• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh rasio harga per nilai buku dan nilai tukar Rupiah/US Dollar terhadap return saham pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh rasio harga per nilai buku dan nilai tukar Rupiah/US Dollar terhadap return saham pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1. Skripsi saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik sarjana, baik di UNIKOM maupun di perguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademis sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

(3)
(4)

DATA PRIBADI

Nama : Maulia Rochman S.

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 25 September 1990

Alamat : Jl. Bukit Ligar. Kp. Cijotang 14. RT 05/08 Bandung

Agama : Islam

E-mail : lopz@ymail.com

DATA PENDIDIKAN

1. 1996 – 1999 SDN Bojong Kacor III. 2. 1999 – 2002 SDN Sukaakur.

3. 2002 – 2005 SMP Negeri 19 Bandung. 4. 2005 – 2008 SMA PGII 2 Bandung.

(5)

BURSA EFEK INDONESIA

EFFECT OF PRICE TO BOOK VALUE AND EXCHANGE RATE

TO STOCK RETURN AT MINING SECTOR IN INDONESIAN

STOCK EXCHANGE

MAULIA ROCHMAN S. 21108013

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

iii

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat melaksanakan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Harga Per Nilai Buku dan Nilai Tukar Terhadap Pengembalian Saham Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena didalamnya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti baik dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dalam penyusunan karya tulis selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Selama penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa dorongan moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan tulus dan dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Utama Universitas Komputer Indonesia. 2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

(7)

iv

5. Surtikanti, S.E., M.Si., selaku dosen wali 4Ak1 yang telah membimbing peneliti sejak awal masuk kuliah sampai masa akhir kuliah.

6. Staf Dosen Pengajar yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman serta dukungan kepada peneliti selama menyelesaikan kuliah.

7. Kedua orang tua tercinta, do’a dan kasih sayangmu selalu

menjadi kekuatan dan motivasi bagi peneliti dalam menyusun

skripsi ini, semoga anakmu ini dapat menjadi kebanggaan

keluarga.

8. Adik-adik tercinta yang memberikan dorongan dan motivasi kepada peneliti.

9. Sekretariat program studi yang telah membantu peneliti sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat dan Rosyana Dewi yang selalu ada disamping saya yang selama ini bersama-sama berjuang serta saling memberikan semangat dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

11.Semua orang yang telah membantu peneliti selama ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Harapan peneliti semoga apa yang disajikan dalam laporan ini memberikan manfaat

khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi para pembaca. Akhir kata peneliti panjatkan do’a

(8)

v

Bandung, Juli 2012 Peneliti

(9)

vi

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9

(10)

vii

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Price To Book Value ... 12

2.1.2 Nilai Tukar ... 13

2.1.3 Return Saham ... 18

2.1.3.1 Saham ... 18

2.1.3.2 Konsep Return Saham ... 19

2.1.3.2 Jenis-jenis Return Saham ... 20

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 22

2.2 Kerangka Pemikiran ... 24

2.2.1 Keterkaitan antara Price To Book Value (PBV) Terhadap Return Saham ... 25

2.2.2 Keterkaitan Antara Nilai Tukar US$/Rupiah Terhadap Return Saham ... 26

2.3 Hipotesis ... 27

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 28

3.2 Metode Penelitian... 28

3.2.1 Desain Penelitian ... 30

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 33

(11)

viii

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 39

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 39

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 54

4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 54

4.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia... 56

4.1.3 Uraian Tugas Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 57

4.1.4 Aktivitas Bursa Efek Indonesia ... 68

4.2 Analisis Deskriptif ... 73

4.2.1 Deskriptif Price to Book Value (PBV) Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 73

4.2.2 Deskriptif Nilai Tukar Rupiah/US Dollar Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 78

4.2.3 Deskriptif Return Saham Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 81

4.3 Analisis Verfikatif ... 86

4.3.1 Pengaruh Price To Book Value (PBV) terhadap Return Saham Secara Parsial ... 98

(12)

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 105

5.2 Saran... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(13)

108

Ajayi, Richard A, and Mbodja Mougoue. (1996). On the Dynamic Relation Between Stock Prices and Exchange Rates, The Journal of Financial Reseach, Vol XIX, No. 2, pp. 193-207.

Anak Agung Putri Suardani. (2009). Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro Terhadap Kinerja Keuangan dan Return Saham Perusahaan Pada Industri Manufaktur di Pasar Modal Indonesia. Sarathi, Vol. 16, No. 2, juni.

Andi Supangat. (2007). Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana.

Brigham, Eugene dan Houston Joel. (2001). Manajemen Keuangan. Jakarta:Erlangga.

Brigham, Eugene dan Houston Joel. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan (10th ed). Jakarta. Salemba Empat.

Brigham, Eugene dan Houston Joel. (2009). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jakarta.

Chandrarin, G dan tearney, MG. (2000). The Effect of Reporting of Exchange Rate Losses on The Stock Market Reaction, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 1, Januari 2000.

Choi, Frederick D.S., Meek, Gary K. (2010). International Accounting Buku 1 Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat.

Djayani, Nurdin. (1999). ResikoInvestasi pada Saham Properti di Bursa Efek Jakarta,

(14)

109

Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani, 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Di Perusahaan Jasa Perhotelan. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol 5. No. 2, Nopember 2003: 123-132.

Eduardus Tandelilin. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta. BPFE-UGM.

