• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (TF-6M) DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT WIRAUSAHA (Penelitian pada siswa kelas XII angkatan 2011/2012 Kompetensi Keahlian Patiseri SMK Negeri 9 Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (TF-6M) DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT WIRAUSAHA (Penelitian pada siswa kelas XII angkatan 2011/2012 Kompetensi Keahlian Patiseri SMK Negeri 9 Bandung)."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian pada siswa kelas XII angkatan 2011/2012 Kompetensi Keahlian Patiseri SMK Negeri 9 Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat dalam Menempuh Gelar Magister Pendidikan Program Studi

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Oleh

RAHMAT KURNIAWAN NIM. 0907721

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

DISETUJI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifai, M.Pd

Pembimbing II

Dr. H. Dadang Hidayat Martawijaya, M.Pd

Menyetujui dan Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “PENGARUH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY ENAM

LANGKAH (TF-6M) DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP MINAT WIRAUSAHA” (Penelitian pada siswa kelas XII angkatan 2011/2012 Kompetensi Keahlian Patiseri SMK Negeri 9 Bandung) ini beserta

seluruh isinya adalah benar merupakan karya saya sendiri, dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan

ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014

Yang membuat pernyataan,

(4)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (TF-6M) DAN

PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT WIRAUSAHA

Oleh : Rahmat Kurniawan

Model Pembelajaran TF-6M merupakan model pembelajaran terpadu. Pendekatan Model Pembelajaran TF-6M memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih dalam mengembangkan kompetensi personal, sosial, dan kompetensi akademik. Sumber Daya Manusia yang inovatif dan kreatif dapat dilakukan juga melalui peningkatan mutu pendidikan termasuk “pendidikan kewirausahaan”. Pendidikan kewirausahaan merupakan proses pembelajaran penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan pemeliharaan perilaku dan sikap.

Lulusan SMK diupayakan mengubah orientasinya, tidak hanya menyiapkan calon tenaga kerja yang siap bekerja di industri, tetapi juga menyiapkan siswa untuk mencari alternatif menjadi wirausahawan apabila tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya. Penerapan Model Pembelajaran TF-6M yang ditunjang dengan pembelajaran Kewirausahaan diharapkan siswa mempunyai minat untuk berwirausaha. Melalui penerapan Model Pembelajaran TF-6M sebagai pembentukan kompetensi siswa melalui satuan kesatuan lingkungan sekolah dengan berbasis pada industri dan ditunjang dengan pelaksanaan pembelajaran Kewirausahaan dalam pembentukan mental kewirausahaan.

Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan Model Pembelajaran TF-6M dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat wirausaha. Objek penelitiannya adalah siswa patiseri kelas XII SMKN 9 Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.

Hasil Koefisien Determinasi terlihat bahwa variabel X1 (Penerapan Model Pembelajaran TF-6M) memiliki pengaruh paling besar terhadap Minat Wirausaha yakni 60,7%. Sedangkan variabel X2 (Prestasi Belajar Kewirausahaan) memiliki pengaruh paling kecil yakni sebesar 4,9%. Informasi ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran TF-6M memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk mengelola sebuah usaha khususnya usaha bidang patiseri. Pengalaman tersebut yang kemudian menumbuhkan minat siswa untuk berwirausaha.

(5)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kata kunci : Pengaruh, Model Pembelajaran TF-6M, Prestasi Belajar Kewirausahaan, Minat wirausaha.

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6M DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP MINAT WIRAUSAHA Oleh : Rahmat Kurniawan

Model Pembelajaran Teaching Factory 6M merupakan model pembelajaran terpadu. Pendidikan kewirausahaan merupakan proses pembelajaran penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan pemeliharaan perilaku dan sikap. Pelaksanaan Model Pembelajaran Teaching Factory yang ditunjang dengan pembelajaran Kewirausahaan diharapkan siswa mempunyai minat untuk berwirausaha. Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory sebagai pembentukan kompetensi siswa melalui lingkungan sekolah berbasis industri dan ditunjang pelaksanaan pembelajaran Kewirausahaan. Penelitian memberikan informasi pengaruh penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 6M dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat wirausaha. Objek penelitiannya adalah siswa patiseri kelas XII SMKN 9 Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.

(6)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….… 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah …………..……… 8

C. Tujuan Penelitian ………. 9

D. Manfaat Penelitian ……….………. 9

E. Asumsi ……….. 11

F. Definisi Operasional ………... 13

G. Paradigma Penelitian …….……...………... 18

H. Hipotesisi ………. 19

(7)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Pembelajaran Kewirausahaan ... 47

E. Prestasi Belajar Kewirausahaan ... 50

F. Ruang Lingkup Industri Patiseri ... 55

G. Minat Wirausaha Patiseri ... 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….. 85

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……...……….. 85

C. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 86

D. Teknik Pengumpulan Data ………..……… 86

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………. 87

F. Uji Coba Instrumen ……… 89

G. Analisis Pengolahan Data ……… 92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Pengujian Instrumen Variabel ………... 101

B. Penyajian Data ………..……….. 101

C. Uji Persyaratan Analitis ……….. 119

D. Pengolahan Data Penelitian ………. 121

E. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 128

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………. 139

B. Implikasi ………. 141

(8)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Kisi-kisi Instrumen Minat Wirausaha... 88

