3
memiliki ilmu pengetahuan dan tehnologi modern dan berakhlak mulia tentu saja akan memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan tehnologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan dan sebagainya namun tidak diserta dengan akhlak yang mulia, maka dia akan menyalahgunakan apa yang dimilikinya dan menimbulkan bencana di muka bumi ini.Maka dari itu faedah akhlak bukan hanya dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan, berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat dan bernegara. Manusia tanpa akhlak akan kehilangan derajat kemanusiaannya, bahkan akanb lebih rendah derajatnya dari pada binatang.
Apabila aktivitas akal manusia tidak dibimbing dengan akhlak yang mulia, maka kehancuran dalam masyarakat tidak dapat dibendung lagi. Akal dangan modal tanpa moral tidak akan menyejahterakan manusia, melainkan sebaliknya justru akan menghancurkan manyarakat serta menimbulkan kerusakan baik di daratan maupun di lautan, karena ulah manusia yang tidak bermoral. Dengan mempelajari, menghayati serta mengamalkan ilmu akhlak diharapkan manusia mampu untuk mengendalikan diri, memperhatikan kepentingan orang lain, penuh tenggang rasa, mampu memupuk rasa persatuan dan kesatuan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapatlah diajukan beberapa permasalahan diantaranya :
1. Apa definisi akhlak dan bagaimana pendapat beberapa ahli tentang definisi akhlak?
2. Apa saja objek atau ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak?
1.3 Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai adalah :
1. Mengetahui definisi akhlak baik secara etimologi maupun terminology, dan juga pendapat-pendapat beberapa ahli.
3
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlaq
Akhlaq adalah bentuk jamak (plural) dari kata khuluq. Dalam Al-Qur’an kata khuluq disebut diantaranya pada surat Al-Qalam ayat 4:1
“dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. Al-Qalam : 4)
Sedangkan dalam hadits banyak disebutkan diantaranya :
ketika Siti Aisyah ditanya oleh para sahabat tentang akhlak Rasulullah saw., ia menjawab dengan singkat: نآررققلرا هقققلقخق نناكن)) “Akhlak Rasulullah saw. adalah Al-Qur’an.
(HR.Muslim).”2
(
يراخبلاهاور قلخلا مراكم مممتل تثعبامنما
)
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia”.
Dengan demikian merujuk kepada ayat diatas kata akhlak atau khulqun secara kebahasan berarti budi pekerti, adat kebisaan, atau perangai muru’ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabiat.
Dilihat dari segi terminologi (istilah) “ Akhlak “ (قق لل خخأل ) terdapat beberapa pakar yang berpendapat antara lain :
a. Muhammad Abdullah Dirros :
“ Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar ( dalam hal akhlak yang baik ) atau pihak yang jahat ( akhlak yang jahat ) “ . Selanjutnya perbuatan-perbutan manusia yang dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila dipenuhi dengan dua syarat, yaitu :
Pertama, Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama, sehingga menjadi kebiasaan.
Kedua, Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan emosi-emosi jiwanya, bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti paksaan dari orang lain sehingga menimbulkan ketakutan, atau bujukan dengan harapan-harapan yang indah-indah danlain sebagainya.3
b. Barmawie Umary :
1 Saiful Hadi. 2005.Sketsa Al-Qur’an. Jakarta: Lista Fariska Putra. Hal.39
2 Achmad Sunarto. 1989. Mengobati Penyakit Hati. Rembang : Pustaka Amani. Hal. 11
3
“Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin.”4