Eduardus Tandelilin. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (1th ed). Yogyakarta: Kanisius.

Fahmi Poernamawatie. (2008). Pengaruh Price To Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Gajayana, Vol. 5, No. 2, November:115-118.

Pancawati Hardiningsih. (2002). Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko Ekonomi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta: Studi Kasus Basic Industry & Chemical, Jurnal Strategi Bisnis, Vol. 8, Des.

Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta::Raja Grafindo.

Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit - Undip.

Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (2th ed). Yogyakarta. BPFE-UGM.

Jogiyanto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima. Yogyakarta:BPFE.

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kuantitatif. Bandung:Graha Ilmu.

Jones C.P. 2000. Investment: Analysis and Management (7th ed). New York: John Wiley & Sons.

Jumayanti Indah Lestari. (2004). Analisis Fundamental Sebagai Dasar

Pengambilan Keputusan Investasi Terhadap Saham Emiten Perdagangan Retail Periode 2001 sampai 2003. Jurnal Ekonomi & Bisnis. No. 2 Jilid 9, hal 2. Jakarta.

(15)

110

Linda dan F. Syam. (2005). Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total Arus Kas dengan Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 8 No.3, 286-309

Mas’ud Machfoedz. (1999). Pengaruh Krisis Moneter pada Efisiensi Perusahaan Publik di BEJ, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No.1, Hal 37-49

Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu. (2003). Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selam Krisis Ekonomi, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 5, No. 2, September 2003.

Penman, Stephen H.,et al. (2005). The Book-to Price Effect in Stock Returns: Accounting For Leverege. The Wharton School, The Rodney L. White Center for Financial Research, august.

Robin W. & Anastasia S. M. (2008). Pengaruh Earning Per Share dan Tingkat Bunga SBI Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di LQ 45 BEI. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol.6, No.2.

Sadono, Sukirno. (1998). Pengantar Teori Makro Ekonomi. PT. Raja Grapindo Persada: Jakarta.

Saniman Widodo. (2007). Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham Syariah Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2003-2005. Tesis.

Siti Resmi. (2002). Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Return Saham. Kompak Nomor 6, September 2002.[phe Slamet Sugiri. (2000). Hubungan Antara Harga Saham Industri Telekomunikasidan Kurs Dollar AS: Penerapan Error Correction Moel (ECM) Baku, KOMPAK, No 22, Hal. 489-509

Sri Suyati. (2010). Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah/US Dollar Terhadap Return Saham Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Media Ekonomi dan Manajemen, Vol. 21 No. 1:Januari.

Subalno. (2010). Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi Ekonomi terhadap Return Saham. ORBITH. Vol.6 No. 1. Maret:1-8.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta.

(16)

111

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (3th ed). Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

Tjiptono D. & Hendy, M., F. (2001). Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Tjiptono D. & Hendy M., F. (2006). Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab (2th ed). Jakarta: Salemba Empat.

(17)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Investasi adalah suatu komitmen penetapan dana pada satu atau beberapa obyek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang diinvestasikan adalah hasil dan risiko. Dua unsur ini selalu mempunyai hubungan timbal balik yang sebanding. Umumnya semakin tinggi risiko, semakin besar hasil yang diperoleh dan semakin kecil risiko semakin kecil pula hasil yang akan diperoleh (Jumayanti Indah Lastari, 2004).

Investasi di pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung resiko. Besar kecilnya resiko pasar modal sangat dipengaruhi oleh keadaan negara khususnya bidang ekonomi, politik dan sosial serta harga komoditas produk utama perusahaan. Keadaan di dalam perusahaan dapat juga mempengaruhi naik atau turunnya harga saham (Robin W. & Anastasia S. M. : 2008).

(18)

informasi terpenting yang harus diketahui oleh investor adalah informasi kinerja keuangan perusahaan emiten. Bahan pertimbangan dalam menganalisis dan menilai posisi dan informasi keuangan, kemajuan serta potensi sebuah perusahaan di masa mendatang diantaranya adalah informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan untuk menghasilkan laba (profitabilitas). Informasi lainnya yaitu informasi mengenai pertumbuhan saham perusahaan (nilai pasar). (Egi Arvian Firmansyah dkk., 2009).

Secara sederhana harga saham mencerminkan perubahan minat investor terhadap saham tersebut. Jika permintaan terhadap suatu saham tinggi, maka harga saham tersebut akan cenderung tinggi. Demikian sebaliknya, jika permintaan terhadap suatu saham rendah, maka harga saham tersebut akan cenderung turun (Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani, 2003).

Dalam melakukan analisis dan memilih saham, ada dua (2) analisis atau pendekatan yang sering digunakan, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. (Jumayanti Indah Lastari, 2004).

(19)

Analisis rasio merupakan alat yang digunakan untuk membantu menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan indikator yang dapat mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan asset dan kewajiban perusahaan (Munawir, 2004).

Salah satu jenis rasio pasar yang sering dikaitkan dengan return saham adalah Price to Book Value (PBV), Menurut Jones (2000:274) Price To Book Value (PBV) atau rasio harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham.

Nilai Price Book Value (PBV) yang semakin besar menunjukkan harga pasar dari saham tersebut semakin tinggi pula. Jika harga pasar dari suatu saham semakin tinggi, maka capital gain (actual return) juga akan semakin tinggi. Perusahaan yang kinerjanya baik biasanya nilai rasio PBV-nya diatas satu, hal ini menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai bukunya. (Saniman Widodo, 2007).