3.2 Distribusi Indikator Minat Wirausaha dalam Butir Angket ... 89

3.3 Intervasi Koefisien Korelasi ... 96

4.1 Hasil Pengujian Reliabilitas Angket ... 100

4.2 Distribusi Frekuensi Mengenai Persepsi Siswa Tentang TF 6M (X1)... 111

4.3 Karakteristik Persepsi Siswa Tentang TF 6M (X1) ... 112

4.4 Distribusi Frekuensi Mengenai Prestasi Belajar Kewirausahaan (X2) ... 114

4.5 Karakteristik Prestasi Belajar Kewirausahaan (X2) ... 115

4.6 Distribusi Frekuensi Mengenai Minat Wirausaha (Y) ... 117

4.7 Karakteristik Prestasi Minat Wirausaha (Y) ... 118

4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... 119

4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ... 120

4.10 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 121

4.11 Analisis Korelasi... 122

4.12 Analisis Koefisien Determinasi Simultan... 123

4.13 Analisis Koefisien Determinasi Parsial ... 124

4.14 Uji Hipotesis Simultan... 126

(9)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman

1.1 Skema Latar Belakang Penelitian ... 8

1.2 Skema Kerangka Berpikir Penelitian... 18

1.3 Skema Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 18

2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar ... 23

2.2 Alur Pelaksanaan Model Pembelajaran TF 6M ... 39

2.3 Model Pembelajaran Teaching Factory 6M Persiapan Implementasi... 41

2.4 Model Pembelajaran Teaching Factory 6M Implementasi Tahap Pendahuluan... 44

(10)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman

4.1 Frekuensi Mengenai Persepsi Siswa Tentang TF 6M (X1) ... 112

4.2 Frekuensi Mengenai Prestasi Belajar Kewirausahaan (X2) ... 115

4.3 Frekuensi Mengenai Minat Wirausaha (Y) ... 117

(11)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional di segala bidang dipengaruhi oleh manusia yang

berkualitas. Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional

dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Visi pendidikan nasional

terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa

untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi

manusia yang berkualitas. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, menjelaskan manusia yang berkualitas yaitu manusia

terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan upaya untuk memperoleh pengetahuan, pengembangan sikap,

dan penguasaan keterampilan sebelum memasuki dunia kerja yang dimiliki

lulusan SMK, perlu dijalani oleh siswa SMK untuk memiliki kemampuan sesuai

dengan tuntutan kehidupan di masyarakat dan dunia kerja. Undang-undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 mengemukakan tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1, yaitu :

(12)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Proses pendidikan dibutuhkan adanya pedoman pendidikan dengan

memberikan kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya

dalam suatu suasanya belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan

dirinya untuk memiliki kualitas kemampuan pribadi yang disusun dalam suatu

kurikulum.

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar

dan teori pendidikan yang berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar

adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal

hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional

dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan

tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005).

Sementara itu kompetensi mengacu pada Landasan Teoritis Kurikulum 2013

adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pngetahuan dan

keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan

lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan yang termasuk jalur

pendidikan formal sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah

Kejuruan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi pada bidang

(13)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pasal 15 Undang-undang Sisdiknas, menjelaskan tujuan pendidikan menengah

kejuruan sebagai berikut :

1. Menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, ulet, gigih, dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3. Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Membekali siswa dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Program mata pelajaran di SMK pada prinsipnya terdiri dari tiga kelompok

program mata pelajaran yaitu mata pelajaran normatif, adaptif, dan produktif.

Kemudian disesuaikan dengan perubahan kurikulum 2013, bahwasannya untuk

kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan terdiri atas kelompok mata pelajaran

wajib dan mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran wajib adalah mata pelajaran

yang harus diikuti oleh peserta didik, sedangkan mata pelajaran pilihan terdiri atas

pilihan akademik dan vokasional yang disesuaikan dengan fungsi satuan

pendidikan dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik.

Kondisi demikian tentunya mengharapkan SMK mampu melaksanakan

pembelajaran secara maksimal, akan tetapi fakta dilapangan tidak semua SMK

mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan maksimal. Kondisi ini

(14)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penerapan model pembelajaran yang kurang dapat diterima siswa. Perlu upaya

untuk mengatasi keadaan demikian. Salah satu upaya yang dilakukan dalam

mengatasi kondisi demikian diantaranya melalui pengembangan model

pembelajaran yang sesuai. model pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu adanya

model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah yang selanjutnya biasa disebut

dengan TF-6M.

Model Pembelajaran TF-6M, yang terdiri dari enam langkah : Menerima

pemberi order, Menganalisis order, Menyatakan kesiapan mengerjakan order,

Mengerjakan order, Melakukan Quality Control, Menyerahkan order. Model

pembelajaran ini merupakan model pembelajaran terpadu. Guru berperan sebagai

assesor dan konsultan dengan upaya membantu siswa dalam pembelajaran,

sedangkan siswa berperan sebagai tenaga kerja layaknya di industri. Pendekatan

Model Pembelajaran TF-6M memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih

dalam mengembangkan kompetensi personal, sosial, dan kompetensi akademik.

Model pembelajaran TF-6M di sekolah sehingga siswa mendapatkan pengalaman

langsung melakukan pekerjaan dalam suasana industri. Penerapan Model

Pembelajaran TF-6M dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan

khususnya kondisi sarana yang kurang menunjang dalam proses belajar mengajar

dan sekaligus menggali dan mengembangkan model yang diharapkan dapat

(15)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Model Pembelajaran TF-6M merupakan pengembangan Model

Pembelajaran TF-6M sebagai ekstensi dari kurikulum sekolah kejuruan. Setelah

pendalaman teori dasar di sekolah-sekolah kejuruan, para siswa senior belajar

untuk mengembangkan produk dan jasa dalam kondisi sebenarnya seperti di

industri. Siswa dengan menggunakan model pembelajaran TF-6M diarahkan ke

dalam suasana industri yang sebenarnya, dimana siswa merupakan penggerak

sebuah perusahaan. Siswa memiliki tanggungjawab mulai dari penerimaan produk

hingga kepada penyerahan produk ke pemberi order. Peran guru dalam model

pembelajaran ini sebagai fasilitator atau konsultan dan mengawasi kegiatan siswa.

Penerapan Model Pembelajaran TF-6M diharapkan dapat menunjang dalam

upaya peningkatan Sumber Daya Manusia yang inovatif dan kreatif di era

globalisasi sekarang. Sumber Daya Manusia yang inovatif dan kreatif dapat

dilakukan juga melalui peningkatan mutu pendidikan termasuk “Pendidikan

Kewirausahaan”. Pendidikan kewirausahaan merupakan proses pembelajaran

penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan pemeliharaan

perilaku dan sikap. Pengertian kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri,

dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan

inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (Suryana, 2000).

