PENGARUH KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM
(Survei Pada Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Soreang)
THE INFLUENCE OF QUALITY INFORMATION FINANCIAL ACCOUNTING AND COMPLIANCE TAX PAYERS TOWARD SELF ASSESSMENT SYSTEM
(Survey on tax payers of The Small taxpayers offices in Soreang) Oleh
Self assessment system is influenced by several factors, including the quality of financial accounting information and taxpayer compliance. There are a phenomenon in KPP that the financial statements were not good and poor taxpayer compliance that affect the self assessment system.The purpose of this study was to determine how much influence the quality of financial accounting information and taxpayer compliance against self assessment system on KPP Sumedang.
The method is used in this research is descriptive method, verification with quantitative approach. The analytical method used is multiple regression. Besides previously also classical assumption which include normality test, test Multicollinearity, Heteroskidastity test and autocorrelation test. The results showed that there were no irregularities classical assumptions, it is shown that the available data has been qualified to use multiple linear regression models. The method of analysis used is multiple linier regression analysis with the help of analysis tools SPSS version 21.0.
Results from this study indicate that the earning per share has a significant influence on quality of financial accounting information and tax payers compliance has significant effect on self assessment system.
Keywords : Quality of financial accounting information, tax payers compliance, dan self assessment system
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Penerimaan negara disektor pajak terus meningkat dari tahun ke tahun, sebagai upaya bangsa kita untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada bantuan luar, sebagaimana yang diharapkan dalam Pokok-Pokok Pikiran Dan Pokok-Pokok Perubahan Undang-Undang No.16 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, bahwa kebijakan pokok dibidang pajak ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pajak menuju kemandirian bangsa dalam pembiayaan negara dan pembiayaan pembangunan. Pajak merupakan bagian yang cukup potensial sebagai penerimaan negara maupun daerah. (Ari Bramasto:2012)
merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. (Tarjo & Indra Kusumawati : 2006)
Self assessment system merupakan suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang. (Tarjo & Indra Kusumawati : 2006) Dalam Self assessment system SPT merupakan sarana yang paling mutlak bagi wajib pajak untuk melaporkan dengan benar semua hal tentang wajib pajak mulai dari identitas, kegiatan usaha sampai jumlah harta yang semuanya berkaitan dengan perpajakan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika perhatian secara penuh diberikan pada penyempurnaan SPT baik dalam masalah bentuk, isi, dan susunannya sehingga SPT merupakan saran yang handal bagi tercapainya tujuan perpajakan. (Tarjo & Indra Kusumawati, 2006)
Keuntungan self assessment system ini, Wajib Pajak diberi kepercayaan oleh pemerintah (Fiskus) untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Fungsi perhitungannya, fungsi yang memberi hak kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan peraturan perpajakan. Atas dasar fungsi perhitungan tersebut Wajib Pajak berkewajiban untuk membayar pajak sebesar pajak yang terutang ke Bank Persepsi atau kantor pos. Selanjutnya Wajib Pajak melaporkan pembayaran dan berapa besar pajak yang telah dibayar kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP). (Tarjo & Indra Kusumawati : 2006)
Kelemahan self assessment system yang memberikan kepercayaan pada Wajib Pajak untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri pajak terutang, dalam praktiknya sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan disalahgunakan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak patuh, kesadaran Wajib Pajak yang masih rendah atau kombinasi keduanya, sehingga membuat Wajib Pajak enggan untuk melaksanakan kewajiban membayar pajak. Rendahnya kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak ini bisa terlihat dari sangat kecilnya jumlah mereka yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan mereka yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunannya. (Sadhani,2004)
Seperti yang dikemukakan oleh Liberty Pandiangan (2002), di Indonesia sesuai dengan sistem pemerintahan yang berlaku pajak dikelola pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pajak yang dikelola pemerintah pusat merupakan sumber penerimaan negara di dalam APBN, sedangkan pajak yang dikelola pemerintah daerah merupakan sumber penerimaan daerah di dalam APBD. Dalam rangka mendukung kebijakan pembangunan nasional khususnya dibidang ekonomi serta sejalan dengan dinamika perkembangan kehidupan dunia usaha., pemerintah telah melakukan reformasi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. sebagai upaya untuk memberikan keadilan, kemudahan / efisiensi administrasi, dan produktivitas bagi penerimaan negara, disamping penerapan sistem self assesment yang lebih baik. (Liberty Pandiangan : 2002)
Wajib Pajak tidak boleh diperlakukan sebagai obyek, tetapi sebagai subyek yang harus dibina agar bersedia, mampu dan sadar melaksanakan kewajiban perpajakan (Sofyan, 2003). Sedangkan Sadhani (2004) mengemukakan bahwa guna melakukan penilaian tingkat efisiensi suatu sistem perpajakan, terdapat dua elemen dasar yang selalu menjadi acuan, yaitu (1) biaya administrasi perpajakan; dan (2) biaya kepatuhan perpajakan (compliance of taxation). Sistem perpajakan dikatakan efisien apabila biaya kedua elemen tersebut rendah. Reformasi Perpajakan di Indonesia yang diikuti dengan penyempurnaan perangkat perundangannya juga belum mendorong dan merangsang wajib pajak segera memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak. (Ari Bramasto:2012)
Dalam sistem yang menekankan keaktifan wajib pajak ini memerlukan tax compliance
kerelaan dari wajib pajak itu sendiri untuk melaksanakan kewajibannya sehingga sistem tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya (Dahliana Hasan,2008:1).