Besar kecilnya nilai Price To Book Value (PBV) dapat dipergunakan oleh investor sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi yang nantinya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perolehan return saham. (Fahmi Poernamawatie, 2008). Dengan demikian kenaikan nilai Price To Book Value (PBV) akan berpengaruh positif terhadap harga saham. Dengan kenaikan harga saham, maka return sahampun diharapkan dapat meningkat.

(20)

sebesar 40 persen dari laba bersih 2009 perseroan yang mencapai Rp3,82 triliun. Sebelumnya, pada 2009 laba bersih UNTR tercatat mencapai Rp3,82 triliun atau meningkat 43 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,66 triliun. Peningkatan kinerja ini diraih di tengah situasi perekonomian Indonesia yang penuh dinamika. Di mana dampak adanya pelambatan ekonomi membuat bisnis usaha penjualan alat berat dan penjualan batu bara mengalami penurunan.

Pada tabel berikut ini disajikan pergerakan Price To Book Value (PBV) dan return saham, perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2008 hingga periode 2010 berdasarkan data ICMD dan IDX Monthly Statistic.

Tabel 1.1

Pergerakan PBV dan Return Saham Sektor Pertambangan Tahun 2008-2010

Perusahaan Tahun Return Saham PBV

INCO

2008 -0,9799 1,33

2009 0,8912 2,30

2010 0,3356 3,46

BUMI

2008 -0,1228 1,29

2009 0,3600 2,61

2010 0,0588 5,01

PTBA

2008 -0,4250 4,26

2009 1,5000 7,42

(21)

ITMG

2008 -0,4444 2,40

2009 2,0286 5,14

2010 0,5959 8,96

TINS

2008 -0,9624 1,38

2009 0,8519 3,05

2010 0,3750 3,71

Sumber : IDX Tahun 2008 – 2010 yang diolah

Berdasarkan tabel 1.1, pada tahun 2009 lima perusahaan menunjukkan PBV meningkat return saham meningkat dan pada tahun 2010 empat perusahaan menunjukkan Price To Book Value (PBV) meningkat return saham menurun. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun Price To Book Value (PBV) meningkat, para investor kurang tertarik terhadap saham yang dikeluarkan oleh keempat perusahaan pada tahun 2010 sehingga permintaan atas saham kelima perusahaan tersebut menurun yang mengakibatkan return sahamnya mengalami penurunan juga.

Hal ini di pertegas oleh Satrio utomo (Kepala Riset Universal Broker

Securities) mengatakan “kepercayaan ini tidak begitu berhubungan dengan kinerja

suatu perusahaan. Walaupun suatu perusahaan kinerjanya baik, tetapi jika kepercayaan publik terhadap suatu emiten berkurang maka frekuensi transaksi

akan semakin menurun”. Dengan kata lain, jika rasio nilai buku terhadap harga

(22)

Hasil penelitian Lestari (2005) menunjukkan bahwa variabel makro berpengaruh cukup signifikan terhadap fluktuasi harga saham, berarti penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa variabel makro mempengaruhi return saham.

Faktor ekonomi makro yang secara empiris terbukti memiliki pengaruh terhadap perkembangan perekonomian di beberapa negara adalah Kurs (nilai tukar uang). Ajayi dan Mougoue (1996) menemukan adanya bukti empiris tentang adanya hubungan negatif antara kurs mata uang asing dengan harga saham. Ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Slamet Sugiri (2000) yang menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara harga saham industry telekomunikasi dengan kurs Dollar AS.

Menurut Chandrarin dan Tearney (2000) fluktuasi besarnya nilai tukar uang akan menimbulkan risiko terjadinya laba dan rugi. Masalah pelaporan laba dan rugi nilai tukar tersebut telah diteliti yang menghasilkan bahwa adanya korelasi antara laba nilai tukar dengan reaksi pasar saham (harga saham) dan laba nilai tukar mempengaruhi reaksi pasar saham.

(23)

pemodal, maka penurunan laba usaha menurunkan harga saham. Apabila kurs meningkat, dan laba perusahaan menurun, maka ekspektasi pemodal menurun dan harga saham juga menurun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan kurs berhubungan negatif dengan return saham, karena return saham ditentukan oleh tingkat perubahan harga saham.

Beberapa bukti empiris mengeni pengaruh nilai tukar Rupiah/US Dollar terhadap return saham menunjukkan hasil yang kontradiktif yaitu dalam penelitian Hardiningsih et.al (2001) menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berpengaruh negatif terhadap return saham sedangkan penelitian Nurdin (1999) menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar tidak berpengaruh terhadap resiko investasi saham. Namun dalam penelitian Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003) menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berpengaruh positif terhadap return saham.

(24)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Penurunan return saham tidak sejalan dengan kenaikan Price To Book Value (PBV). Hal ini dikarenakan investor menganggap prosepek perusahaannya kurang baik sehingga investor kurang tertarik untuk berinvestasi saham yang mengakibatkan harga saham turun. Kondisi harga saham yang menurun ini mengakibatkan return sahamnya pun ikut menurun.