Lulusan SMK diupayakan mengubah orientasinya, tidak hanya menyiapkan

(16)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk mencari alternatif menjadi wirausahawan apabila tidak mendapatkan

pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya.

Lowongan pekerjaan yang tersedia saat ini tidak sebanding dengan

peningkatan jumlah pencari kerja, sehingga profesi wirausaha menjadi pilihan

yang cukup menjanjikan untuk masa depan. Kemakmuran suatu negara dapat

diukur dari jumlah wirausahawan, sesuai pendapat David McClelland (Frinces,

2011:4) bahwa “salah satu syarat suatu negara untuk mencapai tingkat

kemakmuran diperlukan 2% dari jumlah penduduknya adalah entrepreneur

(wirausaha)”. Jumlah wirausahawan di Indonesia pada tahun 2010 hanya sekitar

400 ribu orang atau 0,18 % dari jumlah penduduk (Frinces, 2011:4).

Menyikapi kondisi demikian maka perlu upaya yang dilakukan, diantaranya

melalui pembelajaran kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Pembinaan kewirausahaan di SMK, guru SMK dididik Kewirausahaan di Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang

Mesin dan Teknik Industri Bandung (PPPPTK BMTI Bandung). Para guru inilah

yang memiliki kewajiban untuk mengarahkan minat siswa untuk mampu

berwirausaha.

Renstra Mendikdasmen, SMK memproyeksikan lulusannya dapat

menciptakan lapangan pekerjaan (enterpreneurship) sebesar 20%, mendapat

pekerjaan dalam negeri sebesar 50%, mendapat pekerjaan luar negeri sebesar

(17)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kenyataan di lapangan berkaitan dengan kemampuan industri dalam menyerap

lulusan SMK bekerja, tidak sedikit lulusan SMK yang tidak mampu teserap oleh

industri. Solusi dalam menyikapi permasan tersebut diantaranya dengan siswa

diarahkan setelah lulus mampu mendirikan usaha sendiri sesuai dengan

kemampuan yang dimilikinya, dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa

perlu dilakukan berbagai upaya untuk menumbuhkan minatnya.

Perilaku wirausaha tidak hanya dimiliki oleh orang-orang yang telah

memasuki dunia usaha saja atau tibul ketika seseorang telah menjadi pengusaha.

Terdapat beberapa alasan yang membuat seseorang berminat dalam berwirausaha,

yaitu (Alma, 2002 : 3) :

1. Dengan semakin ketatnya persaingan antar pencari kerja maka lowongan pekerjaan akan semakin sempit. Hal ini akan semanik mendorong individu untuk berwirausaha.

2. Perkembangan industri kecil yang pesat berdampak pada kompetisi yang semakin meningkat. Kompetisi yang semakin meningkat cenderung menyebabkan tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh industri kecil mengarah pada keseimbangan.

Pelaksanaan Model Pembelajaran TF-6M yang ditunjang dengan

pembelajaran Kewirausahaan diharapkan siswa mempunyai minat untuk

berwirausaha. “Seseorang yang berminat untuk berwirausaha harus dapat

menerima semua proses yang terjadi dalam wirausaha” (Purnama, 2009 : 39).

(18)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu belajar untuk menguasai beberapa keterampilan yang menunjang dalam

melaksanaan wirausaha. Melalui penerapan Model Pembelajaran Teaching

Factory sebagai pembentukan kompetensi siswa melalui satuan kesatuan

lingkungan sekolah dengan berbasis pada industri dan ditunjang dengan

pelaksanaan pembelajaran Kewirausahaan dalam pembentukan jiwa

kewirausahaan. Latar belakang masalah tersebut, mendorong penulis melakukan

penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

TF-6M dan Prestasi Belajar Kewirausahaan Terhadap Minat Wirausaha Siswa

SMK Negeri 9 Bandung (Penelitian pada siswa angkatan 2011/2012 Kompetensi

Keahlian Patiseri SMK Negeri 9 Bandung)”.

Bagan 1.1

Skema Latar Belakang Penelitian

Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 6M, meliputi : a. Menerima pemberi

order

b. Menganalisis order c. Menyatakan kesiapan

mengerjakan order d. Mengerjakan order

Prestasi Belajar

Kewirausahaan, meliputi: a. Kemampuan kognitif b. Kemampuan Afektif c. Kemampuan L U L U S A N S M K PBM

Rendahnya daya serap SDM

Wirausaha

UU. No. 20/2003 Pasal 18 dan penjelasan UU Sisdiknas Pasal 15 Minat wirausaha

a. Faktor intrinsik b. Faktor

(19)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat perumusan masalah yaitu : Bagaimana pengaruh penerapan Model

Pembelajaran TF-6M dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat

wirausaha.

Fokus masalah penelitian berdasarkan pembahasan perumusan masalah

penelitian ini, permasalahan dibatasi pada persoalan-persoalan yang menyangkut

penerapan Model Pembelajaran TF-6M, prestasi belajar kewirausahaan dan minat

wirausaha dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana deskripsi persepsi siswa tentang model pembelajaran TF-6M,

prestasi belajar Kewirausahaan, minat wirausaha bidang patiseri.

2. Bagaimana pengaruh penerapan Model Pembelajaran TF-6M terhadap minat

wirausaha siswa.di SMK.

3. Bagaimana pengaruh prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat wirausaha

siswa.di SMK.

4. Bagaimana pengaruh keduanya yaitu penerapan Model Pembelajaran TF-6M

dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat wirausaha siswa.di SMK. Wirausaha

(20)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data yang berkaitan dengan :

1. Persepsi siswa tentang penerapan model pembelajaran TF-6M, prestasi

belajar Kewirausahaan, dan minat wirausaha bidang patiseri.