Disisi lain Wajib Pajak harus membuktikan kepada aparat pajak (dalam pemeriksaan) bahwa kegiatan pembayaran pajak atau dasar pembayaran pajak sudah sesuai dengan aturan perpajakan. Oleh karena itu, untuk mendokumentasikan kegiatan Wajib Pajak tersebut, Wajib Pajak harus mengadakan pembukuan atau pencatatan. Wajib Pajak badan wajib melakukan pembukuan sedang Wajib Pajak orang pribadi dengan kriteria tertentu diperbolehkan menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto. (Direktorat Penyuluhan Perpajakan : 2001) Seiring dengan upaya optimalisasi penerimaan pajak, diharapkan pelayanan publik yang dilakukan oleh Fiskus dapat lebih ditingkatkan. Hal ini sejalan dengan Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik, yang mengharuskan setiap penyelenggaraan pelayanan publik memiliki standar pelayanan yang dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan, termasuk pelayanan di bidang perpajakan. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak sebagai pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada Wajib Pajak.
Salah satu unsur yang terkait dengan penyelenggaraan pembukuan wajib pajak adalah laporan keuangan (Informasi Akuntansi Keuangan). Gunadi (2001) menerangkan bahwa : Kualitas utama agar informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan., minimal harus berintikan relevansi, keandalan, komparabilitas, dan konsistensi. Jika unsur-unsur tadi bobotnya kurang, maka informasi akuntansi tidak akan berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, akuntansi merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam sistem perpajakan terutama yang menganut sistem Self Assessment.Hal ini menggambarkan bahwa masih terdapat wajib pajak sebagai subyek pajak yang terlambat dan tidak menyampaikan SPT sehingga menimbulkan dampak negatif berupa tidak diperolehnya kualitas informasi akuntansi keuangan yang andal dalam mengambil keputusan dan masih terdapat wajib pajak yang belum mematuhi kewajiban pajaknya dan tidak menyampaikan informasi akuntansi keuangan sehingga tingkat tercapainya penerimaan pajak pengahasilan sesuai dengan target yang ditetapkan belum efektif. (Gunadi, 2001)
Akuntansi merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam sistem perpajakan, hal ini menggambarkan bahwa masih terdapat wajib pajak sebagai subjek pajak yang terlambat dan tidak mengumpulkan SPT sehingga menimbulkan dampak negatif berupa tidak diperolehnya kualitas informasi akuntansi keuangan yang andal dalam mengambil keputusan dan masih banyak wajib pajak yang belum mematuhi kewajiban pajaknya dan tidak menyampaikan informasi akuntansi keuangan sehingga tingkat tercapainya pajak penerimaan pajak penghasilan sesuai dengan target yang ditentukan belum efektif (Ari Brasmasto,2012)
Dalam pelaksanaan Undang-Undang Perpajakan, fungsi pengawasan sekaligus pembinaan merupakan konsekuensi dari pemberian kepercayaan kepada Wajib Pajak. Oleh karena itu, selain fungsi pengawasan dan pembinaan yang harus dijalankan oleh pemerintah perlu juga dibarengi dengan upaya penegakan hukum (tax low enforcement). Diwujudkannya dalam pengenaan sanksi, tujuannya untuk mencapai tingkat keadilan yang diha rapkan dalam pemungutan pajak. Penegakan hukum dalam self assessment system merupakan hal penting, karena tuntutan peran aktif dari Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, maka kepatuhan dari wajib sangatlah penting. Sedangkan kepatuhan Wajib Pajak perlu ditegakkan melalui tax law enforcement, salah satunya dengan adanya sanksi pajak ( tax penalties). (Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu, 2006:131)
Berdasarkan uraian diatas tentang pelaksanaan self assessment system pada Wajib Pajak maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System(Survey pada Wajib Pajak KPP Soreang“)
1.2 Rumusan Masalah
2. Seberapa besar pengaruh kepatuhan wajib pajak dalam pelaksanaan self assessment system.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2001) Informasi akuntansi keuangan digunakan baik oleh manajer maupun pihak eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengamblan keputusan ekonomi”.
Indikator kualitas informasi akuntansi keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:7) terdiri atas Dapat dipahami, Relevan, Keandalan, dan dapat dipahami.
2.1.2 Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Norman D.Nowak yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2007 : 31) kepatuhan wajib pajak adalah suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan perundang-undang perpajakan.
Untuk mengukur kepatuhan wajib pajak digunakan faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:139) sebaga berikut: Kepatuhan untuk melaporkan kembali surat pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, serta kepatuhan dalam membayar tunggakan.
2.1.3 Self Assessment System
Menurut John Hutagaol (2002:7), Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Kewajiban wajib pajak dalam self assessment system menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:103) terdiri dari: Mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak, menghitung pajak oleh wajib pajak, membayar pajak dilakukan sendiri oleh wajib pajak, serta pelaporan dilakukan wajib pajak.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Earning per Share terhadap Return Saham
Hubungan antara Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan terhadap Self Assessment System diungkapkan oleh Gunadi (2001:52) menerangkan bahwa Kualitas utama agar informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan, minimal harus berintikan relevansi, keandalan, komparabilitas, dan konsistensi. Jika unsur-unsur tadi bobotnya kurang, maka informasi akuntansi tidak akan berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, akuntansi merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam sistem perpajakan terutama yang menganut sistem Self Assessment.
Teori diatas didukung oleh penelitian terdahulu menurut Ari Bramasto (2012) “Kualitas informasi akuntansi keuangan yang terdiri dari benar, lengkap, dan jelas secara parsial (individu) berpengaruh signifikan terhadap self assessment system.
2.2.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:38) menyatakan bahwa kepatuhan memiliki kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang punggung self assessment system. Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajak tersebut.
system yaitu kepatuhan wajib pajak sangat berpengaruh signifikan terhadap penerapan self assessment system.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka Penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Earning per share berpengaruh terhadap return saham. H2 : Debt to equity ratio berpengaruh terhadap return saham.
III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:4) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
3.2 Operasional Variabel
Menurut Umi Narimawati (2010:31) operasional variabel adalah proses penguraian penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran.
Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System”. Maka terdapat
tiga variabel yaitu:
1. Variabel Bebas / Independent (X)
Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kualitas Informasi Akuntansi KeuangandanKepatuhan Wajib Pajak.
2. Variabel Terikat / Dependent (Y)
Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Self Assessment System.
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data
Menurut Umar Husein (2005:41) data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Wawancara (Interview),yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Wawancara dilakukan dengan melakukan Tanya jawab dengan narasumber yang dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan penelitian.
3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi
Menurut Narimawati Umi (2008:72), populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.
Berdasarkan pada pengertian diatas, yang menjadi populasi sasarannya adalah Wajib Pajak Badan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang, dengan jumlah wajib pajak badan sebanyak 8786.
3.4.2 Penarikan Sampel
Menurut Narimawati Umi (2008:77) memberikan pengertian sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian.
Untuk mengetahui ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya, peneliti menggunakan Rumus Slovin, berikut rumus yang digunakan:
Sumber: Umi Narimawati (2010)
Berdasarkan rumus penarikan sampel diatas, maka penulis mengambil sampel sebanyak 100 orang wajib pajak badan.
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang.
3.5 Metode Pengujian Data 3.5.1 Uji Normalitas Data Residual
Menurut Husein Umar (2011:182) uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak”.
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Gujarati (2004:362) mendefinisikan uji multikolinearitas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkolerasi kuat”.
Jika terdapat kolerasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:
1. Koefesien – koefesien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar error setiap koefesien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar kolerasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefesien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dengan menggunakan Variance Inflaction Factors (VIF).
Rumus untuk menghitung VIF adalah sebagai berikut :
Menurut Gurajati (2003 :362) uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas.
3.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Husein Umar (2011:179) mendefinisikan uji heteroskedastisitas adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain”.
Salah satu cara untuk mendekteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot.
3.5.4 Uji Autokorelasi
Menurut Husein Umar (2011:182) autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian”.
Cara untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Uji Durbin-Waston digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variable lagi di antara variable bebas.
Rumus perhitungan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi tersebut adalah sebagai berikut :
3.6 Rancangan Analisis dan pengujian Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit – unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
a. Analisis Deskriptif atau Kualitatif
Menurut Sugiyono (2010:14) mendefinisikan analisis kualitatif sebagai berikut:
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara insentif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati – hati apa yang terjadi, melakukan analisis refleksi terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
b. Analisis Verifikatif atau Kuantitatif
Adapun analisis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh earning per share, debt to equity ratio dan return saham.
Y = a + β1X1 + β2X2 Keterangan:
Y = Self Assessment System
X1 = Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan X2 = Kepatuhan Wajib Pajak
a = Konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y padasaat variabel bebasnya adalah 0 (X1 dan X2 = 0)
3.6.2 Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 ; β1 = 0, earning per share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ha ; β1 ≠ 0, earning per share berpengaruh signifikan terhadap return saham. H0 ; β = 0, debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. Ha ; β≠ 0, debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. b. Menentukan Tingkat Signifikan
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk)=(n-k-1), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian. c. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel
H0 ditolak apabila thitung < ttabel (α = 0,05). Kriteria penarikan pengujian:
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka criteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:
1. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel bebas dan variabel terikat ada hubungannya.
2. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada didaerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel bebas dan variabel terikat tidak ada hubungannya.
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian
4.1.1 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Berdasarkan grafik normalitas menggunakan normal p-plot, diketahui bahwa titik-titik menyebar mengikuti garis diagonal yang menunjukan bahwa data sudah memenuhi asumsi normalitas terbukti dari normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut.
2. Uji Multikoliniearitas
Berdasarkan output, diketahui bahwa kedua variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak memiliki masalah multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Diketahui titik-titik yang diperoleh menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu atau menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada data yang diteliti tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas.
3.1.2 Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Self assessment System
1. Koefisien Korelasi Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Self assessment System
Diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dengan Self Assesment System adalah sebesar 0,446dan termasuk dalam kategori hubungan yang “sedang”ada pada interval 0,40–0,599. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat hubungan yang sedang antara Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dengan Self Assesment System.
2. Koefisien Determinasi Parsial Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Self assessment System
Diperoleh informasi bahwa secara koefisien determinasi variabel Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan memberikan pengaruh terhadap Self Assesment System sebesar 10,0% dan variabel Kepatuhan Wajib Pajak memberikan pengaruh sebesar 19,7%, sehingga total pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas adalah sebesar 29,7%.
Dari tabel output SPSS diperoleh nilai thitunguntuk variabel Kualitas Informasi Akuntansi Keuanganadalah sebesar 2,143>ttabel (0,05) (1,985) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Ha, artinya secara parsial Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Self Assesment System.
3.1.3 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Self Assessment System
1. Koefisien Korelasi Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Self Assessment System
Diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara Kepatuhan Wajib Pajak dengan Self Assesment System adalah sebesar 0,513dan termasuk dalam kategori hubungan yang “sedang”ada pada interval 0,40–0,599. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat hubungan yang sedang antara Kepatuhan Wajib Pajakdengan
Self Assesment System.
2. Koefisien Determinasi Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Self Assessment System Diperoleh informasi bahwa secara koefisien determinasi variabel Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan memberikan pengaruh terhadap Self Assesment System sebesar 10,0% dan variabel Kepatuhan Wajib Pajak memberikan pengaruh sebesar 19,7%, sehingga total pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas adalah sebesar 29,7%.
3. Pengujian Hipotesis Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Self Assessment System
Dari tabel output SPSS diperoleh nilai thitunguntuk Kepatuhan Wajib Pajakadalah sebesar 3,664>ttabel (0,05) (1,985) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Ha, artinya secara parsialKepatuhan Wajib Pajakberpengaruh signifikan terhadap
Self Assesment System.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Analisis Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan terhadap Pelaksanaan
Self Assessment System
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kualitas informasi akuntansi keuangan terhadap self assessment systemr=0,446 dan termasuk dalam kategori hubungan yang “sedang” ada pada interval 0,40-0,599.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat hubungan yang sedang antara kualitas informasi akuntansi keuangan dengan self assessment system.
Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Gunadi (2001:52) bahwa kualitas utama agar informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan, minimal harus berintikan relevansi, keandalan, komparabilitas, dan konsistensi. Jika unsur-unsur tadi bobotnya kurang, maka informasi akuntansi tidak akan berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, akuntansi merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam sistem perpajakan terutama yang menganut sistem Self Assessment.
Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian hipotesis memberikan bukti empiris bahwa variabel kualitas informasi akuntansi keuangan berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan
self assessment system,hal ini menguatkan hasil penelitian terdahulu oleh Ari Bramasto (2012) bahwa kualitas informasi akuntansi keuangan yang terdiri dari benar, lengkap, dan jelas secara parsial (individu) berpengaruh signifikan terhadap self assessment system.
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu hal tersebut berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan bahwa informasi akuntansi keuangan harus dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan. Tetapi yang terjadi dilapangan informasi akuntansi keuangan (laporan keuangan) yang disajikan masih ada yang tidak dapat dipahami oleh wajib pajak pada KPP Pratama Soreang.
3.2.2 Analisis Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Pelaksanaan Self Assessment System
secara parsial terdapat hubungan yang sedang antara kepatuhan wajib pajak terhadap self assessment system.
Hasil penelitian mendukung teori yang dikemukakan oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:38) menyatakan bahwa kepatuhan memiliki kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang punggung self assessment system. Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajak tersebut.
Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil penelitian memberikan bukti empiris bahwa variabel kepatuhan wajib pajak terhadap self assessment system berpengaruh secara signifikan. Hal ini menguatkan hail penelitian terdahulu olehUum Helmina Chaerunisak (2014) mengatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak sangat berpengaruh signifikan terhadap penerapan self assessment system.
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu hal tersebut berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan bahwa dengan konsekuensi logis kepatuhan wajib pajak secara sukarela merupakan kewajiban wajib pajak dalam melaporkan kewajiban perpajakannya apalagi dengan pelaksanaan self assessment system yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang. Para wajib pajak akhirnya mau tidak mau harus memilki kesadaran dalam mematuhi kepatuhan wajib pajak seperti melaporkan SPT, menghitung dan membayar pajak terutang, serta kepatuhan dalam membayar tunggakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Undang-undang perpajakan.
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
1. Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan tergolong berpengaruh signifikan terhadap Self Assessment System pada KPP Soreang.
2. Kepatuhan Wajib Pajaktergolong berpengaruh signifikan terhadap self assessment system
pada KPP Soreang.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Praktis
1. Agar pengaruh kualitas informasi akuntansi dalam menentukan self assessment system di KPP Soreang, sebaiknya wajib pajak harus mengisi laporan keuangan yang benar agar memperoleh informasi akuntansi keuangan yang andal dalam mengambil keputusan.
2. Bagi Wajib Pajak KPP Soreang sebaiknya sadar akan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam kepatuhan melaporkan SPT dan membayar pajak terutang.
5.2.2 Saran Akademis
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Disarankan para peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan unit analisis dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung terhadap teori dan konsep diterima secara umum.
2. Bagi Peneliti Lain
IV DAFTAR PUSTAKA
Ari Bramasto. 2012. ”Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Dan Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Efektivitas Sistem Self Assessment”. Majalah Ilmiah Unikom Vol.10
No.2
Tarjo & Indra Kusumawati. 2006. “Analisis Perilaku Wajib Pajka Orang Pribadi terhadap Pelaksanaan Self Assessment System: Suatu Studi di Bangkalan”. JAAI, Juni 2006.
10(1)
Sahdani, D.(2004). Peran serta Akuntan dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib pajak. Makalah disampaikan pada Kongres Nasional Ikatan Akuntan Ikatan Indonesia V. Yogyakarta IAI,2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat, Jakarta.
Wilkinson, Joseph. 2000. Sistem Informasi dan Akuntansi. Edisi 3. Banirupa Aksara: Jakarta Sugiyono.2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabet Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung
Masyhuri dan M. Zainudin. (2009). Metode Penelitian. Bandung. Replika Aditama Mohammad Nazir, 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Narimawati, Umi, Anggadini, S.D. & Ismawati, L. 2010. Penilisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Resmi, Siti. 2003. Perpajakan : Teori & Kasus (Edisi Pertama). Jakarta : Salemba Empat.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 KajianPustaka
2.1.1 Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan
2.1.1.1PengertianInformasi Akuntansi Keuangan
Informasi Akuntansi Keuangan menurutIkatan Akuntansi Indonesia (IAI)
(2001) dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Informasi akuntansi keuangan digunakan baik oleh manajer maupun pihak eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengamblan keputusan ekonomi”.
Sedangkan menurut Susan (2009:273) mengatakan :
“Informasi keuangan merupakan suatu data, fakta dan pengamatan yang
diolah sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan pemakainnya”
Sedangakan menurut Wilkinson (2000:16) mengatakan sebagai berikut :
“Suatu data yang menghasilkan informasi catatan prestasi (score
keeping) perusahaan untuk digunakan oleh pihak-pihak luar perusahaan. Biasanya informasi ini disajikan dalam bentuk neraca, ikhtisar laba rugi, dan ikhtisar arus kas. Semua ikhtisar keuangan yang disiapkan oleh informasi akuntansi keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip akunting yang diterima secara umum (generally accepted accounting principlesatau GAAP)”.
Dari definisi-definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa informasi
13
(score keeping) perusahaan untuk digunakan pleh pihak-pihak luar perusahaan yang
sesuai dengan tujuannya.