2. Return Saham mengalami penurunan namun Nilai Tukar menguat. Hal ini dikarenakan nilai tukar mata uang sangat berperan dalam pembentukan keuntungan bagi perusahaan sehingga investor akan sangat berhati-hati dalam menentukan posisi beli atau posisi jual jika nilai tukar mata uang tidak stabil. 3. Return saham yang meningkat tidak selalu seiring dengan peningkatan Price

To Book Value (PBV) dan menguatnya Nilai Tukar.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang ditemukakan di atas, maka Penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar pada Sektor Pertambangan?

(25)

3) Seberapa besar pengaruh Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar terhadap return saham pada Sektor Pertambangan baik secara simultan maupun parsial?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar terhadap return saham ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar terhadap return saham pada Sektor Pertambangan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui besarnya Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar pada Sektor Pertambangan.

2) Mengetahui besarnya Return saham pada Sektor Pertambangan. 3) Mengetahui pengaruh Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar

terhadap return saham pada Sektor Pertambangan baik secara simultan maupun parsial.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

(26)

1.4.2 Kegunaan Akademis

a. Bagi pengembangan ilmu akuntansi, untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh pengaruh Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar terhadap return saham.

b. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan tambahan dan informasi mengenai pengaruh pengaruh Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar terhadap return saham.

(27)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Sektor Pertambangan. Berikut ini waktu penelitian yang dilakukan:

1.Membuat outline dan Proposal Usulan penelitian 1.membuat outline dan Proposal UP

1.Revisi setelah sidang skripsi.

(28)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Price To Book Value

Menurut Tjiptono & Hendy (2001:303) Price To Book Value adalah:

“Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai buku suatu saham.

semakin besar rasio ini menggambarkan kepercayaan pasar akan prospek

perusahaan tersebut”.

Sedangkan menurut Jones (2000:274) ) Price To Book Value adalah:

“Hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar

saham”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa price to book value adalah hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai buku suatu saham.

(29)

Sehubungan dengan hal tersebut, Price Book Value (PBV) sebagai pengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Nilai price to book value yang semakin besar menunjukkan harga pasar dari daham tersebur semakin tinggi pula. Jika harga pasar dari suatu saham semakin tinggi, maka capital gain (acrual return) juga akan semakin tinggi. Perusahaan yang kinerjanya baik biasanya nilai raio PBV-nya diatas satu, hal ini menunjukkan nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai bukunya. Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar, yaitu oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham, karena aktiva bersih adalah sama dengan total equitas pemegang saham (Ratnasari : 2003).

2.1.2 Nilai Tukar

Menurut Brigham dan Houston (2006:365) nilai tukar adalah:

(30)

Menurut Kamus Lengkap Ekonomi ( 2000:503 – 504 ) nilai tukar adalah:

“Harga di mana mata uang suatu negara dapat dikonversikan menjadi mata

uang negara lain”.

Sedangkan menurut Sadono Sukirno ( 1998:358 ), nilai tukar adalah:

“Suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang

diperlukan untuk mendapat satu unit mata uang asing”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai tukar adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah unit dari satu mata uang yang diperlukan

untuk satu unit mata uang lain”.

Menurut Veithzal. dkk (2007:85), nilai tukar suatu mata uang didefinisikan sebagai harga relatif pada suatu mata uang lainnya. Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai tukar, yaitu: (1). Fixed exchange rate atau sistem nilai tukar tetap; (2). Managed floating exchange rate atau sistem nilai tukar mengambang terkendali; dan (3). Floating exchange rate atau sistem nilai tukar mengambang.

(31)

sebaliknya nilai tukar akan melemah apabila terjadi kelebihan permintaan diatas penawaran yang ada di pasar valuta asing (Veithzal. dkk, 2007:85).

Selain kedua sistem tersebut diatas terdapat variasi sistem nilai tukar diantara keduanya, seperti sistem nilai tukar mengambang terkendali. Dalam sistem nilai tukar mengambang terkendali ini, nilai tukar ditentukan sesuai mekanisme pasar sepanjang dalam intervention band atau batas pita intervensi yang ditetapkan bank sentral. Masing-masing sistem nilai tukar mempunyai kelebihan dan kelemahan, pemilihan sistem yang ditetapkan akan tergantung pada situasi dan kondisi perekonomian Negara yang bersangkutan., khususnya besarnya cadangan devisa yang dimiliki, keterbukaan ekonomi, sistem devisa yang dianut (bebas, semi terkontrol, atau terkontrol) dan besarnya volume pasar valuta asing domestik (Veithzal. dkk, 2007:85).

Sistem nilai tukar mempunyai kelebihan karena adanya kepastian nilai tukar bagi pasar. Akan tetapi, sistem ini membutuhkan cadangan devisa yang besar karena keharusan bagi bank sentral untuk mempertahankan nilai tukar pada level yang ditetapkan. Selain itu, sistem ini dapat mendorong kecenderungan dunia usaha untuk tidak melakukan hedging atau perhitungan nilai valuta asingnya terhadap risiko perubahan nilai tukar (Veithzal. dkk, 2007:85).

(32)

lainnya. Mata uang dari negara-negara utama diperdagangkan pada pasar yang aktif, dimana nilai tukar ditentukan oleh tekanan permintaan dan penawaran. Pencatatan nilai tukar dapatdibuat berdasarkan mata uang lokal atau berdasarkan mata uang asing (James, 2007:550-551).

Menurut Frederick D.S., dkk (2010:126) kurs yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik :

1. Kurs saat ini => kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan. 2. Kurs historis => kurs yang berlaku saat aset dengan mata uang asing

pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama muncul.