2. Pengaruh penerapan Model Pembelajaran TF-6M terhadap minat wirausaha

siswa di SMK.

3. Pengaruh prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat wirausaha siswa di

SMK.

4. Pengaruh penerapan Model Pembelajaran TF-6M dan prestasi belajar

kewirausahaan terhadap minat wirausaha siswa di SMK.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :

1. Manfaat Teoritis

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan teoritis

berupa pemikiran ilmiah khususnya dalam ilmu pendidikan dan penelitian dapat

dijadikan dasar bagi peneliti lainnya yang merasa tertarik untuk meneliti

mengenai permasalahan yang sama. Penelitian pengaruh penerapan Model

Pembelajaran TF-6M dan prestasi belajar Kewirausahaan terhadap minat

wirausaha bidang patiseri akan memberikan pemahaman mengenai teori :

a. Pencapaian kompetensi siswa akan menitikberatkan pada pelaksanaan

(21)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Penerapan Model Pembelajaran TF-6M merupakan pembelajaran psikomotor

dengan siswa dihadapkan pada kondisi sebenarnya sebagaimana siswa berada

di industri yang akan mengoptimalkan terhadap pencapain kompetensi siswa.

c. Kegiatan pembelajaran kewirausahaan memberikan pemahaman siswa

mengenai konsep-konsep berwirausaha, yang menunjang pengetahuan siswa

dalam wirausaha.

d. Upaya menumbuhkan minat wirausaha diantaranya dapat dilakukan melalui

pembelajaran kewirausahaan serta dengan proses pembiasaan kegiatan

pembelajaran sebagaimana layaknya siswa berada pada dunia kerja atau

industri, melalui penerapan Model Pembelajaran TF-6M

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan praktis sebagai berikut :

a. Pencapaian sebuah kompetensi maka tidak terlepas dari pelaksanaan kegiatan

praktikum yang mengacu pada kebutuhan dunia kerja yang dilakukan dengan

sungguh-sungguh. Guru sebagai fasilitator mampu memberikan arahan bagi

siswanya untuk dapat melakukan kegiatan praktikum dengan benar. Sekolah

dalam upaya ini menyediakan fasilitas praktikum alat dan tempat yang

memadai.

b. Penerapan model pembelajaran TF 6M pada pelaksanaannya siswa

dibiasakan untuk belajar dengan kondisi sebagaimana layaknya di industri.

Siswa diarahkan mampu bekerja mandiri, disiplin, tanggung jawab, yang

(22)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Pengetahuan tentang konsep wirausaha melalui kegiatan pembelajaran

kewirausahaan harus dilakukan oleh siswa, sehingga pencapaian pemahaman

akan dimiliki sebagain bekal dalam menjalankan kegiatan wirausaha

kedepannya.

d. Minat wirausaha yang dimiliki siswa akan tumbuh dengan sendirinya dengan

terbiasa melakukan upaya kegiatan wirausaha melalui model pembelajaran

TF 6M dan melakukan pembelajaran kewirausahaan dengan baik sebagai

bekal pengetahuannya.

E. ASUMSI

Asumsi menurut Arikunto (1992 : 17) mengemukakan asumsi atau

anggapan dasar, yaitu : “Sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti

yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang akan dipakai untuk tempat berpikir bagi

peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.” Asumsi dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pembelajaran keterampilan bidang Patiseri dengan menerapkan Model

Pembelajaran TF-6M, diharapkan lulusan mampu menerapkan bekal

pengetahuannya. Termasuk lulusan sekolah menengah kejuruan mampu

menerapkan dalam dunia usaha sesuai dengan bidang Patiseri. Asumsi ini

mengacu pada pendapat Martawijaya dalam makalahnya (2010) “Model

TF-6M terdiri dari dua kelompok kegiatan softskill dan hardskill yang berupaya

mampu meningkatkan kompetensi siswa dalam mata pelajaran produktif

Kompetensi Keahlian”.

2. Pembelajaran kewirausahaan di sekolah merupakan proses transformasi

(23)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang baru untuk menciptakan pemerataan pendapatan. Asumsi ini ditunjang

pendapat Soeharto (1997) pendidikan kewirausahaan diajarkan sebagai suatu

disiplin ilmu tersendiri yang independen, karena :

a. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu terdapat teori, konsep, dan model ilmiah yang lengkap.

b. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi permulaan dan perkembangan usaha.

c. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

d. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan.

3. Penyebab seseorang berminat melakukan wirausaha karena semakin ketatnya

persaingan dunia kerja dan semakin pesatnya perintisan industri kecil yang

mampu meningkatkan keuntungan (rate of return) yang didukung dengan

kemampuan kompetensi sumber daya manusia, ini sejalan dengan pendapat

ahli, alasan yang membuat seseorang berminat dalam berwirausaha, yaitu

(Alma, 2002 : 3) :

1. Dengan semakin ketatnya persaingan antar pencari kerja maka lowongan pekerjaan akan semakin sempit. Hal ini akan semanik mendorong para individu untuk berwirausaha.

(24)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional dalam penelitian diperlukan untuk menghindari

kesalahan antara pembaca dan penulis sebagai peneliti dalam menafsirkan istilah

yang digunakan dalam penelitian ini. Istilah- istilah tersebut, yaitu :

1. Penerapan

Penerapan, merupakan kemampuan mengabstraksikan dan mengaplikasikan

konsep/ide yang baru, dalam kegiatan sehari-hari, misalnya siswa menerapkan

Model Pembelajaran Teaching Factory dalam kegiatan pembelajaran sebagai

upaya menumbuhkan minat wirausaha. Pendapat ini ditunjang penjelasan Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1997:1044), penerapan adalah “perihal mempraktekkan”.

Selain itu definisi sejalan dengan pendapat Ali (2002:43) bahwa “Penerapan

adalah kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu bahan yang sudah

dipelajari ke dalam situasi baru atau situasi yang kongkrit. Seperti menerapkan

suatu dalil, model, konsep, prinsip atau teori”.

2. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M)

Martawijaya (2010 : 1) mengemukakan model pembelajaran TF-6M

merupakan “model pembelajaran hasil pengembangan yang bertujuan

meningkatkan kompetensi produktif siswa SMK.” Penerapan model pembelajaran

TF-6M dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melbatkan proses

mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,

(25)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Model Pembelajaran Teaching Factory Enam Langkah atau Model TF-6M

merupakan model pembelajaran hasil pengembangan model pembelajaran Work

Based Learning dan Teaching Factory ke dalam model pembelajaran terpadu.

Model Pembelajaran TF-6M terdiri dari 6 langkah, yaitu :

1) Menerima pemberi order,

2) Menganalisis order,

3) Menyatakan kesiapan mengerjakan order,

4) Mengerjakan order,

5) Melakukan quality control, dan

6) Menyerahkan order.

Sebelum penerapan model ini dilaksanakan, siswa dan guru menyepakati untuk

menciptakan industri di sekolah dan melakukan latihan soft skill termasuk sikap

komunikasi yang baik.

Model Pembelajaran TF-6M bertujuan meningkatkan kompetensi produktif

siswa SMK. Model ini mengupayakan peningkatan kompetensi siswa dalam mata

pelajaran produktif.

3. Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) Penerapan Model Pemebelajaran TF-6M merupakan perpaduan soft skill dan

hard skill yang sejalan dengan pengembangan kegiatan pembelajaran, dirancang

untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata dengan siswa diarahkan

(26)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lebih aktif belajar melalui pembelajaran dimana siswa diarahkan pada kondisi di

tempat kerja atau industri yang sebenarnya. Penerapan model pembelajaran

TF-6M diupayakan mampu memunculkan minat wirausaha siswa.

Pengumpulan data penerapan model pembelajaran TF-6M diperoleh melalui

angket persepsi siswa tentang model pembelajaran TF-6M dengan mengacu pada

indikator-indikator yang mencerminkan dari penerapan model tersebut melalui

Ageung Nurjanah (2006 : 8) mengemukakan tentang “Persepsi adalah penilaian

pribadi berupa pernyataan dan sikap baik lisan maupun tulisan yang bersifat

positif atau negatif terhadap obyek tertentu dan pernyataan tersebut masih dapat

berubah-ubah”.

4. Prestasi Belajar Kewirausahaan

Prestasi belajar meliputi segala sesuatu yang menyangkut kepada aspek

belajar meliputi aspek pengetahuan, aspek sikap, dan aspek keterampilan.

Pendapat ini sejalan dengan penjelasan Makmun (1984 : 7) menyatakan bahwa :

”Prestasi belajar merupakan indikator dari perubahan dan perkembangan perilaku

dalam term-term pengetahuan (penalaran), sikap (penghayatan), dan keterampilan

(penglaman)”. Perubahan dan perkembanga ini mampu yang positif dan negatif

dan kualifikasinya pun akan terbagi-bagi, seperti tinggi, sedang, rendah, atau

berhasil dan tidak berhasil, lulus atau tidak lulus.

Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan siswa dalam mempelajari

(27)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rentang waktu tertentu, yang terwujud dalam bentuk angka-angka, nilai-nilai yang

diperoleh dari hasil tes atau pengukuran dalam suatu evaluasi.

Berdasarkan buku pedoman pelaksanaan kurikulum Pendidikan Menengah

Kejuruan, ada dua jenis angka yang menunjukkan tingkat penguasaan siswa

terhadap suatu mata pelajaran, yaitu hasil evaluasi formatif (ulangan harian) dan

hasil evaluasi sumatif (ulangan umum). Peranan kedua evaluasi itu harus belainan,

karena itu perlu diberikan bobot yang berlainan. Ulangan harian diberi bobot tiga,

sedangkan ulangan umum diberi bobot dua. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak

hanya berusaha waktu ulangan umum saja, tetapi juga memperhatikan setiap ada

ulangan harian.

Data prestasi belajar yang diperlukan dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar Kewirausahaan. Pendidikan Kewirausahaan harus dapat membekali

peserta dengan kecakapan hidup yang memiliki kemampuan berperilaku

seseorang dalam menghadapi tantangan hidup. Memiliki keberanian diri kemauan

menghadapi problema hidup dan kehidupan yang wajar tanpa merasa tertekan

kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mangatasinya, dan

mempraktekkannya untuk memecahkan problema kehidupannya.

Pendidikan Kewirausahaan diharapkan akan lebih menumbuhkan minat

wirausaha siswa, terutama setelah lulus dari Sekolah. Terlebih jika pendidikan

Kewirausahaan diimbangi dengan model pembelajaran TF-6M, minat siswa untuk

(28)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui studi dokumentasi dengan pihak sekolah khususnya dengan guru

bersangkutan.

5. Minat Wirausaha

Minat adalah keinginan atau dorongan psikologis yang sangat kuat pada diri

seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Makin tinggi keinginan makin tinggi

pula minatnya, sebaliknya makin rendah keinginannya makin rendah pula

minatnya. Pengertian ini ditunjag oleh pendapat Minat menurut Slameto (1991 :

182), minat adalah :

Suatu rasa lebih suka dan rasa keterarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat minat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Wirausaha memiliki hakikat yatiu merujuk pada sifat watak dan ciri-ciri

yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemampuan keras untuk

mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat

mengembangkan dengan tangguh (Druker, dalam Suryana 1994 : 4).

Minat sebagai kecederungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas

kegiatan yang lainnya. Makin tinggi keinginan makin tinggi pula minatnya,

sebaliknya makin rendah keinginannya makin rendah pula minatnya. Minat

berwirausaha adalah sikap dan motivasi yang membuat seseorang tertarik

mencoba dan berusaha untuk memperoleh keuntungan dengan

(29)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Minat wirausaha seseorang akan terbentuk melalui proses pembiasaan.