2.1.1.2PengukuranKualitas Informasi Akuntansi Keuangan
Menurut Alam S (2006:140) mengatakan bahwa Kualitas Informasi Akuntansi
sebagai berikut:
“Kualitas suatu informasi akuntansi adalah informasi akuntansi harus
memenuhi syarat seperti: perandingan antara manfaat dan biaya, dapat
dimengerti, relevan, dapat dipercaya, nilai prediksi, feed back (umpan balik),
tepat waktu, dapat dibandingkan, serta materiality (cukup dimengerti).”
Menurut Gunadi, Kualitas utama informasi akuntansi keuangan adalah
berintikan relevansi, keandalan, komparabilitas, dan konsistensi. Serta menurut
Standar Akuntansi Keuangan (2002:7), indikator kualitas informasi akuntansi
keuangan terdiri atas :
1. Dapat dipahami
Dapat dipahami adalah kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami.
2. Relevan
Relevan adalah informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi, hasil
14
3. Keandalan
Keandalan adalah informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Dapat dibandingkan adalah pemakai harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi
dan kinerja keuangan.
2.1.2 Kepatuhan Wajib Pajak
2.1.2.1PengertianKepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak menurut Norman D.Nowak yang dikutip oleh Siti
Kurnia Rahayu (2007 : 31 ) dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Kepatuhan Wajib Pajak adalah suatu iklim kepatuhan dan kesadaran
pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana Wajib
Pajak Paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
perundang-undang perpajakan.”
Menurut Safri Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010 :138)
15
“Kepatuhan Wajib Pajak yaitu kepatuhan perpajakan yang didefinisikan
sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban
perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya”.
Sedangkan menurut Budiatmanto dalam Tjahjono (2006:29) mendefinisikan
Kepatuhan Wajib Pajak sebagai berikut :
“Kepatuhan Wajib Pajak adalah perilaku wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajaknnya sesuai dengan peraturan yang berlaku”.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Kepatuhan
Wajib Pajak adalah bentuk kesadaran dari Wajib Pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakan menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan.
2.1.2.2Pengukuran Kepatuhan Wajib Pajak
Untuk mengukur kepatuhan wajib pajak digunakan faktor yang
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:139)
sebagai berikut :
1. Kepatuhan untuk melaporkan kembali surat pemberitahuan (SPT)
Menyampaikan surat pemberitahuan dan tepat waktu dalam menyampaikan SPT.
2. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang
Melakukan perhitungan dan pembayarn sesuai dengan peraturan perpajakan dan membayar sesuai dengan jumlah yang terutang dan tepat waktu.
3. Kepatuhan dalam membayar tunggakan
16
MenurutMoh. Zain (1991) mengemukakan bahwa : Dalam rangka
pengawasan wajib pajak, meliputi pengawasan atas pemenuhan kewajiban
menyampaikan Surat Pemberitahuan, sebagai indikator mengenai kepatuhan wajib
pajak, dan pengawasan atas kebenaran dan kelengkapan pengisian Surat
Pemberitahuan melalui penelitian dan pemeriksaan sebagai alat pencegah timbulnya
penyelundupan pajak.
2.1.3 Self Assessment System
2.1.3.1PengertianSelf Assessment System
Self Assessment System menurutB. Ilyas (2003 : 18) dapat didefinisikan
sebagaiberikut :
“Self Assessment System adalah pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggungjawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar”.
Menurut Siti Resmi (2003 : 27), Self Assessment System sebagai berikut :
“Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang Wajib Pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak terhutang setiap tahunnya sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku”.
Sedangkan menurut Mardiasmo (2008) mendefinisikan self assessment system
sebagai berikut :
“Self Assessment System adalah suatu system pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya
17
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa self
assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang dengan
undang-undang perpajakan yang berlaku.
2.1.3.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Self Assessment
System
Sebagaimana dinyatakan oleh Soemitro dalam Harapan (2004:44) bahwa
keberhasilan self assessment system ditentukan oleh:
1. Kesadaran pajak dari wajib pajak
Tingkat kesadaran akan membayar pajak didasarkan oleh tingkat kepatuhan
wajib pajak yang berpijak pada tingginya kesadran hukum dalam membayar
pajak. Dalam hal ini peran fiskus amatlah berati karena pada dasarnya tingkat
kepatuhan wajib pajak berdasarkan tingkat pemahaman yang baik seputar pajak.
2. Kejujuran wajib pajak
Faktor kejujuran dalam membayar pajak sangatlah penting, karena dengan self
assessment system pemerintah memberikan sepenuhnya kepercayaan masyarakat
untuk menetapkan berapa jumlah pajak yang harus dibayar sesuai dengan
ketentuan. Masyarakat diharapkan melaporkan jumlah kewajiban pajaknya
18
3. Hasrat untuk membayar pajak (tax mindedness)
Hasrat untuk membayar pajak pada dasarnya kepatuhan sukarela dalam
membayra pajak haruslah diikuti oleh hasrat yang tinggi untuk membayar pajak.
4. Disiplin dalam membayar pajak (tax discipline)
Tax Discipline berdasar pada tingkat pemahaman yang sesuai terhadap hukum
pajak yang dianut suatu negara serta saksi-saksi yang menyertainya, dengan
harapan masyarakat tidak menunda-nunda membayar pajak.