3. Kurs rata-rata => rata-rata kurs historis dengan kurs saat ini. Tipe penyesuaian transaksi :

1. Gains and losses settled transactions muncul walaupun nilai tukar pada pembukuan transaksi awal berbeda dengan tingkat pada pencapaian. 2. Gains or losses unsettled transactions muncul saat laporan keuangan

dipersiapkan sebelum transaksi disetujui.

Menurut Frederick D.S., dkk (2010:159) beberapa metode yang digunakan dalam suatu translasi mata uang asing:

a. Metode Nilai Tukar Tunggal (metode kurs saat ini).

(33)

b. Metode Nilai Tukar Ganda (mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis). 1. Metode current-noncurrent

Aset lancar dan kewajiban lancar ditranslasikan dengan kurs saat ini. Aset dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan dengan kurs historis. Item-item laba rugi ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh periode yang dilaporkan. Kelemahan dari metode ini adalah sering kali tidak sesuai dengan kenyataan dan definisi current dan non current merupakan klasifikasi bukan justifikasi konseptual pada nilai tukar yang digunakan dalam translasi mata uang asing. 2. Metode moneter-nonmoneter

Aset dan kewajiban moneter ditranslasikan dengan kurs saat ini dan dinilai sebagai risiko nilai tukar Item non moneter ditranslasikan dalam kurs historis Kelemahan dari metode moneter dan non moneter merupakan skema klasifikasi yang mengarah pada hasil yang kurang baik.

3. Metode kurs sementara

Translasi mata uang asing neraca disajikan ulang menggunakan mata uang item tersebut, tetapi bukan penilaian aktual. Item moneter ditranslasikan dengan kurs saat ini, item nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjaga dasar perhitungan awal.

(34)

Infomasi ini salah sehingga FASB memutuskan untuk menentang penyesuaian inflasi sebelum translasi matauanga asing karena tidak konsisten terhadap kerangka kerja valuasi-harga perolehan (Frederick D.S., dkk, 2010:171).

2.1.3 Return Saham 2.1.3.1 Saham

Menurut Agus Sartono (2001:1) saham adalah:

“Surat berharga jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan dana jangka

panjang”.

Sedangkan menurut Tjiptono dan Hendy (2006:6) saham adalah:

”Tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan atau perseroan terbatas”.

Menurut Jogiyanto Hartono (2008:112) saham adalah:

“Surat berharga jangka panjang yang mencerminkan kepemilikan

seseorang atas suatu perusahaan”.

Berdasarkan pengertian dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan yang berupa surat berharga jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang.

Ada 2 (dua) jenis saham:

a. Saham Biasa (common stock)

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock).

(35)

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.

Dengan memiliki saham suatu perusahaan maka investor mempunyai hak kepemilikan atas kekayaan perusahaan tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar peyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Jadi, saham adalah tanda penyertaan modal atau tanda bukti pengambilan bagian dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Menurut Fakhrudin dan Sopian (2001:55), “dalam melakukan analisis

saham, ada dua analisis atau pendekatan yang sering digunakan, yaitu analisis

fundamental dan analisis teknikal”.

4. Analisis Fundamental

Menurut (Tjiptono dan Hendy,2006:189) analisis fundamental adalah:

“Salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan

manajemen perusahaan”.

5. Analisis Teknikal

Menurut Tjiptono dan Hendy (2006:202) analisis teknikal adalah:

“Salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi.”

2.1.3.2Konsep Return Saham

Menurut Jogiyanto (2000:107) return adalah:

(36)

return realisasi ( realized return ) yaitu return yang telah terjadi, yang dihitung berdasarkan data historis. Return ini digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi di masa datang. Sedangkan return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi”.

Menurut Gitman (2001:238) imbal hasil ( return ) adalah:

“Keseluruhan keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari suatu investasi selama periode waktu tertentu yang dihitung dengan membagi perubahan nilai aset dan distribusi uang tunai selama periode waktu tersebut dengan nilai investasi pada awal periode”.

Sedangkan menurut Mishkin (2001:82), return saham adalah:

“Pembayaran kepada pemilik sekuritas ditambah dengan perubahan pada

nilai sekuritas tersebut yang dinyatakan sebagai sebuah bagian dari harga perolehannya”.

Dari pengertian diatas return saham adalah besarnya persentase keuntungan maupun kerugian yang diakibatkan oleh perubahan nilai dari investasi yang dilakukan oleh seorang investor dalam suatu perusahaan dengan cara memiliki saham perusahaan yang bersangkutan.

2.1.3.3Jenis-jenis Return Saham

Menurut Siti Resmi (2002:288) return saham debedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Return Realisasi

Merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.

2. Return ekspektasi

(37)

pemilikan saham dapat berupa deviden dan capital gain/loss. Capital gain/loss adalah selisih lebih atau kurang dari harga saham.

Jogiyanto (2008:197) menjelaskan bahwa terdapat dua unsur pokok return total saham, yaitu capital gain dan yield. Capital gain (acrual return) merupakan hasil yang diperoleh dari selisih antara harga pembelian (kurs beli) dengan harga penjualan (kurs jual). Artinya jika kurs beli lebih kecil dari pada kurs jual maka investor dikatakan memperoleh capital gain, dan sebaliknya disebut dengan capital loss. Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield adalah persentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Dengan demikian return total dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, return saham yang dimaksud adalah capital gain atau capital loss yang didefinisikan sebagai selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dari definisi tersebut return saham dapat dicari dengan rumus berikut:

Dimana :

(38)

Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk meningkatkan nilai kekayaan dengan cara memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko yang dihadapinya. Return saham yang tinggi mengidentifikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum saham tersebut diperdagangkan.