Model Pembelajaran TF-6M merupakan upaya pembiasaan siswa belajar pada

situasi dunia kerja yang sebenarnya. Sedangkan Pendidikan Kewirausahaan

memberikan bekal pengetahuan bagi siswa dalam berwirausaha. Pendidikan

kewirausahaan juga memberikan nilai-nilai kepada siswa tentang mental

wirausaha yang baik.

Minat seseorang didapat dengan mengenal aktivitas yang dilakukannya,

pengisian waktu luang, atau dengan menggunakan angket yang telah dirancang

dengan baik. Minat wirausaha diukur dengan memberikan instrument penelitian

yang dapat dijadikan panduan. Tiap butir isian mempunyai 5 nilai

maksimum.dengan kriteria sebagai berikut : nilai 5 memiliki kriteria sangat kuat,

nilai 4 kriteria kuat, nilai 3 kriteria sedang, nilai 2 kriteria rendah, kriteria sangat

rendah,

G. PARADIGMA PENELITIAN

Paradima berpikir dalam penelitian ini perlu ditampilkan dalam upaya

memperjelas arah penelitian dan fokus masalah yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana pengaruh

penerapan Model Pembelajaran TF-6M dan prestasi belajar kewirausahaan

terhadap minat wirausaha. Untuk lebih jelasnya alur kerangka berpikir penelitian

(30)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 1.2

Skema Kerangka Berpikir Penelitian

Bagan 1.3

Skema Hubungan Antar Variabel Penelitian Penerapan Model

Pembelajaran Teaching Factory 6M, meliputi : a. Menerima pemberi

order

b. Menganalisis order c. Menyatakan kesiapan d. Mengerjakan order e. Melakukan qualiy

control

f. Menyerahkan Order

Prestasi Belajar

Kewirausahaan, meliputi: a. Kemampuan kognitif b. Kemampuan afektif c. Kemampuan

psikomotor

PBM SISWA SMK

UU. No. 20/2003 Pasal 18 dan penjelasan UU Sisdiknas Pasal 15

(31)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. HIPOTESIS

Kerangka pemikiran di atas menjadi bahan untuk menyusun hipotesis

penelitian, yaitu :

1. Terdapat pengaruh penerapan Model Pembelajaran TF-6M terhadap minat

wirausaha siswa.

2. Terdapat pengaruh prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat wirausaha

siswa.

3. Terdapat pengaruh penerapan Model Pembelajaran TF-6M dan prestasi

(32)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan berkenaan dengan pengaruh penerapan model

pembelajaran TF-6M dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat

wirausaha. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan

efektivitas pembelajaran dan peningkatan kemampuan kompetensi siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Analisis

penelitian digunakan studi deskriptif yaitu metode yang diarahkan untuk

memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya

hasil penelitian. Fokus penelitian pada pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat dengan teknik analisis statistik inferensial. Sugiono (2004: 170)

mengungkapkan bahwa statistik inferensial adalah teknik statistik yang dipakai

untuk menganalisis data sampel kemudian hasilnya diberlakukan untuk populasi

Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji teori, fakta,

mendeskripsikan statistik, dan menunjukkan hubungan antar variabel. Penelitian

bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau

(33)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi di SMK Negeri 9 Bandung.

Alasan pemilihan lokasi penelitian ini lebih disebabkan karena peneliti sebagai

tenaga pengajar di lingkungan sekolah tempat penelitian dilakukan. Peneliti lebih

mudah berkomunikasi dan mendapatkan informasi baik dari kepala sekolah dan

guru yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yang dilakukan.

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan masukan kepada

pihak sekolah sebagai evaluasi dalam melihat pengaruh penerapan model

pembelajaran TF-6M dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap minat

wirausaha siswa khususnya di SMKN 9 Bandung dapat lebih baik dan umumnya

di Sekolah Menengah Kejuruan.

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kompetensi keahlian Patiseri

SMKN 9 Bandung yang melaksanakan model pembelajaran TF-6M. Pengambilan

sampel diambil secara acak atau random, hal ini sesuai dengan pendapat

Sukmadinata (2006: 253) mengemukakan bahwa: “Salah satu cara pengambilan

sampel yang representatif adalah secara acak atau random. Pengambilan sampel

secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama

(34)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data Primer adalah data yang langsung dikumpulkan peneliti dari

sumber pemilik data. Sedangkan data sekunder adalah data pendukung, yakni

berupa data dari dokumen-dokumen dan informasi lainnya misalnya identitas

responden.

Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, maka teknik-teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui observasi (pengamatan

langsung) dan penyebaran angket/kuesioner.

a. Angket (Kuesioner)

“Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang ia ketahui” (Suharsimi, 2010: 194). Angket digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai persepsi siswa tentang persepsi sista tentang

TF-6M dan minat wirausaha.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan peneliti menyelidiki benda-benda

(35)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu administrasi pembelajaran dengan model TF-6M, modul pembelajaran, dan

sebagainya (Suharsimi, 2010: 201). Dokumentasi dalam penelitian ini akan

digunakan untuk memperoleh data tes prestasi belajar diperoleh dari leger kelas

XII Kompetensi Keahlian Patiseri SMKN 9 Bandung tahun ajaran 2011/2012.

E. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Data persepsi siswa tentang TF-6M dan minat wirausaha diperoleh dari

hasil tes skala sikap dengan terlebih dahulu melakukan uji coba instrumen untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Kisi-kisi instrumen yang

[image:35.596.108.533.451.662.2]

digunakan untuk menyusun angket minat wirausaha yaitu seperti pada Tabel 3.1 :

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Minat Wirausaha

Indikator Sub Indikator

1. Percaya Diri a. Keyakinan,

b. Ketidaktergantungan,

c. Individualitas,

d. Optimisme

2. Berorientasi Tugas dan Hasil

a. Berorientasi pada prestasi dan laba,

b. Tekun dan tabah,

c. kerja keras,

d. motivasi tinggi,

e. energik,

(36)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Sikap Mengambil

Resiko

a. Mampu mengambil resiko,

b. Suka pada tantangan

4. Kepemimpinan a. Mampu memimpin,

b. Mampu bersosialisasi,

c. Mampu menyerap saran dan kritik

5. Orisinalitas a. Inovatif dan kreatif,

b. Fleksibel,

c. Memiliki pengetahuan tinggi dan serba bisa

6. Berorientasi pada masa depan

a. Memiliki pandangan ke depan,

b. Persepektif yang luas

Distribusi indikator minat wirausaha dalam butir angket dibuat seperti pada

Tabel 3.2 :

Tabel 3.2.