2.1.3.3PengukuranSelf Assessment System
Kewajiban wajib pajak dalam self assessment system menurut Siti Kurnia
Rahayu (2010:103) mengatakan bahwa:
1. Mendaftarkan Diri ke Kantor PelayananPajak
Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan Potensi perpajakannya (KP4)
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau kedudukan wajib pajak, dan
dapat melalui e-register (media elektronik online) untuk diberikan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP)
19
Menghitung pajak penghasilan adalah menghitung besarnya pajak terutang
yang dilakukan pada setiap akhir tahun pajak, dengan cara mengalihkan 17
tarif pajak dengan pengenaan pajaknya. Sedangkan, memperhitungkan adalah
merugikan pajak yang terutang tersebut dengan jumlah pajak yang dilunasi
dalam tahun berjalan yang terutang tersebut dengan jumlah pajak yang
dilunasi dalam tahun berjalan yang dikelan sebagai kredit pajak (prepayment)
3. Membayar Pajak Dilakukan Sendiri oleh Wajib Pajak
a. Membayar Pajak
Membayar sendiri pajak yang terutang: angsuran PPh pasal 25 tiap bulan,
pelunasan PPh pasal 29 pada akhir tahun.
Melaui pemotongan dan pemungutan pihak lain (PPh Pasal 4(2), PPh Pasal
15, PPh Pasal 21, 22, 23 dan 26). Pihak lain disini berupa :
Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk
pemerintah
Pembayaran pajak-pajak lainnya; PBB,BPHTB, bea materai
b. Pelaksanaan Pembayaran Pajak
Pembayaran pajak dapat dilakukan di bank-bank pemerintah maupun
swasta dan kantor pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP)
yang dapat diambil di KPP atau KP4 terdekat, atau dengan cara lain
20
c. Pemotongan dan Pemungutan
Jenis pemotongan/pemungutan adalah PPh Pasal 21, 22, 23, 26, PPh final
pasal 4(2), PPh Pasal 15, dan PPN dan PPnBM merupakan pajak. Untuk
PPh dikreditkan pada akhir tahun, sedangkan PPN dikreditkan pada masa
diberlakunya pemungutan dengan mekanisme pajak keluar dan pajak
masukan.
4. Pelaporan Dilakukan oleh Wajib Pajak
Surat Pemberitahuan (SPT) memiliki fungsi sebagai suatu sarana bagi wajib
pajak di dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan
jumlah pajak yang sebenanrya terutang. Selain itu, surat pemberitahuan
berfungsi untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak, baik yang
dilakukan wajib pajak sendiri maupun melalui mekanisme pemotongan dan
pemungutan yang dilakuakn oleh pihak ketiga, melaporkan harta dan
kewajiban, dan pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang
21
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Self
Assessment System
Hubungan antara Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan terhadap Self
Assessment System diungkapkan oleh Gunadi (2001:52) menerangkan bahwa:
“Kualitas utama agar informasi akuntansi berguna untuk pengambilan
keputusan, minimal harus berintikan relevansi, keandalan, komparabilitas, dan konsistensi. Jika unsur-unsur tadi bobotnya kurang, maka informasi akuntansi tidak akan berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, akuntansi merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam sistem perpajakan terutama yang menganut sistem Self Assessment.”
Serta yang diungkapkan oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:102) tentang
hubungan kualitas informasi akuntansi keuangan terhadap self assessment system,
yaitu:
“Wajib pajak harus melaporkan semua informasi yang relevan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT), menghitung dasar pengenaan pajak, menghitung jumlah pajak yang terutang, menyetor jumlah pajak terutang. Karena menuntut kepatuhan secara sukarela dari wajib pajak maka sistem ini juga menimbulkan peluang besar bagi wajib pajak untuk melakukan tindak kecurangan, pemanipulasian perhitungan jumlah pajak, penggelapan jumlah
pajak yang harus dibayarkan”.
Dari penelitian terdahulu menurut Ari Bramasto (2012) “Kualitas informasi
akuntansi keuangan yang terdiri dari benar, lengkap, dan jelas secara parsial
(individu) berpengaruh signifikan terhadap self assessment system”
2.2.2 PengaruhKepatuhan Wajib Pajak terhadap Self Assessment System
22
“Kepatuhan memiliki kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang
punggung self assessment system. Wajib Pajak bertanggung jawab
menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan
tepat waktu membayar dan melaporkan pajak tersebut.”
Hubungan antara kepatuhan Wajib Pajak terhadap Self assessment system
menurut Erly Suandy (2008:97), yaitu:
“Untuk menumbuhkan kepatuhan Wajib Pajak dibutuhkan pengawasan atas
pelaksanaan sistem self assessment”.
Sedangkan berdasarkan penelitian sebelumnya (Uum Helmina
Chaerunisak:2014) mengatakan bahwa hubungan antara Kepatuhan wajib pajak
dengan self assesment system:
“ Kepatuhan wajib pajak sangat berpengaruh signifikan terhadap penerapan
self assessment system”.
Serta menurut Yulianto (2010) mengatakan bahwa hubungan antara Kepatuhan wajib
pajak dengan self assesment system:
“Kepatuhan Wajib Pajak sangat berpengaruh terhadap Self Assessment
System”.
Dari kerangka penelitian diatas maka dapat dibuat Paradigma Penelitian.
Dengan Paradigma Penelitian, penulis dapat menggunakannya sebagai panduan untuk
hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data dan
23
Gambar 2.1 SkemaParadigma
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Gambar diatas dapat diartikan bahwa Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi
Keuangan dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap pelaksanaan self assessment system.
2.3 HipotesisPenelitian
Menurut Sugiyono (2011:64) menjelaskantentanghipotesis sebagai
berikut :
“ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
24
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empirik”.
Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat
sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
dan harus diuji secara empiris. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka
hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
H1 : Kualitas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap self assessment
system
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh
kualitas informasi akuntansi keuangan dan kepatuhan wajib pajak terhadap self
assessment system yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan tergolong berpengaruh signifikan
terhadap Self Assessment System pada KPP Soreang. Bahwa kualitas
informasi akuntansi keuangan sangat berguna untuk mengambil keputusan,
minimal harus berintikan dapat dipahami, relevansi, keandalan, dan dapat
dibandingkan. Jika unsur-unsur tersebut bobotnya kurang, maka informasi
akuntansi keuangan tidak akan berguna bagi pemakai. Oleh karena itu,
informasi akuntansi keuangan hal yang sangat tidak dapat dikesampingkan
begitu saja dalam sistem perpajakan terutama yang menganut self
assessment system.