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar uang terhadap return saham. Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kinerja Keuangan dan Return Saham dan signifikan terhadap return saham. berdampak pada naiknya harga pasar saham.

(39)

3. Subalno (2010) Analisis pengaruh faktor fundamental dan kondisi ekonomi terhadap return saham.

Kurs berpengaruh terhadap return saham. signifikan terhadap return saham.

Bahwa terdapat pengaruh signifikan dari variabelPrice to Book Value Ratio (PBV) dan variable Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

The empirical analysis shows that the enterprise book to-price ratio is positively related to subsequent stock returns but, conditional upon the enterprise book toprice, the leverage component of B/P is negatively associated with future stock returns. dan PBV) dan resiko ekonomi berpengaruh signifikan

(40)

berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham selama krisis ekonomi.

2.2 Kerangka Pemikiran

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang Price To Book Value dan nilai tukar (kurs) terhadap return saham. Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut :

(41)

return saham properti. Subalno (2010) menyatakan bahwa Kurs berpengaruh terhadap return saham.

Berdasarkan dari kerangka pemikiran diatas bahwa Price to Book Value (PBV) dan nilai tukar (kurs) berpengaruh terhadap Return Saham.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Keterkaitan Antara Price To Book Value (PBV) Terhadap Return

Saham

Slamet (2003:41) mengemukakan bahwa PBV digunakan untuk melihat berapa besar tingkat undervalued maupun overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan nilai buku setelah dibandingkan dengan harga pasar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.

Investasi

Informasi Saham Mengahasilkan

Laba/Return atauRugi

Fundamental

PBV

Kurs

(42)

Menurut Tjiptono dan Hendy (2001:141) Price To Book Value merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek suatu perusahaan, sehingga mengakibatkan harga saham dari perusahaan tersebut akan meningkat pula dan semakin rendah PBV akan berdampak pada rendahnya kepercayaan pasar akan prospek perusahaan yang berakibat pada turunnya permintaan saham dan selanjutnya berimbas pula dengan menurunnya harga saham dari perusahaan tersebut, sehingga return yang diterima menurun. Dengan demikian, PBV dan return saham berbanding positif.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio PBV, semakin tinggi pula return yang diterima oleh investor.

2.2.2 Keterkaitan Antara Nilai Tukar terhadap Return Saham

Brigham dan Houston (2009:190) mengemukakan bahwa tingkat pengembalian efektif dari suatu investasi akan bergantung pada kinerja dari sekuritas asing tersebut maupun pada apa yang terjadi terhadap nilai tukar selama usia investasi tersebut. Menurut Sri Suryati (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa nilai tukar rupiah /US dollar berpengaruh signifikan terhadap return saham properti.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai tukar berpengaruh terhadap return saham.

(43)

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2001:39) adalah sebagai berikut:

“ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian.”

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar US$/Rupiah berpengaruh

terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan”. Price To Book

Value (PBV)

Nilai Tukar

(44)

28 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Untuk sebuah penelitian maka hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah objek penelitian tersebut, karena objek penelitian merupakan sumber informasi dalam sebuah penelitian.

Pengertian objek penelitian menurut Husein Umar (dalam Umi Narimawati 2010:29) mengatakan bahwa:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek

penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Biasa juga ditambah hal-hal yang dianggap perlu”.

Dari pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa objek penelitian merupakan penjelasan apa saja yang akan diteliti oleh penulis. Maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah adalah Price To Book Value (PBV), nilai tukar dan return saham.

3.2 Metode Penelitian

Pengertian metode penelitian menurut Umi Narimawati (2008:127) menyatakan bahwa:

“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk

(45)

Dari pengertian diatas dapat dsimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah cara penelitian yang akan digunakan guna untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode deskriptif dan verifikatifdengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik ( angka ) dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti,adapun pengertian metode deskriftif menurut Sugiyono (2005:21) menyatakan bahwa :

“Metode deskriftif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk

membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa :

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa

dengan kehidupan.”

(46)

3.2.1 Desain Penelitian

Jonathan Sarwono (2006:79) menyatakan bahwa:

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun

serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang

bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.”

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30) adalah :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah.

4. Menetapkan tujuan penelitian.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data.

9. Menyusun pelaporan hasil penelitian.

(47)

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

Ada penelitian yang menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap harga saham tetapi pada kenyataannya juga tidak selalu begitu. Selain itu ada pendapat yang menyatakan bahwa apabila Price To Book Value (PBV) tinggi maka return sahamnya juga akan naik atau sebaliknya, tetapi pada kenyataannya tidak selalu begitu. Maka judul dari penelitian ini adalah pengaruh Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar terhadap return saham.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi return saham. Dalam penelitian ini yang diambil adalah Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar.

3. Menetapkan rumusan masalah.

Dalam penelitian ini rumusan masalahnya yaitu seberapa besar pengaruh Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar terhadap return saham Sektor Pertambangan.

