produk-produk dan layanan yang ditawarkan.