Distribusi indikator minat wirausaha dalam butir angket

INDIKATOR SUB INDIKATOR

BUTIR SOAL (+) BUTIR SOAL (-) Jumlah 1. Percaya Diri a. Keyakinan,

b. Ketidaktergantungan, c. Individualitas, d. Optimisme 1,2 3 80 41,42 74,75 43 44 13,14 4 2 2 4 2. Berorientasi

Tugas dan Hasil

a. Berorientasi pada prestasi dan laba, b. Tekun dan tabah, c. kerja keras, d. motivasi tinggi,

[image:36.596.106.540.113.306.2]
(37)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. energik,

f. inisiatif tinggi

15,16 17,18 55,56 57,58 4 4 3. Sikap Mengambil Resiko

a. Mampu mengambil resiko,

b. Suka pada tantangan

67,68,69 22,23 24,25,26 38,39 6 4 4. Kepemimpinan a. Mampu memimpin,

b. Mampu bersosialisasi, c. Mampu menyerap

saran dan kritik

59,60,61 27,28,29 30,31 64,65,66 19,20,21 34,35 6 6 4

5. Orisinalitas a. Inovatif dan kreatif, b. Fleksibel,

c. Memiliki pengetahuan tinggi dan serba bias

32,33 70,71 36,37 72,73 5,6 76,77 4 4 4 6. Berorientasi pada masa depan

a. Memiliki pandangan ke depan,

b. Persepektif yang luas

62,63 40 78,79 4 4 2

Jumlah 80

F. UJI COBA INSTRUMEN

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas data instrumen,

yaitu apakah instrumen yang digunakan betul-betul mengukur apa yang

seharusnya diukur dan untuk mengetahui reliabilitas data instrumen, yaitu untuk

melihat tingkat konsistensi data tersebut dalam menangkap fenomena dari

sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Uji coba

instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi masing-masing variabel dengan butir/item

pernyataan positif maupun negatif.

(38)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil penelitian yang valid adalah yang memiliki kesamaan antara data

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu

valid. Validitas menunjukan kemampuan instrumen dalam mengukur dengan tepat

atau benar apa yang hendak diukur (Kusnendi 2008: 94).

Mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak, dapat

diketahui dengan cara mengkolerasikan antara skor butir dengan skor total

(item-total corelation) atau dengan menggunakan korelasi item (item-total yang dikoreksi

(corrected item-total corelation).

Item pertanyaan atau pernyataan diindikasikan memiliki nilai validitas apabila item tersebut memiliki kesesuaian dengan fungsi kuesioner secara keseluruhan, yaitu mengukur konstruk atau variabel yang diukur (Kusnendi 2008: 94)

Menurut Kusnendi istrumen dikatakan valid jika skor item tersebut memiliki

korelasi positif dan signifikan (nilai P-hitung 0.05). Dalam penelitian itu penulis

menggunakan rumus korelasi Product moment untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh antara variabel model pembelajaran TF-6M dan prestasi belajar

Kewirausahaan (X) terhadap Minat Wirausaha (Y) dengan rumus :

 

2

tot 1 2 tot 1 2 1 2 1 tot 1 1 tot 1 1 X X X X X X X X

   n n n r
(39)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = Jumlah Sampel

X = Jumlah skor total untuk item pertanyaan 1

X1total = Jumlah skor total untuk semua item pertanyaan variabel

X1

b. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa

kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Metode yang dapat di gunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu

instrumen penelitian, dan metode yang paling banyak digunakan adalah metode

Cronbach’s Coefisien Alpha atau Cronbach’s Alpha.

Cronbach’s Coefisien Alpha dihitung dengan rumus yang disarankan oleh

Kusnendi (2008:96)

             

2

2 1 1 t i k k    Dimana:

α : Cronbach’s Coefisien Alpha

k : jumlah item pertanyaan

Σσi2 : Jumah varians setiap item pertanyaan σt2

(40)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Instrumen penelitian reliabel atau tidak digunakan patokan dari Kaplan dan

Suazo yang dikutip Dyah Kusumawati (2001) yang menentukan besar minimal

yang harus dipenuhi oleh instrumen alat pengumpulan data dalam penelitian sosial

adalah 0,7.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang sahih (valid) adalah distribusi data normal

atau mendekati normal (Santoso, 2001:12).

Sebelum dilakukan uji statistik, perlu diketahui apakah sampel yang

dipergunakan berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dapat dilakukan

dengan menggunakan program SPSS. Deteksi normalitas yang sering digunakan

pada program SPSS adalah dengan melihat grafik distribusi normal, dimana data

yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola distribusi normal dimana

bentuk grafiknya mengikuti bentuk lonceng (Santosa dan Ashari, 2005:231-232)

dan dapat dilihat penyebaran data pada grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual (Santoso, 2001:110; Santosa dan Ashari, 2005:232).

(41)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Analisis deskriptif merupakan uraian berupa penggambaran untuk

menjelaskan jawaban responden dalam angket tanpa bermaksud membuat suatu

kesimpulan yang berlaku umum dan ditampilkan dalam bentuk diagram.

Mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang Penerapan Model

Pembelajaran TF-6M, Prestasi Belajar Kewirausahaan dan Minat Wirausaha maka

dilakukan pengkategorian dengan cara menjumlahkan skor seluruh pertanyaan

masing-masing variabel, kemudian dicari panjang interval setiap kelas dengan

rumus sebagai berikut (J.Supranto, 2009:64):

n n

X X c

k

 , dimana

c = panjang interval kelas

n

X = Nilai terbesar

1

X = Nilai terkecil

k = banyaknya kelas, dalam hal ini adalah 3 (Tinggi-Sedang-Rendah)

2. Analisis Regresi Linier Ganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan

antara beberapa variabel independen dengan variabel dependen. Hubungan antar

variabel dinyatakan dalam bentuk persamaan, sehingga nilai dari variabel Y dapat

ditentukan atau diramalkan apabila nilai dari variabel X diketahui :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

(42)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Y = Variabel dependen.

X1,X2, …,Xk = Variabel independent.

a = Konstanta atau nilai Y

b1,b2,…,bk = Koefisien regresi linier berganda dari masing- masing

variabel independen.

e = Standar error

Koefisien regresi linier berganda (b) mempunyai arti yaitu jika nilai b positif

(+) menunjukkan bahwa hubungan yang searah antara variabel independen

dengan variabel dependen. Dengan kata lain, peningkatan atau penurunan variabel

independen akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan variabel dependen.

Sebaliknya jika nilai b negatif (─), maka hal tersebut menunjukkan bahwa

variabel independen memiliki hubungan yang berlawanan dengan variabel

dependen. Dengan kata lain setiap peningkatan variabel independen akan diikuti

oleh penurunan variabel dependen sebaliknya

3. Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi digunakan untuk menentukan arah yang dinyatakan dalam

bentuk hubungan positif atau negatif dan tingkat hubungan yang dinyatakan

dengan koefisien korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen.

(43)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Koefisien korelasi parsial adalah suatu bilangan yang menyatakan eratnya

hubungan antara dua variabel apabila pengaruh lain diangap konstan. Untuk

menghitng korelasi parsial bisa menggunakan beberapa rumus, salah satu

diantaranya adalah dengan cara matriks invers dari kolerasi, persamaannya

adalah:

  

 

 

    2 2 2 2 y y n x x n y x xy n r dimana:

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah populasi

x = Komponen kinerja keuangan

y = Perubahan harga saham

b. Koefisien Korelasi Berganda.

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua

variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel

terikat (Y), sehingga akhirnya nanti diketahui arah dan kuatnya hubungan

tersebut. Koefisien kerelasi berganda (R) dengan empat variabel bebas dan satu

variabel terikat dapt dihitung dengan formula sebagi berikut:

1 1 2 2
(44)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dimana :

Ry(12) = Koefisien korelasi ganda

b1 = Nilai Regresi X1

n

= Jumlah Variabel Xn dan Y

2

Y = Jumlah kuadrat total korelasi

Berdasarkan nilai R yang diperoleh, maka dapat dihubungkan –1<R<1

yaitu:

1) Apabila R = 1 artinya tidak terdapat hubungan linier antara variabel X1, X2

dan variabel Y sempurna positif.

2) Apabila R = -1 artinya terdapat hubungan linier antara variabel X1, X2 dan

variabel Y sempurna negatif.

3) Apabila R = 0 artinya tidak terdapat hubungan linier antara variabel X1, X2

dan variabel Y

Adapun untuk melihat hubungan korelasi, maka penulis menggunakan

pedoman yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002 : 183) seperti yang tertera di

bawah ini.

Tabel 3.3

Intervasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien

(45)

Rahmat Kurniawan, 2014

Pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching factory 6 langkah (tf-6m) dan Prestasi belajar kewirausahaan Terhadap minat wirausaha (penelitian pada siswa kelas xii angkatan 2011/2012 kompetensi Keahlian patiseri smk negeri 9 bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

c. Analisis Koefisien Determinasi

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi, maka dapat dihitung koefisien

determinasi yaitu untuk melihat presentase pengaruh variabel X1 (Model

Pembelajaran Teaching Factory), X2 (Hasil Praktek Kerja Industri), dan Y (Minat

Wirausaha), adapun koefisien determinasi yang digunakan :

Kd = R2 X 100% d. Pengujian Hipotesis

Harga koefisien korelasi yang didapat sebelum dilaksanakan pengambilan

keputusan-keputusan perlu diuji terlebih dahulu. Pengujian hipotesis ini

dimaksudkan untuk melihat apakah antara variabel-variabel X1, X2, dan Y

terdapat korelasi yang berarti atau tidak.

Pengujian menggunakan hipotesis apabila :

1) H0 : a1, b1 = 0 maka pernyataan ini menunjukkan antara variabel X dan

variabel Y tidak ada hubungan.

2) H0 : a1, b1  0 maka pernyataan ini menunjukkan variabel X dan variabel Y

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 :

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari tegangan sisa terhadap struktur mikro dan kekerasan pada baja rel R.54 - R.42 hasil las thermite. Kemudian

Sahabat MQ/ Harapan akan dukukuhkannya Majelis Ulama Indonesia sebagai lembaga yang berwenang memberikan sertifikasi jaminan produk halal melalu undang-undang/

Sahabat MQ/ Seiring dengan pelaksanaan program BLT ini/persoalan baru kini muncul berkaitan dengan program ini// Ketua Badan Pemeriksa Keuangan-BPK- Anwar Nasution

Sahabat MQ/ Pengelolaan asset Negara selama ini tidak baik/ tidak efisien/ dan tidak transparan// Akan sangat berbahaya jika pengelolaan BUMN/ apalagi yang

Pengaruh Kompetensi Guru dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi!. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari beberapa pengertian di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang membangun manusia secara utuh untuk menghadapi dan

Pengaruh Manajemen Karir Terhadap Motivasi Berprestasi Karyawan Hotel Grand Royal Panghegar Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana tulisan ini ditujukan kepada masyarakat untuk memberikan informasi mengenai bengkel mobil PT.ADI KENCANA MOTOR beserta produk-produk dan layanan yang ditawarkan.