4. Menetapkan tujuan penelitian.

(48)

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar berpengaruh terhadap return saham Sektor Pertambangan..

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah return saham.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan, teknik penentuan sampelnya dengan menggunakan teknik sampling purposive, teknik pengumpulan datanya di dapat dari dokumentasi dan studi kepustakaan.

8. Melakukan analisis data.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

(49)

Kegunaan desain penelitian adalah untuk memperoleh suatu keterangan yang maksimum mengenai cara membuat penelitian dan bagaimana proses perencanaan serta pelaksanaan penelitian dilakukan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel menurut Nur Indrianto (2002:69)adalah sebagai berikut:

“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis,indikator serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan

judul penelitian mengenai “Pengaruh Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar

terhadap return saham”. Berikut ini disajikan tabel yang menunjukkan operasionalisasi masing-masing variabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

(50)

(X1) mata uang lain/asing.

(Brigham dan Houston, 2006:365)

(Frederick D.S., dkk, 2010:171) R

Return Saham (Y)

selisih antara harga saham penutupan

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Data yang digunakan oleh peneliti mengenai Pengaruh Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar terhadap return saham adalah Laporan Keuangan Tahunan, laporan keuangan ini termasuk ke dalam data sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) mendefinisikan bahwa data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

(51)

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

1. Populasi

Tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah mengetahui populasinya. Menurut Sugiyono (2009:80), menyatakan bahwa populasi adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pengertian populasi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang mempunyai karakteristik untuk diteliti dan diambil kesimpulannya, maka populasi yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan seluruh perusahaan sektor pertambangan yang listed di BEI (Bursa Efek Indonesia). Berikut ini adalah data perusahaan sektor pertambangan sebanyak 29 (dua puluh Sembilan) perusahaan.

Tabel 3.2

5 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. 6 BUMI Bumi Resources Tbk.

7 DEWA Darma Henwa Tbk.

8 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 9 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk. 10 HRUM Harum Energy Tbk.

(52)

12 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. 13 PTRO Petrosea Tbk.

14 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. 15 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. 16 BIPI Benakat Petroleum Energy Tbk. 17 ELSA Elnusa Tbk.

18 ENRG Energy Mega Persada Tbk. 19 MEDC Medco Energy International Tbk. 20 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk. 21 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk.

22 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. 23 DKFT Central Omega Resources Tbk. 24 CITA Cita Mineral Investindo Tbk. 25 INCO International Nickel Indonesia Tbk. 26 TINS Timah Tbk.

27 CTTH Citatah Industri Marmer Tbk. 28 CNKO Exploitasi Energi Indonesia Tbk. 29 MITI Mitra Investindo Tbk.

Sumber: IDX Monthly Statistic dan Indonesian Capital Market Directory Populasi yang di ambil adalah 29 perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dengan laporan keuangan 4 tahun dari tahun 2007 sampai tahun 2010. Sehingga jumlah populasi pada penelitian ini yaitu 116 laporan keuangan perusahaan Sektor Pertambangan.

2. Sampel

Dalam suatu penelitian biasanya peneliti mengambil beberapa contoh dari beberapa populasi untuk dijadikan sampel. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2009:81), menyatakan bahwa sampel adalah:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.”

(53)

digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2011:85), purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dimana sampel harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Data yang diambil terdaftar pada Bursa Efek selama tahun 2007-2010 2. Data yang diambil adalah enam tahun dari tahun 2007-2010 yang

dijadikan sampel karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan adanya penelitian.

3. Sampel yang diambil sebanyak lima tahun dari periode 2007-2010 karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 (sembilan) emiten yang dapat dianalisis seperti yang disajikan pada Tabel 3.3 berikut ini :

Table 3.3 Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1. BUMI PT. Bumi Resources, Tbk 2. PKPK PT. Perdana Karya Perkasa, Tbk 3. MEDC PT. Medco Energi International, Tbk 4. ANTM PT. Aneka Tambang, Tbk

5. INCO PT. International Nickel Indonesia, Tbk 6. TINS PT. Timah, Tbk

7. CTTH PT. Citatah Industri Marmer, Tbk

8. PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk 9. ITMG PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk

(54)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian untuk dapat memperoleh data yang dibutuhkan diperlukan teknik dalam pengumpulan data. Dalam mengumpulkan data teknik yang digunakan adalah Studi Pustaka (Library Research), teknik ini dilakukan dengan membaca, merangkum, mengelompokkan data yang diperoleh mempelajari data melalui sumber-sumber kepustakaan yang dapat memberikan informasi yang relevan mengenai variabel-variabel dalam kegiatan penelitian. Selain daripada itu informasi yang diperoleh untuk penelitian ini berdasarkan dokumentasi perusahaan kepada pihak lain, cara yang diambil adalah dokumentasi, maksudnya adalah pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang jelas. Data sekunder tersebut berupa laporan keuangan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) .

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan Langsung)

(55)

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah membaca buku di perpustakaan Mulai dari literatur, buku-buku yang ada.Adapun dokumen-dokumen yang menggambarkan Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar.

3. Kajian Pustaka atau Library Research

Peneliti melakukan suatu kegiatan dengan cara menulis, mencari dan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan penelitian penulis.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:410) Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Menurut Sugiyono (2009:14) analisis kualitatif adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut

(56)

melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan

dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

Analisis kualitatifdigunakan untuk menggambarkan bagaimana Price To Book Value (PBV), nilai tukar dan return saham pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periodetahun 2007-2010.

2. Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2009:31) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik.Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif.Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris.Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random.Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram.Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan peneliti dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan verifikasi model regresi, serangkaian uji asumsi klasik perlu dilakukan pada kedua model regresi tersebut mengingat menurut Ghozali (2007:91) serangkaian uji asumsi klsik merupakan syarat bagi sebuah model regresi untuk disebut sebagai sebuah model empirik yang baik. Adapun serangkaian uji asumsi klasik yang dimaksudkan adalah:

1. Uji Asumsi Normalitas

(57)

persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi.Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Menurut Singgih Santos(2002:393)dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Singgih Santos, 2002:322).

(58)

sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi.

2. Uji Asumsi Multikolinearitas

Uji Multikoliniearitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2007:91). Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen salin berkorelasi, maka variabel-variabel yang nilai korelasi antar sesame variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independen.

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas.Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

(59)

setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Sumber:Ghozali (2007:91)

Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya.Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas.

3. Uji Autokorelasi

Ghozali (2007:95) menyatakan bahwa uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1).Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah autokorelasi. Autokorelasimuncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahn pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu.Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W):

(60)

Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:

Jika D-W < dL atau D-W > 4-dL, kesimpulannya pada data tersebut terdapat autokorelasi .

Jika dU< D-W < 4-dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi.

Tidak ada kesimpulan jika dL D-W ≤ dU atau 4-dU D-W ≤ 4-dL

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians konstan maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas.Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas. Kebanyakan data cross-section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili beberapa ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2007:105).

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas:

(61)

b. Uji Park

Park mengemukakan metode bahwa variance (s2) merupakan fungsi dari variabel-variabel independen yang dinyatakan dalam persamaan sbb:

Sumber: Ghozali:108 c. Uji Glejser

Seperti halny Uji Park, Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Gujarati,2003) dengan persamaan regresi:

Sumber: Gujarati:2003

d. Uji White

Pada dasarnya uji white mirip dengan kedua uji Park dan Glejser menurut White, uji ini dapat dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U2t) dengan variabel independen, variabel independen kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel independen.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Andi Supangat(2007:352) garis regresi adalah:

“Suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram)sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk

mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”. σ2i = α Xiβ

(62)

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh laba bersih dan laba per lembar saham terhadap harga saham.

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ). Persamaan regresinya sebagai berikut:

Sumber: Andi Supangat(2007:352) Dimana:

Y = variabel terikat (return saham) a = bilangan berkonstanta

b1,b2 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas X1(Price To Book Value) X2 = variabel bebas X2(Nilai Tukar)

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel.Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara

(63)

variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:

(Sumber: Moh Nazir 2003: 464)

Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien Korelasi Parsial

(64)

b. Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

c. Koefisien Korelasi Secara Simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :

a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).

b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.

ry12+ ry22 -2 ry1.ry2.r12

(65)

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.4

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel bebas Price To Book Value (PBV), dan nilai tukar terhadap return saham, maka rumus yang digunakan dalam koefisien determinasi adalah :

Sumber : Ridwan dan Sunarto (2007:81)

Keterangan :

Kd : Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X r2 : Koefisien korelasi

(66)

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian

hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter”

populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya. Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut :

1. Penetapan Hipotesis a. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:“Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap return saham perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI)”.

b. Hipotesis Statistik

a) Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).

Dalam pengujianhipotesis ini menggunakan uji satu pihak (one tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol (H0) :β= 0 dan hipotesis alternatifnya (H1) : β≠ 0

(67)

H1 : β≠ 0: Price To Book Value (PBV) berpengaruh signifikan terhadap return saham.

H0 : β= 0: nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. H1 : β≠ 0: nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap return saham.

b) Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).

H0 : β= 0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar terhadap return saham.

Ha : β≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan Price To Book Value (PBV) dan nilai tukar terhadap return saham.

2. Menentukan tingkat signifikan

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

1) Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :

dan Dimana :

r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rasio APB, BOPO seacra parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan sedangkan LAR secara parsial memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA pada

Berdasar pendapat tersebut diatas artinya siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat dalam proses pembelajaran, gejala yang dapat dilihat

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa F hitung sebesar55,656 berada pada daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa mekanisme pengukuran kinerja,kualitas

Berdasarkan prakiraan beban Sistem dan kesiapan pembangkit, dalam 1 Minggu kedepan pada Waktu Beban Puncak Siang di Sistem Khatulistiwa diperkirakan selama 7 hari

Hal ini menunjukkan bahwa pada klon yang bersifat kompatibel menyerbuk sendiri sebagian telah terjadi proses pembuahan, namun diduga karena proporsi sel telur yang terbuahi

Asuransi Jiwa Bersama Bumiutera Syariah Banda Aceh agar dapat lebih hati-hati lagi terhadap pengambilan keputusan dalam menanggulangi risiko agar tidak terjadinya risiko

Negara-negara Asia Pasifik mengalami perkembangan signifikan khususnya dalam bidang ekonomi dan militer yang kemudian memunculkan kawasan Asia Pasifik sebagai suatu

Berdasarkan survei yang kami lakukan dugaan peyebab banjir yang terjadi di Perumhan Dharma Husada Indah Utara adalah tidak mampunya saluran sekunder Dharma Husada