2. Kepatuhan Wajib Pajaktergolong berpengaruh signifikan terhadap self
assessment system pada KPP Soreang. Karena wajib pajak sangat
bertanggung jawab dalam menetapkan sendiri kewajiban perpajakannya
dan tepat waktu membayar serta melaporkan pajaknya sendiri. Oleh karena
itu dibutuhkan kesadaran wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban
87
5.2 Saran
5.2.1 Saran Praktis
1. Agar pengaruh kualitas informasi akuntansi dalam menentukan self
assessment system di KPP Soreang, sebaiknya wajib pajak harus
mengisi laporan keuangan yang benar agar memperoleh informasi
akuntansi keuangan yang andal dalam mengambil keputusan.
2. Bagi Wajib Pajak KPP Soreang sebaiknya sadar akan pemenuhan
kewajiban perpajakan dalam kepatuhan melaporkan SPT dan
membayar pajak terutang.
5.2.2 Saran Akademis
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Disarankan para peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
dengan unit analisis dan sampel yang berbeda agar diperoleh
kesimpulan yang mendukung terhadap teori dan konsep diterima
secara umum.
2. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan agar para peneliti lain dapat lebih memberikan bukti
empiris dari konsep yang telah dikaji bahwa Pelaksanaan Self
Assessment System dapat dipengaruhi oleh Kualitas Informasi
PENGARUH KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN
KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PELAKSANAAN SELF
ASSESSMENT SYSTEM
(Survei pada wajib pajak Kantor Pelayanan Pajak Soreang)
THE INFLUENCE OF QUALITY INFORMATION FINANCIAL ACCOUNTING AND COMPLIANCE TAX PAYERSTOWARDSELF
ASSESSMENT SYSTEM
(Survey on tax payers of The Small taxpayer offices in Soreang)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata I Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Oleh:
Nama : Carolina Toman H
NIM : 21111139
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
LEMBAR KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 9
1.3Rumusan Masalah ... 10
1.4Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.4.1 Maksud Penelitian ... 10
1.4.2 Tujuan Penelitian ... 10
1.5Kegunaan Penelitian ... 11
1.5.1 Kegunaan Praktis ... 11
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
2.1Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan ... 12
2.1.1.1Pengertian Informasi Akuntansi Keuangan ... 12
2.1.1.2Pengukuran Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan ... 13
2.1.2 Kepatuhan Wajib Pajak ... 14
2.1.2.1Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ... 14
2.1.2.2Pengukuran Kepatuhan Wajib Pajak ... 15
2.1.3 Self Assessment System ... 16
2.1.3.1Pengertian Self Assessment System ... 16
2.1.3.2Pengukuran Self Assessment System ... 18
2.2Kerangka Pemikiran ... 21
2.2.1 Keterkaitan Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dan Self Assessment System ... 21
2.2.2 Keterkaitan Kepatuhan Wajib Pajak dan Self Assessment System... 21
2.3Hipotesis ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
3.1Metode Penelitian ... 25
xi
3.3Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.3.1 Sumber Data ... 31
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.4Populasi dan Penarikan Sample ... 33
3.4.1 Populasi ... 33
3.4.2 Penarikan Sample ... 34
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
3.5Metode Pengujian Data ... 36
3.5.1 Uji Validitas ... 36
3.5.2 Uji Reliabilitas ... 37
3.5.3 Uji MSI (Methode of Successive Interval) ... 38
3.6Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 40
3.6.1 Rancangan Analisis ... 40
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1Hasil Penelitian ... 56
4.1.1 Profil Responden ... 56
4.1.2 Pengujian Kualitas Alat Ukur Penelitian ... 57
4.1.2.1Uji Validitas ... 57
4.1.2.2Uji Reliabilitas ... 58
xii
4.1.3.1Analisis Deskriptif Variabel Kualiatas Informasi
Akuntansi Keuangan ... 60
4.1.3.2Analisis Deskriptif Variabel Keapatuhan Wajib Pajak ... 61
4.1.3.3Analisis Deskriptif Variabel Self Assessment System ... 65
4.1.4 Hasil Analisis Verifikatif ... 68
4.1.5 Uji Asumsi Klasik ... 69
4.1.5.1Uji Normalitas ... 69
4.1.5.2Uji Multikolinearitas ... 70
4.1.5.3Uji Heteroskedastisitas ... 70
4.1.6 Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System ... 73
4.1.7 Pengaruh Kuepatuhan Wajib Pajak Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System ... 77
4.2Pembahasan ... 80
4.2.1 Analisis Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Self Assessment System ... 81
4.2.2 Analisis Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Self Assessment System ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
xiii
5.2Saran ... 87
5.2.1 Saran Praktis ... 87
5.2.2 Saran Akademis ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Paradigma Penelitian ... 23
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ... 55
Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas ... 70
Gambar 4.2 Kurva Pengujian Hipotesis Pengaruh X1 terhadap Y ... 74
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 28
Tabel 3.2 Pilihan Jawaban Kuisioner Positif ... 31
Tabel 3.3 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 35
Tabel 3.4 Standar Penilaian untuk Reliabilitas ... 38
Tabel 3.5 Kriteria Persentase Tanggapan Responden ... 41
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 56
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Koefisien Validitas ... 57
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas ... 58
Tabel 4.4 Pedoman Kategorisasi ... 59
Tabel 4.5 Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan ... 59
Tabel 4.6 Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 62
Tabel 4.7 Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Self Assessment System ... 62
Tabel 4.8 Uji Normalitas Model Regresi ... 68
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... 69
Tabel 4.10 Estimasi Regresi Linier Berganda ... 71
Tabel 4.11 Korelasi antara Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan den Self Assessment System ... 72
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi (R-square) ... 73
xvi
Tabel 4.14 Korelasi antara Kepatuhan Wajib Pajak den Self Assessment System
... 76
Tabel 4.15 Koefisien Determinasi (R-square) ... 77
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Penelitian ... 92
Lampiran 2 : Surat Persetujuan Penelitian ... 93
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian ... 94
Lampiran 4 : Output Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 95
Lampiran 5 : Output SPSS ... 96
Lampiran 6 : Lembar Revisi Sidang Usulan Penelitian Penguji I ... 102
Lampiran 7 : Lembar Revisi Sidang Usulan Penelitian Penguji II ... 103
Lampiran 8 : Berita Acara Bimbingan Skripsi ... 104
Lampiran 9 : Keterangan Bebas Pinjam Perpustakaan ... 105
Lampiran 10 : Kartu Sidang Seminar Usulan Penelitian ... 106
Lampiran 11 : Surat Keterangan Penyerahan Kuisioner ... 107
Lampiran 12 : Lembar Revisi Sidang Skripsi Penguji I ... 108
Lampiran 13 : Lembar Revisi Sidang Skripsi Penguji II ... 109
88
DAFTAR PUSTAKA
Ari Bramasto. 2012. ”Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Dan Kualitas Informasi
Akuntansi Keuangan Terhadap Efektivitas Sistem Self Assessment”.
Majalah Ilmiah Unikom Vol.10 No.2
Harahap.2004.Paradigma Baru Perpajakan Indonesia : Perspektif Ekonomi
Hutagaol, John (2007). Perpajakan Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha
Ilmu
IAI,2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). (2001). Standar Profesional Akuntan Publik.
Salemba Empat, Jakarta.
Mardiasmo, 2008. Perpajakan, Edisi Kelima, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Andi
Masyhuri dan M. Zainudin. (2009). Metode Penelitian. Bandung. Replika
Aditama
Mohammad Nazir, 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Narimawati, Umi, Anggadini, S.D. & Ismawati, L. 2010. Penilisan Karya Ilmiah:
Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas
Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.
Narimawati, Umi., Dewi Anggadini, Sri., Ismawati Linna.,2010.Penulisan Karya
Ilmiah.Jakarta:Penerbit Genesis
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia : Konsep & Aspek Formal.
89
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia : Konsep & Aspek Formal.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Resmi, Siti. 2003. Perpajakan : Teori & Kasus (Edisi Pertama). Jakarta : Salemba
Empat.
Sahdani, D.(2004). Peran serta Akuntan dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib
pajak. Makalah disampaikan pada Kongres Nasional Ikatan Akuntan
Ikatan Indonesia V. Yogyakarta
Sahdani, D.(2004). Peran serta Akuntan dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib
pajak. Makalah disampaikan pada Kongres Nasional Ikatan Akuntan
Ikatan Indonesia V. Yogyakarta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Penelitia. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Tarjo & Indra Kusumawati. 2006. “Analisis Perilaku Wajib Pajka Orang Pribadi
terhadap Pelaksanaan Self Assessment System: Suatu Studi di Bangkalan”.
JAAI, Juni 2006. 10(1)
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Wilkinson, Joseph. 2000. Sistem Informasi dan Akuntansi. Edisi 3. Banirupa
90
Wilkinson, Joseph. 2000. Sistem Informasi dan Akuntansi. Edisi 3. Banirupa
110
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Carolina Toman Halomoan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 26 September 1992
Alamat : Jl. Bojong Mekar No.20 RT. 02 RW.14
Kel. Cigadung Kec. Cibeunying Kaler
Bandung
Telepon : 081220810309
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Kristen
Kewarganegaraan : Indonesia
DAFTAR PENDIDIKAN
Pendidikan Formal :
1997-1998 : TK Santa Melania Bandung
1998-2004 : SD Santa Melania Bandung
2004-2007 : SMP Santa Maria Bandung
2007-2010 : SMA Santo Thomas 3 Medan
2011-2015 : Universitas Komputer Indonesia
Pendidikan Informal :
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya,penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dan Kepatuhan Wajib Pajak
terhadap Self Assessment System”.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh Jenjang S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini
masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknisnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
para pembaca.
Dalam penyusunan usulan penelitian ini tidak lepas pula dari bantuan dan
dukungan semua pihak yang telah memberi dukungan dan masukan. Dengan
segala ketulusan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak, CA,selaku Ketua Program Studi
vii
4. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom, selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi.
5. Dr. Ony Widilestariningtiyas, SE.,M.Si, selaku Dosen Wali AK-4 yang
telah memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
6. Lilis Puspitawati,SE.,M.Si,.Ak,.CA selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberi
petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas
Komputer Indonesia yang telah membekali penulis dengan pengetahuan.
8. Kedua orang tuaku tercintaW.Sihite dan Anitha S,serta adik-adikku
Christianson Erick dan Carlos Yitroyang aku sayangi terima kasih
karenatelah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materiil dan
tanpa batas memberikan kasih sayang serta doa kepada penulis.
9. Sahabat-sahabatku Synta, Annisa, Fitri, Nova, Rere, Erna,Wina Rahayu,
Agung, Dimas, Inesha, Jaidha, Mei Rani yang telah mendukung penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
10.Rani Mutia dan W.Sigiro, yang telah banyak memberikan waktu,
perhatian, dukungan dan doanya kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
11.Teman-temanku semua AK-4 angkatan 2011, terimakasih atas bantuan
dan kerjasamanya semoga pertemanan ini tidak akan pernah terputus
viii
12.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu terima kasih atas dorongan, do’a, serta motivasi yang sangat
berharga bagi penulis.
Akhir kata penulis sampaikan meski jauh dari kesempurnaan,
mudah-mudahan skripsiyang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi diri
penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin
Bandung, Agustus 2015
Penulis
Carolina Toman Halomoan